DALAM PEMILIHAN HOTEL di OBJEK WISATA BANDUNGAN (Studi kasus di Hotel Wina Wisata Bandungan)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Disusun oleh :
Joan Rosunday Widagdo 03.30.0223
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2008 DAFTAR ISI
Halaman Halaman J udul ................................................................................................. i Halaman Pengesahan ..................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................... 8 2.1.1. Pemasaran J asa .......................................................... 8 2.1.2. Pemasaran Hotel ........................................................ 10 2.1.3. Marketing Mix ........................................................... 11 2.1.4. Definisi dan Pengertian Hotel .................................... 14 2.1.5 Klasifikasi Hotel ......................................................... 14 2.1.6 Kerangka Pikir Penelitian ......................................... 17 2.1.7 Definisi Operasional .................................................. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1 Obyek dan Lokasi Penelitian............................................... 24 3.1.2 Populasi dan Sampel ........................................................... 24 3.1.3 J enis dan Metode Pengumpulan Data.................................. 25 3.1.4 Metode Pengukuran Data.................................................... 27 3.1.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas.................................... 27 iii 3.1.6 Teknik Analisis Data........................................................... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ....................................... 33 4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan Hotel Wina Wisata ..................................................... 33 4.1.2 Fasilitas dan Harga Cottage Hotel .............................. 34 4.1.3 Struktur Organisasi ..................................................... 35 4.2. Identitas Responden ................................................................ 36 4.3. Analisa Deskriptif ................................................................... 39 4.4. Analisis Data........................................................................... 41 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 48 5.2. Saran ...................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak tempat wisata baik wisata alam maupun budaya yang tersebar di berbagai daerah. Wisata budaya seperti di Semarang dengan Kota Lamanya dan bangunan bersejarah Lawang Sewu, di Surakarta dengan Keraton dan kerajinan tangan seperti kerajinan perunggu dan batik kerisnya, di Dieng dengan candi Diengnya dan di Bandungan dengan candi gedong songo yang merupakan wisata alam yang menawarkan keindahan alam yang masih sejuk dan merupakan bentuk peninggalan kebudayaan nenek moyang. Sektor pariwisata merupakan salah satu dari industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain yang meliputi industri kerajinan tangan dan industri cenderamata serta penginapan dan transportasi. Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses berpergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya dengan dorongan karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun belajar ( Gamal Suwantoro 1997 : 3 ). 2 Istilah pariwisata ( Gamal Suwantoro 1997 : 3 ) berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Bandungan merupakan sebuah obyek wisata pegunungan yang merupakan bagian dari daerah Kabupaten Semarang. Obyek wisata ini dapat ditempuh dengan kendaraan selama satu jam di sebelah selatan Semarang atau sekitar dua puluh menit dari Ungaran atau sekitar lima belas menit dari Ambarawa melalui jalur pegunungan. Setiap minggunya Bandungan dipadati oleh para wisatawan lokal. taman rekreasi PJKA, pasar sayur dan buah, Tahu Serasi, susu kedelai, jagung rebus, serta kios-kios tanaman hias menjadi tujuan pada umumnya. Seiring dengan bertambahnya kunjungan para wisatawan di Bandungan maka perlu adanya peningkatan fasilitas-fasilitas umum yang memberikan kenyamanan bagi para wisatawan contohnya area parkir yang luas, kebersihan lingkungan, serta fasilitas-fasilitas lainnya yang mendukung kenyaman bagi para wisatawan. Pemilihan lokasi penelitian dihotel Wina Wisata dikarenakan hotel Wina merupakan hotel tertua di Bandungan dan sampai sekarang masih bertahan berdasarkan tingkat huniannya. Sebagai hotel berkelas cottage melati tiga, Hotel 3 Wina Wisata Bandungan mempunyai suatu standar performansi dan prosedur operasi yang dilaksanakan secara ketat. Pelaksanaan prosedur operasi antara lain meliputi prosedur penerimaan pesanan melalui telepon, prosedur penangan keluhan pelanggan, prosedur penerimaan tamu individu maupun korporat; standar performansi karyawan hotel, dan lain-lain. Hotel Wina Wisata berdiri sejak tahun 1966 sampai sekarang masih bertahan, lokasi hotel terletak kurang lebih 200 meter dari tempat pakir umum wisata Bandungan. Hotel Wina Wisata merupakan hotel yang berbentuk cottage yang dirancang untuk keluarga sehingga bentuk bangunan tidak berupa kamar- kamar melainkan rumah-rumah yang terdiri dari beberapa kamar, rata-rata jumlah kamar dalam satu rumah berkisar 4 sampai 3 kamar. Fasilitas setiap rumah terdiri dari televisi,ruang tamu, lemari pakaian, tempat tidur, kamar mandi ( ada yang didalam dan diluar ), Bagi Hotel Wina Wisata, riset pemasaran digunakan untuk mengetahui perilaku konsumen, karena latar belakang yang bermacam-macam, kebiasaan serta sikap dan keinginan yang berbeda-beda. Hal ini membantu bagi seorang manajer untuk dapat mengetahui hal-hal yang bermula dari belum terpenuhinya kebutuhan dan keinginan konsumen sampai dapat menyelaraskan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga pelayanan yang diberikan oleh hotel sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Dengan mengetahui perilaku konsumen Hotel Wina Wisata akan dapat mengantisipasi kebutuhan dan keinginan konsumen sekarang dan yang akan 4 datang. Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memahami dan menganalisa perilaku konsumen yang cepat dan tepat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Sehingga Hotel Wina Wisata dituntut untuk memantau perilaku-perilaku konsumennya terutama dalam hal ini adalah untuk mendapatkan pangsa hotel tersendiri karena adanya pesaing-pesaing . Peneliti memilih melakukan penelitian di Hotel Wina wisata dikarenakan hotel tersebut saat ini masih tetap bertahan berdasarkan tingkat hunian selama tujuh bulan pada tahun 2007 Tabel 1.1 Occupancy Rate Tamu yang menginap selama bulan Januari - Juli Tahun 2007 Bulan Jumlah Tamu Target yang ingin dicapai % Tingkat Hunian Januari 580 1000 58% Febuari 785 1000 78,5% Maret 878 1000 87,8% April 602 1000 60.2% Mei 548 1000 54,8% Juni 821 1000 82,1% Juli 824 1000 82,4% Sumber : Buku Tamu Hotel Wina Wisata Bandungan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah konsumen terbesar pada bulan Maret dan Juni dimana persentase tingkat hunian mencapai 87%, dan pada bulan yang lainnya berkisar antara 58% sampai 54%.. Hal ini menjadi perhatian bagi pihak hotel untuk dapat lebih menarik konsumen sehingga dapat mencapai target. 5 Dari hasil pra surve yang dilakukan peneliti dengan menyebarkan pra kuesioner kepada 30 responden diperoleh data sebagai berikut: Variabel-variabel yang mempengaruhi ya tidak Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola ) 29 1 Adanya fasilitas air panas 29 1 Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan 29 1 Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis 16 14 Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi 19 11 Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi 26 14 Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada 25 15 Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya 20 10 Fasilitas air panas dapat berfungsi dengan baik 12 18 Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi 27 3 Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan 6 24 Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik 30
Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu 20 10 Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu 15 15 Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan 23 7 Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat 25 5 Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih 18 12 Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar 18 12 Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap 5 25 Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik 29 1
Melihat begitu pentingnya untuk mengetahui bagaimana keputusan yang diambil oleh konsumen dalam memilih hotel, maka pihak hotel mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Hal ini dimaksudkan agar pengusaha hotel dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dan 6 berhubungan dengan keputusan konsumen dalam memilih hotel. Oleh karena hal ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pemilihan Hotel di Objek Wisata Bandungan( Studi kasus di Hotel Wina Wisata Bandungan ). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen memilih hotel Wina Wisata 2. Faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan memilih hotel Wina Wisata 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen memilih hotel Wina Wisata sebagai tempat penginapan di obyek wisata Bandungan 2. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan memilih hotel Wina Wiisata.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk membantu pihak manajemen hotel mencari solusi yang tepat untuk mengembangkan usaha perhotelannya menjadi lebih baik 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pemasaran Jasa Menurut Philip Kotler jasa adalah suatu aktifitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan seperti halnya terjadi pada produk manufaktur. Ciri-ciri khusus jasa sebagai suatu produk sangat berbeda dengan produk yang bersifat konkret. Ciri-ciri yang spesifik itu adalah ( Yoeti 2001 : 1 ) a. Jasa tidak bisa diraba atau disentuh karena sifatnya yang tidak nyata b. Proses produksi dan konsumsi jatuh pada saat yang bersamaan c. Jasa tidak bisa dipindahkan dan untuk mengkonsumsinya konsumen harus datang pada produsen d. Konsumen terlibat dalam proses produksi e. Jasa tidak bisa ditimbun f. Jasa tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif g. Jasa tidak dapat dicoba karena itu pelanggan tidak bisa mencicipinya terlebih dahulu h. Kualitas hasil produk berupa jasa sangat tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali dapat digantikan oleh mesin 8 i. Permintaan atas produk berupa jasa tidak tetap melainkan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis j. Umumnya peranan perantara (middlemen) tidak diperlukan, tapi untuk produk tertentu perantara diperlukan untuk penggunaan terbatas Pemasaran adalah usaha untuk menarik pelanggan agar membeli suatu produk. Proses pemasaran meliputi perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperhatikanvariabel-variabel yang dijumpai dalam pasar. Pemasaran yang efektif menghendaki perencanaan yang baik mulai dari menentukan konsep tentang kualitas, desain, kemasan, harga, cara penyampaian produk kepada konsumen pada waktu dan jumlah yang tepat, sampai dengan bagaimana membuat pelanggan tetap loyal terhadap produk yang diciptakan ( Yoeti 2001 : 13 ). Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran manufaktur, perbedaan dikarenakan sifat dan karakter produk jasa berbeda dengan produk manufaktur. Produk jasa memuat bermacam-macam kegiatan yang dilaksanakan dalam berbagai situasi dan kondisi ( Yoeti 2001 : 7 ). Philip Kotler menerapkan skema The service Marketing Triangle dalam pemasaran jasa, yang hendak memperlihatkan tiga pihak yang dapat membuat suatu perusahaan jasa bisa sukses dalam menjual jasa yaitu perusahaan (Company), karyawan (Employees) dan pelanggan (Customers) sendiri.
9 2.1.2 Pemasaran Hotel Prof Denny G. Ritherford dari Washington State University dalam bukunya, Hotel Management and Operation memberi definisi tentang pemasaran hotel adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan cerita tentang pelayanan yang dapat diberikan suatu hotel, dengan memberikan rangsangan yang bergairah pada tamu untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel untuk di bandingkan dengan pilihan dari hotel pesaing (Yoeti 2001 :9-10). Philp Kotler memberi batasan tentang pemasaran hotel sebagai berikut Pemasaran hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari kegiatan itu hotel memperoleh keuntungan. (Yoeti 2001 : 10). Neil Wearne and Alison Morrison dalam bukunya Hospitally Marketing memberi batasan sebagai berikut : dari sudut pandang orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa, pemasaran dapat diartikan sebagai usaha mengolah makanan, minuman dan akomodasi hotel menjadi produk yang diminati orang dengan memberikan nilai tambah melalui pelayanan dan penyajian. (Yoeti 2001 : 10) Kesimpulan yang dapat ditarik dari rumusan-rumusan diatas ialah bahwa pemasaran itu selalu terdiri dari beberapa aktifitas yang bertujuan untuk menarik calon pelanggan dengan memberi motivasi agar tertarik untuk membeli produk dan jasa pelayanan hotel.
10 2.1.3 Marketing Mix Pembauran pemasaran ( marketing mix ) sebagai suatu konsep pertama kali dipelopori oleh Borden di tahun 1960an (Yoeti 2001:24). Konsep bauran pemasaran merupakan alat yang dikembangkan dengan baik yang dipakai sebagai struktur oleh para pemasar. Konsep ini terdiri dari berbagai macam unsur program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar berhasil melaksanakan strategi pada positioning pemasaran dalam pasar-pasar perusahaan tersebut. Untuk membedakan produk dan pelayanan, (yoeti 2001 :25) MacCarthy memperkenalkan suatu konsep marketing mix baru bagi industri jasa (hospitality). Menurut MacCarthy, pembauran yang dimaksudkan terdiri dari tiga sub-mix, yaitu : 1. The Product Service Mix Kombinasi antara dan service yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan keinginan dan kepuasan konsumen 2. The Presentation Mix Semua unsur yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan perwujudan dari panduan product dan service dalam persepsi target pasar pada waktu dan tempat yang tepat. 3. The Communication Mix Semua bentuk komunikasi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai target pasar yang dapat meningkatkan product dan service sesuai dengan harapan 11 konsumen. Bentuk komunikasi ini dapat menjadi suatu cara untuk membujuk konsumen untuk melakukan pembelian Pada Industri perhotelan, terdapat 5 unsur penting yang saling terkait satu sama lainnya atau yang sering dikenal dengan istilah Marketing Mix yaitu : a. People, meliputi layanan apa saja yang diperlukan oleh konsumen. Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang komplek, oleh James A. Fitzsimmons dan Mona J. Fitzsimmons dijelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu, kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu, kesopan santunan, penampilan pegawai untuk memberikan pelayanan, dan memberikan perlindungan hak-hak pribadi dari para tamu ( Agus Sulastiyono1999 : 35 ) b. Product, diartikan sebagai kebutuhan yang diinginkan para tamu yang meliputi makanan apa saja yang perlu disediakan, fasilitas apa saja yang harus dibangun, sehingga mereka mau datang dan menginap pada hotel tertentu. Bentuk fasilitas hotel harus dapat dikenal oleh tamu-tamunya dan dapat berfungsi seperti yang dimaksudkan dan untuk membantu tamu yang belum mengetahui cara penggunaannya diberikan satu petunjuk penggunaan yang berupa tulisan atau tanda-tanda lain yang mudah dikenal sehingga tamu tidak mengalam kesulitan ( R.G. Soekadijo 1996 : 95 ) c. Price, diartikan apakah tarif/harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas pelayanan dan fasilitas yang diberikan. Kualitas jasa yang diberikan baik yang 12 berupa fasilitas maupun pelayanan menjadi salah satu pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih hotel tertentu. Harga yang ditetapkan oleh pesaing dianggap sebagai suatu pertimbangan penting dalam startegi pengembangan harga, sehingga pada umumnya harga yang ditetapkan kompetitif dengan klasifikasi hotel yang sama. (Yoeti 2001) d. Place, diartikan tempat atau lokasi dimana suatu hotel didirikan. Lokasi hotel dan kemudahan untuk mencapai suatu hotel menjadi pertimbangan bagi calon tamu yang menginap, mereka menginginkan lokasi suatu hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis, selain itu calon konsumen juga selalu mempertimbangkan lokasi hotel dengan lokasi tujuan lainnya seperti pusat rekreasi, pusat perbelanjaan dan tempat tujuan lainya. (Yoeti 2001) e. Promotion, adalah bagaimana pemilihan media iklan yang efektif, sehingga dapat menyampaikan pesan kepada calon tamu hotel dengan baik. Ada bermacam -macam media yang dapat digunakan namun pada dasarnya penyampaian informasi dilakukan melalui media cetak ( iklan di koran, majalah, atau pemasangan papan reklame di jalan ), dan penyampaian informasi secara tidak langsung melalui konsumen yang pernah menginap ke konsumen lainnya (Yoeti 2001)
13 2.1.4 Definisi dan Pengertian Hotel Menurut Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM. 94 / HK. 103 / MPPT 87, yang dinamakan hotel adalah sebagai berikut : Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial dan mendapatkan ijin usaha. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hotel mengusahakan jasa penginapan dan jasa makanan serta minuman sebagai usaha pokoknya, dan dapat pula dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang dianggap sebagai penunjang. Bertitik tolak dari pengertian ini, maka suatu hotel haruslah memiliki kamar tidur sebagai persyaratan utamanya, serta fasilitas tempat makan dan minum. 2.1.5 Klasifikasi Hotel Produk jasa akomodasi perhotelan adalah salah satu sub produk pariwisata yang akan dapat menentukan produk wisata secara keseluruhan. Dalam usaha untuk membina akomodasi di Indonesia telah dilakukan melalui klasifikasi, dimana berfungsi juga sebagai suatu alat untuk mengetahui kualitas hotel sebagai suatu produk seutuhnya. Secara garis besar kritera yang digunakan untuk penggolongan hotel didasarkan pada unsur - unsur persyaratan sebagai berikut : 1. Besar atau kecilnya hotel dan banyak atau sedikitnya jumlah kamar tamu (a) Hotel kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang 14 (b) Hotel sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar (c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari 300 kamar. (d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar 2. Berdasarkan lama tamu yang menginap ada tiga jenis hotel yaitu : (a) Transit Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap 1 atau 2 malam (b) Semi Resident Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap lebih dari 2 malam (c) Residential Hotel adalah hotel dimana para tamunya rata-rata menginap kurang lebih satu minggu 3. Berdasarkan jenis tamu yang menginap ada empat jenis yaitu : (a) Hotel Keluarga adalah hotel yang dirancang untuk keluarga (b) Hotel Bisnis adalah hotel yang dirancang untuk para usahawan (c) Hotel Wisatawan adalah hotel yang dirancang untuk parawisatawan (d) Hotel Transit adalah hotel yang dirancang untuk orang yang melakukan persinggahan sementara dalam suatu perjalanan 4. Berdasarkan jenis harga yang ditetapkan ada empat jenis yaitu : (a) European Plan adalah hotel dimana harga kamar yang telah ditetapkan adalah harga untuk kamar saja (b) Continental Plan adalah hotel dimana harga kamar yang telah ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk makan siang 15 (c) Modified American adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri dari harga kamar, dua kali makan ( makan pagi, siang atau makan malam ) (d) Full American Plan adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri dari harga kamar, tiga kali makan ( makan pagi, siang dan malam) Dalam rangka penyempurnaan agar lebih sesuai dengan perkembangan hotel saat ini, maka telah dikeluarkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. : KM. 94 / HK. 103 / MPPT 87 dan Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No. : 14 / U / II / 88, tentang ketentuan usaha dan klasifikasi hotel dengan sistem bintang. Hal tersebut didasarkan pada jumlah minimum kamar, fasilitas dan peralatan serta mutu pelayanan yang sesuai dengan ketentuan penggolongan hotel, yaitu : 1. Hotel Bintang Lima ( * * * * * ) 2. Hotel Bintang Empat ( * * * * ) 3. Hotel Bintang Tiga ( * * * ) 4. Hotel Bintang Dua ( * * ) 5. Hotel Bintang Satu ( * ) 2.1.6 Kerangka Pikir Penelitian Keberadaan hotel sebagai sarana penunjang bisnis, disamping sarana penunjang industri pariwisata, membuka peluang bagi para pengusaha untuk bergerak dalam bisnis perhotelan. Di kawasan objek wisata Bandungan banyak hotel yang makin menyemarakan kompetisi di bisnis perhotelan. 16 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pemilihan hotel sebagai tempat penginapan di objek wisata Bandungan maka dilakukan analisis faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pembelian atau permintaan menunjukkan hubungan yang ada antara jumlah barang yang diminta dengan semua variabel yang mempengaruhinya. Untuk memudahkan suatu penelitian maka di bawah ini dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
17 Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola ) Adanya fasilitas air panas Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya Fasilitas air panas dapat berfungsi dengan baik Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar Bandungan Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik
2.1.7 Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan penjabaran dari tiap variable di dalam indikator-indikator yang terperinci. Variabel-variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih hotel di objek Wisata Bandungan 18 1. Identifikasi faktor adalah mengelompokkan sejumlah besar variabel ke dalam kelompok variabel homogen atau faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih hotel sebagai tempat penginapan di Obyek Wisata Banndungan. 2. faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih hotel sebagai tempat penginapan di Obyek Wisata Bandungan adalah faktor-faktor yang menentukan dalam kepuasan seorang konsumen, yang terdiri dari : a. Adanya fasilitas tempat ibadah ( mushola ) Konsumen di Indonesia mayoritas beragama islam adanya fasilitas tempat ibadah khususnya mushola membantu konsumen yang beragama islam untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim sehingga kebutuhan konsumen akan tempat ibadah yang bersih dapat terpenuhi b. Adanya fasilitas air panas Bandungan merupakan daerah dataran tinggi kondisi airnya sangat dingin. Fasilitas air panas ini menjadi pertimbangan konsumen untuk aktifitas mandi sehingga diharapkan aktifitas mandi tidak terhalang dengan kondisi air yang dingin c. Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata Calon tamu hotel selalu mempertimbangkan lokasi hotel dengan lokasi tujuan lainnya dimana mereka dapat melakukan aktifitas lainnya diluar lingkungan hotel seperti melakukan aktivitas pergi ke taman rekreasi, berbelanja dipasar sayur dan buah maupun ketempat tujuan wisata lainnya 19 d. Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis. Hal ini menjadi pertimbangan bagi calon tamu yang akan menginap pada hotel tertentu dimana adanya kemudahan untuk mencapai suatu hotel dan tentunya tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk mencapainya. e. Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi Di daerah Bandungan pada umumnya sulit menangkap saluran televisi lokal dengan menggunakan antena, pada umumnya masyarakat menggunakan tv kabel untuk menangkap saluran televise lokal, dengan adanya tv parabola calon konsumen dapat terhibur dengan acara-acara televisi baik lokal maupun internasional f. Makanan yang disediakan mempunyai menu yang bervariasi Makanan yang bervariasi menjadi pilihan para tamu untuk memilih menu makanan yang disukai sehingga tamu diberikan pilihan untuk lebih menikmati hidangan yang disediakan hotel g. Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada. Penetapan harga tentunya disesuaikan dengan fasilitas yang diberikan oleh calon konsumen sehingga menjadi pertimbangan konsumen ketika mengeluarkan dana sesuai dengan apa yang didapat h. Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya Harga yang kompetitif tidak jauh berbeda dengan harga yang ditetapkan pada jenis hotel yang sama dengan kata lain adanya kestabilan harga. Pada 20 beberapa hotel menjaga suatu tingkat harga yang stabil merupakan suatu tujuan, karena harga stabil pada suatu hotel akan membantu kepercayaan tamu hotel dan dapat mempertahankan agar tamu selalu datang kembali ( Yoeti 2001 : 97 ) i. Fasilitas air panas dapat berfugsi dengan baik Fasilitas yang disediakan harus berfungsi seperti yang dimaksudkan, kondisi air yang dingin didaerah pegunungan fungsi air panas sangat penting bagi tamu yang menginap sehingga diharapkan tidak mengalami kendala dalam penggunaannya. j. Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi Adanya jaminan dari para petugas layanan hotel untuk menunjukkan keramahtamahan, kesopan santunan dan tingkat kerapian kepada para konsumen, yang berpengaruh bagi tumbuhnya rasa percaya para pelanggan kepada Hotel Wina Wisata k. Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan Petunjuk cara penggunaan fasilitas air panas membantu para tamu dalam pemakaian fasilitas tersebut sehingga dapat mengatur suhu air dan menghindari hal yang tidak diinginkan. l. Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik Aman dalam penelitian ini adalah sejauh mana hotel Wina dapat menghargai hak-hak pribadi dari para konsumennya m. Petugas layanan hotel tepat waktu dalam melayanai permintan tamu 21 Ketepatan waktu dalam melayani permintaan tamu menjadi pertimbangan tamu meningkatkan kepercayaan terhadap suatu hotel sehingga petugas pelayanan hotel dituntut untuk lebih meningkatan kesadarannya memberikan pelayanan yang tepat waktu n. Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu. Respon yang baik yang dilakukan petugas pelayanan hotel terhadap permasalahan yang dihadapi tamu dalam penggunaan fasilitas maupun perlengkapan hotel selama menginap menjadi pertimbangan bagi tamu meningkatkan kepercayaan kepada hotel dan dapat mempertahankan tamu datang kembali. o. Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan. Penetapan harga tentunya juga disesuaikan dengan kualitas pelayanan yang diberikan konsumen sehingga tidak menimbulkan rasa kecewa dalam diri konsumen dalam mengeluarkan dana. p. Area parkir sangat luas Tingkat memadai lahan parkir yang disediakan hotel Wina Wisata dalam melayani konsumen q. Tata ruang banguan yang baik memberikan kesan luas dan bersih Hotel Wina ini terdiri dari beberapa banguanan seperti room office, Mushola, ruang pertemuan, dan kurang lebih ada 15 cottage memerlukan penataan ruang yang baik dengan tujuan dapat memberikan dampak yang positif bagi setiap pelanggan untuk memilih hotel Wina ini 22 r. Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap Mengukur efektifitas penyampaian informasi dari konsumen lain dalam hal ini teman atau saudara terhadap kemampuan Hotel Wina Wisata dalam menunjukkan eksistensinya terhadap pihak lain. s. Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar Bandungan. Mengukur efektivitas penyampaian informasi dari pihak manajemen hotel mengenai produk yang ditawarkan melalui pemasangan papan reklame di jalan t. Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik Calon konsumen akan mempertimbangkan kebersihan lingkungan hotel sehingga seberapa jauh pihak manajemen hotel menjaga kebersihan lingkungannya. 3. Analisis faktor adalah salah satu metode statistic multivariate yang digunakan untuk mengurangi kelipatgandaan tes dan pengukuran hingga menjadi jauh lebih sederhana. Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi, mengelompokkan dan mengekstraksi variabel-variabel dari sekelompok variabel yang besar menjadi variabel-variabel dengan jumlah yang lebih kecil serta pemberian nama dari variabel baru.
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dan lokasi yang diambil oleh peneliti adalah konsumen yang menginap di Hotel Wina Wisata, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan antara lain : 1. Hotel Wina Wisata merupakan salah satu hotel tertua di Bandungan, sudah berdiri hampir 42 tahun dan sampai saat ini masih tetap bertahan berdasarkan tingkat hunian pada bulan Januari-Juli 2007. 2. Bandungan merupakan salah satu Obyek Wisata di Jawa Tengah mempunyai daya tarik bagi para wisatawan untuk datang setiap minggunya, dan begitu banyaknya industri perhotelan sehingga saling bersaing untuk menarik konsumen 3. Hotel Wina Wisata membuka kesempatan bagi peneliti untuk mengadakan penelitian yang diharapkan dapat mebantu memberikan kontribusi yang lebih baik untuk eksistensi hotel Wina Wisata di masa sekarang dan yang akan datang. 3.1.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian pengamatan dan penyedia data (Burhan Nurgiyantoro, 2000:20). Populasi di dalam penelitian adalah tamu yang pernah menginap di Hotel Wina Wisata Bandungan. Sampel merupakan bagian kecil dari populasi (Husein Umar, 1999:49). Dalam peneltian ini jumlah sampel yang diambil sebesar 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling merupakan teknik non probability 24 sampling memilih orang-orang yang terseleksi berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya ( Singgih Santoso, 2001 ), untuk mengetahui konsumen yang memilih hotel Wina Wisata dipilih konsumen yang berdasarkan atas keputusan konsumen itu sendiri untuk memilih hotel tersebut sehingga bukan dari pihak lain, dan konsumen yang pernah menginap 3.1.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian jenis data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti ( Umar, 2002 : 130 ). Dalam penelitian ini yang termasuk dalam data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden Metode pengumpulan data diperoleh dengan cara menyebarkan angket atau kuesioner, yaitu cara pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diberikan oleh peniliti kepada responden untuk diisi. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pemberian kuesioner dengan dua pilihan cara yang dilakukan yaitu diberikan pada saat responden melakukan check in atau diberikan pada saat responden melakukan check out, tergantung responden yang dijumpai peneliti, jika responden yang dijumpai peneliti di ruang receptionist selesai melakukan proses check in maka peneliti akan memberikan kuesioner pada saat itu dan kuesioner akan dibawa oleh responden selama menginap di hotel Wina dan 25 pada saat akan check out diberikan petugas di receptionist, sedangkan untuk responden yang diberikan kuesioner pada saat check out adalah responden yang pada saat check in peneliti tidak menjumpainya sehingga pada saat akan check out peneliti meminta izin kepada responden untuk meluangkan waktunya untuk melakukan pengisian kuesioner. Untuk mengetahui data responden yang belum dijumpai pada saat melakukan check in maka peneliti sebelumnya meminta izin kepada petugas untuk melihat data tamu yang masuk atau check in sehungga pada saat responden check out pada hari, tanggal dan waktu yang telah ditetapkan peneliti dapat datang dan menjumpai responden tersebut 2. Untuk responden yang dijumpai pada saat melakukan proses check in, kuesioner diambil setelah responden tersebut selesai melakukan proses check out, pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh responden diambil di ruang receptionist oleh peneliti sesuai yang diiformasikan peneliti ke responden sebelumnya, Sedangkan untuk responden yang dijumpai peneliti dan diberikan kuesioner pada saat check out pengambilan kuesioner dapat langsung diterima peneliti setelah responden selesai mengisi daftar pertanyaan yang ada dalam kuesioner . Melalui kuesioner ini data yang diperoleh dari jawaban para responden diolah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tamu dalam memilih Hotel Wina Wisata.
26 3.1.4 Metode Pengukuran Data Data dalam penelitian ini perlu diuji secara kuantitatif, oleh karena itu jawaban kualitatif yang didapatkan dari kuesioner perlu dikuantitatifkan terlebih dahulu dengan menggunakan model-model skala Likert dengan penilaian sebagai berikut : ( Arikunto, 1998:142) 1. Untuk jawaban Sangat Setuju mendapat skor = 5 2. Untuk jawaban Setuju mendapat skor = 4 3. Untuk jawaban Netral mendapat skor = 3 4. Untuk jawaban Tidak setuju mendapat skor =2 5. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju mendapat skor = 1 3.1.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan dan keasahihan sesuatu instrument. Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat (Arikunto, 1998 : 160 ), rumus yang digunakan : r = nXY X.Y (n(X 2 ) ( X ) 2 ( Y ) 2 )
Dimana : n = jumlah responden X = Score indikator empiris yang diuji Y = Total score indikator empiris dalam konsep yang sama 27 r = koefisien korelasi Product Moment Untuk setiap kategori jawaban akan diberi skor sesuai dengan dukungan terhadap masalah penelitian, koefisien korelasi r hitung harus dibandingkan dengan nilai r tabel Product Moment dengan tingkat signifikasi sebesar 5%. Jumlah responden 30 didapat r tabel sebesar 0,349, bila r hitung > r tabel maka dikatakan item pernyataan valid, dan bila r hitung < r tabel maka dikatakan item pernyataan tidak valid Tabel 3,1 Hasil Perhitungan Validitas Indikator
Indikatornya r hit > / < r tabel Keterangan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 0.518 0.490 0.505 0.450 0.634 0.434 0.520 0.488 0.624 0.567 0.520 0.608 0.554 0.501 0.591 0.494 0.474 0.528 0.509 0.700 > > > .> > > > > > > > > > > > > > > > > 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 28 2. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu lat pengukur dapat dipercaya untuk dapat diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas menun jukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Cara yang digunakan untuk menentukan reliabilitas (konsistensi internal) adalah teknik koefisien korelasi Alpha Combach (Azwar, 1992:60) dengan rumus sebagai berikut :
= ( K - r ) 1+(K.1) r Ket : 1 = bilangan konstanta r = rata-rata korelasi = koefisien reliabilitas K = jumlah item Apabila uji reabilitas Variabel diatas 0,60 (Burhan Nurgiyantoro) sehingga keseluruhan variabel benar-benar reliabel 3.1.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis Faktor. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor. ( Singgih Santoso 2001 : 248 ). Adapun Langkah-langkah dalam analisis faktor ini adalah: (Wibisono, 2000; 267-284) 29 1. Input data matriks Langkah pertama adalah menyusun data matriks berdasarkan obyek dan variable yang diperoleh dari hasil kuesioner. Pada tahap ini data yang terkumpul diolah dengan bantuan program SPSS 11. 2. Membuat matriks korelasi Dari input data matriks dapat dibuat matriks korelasi yang menghubungkan tiap item variabel yang diperoleh. Untuk menguji apakah matriks korelasi ini merupakan matrik identitas atau bukan, digunakan uji Barlett test of Sphericty, dan untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor digunakan metode Kaiser Meyer Olkin (KMO). KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan koefisien korelasi parsial. 3. Ekstraksi Faktor Pada langkah ini akan diketahui sejumlah faktor yang dapat diterima atau layak mewakili seperangkat variabel yang dianalisis. Dalam studi ini variabel- variabel yang dianalisis dikelompokkan ke dalam satu faktor, namun untuk analisis dan interprestasi selanjutnya didasarkan pada hasil analisis statistik dengan teknik PCA, PCA merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linier dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal. Dimana dasar untuk memilih faktor yang dapat mewakili sekelompok variabel adalah faktor yang mempunyai nilai eiqenvalue minimal sama 30 dengan 1.00 (satu). Nilai eiqenvalue adalah jumlah nilai variansi dari masing- masing variabel. 4. Menentukan Rotasi Faktor Hasil dari ekstansi faktor yang masih kompleks kadangkala masih sulit untuk dapat diinterprestasikan, oleh karena itu bila dari matriks faktor mula-mula ternyata masih sulit diinterprestasikan maka diperlukan rotasi faktor yang dapat memperjelas dan mempertegas dalam setiap faktor sehingga lebih mudah untuk diinterprestasikan, Selanjutnya dengan memperhatikan matrik faktor mula-mula, eiqenvalue, dan persentase varian, kita dapat menentukan suatu variabel yang termasuk dalam faktor mana, sehingga dapat diidentifikasi dari variabel yang bergabung tadi. 5. Penamaan faktor Setelah faktor benar-benar sudah terbentuk maka proses dilanjutkan dengan menamakan faktor yang ada. Penamaan faktor berdasarkan variabel-variabel dengan bobot lebih tinggi untuk mewakili suatu faktor. Penamaan faktor ini tergantung pada nama-nama variabel yang menjadi satu kelompok, pada interpretasi masing-masing analis dan aspek lainnya. Pemberian nama bersifat subjektif, serta tidak ada ketentuan yang pasti mengenai pemberian nama tersebut.
31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Berdiri dan Perkembangan Hotel Wina Wisata Hotel Wina Wisata Bandungan didirikan pertama kali pada tahun 1966 oleh Bapak Budi Gondo Kusuma. Pada mulanya Hotel Wina hanya mempunyai 15 cottage. Status Hotel Wina pada waktu itu masih merupakan sebuah hotel melati biasa, kemudian dalam perkembangan untuk melayani kebutuhan para tamu yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya, maka pada tahun 1970an secara pisik Hotel Wina Wisata mengembangkan jumlah Cottage menjadi 29 cottage. Berdasarkan surat perpanjangan izin pendirian hotel pada tanggal 31 Desember 2001 di Semarang yang ditandatangani oleh Ir Henky Hermantoro MURP / MPA selaku Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan SK Menteri Pariwisata Dan Telekomunikasi No KM 69/PW 304/ MPPT -1985 dan No KM 70/PW 304/MPPT -1989 serta Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah No 1 tahun 1994 status Hotel Wina Wisata merupakan Hotel Cottage Melati III. Adapun lokasi Hotel Wina Wisata berada di Jl Raya Bandungan Kabupaten Semarang. Lokasi hotel terletak kurang lebih 200 meter dari tempat pakir umum wisata Bandungan. Hotel Wina Wisata merupakan hotel yang berbentuk cottage yang dirancang untuk keluarga sehingga bentuk bangunan tidak berupa kamar-kamar melainkan rumah-rumah yang terdiri dari beberapa 32 kamar, rata-rata jumlah kamar dalam satu rumah berkisar 4 sampai 3 kamar. Fasilitas setiap rumah terdiri dari televisi,ruang tamu, lemari pakaian, tempat tidur, kamar mandi ( ada yang didalam dan diluar ), 4.1.2 Fasilitas dan Harga Cottage Hotel Adapun fasilitas yang dimiliki Hotel Wina Wisata Bandungan selain dipergunakan bagi para tamu yang menginap juga dipergunakan untuk pihak- pihak yang berkeinginan untuk menggunakan fasilitas tersebut seperti ruangan untuk keperluan rapat dan lain-lain. Fasilitas yang dimiliki Hotel Wina sebagai berikut : 1. Cottage sebanyak 9 jenis bangunan yang mempunyai jumlah kamar yang berbeda. Cottage paling besar dengan kapasitas 14 orang dengan jumlah kamar 5 seharga Rp 800.000, dan cottage yang paling kecil dengan memiliki 2 kamar seharga 160.000. Untuk paket ekonomis hotel Wina juga menyediakan single room dengan harga berkisar Rp 75.000 sampai dengan Rp 175.000. 2. fasilitas lainnya antara lain : a. Convention Hall atau ruangan serbaguna, yaitu ruangan yang disediakan hotel dengan segala macam fasilitasnya untuk keperluan rapat, seminar, perayaan HUT bahkan bisa juga untuk resepsi perkawinan dalm kapasitas yang cukup besar. 33 b. Anyelir Coffee Shop, yaitu Toko kecil dalam lingkungan hotel yang menyediakan keperluan/kebutuhan tamu sehari-hari dan souvenir- souvenir.. c. Laundry service,adalah jasa pelayanan pencucian pakaian tamu, baik cucian kering maupun basah. d. Parking Area, adalah tempat yang disediakan hotel untuk keperluan parkir, baik untuk sepeda motor ataupun mobil. 4.1.3 Struktur Organisasi Sukanto Reksohadiprodjo, T.Hani Handoko (2001:74) menyatakan bahwa sruktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antara fungsi- fungsi serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi mencerminkan mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Jadi struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang hubungan kerjasama dari organisasi-organisasi yang terdapat didalam perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan adanya struktur organisasi didalam perusahaan maka karyawan akan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing terhadap pekerjaan sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh perusahaan, Struktur organisasi yang diterapkan oleh Hotel Wina Wisata Bandungan adalah Struktur Organisasi Garis, adapun struktur organisasinya sebagai berikut :
34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel Wina Wisata
Sumber : Hotel Wina Wisata Bandungan 4.2. Identitas Responden Identitas responden adalah segala sesuatu yang erat hubungannya dengan diri responden secara individual. Dengan kata lain identitas responden adalah keadaan, atau ciri-ciri khusus yang dapat memberikan gambaran tentang responden.
Direktur utama Wakil direktur utama Front Office Manager Food & Beverage Manager House Keeping Manager Accounting Manager Book Keeper Engineer Chasier Operator Houseman Loundry Receptionist Bill Boy Waiter Washer Dish Waiter Koki General Chasier Administrasi General Manager Security 35 1. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1. 2. Laki-laki Wanita 86 14 86 14 Jumlah 100 100 % Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari penelitian terhadap 100 responden menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita, hal ini dikarenakan responden yang datang sekeluarga hanya diperkenankan satu orang untuk mengisi kuesioner, pemberian kuesioner diberikan kepada responden setelah melakukan pengisian data tamu hotel.dan dalam pelaksanaan penelitian responden yang datang kereceptionist untuk pengisian data tamu pada umumnya adalah laki- laki, 2. Identitas Responden berdasarkan Pendidikan terakhir Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden No. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase 1. 2. 3. 4. SD SMP SMA Perguruan Tinggi - - 36 64 - - 36% 64% Jumlah 100 100 % Dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah menempuh perguruan tinggi, sehingga jawaban atas daftar pertanyaan yang ada dalam kuesiner dapat dipertanggung jawabkan
36 3. Identitas Responden berdasarkan umur Tabel 4.3 Kelompok Umur Responden No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah Presentase 1. 2. 3. 4. 25 34 tahun 35 44 tahun 45 54 tahun Lebih dari 55 tahun 19 43 28 10 19 43 28 10 Jumlah 100 100 % Sumber : Data primer yang diolah Dari data di atas, dapat diterangkan bahwa pada umumnya konsumen yang sedang menginap di hotel Wina adalah orang yang sudah dewasa. 4. Identitas responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.4 Pekerjaan Responden No. Pekerjaan Jumlah Presentase 1. 2. 3. 4. Wiraswasta PNS Swasta Lainnya 31 15 52 2 31 15 52 2 Jumlah 100 100% Sumber : Data primer yang diolah Jumlah PNS lebih sedikit dibanding swasta dan wiraswasta. Konsumen yang menginap di hotel wina dengan pekerjaan PNS (pegawai negeri sipil) pada umumya memilih hotel wina dengan tujuan menjalankan tugas dari instansi-instansi yang terkait. Dari beberapa PNS diperoleh data responden dalam jumlah yang sedikit untuk memenuhi ciri-ciri teknik pengambilan sampel, sedangkan untuk responden dengan pekerjaan swasta (karyawan dalam perusahaan) dan wiraswasta mempunyai jumlah yang 37 banyak dikarenakan keputusan untuk memilih hotel wina berdasarkan atas keinginan mereka sendiri. 5. Identitas responden berdasarkan Tujuan ke Bandungan Tabel 4.5 Tujuan ke Bandungan No. Tujuan ke Bandungan Jumlah Presentase 1. 2. 3. Dinas Wisata Lain-lain - 100 - - 100 - Jumlah 100 100 % Dari data diatas menunjukkan bahwa responden yang dicari oleh peneliti adalah responden dengan tujuan untuk wisata, sedangkan responden yang datang ke hotel Wina dalam ikatan dinas atau tugas dari instansi tidak dimasukkan datanya, hal ini disesuaikan dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yaitu teknik non probability sampling memilih orang- orang yang terseleksi berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel. 6. Identitas responden berdasarkan Pernah menginap di Hotel WIna Tabel 4.6 Pernah Menginap Berapa kali menginap Berapa malam menginap
1
2
>2
1
2
>2 26 15 59 10 42 22 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang pernah menginap di Hotel Wina Wisata diharapkan sudah dapat menikmati dan menggunakan fasilitas yang disediakan., sehingga dapat memberikan jawaban berdasarkan pengalaman responden selama menginap di hotel Wina Wisata.
38 4.3. Analisis Deskriptif Berdasarkan hasil tanggapan dari 100 responden peneliti akan mengukur faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam menginap di Hotel Wina Wisata Bandungan, kemudian data dikelompokkan dalam satu kategori skor dan skala likert. Perhitungan skor setiap komponen adalah dengan mengalihkan seluruh frekuensi dan dengan bobotnya. Adapun rentang kendali skala menggunakan rumus sebagai berikut ( Husein Umar 1999 : 170 ) Langkah dan prosesnya : 1. Perhitungan tiap skor menurut kategori adalah dengan cara mengalikan kriteria dengan jumlah respon yang memilih
2. Menentukan rentang skor terendah dan skor tertinggi dengan cara mengalikan jumlah responden ( N ) dengan bobot paling rendah dan paling tinggi. Nilai rendah = 100 x 1 = 100 Nilai tertinggi = 100 x 5 = 500 3. Skala penilaian tiap kategori Dari skala a sampai dengan e dapat dketahui rentang masing-masing golongan dengan menggunakan rumus : Rs = 100 ( 5 1 ) = 80 5 Dengan demikian dapat dinyatakan penilaian normatif sebagai berikut a. Rentangan 421 500 berarti sangat tinggi 39 b. Rentangan 341 420 berarti tinggi c. Rentangan 261 340 berarti cukup tinggi d. Rentangan 181 260 berarti rendah e. Rentangan 100 180 berarti sangat rendah Tabel 4.7 Rentang Skala STS
TS N S SS Variabel f skor f skor F skor f skor f skor
Nilai Skor Mushola 0 0 4 8 33 99 38 152 25 125 384 fasilitas air panas 1 1 0 0 22 66 46 184 31 155 406 lokasi dekat 2 2 1 2 14 42 30 120 53 265 431 lokasi mudah 1 1 1 2 25 75 24 96 49 245 419 fasilitas televisi 0 0 3 6 41 123 35 140 21 105 374 makanan 3 3 2 4 42 126 33 132 20 100 365 harga sesuai fasilitas 23 23 13 26 30 90 18 72 16 80 291 harga kompetitif 26 26 14 28 15 45 17 68 28 140 307 air panas berfungsi 2 2 6 12 46 138 28 112 18 90 354 petugas ramah 3 3 8 16 23 69 34 136 32 160 384 petunjuk penggunaan 1 1 10 20 33 99 31 124 25 125 369 tingkat keamanan 2 2 2 4 35 105 33 132 28 140 383 petugas tepat waktu 0 0 1 2 16 48 53 212 30 150 412 Petugas bertindak cepat 2 2 3 6 20 60 43 172 32 160 400 harga sesuai pelayanan 1 1 8 16 25 75 39 156 27 135 383 area parkir 5 5 3 6 27 81 24 96 41 205 393 tata ruang bangunan 3 3 3 6 21 63 22 88 51 255 415 melihat papan reklame 6 6 28 56 27 81 18 72 21 105 320 Informasi dari teman 6 6 23 46 22 66 29 116 20 100 334 kebersihan hotel 2 2 2 4 33 99 40 160 23 115 380 Berdasarkan tabel 4.5 rentang skala dapat dijelaskan nilai skor tertinggi yaitu pada variabel lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan.Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan yang paling penting konsumen dalam pemilihan penginapan di obyek wisata Bandungan adalah melihat lokasi penginapannya, pertimbangan yang lainnya adalah melihat fasilitas yang ada, kebersihan lingkungan hotel, pelayanan yang diberikan, dan penetapan harga
40 4.4. Analisis Data Setelah data dikumpulkan, proses selanjutnya adalah menganalisis data untuk menjawab permasalahan. Dalam hal ini digunalan analisis faktor dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 11.0. Analisis faktor adalah analisis untuk mencari kemungkinan variabel-variabel yang telah dikumpulkan, yang dapat diringkas menjadi sejumlah kecil faktor yang banyaknya belum dapat ditentukan dengan pasti sebelumnya. 1. Matrik Korelasi KMO and Bartlett's Test .699 610.805 190 .000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartlett's Test of Sphericity
Untuk menentukan apakah analisis faktpr dapat digunakan dalam studi ini perlu diuji korelasi antar variabel independent dengan didukung oleh uji Barlet dan KMO. Dari perhitungan diperoleh nilai Barlett sebesar 610,805 serta nilai KMO sebesar 0,699. Kedua hasil ini menunjukkan tingkat signifikan yang tinggi untuk meyakinkan bahwa model analisis faktor dapat digunakan dalam studi ini. Analisis faktor dengan metode PCA (seperti yang telah dijelaskan pada bab 3) mampu menjelaskan data sebesar 0,64602 artinya variabilitas data yang mampu dijelaskan dengan metode ini adalah sebesar 64,602 % sedangkan sisanya 35,398 % tidak mampu dijelaskan oleh metode PCA. 41 2. Rotasi Faktor Rotasi faktor ini bertujuan untuk mempermudah interprestasi dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor. Rotasi faktor ini menggunakan metode variamax yang bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi dimana sekecil mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel. Tabel 4.8 Matrik Faktor Setelah Rotasi Rotated Component Matrix Component 1 2 3 4 5 6 7 X1 0.728 0.162 0.154 -0.102 -0.024 -0.129 0.039 X2 0.689 -0.045 0.111 -0.037 -0.283 -0.099 0.124 X3 0.058 0.103 0.046 0.078 -0.084 -0.097 0.844 X4 0.081 0.224 0.018 -0.015 0.115 -0.695 0.288 X5 0.695 0.086 0.063 0.189 0.337 0.086 -0.032 X6 0.589 0.025 0.024 0.474 0.253 0.082 0.009 X7 0.274 -0.231 0.052 0.295 0.593 0.118 0.186 X8 -0.057 0.020 0.174 -0.154 0.766 0.071 -0.154 X9 0.464 0.284 0.050 -0.103 0.045 0.150 0.139 X10 0.094 0.640 0.019 0.293 0.068 -0.102 0.078 X11 0.533 0.206 0.252 -0.094 0.124 -0.190 -0.235 X12 0.187 0.153 0.927 0.117 0.093 0.039 0.023 X13 0.253 0.586 0.123 0.194 -0.120 0.148 -0.161 X14 0.093 0.788 0.169 -0.097 0.010 0.048 0.132 X15 0.054 0.513 0.119 0.084 0.604 -0.197 -0.016 X16 -0.082 0.128 0.049 0.688 0.028 0.094 0.219 X17 -0.088 0.151 0.206 0.704 -0.121 -0.035 -0.419 X18 0.207 0.361 0.042 0.053 0.209 0.668 0.090 X19 0.140 0.038 0.259 0.456 0.085 0.506 0.128 X20 0.207 0.136 0.909 0.140 0.178 0.069 0.009 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax With Kaiser Normalization 42 Kelanjutan dari rotasi faktor adalah tahap interpretasi faktor berdasarkan bobot masing-masing variabel dalam setiap faktor terhadap interpretasi: 1. Dimulai dari variabel pada urutan pertama, interpretasi dimulai dengan bergerak dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlakna paling besar dalam baris tersebut. 2. Bilangan yang paling besar menunjukkan dalam faktor mana setiap variabel termasuk. Dengan demikian dapat diketahui variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor. 3. Point 1 dan 2 dilakukan berulang sehingga semua variabel telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi. 4. Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor (karena bobotnya kurang dari batas keberatannya) maka terdapat dua pilihan yang dapat dilakukan a. Menginterprestasikan solusi apa adanya tanpa mengikutkan variabel yang bobotnya tidak signifikan. b. Mengevaluasikan variabel yang tidak memiliki bobot signifikan tersebut Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan Bobot faktor adalah ukuran yang menyatakan respresentasi suatu variabel oleh masing-masing faktor. Berdasarkan tabel diatas masih ada variabel-variabel yang memiliki selisih bobot dibawah 0,5 maka variabel tersebut tidak digunakan. Bobot faktor menunjukkan bahwa suatu data memiliki karakteristik khusus dipresentasikan 43 oleh faktor. Faktor dengan bobot faktor teringgi untuk setiap variabel menunjukkan tingginya hubungan faktor itu dengan variabelnya Tabel 4.9 Pengelompokkan Variabel ke Dalam Faktor dan Nilai Loading dari Variabel Variabel yang membentuk
Nama Faktor
% Varian Faktor Loading Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola) Adanya fasilitas air panas Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan
fasilitas-fasilitas hotel
22,416 0,728 0,689 0,695
0,589 0,533 Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu
layanan petugas hotel
9,008
0,640
0,586
0,788
Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik keamanan dan kebersihan hotel 8,115
0,927 0.909 Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih
area parkir dan tata ruang bangunan
7,411
0,688
0,704 Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan
harga
6,500
0,593
0,766
0,604 Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap
informasi hotel
5,952 0,668
0,506 Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan lokasi 5,119 0,844 44 Dari ke 20 variabel yang termasuk dalam 7 faktor diatas dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih Hotel Wina Wisata Bandungan. faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Faktor 1 : fasilitas-fasilitas hotel Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 1, yaitu : 1. Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola) 2. Adanya fasilitas air panas 3. Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi 4. Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi 5. Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan. b. Faktor 2 : layanan petugas hotel Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 2, yaitu : 1. Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi 2. Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu 3. Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu c. Faktor 3 : keamanan dan kebersihan hotel Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 3, yaitu : 1. Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik 2. Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik d. Faktor 4 : area parkir dan tata ruang bangunan Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 4, yaitu : 45 1. Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat 2. Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih e. Faktor 5 : harga Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 5, yaitu : 1. Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada 2. Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya 3. Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan f. Faktor 6 : informasi hotel Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 6, yaitu : 1. Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar 2. Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap g. Faktor 7 : Lokasi Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam faktor 7, yaitu : 1. Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan Lokasi merupakan salah satu pertimbangan yang paling penting bagi konsumen dalam pemilihan penginapan.
46 BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut 1. Analisis faktor dalam penelitian ini mampu meringkas data yang ada dari 20 variabel menjadi 7 (tujuh) faktor, dengan rotasi varimax melalui iterasi sebanyak 10 kali. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan menginap pada hotel Wina Wisata Bandungan a. faktor 1 dinamakan fasilitas-fasilitas hotel Faktor 1 ini terdiri dari lima variabel yaitu: 1. Adanya fasilitas tempat ibadah (Mushola) 2. Adanya fasilitas air panas 3. Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi 4. Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi 5. Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan. b. faktor 2 dinamakan petugas hotel Faktor ini mempunyai tiga variabel yaitu : 1. Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi 2. Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu 47
3. Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu c. faktor 3 dinamakan keamanan dan kebersihan hotel Faktor 3 ini mempunyai dua variabel yaitu : 1. Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik 2. Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik d. faktor 4 dinamakan area parkir dan tata ruang bangunan Faktor 4 ini mempunyai dua variabel yaitu : 1. Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat 2. Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih e. faktor 5 dinamakan Harga Faktor 5 ini mempunyai tiga variabel yaitu : 1. Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada 2. Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya 3. Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan f. faktor 6 dinamakan Informasi hotel Faktor 6 ini mempunyai dua variabel yaitu : 1. Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar 2. Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap
48
g. faktor 7 dinamakan lokasi Faktor 7 ini hanya terdiri dari satu variabel yaitu : lokasi Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan 2. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dalam memilih hotel wina sebagai tempat penginapan adalah faktor 1 yaitu tentang fasilitas-fasilitas yang ada 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan saran- saran sebagai berikut : 1. Untuk fasilitas, memberikan pengaruh yang berarti terhadap pilihan konsumen, namun bukan berarti fasilitas hotel wina sudah sangat baik. Akan tetapi dengan hasil tersebut menjadikan pihak manajemen untuk terus dapat tanggap terhadap kebutuhan fasilitas yang akan dibutuhkan oleh para konsumen. 2. Untuk lokasi, pihak manajemen hotel wina diharapkan dapat menyediakan sarana transportasi tambahan bagi konsumen yang membutuhkan. 3. Untuk pelayanan, pihak manajemen hotel wina mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan kembali di bidang pelayanan. 4. Untuk Promosi, pihak manajemen meninjau kembali kegiatan promosi yang dilakukan, berdasarkan penelitian promosi yang dilakukan kurang efektif hal 49 ini ditunjukkan masih banyak konsumen yang belum mengatahui kegiatan promosi yang dilakukan pihak manajemen hotel. 5. Untuk harga, perubahan harga untuk setiap tahunnya tidak terlalu jauh dari harga yang ditetapkan sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sulastyono , 1999, Manajemen Penyelenggara Hotel, Alfabeta, Bandung. Arikunto Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, J akarta. Azwar Saifuddin, 1992, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Darmawan Wibisono, 2000, Riset Bisnis, BPFE, Yogyakarta. Fandy Tjiptono, Santoso Singgih, 2001, Riset Pemasaran Konsep dengan SPSS, PT Elex Media Komputindo, J akarta Gamal Suwantoro, 1997, Dasar-Dasar Pariwisata, Andi Offset , Yogyakarta. Husein Umar,1997, Metodologi Penelitian, Aplikasi dalam Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, J akarta. Husein Umar, 2002, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, J akarta. RG Soekadijo, 1996, Anatomi Pariwisata, PT Gramedia Pustaka Utama, J akarta. Sukanto Rekso hadiprodjo, T. Hani Handoko, 2001. Organisasi Perusahaan Teori Struktur dan Perilaku, BPFE, Yogyakarta Yoeti Oka, 2001, Strategi Pemasaran Hotel, PT Gramedia Pustaka Utama, J akarta.
DAFTAR KUESIONER
Identitas Responden : 1. Nama : 2. Alamat : 3. Usia : 4. J enis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. Pendidikan terakhir : SD SMP SMA Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : Wiraswasta PNS Swasta Lain-lain (.. ) 7. Tujuan ke Bandungan Dinas Wisata Lain-lain () 8. Pernahkah menginap di Hotel Wina : Pernah Belum pernah J ika Anda pernah menginap sebelumnya lanjutkan pertanyan berikut 9. Berapa kali anda menginap : 1 kali 2 kali lebih dari 2 kali 10. Berapa malam anda menginap : 1 malam 2 malam lebih dari 2 malam 11. Datang ke Bandungan dan menginap di hotel Wina dalam jangka waktu : 1 minggu sekali 1 bulan sekali 1 Tahun sekali Lain-lain ( ..)
Keterangan : SS ( Sangat Setuju ) S ( Setuju ) N ( Netral ) TS ( Tidak setuju ) STS (sangat tidak setuju )
Mohon diisi dengan tanda ( ) Dalam memilih hotel Wina Wisata sebagai tempat penginapan di Obyek Wisata Bandungan variabel-variabel apa saja yang menjadi pertimbangan anda :
No Variabel-variabel yang mempengaruhi SS S N TS STS 1 Adanya fasilitas tempat ibadah ( Mushola ) 2 Adanya fasilitas air panas 3 Lokasi tidak jauh dari tujuan tempat wisata dan pusat perbelanjaan 3 Lokasi hotel mudah dicapai dengan segala macam kendaraan dan dengan biaya yang ekonomis
5 Adanya fasilitas TV parabola memberikan hiburan dalam menonton televisi 6 Makanan yang disediakan memiliki menu yang bervariasi 7 Harga yang ditawarkan pihak menajemen hotel sesuai dengan fasilitas yang ada 8 Harga yang ditetapkan kompetitif dengan jenis hotel cottage lainnya 9 Fasilitas air panas dapat berfungsi dengan baik 10 Petugas layanan hotel bersikap ramah, sopan dan berpenampilan rapi 11 Fasilitas air panas dilengkapi petunjuk cara penggunaan memberikan kemudahan 12 Tingkat keamanan dilingkungan hotel terjaga dengan baik 13 Petugas layanan hotel tepat waktu dalam menanggapi permintaan tamu 14 Petugas layanan hotel bertindak cepat dan tepat dalam menangani keluhan tamu 15 Harga yang diberikan pihak manajemen hotel sesuai dengan kualitas pelayanan 16 Area parkir yang luas untuk kendaraan roda dua maupun roda empat 17 Tata ruang bangunan yang baik memberikan kesan luas dan bersih 18 Mendapat informasi hotel melihat papan reklame di jalan dekat pasar 19 Mendapat informasi hotel dari teman, saudara yang pernah menginap 20 Kebersihan lingkungan hotel terjaga dengan baik