sebagian besar merupakan Jalan Kabupaten (68,83%), lihat gambar 1. Dari seluruh jaringan jalan di Indonesia, sebagian besar dalam kondisi kurang mantap (sedang), yaitu 43,20%, lihat gambar 2. Bila dibandingkan antara Kelas jalan dengan Kondisi Jalan ( lihat gambar 3 ), terlihat bahwa kondisi Jalan seluruhnya pada umumnya adalah SEDANG, yaitu 44,0% untuk jalan Nasional, 35,3% untuk jalan Propinsi, 26,4% untuk jalan Kabupaten, dan 87,0% untuk Jalan Kota. Sedangkan Jalan Tol seluruhnya dinyatakan dalam kondisi Baik (100,0% ).
Gambar 1
Sumber: Statistik Perhubungan, 2005
Gambar 2
Sumber: Ditjen Bina Marga, 2006
Prosentase data kondisi jalan di Indonesia menurut Kelas dan Fungsi Jalan
Data Kondisi Jaringan Jalan di Indonesia
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Nasional Propinsi Baik Sedang Kabupaten Rusak Ringan Perkotaan Rusak Berat Jalan Tol
Gambar 3
Sumber: Statistik Perhubungan, 2005
Sumatera Jawa+Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku+Malut Papua+Papua Barat Indonesia
10,588.92 10,284.87 5,620.76 5,618.63 1,874.85 1,871.15 5,705.97 4,504.24 7,091.50 6,646.39 1,443.67 937.489 2,303.16 1,075.57 34,628.83 30,938.35
6.000.00
4.000.00
2.000.00
0.00 Sumatera Jawa+Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku+Malut Papua+Papua Barat
Island
20.48%
5.41%
6.000.00
2.000.00
0.00
Aggregate
Island
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Indonesia
1,782.78 2,098.05 1,200.09 1,126.11 820.4 1,290.24 530.65 736.44 1,004.16 122.38 1,140.69 490.4 1,297.63 168.81 1,899.21 501.64 601.83 1,273.02 1,575.32 1,714.95 876 1,539.70 1,267.39 616.24 1,806.46 1,577.95 529.59 1,293.87 985.46 458.21 1,794.95 508.21 34,628.83
1,637.38 1,871.78 1,048.10 948.76 785.84 1,221.67 516.94 706.39 931.59 122.38 1,119.33 330.8 1,288.25 168.81 1,891.71 486.96 558.05 1,148.60 1,182.93 1,184.48 750.09 1,216.26 1,129.25 613.24 1,496.46 1,524.08 493.46 1,009.16 649.61 330.73 795.59 424.88 29,583.52
145.4 226.27 151.99 177.35 34.56 68.58 13.71 30.06 72.57 0 21.36 159.6 9.38 0 7.5 14.68 43.78 124.42 392.39 530.47 125.91 323.45 138.14 3 310 53.88 36.13 284.71 335.85 127.48 999.36 83.33 5,045.31
1,676.52 1,962.04 1,138.23 1,066.37 786.97 1,270.16 517.16 736.44 950.16 0 821.15 424.64 965.83 95.81 1,680.13 462.74 589.35 1,270.01 1,553.69 1,711.08 845.56 1,457.31 1,266.39 616.24 1,804.68 1,541.99 529.59 1,290.94 984.48 458.21 1,752.85 500.15 32,726.86
106.26 136.01 61.86 59.74 33.43 20.09 13.49 0 54.01 122.38 319.55 65.76 331.8 73 219.08 38.9 12.49 3.01 21.63 3.87 30.44 82.39 1 0 1.78 35.96 0 2.93 0.98 0 42.1 8.06 1,901.97
1,697.64 1,995.70 1,174.62 1,055.09 820.4 1,290.24 529.51 736.44 985.24 122.38 1,140.48 490.4 1,295.72 168.81 1,899.21 501.64 601.83 1,269.32 1,155.56 1,126.05 871.79 1,350.85 1,198.30 616.24 1,741.67 1,569.68 514.28 1,006.23 627.9 309.59 720.09 355.48 30,938.35
85.14 102.35 25.47 71.02 0 0 1.14 0 18.92 0 0.22 0 1.91 0 0 0 0 3.7 419.77 588.9 4.21 188.85 69.1 0 64.79 8.27 15.31 287.64 357.56 148.62 1,074.86 152.73 3,690.48
384 824 520 256 208 496 184 256 288 0 1,216 48 688 32 2,016 368 392 856 384 408 504 368 496 176 616 808 184 408 320 176 456 88 14,424
290 320 250 160 170 100 50 0 80 0 410 300 1,390 220 790 120 50 30 110 20 90 380 10 0 10 300 0 130 10 0 10 50 5,850
Jambi
Bengkulu Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Lampung 1% DKI Jakarta Banten 0% Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta 4% Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur 2% 5% 4% 4% 3%
6%
2% 3% 4% 2% 1% 4%
4%
1%
5%
1%
Length (KM) 2.500.00 1.000.00 2.000.00 1.500.00 500.00 0.00 Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali
Province
Gorontalo
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Mediocre 41%
Length (KM) 1400 1200 2000 1600 1000 1800 600 400 200 800 0 Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua
Good
Not Good
1500
500
0 Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Province
Gorontalo
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara Papua Papua Barat
Aggregate
Asphalt/Rigid
3. PENYELENGGARAAN JALAN
Pengaturan
Pembinaan - Penyusunan
pedoman dan standar teknis - Pelayanan - Pemberdayaan - Penelitian dan pengembangan
Pembangunan - Pemrograman
& penganggaran Perenc teknik Pelaks. konstr. Pengoperasian Pemeliharaan
Pengawasan - Tertib
pengaturan, pembinaan dan pembangunan
- Perumusan
kebijakan perenc. - Penyusunan perenc umum - Penyusunan peraturan per-uuan
Pasal 1
TN-UU38-Jalan 18
Transportasi LAUT
Transportasi DARAT
JARINGAN JALAN
19
FUNGSI
Arteri Kolektor-1 SK Menteri PU
STATUS
Jalan NASIONAL (termasuk Jalan TOL) Jalan PROVINSI
SK Menteri PU
Kolektor-2 Kolektor-3
Kolektor- 4 Lokal Lingkungan
SK Gubernur
SK Gubernur
SK Bupati
Jalan KOTA
SK Walikota
Catatan : - Fungsi Jalan Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun. - Status Jalan Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun. TN-UU38-Jalan
20
HUBUNGAN ANTARA HIRARKI KOTA KOTA DENGAN FUNGSI JALAN DALAM SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER
Persil
Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
21
PKN
JALAN ARTERI PRIMER (JAP) JALAN ARTERI PRIMER (JAP) JALAN KOLEKTOR PRIMER (JKP) JALAN KOLEKTOR PRIMER (JKP) JALAN LOKAL PRIMER (JLP)
PKN
PKW
PKW
PKL
PK Lingkungan
Persil 22
HUBUNGAN ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DENGAN FUNGSI JALAN DALAM SISTEM JARINGAN JALAN SEKUNDER
Primer Kawasan ( F1 )
Primer (F1) Sekunder 1 (F2.1) Sekunder II (F2.2) Sekunder III (F2.3) Perumahan
Sekunder Perumahan III (F2.3) Kolektor Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lingkungan
Arteri -
23
F2,3 JALAN LOKAL Kawasa SEKUNDER (JLS) n Sekunde r III JALAN LOKAL SEKUNDER (JLS)
Perumahan
Perumahan
24
Kawasan Industri
Perumahan Kawasan Sekunder Kawasan Primer Batas Perkotaan Sistem Jaringan Jalan Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Sekunder Jalan Lokal Sekunder 25
Memberikan aksesibilitas bagi wilayah dapat dijangkau dan dapat dikembangkan kegiatan sosial dan ekonominya Menyediakan mobilitas bagi kelancaran lalulintas kendaraan, orang, dan barang
b)
c)
Jalan Arteri (A): yang diutamakan untuk melaksanakan peran mobilitas yang umumnya membutuhkan kapasitas dan kecepatan tinggi (jalan yang didesain dengan kinerja/performance jalan tinggi) Jalan Kolektor (K): yang difungsikan sebagai kolektor/ distributor, di mana fungsi aksesibilitas dan mobilitas diperankan secara merata Jalan Lokal (L): yang diutamakan untuk melaksanakan peran aksesibilitas bagi wilayah (kuncinya adalah pemerataan jangkauannya ke semua daerah)
26
Input: RTRWN, RTRWP, RTRW Kab/Kota, RPJM UU dan PP tentang LLAJ TATRANAS, TATRAWIL, TATRALOK Hasil studi jaringan Fungsi Jalan digunakan untuk: Penetapan Status Jalan Penetapan Kelas Jalan
Input: Ketetapan Fungsi Jalan Ketetapan Jalan Strategis (Nasional, Provinsi, Kab/Kota) Status Jalan digunakan untuk: Pembagian kewenangan penyelenggaraan jalan (TURBINBANGWAS) antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota
28
FUNGSI
(1) Arteri Primer (2) Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi
STATUS
Jalan NASIONAL ( termasuk jalan strategis Nasional dan Jalan TOL)
PENETAPAN
Kepmen PU
Keputusan Gubernur
Keputusan Bupati
Keputusan Walikota
Catatan: - Fungsi Jalan Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun - Status Jalan Penetapan secara berkala dilakukan paling singkat 5 (lima) tahun
30
Nasional
Provinsi
Kabupaten
Kota
APBN
APBD-1
*)
*)
*)
APBD-2
DAU DAK
*) UU-38/2004 pasal 30 ayat (1.d) : dalam hal pemerintah daerah tidak mampu dst.
31
Kebutuhan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas Diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) Pengaturan kelas berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan
Freeway
Highway Road Street
Implementasi Aktifitas
Penilaian Kebutuhan
Penentuan Kegiatan
33
Policy
Maintenance Operation Planning
Programming
Pre FS
F.S
FED
CONSTRUCTION
Physical Out-Put
O&M
Proses Planning, Programming & Budgeting dalam Manajemen Pembinaan Jaringan Jalan
- Pendataan, penyimpanan dan pengolahan data fisik jalan
- Segmentasi ruas jalan dan penentuan penanganannya - Mendapatkan alternatif penanganan sesuai data fisik segmen seluruh ruas jalan dalam area kerja - Menganalisa penanganan ruas jalan sesuai kaidah teknis - Mengidentifikasi kebutuhan pemeliharaan : B, PM dan RM - Mengalokasikan perkiraan alternatif pembiayaan yang tersedia - Mengindikasi nilai ekonomi (NPV) dari setiap penanganan - Penentuan penanganan setiap ruas jalan dalam area kerja - Merangkum pilihan-pilihan ruas jalan yang terprogram - Membuat DED perkerasan (RDS) dan DED non perkerasan dari ruas terprogram sebagai paket proyek - Mengevaluasi NPV dan IRR dari B dan PM ruas-ruas terprogram - Merangkum ruas jalan terprogram sebagai daftar usulan program proyek-proyek tahunan dan multi tahunan - Merangkum dan menyiapkan usulan pembiayaan paket proyek terprogram untuk proses lebih lanjut. - Proses kebijakan
Perencanaan
Pemrograman
Penganggaran
Manajemen Jaringan Jalan (Road Network Development) Manajemen Penanganan, Pengoperasian dan Pemeliharaan Jaringan Jalan (Road Network Preservation) Manajemen Evaluasi Kinerja Jaringan Jalan (Road Network Performance Evaluation)
Total Pass-Km,Ton-Km
RNIC/RUC
RNIC
Minimum TT COST
RUC
Optimum RNIQ (Road Network Infrastructure Quality) Road Network Quality
Ilustrasi Terjadinya In Efisiensi Investasi Di Bidang Jalan Akibat Penanganan Terlalu Dini Atau Telat RUC/RIC.
= Beban Pemerintah = Beban Publik
Ilustrasi Terjadinya In Efisiensi Investasi Di Bidang Jalan Akibat Penanganan Yang Low atau Over Quality RUC/RIC.
= Beban Pemerintah = Beban Publik