DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER- 37/PB/2009
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI
BELANJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT KEPADA SATUAN KERJA
Menimbang
Mengingat
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (3) dan Pasal 4
ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.05/2008 tentang
Pengalinan Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai Negeri Sipil
Pusat/Anggota Tentara Nasional Indonesia/Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia kepada Kementerian Negara/Lembaga, _perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Teknis Pengalihan Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai Negeri Si
Pusat kepada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga;
4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor
169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 428
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 66, ‘Tambahan
Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4400);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3098) sebagaimena telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 08 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 21);
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4418);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang
Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
aeMenetapkan
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.05/2008 _ tentar
Pengalinan Pengelolaan Administrasi Belanja Pogawai Negeri Sipil
Pusat/Anggota Tentara Nasional Indonesia/Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia Kepada Kementerian Negara/Lembaga;
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/P8/2005
tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
MEMUTUSKAN:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRAS!
BELANJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT KEPADA SATUAN KERJA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 4
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud
dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
‘APBN adalah rencana_keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, yang masa berlakunya dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember tahun
berkenaan.
2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disingkat DIPA
adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh
Menter/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan
oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
3, Bendahara Umum Negara, yang selanjutnya disingkat BUN adalah
pejabat yang mempunyai kewenangan untuk melaksanakan fungsi
bendahara umum negara.
4. Direktorat Sistem Perbendaharaan adalah unit organisasi di lingkungan
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur. Jenderal,
Perbendaharaan.
5. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya
disebut Kanwil Ditien Perbendaharaan adalah instansi _vertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan yeng berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan.
6. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disingkat
KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Kenwil Ditjen Perbendaharaan.
7. Satuan Kerja adalah unit pelaksana teknis/unit organisasi_ lini
Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan tugas, fungsi,
program, dan tujuan Kementerian Negara/Lembaga dan | memilki
kewenangan penggunaan anggaran.
235 |10.
1.
2
13,
14,
15,
16.
17.
18,
19,
Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran
pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan
Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah
Pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA
untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya.
Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi Kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban belanja negara.
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar adalah pejabat
‘yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk melakukan pengujian
atas Surat Permintaan Pembayaran dan menerbitkan Surat Perintah
Membayar.
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung
jawabkan uang dalam rangka pelaksanaan belanja APBN pada
Kementerian Negara/Lembaga dan/atau Satuan Kerja.
Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai, yang selanjutnya
disingkat PPABP adalah pembantu Kuasa PA yang diberi tugas dan
tanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan belanja pegawai.
Belanja Pegawai adalah kompensasi dalam bentuk uang mauput
barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah yang bertugas di
dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan, kecuali_pekerjaan yang berkeitan dengan
pembentukan modal.
Gaji Pegawai adalah Gaji Pokok dan Tunjangan yang melekat pada gaji
yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat oleh
Pejabet yang berwenang dengan surat keputusan sesuai ketentuan
yang beriaku.
Surat Permintaan Pembayaran Belanja Pegawal, yang selanjutnya
disebut SPP Belanja Pegawai adalah suatu dokumien yang diterbitkan
oleh PPK yang berisi permintaan pembayaran belanja pegawai kepada
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar untuk menerbitkan,
surat perintah membayar sejumlah uang atas beban bagian anggaran
yang dikuasainya.
Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disingkat SPM adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM
untuk dan atas nama PA kepada BUN atau kuasanya berdasarkan SPP
untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak ketiga dan
atas beban bagian anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan.
‘Surat Perintah Membayar Langsung Belanja Pegawai, yang selanjutnya
disebut SPM-LS Belanja Pegawai adalah SPM langsung kepada para
pegawai atau Bendahara Pengeluaran dalam rangka pembayaran
belanja pegawai.
‘Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D
adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa BUN kepada bank
‘operasional/kantor pos dan giro berdasarkan SPM untuk memindah-
bukukan sejumiah uang dari kas negara ke rekening pihak yang
ditunjuk dalam SPM berkenaan.