Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN

Sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat mengalami gangguan penglihatan akibat trauma. 75% dari kelompok tersebut buta pada satu mata, dan sekitar 50.000 menderita cedera serius yang mengancam penglihatan setiap tahunnya. Setiap hari lebih dari 2000 pekerja di amerika Serikat menerima pengobatan medis karena trauma mata pada saat bekerja. ebih dari !00.000 kasus trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap tahunnya. 1,2 "ara pekerja yang mengalami trauma mata kebanyakan adalah pekerja #aktu penuh $%ull time&. "ara pekerja ini !0% nya adalah laki'laki. (ibandingkan dengan #anita, laki'laki memiliki rasio terkena trauma mata ) kali lebih besar. "ada 70% kasus, trauma disebabkan oleh kontak dengan objek atau peralatan tertentu. *erikut adalah sumber trauma pada mata+2

Sumber+ ,(, $,enter %or (isease ,ontrol and "re-ention& 2 .rauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak disengaja yang menimbulkan perlukaan mata. .rauma mata merupakan kasus ga#at darurat mata.

"erlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. /alaupun terdapat sistem pelindung dan re%leks memejam yang cukup baik pada mata, trauma masih dapat mengenai jaringan mata seperti+ palpebrae, konjungti-a, kornea, u-ea, lensa, retina, papil sara% optik, dan ca-um orbita.0 .rauma dapat mengakibatkan kekeruhan pada bola mata. 1erusakan mata dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu %ungsi penglihatan. .rauma pada mata memerlukan pera#atan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. *erdasarkan sumber trauma yang disebutkan di atas, maka penyebab trauma pada mata dapat diklasi%ikasikan sebagai berikut+) ' .rauma kimia $chemical injury& ' .rauma benda asing pada mata $%oreign bodies& ' .rauma tembus bola mata $penetrating injury& ' .rauma tumpul $blunt injury& ' .rauma mata yang bersamaan trauma kepala $assosiated #ith head injury& ' .rauma thermal2luka bakar $#elding burns& "ada re%erat ini hanya akan dibahas lebih lanjut mengenai trauma kimia pada mata. .rauma kimia pada mata dapat dibedakan dalam trauma kimia yang berasal dari bahan asam $kuat atau lemah& dan trauma basa atau alkali. 2

BAB I ANATOMI

3ata dibagi menjadi 2 segmen+ 1. Segmen anterior + kornea ' lensa 2. Segmen posterior + permukaan posterior lensa 4 retina

1.1 Palbebra "alpebra $ kelopak mata& adalah modi%ikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. "alpebral terdiri atas palpebral superior dan palpebral in%erior apisan histologi+
3

1.

apisan kulit "ermukaan palpebra luar dilapisi oleh kulit tipis, longgar, elastis dengan sedikit %olikel rambut dan tanpa lemak subkutan.

2. 3uskulus orbicularis okuli Serat' serat otot mengelilingi %isura palpebra secara konsentris dan menyebar dalam jarak pendek mengelilingi tepi orbita, sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi, bagian yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal sedangkan bagian diatas septum orbita disebut praseptal. 3uskulus ini dipersara%i oleh 5. %asialis, ber%ungsi untuk menutup palpebral. 0. 6aringan areolar 6aringan areolar submuskuler yang terdapat diba#ah muskulus orbicularis okuli berhubungan dengan lapisan sub aponeurotik kulit kepala. ). .arsus empeng tarsus adalah struktur penyokong palpebra yang utama merupakan jaringan %ibrosa padat bersama sedikit jaringan elastik. Sudut lateral dan medial tarsus tertambat pada ligament palpebral lateralis dan medialis sedangkan tepi superior dan in%erior tarsus tertambat pada %asia orbita yang membentuk septum orbitale. "ada tarsus terdapat kelenjar 3eibom yang mengsekresi cairan untuk membantu mencegah perlekatan palpebral. 5. 1onjungti-a palpebral 3embran tipis dan transparan yang membungkus permukaan posterior kelopak mata.

1.2.

1onjungti-a 1onjungti-a merupakan membrane mukosa transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata yaitu konjungti-a palpebralis
5

dan permukaan anterior sclera yaitu konjjungti-a bulbaris. 1onjungti-a bersambungan dengan kulit tepi palpebral $ suatu sambungan mukokutan& dan epitel kornea di limbus. *agian posterior palpebral dilapisi oleh membrane mukosa yang disebut konjungti-a palpebra yang melekat erat pada tarsus. 1onjungti-a palpebra dilapisi oleh epitel berlapis silisndris dengan sedikit sel goblet makin ke arah tepi akan berubah menjadi epitel berlapis pipih. 1onjungti-a bulbaris melekat pada septum orbitale dan melipat berkali' kali. Adanya lipatan 4 lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak. "ermukaan konjungti-a bulbi dilapisi oleh epitel berlapis silindris, yang dekat dengan limbus akan menjadi epitel berlapis pipih dan akhirnya akan bersambung dengan epitel kornea. "erbatasan konjungti-a palpebral dan konjungti-a bulbi disebut %orni7. 12 "alpebral mempunyai %ungsi+ (alam keadaan menutup kelopak mata melindungi bola mata terhadap trauma dari luar yang bersi%at %isik atau kimia#i (apat membuka untuk memberi jalan masuk sinar dalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan. "embasahan dan pelicinan seluruh bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. 1edipan kelopak mata ber%ungsi menyingkirkan debu yang terdapat pada permukaan bola mata.5 1.3. Kornea 1ornea merupakan lapisan transparan dan non -askuler, melapisi bagian anterior bola mata mulai dari limbus ke anterior. 3erupakan permukaan bola mata yang paling menonjol sehingga mudah mengalami kerusakan. 2

Sumber' sumber nutrisi kornea adalah pembuluh darah limbus, humor a8ueus dan air mata. 1ornea super%isial juga mendapatkan cabang ophtalmicus. apisan kornea jernih dan tembus pandang disebabkan karena+ Sabut kolagen berjalan saling sejajar dan teratur 5on -askuler *ahan semen asam hyaluronic sul%at murni sebagian besar oksigen dari atmos%er. Sara%'sara% sensorik kornea didapatkan dari 5 trigeminus

apisan histologis kornea+ 1. 9pitel kornea .erdiri atas 5': lapis sel epitel berlapis pipih tak bertanduk, epitel ini mempunyai daya regenerasi yang besar. 3empunyai akhiran sara% sensoris terutama untuk menerima rangsang nyeri yang berguna untuk melindungi kornea. 2. 3embrana *o#man 3erupakan lapisan tebal dan homogen, kondensasi dari subtansia propia. *er%ungsi sebagai pelindung terhadap trauma ataupun kuman yang masuk. 6ika lapisan ini rusak maka daya regenerasi kornea akan hilang. 0. Stroma $subtansia propia kornea& 3erupakan ;0% dari tebal kornea. .ersusun atas sabut kolagen sejajar, antara sabut kolagen satu dengan yang lain diikat oleh bahan semen yang amor% yaitu asam hyaluronic si%at murni. ). 3embran (escement

apisan homogeny lebih tipis dari pada membrane *o#man. 5. 9ndotel .erdiri atas deretan sel pipih kuboid rendah melapisi permukaan dalam kornea dan berhubungan langsung dengan humor a8ueus. 1ornea ber%ungsi sebagai salah satu komponen media re%raksi dengan bentuknya yang cembung untuk membantu mem%okuskan cahaya terhadap retina.

1.4.

Sklera Sklera adalah pembungkus %ibrosa pelindung mata di bagian luar, yang hampir seluruhnya terdiri atas kolagen. Sklera berbatasan dengan kornea di sebelah anterior dan duramater ner-us optikus di posterior. "ada permukaan sklera dekat dengan limbus terdapat kanal schlemm yang dilalui oleh humor a8ueus. (isekitar 5. <ptikus sklera ditembus oleh arteria siliaris posterior longus dan bre-is, dan 5er-us siliaris longus dan bre-is. Sekitar )mm di posterior limbus terdapat ) arteria dan -ena ciliaris anterior menembus sklera . persara%an sklera berasal dari 5. Siliaris. apisan histologis sklera+ 1. 1apsula .enon 3erupakan lapisan terluar dari bola mata terdiri atas jaringan ikat padat. 2. apisan 9piskleral apisan di luar sklera terdiri atas jaringan ikat yang sangat kendor mengandung celah'celah berisi cairan lim%a disebut ruang episkleral
8

dari .enon.

apisan ini banyak mengandung pembuluh darah yang

memberikan peredaran darah pada sklera. 0. amina =uschka apisan diba#ah sklera berbatasan dengan koroid mengandung sabut kolagen padat tetapi halus, mengandung banyak sel pigmen. Sklera ber%ungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata, membuat bola mata menjadi padat dan melindungi isi bola mata.

1.5.

Iris 3erupakan pelanjutan dari koroid membentuk dia%ragma dengan lensa. >ris memisahkan ruang disebelah anterior lensa yang berisi humor a8ueus hingga terbagi menjadi 2 yaitu+ ' ' ,amera okuli anterior ,amera okuli posterior

?askularisasi iris didapat dari arteriosus sirkulus major iris. "ersara%an sensoris iris melalui serabut'serabut ner-i siliares. .erdapat otot polos pada iris yaitu+ 1. 3uskulus sphincter pupil@ pada dekat tepi pupil, arah sirkuler. 2. 3uskulus dilatator pupil@ diluar musculus sphincter pupil, arah radier. *anyaknya pigmen dari iris menentukan #arna mata. "igmen melanin terdapat pada permukaan sel'sel epitel yang meliputi permukaan posterior dari iris.

>ris ber%ungsi mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.

1. .

Kor!"s Siliaris 3erupakan bagian anterior koroid yang menebal. 1orpus siliaris secara kasar berbentuk segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung choroid anterior ke pangkal iris. "rocesus siliaris merupakan bentukan tonjolan' tonjolan dan lipatan' lipatan kecil yang berarah radier di permukaan korpus siliaris. "ada korpus siliaris terdapat stroma yang terdiri atas jaringan ikat kendor dan terdapat muskulus siliaris. "rocessus siliaris dan epitel pembungkusnya ber%ungsi dalam pembentukan humor a8ueus. 3uskulus siliaris tersusun dari gabungan serat'serat longitudinal, sirkular, dan radial. =ungsi serat'serat sirkular adalah untuk kontraksi dan relaksasi ligamentum Aonula Ainii sehingga mengubah ketegangan kapsul lensa dan lensa dapat mempunyai berbagai %ocus untuk objek berjarak dekat maupun objek berjarak jauh dalam lapang pandang. Serat'serat longitudinal muskulus siliaris mempengaruhi besar pori anyaman trabekula.

1.#.

Lensa ensa adalah sesuatu struktur bikon-eks, a-askuler, tak ber#arna, dan hampir transparan sempurna. (i sebelah anterior lensa terdapat humor a8ueus sedangkan di sebelah posteriornya terdapat korpus -itreus. ensa dibungkus oleh selaput elastis yang homogeny dan tebal disebut kapsula lentis. 1apsul lensa adalah suatu membrane semipermeable yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit. "ermukaan anterior lensa dilapisi sel'sel kuboid

10

sedangkan permukaan posteriornya tidak mempunyai sel epitel. ensa juga tidak mempunyai pembuluh darah maupun persara%an. ensa ber%ungsi sebagai media re%raksi mata dengan cara mem%okuskan cahaya yang ditangkap retina sehingga gambaran yang ditangkap menjadi jelas.

11

BAB II T$AUMA KIMIA

uka bakar mata merupakan keadaan darurat okular

dan luka bakar uka bakar

panas dan kimia me#akili berpotensi membutakan cedera mata.

akibat kecelakaan yang terkait dengan ledakan kembang api, Bap, air mendidih, atau logam cair $biasanya aluminium&. uka bakar kimia dapat disebabkan oleh agen'agen baik alkali atau asam uka'luka kimia untuk mata me#akili salah satu dari keadaan darurat

ophthalmic. 1imia sementara hampir setiap dapat menyebabkan iritasi, okular kerusakan serius umumnya hasil dari baik kuat dasar $ alkaline & senya#a atau senya#a asam. ,edera alkali lebih umum dan dapat lebih merugikan. 1imia bilateral eksposur adalah yang menghancurkan, terutama sering yang dihasilkan dalam lengkap kecacatan -isual. angsung, irigasi yang berkepanjangan, diikuti oleh agresi% manajemen a#al dan menutup pemantau jangka panjang, sangat
12

penting untuk mempromosikan permukaan okular penyembuhan dan untuk menyediakan kesempatan terbaik bagi rehabilitasi -isual. 9%ek dari luka bakar akibat bahan kimia ber-ariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga dapat menyebabkan kebutaan. Semua luka bakar akibat bahan kimia harus diterapi sebagai kedaruratan mata. ,ara'cara terjadinya kontak dengan bahan kimia antara lain+ ' (omestic accidents $rumah tangga&+ amoniak, bahan pelarut, detergen, dan kosmetik. ' ' ' ' ' Agriculture accidents + pupuk, insektisida, racun dari sayuran 1ecelakaan laboratorium + asam atau basa Serangan kimia yang disengaja ,edera perang kimia ,edera kimia yang disebabkan oleh diri sendiri + psikopat

Secara umum trauma kimia terdiri dari trauma kimia asam dan trauma kimia basa.

%.1.

Tra"&a ki&ia basa .rauma kimia oleh karena basa dua kali lebih sering dibandingkan trauma

karena asam karena seringnya penggunaan basa baik untuk kepentingan industry maupun kebutuhan rumah tangga. 2.1.1. *ahan'bahan yang paling sering menyebabkan luka bakar akibat bahan

kimia diantaranya + ' ime $ kapur&


13

' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

Sodium hidroksida $5a<C& "otassium hidroksida $1<C& Amoniak =reon2 bahan pendingin lemari es Sabun Shampoo 1apur gamping Semen .iner em Soda kaustik

.rauma kimia oleh karena basa lebih berbahaya daripada oleh karena asam. Cal ini disebabkan karena basa memiliki kemampuan untuk penetrasi lebih dalam dan e%ek destruksi yang lebih berat dibandingkan asam. 2.1.2. 3ekanisme kerusakan yang dihasilkan oleh bahan kimia basa

disebabkan oleh karena+ a. Alkali berdisosiasi dan bersaponi%ikasi dengan asam lemak dari sel membran sehingga merusak struktur sel membran tersebut. b. 1arena si%at higroskopisnya, basa dapat mengekstraksi air dari sel sehingga menyebabkan sel nekrosis. c. Alkali bergabung dengan lipid dari sel untuk membentuk bahan campuran yang larut air sehingga menyebabkan keadaan yang Dso%teningE dan DgelatiniAationE.

14

2.1.0.

Akibat kejadian'kejadian di atas menyebabkan peningkatan penetrasi

yang lebih dalam ke jaringan. Fambaran klinik dari trauma bakar akibat basa dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu 1. Acute ischemic nekrosis ' "ada konjungti-a tampak tanda'tanda edema, kongesti, dan perluasan nekrosis, serta banyak discharge purulent ' ' 1ornea mengelupas dan stromanya kabur >ris in%lamasi dan ber#arna keunguan pada kasus yang berat, iris dan badan siliaris digantikan oleh jaringan granulasi 2. Geparation ' "ada tahap ini, epitel konjungti-a dan kornea bereegenerasi, terjadi -askularisasi pada kornea dan in%lamasi pada iris mulai berkurang. 0. ,omplications ' (itandai dengan terbentuknya symblepharon $perlekatan konjungti-a palpebral dengan konjungti-a bulbaris&, ulserasi di kornea yang sering kambuh, serta terjadi katarak dan glaucoma sekunder. 2.1.). "enetrasi bahan kimia ke dalam mata akan menyebabkan kerusakan

struktur'struktur di dalam mata, yaitu+ ' 5ekrosis pada epitel kornea epitel konjungti-a disertai dengan gangguan dan sumbatan pada pembuluh darah perilimbus. ' 1ehilangan limbal stem sel akan menyebabkan kerusakan epitel kornea yang menetap. 9%ek jangka panjang bisa terjadi pembentukan symblepharon dan enteropion sikatriks ' "enetrasi yang lebih dalam akan dapat menyebabkan kerusakan serta pengendapan glikosaminoglikan dan opaksi%ikasi pada stroma kornea.
15

'

"enetrasi ke segmen anterior bisa menyebabkan kerusakan iris dan lensa kristalina.

'

1erusakan paada epitel siliaris akan mengganggu sekresi askorbat, yang dibutuhkan untuk memproduksi kolagen dan perbaikan kornea.

'

.erjadi peningkatan tekanan intraokuler karena kerusakan anyaman trabekula. Selain itu bisa terjadi peningkatan tekanan sekunder $2') jam kemudian& karena adanya pelepasan prostaglandin, yang berpotensi menimbulkan u-eitis berat.

,omplete cicatriAation o% the corneal sur%ace %ollo#ing chemical injury

Trauma basa

)ekrosis pada epitel kornea dan epitel kon(un ti*a disertai den an an uan dan sumbatan padadan pembulu! dara! perilimbus Disosiasi Ekstraksi air Ber abun d lipid saponifikasi +e!ilan an limbal stem sel akan dari men#ebabkan kerusakan epitel kornea #an sel membentuk ba!an asam lemak menetap, Efek (an ka pan(an bisa ter(adi pembentukan s#mblep!aron dan "ampuran #an larut air membrane sel enteropion sikatriks $ elatini%ation& 'enetrasi #an lebi! dalam dapat men#ebabkan kerusakan serta pen endapan likosamino likan dan opasifikasi pada stoma kornea 'enetrasi (arin an lebi! 'enetrasi ke se men anterior bisa men#ebabkan kerusakan iris dan lensa dalam kristalina 16 +erusakan pada epitel silindris akan men an u sekresi askorbat #an dibutu!kan untuk memproduksi kola en dan perbaikan kornea Ter(adi penin katan tekanan intraokuler karena kerusakan an#aman trabekula

%.%.

Tra"&a ki&ia asa& .rauma kimia asam tidak seserius dibandingkan dengan trauma kimia basa.

2.2.1. 6enis asam yang biasanya menimbulkan trauma adalah+ ' ' ' ' ' ' 6enis asam sul%ur Asam hidroklorit Asam nitric+ Acetic acid $,C0,<<C& ,hromic acid $,r2<0& Cydrochloric acid $C,l&

2.2.2. 9%ek dari asam yang kuat adalah dapat menyebabkan koagulasi terhadap semua proteindan akan ber%ungsi sebagai barrier dan mencegah penetrasi dari Aat asam yang lain yang akan masuk ke dalam jaringan. Sehingga lesi akibat trauma asam ini mempunyai batas yang jelas. 2.2.0. ' esi yang terjadi dapat berupa+

"ada konjungti-a akan terjadi necrosis yang diikuti oleh pengelupasan. Selanjutnya symblepharon bisa terjadi akibat %ibrosis

17

'

"ada kornea juga terjadi nekrosis dan pengelupasan. "erluasan kerusakan tergantung dari konsentrasi asam dan lamanya kontak dengan Aat asam tersebut. "ada kasus yang berat dapat menyebabkan seluruh kornea mengelupas.

subyekti% 'nyeri '%oto%obi 'lakrimasi 'blepharospasme 'kabur 'silau

obyekti% '-isus menurun 'kelopak mata bengkak 'kadang ada luka bakar 'konjungti-a hiperemi 'kemosis 'iskemia dan nekrosis konjungti-a dan sclera $tgt berat ringannya keadaan& 'kornea edema 'tes %luoresin $H&2erosi 'sampai kekeruhan kornea yang hebat

18

3. Dera'a( ke!ara)an (ra"&a ki&ia (erajat keparahan trauma kimia tergantung pada jenis bahan kimianya, area yang terkena, serta lamanya paparan. *erdasarkan kerusakan yang terjadi pada konjungti-a dan kornea, derajat keparahan trauma kimia dapat dibagi menjadi ) tingkatan yaitu+ Frade perubahan di kornea perubahan di konjungti-a prognosa

kerusakan berbatas pd epitel

kemosis tidak ada iskemia

baik

berkabut, detail iris masih tampak

kongesti, kemosis, iskemia kurang dari 120 limbus konjungti-a


19

baik

total ephitelial lose, stroma berkabut dan detail iris tidak tampak

iskemia mulai 120 sampai I limbus konjungti-a ragu'ragu

opa8ue, iris dan pupil tidak tampak

iskemia dan nekrosis lebih dari I limbus konjungti-a jelek

table 0.1 derajat keparahan trauma kimia menurut kurana !

"embagian derajat keparahan berdasarkan kejernihan kornea dan ischemia limbus+ >. >>. >>>. (erajat 1+ kornea jernih dan tidak ada ischemia pada limbus $prognosis sangat baik& (erajat 2+ kornea keruh tetapi detail dari iris masih terlihat, dan hanya sepertiga limbus yang mengalami ischemia $prognosis baik& (erajat 0+ kehilangan total epitel kornea, kekeruhan stroma membuat gambaran detail iris tidak jelas, antara sepertiga sampai setengah limbus mengalami ischemia $prognosis buruk& (erajat )+ cornea opak dan lebih dari setengah limbus mengalami ischemi $prognosis sangat buruk&

>?.

(erajat trauma kimia+ (inilai Frade 1 Frade 2 'erosi 'ischemiaJ120K 'chemosis Frade 0 'erosi 'ischemia 120K'1)0K 'chemosis kemerahan Frade ) 'ischemia dalam 'nekrosis konjungti-a 'kornea ber#arna putih porselen

Saat pasien 'erosi datang 'hiperemi

20

'atro%i iris 'eksudat %ibrin "ada kedua hari 'regenerasi 'regenerasi 'sirkulasi kembali normal 'erosi persisten 'segmen anterior 'ulserasi melebur kornea 'proli%erasi '-askularisasi 'ulserasi luas 'pembentukan jaringan parut 'katarak 'galukoma "embentukan jaringan parut di%us .able 0.2 (erajat 1eparahan .rauma 1imia 3enurut =erenc 1uhn

21

Se-ere chemical burn

se-ere acid burn

Acute alkali burn o% greatest se-erity."erilimbal blanching, chemosis, and corneal opaci%ication are e-ident.

22

Acute alkali burn o% se-ere ,orneal opacity %ollo#ing Lcooked %ish eyeM %ollo#ing degree. .he eye rolled lime burn. alkali injury. .he cornea is up#ard in a-oidance $*ell #hite as chalk and opa8ue. phenomenon&, e7posing .hereMs super%icial and deep the lo#est aspect o% the corneal -asculariAation. cornea to the greatest damage.

Cea-ily -asculariAed <pa8ue -ascularised ,hemical burn typically cornea #ith symblepharon cornea a%ter se-ere a%%ecting cornea in%eriorly. se-eral years a%ter se-ere chemical burn. chemical burn. "oor prognosis is e7pected %or penetrating keratoplasty.

total destructi-e e%%ect o% a Superglue >njury lye burn

=ollo#ing burn %rom hot aluminum+conjuncti-aliAation o% the corneal sur%ace

23

Alkali burn stage >>

Alkali burn stage >>>

,onjuncti-al adhesions %ollo#ing chemical injury

Symblepharon %ormation Acid burn #ith corneal Scar %rom acid injury %ollo#ing a chemical injury erosion belo#

Gepresentati-e photographs o% patients #ith se-ere ocular sur%ace burns $Frade ) Goper Call ,lassi%ication and the e8ui-alent (ua ), 5, : ocular burn&. .he upper ro# sho#s the clinical pictures o% the patients at presentation, and the lo#er ro# sho#s the corresponding slit'lamp photographs o% the same patient at %inal %ollo#'up -isit+ A4(+ Frade ) chemical burns $:4; clock hours o% limbal ischaemia&@ 94C+ Frade 5
24

chemical burns $;411 clock hours o% limbal ischaemia&@ >4 + Frade : chemical burns $12 clock hours o% limbal ischaemia&@ A, *, 9, =, >, 6+ patients treated #ith standard medical therapy@ ,, (, F, C, 1, + patients #ho under#ent amniotic membrane transplantation.

DIA*NOSIS + ,A$A PEME$IKSAAN ' ' ' ' ' Anastesi local .es %luoresin "emeriksaan memakai lampu senter H loupe, slit lamp biomikroskop, 1ertas pC meter2 lakmus untuk mengtahui jenis bahan kimia id retractor2 desmares untuk membantu membuka kelopak mata

Cal' hal yang berpengaruh terhadap prognosis kesembuhan akibat trauma kimia+ ' ' "ertolongan pertama saat kejadian, semakin cepat, semakin baik prognosisnya 6umlah dan tingkat kepekaan konsentrasi bahan kimia, semakin banyak jumlah dan kepekatan tinggi maka kerusakannya semakin hebat

25

PEN-ULIT Se.era/ ' ' Flaucoma dapat terjadi 2') jam setelah trauma, hal ini karena adanya pelepasan prostaglandin yang merangsang terjadinya u-eitis 9kspose kornea, perlunakan kornea 0an.ka !an'an./ ' ' ' ' ' ' Simble%aron Sindroma mata kering $keratitis sicca& 1atarak traumatika Sikatrik kornea Flaucoma sudut tertutup 9nteropion

4. PENAN*ANAN T$AUMA KIMIA ).1. 9mergency treatment .rauma kimia merupakan trauma pada mata yang memerlukan penanganan segera tanpa perlu melakukan anamnesa dan pemeriksaan yang spesi%ik. .indakan yang harus segera dilakukan adalah+ 1. >rigasi pC permukaan mata harus diperiksa dengan kertas indikator yang diletakkan di %orniks, ulangi irigasi jika nilai pC tidak terletak di antara 7,0 dan 7,7. 3ata diguyur dengan normal salin2 air keran harus segera dilakukan di lokasi cedera sebelum pasien dikirim. Apabila mungkin, semua benda asing yang tampak jelas juga harus diirigasi. .ujuan tindakan ini adalah

26

untuk meminimalkan durasi kontak antara bahan kimia dan mata serta untuk menormalkan pC pada sacus konjungti-a secepatnya. "engguyuran dilakukan selama 15'00 menit atau sampai pC menjadi normal. 2. ,hemical neutraliAation (ilakukan apabila jenis bahan kimia penyebab diketahui. 3isalnya trauma bakar karena asam dinetralisasi dengan larutan basa lemah $ sodium bikarbonat& dan trauma bakar basa dinetralisasi dengan larutan asam lemah $asidum digunakan sebagai cairan penetral. : 0. 9-ersi palpebral Carus dilakukan sehingga partikel 4 partikel padat $misalnya kapur atau semen& yang menempel pada %orniks konjunti-a dapat terangkat. "engangkataan dilakukan dengan menggunakan aplikator berujung kapas kapas yang dibasahi atau %orsep.! ). (ebridement (ilakukan pada area yang nekrosis pada kornea untuk memberikan kesempatan reepitelialisasi. ).2. 3edical treatment .rauma ringan $grade 1 dan 2& diobati dengan steroid topical, siklopegik,antibiotik pro%ilaksis selama 7 hari. .ujuan utama treatment pada grade yang lebih berat adalah untuk mengurangi in%lamasi, regenerasi epitel, dan mencegah ulserasi kornea. 1. Steroid
27

borikum&.

9(.A 1% $ethylenediamine tetra acetic acid& juga bisa

(igunakan untuk mengurangi in%lamasi dan in%iltrasi neutrophil. 5amun penggunaan steroid juga dapat mengganggu menurunkan penyembuhan sintesis kolagen stroma dan dengan menghambat

migrasi %ibroblast. Selain itu dapat menyebabkan perlukaan kornea dan kemungkinan per%orasi. <leh karena itu penggunaan steroid topical bisa digunakan lebih a#al namun setelah 7'10 hari penggunaannya harus dihentikan. "enggunaan steroid dapat diganti dengan 5SA>( topical. 2. Asam askorbat *er%ungsi untuk meningkatkan penyembuhan luka melalui sintesis kolagen oleh %ibroblast kornea. Asam askorbat berman%aat untuk luka bakar alkalis derajat ringan 4 sedang, tetapi e%eknya minimal dalam mencegah perlukaan kornea pada pasien dengan luka bakar alkalis derajat berat. 0. Asam sitrat 3erupakan inhibitor kuat terhadap akti-itas neutrophil dan 2 jam mampu selama mengurangi 10 hari respon in%lamasi. untuk yang "emberiannya berupa Sodium sitrat topical 10% tiap yang bertujuan %agosit mengeliminasi gelombang kedua

biasanya terjadi tujuh hari setelah trauma.: ). .etrasiklin *er%ungsi sebagai koligenase inhibitor dan juga menghambat akti-itas neutrophil dan mengurangi

28

ulserasi.

(iberikan

secara

peroral

dan

topical

$do7ycycline 100 mg b.d&.:

).0.

.erapi komplikasi 1. Flaucoma sekunder (iterapi dengan timolol topical 0,5% dua kali sehari bersamaan dengan oral acetaAolamide 250 mg 0') kali sehari. 2. 1ekeruhan lensa (iterapi dengan keratoplasti 0. Symblepharon 'untuk mencegah terbentuknya di sekitar

symblepharon, dilakukan pemasangan glas rod coated dengan pelumas %orniks konjungti-a beberapa kali sehari.

29

ensa kontak lembut juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya perlengketan. 'terapi kurati% dengan symble%arektomi ).). Pe&be1a)an 1. earl2 "embedahan a#al diperlukan untuk memberikan -askularisasi pada limbus, restorisasi populasi sel limbus dan memperbaiki %orni7. *eberapa prosedur diba#ah ini dapat dilakukan + ' 3emperbaiki kapsulla tenon dan suturing limbus prosedur ini bertujuan memberikan -askularisasi pada limbus kembali dan mencegah ulserasi kornea. ' .ransplantasi limbal stem cell dari mata pasien pada sisi yang sehat $autogra%t& maupun dari donor $allogra%t& prosedur ini bertujuan merestorisasi epitelium kornea. ' 3embrane amniotic gra%ting untuk epitelialisasi dan supresi

terbentuknya %ibrosis %. La(e ' ' ' ' "emisahan konjungti-a dan symblepharon Fra%ting konjungti-a 1oreksi de%ormitas palpebral 1eratoplasty sebaiknya ditunda sampai : bulan atau lebih untuk mendapatkan resolusi maksimal ' 1eratoprosthesis dibutuhkan pada mata dengan derajat kerusakan parah karena hasil dari gra%ting biasanya hasilnya kurang

30

,on'"n3(i4al or &"3o"s &e&brane .ra5(


-e"onstru"tion of "ontra"ted forni"es se*eral mont!s after se*ere alkali burn, .fter l#sis of s#mblep!ara/ s!eets of sili"one rubber 0ere sutured deep into t!e forni"es, . s"leral s!ell 0as inserted as a "onformer

A&nio(i3 &e&brane (rans!lan(a(ion

Li&bal s(e& 3ell (rans!lan(a(ion


31

,"l("re !l"s kera(o!las(2

32

kera(o!ros()e(i3

3. In(er4ensi (a&ba)an ' 9kstraksi katarak

33

'

"embedahan terhadap glaucoma

E1"kasi + !re4ensi/ ' ' ' *erhati' hati dalam menggunakan bahan 4 bahan kimia berbahaya 3enyimpan dengan baik semua bahan kimia Funakan alat pelindung goggles$penutup mata&

Di55eren(ials Dia.nosis+ ' ' ' ' ' ' ' ' ' ,onjuncti-itis, Acute Cemorrhagic ,onjuncti-itis, Allergic ,orneal Abrasion ,orneal 9rosion, Gecurrent ,orneal =oreign *ody 1eratoconjuncti-itis, Atopic 1eratoconjuncti-itis, 9pidemic 1eratoconjuncti-itis, Sicca Blcer, ,orneal

34

BAB III KESIMPULAN

.rauma kimia merupakan salah satu kega#atdaruratan di bidang ilmu kesehatan mata yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Secara garis besar trauma kimia dibedakan menjadi trauma kimia asam dan trauma kimia basa. (ibandingkan trauma kimia asam, trauma kimia basa lebih berbahaya. Cal ini dikarenakan si%at destrukti% dari Aat basa tersebut sehingga penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan. .rauma kimia ini biasanya mengenai daerah pada segmen anterior mata $palpebra, konjungti-a, kornea, sclera, iris, corpus ciliaris, dan lensa&. Secara umum penanganan pertama pada trauma kimia asam maupun basa adalah sama, yakni dengan melakukan irigasi pada mata menggunakan normal saline2 air. Selanjutnya dapat diba#a ke rumah sakit atau puskesmas terdekat. *ila penanganan pertama ini tidak adekuat ataupun lambat maka dapat mengakibatkan banyak komplikasi dan perubahan'perubahan yang terjadi pada mata. (an bila terjadi komplikasi yang berat maka kerusakan pada mata akan terjadi irre-ersible. 1omplikasi dan perubahan'perubahan tersebut dapat berupa symblepharon bila mengenai konjungti-a, glaucoma bila mengenai bilik mata depan, dan kekeruhan bila mengenai kornea.

35

BAB I6 PENUTUP

Akhirnya telah terselesaikan tugas baca di bidang ilmu kesehatan mata yang berjudul Dtrauma kimiaE. (iharapkan nantinya tugas baca ini dapat memberikan man%aat baik bagi teman'teman sesame dokter muda, maupun bagi semua pihak yang bekerja di bidang kesehatan mata. 3engingat trauma kimia merupakan salah satu kega#at'daruratan di bidang ilmu kesehatan mata yang dapat mengancam hilangnya penglihatan seseorang, trauma kimia membutuhkan penanganan khusus untuk menghindari dampak yang merugikan di kemudian hari. 1ami selaku penyusun memohon maa% bila masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tugas baca ini.

36

DA7TA$ PUSTAKA
1. *ores eo (.3(, 2002, <cular Anatomy, http+22###.e'sunbear.com2anatomy 2. (iktat Cistologi 2, edisi >, laboratorium Anatomy Cistologi, =akultas 1edokteran Bni-ersitas Airlangga, Surabaya, 2000, *ab 7 0. (ua Carminder S, 1ing Anthony 6, 6oseph Annie, 2001, A 5e# ,lassi%ication o% <ccular Sur%ace *urns, *r 6 <phtalmol@ !5+107;'10!0 ). ?augan, Asbury, <%talmologi Bmum, edisi 17, 6akarta, 2010, 9F,, hal 5'17,07! 5. 1uhn =erenc, <cular .raumatology, *irmingham, 200!, Spinger, hal )!7'500 :. 1anski. 6. 3(, 3S, =G,S, =G,<phth, ,linical <phtalmology, edisi ?>, ondon, 200:, 9lsei-er, hal !:)'!:! 7. 1urana A.1, ,omprehensi-e <pthalmology, edisi >?, 5e# (elhi, 2007, 5e#age >nternational imited, hal )1)')15

!. http+22journals.l##.com2coophthalmology2Abstract2201020700023ana gementNo%NocularNthermalNandNchemical.15.asp7 ;. http+22bjo.bmj.com2content2;52221;).%ull 10. 11. http+22###.medscape.com2-ie#article270;100 http+22###.brooksidepress.org2"roducts2<perational3edicine2(

A.A2operationalmed2Sick,all29ye2*urnso%the9ye.htm 12. 10. http+22###.medscape.com2-ie#article270;0;; http+22###.medscape.com2-ie#article270;;57

37

38

Anda mungkin juga menyukai