Anda di halaman 1dari 4

G.

KONDISI SOSIOEMOSIONAL
1. Teori Lanjut Usia Lafrancois (1984) menyatakan pada dasarnya ada 2 teori yang menerangkan hubungan antar umur manusia dengan kegiatannya : a. Teori disangegent Teori ini berpendapat bahwa semakin tinggi usia akan diikuti secara berangsur angsur oleh mundurnya interaksi sosial, fisik dan emosi dengan kehidupan dunia. b. Teori Activity Teori yang berpendapat bahwa semakin tua seseorang akan semakin memelihara hubungan sosial, fisik maupun emosionalnya. 2. Keluarga dan Hubungan Sosial Pola kehidupan keluarga megalami perubahan seiring meningkatnya usia seseorang. Pensiun yang berarti kekurangan pendapatan, kematian pasangan hidup, keduanya juga mempengaruhi kehidupan dalam keluarga. Semua perubahan menuntut penyesuaian. Kontak sosial dengan teman atau sahabatnya yang masih terjalin memiliki efek yang positif bagi lanjut usia. 3. Kepuasan Hidup Konsep kepuasa hidup menurut menurut neugarten, Havighurts dan Tobin (Dreyer, 1998) didefinisikan dengan 5 ciri utama : a. Semangat, memiliki energi untuk berpartisipasi dalam berbagai wilayah kehidupan, suka mengerjakan sesuatu, dan antusias b. Resolusi dan keteguhan, menerima tanggung jawab sebagai milik kehidupan pribadinya. c. Congruence, yaitu keselarasan antara keinginan dan tujuan yang dicapai. d. Konsep diri positif, yaitu berpikir bahwa dirinya sebagai sorang yang berharga. e. Suasana hati, yaitu menunjukan kebahagiaan, optimis dan senang dengan hidup.

H. LANJUT USIA BERHASIL Lanjut usia berhasil diartikan dari bahasa inggris sebagai Sucessful Aging atau Optimal Aging. Banyak kriteria yang diusulkan untuk dikatakan sebagai lanjut usia berhasil, misal : fungsi jantung, kemampuan kognitif, kesehatan mental, dan semuanya tercermin dari kondisi akhir lanjut usia. Pada umumnya orang menginginkan umur panjang. Setiap ulang tahun doa yang dipanjatkan juga semoga panjang umur. Pada dasarnya orang lanjut usia yang dibutuhkan bukan sekedar panjang umur tetapi juga berumur panjang dalam kondisi yang sehat sehingga memungkinkan untuk melakukan kegiatan secara mandiri. Ada 4 faktor yang diduga menjadi prediktor yang baik bagi umur panjang seseorang, yaitu : 1. Mobilitas fisik 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Aktivitas

I. IMPLIKASI DALAM PENDIDIKAN


Proses belajar berlangsung secara terus menerus seumur hidup (Lifelong Learning). Dari segi teknik pelaksanaan, bersumber dari hasil penelitian tentang belajar dan ingatan pada lanjut usia, Lenher & Hultsch mengusulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pentahapan, jika mungkin berikan kesempatan kepada individu. Tugas atau metode pembelajaran yang mengikat atau menekan akan menyulitkan mereka. 2. Memotivasi dan kecemasan, beberapa tahapan dari motivasi adalah kebutuhan untuk belajar. Tetapi lanjut usia mungkin menjadi terlalu termotivasi dan mengalami kecemasan dalam satu situasi belajar. Berikan individu kesempatan untuk akrab dengan situasi. Minimalkan peran kompetensi. 3. lelah. Beberapa tugas mungkin membuahkan kelelahan mental atau fisik. 4. kesulitan. Banyak tugas yang cukup kompleks. Atur materi dari yang sederhana untuk membangun rasa percaya diri. 5. Kesalahan. Bangun dan susun tugas yang menghindari kesalahan dan tidak dapat dipelajari. 6. praktek. Berikan kesempatan untuk mempraktekan hal yang sama pada tugas yang berbeda. 7. Umpan balik (Feedback). Berikan informasi yang memadai dari respon terdahulu. 8. Materi ajar daisajikan untuk mengimbangi atau sesuai dengan problem indera yang dihadapi oleh lanjut usia. 9. Organisasi. Belajar dan mengingat informasi sering dikelompokan atau berhubungan dengan beberapa cara. 10. Relevansi dan pengalaman. Orang belajar dan mengingat apa yang dirasa penting baginya.

SEKA.N
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai