Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS MOTIVASI BERPRESTASI, KEMANDIRIAN BELAJAR, DAN EFIKASI DIRI MAHASISWA BERPRESTASI PADA PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP

PGRI PACITAN TAHUN 2013 Edi Irawan Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan Jalan Cut Nyak Dien 4A Ploso Pacitan, e-mail: nawariide1987@gmail.com
Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi berprestasi, kemandirian dalam belajar, dan efikasi diri mahasiswa yang berprestasi. Informasi ini sangat berguna untuk referensi dan pertimbangan bagi mahasiswa lain agar terdorong dan termotivasi untuk berprestasi, baik pada bidang akademik maupun non akademik. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah beberapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang berhasil dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi pada bidang pengabdian kepada masyarakat pada tahun 2012. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari penelusuran dokumen, observasi, dan wawancara mendalam. Untuk menghasilkan data yang kredibel, dilakukan dengan triangulasi teknik dan perpanjangan pengamatan. Sedangkan teknik analisis data di lapangan, dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara mendalam, diperoleh beberapa kesimpulan tentang motivasi untuk berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri. Mahasiswa yang berprestasi memiliki motivasi untuk berprestasi yang sangat tinggi. Motivasi yang berasal dari dalam diri mahasiswa sudah cukup tinggi, baik dengan atau pun tanpa dorongan dari orang lain. Dari segi kemandirian belajar, mahasiswa berprestasi juga memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Baik dalam kemampuan mengambil keputusan, kepercayaan diri, dan kemandirian dari aspek emosi dan nilai. Sedangkan dari segi efikasi diri, mahasiswa berprestasi juga sangat baik. Kemampuan untuk membuat perencanaan, mengatur diri, keyakinan dan ketekunan dalam pencapaian tujuan, serta keyakinan akan kemampuan yang dimiliki juga sangat tinggi. Keywords: motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No 12 Tahun 2012). Sehingga tampak jelas bahwa arah tujuan pendidikan bukan hanya menitik beratkan pada ranah kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Namun, dalam praktiknya, belum terlaksana secara benar sesuai dengan arah kebijakan pendidikan. Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat, pendidikan di perguruan tinggi merupakan pintu gerbang pendidikan terakhir, sebelum benar-benar berada di masyarakat. Sehingga mahasiswa, sebagai peserta didik di perguruan tinggi, dituntut memiliki kemampuan yang mumpuni. Dengan label sebagai agen of change, mahasiswa harus mempunyai hard skill dan juga soft skill yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, dan

mampu memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Hard skill merupakan pengetahuan dan kemampuan teknis yang dimiliki seseorang. Sedangkan soft skill adalah personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (for example, leadership, coaching, team building, decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as financial,computer, quality, or assembly skills (Bernthal, Weaver, dan Wellins, 2002). Soft skill mahasiswa dapat dioptimalkan melalui berbagai kegiatan, terutama pengembangan diri melalui organisasi kemahasiswaan maupun kegiatan lain. Dengan aktif di organisasi, seorang mahasiswa akan terlatih soft skill-nya, terutama keterampilan dalam berkomunikasi,

menyampaikan gagasan, berfikir kritis, kreatif, inovatif dan solutif. Akan tetapi, pada kenyataannya, sangat sedikit sekali mahasiswa yang bersedia meluangkan waktu untuk mengembangkan dan mengabdikan diri melalui berorganisasi. Suatu hal yang istimewa apabila mahasiswa peduli untuk terlibat dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih mampu menyeimbangkan antara prestasi akademik dan prestasi non akademik. Prestasi seorang peserta didik, termasuk juga mahasiswa, dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum dapat digolongkan dalam dua kategori, yakni faktor internal, yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri, dan faktor eksternal, atau yang berasal dari luar diri mahasiswa. Masingmasing memiliki bagian yang cukup kompleks dan tidak dapat dipisahkan. Salah satu faktor internal, yang memiliki peranan cukup besar adalah motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri. Ketiganya memiliki karakteristik dan indikator yang berbeda-beda, sehingga sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Motivasi p a da meru pa k a n suatu dan istilah yan g m e n u n j u k ya n g a k a n un t u k

ke k u ata n

tari k a n

d or o n g a n, ya n g

menghasilkan k e g i g i h a n m e n c a pai tuj ua n.

perila k u

diara h k a n

Woolfolk (1995) mendefinisikan motivasi sebagai suatu

kondisi internal yang membangkitkan (energizing), mengarahkan (directing) dan menjaga (maintaning) perilaku. Sejalan dengan itu, Sa ntr o c k proses (2 0 0 7 ) y a n g

m e n d e fin isi ka n m e m b e ri

m otiv asi

seba gai da n

se m a n g at,

ara h,

ke gi g i h a n

p e r i l a k u . Istilah-istilah yang biasa digunakan dan memiliki konotasi yang sama dengan motivasi adalah kebutuhan, keinginan, harapan dan motif (Neale,1990). Hersy & Blanchard (Rumiani, 2006) menyebutkan bahwa motif sendiri sebenarnya merupakan kebutuhan ( need), dorongan atau impuls sedangkan motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu. Kemauan tersebut dilandasi adanya kebutuhan atau dorongan tertentu, sehingga motivasi sebenarnya merupakan penampakan dari motif-motif dari dalam diri seseorang. S ala h b erintera ksi b e r p restasi. satu de n ga n m otif ora n g ses e o r a n g lai n adala h dalam m otiv asi

M o tivasi berprestasi dapat diartikan sebagai motif yang mendorong

individu untuk meraih sukses dan bertujuan untuk meraih hasil dengan standar tertentu McClelland (1987). Sejalan dengan itu, Keith & Nastron (1989) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha yang lebih besar dan ulet. Dalam arti kata lain, motivasi berprestasi merupakan dorongan individu untuk meraih sukses dengan standar tertentu dan berusaha untuk lebih unggul dari orang lain dan mampu untuk mengatasi segala rintangan yang menghambat pencapaian tujuan. Seseorang dapat dikategorikan memiliki motivasi belajar tinggi jika: 1 ) b er usa ha, m e n c a pai tida k suatu m u d a h kesu ksesa n de n ga n m e n y era h m a u p u n Selalu dala m dala m sen d iri arti; y a n g te t a p i b a i k

b e r k o m p e t is i, stan dar 2 ) ba gi

m e ne nt u k a n da n ya n g

prestasin y a tidak

m e m ili k i hasil

Secara

u m u m

m e n a m p il k a n

le bih

bai k

pa da

tu g a s -t u g a s hasil ya n g

rutin, lebih

b iasa n ya p a da

m e n a m p il k a n k h usus

ya n g

tu gas-tu gas 3)

m e m ili k i

arti b a g i y a n g

m e re k a; w a j ar T i d a k

Ce n d er u n g

m e n g a m b il da n

risi k o

(bertaraf a ka n

sedan g )

diper hitu n g k a n. hal- hal terlalu y a n g su l it; tid a k

m ela k u k a n m u d a h

d ia n g g a p n y a 4 ) D ala m

terlal u

ata u p u n

m e la k u k a n

suatu

tin da k a n

d i d o r o n g u a n g ); d ari d a n le bih 5)

ata u

dipe n g a ru h i

o l e h rewards ( h a d i a h a t a u u m p a n b a li k

M e n c o b a

m e m p e r o le h 6) M e n cer m ati

perb uata n n y a; m e n cari bai k

lin g k u n g a n 7) Berg a u l 8)

kese m p ata n/pelua n g; m e m p e role h sit uasi

pe n gala m a n; di m a na

M e n y e n a n g i d a pat

m e na nta n g,

m e re k a 9) dala m dan

m e m a n faat ka n m e n cari suatu

ke m a m p u a n n y a; ya n g 10) u n i k

C e n d er u n g

cara-cara m a sala h; ata u

m e n y e lesai ka n 1 1 ) D a la m

K reatif;

be kerja

belajar

sea k a n - a k a n

d i k ejar

w a k t u ( M c C l e l l a n d cit. S u k a d j i , 2 0 0 0 ) . de n ga n ba h w a da pat didasari di itu , At k i ns o n (1 9 9 6 )

S e na da m e n y ata ka n seseora n g re n da h,

m oti v asi

ber prestasi tin g g i as p e k hara pa n ata u y a n g un t u k

dik ate g o ri k a n pa da d ua yaitu

ter ka n d u n g

dala m n y a,

s u k s es ata u a ka n

b e r h a s i l (motif of success) d a n

ju ga

keta k u ta n de n g a n darip a d a ke

ke ga gala n u ntu k a ka n m e re k a

(motive to avoid failure). S e s e o r a n g berhasil le b i h besar

h ara pa n k eta k uta n d ala m

ke gag ala n yan g

di k elo m p o k k a n m e m ili k i

m otiv asi ya n g le b i h

b er prestasi m e m i li k i b esar

tin g g i,

sed a n g k a n ak a n

sese o ra n g ya n g

keta k uta n daripa da ke

ke ga gala n u ntu k

hara pa n dala m

berh asil m e m ili k i

d i k el o m p o k k a n

m ere k a

ya n g

m o t i v asi berprestasi y a n g re n da h. Lebih lanjut McClelland menyampaikan bahwa motivasi berprestasi seseorang dipengaruhi oleh: harapan orang tua terhadap anaknya; pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan; latar belakang budaya di mana seseorang dibesarkan; peniruan tingkah laku; dan lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung (McClelland, 1987). Faktor lain yang juga memiliki peran cukup besar dalam mencapai prestasi seseorang adalah kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sediri, kemauan belajar untuk mencapai tujuannya (Stephen Brookfield, 2000). Sejalan dengan itu, Slameto (2008) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kemampuan belajar mandiri yang terungkap melalui proses intensif yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar atau penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai keterampilan dan teknik yang kreatif atas prakarsa (inisiatif dan motivasi) siswa yang bersangkutan dalam penetapan tujuan belajar, pemilihan materi yang akan dipelajari, intensitas penggunaan keterampilan belajar, teknik-teknik ilmiah dalam fase belajar, penetapan standar keberhasilan belajar, peningkatan prakarsa siswa yang bersangkutan dibanding intervensi guru. Anton Sukarno (1989) menyebutkan bahwa seorang siswa yang memiliki kemandirian belajar memiliki ciri: 1) siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri; 2) siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus menerus; 3) siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar; 4) siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan; dan 5) Siswa belajar dengan penuh percaya diri. Sementara itu, Sardiman (1996) menyebutkan bahwa ciri kemandirian belajar meliputi: 1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri; 2) Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan; 3) Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan; 4) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru; 5) Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar: 6) Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

Kemandirian belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dari dalam (endogen) dan aktor dari luar (eksogen) (Hasan Basri, 2000). Faktor dari dalam, dipengaruhi oleh tingkat percaya diri, kedisiplinan, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar, dipengaruhi oleh p o t e n s i tu b u h d a n ya n g sehat dan jas m a n i ro ha n i y a it u hid u p,

k u at, ala m ,

lin g k u n g a n sosial

su m b er da n

da ya

ek o n o m i, k o n d isi

k ea m a n a n d a n

ketertib a n

ya n g

m a n d ir i, dala m

suasa na ata u

ke harm o n isa n ne gatif m elip uti

din a m i k a dan dan

p ositif

se b a g a i tat a n a n

pelua n g b u da ya

ta nta n ga n

seba gai n ya secara k u m u l atif. S elain m oti v asi berprestasi da n ke m a n d iri an pe nin g k ata n pe n ca p aia n diri da n ( self-efficacy ) L atifa h,

b e lajar, hal lai n k u alitas su m b e r p restasi (Sa ntr o c, 2 0 1 2 ). o le h ya n g

ya n g p e ntin g da ya m a n usia ad a la h

dala m u ntu k

tin g g i

efi k asi

20 0 2;

N o v aria n d h i n i perta m a dari kali

E fi k asi

diri

di ke m u k a k a n k o g n itif so s ia l.

B a n d u ra diri

(1 9 8 6 )

teori

E f i k asi terha da p

m er u p a k a n yan g

ke ya k i na n

in d iv i d u un t u k

ke m a m p u a n

di m ili k i n y a da ya

m e m o b ilisasi d a n sit uasi-sit uasi M u d g et, itu, dan

m o t i i v a s i, ya n g

su m b e r ya n g

k o g n itif atas Nease, den g a n

tin da k a n -tin d a k a n

diperlu k a n cit.

dih a da p i

( B a n d u ra

Q u i n o n es, ( H e r w a n to,

19 9 9 ). 20 0 4 )

Sejala n

M e y ers diri

m e n d e fin isi k a n terh a da p

efi k asi

seba gai dirin ya B y r n e

perasaa n unt u k ( R ia ni

sese ora n g

k o m p ete nsi B a r o n &

ber h asil. da n diri

Seda n g k a n 20 0 6 ) evalu asi ata u tu g a s, rinta n g a n. efi kasi diri atas

Farida, seba g ai

m e n g g a m b a r k a n d iri sese o ra n g

efi k asi

ter h a da p u ntu k

ke m a m p u a n

k o m p ete nsi m e n c a pai S e h i n g g a

me na m p il k a n da n m e n g atasi ba h w a

tuj ua n, da pat

disi m p u l k a n ke ya k in a n

m e r u p a k a n k e m a m p u a n tuj ua n

sese o ra n g dala m sika p diri,

ya n g

di m ili k i m e m ili k i

m e n c a pa i o ptim i s, m e m i l i k i

terte nt u,

k e m a m p u a n

pe n ge m b a n g a n

m o t i v asi tu gas. E f i k asi

berprestasi

d a n

ke k u ata n

m e n g h a da p i

diri

erat

kaitan n y a d iri

de n ga n

m oti v asi satu

b e r p r estas i. fa kt or ya n g

Efi k asi

m e nja di m oti v asi

sala h

m e m p e n g aru h i Se m a k i n se m a k i n besar

ber presta si d iri dari

seseora n g. seseora n g, o ra n g

ti n g g i pula

efi kasi ke perca yaa n

terse b ut dala m

ter ha d a p

kesa n g g u p a n n y a tuj ua n.

un t u k diri gi g i h le b i h bali k da n

b er hasil y a n g

m e n c a pai

Efi k asi le bih

tin g g i

a ka n

m e m b u at sese o ra n g ta n t a n g a n m e n da pat ka n cit. Nease,

k eti k a

m e n g h a da p i keti ka

serta u m p a n M u d g et,

ter m o ti v asi ( feedback )

negatif

( B a n d u ra

Q u i n o n es, 1 9 9 9 ). B a n d u ra d iri (1 9 9 7 ) m e n g ata ka n ba h w a atas efi k a si dasar m a n faat perta m a H a l ini ata u

sese ora n g

da pat

dibe da k a n

b e bera pa p e ntin g a dala h

di m e nsi ter ha d a p

y a n g p r estasi.

m e m ili k i D i m e nsi tu gas).

magnitude

(t i n g k a t pa da

kes u lita n a ka n

b er da m p a k

ya n g

dic o ba

d i k e he n d a k i n y a efi k asi pa da

berdasar ka n kes ulita n. dirasa ka n ia yan g bida n g luas aka n dirasa

pe n g h ara pa n In di v i d u m a m p u a k a n un t u k

tin g k at ya n g

m e n c o b a

perila k u

d ila k u k a n. sit uasi b atas a dala h da n

Se bali k n y a perila k u (lu as

m e n g h i n d a ri m elam p a u i ya n g ke d u a Generality

ke m a m p u a n n y a. generality

D i m e nsi

perila k u ). bida n g

b er k aita n y a n g

de n ga n

sebera pa u ntu k

perila k u ole h adala h

di ya k i n i

ber hasil ya n g

dica pai ketiga

in d i v i d u. strenght

Se da n g k a n

di m e nsi

(ke m a nta pa n ini

k e y a k i n a n). de n ga n

K e m a nt a pa n kete g u h a n hati a k a n

k e y a k i n a n terha da p

ber kaita n

ke ya k i na n

in d i v i d u

ba h w a

ia

b er hasil dala m E f i k asi b e g itu saja, diri

m e n g h a da p i suatu per m asalah a n. pa da dasarn ya tida k suatu diri m u n c u l proses tida k

na m u n

tum b u h

m elalui

( B ar k atu,

20 0 7 ).

Pertu m b u h a n

efi k asi

terle pas learni n g

dari da n

kera n g k a vic ario us

te ori

o bser v atio n a l y a n g intera ksi

lear n i n g proses 20 0 0 ) ya n g

m e m a n d a n g b er ba gai b a h w a efi k asi tin g k a h fa kt or b erta ut lain

belajar

seba gai at al ,

varia bel.

Elliot

m e n y ata k a n m e m b e n t u k varia be l dan

varia bel- v aria bel diri tida k terlep as

dari

intera ksi

la k u,

li n g k u n g a n, K eem p at

proses

k o g n itif, ini

pri b a d i. da n

varia bel satu

sa li n g y a n g

m e m p e n g ar u h i m e m b e ntu k u ntu k

de n ga n diri

dala m

efi kasi

sese o ra n g. la k u efe ktif b a g i 19 8 6 ). y a n g Proses

K e m a m p u a n m e n ja d i

m e m ili h ya n g

tin g k a h

fa kt or

san gat diri

pe ntin g

p ertu m b u h a n L i n g k u n g a n b isa beru ba h

efi k asi m er u p a k a n m e nja di

( G re d ler, eksternal da n reinfors .

fa ktor

sti m u l u s

k o g n itif m e n y e ra p, d a n d ari fa kt or j u ga d iri,

m e n g a ntar m e n y i m p a n

indi v i d u da n ba h k a n ya n g

m e n g e na l, m e n g o la h dia m atin y a Se da n g k a n po k o k y a n g

m e m o d i f i k as i tin g k a h lin g k u n g a n

la k u

( W i n k e l,

19 9 1 ). uns ur

pri b a d i, ter d ir i d a ri tiga m e m p e n g aru h i

turut

per ke m b a n g a n

efik asi

y a k n i structure permanent characteristic , temporary state , d a n activity in & J u h a y a, 1 9 8 5 ). uraia n tiga h a l, d i atas, penelitia n in i

prosess ( E f f e n d i

B e r d asar ka n d if o k us k a n pa da

y a k n i motivasi berprestasi, kemandirian

belajar, dan efikasi diri, yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi tahun 2012. Pemilihan ini didasarkan pada keberhasilan mahasiswa, dalam turut serta memberdayakan masyarakat, melalui Program Hibah Bina Desa tahun 2012. Hal ini dilakukan mengingat di samping prestasi non akademik, ketiga mahasiswa tersebut juga memiliki prestasi akademik yang sangat baik. Terbukti, berdasarkan data dari biro akademik, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ketiga mahasiswa yang sedang menempuh semester VI tersebut adalah 3,18 (tiga koma delapan belas), 3,7 (tiga koma tujuh) dan 3,85 (tiga koma delapan lima). Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri yang dimiliki mahasiswa berprestasi, pada Program Studi Pendidikan Matematika. Hal ini untuk penting untuk memberikan informasi yang cukup kepada para mahasiswa atau calon mahasiswa, agar tidak takut atau canggung untuk

bergabung diorganisasi kemahasiswaan atau kegiatan ekstrakurikuler lain. Karena keduanya pun bisa berjalan seiring dan seirama.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moloeng, 2006). Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya (Sukmadinata, 2010). Sedangkan metode penelitian studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem (Sukmadinata, 2010). Pada penelitian ini, kasus yang akan diteliti dan dideskripsikan merupakan situasi khusus, yaitu motivasi untuk berprestasi, kemandirian dalam belajar, dan efikasi diri mahasiswa berprestasi pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di STKIP PGRI Pacitan, yang beralamatkan di Jalan Cut Nyak Dien No. 4A Ploso, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, yakni mulai Bulan Januari sampai Bulan Mei tahun 2013.

Target/Subjek Penelitian
Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Adapun yang menjadi pertimbangan dalam penentuan subjek tersebut adalah prestasi yang diperoleh mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika. Subjek pada penelitian ini adalah 3 (tiga) orang mahasiswa pelaksana pengabdian kepada masyarakat melalui Program Hibah Bina Desa, yang ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi pada bidang pengabdian tahun 2012 oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Pacitan.

Prosedur
Prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pra-Lapangan,
meliputi: a) menyusun rancangan penelitian, b) memilih lapangan, c) memilih dan memanfaatkan informan, d) menyiapkan instrumen; 2) Lapangan, meliputi: a) memahami dan memasuki lapangan, b) pengumpulan data; 3) Pengolahan Data, meliputi: a) reduksi data, b) display data, c) analisis, d) mengambil kesimpulan dan verifikasi, e) meningkatkan keabsahan, f) Narasi hasil.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa deskripsi tentang motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri, yang dimiliki mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Data ketiganya diperoleh dari observasi, dokumentasi, angket, wawancara mendalam. Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti (researcher) sendiri (Moloeng, 2006; Sugiyono, 2011; Wahidmuri, 2008). Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif adalah dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci (Sugiyono 2011). Untuk mendapatkan data yang lebih luas dan komprehensif, peneliti sebagai instrumen utama dibantu dengan instrumen bantu penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman pengamatan, pedoman dokumentasi dan angket.

Teknik Analisis Data


Penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif kualitatif, sehingga data yang ada dianalisis dengan teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan cit. Dharma, 2008). Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2011) aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification) (Miles & Huberman, 1994: 10).

Gambar 1. Model Analisis Data Miles Huberman Reduksi Data


Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatancatatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak

perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak bertumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya. Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan masalah penelitian. Dalam mereduksi data setiap peneliti dipandu oleh pertanyaan penelitian yang harus dijawab berdasarkan data. Jawaban pertanyaan tersebut merupakan wujud nyata temuan penelitian. Ketika peneliti menemukan sesuatu (data) yang belum jelas dan belum memiliki pola perlu segera dilakukan pencermatan melalui proses reduksi untuk memahami makna yang terkandung dalam data tersebut.

Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapkan oleh setiap peneliti. Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Penyajian data dalam suatu pola tertentu akan memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mendapatkan temuan yang dapat dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan.

Kesimpulan dan Verifikasi


Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Motivasi Berprestasi

10

Motivasi yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari berbagai indikator yang ada. Demikian halnya dengan motivasi berprestasi yang dimiliki ketiga mahasiswa tersebut. Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara mendalam, diketahui beberapa hal yang dialami oleh ketiganya. Pertama, d a n suatu tida k m u d a h sela l u berusa ha de n ga n keras

m e n yera h ter t e n t u ju ga

u ntu k

m e n c a pa i te l a h

k o m p ete nsi

ya n g u ntu k M e re k a

d iteta p k a n n y a, k es u ksesa n stan dar

ter m a s u k

m e n c a pa i m e m i l i k i o le h

dala m

hid u p n y a. ya n g

p restasi se n d i r i,

tida k

di m ili k i

k e b a n y a k a n su kses su kses h i ba h m a ta untu k untu k u ntu k k ulia h

m a hasis w a m e njad i m a h as isw a . terte nt u, da n tida k arti di

lai n n y a. pe n g u r us Kedua , m a na pada tida k ba gi

M isal n y a or g a n i sasi, be bera pa m e m ili k i m ere k a,

m e n e m b us

pro gra m - p r o g ra m

ta nta n ga n p restasin ya y a n g y a n g

ters e n d i r i

m e n o n j o l. Pa da tida k

b e b e r a p a tu g a s h asil

bersifat lebih

rutin itas, bai k.

m e na m p il k a n pa da m e nja di

N a m u n unt u k

tu gas-tu g as pe m i m p i n m a m p u hal n y a y a n g

k h us us,

m isaln ya

o r g a n is as i, se k r eta ris, p e m i m p i n ta m p il d e n g a n p a da p a da de n ga n prestasi le b i h bai k.

sida n g,

D e m i k ia n m ata

pa da b e bera pa kesu lita n kal k u l us m erek a da n

k ul ia h

m e m i li k i m ata

tin g k at k ulia h

terse n d ir i, analisis su k a

m isal n y a r e a l . Ketiga ,

dasarn ya ya n g ju ga ya n g

tida k

m ela k u k a n m u d a h

h al- hal ata u p u n m e m i lih

dia n g g a p n y a terlal u sulit,

terlalu teta p i

cen d e ru n g w ajar dan m e la k u k a n dipe n g ar u h i ada n y a rewards

m e m i li k i Keempat ,

risi k o dala m ata u Ta n pa

d i per h itu n g k a n n y a. suatu tin da k a n tida k

d i d o r o n g uan g ).

o l e h rewards ( h a d i a h p u n asal

ata u

tin d a k a n terse n d iri

terseb ut

dinilain ya pasti untu k

m e m ili k i aka n da n ata u

m a k n a

bagi n y a,

d i l a k s a n a k a n . Kelima, t e r b i a s a m e n c o b a u m p a n Keenam , u ntu k dari

berd is k usi evaluasi

m e m p e r o le h ke g iata n ya n g su pel

bali k mere ka

dila k u k a n n y a. da n m u d a h

ce n de ru n g

11

b er ga u l

de n ga n

sia pa

p u n. dose n

B ai k da n

de n ga n sege na p

sesa m a siv itas

m a h asis w a, a ka de m i k a, m a s y a ra k at. terle b i h

de n ga n

m a u p u n K et uj u h,

de n ga n sebel u m

lin g k u n g a n m e la n g k a h dan

da h u lu ya n g

m e la k u k a n m ata n

pe n cer m ata n

p er hitu n g a n se k itar, y a n g m a n a untu k

ter ha d a p

lin g k u n g a n da n pelu a n g di

m elihat suk a

kese m p ata n sit uasi dapat

a da.

Kedepalan , m ere k a

m e na nta n g,

m e m a n faat k a n disi p li n be kerja w a kt u, u ni k d a n ata u dan

k e m a m p u a n n y a. k reati v itas b elajar ce n d er u n g d ala m ya n g

Kesembilan, tin g g i.

me m ili k i D ala m di k ejar ya n g

sea k a n -a k a n

m e n cari cara-cara

da n b a r u

m e n y e lesai ka n suatu per m asala ha n.

Kemandirian Belajar Kemandirian belajar dapat dilihat lima aspek utama, yakni percaya diri, disiplin, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Pertama, dari aspek percaya diri, ketiga mahasiswa tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. Hal ini tampak pada saat kegiatan pembelajaran, organisasi kemahasiswaan yang diikuti, dalam berkomunikasi dengan para dosen, dan juga keterampilan dalam bersosialisasi di masyarakat. Kedua, dari aspek kedisiplinan, memiliki kedisiplinan yang baik. Terbukti, dalam mengikuti perkuliahan cenderung hadir tepat waktu, memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan baik, mampu memimpin dan dipimpin dengan baik, senantiasa berupaya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dan memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi. Ketiga, pada aspek inisiasi, ketiganya memiliki inisiasi yang tinggi. Mereka cenderung terbuka pada pengalaman baru, memiliki hasrat keingintahuan yang besar, menyukai tugas yang berat dan menantang, berani mengambil risiko, berfikir secara fleksibel, tidak menunggu dorongan dan motivasi dari orang lain, dan berupaya menemukan jawaban yang luas dan mendalam atas suatu pertanyaan. Di samping itu, juga memiliki kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri. Keempat, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Apabila mendapatkan tugas atau pekerjaan, memiliki komitmen yang tinggi untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Senantiasa berorientasi pada masa depan, mampu memimpin, mau belajar dari kegagalan, yakin akan kemampuan yang dimiliki, dan juga memiliki obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kelima, kemandirian belajar juga dapat dilihat dari motivasi yang dimiliki seseorang. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi ketiga mahasiswa tersebut sangat tinggi. Efikasi Diri

12

S e ba gai m a n a (1 9 9 7 ), ba h w a atas

ya n g efi ka si dasar

d isa m p a i k a n diri

B a n d u r a da pat ya n g

sese o ra n g di m e nsi

d i be da k a n m e m i li k i D i m e nsi

bebera p a

m a n faat terse b ut

pe ntin g adala h

terha da p

p restasi. dan strenght . sud a h diri p a d

magnitude , generality , data

B e r d asar ka n d ila k u k a n, d ari ketiga

pe n g u m p u la n d ata

ya n g

diper ole h

m e n g e nai m e nja di

efi kasi su bje k

m a h asis w a in i. Pertama ,

yan g

p e nelitia n k es u lita n u nt u k

dari

di m e nsi

magnitude

(t i n g k a t m e m i l i k i y a n g

tu gas),

sub je k ata u

ce n der u n g

m e n c o b a

mela k u k a n u nt u k

hal- hal

d i n ilain ya S elain sit uasi b atas y a n g it u, da n

m a m p u m ere ka

m ere k a

la k u k a n.

jug a

ce n der u n g yan g Hal dirasa ini

m e n g h in d a ri m elam p a u i pa da

perila k u

ke m a m p u a n n y a. a ka n Kedua , dic o b a

berda m p a k

ata u dari

di ke he n d a k i n y a pa da ting k at (l u a s

b er dasar ka n k es u lita n. b i da n g k e y a k i n a n d i beri k a n m a sa

pe n g h arap a n dilihat

efi k asi

di m e nsi

generality

perila k u ), u ntu k da n

subje k

m e n u n j u k k a n tu gas-tu gas ya n g ya n g di

m e n g h a da p i tan ta n g a n

ju ga

diha dap i

d e p a n . Ketiga , strenght ( k e m a n t a p a n ba h w a su bje k m e m i li k i

ke ya k i n a n), d a n

ta m p a k

ke m a nta pa n ya n g ya n g aka n

k e y a k i n a n u nt u k ata u d ala m

a ka n

kem a m p u a n segala tu gas ia

dim i l i k i di m ili k i berh asil H a l ini

m e n y elesai k a n ju ga ke ya k i na n

ba h w a

m e n g h a da p i

suatu

per m asala ha n. efi k asi

m e n u n j u k k a n d i m ili k i tin g g i.

ba h w a

ti n g k a t

diri

y a n g

ketiga

su b je k

da pat

dikate g o r i k a n

Pembahasan Berdasarkan pemaparan hasil di atas, diketahui bahwa selain memiliki prestasi akademik yang baik, ketiga subjek juga memiliki prestasi non akademik yang sangat baik. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi segala tindakan yang dilakukannya. Ditilik dari motivasi untuk berprestasi, subjek menunjukkan motivasi yang sangat tinggi untuk berprestasi. Sehingga dengan atau tanpa motivasi dari luar pun, cenderung akan berupaya memotivasi diri

13

untuk berprestasi. Demikian halnya dengan kemandirian belajar, ketiganya memiliki kemandirian belajar yang cukup baik. Tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam menyelesaikan segala tugas atau permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, apabila ditinjau dari efikasi diri yang dimiliki, menunjukkan bahwa ketiganya juga memiliki efikasi diri yang tinggi. Keyakinan untuk mampu berprestasi, keyakinan akan kemampuan penyelesaian tugas dan permasalahan yang tinggi. Motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri memiliki peran yang besar bagi seseorang, untuk berprestasi. Ketiganya berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan. Motivasi berprestasi juga berpengaruh terhadap kemandirian belajar dan efikasi diri. Demikian halnya dengan efikasi diri, berpengaruh terhadap motivasi berprestasi dan kemandirian belajar. Ketiganya memiliki pertalian yang cukup kompleks satu dengan yang lain. Untuk mencapai prestasi yang baik, harus didukung dengan motivasi berprestasi yang tinggi, kemandirian belajar yang tinggi, serta efikasi diri yang tinggi pula.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pemaparan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) mahasiswa yang memiliki prestasi akademik dan non akademik tersebut memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, kemandirian belajar yang tinggi, dan efikasi diri yang tinggi; 2) motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri saling berpengaruh dan memiliki kaitan yang sangat erat; 3) untuk mencapai prestasi yang baik, perlu dimulai dengan motivasi berprestasi yang tinggi, kemandirian belajar yang tinggi, dan efikasi diri yang tinggi. Berkenaan dengan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran bahwa: 1) mahasiswa tidak perlu takut dan ragu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di luar jam perkuliahan, karena tidak terbukti mengganggu prestasi akademik; 2) untuk menyeimbangkan antara prestasi akademik dan non akademik, mahasiswa perlu memiliki perencanaan yang baik, motivasi berprestasi yang tinggi, kemandirian belajar yang tinggi, dan efikasi diri yang tinggi; 3) untuk meningkatkan daya saing personal, para mahasiswa perlu meningkatkan soft skill, sehingga setelah lulus menjadi sarjana yang siap mengabdi untuk masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert. (1977). Self-efficacy: Toward Unifying Theory of Behavioral Change. Psychological Review, 84 (2),191-215. Bandura, Albert. (1994). Self-efficacy. Encyclopedia of Human Behavior, 4 (1), 71-81. Bandura, Albert. (1997). Self-efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman. Barkatu. (2007). Membangun Motivasi Berprestasi: Membangun Self Efficacy dan Penerapannya dalam Dunia Pendidikan, Lentera Pendidikan, X (1), 34-51. Bernthal, P., Weaver, P. & Wellins, R. (2002). The State of E-Learning: Developing Soft Skills. HR Benchmark Group. 4 (1). 1-32.

14

Dharma, Surya. (2008). Pengolahan dan Analisis Data Penelitian . Jakarta: Ditjen PMPTK, Depdiknas. Elliott, S. N., Kratochwill, T R., Littlefield-Cook, J., & Travers. J. (2000). Educational psychology: Effective teaching and learning interactions (3rd ed.). Boston: McGraw-Hill. Gredler, M. E. B. (1991). Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan Munandir). Jakarta: Rajawali. McClelland, D. C. (1987). Human Motivation. New York: Cambridge University Press. Moloeng, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Novariandhini, D. A. dan Latifah, Melly. (2012). Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan Prestasi Akademik Siswa pada Berbagai Model Pembelajaran. Jurnal Imu Keluarga dan Konsumen, 5 (2), 138-146. Riani, A. L. & Farida, Hanik. (2006). Pengaruh Kompetensi Utama Kecerdasan Emosional dan Efikasi Diri Terhadap Kenyamanan Supervisor dalam Melakukan Penilaian Kinerja. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 6 (1), 43-60. Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. 3 (2). Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan Kristiaji, W. C. & Sumiharti, Y.). Jakarta: Erlangga. Sardiman. A. M. (1996). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru). Jakarta : PT Boga Grafindo Persada. Satori, Djaman & Komariah, Aan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sukadji. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah . Jakarta: UI. Sukarno, Anton. (1999). Ciri-ciri Kemandirian Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Usman, Effendi & Juhaya, S. P. (1985). Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Wahidmuri. (2008). Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan . Malang: UM Press. Winkel, W. S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. Woolfolk, A. (1995). Educational Psychology (6th ed.). Boston: Allyn & Bacon. Basri, Hasan. (2000). Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya) . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

15

Anda mungkin juga menyukai