Anda di halaman 1dari 23

MULTIOBJECTI

VE DECISION
MAKING
Salnan Ratih
Andry Fakhrurizal
Bima Aulia F
Multiobjective Decision Making
Banyak proses keputusan sederhana didasarkan pada satu tujuan, seperti
meminimalkan biaya, memaksimalkan keuntungan, meminimalkan waktu berjalan,
dan sebagainya. Seringkali bagaimanapun keputusan harus dibuat dalam
lingkungan di mana lebih dari satu tujuan membatasi masalah, dan nilai relatif dari
masing-masing tujuan berbeda. Ex :
Merancang sebuah computer baru dengan biaya yang minimum dan
memaksimalkan kinerja CPU dan RAM serta kehandalan. Dan anggapan biaya
paling penting dan tiga hal (CPU, RAM, dan kehandalan) membawa berat lebih
rendah dibanding biaya.
Dua isu utama dalam pengambilan keputusan multiobjective adalah untuk
mendapatkan informasi kepuasan tujuan dengan berbagai pilihan dari masing-
masing tujuan.
Dalam bagian ini pendekatan digambarkan dengan mengidentifikasikan kalkulus
keputusan yg hanya memerlukan informasi ordinal pada peringkat preferensi dan
bobot penting.
Masalah Keputusan multiobjective melibatkan pemilihan salah satu alternatif, ai,
dari alternatif umum A diberikan koleksi atau set, misal {O}, kriteria atau tujuan
yang penting bagi pengambil keputusan. Dari beberapa masing-masing alternatif,
tujuan dan pilihan tersebut dapat digabungkan dengan beberapa pertimbangan
keseluruhan dengan cara yang masuk akal. Fungsi keputusan pada dasarnya
merupakan pemetaan satu alternatif A ke set ordinal peringkat. Nilai numeric,
rasio, dan interval adalah sebagai objek yang paling penting untuk mengekstrak dan
diubah yang dapat menyebabkan hasil yang tidak konsisten dengan intuisi
pembuatan keputusan [Yager, 1981].

Definisi untuk pengembangan kalkulus :
n Alternatif dinotasikan sbb A = {a1, a2, . . . , an},
r Sasaran dinotasikan O = {O1,O2, . . . ,Or }.
Fungsi D merupakan interseksi dari seluruh set sasaran yg dinotasikan
sbb D = O1 O2 Or sehingga derajat keanggotaan dari fungsi
tersebut yg memiliki alternative A dapat dinotasikan sbb :
D(a) = min[O1(a),O2(a), . . . ,Or (a)]
Untuk keputusan yg optimum a* akan didapatkan alternative yg
memuaskan yaitu :

( ) ( ) { } a a
D
A a
D

e
= max
*
Mendefinisikan set {P} yg bisa berupa linguistic atau nilai antara linear
orde scale eg, [1, 1], [1, 10].
Yang dinotasikan sbg bi dimana i = 1, 2, . . . , r. berfungsi untuk
mengukur seberapa penting suatu sasaran digunakan untuk
mendukung suatu keputusan. Ketika sasaran digabungkan dengan
bobot kepentingan dalam pembuat keputusan maka fungsi ini dapat
dinotasikan sbb : M(Oi, bi), sehingga didapatkan
D = M(O1, b1) M(O2, b2) M(Or, br)
Fungsi diatas dengan alternatif a dapat diganti dengan implikasi klasik
menjadi :

( ) ( ) ( ) ) ( ,
'
a O b a O b b a O M
i i i i i i
= =
Model keputusan gabungan dari join interseksi r pengukuran keputusan


Untuk sulusi optimum a*, untuk alternative maksimum nilai D
didefinisikan sebagai :

Dan untuk derajat keanggotaan didefinisikan sbb :


( ) )}] ( ),..., ( ), ( [min{ max
2 1
*
a a a a
Cr C C
A a
D

e
=
Jika ada dua alternative x dan y yang memiliki nilai keputusan sama
misal D(x) = D(y) = maxaA[D(a)], dimana a = x = y.
Ketika D(a) = mini [Ci(a)] maka muncul beberapa alternative k yaitu
Ck(x) = D(x) dan beberapa alternative g yaitu Cg(y) = D(y).
Sehingga didapatkan :
Jika

Jika keduanya dibandingkan dan maka dipilih x sebagai
alternative optimum begitu juga sebaliknya. Namun jika
Maka muncul beberapa alternative lain j dan h yaitu
Sehingga dapat dirumuskan sbb :




Dan kedua nilai tersebut dibandingkan lagi. Prosedur ini akan terus
berlanjut sampai menghasilkan alternative optimum yang tidak ambigu
atau sampai batas maksimal iterasi.
( ) ( ) | |
( ) ( ) | |
( ) ( )
( ) ( ) . ,


min

min

x select we y D x D If
y D x D compare Then
y C y D
x C x D Let
i
g l
i
k i
>
=
=
=
=
=
Contoh
Seorang engineer geoteknik pada sebuah proyek konstruksi
diharuskan menjaga massa tanah yang besar agar tidak longsor ke
area gedung selama pembangunan berlangsung dan harus menjaga
massa tanah tersebut setelah pembangunan gedung untuk
mempertahankan stabilitas area sekitar fasilitas baru yang akan
dibangun. Oleh karena itu engineer harus menentukan jenis desain
dinding penahan yang mana yang dipilih untuk proyek tersebut.
Contoh
Diantara sekian banyak desain alternatif yang tersedia, engineer
mengurangi daftar kandidat dari desain dinding penahan menjadi tiga
pilihan:
1. mechanically stabilized embankment (MSE) wall
2. mass concrete spread wall (Conc)
3. gabion (Gab) wall

Contoh
Pemilik dari fasilitas (pengambil keputusan)telah mendefiniskan
empat sasaran yang mempengaruhi keputussan, yaitu:
1. Harga dari dinding (Cost)
2. Kempampuan dinding untuk dipelihara (Main)
3. Standard Desain (SD)
4. Dampak dinding terhadap lingkungan (Env)
Selain itu, pemilik juga menentukan peringkat dari pilihan tersebut
untuk sasaran ini dalam suatu interval unit.
Contoh
Dari uraian tersebut, engineer menetapkan masalah-masalah
tersebut sebagai berikut:
A = {MSE, Conc, Gab} = {a1, a2, a3}
O = {Cost, Main, SD, Env} = {O1,O2,O3,O4}
P = {b1, b2, b3, b4} [0, 1]
Berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan berbagai desain
dinding, engineer terlebih dahulu menentukan peringkat
dinding penahan sesuai dengan sasaran yang telah diberikan.
Peringkat ini merupakan Fuzzy set yang dinyatakan dalam
notasi Zadeh:


Contoh
Fungsi keanggotan dari masing-masing alternatif ditunjukkan seperti pada
gambar di bawah ini:



Contoh
Enginer membuat skenario keputusan berdasarkan
sasaran yang diberikan oleh pemilik. Dalam skenario
pertama pemilik memberi daftar pilihan untuk
masing-masing sasaran. Berikut gambar skenario
pertama :
Contoh
Dari gambar skenario pertama dapat diperoleh :



Sehingga keputusan optimum untuk masing-masing
alternatif dapat dihitung

Contoh
Sehingga solusi optimum dapat dihitung :
dari perhitungan tersebut untuk skenario pertama
enginer memilih alternatif ke-2 (a
2
) yaitu dinding
Conc.
Contoh
Berikut adalah gambar skenario kedua :
Contoh
Dari gambar skenario kedua dapat diperoleh :



Sehingga keputusan optimum untuk masing-masing
alternatif dapat dihitung

Contoh
Sehingga solusi optimum dapat dihitung :
dari perhitungan tersebut diperoleh solusi 0.4.
namun terdapat kesamaan nilai antara a
2
dan a
3

maka enginer mengimplementasikan persamaan
10.25
Contoh
Dilihat dari D(a
2
) dan D(a
3
) keputusan yang
menghasilkan nilai 0.4 untuk D(a
2
) diperoleh dari term
ke-3 sehingga k=3 atau C
3
(a
2
) dan untuk D(a
3
) dari
term ke-2 sehingga g=2 atau C
2
(a
3
) maka term
tersebut dihilangkan dari perhitungan menjadi :

Contoh
dari perhitungan tersebut diperoleh solusi 0.5, namun
masih terdapat kesamaan nilai antara a
2
dan a
3
maka
enginer mengimplementasikan persamaan 10.26
Dilihat dari (a
2
) dan (a
3
) keputusan yang
menghasilkan nilai 0.5 untuk (a
2
) diperoleh dari
term ke-3 sehingga j=3 atau C
3
(a
2
) dan untuk (a
3
)
dari term ke-1 dan term ke-3 sehingga h=1 dan h=3
atau C
1
(a
3
) = C
3
(a
3
) maka term tersebut dihilangkan
dari perhitungan menjadi :


Contoh
Sehingga solusi optimum dapat dihitung :
Dikarenakan sudah tidak tedapat kesamaan
nilai, maka dari perhitungan tersebut untuk
skenario kedua enginer memilih alternatif ke-3
(a
3
) yaitu dinding gabion.

Anda mungkin juga menyukai