Anda di halaman 1dari 5

Selasa, 02 November 2010

Bahaya Alkohol Lebih Dari Heroin/Kokain


Bahaya alkohol ternyata lebih besar dari heroin atau kokain, menurut penelitian baru.

Jenis Minuman Beralkohol - Foto: Flickr

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di jurnal medis Lancet, sang pakar obat-obatan Profesor David Nutt yang merupakan mantan ketua penasehat obat-obatan pemerintah Inggris, memperkenalkan cara baru untuk mengukur kerusakan akibat (penyalahgunaan) obat yang menilai bahayanya pada tingkat perseorangan maupun bahayanya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Hasil analisanya menunjukkan bahwa ketika kedua faktor di atas digabungkan, penyalahgunaan alkohol merupakan hal yang paling berbahaya atau merusak, setelah itu baru heroin kemudian kokain.

Makalah tersebut ditulis oleh Profesor Nutt dari Imperial College London, dan Komite Independen Sains mengenai Obat-obatan, Dr. Leslie King yang merupakan Penasehat Ahli Inggris untuk Pusat Monitoring Obatobatan dan Adiksi Eropa, serta Dr. Lawrence Philips dari London School of Economics and Political Science, seperti yang dilansir olehTelegraph pada tanggal 1 November 2010.

Penilaian baru tersebut menggunakan sembilan kategori bahaya terhadap diri sendiri dan tujuh kategori bahaya terhadap masyarakat sebagai kesatuan berbagai individu.

Kategori-kategori "bahaya terhadap diri" sendiri meliputi kematian atau mortalitas, kesehatan buruk, penurunan daya pikir, kehilangan pertemanan serta cedera.

Kategori-kategori "bahaya terhadap orang lain" meliputi tindak kriminal, kerusakan lingkungan, konflik keluarga

dan penurunan kesatuan komunitas.

Heroin, kokain dan kristal met atau sabu-sabu merupakan obat-obatan yang paling membahayakan bagi perseorangan, sedangkan alkohol, heroin dan kokain paling membahayakan bagi orang lain.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa selain merupakan obat-obatan yang paling berbahaya secara keseluruhan, alkohol hampir tiga kali sama bahayanya dengan kokain atau tembakau.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa alkohol di atas lima kali lipat lebih berbahaya dari mefedron yang sebelumnya dilegalkan di Inggris tapi kemudian dikategorikan sebagai obat-obatan terkontrol kelas B pada bulan April 2010.

Ekstasi yang mendapat perhatian media selama dua dekade terakhir hanya seperdelapan sama bahayanya dengan alkohol dalam analisis baru ini.

Para pakar tersebut menyimpulkan: "Penemuan kami mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan di Inggris dan Belanda yang mengkonfirmasikan bahwa sistem klasifikasi obat-obatan saat ini kecil hubungannya dengan bukti bahayanya."

Mereka juga setuju dengan kesimpulan laporan-laporan pakar sebelumnya yang sangat serius menargetkan bahaya alkohol sebagai strategi kesehatan masyarakat yang sah dan diperlukan.

http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(10)61462-6/abstract

Ponsel Anda Menceritakan Tentang Anda


Dalam dunia forensik hp, orang-orang dalam memiliki nama untuk semua informasi pribadi yang secara sadar maupun tak sadar tersimpan dalam telepon genggam anda. Mereka menyebutnya "sidik jari digital".

Dengan peralatan yang tepat serta akses langsung ke ponsel anda, siapa saja dapat menyadap rincian pribadi kehidupan anda: sms, foto-foto, tweet, facebook, janjian anda, tempat olahraga favorit anda, atau bahkan apa yang kamu makan semalam.

"Anda bisa mengetahui segalanya tentang seseorang melalui ponselnya," tutur Amber Schroader, pemilik Paraben of Pleasant Grove, Utah, yang membuat perangkat lunak forensik bagi para penyelidik dan masyarakat umum. "Anda dapat melihat video-video YouTube mereka, situs-situs yang mereka jelajahi, gambargambar mereka. Orang-orang kecanduan akan telepon genggam mereka, jadi ini merupakan informasi terkini dan paling berharga yang tersedia mengenai seseorang."

Walaupun perusahaan-perusahaan nirkabel dan pihak lainnya telah lama bisa melacak lokasi hp dari jauh, masih belum jelas informasi lainnya yang bisa diakses dari jauh. Akan tetapi para penyelidik forensik telah lama mengetahui bahwa penyimpanan data biografis dapat dikumpulkan ketika mereka memiliki akses langsung ke peralatan-peralatan genggam. Bahkan sebelum penemuan arsip pelacakan lokasi yang diperlihatkan oleh para peneliti minggu ini telah ditemukan pada iPhone, para penyelidik telah mengumpulkan data dari smartphone Apple.

"Kami menganalisa iPhone sejak diluncurkan," kata Christopher Vance, spesialis forensik digital di Marshall University's Forensics Science Center, yang bekerja dengan agensi penegak hukum baik swasta maupun negri di Virginia Barat.

Vance dan laboratoriumnya membantu mengambil data dari iPhone termasuk catatan panggilan, hasil pencarian peta dari aplikasi Google Maps, grafik-grafik yang tersimpan di tembolok peramban, bahkan catatan tentang apa

yang telah diketikkan ke papan kunci virtual iPhone.

"Ada banyak sekali informasi penting pada iPhone," tuturnya.

Tak semua orang senang akan betapa gampangnya membuat hp mengungkap rahasianya. Apple telah menghiraukan permintaan terus menerus terhadap komentar akan arsip pelacakan, bahkan ketika para anggota Konggres mulai menanyakan pertanyaan mengapa Apple melacak para pengguna teleponnya dan apa yang dilakukannya terhadap informasi tersebut. Lagi pula para advokat privasi memperingatkan bahwa mengambil data dari hp seseorang tanpa ijinnya merupakan satu langkah turun lagi di jalan yang sudah bermasalah.

"Ini bukan telepon genggam - ini adalah telepon sadap," tutur John M. Simpson, direkturConsumer Watchdog's Privacy Project. "Para konsumen harus memiliki hak untuk mengontrol apakah data mereka dikumpulkan dan bagaimana itu dipergunakan.

"Orang-orang tidak menyadari tentang tambang emas data tentang kehidupan mereka yang ada di dalam hp mereka," tambahnya. "Harus ada proses pembelajaran agar supaya orang-orang akan mulai memahaminya."

Para advokat privasi mengatakan bahwa penyingkapan arsip pelacakan iPhone menggarisbawahi kebutuhan akan hukum dan perundang-undangan baru untuk menentukan jenis dan jumlah informasi yang dapat dikumupulkan peralatan bergerak. Sebagai tambahan terhadap arsip pelacakan iPhone, telah dibuka bahwa iPhone milik Apple dan telepon Android milik Google secara teratur mengirmkan data lokasi ke kedua perusahaan tersebut.

"Saya melihat lereng licin," kata Sharon Goott Nissim, perwakilan privasi konsumen di Electronic Privacy Information Center, sebuah kelompok advokasi konsumen. "Ketika pengumpulan data sudah dilakukan, lebih sulit lagi untuk menghentikan para penegak hukum memperoleh akses terhadapnya. Cara untuk menghentikan ini ialah menghentikan pengumpulan tersebut pertama-tama."

Dari pengalaman selama bertahun-tahun, sekarang para penyelidik telah memiliki pemikiran yang lebih baik daripada pemilik telepon mengenai data apa yang dapat mereka dapatkan secara legal dari telepon para konsumen. Arsip pelacakan lokasi iPhone tersebut "telah terbang di bawah radar untuk sesaat," kata Sean Morrissey, CEO Katana Forensics. "Bagi para penyelidik forensik, itu merupakan hal yang baik. Anda tak ingin menyampaikan pada orang jahat bahwa anda bisa mendapatkan informasi tersebut dari teleponnya.

"Kami tahu sebagian besar data nantinya akan terdapat pada peralatan bergerak," katanya.

Para penyelidik forensik telah lama bisa mengambil daftar koneksi, rekaman panggilan dan pesan singkat dari ponsel. Akan tetapi smartphone seperti iPhone telah secara signifikan meningkatkan jumlah datanya. Bagian tersebut berkaitan dengan bertumbuhnya penggunaan konsumen terhadap peralatan seperti itu dan semakin banyak aplikasi yang tersedia untuk peralatan itu.

Schroader, yang firmanya menawarkan alat pengambilan data forensik senilai $199 yang disebut iRecovery, mengatakan walaupun para penyelidik telah dapat menjelajahi jeroan ponsel selama bertahun-tahun, pertumbuhan kapasitas smartphone berarti perubahan besar dalam jumlah data pribadi sekarang mudah didapatkan.

"Kami telah membuat alat-alat ini yang mendukung iPhone, Windows Mobile dan Android selama bertahuntahun, namun penyimpanannyalah yang mengubah segalanya," katanya. "Hp jadul anda memiliki penyimpanan beberapa MB. Sekarang kita berada pada tingkat GB, dan akhirnya akan berada pada terabyte. Lebih lagi jika kita bekerja sama dengan penegak hukum, yang menerjemahkannya ke lebih banyak bukti, yang membuat kami semua sangat senang."

Informasi lebih lanjut bisa didapatkan di www.mercurynews.com.

Anda mungkin juga menyukai