Anda di halaman 1dari 49

BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PENDIDIKAN TINGGI

(Sebuah alternatif penyusunan kurikulum)

Sub Direktorat KPS (Kurikulum dan Program Studi)

Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tin Jakarta !""#

DAFTAR ISI Kata Pengantar Tim Penyusun . Daftar Isi I. Pengantar. A. Pendidikan dan Kondisi Global.. B. Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia..... C. Peran Kurikulum di dalam Sistem Pendidikan Nasional ....................................... II. III. IV. V. Alasan Perubahan Kurikulum.. Bentuk Perubahan.. Memahami ebih !alam Ke"men!iknas #$. %&%'('%))) !an #$. )*+'('%))% Taha"an Penyusunan Kurikulum ! " 13 i ii iii 1 1 3 5

A. Ta#a$an Pro%il &ulusan ...................................................... 1' B. Perumusan Kom$etensi &ulusan ........................................................................ 15

C. Pengka(ian kandungan elemen kom$etensi 1 ........................................................ ). Pemili#an Ba#an Ka(ian ...................................................................................... 1* +. Perkiraan dan $eneta$an beban ,SKS- .............................................................. .. Pembentukan /ata Kulia# .................................................................................. 1! 1"

G. /en0usun Struktur Kurikulum ............................................................................. 12 VI. Pembela,aran Dalam KBK ...................................................................................... A. Kondisi Pembela(aran di Perguruan Tinggi saat ini ............................................ B. Peruba#an dari TC& ,TCC3- ke ara# SC& ......................................................... VII. 11 11 11

M$!el-M$!el Pembela,aran !alam KBK ................................................................ 1 A. Small Group Discussion ........................................................ 1*

B. Simulasi/Demonstrasi ......................................................................................... C. Discovery Learning (DL) ..................................................................................... ). Self-Directed Learning (SDL) .............................................................................. +. Cooperative Learning (SL) .................................................................................. .. Collaborative Learning (CbL) .............................................................................. G. Contextual Instruction (CI) .................................................................................. 4. I. ro!ect-"ased Learning ( !"L) ........................................................................... roblem-"ased Learning/In#uiry ( "L/I) ...........................................................

1* 1! 1! 1" 1" 1" 32 32 31

VIII. Menyusun Ren.ana Pembela,aran

/emili# /etode Pembela(aran dengan Pendekatan SC& . 3* I/. Alternatif Penilaian Kemam"uan Anak Di!ik A. 5ubrik )eskri$ti% .. B. 5ubrik 4olistik . C. Cara /embuat 5ubrik 1. /en6ari berbagai model rubrik 1. /eneta$kan dimensi 3. /enentukan skala '. /embuat tolok ukur $ada rubrik 3! '2 '1 '1

KATA PENGANTAR
Kurikulum Berbasis Kompetensi telah dirumuskan sejak tahun 2004 dan terus disempurnakan oleh Tim Kerja Sosialisasi KBK kepada perguruan tinggi telah dilakukan pada tahun 200! dan 200" dan dilanjutkan dengan pelatihan untuk pelatih sampai tahun 200# Sebanyak sekitar #00 orang dosen per$akilan dari %&2 perguruan tinggi telah mengikuti pelatihan yang diharapkan dapat mendiseminasikan dan menggunakan pengetahuan KBK di perguruan tingginya 'ari hasil pemantauan terhadap implementasi KBK tahun 200&( ternyata baru sekitar "0) peserta pelatihan telah menerapkan hasil pelatihan dengan berbagai tingkatan Pemantauan KBK pada program studi di masa depan akan lebih mudah karena telah dibuat program untuk mengintegrasikannya di dalam laporan semesteran yang dikenal dengan *PSB*' Tiga buku KBK telah diterbitkan pada tahun 200! dan telah disebarkan kepada perguruan tinggi pada +akernas Pimpinan Perguruan Tinggi tahun 200! Pada tahun 200# penyempurnaan terhadap implementasi KBK telah dituangkan dalam bentuk panduan praktis yang berisi rambu,rambu penyusunan KBK +umusan yang ada di buku ini merupakan hasil collective intelligence dari pemikiran selama berinteraksi dengan peserta sosialisasi dan peserta pelatihan serta diskusi antara anggota tim kerja KBK 'engan diterbitkannya panduan praktis ini diharapkan para perumus kurikulum di perguruan tinggi dan di program studinya dapat dengan mudah memahami dan mengimplementasikan penyusunan KBK Pada kesempatan ini saya mengu-apkan terima kasih kepada Tim Kerja KBK yang telah aktif dalam mensosialisasikan( melatih dan merumuskan buku ini Semoga tetap semangat dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di .ndonesia /udah,mudahan buku ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya 0akarta( 'esember 200# 'irektur 1kademik Tresna 'erma$an Kunaefi

Tim Pen$u%un& 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Tresna 'erma$an Kunaefi ('itjen 'ikti) .llah Sailah (.PB) Syl3i 'e$ajani (45/) *ndrotomo (.TS) SP /ursid (Polban) 6arsono / (45/) 7udfi 'jajanto (Politeknik 8egeri /alang) 1dam Pamudji (45/) Sarjadi (48'.P)

I' PENGANTAR

A' Pendidikan dan kondi%i lobal Kehidupan di abad 99. menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar Bentuk perubahan,perubahan tersebut adalah: (i) perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global)( (ii) perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis (utamanya dalam pendidikan dan praktek berke$arganegaraan)( dan (iii) perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan 48*S;< (=>>#) menjelaskan bah$a untuk melaksanakan empat perubahan besar di pendidikan tinggi tersebut( dipakai dua basis landasan( berupa : *mpat pilar pendidikan: (i) learning to know( (ii) learning to do yang bermakna pada penguasaan kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan menurut klasifikasi .S;* (International Standard Classification of Education) dan .S;< (International Standard Classification of Occupation)( dematerialisasi pekerjaan dan kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layanan jasa( dan bekerja di kegiatan ekonomi informal( (iii) learning to live together (with others)( dan (i3) learning to be( serta? belajar sepanjang hayat (learning throughout life) Perubahan,perubahan mendasar pendidikan tinggi yang berlangsung di abad 99.( akan meletakkan kedudukan pendidikan tinggi sebagai: (i) lembaga pembelajaran dan sumber pengetahuan( (ii) pelaku( sarana dan $ahana interaksi antara pendidikan tinggi dengan perubahan pasaran kerja( (iii) lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan budaya dan pembelajaran terbuka untuk masyarakat( dan (i3) pelaku( sarana dan $ahana kerjasama internasional Perubahan,perubahan mendasar pendidikan tinggi yang mendunia tersebut( sejalan dengan kebijakan strategi pengembangan pendidikan tinggi 'irektorat 0enderal Pendidikan Tinggi yang dituangkan dalam bentuk: (i) Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi 0angka Panjang (KPPT,0P) ...( =>>!,200!( yang dilanjutkan dengan (ii) Strategi Pendidikan Tinggi 0angka Panjang (SPT,0P atau HELTS)( 200%, 20=0 'alam rangka mengembangkan pendidikan tinggi yang hasil didiknya dapat berkompetisi se-ara global( Pemerintah -@ 'itjen 'ikti( 'epdiknas( mengembangkan kurikulum yang in line dengan 3isi dan aksi pendidikan tinggi di

abad 99. menurut 48*S;< ( yang kemudian dikonfirmasi dalam The World Conference on Education for All di Thailand Tahun =>>> Terdapat =& butir (articles) yang dideklarasikan oleh 48*S;< (=>>#)( menjalankan fungsinya di abad 99. Aisi dan misi pendidikan tinggi abad 99. dari 48*S;< (=>>#) berintikan isi laporan The International Co ission on Education for the Twent!"first Centur! (Learning#
2)

=)

agar pendidikan

tinggi dapat

the Treasure Within) yang diketuai oleh 0a-@ues 'elors (48*S;<( =>>#) ( dengan pokok isi antara lain: =' (ara)an ke de)an )eran )endidikan tin i & a) 0angkauan dari komunitas lokal ke masyarakat dunia? b) Perubahan kohesi sosial ke partisipasi demokratis( di antaranya berupa kenyataan: (i) pendidikan dan krisis kohesi sosial( (ii) pendidikan vs e$clusion( (iii) pendidikan dan desakan pekerjaan di masyarakat( serta (ii) partisipasi demokratis berupa pendidikan -i3i- dan praktek berke$arganegaraan? -) 'ari pertumbuhan ekonomi ke pengembangan kemanusiaan !' A%a% )en emban an )endidikan* beru)a & a) *mpat pilar pendidikan: (i) learning to know( (ii) learning to do (perubahan dari skill ke co petent% dematerialisasi dari pekerjaan dan the rise of service sector( serta bekerja di bidang ekonomi informal)( co on ob'ectives)( dan (i3) learning to be? (iii) learning to live together% learning to live with others &discovering others and working toward b) Belajar sepanjang hayat (learning throughout life( sebagai $ujud: (i) i perative for de ocrac!( (ii) pendidikan multidimesional( (iii) mun-ulnya new ti es% fresh fields( (iii) pendidikan at the heart of societ!( dan (iii) kebutuhan sinergi dalam pendidikan +' Ara, )en emban an )endidikan* k,u%u%n$a )endidikan tin i & a) Kesatuan pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi: (i) pendidikan dasar sebagai BpasportB untuk berkehidupan( (ii) pendidikan menengah (secondar! education) sebagai persimpangan jalan menentukan kehidupan( dan (iii) pendidikan tinggi dan pendidikan sepanjang hayat?
= )

Higher Education in the Twent!"first Centur!# )ision and Action* Corld ;onferen-e on 6igher *du-ation 48*S;<( Paris( !,> <-tober =>># 2 ) 8askah lengkap dalam Learning# the Treasure Within% +,,-* +eport to 48*S;< of the .nternational ;omission on *du-ation for the T$enty,first ;entury 48*S;< PublishingDThe 1ustralian 8ational ;ommission for 48*S;< 2"" hal

b) Perguruan tinggi menjadi tempat pembelajaran dan suatu sumberdaya pengetahuan? -) Peran pendidikan tinggi untuk menanggapi perubahan pasar kerja? d) Perguruan tinggi sebagai pusat kebudayaan dan pembelajaran terbuka untuk semua? dan e) pendidikan untuk $ahana kerjasama international B' Si%tem Pendidikan Tin i di Indone%ia Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas Sistem pendidikan tinggi dilihat sebagai sebuah proses akan memiliki empat tahapan pokok yaitu (=) /asukan? (2) Proses? (%) 7uaran? dan (4) hasil ikutan (out-ome) Eang termasuk dalam katagori masukan antara lain adalah dosen( mahasis$a( buku( staf administrasi dan teknisi( sarana dan prasarana( dana ( dokumen kurikulum( dan lingkungan Eang masuk dalam katagori proses adalah proses pembelajaran( proses penelitian( proses manajemen Eang dikatagorikan luaran adalah lulusan( hasil penelitian dan karya .PT*KS lainnya( sedang yang termasuk dalam katagori hasil ikutan (out-ome) antara lain adalah penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap luaran perguruan tinggi( kesinambungan( peningkatan mutu hidup masyarakat dan lingkungan Sistem pendidikan yang baik didukung oleh beberapa unsur yang baik pula( antara lain : (=) <rganisasi yang sehat? (2) Pengelolaan yang transparan dan akuntabel? (%) Ketersediaan +en-ana Pembelajaran dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja? (4) Kemampuan dan Ketrampilan sumberdaya manusia di bidang akademik dan non akademik yang handal dan profesional? (!) Ketersediaan sarana,prasarana dan fasilitas belajar yang memadai( serta lingkungan akademik yang kondusif 'engan didukung kelima unsur tersebut( perguruan tinggi akan dapat mengembangkan iklim akademik yang sehat( serta mengarah pada keter-apaian masyarakat akademik yang professional 8amun sebagai sebuah sistem yang terbuka( perguruan tinggi juga dituntut bersinergi dengan lembaga pendidikan tinggi lain baik didalam maupun diluar .ndonesia( sehingga dapat berperan serta dalam pengembangan .PT*KS dan perkembangan masyarakat dunia Sistem perguruan tinggi sebagai sebuah proses dapat digambarkan dalam skema diba$ah ini

SISTEM PENDIDIKAN KAN TINGGI


BIDA#0 K12ID(PA#

Mahasis3a Baru

Pr$ Pr$ses Pembe mbela,a la,aran

ulusan
Pasar ker,a

Leadership
Masyarakat aka!emik Pen,aminan Mutu

Pengakuan Masyarakat

Management

Or ani%a%i

Pe a-ai

Dana

Resources

Laboratorium

Pu%taka

Dokumen Kurikulum

Kebutuhan PT

5ambar = Sistem Pendidikan Tinggi 'alam skema tersebut -alon mahasis$a yang merupakan salah satu katagori FmasukanF dalam sistem Perguruan Tinggi (PT)( adalah lulusan S/4 dan S/K sederajat yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang telah dita$arkan ;alon mahasis$a yang baik memiliki beberapa indikator( tidak hanya nilai kelulusan yang baik( namun terlebih penting adalah adanya sikap dan moti3asi belajar yang memadai Semakin dikenal PT yang ada( maka semakin baik kualitas -alon mahasis$anya 6al ini disebabkan karena( PT tersebut menjadi sasaran fa3orit lulusan S/4DS/K sederajat yang ingin meneruskan pendidikannya Setelah mendaftarkan diri dan resmi menjadi mahasis$a( tahapan selanjutnya adalah menjalani proses pembelajaran Setelah melalui proses pembelajaran yang baik( diharapkan akan dihasilkan lulusan PT yang berkualitas Beberapa indikator yang sering dipasang untuk menengarai mutu lulusan adalah (=) .PK? (2) 7ama Studi dan (%) Predikat kelulusan yang disandang 8amun untuk dapat men-apai keberhasilan( perguruan tinggi perlu menjamin agar lulusannya dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mengisi dunia kerja Keberhasilan PT mengantarkan lulusannya diserap dan diakui di dunia kerja dan masyarakat( akan menimbulkan pengakuan dan keper-ayaan di masyarakat terhadap mutu PT tersebut Eang akhirnya dapat berdampak pada peningkatan kualitas dan

kuantitas -alon mahasis$a yang akan masuk ke PT ini Proses ini akan berputar sebagai sebuah siklus 1spek internal lain yang berperan dalam menghasilkan luaran yang bermutu adalah pen-iptaan iklim masyarakat dan lingkungan akademik yang kondusif ( serta terjaminnya sistem monitoring dan e3aluasi se-ara internal di PT <leh karena itu( pemerintah melalui /enteri Pendidikan 8asional( mensyaratkan bah$a PT harus melakukan proses penjaminan mutu se-ara konsisten dan benar agar dapat dijamin menghasilkan lulusan yang selalu berkualitas dan berkelanjutan .' Peran Kurikulum di dalam Si%tem Pendidikan Tin i

Kurikulum memiliki makna yang beragam baik antar negara maupun antar institusi penyelenggara pendidikan 6al ini disebabkan karena adanya interpretasi yang berbeda terhadap kurikulum( yaitu dapat dipandang sebagai suatu ren-ana (plan) yang dibuat oleh seseorang atau sebagai suatu kejadian atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristi$a (0ohnson( =>&4) Sementara itu menurut Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000 didefinisikan sebagai berikut : ./urikulu pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan engenai isi aupun bahan ka'ian dan pela'aran serta cara pen!a paian dan penilaian !ang digunakan sebagai pedo an pen!elenggaraan kegiatan bela'ar" enga'ar di perguruan tinggi*. Kurikulum adalah sebuah program yang disusun dan dilaksanakan untuk men-apai suatu tujuan pendidikan 0adi kurikulum bisa diartikan sebuah program yang berupa dokumen program dan pelaksanaan program Sebagai sebuah dokumen kurikulum (-urri-ulum plan) dirupakan dalam bentuk rin-ian matakuliah( silabus( ran-angan pembelajaran( sistem e3aluasi keberhasilan Sedang kurikulum sebagai sebuah pelaksanan program adalah bentuk pembelajaran yang nyata,nyata dilakukan (a-tual -urri-ulum) Perubahan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada pengubahan dokumen saja( tetapi pelaksanaan pembelajaran( pen-iptaan suasana belajar( -ara e3aluasiDasesmen pembelajaran( sering tidak berubah Sehingga dapat dikatakan perubahan kurikulum hanya pada tataran konsep atau mengubah dokumen saja .ni bisa dilihat dalam sistem pendidikan yang lama dimana kurikulum diletakan sebagai aspek input saja Tetapi dengan -ara pandang yang lebih luas kurikulum bisa berperan sebagai : (=) Kebijakan manajemen pendidikan tinggi untuk menentukan

arah pendidikannya? (2) Gilosofi yang akan me$arnai terbentuknya masyarakat dan iklim akademik? (%) Patron atau Pola Pembelajaran? (4) 1tmosfer atau iklim yang terbentuk dari hasil interaksi manajerial PT dalam men-apai tujuan pembelajarannya? (!) +ujukan kualitas dari proses penjaminan mutu? serta (") 4kuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi masyarakat 'engan uraian diatas( nampak bah$a kurikulum tidak hanya berarti sebagai suatu dokumen saja( namun mempunyai peran yang kompleks dalam proses pendidikan

II' ALASAN PERUBA(AN KURIKULUM Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan konsep dari Kurikulum 8asional tahun =>>4 ke Kurikulum .nti dan .nstitusionl tahun 2000 Timbulnya Kurikulum 8asional (Kurnas) yang ter-antum pada Keputusan /endikbud 8o !"D4D=>>4 didasarkan pada ma%ala, internal pendidikan tinggi di .ndonesia saat itu( yaitu belum adanya tatanan yang jelas dalam pengembangan perguruan tinggi 4ntuk menata sistem pendidikan tinggi saat itu( disusun Kerangka Pembangunan Pendidikan Tinggi 0angka Panjang (KPPT0P) yang berisi tiga program yaitu : penataan lembaga( penataan program studi( dan penataan arah dan tujuan pendidikan Pendidikan tinggi dibagi dalam dua jalur yaitu jalur akademik dan jalur professional 6al ini tentu didasarkan pada prediksi dan asumsi tentang kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi untuk mampu menyelesaikan masalah,masalah yang diperkirakan akan dihadapinya 'i dalam Kepmendikbud 8o !"D4D=>>4 ini disebutkan kurikulum berdasarkan pada tujuan untuk menguasai isi ilmu pengetahuan dan penerapannya (content based) Pada situasi global seperti saat ini( dimana per-epatan perubahan terjadi di segala sektor( maka akan sulit untuk menahan perkembangan ilmu pengetahuan( teknologi dan seni Pada masa sebelum tahun =>>> (pre,millenium era) perubahan .PT*KS yang terjadi mungkin tidak sedahsyat pas-a,millenium /aka bila program studi mengembangkan kurikulumnya dengan isi (.PT*KS) sebagai basisnya( program studi tersebut akan tertinggal oleh perkembangan .PT*KS itu sendiri( karena kurikulum disusun dan dilaksanakan untuk jangka $aktu rata, rata ! tahun (S=) Konsep kurikulum yang ter-antum dalam Kepmendiknas no 2%2D4D2000 dan no 04!D4D2002 berbeda latar belakangnya( yaitu lebih banyak didoron ole, ma%ala,/ ma%ala, lobal atau ek%ternal* terutama yang telah diuraikan dalam laporan 48*S;<

diatas 6al,hal tersebut menimbulkan keadaan seperti : (a) persaingan di dunia global( yang berakibat juga terhadap persaingan perguruan tinggi di dalam negeri maupun di luar negeri( sehingga perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia global? (b) adanya perubahan orientasi pendidikan tinggi yang tidak lagi hanya menghasilkan manusia -erdas berilmu tetapi juga yang mampu menerapkan keilmuannya dalam kehidupan di masyarakatnya (kompeten dan rele3an)( yang lebih berbudaya? dan (-) 0uga adanya perubahan kebutuhan di dunia kerja yang ter$ujud dalam perubahan persyaratan dalam menerima tenaga kerja( yaitu adanya persyaratan softskills yang dominan disamping hardskillsnya Sehingga kurikulum yang dikonsepkan lebih didasarkan pada rumusan kompetensi yang harus di-apaiD dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi yang sesuai atau mendekati kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat pemangku kepentinganD stakeholders (-ompeten-e based -urri-ulum) 'isamping itu perubahan ini juga didorong adanya )eruba,an otonomi )er uruan tin i yang dijamin dalam 4ndang,undang Sistem Pendidikan 8asional( yang memberi kelonggaran kurikulumnya terhadap perguruan tinggi untuk menentukan sendiri Peran '.KT. juga berubah yaitu dan mengembangkan hanya memfasilitasi(

memberdayakan( dan mendorong perguruan tinggi untuk men-apai tujuannya( jadi tidak lagi berperan sebagai penentu atau regulator seperti masa,masa sebelumnya 'isini se-ara konseptual dipisahkan antara pengembangan kelembagaan dan pengembangan 0adi sangat kurikulumDisi pendidikannya Sehingga perguruan tinggi lebih bisa mengembangkan

dirinya sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang ingin di-apai strategis perguruan tinggi yang termuat dalam 3isi dan misinya

dimungkinkan perubahan kurikulum disebabkan juga oleh adanya perubahan ren-ana

Perubahan yang sangat -epat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja( mendorong perguruan tinggi perlu membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi dan kreati3itas agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang -epat tersebut 1lasan inilah yang seharusnya mendorong perguruan tinggi di .ndonesia untuk melakukan perubahan paradigma dalam penyusunan kurikulumnya Tidak hanya memfokuskan pada isi yang harus dipelajari( tetapi lebih menitik beratkan pada kemampuan apa yang harus dimiliki lulusannya sehingga dapat menghadapi kehidupan masa depan dengan lebih baik serta dapat meningkatkan kualitas hidupnya Konsep kurikulum yang didasarkan pada empat pilar pendidikan dari 48*S;< seperti telah diuraikan diatas( merupakan pengubahan orientasi kurikulum se-ara mendasar Eaitu dari

sebelumnya yang berfokus pada isi keilmuan (.PT*KS)( berubah berfokus kepada kemampuan manusia di masyarakatnya( lebih luas lagi yaitu pada kebudayaannya III' BENTUK PERUBA(AN Pembaharuan konsep kurikulum pendidikan tinggi yang dituangkan dalam Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000 dan 8o 04!D4D2002 ( yang menga-u kepada konsep pendidikan tinggi abad 99. 48*S;< (=>>#) ( terdapat perubahan yang mendasar yaitu: =) 7uaran hasil pendidikan tinggi yang semula berupa kemampuan minimal penguasaan pengetahuan( ketrampilan( dan sikap sesuai dengan sasaran kurikulum suatu Program studi( diganti dengan kompetensi seseorang untuk dapat melakukan seperangkat tindakan -erdas( penuh tanggungja$ab sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas,tugas di bidang pekerjaan tertentu 7uaran hasil pendidikan tinggi ini yang semula penilaiannya dilakukan oleh penyelenggara pendidikan tinggi sendiri( dalam konsep yang baru penilaian selain oleh perguruan tinggi juga dilakukan oleh masyarakat pemangku kepentingan 2) Kurikulum program studi yang semula disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah le$at sebuah Konsorsium (Kurikulum 8asional)( diubah( yakni kurikulum inti disusun oleh perguruan tinggi ber%ama/%ama dengan pemangku kepentingan dan kalangan profesi( dan diteta)kan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan %) Berdasarkan Kepmendikbud 8o 0!"D4D=>>4 komponen kurikulum tersusun atas Kurikulum 8asional (Kurnas) dan Kurikulum 7okal (Kurlok) yang disusun dengan tujuan untuk menguasai isi ilmu pengetahuan dan penerapannya (content based)( sedangkan dalam Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000 disebutkan bah$a kurikulum terdiri atas Kurikulum Inti dan kurikulum In%titu%ional' Kurikulum Inti meru)akan )en0iri dari kom)eten%i utama* ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat profesi dan pengguna lulusan Sedangkan Kompetensi pendukung( dan kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama suatu program studi ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi (Kepmendiknas 8o 04!D4D2002) 4) 'alam Kurikulum 8asional terdapat pengelompokan mata kuliah yang terdiri atas: /ata Kuliah 4mum (/K4)( /ata Kuliah 'asar Keahlian (/K'K)( dan /ata Kuliah Keahlian (/KK) Sedangkan dalam Kepmendiknas no 2%2D4D200(

Kurikulum terdiri

atas kelompok,kelompok

/ata

Kuliah Pengembangan

Kepribadian (/PK)( /ata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (/KK)( /ata Kuliah Keahlian Berkarya (/KB)( /ata Kuliah Perilaku Berkarya (/PB)( serta /ata Kuliah Berkehidupan Bersama (/BB) 8amun( pada Kepmendiknas 8o 04!D4D2002( pengelompokkan mata kuliah tersebut diluruskan maknanya agar lebih luas dan tepat melalui pengelompokkan berdasarkan elemen kompetensinya( yaitu (a) landasan kepribadian? (b) penguasaan ilmu dan keterampilan? (-) kemampuan berkarya? (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai? (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya Konsep ini untuk dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang menjadikan perguruan tinggi menjadi tempat pembelajaran dan suatu sumberdaya pengetahuan( pusat kebudayaan( serta tempat pembelajaran terbuka untuk semua( maka dimasukkan strategi kebudayaan dalam pengembangan pendidikan tinggi Strategi kebudayaan tersebut berujud kemampuan untuk menangani masalah, masalah yang terkait dengan aspek : (i) fenomena anthrophos% di-akup dalam Pengembangan manusia yang beriman dan berta@$a terhadap Tuhan Eang /aha *sa dan berbudi pekerti luhur( berkepribadian mantap( dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung ja$ab kemasyarakatan dan kebangsaan? (ii) fenomena tekne% di-akup dalam penguasaan ilmu dan ketrampilan untuk men-apai derajat keahlian berkarya? (iii)fenomena oikos% di-akup dalam kemampuan untuk memahami kaidah kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya? (i3)fenomena etnos% di-akup dalam pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keahlian yang dikuasai !) Perubahan kurikulum juga berarti perubahan pembelajarannya( sehingga dengan konsep diatas proses pembelajaran yang dilakukan di pendidikan tinggi tidak hanya sekedar suatu proses transfer of knowledge( namun benar,benar merupakan suatu proses pembekalan yang berupa berkompeten dalam berkarya di masyarakat ethod of in0uir! seseorang yang 'engan demikian se-ara jelas akan

tampak bah$a perubahan kurikulum dari kurikulum berbasis penguasaan ilmu

pengetahuan dan ketrampilan (KB.) sesuai Kepmendikbud 8o 0!"D4D=>>4( ke KBK menurut Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000( mempunyai beberapa harapan keunggulan( yaitu : Bluaran hasil pendidikan (outco es) yang diharapkan sesuai dengan societal needs% industrial1business needs( dan professional needs2 dengan pengertian bah$a outco es merupakan kemampuan mengintegrasikan intelectual skill% knowledge dan afektif dalam sebuah perilaku se-ara utuh B Beberapa perubahan konsep dari kurikulum berbasis isi (Kepmendikbud 0!"D4D=>>4) ke Kurikulum berbasis kompetensi (Kepmendiknas no 2%2D4D2000 dan 04!D4D2002) dapat dilihat pada tabel di ba$ah ini

PERUBAHAN KONSEP KURIKULUM


#$
1 2 3 4 5 6

TI#4A(A# Latar belakang perubahan Basis kurikulum Luaran PT Penilai kualitas lulusan Cara menyusun Penekanan

K(RIK( (M B1RBASIS ISI 5K(R#AS 677*8 Masalah internal Berbasis isi (Content Based Curricullum) Kemampuan minimal sesuai sasaran kurikulumnya Perguruan tinggi sendiri Mulai dari isi keilmuannya !utput " lebih banyak menekankan hard skill Teacher centered learning (TCL)" dengan titik berat pada trans er o kno$ledge

K(RIK( (M B1RBASIS K9MP1T1#SI 5%)))8 Masalah global Berbasis kompetensi (Competency Based Curricullum) Kompetensi yang dianggap mampu oleh masyarakat. Perguruan Tinggi dan pengguna lulusan/ stakeholders. Mulai dari penetapan pro il lulusan dan kompetensi !utcome" keseimbangan hardskill dan so tskill %tudent centered learning (%CL)" diarahkan pada pembekalan method o in&uiry and disco'ery

Pembela#aran

Tabel = Perubahan konsep kurikulum

I1' MEMA(AMI LEBI( DALAM KEPMENDIKNAS NO'"342U2!""!'

NO'!+!2U2!""" DAN

'alam Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000 memang terdapat halHhal yang belum seluruhnya jelas dan karena tidak ada petunjuk teknis yang menyertainya( menjadikan perguruan tinggi sulit untuk melaksanakannya 6al ini terungkap dalam kajian yang dilakukan oleh

Tim Kelompok Kerja .n3entarisasi dan *3aluasi .mplementasi Kurikulum '.KT. di Perguruan Tinggi tahun 200% yang mensur3ai perguruan tinggi yang telah merekonstruksi dan mengimplementasikan kurikulumnya sesuai dengan isi Kepmen tersebut Berdasarkan studi yang telah dilaksanakan tersebut diperoleh data bah$a pemahaman terhadap isi Kepmen tersebut masih berbeda,beda dan kesiapan untuk melakukan perubahan kurikulum di perguruan tinggi juga berbeda Berdasarkan kajian tersebut dikeluarkanlah Kepmendiknas no 04!D4D2002 yang dimaksudkan untuk memperjelas dan melengkapi Kepmendiknas 2%2D4D200 agar bisa dilaksanakan dengan tepat 4ntuk memahami konsep kurikulum berbasis kompetensi ini harus dipahami kedua Kepmen tersebut se-ara utuh Kedua Kepmen tersebut sebetulnya saling melengkapi( namun pada satu bagian Kepmen tersebut mengandung makna yang berbeda( yaitu bah$a dalam Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000 disebutkan bah$a kurikulum terdiri atas Kurikulum .nti dan kurikulum .nstitusional yang terdiri atas kelompok,kelompok /ata Kuliah Pengembangan Kepribadian (/PK)( /ata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (/KK)( /ata Kuliah Keahlian Berkarya (/KB)( /ata Kuliah Perilaku Berkarya (/PB)( serta /ata Kuliah Berkehidupan Bersama (/BB) Konsep ini adalah runtutan pemikiran yang berusaha mensepadankan antara konsep 48*S;< dengan persyaratan kerja hasil sur3ai yang dijadikan referensi oleh '.KT.( kedalam pola lama yaitu adanya pengelompokan mata kuliah seperti tergambar pada tabel 2 berikut ini

USAHA PENYEPADANAN
PERSYARATAN KERJA
Penguasaan "engetahuan !an ketram"ilan : 2 analisis !an sintesis 2 menguasai IT'.$m"utting 2 manage! ambiguity 2 .$mmuni.ati$n 2 % n! language Attitu!e : 2 ke"emim"inan 2 team3$rking 2 .an 3$rk .r$ss.ulturally Pengenalan sifat "eker,aan terkait : 2 Terlatih !alam etika ker,a 2 Memahami makna gl$balisasi 2 Fleksibel th! "ilihan "eker,aan

IBE UNESCO learning t$ kn$3 learning t$ !$ learning t$ be

KURIKULUM INTI & INSTITUSIONAL Matakuliah Keilmuan !an Ketram"ilan 5 MKKK 8 Matakuliah Keahlian Berkarya
5 MKKB 8

Mata kuliah Perilaku Berkarya


5 MKPB 8

learning t$ li;e t$gether

Mata kuliah berkehi!u"an bersama


5 MKBB 8

MK Pengemb. Ke"riba!ian
5 MKPK 8

Tabel 2 4saha penyepadanan 8amun( pada SK /endiknas 8o 04!D4D2002( pengelompokkan mata kuliah tersebut diluruskan maknanya agar penyusunan tetapi lebih kurikulum tidak terfokus pada usaha yang pengelompokan mata kuliah kearah pen-apaian kompetensi

mengandung elemen,elemen kompetensi sebagai berikut: (a) landasan kepribadian? (b) penguasaan ilmu dan keterampilan? (-) kemampuan berkarya? (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai? (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya 'engan demikian pengelompokan mata kuliah menjadi tidak berperan lagi karena tidak terkait langsung dengan pen-apaian kompetensi lulusan Bisa terjadi satu mata kuliah dibangun untuk men-apai satu atau lebih kompetensi (learning todo( learning to kno$( learning tobe( learning to li3e together) ( dan sebaliknya satu kompetensi dapat di-apai le$at lebih dari satu mata kuliah( sehingga pengelompokan mata kuliah menjadi sulit dilakukan atau dapat dikatakan tidak bisa dilakukan( ke-uali dipaksakan 0adi pen-apaian kompetensilah yang menjadi tujuanDsasaran kurikulum( sedang pengelompokan mata kuliah bukan sasaran perubahan kurikulum Kurikulum inti menurut Kepmendiknas no 04!D4D2002( merupakan pen-iri dari kompetensi utama( bersifat dasar untuk men-apai kompetensi lulusan( merupakan a-uan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi( dan ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi (program studi sejenis) bersama masyarakat profesi dan pengguna lulusan 0adi Kompetensi utama ini merupakan pen-iri suatu lulusan program studi tertentu( dan ini bisa disepakati dengan mengambil beban dari keseluruhan beban studi sebesar 40) H #0) Sementara itu kurikulum in%titu%ional didalamnya terumuskan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya( yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama suatu program studi dan ditetapkan oleh institusi penyelenggara program studi Kompetensi pendukung dapat bergerak antara 20) , 40) dari keseluruhan beban studi Sementara itu kompetensi lainnya e@ui3alen dengan beban studi sebesar 0), %0) dari keseluruhan

1' TA(APAN PEN5USUNAN KURIKULUM 7angkah a$al yang harus dilakukan dalam menyusun kurikulum adalah dengan melakukan analisis SC<T dan Tra-er Study serta 7abor /arket Signals( seperti tergambar dalam skema proses penyusunan kurikulum diba$ah ini

Analisis S<9T Kemam"uan PS 5S.ientifi. ;isi$n8

Tra.er Stu!y #ee! Assessment 5Market signal8

568 5%8 5&8


Ke!alaman !an Keluasan ka,ian 5sks8 Distribusi ke!alam MK

Pr$fil ulusan K$m"etensi ulusan Bahan ka,ian

Tu,uan Pen!i!ikan ,Kom$etensiMata kuliah ,sksBahan A,ar ,sillabus-

5*8 5+8 5=8 5?8 5>8

Ran.angan Pembela,aran Met$!e "embela,aran

Menyusun struktur kurikulum 5!istribusi ke!alam Semester8 KB( yang biasa dilakukan. KBK yang diusulkan

5ambar 2 Skema Proses Penyusunan kurikulum 'alam penyusunan kurikulum yang sering dilakukan setelah didapat hasil dari analisis hal,hal tersebut adalah menentukan tujuan pendidikan Tujuan pendidikan inilah yang kemudian segera dijabarkan dalam mata kuliah yang kemudian dilengkapi dengan bahan ajarnya (silabus) untuk setiap mata kuliah Sejumlah mata kuliah ini disusun kedalam semester,semester Penyusunan mata kuliah ke dalam semester biasanya didasarkan pada struktur atau logika urutan sebuah .PT*KS dipelajari( berdasarkan urutan tingkat kerumitan dan kesulitan ilmu yang dipelajari Kurikulum sema-am ini yang sering 'alam hal ini jarang disebut kurikulum berbasis isi (-ontent based -urri-ulum)

dipertimbangkan apakah lulusannya nanti rele3an dengan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan (stakeholders) atau tidak 1lternatif penyusunan kurikulum yang berbasis pada kompetensi yang diusulkan( dimulai dengan langkah,langkah berikut : (=) penyusunan profil lulusan( yaitu peran dan fungsi yang diharapkan dapat dijalankan oleh

lulusan nantinya di masyarakat? (2) penetapan kompetensi lulusan berdasarkan profil lulusan yang telah dian-angkan tadi? (%) Penentuan Bahan Kajian yang terkait dengan bidang .PT*KS program studi? (4) Penetapan kedalaman dan keluasan kajian (sks) yang dilakukan dengan menganalisis hubungan antara kompetensi dan bahan kajian yang diperlukan? (!) /erangkai berbagai bahan kajian tersebut kedalam mata kuliah? (") /enyusun struktur kurikulum dengan -ara mendistribusikan mata kuliah tersebut dalam semester? (&) /engembangkan +an-angan Pembelajaran? dan se-ara simultan (#) memilih metode pembelajaran yang tepat untuk men-apai kompetensinya Ta,a)an/ta,a)an diata% da)at diuraikan lebi, lan6ut %eba ai berikut & A' Peneta)an )ro7il lulu%an' Eang dimaksudkan dengan profil adalah peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program studi di masyarakatD dunia kerja Profil ini adalah out-ome pendidikan yang akan dituju 'engan menetapkan profil( perguruan tinggi dapat memberikan jaminan pada -alon mahasis$anya akan bisa berperan menjadi apa saja setelah ia menjalani semua proses pembelajaran di program studinya 4ntuk menetapkan profil lulusan( dapat dimulai dengan menja$ab pertanyaan: Setelah lulus nanti, akan menjadi apa saja lulusan program studi ini? Profil ini bisa saja merupakan profesi tertentu misal dokter( penga-ara( apoteker( dan lainnya( tetapi juga bisa sebuah peran tertentu seperti manajer( pendidik( peneliti( atau juga sebuah peran yang lebih umum yang sangat dibutuhkan didalam banyak kondisi dan situasi kerja seperti komunikator( kreator( pemimpin( dan sebagainya Beberapa -ontoh profil yang dapat disimak pada tabel 2 di ba$ah ini
PROGRAM STUDI

NO 1 2 3 4 5

CONTOH PROFIL

Agroteknologi (=) Pelaku bisnis pertanian? (2) Pengusaha di bidang pertanian? (%) Peneliti? (4) Pendidik (=) Pen-ipta seni? (2) Pengkaji seni? Seni (%) Pengelola seni? (4) pendidik seni Keperawatan Arsitek Psikologi (=) ;are pro3ider? (2) konsultan kesehatan? (%) -ommunity leader? (4) pendidik (=) 1rsitek Profesional? (2) Kontraktor? (%) peneliti? (4) 1kademisi (=) Pengelola S'/? (2) konsultan ad3ertising? (%) konsultan pendidikan? (4) Pengelola Training? (!) Pendidik

Tabel % : Beberapa -ontoh Profil lulusan

B' Perumu%an kom)eten%i lulu%an' Setelah menetapkan profil lulusan program studi sebagai out-ome pendidikan( maka langkah selanjutnya adalah menentukan kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh lulusan program studi sebagai output pembelajarannya 4ntuk menetapkan kompetensi lulusan( dapat dilakukan dengan menja$ab pertanyaan: Untuk menjadi profil (.......!ang ditetapkan) lulusan harus mampu melakukan apa saja? Pertanyaan ini diulang untuk setiap profil( sehingga diperoleh daftar kompetensi lulusan dengan lengkap Kompetensi lulusan bisa didapat le$at kajian terhadap tiga unsur yaitu nilai,nilai yang di-anangkan oleh perguruan tinggi (uni3ersity 3alues)( 3isi keilmuan dari program studinya (s-ientifi- 3ision)( dan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan (need assesment) Kompetensi ini terbagi dalam tiga katagori yaitu kompetensi utama? kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya( yang kesemuanya akhirnya menjadi rumusan kompetensi lulusan program studi( sedangkan kompetensi pendukung adalah Seperti penjelasan kompetensi yang sebelumnya bah$a kompetensi utama merupakan kompetensi pen-iri lulusan sebuah ditambahkan oleh program studi sendiri untuk memperkuat kompetensi utamanya dan memberi -iri keunggulan program studi tersebut Sedang kompetensi lainnya adalah kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggiD program studi sendiri sebagai -iri lulusannya dan untuk memberi bekal lulusan agar mempunyai keluasan dalam memilih bidang kehidupan serta dapat meningkatkan kualitas hidupnya 4ntuk lebih jelas dapat diperhatikan /atriks tabel 4 di ba$ah ini

PROFIL / PERAN PERAN LUL LULUSAN

KOMPETE ETENSI YAN YANG SEHARUSNYA DIMILIKI


KOMPETEN SI PETENSI UTAM UTAMA KOMPETEN ETENSI P EN D U K U N G KOMPETEN ETENSI LAINNY NNYA

Tabel 4 /atrik hubungan antara Profil dan Kompetensi 7ulusan

.' Pen ka6ian kandun an elemen kom)eten%i ' Setelah semua kompetensi lulusan terumuskan( langkah selanjutnya adalah mengkaji apakah kompetensi tersebut telah mengandung kelima elemen kompetensi seperti yang di$ajibkan dalam Kepmendiknas 8o 04!D4D2002 Kelima elemen kompetensi tersebut adalah : (a) landasan kepribadian( (b) penguasaan ilmu dan keterampilan( (-) kemampuan berkarya( (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai( (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya Setiap kompetensi lulusan dianalisis apakah mengandung satu atau lebih elemen,elemen kompetensi tersebut 4ntuk menganalisis adanya muatan elemen kompetensi di setiap kompetensi( salah satu -ara yang bisa dilakukan adalah dengan menge-ek kemungkinan strategi pembelajaran yang akan diterapkan untuk men-apai kompetensi tersebut 0ika kompetensi mengandung elemen (a) landasan kepribadian yang lebih bersifat softskills( nantinya bisa diselipkan dalam bentuk hidden -urri-ulum 0ika kompetensi tersebut mengandung elemen (b) penguasaan ilmu dan ketrampilan ( maka bisa diajarkan dalam bentuk mata kuliah 0ika kompetensi mengandung elemen (-) kemampuan berkarya( maka kompetensi tersebut bisa ditempuh dengan praktek kerja tertentu( dan bila kompetensi tersebut mengandung elemen (d) sikap dan perilaku dalam berkarya( maka di dalam praktek kerja tersebut harus bermuatan sikap dan perilaku Terakhir( bila kompetensi tersebut mengandung elemen (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat( maka kompetensi tersebut bisa diperoleh dengan strategi praktek kerja di masyarakat Pemeriksaan keterkaitan rumusan kompetensi lulusan dengan elemen kompetensi ini dimaksudkan untuk meyakinkan bah$a kurikulum yang kita susun telah mempertimbangkan unsur,unsur dasar dari kurikulum yang disarankan oleh 48*S;< (learning to kno$( learning to do( learning to be( dan learning to li3e together) dan 4ndang,undang Sistem Pendidikan 8asional (landasan kepribadian) 1gar dapat lebih mudah dalam menganalisis elemen kompetensi ini dapat digunakan matriks pada tabel 4 di ba$ah ini

KAITAN KOMPETENSI DAN ELEMEN KOMPETENSI


KEL KELOMPOK KOM KOMPETENSI
6 % & * + V

RUMU SAN KOMP ETENSI

EL EM E N KOMPETEN ETENSI a
V

(TAMA

> = ? 7 6) 66

P1#D(K(#0

6% 6&

AI##@A

6* 6+

Tabel ! /atriks antara +umusan Kompetensi dengan *lemen Kompetensi dalam SK /endiknas 8o 04!D4D2002 D' Pemili,an ba,an ka6ian ' Setelah menganalisis selanjutnya elemen kompetensi maka langkah Bahan kajian

adalah menentukan bahan kajian yang akan dipelajari dalam sebelumnya

rangka men-apai kompetensi yang telah ditetapkan

adalah suatu bangunan ilmu( teknologi atau seni ( obyek yang dipelajari( yang menunjukkan -iri -abang ilmu tertentu( atau dengan kata lain menunjukkan bidang kajian atau inti keilmuan suatu program studi Bahan kajian dapat pula merupakan pengetahuanDbidang kajian yang akan dikembangkan sangat dipengaruhi ( keilmuan yang sangat potensial atau dibutuhkan masyarakat untuk masa datang Pilihan bahan kajian ini oleh 3isi keilmuan program studi yang bersangkutan( yang biasanya dapat diambil dari program pengembangan program studi (misalnya diambil dari pohon penelitian program studi) Tingkat keluasan ( kerin-ian( dan kedalaman bahan kajian ini merupakan pilihan otonom masyarakat ilmiah di program studi tersebut Bahan kajian bukan merupakan mata kuliah ;ontoh bahan kajian yang sering ditemui misalnya pada bidang agroteknologi adalah (=) .lmu Tanaman? (2) /edia Tanam? (%) Teknologi Tanaman? (4) 7ingkungan program studi psikologi (=) Psikologi dasar *ksperimen)? (2) Psikologi dll ;ontoh lain adalah pada dan (%) kajian (4mum Perkembangan?

Psikodiagnostik dan Psikometri? (4) Kajian Sosial? dll

E' Perkiraan dan )eneta)an beban 8%k%9 dan )embentukan mata kulia,' Selama ini pengertian sks hanya berkaitan dengan $aktu satu kegiatan pembelajaran( tanpa dikaitkan dengan 3ariabel lain 6anya ma-am kegiatan yang dideskripsikan Seperti pengertian = sks mata kuliah yang dilakukan dengan perkuliahan (-eramah) diartikan tiga ma-am kegiatan( yaitu kegiatan tatap muka selama !0 menit( kegiatan belajar terstruktur selama "0 menit( dan kegiatan belajar mandiri selama "0,=00 menit( semuanya dalam satuan perminggu( persemester Banyak program studi yang hanya menerima sks dari tahun ke tahun tanpa memahami -ara menetapkannya Selama ini perkiraan besarnya sks sebuah mata kuliah lebih banyak ditetapkan atas dasar pengalaman dan terutama menyangkut banyaknya bahan kajian yang harus disampaikan 6al ini bisa dimengerti karena selain sks hanya terkait dengan $aktu( kurikulum yang dilaksanakan adalah kurikulum berbasis isi (KB.)( serta kegiatannya lebih banyak berupa kuliahD-eramah (T;7) Sehingga besarnya sks suatu mata kuliah sepertinya menjadi hak dosen pengampunya( yaitu berdasar pada materi yang ia kuasai dan yang harus ia ajarkan 'engan paradigma KBK( maka seharusnyalah sks terkait dengan kompetensi yang harus di-apai Pengertian sks tetap berkaitan dengan $aktu ( hanya perkiraan besarnya sks sebuah mata kuliah atau suatu pengalaman belajar yang diren-anakan( dilakukan dengan menganalisis se-ara simultan beberapa 3ariabel( yaitu: (a)tingkat kemampuanDkompetensi yang ingin di-apai? (b) tingkat keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari ? (-) -araDstrategi pembelajaran yang akan diterapkan? (d) dan posisi (letak semester) suatu kegiatan pembelajaran dilakukan? dan (e) perbandingan terhadap keseluruhan beban studi di satu semester Sehingga dalam KBK yang lebih menitik beratkan pada kemampuanDkompetensi mahasis$anya( se-ara prinsip pengertian sks harus dipahami sebagai : waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk men apai kompetensi tertentu, dengan melalui suatu bentuk pembelajaran dan bahan kajian tertentu. 4ntuk itu diperlukan pemetaan hubungan kompetensi dan bahan kajian( seperti pada tabel " diba$ah ini

KAITAN RUMUSAN KOMPETENSI DENGAN BAHAN KAJIAN "YANG MEN!ADI KERANGKA KURIKULUM# BAHAN KAJIAN
Inti keilmuan "r$gram stu!i A B A D IPT1KS "en!ukung 1 F 0 IPT1KS "elngk" 2 I @ang !ikemb 4 K (ntuk ms !"n M Airi PT #

RUMUSAN KOMPETENSI
1 2 3 4 5 6 7 + / 10 11 12 K$%&e'e()* 1a*((2a K$%&e'e()* Pe(d,-,(. K$%&e'e()* U'a%a

Tabel " /atriks Kaitan Bahan Kajian dan Kompetensi 7ulusan :' Pembentukan mata kulia, Peta kaitan bahan kajian dan kompetensi ini se-ara simultan juga digunakan untuk analisis pembentukan sebuah mata kuliah 6al ini dapat ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan kajian serta kemungkinan efekti3itas pen-apaian kompetensi bila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah( dan dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat( seperti -ontoh pada tabel " berikut ini
MATRIKS HUBUNGAN BAHAN KAJIAN DAN KOMPETENSI DALAM BENTUK MATAKULIAH
KOMPETENSI A B . D E : G ( I J K
L M

AHAN KA!I AN 1 2 MK3 MK4 MK6 MK5 3 MK1 3 N MK2

MK1 & MK2 beda #enis bahan ka#ian dalam satu kompetensi MK3 tiga bahan ka#ian berkaitan dengan satu kompetensi MK5 & MK6 satu bahan ka#ian untuk mencapai banyak kompetensi

MK7

MATA KULIAH ADALAH UNGKUS DARI AHAN KA!IAN

Tabel & ;ontoh Penetapan /ata Kuliah

'ari -ontoh pembentukan mata kuliah seperti diatas( merangkai beberapa bahan kajian menjadi suatu mata kuliah dapat melalui beberapa pertimbangan yaitu : (a) adanya keterkaitan yang erat antar bahan kajian yang bila dipelajari se-ara terintergrasi diperkirakan akan lebih baik hasilnya? (b) adanya pertimbangan konteks keilmuan( artinya mahasis$a akan menguasai suatu makna keilmuan dalam konteks tertentu? (-) 1danya metode pembelajaran yang tepat yang menjadikan pen-apaian kompetensi lebih efektif dan efisien serta berdampak positif pada mahasis$a bila suatu bahan kajian dipelajari se-ara komprehensif dan terintegrasi 'engan demikian pembentukan mata kuliah mempunyai fleksibilitas yang tinggi( sehingga satu program studi sangat dimungkinkan mempunyai jumlah dan jenis mata kuliah yang sangat berbeda( karena dalam hal ini mata kuliah hanyalah bungkus serangkai bahan kajian yang dipilih sendiri oleh sebuah program studi G' Men$u%un %truktur kurikulum Setelah diperoleh perkiraan besarnya sks setiap mata kuliah( maka langkah selanjutnya adalah menyusun mata kuliah tersebut di dalam semester Penyajian mata kuliah dalam semester ini sering dikenal sebagai %truktur kurikulum Se-ara teoritis terdapat dua ma-am pendekatan struktur kurikulum( yaitu 8;9 )endekatan %erial? dan 8!9 )endekatan )arallel Pendekatan serial adalah pendekatan yang menyusun mata kuliah berdasarkan logika atau struktur keilmuannya Pada pendekatan serial ini( mata kuliah disusun dari yang paling dasar (berdasarkan logika keilmuannya) sampai di semester akhir yang merupakan mata kuliah lanjutan (ad3an-ed) Setiap mata kuliah saling berhubungan( dengan ditunjukkan dari adanya mata kuliah pre,re@uisite (prasyarat) /ata kuliah yang tersaji di semester a$al akan menjadi syarat bagi mata kuliah di atasnya Permasalahan yang sering mun-ul adalah siapa yang harus membuat hubungan antar mata kuliah antar semesterI /ahasis$a atau dosenI 0ika mahasis$a( mereka belum memiliki kompetensi untuk memahami keseluruhan kerangka keilmuan tersebut 0ika dosen( tidak ada yang menjamin terjadinya kaitan tersebut mengingat antara mata kuliah satu dengan yang lain diampu oleh dosen yang berbeda dan sulit dijamin adanya komunikasi yang baik antar dosen,dosen yang terlibat Kelemahan inilah yang menyebabkan lulusan dengan model struktur serial ini kurang memiliki kompetensi yang terintegrasi Sisi lain dari adanya mata kuliah prasyarat sering menjadi penyebab melambatnya kelulusan mahasis$a karena bila

salah satu mata kuliah prasyarat tersebut gagal dia harus mengulang di tahun berikutnya 5ambar 2 di ba$ah ini menyajikan -ontoh kurikulum serial

Pe(.,7*a( -e%a%&,a( -$%&8e9e()*: SO4IAL S4IEN4E5 ETHI4S5AND HUMINITIES Me(.e%ba(.-a( -e%a%&,a( &e8a(ca(.a(

AR4HITE4TURAL DESIGN

N4IPLE & AR4HITE4 RE THEOR

RIN4IPLE P

4IT 4ITY PLANNING AND EN6IRONMENT

UILDING S4IEN4E AND TE4HNOLOGY

DESIGN

STRU4TU

U PRI T

E R

Me1a'*9 -e'8a%&*1a( da)a8 &e8a(ca(.a(

Me1e'a-a( da)a8 IPTEKS

5ambar ! ;ontoh Struktur Kurikulum kombinasi serial,paralel 'engan demikian struktur kurikulum bisa disusun dengan lebih ber3ariasi 6anya yang terpenting bukan kebenaran strukturnya tetapi kurikulum harus dilihat sebagai program untuk men-apai kompetensi lulusan yang harus dilaksanakan Kurikulum bukan hanya sekedar dokumen saja( kurikulum sebagaimana diungkapkan dalam Kepmendiknas 8o 2%2D4D2000 adalah: ./urikulu pendidikan tinggi adalah seperangkat ren ana dan pengaturan engenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta ara penyampaian dan penilaian !ang digunakan sebagai pedo an pen!elenggaraan kegiatan bela'ar" enga'ar di perguruan tinggi*. <leh karenanya( kurikulum tidak hanya sekedar dilihat dari dokumen dan struktur kurikulumnya saja( namun perlu diikuti dengan pembelajarannya Perubahan kurikulum berarti juga perubahan pembelajaran terutama perubahan perilaku dan pola pikir dari peserta serta pelaku pembelajarannya( agar out-ome pembelajaran yang ditetapkan dapat benar,benar ter-apai

1I' PEMBELAJARAN DALAM KBK A' Kondi%i Pembela6aran di )er uruan tin i %aat ini Proses pembelajaran yang banyak dipraktekkan sekarang ini sebagian besar berbentuk penyampaian se-ara tatap muka (lecturing)( searah Pada saat mengikuti kuliah atau mendengarkan -eramah( mahasis$a akan kesulitan untuk mengikuti atau menangkap makna esensi materi pembelajaran( sehingga kegiatannya sebatas membuat -atatan yang kebenarannya diragukan Pola proses pembelajaran dosen aktif dengan Keadaan ini terjadi sebagai akibat mahasis$a pasif ini efektifitasnya rendah( dan tidak dapat menumbuhkembangkan proses partisipasi aktif dalam pembelajaran elemen,elemen terbentuknya proses partisipasi yang berupa( (i) dorongan untuk memperoleh harapan (effort)( (ii) kemampuan mengikuti proses pembelajaran( dan (iii) peluang untuk mengungkapkan materi pembelajaran yang diperolehnya di dunia nyataDmasyarakat tidak ada atau sangat terbatas .ntensitas pembelajaran mahasis$a umumnya meningkat (tetapi tetap tidak efektif)( terjadi pada saat,saat akhir mendekati ujian 1kibatnya mutu materi dan proses pembelajaran sangat sulit untuk diases 'osen menjadi pusat peran dalam pen-apaian hasil pembelajaran dan seakan,akan menjadi satu,satunya sumber ilmu Perbaikan pola pembelajaran ini telah banyak dilakukan dengan kombinasi lecturing( tanya,ja$ab( dan pemberian tugas( yang kesemuanya dilakukan berdasarkan Bpengalaman mengajarB dosen yang bersangkutan dan bersifat trial"error* 7uaran proses pembelajaran tetap tidak dapat diases( serta memerlukan $aktu lama pelaksanaan perbaikannya Pola pembelajaran di perguruan tinggi yang berlangsung saat sekarang perlu dikaji untuk dapat dipetakan pola keragamannya <leh karenanya perlu dilakukan perubahan dalam proses dan materi pembelajaran di perguruan tinggi tidak lagi berbentuk Teacher"Centered Content"Oriented (T;;<)% tetapi diganti dengan menggunakan prinsip Student"Centered Learning (S;7) yang disesuaikan dengan keadaan perguruan tingginya B' Peruba,an dari T.L 8T..O9 ke ara, S.L Pola pembelajaran yang terpusat pada dosen seperti yang dipraktekkan pada saat ini kurang memadai untuk men-apai tujuan pendidikan berbasis kompetensi Berbagai

alasan yang dapat dikemukakan antara lain adalah: (i) perkembangan .PT*K dan Seni yang sangat pesat dengan berbagai kemudahan untuk mengaksesnya merupakan materi pembelajaran yang sulit dapat dipenuhi oleh seorang dosen( (ii) perubahan kompetensi kekaryaan yang berlangsung sangat -epat memerlukan materi dan proses pembelajaran yang lebih fleksibel( (iii) kebutuhan untuk mengakomodasi <leh demokratisasi partisipatif dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi

karena itu pembelajaran ke depan didorong menjadi berpusat pada mahasis$a (S;7) dengan memfokuskan pada ter-apainya kompetensi yang diharapkan 6al ini berarti mahasis$a harus didorong untuk memiliki moti3asi dalam diri mereka sendiri( kemudian berupaya keras men-apai kompetensi yang diinginkan Ketiga alasan pergeseran pembelajaran yang diuraikan diatas merupakan alasan diluar esensi proses pembelajaran itu sendiri Bila ditinjau esensinya( pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma( yaitu paradigma dalam -ara kita memandang pengetahuan( paradigma bela'ar dan pe bela'aran itu sendiri Paradigma lama memandang pengetahuan sebagai sesuatu yang sudah jadi( yang tinggal dipindahkan ke orang lainDmahasis$a dengan istilah transfer of knowledge Paradigma baru( pengetahuan adalah sebuah hasil konstruksi atau bentukan dari orang yang belajar Sehingga belajar adalah sebuah proses men-ari dan membentukD mengkonstruksi pengetahuan( jadi bersifat aktif( dan spesifik -aranya Sedangkan dengan paradigma lama belajar adalah menerima pengetahuan( pasif( karena pengetahuan yang telah dianggap jadi tadi tinggal dipindahkan ke mahasis$a dari dosen( akibatnya bentuknya berupa penyampaian materi (-eramah) 'osen sebagai pemilik dan pemberi pengetahuan( mahasis$a sebagai penerima pengetahuan( kegiatan ini sering dinamakan pengajaran 'engan pola ini peren-anaan pengajarannya (5PPP dan S1P) lebih banyak mendeskripsikan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengajar( sedang bagi mahasis$a peren-anaan tersebut lebih banyak bersifat instruksi yang harus dijalankan Konsekuensi paradigma baru adalah dosen hanya sebagai fasilitator dan moti3ator dengan menyediakan beberapa strategi belajar yang memungkinkan mahasis$a (bersama dosen) memilih( menemukan dan menyusun pengetahuan serta -ara mengembangkan ketrampilannya ( ethod of in0uir! and discover!) 'engan paradigma inilah proses pembelajaran (learning pro-ess) dilakukan dengan S;7 'engan ilustrasi diba$ah ini akan lebih jelas perbedaan T;7

Tea0,er .entered Learnin

Bela#ar menerima pengetahuan ) Mahasis$a pasi dosen akti

Bela#ar adalah berubah (dari gemuk ke kurus) akti dengan cara yang dipilih sendiri

5ambar " .lustrasi perbedaan T;7 dan S;7 Se-ara lebih rin-i perbedaan antara metode pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Centered learning ( dan Student Centered Learning antara lain seperti berikut:

!"#$%"& $"'!"&"( )"#&'*'+


a Pengetahuan ditransfer dari dosen ke mahasis$a /ahasis$a menerima pengetahuan se-ara pasif 7ebih menekankan pada penguasaan materi Biasanya memanfaatkan media tunggal Gungsi dosen atau pengajar sebagai pemberi informasi utama dan e3aluator Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan se-ara terpisah /enekankan pada ja$aban yang benar saja

S!U("'! $"'!"&"( )"#&'*'+


/ahasis$a se-ara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya /ahasis$a se-ara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuan Tidak hanya menekankan pada penguasaan materi tetapi juga dalam mengembangkan karakter mahasis$a (life"long learning) /emanfaatkan banyak media ( ulti edia) Gungsi dosen sebagai fasilitator dan e3aluasi dilakukan bersama dengan mahasis$a Proses pembelajaran dan penilaian dilakukan saling berkesinambungan dan terintegrasi Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan Kesalahan dinilai dapat menjadi salah satu sumber belajar

b -

d e f g

h i j

Sesuai untuk mengembangkan ilmu dalam satu disiplin saja .klim belajar lebih indi3idualis dan kompetitif 6anya mahasis$a yang dianggap melakukan proses pembelajaran Perkuliahan merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran Penekanan pada bagaimana -ara dosen melakukan pembelajaran

Sesuai untuk pengembangan ilmu dengan -ara pendekatan interdisipliner .klim yang dikembangkan lebih bersifat kolaboratif( suportif dan kooperatif /ahasis$a dan dosen belajar bersama di dalam mengembangkan pengetahuan( konsep dan keterampilan /ahasis$a dapat belajar tidak hanya dari perkuliahan saja tetapi dapat menggunakan berbagai -ara dan kegiatan Penekanan pada pen-apaian kompetensi peserta didik dan bukan tuntasnya materi Penekanan pada bagaimana -ara mahasis$a dapat belajar dengan menggunakan berbagai bahan pelajaran( metode interdisipliner( penekanan pada proble based learning dan skill co petenc!*

l m

Tabel # +angkuman Perbedaan T;7 dan S;7 Pembelajaran menurut 44Sisdiknas no 2 tahun 200% dinyatakan bah$a yang dimaksud dengan pembelajaran adalah interaksi antara pendidik( peserta didik( dan sumber belajar( di dalam lingkungan belajar tertentu Sehingga dengan mendeskripsikan setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran tersebut dapat ditengarai -iri pembelajaran yang berpusat pada sis$a (student -entered learning) seperti pada gambar & diba$ah ini

DOSEN
TERANCANG DAN KONTEKTUAL

SE AGAI ;ASILITATOR DAN MOTI6ATOR

INTE NTERAKS RAKSI

MENITIK ERATKAN PADA METHOD O; IN<UIRY & DIS4O6ERY

SUMBER BELAJAR
MULTI DEMENSI

MAHASISWA

MENUN!UKKAN KINER!A KREATI; "KOGNITI;5PSIKOMOTOR5 A;EKTI;5YANG UTUH#

en!r$

5ambar & Skema Student ;entered 7earning

'i dalam proses pembelajaran S;7( dosen masih memiliki peran yang penting seperti dalam rin-ian tugas berikut ini : a b Bertindak sebagai fasilitator dan moti3ator dalam proses pembelajaran /engkaji kompetensi matakuliah yang perlu dikuasai mahasis$a di akhir pembelajaran /eran-ang strategi dan lingkungan pembelajaran dengan menyediakan berbagai pengalaman belajar yang diperlukan mahasis$a dalam rangka men-apai kompetensi yang dibebankan pada matakuliah yang diampu d e /embantu mahasis$a mengakses informasi( menata dan memprosesnya untuk dimanfaatkan dalam meme-ahkan permasalahan nyata /engidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasis$a yang rele3an dengan kompetensinya Sementara itu( peran yang harus dilakukan mahasis$a dalam pembelajaran S;7 adalah: a b d /engkaji kompetensi matakuliah yang dipaparkan dosen /engkaji strategi pembelajaran yang dita$arkan dosen /embuat ren-ana pembelajaran untuk matakuliah yang diikutinya Belajar se-ara aktif (dengan -ara mendengar( memba-a( menulis( diskusi( dan terlibat dalam peme-ahan masalah serta lebih penting lagi terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi seperti analisis( sintesis dan e3aluasi)( baik se-ara indi3idu maupun berkelompok e /engoptimalkan kemampuan dirinya

1II' MODEL/MODEL PEMBELAJARAN DALAM KBK Terdapat beragam metode pembelajaran untuk S;7( di antaranya adalah: (=) S all 3roup 4iscussion2 &5( 6ole"7la! 8 Si ulation2 &9( Case Stud!2 (4) 4iscover! Learning &4L(2 &:( Self"4irected Learning &S4L(2 &-( Cooperative Learning &CL(2 &;( Collaborative Learning &CbL(2 &<(Conte$tual Instruction &CI(2 &,( 7ro'ect =ased Learning &7'=L(2 dan &+>( 7roble =ased Learning and In0uir! &7=L(* Selain kesepuluh model tersebut( masih banyak model pembelajaran lain yang belum dapat disebutkan satu persatu( bahkan setiap pendidikDdosen dapat pula mengembangkan model pembelajarannya sendiri

Berikut akan di%am)aikan %atu )er%atu ke%e)ulu, model )embela6aran di ata%' #. Small +roup (is ussion 'iskusi adalah salah satu elemen belajar se-ara aktif dan merupakan bagian dari banyak model pembelajaran S;7 yang lain( seperti ;7( ;b7( PB7( dan lain,lain /ahasis$a peserta kuliah diminta membuat kelompok ke-il (! sampai =0 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh dosen atau bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut 'engan akti3itas kelompok ke-il( mahasis$a akan belajar: (a) /enjadi pendengar yang baik? (b) Bekerjasama untuk tugas bersama? (-) /emberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif? (d) /enghormati perbedaan pendapat? (e) /endukung pendapat dengan bukti? dan (f) /enghargai sudut pandang yang ber3ariasi (gender( budaya( dan lain,lain) 1dapun akti3itas diskusi kelompok ke-il dapat berupa: (a) /embangkitkan ide? (b) /enyimpulkan poin penting? (-) /engases tingkat skill dan pengetahuan? (d) /engkaji kembali topik di kelas sebelumnya? (e) /enelaah latihan( 0ui?( tugas menulis? (f) /emproses outco e pembelajaran pada akhir kelas? (g) /emberi komentar tentang jalannya kelas? (h) /embandingkan teori( isu( dan interpretasi? (i) /enyelesaikan masalah? dan (j) =rainstro ing* B' Simula%i2Demon%tra%i Simulasi adalah model yang memba$a situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas /isalnya untuk mata kuliah aplikasi instrumentasi( mahasis$a diminta membuat perusahaan fiktif yang bergerak di bidang aplikasi instrumentasi( kemudian perusahaan tersebut diminta melakukan hal yang sebagaimana dilakukan oleh perusahaan sesungguhnya dalam memberikan jasa kepada kliennya( misalnya melakukan proses bidding( dan sebagainya Simulasi dapat berbentuk: (a) Permainan peran (role pla!ing) 'alam -ontoh di atas( setiap mahasis$a dapat diberi peran masing,masing( misalnya sebagai direktur( engineer( bagian pemasaran dan lain,lain? (b) Si ulation e$ercices and si ulation ga es2 dan (-) /odel komputer Simulasi dapat mengubah -ara pandang ( indset) mahasis$a( dengan jalan: (a) /empraktekkan kemampuan umum (misal komunikasi 3erbal J non3erbal)? (b) /empraktekkan kemampuan khusus? (-) /empraktekkan kemampuan tim? (d)

/engembangkan

kemampuan

menyelesaikan

masalah

(proble "solving)?(e)

/enggunakan kemampuan sintesis? dan (f) /engembangkan kemampuan empati $. (is o,ery )earning 8DL9 '7 adalah metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan informasi yang tersedia( baik yang diberikan dosen maupun yang di-ari sendiri oleh mahasis$a( untuk membangun pengetahuan dengan -ara belajar mandiri (. Self-(ire ted )earning 8SDL9 S'7 adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif indi3idu mahasis$a sendiri 'alam hal ini( peren-anaan( pelaksanaan( dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani( dilakukan semuanya oleh indi3idu yang bersangkutan Sementara dosen hanya bertindak sebagai fasilitator( yang memberi arahan( bimbingan( dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan indi3idu mahasis$a tersebut /etode belajar ini bermanfaat untuk menyadarkan dan memberdayakan mahasis$a( bah$a belajar adalah tanggungja$ab mereka sendiri 'engan kata lain( indi3idu mahasis$a didorong untuk bertanggungja$ab terhadap semua fikiran dan tindakan yang dilakukannya /etode pembelajaran S'7 dapat diterapkan apabila asumsi berikut sudah terpenuhi Sebagai orang de$asa( kemampuan mahasis$a semestinya bergeser dari orang yang tergantung pada orang lain menjadi indi3idu yang mampu belajar mandiri Prinsip yang digunakan di dalam S'7 adalah: (a) Pengalaman merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat? (b) Kesiapan belajar merupakan tahap a$al menjadi pembelajar mandiri? dan (-) <rang de$asa lebih tertarik belajar dari permasalahan daripada dari isi matakuliah Pengakuan( penghargaan( dan dukungan terhadap proses belajar orang de$asa perlu di-iptakan dalam lingkungan belajar 'alam hal ini( dosen dan mahasis$a harus memiliki semangat yang saling melengkapi dalam melakukan pen-arian pengetahuan

". $ooperati,e )earning 8.L9 ;7 adalah metode belajar berkelompok yang diran-ang oleh dosen untuk

meme-ahkan suatu masalahDkasus atau mengerjakan suatu tugas Kelompok ini terdiri atas beberapa orang mahasis$a( yang memiliki kemampuan akademik yang beragam /etode ini sangat terstruktur( karena pembentukan kelompok( materi yang dibahas( langkah,langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan( semuanya ditentukan dan dikontrol oleh dosen /ahasis$a dalam hal ini hanya mengikuti prosedur diskusi yang diran-ang oleh dosen Pada dasarnya ;7 seperti ini merupakan perpaduan antara teacher"centered dan student"centered learning ;7 bermanfaat untuk membantu menumbuhkan dan mengasah: (a) kebiasaan belajar aktif pada diri mahasis$a? (b) rasa tanggungja$ab indi3idu dan kelompok mahasis$a? (-) kemampuan dan keterampilan bekerjasama antar mahasis$a? dan (d) keterampilan sosial mahasis$a .. $ollaborati,e )earning 8.bL9 ;b7 adalah metode belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antar mahasis$a yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok /asalahDtugasDkasus memang berasal dari dosen dan bersifat open ended( tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat( prosedur kerja kelompok( penentuan $aktu dan tempat diskusiDkerja kelompok( sampai dengan bagaimana hasil diskusiDkerja kelompok ingin dinilai oleh dosen( semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok +. $onte/tual *nstru tion 8.I9 ;. adalah konsep belajar yang membantu dosen mengaitkan isi matakuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari,hari dan memoti3asi mahasis$a untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari,hari sebagai anggota masyarakat( pelaku kerja profesional atau manajerial( entrepreneur( maupun investor Sebagai -ontoh( apabila kompetensi yang dituntut matakuliah adalah mahasis$a dapat menganalisis faktor,faktor yang mempengaruhi proses transaksi jual beli( maka dalam

pembelajarannya( selain konsep transaksi ini dibahas dalam kelas( juga diberikan -ontoh( dan mendiskusikannya /ahasis$a juga diberi tugas dan kesempatan untuk terjun langsung di pusat,pusat perdagangan untuk mengamati se-ara langsung proses transaksi jual beli tersebut( atau bahkan terlibat langsung sebagai salah satu pelakunya( sebagai pembeli( misalnya Pada saat itu( mahasis$a dapat melakukan pengamatan langsung( mengkajinya dengan berbagai teori yang ada( sampai ia dapat menganalis faktor,faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya proses transaksi jual beli 6asil keterlibatan( pengamatan dan kajiannya ini selanjutnya dipresentasikan di dalam kelas( untuk dibahas dan menampung saran dan masukan lain dari seluruh anggota kelas Pada intinya dengan ;.( dosen dan mahasis$a memanfaatkan pengetahuan se-ara bersama,sama( untuk men-apai kompetensi yang dituntut oleh matakuliah( serta memberikan kesempatan pada semua orang yang terlibat dalam pembelajaran untuk belajar satu sama lain %. 0roje t-1ased )earning 8P6BL9 PjB7 adalah metode belajar yang sistematis( yang melibatkan mahasis$a dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pen-arianDpenggalian (in0uir!) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang diran-ang dengan sangat hati,hati *. 0roblem-1ased )earning2*n3uiry 8PBL2I9 PB7D. adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasis$a harus melakukan pen-arianDpenggalian informasi (in0uir!) untuk dapat meme-ahkan masalah tersebut Pada umumnya( terdapat empat langkah yang perlu dilakukan mahasis$a dalam PB7D.( yaitu: (a) /enerima masalah yang rele3an dengan salah satuDbeberapa kompetensi yang dituntut matakuliah( dari dosennya? (b) /elakukan pen-arian data dan informasi yang rele3an untuk meme-ahkan masalah? (-) /enata data dan mengaitkan data dengan masalah? dan (d) /enganalis strategi peme-ahan masalahPB7D. adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasis$a harus melakukan pen-arianDpenggalian informasi (in0uir!) untuk dapat meme-ahkan masalah tersebut

(RAIA# RI#0KAS AIRI B1B1RAPA M9D1 B1 A4AR


#$ ; M 9D1 B1 A4 AR Small 0r$u" Dis.ussi$n @A#0 A#0 DI AK (K A# M A2ASIS <A 7 membentuk kelom$ok ,58127 memili# ba#an diskusi 7 me$resentasikan $a$er dan mendiskusikan di kelas 7 mem$ela(ari dan men(alankan suatu $eran 0ang ditugaskan ke$adan0a. 7 atau mem$raktekan:men6oba berbagai model ,kom$uter0ang tela# disia$kan. + Dis.$;ery earning 7 men6ari; mengum$ulkan; dan men0usun in%ormasi 0ang ada untuk mendeskri$sikan suatu $engeta#uan. @ A#0 A#0 DI AK (K A# D9S 1# 7 /embuat ran6angan ba#an dikusi dan aturan diskusi. 7 /en(adi moderator dan sekaligus mengulas $ada setia$ ak#ir sesion diskusi ma#asis9a. 7 /eran6ang situasi: kegiatan 0ang miri$ dengan 0ang sesunggu#n0a; bisa beru$a bermain $eran; model kom$uter; atau berbagai lati#an simulasi. 7 /emba#as kiner(a ma#asis9a. 7 /en0ediakan data; atau $etun(uk ,metode- untuk menelusuri suatu $engeta#uan 0ang #arus di$ela(ari ole# ma#asis9a. 7 /emeriksa dan memberi ulasan ter#ada$ #asil bela(ar mandiri ma#asis9a.

Simulasi

#$ 3

M9D1 B1 A4AR Self-Dire.te! earning

@A#0 DI AK(KA# MA2ASIS<A 7 meren6anakan kegiatan bela(ar; melaksanakan; dan menilai $engalaman bela(arn0a sendiri. 7 /emba#as dan men0im$ulkan masala#: tugas 0ang diberikan dosen se6ara berkelom$ok.

@A#0 DI AK(KA# D9S1# 7 sebagai %asilitator. memberi ara#an; bimbingan; dan kon%irmasi ter#ada$ kema(uan bela(ar 0ang tela# dilakukan indi<idu ma#asis9a . 7 meran6ang dan dimonitor $roses bela(ar dan #asil bela(ar kelom$ok ma#asis9a. 7 /en0ia$kan suatu masala#: kasus atau bentuk tugas untuk diselesaikan ole# ma#asis9a se6ara berkelom$ok. 7 /eran6ang tugas 0ang bersi%at o$en ended. 7 Sebagai %asilitator dan moti<ator.

A$$"erati;e earning

<

A$llab$rati;e earning

7 Beker(a sama dengan anggota kelom$okn0a dalam menger(akan tugas 7 /embuat ran6angan $roses dan bentuk $enilaian berdasarkan konsensus kelom$okn0a sendiri.

Tabel =' Rin ka%an Model Pembela6aran 8a9

#$ >

M9D1 B1 A4AR A$nteBtual Instru.ti$n

@A#0 DI AK(KA# MA2ASIS<A 7 /emba#as konse$ ,teorikaitann0a dengan situasi n0ata 7 /elakukan studi la$ang: ter(un di dunia n0ata untuk mem$ela(ari kesesuaian teori.

B1#T(K K10IATA# B1 A4AR 7 /en(elaskan ba#an ka(ian 0ang bersi%at teori dan mengkaitkann0a dengan situasi n0ata dalam ke#idu$an se#ari8#ari; atau ker(a $ro%esional; atau mana(erial; atau entre$reneurial. 7 /en0usun tugas untuk studi ma#asis9a ter(un ke la$angan

Pr$,e.t Base! earning

7 /enger(akan tugas ,beru$a 7 /eran6ang suatu tugas ,$ro0ek$ro0ek- 0ang tela# 0ang sistematik agar ma#asis9a diran6ang se6ara bela(ar $engeta#uan dan ketram$ilan sistematis. melalui $roses $en6arian: $enggalian ,in=uir0-; 0ang terstruktur 7 /enun(ukan kiner(a dan dan kom$leks. mem$ertanggung (a9abkan #asil ker(an0a di %orum. 7 /erumuskan dan melakukan $roses $embimbingan dan asesmen. 7 Bela(ar dengan menggali: men6ari in%ormasi ,in=uir0serta meman%aatkan in%ormasi tersebut untuk meme6a#kan masala# %aktual: 0ang diran6ang ole# dosen . 7 /eran6ang tugas untuk men6a$ai kom$etensi tertentu 7 /embuat $etun(uk,metode- untuk ma#asis9a dalam men6ari $eme6a#an masala# 0ang di$ili# ole# ma#asis9a sendiri atau 0ang diteta$kan.

Pr$blem Base! earning

Tabel =0 +ingkasan /odel Pembelajaran (b)

1III' MEN5USUN REN.ANA PEMBELAJARAN Tugas pertama yang harus dikerjakan dosen dalam pembelajaran adalah menyusun ren-ana pembelajarannya Bentuk ran-angan pembelajaran yang laKim terdiri dari 5aris,garis Besar peren-anaan Pengajaran (5BPP) yang merupakan ren-ana kegiatan pengajaran selama satu semester( dan Satuan 1-ara Pengajaran (S1P) yang merupakan rin-ian kegiatan disetiap minggunya atau setiap kegiatan tatap muka 5BPP disusun berdasarkan 1nalisis instruksional yang merupakan rangkaian pen-apaian tujuan instruksionalD tujuan pengajaran +umusan tujuan instruksional lebih banyak pada ranah kognitif ( karena ren-ana ini sangat dipengaruhi paradigma lama (yang telah diuraikan diatas) sehingga kegiatan yang disusun sebagian besar berupa perkuliahanD -eramah yang diakhiri dengan ujian tulis baik di tengah semester atau di akhir semester 'isini kegiatan pengajaran sebagai proses dipisahkan dengan hasil belajar Se-ara sistem semua uraian diatas tergambarkan dalam gambar # berikut ini

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN

GBPP SAP

HASIL BELAJAR

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN en!r$

Gambar #' Si%tem )embela6aran 8;9' 'alam konsep KBK yang diusulkan( peren-anaan pembelajaran didasarkan pada paradigma baru seperti yang telah diuraikan sebelumnya Perbedaan yang sangat mendasar adalah proses pembelajaran tidak terpisahkan dengan hasil belajar( tetapi menjadi siklus yang lebih pendek yaitu dengan mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi Sehingga ujian akhir semester yang dinilai sebagai hasil belajar menjadi tidak penting lagi( karena dikembangkannya bentuk assesment yang lebih menekankan pada proses dan sekaligus hasil belajar (lihat gambar > : Sistem Pembelajaran 2 dan 5ambar =0: ;ontoh Peren-anaan S;7)

PERENCANAAN 5P A#8

PELAKSANAAN 5D98

PENGEMBANGAN 5AAT8

KURIKULUM

Ga8*) e)a8 Re(ca(a Pe%b178(

D$)e(

S,%be8 be1a7a8

Ma9a)*)=a

Pe(.e% ba(.a( Pe%be1a 7a8a(

5A21AK8

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN en!r$

5ambar > Sistem pembelajaran (2)

REKONSTRUKSI MATA KULIAH

KURIKULUM

KULIAH DAN TUTORIAL

Bahan kaj ian A

Bah an kaj ian B

Bah an kaj ian C

Bah an kaj ian D

KOMPETENSI

KOMPETEN

Ke%a%&,a( a
TUGAS & PRESENTASI

Ke%a%&,a( b
PRAKTIKUM

Ke%a%&,a( c
SEMINAR

Ke%a%&,a( d
MEMBUAT MODEL

endro$3ai> its.a6.id

5ambar =0 ;ontoh +an-angan Pembelajaran S;7 dalam KBK 'an dengan bentuk pembelajaran S;7 seperti yang telah di-irikan dalam gambar (")( maka peren-anaan pembelajaran akan berisi rin-ian pengalaman belajar mahasis$a( apa yang harus mahasis$a kerjakan dan hasilkan Terkait dengan struktur kurikulum yang telah tersusun sebelumnya( maka suatu mata kuliah telah ditetapkan posisi semesternya( beban sks( serta kompetensi,kompetensi yang dibebankan atau harus di-apai oleh mahasis$a setelah pembelajaran mata kuliah ini dijalaninya /aka peren-anaan pembelajaran suatu mata kuliah akan memuat : (a) rumusan kemampuan akhir yang harus di-apai disetiap tahapan pembelajaran yang bila semua tahap telah dilakukan diharapkan kompetensinya bisa ter-apai? (b) $aktu yang disediakan untuk mendapatkan kemampuan tahapan tadi? (-) strategiDbentuk pembelajaran yang diterapkan untuk men-apai kemampuan akhir tiap tahapan? (d) bahan kajian tiap tahap? (e) kriteria penilaian yang terkait dengan kemampuan akhir yang diharapkan untuk setiap kegiatan pembelajaran? dan (f) bobot nilai di tiap tahap pembelajaran ;ontoh format ran-angan pembelajaran ini dapat disimak pada gambar == diba$ah ini

RENCANA PEMBELAJARAN KBK


Mata kuliah : .. Sem K$!e : sks : . 4urusan : .. ... D$sen : . K9MP1T1#SI : .
(1) MINGGU KE (2) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (3) MATERI PEMBELA JARAN (4) BENTUK PEMBELA JARAN (5) KRITERIA (indik !"#) PENILAIAN ($) BOBOT NILAI

en!r$

5ambar == Gormat +en-ana Pembelajaran KBK

CARA MENGISI RENCANA PEMBELAJARAN


#9M9R K9 9M

4(D( K9 9M
MINGGU KE KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

P1#41 ASA# P1#0ISIA#


/enun(ukan ka$an suatu kegiatan dilaksanakan; 0akni mulai minggu ke 1 sam$ai ke 1 ,satu semester -,bisa 1:1:3:' mingguan-. 5umusan kemam$uan dibidang kogniti%; $sikomotorik ; dan a%ekti% diusa#akan lengka$ dan utu# ,#ard skills ? so%t skills-. /eru$akan ta#a$an kemam$uan 0ang di#ara$kan da$at men6a$ai kom$etensi mata kulia# ini diak#ir semester. Bisa diisi $okok ba#asan : sub $okok ba#asan; atau to$ik ba#asan. ,dengan asumsi tersedia diktat:modul a(ar untuk setia$ $okok ba#asanbisa beru$a @ 6erama#; diskusi; $resentasi tugas; seminar; simulasi; res$onsi; $raktikum; lati#an; kulia# la$ang; $raktek bengkel; sur<ai la$angan; bermain $eran;atau gabungan berbagai bentuk. Peneta$an bentuk $embela(aran didasarkan $ada kenis6a0aan ba#9a kemam$uan 0ang di#ara$kan diatas akan ter6a$ai dengan bentuk: model $embela(aran tersebut. berisi @ indikator 0ang da$at menun(ukan $en6a$aian kemam$uan 0ang di6anangkan; atau unsur kemam$uan 0ang dinilai ,bisa kualitati% misal kete$atan analisis; kera$ian sa(ian; Kreati%itas ide; kemam$uan komunikasi; (uga bisa (uga 0ang kuantitati% @ ban0akn0a kuti$an a6uan : unsur 0ang diba#as; kebenaran #itungan-. disesuaikan dengan 9aktu 0ang digunakan untuk memba#as atau menger(akan tugas; atau besarn0a sumbangan suatu kemam$uan ter#ada$ $en6a$aian kom$etensi mata kulia# ini.
en!r$

6 %

& *

MATERI PEMBELAJARAN BENTUK PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN (indik !"#) BOBOT NILAI

>

5ambar =2 ;ara pengisisian Gormat +en-ana Pembelajaran KBK

'isamping ran-angan pembelajaran satu semester seperti diatas( diperlukan peren-anaan atau panduan tugas,tugas yang harus dikerjakan oleh mahasis$a dalam men-apai suatu kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam suatu tahapan pembelajaran Seperti format diba$ah ini
FORMAT RANCANGAN TUGAS
MATA KULIAH SEMESTER MINGGU KE > .. > sks :. > ............................. Tugas ke * .........

6. T(4(A# T(0AS : ............................................................................................................ .. %. (RAIA# T(0AS : a. 3b0ek gara$an @ .. b. Aang #arus diker(akan dan )eskri$si batasan8batasan luaran tugas @ 0ang 6. /etode: 6ara $enger(aan; digunakan @ ........................ d. di#asilkan: diker(akan @ . &. KRIT1RIA P1#I AIA# : a. B b. B 6. B
en!r$

a6uan 0ang

5ambar =% Gormat +an-angan Tugas

PENJ PENJELA ELASAN SAN FORMAT TUGAS :


6. T(4(A# T(0AS :
adala# rumusan kemam$uan 0ang di#ara$kan da$at di6a$ai ole# ma#asis9a bila ia ber#asil menge(akan tugas ini ,#ard skill dan so%t skill-

%. (RAIA# T(0AS : a. 9byek gara"an : berisi deskri$si ob0ek material 0ang akan distudi dalam tugas ini
,misal tentang $en0akit kulit: mane(emen 5S: narkoba: ba0i: $era9atan darurat: dll-

b. @ang harus !iker,akan !an batasan-batasan :


uraian besaran; tingkat kerumitan; dan keluasan masala# dari ob0ek material 0ang #arus distudi; tingkat keta(aman dan kedalaman studi 0ang distandarkan. ,misal tentang $era9atan ba0i$rematur; distudi tentang #al 0ang $erlu di$er#atikan; s0arat8s0arat 0ang #arus di$enu#i 8 ke6ermatan; ke6e$atan; kebenaran $rosedur ;dll- Bisa (uga diteta$kan #asiln0a #arus di$resentasi di %orum diskusi: seminar.

.. Met$!e' .ara "enger,aan tugas :


beru$a $etun(uk tentang teori :teknik : alat 0ang sebaikn0a digunakan; alternati% langka#8langka# 0ang bisa ditem$u#; data dan buku a6uan 0ang 9a(ib dan 0ang disarankan untuk digunakan; ketentuan diker(akan se6ara kelom$ok: indi<idual.

!. Deskri"si luaran tugas yang !ihasilkan :


adala# uraian tentang bentuk #asil studi: kiner(a 0ang #arus ditun(ukkan:disa(ikan ,misal #asil studi tersa(i dalam $a$er minimum 12 #alaman termasuk skema; tabel dan gambar; dengan ukuran kertas kuarto; diketik dengan t0$e dan besaran #uru% 0ang tertentu; dan mungkin dilengka$i sa(ian dalam bentuk C) dengan %ormat $o9er$oint-.

&. KRIT1RIA P1#I AIA# :


berisi butir8butir indikator 0ang da$at menun(ukan tingkat keber#asilan ma#asis9a dalam usa#a men6a$ai kom$etensi 0ang tela# dirumuskan.
en!r$

5ambar =4 ;ara /engisi Gormat +an-angan Tugas

MEMILI( METODE PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN S.L Pada dasarnya proses membuat ran-angan pembelajaran adalah memilih metode pembelajaran yang tepat agar men-apai kompetensi yang ditetapkan 'alam memilih metode pembelajaran perlu diperhatikan kaitan antar unsur,unsur berikut( yaitu: (=) /ahasis$a? (2) /ateri ajarDbahan kajian? dan (-) SaranaDalat pembelajaran Kaitan pertama adalah hubungan antara mahasis$a dengan bahan kajian yang akan dipelajari( aspek yang penting adalah mengukur tingkat kesulitan atau kompleksitas bahan kajian terhadap tingkat kemampuan mahasis$a yang akan belajar /ahasis$a tahun ketiga diasumsikan berbeda tingkat kemampuannya dengan mahasis$a di tahun pertama( sehingga bahan kajian yang sulit harus di-ari -ara yang lebih tepat yang sesuai dengan tingkat kemampuan agar mahasis$a bisa belajar dengan baik dalam men-apai kompetensinya Kedua adalah kaitan antara mahasis$a dengan sarana pembelajaran( perlu diperhatikan tingkat efisiensinya Beda jumlah mahasis$a per kelas tentu beda dalam menetapkan saranaDalat pembelajaran yang digunakan agar efisien dalam men-apai kompetensi /isal pemberian ringkasan kuliah untuk jumlah mahasis$a yang besar kemudian dibahas berkelompok akan lebih efektif dari pada di-eramahkan( bila yang akan di-apai adalah penguasaan teoritis Ketiga adalah kaitan antara tingkat kesulitan dan ma-am bahan kajianD keilmuan dengan sarana pembelajaran yang dipilih Sebagai -ontoh( bila mengajarkan $arna namun tidak menggunakan alat tayang 3isual( maka pembelajaran $arna tersebut menjadi tidak dapat diserap mahasis$a dengan baik 'engan mempertimbangkan ketiga kaitan tersebut( yang tetap menjadi fokus dalam memilih metode pembelajaran adalah kesesuaian dengan kemampuanD kompetensi (learning out-ome) yang ingin di-apai dari suatu tahapan pembelajaran (lihat gambar =! : kaitan unsur dalam memilih metode pembelajaran) Kompetensi dalam proses pendidikan dipahami sebagai gabungan kemampuan kognitif( psikomotor( dan afektif yang ter-ermin dalam perilaku 1tau dalam dunia kerja digunakan istilah gabungan hardskills dan softskills dimana hardskill dimaksudkan sebagai kemampuan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (kemampuan teknis)( sedang softskills dimaknai sebagai kemampuan interpersonal dan intrapersonal (non teknis) Sehingga dalam pembelajaran yang mengarah ter-apainya kompetensi akan dipilih model pembelajaran yang selain dapat menghasilkan hardskills juga harus dapat menumbuhkan softskills pada anak didik 'an kesepuluh model pembelajaran yang telah

diuraikan diatas akan dapat menghasilkan kemampuan hardskills dan softskills (7ihat gambar =")

SARA#A' A AT

E7ekti?ita%
K9MP1T1#SI MAT1RI A4AR' BA2A# KA4IA#

E7i%ien%i

MA2ASIS<A

Tin kat ke%ukaran @ tin kat kemam)uan

5ambar =! : Kaitan unsur dalam memilih metode pembelajaran

MEMILIH METO ETODE/ BENTUK/ MODE ODEL PEM PEMBELAJA LAJARAN


RUMU%AN KOMPETEN%I (&"n!"')

M1T9D1' M9D1 P1MB1 A4ARA#


CERAMAH %EMINAR ( DI%KU%I PRAKTIKUM
PROBLEM BA%E LEARNING PROJECT BA%E LEARNING COLLABORATI)E LEARNING %IMULA%I *+

K,- -./ n k"-/nik 0i P,n1/ 0 n #/-/0 M -./ B,#,n n1

M$!el- m$!el "embela,aran !engan "en!ekatan SA

6. %. &. *. +. >. =. ?. 7. 6).

Small 0r$u" Dis.ussi$n R$le-Play C Simulati$n Aase Stu!y Dis.$;ery earning 5D 8 Self-Dire.te! earning 5SD 8 A$$"erati;e earning 5A 8 A$llab$rati;e earning 5Ab 8 A$nteBtual Instru.ti$n 5AI8 Pr$,e.t Base! earning 5P,B 8 Pr$blem Base! earning an! InDuiry 5PB 8

endro

5ambar =" Pemilihan metode pembelajaran IA' ALTERNATI: PENILAIAN KEMAMPUAN ANAK DIDIK Penilaian adalah tugas dosen yang dipandang -ukup sulit bagi dosen Beberapa permasalahan sering mun-ul dalam proses penilaian( diantaranya adalah:

=) Pemberian angka pada hasil belajar mahasis$a apakah termasuk penilaianI Banyak di antara dosen yang terjebak hanya memberikan angka pada proses penilaiannya Padahal esensi dari penilaian adalah memberikan umpan balik pada kinerjaDkompetensi yang ditunjukkan mahasis$a agar dapat mengarah pada keter-apaian output dan out-ome pembelajaran 1ngka bukanlah tujuan akhir dari penilaian 2) 0enis kemampuan apa yang kita nilai dari mahasis$aI 'osen sering mengalami kesulitan untuk menilai kemampuan sis$a Tidak jarang dosen kurang mampu membedakan kemampuan akhir yang akan dinilainya Sebagai -ontoh( pada saat dosen hendak menilai kognitif( sering dipengaruhi oleh kemampuan afeksi mahasis$a seperti sikap dan penampilan mahasis$a %) 1pakah teknik penilaian yang kita jalankan sudah tepat sesuai kemampuan mahasis$a se-ara nyata dan benarI 'osen juga sering mengalami kesulitan dalam menentukan metode penilaian yang tepat untuk menilai kompetensi tertentu /isalnya( pada saat dosen menilai psikomotor( masih sering dilakukan se-ara ujian tertulis 4) Bagaimana -ara penilaian: paperDkarangan( syair /atematika( maket( patung( ujian tulisDuraian( apakah sama -aranyaI !) 1pakah tes dan ujian tulis merupakan satu,satunya -ara yang tepat untuk melihat kemampuanDkompetensi mahasis$aI /asih banyak diantara dosen yang selalu menggunakan metode ujian tertulis mulai dari a$al penilaian sampai ujian akhir /elihat sedemikian rumitnya permasalahan penilaian( maka di dalam pembelajaran S;7 untuk men-apai kompetensi maka diajukan model penilaian se-ara rubrik +ubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam menilai dan memberi tingkatan dari hasil pekerjaan mahasis$a +ubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan mahasis$a dengan panduan untuk menge3aluasi masing,masing karakteristik tersebut dalam proses penilaian adalah: = 2 % 4 +ubrik menjelaskan deskripsi tugas +ubrik memberikan informasi bobot /ahasis$a memperoleh umpan balik yang -epat dan akurat Penilaian lebih objektif dan konsisten /anfaat pemakaian rubrik di

Se-ara konseptual rubrik memiliki tiga (%) ma-am bentuk( yaitu (a) +ubrik deskriptif? (b) +ubrik holistik? dan (%) +ubrik skala persepsi 'i dalam pembelajaran sering menggunakan

rubrik deskriptif dan rubrik holistik Sementara rubrik skala persepsi sering digunakan untuk melakukan penelitian atau sur3ai A' Rubrik De%kri)ti7 +ubrik deskriptif memiliki empat komponen atau bagian( yaitu deskripsi tugas( skala nilai( dimensi( dan deskripsi dimensi Bentuk umum rubrik deskriptif ditunjukkan pada 5ambar =& Keempat komponen tersebut adalah (=) De%kri)%i tu a%: menjelaskan tugas atau objek yang akan dinilai atau die3aluasi 'eskripsi tugas ini harus benar,benar jelas agar mahasis$a memahami tugas yang diberikan? (2) Skala nilai: menyatakan tingkat -apaian mahasis$a dalam mengerjakan tugas untuk dimensi tertentu Skala nilai biasanya dibagi menjadi beberapa tingkat( misalnya dibagi menjadi tiga tingkat yaitu sangat memuaskan( memuaskan( dan -ukup 0umlah skala nilai ini bersifat fleksibel( dapat diperbanyak atau dikurangi sesuai kebutuhan Pada umumnya tiga skala nilai telah dapat men-ukupi keperluan penilaian? (%) Dimen%i: 'imensi menyatakan aspek,aspek yang dinilai dari pelaksanaan tugas yang diberikan Sebagai -ontoh( dalam tugas presentasi( aspek,aspek yang dinilai adalah pemahaman( pemikiran( komunikasi( penggunaan media 3isual( dan kemampuan presentasi 1spek,aspek yang dinilai dapat saja diberikan bobot yang berbeda dalam penilaian( misalnya aspek pemikiran diberi bobot lebih tinggi daripada aspek lain dan kemampuan presentasi tidak terlalu tinggi dibandingkan aspek yang lain ;ontoh: diberikan bobot %0) untuk pemikiran( =0) untuk kemampuan presentasi( dan 20) untuk yang lainnya Pemberian bobot bergantung pada kepentingan penilaian? dan (4) Tolok Ukur Dimen%i: disebut juga tolok ukur penilaian /erupakan deskripsi yang menjelaskan bagaimana karakteristik dari hasil kerja mahasis$a 'igunakan untuk standar yang menentukan pen-apaian skala penilaian( misalnya nilai sangat memuaskan( memuaskan( atau -ukup +ubrik deskriptif memberikan deskripsi karakteristik atau tolok ukur penilaian pada setiap skala nilai yang diberikan Gormat ini banyak dipakai dosen dalam menilai tugas mahasis$a karena memberikan panduan yang lengkap untuk menilai hasil kerja mahasis$a /eskipun memerlukan $aktu untuk menyusunnya( manfaat rubrik deskriptif bagi dosen dan mahasis$a (sebagai umpan balik atas kinerja) melebihi usaha untuk membuatnya

B' Rubrik (oli%tik Berbeda dengan rubrik deskriptif yang memiliki beberapa skala nilai( rubrik holistik hanya memiliki satu skala nilai( yaitu skala tertinggi .si dari deskripsi dimensinya adalah kriteria dari suatu kinerja untuk skala tertinggi 1pabila mahasis$a tidak memenuhi kriteria tersebut( penilai memberi komentar berupa alasan mengapa tugas mahasis$a tidak mendapatkan nilai maksimal 5ambar =# menunjukkan bentuk umum dari rubrik holistik

De)-8*&)* ',.a) >


DEMENSI
D*%e()* 1 D*%e()* 2 D*%e()* 3 D*%e()* 4 D*%e()* 5

S-a1a 1
Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi

S-a1a a1a 2
Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi

S-a1a a1a 3
Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi Tolok ukur +imensi

5ambar =& Bentuk 4mum +ubrik 'eskripsi

e(',- U%,% R,b8*- H$1*)'*De)-8*&)* ',.a) >


DEMENSI
+imensi , +imensi . +imensi / +imensi 0 +imensi 1

K8*' 8*'e8*a
-arapan +imensi , -arapan +imensi . -arapan +imensi / -arapan +imensi 0 -arapan +imensi 1

K$%e(' %e('a8

N*1a*

5ambar =# Bentuk +ubrik 6olistik

Kelemahan rubrik holistik adalah dosen masih harus menuliskan komentar atas -apaian mahasis$a pada setiap dimensi bila mahasis$a tidak men-apai kriteria maksimum Karena tidak ada panduan terperin-i mungkin sekali terjadi ketidakajegan pemberian komentar atau umpan balik kepada mahasis$a 'osen perlu menuliskan komentar yang sama pada tugas mahasis$a yang menunjukkan karakteristik yang sama( sehingga akan memerlukan lebih banyak $aktu 'iakui bah$a menyusun rubrik holistik lebih sederhana daripada rubrik deskriptif( namun $aktu yang diperlukan untuk melakukan penilaian menjadi lebih lama .' .ara membuat Rubrik Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam membuat rubrik adalah: ;' Men0ari berba ai model rubrik Saat ini penggunaan rubrik mulai berkembang luas Berbagai model rubrik dapat diperoleh dengan melakukan pen-arian di $ebsite( karena banyak institusi pendidikan dan staf pengajar yang menaruh rubrik mereka dalam $ebsite Berbagai model rubrik yang ada dapat dipelajari dengan membandingkan sebuah rubrik dengan rubrik lainnya sehingga menginspirasi ide,ide -ontoh dimensi dan tolok ukur yang selanjutnya diadaptasi sesuai dengan tujuan pembelajaran (menggunakan atau mengadaptasi rubrik dosen lain( tentu dengan meminta ijin kepada penulis aslinya) !' Meneta)kan Dimen%i Setelah mengetahui pokok,pokok pemikiran tentang tugas yang diberikan dan harapan terhadap hasil kerja mahasis$a dapat disusun komponen rubrik yang penting( yaitu dimensi Pembuatan dimensi dilakukan dalam beberapa tahap: (a) /embuat daftar yang berisi harapan,harapan dosen dari tugas yang akan dilaksanakan oleh mahasis$a? (b) /enyusun daftar yang telah dibuat mulai dari harapan yang paling diinginkan? (-) /eringkas daftar harapan( jika daftar harapan masih panjang 'aftar dapat disederhanakan dengan -ara menghilangkan elemen yang kurang penting atau menggabungkan elemen yang memiliki kesamaan? (d) mengelompokkan elemen tersebut berdasarkan hubungan yang satu dengan yang lainnya 0adi( setiap kelompok berisi elemen,elemen yang saling berhubungan? (e) langkah berikutnya adalah memberi nama masing,masing kelompok dengan nama yang menggambarkan elemen,elemen di dalamnya? (f) nama,nama yang diberikan pada langkah di atas

disebut dengan dimensi dan elemen,elemen di dalamnya menjadi deskripsi dimensi untuk skala tertinggi

+' Menentukan Skala Tingkat pen-apaian hasil kerja mahasis$a untuk setiap dimensi ditunjukkan dengan skala penilaian 0umlah skala yang dianjurkan sesuai dengan tingkatan penilaian yang ada di program studi masing,masing( misalnya penilaian sampai skala !( yaitu sangat baik% baik% cukup% kurang baik( dan sangat kurang Semakin banyak skala yang dipergunakan semakin tidak mudah membedakan tolok ukur setiap dimensi( sehingga dapat menimbulkan subjektif Tingkatan skala yang digunakan harus jelas dan rele3an untuk dosen dan mahasis$a Berikut beberapa -ontoh nama tingkatan skala penilaian: (a) melebihi standar( memenuhi standar( mendekati standar( di ba$ah standar? (b) bukti yang lengkap( bukti -ukup( bukti yang minimal( tidak ada bukti? (-) baik sekali( sangat baik( -ukup( belum -ukup? dan seterusnya 1papun nama yang digunakan pada setiap tingkatan skala( dosen dan mahasis$a mengerti dengan jelas( skala yang men-erminkan hasil kerja mahasis$a yang dapat diterima

3' Membuat Tolok Ukur )ada Rubrik De%kri)ti7 Pada penyusunan rubrik deskriptif( setelah skala penilaian didefinisikan( langkah selanjutnya adalah membuat deskripsi dimensi (tolok ukur dimensi) untuk setiap skala Tahapan pembuatan tolok ukur dimensi : a tolok ukur dimensi untuk skala tertinggi sudah dibuat sebelumnya( yaitu daftar daftar yang telah dibuat saat pada proses pembuatan dimensi 'aftar tersebut berupa harapan,harapan dosen pada tugas mahasis$a? b membuat tolok dimensi untuk skala terendah Pembuatannya mudah karena merupakan kebalikan tolok ukur dimensi untuk skala tertinggi? membuat deskripsi dimensi untuk skala pertengahan

Semakin banyak skala yang digunakan( semakin sulit membedakan dan menyatakan se-ara tepat tolok ukur dimensi yang dapat dimasukkan dalam suatu skala nilai 0ika menggunakan lebih dari tiga skala( tolok ukur dimensi yang dibuat terlebih dahulu adalah yang paling luar atau yang lebih dekat ke skala tertinggi atau terendah Kemudian selangkah demi selangkah menuju ke bagian tengah

+ubrik dan segala bentuk penilaiannya diharapkan dapat diketahui se-ara terbuka oleh mahasis$a di a$al semester <leh karenanya( pada saat proses peren-anaan studi (pengisian K+S)( semua peren-anaan dan alat pembelajaran harus telah diterimakan pada mahasis$a( hal ini dapat meningkatkan moti3asi belajar mahasis$a

Anda mungkin juga menyukai