PGRI PACITAN TAHUN 2013 Edi Irawan Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pacitan Jalan Cut Nyak Dien 4A Ploso Pacitan, e-mail: nawariide1987@gmail.com
Abstract Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi berprestasi, kemandirian dalam belajar, dan efikasi diri mahasiswa yang berprestasi. Informasi ini sangat berguna untuk referensi dan pertimbangan bagi mahasiswa lain agar terdorong dan termotivasi untuk berprestasi, baik pada bidang akademik maupun non akademik. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik yang digunakan dalam pengambilan subjek adalah purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah beberapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang berhasil dinobatkan sebagai mahasiswa berprestasi pada bidang pengabdian kepada masyarakat pada tahun 2012. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari penelusuran dokumen, observasi, dan wawancara mendalam. Untuk menghasilkan data yang kredibel, dilakukan dengan triangulasi teknik dan perpanjangan pengamatan. Sedangkan teknik analisis data di lapangan, dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara mendalam, diperoleh beberapa kesimpulan tentang motivasi untuk berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri. Mahasiswa yang berprestasi memiliki motivasi untuk berprestasi yang sangat tinggi. Motivasi yang berasal dari dalam diri mahasiswa sudah cukup tinggi, baik dengan atau pun tanpa dorongan dari orang lain. Dari segi kemandirian belajar, mahasiswa berprestasi juga memiliki kemandirian belajar yang tinggi. Baik dalam kemampuan mengambil keputusan, kepercayaan diri, dan kemandirian dari aspek emosi dan nilai. Sedangkan dari segi efikasi diri, mahasiswa berprestasi juga sangat baik. Kemampuan untuk membuat perencanaan, mengatur diri, keyakinan dan ketekunan dalam pencapaian tujuan, serta keyakinan akan kemampuan yang dimiliki juga sangat tinggi. Keywords: motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No 12 Tahun 2012). Sehingga tampak jelas bahwa arah tujuan pendidikan bukan hanya menitik beratkan pada ranah kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Namun, dalam praktiknya, belum terlaksana secara benar sesuai dengan arah kebijakan pendidikan. Pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat, pendidikan di perguruan tinggi merupakan pintu gerbang pendidikan terakhir, sebelum benar-benar berada di masyarakat. Sehingga mahasiswa, sebagai peserta didik di perguruan tinggi, dituntut memiliki kemampuan yang mumpuni. Dengan label sebagai agen of change, mahasiswa harus mempunyai hard skill dan juga soft skill yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, dan
mampu memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Hard skill merupakan pengetahuan dan kemampuan teknis yang dimiliki seseorang. Sedangkan soft skill adalah personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (for example, leadership, coaching, team building, decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as financial,computer, quality, or assembly skills (Bernthal, Weaver, dan Wellins, 2002). Soft skill mahasiswa dapat dioptimalkan melalui berbagai kegiatan, terutama pengembangan diri melalui organisasi kemahasiswaan maupun kegiatan lain. Dengan aktif di organisasi, seorang mahasiswa akan terlatih soft skill-nya, terutama keterampilan dalam berkomunikasi,
menyampaikan gagasan, berfikir kritis, kreatif, inovatif dan solutif. Akan tetapi, pada kenyataannya, sangat sedikit sekali mahasiswa yang bersedia meluangkan waktu untuk mengembangkan dan mengabdikan diri melalui berorganisasi. Suatu hal yang istimewa apabila mahasiswa peduli untuk terlibat dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terlebih mampu menyeimbangkan antara prestasi akademik dan prestasi non akademik. Prestasi seorang peserta didik, termasuk juga mahasiswa, dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum dapat digolongkan dalam dua kategori, yakni faktor internal, yang berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri, dan faktor eksternal, atau yang berasal dari luar diri mahasiswa. Masingmasing memiliki bagian yang cukup kompleks dan tidak dapat dipisahkan. Salah satu faktor internal, yang memiliki peranan cukup besar adalah motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri. Ketiganya memiliki karakteristik dan indikator yang berbeda-beda, sehingga sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. Motivasi p a da meru pa k a n suatu dan istilah yan g m e n u n j u k ya n g a k a n un t u k
ke k u ata n
tari k a n
d or o n g a n, ya n g
perila k u
diara h k a n
kondisi internal yang membangkitkan (energizing), mengarahkan (directing) dan menjaga (maintaning) perilaku. Sejalan dengan itu, Sa ntr o c k proses (2 0 0 7 ) y a n g
m e n d e fin isi ka n m e m b e ri
m otiv asi
seba gai da n
se m a n g at,
ara h,
ke gi g i h a n
p e r i l a k u . Istilah-istilah yang biasa digunakan dan memiliki konotasi yang sama dengan motivasi adalah kebutuhan, keinginan, harapan dan motif (Neale,1990). Hersy & Blanchard (Rumiani, 2006) menyebutkan bahwa motif sendiri sebenarnya merupakan kebutuhan ( need), dorongan atau impuls sedangkan motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu. Kemauan tersebut dilandasi adanya kebutuhan atau dorongan tertentu, sehingga motivasi sebenarnya merupakan penampakan dari motif-motif dari dalam diri seseorang. S ala h b erintera ksi b e r p restasi. satu de n ga n m otif ora n g ses e o r a n g lai n adala h dalam m otiv asi
individu untuk meraih sukses dan bertujuan untuk meraih hasil dengan standar tertentu McClelland (1987). Sejalan dengan itu, Keith & Nastron (1989) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha yang lebih besar dan ulet. Dalam arti kata lain, motivasi berprestasi merupakan dorongan individu untuk meraih sukses dengan standar tertentu dan berusaha untuk lebih unggul dari orang lain dan mampu untuk mengatasi segala rintangan yang menghambat pencapaian tujuan. Seseorang dapat dikategorikan memiliki motivasi belajar tinggi jika: 1 ) b er usa ha, m e n c a pai tida k suatu m u d a h kesu ksesa n de n ga n m e n y era h m a u p u n Selalu dala m dala m sen d iri arti; y a n g te t a p i b a i k
b e r k o m p e t is i, stan dar 2 ) ba gi
m e ne nt u k a n da n ya n g
prestasin y a tidak
m e m ili k i hasil
Secara
u m u m
m e n a m p il k a n
le bih
bai k
pa da
tu g a s -t u g a s hasil ya n g
rutin, lebih
b iasa n ya p a da
m e n a m p il k a n k h usus
ya n g
tu gas-tu gas 3)
m e m ili k i
arti b a g i y a n g
m e re k a; w a j ar T i d a k
Ce n d er u n g
m e n g a m b il da n
risi k o
(bertaraf a ka n
sedan g )
m ela k u k a n m u d a h
d ia n g g a p n y a 4 ) D ala m
terlal u
ata u p u n
m e la k u k a n
suatu
tin da k a n
d i d o r o n g u a n g ); d ari d a n le bih 5)
ata u
dipe n g a ru h i
o l e h rewards ( h a d i a h a t a u u m p a n b a li k
M e n c o b a
m e m p e r o le h 6) M e n cer m ati
lin g k u n g a n 7) Berg a u l 8)
pe n gala m a n; di m a na
M e n y e n a n g i d a pat
m e na nta n g,
m e re k a 9) dala m dan
ke m a m p u a n n y a; ya n g 10) u n i k
C e n d er u n g
m e n y e lesai ka n 1 1 ) D a la m
K reatif;
be kerja
belajar
sea k a n - a k a n
d i k ejar
S e na da m e n y ata ka n seseora n g re n da h,
m oti v asi
ter ka n d u n g
dala m n y a,
s u k s es ata u a ka n
b e r h a s i l (motif of success) d a n
ju ga
keta k u ta n de n g a n darip a d a ke
ke ga gala n u ntu k a ka n m e re k a
di k elo m p o k k a n m e m ili k i
m otiv asi ya n g le b i h
b er prestasi m e m i li k i b esar
tin g g i,
sed a n g k a n ak a n
sese o ra n g ya n g
ke ga gala n u ntu k
hara pa n dala m
d i k el o m p o k k a n
m ere k a
ya n g
m o t i v asi berprestasi y a n g re n da h. Lebih lanjut McClelland menyampaikan bahwa motivasi berprestasi seseorang dipengaruhi oleh: harapan orang tua terhadap anaknya; pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan; latar belakang budaya di mana seseorang dibesarkan; peniruan tingkah laku; dan lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung (McClelland, 1987). Faktor lain yang juga memiliki peran cukup besar dalam mencapai prestasi seseorang adalah kemandirian belajar. Kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sediri, kemauan belajar untuk mencapai tujuannya (Stephen Brookfield, 2000). Sejalan dengan itu, Slameto (2008) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai kemampuan belajar mandiri yang terungkap melalui proses intensif yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar atau penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai keterampilan dan teknik yang kreatif atas prakarsa (inisiatif dan motivasi) siswa yang bersangkutan dalam penetapan tujuan belajar, pemilihan materi yang akan dipelajari, intensitas penggunaan keterampilan belajar, teknik-teknik ilmiah dalam fase belajar, penetapan standar keberhasilan belajar, peningkatan prakarsa siswa yang bersangkutan dibanding intervensi guru. Anton Sukarno (1989) menyebutkan bahwa seorang siswa yang memiliki kemandirian belajar memiliki ciri: 1) siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri; 2) siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus menerus; 3) siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar; 4) siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan; dan 5) Siswa belajar dengan penuh percaya diri. Sementara itu, Sardiman (1996) menyebutkan bahwa ciri kemandirian belajar meliputi: 1) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri; 2) Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan; 3) Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk mewujudkan harapan; 4) Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru; 5) Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar: 6) Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.
Kemandirian belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dari dalam (endogen) dan aktor dari luar (eksogen) (Hasan Basri, 2000). Faktor dari dalam, dipengaruhi oleh tingkat percaya diri, kedisiplinan, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar, dipengaruhi oleh p o t e n s i tu b u h d a n ya n g sehat dan jas m a n i ro ha n i y a it u hid u p,
k u at, ala m ,
lin g k u n g a n sosial
su m b er da n
da ya
ek o n o m i, k o n d isi
k ea m a n a n d a n
ketertib a n
ya n g
m a n d ir i, dala m
suasa na ata u
p ositif
se b a g a i tat a n a n
pelua n g b u da ya
ta nta n ga n
seba gai n ya secara k u m u l atif. S elain m oti v asi berprestasi da n ke m a n d iri an pe nin g k ata n pe n ca p aia n diri da n ( self-efficacy ) L atifa h,
ya n g p e ntin g da ya m a n usia ad a la h
dala m u ntu k
tin g g i
efi k asi
20 0 2;
E fi k asi
diri
di ke m u k a k a n k o g n itif so s ia l.
B a n d u ra diri
(1 9 8 6 )
teori
E f i k asi terha da p
m er u p a k a n yan g
ke ya k i na n
in d iv i d u un t u k
ke m a m p u a n
di m ili k i n y a da ya
m o t i i v a s i, ya n g
su m b e r ya n g
tin da k a n -tin d a k a n
diperlu k a n cit.
dih a da p i
( B a n d u ra
Q u i n o n es, ( H e r w a n to,
19 9 9 ). 20 0 4 )
Sejala n
M e y ers diri
efi k asi
perasaa n unt u k ( R ia ni
sese ora n g
Farida, seba g ai
m e n g g a m b a r k a n d iri sese o ra n g
efi k asi
ter h a da p u ntu k
ke m a m p u a n
me na m p il k a n da n m e n g atasi ba h w a
tuj ua n, da pat
disi m p u l k a n ke ya k in a n
m e r u p a k a n k e m a m p u a n tuj ua n
ya n g
di m ili k i m e m ili k i
m e n c a pa i o ptim i s, m e m i l i k i
terte nt u,
k e m a m p u a n
pe n ge m b a n g a n
berprestasi
d a n
ke k u ata n
m e n g h a da p i
diri
erat
kaitan n y a d iri
de n ga n
b e r p r estas i. fa kt or ya n g
Efi k asi
sala h
m e m p e n g aru h i Se m a k i n se m a k i n besar
seseora n g. seseora n g, o ra n g
ti n g g i pula
terse b ut dala m
ter ha d a p
kesa n g g u p a n n y a tuj ua n.
un t u k diri gi g i h le b i h bali k da n
b er hasil y a n g
m e n c a pai
tin g g i
a ka n
k eti k a
m e n g h a da p i keti ka
serta u m p a n M u d g et,
negatif
( B a n d u ra
Q u i n o n es, 1 9 9 9 ). B a n d u ra d iri (1 9 9 7 ) m e n g ata ka n ba h w a atas efi k a si dasar m a n faat perta m a H a l ini ata u
sese ora n g
da pat
dibe da k a n
di m e nsi ter ha d a p
y a n g p r estasi.
magnitude
(t i n g k a t pa da
kes u lita n a ka n
b er da m p a k
ya n g
dic o ba
d i k e he n d a k i n y a efi k asi pa da
pe n g h ara pa n In di v i d u m a m p u a k a n un t u k
tin g k at ya n g
m e n c o b a
perila k u
m e n g h i n d a ri m elam p a u i ya n g ke d u a Generality
ke m a m p u a n n y a. generality
D i m e nsi
perila k u ). bida n g
b er k aita n y a n g
de n ga n
sebera pa u ntu k
di ya k i n i
ber hasil ya n g
in d i v i d u. strenght
Se da n g k a n
di m e nsi
k e y a k i n a n). de n ga n
K e m a nt a pa n kete g u h a n hati a k a n
k e y a k i n a n terha da p
ber kaita n
ke ya k i na n
in d i v i d u
ba h w a
ia
na m u n
tum b u h
m elalui
( B ar k atu,
20 0 7 ).
Pertu m b u h a n
efi k asi
dari da n
te ori
lear n i n g proses 20 0 0 ) ya n g
belajar
seba gai at al ,
varia bel.
Elliot
dari
intera ksi
la k u,
li n g k u n g a n, K eem p at
proses
k o g n itif, ini
pri b a d i. da n
sa li n g y a n g
m e m p e n g ar u h i m e m b e ntu k u ntu k
de n ga n diri
dala m
efi kasi
K e m a m p u a n m e n ja d i
m e m ili h ya n g
tin g k a h
fa kt or
pe ntin g
fa ktor
sti m u l u s
m e n g a ntar m e n y i m p a n
indi v i d u da n ba h k a n ya n g
m e n g e na l, m e n g o la h dia m atin y a Se da n g k a n po k o k y a n g
m e m o d i f i k as i tin g k a h lin g k u n g a n
la k u
( W i n k e l,
19 9 1 ). uns ur
turut
per ke m b a n g a n
efik asi
y a k n i structure permanent characteristic , temporary state , d a n activity in & J u h a y a, 1 9 8 5 ). uraia n tiga h a l, d i atas, penelitia n in i
prosess ( E f f e n d i
B e r d asar ka n d if o k us k a n pa da
belajar, dan efikasi diri, yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi tahun 2012. Pemilihan ini didasarkan pada keberhasilan mahasiswa, dalam turut serta memberdayakan masyarakat, melalui Program Hibah Bina Desa tahun 2012. Hal ini dilakukan mengingat di samping prestasi non akademik, ketiga mahasiswa tersebut juga memiliki prestasi akademik yang sangat baik. Terbukti, berdasarkan data dari biro akademik, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ketiga mahasiswa yang sedang menempuh semester VI tersebut adalah 3,18 (tiga koma delapan belas), 3,7 (tiga koma tujuh) dan 3,85 (tiga koma delapan lima). Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri yang dimiliki mahasiswa berprestasi, pada Program Studi Pendidikan Matematika. Hal ini untuk penting untuk memberikan informasi yang cukup kepada para mahasiswa atau calon mahasiswa, agar tidak takut atau canggung untuk
bergabung diorganisasi kemahasiswaan atau kegiatan ekstrakurikuler lain. Karena keduanya pun bisa berjalan seiring dan seirama.
Target/Subjek Penelitian
Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011). Adapun yang menjadi pertimbangan dalam penentuan subjek tersebut adalah prestasi yang diperoleh mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Matematika. Subjek pada penelitian ini adalah 3 (tiga) orang mahasiswa pelaksana pengabdian kepada masyarakat melalui Program Hibah Bina Desa, yang ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi pada bidang pengabdian tahun 2012 oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STKIP PGRI Pacitan.
Prosedur
Prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pra-Lapangan,
meliputi: a) menyusun rancangan penelitian, b) memilih lapangan, c) memilih dan memanfaatkan informan, d) menyiapkan instrumen; 2) Lapangan, meliputi: a) memahami dan memasuki lapangan, b) pengumpulan data; 3) Pengolahan Data, meliputi: a) reduksi data, b) display data, c) analisis, d) mengambil kesimpulan dan verifikasi, e) meningkatkan keabsahan, f) Narasi hasil.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa deskripsi tentang motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri, yang dimiliki mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Data ketiganya diperoleh dari observasi, dokumentasi, angket, wawancara mendalam. Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti (researcher) sendiri (Moloeng, 2006; Sugiyono, 2011; Wahidmuri, 2008). Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa salah satu ciri penelitian kualitatif adalah dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci (Sugiyono 2011). Untuk mendapatkan data yang lebih luas dan komprehensif, peneliti sebagai instrumen utama dibantu dengan instrumen bantu penelitian berupa pedoman wawancara, pedoman pengamatan, pedoman dokumentasi dan angket.
perlu. Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data sehingga data tidak bertumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya. Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan masalah penelitian. Dalam mereduksi data setiap peneliti dipandu oleh pertanyaan penelitian yang harus dijawab berdasarkan data. Jawaban pertanyaan tersebut merupakan wujud nyata temuan penelitian. Ketika peneliti menemukan sesuatu (data) yang belum jelas dan belum memiliki pola perlu segera dilakukan pencermatan melalui proses reduksi untuk memahami makna yang terkandung dalam data tersebut.
Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapkan oleh setiap peneliti. Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal. Penyajian data dalam suatu pola tertentu akan memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mendapatkan temuan yang dapat dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan.
10
Motivasi yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari berbagai indikator yang ada. Demikian halnya dengan motivasi berprestasi yang dimiliki ketiga mahasiswa tersebut. Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara mendalam, diketahui beberapa hal yang dialami oleh ketiganya. Pertama, d a n suatu tida k m u d a h sela l u berusa ha de n ga n keras
m e n yera h ter t e n t u ju ga
u ntu k
m e n c a pa i te l a h
k o m p ete nsi
ya n g u ntu k M e re k a
ter m a s u k
m e n c a pa i m e m i l i k i o le h
dala m
hid u p n y a. ya n g
p restasi se n d i r i,
tida k
di m ili k i
m e n e m b us
pro gra m - p r o g ra m
ta nta n ga n p restasin ya y a n g y a n g
ters e n d i r i
m e n o n j o l. Pa da tida k
b e b e r a p a tu g a s h asil
bersifat lebih
m e na m p il k a n pa da m e nja di
N a m u n unt u k
tu gas-tu g as pe m i m p i n m a m p u hal n y a y a n g
k h us us,
m isaln ya
sida n g,
D e m i k ia n m ata
k ul ia h
m e m i li k i m ata
tin g k at k ulia h
terse n d ir i, analisis su k a
m isal n y a r e a l . Ketiga ,
dasarn ya ya n g ju ga ya n g
tida k
m ela k u k a n m u d a h
terlalu teta p i
m e m i li k i Keempat ,
d i d o r o n g uan g ).
o l e h rewards ( h a d i a h p u n asal
ata u
terseb ut
m a k n a
bagi n y a,
m e m p e r o le h ke g iata n ya n g su pel
bali k mere ka
dila k u k a n n y a. da n m u d a h
ce n de ru n g
11
b er ga u l
de n ga n
sia pa
p u n. dose n
B ai k da n
de n ga n sege na p
de n ga n
m a u p u n K et uj u h,
de n ga n sebel u m
lin g k u n g a n m e la n g k a h dan
da h u lu ya n g
m e la k u k a n m ata n
pe n cer m ata n
ter ha d a p
lin g k u n g a n da n pelu a n g di
m elihat suk a
a da.
Kedepalan , m ere k a
m e na nta n g,
Kesembilan, tin g g i.
sea k a n -a k a n
m e n cari cara-cara
da n b a r u
Kemandirian Belajar Kemandirian belajar dapat dilihat lima aspek utama, yakni percaya diri, disiplin, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab. Pertama, dari aspek percaya diri, ketiga mahasiswa tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. Hal ini tampak pada saat kegiatan pembelajaran, organisasi kemahasiswaan yang diikuti, dalam berkomunikasi dengan para dosen, dan juga keterampilan dalam bersosialisasi di masyarakat. Kedua, dari aspek kedisiplinan, memiliki kedisiplinan yang baik. Terbukti, dalam mengikuti perkuliahan cenderung hadir tepat waktu, memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan baik, mampu memimpin dan dipimpin dengan baik, senantiasa berupaya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dan memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi. Ketiga, pada aspek inisiasi, ketiganya memiliki inisiasi yang tinggi. Mereka cenderung terbuka pada pengalaman baru, memiliki hasrat keingintahuan yang besar, menyukai tugas yang berat dan menantang, berani mengambil risiko, berfikir secara fleksibel, tidak menunggu dorongan dan motivasi dari orang lain, dan berupaya menemukan jawaban yang luas dan mendalam atas suatu pertanyaan. Di samping itu, juga memiliki kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak atas kehendaknya sendiri. Keempat, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Apabila mendapatkan tugas atau pekerjaan, memiliki komitmen yang tinggi untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Senantiasa berorientasi pada masa depan, mampu memimpin, mau belajar dari kegagalan, yakin akan kemampuan yang dimiliki, dan juga memiliki obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Kelima, kemandirian belajar juga dapat dilihat dari motivasi yang dimiliki seseorang. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi ketiga mahasiswa tersebut sangat tinggi. Efikasi Diri
12
S e ba gai m a n a (1 9 9 7 ), ba h w a atas
ya n g efi ka si dasar
d isa m p a i k a n diri
B a n d u r a da pat ya n g
sese o ra n g di m e nsi
d i be da k a n m e m i li k i D i m e nsi
bebera p a
m a n faat terse b ut
pe ntin g adala h
terha da p
pe n g u m p u la n d ata
ya n g
diper ole h
m e n g e nai m e nja di
m a h asis w a in i. Pertama ,
yan g
p e nelitia n k es u lita n u nt u k
dari
di m e nsi
magnitude
(t i n g k a t m e m i l i k i y a n g
tu gas),
sub je k ata u
ce n der u n g
m e n c o b a
mela k u k a n u nt u k
hal- hal
m a m p u m ere ka
m ere k a
la k u k a n.
jug a
m e n g h in d a ri m elam p a u i pa da
perila k u
ke m a m p u a n n y a. a ka n Kedua , dic o b a
berda m p a k
ata u dari
di ke he n d a k i n y a pa da ting k at (l u a s
pe n g h arap a n dilihat
efi k asi
di m e nsi
generality
perila k u ), u ntu k da n
subje k
m e n u n j u k k a n tu gas-tu gas ya n g ya n g di
m e n g h a da p i tan ta n g a n
ju ga
diha dap i
ke ya k i n a n), d a n
ta m p a k
ke m a nta pa n ya n g ya n g aka n
k e y a k i n a n u nt u k ata u d ala m
a ka n
m e n y elesai k a n ju ga ke ya k i na n
ba h w a
m e n g h a da p i
suatu
m e n u n j u k k a n d i m ili k i tin g g i.
ba h w a
ti n g k a t
diri
y a n g
ketiga
su b je k
da pat
dikate g o r i k a n
Pembahasan Berdasarkan pemaparan hasil di atas, diketahui bahwa selain memiliki prestasi akademik yang baik, ketiga subjek juga memiliki prestasi non akademik yang sangat baik. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi segala tindakan yang dilakukannya. Ditilik dari motivasi untuk berprestasi, subjek menunjukkan motivasi yang sangat tinggi untuk berprestasi. Sehingga dengan atau tanpa motivasi dari luar pun, cenderung akan berupaya memotivasi diri
13
untuk berprestasi. Demikian halnya dengan kemandirian belajar, ketiganya memiliki kemandirian belajar yang cukup baik. Tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam menyelesaikan segala tugas atau permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, apabila ditinjau dari efikasi diri yang dimiliki, menunjukkan bahwa ketiganya juga memiliki efikasi diri yang tinggi. Keyakinan untuk mampu berprestasi, keyakinan akan kemampuan penyelesaian tugas dan permasalahan yang tinggi. Motivasi berprestasi, kemandirian belajar, dan efikasi diri memiliki peran yang besar bagi seseorang, untuk berprestasi. Ketiganya berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan. Motivasi berprestasi juga berpengaruh terhadap kemandirian belajar dan efikasi diri. Demikian halnya dengan efikasi diri, berpengaruh terhadap motivasi berprestasi dan kemandirian belajar. Ketiganya memiliki pertalian yang cukup kompleks satu dengan yang lain. Untuk mencapai prestasi yang baik, harus didukung dengan motivasi berprestasi yang tinggi, kemandirian belajar yang tinggi, serta efikasi diri yang tinggi pula.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert. (1977). Self-efficacy: Toward Unifying Theory of Behavioral Change. Psychological Review, 84 (2),191-215. Bandura, Albert. (1994). Self-efficacy. Encyclopedia of Human Behavior, 4 (1), 71-81. Bandura, Albert. (1997). Self-efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman. Barkatu. (2007). Membangun Motivasi Berprestasi: Membangun Self Efficacy dan Penerapannya dalam Dunia Pendidikan, Lentera Pendidikan, X (1), 34-51. Bernthal, P., Weaver, P. & Wellins, R. (2002). The State of E-Learning: Developing Soft Skills. HR Benchmark Group. 4 (1). 1-32.
14
Dharma, Surya. (2008). Pengolahan dan Analisis Data Penelitian . Jakarta: Ditjen PMPTK, Depdiknas. Elliott, S. N., Kratochwill, T R., Littlefield-Cook, J., & Travers. J. (2000). Educational psychology: Effective teaching and learning interactions (3rd ed.). Boston: McGraw-Hill. Gredler, M. E. B. (1991). Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan Munandir). Jakarta: Rajawali. McClelland, D. C. (1987). Human Motivation. New York: Cambridge University Press. Moloeng, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Novariandhini, D. A. dan Latifah, Melly. (2012). Harga Diri, Efikasi Diri, Motivasi Belajar, dan Prestasi Akademik Siswa pada Berbagai Model Pembelajaran. Jurnal Imu Keluarga dan Konsumen, 5 (2), 138-146. Riani, A. L. & Farida, Hanik. (2006). Pengaruh Kompetensi Utama Kecerdasan Emosional dan Efikasi Diri Terhadap Kenyamanan Supervisor dalam Melakukan Penilaian Kinerja. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 6 (1), 43-60. Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. 3 (2). Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan Kristiaji, W. C. & Sumiharti, Y.). Jakarta: Erlangga. Sardiman. A. M. (1996). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru). Jakarta : PT Boga Grafindo Persada. Satori, Djaman & Komariah, Aan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sukadji. (2000). Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah . Jakarta: UI. Sukarno, Anton. (1999). Ciri-ciri Kemandirian Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Usman, Effendi & Juhaya, S. P. (1985). Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Wahidmuri. (2008). Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan . Malang: UM Press. Winkel, W. S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. Woolfolk, A. (1995). Educational Psychology (6th ed.). Boston: Allyn & Bacon. Basri, Hasan. (2000). Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya) . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor- faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
15