Anda di halaman 1dari 7

BAB II PEMBAHASAN A.

Defenisi Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Dispepsia adalah istilah non spesifik yang dipakai pasien untuk menjelaskan keluhan perut bagian atas. Gejala tersebut bisa berupa nyeri atau tidak nyaman, kembung, banyak flatus, rasa penuh, bersendawa, cepat kenyang dan borborygmi (suara keroncongan dari perut) Dispepsia adalah sindroma klinik yang di sebabkan oleh beberapa penyakit saluran cerna bagian atas. Dispepsia mengacu pada suatu keadaan akut (tiba-tiba), kronis, atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Ketidaknyamanan ini dapat kenali atau berhubungan dengan rasa penuhdi perut bagian atas, cepat kenyang, rasa terbakar, kembung, bersendawa, mual, dan muntah-muntah. Heartburn (rasa terbakar di retrosternal) harus dibedakan dari dispepsia. Pasien dengan dispepsia sering mengeluh Heartburn sebagai gejala tambahan. Ketika heartburnmerupakan suatu keluhan yang dominan, refluks gastroesofagus hampir selalu menyertai. Dispepsia terjadi di 25% dari populasi orang dewasa dan 3% dari kunjungan medis umum. Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys-), berarti sulit , dan (Pepse), berartipencernaan Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan refluksgastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung,kini tidak lagi termasuk dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu:

a.

Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya.Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak

b. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU), bilatidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguanstruktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan). Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atasatau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasaterbakar di perut. B. Penyebab Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik pria maupun wanita.Sekitar satu dari empat orang dapat terkena dispepsia dalam beberapa waktu Seringnya,dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memilikipenyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulomembranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri didada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:

a.

Menelan udara (aerofagi),

b. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung, c. Iritasi lambung (gastritis),

d. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, e. Kanker lambung,

f.

Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya, h. Kelainan gerakan usus i. j. Stress psikologis,kecemasan, atau depresi Infeksi Helicobacter pylory Dyspepsia disebabkan oleh beragam hal yang dapat ditelusuri berdasarkan kategorinya. a. Non-ulcer dyspepsia adalah dyspepsia yang tidak diketahui penyebabnya karena biladiendoskopi bagian kerongkongan, perut, atau duodenum terlihat normal,

tidak menunjukkan borok sama sekali. Diperkirakan 6 dari 10 penderita dyspesia tergolongdalam kategori ini, b. Duodenal and stomach (gastric) ulcers yakni dyspesia yang disebabkan oleh borok diusus duabelas jari atau lambung. Jenis ini kerap dinamai peptic ulcer, c. Duodenitis and gastritis atau radang di usus duabelas jari dan/atau lambung. Radangtersebut bisa saja ringan atau parah, tergantung luksnya. Gastritis akut dapatdisebabkan oleh karena stres, zat kimiam isalnya obat-obatan dan alkohol, makananyang pedas, panas maupunasam. Pada para yang mengalami stres akan terjadiperangsangan sarafsimpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksiasamklorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambungakan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makananyang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus,mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambungkarena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosagaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerahfundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster

akan menyebabkan produksiHCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri iniditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambungakibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi selmukosa gaster akan mengakibatkan erosipada sel mukosa. Hilangnya sel mukosaakibat erosi memicu timbulnya perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat mengancamhidup penderita, namundapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehinggaerosimenghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan. Helicobacter pylorimerupakan bakteri gram negatif.

Organisme inimenyerang sel permukaan gaster,memperberat timbulnya desquamasi seldan muncullah respon radang kronis padagaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia d. Acid reflux, oesophagitis and GERD. Acid reflux terjadi ketika zat asam keluar darilambung dan naik ke kerongkongan.Acid reflux bisa menyebabkan esofagitis (radangkerongkongan) atau gastro-oesophageal reflux disease (GERD acid reflux, denganatau tanpa esofagitis). Manifestasi klinis GERD dapat berupa gejala yang tipikal(esofagus) dan gejala atipikal (ekstraesofagus). Gejala GERD 70% merupakan tipikal,yaitu : 1) Heart burn. Heart burn adalah sensasi terbakar di daerah retrosternal. Gejalaheart burn adalah gejala yang tersering, 2) Regurgitasi. Regurgitasi adalah kondisi di mana material lambung terasa dipharing. Kemudian mulut terasa asam dan pahit. Kejadian ini dapatmenyebabkan komplikasi paru-paru, 3) Disfagia. Disfagia biasanya terjadi oleh karena komplikasi berupa striktur. Gejala atipikal (ekstraesofagus) seperti batuk kronik dan kadang wheezing, suara serak, pneumonia asmpirasi, fibrosis paru, bronkiektasis, dan nyeri dada nonkardiak.Data yang ada kejadian suara serak 14,8%, bronkhitis 14%, disfagia 13,5%, dispepsia10,6%, dan asma 9,3%. Kadang-kadang gejala GERD tumpang tindih dengan gejala klinis dispepsia sehigga keluhan

GERD yang tipikal tidak mudah ditemukan. Spektrum klinik GERD bervariasi mulai gejala refluks berupa heart burn, regurgitasi, dispepsia tipe ulkus atau motilitas. Terdapat dua kelompok GERD yaitu GERD padapemeriksaan endoskopi terdapat kelainan esofagitis erosif yang ditandai denganmucosal break dan yang tidak terdapat mucosal break yang disebut Non Erosive Reflux Disease (NERD). Manifestasi klinis GERD dapat menyerupai manifestasi klinis dispepsia berdasarkan gejala yang paling dominan adalah : 1) Manifestasi klinis mirip refluks yaitu bila gejala yang dominan adalah rasapanas di dada seperti terbakar, 2) Manifestasi klinis mirip ulkus yaitu bila gejala yang dominan adalah nyeri uluhati, 3) Manifestasi klinis dismotilitas yaitu gejala yang dominan adalah kembung,mual, dan cepat kenyang, 4) Manifestasi klinis campuran atau nonspesifik. e. Hiatus hernia atau lambung bagian atas menekan dada bagian bawah melalui bagian diafragma yang bermasalah. Biasanya hiatus hernia hanya menyebabkan GORD f. Infeksi bakteri H. Pylori,

g. Efek samping obat-obatan tertentu, misalnya obat-obatan anti peradangan atau obat-obatan lain (misalnya antibiotik dan steroid). Obat bisa menyebabkan keluhan diperut bagian atas seperti NSAID, alendronate,orlistat, besi atau suplement potassium,digitalis, theophylin, dan antibiotik oral. Pengurangan dosis atau penghentian dosisbiasanya bisa mengurangi gejala dispepsia. C. Pengobatan 1. Terapi Farmakologi Obat golongan penekan asam lambung (antasida, H2 blocker, dan proton pump inhibitor)

Obat golongan sitoproteksi : sukralfat,rebamipid Antibiotika : infeksi Helicobacter pylori (amoksisilin, Claritromisin, dan metronidazol 2. Terapi Farmakologi modifikasi gaya hidup & menghindari obat penyebab ulcer (aspirin & NSAIDs lain, bisphosphonat oral, KCl, pengobatan imunosupresan) Menghindari stress Stop merokok & alkohol Stop kafein (stimulan asam lambung) Menghindari makanan dan minuman soda Menghindari makan malam D. Pencegahan Berikut adalah 11 solusi mencegah gangguan pencernaan 1. Biasakan makan dengan teratur 2. Kunyah makanan dengan baik supaya enzim ptialin dalam kelenjar ludah dapat melakukan fungsinya dengan sempurna 3. Jangan makan terlalu banyak 4. Jangan berbaring setelah makan 5. Hindari waktu makan yang terlalu ber-dekatan supaya proses mencerna tidak terganggu (interval 2-3 jam) 6. Jangan makan sambil minum (setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktivitas cairan pencernaan yang terlibat dalam proses pencernaan) 7. Tingkatkan konsumsi makanan sumber serat 8. Konsumsi makanan probiotik 9. Kurangi konsumsi makanan pembentuk asam (protein hewani dan karbohidrat sederhana) 10. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin (dapat mengiritasi lapisan dinding lambung) 11. Kurangi stress

BAB III

KESIMPULAN Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Dispepsia diakibatklan oleh Menelan udara (aerofagi), Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung, Iritasi lambung (gastritis), Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, Kanker lambung, Peradangan kandung empedu (kolesistitis), Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya, Kelainan gerakan usus, Stress psikologis,kecemasan, atau depresi, dan Infeksi Helicobacter pylory. Pengobatannya dapat dilakukan secara farmakoterapi atan non farmakoterapi.

Anda mungkin juga menyukai