Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nina Sardjunani, MA
Deputi Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas
Disampaikan dalam Dialog Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan 2015-2019 Ruang SG 1-5, Bappenas, 30 Januari 2014
OUTLINE
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan komitmen negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dunia. MDGs merupakan acuan penting dalam penyusunan dokumen RPJPN 2005-2025, RPJMN 2004-2009 dan 2010-2014, RKP Tahunan, dan APBN. Capaian Tujuan MDGs 2013 :
1. Tujuan MDGs yang telah tercapai; 2. Tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track); 3. Tujuan MDGs yang telah menunjukkan kemajuan namun masih diperlukan kerja keras.
MDG 1, proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per kapita per hari. MDG 3, Rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi; dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki umur 15-24 tahun. MDG 6, angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian, serta proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang ditemukan, diobati dan disembuhkan dalam program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS). MDG 8, Proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler
TARGET ON TRACK
Target MDGs yang telah menunjukkan kemajuan signifikan dan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 (on-track):
MDG 1, indeks kedalaman kemiskinan, proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja, dan prevalensi balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi.
MDG 2, APM SD, proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar, serta angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun (perempuan dan laki-laki). MDG 3, rasio APM perempuan/laki-laki di tingkat SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, dan pendidikan tinggi serta kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian, dan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR. MDG 4, angka kematian neonatal, bayi, dan balita serta proporsi anak usia 1 tahun yang mendapat imunisasi campak.
7
TARGET ON TRACK
MDG 5, Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih, Angka
pemakaian kontrasepsi /CPR bagi perempuan menikah usia 15-49 semua cara, dan cakupan pelayanan antenatal baik 1 maupun 4 kali kunjungan.
MDG 6, Angka kejadian Malaria (per 1,000 penduduk), proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan Antiretroviral (ARV) MDG 7, konsumsi bahan perusak ozon, proporsi tangkapan ikan yang tidak melebihi batas biologis yang aman, serta rasio luas kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan dan rasio rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial, proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
terhadap sanitasi dasar layak di perkotaan.
MDG 8, rasio ekspor dan impor terhadap PDB, rasio pinjaman terhadap simpanan di bank umum, dan rasio pinjaman terhadap simpanan di BPR, rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dan rasio pembayaran pokok utang dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor (DSR), proporsi penduduk yang memiliki jaringan telepon tetap.
8
MDG 8, peningkatan proporsi rumah tangga dengan akses internet dan kepemilikan komputer pribadi.
9
10
15
20
NUSA TENGGARA BARAT DKI JAKARTA JAWA BARAT D.I. YOGYAKARTA KALIMANTAN TIMUR KEPULAUAN RIAU BALI BANTEN
JAWA TENGAH MALUKU UTARA INDONESIA NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN SELATAN SULAWESI BARAT JAWA TIMUR SUMATERA SELATAN
Provinsi
-5 0 5
PAPUA
RIAU
5,24
Persen Gizi Kurang dan Stunting pada Anak Balita, Tahun 2007 - 2012
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kalimantan selatan
DI Yogyakarta Banten Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Kepulauan Riau Sumatera Barat Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Riau Bengkulu Sumatera Utara Jawa Barat Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara Indonesia Kalimantan Barat Lampung Aceh Kalimantan Tengah Konsumsi Kalori < 1400 Kkal
Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori < 1.400 Kkal dan < 2.000 Kkal Tahun 2013
Indikator
Acuan Dasar
Data Terbaru
Status
Sumber
TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar 88,70% 95.71% Angka partisipasi murni *BPS, 2.1 100,0 (APM) SD/MI/sederajat (1990)* (2012)** **Kemendikbud 2.2 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil menamatkan SD 62,00% (1990) 96,60% (1990) 96.43% (2012) 99.08% (2012) 100,0 Kemendikbud
Angka melek huruf 2.3. penduduk usia 15-24 tahun, perempuan dan laki-laki
100,0
BPS
Perkembangan APM dan APK Jenjang SD/MI dan SMP/MTs tahun 1992-2012
120 100 80 60
40 20 0
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
20
40
60
80
100
120
140
Perbedaan APM dan APK Jenjang SD/MI/sederajat Menurut Provinsi Tahun Ajaran 2012
APK
APM
BPS, Sakernas
3.3
Meningkat
KPU
Kecenderungan Rasio APM Perempuan terhadap Laki-laki menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2000-2013
110 105
Rasio APM
100
95
90
85
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
32,9
32,3 32 31,9 31,7 31,5
30 2000 2001 2003 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Keragaman Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan Di Sektor Nonpertanian Antarprovinsi, 2013
44,7 50 42,3 40,2 39,1
39,0
38,6
38,4
38,1
37,7
37,6
37,4
37,2
36,7
36,4
36,1
35,2
35,1
34,8
34,3
34,2
33,9
33,9
40
35,6
32,9
32,8
31,5
31,3
30,6
30,1
29,4
29,1
27,9
Persentase
20
10
Provinsi
25,1
30
26,7
Kecenderungan Keterwakilan Perempuan dalam DPR menurut Periode Pemilihan, Tahun 1950-2014
18 16,7
14 Persentase
13,0
11,6
8,5
1992-1997
1977-1982
1982-1987
1950-1955
1955-1960
1956-1959
1971-1977
1987-1992
1997-1999
1999-2004
2004-2009
Periode
Sumber: BPS; Keterangan: Data periode 2009-2014 adalah kondisi akhir tahun
2009-2014
TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK Target 4A: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015 Angka Kematian Balita per 1000 40 / 4.1 97 (1991) 32 kelahiran hidup ( 2012) Angka Kematian Bayi (AKB) per 32 BPS, SDKI / 4.2 68 (1991) 23 1000 kelahiran hidup (2012) Angka Kematian Neonatal per 19 4.2a 32 (1991) Menurun 1000 kelahiran hidup (2012) *BPS, Persentase anak usia 1 tahun 44,5% 74,20 % SDKI 4.3 Meningkat yang diimunisasi campak (1991) (2013)** **BPS, Susenas
Angka Kematian Balita dan Kematian Bayi telah mengalami penurunan tajam tetapi diperkirakan masih belum mencapai target pada tahun 2015 Angka Kematian Neonatal tidak turun dibandingkan sebelumnya Kematian Neonatal merupakan komponen besar terhadap kematian Bayi dan Balita
pencegahan dan penanganganan komplikasi kebidanan serta pencegahan kematian ibu tidak sepenuhnya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan.
sebagian besar komplikasi kebidanan tidak dapat diprediksi (unpredictable)
sering terjadi keterlambatan baik pada tingkat pelayanan primer, keterlambatan dalam proses rujukan keterlambatan dan keterlambatan pelayanan di RS. masih banyak Puskesmas PONED yang tidak perfungsi sebagai fasilitas PONED
6.1
Menurun
6.2
Penggunaan kondom pada hubungan seks 12,8% berisiko tinggi terakhir (2002/03)
37.6% (2011)
21.25% Rapid survey tahun 2012 di Prov. Jabar, Lampung, Sulsel, Papua, Kaltim, NTB)
Meningkat
Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun 6.3 yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS
Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010 6.5 Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral 84,67% (2013) Meningkat Kemenkes
AIDS Case Rate Provinsi dan Nasional sampai dengan Juni 2013
6.9
6.9a 6.9b 6.9c 6.10 6.10 a 6.10 b
Angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat Tuberkulosis Angka kejadian Tuberkulosis (semua kasus/100,000 penduduk/tahun) Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100,000 penduduk) Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per 100,000 penduduk) Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dan diobati dalam program DOTS Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS
20,0% 84,41% (2000)* (2012)** 87,0% 90,2% (2000)* (2012)** 70,0% 85,0% *Laporan TB Global WHO **Laporan Kemenkes, 2011
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan
Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan Jumlah emisi karbon dioksida (CO2) Jumlah konsumsi energi primer (per kapita)
7.1
59,97% (1990)
Kementerian Kehutanan
7.2
1.377.983 Gg CO2e (2000) 2,64 BOE (1991) 5,28 SBM/ USD 1,000 (1990) 0,98 (1991) 3,5% (2000)
Berkurang
7.2a
Berkurang
7.2b Intensitas energi 7.2c Elastisitas energi 7.2d Bauran energi untuk energi terbarukan
4.61 SBM/USD Menurun 1,000 (2010) 1.6 (2010) 5.00% (2010) Menurun -
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan 8.332,7 metrik ton BPO (1992) 66,08% (1998) 26,40% (1990)
202 metric tons methyl bromide 5,001.87 metric tons (2012) 0 CFCs sementara HCFCs menurun
7.3
7.4
Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial
96.86% (2011)
Tidak terlampaui
7.5
28.45% (2012)
Meningkat
7.6
0,14% (1990) *
4.97% (2011)**
Meningkat
Status
Sumber
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Target 7C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap 37,73% 64.60% 7.8 68.87% air minum layak, perkotaan dan (1993) (2012) perdesaan BPS, 50,58% 76.41% Susenas 7.8a Perkotaan 75.29% (1993) (2012) 31,61% 52.98% 7.8b Perdesaan 65.81% (1993) (2012) Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap 24,81% 57.82% 7.9 62.41% sanitasi layak, perkotaan dan (1993) (2012) perdesaan 53,64% 73.15% 7.9a Perkotaan 76.82% (1993) (2012) 11,10% 42.73% 7.9b Perdesaan 55.55% (1993) (2012)
Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Terhadap Air Minum dan Sanitasi Layak
68,9
75
55,6
50
44,2
35,6 35,6
38,1
27,5 21,9
24,8
25,2 27,5
25
28,9 32,6
32,7 34,3
35,0
1993
1995
1997
1999
2001
2003
2005
2007
2009
2011
2013
2015
62,4
48,8
48,7
47,7 48,3
48,3
47,8 47,6
42,7 41,3
42,2 42,0
38,0 37,7
37,7
37,5
42,8
Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sumber Air Minum Layak, Perkotaan, Perdesaan, Serta Perkotaan Dan Perdesaan, 2011
Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sanitasi Layak, Perkotaan, Perdesaan, Serta Total (Perkotaan Dan Perdesaan) Tahun 2012
Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Sanitasi Layak, Menurut Provinsi Tahun 2012
TUJUAN 8: MENGEMBANGKAN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN Target 8A: Mengembangan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak diskriminatif * BPS & Rasio ekspor dan impor 41,60% 43,62% Bank 8.6a terhadap PDB (indikator Meningkat (1990)* (2012)** Dunia keterbukaan ekonomi) ** BPS 84,51% Rasio pinjaman terhadap 45,80% Statistik 8.6b Meningkat simpanan di bank umum (2000) (2012) Perbankan Indonesia, Rasio pinjaman terhadap 101,30% 111,64% 8.6c Meningkat BI simpanan di BPR (2003) (2012)
Perkembangan Impor, Ekspor, Pertumbuhan PDB dan Rasio Ekspor dan Impor terhadap PDB
100% 90% Persentase Tingkat Keterbukaan Ekonomi) 80% 70% 60% 50% 40%
41,4%
30% 20%
10%
0%
100
-
2009
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2010
2011
2012
Ekspor
Impor
Sem I 2013
Adapun proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi juga meningkat dari 10,20% pada tahun 2009 menjadi 12,30% di tahun 2011 dan 14,86% di tahun 2012.
64
Usulan Goal
SDG 1:
Pada tahun 2030, jika tidak sebelumnya, semua orang di dunia akan memiliki akses air dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, gizi yang cukup, pelayanan kesehatan dasar, infrastruktur dasar, termasuk listrik, jalan, dan konektivitas ke jaringan informasi global.
65
SDG 2:
Dari 2015-2030, semua bangsa akan mengadopsi strategi ekonomi yang semakin membangun teknologi yang berkelanjutan, insentif pasar yang tepat, dan tanggung jawab individu. Dunia akan bergerak bersama menuju sistem rendah karbon energi, sistem pangan yang berkelanjutan, daerah perkotaan yang berkelanjutan (termasuk ketahanan dalam menghadapi bahaya yang berkembang), dan stabilisasi populasi dunia melalui pilihan kesuburan sukarela keluarga yang didukung oleh layanan kesehatan dan pendidikan. Negara-negara akan mengadopsi langkah perubahan selama 15 tahun ini, secara individu dan dengan kerja sama global, yang akan memungkinkan manusia untuk menghindari ambang planet paling berbahaya. Masyarakat dunia akan membantu negara-negara berpenghasilan rendah untuk menanggung biaya tambahan yang mereka mungkin memerlukan adopsi dari sistem yang berkelanjutan untuk energi, pertanian, dan sektor lainnya.
66
SDG 3:
Setiap negara akan mempromosikan kesejahteraan dan kemampuan semua warga negara mereka, memungkinkan semua warga negara untuk mencapai potensi mereka, terlepas dari kelas, gender, etnis, agama, atau ras.
Setiap negara akan memantau kesejahteraan warganya dengan peningkatan pengukuran dan pelaporan kepuasan hidup. Perhatian khusus akan diberikan kepada anak usia dini, remaja, dan orang tua, mengatasi kerentanan dan kebutuhan masing-masing kelompok usia.
67
SDG 4:
Pemerintah di semua tingkatan akan bekerja sama untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia.
Target ini mencakup komitmen untuk supremasi hukum, hak asasi manusia, transparansi, partisipasi, inklusi, dan suara institusi ekonomi yang mendukung swasta, publik, dan sektor masyarakat sipil dengan cara yang produktif dan seimbang.
Power is held in trust to the people, not as a privilege of the state
68
2. Post-MDGs
Summary of Report of Secretary - General A Life of Dignity for All: Accelerating Progress Towards the Millennium Development Goals and Advancing the United Nations Development Agenda Beyond 2015
Isu Penting
1. Memberantas kemiskinan dalam segala bentuknya 2. Mengatasi pengecualian dan ketidaksetaraan 3. Memberdayakan perempuan dan anak perempuan 4. Memberikan pendidikan yang berkualitas dan belajar sepanjang hayat 5. Meningkatkan kesehatan 6. Mengataasi perubahan iklim 7. Mengatasi tantangan lingkungan 8. Mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak
9. Mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi 10. Mengatasi tantangan demografis 11. Meningkatkan kontribusi positif migran 12. Mengatasi tantangan urbanisasi 13. Membangun perdamaian dan pemerintahan yang efektif didasarkan pada aturan hukum dan suara lembaga 14. Mendorong kemitraan global
15. Memperkuat kerangka kerjasama pembangunan internasional
72
A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economies Through Sustainable Development
The Report of the High-Level Panel of Eminent Persons on the Post-2015 Development Agenda
12 Ilustrative Goals
Tujuan Universal, Target Nasional
74
SDGs
UN GA HLPEP
KONVERGEN
75
AREA FOKUS
OWG on SDGs
UN GA
HLPEP
Pemberdayaan Perempuan Kualitas Pendidikan Peningkatan Kesehatan Perubahan Iklim Lingkungan Pertumbuhan yang Berkelanjuta
9.
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18.
19. 20.
76
RPJPN
RKP
RPJMD
VISI & MISI KEPALA DAERAH RENSTRA DAERAH
RKPD
APBD
MDGs telah diarusutamakan dalam berbagai dokumen perencanaan NASIONAL (RPJPN, RPJMN, RKP), perencanaan K/L (RENSTRA, RENJA KL) dan implementasi pembiayaan dalam dokumen anggaran (DIPA)
77