Anda di halaman 1dari 74

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

PENENTUAN KADAR NATRIUM BENZOAT, KALIUM SORBAT
DAN NATRIUM SAKARIN DALAM SIRUP DENGAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ( KCKT ) DI BALAI
BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN MEDAN

KARYA ILMIAH

Oleh













PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
S U B A N I
052401110


Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

PENENTUAN KADAR NATRIUM BENZOAT, KALIUM SORBAT
DAN NATRIUM SAKARIN DALAM SIRUP DENGAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ( KCKT ) DI BALAI
BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN MEDAN

KARYA ILMIAH

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli
madya

Oleh











PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

S U B A N I
052401110

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


PERSETUJUAN




Judul : Pentuan Kadar Natrium Benzoat ,Kalium Sorbat, Natrium
Sakarin dalam Sirup dengan Metode Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi ( KCKT ) di Balai Besar Pengawasan
Obat dan Makanan Medan.
Kategori : Karya Ilmiah
Nama : Subani
NIM : 052401110
Program Studi : Diploma III Kimia Analis
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam



Disetujui di :
Medan, Juli 2008


Diketahui Oleh Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU Pembimbing
Ketua




DR.Rumondang Bulan NST,MS Andriayani,Spd,M.Si
NIP : 131 459 466 NIP : 132 240 513











Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


PERNYATAAN




PENENTUAN KADAR NATRIUM BENZOAT, KALIUM SORBAT DAN
NATRIUM SAKARIN DALAM SIRUP DENGAN METODE
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ( KCKT ) DI BALAI BESAR
PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN MEDAN


KARYA ILMIAH




Saya mengakui Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.



Medan, Juni 2008




S U B A N I
052 401 110





















Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


KATA PENGANTAR




Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan taufiq dan
hidayahnya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan menikmati ilmu
pengetahuan yang sangat berarti bagi manusia, baik di kehidupan di Dunia dan di
Akherat kelak termuat didalam firman Allah dalam Alquran ( QS. Al-Mujadalah: 11
dan QS: Al-isra:36 ) Kita berharap dapat menyandang gelar tersebut, dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh Allah SWT tanpa merasa
terbebani dan Ikhlas untuk mendapatkan Ridho Allah SWT.
Shalawat beriringkan salam marilah bersama-sama kita sanjung sajikan kepada
Roh junjungan alam Baginda Rasulullah SAW, dimana dengan segenap daya upaya
beliau kita dapat menikmati Ilmu Pengetahuan baik didalam bidang Ilmu
pengetahuan ataupun Agama, hingga beliau menyimpulkan dalam sabdanya yang
berbunyi : Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,
wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia )
diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang meginginkan
kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". ( HR. Bukhari dan
Muslim ) . Didalam hadist yang lain juga menyebutkan tentang kewajiban menuntut
ilmu, yang berbunyi:Menuntut Ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik
laki-laki maupun perempuan ( Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan
Ibnu Adi, dari Anas bin Malik ). itulah himbauan Baginda Rasulullah SAW kepada
Umatnya, didalam hadist yang lain beliau melarang umatnya melakukan perbuatan
tanpa ilmu pengetahauan: Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak
ada baginya Ilmu( amalan tersebut) maka ( amalan tersebut ) ditolak. ( HR:Bukhori )
mudah-mudahan kita mendapat safaatnya di akherat kelak.
Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah : Penentuan Kadar Na- Benzoat,
K-Sorbat, dan Na-Sakarin dengan Metode HPLC di Balai Besar Pengawasan
Obat dan Makanan Medan. pemilihan judul karya ilmiah tersebut merupakan
inisiatif penulis yang tercermin dari Alquran karim (QS Al-A'raf :31 dan
QS Ali Imran: 110).
Dalam rangka penyelesaian Karya Ilmiah ini,penulis banyak mengalami
kesulitan karena kemampuan yang terbatas, tetapi atas bantuan, bimbingan dan
dorongan semangat yang di berikan dari berbagai pihak kepada penulis maka
penulisan Karya Ilmuah ini dapat diselesaikan dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan cinta
dan dukungan baik dalam bentuk moril maupun materi.
2. Buat Adinda Tercinta Muhajir, Rohmat, dan Istiqamah yang telah
mengingatkan kepada penulis akan maknanya kehidupan disertai dengan
persudaraan yang erat
3. Buat kawan-kawan Pengurus HmI Komisariat FMIPA USU yang memberikan
dukungan demi terselesainya karya ilmiah ini.
4. Buat Kakanda Alumni Seniorer HmI Komisariat FMIPA USU dan Kimia
Analis FMIPA USU
5. Buat Rekan-rekan Mahasiswa/i Kimia Analis FMIPA USU Angkatan 2005
yang memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

6. Buat kakanda Seniorer Kimia Analis FMIPA USU
7. Buat Rekan-rekan Mahasiswa/i Analis Farmasi dan Farmasi khusunya Ira
Veronika, Nanda Sari Muhammad Fadli, Juli dan Bang Bayu Eko Prasetyo
8. Buat Rekan-rekan Mahsiswa/i Ikatan Mahasiswa Takengon dan Bener
Meriah
9. Buat Kawan-kawan Fakultas Sastra khususnya Alwinta Aristoni, Maidil Fitra,
dan David Johanes N.
10. Buat Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas FISIPOL USU, khusunya Muhammad
Idris dan Hendra Bukiarte.
11. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc. selaku Dekan FMIPA USU
12. Ibu Dr Rumodang Bulan,MS. selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA USU
13. Bapak Drs.Djhoni Siahaan,Apt selaku Kepala Bidang Pengujian Pangan dan
Bahan Berbahaya BBPOM
14. Ibu Dra Nina Refrida, Apt. selaku Manager Mutu Balali Besar Pegujian
Pangan dan Bahan Berbahaya BBPOM Medan
15. Ibu Andriayani, Spd.MSi. selaku dosen pembimbing PKL dan sekaligus
sebagai Pembimbing Karya Ilmiah penulis
16. Buat segenap staf laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya BBPOM Medan
17. Buat Bapak Drs Johannes Simorangkir, M.Sc. yang merupakan dosen wali
penulis
18. Segenap pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
yang telah memberikan bantuan moril dan material yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu
19. Buat teman baikku Herwita Alfiani dan Muhammad Chairul.
20. Buat teman dekatku yang selalu menyayangiku dan memberikan dorongan dan
dukungannya atas terselesainya Karya Ilmiah ini.
Dalam penulisan Karya Ilmiah ini penulis menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga laporan karya
Ilmiah ini bermamfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua yang pihak yang memberikan dorongan dan
dukungan atas selesainya Karya Ilmiah ini.

Medan, Juli 2008



Subani











Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



ABSTRAK




Natrium benzoat ,kalium sorbat, dan natrium sakarin merupakan bahan pengawet dan
pemanis yang digunakan dalam makanan dan minuman. Karya ilmiah ini telah
dilakukan penentuan kadar natrium benzoat, kalium sorbat, dan natrium sakarin dalam
sirup markisa pohon pisang dengan menggunakan metode kromatografi Cair Kinerja
Tinggi ( KCKT ).
Diperoleh kadar natrium benzoat sebesar 1068 mg/kg, natrium sakarin sebesar
564 mg/kg. dimana kadar natrium benzoat dan natrium sakarin melebihi batas
maksimal Standar Nasional Indonesia ( SNI 01-2984-92 dan SNI 01-6993-04 )
yaitu 1000 mg/kg dan 300 mg/kg. sebaliknnya kadar kalium sorbat tidak terkandung
dalam sampel..


.








Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

DETERMINATION OF SADIUM BENZOATE, KALIUM SORBATE, AND
SADIUM SACCHARIN BY USING HIGH PERFOMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY METHOD IN BBPOM MEDAN.


ABTRACK




Sodium benzoate, Potassium sorbate, and sodium saccharin are preservatives and
sweetness substances that are used in foods and drinks. this paper had been done
analyzed sodium benzoate, potassium sorbate, and sodium saccarin in syrup marquise
pohon pisang using High Performance liquid Chromatography ( HPLC ) method.
The content of Sodium benzoate that was 1068 mg/kg, sodium saccharin that
was 564 mg/kg. were exceeded the maximal limit of Indonesian national standart (SNI
01-2984-92 and SNI 01-6993-04) that were 1000 mg/kg and 300 mg/kg. whereas the
content of potassium sorbate wasnt founded in sample.






























Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR ISI


Halaman
PERSETUJUAN. i
PERNYATAAN.. ii
PENGANTAR.............................................................................................................iii
ABSTRAK................................................................................................................... v
ABSTRACK................................................................................................................vi
DAFTAR IS................................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................x


BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1.Latar Belakang..... 2
1.2.Permasalahan... 4
1.3. Tujuan....... 4
1.4.Manfaat 5


BAB II TINJAUAN PUSTAKA....6
2.1.Bahan Pengawet............... 6
2.1.1. Tujuan Penggunaan Bahan engawet...9
2.1.2. Persyaratan Bahan Pengawet Kimia....9
2.1.3. Jenis bahan pengawet..10
2.2.Bahan Pemanis.... 15
2.2.1. Tujuan Penggunaan Sintetis... 16
2.2.2. Persyaratan Bahan Pengawet Sintetis yang Diizinkan
Oleh Pemerintah RI.........................................................17
2.3.Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT )..............................21
2.3.1. Sejarah............................................................................21
2.3.2. Kelebihan KCKT............................................................23
2.3.3. Komponen-komponen penting dari KCKT....................23
2.3.4. Keuntungan KCKT.........................................................29
2.3.5. Seleksi Tipe KCKT.........................................................31
2.3.6. Penggunaan KCKT dalam Farmasi................................33


BAB III METODOLOGI ..................................................................... ..... 35
3.1.Alat..............................................................................................35
3.2.Bahan...........................................................................................35
3.3.Prosedur Percobaan.....................................................................36




Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... ..41
4.1. Hasil dan Pembahasan..... 41
4.1.1.Data Persobaan ..41
4.1.2.Perhitungan.... 43
4.2. Pembahasan................. 49


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. ..51
5.1. Kesimpulan......... 51
5.2. Saran...51

DAFTAR PUSTAKA





































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR TABEL


A Tabel 2.2 Kelarutan Asam Sorbat dan Kalium Sorbat..................................... 14
B. Tabel 2.2. Persyaratan bahan pemanis sintetis yang diizinkan pemerintah...... 17
C. Tabel 4.1. Larutan Baku Na-Benzoat................................................................ 41
D. Tabel 4.2. Larutan Baku K-Sorbat..................................................................... 42
E. Tabel 4.3. Larutan Baku Na-Sakarin.. 42
F. Tabel 4.4. Sampel.. 42
G. Tabel 4.5. Natrium Benzoat... 43
H. Tabel 4.6. Sampel sirup markisa untuk kadar natrium benzoat..... 43
I. Tabel 4.7. Natrium Sakarin.... 46
J. Tabel 4.8. Sampel sirup markisa untuk kadar natrium sakarin.. 46



















Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I. Standart Natrium Benzoate, Kalium Sorbate, dan Natrium
Sakarin 0,5 ml / 50 ml ..... 54
LAMPIRAN 2. Standart Natrium Benzoate, Kalium Sorbate, dan Natrium
Sakarin 1 ml / 50 ml ....... 54
LAMPIRAN 3. Standart Natrium Benzoate, Kalium Sorbate, dan Natrium
Sakarin 2 ml / 50 ml ........ 56
LAMPIRAN 4. Standart Natrium Benzoate, Kalium Sorbate, dan Natrium
Sakarin 3 ml / 50 ml ........ 57
LAMPIRAN 5. Standart Natrium Benzoate, Kalium Sorbate, dan Natrium
Sakarin 4 ml / 50 ml ...... 58
LAMPIRAN 6. Analisa Sampel Natrium Benzoat I, dan Natrium
Sakarin I ......................... 59
LAMPIRAN 7. Analisa Sampel Natrium Benzoat II, dan Natrium
Sakarin II ........................ 60












Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



BAB I

PENDAHULUAN



I.1. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di
Indonesia, telah terjadi peningkatan produksi minuman ringan yang beredar di
masyarakat. Pada minuman ringan sering ditambahkan pengawet dan pemanis buatan
yang kadarnya perlu diperhatikan, karena apabila konsumsinya berlebihan dapat
membahayakan kesehatan ( Jacobson, 2000 ).

Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba. Baik yang
bersifat pathogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan
lainnya maupun mikrobial yang nonpatogen yang menyebabkan kerusakan bahan
pangan, misalnya pembusukan. Namun di sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya
adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan
pangan yang dikonsumsi. Apabila macam pemakaian bahan pangan dan dosisnya
tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar menimbulkan kerugian bagi pemakainya,
baik yang bersifat langsung misalnya keracunan ataupun yang tidak bersifat langsung
atau komulatif misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat
karsinogenik. Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini banyak dijumpai
pemakaian bahan pengawet secara luas.sebagai contoh, bahan pangan keluaran pabrik
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

pada umumnya menggunakan bahan tambahan pangan ( food additives ) termasuk
didalamnya bahan pengawet secara sengaja ditambahkan agar bahan pangan yang
dihasilkan dapat mempertahankan kualitasnya dan memiliki umur simpan lebih lama
sehingga memperluas jangkauan distribusinya ( Wisnu, 2006 ).

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan
untuk produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan.
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat
fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber
kalori yang penting bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan
jumlah yang terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat
badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama.
Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun
ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai
menggunaan pemanis sintetis karena harganya relatif murah, tingkat kemanisan
pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan
terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat.

Menurut Undang-undang RI No.7 Tahun 1996 tentang pangan, pada bab II
mengenai keamanan pangan. Pasal 10 tentang Bahan Tambahan Makanan
dicantumkan, (1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan
terlarang atau melampaui ambang batas maksimal yang telah ditetapkan. (2)
Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan
sebagai bahan tambahan pangan dan kegiatan atau proses produksi pangan serta
ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ( Depkes RI, 1998 ).
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


Apabila macam pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan
diawasi, kemungkinan besar menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang
bersifat langsung misalnya keracunan ataupun yang tidak bersifat langsung atau
komulatif misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik.

Beberapa pustaka menunjukkan bahwa metode kromatografi cair kinerja tinggi
fase terbalik merupakan metode terpilih untuk analisis campuran bahan tambahan
tersebut, karena zat- zat tersebut bersifat polar dan larut dalam air sehingga sulit
dipisahkan menggunakan KCKT fase normal yang menggunakan kolom polar dan
fase gerak yang bersifat non polar ( Meyers, 2000; Nollet, 1996 ).

Kromatgrafi fase terbalik sebenarnya sudah lama dipikirkan oleh Boscott
( 1947 ), tetapi baru sekitar tahun 1948 Bonldingh berhasil memisahkan asam-asam
lemak dengan rantai panjang melalui suatu kolom yang berisi bahan karet ( non polar )
dan dielusi dengan larutan pengembang campur yang polar yaitu campuran air-
metanol-aseton.untuk mendapatkan fase yang non polar silika gel direaksikan dengan
klorosilan Cl-Si-(R)
n
fase diam yang nonpolar yang banyak dipakai adalah jenis C
18
,
C
8
, dan C
2
( Mulja, 1995 ).

Untuk mempelajari analisis terhadap bahan tambahan yang terdapat dalam
minuman ringan, yaitu asam benzoat dan asam sorbat sebagai pengawet, dan sakarin
sebagai pemanis buatan pada identifikasi ini menggunakan metode Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT), Analisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi cepat, daya
pisah baik, peka, penyiapan sampel mudah, dan dapat dihubungkan dengan detektor
yang sesuai (Johnson, 1991).
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membuat Karya Ilmiah ini
dengan judul: Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat, dan
Natrium Sakarin dalam sirup dengan Metode kromatografi Cair Kinerja
Tinggi .

I.2.Permasalahan

Permasalahan yang di jumpai adalah :
1. Apakah kadar Na-Benzoat, K-Sorbat, dan Na-Sakarin yang terkandung di
dalam sirup markisa pohon pisang tersebut sudah memenuhi standar
(Na-Skarin=1000 mg/kg, K-Sorbat=600 mg/kg, dan Na-Sakarin=300 mg/kg )
yang telah ditetapkan oleh Permenkes : 722/MEN.KES/PER/IX/88 tentang
bahan tambahan pangan.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam analisa sirup markisa pohon pisang















Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


I.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
- Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam analisis kadar natrium
benzoat, kalium sorbat, dan natrium sakarin dalam sirup markisa pohon pisang
secara laboratorium
- Untuk mengetahui kadar natrium benzoat, kalium sorbat, dan natrium sakarin
pada sirup markisa pohon pisang
- Untuk mengetahui apakah kadar natrium benzoat, kalium sorbat, dan natrium
sakarin dalam sirup markisa pohon pisang sudah memenuhi standar
( natrium sakarin =1000 mg/kg, kalium sorbat= 600 mg/kg, dan natrium
sakarin= 300 mg/kg ) yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI No:
722/MEN.KES/PER/IX/88 tentang bahan tambahan pangan.

I.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
- Memberikan informasi tentang metode yang digunakan untuk analisis sirup
markisa pohon pisang
- Memberikan imformasi tentang kadar Natrium Benzoat, Kalium sorbat, dan
Natrium sakarin dalam sirup markisa pohon pisang
- Memberikan informasi apakah kadar Natrium Benzoat, Kalium sorbat, dan
Natrium sakarin dalam sirup markisa pohon pisang sudah memenuhi standar
yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI No: 722/MEN.KES/PER/IX/88
tentang bahan tambahan pangan.

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Bahan Pengawet

Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan
pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba. Baik yang bersifat
patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya
maupun mikrobial yang nonpatogen yang menyebabkan kerusakan bahan pangan,
misalnya pembusukan. Namun di sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah
senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang
dikonsumsi. Apabila macam pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan
diawasi, kemungkinan besar menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang
bersifat langsung misalnya keracunan ataupun yang tidak bersifat langsung atau
komulatif misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik.
Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini banyak dijumpai pemakaian bahan
pengawet secara luas.sebagai contoh, bahan pangan keluaran pabrik pada umumnya
menggunakan bahan tambahan pangan ( food additives ) termasuk didalamnya bahan
pengawet secara sengaja ditambahkan agar bahan pangan yang dihasilkan dapat
mempertahankan kualitasnya dan memiliki umur simpan lebih lama sehingga
memperluas jangkauan distribusinya ( Wisnu, 2006 ).



Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Menurut Undang-undang RI No.7 Tahun 1996 tentang pangan, pada bab II
mengenai keamanan pangan. Pasal 10 tentang Bahan Tambahan Makanan
dicantumkan, (1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang
menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan
terlarang atau melampaui ambang batas maksimal yang telah ditetapkan. (2)
Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan
sebagai bahan tambahan pangan dan kegaiatan atau proses produksi pangan serta
ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pengertian bahan pengawet sangat bervariasi tergantung dari negara yang
membuat batasan pengertian tentang bahan pengawet. Bahan pengawet adalah
senyawa yang mampu menghambat dan menghentikan proses fermentasi, pengasaman
atau bentuk kerusakan lainnya, atau bahan yang dapat memberikan perlindungan
bahan pangan dari pembusukan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan pangan yang
mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap
pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme ( Wisnu, 2006 ).

Adapun bahan makanan yang di izinkan sesuai dengan peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 722/MEN.KES/PER/IX/88 tentang bahan makanan :
1. Bahan tambahan makanan yang di izinkan digunakan pada makanan terdiri
dari golongan
a. Antioksidan ( Antioxidant )
b. Antikempal ( Anticaking Agent )
c. Pengatur keasaman ( acidity regulator )
d. Pemanis buatan ( Artificial Sweetener )
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

e. Pemutih dan pematang tepung ( flour treatment Agent )
f. Pengemulsi, pemantap, pengental ( Emulsifier, Stabilizer, Thickener )
g. Pengawet ( Preservative )
h. Pengeras ( Firming Agent )
i. Pewarna ( Colour )
j. Penyedap rasa dan Aroma, penguat rasa( Flavour, Flavour Enhancer )
k. Sekuestran ( Sequestrant )
2. Untuk makanan yang diizinkan mengandung lebih dari satu macam
antioksidan, maka hasil bagi masing-masing bahan dengan batas maksimum
penggunaannya jika di jumlahkan tidak boleh lebih dari satu.
3. Untuk makanan yang di izinkan mengandung lebih dari satu macam pengawet,
maka hasil bagi masing-masing bahan dengan batas maksimum
penggunaannya jika dijumlahkan tidak boleh lebih dari satu
4. Batas penggunaan secukupnya adalah penggunaan yang sesuai dengan
cara produksi yang baik, yang maksudnya jumlah wajar yang diperlukan
sesuai dengan tujuan penggunaan tambahan bahan makanan tersebut.
5. Pada bahan tambahan makanan golongan pengawet, batas maksimum
penggunaan garam benzoat dihitung sebagi asam benzoat, garam sorbat
sebagai asam sorbat dan senyawa sulfit sebagi SO
2
.
6. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebakan rasa
manis pada makanan, yang tidak atau hampir mempunyai nilai gizi.
7. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau perguraian lain terhadap makanan yang
disebabkan oleh mikroorganisme.

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

2.1.1. Tujuan Penggunaan Bahan Pengawet
Penambahan bahan pengawet pada pangan secara umum menurut adalah,
( Wisnu , 2006 ) :
1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat
patogen maupun yang tidak patogen
2. Memperpanjang umur simpan pangan
3. Tidak menurunkan kulaitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang
diawetkan
4. Tidak menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah
5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan pengguanaan bahan yang salah atau
tidak memenuhi persyaratan
6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan

2.1.2. Persyaratan Bahan Pengawet Kimia
Terdapat beberapa persyaratan untuk bahan pengawet kimia, selain persyaratan yang
dituntut untuk semua bahan tambahan pangan antara lain sebagai berikut,
( Wisnu, 2006 ) :
1. Memberi arti ekonomis dari pengawetan
2. Digunakan hanya apabila cara-cara pengawetan yang lain tidak mencukupi
atau tidak tersedia
3. Memperpanjang umur simpan dalam pangan
4. Tidak menurunkan kualitas ( warna, cita rasa, dan bau ) bahan pangan yang
diawetkan
5. Mudah dilarutkan
6. Menunjukkan sifat-sifat anti mikroba pada jenjang pH pangan yang diawetkan
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

7. Aman dalam jumlah yang diperlukan
8. Mudah ditentukan dengan analisis kimia
9. Tidak menghambat enzim-enzim pencernaan
10. Tidak dekomposisi atau tidak bereaksi untuk membentuk suatu senyawa
kompleks yang bersifat lebih toksik
11. Mudah dikontrol dan didistribusikan secara merata dalam bahan pangan
12. Mempunyai spektra antimikrobia yang luas yang meliputi macam-macam
pembusukan oleh mikrobia yang berhubungan dengan bahan pangan yang
diawetkan.

2.1.3. Jenis Bahan Makanan
a. Asam Benzoat memiliki struktur kimia :




Adapun sifat dari asam benzoat yaitu, ( Depkes, RI, 1995 ) :
1. Berat molekul 122,12
2. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C
6
H
6
O
2
,
dihitung terhadap zat anhidrat
3. Pemerian hablur berbentuk jarum atau sisik, putih, sedikit berbau,biasanya
berbau benzaldehida atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu
hangat.mudah menguap dalam uap air.
4. Kelarutan sukar dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan
eter.
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

5. Jarak lebur <1021 >
6. Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,05%
7. Arsen tidak lebih dari 3 bpj
8. logam berat tidak lebih dari 10 bpj
Manfaat Asam Sorbat :
Asam benzoat (C6H5COOH) merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya
dan sering digunakan pada bahan makanan yang asam.bahan ini digunakan untuk
mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5 - 4,0. Karena
kelarutan garamnya lebih besar,maka biasa digunakan dalam bentuk garam Na-
benzoat. Sedangkan dalam bahan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif, yaitu
bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi ( Winarno, 1997 ).

Dalam tubuh terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap benzoat, sehingga
tidak terjadi penumpukkan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi dengan glisin
menjai asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh. Asam benzoat secara alami
terdapat dalam rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis ( Winarno, 1997 ).

Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin
(racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi
rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat
memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat
digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah,
sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderitaasma
dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu terjadinya
serangan asma ( http:// Bunda Reres.Blogspot.com/ ).
b. Natrium Benzoat memiliki struktur kimia :
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



Adapun sifat dari natrium benzoat yaitu, ( Wisnu, 2006 ) :
1. Berupa grabul atau serbuk hablur berwarna putih
2. Tidak berbau dan stabil di udara
3. Mudah larut didalam air
4. Sukar larut didalam etanol dan lebih larut dalam etanol 90%
5. Kelarutan dalam air pada suhu 25
o
C sebesar 660 gr/L dengan bentuk yang
aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8
Adapun dampak dari penggunaan natrium benzoat bagi tubuh adalah :
1. Dapat menyebabkan kanker karena Natrium Benzoat berperan sebagai agent
karsinogenik ( http://www.nano.lipi.go.id/ ).
2. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan
penyakit saraf ( http://www.halalguide.info/ ).
3. Asosiasi Konsumen Penang pada 1988 silam telah menyatakan bahwa
berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia ( FAO ), konsumsi benzoat yang
berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala
hiperaktif, sawan, kencing terus-menerus dan penurunan berat badan
( http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan ).
4. Benzoat dipandang tidak mempunyai efek teratogenik menyebabkan cacat
bawaan ) jika dikonsumsi melalui mulut, dan juga tidak mempunyai efek
karsinogenik ( http://ads-tricks.blogspot.com/ ).

c. Kalium Sorbat
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Asam sorbat ditemukan oleh Gooding yang mengemukakan bahwa golongan umum
dari asam lemak rantai panjang tidak jenuh efektik sebagai agensia fungistatis,
terutama asam sorbat yang sangat bermamfaat dalam pengendalian jamur didalam
keju yang dikemas. Pada margarin yang dibuat dari susu fermentasi, dilaporkan bahwa
untuk tujuan pengawetan, penambahan asam sorbat yang diperlukan secara fungsional
adalah sepertiga lebih rendah daripada asam benzoat. Selanjutnya ditunjukkan bahwa
asam sorbat secaram efektif terhadap banyak jamur biasa dijumpai dalam daging, dan
sekarang penggunaanya dalam pengolahan berbagai-bagai bahan yang telah
dilakukan. Pada tingkat pertumbuhan jamur yang rendah, asam sorbat berperan
sebagai fungistatis, dan bahkan dapat memperlihatkan sifat fungisida terhadap
organisme. Asam sorbat telah menjadi subjek yang diteliti dengan inensif.
Adapun struktur dari kalium sorbat yaitu, ( Wisnu, 2006 ) :
CH
3
-CH=CH-CH=CH-COOK
Adapun sifat dari kalium sorbat yaitu, ( Wisnu, 2006 ) :
1. Berbentuk kristal putih atau berbentuk tepung
2. Berbau khas
3. Larut didalam air
4. Sedikit larut didalam etanol
5. Kalarutan kalium sorbat dan asam sorbat bertambah dengan kenaikan suhu.






Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009




Tabel 2.1.Kelarutan Asam Sorbat dan Kalium Sorbat
Pelarut Kelarutan ( % )
Asam Sorbat Kalium Sorbat
Air Suhu 20
o
C 0,16 58,2
50
o
C 0,55 61,0
100
o
C 4,00 64,0
Etanol 15 % 4,00 64,0
10 % 0,16 57,4
12,9 2,0

d. Asam Sorbat memiliki struktur molekul :




Adapun sifat dari asam sorbat yaitu, ( Depkes RI, 1995 ) :
1. Berat Molekul 112,13
2. Mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 101,0% C
6
H
6
O
2
,
dihitung terhdap zat anhidrat
3. Pemerian serbuk hablur, putih , mengalir bebas, berbau khas.
4. Kelarutan sukar larut didalam etanol dan dalam eter
5. Jarak lebur antara 132
o
C dan 135
o
C
6. Air tidak lebih dari 0,5%
7. Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,2%
8. Logam berat tidak boleh lebih dari 10 bpj.

Asam sorbat dalam tubuh dimetabolisme seperti asam lemak biasa, dan tidak
bereaksi sebagai antimetabolit. Baru-baru ini pada pemeriksaan toksisitas pada hewan
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

percobaan memperlihatkan toksisitas yang sangat rendah dari asam sorbat dan sorbat
pada hewan mamalia bahkan pada pemeriksaan tingkat kronik sorbat 10 % pada diet
dan tanpa menimbulkan aktivitas karsinogenik. Rendahnya tingkat toksisitas,
memberikan kenyataan bahwa asam sorbat dan sorbat dimetabolisme seperti asam
lemak lainnnya. Kondisi yang ekstrem ( suhu dan konsentrasi yang tinggi ) asam
sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak terdeteksi
dibawah kondisi normal penggunaan, bahkan dalam curing asinan. Asam sorbat
kemungkinan juga memberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit,
sedangkan untuk garam sorbat belum diketahui efeknya terhadap tubuh(Wisnu,2006 ).

2.2. Bahan Pemanis

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis
berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik,
sebagai pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori
yang penting bagi tubuh, mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan
jumlah yang terkontrol, mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat
badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama.
Perkembangan industri pangan dan minuman akan kebutuhan pemanis dari tahun
ketahun semakin meningkat. Industri pangan dan minuman lebih menyukai
menggunaan pemanis sintetis karena harganya relatif murah, tingkat kemanisan
pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan
terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat
( Wisnu, 2006 ).
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Tambahan bahan makanan lain yang secara khusus menarik perhatian adalah
pemanis berkalori rendah atau tanpa energi sama sekali. zat pemanis sintetis
merupakan zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau dapat membantu
mempertajam penerimaan terhadap rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang
dihasilkannya jauh lebih rendah daripada gula (Winarno, 1997).

Diterimanya pangan oleh suatu individu dipengaruhi oleh sifat estetika seperti
rasa, warna, bau, dan tekstur. Rasa bergantung pada selera dan bau. Tanpa adanya
rasa, rasa pangan terasa hambar karena membedakan kemanisan, rasa asin,
keasaman,rasa pahit, atau kombinasi keempat rasa, hanya bisa dengan penasaran. Rasa
manis dapat dirasakan pada ujung sebelah lidah. Rasa manis dihasilkan pada ujung
lidah sebelah luar lidah. Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik,
termaksud alkohol, glikol, gula, dan turunan gula. Sukrosa adalah turunan bahan
pemanis pertama yang digunakan secara komersial karena pengusahaannya paling
ekonomis (Wisnu, 2006).

2.2.1. Tujuan Penggunaan Pemanis Sintetis
Pemanis ditambahkan kedalam bahan pangan mempunyai beberapa tujuan di
antaranya sebagai berikut, (Wisnu, 2006) :
1. Sebagai pangan bagi penderita diabetes mellitus karena tidak menimbulkan
kelebihan gula darah
2. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan
3. Sebagai penyalur obat
4. Menghindari kerusakan gigi
5. Pada industri pangan, minuman, termaksud industri rokok, pemanis sintetis
dipergunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi karena pemanis
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

sintetis ini selain mempunyai tingkat rasa manis yang lebih tinggi juga
harganya relatif murah dibandingkan dengan gula yang di produksi di alam.

2.2.2. Persyaratan bahan Pemanis Sintetis yang Diizinkan oleh Pemerintah
persyaratan pemanis sintetis menurut peraturan Menkes Republik Indonesia
No.208/Menkes/Per/ IV /1985.
Tabel 2.2. Persyaratan bahan pemanis sintetis yang diizinkan pemerintah :
Nama
Pemanis ADI Jenis Bahan Batas Maksimal
Buatan Makanan Penggunaan
Aspartan
*) 0-40 mg - -
Sakarin
( serta
garam Makanan berkalori rendah :
Natrium ) a. Permen karet 50 mg/kg ( sakarin )
b. Permen 100 mg/kg ( Na-Sakarin )
c. Saus 300 mg/kg ( Na-Sakarin )
d. Es lilin 300 mg/kg ( Na-Sakarin )
e. Jem dan J eli 200 mg/kg ( Na-Sakarin )
0-2,5 mg f. Minuman ringan 300 mg/kg ( Na-Sakarin )
g. Minuman Yoghurt 300 mg/kg ( Na-Sakarin )
h. Es krim dan sejenisnya 200 mg/kg ( Na-Sakarin )


Sikamat
( serta Makanan berkalori rendah :
garam
Natrium a. Permen karet
500 mg/kg dihitung
sebagai Asam siklamat
dan garam
kalsium )
b. Permen 1 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
c. Saus 3 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
d. Es krim dan sejenisnya 2 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
e Es Lilin 1 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
f. Jem dan Jeli 1 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
g. Minuman ringan 1 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
h. Minuman Yoghurt 1 g/kg dihitung sebagai
Asam siklamat
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009





a. Natrium Sakarin
Sebagai pemanis buatan biasanya dalam bentuk garam berupa kalsium, kalium, dan
natrium sakarin dengan rumus kimia (C
14
H
8
CaN
2
O
6
S
2
.3H
2
O), (C
7
H
4
KNO
3
S.2H
2
O),
dan (C
7
H
4
NaNO
3
S.2H
2
O). Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak
berbau atau berbau aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis.
Sakarin memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 300 sampai dengan 500 kali
tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori. Kombinasi penggunaannya
dengan pemanis buatan rendah kalori lainnya bersifat sinergis
(http://www.pom.go.id/nonpublic/makanan/standard/News1.html ).

Intensitas natrium sakarin cukup tinggi yaitu 200-700 kali sukrosa 10%.
Disamping rasa manis sakarin juga mempunyai rasa pahit yang disebabkan oleh
kemurnian yang rendah dari proses sintetik. pemerintah Indonesia mengeluarkan
peraturan melalui Menteri Kesehatan RI No.208/Menkes/Per/IV/1985 untuk pemanis
buatan dan No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Pangan, bahwa
pada pangan dan minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita
penyakit diabetes mellitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah
300 mg/kg.




Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009





Struktur molekul natrium sakarin :



Adapun sifat dari natrium sakarin yaitu, ( Depkes RI, 1995 ) :
Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C
7
H
8
HNaO
3
S,
dihitung terhadap zat anhidrat dengan berat molekul 205,16 gram/mol.
1. Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau agak aromatik,
rasa sangat manis walau dalam larutan encer. Larutan encernya tidak lebih
kurang 300 kali semanis sukrosa.
2. Bentuk serbuk biasanya mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat
perekahan.
3. Kelarutan mudah larut dalam air, agak sukar larut didalam etanol
4. Baku pebanding o-Toluenasulfonamida BPFL, tidak boleh dikeringkan
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup.
Manfaat natrium Sakarin:
Sakarin secara luas digunakan pengganti gula dengan bahan pemanis lain seperti
siklamat dan aspartame. Hal yang dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari
sakarin dan memperkuat rasa manis. Sebagai contoh kombinasi sakarin dan siklamat
dengan perbandingan 1:3 merupakan campuran paling baik sebagai pemanis yang
menyerupai gula dan minuman. Produk pangan yang menggunakan sakarin di
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

antaranya adalah minuman ringan ( solf drink ), permen, selai, bumbu salad, gelatin
rendah kalori, dan hasil olahan lain tanpa gula. Selain itu sakarin digunakan sebagai
bahan tambahan pada produk kesehatan mulut seperti pasta gigi, dan obat pencuci
atau penyegar mulut ( Wisnu, 2006 ).
Dampak dari penggunaan Natrium Sakarin :
Natrium sakarin didalam tubuh tidak mengalami metabolisme sehingga diekresikan
melalui urine tanpa perubahan kimia. Beberapa penilitian mengenai dampak konsumsi
sakarin terhadap tubuh manusia masih menunjukkan hasil konvensional. Hasil
penelitian National Academy of Science tahun 1968 menyatakan bahwa konsumsi
sakarin oleh orang dewasa sebayak 1 gram atau lebih menyebabkan terjadinya
gangguan kesehatan. Pada penelitian lain menyebutkan sakarin pada dosis yang tinggi
dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan. Pada tahun 1977 Canadas Health
Protection Branch melaporkan bahwa sakarin bertanggung jawab terjadinya kanker
kandung kemih. Sejak saat itu dilarang penggunaan sakarin di Canada (Wisnu, 2006 ).
b. Sakarin memiliki struktur, ( Depkes RI, 1995 ) :
O


NH
SO
2


Adapun sifat dari sakarin yaitu, ( Depkes RI, 1995 ) :
1. Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C
7
H
5
NO
3
S
dihitung dengan jumlah zat yang keringkan
2. Pemerian serbuk atau hablur putih, tidak berbau aromatik lemah. Larutan
bereaksi asam terhadap lakmus

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

3. Kelarutan agak sukar larut dalam air, dalam koroform, dan dalam eter. Larut
dalam air mendidih dan larut dalam etanol. Mudah larut dalam larutan yang
encer, dalam larutan alkali hidroksida dan larutan alkali karbonat dengan
pembentukan kanbondioksida.
4. Baku pabanding o-Toluenasulfonamida BPFL, boleh dikeringkan sebelum
digunakan., dalam wadah tertutup.
5 Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C
7
H
8
HNaO
3
S, dihitung terhadap zat anhidrat dengan berat molekul 205,16
gram/mol.
6. Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau agak aromatik,
rasa sangat manis walau dalam larutan encer. Larutan encernya tidak lebih
kurang 300 kali semanis sukrosa.
7. Bentuk serbuk biasanya mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat
perekahan.
8. Kelarutan mudah larut dalam air, agak sukar larut didalam etanol
9. Baku pebanding o-Toluenasulfonamida BPFL, tidak boleh dikeringkan
sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup.

2.3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT )
2.3.1. Sejarah

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam
teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu rasa gerak yang
bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu
padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba
memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

kapur ( CaSO
4
). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan
daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang
hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan
fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan
yang menjelaskan tentang proses kromatografi ( Johnson,1991 ).

Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai
digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair ( LSC ). Kemudian
pada akhir tahun 1930-an dan permulaan tahun 1940 an, kromatografi mulai
berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis ( TLC ) diletakkan pada tahun 1938
oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun 1958.
Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Srynge pada tahun 1941 ( untuk ini
mereka memenangkan Nobel ) tidak hanya mengubah dengan cepat kromatografi cair
tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan kromatografi gas dan
kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan J ames mempublikasikan makalah
pertama mengenai kromatografi gas. Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960 an
kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik analisis yang canggih.

Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter
besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan segala
prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960 an, semakin banyak
usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu teknik
mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography ( HPLC)
atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High Preformance =Tekanan atau
Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi dan Modern = moderen) telah
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam keduanya instrumentasi dan
pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk mempertahankan
suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan pengepakan kolom dalam
keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik yang sudah matang dan dengan
cepat KCKT mencapai suatu keadaan yang sederajat dengan kromatografi gas.

2.3.2. Kelebihan KCKT
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT
termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak
cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika
dibandingkan dengan metode lainnya ( Done dkk, 1974; Snyder dan Kirkland, 1979;
Hamilton dan Sewell, 1982; Johnson dan Stevenson, 1978).
Kelebihan itu antara lain, ( www.library.usu.ac.id ) :
mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
mudah melaksanakannya
kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
Resolusi yang baik
dapat digunakan bermacam-macam detektor
Kolom dapat digunakan kembali
mudah melakukan " sample recovery ".
2.3.3. Komponen-komponen penting dari KCKT



Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009




a. Pompa ( Pump )
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom. Ada dua
tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan ( constant pressure ) dan
pemindahan konstan ( constant displacement ). Pemindahan konstan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating
menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur ( pulsating ),oleh karena itu
membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis
dasar ( base line ) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran.
Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe
memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas(Johnson, 1991 ).
b. Injektor ( injector )
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang
minimum dari material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :
a. Stop-Flow : Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem
tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di
dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi.
b. Septum : Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan
pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -
70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak ( akibat jarum
injektor ) dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume
lebih besar dari 10 dan dilakukan dengan cara automatis ( dengan
menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksikan
secara manual ). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja
atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuk kedalam kolom.
Ada tiga macam sistem injektor pada KCKT yaitu :
a. Injektor dengan memakai diafragma ( septam )
b. Injektor tanpa septum
c. Injektor dengan pipa dosis
Sebab ketetapan jumlah volume sample yang di injeksikan akan sangat penting
untuk analisis kuantitatif dan keadaan ini hanya dapat diantisifasi dengan injektor
system pipa dosis ( sample load ) prinsi kerja pipa dosis adalah load-inject ini
bearti pada keadaan pertama sample akan masuk loop dan akhirnya dengan volume
yang tidak berkurang sedikit pun segera masuk menuju kolom pemisahan. Salah satu
conth injektor load inject adalah memakai nama dagang Rheodyne dengan
bermacam-macam model ( Mulja, 1995 ).
c. Kolom ( Column )
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung
pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi
menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis
material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30 cm. Dewasa
ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif : umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan
panjang kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada
temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk
kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom tergantung
pada model KCKT yang digunakan ( Liquid Solid Chromatography, LSC; Liquid
Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography, IEC, Exclution
Chromatography, EC ) ( www.library.usu.ac.id ).
d. Detektor
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam
kolom ( analisis kualitatif ) dan menghitung kadamya ( analisis kuantitatif ).Detektor
yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan ( noise) yang rendah, kisar
respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa. Suatu
kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan,
tetapi tidak selalu dapat diperoleh ( Johnson, 1991 ).

Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel
panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range
yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada
kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan
detektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain, ( Mulja,1995 ) :
a. Detektor Fluorometer -Detektor Spektrofotometer Massa
b. Detektor lonisasi nyala -Detektor Refraksi lndeks
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

c. Detektor Elektrokimia -Detektor Reaksi Kimia


Detektor pada kromatografi cair kinerja tinggi dapat digolongkan atas 2 macam yaitu :
Detektor tipe G ( General ) : mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat
spesifik, tidak bersifat selektif
Detektor tipe S ( Selektif ) : mendeteksi komponen dengan spesifik dan
selektif.
e. Elusi Gradien
Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak selama analisis
kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah mempersingkat waktu
retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat pada kolom. Dasar-dasar elusi
gradien dijelaskan oleh Snyder ( www.library.usu.ac.id ).
Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :
a. Total waktu analisis dapat direduksi
b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
c. Ketajaman Peak bertambah ( menghilangkan tailing )
d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
f. Fase gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah
satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas
pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang
sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah ( packing )
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

3. Sesuai dengan detektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan " sample recovery "
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah ( reasonable price )
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena
prosedur pemurniannya kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari
semua persyaratan di atas, persyaratan 1 ) s/d 4 ) merupakan yang sangat penting.
Menghilangkan gas ( gelembung udara ) dari solven, terutama untuk KCKT yang
menggunakan pompa bolak balik ( reciprocating pump ) sangat diperlukan terutama
bila detektor tidak tahan kinerja sampai 100 psi. Udara yang terlarut yang tidak
dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di dalam detektor sehingga data
yang diperoleh tidak dapat digunakan ( the data may be useless ). Menghilangkan gas
( degassing ) juga sangat baik bila menggunakan kolom yang sangat sensitif terhadap
udara ( contoh : kolom berikatan dengan NH
2
) ( Johnson, 1991).
Dilihat dari jenis fase diam dan fase gerak maka kromatografi cair kinerja
tinggi ( kolomnya ) dibedakan atas :
a. Kromatografi Fase Normal
Kromatografi dengan kolom konvensial dimana fase diamnya normal bersifat polar,
misalnya silica gel, sedangkan ase geraknya bersifat non polar ( Mulja, 1995 ).
b. Kolom Fase Terbalik.
Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase
geraknya bersifat polar kebalikan dari fase normal. Kromatgrafi fase terbalik
sebenarnya sudah lama dipikirkan oleh Boscott ( 1947 ), tetapi baru sekitar tahun 1948
Bonldingh berhasil memisahkan asam-asam lemak dengan rantai panjang melalui
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

suatu kolom yang berisi bahan karet ( non polar ) dan dielusi dengan larutan
pengembang campur yang polar yaitu campuran air-metanol-aseton.untuk
mendapatkan fase yang non polar silica gel direaksikan dengan klorosilan Cl-Si-(R)n.
fase diam yang nonpolar yang banyak dipakai adalah jenis C18 , C8, dan C2.
Keuntungan kromatografi fase terbalik, ( Mulja,1995 ) yaitu :
a. Senyawa yang polar akan lebih pemisahannya pada kromatografi fase terbalik
b. Senyawa yang mudah terionkan ( ionik ) yang tidak terpisahkan pada
kromatografi cair kinerja tinggi normal akan dapat dipisahkan pada
kromatografi fase terbalik.
c. Dengan kromatografi fase terbalik air dapat digunakan sebagai salah satu
komponen pada pelarut pegembang campur.

2.3.4.. Keuntungan KCKT
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dapat dipandang sebagai pelengkap
Kromatografi Gas ( KG ). Dalam banyak hal kedua teknik ini dapat digunakan untuk
memperoleh efek pemisahan yang sama membaiknya. Bila derivatisasi diperlukan
pada KG, namun pada KCKT zat-zat yang tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk
zat-zat yang labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama.
Namun demikian bukan berarti KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan
peranan yang lebih besar bagi para analis laboratorium. Derivatisasi juga menjadi
populer pada KCKT karena teknik ini dapat digunakan untuk menambah sensitivitas
detektor UV Visibel yang umumnya digunakan. KCKT menawarkan beberapa
keuntungan dibanding dengan kromatografi cair klasik, antara lain:
a. Cepat
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikan
sekitar 15-30 menit. Untuk analisis yang tidak rumit ( uncomplicated ), waktu analisis
kurang dari 5 menit bisa dicapai.

b. Resolusi
Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua fase dimana interaksi selektif
dapat terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi dengan zat padat;
pemisahan terutama dicapai hanya dengan fase diam. Kemampuan zat padat
berinteraksi secara selektif dengan fase diam dan fase gerak pada KCKT memberikan
parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
c. Sensitivitas detektor
Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam KCKT dapat mendeteksi kadar
dalam jumlah nanogram (10
-9
gram) dari bermacam- macam zat. Detektor-detektor
Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai picogram (10
-12
gram).
Detektor-detektor seperti Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll
dapat juga digunakan dalam KCKT
d. Kolom yang dapat digunakan kembali
Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan kembali
(reusable) . Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sama sebelum
dari jenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang
digunakan.
e. Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
zat zat yang tidak bisa dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya
diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi dan
penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat zat tersebut.
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

f. Mudah rekoveri sampel
Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT tidak menyebabkan destruktif
(kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel
tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan setelah melewati detector. Solvennya dapat
dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untuk kromatografi penukar ion
memerlukan prosedur khusus.

2.3.5. Seleksi Tipe KCKT
Analisis ( pengguna KCKT ) sebelum mengoperasikan KCKT, harus membuat
keputusan tipe yang mana yang harus dipilih yang dapat memberikan informasi yang
diinginkan.

Skema 2.I Seleksi tipe KCKT adalah suatu petunjuk umum untuk seleksi tipe
KCKT . Informasi ini akan memudahkan para analis untuk memutuskan pemelihan
tipe KCKT yang memberikan para analis untuk memutuskan pemilihan tipe KCKT
yang memberikan kemungkinan terbaik pada pemisahaan yang diinginkan. Namun,
sampel yang tidak dikenal ( unknown ) akan menyulitkan pemilihannya tipe KCKT.
Informasi seperti kelarutan, gugus fungsi yang ada, besarnya Berat Molekul dapat
diperoleh dari pembuat informasi, pemberi sampel, atau data spektroskopik seperti
nucleic magnetic resonance Spectrosphotometer, infra red spectrophotometer, ultra
violet spectrumeter, dan massa Spectrophotometer. Semua data-data ini dapat
digunakan sebagai petunjuk bagi analis memilih tipe HPLC yang tepat untuk
digunakan ( Johnson, 1991 ).


Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009








larut dalam air : Eksklusi,fasa air


BM>2000


tidak larut dalam air : Eksklusi, fasa bukan air




Homolog: kromatografi partisi

Sampel-
Tidak larut dalam air
Isomer : kromatografi cair padat



Perbedaan Ukuran : eksklusi



kromatografi partisi, fasa terbalik

Larut dalam air



eksklusi, fasa gerak air
BM<2000


kromatografi partisi, fasa
terbalik

Larut dalam air ( non ionik )

eksklusi, fasa terbalik



Basa: pertukaran ion kation

Larut dalam air ( ionic )



Asam: pertukaran ion anion



larut dalam air

(ionik & Nonionik)
partisi pasangan ion fasa terbalik

Skema 2.1: Seleksi tipe KCKT (Johnson, 1991).


Dengan berpedoman pada Hukum Dasar " like dissolves like " maka sangat
mudah untuk memutuskan tipe KCKT yang akan dipilih. Dari Skema 1 : Seleksi tipe
KCKT, dengan cepat kita dapat melihat bahwa Berat Molekul (BM) lebih besar dari
2000, maka kita dapat menggunakan kromatografi eksklusi. Fase geraknya adalah air
jika sampelnya larut dalam air; bila dapat larut dalam pelarut organik maka digunakan
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

pelarut- pelarut organik sebagai fase gerak ( Johnson,1991 ).

Fase diamnya adalah Sephadex atau ( Bondagel Seri E untuk fase gerak air dan
Styragel atau MicroPak TSK gel untuk fase gerak organik. Bila BM lebih rendah dari
2000, pertama yang harus ditentukan adalah apakah sampel dapat larut dalam air. Bila
sampel dapat larut dalam air, maka kromatografi partisi fase terbalik atau
kromatografi penukar ion dapat digunakan. Bila kelarutan dipengaruhi oleh
penambahan asam atau basa atau bila pH larutan bervariasi lebih dari 2 (dua) satuan
pH dari pH 7, maka kromatografi penukar ion adalah pilihan utama. Bila kelambatan
tidak dipengaruhi oleh asam dan basa dan larutan sampel adalah netral, maka
kromatografi partisi fase terbalik adalah pilihan terbaik. Tipe Eksklusi menggunakan
ukuran poros yang kecil dan fasa air dapat juga dicoba ( Johnson, 1991 ).

Bila sampel tidak larut dalam air, kromatografi partisi atau kromatografi padat
cair dianjurkan untuk digunakan. Untuk pekerjaan rutin disarankan menggunakan
kromatografi partisi fase terikat normal karena kolom-kolom ini tidak begitu rumit
dalam perawatannya setelah digunakan. Untuk sampel-sampel isomer kromatografi
padat cair lebih baik digunakan. Bila sampel memiliki perbedaan ukuran partikel yang
besar, kromatografi eksklusi sterik dengan fase gerak organik dapat juga digunakan.

2.3.6. Penggunaan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dalam Bidang Farmasi

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT ) merupakan suatu metoda pemisahan
canggih dalam analisis farrnasi yang dapat digunakan sebagai uji identitas, uji
kemurnian dan penetapan kadar. Titik beratnya adalah untuk analisis senyawasenyawa
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

yang tidak mudah menguap dan tidak stabil pada suhu tinggi, yang tidak bisa
dianalisis dengan Kromatografi Gas. Banyak senyawa yang dapat dianalisis, dengan
KCKT mulai dari senyawa ion anorganik sampai senyawa organic makromolekul.
Untuk analisis dan pemisahan obat / bahan obat campuran rasemis optis aktif
dikembangkan suatu fase pemisahan kiral ( chirale Trennphasen ) yang mampu
menentukan rasemis dan isomer aktif. Pada Farmakope Indonesia Edisi III Tahun
1979 KCKT belum digunakan sebagai suatu metoda analisis baik kualitatif maupun
kuantitatif. Padahal di Farmakope negara-negara maju sudah lama digunakan, seperti
Farmakope Amerika Edisi 21 ( United State of Pharmacopoeia XXI ), Farmakope
Jerman Edisi 10 ( Deutches Arzneibuch 10 ) ( http : // www.library.usu.ac.id// ).

Pada Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995 sudah digunakan KCKT
dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif dan uji kemumian sejumlah 277 (dua ratus
tujuh puluh tujuh) obat/ bahan obat. Perubahan yang sangat spektakuler dari
Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995 ini menunjukkan bahwa Pemerintah
Indonesia melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan benar-benar telah mengikuti perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih dalam bidang analisis obat.
Walaupun disadari biaya yang dibutuhkan untuk analisis dengan KCKT sangat mahal,
namun metoda ini tetap dipilih untuk digunakan menganalisis 277 jenis obat bahan
obat karena hasil analisis yang memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, waktu
analisis cepat ( http : // www.library.usu.ac.id// ).



Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009









BAB III

METODOLOGI



3.1. Alat
- HPLC Tipe LC. 10ADVP Simadzu
- Branson ultrsonic barnstead aquawave 9377
- Labu ukur 50 ml,1000 ml pyrex
- Membran filter 0,45 m
- Milipore 0,45 m Whatman CA W/GMF
- Beaker glass 50 ml pyrex
- Batang pengaduk
- Aluminium foil
- Pipet volume 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ml

3.2. Bahan
- Dikalium hidrogen fospat
(s)

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

- Kalium dihidrogen pospat
(s)
- Metanol 60%
- Na - Benzoat
(s)

- K - Sorbat
(s)
- Na - Sakarin
(s)

- Sampel Sirup markisa pohon pisang


3.3. Prosedur Percobaan.

1. Preparasi Sampel
Di timbang 5 gr sampel sirup markisa pohon pisang, Kemudian dimasukkan
kedalam labu ukur 100 ml. Diencerkan dengan metanol 60 % sampai garis tanda
didiamkan selama 1 malam sampai larutan mengendap ( sampel yang pekat atau
kental ). Kemudian disaring dengan penyaring milipore 0,45 m dan didiamkan.
( A )
2. Larutan Baku
Di timbang sebanyak 50,2 mg natrium benzoat, dimasukkan kedalam labu ukur 50
ml. Dilarutkan dengan metanol 60% dan diencerkan dengan aquabides sampai garis
tanda. Dari larutan diatas dipipet berturut-turut 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml.
Kemudian masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. Diencerkan dengan
metanol 60% sampai garis tanda. Dan disaring dengan penyaring milipore 0,45 m
filtrat untuk larutan baku standar natrium benzoat. ( B 1 )
Di timbang sebanyak 50,7 mg kalium sorbat ,dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml.
Dilarutkan dengan metanol 60% dan diencerkan dengan aquabides sampai garis tanda.
Dari larutan diatas dipipet berturut-turut 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml.
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Kemudian masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. Diencerkan dengan
metanol 60% sampai garis tanda. Dan disaring dengan penyaring milipore 0,45 m
filtrat untuk larutan baku standar Kalium benzoat. ( B 2 )
Di timbang sebanyak 49,6 mg natrium sakarin, dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml.
Dilarutkan dengan metanol 60% dan diencerkan dengan aquabides sampai garis tanda.
Dari larutan diatas dipipet berturut-turut 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml.
Kemudian masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. Diencerkan dengan
metanol 60% sampai garis tanda. Dan disaring dengan penyaring milipore 0,45 m
filtrat untuk larutan baku standar natrium sakarin. ( B 3)
3. Cara Pembuatan Pereaksi
- Larutan dapar Phosfat pH 6,8 berfungsi sebagai fase gerak
Sebanyak 0,8709 gram K
2
HPO
4
dan 0,68 gram KH
2
PO
4
ditimbang dengan
teliti dan dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml. Dilarutkan dengan
aquabides hingga garis batas.
- Larutan metanol 60% baerfungsi sebagai larutan pengecer
Sebanyak 600 ml metanol pekat diencerkan dengan aquabides 400 ml dalam
labu takar 1000 ml
4. Prosedur Kerja
- Di hubungkan alat dengan sumber arus
- Di hidupkan DGU 12A, LC-10 AT
vp
, RF-10A
XL
, SCL-10A
vp

- Di hidupkan CPU, Monitor, Printer
- Pada menu Windows, klik dua kali icon class Vp
- Di klik File, Methode dan new
- Di lakukan pencucian piping ( purging ) dengan cara sebagai berikut:
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

a.Diklik Methode Instrument setup, klik taskbar pumps, isi parameter A flow
5 ml/min
b. Diklik Download, klik ok
c. Di buka katop DRAIN pada LC-10 AT
vp

d. Di klik Icon Instrumen On/Off, tungggu hingga kira-kira 3 menit
e. Di klik icon Turn Pumps On/Off
f. Di Buka Katup DRAIN pada LC-10 Atup
- Di klik Taskbar pumps, isi parameter A. flow dengan laju alur yang dinginkan
( catt : naikkan laju aliran tahap demi tahap )
- Diklik taskbar RF-10 A
XL
isi parameter panjang gelombang beri checklist pada
kolom Acquisition Chanel On, isim parameter Run Time sesuai dengan waktu
analisis
- Di klik download, klik ok
- Di klik icon turn pump on/off
- Di tunggu hingga kira-kira 15 menit
- Di klik File, Methode, Save as, Isi nama file methode, klik save
- Di lihat posisi baseline dengam cara mengklik control, preview run
- Untuk mengganti skala tampilan monitor, klik tombol kanan mouse, pilih
proporties, isi taskbar scale to dengan user defined, isi parameter y min dengan
-0,01 y max dengan 0,04, klik ok
- Di klik icon zeros dan perhatikan kelurusan baselin, jika sudah lurus, lakukan
test slope dengan cara mengklik icon threshold, klik waktu awal dan waktu
akhir test. Nilai slope akan muncul, jika nilai slope kecil dari 500 bearti
analisis bisa dilakukan
- J ika sudah lurus, klik control, klik Stop run
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

- Untuk memulai analisis, klik control, klik stop run
- Untuk memulai analisis, klik control, klik single run, sisi file data. Pastikan
data path sebagai C: /Class Up/Data, untuk menspesifikasikan folder data
- Di klik start, tunggu hingga muncul tampilan waiting for tringger pada monitor
Putar posisi tras injector Rheodyne pada posisi load, di injeksikan larutan
baku Na-benzoat, k-sorbat dan Na-sakarin konsentrasi 0,5 ml, dengan
menggunakan mycrosyringe, lalu putar posisi tuas pada posisi inject. Analisis
akan mulai berlangsung dan telah diatur secara otomatis sesuai dengan waktu
yang telah diatur atau dapat di stop secara manual dengan cara mengklik
control, klik stop run
- Untuk mengganti skala tampilan monitor, di klik tombol kanan mouse, pilih
proporties isi taskbar scale to dengan normalize, klik run
- Dilakukan perlakuan yang sama untuk larutan baku Na-benzoat, K-Sorbat, dan
Na-sakarin 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml, dan sampel.
5. Cara penetapan analisis kadar
Larutan A ( sampel markisa pohon pisang ) dan Larutan B ( Na-benzoat, k-sorbat, dan
Na-sakarin dengan konsentrasi masing-masing 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 m, dan 4 ml )
disuntikkan secara terpisah dan dilakukan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan
kondisi sebagai berikut :
Kolom : Oktadesilsilana pada partikel silika 10 m/5 m
4 6 mm x 15 cm (atau yang sesuai)
Fase gerak : Dapar fospat : methanol (92: 8) disaring menggunakan
membran filter 0,45 m dan didiamkan
Laju aliran : 1 ml/menit
Detektor : Cahaya UV dengan panjang gelombang 225 nm
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Volume Penyuntikan : 10 l - 20 l.
6. Interpretasi hasil
Kadar garam benzoat, sorbat dan sakarin dalam cuplikan dihitung menggunakan kurva
kalibrasi dengan persamaan garis lurus
y =a +bx
Dimana : y =puncak area b =Slope
x =Kadar (g/ l) a =Intersept
Rumus yang digunakan untuk penentuan kadar benzoat dan sakarin dengan
menggunakan persamaan rumus :
a. Untuk penentuan kadar natrium benzoat
Kadar natrium benzoat = x
Benzoat Na M
Benzoat Asam M

x
Wb
X
Fp x
p vol.
1000
x 100,51%
Dimana : BM asam benzoat = 122,12
BM asam Na-Benzoat = 144,11
Wb = Berat Sampel
Fp = Faktor Pengeceran
Vol.p = Volume Penyuntikan
X = Kadar Benzoat ( g/l )
b. Untuk pentuan kadar kalium sorbat
Kadar kalium sorbat =
M Asam Sorbat
x
M Na Benzoat
x
Wb
X
Fp x
p vol.
1000
x 100,70 %
Wb = Berat Sampel
Fp = Faktor Pengeceran
Vol.p = Volume Penyuntikan
X = Kadar Sakarin ( g/l )
c. Untuk pentuan kadar natrium sakarin
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Kadar natium sakarin = x
Wb
X
Fp x
p vol.
1000
x 87,70 %
Wb = Berat Sampel
Fp = Faktor Pengeceran
Vol.p = Volume Penyuntikan
X = Kadar Sakarin ( g/l )


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1. Hasil dan Pembahasan
4.1.1. Data Percobaan
Tabel 4.1. Larutan Baku Na-Benzoat

Nama Zat Bobot Faktor Volume Respon Rasio
Pengeceran Penyuntikan Puncak ( RT )
( mg ) ( ml ) ( l ) ( Area )
Na-Benzoat 50,2 50/0,5 x 50 829334 8,767
50/1 x 50 20 1603739 8,758
50/2 x 50 3380903 8,767
50/3 x 50 4888393 8,683
50/4 x 50 6149424 8,625

Tabel 4.2. Larutan Baku K-Sorbat

Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Nama Zat Bobot Faktor Volume Respon Rasio
Pengeceran Penyuntikan Puncak ( RT )
( mg ) ( ml ) ( l ) ( Area )
K-Sorbat 50,7 50/0,5 x 50 712202 0,2028
50/1 x 50 20 7468709 0,4056
50/2 x 50 2930359 0,8112
50/3 x 50 4203814 1,2168
50/4 x 50 5290287 1,6224

Tabel 4.3. Larutan Baku Na-Sakarin

Nama Zat Bobot Faktor Volume Respon Rasio
Pengeceran Penyuntikan Puncak ( RT )
( mg ) ( ml ) ( l ) ( Area )
Na-Sakarin 49,6 50/0,5 x 50 829334 0,1984

50/1 x 50 20 1603739 0,3968

50/2 x 50 3380903 0,7936

50/3 x 50 4888393 1,1904

50/4 x 50 6149424 1,5872


Tabel 4.4. Sampel

Nama Sampel

Bobot
( mg )
Faktor
Pengeceran
( ml )
Volume
penyuntikan
( l )
Respon
puncak
(Area)

Rasio
( RT )
Sirup Markisa
pohon pisang
I. 5,1993
II. 5,2213
100
100
20
20
4738324
2734182
5,567
8,583

Sirup Markisa
pohon pisang
I. 5,1993
II.5,2213

100
100
20
20
4755585
2740496
5,550
8,542
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



- Data untuk penentuan kadar kalium sorbat tidak diperoleh dalam kromatogram.
Hal ini disebabkan karena bahan pengawet kalium sorbat tidak terdapat dalam
sampel sirup markisa pohon pisang.



4.1.3. Perhitungan
Tabel 4.5. Natrium Benzoat
No. X (g/20l) Y (area) XY X
2

1 0,2008 763084
153227,2672 0,04032064
2 0,4016 1567220
62939,552
0,16128256
3 0,8032 3129963
2513986,282 0,64513024
4 1,2048 4496976 5417956,685 1,45154304
5 1,6064 5657272 9087841,741 2,58052096
0,84336 3122903 17802407,53 4,87880608

Tabel 4.6. Sampel sirup markisa untuk kadar natrium benzoat
Nama Sampel

Bobot
( mg )
Faktor
Pengeceran
( ml )
Volume
Penyuntikan
( l )
Respon
Puncak
(Area)

Rasio
( RT )

Sirup markisa
pohon pisang

I. 5,1993
II. 5,2213

100
100

20
20

4738324
4755585

5,567
5,550
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

a =

2 2
) ( ) (
) ( ) ( ) (
X X
Y X Y X
n
n

=
2
) 2168 , 4 ( ) 87880608 , 4 ( 5
) 15614515 )( 2168 , 4 ( ) 53 , 17802407 ( 5



=

78140224 , 17 3970304 , 24
85 , 65843286 65 , 89012037



=
6126262816 , 6
8 , 23167850

=3503712,932


b
=

2 2
2
) ( ) (
) )( ( ) ( ) (
X X
XY X Y X
n

=
2
) 2168 , 4 ( ) 7880608 , 4 ( 5
) 53 , 17802407 )( 2168 , 4 ( ) 15614515 )( 87880608 , 4 (


=
78140224 , 17 3940304 , 24
07 , 75069192 72 , 76180190


=
61262816 , 6
65 , 1110998

= 168011,6624

Kadar natrium benzoat :
Y =a + bX
dimana : Y =Area
a =Intersept
b =Slope
X =Kadar Benzoat (g/ml)
Persamaan garis untuk natrium benzoat I :
Y1 = 4738324
Y1 = 3503712,932 +168011,6624 X
X = Y1 - b
a
= 4738324 - 168011,6624
3503712,932

= 1,3044 ( g/ l)
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Kadar I = x
Benzoat Na M
Benzoat Asam M

x
Wb
X
Fp x
p vol.
1000
x 100,51%
Dimana :
M ( Berat Molekul ) = Asam benzoat : 122,12, Natrium sakarin : 144,11
Wb ( Berat Sampel ) = 5,1993 gram
Fp ( Faktor Pengeceran ) =100 ml
Vol.p ( Volume Penyuntikan ) =20 l
X ( Kadar Benzoat ) =1,3044 ( g/ l)
Kadar I = x
11 , 144
12 , 122
x
1993 , 5
3044 , 1
100 x x
20
1000
100,51% =1068,40 mg/kg
Y2 = 4755585
Y2 = a +bX
Y2 = 3503734,361 +168011,6624 X
X = Y2 b
a
=
x
Benzoat Na M
Benzoat Asam M

4755585 - 168011,6624
3503734,361
=1,3093 ( g/ml )

Penentuan kadar natrium benzoat II :
Kadar II = x
Wb
X
Fp x
p vol.
1000
x 100,51%

Kadar II = x
11 , 144
12 , 122
100 x x
5,2213
3093 , 1

20
1000
x 100,51%
=1067,90 mg/kg
Kadar rata-rata =
2
2 1 r kada Kadar +

=
2
mg/kg 1067,90 mg/kg 1068,40 +

= 1068,15 mg/kg 1068 mg/ kg
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Total kadar benzoat dalam sirup markisa pohon pisang : 1068 mg/kg
Syarat : Maksimum 1000 mg/kg
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat ( TMS )






Tabel 4.7 . Natrium Sakarin
No. X (g/20l) Y ( area ) XY X
2

1 0,1984 829334
164537,8656 0,03936252
2 0,3968 1603739
636363,6352
0,15745024
3 0,7936 3380903
2683084,621 0,62980096
4 11,904 4888393 5819143,027 1,41705216
5 15,872 6149424 9760365,773 2,15920384
0,83329 3370358,6 19063496,92 4,76286976

Tabel 4.8. Sampel sirup markisa untuk kadar natrium sakarin
Nama Sampel

Bobot
( mg )
Faktor
Pengeceran
( ml )
Volume
penyuntikan
( l )
Respon
puncak
(Area)

Rasio
( RT )

Sirup Markisa
pohon pisang

I. 5,1993
II. 5,2213

100
100

20
20

2734182
2740496

8,583
8,542
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

a =

2 2
) ( ) (
) ( ) ( ) (
X X
Y X Y X
n
n

=
2
) 1664 , 4 ( ) 76286976 , 4 ( 5
) 16851793 )( 1664 , 4 ( ) 92 , 190634496 ( 5



=
35888896 , 17 8143488 , 23
36 , 70211310 6 , 95317484




=
45545984 , 6
24 , 25106174

=3889138,011



b
=

2 2
2
) ( ) (
) )( ( ) ( ) (
X X
XY X Y X
n


=
2
) 1664 , 4 ( ) 76286976 , 4 ( 5
) 92 , 19063496 )( 1664 , 4 ( ) 16851793 )( 76286976 , 4 (



=
35888896 , 17 8143488 , 23
57 , 79426153 44 , 80263364


=
45545984 , 6
87 , 837210

= 168011,6624

Kadar natrium sakarin :
Y =a + bX
dimana : Y =Area
a =Intersept
b =Slope
X =Kadar Sakarin (g/ l)
Persamaan garis untuk sakarin
Y1 = 2734182
Y1 = 3889138,011+129690,3537X
X = Y1 - b
a
= 2734182 129690,3537
3889138,011
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009


= 0,6696 ( g/l )
Penentuan kadar natrium sakarin I :
Kadar I = x
Wb
X
Fp x
p vol.
1000
x 87,70 %
Dimana : X ( Kadar Sakarin ( g/ml ) : 0,6696 ( g/l )
Wb ( Bobot sampel ) : 5,1993 gr
Fp ( Faktor pengeceran ) : 100 ml
Vol.p(Volume Penyuntikan) : 20 l
Kadar I = x
1993 , 5
6696 , 0
100 x
20
1000
x 87,70%
=564,73 mg/kg
Y2 = 2740496
Y2 = 3889138,011+129690,3537X
Y2 = a +bX2
X = Y2 b
a
X =
x
Wb
X
2740496 - 129690,3537
3889138,011
=0,7013 ( g/ l )

Penentuan kadar natrium sakarin II :
Kadar II = Fp x
p vol.
1000
x 87,70 %
Dimana : X ( Kadar Sakarin ( g/ml ) ) = 0,7014 ( g/l )
Wb ( Berat Sampel ) = 5,2213 gr
Fp ( Faktor Pengeceran ) = 100 ml
Vol.p (Volume Penyuntikan) = 20 l
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Kadar II = x
2213 , 5
6713 , 0
100 x
20
1000
x 87,70%
=563,78 mg/kg
Kadar rata-rata =
2
2 1 kadar Kadar +

=
2
mg/kg 563,78 mg/kg 564,73 +

= 564,255 mg/kg 564 mg/ kg
Total kadar natrium sakarin dalam sirup markisa pohon pisang : 564 mg/kg
Syarat : Maksimum 300 mg/kg
Kesimpulan : Tidak memenuhi syarat ( TMS )


4.2. Pembahasan

Penentuan kadar natrium benzoat, kalium sorbat, dan natrium sakarin pada
sirup markisa pohon pisang dengan dilakukan di laboratorium Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan ( BBPOM ) Medan. Dimana sifat dari ketiga jenis
pengawet dan pemanis tersebut, mempunyai dampak negatif dan positif bagi
kesehatan konsumen yang mengkosumsi kadar ketiga jenis pengawet tersebut
diambang batas maksimal yang diperbolehkan. Identifikasi sirup markisa pohon
pisang dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, volume penyuntikan
antara 10 l - 20 l dengan laju 1,0 l / menit, agar diperoleh hasil yang maksimal.

Dari data tabel Tabel 4.5. untuk data natrium benzoat dihitung dengan
persamaan y = a + bx, dimana a = 3503712,932 sebagai intersept,dan
b=168011,6624 sebagai slope, sedangkan Y (puncak area) yang terdiri dari
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Y1=4738324 dan Y2=4755585 pada kromatogram pada sampel sirup markisa pohon
pisang yang digunakan untuk mencari kadar natium benzoat baik kadar natrium
benzoat I sebesar =1068,40 mg/kg dan kadar natrium benzoat II
sebesar =1067,90 mg/kg dengan menggunakan rumus dan untuk mencari kadar
rata-rata dari natrium benzoat dengan membagi kadar natrium benzoat I dan kadar
benzoat II sehingga diperoleh hasil rata-rata sebesar 1068,15 mg/kg

Dari data tabel 4.7. untuk data natrium sakarin dihitung dengan persamaan
y =a +bx, dimana a =3889138,011 sebagai intersept, dan b =129690,3537 sebagai
slope, sedangkan Y (puncak area) yang terdiri dari Y1= 2734182 dan
Y2=2740492 pada kromatogram pada sampel sirup markisa pohon pisang yang
digunakan untuk mencari kadar natium benzoat baik kadar natrium sakarin I
sebesar =564,73 mg/kg dan kadar natrium benzoat II sebesar =563,78 mg/kg dengan
menggunakan rumus dan untuk mencari kadar rata-rata dari natrium sakarin dengan
membagi kadar natrium sakarin I dan kadar sakarin II sehingga diperoleh hasil
rata-rata sebesar 564 mg/kg.

Dari data didapat hasil kadar natrium benzoat 1068 mg/kg, kalium sorbat
tidak terdapat dalam sampel, dan natrium sakarin mg/kg. Kadar natrium benzoat dan
natrium sakarin yang diperoleh tidak layak dikonsumsi karena diatas batas maksimal
SNI 01-2984-92 yaitu 1000 mg/kg dan SNI 01-6993-04 yaitu 300 mg/kg. sedangkan
Kalium Sorbat tidak terdapat dalam sampel. sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
kadar natrium benzoat dan natrium sakarin yang terdapat dalam sirup tidak layak
dikonsumsi.


Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009














BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN



6.1. Kesimpulan

- Metode yang digunakan untuk penentuan kadar natrium benzoat, kalium
sorbat, dan natrium sakarin dalam sirup markisa pohon pisang yaitu
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT ) fase terbalik
- Dari Identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi
cair kinerja tinggi ( KCKT ) diperoleh kadar natrium benzoat : 1068 mg/kg,
kalium sorbat : negatif, dan natrium sakarin : 564 mg/kg.
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

- Kadar natrium benzoat, kalium sorbat, dan natrium sakarin yang telah
ditetapkan oleh Permenkes RI No.722/Menkes/PER/IX/1988 dan Permenkes
RI No.236/Menkes/PER/V/1985 yaitu Natrium Benzoat : 1000 mg/kg, Kalium
Sorbat :600 mg/kg, dan Natrium Sakarin : 300 mg/kg.

6.2. Saran

Bagaimana jika analisis Natrium benzoat, Kalium Sorbat, dan natrium sakarin
dilakukan dengan metode lain seperti metode titrasi dan metode spektrofotometri.
kemudian dibandingkan hasil analisa yang diperoleh dengan memakai metode
kromatografi cair kinerja tinggi ( KCKT ).


DAFTAR PUSTAKA


Aminuddin,1998. Kimia Nutrisi dan Metode Dengan Pemakaian Secara Klinis.
Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Desrosier,N.W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I. 1995. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta.
Departemen Kesehatan R.I. 1979. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan,
Farmakope Indonesia Edisi III, Jakarta.
Http://www.cspinet.org/ sodapop/liquid candy.html. 12 hal. 4 Januari 2003, pk 22.
Diakses tanggal 13 Mei 2008.
Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Http : // www. kompas.com //. diakses tanggal 07 April 2 April 2008
Http : // www.library.usu.ac.id// diakses tanggal 07 April 2008
Http :// www. Bunda Reres.Blogspot.com// diakses tanggal 07 Apri 2008
Http: // www. halalguide.info/ diakses tanggal 07 April 2008
Http://www.pom.go.id/nonpublic/makanan/standard/News1.html
diakses tanggal 07 April 2008.
Http://www.kaltimpost.web.id/berita/index....loteh&id=185427
diakses Tanggal 13 mei 2008.
Http://www.nano.lipi.go.id/ di akses tanggal 07 Maret 2008.
http://www.cspinet.org/sodapop/liquid candy.html. 12. 4 J anuari 2003, pk 22.
Johnson, E.L. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Institute Teknologi Bandung. Bandung.

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, Desember 2004, 148 159.ISSN : 1693-9883
Lindsay, S. 1992. High Performance Liquid Chrotomagraphy. second edition. John
Wiley &Sons. Chischer. New York. Brisbane. Toronto. Singapore
Mulja,M. 1995. Analisis Istrumental, Penerbit Institute Teknoogi Bandung. Bandung.
Sudarmadji,S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Edisi Pertama. Cetakan I.
Liberty Yogyakarta.
Winarno,F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wisnu,C. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.




Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009






































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



















































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



















































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



















































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



















































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



















































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009



















































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009




































Subani : Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( Kckt ) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan, 2008.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai