Anda di halaman 1dari 1

Hari ini sembari terdiam, aku tetap menatap sosok itu di depanku Pada cermin menggumam pelan tentangku,

ya kali ini adalah tentang aku.. Masih dengan angkuhnya bersahabat dengan kata aku baik adanya, tidak apa-apa, atau tenang saja Masih dalam renungan menitih kesombongan diri dengan tak henti mencoba menjadi pribadi kuat, menjadi sandaran untuk setiapnya yang membutuhkan, seperti sesuatu yang diandalkan, atau terbaik.. Hampir tidak mungkin, paling tidak akhirnya selalu mencoba berguna untuk orang lain..

Berbagi, bercerita, bercengkrama dengan tawa, dengan harapan akan membuat sekeliling ini menjadi suatu yang positif, terhibur walau konyol nampak dalam diri.. Berbagi akan setiap hal yang diri ini tahu, dengan harapan orang lain tenang dan nyaman, atau paling tidak nantinya lebih tahu dariku. Berbagi karena peduli, yang seringkali tak ingat bagaimana berbagi pada diri sendiri..

Hari ini kekakuan masih terlihat, aku masih sama seperti bebatuan yang kupijak kemarin.. Kuat, namun berongga, dan dingin.. Keras kepala dalam letih, seperti menapaki jejak yang hilang terbawa angin.. Dimana kesedihan buatnya adalah sebuah teman, dan bentuk kegelisahan lain adalah ungkapan senyuman . Berayun dalam tepian pijakan kesendirian namun memaksa membuat sekeliling nyaman, seperti sesuatu yang tidak mungkin, namun anehnya tetap tertahan

Masih merangkul tangis tatkala hari ini dihantam kekecewaan, atau kesedihan karena tak mampu menjadi terbaik, atau sekedar menghibur diri sendiri. Tak lagi bersua tentang diri, selain di hadapan saksi-saksi-Nya. Alam, bintang, bulan, mungkin sesekali cermin. Tiada berbalas, namun setia dalam mendengar.. Mengangkuhkan hati yang selama ini terlalu sabar menahan diri dan membungkusnya dengan senyum. Memaksa dan meronta baik untuk menyayangi detail ciptaan-Nya dan lupa bagaimana berbagi tawa dengan hati, hati yang mungkin kini telah terlambat untuk merasa..

Terlalu sibuk memperhatikan dekatku hingga lupa perhatikan tentangku.. Terlalu bungkam melukiskan diriku, namun tak lupa menuliskan sesuatu untuk sekelilingku.. Kuat memaksa hadir senyuman dengan harapan kedamaian tercipta, namun lupa bagaimana ketulusan senyum itu termakna..

Anda mungkin juga menyukai