Anda di halaman 1dari 8

HAKIKAT MANUSIA

Manusia merupakan mahkluk monodualistis antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan. Manusia juga merupakan mahkluk yang rasional dan juga irasional. Sedangkan menurut Freire hakekat pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana teknologi lainnya yang ditawarkan seseuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik mereka . Hal senada juga di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan, YB. Mangunwijaya yang beranggapan pendidikan haruslah berbasis realitas sosial. Kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berarti menarik keluar dari, dan ini boleh diartikan usaha pemuliaan. Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia . Dalam pengertian sederhana secara leksikal education (pendidikan) adalah suatu proses pembebasan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan. Beberapa Definisi Manusia : 1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia. 2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas kepadanya dunia alam world of nature, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan

3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi. 4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya. 5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu quasi-miracolous yg

memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan

menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam. 6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah. 7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

HAKIKAT PENDIDIKAN
Ada beberapa konsep dasar tentang pendidikan, yaitu: - Pendidikan berlangsung seumur hidup (lifelong education). - Keluarga, masyarakat dan pemerintah bertanggungjawab atas pendidikan. - Pendidikan merupakan keharusan. Pendidikan pada hakekatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu pendidikan erat kaitannya dengan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan = kegiatan mengolah hati anak didik. Pengajaran = kegiatan mengolah otak anak didik. Pelatihan = kegiatan mengolah lidah dan tangan anak didik.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai usaha mentransformasikan nilai-nilai. Nilai-nilai yang akan ditransformasikan itu mencakup nilai-nilai religi, budaya, pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Manusia perlu mendapatkan pendidikan karena: - Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan tidak berdaya. - Manusia lahir tidak langsung dewasa. - Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial. - Manusia pada hakekatnya dapat dididik.

PENGERTIAN PENDIDIKAN Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja (dengan jalan membimbing, membantu dan memberi pertolongan) agar ia menjadi manusia dewasa, susila, bertanggungjawab dan mandiri. Dewasa yang dimaksud adalah: - dewasa pedagogis (menyadari dan mengenali diri sendiri atas tanggung jawab sendiri) - dewasa biologis (mampu mengadakan keturunan) - dewasa psikologis (fungsi kejiwaan telah matang) - dewasa sosiologis (telah memenuhi syarat untuk hidup bersama yang telah ditentukan masyarakat) Ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang. Sedangkan nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif, maka dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif. Ilmu pendidikan juga memerlukan pemikiran teoritis, yaitu pemikiran yang disusun secara teratur dan sistematis. Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang disebut sub-sistem.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN 1. Peserta didik 2. Pendidik 3. Tujuan

Menurut Langeveld, ada beberapa macam tujuan pendidikan. a. Tujuan umum/tujuan sempurna= Tujuan yang berakar dari tujuan hidup yaitu membentuk manusia yang dewasa, susila, mandiri, dan bertanggungjawab. b. Tujuan tidak sempurna= Tujuan yang mencakup segi-segi tertentu seperti kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, keindahan, dll. c. Tujuan sementara= Tujuan yang merupakan pijakan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. d. Tujuan perantara= Tujuan yang ditentukan untuk mencapai tujuan sementara. e. Tujuan insidental= Tujuan yang berkaitan dengan keadaan dalam proses mencapai tujuan umum. f. Tujuan khusus= Pengkhususan dari tujuan umum. 4. Isi pendidikan Adalah segala sesuatu yang oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Materi tersebut harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan sesuai dengan peserta didik.

LANDASAN PENDIDIKAN 1. Landasan filosofis Landasan filosofis sebagai salah satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan berhubungan dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang sesuatu yang berkaitan dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Bagi bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan mempunyai makna: - Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila. - Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan Pancasila.

- Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila. 2. Landasan sosiologis Pendidikan tidak berlangsung dalam keadaan vakum sosial. Dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain: a. perubahan teknologi Dampaknya: - Individu memiliki keterampilan baru. perkembangan jaman. - Sekolah mulai menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih. b. perubahan demografi (pertambahan jumlah penduduk) Dampaknya: - Pengembangan kebijaksanaan pendidikan. - Pembatasan secara ketat penerimaan siswa baru. - Tidak seimbangnya pertambahan penduduk dengan fasilitas pendidikan. c. urbanisasi dan sub-urbanisasi Dampaknya: - Sekolah bertanggungjawab atas penyesuaian diri terhadap penduduk kota. - Sekolah berperan dan membantu mekanisme kontrol sosial di masyarakat. - Sekolah mempersiapkan lulusannya untuk dapat hidup di kota. d. perubahan politik masyarakat, bangsa dan negara Dampaknya: - Meningkatnya keterlibatan pemerintahan di dalam kegiatan anggota masyarakat. Sekolah dituntut agar lulusannya dapat menyesuaikan

- Berkembangnya saling ketergantungan antar pemerintahan negara. 3. Landasan kultural Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia. Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pada hakikatnya manusia sebagai mahkluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat. Salah satu cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui pengajaran. Jadi pendidikan dapat berfungsi sebagai penyampai, pelestari, dan pengembang kebudayaan. 4. Landasan psikologis Psikologi sebagai ilmu bantu yang mendasari pelaksanaan pendidikan berorientasi pada tiga hal yaitu: - hakikat siswa - proses belajar - peranan guru Dalam kehidupannya, manusia selalu terlibat dalam kegiatan belajar. Teori belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Teori Disiplin Mental - Belajar sebagai usaha melatih dan mendisiplinkan daya pikir (disiplin mental). - Memberikan peluang kepada anak didik untuk berkembang sesuai kehendak Tuhan (aktualisasi). - Mengasosiasikan ide baru dengan ide lama yang telah terdapat dalam jiwa kita (appersepsi). b. Rumpun Behaviorisme - perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang dapat terjadi melalui stimulus dan respons yang dihubungkan dengan prinsip mekanis (Conditioning S-R)

- Conditioning tanpa reinforcement - Conditioning melalui reinforcement c. Rumpun Gestalt-Medan - keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian (teori Insight) - pemahaman bertujuan (Goal-Insight) - Medan-Kognitif Yang harus diperhatikan demi keberhasilan kegiatan belajar adalah: - stimulus belajar - perhatian siswa - keaktifan siswa - penguatan dan umpan balik 5. Landasan ilmiah dan teknologis Salah satu misi pendidikan adalah membekali peserta didik agar dapat mengembangkan iptek. Hubungan antara pendidikan dan iptek adalah saling timbal balik, yaitu: - Kemajuan pendidikan diarahkan untuk kemajuan iptek - Perkembangan iptek akan berpengaruh pada perkembangan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai