Anda di halaman 1dari 28

Catatan si anak kampung

Kamis, 01 Agustus 2013


Contoh Laporan Studi Kasus

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Antenatal Care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal. (Saifudin, dkk., 2002). Menurut Wiknjosastro (2005), pada pengawasan wanita hamil hubungan dan pengertian baik antara dokter dan wanita hamil tersebut harus ada. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilan. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ibu hamil di anjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III (DepKes RI, 2009). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. (Depkes, RI. 2009) Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. WHO menetapkan kejadian anemia

dalam kehamilan berkisar antara 20% sampai 89% dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. AKI di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain di ASEAN. Di tahun 2007, AKI berkisar 248 per 100.000 kelahiran. Direktur Women Research Institute, Purnami (2008) mengatakan di Indonesia AKI saat melahirkan dari tahun 2002 berkisar 307/100.000 menjadi 420/100.000 ibu melahirkan pada tahun 2005. Berdasarkan data penelitian World Bank tahun 2008 hal ini salah satunya dikarenakan minimnya anggaran untuk penurunan AKI dan keengganan ibu untuk melakukan Antenatal Care (ANC) secara rutin.(Purnami, 2008). Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%. Defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negaranegara yang sedang berkembang dibandingkan dengan negaranegara yang sudah maju. Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, pseudoanemia 57,9%, dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb ratarata 12,3 g/ml dalam trimester I, 11,3 g/100 ml dalam trimester II dan 10,8 g/100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula (Wiknjosastro, 2007). Di Indonesia, frekuensi ibu hamil dengan anemia relatif tinggi yaitu 63,5%. Anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi (di samping tiga masalah gizi lainnya, yaitu: kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik) yang utama di Indonesia. Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum (di samping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang semuanya bersumber pada anemia defisiensi (Arisman, 2004 ). Pengetahuan berpengaruh terhadap pola konsumsi tablet Fe. Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi yang rendah akan berperilaku kurang patuh dalam mengkonsumsi zat besi. Dampak penyerapan/respon tubuh terhadap zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil (Depkes, 2003).

Menurut Musbikin (2008, ) dukungan suami berperan penting dalam masa kehamilan ibu. Dukungan emosional yang berupa kehangatan, kepedulian dan empati yang diberikan oleh suami dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan orang lain. Perhatian emosional dapat membuat ibu hamil merasa yakin bahwa dirinya tidak seorang diri melewati masa kehamilan. Bentuk dukungan ini dapat berupa dukungan suami kepada istri untuk mengkonsumsi obat secara rutin yang telah diberikan oleh bidan sehingga tidak terjadi hal-hal yang diinginkan.

1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Diperolehnya keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan standarisasi pelayanan kebidanan. 1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Diperolehnya keterampilan yangn kompeten dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil secara sistematis dari pengkajian sampai evaluasi. 1.3 Manfaat Penulisan 1.3.1 Bagi intansi pendidikan Hasil laporan ini dapat untuk dokumentasi dan saran tertulis yang dapat meningkatkan kredibilitas instansi dan mewujudkan civitas yang professional. 1.3.2 Bagi Penulis Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi ujian praktik yang telah di lakukan penulis dapat dengan mudah menilai kekuragannya dan dijadikan sarana untuk menambah keterampilan praktik. 1.3.3 Bagi Pembaca Laporan ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.

1.4 Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Manfaat penulisan 1.4 Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 kehamilan 2.2 Manajemen Varney 2.3 Manajemen SOAP 2.4 Anemia BAB III PERKEMBANGAN KASUS 3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil BAB IV PEMBAHASAN KASUS 4.1 Kehamilan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Kehamilan Normal

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari koonsepsi sampai lahirnya janin,lamanya 280 hari (40 minnggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002)
Menurut Sarwono (2007) ditinjau dari tuanya kehamilan. kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu :

Trimester 1 (0-12 Minggu) Trimester 2 (12-28 Minggu) Trimester 3 (28-40 Minggu)

2.1.1 Proses Terjadinya Kehamilan Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus spermatozoa dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi, dan hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleus, dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase (Sarwono, 2008).

2.1.2 Tanda tanda Hamil 1. Tanda Tidak Pasti a. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim, tanda

b. Piskacek dan tanda hegar c, Perubahan pada servik, servik menjadi lunak pada peraban selunak bibir. Kontraksi brakon hiks. d. Ballotement e. f. Pemeriksaan Biologis (+) Pembesaran perut

g. Tanda chadwik h. Amenorhoe i. j. Mual dan muntah Perasaan dada berisi dan sering nyeri

2. Tanda Pasti a. Gerakan janin yang dapat dirasakan,diraba bagian-bagian janin.

b. Denyut jantung janin didengar baik melalui leanec, Doppler, dan dicatat fotoelectrocardiogram, dilihat pada USG. c. Terlihat tulang-tulang janin pada foto roentgen. 2.1.3 Tanda Bahaya Kehamilan Tanda bahaya kehamilan terdiri dari : 1. perdarahan pervaginam 2. Sakit kepala hebat 3. Perubahan visual secara hebat (penglihatan kabur) 4. Nyeri abdomen yang hebat 5. Bengkak pada muka dan tangan 6. kurang merasakan pergerakan janin atau janin tidak bergerak Ketidak nyamanan dalam Kehamilan Ketidak nyamanan dalam kehamilan terdiri dari : 1. Mual dan muntah 2. Sakit kepala

3. Saliva yang berlebih 4. keletihan 5. Nafas pendek 6. Nyeri punggung bagian kanan 7. peningkatan pengeluaran pervaginam 8. Mengidam makanan 9. Varices 10. Nyeri setelah berhubungan 11. Gusi berdarah 12. Sering BAK 13. Rasa panas dalam perut 14. Hyperpigmentasi pada wajah dan parudaya 15. Konstipasi 16. Hemoroid 17. Kaki bengkak 18. Nyeri pada ligamentum, rotudum 2.1.4 Pemerikasaan Kehamilan 2.1.4.1 Pengertian ANC Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2001) Pemeriksaan ini diutamakan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu untuk menghadapi persalinan, nifas, persiapan laktasi dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. 2.1.4.2 Tujuan Antenatal Care Dalam pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain: 1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi. 3. Menganalisa secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal. 7. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana. 8. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal (Sarwono, 2002) 2.1.4.3 Jadwal Pemeriksaan Antenatal care Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan pertama Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid 2. Pemeriksaan ulang Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2

minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.

3. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil .

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono, 2002) 2.1.4.4 Pelayanan Antenatal care Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T, meliputi : 1) Timbang berat badan (T1) Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. 2) Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu

diwaspadai adanya preeklamsi. 3) Ukur tinggi fundus uteri (T3) 4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) 5) Pemberian imunisasi TT (T5) 6) Pemeriksaan Hb (T6) 7) Pemeriksaan VDRL (T7) 8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8) 9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9) 10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10) 11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) 12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12) 13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13) 14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14) Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002) 2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil 1. Trimester I a. Nutrisi : karena dalam tahap ini masih tehap penyesuaian hormone maka terkadang sebagian ibu hamil kurang memperhatikan asupan nutrisi maka dalam tahap ini penting untuk makan sedikit tapi sering dan hendaknya makan makanan yang tidak merangsang mual. b. Kebersihan : karena kadar estrogen meningkat dan memicu lender sehingga menimbulkan yang kental (keputihan) maka hendaknya ibu hamil dalam tahap ini memperhatikan kebersihan diri terutama vagina dalam menggutamakan air hangat minimal 2x sehari. c. Sexualitas : karena pada tahap ini hormone masih belum dapat menyesuaikan diri dalam tubuh sehingga menyebabkan libiso ibu hemil menurun dan pada tahap ini masih merupakan tahap implementasi hasil pembuahan sehingga hubungan seks ttahap ini perlu sedikit hati-hati. d. Psikologi : tahap ini ibu hamil perlu kepercayaan diri sehingga dukungan orang sekitar sangat diperlukan. 2. Trimester II a. Nutrisi : pada tahap ini hormone sudah dapat dikendalikan dengan baik maka nutrisi yang diberikan pun harus dengan menu seimbang.

b.

Kebersihan : seperti biasa untuk biasakan hidup sehat mulai dari kebersihan diri yakni mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari.

c.

Sexualitas : karena hormone yang ada sudah mengalami penyesuaian, maka untuk sexualitas tahap ini aman.

d.

Psikologi : pada tahap ini ibu hamil perlu diberiksn dukungan yang kuat dari suami,kluarga dan orang sekitar agar persalinan dapat dilewatin dengan muda dan aman.

2.2 Manajemen Varney 2.2.1 Definisi Manajemen Varney Manajemen kebidanan varney adalah bentuk pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada pasien yang berupa metode pemecahan 7 langkah varney yaitu pengkajian, interprestasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Langka langka dalam manajemen varney yaitu : 1. Pengkajian Yaitu mengumpulkan data atau sebuah informasi yang akurat dari sumber sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. 2. Interprestasi Data Dasar Yaitu mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas dasar dasar yang etlah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa spesifik. Masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sesungguhnya membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. 3. Diagnosa Potensial Yaitu mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bil;a mungkin dil;akukan pencegahan, sambil melakukan pencegahan dan menngamati klien hendaknya bidan diharapkan dapat bersiap siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. 4. Tindakan Segera

Yaitu mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan atau Dokter dan alat untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai kondisi klien. 5. Perencanaan Yaitu kelanjutan dari manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. 6. Pelaksanaan Yaitu rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman. 7. Evaluasi Yaitu mengecek apakah yang telah diberikan telah benar benar sesuai dengna kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa

2.3 Pendokumentasian SOAP Dalam Pendokumentasian atau catatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP. SOAP adalah suatu pendokumentasian yang terdiri dari : 2 3 Subjek : Data Subjektif yaitu data dari pasien didapat dari Anamnese atau allo anamnese. Objek : Data Objek adalah hasil pemeriksaan physic beserta pemerikasaan diagnotik dan dukungan lain, juga catatan medik lain. 4 Assasment : Analisa dan interprestasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan yang terdiri dari diagosa / masalah potensial dan perlunya tindakan segera. 5 Planning atau Perencanaan : merupakan gamabaran pendokumentasian dari tindakan (implementasi). Evaluasi rencana didalamnya termasuk : Asupan mandiri, Kalaborasi, Tes diagnosa/Lan, Konseling, dan Follow up. Itu adalah isi utama dari SOAP juga bisa ditambahkan dengan Evaluasi tanpa disingat E yang bertujan untuk mengecek semua pendokumentasian dari SOAP itu sendiri. 2.4 Anemia pada ibu hamil 2.4.1 Pengertian Anemia Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi kelainan hematologi yang ditandai dengan disfungsi eritrosit dan atau hemoglobin dalam mensuplai oksigen ke jaringan. Secara laboratorik anemia terjadi penurunan kadar Hb, hitung eritrosit, dan hematokrit ( 1 Made Bakta, 2006 ).

Menurut World Health Organization (WHO) Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah < 11,0 g%. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Safuddin, 2002). Menurut Mochtar) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. Kurang gizi (malnutrisi) 2. Kurang zat besi dalam diit 3. Malabsorpsi 4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain 5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

2.4.2 Gejala Anemia Pada Ibu Hamil Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. 2.4.3 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan. Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar, adalah sebagai berikut: 1. Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi. 1. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Nafero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002). 2. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001). Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Hb 11 gr% : Tidak anemia Hb 9-10 gr% : Anemia ringan Hb 7 8 gr%: Anemia sedang Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001). 2. Anemia Megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya: 1.Asam folik 15 30 mg per hari 2.Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari 3.Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari 3. Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi. 4. Anemia Hemolitik Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini. 2.4.4 Efek Anemia Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Janin 1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan a. Bahaya selama kehamilan : Dapat terjadi Abortus Persalinan premature Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim b. Bahaya saat persalinan : Gangguan his kekuatan mengejan Perpanjangan kala I dan II Retensiso plasenta

HPP karena atonia uteri c. Bahaya saat Nifas : Subinvolusi uteri Infeksi puerpurium Pengeluaran ASI bekurang d. Bahaya terhadap janin

Abortus Kematian intruterin Persalinan prematur BBLR Cacat bawaan dan . intelegensi rendah 2.4.5 Pengobatan Sedapatnya garam besi diberi per os. Garam ferro lebih baik dari pada garam ferri karena lebih mudah diserap oleh usus, misalnya diberi sulfas ferrosus 3x200 mg. Suntikan intramuscular diberikan jika : a. obat tidak masuk per os (muntah) b. tidak diabsorpsi (mencret) c. jika persalinan sudah dekat Apabila anemi sangat berat dan persalinan sudah dekat sekali, perlu dipertimbangkan transfusI darah dalam bentuk packed cells.

BAB III PERKEMBANGAN KASUS


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL : 20-01-2012 :

Tanggal Masuk No. Register

I.

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS Nama Ibu Umur : : Ny. Sulastri 22 th Nama Suami Umur : : : : : : Alamat Tn. Aris pruwanto 21 th Sunda /Indonesia Islam SMP Wiraswasta : Kp. Cibeber Rt 02/02 Cilegon. Penghasilan : Rp.250.000/Hari

Suku/bangsa : Agama Pendidikan Pekerjaan : : : Alamat

Jawa /Indonesia Suku/bangsa Islam SD IRT Agama Pendidikan Pekerjaan

: Kp. Cibeber Rt 02/02 Cilegon.

B. ANAMNESA Tanggal : 20-01-2012 Pukul : 80.00 WIB Oleh : Intan Riyanti

1. Keluhan Utama : Tidak Ada 2. Alasan Kunjungan saat ini Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang

Keluhan 3. Riwayat kehamilan saat ini a. Riwayat Menstruasi Menarche : 12 tahun. Hari pertama dari Haid yang terakhir : 05-07-2011 Pasti, lamanya : 7 hari, banyaknya : 2x ganti pembalut Haid sebelumnya tanggal : 05-06-2011 lamanya : 7 hari, banyaknya : 2x ganti pembalut/hari, Siklus : 28 hari, Konsistensi : cair Taksiran Persalinan : 12-04-2012 Dismenorhoe : Tidak Ada b. Tanda-tanda kehamilan (trimester I) Hasil tes kehamilan (Jika dilakukan) Tanggal : - hasil : - (tidak dilakukan) c. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : usia kehamilan 4 bulan Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 10 x d. Keluhan yang dirasakan saat ini (bila ada jelaskan) : e. Rasa mual Mual dan muntah yang lama Nyeri perut Panas, menggigil Sakit kepala berat/terus menerus Penglihatan kabur Rasa nyeri/panas pada waktu BAK Pengeluaran cairan pervaginam Rasa gatal pada vulva, vagina, dan sekitarnya Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai Oedema Pola makan Makan sehari-hari : 3x/hari. Perubahan pola makan yang dialami : tidak ada f. Pola Eliminasi : BAB : 2 x sehari : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

BAK : 7 x sehari g. Aktifitas sehari-hari Pola istirahat dan tidur : tidur malam > 8 jam, Istirahat pada siang hari 3jam Seksualitas : 3x / minggu, tak ada keluhan Pekerjaan : IRT (memasak, menyapu, mengepel, mencuci dll) h. Imunisasi TT 1 tanggal : lupa TT 2 tanggal : lupa i. Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada. 4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/tahun persalinan Tempat pertolongan Usia kehamilan Jenis persalinan Penolong Penyulit kehamilan dalam persalinan Anak JK BB PB Keadaan Laktasi Nifas Keadaan

1.

Hamil ini

5. Riwayat kesehatan a. Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita : Penyakit jantung Hipertensi Diabetes Melitus Anemia berat Liver PMS/HIV/AIDS Campak Malaria Tuberculosis Gangguan mental Operasi Lain-lain : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

b. Perilaku Kesehatan : Penggunaan alkohol/obat-obatan : Tidak

Obat/jamu yang sering digunakan Merokok Ganti pakaian dalam

: Tidak : Tidak : 2 x sehari

6. Riwayat sosial a. Apakah kehamilan ini diharapkan/diinginkan : Iya, diharapkan b. Jenis kehamian bayi yang diharapkan : laki-laki c. Status perkawinan : Syah Kawin 1 Lamanya Jumlah : 1 kali

: umur : 21 tahun, dengan suami umur : 20 tahun : 1 tahun Anak : - tahun

a. Susunan keluarga yang tinggal serumah


No 1. Jenis Kelamin Laki-laki Umur Tahun 21 th Hubungan Keluarga Suami Pendidikan SMP Pekerjaan Wiraswasta Keterangan -

2.

Perempuan

22 th

Istri

SD

IRT

e. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas : Tidak ada 7. Riwayat kesehatan keluarga (Tanyakan tentang penyakit-penyakit keturunan) Tidak ada

C. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Umum : Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis 2. Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 82x/menit 3. Antropometri Suhu : 36,5C Respirasi : 24x/menit Keadaan Emosional : Stabil

Tinggi Badan : 148 cm Berat badan sebelum hamil : 45 kg Berat badan selama hamil : 53 kg

Kenaikan berat badan selama hamil : 8 kg LILA : 23 cm 4. Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan palpasi : a. Muka : Tidak ada oedema , tidak ada cloasma gravidarum : Tidak oedema : Tidak pucat : tidak kuning

b. Mata : Kelopak mata Konjungtiva Sklera c. Hidung : Tidak ada polip

d. Mulut dan Gigi

: lidah : Bersih Gusi : Tidak berdarah Gigi : Tidak ada caries, Tidak berlubang.

e. f.

Telinga Leher

: Tidak ada serumen : Tidak ada pembesaran Kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran Kelenjar tyroid

g. Axilla dan dada : Dada Jantung : Irama teratur

Paru-paru : Tidak ada ronchi dan wheezing Payudara Pembesaran Puting susu Benjolan Rasa nyeri Pengeluaran dll : Simetris kanan kiri : Menonjol : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

h. Punggung dan pinggang Posisi tulang belakang Kelamin nyeri ketuk i. Ekstermitas Atas & Bawah : Lordosis fisiologis : Tidak ada

j.

Edema

: Tidak ada

Kekakuan sendi : Tidak ada Kemerahan Varices : Tidak ada : Tidak ada ( kanan/kiri)

Refleks Patella :

Abdomen Bekas luka operasi Konsistensi : Tidak ada Pembesaran lien/liver : Tidak ada

: Lunak

5. Pemeriksaan Obstetrik : a. Palpasi : Tidak ada : TFU 27 cm : : - Fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting. Bag. Kanan perut ibu teraba bagian kecil / ektremitas janin. - Bag. Kiri perut ibu teraba bagian panjang ada tahanan. : : Teraba bulat, keras, masih bisa digoyangkan . Tidak dilakukan Pembesaran : Sesuai masa kehamilan

Kontraksi

Leopold I

Leopold II

Leopold III

Leopold IV

Taksiran berat janin : (27-13) X 155 = 2170

b. Auskultasi DJJ :

Frekuensi : 130 x/menit, teratur Punctum Maximum : 3 jari dibawah pusat ibu sebelah kiri c. Pemeriksaan Anogenital Kelamin Vulva / vagina warna : Coklat / Merah muda Luka Parut perineum Condiloma : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

Fistula Varises Oedema Kelenjar Bartolini

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada Pembesaran

Pengeluaran pervaginam Air ketuban Darah lendir Lendir Darah / fluxus Flour albus Pelvimetri klinis PAP : Tidak dilakukan : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

Promontorium Linea Inominata Conjugata Vera PTP

: Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan

Conjugata Diagonales : Tidak dilakukan pemeriksaan Spina Ischiadicha : Tidak dilakukan pemeriksaan

Side wall ( Dinding samping ) : Sacrum PBP : : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan

Acres Pebis Os Cocigys Adnexa Ukuran Posisi Anus Haemoroid

: Tidak dilakukan pemeriksaan : Tidak dilakukan pemeriksaan

: Tidak ada

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal : 20-01-2012 Laboratorium Darah : Hb : 7 % Urine : Protein Albumin Golongan darah : tidak dilakukan

: ( - ) , negatif : ( - ) , negatif

Pemeriksaan Penunjang lain : tidak dilakukan

INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA


Diagnosa : G1P0A0, umur kehamilan 28 minggu 4 hari dengan Anemia Sedang Janin : tunggal ,Hidup, intrauterin, presentasi kepala Data Dasar : Ibu mengatakan ini hamil ke yang pertama, dan tidak pernah keguguran. HPHT : 05-07-2011 Tp : 12 04 2012

Palpasi TFU :27 cm : : Bag Fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting. Bag. Kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin (tangan dan

Leopold I

Leopold II

kaki / ekstremitas) - Bag. Kiri perut ibu teraba bag.panjang seperti papan, ada tahanan (punggung) Leopold III : : teraba terendah bulat, keras, masih bisa digoyangkan ( kepala ) tidak dilakukan

Leopold IV

TBJ: (27-13) x155= 2170 gram DJJ: 130x/ menit Punctum Maksimum : 3 jari di bawah pusat sebelah kiri perut ibu

Masalah :

Tidak Ada

Data Dasar

: Tidak Ada

III.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL Anemia Berat Pendarahan Nifas

IV.

IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA Memberikan tablet Fe kebada ibu

V.

PERENCANAAN 1. Lakukan Informed consent. 2. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. 3. Beritahu asupan nutrisi yang baikn 4. Ajurkan ibu untuk istirhat yang cukup 5. Beritahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan. 6. Beritahu ibu tanda tanda dimulainya persalinan. 7. Beritahu ibu persiapan untuk melahirkan 8. Anjurkan untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe.kalk,vit c 9. Beritahu jadwal kunjungan ulang.

VI.

IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN 1. Melakukan informed consent. 2. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dan janin saat ini dalam batas normal. 3. Beritahu aturan nutrisi yang baik seperti nasi, sayur, lauk dan buah-buahan.serta sayursayuran berwarna hijau seperti (bayem,kangkung, kacang-kacngan dls.)

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 5. Beritahu ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan, seperti nyeri kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak muka dan kaki, nyeri perut / ulu hati, pergerakan janin berkurang dan pendarahan pervaginam. 6. Beritahu ibu tanda tanda dimulainya persalinan, seperti, mulas yang semakin sering, keluar air-air, keluar lendir campur darah dan adanya pembukaan jalan lahir. 7. Memberitahu ibu untuk persiapan melahirkan, mental, fisik, tempat melahirkan,penolong, biaya, dan perlengkpan ibu dan bayi. 8. Anjurkan untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe 1x1 guna mencegah terjadinya anemia, kalk 1x1 untuk pertumbuhan tulang, gigi janin dan ibu, vit c 1x1 untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. 9. Beritahu jadwal kunjungan ulang yaitu pada 2 minggu berikutnya atau bila ada keluhan.

VII.

EVALUASI

Ibu mengerti dengan apa yang telah dijelasakan dan mau melaksanakannya Ibu mau melakukan kunjungan ulang.

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

1.1 Antenatal Care Ny.S umur 22 tahun G1P0A0 HPHT 05-07-2011 lamanya 7 hari, banyaknya 2x ganti pembalut dan taksiran persalinan tanggal 12-04-2012. penulis melakukan pemeriksaan kehamilan pada Ny S usia kehamilan 32 minggu 6 hari. Setelah pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelaianan atau komplikasi, secara keseluruhan dalam batas normal. Ibu mengatakan rutin memeriksakan kehamilannya dari trimester 1 hingga saat ini dan jumlah kunjungan 6 kali selama kehamilannya, hal ini sesuai dengan Sarwono Prawirohardjo (2002) yang mengatakan setiap ibu hamil melakukan kunjungan minimal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan yaitu pada trimester 1 sebanyak 1 kali, trimester 2 sebanyak 1x, dan pada trimester 3 sebanyak 2 kali. Pada anamnesa ini ibu mengatakan gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu pada usia 4 bulan, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gerakan janin dapat dirasakan oleh ibunya pada usia kehamilan 16-20 minggu dan umumnya kepala janin sudah masuk PAP mulai usia kehamilan 36 minggu Pada kasus Ny. S KU : Baik, Kesadaran : Composmetis, KE : Stabil, TD : 100/70 mmHg, N : 80 x/mnt, R : 24 x/mnt, S : 36,5oC serta pemeriksaan fisik secara sistematis dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb 7 gram %, protein urine negative dan urin reduksi negative.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, memberikan therapy oral Fe, kalk dan kalsium 1x1 serta cara mengkonsumsi serta efek dari Fe, memberikan KIE meliputi kebutuhannya, mendiskusikan persiapan kelahiran bersama, menganjurkan untuk kunjungan ulang.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Setelah melakukan manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. 2. Masa hamil berjalan normal, Ny. S melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 kali. Pada pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb 7 gram %, 5.2 Saran

1. Masyarakat
Dukungan moral adalah suatu bentuk support yang mudah dan tidak mengeluarkan biaya, namun sangat bermanfaat untuk lebih membangun kepercayaan pasien.

2. Untuk Lahan Praktik


Upaya peningkatan mutu sesuai dengan standar praktik kebidanan guna tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Dalam pendokumentasian yang ada saat ini memang baik untuk proses pembelajaran, namun untuk mengaplikasikan dalam praktik di lahan sangat tidak efisien dan tidak ekonomis.

3. Untuk Mahasiswa
Penerapan teori perencanaan asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan yang tepat dan efisien ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Diposkan oleh Nia Dewi Kharisma di 22.05 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (4) o Agustus (4) Contoh Laporan Studi Kasus Contoh Laporan Studi Kasus Kangen masa kuliah :D , sepertinya pada terpesona... Catatan Si anak Kampung

Mengenai Saya

Nia Dewi Kharisma Lihat profil lengkapku Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai