Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Membangun Masyarakat Multikultural Dalam Perspekti Politik !slam" . Makalah ini disusun guna memberikan in ormasi tambahan kepada para mahasis#a agar dapat memahami keberagaman budaya !ndonesia, sehingga dapat men$iptakan rasa saling menghormati antar budaya masing-masing dan men$egah terjadinya kon lik SA%A& Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu& Penulis mengu$apkan terima kasih atas bimbingan, arahan, dan bantuannya, semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT& Tak hanya itu, penulis juga mengu$apkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel, tulisan, dan buku telah penulis jadikan re erensi guna penyusunan makalah ini, semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisantulisan yang menga$u ter#ujudnya generasi masa depan yang lebih baik& Penulis berharap, semoga in ormasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pemba$a pada umumnya& Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bah#a makalah ini masih jauh dari sempurna, maa kan jikakalau banyak kekurangan dan kesalahan& Penulis setulus hati menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan makalah ini&

Semarang, 'uni ()**

Penulis

DAFTAR ISI
+ATA P,N-ANTA%&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& DA.TA% !S!&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& /A/ ! /A/ !! * (

'0%NA1 222222222222222222&&&&&&222& 3 T,1AA4 '0%NA122222222222222&&&2222&** (&*& (&(& (&3& Alasan Pemilihan 'udul222222&222222222&&&** Substansi 5!nti6 'urnal 2222222222222222& Man aat !si 'urnal /agi Mahasis#a22222222&&&&2&&& &*3 **

/A/ !!!

P,N0T0P222222222222222222222&&&&& *7 3&*& 3&(& +esimpulan222222222222222222222*7 Saran22222222222222222222&&&&&&&&&&&&*7

BAB I JURNAL

MEMBANGUN MASYARAKAT MULTIKULTURAL PERSPEKTIF POLITIK ISLAM


8leh 9 M& Sidi %itaudin:6 Abstrak

Prinsip bahwa umat manusia adalah bersaudara merupakan salah satu sisi penting ajaran Islam yang relevan untuk dikembangkan dalam membangun masyarakat multikultural, yang ditengarai sebagai sebuah komunitas yang hidup bedampingan antar berbagai kebudayaan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan sosial, dalam istilah J.J. Rousseau sebagai sosial kontrak. Sebetulnya, secara alami masyarakat tersebut sudah terbentuk di mana dan pada saat terjadi interaksi sosial lintas budaya, etnis, strata dan bahkan agama. amun demikian, yang ingin dibangun di sini adalah konseptualisasi sistem sosial yang akomodati!, madani, berpradaban tinggi dan bersi!at good governance. "leh karena itu, membangun masyarakat multikultural berarti merekonstruksi system sosial berdasarkan iradah politik pemerintah yang bhennika tunggal ika sebagaimana masyarakat Indonesia. #ulisan ini mencoba memberikan semacam revitalisasi penguatan sistem kebhennikaan, persatuan dan kesatuan yang la$im disebut sebagai agree in disagreement, secara politis ingin mewujudkan citacita bersama %baldatun thayyibatun wa rabbun gha!ur&, yaitu masyarakat yang multikultural tersebut dapat rukun dan damai, sejahtera, adil dan makmur, aman serta tentram lahir dan batin. +ata +un$i 9 Masyarakat multikultural, Politik, Perdamaian, Pemerintahan A& PENDAHULUAN +eanekaragaman kultural dalam suatu negara kesatuan merupakan aset atau kekayaan kha;anah budaya bangsa, dan sekaligus merupakan potensi pengembangan dalam sektor pari#isata, budaya, ekonomi hingga politik +arena masing-masing kebudayaan yang berkembang pada suatu #ilayah tertentu, memiliki kekhasan tersendiri berbeda dengan kebudayaan pada masyarakat atau suku, ras, etnis tertentu di daerah lain& +ekhasan itu, bisa dalam bentuk sistem sosialnya, adat istiadatnya, sistem ekonominya, sistem kekerabatannya dan system politik pemerintahannya& 4al ini bila digali dan dikembangkan dengan pendekatan persatuan dan kesatuan akan melahirkan masyarakat multikultural yang harmonis dan mengagumkan, sebagai pengakuan dan ta'$im terhadap kebesaran !lahi yang telah men$iptakan aneka ragam budaya di setiap jengkal bumi $iptaan-Nya ini& 8leh karena itu, agaknya sangat riskan dan arogan bila ada suatu kultur masyarakat tertentu merasa lebih baik dan lebih bagus dari kultur masyarakat tertentu yang lain, sebab Allah SWT men$iptakan keanekaragama kultur itu, masing-masing memiliki kelebihan dan keunggulannya masing3

masing, sesuai dengan lingkup geogra is, karakter dan kemampuan<potensi bertahan dan berkembang yang telah diatur dan diren$anakan oleh Allah Sang Maha Pen$ipta +ata masyarakat, se$ara etimologis, berasal dari kata Arab syarikat. Dalam kata ini terkandung makna yang berhubungan dan pembentukan suatu kelompok atau golongan atau kumpulan, yang mengartikulasikan prinsip-prinsip sosial dalam pergaulan hidup&5-a;alba,*=>?9h&*(6, Masyarakat multikultural, adalah komunitas tertentu dalam suatu negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan aneka ragam kebudayaannya, oleh karenanya, masyarakat multikultural itu, se$ara ideal sudah sejalan dengan upaya me#ujudkan masyarakat madani& /erkenaan dengan hal itu, sekarang, telah me#a$ana juga masalah civilian government 5pemerintahan madani6-sebuah diskursus yang dibedah dari gagasan ilsu , misalnya 'ohn 1o$ke, yang berpandangan bah#a tanggung ja#ab pemerintah ialah menjamin hakhak rakyat dan bah#a rakyatlah yang berhak menentukan siapa yang harus memerintah mereka& Sementara itu, 'ean 'e$@ue %ousseou berbi$ara tentang kontrak sosial 5 social contract6, di mana publik ikut menentukan nasib dan masa depan mereka sendiri& +ontrak sosial melahirkansentimen moral publik untuk menentang segala ma$am bentuk deAiasi penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi& +edua #a$ana ini telah menjadi milik publik, yang tujuan dan sasarannya sama dengan tujuan penyelenggaraan negara yang bersih& Semangat ini tentu saja bebas bias kultural, tidak ada diskriminasi kelompok, ras, #arna kulit, mayoritas dan minoritas serta lain sebagainya& Munir Mulkhan umpamanya mensinyalir, bah#a masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang kesadaran hukumnya relti tinggi karena berperadaban tingggi pula& Dalam kerangka kesadaran kultural, kesadaran hukum itu bisa berarti kesadaran antropologis humanistis yang tinggi yang melahirkan perilaku humanistis& Masyarakat !ndonesia, pada leAel sosio-struktural, adalah merupakan masyarakat multikultural, pada komunitas !slam, di !ndonesia mereka termasuk kelompok (hlus Sunah wa al-Jama'ah dan pengikut mad;hab Sya iBi dalam ikih ibadahnya 5Mud;har, ())39 h& 376 yang ditengarai sangat konserAati dalam menerima suatu perubahan& Terlebih lagi untuk kasus !ndonesia sebagai sebuah negara berkembang, yang dihadapinya sekarang ini adalah berma$am-ma$am krisisCpertumbuhan penduduk yang sangat $epat meningkat, berlipat gandanya perkampungan dan pedesaan miskin, keonaran SA%A, agitasi politik, yang diikuti dengan repressi pemerintah, perang saudara 5seperti perang di A$eh, Ambon, !rian6, korupsi, hilangnya nilai-nilai tradisional, in lansi, utang yang bertambah dan berkurangnya pendapatan deAisa& 5Darma, ())*9h& E**6 Agaknya sistem kehidupan negara multikultural menjadi patut dipertanyakan, setelah melihat gejala-gejala politis yang ada, bahkan ada ke$enderungan pada politik desintegrasi bangsa& 'ika #a$ana pembangunan masyarakat 7

multi$ultural dikembangkan dan dapat memberikan #a#asan kebangsaan pada masyarakat majemuk, maka masing-masing suku, ras dan kultur masyarakat tertentu akan menghargai dan menghormati keberadaan kultur tertentu yang ada di sampingnya& 4al ini akan memperkokoh semangat kesatuan dan persatuan bangsa, yang belakangan ini sudah mulai goyah disebabkan karena situasi dan kondisi yang melanda Negara %aksasa Asia" ini, yaitu multikrisis yang berkepanjangan& Dampak dari keterpurukan yang disebabkan oleh multikrisis tersebut adalah mudahnya masyarakat menerima hasutan dari para proAokator, kondisi masyarakat menjadi labil dan tidak setabil, keharmonisan dan ketenangan menjadi barang langka& Ditinjau dari aspek ini, maka kajian ini memperlihatkan releAansinya dengan situasi keindonesiaan dan kekinian, yang perlu dikembangkan, terutama di kalangan akademisi yang concern terhadap pembangunan bangsa& Suatu ikatan multikultural dalam suatu masyarakat akan terjadi, sangat bergantung pada pandangan dan kemauan politik suatu masyarakat& Dalam hal ini peranan pemimpin politik sangat menentukan& +einginan dan $ita$ita masyarakat yang menginginkan perubahan dapat diidenti ikasi melalui gagasan pemikiran yang mun$ul dari para pengamat dan pakar dalam bidangnya, terutama kalangan intelektual akademik yang biasanya sangat concern terhadap masalah-masalah so$ial dan politik yang berkembang& Salah satu $ontoh konkrit adalah kemampuan orasi seorang /ung +arno, ia begitu pia#ai merangkai katakata yang memukau dan dapat menyatukan persepekti kultur yang beraneka ragam menjadi sebuah konsep negara kesatuan dan persatuan !ndonesia& Sebelum masyarakat mengorganisasikan dirinya sebagai negara, kegiatan politik sebetulnya sudah ada& Sebab hakekat politik ialah penjelmaan kegiatan pikiran untuk membentuk kekuasaan, yang dimaksudkan untuk menyusun struktur ekonomi dan sosial sebaik mungkin menurut $ita atau pandangan 5 ilsa at6 tertentu, dalam konteks ini tentu saja yang menjadi $ita dan idealitas semua suku bangsa yang tergabung dalam !ndonesia& 0ntuk men$apai tujuan sosial dan ekonomi itu terbentuklah kekuasaan, organisasi, lembaga dan badan yang menyusun, mengatur, memimpin kegiatan usaha-usaha ke arah apa yang di$ita-$itakan, yaitu baldatun thayyibatun wa rabbun gha!)r. Masyarakat multikultural, dalam hal ini adalah masyarakat !ndonesia yang merupakan masyarakat yang dibangun atas dasar persatuan dan kesatuan akan berkembang dan selalu berkembang terus jika penataannya dilakukan se$ara eAaluati , kemudian dire orm sedemikian rupa, dengan meninggalkan hal-hal yang buruk dan menerapkan halhal yang baik& Perspekti politik !slam tentang persoalan ini adalah menghendaki penataan kemabali masyarakat yang sudah terkontaminasi dengan niali-nilai keben$ian dan kesombongan dan menganggap bah#a hanya kebudayaanyalah yang paling baik dan paling benar sehingga menditorsi kebudayaan yang lain, menuju sebuah masyarakat yang religious, memiliki tata nilai, spiritualistik yang sosiohumanistik& 4al ini $ukup jelas dan konkret sebagaimana digambarkan dalam al-FurBGn surat al-(h$*b ayat 3E& 'alaluddin %a$hmat mengatakan bah#a proses perubahan sosial, paling E

tidak menyangkut tiga hal pokok, yaitu pertama, bagaimana ideas 5gagasan-gagasan6 mempengaruhi perubahan-perubahan sosial& +edua, bagaimana tokoh-tokoh besar dalam sejarah menimbulkan perubahan besar di tengah-tengah masyarakat& +etiga, sejauh mana peran gerakangerakan sosial dan reAolusi menimbulkan perubahan struktur sosial dan normanorma sosial& 5%a$hmat,*===9h& *)36& Senada dengan pandangan 'alaluddin %a$hat tersebut, adalah M& Furaish Shihab yang menegaskan bah#a perubahan sosial dapat terlaksana bila dipenuhi dua sayarat pokokH yaitu adanya nilai atau ideH dan adanya pelaku-pelaku yang menyesuaikan diri dengan nilai-nilai tersebut 5Shihab, *==>9 h& (7E-(7?6& Dari uraian di atas terlihat bah#a manusia merupakan a$tor utama perubahan sosial, manusia adalah pelakupelaku yang men$iptakan sejarah& -erak sejarah itu adalah gerak menuju suatu tujuan, sedang tujuan itu berada di hadapan manusia atau berada pada masa depan, sedang masa depan yang diidam-idamkan harus tergambar dalam benak manusia 5Al-ShGdr,*=I)9 h& =*6, yaitu dalam ide-ide atau gagasan- gagasan& Dengan demikian, ide-ide manusia merupakan langkah pertama dari gerak sejarah atau terjadinya perubahan dalam masyarakat 5FS, al-Ra'ad ayat **6&& Al-FurBGn menempatkan dirinya sebagai pendorong dan pemandu, demi berperannya manusia se$ara positi dalam bidangbidang kehidupan& !radah politik manusialah yang menjadi penentu perubahan, dalam bingkai pembangunan masyarakat multikultural, sebagai penguatan identitas dan martabat suatu bangsa& B. HUBUNGAN KEMASYARAKATAN MULTIKULTURAL PERSPEKTIF ISLAM !slam dilihat dari berbagai sumber ajarannya, baik dari #ahyu maupun sunnah, baik dalam praktik sosial maupun se$ara konsepsional, tidak membeda-bedakan golongan, kaum, ras maupun suku& Dengan demikian dapat ditegaskan bah#a !slam menjunjung tinggi semangat masyarakat multikultural& Persoalan krusial dalam !slam adalah bagaimana ruh dari masingmasing kultur itu berna askan atau bernuansakan !slam& Sebagai telah diketahui bersama, bah#a manusuia tidaklah hidup sendirian, atau hanya dengan keluarganya saja& Apabila dia merasa dekat dengan keluarganya karena pertalian darah, maka pada hakekatnya ada satu ikatan yang men$akup seluruh umat manusia pada satu pokok, yang oleh karena berbagai peristi#a, pokok itu dilupakan orang, lalu tidak diingat lagi& Agaknya manusia terpaksa melupakannya karena ke$enderunganke$enderungannya yang kele#atan dan karena terdesak oleh si at-si at egois, keinginannya untuk mementingkan diri sendiri dan karena merajalelanya ankara murka& +arena itu !slam meman$angkan kembali pokok pertalian bersama ini, dan mengembalikan seluruh umat manusia kepadanya dengan berbagai $ara, di antaranya adalah dengan melakukan gerakan pe#a$anaan konsep-konsep masyarakat multikultural tersebut& Dalam konteks persoalan di atas, Allah SWT ber irman 9 ,ai sekalian manusia, bertakwalah kepada #uhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri. -an daripadanya (llah menciptakan istrinya dan daripada keduanya (llah mengembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak. -an bertakwalah kepada (llah yang dengan .mempergunakan/ nama- ya kamu saling meminta satu sama lain, dan .peliharalah/ hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya (llah selalu menjaga dan mengawasi kamu. .anisa 0 1/.Dari irman Tuhan ini terlihat jelas bah#a prinsip masyarakat multikultural itu merupakan substansi ajaran !slam dalam menata system sosial& Prinsip menjaga keharmonisan masyarakat dengan senantiasa melakukan silturrahmi merupakan suatu hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja dalam membangun masyarakat multikultural& 4al ?

tersebut membuktikan bah#a manusia itu tidak hidup sendirian, melainkan membangun suatu komunitas yang saling peduli& Dalam konteks kemanusiaan, nampaknya tidak ada diskriminasi, hanya hubungan Aertikal yang menjadikan tak#a sebagai barometer yang menentukan apakah seseorang itu baik atau jahat& 'ika nilai tak#anya baik, maka baiklah ia, terlepas dari suku, ras, bangsa ataupun kultur apa pun dia& ,ai manusia, sesungguhnya +ami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. .al-,ujurat 0 12/. Ayat tersebut agaknya mempertegas prinsip membangun masyarakat multikultural itu adalah merupakan suatu kenis$ayaan& +arena keberbedaan suku, bangsa, ras dan bahkan kultur itu merupakan konsep pen$iptaan dan merupakan hak prerogati Sang Maha +uasa, yaitu Allah SWT& Ada yang menginterpretasikan bah#a kata lita'ara!u" merupakan perintah untuk membangun komunitas yang padu, bisa berbentuk sebuah negara, seperti negara kesatuan %epublik !ndonesia& -an .ingatlah/ ketika #uhanmu ber!irman kepada para malaikat %Sesungguhnya (ku menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering .yang berasal/ dari lumpur hitam yang diberi bentuk. 3aka apabila (ku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya ruh .ciptaan/- +u, tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. 3aka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersma-sama&. .al-,ijr 0 45-26/. .irman Allah tersebut agaknya menegaskan bah#a manusia itu merupakan $iptaan-Nya yang mulia, sehingga para malaikat pun sujud kepadanya& Maka apabila ada suatu ras atau suku bangsa yang merasa bangsa yang super", seperti digambarkan dalam al-FurBan, yaitu bangsa Jahudi, dan bangsa Aria, ras 'erman yang merasa bangsa yang paling mulia, hal tersebut merupakan suatu kesombongan dan pendistorsian terhadap keberadan ras atau bangsa yang lain& 4al ini tentu saja tidak kondusi bagi pembangunan masyarakat multikultural& -an sesungguhnya telah +ami muliakan anak-anak (dam. +ami angkat mereka di daratan dan di lautan. +ami beri mereka re$ki dari yang baik-baik dan +ami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah +ami ciptakan. .al-Israa 0 76/. Agaknya apa yang disinyalir oleh ayat tersebut menegaskan bah#a manusialah makhluk $iptaan-Nya yang memiliki potensi untuk mengembangkan kebudayaan& 8leh karena itu konsep !slam tentang kebudayaan ini sudah teruji, tidak terjadi dikriminasi antar kultur, mereka sangat mesra meskipun mereka berada di berbagai negeri yang berjauhan benar benar ada dan disaksikan oleh sejarah& Pada #aktu itu, masyarakat !slam betul-betul menjadi $ontoh di mana-mana& Dengan sistem !slam umat manusia dalam beberapa generasi dan disusul beberapa generasi berikutnya, benar-benar mengalami kebahagiaan 5/aishar, *=I>9h& Aiii6& Di antara indikatornya yang paling menonjol adalah terdapatnya keamanan yang merata, tegaknya keadilan, terkendalinya selera manusia terhadap harta, di samping memenuhi segala aktor- aktor perkembangan& !ndikator-indikator tesebut harus terjalin dalam sistem-sistem hubungan sesama manusia se$ara bersih dan murni, yang dapat ter$ermin dalam pergaulan hidup antar sesama makhluk 5 Asy-SyGl, *=I>9 h&*3-*76& +rusial dikedepankan di sini bah#a sebab-sebab sistem !slam tersebut tepat dan ideal dalam membangun masyarakat yang diidamidamkan oleh semua kaum pembaharu, baik mereka itu pemimpin maupun para iloso , dikarenakan tonggak-tonggak dari sistem ini dipan$angkan langsung oleh Allah SWT Sang Pen$ipta umat manusia& Allah menyuruh manusia menggunakan sistem itu sebagai jalan hidup 58ay o! li!e6 mereka5 Asy-SyGl, *=I>9h& *3-*76& >

!slam merupakan sumber peradaban manusia yang sejati dalam arti yang sebenarnya& +aum muslimin sendiri adalah umat yang pernah mengemban peradaban !slam berabad-abad lamanya, yaitu ketika mereka benar-benar melaksanakan prinsip-prinsip !slam& .akta yang tidak dapat dibantah seperti inilah yang menjadikan sistem !slam tu ideal dan selalu siap diterapkan se$ara nyata, mudah dan aman dalam sebuah komunitas muslim yang disebut ummah& C. ETOS MASYARAKAT MULTIKULTURAL DAN IRADAH POLITIK PUBLIK A& Mukti Ali mengingatkan bah#a paling tidak, ada tiga hal yang ikut membentuk #atak, karakter dan tindaklaku masyarakat, yaitu pertama, sistem budaya dan agama, kedua, sistem sosial dan ketiga, lingkungan alam& 5Ali, *==*9 h &336& Menurut Mukti Ali lebih lanjut, bah#a sistem budaya dan agama, yang berupa orientasi nilai budaya, adat istiadat yang hidup di negerinya, agama yang ia peluk dan keyakinan yang ia yakini, norma hukum yang dijunjung di negeri itu, agaknya merupakan etos sikap multikultural yang mempunyai andil besar dalam membangun suatu budaya bangsa yang bermartabat, yang harus didukung oleh iradah publik se$ara penuh kesadaran& Sistem sosial, yang berupa sistem kekeluargaan dan kekerabatan di mana ia hidup, lapisan sosial, golongan-golongan yang terdapat dalam masyarakatnya, organisasi-organisasi, birokrasi pemerintahan dan negara, juga mempengaruhi suasana yang kondusip dalam membangun masyarakat multikultural& 0ntuk mengembangkan etos masyarakat multikultural, nampaknya perlu dilihat kembali kha;anah aset budaya bangsa, yaitu bah#a kebudayaan !ndonesia asli di negeri ini sebelum kebudayaan !ndia adalah merupakan kebudayaan tradisi& +edatangan agama 4indu dan bersama-sama itu timbulnya kebudayaan 4indu-!ndonesia memba#a suatu $orak kebudayaan yang berbeda sekali, yaitu kebudayaan eodal yang masyarakatnya tersusun bertingkat-tingkat menurut nilai-nilai yang diusahakan oleh golongan yang berbeda-beda berdasarkan keturunan& Dalam susunan masyarakat yang hirarkis itu ke eodalan merupakan aktor kekuasaan politik& Strati ikasi so$ial mulai dari brahma, ksatria, #aisaya dan sudera, telah membentuk prilaku budaya yang beraneka ragam& +edatangan !slam ke negeri ini agaknya telah mengubah keadaan itu sepenuhnya, oleh karena kebudayaan !slam-Arab itu lahir dari suasana yang lain sekali, yaitu suasana kebudayaan Semit, yang telah mendapat pengaruh yang kuat dari kebudayaan Junani, yang amat mementingkan makna hidup di dunia ini, kerasionalan dan penyelidikan alam& Mun$ulnya budaya dan tradisi yang diba#a oleh dua agama besar yang hidup di !ndonesia, kemudian datang penjajah dari negeri /arat, yaitu ka#asan ,ropa dengan memba#a misi penyebaran agama +risten& Sementara jauh sebelumnya agama /udha juga sudah berkembang di nusantara, maka lengkaplah multikultural yang berkembang di !ndonesia& Di samping aktor agama yang membangun budaya, juga sudah berkembang aktor etnis di masing-masing daerah yang berkembang membentuk karakter dan adat istiadat yang sudah mengkohesi dengan sikap prilaku& Maka terjadilah asimilasi budaya, sinkritisme keper$ayaan dan lain sebagainya& 8leh karena itu tidak ada yang lebih berhak berpretensi untuk mengungguli budaya, etnis dan agama yang satu dengan yang lainnya& /erangkat dari sinilah /ung +arno men$oba merangkumnya menjadi sebuah kekuatan yang akan memimpin Asia bahkan dunia& Agaknya impian ini tidak hanya tinggal mimpi manakala etos membangun masyarakat multikultural dapat ditingkatkan dan menjadi keyakinan publik serta menjadi iradah publik untuk dilanggengkan di negeri ini& I

D. MEMBANGUN MASYARAKAT MULTIKULTURAL PERSPEKTIF ISLAM BERARTI MEMABNGUN PERADABAN PROFETIS Sumanto al-Furthuby mena#arkan bah#a salah satu alternati $ara keluar dari kondisi multi krisis sebagaimana dihadapi dunia kontemporer saat ini, yaitu adanya aksi kekerasan yang menunjukkan kegerahan masyarakat atas perilaku dunia modern yang kian absurd adalah dengan membangun peradaban pro etis& 5Al-Furthuby, ())*9 h&?=->E6& %obert N& /ellah, sosiolog agama#an, mengatakan bah#a masyarakat !slam a#al dapat disebut modern dalam hal tingginya tingkatan komitmen, keterlibatan dan partisipasi yang diharapkan dari segenap lapisan masyarakat& Selanjutnya, /ellah menambahkan bah#a masyarakat !slam a#al juga modern dalam hal keterbukaan posisi pimpinannya untuk dapat dinilai kemampuannya berdasarkan landasan-landasan yang uniAersalistik, dan hal itu disimbolkan oleh upaya untuk melembagakan jabatan pu$uk pimpinan yang tidak berdasarkan garis keturunan 5 /ellah, ()))9 h& (**6& 4al ini berarti bah#a masyarakat yang dibangun adalah masyarakat yang multikultural, dan ini dikatakan masyarakat pro etis karena merupakan tradisi elegan yang dibangun oleh Nabi SAW& Madinah, tempat peradaban !slam pertama dikembangkan, se$ara ilmu kebahasaan mengandung arti peradaban& Sebab dalam bahasa, peradaban dinyatakan dalam kata madaniyah atau tamaddun selain dalam kata hadharah& Dalam konteks ini masyarakat peradaban atau masyarakat madani berarti masyarakat yang menjunjung tinggi nilainilai peradaban& +omitmen antara masyarakat muhajirin dan anshar terlihat dari pergantian nama Jatsrib menjadi Madinah oleh Nabi sebagai iradah politik yang kuat untuk membangun masyarakat yang beradab& Penting dikemukakan di sini adalah prinsip utama yang dipegang oleh Nabi atas komitmennya dalam membangun Negara Madinah yang tertuang dalam Piagam Madinah 53itsa9 al-3adinah6& Pertama, prinsip kesederajatan dan keadilan, dan kedua, prinsip inklusiAisme 5keterbukaan6&!nklusiAime di sini men$akup kebebasan beragama, menurut Sukardja, pada pasal (E Piagam Madinah disebutkan bagi orang-orang Jahudi agama mereka dan bagi orang-orang !slam agama mereka"& Pasal ini memberikan jaminan kebebasan beragama&5Sukardja,*==E9 h& *(76& Prinsip kesederajatan dan keadilan tersebut agaknya men$akup semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun hukum& Dalam aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan& Semua rakyat mendapat hak yang sama dalam politik& Mereka tidak dibedakan berdasarkan suku ataupun agama& Meskipun suku Furaisy berpredikat the best dan !slam sebagai agama dominan, tetapi mereka tidak dianakemaskan& Seluruh lapisan masyarakat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi& Nampaknya, dalam perspekti pro etik, tidak dikenal ideologi nepotisme dan sukuisme dalam membangun peradaban modern& 8leh karenanya belajar dari praktek politik Nabi, membangun masyarakat multikultural adalah membangun kesederajatan antar sesama manusia& /egitu pun pada penerapan hukum, Nabi tidak pernah membedakan orang atas 5elite penguasa, bangsa#an atau juta#an6", orang ba#ah 5#ong $ilik, miskin bodoh dan jelata6" atau keluarganya sendiri& /egitu juga dengan pembangunan ekonomi, praktek Nabi tidak mengenal system ekonomi kapitalisme& !a menerapkan ajaran egalitarianisme, yakni pemerataan saham-saham ekonomi kepada seluruh masyarakat& Prinsip-prinsip ini sangat tipikal dalam !slam& E. PENUTUP =

Salah satu pandangan iloso is dari prinsip-prinsip pembangunan yang harus dikobarkan terus adalah meletakkan spiritualitas sebagai substansi proses trans ormasi kultural& Spiritualitas agama tidak boleh bersi at diskriminati , melainkan harus bersi at pluralistis& Spiritualitas hendaklah diletakkan sebagai titik keberangkatan, tolok ukur setiap langkah, serta orientasi pen$apaian& Spiritualitas hendaklah diposisikan sebagai penyeimbang dari pembangunan materil, karena hakekat kemanusiaan adalah spiritualitas& 1andasan iloso i ini juga berlaku sebagai pangkal tolak dari pembangunan masyarakat multikultural, yang harus menga$u pada humanisme dan good governance. +eanekaragaman budaya lahir dari keanekaragaman suku, ras, adat istiadat dan bahkan agama& Pandanglah keperbedaan sebagai suatu kha;anah kekayaan kultur& Adanya perbedaan-perbedaan dalam susunan masyarakat adalah merupakan kenis$ayaan, akan tetapi berbeda bukan berarti harus bermusuhan, tetapi berbeda merupakan asas untuk bersatu& /ersatu dalam keberagaman guna men$apai kesatuan pandangan dan $ita$ita& Dalam persepekti politik, masyarakat multikultural adalah aset untuk men$apai $ita-$ita politik bersama, yang sampai saat ini adalah bersatu menuju $ita-$ita !ndonesia yang satu, yakni !ndonesia yang merdeka dan bermartabat, ter#ujudnya keadilan yang merata, kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat !ndonesia&
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ali, Mukti, Pembangunan dan ,tika ,konomi !slam" dalam, 3embangun 3asyarakat Indonesia (bad ::I 0 Prosiding Simposium asional ;endikiawan 3uslim 1<<6, 'akarta 9 !katan Kendikia#an Muslim Se-!ndonesia, *==*& Al-Furthuby, Sumanto Membangun Peradaban Pro etis" , dalam Nur A$hmad 5,d&6, Pluralitas (gama +erukunan dalam +eragaman, 'akarta 9 +ompas, ())*& Al-ShGdr, al-!mGm /a@r, al-3adrasah al-=ur'*niyah al-Sunah al-#*r>khiyah !> al-=ur'*n al-+ar>m, /eirut 9 DGr al-TaBaru , *=I)& Asy-SyGl, JLsu Abdul 4GdM, al-Isl*m wa bin*'u al-3ujtama' al-?*dhil, terj& Anshori 0mar Sitanggal, 'akartra 9 Pustaka Dian dan Antar +ota, *=I>& /ellah, %obert N&, @eyond @elie! Asai-esai tentang (gama di -unia 3odern, Terj& %udy 4arisyah Alam, 'akarta9 Paramadina, ()))& -a;alba, Sidi, 3asyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiogra!i, 'akarta 9 /ulan /intang, *=>?&

BAB II TELAAH JURNAL


*)

(&*&

Alasan Pemilihan J ! l Pada dasa#arsa terakhir, #a$ana multikulturalisme menjadi isu penting dalam upaya pembangunan kebudayaan di !ndonesia& 4al ini menurut hemat penulis didasarkan beberapa alasan& Pertama, bah#a se$ara alami atau kodrati, manusia di$iptakan Allah SWT dalam keanekaragaman kebudayaan, dan oleh karena itu pembangunan masyarakat harus memperhatikan keanekaragaman budaya tersebut& Dalam konteks ke-!ndonesia-an maka menjadi kenis$ayaan bah#a pembangunan manusia !ndonesia harus didasarkan atas multikulturalisme mengingat kenyataan bah#a negeri ini berdiri di atas keanekaragaman budaya&& +edua, bah#a ditengarai terjadinya kon lik sosial yang bernuansa SA%A 5suku, agama, dan ras6 yang melanda negeri ini pada dasa#arsa terakhir berkaitan erat dengan masalah kebudayaan& Dari banyak studi menyebutkan salah satu penyebab utama dari kon lik ini adalah akibat lemahnya pemahaman dan pemaknaan tentang konsep keari an budaya& /erbagai kon lik sosial yang telah menimbulkan keterpurukan di negeri ini disebabkan oleh kurangnya kemauan untuk menerima dan menghargai perbedaan, ide dan pendapat orang lain, karya dan jerih payah orang lain, melindungi yang lemah dan tak berdaya, menyayangi sesama, kurangnya kesetiaka#anan sosial, dan tumbuhnya sikap egois serta kurang perasaan atau kepekaan sosial& /eberapa uraian di atas setidaknya menggambarkan betapa pentingnya membangun masyarakat multi$ultural dalam perspekti islam, sehingga diharapkan dapat meminimalkan kon lik&

(&( S "s#ansi $In#i% J &nal Dunia ini di $iptakan oleh Allah sebagai suatu sarana pemenuhan kebutuhan bagi manusia& Dan Allah men$iptakan makhluknya selalu berpasang-pasangan, sedangkan dalam Al-Furan Allah ber irman bah#a telah kami $iptakan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku& Maka dari itu jelaslah, dalam pandangan islam suatu kemajemukan masyarakat itu memang sudah ada dari a#al pen$iptaan manusia& /egitu pula dilihat dari sudut pandang ilmu sosial, dalam Al-Furan manusia disebut sebagai An-Nas", yang artinya manusia sebagai makhluk sosial& Jang mana manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya dukungan dari manusia yang lain& Di beberapa **

ayat lain manusia disebut sebagai A!-!nsan", ini menunjukkan bah#a manusia adalah seorang indiAidu yang unggul& Mengapa demikianN karena seorang manusia di$iptakan dengan karakter yang berbeda dengan manusia yang lainnya& 'adi, sampailah pada kesimpulan bah#a manusia adalah seorang indiAidu sekaligus makhluk sosial yang dengan kekarakteristikannya terbentuklah suatu masyatakan majemuk yang menghiasi dunia ini& Pada dasarnya, !slam dilihat dari berbagai sumber ajarannya, baik dari #ahyu maupun sunnah, baik dalam praktik sosial maupun se$ara konsepsional, tidak membeda-bedakan golongan, kaum, ras maupun suku& Dengan demikian dapat ditegaskan bah#a !slam menjunjung tinggi semangat masyarakat multikultural& Prinsip menjaga keharmonisan masyarakat dengan senantiasa melakukan silturrahmi merupakan suatu hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja dalam membangun masyarakat multikultural& 4al tersebut membuktikan bah#a manusia itu tidak hidup sendirian, melainkan membangun suatu komunitas yang saling peduli& Prinsip membangun komunitas masyarakat multikultural itu adalah merupakan suatu kenis$ayaan& +arena keberbedaan suku, bangsa, ras dan bahkan kultur itu merupakan konsep pen$iptaan dan merupakan hak prerogati Sang Maha +uasa, yaitu Allah SWT& Dengan bersatunya semua lapisan masyrakat tanpa membeda-bedakan suku, agama, dan ras, dapat dipastikan akan terbentuk suatu komunitas yang padu, yang biasa disebut negara, seperti negara kesatuan %epublik !ndonesia ini& Dalam membentuk sebuah Negara yang multikultur seperti !ndonesia, hendaknya menerapkan prinsip utama yang dipegang oleh Nabi atas komitmennya dalam membangun Negara Madinah yang tertuang dalam Piagam Madinah 53itsa9 al3adinah6& Pertama, prinsip kesederajatan dan keadilan, dan kedua, prinsip inklusiAisme 5keterbukaan6&!nklusiAime di sini men$akup kebebasan beragama, Prinsip kesederajatan dan keadilan tersebut agaknya men$akup semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun hukum& Dalam aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan& Semua rakyat mendapat hak yang sama dalam politik& Mereka tidak dibedakan berdasarkan suku ataupun agama& 8leh karenanya belajar dari praktek politik Nabi, membangun masyarakat multikultural adalah membangun kesederajatan antar sesama manusia& /egitu pun pada penerapan hukum, Nabi tidak pernah membedakan kalangan elite 5penguasa, bangsa#an atau juta#an6", dan orang ba#ah 5miskin, bodoh dan jelata6" *(

atau keluarganya sendiri& /egitu juga dengan pembangunan bidang perekonomian, Nabi tidak mengenal system ekonomi kapitalisme& !a menerapkan ajaran egalitarianisme, yakni pemerataan saham-saham ekonomi kepada seluruh masyarakat& Prinsip-prinsip ini sangat tipikal dalam !slam dan sangat $o$ok bila diterapkan di !ndonesia& Dengan menerapkan prinsip kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam system pemerintahan di !ndonesia diharapkan dapat me#ujudkan semua $ita-$ita bangsa yang selama ini hanya menjadi mimpi indah& (&(& (&3& Man'aa# Isi J &nal Ba(i Mahasis)a Setelah melihat kon lik-kon lik yang saat ini marak terjadi di berbagai daerah, bahkan ada ke$enderungan pada politik desintegrasi bangsa& Sistem kehidupan negara multikultural menjadi patut dipertanyakan 'ika #a$ana pembangunan masyarakat multi$ultural dikembangkan dan dapat memberikan #a#asan kebangsaan pada masyarakat majemuk, maka masing-masing suku, ras dan kultur masyarakat tertentu akan menghargai dan menghormati keberadaan kultur tertentu yang ada di sampingnya& 4al ini akan memperkokoh semangat kesatuan dan persatuan bangsa, yang belakangan ini sudah mulai goyah disebabkan karena krisis yang berkepanjangan& Dampak dari keterpurukan adalah mudahnya masyarakat menerima hasutan dari para proAokator, kondisi masyarakat menjadi labil dan tidak setabil, keharmonisan dan ketenangan menjadi barang langka& Ditinjau dari aspek ini, maka jurnal ini diharapkan dapat menggugah semangat mahasis#a untuk lebih menghormati dan menghargai keberagaman budaya, ras dan agama di !ndonesia, jangan mudah terpan$ing oleh isu-isu yang diragukan kebenarannya& Mahasis#a merupakan kalangan yang memiliki intelektualitas tinggi, sehingga jangan sampai masyarakat menilai kalau mahasis#a hanya bisa melakukan demonstrasidemonstrasi yang berujung anarkis& Mahasis#a harus mulai merubah mindsetnya, bah#asannya melakukan tindakan demo saja tanpa turut berkontribusi akti menjaga keutuhan dalam multikulturalitas N+%! merupakan omong kosong&

BAB III PENUTUP


*3

*& 3&*& Kesim* lan Multikulturalisme lahir dari keanekaragaman suku, ras, adat istiadat dan bahkan agama& Pandanglah keperbedaan sebagai suatu kha;anah kekayaan kultur yang diberikan oleh Allah SWT& /eberapa a$tor yang menyebabkan terjadinya multikulturalisme adalah *6 .a$tor geogra is, aktor ini sangat mempengarudi apa dan bagaimana kebiasaan suatu masyarakat& (6 Pengaruh budaya asing, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka& Adanya perbedaan-perbedaan dalam susunan masyarakat adalah merupakan kenis$ayaan, akan tetapi berbeda bukan berarti harus bermusuhan, tetapi berbeda merupakan asas untuk bersatu& /ersatu dalam keberagaman guna men$apai kesatuan pandangan dan $ita-$ita& Dalam persepekti islam, masyarakat multikultural adalah aset untuk men$apai $ita-$ita bersama, yang sampai saat ini adalah bersatu menuju $ita-$ita !ndonesia yang satu, yakni !ndonesia yang merdeka dan bermartabat, ter#ujudnya keadilan yang rakyat !ndonesia& 3&(& Sa&an Sebaiknya sebagai sesama hamba Allah SWT, kita harus menghargai perbedaan-perbedaan yang senantiasa me#arnai kehidupan kita dan jangan pernah membuat suatu jarak ataupun batas pembeda yang dapat menyebabkan distegrasi bangsa, karena menurut pandangan islam suatu kemajemukan masyarakat itu memang sudah ada dari a#al pen$iptaan manusia& Sejatinya, manusia merupakan makhluk so$ial, sehingga tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya dukungan dari manusia yang lain& 8leh sebab itu, diperlukan sikap saling pengertian dan menghargai perbedaan kultur masing-masing indiAidu& merata, kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh

*7

Anda mungkin juga menyukai