Anda di halaman 1dari 6

Digital Mapping Basic

1. Rektifikasi Citra Rektifikasi berarti menyatakan sistem koordinat raster (unit piksel) citra/image ke sistem koordinat tanah/proyeksi (unit metrik) melalui transformasi titik-titik sekutu (Ground Control Points) yang terdefinisi dalam dua sistem tersebut. Pada kasus ini, sistem koordinat piksel akan ditransformasi ke sistem koordinat Geodetik (datum: WGS84) dan selanjutnya diproyeksikan ke sistem TM (Transverse Mercator) dengan sistem grid UTM (Universal Transverse Mercator) (datum: WGS84). Input: Citra (*.jpg; *.jpeg), Koordinat Geodetik kiri-bawah dan kanan-atas (*.txt; *.xls) Output: Citra (*.tif; *.tiff) Prosedur standar: 1. Jalankan Google Earth, melalui Tools > Options pilih Detail Area:Large (10241024); Show Lat/Long:Degrees, Minutes, Seconds. Aktifkan Compass, Status Bar, dan Grid (Long/Lat) melalui View > Compass, Status Bar, Grid. Non-aktifkan Terrain. 2. Masukkan koordinat target pada panel Fly To (misal: 37 25 19.1N, 122 05 06W), klik Begin Search. Gunakan Zoom Out/In dan Pan hingga koordinat kiri-bawah dan kanan-atas mencakup area yang diinginkan atau sedikit lebih luas (sebagai safety factor). Klik tombol pendatar dan bearing Utara. 3. Bila progress pada Status Bar telah mencapai 100%, non-aktifkan semua komponen viewkecuali Grid. Simpan citra tersebut melalui File > Save > Save Image (_Grid). Denganview yang sama, non-aktifkan semua komponennya (menjadi citra tanpa Grid), kemudian simpan dengan nama berbeda (_Image). 4. Jalankan Global Mapper, melalui File > Open Data File(s) buka file citra ber-grid (_Grid) yang disimpan. Akan muncul dialog konfirmasi, klik Yes. Pada window Image Rectifier, klik tombol Select Projection dan pastikan Ground Control Point (GCP) Projection adalah Geographic (Latitude/Longitude) / WGS84 / arc degrees. Aktifkan transformasi Affine melalui Options > Rectification Method > Affine (3+ GCPs). 5. Akan digunakan 4 (empat) titik GCP berupa perpotongan garis lintang-bujur di perimeter area. Pada view Entire Image, Zoom lokasi titik GCP, kemudian pada Zoomed View klik titik GCP yang akan digunakan. Pada panel Ground Control Point (GCP) Entry akan muncul nilai PixelX dan PixelY, kemudian isikan nilai X/Easting/Lon dan Y/Northing/Lat sesuai Bujur dan Lintang titik tersebut dalam format deg min sec(N/S/E/W) ataupun desimalnya. 6. Setelah keempat titik terisi, muncul nilai Error masing-masing titik. Perkecil Error dengan memilih tiap baris titik (dimulai dari Error terbesar), klik titik yang dianggap lebih tepat pada Zoomed View, kemudian klik Update Selected GCP. Begitu seterusnya hingga setiap Error berada di bawah 0.1 (atau spek teknis lainnya).

7. Simpan file GCP melalui File > Save Control Points to a File. OK pada window Image Rectifier dan citra (_Grid) terektifikasi muncul pada view Global Mapper dalam sistem koordinat Geodetik. 8. Untuk citra tanpa Grid (_Image), lakukan langkah 4-5, kemudian load file GCP (*.gcp) tadi melalui File > Load Control Points from a File. OK dan citra (_Image) terektifikasi muncul pada view Global Mapper dalam sistem koordinat Geodetik. 9. Proyeksikan ke sistem TM dengan sistem grid UTM melalui Tools > Configure > Projection, pilih Projection:UTM; Zone:(sesuai zona dan hemisfer area); Datum:WGS84; dan Planar Units:METERS. 10. Ekspor citra melalui File > Export Raster and Elevation Data > Export Geo TIFF. Pilih File Type: 24-bit RGB (Full Color, Large Storage Required). Aktifkan Always Generate Square Pixels dan Interpolate to Fill Small Gaps in Data. Pada tab Export Bounds, isikan batas citra (yang ditargetkan) di Lat/Lon (Degrees), Global Projection (UTMmeters), ataupun lainnya, OK, simpan citra (file *.tif/*.tiff) tersebut. 2. DTM dan Kontur Pembuatan DTM (Digital Terrain Model) bertujuan memperoleh gambaran topografi melalui sebaran primitif face (misal: persegi dan segitiga), sedangkan kontur melalui isolineketinggian. Pada kasus ini, data pengukuran muka tanah (satuan metrik) dengan interval grid tertentu akan disajikan dalam bentuk DTM dan kontur. Input: Tabular XYZ/ENZ (*.txt; *.xyz) Output: Plot Vektor (*.dwg) 2.1 DTM Prosedur standar: 1. Jalankan AutoCAD LDD, buat file baru melalui File > New. Isikan nama file baru pada panel Drawing Name-Name:[nama file]. Buat basis project baru melalui Create Project, kemudian pilih Initial Settings for New Drawings-Prototype:Default (Meters), isikan Project Information-Name:[nama project]. Gunakan default saat pengisian properti Create Point Database dan Load Settings. 2. Pastikan satuan metrik melalui Format > Units, pilih Meters pada Units to scale drag and drop content. Ketik mp pada Command Line, spasi/ENTER, kemudian pilih Civil Design 2i, klik Load. 3. Pada Terrain > Terrain Model Explorer, klik kanan di direktori Terrain dan Create New Surface. Di dropdown TIN Data klik kanan Point Files-Add Point File. Pilih Format:ENZ(comma delimited) dan buka Source File:[file yang disimpan]. Klik kanan Surface1, pilih Build. Pada Surface data options aktifkan hanya Use point file data, OK. 4. Masih pada Surface1, klik kanan pilih Surface Display > 3D Faces atau melalui Terrain > Surface Display > 3D Faces. Pada Surface Display Settings, aktifkan Create skirts kemudian OK, spasi/ENTER, ketik z-spasi/ENTER, ketik e-spasi/ENTER. 2.2 Kontur

Prosedur standar: 1. Pilih Terrain > Create Contours, isikan Minor dan Major interval. Minor interval standar umumnya sebesar bilangan skala dibagi 2000. Klik Style Manager >>, pada Contour Appearance pilih Smoothing Options-Add Vertices-Increase 10, OK. 2. Pilih surface pembuat DTM/kontur yang akan dipakai, Terrain > Set Current Surface, klik Terrain Surface, OK. 3. Profil dan Volume Pembuatan profil bertujuan menggambarkan kedudukan vertikal relatif titik-titik pengamatan dan titik-titik objek yang diamati terhadap datum vertikalnya, sepanjang garis pengukuran (memanjang) ataupun tegak lurus garis tersebut (melintang). Penghitungan volume bertujuan mengetahui volume deposit material pada suatu situs/lokasi, yang nantinya dapat pula mengestimasi volume galian (cut) dan timbunan (fill). Pada kasus ini, akan dibuat profil memanjang dan melintang dari satu garis alinyemen serta akan dihitung volume dari suatu situs/lokasi pada DTM yang ada. Input: Plot Vektor (*.dwg) Output: Plot Vektor (*.dwg) dan file teks (*.txt) 3.1 Profil Melintang (Cross Section) Prosedur standar: 1. Buat polyline di dalam area DTM/kontur, kemudian klik Alignments > Define from Polyline dan pilih (Select) polyline tersebut. Pada Command Line: Select reference point (Enter for start):, spasi/ENTER. Isikan nama alinyemen di Alignment Name dan deskripsinya di Description, OK. Buat offset garis tersebut melalui Alignments > Create Offsets. Aktifkan lapisan offset yang diperlukan, OK. 2. Berikan label pada setiap titik stasiun profil melintang dengan interval jarak tertentu sepanjang alinyemen melalui Alignments > Station Label Settings, isikan interval jarak antar label pada Station label increment dan interval jarak antar titik stasiun pada Station tick increment, OK. 3. Pilih Alignments > Create Station Labels, Beginning station <>: spasi/ENTER, Ending station <>: spasi/ENTER, Delete existing stationing layers [Yes/No] <Yes>: spasi/ENTER. Bila diperlukan, edit lengkungan (spiral) jalan melalui Alignments > Edit. 4. Pilih surface yang digunakan, Cross Section > Surfaces > Set Current Surface. Setting profil melintang (cross section) melalui Cross Section > Existing Ground > Sample from Surface. 5. Plot semua profil melintang di seluruh stasiun melalui Cross Section > Section Plot > All, Beginning station <>: spasi/ENTER, Ending station <>: spasi/ENTER, Sheet origin point: (klik titik penempatan hasil plot). Bila belum sesuai, Cross Section > Section Plot > Settings, atur layout penempatannya.

3.2 Profil Memanjang (Longitudinal Section) 1. Pada Profiles > Profile Settings > Sampling, atur offset kiri-kanan alinyemen sampel profil. Kemudian, atur pula > EG Layers, FG Layers, Labels and Prefix, dan Values(diutamakan sesuai default-nya). 2. Seperti sebelumnya, pilih surface pembuat DTM/kontur yang akan dipakai, Profiles > Surfaces > Set Current Surface, klik Terrain Surface, OK. Bila digunakan hanya satusurface maka klik > Toggle Multiple Surfaces (hingga muncul Multiple surfaces are off) untuk memastikan penggunaan dua atau lebih surface adalah non-aktif. 3. Pilih Profiles > Existing Ground > Sample from Surface, isikan offset kiri-kanan alinyemen beserta toleransinya. Beginning station <>: spasi/ENTER, Ending station <>: spasi/ENTER. 4. Melalui Profiles > Create Profile > Full Profile, buat profil memanjang dengan pengaturan (spasi horisontal dan vertikal, grid vertikal, dll) pada window Profile Generator, OK, Select starting point: klik titik penempatan hasil plot, Delete existing profile layers [Yes/No] <Yes>: spasi/ENTER. 3.3 Volume Prosedur standar: 1. Buat stratum (ruang volumetrik) dengan meng-copy Surface1 menjadi Surface2 yang kedudukannya ditranslasi dalam arah sumbu-z terhadap Surface1. Pada Terrain > Terrain Model Explorer, pilih Surface1, klik kanan Copy, ubah nama surface baru menjadi Surface1b. Melalui Terrain > Edit Surface > Raise/Lower Surface, Save modified surface as New surface (Yes/No) <Yes>: spasi/ENTER, isikan nama baru: Surface2, OK. Muncul Add to each elevation: [besar translasi vertikal yang diinginkan], spasi/ENTER. Pilih stratum volume melalui Terrain > Select Current Stratum, klik New, Select Surface1 dan Select Surface2, beri nama, OK, pilih stratum tersebut, OK. 2. Definisikan batas situs/lokasi yang akan dihitung volumenya melalui Terrain > Site Definition > Define Site, Rotation angle <0d00>: bila sisi-sisinya sejajar sumbu-x/y spasi/ENTER, Site Base Point: klik titik sebagai pojok kiri-bawah situs/lokasi, Grid M size: [panjang grid kalkulasi volume], Grid N size: [lebar grid kalkulasi volume], Upper right corner: (klik titik sebagai pojok kanan-atas situs/lokasi), Change the size or rotation of the grid/grid squares (Yes/No) <No>: spasi/ENTER, Erase old site outline (Yes/No) <Yes>: spasi/ENTER, Site name: [nama situs/lokasi]. 3. Hitung volume dengan metode Grid melalui Terrain > Grid Volumes > Calculate Total Site Volume. Pilih nama situs/lokasi tadi, OK, atur Grid Volume Settings, OK. Munculdialog Use a different surface?, klik Yes, isikan nama surface di New Surface:, OK. Hasil penghitungan volume tertera di Command Line. 4. Hitung volume dengan metode Composite melalui Terrain > Composite Volumes > Calculate Total Site Volume. Pilih nama situs/lokasi tadi, OK, atur Composite Volume Settings, OK. Isikan nama surface di New Surface:, OK. Hasil penghitungan volume tertera di Command Line.

5. Hitung volume dengan metode Section terlebih dahulu melalui Terrain > Section Volumes > Sample Sections, pilih nama situs/lokasi tadi, OK, atur Section Volume Settings, OK. Kemudian, melalui Terrain > Section Volumes > Calculate Volume Total, pilih nama situs/lokasi tadi, OK, atur Section Volume Settings, OK. Hasil penghitungan volume tertera di Command Line. 6. Sebagai tambahan, tampilkan laporan penghitungan volume melalui Terrain > Volume Reports > Site Report, pilih nama situs/lokasi tadi, OK, atur Site Volume Corrections, OK. Pada window Site Volumes tertera hasil penghitungan, klik Print To File untuk menyimpan dalam format *.txt. Atau dapat pula dimasukkan ke dalam drawing melaluiTerrain > Volume Reports > Site Table, pilih nama situs/lokasi tadi, OK, atur Site Volume Corrections, OK, Text insertion point: (klik titik pada drawing untuk meletakkan objek tabel), Rotation angle <0d00>: spasi/ENTER. 7. Bila diperlukan, buat satu profil situs/lokasi melalui Terrain > Section Volumes > Plot Single, pilih nama situs/lokasi tadi, OK, Station: <0.00>: [jarak titik stasiun sepanjang sumbu-M], Pick bottom insertion point: (klik titik pada drawing untuk meletakkan objek profil). Dapat pula dibuat keseluruhan profil melalui Terrain > Section Volumes > Plot All, pilih nama situs/lokasi tadi, OK, Sheet origin point <0.0>: (klik titik padadrawing untuk meletakkan objek profil). 4. Overlay DTM-Citra Pertampalan DTM-Citra bertujuan memberikan visualisasi topografi bagi sebagian atau keseluruhan area pada citra. Pada kasus ini, perimeter citra terektifikasi dan DTM telah terdefinisi pada koordinat yang sama dalam sistem koordinat proyeksi TM dan sistem gridUTM (datum: WGS84). Input: Tabular XYZ/ENZ (*.txt; *.xyz) dan Citra (*.tif; *.tiff) Output: Peta citra 2D dan 3D (*.srf) Prosedur standar: 1. Jalankan Surfer, konversi file tabular XYZ/ENZ ke bentuk grid (*.grd) melalui Grid > Data, pilih Files of Type: All Files (*.*) untuk membaca format *.xyz, klik Open, aktifkan semuadelimiter, lihat pada preview-nya dan pastikan setiap komponen XYZ berada pada kolom terpisah, OK. Pada panel Grid Data, pilih metode interpolasi melalui Gridding Method, aktifkan Grid Report, OK. Simpan Surfer Report1 melalui File > Save, kemudianminimize. 2. Buat surface dari file Grid tadi melalui Map > Surface, pilih file Grid, OK. Masukkan citra melalui Map > Base Map, pilih citra *.tif/*.tiff dari materi sebelumnya, OK, biarkan Image number:1, OK. Biarkan ukuran surface dan citra seperti apa adanya. 3. Klik ganda pada citra, pada tab Base Map isikan Image Coordinates sesuai Limits surfacedi Map: 3D Surface Properties dengan meng-copy-paste diikuti klik Apply, dimulai dari xMax dan yMax, kemudian xMin dan yMin. Seringkali setelah xMax diisikan, citra berimpit dengan sumbu-x. Untuk masuk kembali ke Map: Base Properties klik kanan pada Base di Object Manager dan pilih Properties, kemudian lanjutkan paste koordinat dari Map: 3D Surface Properties.

4. Cara yang lebih mudah dengan meng-copy-paste dari Report yang di-minimize tadi. Pada bagian Grid Geometry terdapat batas X Minimum (xMin), X Maximum (xMax), Y Minimum (yMin), dan Y Maximum (yMax) dengan nilai yang tentu sama dengan Limits surface yang dimaksud. Setelah selesai, klik Apply untuk melihat hasilnya, OK. 5. Pilih kedua objek (citra dan surface), overlay keduanya melalui Map > Overlay Maps. Klik ganda hasil pertampalan, pada tab Overlays aktifkan Use overlay color only. Pada tabScale, isikan skala X, Y, dan Z sama besar. Bila diperlukan perbesaran vertikal maka dapat digunakan rasio lain, misal: skala X:Y:Z = 1:1:10. Untuk penyajian 2 dimensi, pada gambar gunakan satuan centimeter untuk mempermudah penyekalaan, melalui File > Preferences > Drawing, pilih Page Units: Centimeters, OK. Klik ganda kembali surface, pada tab View aktifkan Projection: Orthographic, geser scroll Tilt menjadi 90o dan Rotation menjadi 0o. Pada tab Scale isikan skala penyajian yang diinginkan. Map units dalam hal ini adalah meter.

Anda mungkin juga menyukai