Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Otitis media adalah infeksi telinga tengah yang dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Otitis media akut (OMA) adalah efusi supuratif (nanah ) pada telinga tengah dan tandatanda peradangan telinga tengah. Mastoiditis akut umumnya muncul sebagai sekuele atau sekunder dari Otitis Media Akut (OMA) yang tidak terobati pada anak-anak. Pada keadaan ini infeksi dari telinga tengah menyebar ke bagian mastoid os temporal. Infeksi pada mastoid akan menyebabkan edema mukosa, namun biasanya bersifat subklinis dan tampak sebagai perselubungan pada mastoid air cells melalui CT scan (KJ Lee, MD, 2003) Mastoiditis akut sudah sangat jarang dijumpai saat ini. Sebelum ditemukannya antibiotic, mastoiditis akut adalah komplikasi dari Otitis media yang paling banyak dijumpai dan sering menyebabkan kematian. Insiden ini menurun secara signifikan dengan ditemukan nya antibiotic. Demikian juga dengan frekuensi mastoidektomi yang menurun sepuluh kali lipat dari 20 % pada tahun 1938 menjadi 2,8% pada tahun 1948 dengan penurunan 90% pada angka kesakitan. Akut Mastoiditis adalah bagian dari ekstensi alami dari OMA. Pada saat onset pada OMA akan terjadi inflamasi akut pada telinga tengah yang juga terjadi pada rongga udara mastoid, namun tidak berkaitan dengan proses resorpsi tulang. Kondisi ini harus dibedakan dengan mastoiditis yang sesungguhnya (Jennifer L.Parker, 1994) Pada mastoiditis, tidak ada perbedaan insiden pada jenis kelamin. Dari segi usia, mastoiditis umumnya timbul pada bayi dan anak-anak, khususnya usia 6-13 bulan. Hal ini berkaitan dengan OMA yang sering atau lebih mudah terjadi pada bayi dan anakanak dimana kelompok usia ini memiliki beberapa faktor predisposisi yang memudahkan mereka menderita OMA (Alyssa K Hamman, 2006)

1.2

Identifikasi Masalah
1.Apa definisi dari penyakit Mastoiditis Akut? 2. Apa etiologi mastoiditis akut? 3. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari telinga? 4. Bagaimana patofisiologi dan patogenesa dari penyakit mastoiditis akut? 5. apa saja manifestasi klinis dari penyakit mastoiditis akut? 6. Bagaimana diagnosa dari penyakit mastoiditis akut? 7. Bagaimana penatalaksaan dari penyakit mastoiditis akut? 8. Bagaimana pencegahan dari penyakit mastoiditis akut? 9. Bagaimana komplikasi dari penyakit mastoiditis akut? 10. Bagaimana prognosa dari penyakit mastoiditis akut?

1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan dari uraian yang ada pada latar belakang dan identifikasi masalah maka batasan masalah adalah Mastoiditis akut

1.4

Tujuan
1. Dapat memahami tentang defenisi, penyebab, patofisiologi, gejala klinis diagnose, pengobatan serta pencegahan dari penyakit Mastoiditis akut. 2. Dapat memahami dan melakukan anamnesa serta pemeriksaan fisik yang terkait dengan penyakit Mastoiditis akut.

1.5

Manfaat 1. Untuk
mengetahui bagaimana penanganan yang dilakukan terhadap penderita Mastoiditis akut 2. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai penyakit Mastoiditis akut.

1.6

Metode Penelitian
karya tulis Ilmiah ini dibuat dengan menggunakan metode tinjauan kepustakaan dengan mengacu kepada beberapa referensi.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Teori

BAB III DISKUSI / PEMBAHASAN


TRIGGER :
Ibu Kartika yang mempunyai 4 orang anak, sehari-hari dia berjualan gorengan di pasar Siteba. Suaminya sudah lama meninggal dunia, sehingga dia harus berjuang untuk memenuhi kehidupan dia dan anak-anaknya. Kehidupan Ibu Kartika sangat menyedihkan karena tidak dapat memenuhi gizi untuk anak-anaknya. Pada suatu hari Ibu Kartika membawa anak pertamanya yang bernama Abrar ke puskesmas setempat, dengan keluhan pertumbuhan anaknya semakin menurun, perutnya membuncit, tidak mau makan, kulitnya mengering serta sering menangis. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosa bahwa Abrar menderita kwashiorkor.

a. Anamnesa Pasien Dokter : Assalamualaikum dok. : Waalaikum salam buk, silahkan masuk, silahkan duduk buk. (sambil tersenyum). Saya dr. Santy (sambil sambil mengulurkan tangan). Ada yang bisa saya bantu buk? Pasien : Ini dok. Anak saya Abrar mengalami penurunan berat badan drastis serta tinggi badan nya tidak bertambah. Dokter Pasien Dokter : Umur anak ibu berapa sekarang? : 4 tahun dok. : Sudah berapa lama berat badan dan tinggi badan anak Ibu tidak bertambah lagi? Pasien Dokter : Kira-kira sejak setahun yang lalu dok. : Apakah terjadi perubahan sifat pada anak ibu, misalnya cengeng dan terus menangis? Pasien Dokter : Iya dok,akhir-akhir ini dia memang sering menangis. : Ada keluhan lain buk yang terjadi pada anak ibu?

Pasien

: Iya dok, rambut anak saya mengalami kerontokan,kaki nya bengkak, bercak-bercak merah kehitaman pada kulitnya,serta diare dok. : Baiklah buk, bagaimana dengan pola makan yang ibuk berikan kepada anak ibuk? : saya memberikan makan anak saya 2 kali sehari dok, tetapi akhir-akhir ini nafsu makannya berkurang. : Apa-apa saja makanan yang ibuk berikan kepada anak ibu? : Saya memberi anak saya nasi dan garam dok, walaupun kadang-kadang saya memberikan nya nasi dengan tempe dok. : Berapa kali dalam sehari atau seminggu biasanya Ibu memberi makanan berupa Ikan, telur, tempe atau tahu? : biasa nya saya dapat memberi makanan telor atau tempe dalam seminggu hanya 1 atau 2 kali dok,. : Baiklah buk untuk meyakini penyakit pada anak ibuk, akan dilakukan pemeriksaan labor dengan mengambil darah anak ibuk. (setelah pengambilan darah). Saya harap ibuk dapat datang kembali 2 hari kemudian untuk mengambil hasil pemeriksaan labor anak ibuk. : terima kasih dok, saya permisi dulu, Assalamualaikum dok. : Sama-sama buk, Waalaikum salam.

Dokter

Pasien

Dokter Pasien

Dokter

Pasien

Dokter

Pasien Dokter

Dua hari kemudian ibu Kartika datang ke Puskesmas untuk mengambil hasil labor tersebut. Setelah melihat hasilnya dokter mendiagnosa bahwa Abrar menderita penyakit Kwashiorkor karena Hasil pemeriksaan laboratorium kadar albumin dan globulin dalam serum menurun. Kadar asam amino dalam plasma menurun.

a.1 Sumber Informasi Sumber informasi berasal dari orang tua pasien.

a.2 Keluhan Utama Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, pembesaran hati dengan 6

perut yang membuncit, kulit yang kering, rambut yang kusam, merah dan mudah rontok, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.

Pada Trigger: 1. Berat badan dan tinggi badan tidak bertambah. 2. Cengeng dan terus menangis. 3. Rambut rontok. 4. kaki bengkak 5. bercak-bercak merah kehitaman pada kulit 6. diare. 7. Perut buncit

a.3 Riwayat Penyakit sekarang Pasien mengalami perubahan psikologis seperti terus-menerus mengangis, perubahan fisik seperti tumbuh kembangnya terganggu, mengalami dermatitis,rontoknya rambut, kaki bengkak, diare dan perut buncit.

a.4 Riwayat pekerjaan dan Lingkungan Abrar dan keluarga nya tinggal di daerah yang kebersihan nya kurang. Hal ini sangat berbahaya untuk kondisi Abrar.

a.5.Riwayat biografis Nama Umur : Muhammad Abrar : 4 tahun

Tempat tanggal lahir : Padang, 5 Agustus 2008 Alamat : Jalan Teknologi IV/A

a.6 Riwayat Keluarga Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, 7

kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.

Pada trigger, ibu Kartika hanya penjualan gorengan dengan perekonomian yang rendah sehingga makanan yang mereka konsumsi tidak memenuhi kecukupan gizi yang baik.

a.7 Riwayat psikososial Pasien mengalami penurunan nafsu makan,pasien lebih sering dengan kebiasaan menangis.Pasien terkadang muntah dan diare.

a.8 Tinjauan Sistem o Umum

: tampak pucat,kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya edema

pedis, berat badan menurun, tinggi badan tidak bertambah. o Perubahan Mental : Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. o Kelainan Rambut : tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna

menjadi merah, coklat, kelabu maupun putih. Sering bulu mata menjadi panjang. o Kelainan Kulit : Kering, hhiperpigmentasi, bersisik, bercak putih atau merah dengan tepi hitam. o Kelainan Gigi dan Tulang : dekalsifikasi, osteoporosis, dan hambatan pertumbuhan. o Kelainan Hati : Hati yang membesar o Kelainan Darah dan Sumsum Tulang : Anemia ringan, hipoplasia atau aplasia sumsum tulang, berkurangnya sel sistem eripoitik. o Kelainan Pankreas dan Kelenjar : kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal, saliva, pankreas mengecil. o Kelainan Jantung : gangguan fungsi jantung, miodegenerasi jantung.

b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan auskultasi. Tanda dan gejala yang didapatkan dengan cara inspeksi adalah:

1. Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut) 2. Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra. 2. Edema tungkai, perut yang membuncit. 3. Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama pada bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat paha)

Pemeriksaan dengan palpasi, teraba hati yang membesar. Pemeriksaan Auskultasi dengan mendengarkan bising usus karena pasien mengalami diare.

Fokus pengkajian pada anak dengan Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri yaitu : berat badan dan inggi badan yang menurun, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit.

c. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium Pemeriksaan laboratorium ada beberapa hal yang penting diperhatikan berupa : tes darah (Hb, glukosa, protein serum, albumin) kadar enzim pencernaan biopsi hati pemeriksaan tinja & urin Perubahan yang paling khas adalah penurunan konsentrasi albumin dalam serum. Ketonuria lazim ditemukan pada tingkat awal karena kekurangan makanan,tetapi sering kemudian hilang pada keadaan penyakit lebih lanjut. Kadar glukosa darah yang rendah,pengeluaran hidrosiprolin melalui urin,kadar asam amino dalam plasma dapat menurun,jika dibandingkan dengan asam-asam amino yang tidak essensial dan dapat pula ditemukan aminoasiduria meningkat. 9

Sering kali juga ditemukan kekurangan kalium dan magnesium.Terdapat juga penurunan aktifitas enzim-enzim dari pancreas dan xantin oksidase,tetapi kadarnya akan kembali menjadi normal segera setelah pengobatan dimulai.

10

BAB IV KESIMPULAN
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Gejala yang terpenting dari kwashiorkor adalah pertumbuhan yang terganggu. Prinsip pengobatan kwashiorkor adalah memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai hayati tinggi, banyak kalori, cukup cairan, cukup vitamin dan mineral, masingmasing dalam bentuk yang mudah dicernakan dan diserap. Pencegahan terhadap kwashiorkor ditujukan pada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan penyuluhan yang baik. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan untuk menentukan penyebab perlu anamnesis makanan dan penyakit yang lalu.

11

BAB V SARAN
1. Mastoiditis merupakan penyakit yang rawan menyerang kita. Maka dari itu disarankan agar setiap individu waspada terhadap timbulnya mastoiditis dengan cara lebih menjaga kebersihan diri terutama telinga. 2. Masalah ini memang jauh dari sempurna, disarankan agar pembaca lebih melengkapi tentang mastoiditis ini dengan mengadakan penelitian lebih lanjut.

12

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai