Anda di halaman 1dari 40

Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indera.

Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat membedakan halusinasi dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudohalusinasi (tidak sama dengan persepsi sesungguhnya, namun tidak dalam keadaan terkendali). Contoh dari fenomena ini adalah dimana seseorang mengalami gangguan penglihatan, dimana ia merasa melihat suatu objek, namun indera penglihatan orang lain tidak dapat menangkap objek yang sama. Halusinasi juga harus dibedakan dengan delusi pada persepsi, dimana indera menangkap rangsang nyata, namun persepsi nyata yang diterimanya itu diberikan makna yang dan berbeda (bizzare). Sehingga orang yang mengalami delusi lebih per aya kepada hal!hal yang atau tidak masuk logika. Halusinasi dapat dibagi berdasarkan indera yang bereaksi saat persepsi ini terbentuk, yaitu Halusinasi "isual Halusinasi auditori Halusinasi olfaktori Halusinasi gustatori Halusinasi taktil #en etus terjadinya halusinasi Sakit dengan panas tinggi sehingga mengganggu keseimbangan tubuh. $angguan ji%a Skizofrenia #engkonsumsian narkoba atau narkotika tertentu seperti & ganja, morphin, kokain, dan ltd 'engkonsumsi alkohol berkadar diatas ()* & seperti "odka, gin diatas batas ke%ajaran +rauma yang berlebihan.

,. #roses +erjadinya Halusinasi Halusinasi dapat terjadi oleh karena berbagai faktor diantaranya gangguan mental organik, harga diri rendah, menarik diri, sidrome putus obat, kera unan obat, gangguan afektif dan gangguan tidur. Halusinasi klien timbul karena perubahan hubungan sosial. #erkembangan sosial yang tidak adekuat menyebabkan kegagalan indi"idu untuk belajar dan mempertahankan komunikasi dengan orang lain. ,kibatnya klien enderung memisahkan diri dan hanya terlibat dengan pikirannya sendiri yang tidak memerlukan kontrol orang lain. Sehingga timbulnya kesepian, isolasi sosial, hubungan yang dangkal dan tergantung (Haber, -./0). ,kibat dari menikmati suara!suara yang didengar, maka klien S. hanya terlibat dalam pikirannya sendiri, sehingga klien malas atau kurang berminat dalam melaksanakan aktifitas sehari!hari seperti1 kebersihan diri, makan, dan lain!lain. #ada klien S. terjadi halusinasi dengar, hal ini disebabkan oleh karena klien mempunyai ri%ayat putus inta dengan kekasihnya satu kali, kemudian oleh keluarga klien dinikahkan. Setelah menikah selama tiga bulan, isteri meninggalkannya dan klien S. merasa sangat ke e%a, sering menyendiri, melamun, tak mau makan kemudian klien dira%at di rumah sakit ji%a 2akarta selama / bulan.

Hal ini sesuai dengan proses terjadinya halusinasi pada fase pertama yang diungkapkan oleh Haber, Dkk, -./3. #ada fase ini klien mengalami ke emasan, stress, perasaan yang terpisah, kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokuskan pikiran pada hal yang menyenangkan untuk menghilangkan ke emasan dan stres . Cara ini menolong sementara, klien masih dapat mengontrol kesadarannya dan mengenal pikirannya namun intensitas persepsi meningkat. Setelah delapan bulan dira%at, klien dinyatakan sembuh dan boleh pulang. #ada saat di rumah, klien mangalami ke elakaan saat mengendarai sepeda motor kemudian dira%at di rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit, beberapa hari kemudian klien mulai melamun dan mendengar suara!suara yang mengatakan atau menyuruh dia melemparkan gelas dan piring. $ejala!gejala pada klien S. ini menunjukan bah%a klien mengalami gejala halusinasi fase ke dua, yaitu dimana klien berada pada tingkat listening, pemikiran internal lebih menonjol seperti gambaran suara dan sensasi. Satu bulan yang lalu klien mendengar suara!suara tersebut dan klien menanyakan kepada pera%at apakah boleh berteman dengan roh halus, karena dia yang sering mengajaknya berbi ara. Sesuai dengan tahapan halusinasi, klien berada pada fase ketiga, yaitu halusinasi lebih menonjol, menguasai, halusinasi memberikan kesenangan tersendiri dan rasa aman yang sementara. Dan selanjutnya klien memasuki fase keempat yaitu dengan gejala halusinasi bersifat mengan am yaitu klien mendengar suara!suara 4 Saya tidak takut sama kamu 56. 7alu klien S. menja%ab 4 Saya juga tidak takut sama kamu 56 Dengan adanya halusinasi ini, maka masalah yang timbul pada klien S. adalah potensial amuk, potensial melukai diri sendiri dan orang lain, gangguan kebersihan diri, gangguan ,D7. Klien enderung menarik diri, tersenyum dan berbi ara sendiri. ,kibatnya ia tidak dapat memberi respon emosional yang adekuat, klien tampak bisar, tidak sesuai (8ortinash, -..-1 9enner, -./.1 Hater,-./0). #otensial melukai diri sendiri dan orang lain, potensial amuk dapat terjadi pada klien S, karena klien S. mendengar suara!suara yang bersifat mengan am, mengejek, klien S disuruh oleh roh halus untuk membanting piring dan gelas.

FARMAKOTERAPI SKIZOFRENIA PENDAHULUAN Skizofrenia merupakan bentuk gangguan ji%a psikosis fungsional paling berat, dan lazim yang menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. #erjalanan penyakit ini se ara bertahap akan menuju kea rah kronisitas, tetapi sekali!kali bisa menimbulkan serangan. 2arang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak. Keadaan ini pertama kali digambarkan oleh Kraepelin pada tahun -/.: berdasarkan gejala dan ri%ayat alamiahnya. Kraepelin menakannya dementia prekoks. #ada tahun -.--, 9leuler men iptakan nama skizofrenia untuk menandai putusnya fungsi psikis, yang menentukan sifat penyakit ini. Se ara garis besar skizofrenia dapat digolongkan kepada beberapa tipe yaitu, skizofrenia paranoid, skizofrenia hebefrenik, skizofrenia katatonik, skizofrenia tak terin i, depresi pas a skizofrenia, skizofrenia residual, skizofrenia simpleks, skizofrenia yang lain!lain dan skizofrenia yang tak tergolongkan. ;nsur patogenesis skizofrenia belum dapat diketahui . Dugaan adanya unsur genetik telah dianggap sebagai kondisi yang melatarbelakangi gangguan psikosis, sebagian besar karena hasil penelitian yang distimulasi oleh ditemukannya obat!obat antipsikosis. #ada tingkat tertentu, asumsi ini banyak didukung dengan ditemukannya kasus! kasus skizofrenia yang disebabkan oleh keturunan. #embuktian yang a tual tentang adanya keterkaitan kromosom dengan menggunakan teknik genetik molekuler sulit dilakukan se ara psati, baik karena kejadian yang spesifik tidak dapat disamakan maupun karena adanya banyak gen yang terlibat di dalamnya. HIPOTESIS DOPAMINE Hipotesis dopamine pada skizofrenia adalah yang paling berkembag dari berbagai hipotesis, dan merupakan dasar dari banyak terapi obat yang rasional. 9eberapa bukti yang terkait menunjukkan bah%a aktifitas dopaminergik yang berlebihan dapat

mempengaruhi penyakit tersebut & (-) kebanyakan obat!obat antipsikosis menyakat reseptor D3 pas asinaps di dalam sistem saraf pusat, terutama disistem mesolimbik frontal1 (3) obat!obat yang meningkatkan aktifitas dopaminergik, seperti levodopa (suatu pre ursor), amphetamine (perilis dopamine), atau apomorphine (suatu agonis reseptor dopamine langsung), baik yang dapat mengakibatkan skizofrenia atau psikosis pada beberapa pasien1 (() densitas reseptor dopamine telah terbukti, postmortem, meningkat diotak pasien skizofrenia yang belum pernah dira%at dengan obat!obat antipsikosis1 (<) positron emission tomography (#=+) menunjukkan peningkatan densitas reseptor dopamine pada pasien skizofrenia yang dira%at atau yang tidak dira%at, saat dibandingkan dengan hasil pemeriksaan #=+ pada orang yang tidak menderita skizofrenia1 dan ()) pera%atan yang berhasil pada pasien skizofrenia telah terbukti mengubah jumlah homovanilic acid (H>,), suatu metabolit dopamine, di serebrospinal, plasma, dan urine. 9agaimanapun juga, hipotesis dopamine ini masih jauh dari sempurna. ,pabila, ketidaknormalan fisiologis dopamine sepenuhnya mempengaruhi patogenesis skizofrenia, obat!obat antipsikosis akan lebih bermanfaat dalam pengobatan pasien! tetapi obat!obat tersebut tidak begitu efektif bagi kebanyakan pasien dan tidak efektif sama sekali bagi beberapa pasien. 9ahkan, antagonis reseptor ?'D, seperti phencyclidine pada saat diberikan kepada orang!orang yang non!psikosis, dapat menimbulkan gejala!gejala 4mirip skizofrenia6 daripada agonis dopamine. ,danya pengklonaan (cloning) terbaru dan karakteristik tipe multiple reseptor dopamine memungkinkan diadakannya uji langsung terhadap hipotesis dopamine yaitu mengembangkan obat!obat yang selektif terhadap tiap!tiap tipe reseptor. ,ntipsikosis tradisional dapat mengikat D 3 )@ kali lebih kuat daripada reseptor D- atau D(. sampai sekarang, usaha utama pengembangan obat adalah untuk menemukan obat yang lebih poten dan lebih selektif dalam menyakat reseptor D3. 8akta yang menunjukkan bah%a beberapa obat antipsikosis mempunyai dampak lebih sedikit terhadap reseptor D3 dan belum efekti dalam terapi untuk skizofrenia, perhatian dialihkan ke peranan reseptor dopamine yang lain dan kepada reseptor non-dopamine khusunya subtype reseptor serotonin yang dapat memediasi efek! efek sinergistik atau melindungi dari konsekuensi ekstrapiramidal dari antagonisme D3. airan

Sebagai hasil pertimbangan ini, arah penelitian telah berubah ke fo us yang lebih besar tentang komponen yang mungkin aktif bekerja pada beberapa sistem reseptor!transmitter. Harapan yang terbesar yaitu untuk menghasilkan obat!obatan dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan sedikit menimbulkan efek yang tak diinginkan, khususnya toksisitas ekstrapiramidal. FARMAKOLOGI DASAR OBAT-OBAT ANTIPSIKOSIS Tipe Kimia Sejumlah struktur kimia telah banyak dikaitkan dengan sifat!sifat obat antipsikosis. Abat! obatan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa grup. ,. Derivat Phenothiazine & Ketiga subfamili phenothiazine yang terutama berdasarkan paBda rantai samping molekul, dahulu merupakan antipsikosis yang paling banyak digunakan. Deri"at alifatik (misalnya chlorpromazine) dan turunan piperidine (misalnya thioridazine ) merupakan obat!obat yang paling rendah potensinya. Deri"ate piperazine sangat poten pada kesadaran dan efektif pada dosis rendah. Deri"at piperazine juga sedikit efektif pada efek farmakologis mereka. 9. Derivat Thioxantene & Kelompok obat ini terutamanya di%akili oleh thiothixene. #ada umumnya, ampuran ini lebih ke il potensinya dibandingkan dengan analog phenothoazine-nya. C. Derivat Butyrophenon & kelompok ini, dimana haloperidol paling banyak digunakan, mempunyai struktur yang sangat berbeda dari kedua kelompok pertama. Diphenylbutylpiperidine adalah senya%a yang paling erat kaitannya. Abat!obat ini enderung lebih poten dan memiliki sedikit efek otonomis. D. Struktur ai!!"a# Abat!obat terbaru, ,ntipsikosis $enerasi CC yang tidak semuanya tersedia di ,merika Serikat, memiliki beragam struktur dan men akup

pimozide, molindone, loxapine, clozapine, olanzapine, quetiapine, sertindole, dan zaiprasidone ,. A$%&rp%i 'a! Di%tri$u%i # Kebanyakan obat antipsikosis dapat diabsorpsi namun tidak sepenuhnya terabsorpsi. +erlebih lagi, banyak dari obat!obat ini mengalami metabolisme lintas pertama yang signifikan. Karena itu, dosis oral chlorpromazine dan thioridazine memiliki a"ailibilitas sistemik 3)* ! ()* sedangkan haloperidol, yang paling sedikit dimetabolisme tubuh mempunyai a"ailibilitas sekitar :)*. Kebanyakan antipsikosis mempunyai sifat kelarutan lipid tinggi dan ikatan protein tinggi (.3*!..*). 'ereka mempunyai "olume distribusi yang besar (biasanya D0 7Ek$). 'ungkin oleh karena obat!obatan tersebut enderung tersebar dibagian!bagian lipid tubuh dan memiliki afinitas yang amat tinggi pada reseptor neurotransmitter tertentu pada sistem saraf pusat, obat!obat tersebut umumnya mempunyai masa kerja klinis yang lebih lama daripada yang diperkirakan dari %aktu plasmanya. 'etabolit chlorpromazine dapat dieksresi di dalam urine beberapa minggu sesudah pemberian dosis terakhir pada penggunaan kronis. Selain itu, kekambuhan tidak akan terjadi sampai enam minggu atau lebih setelah berhentinya pemberian obat!obat antipsikosis. 9. Meta$& i%me & Kebanyakan antipsikosis dimetabolisme hampir lengkap melalui serangkaian proses. 'eskipun beberapa metabolit tetap aktif, misalnya 0! hydroxichlorpromazine dan haloperidol yang tereduksi, mereka kurang dianggap penting tehadap daya kerja obat!obat ini. Satu!satunya penge ualian adalah mesoriadzine, metabolite thioriadzine yang utama, yang lebih poten dari komponen aslinya dan lebih banyak menimbulkan efek. Komponen ini telah banyak dijual sebagi unsure terpisah. C. Ek%re%i & Sedikit sekali dari obat ini yang dieksresikan tanpa ada perubahan, karena obat!obat tersebut hampir sepenuhnya dimetabolisme menjadi substansi yang lebih polar. Faktu eliminasinya beragam, dari -@ sampai 3< jam

E(ek-e(ek Farmak& &)i% Abat!obat antipsikosis phenothiazine yang pertama, dengan chlorpromazine sebagai prototipenya, terbukti memiliki serangkaian efek!efek sistem saraf pusat, otonom, dan endokrin yang beragam. ,ksi ini diakibatkan oleh efek penyekatan yang kuat pada sistem reseptor. Geseptor tersebut termasuk dopamine dan adrenoreseptor!alpha, muskarinik, histamine H-,dan serotonin ()!H+3). Dari reseptor!reseptor ini, efek reseptor dopamine segera menjadi fo us utama minat penelitian ,. Si%tem D&pami!er)ik & Sampai tahun -.)., dopamine belum dianggap sebagi neurotransmitter didalam sistem saraf pusat melainkan sebagai pre ursor norepinephrin. 7ima sistem atau alur penting dopaminergik telah diketahui pada otak. Sistem pertama yang paling terkait dengan perilaku adalah mesolimbimeokortikal, yang bera%al dari badan!badan sel dekat substantia nigra menuju sistem limbi dan neokorteks. Sistem yang kedua alur !i)r&%triata Hterdiri dari neuron!neuron yang bera%al dari substantia nigra ke nu leus kaudatus dan putamen1 yang berperan dalam koordinasi pergerakan diba%ah kesadaran. Sistem ketiga Hsistem tu$er&i!(u!'i$u er- menghubungkan nukelus arkuatus dan neuron preifentrikuler ke hipotalamus dan pituitary posterior. Dopamine yang dirilis oleh neuron!neuron ini se ara fisiologis menghambat sekresi prolactin. Sistem dopaminergik keempat! alur me'u ari-perive!triku er! terdiri dari neuron!neuron di nu leus dari "agus yang proyeksi tidak diterangkan dengan jelas. Sistem ini mungkin berperan dalam perilaku makan. Sistem kelima Halur i!%ert&*ip&ta amu%! membentuk hubungan didalam hipotalamus dan dengan nu leus septum lateralis. 8ungsinya belum diketahui. 9. Re%ept&r Dopamine 'a! E(ek!"a & Saat ini, lima reseptor dopamine yang berbeda telah dijabarkan, terdiri dari dua famili yang terpisah, yaitu kelompok reseptor mirip D- dan mirip D3. Geseptor D- ditandai dengan sebuah gen pada kromosom ), peningkatan ,'# dengan mengaktifkan adenylyl y lase, dan berlokasi terutama diputamen, nukelus a umben, dan tuberkel olfaktorius. ,nggota kedua dari famili ini, D 3,yang ditandai oleh sebuah gen pada kromosom <, juga meningkatkan ,'#, dan ditemukan di hipokampus dan hipotalamus.

#otensi terapeutik obat!obat antipsikosis tidak berkaitan dengan afinitasnya dalam mengikat D-. Geseptor D3, yang ditandai dengan kromosom --, diperkirakan dapat menurunkan ,'# (dengan menghambat adenylyl y lase) dan menyakat kanal kalsium. Geseptor tersebut ditemukan, baik pada pra! maupun pas asinaps neuron!neuron di putamen kaudatus, nu leus accumben, dan tuberkel olfaktorius. ,nggota kedua dari famili ini, reseptor D (, yang ditandai oleh sebuah gen pada kromosom --, diperkirakan dapat juga menurunkan ,'#, dan berlokasi di korteks frontalis, medulla, dan otak tengah. Geseptor D<, anggota terbaru famili 4mirip D36 juga menurunkan ,'#. Semua reseptor dopamine mempunyai domain tujuh!transmembran dan terhubung dengan protein $.,ktifasi reseptor D3 oleh sejumlah agonis langsung dan tak langsung (misalnya levodopa amphetamine, apomorphin) enyebabkan meningkatnya aktifitas motorik dan perilaku stereotipe pada tikus, model per obaan yang telah banyak digunakan untuk skreening obat antipsikosis. Saat diberikan pada manusia, obat yang sama akan mengakibatkan skizofrenia. Abat!obat antipsikosis tersebut menyatakan reseptor D3 se ara stereoselektif, pada sebagian lokasi, dan afinitas ikatannya sangat kuat, ini mempunyai korelasidengan potensi klinis antipsikosis dan ekstrapiramidal, suatu obser"asi meman ing banyaknya studi mengenai ikatan reseptor. +idaklah mungkin untuk menunjukkan bah%a antagonis reseptor dopamine selain reseptor D3 mempunyai peranaan terhadap obat!obat antipsikosis. ,ntagonis reseptor D( yang selektif masih belum tersedia. Sedangkan antagonis reseptor D- yang spesifik telah dikembangkan, dan setidaknya hanya - yang terbukti gagal dalam per obaan klinis. ;saha!usaha untuk menemukan efek antagonisme D< selama ini menemukan jalan buntu. #artisipasi glutamate, $,9,, dan reseptor achetilcolin didalam patofisiologi skizofrenia juga telah dilaporkan. Abat! obat yang menjadi target didalam sistem glutamatergic dan colinergic baru merupakan a%al untuk die"aluasi didalam skizofrenia C. Per$e'aa! 'ia!tara &$at-&$at a!tip%ik&%i%.

Falaupun semua obat antipsikosis efektif menyakat reseptor D3, kekuatan penyakatan yang berkaitan dengan daya kerja lain resdeptor tersebut berbeda pada masing!masing obat. Sejumlah eksperimen terhadap ikatan reseptor! ligan telah dilakukan untuk menemukan satu kerja reseptor yang dapat memprediksi efikasi obat!obat antipsikosis. 'isalnya, studi in"itro tentang ikatan menunukkan bah%a Chlorpromazine dan Thioridazine ternyata lebih efektif dalam menyakat I!-! adrenoseptor dari pada reseptor D3 . kedua unsur tersebut juga relatif kuat menyakat reseptor )!H+3 . bagaimanapun juga, afinitas reseptor D-, sebagaimana diukur dengan penggantian ligan D-, selektif, SCH3((.@ relatif lemah. Abat!obat seperti perpenazine dan haluperidol bekerja lebih banyak pada reseptor D 31 dan memeberikan efek terhadap )!H+3 dan reseptor I!-, tetapi tak begitu berpengaruh terhadap reseptor D-. pimozide bekerja se ara ekslusif pada resptor D3. clozapine antipsikosis atipikal, yang menujukkan perbedaan klinis yang jelas dari yang lainnya, lebih mengikat D< , )!H+3, I!-, dan reseptor histamine H-,daripada reseptor D3 dan D-. Risperidone hampir sama kuatnya dalam menyakat D3 dan reseptor )!H+3. Abat yang baru!baru ini diperkenalkan, olanzapine, ternyata lebih poten sebagai antagonis reseptor )!H+3, dengan potensi yang lebih sedikit dan hampir sama pada reseptor D-,D3,dan I!-. sedangkan serpindole lebih poten sebagai antagonis )!H+3 dan relatif poten sebagai antagonis D3 dan I!-. Kesimpulan yang sederhana dari eksperimen tersebut & Chlorpromazine I- J )!H+3 D D3 D DHaloperidol & D3 D D- J D< D I- D )!H+3 Dari penjelasan diatas, tampak bah%a pengikatan reseptor D-, tersebut plaing sedikit kemungkinannya untuk diprediksi manfaat klinisnya, tetapi afinitas reseptor lain yang paling sulit untuk diinterpretasi. #enelitian baru!baru ini dilakukan untuk mengetahui senya%a antipsikosis atipikal yang lebih selektif terhadap sistem mesolimbik ( untuk mengurangi efek!efeknya pada sistem ekstrapiramidal) atau memberi efek pada reseptor neurotransmitter pusat! seperti

pada asetlkolin dan asam amino eksitatorik! yang masih belum diajukan sebagai target kerja obat!obat antipsikosis. D+ E(ek-e(ek p%ik& &)i%# Kebanyakan obat!obat antipsikosis mengakibatkan efek subyektif dan tidak menyenangkan pada pasien non!psikosis1 kombinasi rasa kantuk, lelah, dan efek otonom yang menimbulkan pengalaman tidak seperti yang dikaitkan dengan sedati"a atau hipnotika yang lebih dikenal. #asien non!psikosis juga akan mengalami gangguan performa sebagaimana ditunjukkan oleh tes!tes psikomotor dan psikometrik. ,kan tetapi, pasien psikosis kemungkinan menunjukkan tingkatan dalam hal performa saat tingkat psikosisnya diturunkan. =. E(ek-e(ek !eur&(i%i& &)i%& Abat!obat antipsikosis mengakibatkan menurunkan pergeseran frekuensi pola dan frekuensi

elektroensefalografi,

biasanya

meningkatkan

sinkronisasinya. #enurunan (hipersinkronisasi) tersebut fokal atau unilateral, yang dapat mengarah kepada interpretasi diagnosis yang salah. #erubahan perubahan amplitudo dan frekuensi yang diakibatkan oleh obat!obat psikotropika sudah jelas tampak dan dapat dihitung dengan teknik elektrofisiologis yang anggih #erubahan ensefalografi yang berkaitan dengan obat!obat antipsikosis pertama kali tampak pada elektroda suportikal, dan mendukung asumsi kalau obat!obat tersebut bekerja lebih banyak pada daerah subkortikal. Hipersinkronisasi yang ditimbulkan oleh obat!obat ini dapat berakibat pada pengaktifan ==$ pada pasien epilepsi, dan juga mengakibatkan kelumpuhan di%aktu!%aktu tertentu pada pasien yang tidak pernah mengalami kelumpuhan sebelumnya. F+ E(ek-E(ek e!'&kri! Abat!obat antipsikosis menimbulkan efek!efek yang tidak diinginkan pada sistem reproduksi. ,menore Hgalaktore, tes kehamilan yang salah (false positif), dan

peningkatan libido dilaporkan telah terjadi. #ada %anita, sedangkan pada pria penurunan libido dan ginekomasti. 9eberapa dampak bersifat sekunder dala menyakat penghambatan tonik dopamine pada sekresi prolaktin1 yang lainnya mungkin berhubungan kepada konfersi perifer androgen ke estrogen. Sedikit atau tidak ada peningkatan sama sekali pada produksi prolaktin sesudah pemberian sejumlah antipsikosis terbaru seperti & olanzapine, guethiapine, dan sertindole, bisa menjadi tanda berkurangnya antagonisme D3 %sehingga mengurangi resiko disfungsi sistem ekstrapiramidal dan diskinesia tardiff, serta disfungsi endokrin. G+ E(ek-e(ek kar'i&va%ku er Hipotensi orthostatik dan denyut nadi tinggi seringkli ditimbulkan oleh peggunaan phenothiazine(potensi rendah)kemudian 6 dosis tinggi6. +ekanan arteri rata!rata, resistensi perifer, dan "olume sekun up menurun, dan denyut nadi meningkat. =fek!efek ii dapat diprediksi dari daya kerja otonom obat!obat ini. =C$ yang abnormal telah di atat, khususnya dengan Thioridazine. #erubahan perubahan tersebut men akup perpanjangan inter"al K+ dan konfigurasi abnormal dari unsur S+ dan gelombang +. $elombang tersebut melingkar, mendatar, atau tidak rata. #erubahan ini dapat dibalik dengan hanya menghentikan obat!obat terebut. Diantara obat!obat antipsikosis terbaru, perpanjangan inter"al K+ atau K+ C! dengan peningkatan resiko aritmia yang berbahaya! sudah begitu mengkha%atirkan senJhingga ssertindole merupakan obat pertama yang ditarik dari pasaran menunggu e"aluasi selanjutnya. Sedangkan ziprasidone masih dipelajari lebih lanjut sebelum diambil keputusan yang final. ;ntuk mengesampingkan bermakna klinis K+ . FARMAKOLOGI KLINIK OBAT-OBAT ANTIPSIKOSIS A+ ,ara Pe!))u!aa!

Dalam memilih pertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat, ontohnya chlorpromazine dan thiaridazine yang efek samping sedatifnya kuat terutama digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejla dominan gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, keka auan pikiran, perasaan, dan perilaku, dll.sedangkan tri luoperazine, luphenazine,dan haloperidol yang memiliki efek sedati"e lemah digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala dominant apatis, menarik diri, perasaan tumpul, kehilangan minat dan inisiatif, hipoaktif, %aham, halusinasi, dll. Abat dimulai dengan dosis a%al sesuai dengan dosis anjurannya yaitu atau 3mg.Dinaikkan dosisnya 3 sampai ( hari sampai men apai dosis efektif ('ulai timbul perbedaan gejala), beberapa kepustakaan mengatakan dosis per hari yang efektif antara )!3@ mg. ="aluasi dilakukan tiap 3 minggu dan bila perlu dosis dinaikkan, sampai men apai dosis optimal. Dosis ini dipertahankan sekitar /!-3 minggu (stabilisasi) kemudian diturunkan setiap 3 minggu sampai men apai dosis pemeliharaan. Dipertahankan : bulan sampai 3 tahun (diselingi masa bebas obat -!3 hari Eminggu ). Kemudian tappering off, dosis diturunkan tiap 3!< minggu dan dihentikan. #ada anak!anak atau usia lanjut dosis haloperidol diturunkan dan dapat dimulai dengan @,) H -,) mgE hari dengan pemberian 3 atau ( kali perhari Abat antipsikosis long acting ( lu enazine decanoat, 3)mgEm7 atau haloperidol decanoat, )@mgEm7 C', untuk 3!< minggu) sangat berguna pada pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan obat ataupun yang tidak efektif terhadap medikasi oral. Dosis dimulai dengan @,) m7 setiap 3 minggu pada bulan pertama kemudian baru ditingkatkan -m7 setiap bulan. #enggunaan chlorpromazine injeksi sering menimbulan hipotensi

orthostatik bila terjadi atasi dengan injeksi noradrenalin (effortil, C'). =fek samping ini dapat di egah dengan tidak langsung bangun setelah suntik atau tiduran selama )!-@ menit.

Haloperidol sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal, maka diberikan tablet trihexylphenidine (artane L) (!< M 3mgEhari atau sul as athropin @,)!@,0) mg C'. B+ Pe!)atura! D&%i% Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan & N Anset efek primer (efek klinis) & sekitar 3!< minggu Anset efek sekunder (efek sampng) & sekitar 3!: jam N Faktu paruh & -3!-< jam (pemberian obat -!3 MEhari). N Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek samping (dosis pagi ke il, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien. 'ulai dengan 6dosis a%al6 sesuai dengan 6dosis anjuran6, dinaikkan setiap 3!( hari O sampai men apai 6dosis efektif6(mulai timbul peredaran sindrompsikosis) O die"aluasi setiap 3 minggu dan bila perlu dinaikkan O 6dosis optimal6 O dipertahankan sekitar /!-3 minggu (stabilisasi) O diturunkan setiap 3 minggu O 6dosis maintenan e6 O dipertahankan : bulan H 3 tahun (diselingi 6drug holiday6 -!3 hariEminggu) O +appering off (dosis diturunkan setiap 3!< minggu) O Stop. ,+ Lama pem$eria! ;ntuk pasien dengan serangan sindrom psikosis yang 4multi episode6, terapi pemeliharaan (maintenan e) diberikan paling sedikit selama ) tahun, pemberian yang ukup lama ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 3,)!) kali =fek obat antipsikosis se ara relatif berlangsung lama, sampai beberapa hari setelah dosis terakhir. 'asih mempunyai efek klinis. Sehingga tidak langsung menimbulkan kekambuhan setelah obat dihentikan, biasanya - bulan kemudian baru gejala psikosis kambuh kembali. Hal tersebut disebabkann metabolisme dan

eksresi obat sangat lambat, metabolit!metabolit masih mempunyai efek antipsikosis. #ada umumnya pemberian antipsikosiss sebaiknya dipertahankan selama ( bulan sampai ( tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali. ;ntuk 4psikosis reaktif singkat6 penurunan obat se ara bertahap setelah hilangnya dalam gejala kurun %aktu 3 minggu sampai 3 bulan. Abat antipsikosis tidak meimbulkan gejala lepas obatyang hebat %alaupun diberikan dalam jangka %aktu lama, sehingga potensi ketergantungan obat ke il sekali. #ada penghentian yang mendadak yang dapat timbul 4 kolinergik rebound6 & gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusing, gemetar, dll. Keadaan ini akan mereda dengan pemberian 4 antikolinergi agent6 (injeksi sulfas atropin @,3)mg C'), tablet triheMylphenidil ((M3mgEhari) oleh karena itu pada penggunaan bersama obat antipsikosis plus antiparkinson, bila sudah tiba %aktu penghentian obat, obat antipsikosis dihentikan lebih dahulu, baru meyusul obat antiparkinson. D+ Pemakaia! k*u%u% Thioridazine dosis ke il sering digunakan untuk pasien anak dengan hiperaktif, emosional labil, dan perilaku destruktif. 2uga sering digunakan pada pasien usia lanjut dengan gangguan emosional (anMietas, depresi, agitasi) dengan dosis 3@!3@@mgEhari. Hal ini disebabkan thioridazine lebih enderung ke blokade reseptor dopamine disistem limbik daripada disistem ekstrapiramidal pada SS# (sebalinkya dari haluperidol) Haluperidol dosis ke il untuk 4!illes de la tourette"s syndrome# sangat efektif. $angguan ini biasanya timbul mulai antara umur 3!-) tahun. +erdapat gerakan!gerakn in"olunter, berulang, epat, dan tanpa tujuan, yang melibatkan banyak kelompok otot (ti s). Disertai ti s fokal yang multipel (misalnya, suara klik, dengusan, batuk, menggeram, menyalak, atau kata!kata kotorEkoprolalia).

#asien mampu menahan ti s se ara "olunter selama beberapa menit sampai beberapa jam. Sindrom neuroleptik maligna (S?') merupakan kondisi yang mengan am kehidupan akibat reaksi idiosinkrasi terhadap obat antipsikosis (khususnya pada long acting) dimana resiko ini lebih besar ). Semua pasien yang diberikan obat antipsikosis mempunyai resiko untuk terjadinya S?' tetapi dengan kondisi dehidrasi, kelelahan, atau malnutrisi, resiko ini akan menjadi lebih tinggi. 9utir!butir diagnostik S?' & a. Suhu badan D(/@C (hiperpireksia) b. +erdapat sindrom ekstrapiramidal berat (rigidity) . +erdapat gejala disfungsi otonomik (in ontinensia urine) d. #erubahan status mental e. #erubahan tingkat kesadaran f. $ejala tersebut timbul dan berkembang dengan epat. #engobatan & Hentikan segera obat antipsikosis #era%atan supportif Abat dopamin agonis ( bromokriptin 0,) H :@ mgEhari (dd-, 7!dopa 3 M -@@ mgEhari atau amantadine 3@@ mgEhari) #ada pasien usia lanjut atau dengan sindrom psikosis organik, obat antipsikosis diberikan dalam dosis ke il dan minimal efek samping otonomik (hipotensi orthostatik) dan sedasinya yaitu golongan 6high poten y neurolepti 6, misalnya haloperidol, tri luoperazine, lu enazine, antipsikosis atipikal. #enggunaan pada %anita hamil, beresiko tinggi anak yang dilahirkan penderita gangguan saraf ekstrapiramidal. http&EE etrione.blogspot. omE3@@/E@)Efarmakoterapi!skizofrenia.html

S-*iZ&(ReNia . F+/0 1 F+/2 3 F+/0+4 Depre%i Pa%-a-S-*i5&(re!ia B" # De%(ri A!)rai!i .aDeS3 DEFINISI# S hizopherenia (S hizo (terbelah) P phren (pikiran) P ia (penyakit) $angguan mental atau kelompok gangguan mental heterogen (skizofren atau gangguan skizofrenik) yang terdiri dari sebagian besar gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan terganggunyabentuk dan isi pikiran (melonggarnya asosiasi, delusi, dan halusinasi), afek (tumpul, datar, atau afek tak sesuai), sensasi diri sendiri dan hubungan dengan dunia luar (hilangnya batas!batas ego, pemikiran dereistik, dan penarikan diri autistik), dan perilaku (bizar, tampak tak ada tujuan, dan ati"itas atau inakti"itas streotipik). Spe trum s hizophrenia & S hizoid personality disorder, s hizotypal personality disorder, ,typi al psy hosis dan delusional disorder. Depresi & aktifitas funsional yang merendah atau menurun. Suatu keaadaan mental mood yang menurun ditandai dengan kesedihan, perasaan putus asa, dan berasa tidak semangat. Depresi #as a S hizophrenia& Keadaan dimana gejala!gejala depresi menonjol dan mun ul selama lebih dari dua minggu. #asien telah menderita s hizophrenia paling tidak dua belas bulan yang lalu EPIDEMIOLOGI # S hizophrenia dialami kira!kira -* pada populasi dunia (@,/)*). Ditemukan merata pada seluruh tingkat so ial dan geograpi. ?amun lebih sering pada daerah perkotaan dan pada golongan so ial ekonomi lemah.

P&pu a%i #opulasi ;mum #asien s hizophrenia tak kembar #asien dengan salah satu ortu penderita Kembar dizigotik yang menderita #asien dengan kedua ortu penderita #asien kembar monozigotik yang menderita ETIOLOGI #

Preva e!%i -* /* -3* -3* <@* <0*

+idak diketahui se ara pasti. Diperkirakan gangguan nueurode"elopment dan nuerodegeratif. #sy hoanality & Classi al theory & Konflik psikolog se ara aktif atau tersirat antara kontrol terhadap harapan dan perla%anan, realita, dan kesadaran. Skizofrenia dianggap sebagai bentuk maladapti"e (gangguan penyesuaian) dari sejak ke il dari orang!orang yang sekitar nya. #ola asuh pasien skizofren dianggap bersifat '&u$ e $ i!'+ 'aksudnya, terjadi konflik pada anak akibat sikap atau permintaan orang tua yang bertentangan. Di satu sisi seorang anak dilarang melakukan suatu hal tapi di lain %aktu anak tersebut diminta melakukan perbuatan itu. 9entuk asuhan yang salah itu antara lain& terlalu keras, terlalu lemah, terlalu memanjakan, selalu ragu, tak berkeputusan, ditolak, terlalu melindungi.Qang paling buruk adalah ibu yang bersikap halus tetapi sekaligus menguasi dengan ketat dengan selubung pengorbanan diri yang besar terhadap anak itu. ?amun umumnya, orang tua pasien skizofrenia bersifat s hism (retak), atau ske%ed (menjulur). S hizm maksudnya pola keluarga yang terbagi menjadi dua blok. Sehingga anak mendapatkan kemenangan dari satu blok. Sementara ske%ed merupakan pola keluarga yang didominasi oleh salah satu anggota keluarga. ,nggota

keluarga yang lain membantu dominasi tersebut, sehingga terbentuk suatu pola pseudomtuality (gotong royong palsu). FATOR RISIKO# -.$enetik, kromosom :, <, /,-), 33. 7inkage yang terkait -B, )B, :B, :p, /p, -@p, -(B,-)B, 33B. 3.'asalah saat kehamilan dan proses kelahiran, seperti& influenza epidemi , kelaparan, rhesus in ompatibility (.#enyalahgunaan obat (tembakau. amphetamine, o aine, dan alkohol, (note & ni otine as a self medi ation ause ni otine a ti"ation dopamine re eptor, so it an de rease on entration of antipsy oti s althougt it an impro"e aognitif impairment and parkinsonism. <.Cmuno"irologi, ensepalitis akut diperkirakan menyebabkan s hizphrenia. KLASIFIKASI 'enurut ##D$2!CCC s hizophrenia terbagi menjadi -.Skizofrenia paranoid , ditandaidengan adanya %aham preokupasi (%aham bah%a dia sedang diserang, dile ahkan, ditipu, disiksa, atau dikonspirasikan terhadap) atau grandious ( %aham yang ditandai dengan dibesar!besarkan terhadap betapa pentingnya, berpengetahuan, berpengaruh kuat seseorang, atau berhubungandengan de%a atau orang penting ).+ipe pasiennya & tense (ketidakmampuan merasa relaM terhadap rasa ansietas), urigaan, berhati!hati, lambat mengemukakan pikiran atau emosi. =pidemiologi & 'erupakan jenis skizofrenia terbanyak di seluruh dunia. ;sia 3@!(@ tahun. #asien umumnya telah memiliki idemitas dan posisi dalam suatu komunitas. 8aktor risiko & usia de%asa (3@!(@)

'anifestasi Klinis & R,danya suara!suara halusinasi yang mengan am atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk "erbal beruapa bunyi pluit (%histling), mendengung (humming), atau bunyi ta%a (laughing) RHalusiansi pembauan atau penge apan rasa, atau bersifat seksual, atau lain!lain perasaan tubuh1 halusisnai "isyal mngkin ada tapi kurang menonjol. RFaham dikendalikan (delusion of ontrol), dipengaruhi (delusion of influe e), atau passi"ity (delusion of passi"ity), keyakinan yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. Diffrential Diagnosis& RSkizoafe ti"e R$angguan depresi (gejala psikotik tidak begitu jelas). Komplikasi & Sui ide, masalah so ial!lingkungan 3. Skizofrenia hebefrenik(skizofrenia disorganisasi) R#asien harus memenuhi riteria umum skizfrenia. RAnset pada usia remaja atau de%asa muda (onset biasanya -)!3) tahun) R#remorbid personality biasanya 1 pemalu dan senang menyendiri (solitary). R$ejala minimal 3!( bulan dari & o#erilaku yang tidak bertanggung ja%ab dan tak diramalkan, serta mannerisme (perilaku stereotype yang aneh), perilaku tanpa tujuan dan tanpa perasaan

o,fek dangkal (shallo%) dan tak %ajar (inapropiate), disertai ekikikan (giggling), perasaan puas diri (self@satitisfied), senyum sendiri, sikap tinggi hati, terta%a menyeringai (grima e), mannerisme, mengibuli se ara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakal, ungkapan kata yang diulang!ulang. R,fektif atau dorongan kehendak, pola pikiryang menonjol. #erilaku yang menonjol adalah tanpa tujuan dan tanpa kehendak. ,danya preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat!buat terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak. (.Skizofrenia katatonik & terdapat dominasi gangguan psy homotor. Selain gejala s hizophrenia lainnya harus ada gejala katatonik minimal selama 3 minggu dapat berupa stuporous (penurunanan responsi"itas, kurang memperhatikan lingkungan dan kelambanan) dan eM ited (respon berlebihan terhadap rangsang). $angguan perilaku dapat berupa posturing (mempertahankan posisi tertentu), negati"ism (penentangan terhadap usulan auat perintah), rigidity (kaku), fleMibility (mempertahankan posisi yang dapat dibentuk dari luar), perintah). +erdapat beberapa jenis katatonia, yaitu& RCnhibitor atau Stuporous Catatoni , pasien memperlihatkan keadaan stupor yang komplit (kaku) Ratau menunjukan penurunan akti"itas atau pergerakanyang spontan. o=tiologi & Cnhibisi total orteks erebri. o'anifestasi Klinis & 'ereka tampak bisu, negati"ism (penentangan terhadap ususlan atau perintah), stereotypes (pengulangan tindakan atau kata!kata yang menetap dan tidak ada gunanya), e hopraMia (peniruan gerakan orang lain yang bersifat stereotipik), automati obedien e (kepatuhan otomatis). ommand!autism (keparuhan otomatis terhadap

o+atalaksana & 9arbiturate i". R=M ited Catatonia, pasien menunjukan agitasi psy homotor. R#eriodi Catatonia &Katanonia inhibitori yang diselingi kataonia jenis eksitasi. Sangat dipengaruhi keseimbangan nitrogen tubuh. o=tiologi o'anifestasi Klinis& terus menerus berbi ara dan teriak. 9i ara nya inkoheren dan sikapnya lebih dipengaruhi stimulus internal dari pada lingkungan o+atalaksana & (sifat & urgent karena membahayakan lingkungan dan pasien pribadi serta kolaps akibat eksitasi komplit) kontrol fisik dan medis. Komplikasi & eMhaustion (sangat lelah), malnutrisi, melukai diri sendiri, hyperpireMia <.;ndifferentiated S hizophrenia J 'emenuhi riteria umum skizofrenia tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, residua, atau post!skizofrenia. #enegakan diagnosa& R+elah memenuhi riteria umum skizofrenia. R+idak memenuhi riteria skizofrenia paranoid, hebefrenik, disorganisasi. R+idak memenuhi riteria umum skizofrenia residual atau post!skizofrenia. ).Depresi pas a!skizofrenia Definisi & Suatu episode depresi yang terjadi setelah masa 4aftermath of the s hizophrenia illness.6

'anifestasi Klinis & $ejala yang terdapat pada fase residual tetapi diikitu dengan afek depresi. #enegakan Diagnosis & R#asien telah mengalami skizofrenia (memenuhi sedikitnya -3 bulan terakhir ini. R9eberapa gejala sizofrenia masih tetap ada (tetap tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya) R$ejala depressi"e menonjol dan menggangu memnuhi paling sedikit riteria untuk episode depresif dan telah ada dalam kurun %aktu paling sedikit 3 minggu. Differential Diagnosis & RSkizofrenia residual (+idak diikuti afek yang depresi) R=fek samping pengobatan antipsikosis. RSkizoafektif disorder type depressi"e Komplikasi & Sui ide :.Skizofrenia residual Definisi & suatu jenis s hizophrenia yang ditandai dengan satu atau lebih ri%ayat episode skizofrenia dengan gejala psikotik yang menonjol, hilangnya gejala!gejala tersebut belakangan ini, tetapi dengan terus adanya gejala!gejala skizofrenia seperti tak kesesuaian afek atau afek tumpul, penarikan diri so ial, perilaku eksentrik, pemikiran tak masuk akal, atau melonggarnya asosiasi. #enegakan Diagnosis& riteria umum skizofrenia)

R#rominen gejala negatif, seperti & perlambatan psikomotorik, akti"itas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isis pembi araan, komunikasi non!"erbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, pera%atan diri dan kinerja so ial yang buruk. RSedikitnya daa ri%ayat satu episode psikotik yang jelas sdi mas lampau yang mememnuhi riteria untuk diagnosis skizofrenia. RSedikitnya sudah melampaui kurun %aktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti %aham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul , sindrom negaratif dari skizofrenia. R+idak terdapat dementia atau penyakitEgangguan otak organi lain, depresi kronik atau institusinalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut. 0.Skizofrenia simpleks (simple deteriorati"e disorder). Definisi & suatu bentuk skizofrenia yang ditandai dengan hilangnya semangat se ara perlahan dan tak kentara penarikan diri so ial, serta apati emosional, tetapi tanpa tampilan psikotik yang menonjol. Seing dianggap sebagai gangguan kepribadian (s hizotypi al personality disorder) $ejala & #asien menarik diri dari lingkunag, hipoalbulia, sering berjalan!jalan sendiri. Di tahap a%al keluhannya adalah keluhan somati , lemas, psikosoamti , malas. #enegakan Diagnosis& R$ejala negatif (perlambatan psikomotorik, akti"itas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isis pembi araan, komunikasi non!"erbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, pera%atan diri emas, neurosis,

dan kinerja so ial yang buruk)tanpa didahului ri%ayat halusinasi, %aham, atau menifestasi psikotik lainnya. RDisertai perubahan!perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang men olok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri se ara so ial. Differential Diagnosis& $angguan kepribadian skizoid (Skizoid disingkirkan karena onset nya yang timbul sebelum usia pubertas sementara skizofrenia simplek onset nya setelah pubertas). /.Skizofrenia lainnya yang tak tergolongkan (Q++) MANIFESTASI KLINIS .Se-ara umum3# $ejala yang pertama kali tampak adalah gejala postif. +imbulnya gejala positif ini berbeda pada tiap gender. #ada pria umumnya mun ul pada usia -0!30 sementara pada %anita -0!(0. #erjalanan penyakit s hizophrenia terbagi menjadi tiga fase, yaitu& -. 8ase prodromal J fase dimana gejala non spsifik mun ul sebelum gejala psikotik menjadi jelas. 7amanya bisa beberapa minggu, bulan bahakn tahunan. $ejalanya berupa hendaya pekerjaan, fungsi so ial, pera%atan diri, dan penggunaan %aktu luang. 3. 8ase aktif J fase dimana gejala psikotik menjadi jelas seperti perilaku katatonik, halusinasi, delusi, disertai gangguan afek. (. 8ase residual J fase yang gejala nya mirip seperti fase prodromal tetapi gejala psikotiknya tidak begitu jelas. $ejala yang tampak pada pasien s hizophrenia, menurut Stahl terbagi menjadi lima, yaitu& -.$ejala positif

3.$ejala negatif (.$ejala kognitif <.$ejala agresif ).$ejalaEdepresi 'enurut kay dan ka%an!ka%an gejala pada pasien s hizophrenia antara lain& -.Simtom positif RFaham RKeka auan proses pikir R#erilaku halusinasi R$aduh gelisah RFahamEide kebesaran RKe urigaanEkejaran R#ermusuhan 3. Simtom negatif R,fek tumpul R#enarikan emosional RKemiskinan rapport R#enarikan diri dari hubungan sosial se ara pasifEapatis RKesulitan dalam pemikiran abstrak

RKurangnya spontanitas dan arus per akapan R#emikiran stereotipik (. Simtom psikopatologi umum RKekha%atiran somatis R,nsietas RGasa bersalah RKetegangan (tension) R'annerisme dan sikap tubuh RDepresi RGetardasi motorik RKetidakkooperatifan RCsi pikiran yang tidak biasa RDisorientasi R#erhatian buruk RKurangnya daya nilai dan daya tilikan R$angguan dorongan kehendak R#engendalian impuls yang buruk R#reokupasi R#enghindaran sosial se ara aktif

+ahapan halusinasi&

8ase C & Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan takut serta men oba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini klien tersenyum atau terta%a yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan mata yang epat, diam dan asyik sendiri. 8ase CC & Klien mulai lepas kendali. Disini terjadi peningkatan tanda!tanda sistem saraf otonom akibat ansietas, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita. 8ase CCC & Klien berhenti menghentikan perla%anan terhadap halusinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini klien sukar berhubungan dengan orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang lain. 8ase C> & #engalaman sensori menjadi mengan am jika klien mengikuti perintah halusinasi. Kondisi klien sangat membahayakan.

PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESIS#

#sy hoanalyti & #erkembangan s hizophrenia berkembang sejak masa oedipal ((!) tahun), dimana terdapat konflik yang persistent dan disertai sikap penolakan dan projeksi (denial S proje tion) PENEGAKAN DIAGNOSIS #edoman Diagnostik ##D$2!lll (Kriteria ;mum Skizofrenia) Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)&

-.! 4t*&u)*t e-*&6 J isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, %alaupun isinyasama, namun kualitasnya berbeda 1 atau !4t*&u)*t i!%erti&! &r 6it*'ra6a 6 J isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dariluar dirinya (%ithdra%al)1 dan !4t*&u)*t $r&a'-a%ti!)6J isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya1 3. 4'e u%i&! &( -&!tr& 6 J %aham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar1 atau 4'e u%i&! &( pa%%iviti"6 J %aham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar1 (tentang 6dirinya6 J se ara jelas merujuk kepergerakan tubuh E anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, ataupenginderaan khusus)1 4'e u%i&!a per-epti&!6 J pengalaman indra%i yang tidak %ajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat1 (.Halusinasi auditorik& RSuara halusinasi yang berkomentar se ara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau R'endiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbi ara), atau R2enis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh. RFaham!%aham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak %ajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama

atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan ua a, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) ,tau paling sedikit dua gejala diba%ah ini yang harus selalu ada se ara jelas& -. Halusinasi yang menetap dan pan a!indera apa saja, apabila disertai baik oleh %aham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide!ide berlebihan (o"er!"alued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan!bulan terus menerus1 3. ,rus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembi araan yang tidak rele"an, atau neologisme1 (. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh!gelisah (eM itement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas erea, negati"isme, mutisme, dan stupor1 <. gejala!gejala 4negati"e6, seperti sikap sangat apatis, bi ara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak %ajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial1 tetapi harus jelas bah%a semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika1 ,danya gejala!gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun %aktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (o"erall Buality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal beha"ior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self!absorbed attitude), dan penarikan diri se ara sosial. PENATALAKSANAAN Cndikasi 'asuk GS2&

;ntuk melakukan obser"asi dan diagnosis ;ntuk menstabilkan pengobatan Keamanan pasien 'en egah pasien membahayakan diri dan orang sekitar

Keluar GS& Setelah pasien tenang, tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain. #rinsip & #enatalaksanaan harus komprehensip, multimodal, dan berdasarkan data empiris pasien mengenai progresi"itas dan respon pengobatan. +atalaksanaan dapat berupa pengobatan farmakologi, psy hotherapeuti , rehabilitatif, inter"ensi dukungan komunitas. ) #edoman penggunaan antipsikosis& -.+entukan target symptom 3.,ntipsikosis yang telah berhasil masa lalu sebaiknya tetap digunakan. (.#enggantian antipsikosis baru dilakukan setelah penggunaan antipsikosis yang lama <!: minggu. <.Hindari polifarmasi ).Dosis maintenans adalah dosis efektif terendah. +ujuan pengobatan& 8armakologi & untuk mengurangi gejala postif, negatif, dan disorganisasi Gehabilitatif & membantu pasien mengurus diri sendiri, kemampuan bersosialisasi, men ari pekerjaan. Cnter"ensi dukungan komunitas & , ess to appropriate entitlements, treatment ser"i es, housing,and so ial support.

8armakologi & ,ntipsikosis ,tipikal (olanzapine, risperidone). #ilihan a%al Gisperidone tablet -mg, 3 mg, (mg atau Clozapine tablet 3) mg, -@@ mg. oKeuntungan& ,ngka keberhasilan tinggi, =kstra #iramidal Symptom minimal. oKerugian & Harga nya mahal, R+ipikal ( hlorpromazine, haloperideo), hlorpromazine 3)!-@@ mg oKeuntungan & Harga relatif lebih murah, efektif ntuk menghilangkan gejala positif. oKerugian & ,ngka keberhasilan rendah, efek samping pyramidal (gejala mirip #arkinson, distonia akut, akathisia, tardi"e dyskinesia , (pada 3<* pasien), neurolepti malignant syndrome, dan hyperprolactinaemia,) kurang efektif untuk menghilangkan gejala negatif. =le tro Con"ulsion +herapy (=C+) =C+ merupakan terapi utama dalam kasus sui ide. =C+ digunakan bila pengobatan antipsikosis tidak efektif. Keuntungan =C+ adalah selain pengobatan yang efektif harga nya juga terjangkau. #sikoterapi dan Gehabilatatif #sikoterapi tidak dilaksanakan pada keadaan akut. Hanya dilakukan bila psien telah terdapat perbaikan dalam hal deteriorasi. #sikoterapi umumnya dilakukan melalui %a%an ara atau dengan metode tertentu agar pasien lebih kuat mentalnya, dan mampu mengembangkan pertahanan diri yang baru, serta mandiri terhadap stress nya.

PROGNOSIS 7 KOMPLIKASI Pr&)!&%i% Baik 7ate onset #resipitasi 2elas ,kut Gi%ayat premorbid personality baik ,da gejala gangguan afektif 'enikah Gi%ayat gangguan afektif pada keluarga $ejala positif Qoung onset +anpa ri%ayat presipitasi yang jelas #erlahan Gi%ayat premorbid personality tidak baik ,utism, %ithdra%n Single, ber erai, janda Giayat s hizophrenia pada keluarga $ejala negatif $ejala neurologis Gi%ayat trauma perinatal Cameron (3@@<) memaparkan bah%a se ara umum pada pasien dengan gangguanyang kronik, sekitar 3@* hanya mengalami episode tunggal skizofrenia selama hiduptanpa adanya kambuhan. ?amun demikian lebih dari )@* pasien memiliki prognosis buruk dengan episode psikotik yang berulang sehingga harus keluar masuk rumah sakit, mengalami depresi, dan melakukan per obaan bunuh diri. Sedangkan -@* pasien lainnya meninggal akibat bunuh diri dan ironisnya resiko terbesar untuk melakukan hal tersebutjustru pada pasien laki!laki dengan pendidikan tinggi. 9enerapa faktor yang berhubungan dengan prognosis pasien skizofrenia yang baik, yaitu& -. 2enis kelamin perempuan 3. 'enikah Pr&)!&%i% Buruk

(. ;sia tua saat onset skizofrenia <. Anset penyakit mendadak ). Anset diper epat dengan stres kehidupan :. Durasi gangguan ji%a yang pendek setelah sebelumnya mendapat terapi 0. +erdapat respon yang baik dari pengobatan /. Skizofrenia type paranoid .. +idak ada gejala negatif -@. +erdapat gejala gangguan mood yang menonjol atau ri%ayat gangguan mood dalam keluarga --. 8ungsi premorbid yang baik Pa'a %-e!ari&8 pr&)&!&%i% !"a# .mu ti ak%ia 3 ,ksis satu & 8.3@ H 83.. 9uruk ,ksis dua & kepribadian skizoid 9uruk ,ksis tiga+idak ada ,ksis empat& stressor internal9uruk ,ksis lima9uruk Kesimpulan & 'alam Bou et funsionam Komplikasi & 'embahayakan pasien dan lingkungan sekitar pasien

9eban lingkungan sekitar (menimbulkan depresi keluarga) Tam$a*a! K*u%u% $uat PBL 9+#remorbid #ersonality & a+Definisi&Kepribadian yang suka menyendiri, pemalu, perasa, menghindari hubungan jangka panjang dengan orang lain. Cndi"idu ini memberikan respon terbatas terhadap isyarat atau interaksi so ial. $+Defanse me anism & menarik diri dari lingkungan, mengasingkan diri, dan sering aneh (eksentrik) (bukan akibat perkembangan bentuk autis masa kanak). .=tiologi & pematangan kepribadian yang belum sempurna. 'erupakan manifestasi dari organo!boiologi (infeksi, trauma), #sy ho!edukatif (konflik, strss, frustasi, salah asuhan, kerang diperhatikan,dll), sosio! kultural (so ial, kulturan, konflik moral,dll) /+Ha u%i!a%i au'it&rik $ejala halusinasi dikaitkan dengan adanya ketidak normalan akti"itas otak. Sebagai ontoh, pada halusinasi auditori terjadi ketidaknormalan akti"itas di regio "isual (area primer -0 dan sekunder -/,-.) serta di area auditorik otak (topologi al theories). ?amun ada juga yang mengatakan gangguan koneksi antar otaklah yang menyebabkan halusinasi. Sebagai ontoh halusinasi auditorik akibat short ir uit di %erni keTs area (Hodologi al theory). 9entuk halusinasi auditorik tergantung dari kepribadian pasien. Sebagai ontoh bentuk ommand auditori hallu ination merupakan bentuk rasa penyalahannya terhadap dirinya sendiri. Suara yang didengar nya merupakan memori suara dulu yang memang pernah didengarnya dahulu, momri kejadian yang ter!re all lagi. :+Kaita! !eur&tra!%mitter

#ada pasien skizofrenia terjadi ketidakseimbangan neurotransmitter. Hampir semua neurotransmitter yang ada di otak yang dapat menimbulkan menifstasi skizofrenia, antara lain RDopamine hypothesis (terlalu banyak akti"itas dopaminergik terutama pada reseptor D< dan D3). ,kti"itas dopamin terdapat empat jalur, -.2arur nigrostriatal , yang berkaitan dengan inisiasi pergerakan, motor ontrol, koordinasi sensorimotori, dan kebiasaan. 3.2alur mesolimbi , yang berkaitan dalam hal fungsi kognisi, dan moti"asi (.2alur mesokorteks yang berkaitan dengan atnsi, moti"asi, dan re%ard. <.+uberoinfundibular, yang berkaitan dengan pelepasan prolaktin RSerotonin, peningkatan akti"itas serotonin $angguan ini menimbulkan gejala positif dan negatif dari skizofren R?orepinefrin, R$,9,, kehilangan $,9,nergi hiperakti"itas dopamine. R$lumate, penurunan glutamat menyebabkan hyperakti"itas, hipoakti"itas, dan glutamate!indu ed neuro!toMi ity. R, etyl holine dan ni otine , penurunan reseptor mus arini audate!puntamen, hippo ampus, prefrontal fungsi kognitif R 4+Ge;a a P&%iti( 'a! Ne)ati( dan ni otini di di hippo ampus sehingga menimbulkan

orteM menimbulkanpenurunan

Ge;a a p&%iti( # $ejala yang ada pada pasien skizofren namun pada orang normal tidak ada. Contoh %aham, halusinasi. Hal ini disebabkan akti"itas serotonin dan dopamine pada mesolimbik, dll. Ge;a a !e)ati( # Sikap, atau sesuatu yang tidak ada pada pasien skiofrenia namun ada pada orang normal. 'eliputi penurunan fungsi kognisi, deteriorasi, bi ara yang terbata! bata. Hal ini disebabkan akti"itas serotonin dan dopamine jalur mesokortikal, a hetilkoline, dll #ada pasien skizofrenia, sering terjagi inkoherensi, atau ara bi ara yang terbata!bata, hal ini disebabkan hilangnya sebagian memori atau jalur akti"itas neuron yang terputus! putus.

SKIZOFRENIA
7abel& #erkuliahan ,. #=?$=G+C,? Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmonisasi (keretakan atau perpe ahan ) antara proses pikir, afek E emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena %aham dan halusinasi, asosiasi terbagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan prilaku bizar. Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana!mana namun faktor penyebabnya belum dapat di identifikasi se ara jelas, kraepiksi menyebut gangguan ini sebagai remensia pre oM. 9. 2=?CS Skizofrenia dibedakan dalam beberapa jenis& a. Skizofrenia simplek& Dengan gejala utama emosi dan kemunduran kemauan. b. Skizofrenia Hibefrenik& $ejala utama gangguan proses pikir, gangguan kemauan dan depersonalisasi . Skizofrenia Katatonik& Dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh, gelisah. Kataton. d. Skizofrenia #aranoid& Dengan gejala utama ke urigaan yang ekstrim, diserai %aham kejayaan atau kebesaran e. =pisoda Skizoprenia akut (7ir Skizoprenia)& adalah kondisi akut mendadak yang disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut. f. Skizoprenia psikoHafektif& Qaitu gejala utamanya skizoprenia yang menonjol yang

disertai gejala depresi atau mania. g. Skizoprenia Gesidual& Skizoprenia dengan gejala!gejala primernya dan mun ul setelah beberapa kali serangan Skizoprenia. C. =+CA7A$C #enyebabnya tidak diketahui dan merupakan suatu tantangan riset yang dilakukan dan telah banyak faktor predisposisi dan presipitasi yang diketahui. Herediter pentingnya faktor genetika dibuktikan se ara memungkinkan resiko masyarakat umum -*, #ada orang tua resiko Skizoprenia )*, pada saudar kandung /* dan pada anakHanak -@*. 7ingkugan gambaran pada penderita kembar seperti diatas menunjukan bah%a lingkungan juga ukup berperan dalam menampilkan penyakit pada indi"idu yang memiliki predisposisi. =mosi yang diekspresikan, jika keluarga Skizoprenia memperlihatkan emosi yang diekspresikan se ara berlebihan, misal klien sedang di omeli atau terlalu banyak dikekang dengan aturanHaturan yang berlebihan maka kemungkinan kambuh lebih besar. D. $=2,7, ( 'enurut 9luler)& -. $ejala #rimer a. $angguan proses pikir (bentuk, langkah dan isis pikir ) yang paling menonjol dan terjadi inkoherensi b. $angguan afek emosi1 ! +erjadinya kedangkalan afek emosi ! #aramimi dan paratimi (in ongruity of afek E inadekuat) ! =mosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan. ! =mosi berlebihan. ! Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik. . $angguan kemauan ! +erjadi kelemahan kemauan ! #rilaku negatifisme atas permintaan ! Atomatisme, merasa pikiran E perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain. d. $angguan #sikomotor ! Stupor atau hiperkinensia, logorea dan morologisme. ! Stereotipi ! Katalepsi& mempertahankan posisi tubuh dalam %aktu lama ! = holakia dan ekhopaMia. e. ,utisme

3. $ejala Sekunder ! #erubahan proses pikir ! Faham ! Halusinasi (Kriteria 8igner )& -. Harus ada& a. #enyakitnya menahun tetap bergejala : bulan. b. +idak ada penyakit afektif. 3. #aling kurang harus ada satu. a. Kelainan pikiran b. Faham atau halusinasi tanpa ketergantungan atau disorientasi. (. Harus ada ( untuk diagnosa pasti. a. 9ujangan b. Kepribadian premorbid atau ri%ayat pekerjaan butuh. . Gi%ayat keluarga positif d. +anpa alkoholisme atau penyalah guna obat dalam tahun terakhir e. +erjadinya sebelum <@ tahun. =. #=G2,7,?,? D,? #GA$?ASCS Skizoprenia tidak patal ke uali bunuh diri, ke enderungan umum kearah disintegrasi personalitas, tetapi proses ini mungkin tertentu pada satu titik, meninggalkan suatu a at personalitas yang mungkin tidak menarik perhatian atau nyata. ,ngka remisi tanpa pengobatan sekitar 3@* tetapi dengan pengobatan sekitar 3E( penderita dapat mengalami suatu penyembuhan sosial di masa lampau 3E( klien skizoprenia harus menghabiskan %aktunya di rumah sakit, kasus yang memerlukan pera%atan rumah sakit permanen satu dari sepuluh bahkan lebih. 8aktor prognosis yang menguntungkan men akup tidak adanya ria%ayat keluarga bagi penyakit ini. #ersonalitas norma dan latar belakang keluarga dan atatan pekerjaan stabil, gambaran penyakit mengarah ke prognosis yang baik, seperti pen etusnya yang nyata, retensi emosi yang normal. D,8+,G #;S+,K, ,gus, Harja Salman, -./., 4#era%atan Kedaruratan #sikiatri di Gumah Sakit 2i%a Cimahi6, Dep Kes GC. 'akeon #atri k, -./0, 4'enghadapi Depresi dan =lasi6, 2akarta, ,r on. 'ary +o%send, -..., 4Diagnosa Kepera%atan #sikiatri6 =disi (, =$C, 2akarta.

Derajat disfungsi (ke a atan) pada pasien skizofrenia saat ini dikelompokkan dengan suatu skala ordinal, yaitu disfungsi ringan sampai disfungsi berat sekali. 9ahkan suatu asuransi ketenagakerjaan yang terbesar di Cndonesia menganut sistem all or none. !lobal $ssessment o %unctioning ($.,.8) adalah skala penentuan dalam menilai derajat kemampuan seseorang (o"erall le"el) yang sudah diakui se ara luas. Dengan skala $,8 ini kita dapat mengukur derajat kemampuan fungsi sosial, pekerjaan dan psikologik. 'aka dengan skala itu kita dapat mengetahui& -) angka tertinggi yang dapat di apai oleh seseorang penderita dalam %aktu tertentu dan 3) angka terendah dari seseorang yang tidak mempunyai disfungsi (angka normal terendah). Dengan rumusan tertentu kita dapat menghitung disfungsi seseorang dengan gangguan skizofrenia dalam skala numerik. #enilaian fungsi global ($lobal ,ssessment of 8un tioning$,8) dilaporkan pada aksis C>. $,8 mengkuantitatifkan penilaian klinisi terhadap le"el fungsi pasien keseluruhan. Skala $,8 melakukan penilaian hanya pada fungsi psikologi, sosial dan pekerjaan. Skalanya adalah antara - H -@@, yaitu& -. Skala - H 3@ menggambarkan pasien berbahaya dan dapat menimbulkan an aman bagi diri sendiri atau orang lain, termasuk pera%atan diri yang buruk dan gangguan dalam komunikasi. #asien tersebut perlu mendapatkan pera%atan di rumah sakit. 3. Skala 3- H <@ menggambarkan pasien dengan kemampuan menilai realita yang terganggu sangat berat akibat %aham dan halusinasi (3- H (@) atau menunjukkan hendaya berat dalam beberapa area seperti pekerjaan, sekolah, keluarga, atau gangguan daya nilai, pikiran atau mood ((- U<@). #asien tersebut perlu mendapat super"isi dan sistem yang mendukung untuk da pat menjalankan fungsinya. #asien harus dira%at di rumah sakit. (. Skala <-!:@ menggambarkan pasien yang mempunyai gejala non psikotik yang serius yang mempeng aruhi manajemen %aktu, seperti ritual obsesional, yang mengarah pada perilaku penghindaran yang berat serta serangan pani , dan hendaya pada fungsi sosial, pekerjaan dan sekolah. #asien seperti ini biasanya memb utuhkan pera%atan farmakoterapi dan psikoterapi ra%at jalan.

<. Skala :- H /@

menggambarkan pasien yang mempunyai gejala yang ringan (:- H 0@) atau sementara (0- H /@) yang menyebabkan kesulitan dalam fungsi sosial, pekerjaan dan sosial. #asien ini membutuhkan konseling dan psikoterapi se ara rutin. ). Skala /- H -@@ menggambarkan seseorang yang mempunyai fungsi yang baik dalam semua area dengan le"el minat dan akti"itas sosial yang efektif. +idak membutuhkan konseling.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kuliah Blok 17 - KB
    Kuliah Blok 17 - KB
    Dokumen90 halaman
    Kuliah Blok 17 - KB
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Hernia 1
    Hernia 1
    Dokumen2 halaman
    Hernia 1
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • GE1
    GE1
    Dokumen1 halaman
    GE1
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Schwabach Test
    Schwabach Test
    Dokumen6 halaman
    Schwabach Test
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Tugas Translate
    Tugas Translate
    Dokumen21 halaman
    Tugas Translate
    tasti_imoey
    Belum ada peringkat
  • Perforasi
    Perforasi
    Dokumen26 halaman
    Perforasi
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Diafragma
    Diafragma
    Dokumen15 halaman
    Diafragma
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Buang Air Besar
    Buang Air Besar
    Dokumen2 halaman
    Buang Air Besar
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • PLENO
    PLENO
    Dokumen68 halaman
    PLENO
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • PLENO
    PLENO
    Dokumen25 halaman
    PLENO
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Struktur Dan Fungsi Sendi
    Struktur Dan Fungsi Sendi
    Dokumen6 halaman
    Struktur Dan Fungsi Sendi
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • PLENO
    PLENO
    Dokumen68 halaman
    PLENO
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Kelenjar Tiroid
    Kelenjar Tiroid
    Dokumen60 halaman
    Kelenjar Tiroid
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • PLENO
    PLENO
    Dokumen29 halaman
    PLENO
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • BENJOLAN_LEHER
    BENJOLAN_LEHER
    Dokumen52 halaman
    BENJOLAN_LEHER
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 1
    Tutorial 1
    Dokumen39 halaman
    Tutorial 1
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Analisis SK B Amalia
    Analisis SK B Amalia
    Dokumen5 halaman
    Analisis SK B Amalia
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • PLENO
    PLENO
    Dokumen26 halaman
    PLENO
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Ske.a Bolk 17
    Ske.a Bolk 17
    Dokumen29 halaman
    Ske.a Bolk 17
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Cover Blok 17 (Yenti)
    Cover Blok 17 (Yenti)
    Dokumen1 halaman
    Cover Blok 17 (Yenti)
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Skenario C: Kasus Infertilitas Pak Dhana dan Ibu Neneng
    Skenario C: Kasus Infertilitas Pak Dhana dan Ibu Neneng
    Dokumen67 halaman
    Skenario C: Kasus Infertilitas Pak Dhana dan Ibu Neneng
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Skenario A Blok 17
    Skenario A Blok 17
    Dokumen39 halaman
    Skenario A Blok 17
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantarr
    Kata Pengantarr
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantarr
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantarr
    Kata Pengantarr
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantarr
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 1
    Tutorial 1
    Dokumen39 halaman
    Tutorial 1
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 1
    Tutorial 1
    Dokumen39 halaman
    Tutorial 1
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Blok 17
    Blok 17
    Dokumen38 halaman
    Blok 17
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Tutorial
    Tutorial
    Dokumen52 halaman
    Tutorial
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Sken A Blok 17 Solusio
    Sken A Blok 17 Solusio
    Dokumen32 halaman
    Sken A Blok 17 Solusio
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat
  • Skenario A Blok 17
    Skenario A Blok 17
    Dokumen39 halaman
    Skenario A Blok 17
    Nurfanida Natasya M
    Belum ada peringkat