Anda di halaman 1dari 6

BAB I IRIGASI : SUMBER PENGHIDUPAN PETANI DAN PERTANIAN

1. MANFAAT IRIGASI BAGI PETANI DAN PERTANIAN Pada awalnya, untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian, petani banyak mengandalkan pada air yang berasal dari curah hujan sawah tadah hujan. Bahkan, di beberapa daerah yang tidak memiliki kawasan resapan air, cara pengairan serupa masih dilakukan hingga saat ini. Tetapi, sebenarnya sudah sejak lama petani mengupayakan dan mengembangkan cara-cara pengairan pertanian yang tidak mengandalkan sumber air yang berasal dari curah hujan, yakni dengan cara membuat saluran-saluran irigasi sederhana dari sumber air resapan ke lahan pertaniannya. Jaringan saluran irigasi ini umumnya dikerjakan secara bersama-sama dan gotongroyong pada tingkat komuniti atau tingkat desa. 1 amun demikian, irigasi yang dibangun petani secara tradisional masih belum mampu memenuhi kebutuhan semua petani yang ada. !eperti dicatat "mbler #1$$%, sebagaimana dikutip &urnia, 1$$'(, irigasi yang dibangun petani hanya dapat mengairi areal yang sangat terbatas karena sarana )isiknya sangat sederhana, penggunaannya tidak e)isien, dan tidak memiliki syarat-syarat teknis irigasi modern. !ecara konseptual pengelolaan irigasi merupakan seperangkat tugas operasional dalam pemeliharaan irigasi, baik secara )isik maupun kelembagaan. Pemahaman mengenai persoalan irigasi tidak hanya dilihat dari aspek )isik saja, tetapi juga aspek kelembagaannya. *emang betul bahwa persoalan pada aspek )isik memberi pengaruh besar terhadap keberlangsungan kegiatan pertanian, tetapi aspek kelembagaan pun sangat signi)ikan mempengaruhi keberlangsungan kegiatan produksi pertanian. +alam operasionalisasi pemeliharaan bangunan )isik irigasi misalnya, banyak yang tidak ber)ungsi akibat adanya benturan kepentingan di antara pengelola, serta minimnya
1

Lihat tulisan Ganjar Kurnia (1993) yang menyatakan kondisi tersebut berdasarkan laporan Raffles tahun 18 ! dan hasil penelitian L" #npad yang menemukan bah$a jaringan irigasi %esa &itambur dan 'atilarang di daerah &ianjur (elatan dibangun antara tahun 18!! hingga 19!!) 3

partisipasi petani dalam pengelolaan irigasi. "kibatnya, institusi pengelolaan irigasi yang semestinya mampu mengangkat partisipasi petani dan mengakomodasi kepentingan mereka pun menjadi tidak tercapai. &enyataan ini semakin rumit dengan munculnya berbagai kebijakan yang tumpang tindih mengenai pengelolaan irigasi. !iapa yang paling dirugikan dalam hal ini, Jawabannya adalah petani. Petani adalah peman)aat utama irigasi. +emi petani pula irigasi dibuat dan dikelola. Petani sebagai kelompok masyarakat yang hidup dari bercocok tanam #sebagai produsen( merupakan pendukung utama ketersediaan bahan pangan pokok bagi masyarakat secara keseluruhan #konsumen(. amun demikian, hingga saat ini kehidupan petani masih dililit oleh berbagai macam persoalan yang mengakibatkan mereka tidak mampu meningkatkan, bahkan mempertahankan kesejahteraannya. Petani dalam hal ini adalah petani penggarap sawah umumnya memiliki dan menguasai lahan pertanian yang relati) kecil sehingga ketahanan pangannya # food security( menjadi sangat rentan. Persoalan krusial lain yang dihadapi petani adalah kebutuhan sumber agraria berupa air, terutama bagi pertanian padi sawah. &ekurangan air akan mengakibatkan tanaman mengalami cekaman # stress( sehingga hasil produksi pun akan menurun. -leh sebab itu, pengairan yang cukup merupakan kebutuhan yang sangat .ital bagi petani sawah dan system pertanian pada umumnya. Bagi petani sawah, air adalah kehidupan. +alam budaya petani, air irigasi memegang peranan yang sangat penting, bukan hanya untuk mengairi sawah, dan untuk budi daya tanaman lain semata. "ir irigasi, di banyak tempat juga diman)aatkan oleh petani untuk memenuhi kehidupan mereka seperti untuk kebutuhan air minum, mencuci pakaian, memandikan dan memberi minum ternak #meski seharusnya tidak boleh dilakukan di saluran irigasi( dan sebagainya. Begitu besarnya peran air bagi kehidupan petani, sekaligus menjadi potensi kon)lik yang besar bagi petani. Tak jarang terjadi kon)lik hori/ontal antarpetani karena perebutan air. Tak jarang kon)lik tersebut berujung pada perkelahian dan pertumpahan darah. 0al ini menunjukkan bahwa air memegang peranan penting bagi kehidupan petani.

Bagi petani, irigasi bukan hanya perkara )isik saluran irigasi semata, namun juga memiliki )ungsi sosial yang penting bagi kehidupan mereka. !uatu sistem irigasi terdiri atas aspek )isik dan sosial yang saling terkait. Beberapa teoretisi sosial menyatakan bahwa terdapat hubungan kausal yang kuat antara sistem irigasi dengan tata hubungan teknologi dan sosial serta ekonomi. 1tu artinya, irigasi harus dilihat sebagai sebuah sistem sosio-teknis #de los 2eyes, 1$345 6hamber5 1$335 0uppert, 1$34 7 !mith 1$33 dalam Pusposutardjo, 1$$8( &arenanya pemahaman mengenai irigasi harusnya dilakukan scara menyeluruh, baik dari )isik irigasi itu sendiri, kelembagaan pengelola irigasi serta )actor social budaya lainnya yang melingkupi irigasi tersebut. +i sisi lain, bagi system pertanian, keberadaan air irigasi juga sangat penting. +alam sector pertanian sawah, keberadaaan irigasi yang memadai jelas sangat berpengaruh pada tingkatan produksi yang hasilkan. !ecara umum, ada dua hal mendasar yang perlu dipahami dalam konteks irigasi. Pertama, luasan sawah yang dapat terairi. !emakin luas kawasan sawah yang terairi, secara akumulati) hasil panen yang akan didapatkan juga akan semakin meningkat. Kedua, kecukupan debet air dalamn satu tahun. Bil dalam satu tahun irigsi apat memasok air ke sawah dengan debet yang yang mencukupi dalam satu tahun, maka petani memiliki peluang untuk panen hingga tiga kali dalam satu tahun atau lima kali panen dalam dua tahun semakin besar #tergantung pada umur .arietas yang ditanam petani(. Tersedianya air irigasi sepanjang tahun memungkinkan petani dapat melakukan budidaya padi secara terus menerus tanpa terputus. +alam konteks ketahanan pangan tingkat nasional. "danya tersediaan pangan pokok #beras( yang melimpah sepanjang tahun merupakan suatu langkah awal yang baik menuju swa sembada pangan. 2. KONDISI PENGELOLAAN IRIGASI SAAT INI "da beberapa masalah yang dihadapi dalam pengelolaan irigasi saat ini beberapa masalah tersebut di antaranya9 Rendahnya Kapaitas Petani Yang terlibat Dalam Kelembagaan Pengelola Irigasi Pengelolaan dan peman)aatan irigasi memerlukan pengorganisasian dan pengaturan
+

yang jelas. Pengorganisasian ini mencakup pengorganisasian orang-orang atau satuansatuan kelompok sosial yang berkepentingan, seperti pemerintah yang berkepentingan terhadap irigasi sebagai suatu mani)estasi )isik dari program pembangunan pertanian berkelanjutan di satu pihak, dan kepentingan petani terhadap irigasi sebagai sumber air untuk kelangsungan produksi pertanian di lain pihak. 0al yang terkait erat dengan kepentingan-kepentingan atas irigasi adalah adanya organisasi pengelola dan peman)aatan irigasi, mulai dari tingkat pemerintah regional hingga petani. Pembentukan organisasi pengelola dan peman)aatan air irigasi yang kemudian diberi nama Perkumpulan Petani Pemakai "ir #P'"( dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pengaturan peman)aatan air irigasi oleh petani pengguna dan peman)aat irigasi. amun, pembentukan perkumpulan semacam ini hingga saat ini masih belum maksimal. *asih banyak anggota P'", :P'" dan 1P'" yang belum memiliki keterampilan yang memadai dalam pengelolaan irigasi. "kibatnya peran dan )ungsi mereka dalam merawat dan mengelola irigasi menjadi tidak maksimal. ;ahirnya 1npres o.'<1$$$ yang menginstruksikan *enteri Pekerjaan =mum

melakukan pembaharuan kebijakan pengelolaan irigasi dengan memberikan peran yang lebih besar kepada petani dalam pengambilan keputusan pengelolaan irigasi telah menimbulkan anggapan mengenai kesiapan institusi pengelolaan air, baik di tingkat pemerintah maupun di tingkat petani. +i satu pihak, ada yang menilai bahwa penyerahan pengelolaan irigasi kepada petani dapat menjadi peluang yang baik bagi petani untuk dapat mengelola irigasi secara lebih partisipati). mengelola irigasi Kondisi Fisik Saluran Irigasi Program pembangunan irigasi yang dijalankan pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi padi dan juga kesejahteraan petani. -leh sebab itu, pemerintah memprakarsai program intensi)ikasi dan ekstensi)ikasi pertanian secara besar-besaran, seperti program Bimas dan 1nmas program yang memasukkan berbagai input dan
,

amun demikian dalam

banyak kasus, hal ini terkendala oleh masih lemahnya kapasitas petani dalam

sarana produksi pertanian modern yang berbiaya tinggi serta pencetakan sawah-sawah baru di pulau Jawa dan juga beberapa daerah di luar Jawa. &onsekuensinya, wilayah irigasi yang ada menjadi sangat luas. !atu saluran irigasi dapt mencakup luasan ratusan hektar, mencakup beberapa desa, mulai dari daerah hulu hingga hilir jaringan. +inas Pengairan dan +inas Pertanian merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pembangunan konstruksi bangunan, operasi dan pemeliharaan, serta peman)aatan irigasi. *ereka memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk menjaga kualitas saluran irigasi dari hulu hingga hilir. 0al ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi +inas Pengairan dan +inas Pertanian di masing-masing daerah. Padahal, kenyataannya kondisi irigasi di berbagai wilayah di 1ndonesia tidaklah selalu baik. Berbagai persoalan teknis seperti kerusakan bangunan irigasi hingga pendangkalan irigasi karena sampah dan endapan lumpur terjadi hampir si semua propinsi di 1ndonesia. 0al ini tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. =paya mencegah terjadinya pendangkalan irigasi karena sampah dan endapan lumpur perlu dilakukan secara berkala setiap enam bulan sekali agar debet air yang masuk ke sawah tetap terjaga, belum lagi masalah kerusakan pintu air, talud yang rusak, hingga banyaknya saluran irigasi yang belum di talud tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 2usakna kondisi )isik irigsi berdampak pada terganggunya distribusi air ke sawah-sawah milik petani Lemahnya Koordinasi Antar Pihak ;emahnya koordinasi antar institusi pengelola irigasi merupakan masalah klasik yang terjadi dalam dunia peririgasian di 1ndonesia. !eperti kita ketahui bersama, dalam pengelolaan irigasi, banyak pihak yang terlibat, mulai daru P= pengairan, +inas Pertanian, Bapeda, P'", :P'", 1P'" dan sebagainya. Banyak hal yang menyebabkan lemahnya koordinasi antarpihak ini. !alah satunya adalah belum adanya paying hukum di tingkat daerah yang secara khusus mengurusi hal tersebut. Tidak adanya payung hukum yang mengatur bagaimana system pengelolaan irigasi secara terpadu membuat
-

banyak pihak terkesan >bekerja sendiri-sendiri?. !elama ini banyak kebijakan di tingkat local yang tumpang tindih. *isalnya perbaikan saluran )isik irigasi yang dilakukan tanpa melibatkan petani. +alam banyak kasus, perbaikan yang sudah dilakukan sering kali justru tidak mampu memberikan dampak yang maksimal bagi petani secara keseluruhan, karena kualitas perbaikan yang buruk, kesalahan konstruksi, atrau bahkan bagian yang diperbaiki justru bukan bagian yang paling membutuhkan perbaikan. "kibatnya, perbaikan tersebut tidak berjalan maksimal, dan yang telah dikeluarkan menjadi percuma dan haisl panen petani tetap rendah. ;amahnya koordinasi juga terjadi di antar dinas. !ebagai contoh, kebijakan pencetakan lahan sawah baru dari +inas Pertanian sering kali tidak terkoordinasikan dengan baik ketersediaan sarana irigasi yang menjadi wewenang P= pengairan dan Bapeda. "kibatnya setiap tahun ada lahan irigasi yang tidak terairi dengan baik. !elain disebabkan karena )actor cuaca #kemarau berkepanjangan(, kekeringan sawah petani juga disebabkan masih lemahnya koordinasi dalam merancang system irigasi secara terpadu sebagai satu kesatuan dengan dunia pertanian sacara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai