Di susun oleh : Nama : Aulia Rakhman NIM : N 201 12 018 Asisten : Rifka Kelompok :1
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alela, homozigot, heterozigot, dan alel. Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara seksual, individu beru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan mempunyai pasangan yang disebut alel. Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan. Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O . Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah mengetahui tekhnik uji golongan darah dan membuktikan golongan darah O adalah
golongan darah yang terbanyak di dunia dengan menggunakan sampel darah dari tiap-tiap kelompok. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu: 1. Untuk mengetahui tekhnik uji golongan darah. 2. Untuk menentukan golongan darah. 1.3 Manfaat Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu: 1. Bisa dan tahu menguji golongan darah pada seseorang. 2. Bisa dan tahu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan (Prawirohartono, 1995). Sel telur dan sel sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat keturunan sifat tersebut kepada keturunannya. Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya dikenal dengan istilah hereditas (Prawirohartono, 1995). Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit, dan kelainan tubuh pada manusia yang dapat dipecahkan dengan bantuan genetika. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam bidang genetika yaitu sebagai berikut : gen, resesif, genotif, fenotif, dominan, alels, homozigot, heterozigot (Prawirohartono, 1995). Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
1. 2.
1. 2. 3. 4.
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999). Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O (Solomon, 1993). Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk : 1. Proses transfusi darah 2. Membantu penyelidikan tindak kriminal Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995). Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus. Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung aglutinin anti-A atau anti-B. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan aglutini-B. Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004). Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut: Golongan aglutinogen (antigen) pada eritrosit A aglutinin (antibodi) pada plasma darah b
B AB O
1. 2. 3.
B A dan B -
a a dan b
Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi (penggumpalan) Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi (penggumpalan) a. Darah + anti Rhesus = aglutinasi terdapat antigen Rhesus gol Rh+ b. Darah + anti A= aglutinasi terdapat aglutinogen A gol A c. Darah + anti B= aglutinasi terdapat aglutinogen B gol B Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah (Priadi, 2009).
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Adapun waktu pelaksanaan praktek yaitu : Hari/Tanggal : Sabtu, 08 desember 2012 Waktu : 13.00 WITA selesai. : Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : A. Alat 1. Objeck Glass 2. Kapas 3. Alkohol70 % 4. Lancet 5. Batang Macis 6. Kertas Label B. 1. 2. 3.3 1. 2. 3. 4. Bahan Serum Alfa () Serum Beta () Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah : menyisipkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1-4. Mensterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70%. Menusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga darah keluar. Meneteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor
mpat
5. Meneteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu mengaduk dengan gerakan memutar menggunakan batang macis. mengamati apa yang terjadi. 6. Melakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serumanti Rhesus
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan No Nama 1 Ashar
Perlakuan +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B()
Pengamatan Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Gambar
Gol. Darah O
Heru Kukuh
Moh. Fikri
Susanti
Anitatia
Moh Viqi
+Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B()
Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi Aglutinasi
Shalha Alamri
Ifana Audina
Miftahul
10
Indah
11
12
13
Dewi Sukarana +Anti A() +Anti B() Rahayu +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B() +Anti A() +Anti B()
14
15
16
4.1.2
Jumlah 4 2 10 16
4.2 Pembahasan Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah pada manusia berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh selsel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, mula-mula yang dilakukan adalah menyiapkan objek glass. Objek glass berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah satu ujung jari yaitu jari manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari kuman. Kemudian menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi, ditusukkan pada pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang telah ditusuk tadi sehingga mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut pada objek glass, di sebelah kiri dan sebelah kanan, kemudian meneteskan serum alfa di sebelah darah yang berada disebelah kanan, dan meneteskan serum beta disebelah darah yang berada di sebelah kiri, lalu mengaduknya dengan gerakan memutar dengan menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi untuk menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi. Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, Pada uji golongan darah yang bernama Ashar dan Heru. Object glass di letakan di meja dan masing-masing di atasnya di beri label yaitu object glass pertama Ashar dan kedua Heru. Kemudian jari manis mereka di bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan alcohol. Setelah di bersihkan dengan alcohol jari ditusuk menggunakan lancet sehingga mengeluarkan darah. Kemudian darah tersbut di letakan di sisi kanan dan kiri object glass. Perlakuan pada object glass, setelah darah ditetesi anti A maka darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah darah di tetesi anti B darah juga tidak mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel darah yang terdapat pada Ashar dan Heru adalah O, begitupun pada Fikri, Susanti, Anitatia, Viqi, Ifana, Miflahul, Dyah, dan Harni ( No 3, 4, 5, 6, 8, 11, 15, dan 16 pada tabel di atas ). Pada uji golongan darah yang bernama Shalha, Indah, Siti, dan Dewi (No 7, 10, 12 dan 13 pada tabel di atas ) didapatkan golongan darah A. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi anti B darah tidak mengalami penggumpalan. Pada Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan darah bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut tidak menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut menggumpal. Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di
dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-B. Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A. Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B. Pada percobaan ini juga telah di buktikan bahwa golongan darah O merupakan golongan darah yang paling banyak dimiliki manusia. Dari penelitian yang dilakukan pada 16 orang tadi 62% bergolongan darah O, 25% bergolongan darah A, 12,5% bergolongan darah B, dan 0% brgolongan darah AB.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah: 1. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian yaitu golongan darah A, B, AB, dan O. 2. Apabila darah + anti A mengalami penggumpalan dan darah + anti B tidak menggumpal maka golongan darah orang tersebut adalah A. 3. Apabila darah + anti B tidak menggumpal dan darah + anti B mengalami penggumpalan maka golongan darah orang tersebut adalah B. 4. Apa bila darah + anti A tidak menggumpal dan darah + anti B tidak menggumpal maka golongan darah orang tersebut adalah O. 5. Golongan darah terbanyak yaitu golongan darah O sebanyak 62,5%, kemudian golongan darah A sebanyak 25% , golongan darah B sebanyak 12,5%, dan golongan darah AB sebanyak 0%(tidak ada). 5.2 Saran Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada baiknya alat dan
bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.
A.
PENGERTIAN
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. (wikipedia, Indonesia). Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobeldalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. (wikipedia, Indonesia) Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolonganABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenisantigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. (wikipedia, Indonesia).
B.
Untuk mengetahui golongan darah yang ada dalam tubuh manusia sehingga dapat digunakan untuk memilih golongan darah yang cocok apabila orang tersebut memerlukan donor darah. (Depkes RI, 1991) C. SISTEM SIRKULASI
Merupakan sistem transport, suplai zat-zat yag di absorbsi saluran pencernaan dan O2 ke jaringan, Mengembalikan CO2 ke paru-paru dan produk metabolisme ke alat akskresi, pengaturan suhu tubuh, distribusi hormon, dan sistem peredaran tertutup. (Nuraini, Tuti. 2009)
D.
ASAL PEMBENTUKAN DARAH Jaringan Mieloid : sumsum tulang mieloblast Jaringan Limfoid : Limfoblast Kedua jaringan membentuk hemasitoblast
E.
VOLUME DARAH Total darah yang beredar adalah 8 % dari Berat Badan (Nuraini, Tuti. 2009) KOMPONEN DARAH Cairan Sel : Plasma 55 % : Eritrosit, Leokosit, dan Trombosit
F.
Terdiri dari protein plasma dan garam anorganik Tidak berinti, megakariosit, pembekuan darah Trombosit, tromboplastin, protombin, trombin, fibrinogen, benang-benang fibrin Faktor yang mempengaruhi : jumlah trombosit, Ion Ca, Vit. K
a.
Tidak berinti, bikonklaf Tidak disumsum tulang merah Volume pada pria 5 juta/L, wanita 4,5 5 juta/ L Thalasemia : sickle cell anemia Struktur sel darah merah pada berbagai konsentrasi Hipertonis Krenasi
d. Prinsip : Osmotik e. c. Digunakan NaCl 0,2%, 0,9%, 2% SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT) Dibentuk disumsum tulang dan limfoid Terbagi Dua : Agranulosit dan granulosit
1. Agranulosit
Limfosit : limfosit besar (T) dan limfosit kecil (B) banyaknya sitoplsma dan poliribosom, fungsi berhubungan dengan reaksi imun dan memori. Monosit : Sitoplasma banyak, inti oval dengan 2/3 anak inti, fagosit/ retikuloenolotel dan makrofak 2. Granulosit
Neutrofil : inti 2-5 lobus (umumnya 3 lobus) 60-70% leukosit yang besar Imunitas selular fagosit
Basofil : satu inti besar, mengandung banyak granul kecil, peradangan, fagosit 0-1% leukosit. Eosinofil : inti 2 lobus, 1-4 % leukosit, fagosit lebih selektif. Leukimia, Leokopeni, Leokositosis
(Nuraini, Tuti. 2009) G. DINAMIKA ALIRAN DARAH Diatur oleh mekanisme kimia lokal dan sistem saraf Sistem sirkulasi : pulmoner dan sistemik peredaran tertutup dan ganda Pembuluh darah : Arteri dan Vena
Histologis : tunika intima/ interna endotel, tunika mediatunika media otot polos sirkuler, tebal, tunikaeksterna saraf, vasa vasorum, lemak. Fungsi : mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh Sifat aliran : warna darah cerah, aliran cepat.
b. VENA
c.
Terdiri dari vena cava, vena, dan venula Histologi : tunika intima dan media tipis, tunika ekterna/adventitia tebal. Fungsi : mengalirkan darah kembali ke jantung dari jaringan Sifat aliran : warna darah gelap, aliran lambat. KAPILER Terdapat pada arteri dan vena, peralihan antara arteri dan vena Fungsi : tempat pertukaran zat antar darah dan ruang intersel.
H.
GOLONGAN DARAH SISTEM ABO Melibatkan dua bentuk molekul yaitu antigen dan antibodi
Antigen merupakan substansi asing yang ada dalam tubuh, sedangkan antibodi yang bereaksi dengan antigen. Adanya antigen tipe A dan tipe B dalam sel darah merah menetukan bentuk golongan darah seseorang.
Contoh : seseorang memiliki golongan darah B karena ia memiliki antigen B dalam sel darah merahnya. Dalam sistem ABO, terdapat empat golongan darah antibodi yang bereaksi terhadap antigen dan tidak terdapat dalam sel darah merah. Antibodi ini disebut Anti A dan Anti B. Dengan pengetahuan adanya antibodi ini menyebabkan aglutinasi/ penggumpalan darah akibat reaksi antigen antibodi.
PELAPORAN :
1. Golongan Darah A : Jika diberi Anti A terjadi Aglutinasi 2. Golongan Darah B : Jika diberi Anti B terjadi Aglutinasi 3. Golongan Darah AB : Jika diberi Anti A dan B terjadi Aglutinasi 4. Golongan Darah O : Jika diberi Anti A dan B tidak terjadi Aglutinasi I. GOLONGAN DARAH SSTEM RHESUS
Antigen lain yang penting dalam darah adalah faktor Rh. Prinsip dalam pemeriksaan darah sistem Rh, ketika Rh (+) dicampur dengan antibodi anti Rh, akan terjadi aglutinasi. Pada kehamilan ibu dengan Rh (-) dan ayah dengan Rh (+) yang menghasilkan anak dengan Rh (+), sel darah merah Rh (+) anak akan masuk ke sistem kardiovaskuler ibu melalui plasenta sehingga menyebabkan jaringan plasenta hancur sebelum saat lahir.
Adanya antigen Rh menyebabkan ibu menghasilkan antibodi Rh, sehingga pada kehamilan berikutnyaantibodi ini akan menghancurkan sel darah merah anak, hal ini disebut dengan penyakit himolisis pada bayi baru lahir. Kehancuran sel darah merah akan menghasilkan bilirubin yang dapat menghancurkan otak dan menyebabkan retardasi mental bahkan kematian.
PELAPORAN
Bila : 1. Anti Rh faktor aglutinasi positif 2. Anti Rh faktor aglutinasi negatif : maka Rh + : maka Rh
J.