Anda di halaman 1dari 51

BAB I PENDAHULUAN I. 1.

Latar Belakang Masalah Diantara penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang adalah diabetes mellitus. 1 Faktor herediter biasanya memainkan peranan besar dalam menentukan pada siapa diabetes akan berkembang dan pada siapa diabetes tidak berkembang, diman faktor herediter seringkali menyebabkan timbulnya diabetes melalui peningkatan kerentanan sel-sel beta terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi autoimun melawan sel-sel beta, jadi juga mengarah kepada penghancuran sel-sel beta. Pada keadaan lain, kelihatannya ada kecenderungan sederhana dari faktor herediter terhadap degenerasi sel beta. 2 Pada sebagian besar kasus, diabetes mellitus disebabkan oleh berkurangnya sekresi insulin oleh sel-sel beta Langerhans. 2 Penyakit Diabetes Mellitus (DM) sering disebut the great imitator karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh seperti otak (stroke), ginjal (gagal ginjal), jantung, mata, kaki (gangren diabetik). Gejala DM dapat timbul perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari adanya perubahan pada dirinya seperti minum menjadi lebih banyak (polidipsi), buang air kecil lebih sering (poliuri), makan lebih banyak (polifagi) ataupun berat badan menurun tanpa sebab yang jelas. 3,4 Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup. 5 Salah satu komplikasi menahun dari DM adalah kelainan pada kaki yang disebut sebagai kaki diabetik. Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah

Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes. 6,7,8 Di negara berkembang prevalensi kaki diabetik didapatkan jauh lebih besar dibandingkan dengan negara maju yaitu 2-4%, prevalensi yang tinggi ini disebabkan kurang pengetahuan penderita akan penyakitnya, kurangnya perhatian dokter terhadap komplikasi ini serta rumitnya cara pemeriksaan yang ada saat ini untuk mendeteksi kelainan tersebut secara dini. 9 Pengelolaan kaki diabetes mencakup pengendalian gula darah, debridemen/membuang jaringan yang rusak, pemberian antibiotik, dan obat-obat vaskularisasi serta amputasi.9 Komplikasi kaki diabetik adalah penyebab amputasi ekstremitas bawah nontraumatik yang paling sering terjadi di dunia industri. Sebagian besar komplikasi kaki diabetik mengakibatkan amputasi yang dimulai dengan pembentukan ulkus di kulit. Risiko amputasi ekstremitas bawah 15 46 kali lebih tinggi pada penderita diabetik dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes mellitus. Lagi pula komplikasi kaki adalah alasan tersering rawat inap pasien dengan diabetes, berjumlah 25% dari seluruh rujukan diabetes di Amerika Serikat dan Inggris. 4 I. 2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas maka ditarik permasalahan sebagai berikut : Apa saja yang berkaitan dengan kaki diabetik mengenai : - Definisi kaki diabetik - Faktor risiko terjadinya kaki diabetik - Patofisiologi dan patogenesis kaki diabetik - Klasifikasi kaki diabetik - Penanggulangan dan pencegahan kaki diabetes

I. 3. Tujuan Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menguraikan hal-hal yang berkenaan dengan kaki diabetik serta penanggulangan dan pencegahannya. I. 4. Manfaat Pembaca diharapkan dapat memahami dan mengetahui kaki diabetik, serta penanggulangan dan pencegahannya sehingga diharapkan dapat melakukan usaha-usaha promosi dan preventif terhadap salah satu komplikasi dari diabetes mellitus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Definisi Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut 9: 1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus). 2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil). 3. Nyeri saat istirahat. 4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus). Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang. 3,8 II. 2. Faktor Risiko Terjadinya Kaki Diabetik

Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati) membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Luka timbul spontan sering disebabkan karena trauma misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras. Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam waktu yang tidak begitu lama. Luka akan menjadi borok dan menimbulkan bau yang disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan tulang). 8 Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi. 8 Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi dari serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak. 8,9 Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih memakan dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena penyebaran kuman akan menambah persoalan baru pada borok.

Kuman pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat). 6,7,8 Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain 4: Luka kecelakaan Trauma sepatu Stress berulang Trauma panas Iatrogenik Oklusi vaskular Kondisi kulit atau kuku Faktor risiko demografis Usia Semakin tua semakin berisiko Jenis kelamin Laki-laki dua kali lebih tinggi. Mekanisme perbedaan jenis kelamin tidak jelas mungkin dari perilaku, mungkin juga dari psikologis Etnik Beberapa kelompok etnik secara signifikan berisiko lebih besar terhadap komplikasi kaki. Mekanismenya tidak jelas, bisa dari faktor perilaku, psikologis,

atau berhubungan dengan status sosial ekonomi, atau transportasi menuju klinik terdekat. Situasi sosial Hidup sendiri dua kali lebih tinggi Faktor risiko perilaku Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi kaki diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan. Faktor risiko lain Ulserasi terdahulu (inilah faktor risiko paling utama dari ulkus) Berat badan Merokok II. 3. Patofisiologi dan Patogenesis Kaki Diabetik Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, sehingga menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh. 7 Kondisi kaki diabetik berasal dari suatu kombinasi dari beberapa penyebab seperti sirkulasi darah yang buruk dan neuropati. Berbagai kelainan seperti neuropati, angiopati yang merupakan faktor endogen dan trauma serta infeksi yang merupakan faktor eksogen yang berperan terhadap terjadinya kaki diabetik. 3,5

Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, metabolik dan faktor risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia) ternyata mempunyai dampak negatif yang luas bukan hanya terhadap metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap metabolisme protein dan lemak yang dapat menimbulkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran pembuluh darah besar dan kecil., yang mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik, pemberian makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah terutama derah kaki. 5 Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi. neuropati juga dapat menyebabkan deformitas seperti Bunion, Hammer Toes (ibu jari martil), dan Charcot Foot. 5

Gambar 1. Salah satu bentuk deformitas pada kaki diabetik. 4

Yang sangat penting bagi diabetik adalah memberi perhatian penuh untuk mencegah kedua kaki agar tidak terkena cedera. Karena adanya konsekuensi neuropati, observasi setiap hari terhadap kaki merupakan masalah kritis. Jika pasien diabetes melakukan penilaian preventif perawatan kaki, maka akan mengurangi risiko yang serius bagi kondisi kakinya. 4 Sirkulasi yang buruk juga dapat menyebabkan pembengkakan dan kekeringan pada kaki. Pencegahan komplikasi pada kaki adalah lebih kritis pada pasien diabetik karena sirkulasi yang buruk merusak proses penyembuhan dan dapat menyebabkan ulkus, infeksi, dan kondisi serius pada kaki. 6 Dari faktor-faktor pencetus diatas faktor utama yang paling berperan dalam timbulnya kaki diabetik adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Infeksi sendiri sangat jarang merupakan

faktor tunggal untuk terjadinya kaki diabetik. Infeksi lebih sering merupakan komplikasi yang menyertai kaki diabetik akibat iskemia atau neuropati. Secara praktis kaki diabetik dikategorikan menjadi 2 golongan 5: a. Kaki diabetik akibat angiopati / iskemia b. Kaki diabetik akibat neuropati A. Kaki Diabetik akibat angiopati / iskemia Penderita hiperglikemia yang lama akan menyebabkan perubahan patologi pada pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan penebalan tunika intima hiperplasia membran basalis arteria, oklusi (penyumbatan) arteria, dan hiperkeragulabilitas atau abnormalitas tromborsit, sehingga menghantarkan pelekatan (adhesi) dan pembekuan (agregasi). 8,9 Selain itu, hiperglikemia juga menyebabkan lekosit DM tidak normal sehingga fungsi khemotoksis di lokasi radang terganggu. Demikian pula fungsi fagositosis dan bakterisid intrasel menurun sehingga bila ada infeksi mikroorganisme (bakteri), sukar untuk dimusnahkan oleh sistem plagositosis-bakterisid intraseluler. Hal tersebut akan diperoleh lagi oleh tidak saja kekakuan arteri, namun juga diperberat oleh rheologi darah yang tidak normal. Menurut kepustakaan, adanya peningakatan kadar fripronogen dan bertambahnya reaktivitas trombosit, akan menyebabkan tingginya agregasi sel darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat, dan memudahkan terbentuknya trombosit pada dinding arteria yang sudah kaku hingga akhirnya terjadi gangguan sirkulasi. 3,4,9 Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosis/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan/tindakan amputasi. 8 Tanda-tanda dan gejala-gejala akibat penurunan aliran darah ke tungkai meliputi klaudikasi, nyeri yang terjadi pada telapak atau kaki depan pada saat istirahat atau di malam

hari, tidak ada denyut popliteal atau denyut tibial superior, kulit menipis atau berkilat, atrofi jaringan lemak subkutan ,tidak ada rambut pada tungkai dan kaki bawah, penebalan kuku, kemerahan pada area yang terkena ketika tungkai diam, atau berjuntai, dan pucat ketika kaki diangkat. 4,5 B. Kaki Diabetik akibat neuropati Pasien diabetes mellitus sering mengalami neuropati perifer, terutama pada pasien dengan gula darah yang tidak terkontrol. Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. 8,9 Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi. Secara klinis dijumpai parestesi, hiperestesi, nyeri radikuler, hilangnya reflek tendon, hilangnya sensibilitas, anhidrosis, pembentukan kalus, ulkus tropik, perubahan bentuk kaki karena atrofi otot ataupun perubahan tulang dan sendi seperti Bunion, Hammer Toes (ibujari martil), dan Charcot Foot. Secara radiologis akan nampak adanya demineralisasi, osteolisis atau sendi Charcot. 4

Gambar 2. Predileksi paling sering terjadinya ulkus pada kaki diabetik adalah bagian dorsal ibu jari dan bagian proksimal & dorsal plantar metatarsal. 4

Faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya neuropati ditentukan oleh 3: o Respon mekanisme proteksi sensoris terhadap trauma o Macam, besar dan lamanya trauma o Peranan jaringan lunak kaki Neuropati perifer pada kaki akan menyebabkan terjadinya kerusakan saraf baik saraf sensoris maupun otonom. Kerusakan sensoris akan menyebabkan penurunan sensoris nyeri, panas dan raba sehingga penderita mudah terkena trauma akibat keadaan kaki yang tidak sensitif ini. 5 Gangguan saraf otonom disini terutama diakibatkan oleh kerusakan serabut saraf simpatis. Gangguan saraf otonom ini akan mengakibatkan peningkatan aliran darah, produksi keringat berkurang atau tidak ada, hilangnya tonus vaskuler. 6 Hilangnya tonus vaskuler disertai dengan adanya peningkatan aliran darah akan menyebabkan distensi vena-vena kaki dan peningkatan tekanan parsial oksigen di vena. Dengan demikian peran saraf otonom terhadap timbulnya kaki diabetik neuropati dapat disimpulkan sebagai berikut : neuropati otonom akan menyebabkan produksi keringat

berkurang, sehingga menyebabkan kulit penderita akan mengalami dehidrasi serta menjadi kering dan pecah-pecah yang memudahkan infeksi, dan selanjutnya timbulnya selullitis ulkus ataupun gangren. Selain itu neuropati otonom akan mengakibatkan penurunan nutrisi jaringan sehingga terjadi perubahn komposisi, fungsi dan keelastisitasannya sehingga daya tahan jaringan lunak kaki akan menurun yang memudahkan terjadinya ulkus. 4,6

Gambar 3. Gangren

jari kaki. 3

Distribusi tempat terjadinya kaki diabetik secara anatomik 4: 1. 50% ulkus pada ibu jari 2. 30% pada ujung plantar metatarsal 3. 10 15% pada dorsum kaki 4. 5 10% pada pergelangan kaki 5. Lebih dari 10% adalah ulkus multipel II. 4. Klasifikasi Kaki Diabetik Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi 5: 1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan kalus claw 2. Derajat I : ulkus superfisial terbatas pada kulit

3. Derajat II : ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang 4. Derajat III : abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis 5. Derajat IV : gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selullitis 6. Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah

Gambar 4. Kaki Diabetik derajat V. 5

Berdasarkan pembagian diatas, maka tindakan pengobatan atau pembedahan dapat ditentukan sebagai berikut : 1. Derajat 0 : perawatan lokal secara khusus tidak ada 2. Derajat I-IV : pengelolaan medik dan tindakan bedah minor 3. Derajat V : tindakan bedah minor, bila gagal dilanjutkandengan tindakan bedah mayor seperti amputasi diatas lutut atau amputasi bawah lutut Beberapa tindakan bedah khusus diperlukan dalam pengelolaan kaki diabetik ini, sesuai indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti : 1. Insisi : abses atau selullitis yang luas 2. Eksisi : pada kaki diabetik derajat I dan II 3. Debridement/nekrotomi : pada kaki diabetik derajat II, III, IV dan V

4. Mutilasi : pada kaki diabetik derajat IV dan V 5. Amputasi : pada kaki diabetik derajat V

Gambar 5. Kaki Diabetik derajat V. 5

Jadi ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati) membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel pembuluh darah. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak. Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Kuman pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat). 8 Lepas dari itu semua, tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko terhadap kaki pengidap diabetes jauh lebih baik ketimbang harus menjalani operasi, apalagi amputasi. Masih banyak cara mencegah dan merawat kaki diabetes. Di antaranya melakukan senam kaki, selain senam atau kegiatan olahraga yang harus dilakukan untuk mengontrol gula darah. 3,6 II. 5. Penanggulangan dan Pencegahan Kaki Diabetes10 Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari pengendalian (pengontrolan) penyakit secara umum mencakup pengendalian kadar gula darah, status gizi, tekanan darah, kadar

kolesterol, pola hidup sehat. Sedang untuk pencegahan dan perawatan lokal pada kaki sebagai berikut: 10 1. Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti. 2. Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi (menurut hasil laboratorium lengkap) dan obat vaskularisasi, obat untuk penurunan gula darah, maupun untuk menghilangkan keluhan/gejala dan penyulit DM. 3. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga tentang (apakah DM, penatalaksanaan DM secara umum, apakah kaki diabetes, obat-obatan, perencanaan makan, DM dan kegiatan jasmani), dll. 4. Kaki diabetes, materi penyuluhan dan instruksi. Hentikan merokok Periksa kaki dan celah kaki setiap hari, apakah terdapat kalus (pengerasan), bula (gelembung), luka, lecet. 5. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, keringkan, terutama di celah jari kaki. 6. Pakailah krim khusus untuk kulit kering, tapi jangan dipakai di celah jari kaki. 7. Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas. 8. Memotong kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam. 9. Pakailah kaus kaki yang pas bila kaki terasa dingin dan ganti setiap hari. 10. Jangan berjalan tanpa alas kaki. 11. Hindari trauma berulang. 12. Memakai sepatu dari kulit yang sesuai untuk kaki dan nyaman dipakai. 13. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, hindari adanya benda asing.

14. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal. 15. Menghindari pemakaian obat yang bersifat vasokonstruktor seperti orgat, adrenalin, ataupun nikotin.
16. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali kontrol

walaupun ulkus/gangren telah sembuh. Bila borok telah terjadi sebelum dilakukan perawatan sendiri di rumah oleh keluarga sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter untuk menentukan derajat keparahan borok, mengangkat jaringan yang mati (necrotomi) serta mengajari keluarga cara merawat luka serta obat-obatan apa saja yang diperlukan untuk mempercepat penyembuhan luka. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan adalah jangan merendam kaki dan memanaskan kaki dengan botol panas atau peralatan listrik. Hal ini untuk mencegah luka melepuh akibat panas yang berlebih. Jangan menggunakan pisau/silet untuk menghilangkan mata ikan, kapalan (callus). Jangan membiarkan luka kecil, sekecil apapun luka tersebut. Segeralah ke dokter bila kaki luka atau berkurang rasa. Mintakan nasihat dari dokter. 8 Pasien dapat diberikan antiagregasi trombosit, hipolipidemik dan hipotensif bila membutuhkan. Antibiotikpun diberikan bila ada infeksi. Pilihan antibiotik berupa golongan penisilin spektrum luas, kloksasilin/dikloksasilin dan golongan aktif seperti klindamisin atau metronidazol untuk kuman anaerob. 6 Prinsip terapi bedah pada kaki diabetik adalah mengeluarkan semua jaringan nekrotik untuk maskud eliminasi infeksi sehingga luka dapat sembuh. Terdiri dari tindakan bedah kecil seperti insisi dan penaliran abses, debridemen dan nekrotomi. Tindakan bedah dilakukan berdasarkan indikasi yang tepat. 8 Prioritas tinggi harus diberikan untuk mencegah terjadinya luka, jangan membiarkan luka kecil, sekecil apapun luka tersebut. Segeralah ke dokter bila kaki luka atau berkurang rasa. 8 BAB III

KESIMPULAN 1. Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Dengan manifestasi berupa dermopati, selulitis, ulkus, osteomielitis dan gangren. 2. Faktor utama yang memegang peranan dalam patogenesis kaki diabetik adalah adanya angiopati/iskemi dan neuropati. 3. Menurut Wagner kaki diabetik diklasifikasikan menjadi 5 derajat. 4. Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari pengendalian (pengontrolan) penyakit secara umum mencakup pengendalian kadar gula darah, status gizi, tekanan darah, kadar kolesterol, pola hidup sehat. 5. Prinsip terapi bedah pada kaki diabetik adalah mengeluarkan semua jaringan nekrotik untuk maskud eliminasi infeksi sehingga luka dapat sembuh. Terdiri dari tindakan bedah kecil seperti insisi dan penaliran abses, debridemen dan nekrotomi. Tindakan bedah dilakukan berdasarkan indikasi yang tepat. DAFTAR PUSTAKA 1. Schteingart, D. Pankreas Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Mellitus. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia AP, Lorraine MW, eds., Buku II, Edisi 4, Jakarta : EGC; 1997;163 : 117-1119 2. Guyton&Hall. Insulin,Glukagon,dan Diabetes Mellitus. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Arthur C Guyton, John E Hall, Edisi 9, Jakarta : EGC; 1997; 78 : 1234-1236 3. Thoha, D. Paling Ditakuti Tetapi Bisa Dihindari. 2006. http://www.kompas.com/kompascetak/0601/06/kesehatan/34572.htm. Diakses tanggal 27 Juni 2007.

4. Armstrong, D & Lawrence, A . Diabetic Foot Ulcers,Prevention,Diagnosis and Classification. 1998. http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html,. Diakses tanggal 27 Juni 2007. 5. Mayfield JA, Reiber E, Sanders LJ, Janisse D, Pogach LM. Preventive foot care in people with diabetes. 1998. http://www.gensurg.co.uk/diabetic%20foot%20%20treatment.htm. Diakses tanggal 27 Juni 2007. 6. Cunha, BA. Diabetic Foot Infections. 2005. http://www.emedicine.com/med/topic3547.htm. Diakses tanggal 27 Juni 2007. 7. Hendromartono. DM Harus Diobati Meski Belum Bisa Disembuhkan. 2004. http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Health&newsno=2507. Diakses tanggal 27 Juni 2007. 8. Wibowo, EW. Kiat Merawat Kaki Diabetes. 2004. http://www.waspada.co.id/cetak/index.php?article_id=37246. Diakses tanggal 27 Juni 2007. 9. Misnadiarly. Permasalahan Kaki Diabetes dan Upaya Penanggulangannya. 2005. http://horison_kaki diabetik.htm. Diakses tanggal 27 Juni 2007. 10. Waspadi, S. Kaki Diabetes. Dalam : Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam ed. IV, Jakarta; 2006. 1933 36

Ulkus diabetik Diabetes melitus adalah kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk mengoksidasi karbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang normal, menimbulkan hiperglikemia, glikosuria, poliuria, rasa haus, rasa lapar, badan kurus, dan kelemahan.1 Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan, gejalanya sangat bervariasi. Diabetes melitus jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, syaraf, dan lain-lain.2 Penderita diabetes melitus dapat mengalami beberapa komplikasi bersama-sama atau terdapat satu masalah yang mendominasi, yang meliputi kelainan vaskuler, retinopati, nefropati diabetik, neuropati diabetik dan ulkus kaki diabetik. 3 Menurut beberapa ahli kira-kira 4 % dari penduduk dunia menderita diabetes dan 50 % dari penderita ini memerlukan perawatan bedah. Penanggulangan gangren diabetik atau sering disebut kaki diabetes merupakan bagian penting dalam suatu klinik diabetes. Sampai sekarang kelainan vaskuler yang didapat sebagai komplikasi dari penyakit diabetes masih tetap merupakan suatu tantangan.4 Gangren diabetik bisa membahayakan dan peluang untuk menjalani amputasi yang besar maka pasien diabetes melitus dengan infeksi kaki harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih intensif. 2 II.1. Definisi. Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten sehingga mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada sistem tubuh. 5 Kaki diabetik merupakan tukak yang timbul pada penderita diabetes melitus yang disebabkan karena angiopati diabetik, neuropati diabetik atau akibat trauma. II.2. Patofisiologi. Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Bila yang terkena pembuluh darah di otak timbul stroke, bila pada mata terjadi kebutaan, pada jantung penyakit jantung koroner yang dapat berakibat serangan jantung/infark jantung, pada ginjal menjadi penyakit ginjal kronik sampai gagal ginjal tahap akhir sehingga harus cuci darah atau transplantasi. Bila pada kaki timbul luka yang sukar sembuh sampai menjadi busuk (gangren). Selain itu bila saraf yang terkena timbul neuropati diabetik, sehingga ada bagian yang tidak berasa apa-apa/mati rasa, sekalipun tertusuk jarum / paku atau terkena benda panas.6 Kelainan tungkai bawah karena diabetes disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan saraf, dan adanya infeksi. Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak pucat atau kebirubiruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur, hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa menjalar ke

seluruh tubuh (sepsis). Bila terjadi gangguan saraf, disebut neuropati diabetik dapat timbul gangguan rasa (sensorik) baal, kurang berasa sampai mati rasa. Selain itu gangguan motorik, timbul kelemahan otot, otot mengecil, kram otot, mudah lelah. Kaki yang tidak berasa akan berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan dirasa padahal telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya terjadi infeksi. Kalau sudah gangren, kaki harus dipotong di atas bagian yang membusuk tersebut.6 Gangren diabetik merupakan dampak jangka lama arteriosclerosis dan emboli trombus kecil. Angiopati diabetik hampir selalu juga mengakibatkan neuropati perifer. Neuropati diabetik ini berupa gangguan motorik, sensorik dan autonom yang masing-masing memegang peranan pada terjadinya luka kaki. Paralisis otot kaki menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan di sendi kaki, perubahan cara berjalan, dan akan menimbulkan titik tekan baru pada telapak kaki sehingga terjadi kalus pada tempat itu.4 Gangguan sensorik menyebabkan mati rasa setempat dan hilangnya perlindungan terhadap trauma sehingga penderita mengalami cedera tanpa disadari. Akibatnya, kalus dapat berubah menjadi ulkus yang bila disertai dengan infeksi berkembang menjadi selulitis dan berakhir dengan gangren.4 Gangguan saraf autonom mengakibatkan hilangnya sekresi kulit sehingga kulit kering dan mudah mengalami luka yang sukar sembuh. Infeksi dan luka ini sukar sembuh dan mudah mengalami nekrosis akibat dari tiga faktor. Faktor pertama adalah angiopati arteriol yang menyebabkan perfusi jaringan kaki kurang baik sehingga mekanisme radang jadi tidak efektif. Faktor kedua adalah lingkungan gula darah yang subur untuk perkembangan bakteri patogen. Faktor ketiga terbukanya pintas arteri-vena di subkutis, aliran nutrien akan memintas tempat infeksi di kulit.7 II.3. Gambaran Klinis. Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas karena walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba pulsasi arteri di bagian distal. Biasanya terdapat ulkus diabetik pada telapak kaki.4 Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli akan memberikan gejala klinis 5 P, yaitu 4: a. Pain (nyeri). b. Paleness (kepucatan). c. Paresthesia (parestesia dan kesemutan). d. Pulselessness (denyut nadi hilang). e. Paralysis (lumpuh). Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, yaitu 4 : a. Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan atau geringgingan). b. Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten. c. Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat. d. Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus). II.4. Klasifikasi. Menurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam enam derajat menurut Wagner, yaitu ; Sistem Klasifikasi Kaki Diabetik, Wagner. 8 Derajat Lesi

0 Kulit utuh; ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati 1 Tukak superfisial 2 Tukak lebih dalam 3 Tukak dalam disertai abses dengan kemungkinan selulitis dan atau osteomielitis 4 Gangren jari 5 Gangren kaki Klasifikasi lesi kaki diabetik juga dapat didasarkan pada dalamnya luka dan luasnya daerah iskemik yang dimodifikasi oleh Brodsky dari klasifikasi kaki diabetik menurut Wagner. Sistem Klasifikasi Kaki Diabetik, modifikasi Brodsky. 9 Kedalaman luka Definisi 0 Kaki berisiko, tanpa ulserasi 1 Ulserasi superfisial, tanpa infeksi 2 Ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon 3 Ulserasi yang luas/abses Luas daerah Iskemia Definisi A Tanpa iskemia B Iskemia tanpa gangren C Partial gangrene D Complete foot gangrene II.5. Penatalaksanaan. Pengobatan kelainan kaki diabetik terdiri dari pengendalian diabetes dan penanganan terhadap kelainan kaki. A. Pengendalian Diabetes. Langkah awal penanganan pasien dengan kaki diabetik adalah dengan melakukan manajemen medis terhadap penyakit diabetes secara sistemik karena kebanyakan pasien dengan kaki diabetik juga menderita malnutrisi, penyakit ginjal kronik, dan infeksi kronis. Diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik diabetes, salah satunya adalah terjadinya gangren diabetik. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua komplikasi yang akan terjadi dapat dicegah, paling sedikit dihambat. Mengelola diabetes melitus langkah yang harus dilakukan adalah pengelolaan non farmakologis, berupa perencanaan makanan dan kegiatan jasmani. Baru kemudian kalau dengan langkah-langkah tersebut sasaran pengendalian diabetes yang ditentukan belum tercapai, dilanjutkan dengan langkah berikutnya, yaitu dengan penggunaan obat atau pengelolaan farmakologis. Perencanaan makanan pada penderita diabetes melitus masih tetap merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan diabetes melitus, meskipun sudah sedemikian majunya riset di bidang pengobatan diabetes dengan ditemukannya berbagai jenis insulin dan obat oral yang mutakhir. Sarana pengendalian secara farmakologis pada diabetes melitus dapat berupa 3: a. Pemberian Insulin. b. Pemberian Obat Hipoglikemik Oral (OHO). - Golongan Sulfonylurea. - Golongan Biguanid. - Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase. - Golongan Insulin Sensitizing.

B. Penanganan Kelainan Kaki. 1) Strategi Pencegahan. Fokus utama penanganan kaki diabetik adalah pencegahan terhadap terjadinya luka. Strategi pencegahan meliputi edukasi kepada pasien, perawatan kulit, kuku dan kaki dan penggunaan alas kaki yang dapat melindungi. Pada penderita dengan risiko rendah diperbolehkan menggunakan sepatu, hanya saja sepatu yang digunakan tidak sempit atau sesak. Sepatu atau sandal dengan bantalan yang lembut dapat mengurangi resiko terjadinya kerusakan jaringan akibat tekanan langsung yang dapat memberi beban pada telapak kaki. 3 Pada penderita diabetes melitus dengan gangguan penglihatan sebaiknya memilih kaos kaki yang putih karena diharapkan kaos kaki putih dapat memperlihatkan adanya luka dengan mudah. 3 Perawatan kuku yang dianjurkan pada penderita diabetes melitus adalah kuku-kuku harus dipotong secara transversal untuk mengurangi risiko terjadinya kuku yang tumbuh kedalam dan menusuk jaringan sekitar. 4 Edukasi tentang pentingnya perawatan kulit, kuku dan kaki serta penggunaan alas kaki yang dapat melindungi dapat dilakukan saat penderita datang untuk kontrol. 4 Kaidah pencegahan kaki diabetik, yaitu; 4 - Setiap infeksi meskipun kecil merupakan masalah penting sehingga menuntut perhatian penuh. - Kaki harus dibersihkan secara teliti dan dikeringkan dengan handuk kering setiap kali mandi. - Kaki harus diinspeksi setiap hari termasuk telapaknya, dapat dengan menggunakan cermin. - Kaki harus dilindungi dari kedinginan. - Kaki harus dilindungi dari kepanasan,batu atau pasir panas dan api. - Sepatu harus cukup lebar dan pas. - Dianjurkan memakai kaus kaki setiap saat. - Kaus kaki harus cocok dan dikenakan secara teliti tanpa lipatan. - Alas kaki tanpa pegangan, pita atau tali antara jari. - Kuku dipotong secara lurus. - Berhenti merokok. 2) Penanganan Ulkus. Di klinik dibedakan 2 bentuk ulkus diabetik pada kaki, yaitu kaki neuropati dan kaki neuroiskemik. 4 Kaki Neuropati Kaki Neuro-Iskemik Panas Dingin Pulsasi besar Pulsasi tidak ada Sensorik menurun Sensorik biasanya ada Warna kemerahan Pucat bila diangkat dan merah bila digantung Ulkus pada kaki neuropati biasanya terjadi pada kalus yang tidak terawat dengan baik. Kalus ini terbentuk karena rangsangan dari luar pada ujung jari atau penekanan oleh ujung tulang. Nekrosis terjadi dibawah kalus yang kemudian membentuk rongga berisi cairan serous dan bila pecah akan terjadi luka yang sering diikuti oleh infeksi sekunder. 4

Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, yaitu ; 9 a) Tingkat 0. Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus dan pelengkap alas kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi. Bila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya deformitas, biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan penggunaan alas kaki buatan umumnya memerlukan tindakan pemotongan tulang yang menonjol (exostectomy) atau dengan pembenahan deformitas. b) Tingkat I. Memerlukan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan yang infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban. c) Tingkat II. Memerlukan debridemen, antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur, perawatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti. d) Tingkat III. Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur. e) Tingkat IV. Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki. II.6. Prognosis. Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena semakin tua usia penderita diabetes melitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya, lamanya menderita diabetes melitus, adanya infeksi yang berat, derajat kualitas sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis atau paramedis. 4 DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,1998. Hal 309. 2. Noer, Prof.dr.H.M. Sjaifoellah, Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2004. Hal 571-705. 3. Isselbacher, Baraundwald, Wilson, Harrisons Principles of internal medicine, International edition, Mcgraw Hill Book Co.,Singapore,1994. 4. Staf Pengajar Bagian Bedah FK UI, Vaskuler, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara Jakarta, 1995; hal: 241-330. 5. Pinzur M.S. Diabetic Foot, Http//www.emedicine.com/ 6. Harapan, Sinar. Konsultasi, Pencurian Kaki Pada Diabetes http://rds.yahoo.com/ 7. Sjamsuhidayat R, De Jong WD : Buku ajar ilmu bedah, EGC; Jakarta, 1997

8. Frykberg R.G. Diabetic Foot Ulcer : Pathogenesis and Management, American Family Physician, November 1, 2002.

9. WHO. Diabetes Mellitus, WHO Geneva, Http//www.who.int.inf.fs/en/fact 138.html

10. Cunha BA: Diabetic foot infections. Emerg Med, 1997; 10: 115-24. 11. Rush M.D. Diabetic Foot Care, Http//www.emedicine.com/

Home

Portal

Gallery Calendar Search Query


Go

FAQ

Search

Display results as :

Posts

Topics

Memberlist

Advanced Search Usergroups Register

Log in Share | Actions ! Actions ! View posts since last visit View your posts View unanswered posts Topic(s) being watched Add to your favourites Send to a friend Copy BBCode URL Print this page

Iluni-FK'83 :: KESEHATAN dan ILMU KEDOKTERAN :: KESEHATAN dan ILMU KEDOKTERAN

Diabetes Melitus
Goto page : 1 ... 6, 7, 8 ... 13 ... 19 Author gitahafas Moderator Message Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 6:45 am WASPADAI KOMPLIKASI KAKI DIABETIK 20-06-2008 | nita-medicastore.com Penyandang diabetes mellitus perlu memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan kakinya, karena diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang dikenal dengan istilah kaki diabetik (diabetic foot). Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi. Kaki diabetik merupakan komplikasi yang serius dan mahal dari diabetes. Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia. Umumnya kaki diabetik didahului dengan adanya ulkus (luka). Hanya sekitar dua pertiga dari ulkus yang dapat sembuh dengan cepat, sisanya berakhir dengan amputasi. Rata-rata diperlukan waktu sekitar enam bulan untuk penyembuhan ulkus. Baik ulkus maupun amputasi memiliki dampak yang besar pada kualitas hidup penyandang diabetes, yakni terbatasnya kebebasan bergerak, terisolasi secara sosial, dan menimbulkan stres psikologis. Kaki diabetik juga merupakan masalah ekonomi yang nyata, mengingat penyandang diabetes dengan kaki diabetik umumnya membutuhkan perawatan yang lama, rehabilitasi, biaya yang tidak sedikit, dan risiko amputasi yang besar. Menurut Dr. dr. Aris Wibudi, SpPD selaku Ketua Umum PB PEDI (Perhimpunan Edukator Diabetes Indonsia), komplikasi kaki diabetik sebenarnya dapat dicegah. Dengan menerapkan strategi yang menggabungkan upaya pencegahan, perawatan jika terjadi ulkus pada kaki, penanganan medis yang sesuai, kadar gula darah yang

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

terkendali, serta edukasi terhadap penyandang diabetes dan tenaga medis, dapat menurunkan kemungkinan risiko amputasi sampai 85%. Masalah Kaki pada Penyandang Diabetes Setiap orang dapat mengalami masalah pada kaki seperti di bawah ini. Namun bagi penyandang diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkendali, masalah kaki ini dapat mengarah kepada terjadinya infeksi dan konsekuensi yang lebih serius seperti amputasi. * Kalus Merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak kaki. Kalus disebabkan gesekan atau tekanan berulang pada daerah yang sama, distribusi berat tubuh yang tidak seimbang, sepatu yang tidak sesuai, atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi berkembang menjadi infeksi. * Kulit melepuh Dapat terjadi jika sepatu selalu menggesek kaki pada daerah yang sama. Disebabkan penggunaan sepatu yang kurang pas atau tanpa kaus kaki. Kulit melepuh dapat berkembang menjadi infeksi. Hal penting untuk menangani kulit melepuh adalah dengan tidak meletuskannya, karena kulit melindungi lepuhan dari infeksi. * Kuku kaki yang tumbuh ke dalam Terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan yang dapat merobek kulit sehingga kulit menjadi kemerahan dan terinfeksi. Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dapat terjadi jika anda memotong kuku sampai ke ujungnya, dapat pula disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau trauma kaki karena aktivitas seperti berlari dan aerobik. Jika ujung kuku kaki anda kasar, gunakan kikir untuk meratakannya. * Pembengkakan ibu jari kaki Terjadi jika ibu jari kaki condong ke arah jari di sebelahnya sehingga menimbulkan kemerahan, rasa sakit, dan infeksi. Dapat terjadi pada salah satu atau kedua kaki karena penggunaan sepatu berhak tinggi dan ujung yang sempit. Pembengkakan yang menimbulkan rasa sakit dan deformitas (perubahan bentuk) kaki dapat diatasi dengan pembedahan. * Plantar warts

Kutil terlihat seperti kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya. Dapat berkembang sendiri atau berkelompok. Timbulnya kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar telapak kaki. * Jari kaki bengkok Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek. * Kulit kaki kering dan pecah Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak (karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapatkan makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi. * Athlete's foot (kaki atlet) Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit. Pecahnya kulit di antara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki sehingga membuatnya tebal, kekuningan, dan sulit dipotong. Konsultasikan dengan dokter anda jika anda menemukan masalah apapun dengan kaki anda. Sepatu yang di desain khusus dapat dibuat untuk memenuhi kebutuhan sekaligus melindungi kaki anda. Kelainan pada kaki yang segera diatasi dapat mencegah terjadinya ulkus, sehingga kemungkinan komplikasi kaki diabetik dapat dihindari. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sat Jul 24, 2010 10:37 am; edited 3 times in total

gitahafas Moderator

Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 6:45 am PENYEBAB KAKI DIABETIK Terjadinya kaki diabetik tidak terlepas dari tingginya kadar gula (glukosa) darah pada penyandang diabetes. Tingginya kadar gula darah yang berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan masalah pada kaki penyandang diabetes, yakni: * Kerusakan saraf Masalah pertama yang timbul adalah kerusakan saraf di tangan dan kaki. Saraf yang telah rusak membuat penyandang diabetes tidak dapat merasakan sensasi sakit, panas, atau dingin pada tangan dan kaki. Luka pada kaki dapat menjadi buruk karena penyandang diabetes tidak menyadari adanya luka tersebut. Hilangnya sensasi rasa ini disebabkan kerusakan saraf yang disebut sebagai neuropati diabetik. Neuropati diabetik terjadi pada lebih dari 50% penyandang diabetes. Gejala yang umum terjadi adalah rasa kebas (baal) dan kelemahan pada kaki dan tangan. * Gangguan pembuluh darah Masalah kedua adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan tidak cukupnya aliran darah ke kaki dan tangan. Aliran darah yang buruk ini akan menyebabkan luka dan infeksi sukar sembuh. Ini disebut penyakit pembuluh darah perifer (pembuluh darah tepi) yang umum menyerang kaki dan tangan. Penyandang diabetes yang merokok akan semakin memperburuk aliran darahnya. Kedua masalah di atas dapat menyebabkan terjadinya kaki diabetik. Ditambah lagi dengan rentannya penyandang diabetes terhadap risiko infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun, akan semakin memperbesar risiko mengalami komplikasi kaki diabetik. Sebagai gambaran, misalnya kaki anda terluka karena penggunaan sepatu yang sempit. Anda tidak menyadari dan tidak merasakan sakit karena adanya kerusakan saraf pada kaki anda. Selanjutnya, luka yang awalnya kecil itu akan terinfeksi. Pada penyandang diabetes, kadar gula dalam darah yang tinggi merupakan makanan bagi kuman. Kuman kemudian berkembang biak dan menyebabkan infeksi bertambah buruk. Hal ini diperparah dengan aliran darah

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

kaki yang buruk penyembuhan

sehingga

memperlambat

proses luka.

Infeksi yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan gangren. Pada gangren, kulit dan jaringan di sekitar luka tersebut akan mati (nekrotik), sehingga daerah di sekitar luka tersebut akan berwarna kehitaman dan menimbulkan bau. Untuk mencegah gangren meluas, dokter dapat mengambil tindakan operasi untuk memotong jari kaki atau bagian dari kaki yang terinfeksi. Pemotongan bagian tubuh ini dikenal dengan istilah amputasi. Diabetes merupakan penyebab umum non-traumatik kasus amputasi kaki. Medicastore _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sat Jul 24, 2010 10:35 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 6:46 am KESEMUTAN JANGAN DIANGGAP ENTENG Jumat, 15 Januari 2010 | 18:26 WIB KOMPAS.com Tanpa sadar, kita sering duduk melipat kaki dalam waktu lama. Ketika bangkit, kaki rasanya kebas. Perlahan, rasa itu hilang dan kita melupakannya. Padahal, kesemutan juga bisa jadi gejala penyakit berati. Diabetes Penyakit ini bisa mengganggu sistem saraf di tubuh, misalnya di daerah kaki dan tangan. Aliran darah yang tidak lancar pada penderita diabetes umumnya disebabkan penumpukan gula di pembuluh darah. Salah satu akibat yang ditimbulkan adalah kesemutan. Anjuran: Atasi dengan mengontrol gula darah. Jaga agar kadarnya mendekati normal. Selain itu, jalankan pola hidup sehat. Inilah cara termurah untuk mengurangi risiko diabetes penyebab kesemutan. Rutin berolahraga, makan sehat, dan cek gula darah secara berkala. Hindari rokok, alkohol, dan gula berlebih. Kerusakan saraf tepi Penyakit ini biasa terjadi juga pada pasien diabetes.

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Demikian juga orang berkadar kalsium rendah dan penderita multiple sclerosis (MS). MS adalah kelainan autoimun sehingga sistem imun menyerang jaringannya sendiri, membuat antaran impuls saraf terganggu. Anjuran: Langkah antisipasi harus disesuaikan dengan penyakit dasar penyebabnya. Lakukan pemeriksaan saraf seperti elektromiogram. Pemeriksaan lain adalah MRI atau magnetic resonance imaging untuk deteksi MS. Langkah pencegahan yang tepat untuk penyakit bergejala kesemutan adalah atur pola hidup sehat. Urat saraf terjepit Salah posisi duduk dan berdiri atau karena kecelakaan yang menyebabkan saraf tulang belakang terjepit. Jika yang terjepit adalah saraf di area leher, maka kesemutan terjadi di tangan. Kalau terjadi di tulang punggung bawah, maka kesemutan timbul di kaki. Anjuran: Jaga posisi duduk dan berdiri dengan benar. Misalnya, duduk tegak tetapi rileks. Saat berdiri, bagi beban dengan sama rata di antara kedua kaki. Selain itu, rajinlah melakukan olahraga peregangan (stretching) dan olahraga yang melatih keseimbangan. Contohnya yoga dan pilates. (Intan Sari Boenarco/Prevention Indonesia) _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sat Jul 24, 2010 10:42 am; edited 3 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 6:47 am SI MANIS MERAMBAH SARAF RACIKAN UTAMA - Edisi November 2006 (Vol.6 No.4) Farmacia Permasalahan pada DM tidak hanya terkait dengan gula darah yang tinggi tetapi komplikasi atau penyulit yang dapat timbul. Beberapa di antaranya adalah makroangiopati (melibatkan pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak), mikroangiopati (retinopati diabetik dan nefropati diabetik), serta neuropati. Nah, penyulit yang terakhir itulah yang paling sering dialami dan tak jarang pula tak disadari. Demikian kata dr Imam Subekti

Number of posts: 9892 Age: 52

Location: Registration 2008-09-30

Jakarta date:

SpPD, salah satu pakar endrokinologi FKUI/RSCM dalam seminar KPPIK 2006, Maret lalu. Lanjut beliau, risiko yang dihadapi pasien DM dengan neuropati antara lain infeksi berulang, ulkus yang tidak kunjung sembuh, dan amputasi jari atau kaki. Neuropati terjadi pada lebih dari 50% pasien DM tipe 1 dan 2, ditandai dengan hilangnya serabut saraf secara progresif. Neuropati Diabetik Sensorimotor Kerusakan pada saraf sensori biasanya pertama kali mengenai akson terpanjang, menimbulkan pola kaos kaki dan sarung tangan (stocking-and-glove distribution). Kerusakan pada serabut saraf kecil akan mengganggu persepsi pasien terhadap sensasi suhu, raba halus, pinprick, dan nyeri. Sedangkan pada serabut saraf besar, pasien dapat kehilangan sensasi getar, posisi, kekuatan otot, diskriminasi tajam-tumpul, dan diskriminasi dua titik. Di samping itu, pasien dapat mengeluh nyeri paha bilateral disertai atrofi otot iliopsoas, quadriceps dan adduktor. Distal Simetrik Polineuropati Merupakan jenis neuropati diabetik yang paling sering dijumpai, mengenai 40% pasien yang sudah menyandang DM selama lebih dari 25 tahun. Neuropati jenis ini sering terjadi pada kaki. Sifatnya kronik dan progresif. Gejala neuropati dapat sembuh spontan dalam 6-12 bulan, namun kasus itu jarang terjadi. Dalam tahap lanjut, pasien dapat mengalami sindrom neuropati cachexia, yang meliputi anoreksia, depresi, dan kehilangan berat badan. Fokal Neuropati Sesuai namanya, maka saraf yang terlibat hanya setempat (fokal). Onsetnya akut dan biasanya asimetrik. Lesi saraf biasanya terjadi pada saraf kranial, ekstremitas gerak bawah, dan perifer. Neuropati jenis ini dapat sembuh spontan dalam 3-12 bulan, atau terkadang sampai beberapa tahun. Pasien dapat mengeluh gangguan visual atau lemah otot meliputi saraf kranial III, IV, dan VI seperti Bells palsy. Terganggunya saraf kranial III mengakibatkan oftalmoplegia, ptosis, dan diplopia. Sementara itu, saraf popliteal median, radial dan lateral menjadi bagian dari saraf perifer yang paling sering terkena. Diabetik Amyotrofi Dikenal juga dengan neuropati femoral atau neuropati proksimal motor. Paha menjadi daerah yang dikeluhkan mulai dari rasa lemah, nyeri hingga atrofi. Atrofi otot paha

paling jelas terlihat pada otot iliopsoas, quadricep, dan adduktor. Refleks patela juga dapat menghilang. Keluhan biasanya pada kedua sisi paha dan seringkali berhubungan dengan penurunan berat badan. Neuropati jenis ini cenderung lebih sering dialami pasien laki-laki tua dengan DM tipe 2. Sama seperti jenis neuropati di atas, diabetik amyotrofi juga dapat sembuh spontan dalam 6-12 bulan, tapi dapat kambuh lagi. Perlu diingat, pertambahan ukuran lingkar paha tidak menandakan perbaikan karena otot digantikan oleh jaringan lemak. Neuropati Diabetik Otonom Dapat terjadi pada DM tipe 1 dan 2 dengan kontrol gula darah yang buruk. Karena menyerang saraf otonom maka dapat mengenai saraf simpatis dan parasimpatis. Manifestasinya tergantung dari organ yang disarafi. Salurang kemih dan genitalia, misalnya, dapat terjadi disfungsi ereksi atau neurogenic bladder (sistopati diabetik). Pada mata dapat terjadi gangguan motorik pupil atau pupil Argyll-Robertson. Lain lagi pada saluran cerna, terjadi dismotilitas esofagus, diare, atau konstipasi. Dari semua organ yang dapat mengalami neuropati diabetik otonom, yang paling mendapat perhatian utama adalah organ jantung (cardiovascular autonomic neuropathy). Neuropati kardiovaskular terjadi akibat kerusakan saraf vagal dan simpatik. Gejala klinik dapat berupa hipotensi ortostatik, resting tachycardia, silent miocardial ischemia, intoleransi aktivitas fisik, sinus takikardia persisten, tiadanya variasi frekuensi jantung selama aktivitas, dan bradikardia. Pada pasien DM tipe 1, ketidakseimbangan otonom dapat mengakibatkan panjangnya interval QT pada EKG. Tanda itu menjadi predisposisi terjadinya aritmia jantung dan sudden death. Yang perlu diwaspadai, seringkali persepsi nyeri pada iskemia akibat neuropati kardiovaskular berkurang atau tidak khas menyebabkan keterlambatan penanganan. Kontrol Gula Darah Cegah sebelum terlambat! Kontrol ketat gula darah menjadi prioritas utama dalam upaya pencegahan terjadinya neuropati pada pasien DM. Hal itu didukung pula oleh Diabetes Control Complications Trial (DCCT) yang memaparkan, kontrol ketat gula darah dapat menurunkan risiko terkena neuropati sebesar 60%. Terdapat beberapa rekomendasi mengenai target kadar gula darah yang harus dicapai untuk mencegah neuropati. American Diabetes Association (ADA), misalnya, menyarankan pada pasien DM

tipe 1, rata-rata kadar gula darah 155 mg/dL dan HbA1C 7,2%. Sementara pasien DM tipe 2, HbA1C dibawah 7%, dan kadar gula darah postprandial kurang dari 180 mg/dL. Di pihak lain, American Association of Clinical Endocrinologist (AACE) merekomendasikan HbA1C kurang dari 6,5% baik pada DM tipe 1 dan 2.Selain mengontrol gula darah dan HbA1C, perlu pula pengendalian faktor metabolik lain seperti hemoglobin, albumin, dan lipid. Perhatikan Kaki! Perawatan umum, dalam hal ini organ kaki harus diperhatikan. Jaga kebersihan kulit, hindari trauma kaki seperti sepatu yang sempit. Cegah trauma berulang pada neuropati kompresi. Pasien perlu diingatkan untuk memeriksa kakinya setiap hari; apakah ada kulit kering, fisura, kalus, atau infeksi. Hindari berjalan dengan kaki telanjang, gunting kuku dengan benar, dan hindari kaki dari benda panas dan kimia seperti hidrogen peroksida, iodine, atau astrigen. Antinyeri Rasa nyeri pada neuropati diabetik tak jarang menjengkelkan. Bentuk nyeri pun bervariasi seperti kesemutan, mati rasa, baal, rasa terbakar, atau seperti ditusuk. Terdapat beberapa regimen obat yang dapat digunakan dalam usaha menghilangkan rasa nyeri itu seperti antidepresan, fenitoin, karbamazepin, dan capsaicin topikal. Pada kenyatannya, dibutuhkan kombinasi beberapa regimen. Jarang ada obat tunggal yang mampu mengatasi nyeri neuropati diabetik. Pengobatan nyeri sering dimulai dengan obat antidepresan atau antikonvulsan tergantung ada tidaknya efek samping. Bila keduanya dikombinasikan, cukup efektif. Dosis obat dapat ditingkatkan hingga dosis maksimum atau sampai efek samping muncul. Bila dengan regimen ini belum atau kurang ada perbaikan, dapat ditambahkan obat topikal. Bila tetap tidak atau kurang berhasil, kombinasi obat yang lain dapat dilakukan. Stop Diare! Apabila muncul diare pada neuropati diabetik otonom yang menyerang saluran cerna, metoklopramid dan eritromisin dapat dipilih. Eritromisin (750 mg/hari) lebih signifikan mempercepat pengosongan lambung terhadap makanan setengah padat daripada metoklopramid (30 mg/hari). Domperidone juga efektif dan keunggulannya adalah tidak melewati sawar darah otak. Alternatif lain adalah cisapride yang bekerja dengan cara merangsang pelepasan asetilkolin

dari pleksus mienterik sehingga mempercepat pengosongan lambung terhadap makanan padat dan cair. Sayangnya cisapride lebih mahal daripada eritromisin atau metoklopramid. Dibandingkan dengan semua regimen yang telah disebutkan, eritromisin menjadi pilihan pertama karena efektif dan murah. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sat Jul 24, 2010 10:42 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 6:48 am CEGAH PROGRESIVITAS SEDINI MUNGKIN GERAI - Edisi Juni 2007 (Vol.6 No.11) Farmacia Menjaga stabilitas kontrol glikemik lebih penting daripada menghilangkan nyeri neuropati. Bila seorang pasien telah lama menderita diabetes, maka si pasien biasanya akan mengeluhkan sering mengalami kesemutan yang terkadang disertai rasa nyeri dan lemah pada alat geraknya seperti tangan, lengan, kaki, dan tungkai. Keluhan-keluhan ini merupakan bagian dari gejala komplikasi diabetes yang dikenal dengan neuropati diabetika. Meskipun kausa sebenarnya dari neuropati diabetika belum diketahui secara pasti, namun untuk kasus fokal biasanya dianggap berhubungan dengan gangguan imun. Sementara polineuropati yang progresif dan simetris umumnya disebabkan penyakit mikrovaskuler yang terjadi akibat hiperglikemia. Menurut Dr.Bob Santoso Wibowo, SpS, dari Subbag EMG & Evoked Potensial, Departemen Neurologi FKUI/RSUPNCM, neuropati merupakan komplikasi yang biasa dijumpai pada penderita diabetes baik tipe 1 dan 2 (60-70%). Meski demikian, persentase insiden tertinggi dijumpai pada pasien yang menderita diabetes lebih dari 25 tahun. Neuropati diabetika juga lebih sering terjadi pada pasien dengan kadar gula yang tidak terkontrol (naik-turun), kadar lipid yang tinggi, tekanan darah tinggi, bobot badan berlebih, dan pasien yang berusia lebih dari 40 tahun. Pada pasien yang telah lama menderita diabetes, biasanya telah kerusakan saraf di seluruh tubuh. Dan, gangguan saraf perifer berat

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

menjadi salah satu penyebab dilakukan amputasi pada ekstremitas inferior, ujar Bob pada acara simposium yang digelar bekerja sama dengan PERDOSSI, di Hotel Rizt Carlton, Jakarta, 13 Mei lalu. Lebih lanjut Bob menegaskan, pengobatan diabetes yang intensif dengan menurunkan gula darah hingga normal, bisa menurunkan 60% insidensi neuropati diabetika dalam 5 tahun. Kontrol glikemik juga penting dalam tatalaksana neuropati diabetika, terutama untuk mencegah terjadinya kerusakan saraf lebih lanjut. Meski gejala neuropati bisa memburuk pada awal gula darah diturunkan, tapi lamakelamaan bila gula darah mencapai normal akan membantu mengurangi gejala. Tapi harus diingat, perubahan gula darah yang naik-turun secara cepat bisa memperburuk dan menyebabkan neuropati. Jadi sebenarnya stabilitas kontrol glikemik lebih penting daripada menghilangkan nyeri neuropati, tegas Bob lagi. Namun untuk beberapa kasus nyeri neuropati bisa sangat menganggu kualitas hidup pasien. Sembari mengontrol gula darah, pasien bisa diberikan obat-obat untuk mengatasi nyeri. Obat anti konvulsan seperti karmabazepin, okskarbamazepin, gabapentin, pregabalin, fenitoin, dan lamotrigin bisa dipertimbangkan untuk menghilangkan nyeri dan gejala parestesi pada neuropati. Bahkan sebuah obat anti epilepsi baru, levetiracetam, memiliki efek yang baik terhadap nyeri ini. Selain itu juga bisa diberikan antidepresan trisiklik (TCA) semisal amitriptilin, imipramin, nortriptilin yang telah terbukti efektif dalam uji klinis. Untuk nyeri hebat, pemberian kodein jangka pendek bisa dipertimbangkan sebagai alternatif. Pemakaian obat penghilang nyeri tanpa batas serta tidak dengan pertimbangan baik, justru malah berakibat buruk. Pasalnya bisa menganggu secara tidak langsung jalur konversi GLA ke PGI2 yang berguna untuk menghilangkan nyeri, jelas Bob mengingatkan. Menangani neuropati diabetika memang tidaklah mudah. Semua pengobatan yang telah disebut di atas umumnya tidak dapat memberikan pengobatan yang tuntas dalam mengatasi gejala komplikasi diabetes ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendeteksi dan mendiagnosa secara dini neuropati diabetika agar bisa dilakukan penatalaksanaan yang lebih baik. Selain itu juga bisa diupayakan sedini mungkin pencegahan dan memburuknya kerusakan saraf.

Pemberian kombinasi vitamin B1, B6, dan B12 bisa memperbaiki kecepatan hantaran saraf dan menunjukkan adanya regenerasi pada saraf perifer. Menurut Prof. Karlheinz Reiners, MD, dari Department of Neurology, Bavarian Julius-Maximilian University, Jerman yang juga bertindak sebagai pembicara dalam acara ini, pemberian kombinasi vitamin tersebut mengurangi nyeri secara signifikan dibandingkan placebo (40% vs 12%). Vitamin B1 dan B6 bisa meningkatkan kerja insulin, meningkatkan pengambilan glukosa, mengurangi periksadi lemak, mengurangi stress oxidative, mengurangi produksi AGE, dan meningkatkan aliran darah ke saraf. Kesemua kerja ini pada akhirnya akan mencegah hipoksia dan bisa melindungi saraf. Sementara vitamin B12 bisa meningkatkan regenerasi saraf dan memulihkan fungsi saraf, jelas Reiners. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sat Jul 24, 2010 10:45 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 6:58 am ULKUS KAKI DIABETIK Komplikasi ulkus kaki diabetik hampir terjadi pada semua penderita DM dengan derajat luka yang berbeda beda. Penyebab terjadinya ulkus pada penderita DM: 1. Gangguan neuropati yang ditandai dengan hilang rasa, baal atau kebas. 2. Gangguan vaskular perifer. 3. Adanya infeksi baik oleh kuman atau jamur. 4. Beban tekanan yang terlalu besar pada tungkai kaki, biasanya pada penderita DM dengan obesitas. Penanganan luka berdasarkan derajat atau gradenya dan mengetahui kondisi penyerta, akan menentukan tindakan yang tepat untuk dilakukan. Terdapat 2 jenis luka pada DM, yakni luka akut dan luka kronis. Pada umumnya luka akut yang ditangani dengan tepat akan mencapai kesembuhan dengan waktu perawatan sekitar 6 minggu. Namun adakalanya suatu luka menjadi sangat sulit sembuh

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

karena beberapa disembuhkan

faktor. Kondisi luka disebut luka

yang

sulit kronis.

Luka menjadi kronis dan sulit disembuhkan karena beberapa faktor, diantaranya: 1. Media inflamasi seperti Matrix Metallo-proteinase ( MMP ) yang bersifat destruktif terhadap struktur jaringan. 2. Akibat kadar pH yang tinggi sehingga menjadi media enzim untuk merusak jaringan. 3. Kondisi vaskular luka, adanya penyumbatan aliran darah semakin menyulitkan penyembuhan karena penyaluran nutrisi ke jaringan terhambat. 4. Luka yang luas dan dalam. 5. Ada tidaknya infeksi pada luka. 6. Gangguan saraf juga mempengaruhi pembuluh darah untuk berdilatasi. 7. Sensasi nyeri yang terganggu akan menghilangkan proteksi terhadap luka. 8. Beban berat badan pada daerah yang luka, pasien bisa diwajibkan untuk memakai kursi roda, kruk atau berbaring. 9. Kondisi metabolik seperti kadar gula darah, kadar Hb, gangguan ginjal, defisiensi mineral. Sumber: Farmacia vol VIII no 12 Juli 2009

LUKA LEBIH CEPAT SEMBUH DENGAN GELOMBANG ULTRASONIK Rabu, 24/11/2010 13:29 WIB AN Uyung Pramudiarja detikHealth Rochester, Minnesota, Luka menahun yang dialami penderita diabetes sering berujung pada amputasi karena sulit disembuhkan. Kini dengan teknologi ultrasonik, proses penyembuhan luka semacam itu bisa dipercepat hingga 50 persen. Luka kronis yang tidak sembuh-sembuh dialami oleh 1 dari 6 penderita diabetes terutama di bagian kaki. Berkurangnya aliran darah di bagian ini menyebabkan luka makin parah, lalu memicu gangren atau kematian jaringan sehingga harus diamputasi. Faktor lain yang menyebabkan luka sulit sembuh adalah sistem kekebalan tubuh yang rendah dan terjadinya infeksi. Keduanya saling mempengaruhi, sebab tubuh yang tidak kebal akan mudah mengalami infeksi terutama jika memiliki luka terbuka. Umumnya faktor ini diatasi dengan pemberian antibiotik, namun pada kondisi dan tingkat keparahan tertentu langkah ini tak selalu berhasil. Jika dalam hitungan bulan

atau tahun luka tidak sembuh, amputasi sering menjadi pilihan terakhir agar infeksi tidak menyebar. Baru-baru ini, sebuah studi di Mayo Clinic seperti dilansir Dailymail, Rabu (24/11/2010) melahirkan teknologi baru untuk membantu para penderita diabetes. Teknologi itu menggunakan gelombang ultrasonik dengan intensitas tinggi yang bisa mempercepat proses penyembuhan luka. Selain menyingkirkan bakteri penyebab infeksi, gelombang ultrasonik juga menjaga jaringan sehat di sekitar luka agar tidak ikut rusak. Selain itu, gelombang ini juga melindungi sel dan jaringan baru yang terbentuk selama proses penyembuhan. Hasil uji coba menunjukkan teknologi ini mampu meningkatkan proses kesembuhan hingga 50 persen dalam pemakaian selama 12 pekan. Angka ini lebih tinggi dibanding pengobatan konvensional yang hanya memberikan peningkatan sebesar 29 persen. Dalam uji coba tersebut, para partisipan diberikan tembakan ultrasonik sebanyak 3 kali tiap pekan. Masing-masing tembakan hanya membutuhkan waktu tak lebih dari 5 menit. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sat Dec 18, 2010 9:21 am; edited 3 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 7:44 am PERAWATAN KAKI PADA DM Orang dengan DM mempunyai resiko lebih tinggi mengalami masalah pada kaki karena: 1. Berkurangnya perasaan pada kedua kaki. 2. Sirkulasi darah kaki dan tungkai yang menurun. 3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Masalah yang sering timbul pada kaki orang dengan DM: 1. Kapalan, mata ikan dan melepuh. 2. Cantengan ( kuku masuk kedalam jaringan ). 3. Kulit kaki retak dan luka akibat kutu air. 4. Kutil pada telapak kaki. 5. Radang ibu jari kaki ( jari seperti martil )

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Upaya pencegahan yang harus dilakukan: 1. Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, bengkak, luka atau perdarahan. 2. Bersihkan kaki setiap hari, keringkan dengan handuk termasuk sela sela jari kaki. 3. Berikan pelembab pada daerah kaki yang kering, tetapi tidak pada sela sela jari kaki. 4. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki. 5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai ukuran kaki dan enak dipakai. 6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil atau benda benda tajam. 7. Segera ke dokter bila kaki luka atau berkurang rasa. Hal hal yang tidak boleh dilakukan: 1. Jangan merendam kaki. 2. Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki. 3. Jangan menggunakan batu atau silet untuk mengurangi kapalan ( callus ). 4. Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit. 5. Jangan menggunakan obat obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan. 6. Jangan menggunakan sikat atau pisau untuk kaki. 7. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut. Sumber: Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Tipe 2 - PERKENI _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Mon Jul 26, 2010 11:49 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 7:44 am PENCEGAHAN KAKI DIABETIK Berikut beberapa kiat perawatan kaki untuk mencegah komplikasi kaki diabetik pada penyandang diabetes: * Periksa kedua kaki setiap hari. Apakah ada bisul, perubahan warna atau perasaaan yang berbeda. Bila perlu minta batuan orang lain atau gunakan cermin untuk

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

melihatnya. * Cuci kaki setiap hari. Gunakanlah air sabun hangat (jangan panas), lalu keringkan kedua kaki dengan seksama. * Kuku kaki dipotong rata, kikirlah ujung-ujungnya yang kasar. * Jangan menggunakan obat penghilang kutil, atau memotong sendiri mata ikan atau kapalan pada kaki anda. Sebaiknya pergilah ke dokter umum atau dokter ahli perawatan kaki (podiatris). * Kenakan sepatu yang lembut dan nyaman. Setiap hari periksa bagian dalam sepatu, kalau-kalau ada potongan atau sudut tajam yang bisa melukai. Jangan berjalan pada lantai atau jalan yang kasar dengan kaki telanjang. * Hindari celana ketat atau mengenakan sesuatu yang ketat di pergelangan kaki. * Hentikan merokok yang dapat memperparah peredaran darah yang buruk ke kaki. Upaya pencegahan bagi penyandang diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kadar gula darah selalu mendekati nilai normal. Hal ini karena komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat dengan mengendalikan kadar gula darah. Ada empat hal utama yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu: * Pengaturan makan/diet dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan. * Olahraga/aktivitas fisik secara teratur yakni 3-5 kali seminggu selama 30-60 menit. * Pengobatan yang sesuai petunjuk dokter bila gula darah tidak dapat dikendalikan dengan pengaturan pola makan dan latihan fisik. * Evaluasi kesehatan dengan melakukan evaluasi medis secara lengkap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat penyakit, dan pemeriksaan laboratorium. Sementara bagi penyandang diabetes yang telah terlanjur mengalami komplikasi kaki diabetik, tetap harus mengendalikan kadar gula darah dan ditambah dengan perawatan kaki yang baik. Jika terjadi luka, harus ditangani segera oleh tenaga medis. Dokter akan memberikan antibiotik jika luka anda telah mengalami infeksi. Jangan merawat sendiri luka anda, karena jika terjadi salah penanganan dapat menyebabkan luka meluas dan infeksi

menyebar sehingga dapat menimbulkan gangren (pembusukan) yang selanjutnya perlu dilakukan amputasi. Edukasi terhadap penyandang diabetes mutlak diperlukan agar tumbuh kesadaran untuk memeriksa kaki setiap hari sehingga setiap bentuk kelainan kaki dapat segera teridentifikasi sebelum menimbulkan luka. Tekanan dan gesekan terus-menerus yang dialami kaki suatu saat akan menimbulkan luka. Jika hal ini terus berlangsung dan tidak disadari oleh penyandang diabetes, maka luka akan semakin dalam dan meluas. Hal terpenting yang perlu diperhatikan setiap penyandang diabetes adalah mencegah terjadinya luka pada kaki, sehingga kemungkinan timbulnya komplikasi kaki diabetik dapat dicegah. Pada akhirnya, kemungkinan infeksi yang meluas sampai berkembang menjadi gangren dan risiko amputasi dapat dihindari. Jangan sampai diabetes mencuri kaki anda! Medicastore _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Mon Jul 26, 2010 11:50 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Sat Jul 24, 2010 7:45 am MEMILIH SEPATU YANG TEPAT UNTUK DM Jumat, 16/07/2010 16:04 WIB Vera Farah Bararah detikHealth Jakarta, Penderita diabetes memiliki risiko yang tinggi mengalami luka di bagian kakinya, luka ini pada umumnya sulit untuk disembuhkan. Karena itu ketahui 5 hal penting dalam memilih sepatu bagi penderita diabetes. Risiko masalah di kaki pada penderita diabetes bisa disebabkan oleh kerusakan saraf dan gangguan sirkulasi. Beberapa orang dengan diabetes terkadang tidak menyadari bahwa kakinya telah terluka, sehingga meningkatkan risiko infeksi, bisul atau kerusakan yang meluas. Karenanya penderita diabetes harus cermat dalam memilih sepatu untuk mengurangi risiko komplikasi. Sepatu yang

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

dirancang untuk membantu seseorang dengan diabetes adalah yang dapat mengurangi stres ke kaki, sehingga kaki bisa tetap sehat dan bebas dari penyakit. Seperti dikutip dari Livestrong, Jumat (16/7/2010) ada 5 hal penting yang harus diperhatikan oleh seseorang yang memiliki diabetes dalam memilih sepatu, yaitu: 1. Pastikan untuk menggunakan sepatu yang tepat Diabetes bisa menyebabkan masalah sirkulasi ke kaki, sehingga jika seseorang tidak menggunakan sepatu yang tepat akan berisiko iritasi atau terinfeksi. Jika kondisi ini tidak disadari atau diobati, maka pada akhirnya dapat menyebabkan amputasi. Sebaiknya jangan menggunakan sepatu yang sakit saat digunakan, karena akan mengurangi sensitifitas kaki. 2. Berkonsultasi dengan dokter Sebelum membeli sepatu, sebaiknya penderita diabetes berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter atau podiatriks untuk mengetahui apakah ada kerusakan pada saraf kakinya atau tidak. Jika ada kerusakan saraf, maka seseorang akan disarankan untuk membeli sepatu khusus diabetes. Karena kerusakan saraf yang ada bisa membuat seseorang tidak merasakan tekanan atau iritasi saat terluka sehingga memicu infeksi atau komplikasi serius lainnya. 3. Pilihlah sepatu dengan sirkulasi yang baik Jika orang lain membeli sepatu karena model atau enak dilihat, maka orang dengan diabetes harus membeli sepatu yang sehat dan bisa menunjang sirkulasi yang baik ke kaki. Sepatu untuk diabetes memiliki desain yang bervariasi, karena itu sebaiknya sepatu bisa digunakan untuk berjalan, ke kantor dan sehari-hari. 4. Gunakan kaus kaki saat memilih sepatu Saat memilih sepatu, pakailah kaus kaki yang biasa digunakannya sehingga dapat merasakan apakah sepatu tersebut nyaman atau tidak. Sebaiknya pilihlah sepatu yang menggunakan perekat dan bukan sepatu yang langsung pakai. Karena sepatu yang menggunakan perekat bisa menyediakan fleksibilitas untuk dilonggarkan atau dikencangkan sesuai kebutuhan. 5. Memilih sepatu saat sore hari Waktu terbaik bagi siapa saja untuk memilih sepatu adalah menjelang hari berakhir atau sore hari, karena kaki cenderung memiliki ukuran lebih besar setelah seharian

berjalan, duduk dan berdiri. Jika membeli saat pagi hari, maka akan merasa terlalu ketat di sore harinya dan hal ini berbahaya bagi diabetes. Karenanya penderita diabetes memerlukan sepatu yang pas sepanjang waktu. Jika seseorang menggunakan sepatu yang pas dan nyaman maka bisa memberikan manfaat lebih untuk dirinya, yaitu: 1. Mengurangi risiko luka di kaki yang bisa berujung pada komplikasi serius karena adanya tekanan berlebih akibat ukuran yang tidak pas. 2. Memberikan perlindungan terhadap kulit kaki, karena sepatu yang tidak pas akan menimbulkan gesekan dengan kulit yang berujung pada kulit lecet. 3. Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa sakit serta irritasi yang berkaitan dengan masalah di kaki. 4. Mengurangi peningkatan suhu yang memicu kaki berkeringat, karena kaki yang berkeringat menngkatkan risiko lecet, masalah apda kulit dan cedera lainnya akibat kaki tidak bisa bernapas dengan baik. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Mon Jul 26, 2010 11:50 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Mon Jul 26, 2010 7:59 pm PERAWATAN KAKI PADA DM Selasa, 25/05/2010 14:29 WIB Penderita diabetes memiliki kadar gula darah terlalu tinggi. Seiring waktu, hal ini dapat merusak saraf atau pembuluh darah. kerusakan saraf dari diabetes dapat menyebabkan kehilangan kepekaan rangsangan di kaki. Penderita mungkin tidak merasa kakinya terluka atau bahkan melepuh. Cedera kaki seperti ini dapat menyebabkan luka dan infeksi. kasus serius bahkan bisa menyebabkan amputasi. Kerusakan pembuluh darah juga dapat berarti bahwa kaki penderita tidak mendapatkan cukup darah dan oksigen. Kondisi tersebut menyebabkan luka atau infeksi pada kaki penderita sulit disembuhkan. Perawatan Kaki Penderita Diabetes Penderita diabetes disarankan untuk mengendalikan gula

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

darah, berhenti merokok, memeriksakan kaki secara rutin. Berikut ini beberapa tips untuk merawat kaki penderita diabetes: 1. Pemeriksaan Kaki Pemeriksaan kaki harus dilakukan setiap hari di telapak, tumit, jari, dan sisi luar kaki. Selain itu kaki dibersihkan dengan hati-hati dengan air hangat dan sabun ringan. Pastikan bahwa air tidak terlalu panas untuk menghindari kulit melepuh. Setelah kaki selesai dibersihkan harus dikeringkan, terutama pada sela jari-jari kaki. Perlu diketahui, kelembaban pada jari kaki dapat memicu jamur dan infeksi. Selain itu, tidak diperkenankan untuk mengoleskan lotion pada jari-jari kaki. 2. Pemotongan kuku Sebaiknya sebelum pemotongan kuku, konsultasikan ke dokter ahli. - rendam kaki di air hangat untuk melunakkan kuku - potong kuku lurus dan jangan melengkung supaya kuku tidak cepat tumbuh. Pemotongan kuku jauh dari daging di kuku untuk menghindari luka.

3. Hindari duduk dengan kaki menyilang dan berdiri terlalu lama. 4. Periksa sepatu untuk memastikan tidak ada bahan yang dapat membuat luka. Disarankan untuk memakai sepatu berbahan lembut (kanvas atau kulit). Sepatu sebaiknya dipakai tidak lebih dari 5 jam. Tidak diperkenankan memakai sandal jepit, sepatu hak tinggi.

5. Pastikan kaus kaki bersih dan berbahan lembut dan tidak terlalu ketat. 6. Konsultasikan ke dokter jika terdapat kutil. Bila kutilingin dihilangkan sebaiknya konsultasikan ke dokter. 7. Dilarang memakai antiseptik sembarangan pada kaki bila tanpa konsultasi dokter ahli. Sumber: disarikan dari berbagai sumber.detik Health _________________

Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 ! gitahafas Moderator

do

for

you.

Subject: Re: Diabetes Melitus Tue Aug 10, 2010 6:21 am PENYEBAB LUKA PENDERITA DM SUSAH SEMBUH Senin, 09/08/2010 12:57 WIB AN Uyung Pramudiarja detikHealth Nottingham, Penderita diabetes membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan luka di kaki. Butuh kesabaran ekstra dalam merawatnya, sebab rasa frustrasi yang muncul ternyata bisa memperlama proses kesembuhan. Lamanya penyembuhan luka penderita diabetes ini karena terkait kadar kadar kortisol atau hormon stres. Kadar kortisol akan meningkat jika penderita diabetes depresi atau frustasi. Semakin depresi maka semakin tinggi kadar kortisolnya. Penelitian di University of Nottingham mengungkapkan hubungan kadar kortisol dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan luka (ulcer) di kaki. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Diabetologia edisi bulan Agustus. Dikutip dari Healthday, Senin (9/8/2010), peneliti melibatkan 93 penderita diabetes yang mengalami luka di kaki. Pengamatan terhadap kondisi luka dilakukan di awal penelitian, lalu diulangi secara periodik pada pekan ke-6, 12 dan 24. Depresi yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar kortisol menyebabkan proses penyembuhan luka di kaki berlangsung lebih lama. Temuan ini mengisyaratkan pada penderita diabetes untuk mengurangi beban pikiran yang bisa menyebabkan stres, terutama saat mengalami luka. Selain itu, sikap tidak sabaran juga menghambat penyembuhan luka. Pada penderita diabetes, sikap tersebut seringkali berakhir dengan rasa frustrasi yang lagi-lagi dapat memicu stres dan meningkatkan kadar kortisol. Berdasarkan penelitian tersebut, para ahli kini tengah merancang metode perawatan luka khusus untuk penderita diabetes. Salah satu tujuannya adalah untuk membantu mempercepat penyembuhan luka melalui pendekatan psikologis. Luka di kaki terjadi pada sekitar 15 persen penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2. Umumnya luka tersebut disebabkan oleh cedera ringan yang berkembang menjadi lebih parah, karena pada penderita diabetes luka kecil sekalipun akan sulit disembuhkan.(up/ir)

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

_________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 ! gitahafas Moderator

do

for

you.

Subject: Re: Diabetes Melitus Tue Aug 10, 2010 11:09 am NEUROPATHY DIABETIC Kerusakkan syaraf pada diabetes disebut diabetic neuropathy dan juga disebabkan oleh penyakit pembuluhpembuluh darah kecil. Pada intinya, darah yang mengalir ke syaraf-syaraf adalah terbatas, meninggalkan syaraf-syaraf tanpa aliran darah, dan mereka menjadi rusak atau mati sebagai akibatnya (suatu istilah dikenal sebagai ischemia). Gejala-gejala dari kerusakkan syaraf diabetik termasuk kekebasan/kematian rasa, rasa terbakar, dan sakit kaki-kaki. Ketika kerusakkan syaraf menyebabkan suatu kehilangan total dari sensasi pada kaki-kaki, pasien-pasien mungkin tidak sadar akan luka-luka pada kaki, dan gagal melindungi mereka secara baik. Sepatu-sepatu atau pelindungpelindung lainnya harus dipakai sebanyak mungkin. Lukaluka kulit yang kelihatannya minor harus segera dirawat untuk menghindari infeksi-infeksi serius. Karena sirkulasi darah yang miskin, luka-luka kaki diabetik mungkin tidak akan sembuh. Kadangkala, luka-luka kaki yang minor/kecil dapat menjurus pada infeksi serius, boro-borok, dan bahkan gangrene, yang memerlukan amputasi jari-jari kaki, kakikaki atau bagian-bagian infeksi lainnya secara operasi. Kerusakkan syaraf diabetik dapat mempengaruhi syarafsyaraf yang penting untuk penegakan penis (penile erection), menyebabkan impoten [erectile dysfunction (ED, impotence)]. Erectile dysfunction dapat juga disebakan oleh aliran darah yang miskin ke penis dari penyakit pembuluh darah diabetik. Diabetic neuropathy dapat juga mempengaruhi syarafsyaraf pada perut dan usus kecil, menyebabkan mual, kehilangan berat badan, diare, dan gejala-gejala lainnya dari gastroparesis (penundaan pengosongan isi makanan dari perut kedalam usus kecil, disebabkan oleh kontraksi dari otot-otot perut yang tidak efektif). Sakit dari kerusakan syaraf diabetik mungkin merespon pada perawatan-perawatan tradisional dengan gabapentin (Neurontin), phenytoin (Dilantin), carbamazepine

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

(Tegretol), desipramine (Norpraminine), amitriptyline (Elavil), atau dengan topically-applied capsaicin (suatu sari dari lada/merica). Neurontin, Dilantin dan Tegretol adalah obat-obat yang digunakan secara tradisional pada perawatan kelainan-kelainan seizure. Elavil dan Norpraminine adalah obat-obat yang digunakan secara tradisional untuk depresi. Sewaktu banyak dari obat-obat ini tidak diindikasikan secara khusus oleh FDA untuk perawatan diabetes yang berhubungan dengan sakit syaraf, umumnya mereka digunakan oleh dokter-dokter. Sakit dari kerusakan syaraf diabetik dapat juga membaik dengan kontrol gula darah yang lebih baik, walaupun sayangnya kontrol gula darah dan jalannya penyakit dari neuropathy tidak selalu jalan bersama-sama. Obat-obat yang lebih baru untuk sakit syaraf telah hadir belakangan ini di pasar di Amerika. Pregabalin (Lyrica) yang mempunyai suatu indikasi untuk sakit neuropatik diabetik (diabetic neuropathic pain) dan duloxetine (Cymbalta) adalah obat-obat yang lebih baru yang digunakan pada perawatan diabetic neuropathy. Sumber: Total Kesehatan.com _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Sun Aug 29, 2010 10:33 am; edited 2 times in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Tue Aug 10, 2010 12:18 pm DITEMUKAN, GEL PENYEMBUH BOROK Senin, 16 Agustus 2010 | 11:00 WIB Kompas.com - Bagi para penderita diabetes, luka di kaki sangat di takuti. Pasalnya, borok di bagian kaki lebih sukar sembuh. Untunglah saat ini para ilmuwan telah menemukan gel yang mampu menyembuhkan luka lima kali lebih cepat. Gel "ajaib" yang disebut Nexagon itu dan dikembangkan oleh para ilmuwan dari University College London. Gel ini bekerja dengan menyela komunikasi antar sel dan mencegah produksi protein yang menghalangi penyembuhan luka. Dengan demikian sel-sel bisa bekerja lebih cepat untuk menyembuhkan luka. Pada luka yang bersifat kronik, menurut David Becker, pakar

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

biologi dari University College London, terdapat protein yang jumlahnya tidak normal pada reaksi peradangan. Nah, untuk menguranginya, Becker dan timnya membuat Nexagon dari kepingan DNA yang bisa menahan produksi protein. "Begitu proteinnya berhenti, sel-sel bisa lebih dekat ke luka," katanya. Pada umumnya, borok atau luka kronis memakan waktu enam bulan untuk sembuh dan 60 persen pasien mengeluhkan lukanya kambuh kembali. Dalam penelitan yang dilakukan terhadap 100 pasien terbukti, dalam empat minggu jumlah pasien yang sembuh total dari boroknya lima kali lebih banyak daripada pasien yang tidak mendapat Nexagon. Penemuan gel ini membuka harapan baru bagi para pasien diabetes. Selain pada luka di kaki, penelitian terhadap pasien yang mengalami luka bakar akibat zat kimia di mata menunjukkan hasil yang menggembirakan. "Setelah dioleskan Nexagon, lapisan atas mata dan pembuluh darah di dalamnya tumbuh kembali sehingga penglihatannya bisa diselamatkan," kata Becker. Sebelum Nexagon, di pasaran sudah terdapat gel yang mengobati luka di bagian mata namun hanya efektif pada sebagian pasien. Nexagon berbentuk bening dengan kepadatan seperti pasta gigi. Sayangnya gel ini belum akan beredar dalam waktu dekat karena masih akan dilakukan ujicoba pada jumlah pasien luka kronis yang lebih banyak. Kita tunggu saja. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Tue Aug 17, 2010 11:21 am; edited 1 time in total gitahafas Moderator Subject: Re: Diabetes Melitus Tue Aug 10, 2010 12:21 pm AGAR DIABETISI TIDAK DIAMPUTASI Kamis, 18 Juni 2009 | 09:18 WIB KOMPAS.com Salah satu hal yang dikhawatirkan terjadi pada orang dengan diabetes (diabetesi) adalah jika terjadi luka yang membusuk (gangren), lalu harus diamputasi.

Secara medis diketahui, luka membusuk itu akan terus merembet ke bagian tubuh lain. Satu-satunya jalan untuk menghentikannya adalah dengan memotong bagian busuk itu. Bagaimana caranya agar terhindar dari kejadian mengerikan itu? Ikuti saran berikut ini: Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30 - Jaga gula darah tetap normal dengan cara-cara sesuai yang diajarkan dokter, yakni mengontrol makan, berolahraga, dan minum obat. - Jaga berat badan ideal. Terlalu gemuk akan meningkatkan risiko lipatan-lipatan tubuh lembab, menjadi sarang kuman, dan mengalami lecet akibat gesekan. - Hindari segala macam kemungkinan yang dapat menyebabkan tubuh mengalami luka. Perlu diingat, pada diabetesi, luka akan membawa risiko sulit sembuh dan membusuk. - Hentikan kebiasaan berolahraga atau joging tanpa alas kaki karena akan meningkatkan risiko kaki mengalami perlukaan. Perlu diingat, bagian yang jauh dari jantung memiliki kemungkinan kebas karena aliran darah tidak cukup. Akibatnya, jika kaki tertusuk pasir, duri, paku, dan sebagainya, tidak akan terasa. - Sebelum menggunakan sepatu, selalu pastikan bahwa di dalam sepatu benar-benar bersih dan aman, tidak terselip pasir atau sesuatu yang dapat menimbulkan luka. - Perhatikan cara yang benar saat memotong kuku, baik kuku tangan, maupun kuku kaki supaya menghindari kemungkinan tertusuk. - Jika terjadi perlukaan, segeralah berkonsultasi ke dokter ahli agar mendapatkan penanganan yang tepat. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Wed Aug 11, 2010 12:42 pm; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Subject: Re: Diabetes Melitus Tue Aug 10, 2010 12:24 pm PODIATRIK, HINDARI AMPUTASI DIABETISI Selasa, 10 Agustus 2010 | 16:52 WIB KOMPAS.com- Tidak sedikit penderita diabetes yang harus diamputasi akibat luka di bagian kaki yang berlanjut dengan infeksi. Untuk menghindarinya, penderita diabetes perlu mengontrol secara teratur kadar gula darahnya dan memberi perhatian serius pada kaki dengan memeriksakan diri ke spesialis kesehatan kaki atau podiatrik. Menurut studi yang dilakukan Dr James Wrobel, dari Universitas Ilmu Kedokteran Rosalind Franklin, Amerika Serikat, dan diterbitkan pada pertemuan Asosiasi Medis Podiatrik di Seattle bulan Juni mengatakan apabila penderita diabetes (diabetesi) dirawat oleh ahli podiatrik,resiko pasien diabetes diamputasi akan berkurang. Podiatrik sendiri adalah spesialis kesehatan kaki, pergelangan kaki dan bagian bawah paha. Menurut Wrobel, "Lebih dari separuh tindakan amputasi di Amerika berasal dari penderita diabetes. Sementara menurut penelitian kami, podiatrik sediri berfungsi mendeteksi kondisi yang dapat menyebabkan amputasi." Penelitian yag dilakukan pada hampir 29.000 pasien diabetes, berusia 18 hingga 64 tahun, menemukan bahwa mereka memiliki paling sedikit satu kali kunjungan ke seorang ahli penyakit kaki untuk menerima diagnosis borok pada kaki mereka. Sehingga resiko tindakan amputasi memiliki resiko yang lebih rendah (hampir 15 persen dan 17 persen). Menurut Koalisi Amputasi Amerika, komplikasi yang berhubungan dengan diabetes sendiri merupakan penyebab utama amputasi ekstrem non-traumatik di Amerika Serikat yang mengeruk biaya 3 miliar dollar per tahun. Badan Pencegahan dan Pengontrolan Penyakit di Amerika menyebutkan sekitar 24 juta orang Amerika mengidap diabetes dan 86.000 diantaranya diamputasi setiap tahun. Selain berkonsultasi dengan spesialis podiatrik, ada baiknya penderita diabetes juga melakukan beberapa tips perawatan kaki: 1. Cuci dan keringkan kaki Anda setiap hari - Cucilah dengan sabun ringan dan air hangat. - Jangan gosok kulit yang kering, tapi usaplah secara perlahan agar tidak melukainya. - Setelah selesai mencuci kaki gunakan lotion untuk

Number of posts: 9892 Age: 52 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

mencegah pecah-pecah pada kaki, namun jangan mengoleskan lotion di sela jari-jari kaki Anda. 2. Periksa kaki Anda setiap hari - Periksa bagian atas dan bagian bawah kaki Anda, apakah ada yang kering atau pecah-pecah. - Carilah melepuh, luka, goresan, atau luka lainnya. - Periksa apakah setiap area kulit kaki Anda kemerahan, menjadi hangat, dan kelembutannya - Periksa apakah ada kuku kaki yang tumbuh ke dalam dan kapalan. - Jika kaki Anda menjadi luka atau sakit karena sepatu tertentu, perban kemudian kenakan sepasang sepatu yang lain. 3. Merawat kuku kaki - Potong kuku kaki setelah mandi karena saat itu lebih lunak. - Potong kuku jari kaki lurus dan halus dengan papan amril. Hindari memotong ke sudut jari kaki. 4. Hati-hati saat berolahraga - Kenakan sepatu yang nyaman saat berjalan. - Jangan berolahraga apabila Anda memiliki luka terbuka di kaki. _________________ Don't ask what Iluni-FK'83 can Ask what you can do for Iluni-FK'83 !

do

for

you.

Last edited by gitahafas on Wed Aug 11, 2010 12:38 pm; edited 2 times in total

Diabetes Melitus Similar topics Similar topics


Diabetes The "Big Three" Diseases Associated With Melitus MPB.

Iodine hair-loss ; 4 days on / 4 days off with How to remove persistent organic pollutants IH -- Actos, a diabetes drug being used for scarring alopecia Page 7 of 19 Permissions of this forum: You cannot reply to topics in this forum

Supplements/vitamins.... from the body? Goto page : 1 ... 6, 7, 8 ... 13 ... 19

Iluni-FK'83 :: KESEHATAN dan ILMU KEDOKTERAN :: KESEHATAN dan ILMU KEDOKTERAN Iluni-FK'83 :: KESEHATAN dan ILMU KEDOKTERAN :: KESEHATAN dan ILMU KEDOKTERAN Free forum | phpBB | Free forum support | Report an abuse | Free forums

Anda mungkin juga menyukai