Anda di halaman 1dari 85

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 0

dari 83

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 1

dari 83

BAB I PENDAHULUAN

1.

Umum a. Dampak perkembangan global dan pengaruh lingkungan strategis yang semakin dinamis, kompleks, bahkan cenderung sulit diprediksi serta semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan negara sangat mempengaruhi terhadap dinamika pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan pertahanan negara. TNI Angkatan Laut (TNI AL) sebagai kekuatan utama pertahanan negara di laut, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komponen bangsa lainnya dalam mewujudkan cita-cita nasional. Tuntutan profesionalisme prajurit TNI AL saat ini dan di masa mendatang, menjadi faktor penting dalam melaksanakann tugas negara bersama komponen bangsa lainnya dalam membangun dan mewujudkan ketahanan nasional yang kokoh. Oleh karena itu dalam upaya menjaga soliditas nasional, dibutuhkan kesetaraan pola pikir, pola sikap dan pola tindak di antara seluruh komponen bangsa. b. Sistem pendidikan bagi Perwira TNI AL ditata secara bertingkat, berjenjang, berlanjut dan berkesinambungan (longitudinal) yang diorientasikan pada tuntutan kompetensi penugasan keprajuritan dan ketentaraan dalam sistem manajemen pertahanan negara. Jenjang pendidikan longitudinal meliputi Pendidikan Pertama AAL (Dikma AAL) dibekali ilmu pengetahuan teknik dasar keprajuritan dan ketentaraan pertahanan negara matra laut sebagai bekal penugasan tingkat teknis serta pengembangan teknis sistem kesenjataan angkatan laut. Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) dibekali ilmu pengetahuan taktik dan operasi serta manajemen operasi di laut sebagai bekal penugasan tingkat taktis, pengembangan taktis dan tugas manajemen operasi tempur di laut. Selanjutnya Pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 2

dari 83

(Dikseskoal) dibekali ilmu pengetahuan strategi, manajemen strategi angkatan laut dan manajemen strategi maritim sebagai bekal penugasan tingkat strategis pertahanan negara di laut. c. AAL adalah lembaga penyelenggara pendidikan pertama tingkat Akademi di bawah pembinaan Kasal, yang memiliki tugas pokok mendidik para Kadet agar menjadi calon Perwira yang berjiwa pejuang Pancasila dan Saptamarga, memiliki pengetahuan dan ketrampilan profesi matra laut dalam spektrum penugasan awal di KRI / pasukan serta memiliki kemampuan manajerial dan jiwa kepemimpinan sebagai calon pemimpin TNI / TNI AL. Berdasarkan Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan TNI AL merupakan bagian dari Sisdiknas, yang secara profesional dibina dan dikembangkan (Bina Tunggal) oleh Mabes TNI dan TNI AL guna mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran pendidikan yaitu membentuk Perwira TNI AL yang pejuang dan memiliki kompetensi profesional berbasis kepada ilmu pengetahuan pertahanan negara, militer, maritim dan keangkatanlautan (naval science). d. Program pendidikan di AAL terbagi dalam lima korps yang meliputi Korps Pelaut, Korps Teknik, Korps Elektronika, Korps Suplai dan Korps Marinir dengan beban studi antara 144 sampai dengan 155 SKS, dengan lama studi 4 tahun (8 semester). AAL mendidik dan membentuk karakter prajurit dan tentara golongan Perwira Muda TNI AL dengan pangkat Letnan Dua (Letda). Sampai saat ini Perwira lulusan AAL telah diberikan kualifikasi keprajuritan Tentara Nasional Indonesia golongan Perwira Muda dengan pangkat Letnan Dua, dalam waktu dekat akan diberikan gelar kesarjanaan profesional strata 1 bidang ketentaraan matra laut. 2 Pendidikan Prajurit TNI. Dalam buku Petunjuk Induk Pendidikan Prajurit TNI disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan prajurit TNI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembinaan prajurit TNI. Sedangkan

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 3

dari 83

penyelenggaraan pendidikan harus senantiasa dikaitkan dengan sistem pembinaan prajurit yang berorientasi pada kebutuhan organisasi TNI dan merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan prajurit TNI sebagai bagian dari Sisdiknas, merupakan pendidikan kedinasan yang mendukung profesi kemiliteran / ketentaraa, sehingga pendidikan prajurit TNI harus selalu terkait dengan penugasan / proyeksi penugasan selanjutnya. Oleh karena itu, setiap usaha peningkatan mutu dalam program pendidikan prajurit TNI selalu terkait dengan Sisdiknas. Pendidikan prajurit TNI, khususnya pada tingkat pendidikan tinggi harus mengacu pada disiplin ilmu yang mempunyai pengaruh langsung terhadap fungsi-fungsi TNI. Dengan demikian hasil pendidikan TNI dapat disetarakan dan memperoleh akreditasi sebagaimana yang dianut dalam lingkungan pendidikan nasional. 3. Kebijakan Strategis Kepala Staf Angkatan Laut. Dalam Pokok-pokok Kebijakan Strategis Kepala Staf Angkatan Laut tahun 2008 dalam bidang personel ditetapkan bahwa, lembaga pendidikan perlu memberdayakan dan meningkatkan kualitas sepuluh komponen pendidikan sebagai standar input, proses, output dan outcome dalam rangka menghasilkan lulusan AAL sebagaimana yang diharapkan, guna menghadapi perkembangan lingkungan strategik yang berjalan sangat cepat dan dinamis serta cenderung sifatnya semakin kompleks dan memberikan dampak terhadap stabilitas dalam negeri baik secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu memerlukan peran TNI AL yang berlandaskan pada kemampuan kekuatan serta pergelarannya yang tepat dan didukung dengan sumber daya yang tersedia serta profesionalisme prajurit, sehingga senantiasa siap melaksanakan tugas. Untuk itu, di tahun 2008 TNI AL berpedoman pada 3 pilar kebijakan, yaitu: kesiapan satuan operasional, peningkatan perofesionalisme dan peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS beserta keluarganya.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 4

dari 83

4.

Tantangan Masa Depan. a. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang sedemikian pesat telah menimbulkan dampak dalam pengawakan alat utama sistem persenjataan. Semakin berkembangnya Iptek berdampak kepada tuntutan kemampuan personel dan hal ini mengandung konsekuensi logis perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi prioritas utama. b. Demikian pula halnya dengan TNI AL, yang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki peran sebagai kekuatan utama pertahanan negara matra laut, dituntut adanya upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Perwira TNI AL dapat melaksanakan tugasnya secara optimal dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan.

5. Tuntutan Profesionalisme Perwira TNI Angkatan Laut. Mewujudkan, meningkatkan dan memelihara kualitas prajurit TNI AL yang profesional merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh jajaran TNI AL. Oleh karenanya, peningkatan kualitas Prajurit TNI AL saat ini dan masa yang akan datang telah menjadi suatu tuntutan yang harus diwujudkan, termasuk bagi para Perwira TNI AL yang akan mengikuti pendidikan pengembangan umum. Hal ini dimaksudkan agar para Perwira tersebut memiliki : a. Moral kepribadian yang mulia yang menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang besar dalam mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara. b. Mental kepribadian yang baik, yang menunjukkan dedikasi dan partsipasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas fungsi pertahanan negara matra laut. c. Intelektual yang mencakup pengetahuan profesi dan akademik yang luas dan ketrampilan yang andal sesuai dengan bidang tugasnya. d. Postur dan kesamaptaan jasmani yang baik dalam rangka melaksanakan tugas keprajuritan dan ketentaraan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 5

dari 83

6.

Hakikat Pendidikan Perwira Tni Angkatan Laut a. Jati Diri Perwira TNI AL. Pada hakikatnya jati diri Perwira TNI AL adalah seorang prajurit dan tentara pertahanan negara matra laut yang memiliki peran, fungsi dan tugas sebagai tentara pejuang dan tentara profesional, memiliki kualitas kepemimpinan, manajerial dalam melaksanakan tugas pertahanan negara di laut. b. Fungsi Pendidikan Perwira TNI AL. Pendidikan Perwira TNI AL adalah bagian dari pendidikan prajurit TNI, berfungsi untuk menunjang sistem pendidikan nasional dan sistem pembinaan prajurit TNI yang secara lebih luas menunjang sistem pertahanan negara khususnya dan sistem kehidupan nasional pada umumnya. Fungsi utama di dalam sistem pembinaan prajurit TNI AL adalah meningkatkan Profesionalisme Prajurit sebagai tentara pejuang dan tentara profesional, memiliki semangat juang yang dijiwai Sapta marga dan Sumpah Prajurit, memiliki ilmu dan pengetahuan tentang pertahanan negara, maritim, militer dan keangkatanlautan, ketrampilan teknis dan administratif serta kesamaptaan jasmani yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas TNI dalam rangka pertahanan negara. Tujuan pendidikan prajurit TNI AL yang bersifat longitudinal adalah membentuk karakter keprajuritan sebagai tentara pejuang, membekali pengetahuan dan ketrampilan prajurit sebagai tentara profesional agar memiliki kompetensi profesi serta mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan kewajibannya secara profesional. c. Doktrin Dasar Pendidikan TNI AL. Doktrin dasar pendidikan TNI AL adalah doktrin pendidikan prajurit TNI AL yang diterapkan secara kelembagaan adalah Pembentukan Karater dan Pengembangan Kompetensi Keprajuritan dan Ketentaraan Pertahanan Negara Matra Laut. Dengan doktrin dasar tersebut, penyelenggaraaan pendidikan prajurit TNI AL dilaksanakan secara sinergis membentuk karakter prajurit dan mengembangkan kompetensi teknis, taktis dan strategis

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 6

dari 83

penyelenggaraan pertahanan negara di laut yang keseluruhannya akan menuju pada kompetensi manajemen strategis pertahanan negara. d. Falsafah Pendidikan TNI AL. Falsafah pendidikan TNI AL adalah : Dwi Warna Purwa Cendekia Wusana. Dihadapkan tuntutan dan tantangan tugas prajurit TNI AL di medan tugas, maka pendidikan jiwa dan kesamaptaan jasmani prajurit lebih diutamakan dan selanjutnya pendidikan kompetensi mulai pemberian pengetahuan untuk menjadi cakap, pelatihan untuk menjadi cekatan, penugasan untuk menjadi cerdik, pengalaman untuk menjadi cerdas dan dengan penghayatan tugas, fungsi dan peran sebagai kekuatan utama pertahanan negara, sehingga terbentuk prajurit TNI AL yang cendekia. Pada akhirnya akan terbentuk Profesionalisme Prajurit TNI AL sebagai Tentara Pejuang dan Tentara Profesional yang dapat diandalkan. e. Azas-azas Pendidikan Prajurit TNI AL. Azas-azas pendidikan Prajurit TNI AL adalah prinsip dasar yang benar dan merupakan sumber pengembangan pelaksanaan pendidikan prajurit TNI AL yang meliputi : 1). Tujuan. Penyelenggaraan pendidikan prajurit TNI AL selalu berpegang kepada kepada tujuan pendidikan prajurit TNI AL yang telah ditetapkan berdasarkan kebutuhan organisasi dalam rangka melaksanakan tugas. 2). Kejuangan dan profesionalisme. Pendidikan prajurit TNI AL memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap menjamin keseimbangan pengembangan dan pemantapan semangat kejuangan. 3). Daya guna. Pengerahan semua sumber daya secara serasi dan seimbang untuk menyelenggarakan pendidikan, sehingga mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang optimal. 4). Dinamis dan kenyal. Penyelenggaraan pendidikan prajurit TNI AL harus mampu menyesuaikan

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 7

dari 83

diri dengan perkembangan sistem senjata serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5). Keterpaduan. Dalam pembinaan pendidikan prajurit TNI AL harus memiliki keterpaduan baik sistem maupun pola serta keterpaduan antara lembaga pendidikan dengan instansi/satuan penugasan prajurit. 6). Pengembangan kepribadian. Pendidikan prajurit TNI AL harus mengembangkan kepribadian secara wajar yang diarahkan kepada pembentukan manusia seutuhnya. f. Pola dan Struktur Pendidikan Perwira TNI AL. Pola pendidikan bagi Perwira TNI AL merupakan gambaran tentang tingkat, jenjang dan jenis pendidikan yang diorientasikan kepada spektrum penugasan. Pola pendidikan Perwira TNI AL disusun sebagai Mainstream penyelenggaraan pendidikan longitudinal. 1) Pendidikan Pertama dan Pembentukan : a) Pendidikan Dasar Keprajuritan dan Ketentaraan. b) Pendidikan Dasar KePerwiraan. c) Pendidikan Kematraan dan Kejuruan. 2) Pendidikan Pengembangan Umum : a) Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa). b) Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa). c) Pendidikan Komando dan Staf Angkatan (Sesko Angkatan). d) Pendidikan Operasi Gabungan TNI dan Manajemen Strategis Pertahanan Negara (Sesko TNI). e) Pendidikan Manajemen Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 8

dari 83

BAB II PROFIL AAL 7. Sejarah AAL Pada tahun 1951, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membuka Institut Angkatan Laut (IAL) berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertahanan Nomor: D/MP/279/1951 tanggal 29 Juni 1951. Kemudian disusul dengan S.K. Nomor : D/MP/313/51 tanggal 28 Juli 1951 yang memuat program pendidikan ALRI yang dilaksanakan secara mandiri. Pada Angkatan I, IAL membuka 3 jurusan atau korps yaitu korps Navigasi, korps Teknik Mesin, dan korps Administrasi. Lama pendidikan ditentukan tiga tahun yang terbagi atas dua tahun teori dan satu tahun praktek. Pada pelajaran teori, sebagian besar diberikan oleh anggota Misi Militer Belanda (MMB) dan banyak menggunakan bahasa Belanda. Sedangkan untuk penggemblengan watak dan fisik diberikan oleh pihak ALRI sendiri. Satu tahun kemudian yaitu pada penerimaan Angkatan II, ditambah dua korps yaitu korps Komando (KKO) dan korps Elektronika. Pada tanggal 13 Desember 1956, IAL berubah menjadi Akademi Angkatan Laut (AAL) dengan sistem pendidikan tetap tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1961, karena sistem pendidikan tiga tahun dianggap terlalu singkat, maka diubah menjadi sistem pendidikan empat tahun. Prosentase pelajaran yang diberikan menjadi 73% pelajaran praktek/latihan serta teori kemiliteran/keangkatan lautan (profesi), dan 27% pengetahuan akademik (Iptek). Sedangkan sistem lima korps yang ada dilebur menjadi hanya tiga korps, yaitu korps Pelaut ( gabungan dari Pelaut, Teknik dan Elektro), Administrasi dan Komando/Marinir. Tiga korps ini disebut sebagai sistem laut. Menjelang akhir dari periode ini sistem laut dengan tiga korps disempurnakan lagi menjadi sistem jurusan terbatas (Limited Line System) atau dinamakan Sistem Cikar Kemudi, yang hanya terdiri dari korps Pelaut dan Marinir. Sistem ini hanya menghasilkan sebagian angkatan ke XI, dan seluruh angkatan ke XII dan XIII. Pada angkatan XI V dan XV, kembali diubah menjadi empat korps (Pelaut, Teknik, Elektronika, dan Marinir).

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 9

dari 83

Pada tanggal 16 Desember 1965, telah diputuskan oleh Presiden R.I selaku Panglima Tertinggi ABRI/Panglima Besar Komando Operasi Tertinggi, tentang peresmian berdirinya Lembaga Pendidikan AKADEMI BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA (AKABRI) berdasarkan Surat Keputusan No. 185/KOTI/1965. Dengan demikian, lembaga-lembaga pendidikan militer sebelumnya, AMN, AAL, AAU, dan AAK dihapuskan. Pada tanggal 5 Oktober 1966, dibentuklah markas Komando AKABRI di Jakarta yang merupakan badan pelaksana pusat dalam Departemen HANKAM. Berdasarkan S.K. WAPERDAM BIDANG HANKAM No. KEP/E/61/66, diangkatlah Mayor Jenderal TNI achmad Tahir, Gubernur AMN di Magelang. sebagai Komandan Jenderal AKABRI yang pertama. Pada tanggal 29 Januari 1967, diselenggarakan upacara pembukaan tahun akademi AKABRI Tingkat I atau AKABRI Bagian Umum yang bertempat di Magelang. Berada satu atap dengan AKABRI Bagian Darat (perubahan dari AMN sebelum integrasi). Selanjutnya, AAL menjelma menjadi AKABRI Bagian Laut, AAU menjelma menjadi AKABRI Bagian Udara, AAK menjelma menjadi AKABRI Kepolisian. Dalam kaitannya dengan upaya integrasi, kegiatan-kegiatan pendidikan utama yang bersifat integrasi mendapatkan perhatian serius yang meliputi: Pendidikan Dasar Prajurit, Latihan Integrasi Kadet Weda, dan Kegiatan Pekan Olah Raga Bersama. Periode ini menghasilkan lulusan angkatan ke XVI s/d angkatan ke XXXI. Berdasarkan Keputusan Pangab No. Kep/29/X/1984, tanggal 10 Nopember 1984, AKABRI Bagian Laut berubah menjadi Akademi TNI Angkatan Laut disingkat AAL. Dalam perkembangan lebih lanjut, AAL menetapkan pola kurikulum 5 bulan + 3 tahun + 7 bulan. Beban studi dihitung dalam satuan kredit semester (SKS) yang dilaksanakan berdasarkan SKep. KASAL nomor: SKep/331/III/1999, tanggal 2 Maret 1999, tentang kurikulum pendidikan Mapwa TNI AL dan Dikpasis. Dan Sejak tahun 2003, Korps Administrasi diubah menjadi Korps Suplai. Mulai tahun 2008 AAL akan menyelenggarakan pendidikan dengan pola 1 tahun di Akmil dan 3 tahun di AAL.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 10 dari 83

8.

Visi dan Misi AAL a. Visi. Akademi Angkatan Laut memiliki visi : Akademi Angkatan Laut menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Ketentaraan Matra Laut setingkat Strata 1 yang mampu menghasilkan Perwira Muda TNI AL yang memiliki jiwa pejuang, profesional, disiplin, dan loyalitas ketentaraan pertahanan negara matra laut. b. Misi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Akademi Angkatan Laut merumuskan misinya sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan proses pendidikan yang terdiri dari pengajaran, pelatihan dan pengasuhan yang efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan Perwira Muda TNI AL yang berjiwa juang dan profesional, disiplin dan memiliki loyalitas, melalui upaya penerapan manajemen dan teknologi pendidikan secara tepat. 2) Menyelenggarakan evaluasi pendidikan yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan ke arah pengembangan yang lebih baik, inovatif dan bermanfaat. 3) Menumbuhkembangkan pendidikan karakter yang berdasarkan pada nilai-nilai moral akademik, etika dan agama untuk membangun kehidupan lingkungan ketentaraan yang berbudaya dan beradab di kalangan civitas akademika. 4) Melaksanakan peran sebagai pioner dalam mendukung terwujudnya kekuatan maritim nasional dalam rangka membangun ketahanan nasional yang kuat. Tugas Pokok. a. Akademi Angkatan Laut adalah lembaga penyelenggara pendidikan pertama tingkat akademi di bawah Kasal yang memiliki tugas pokok mendidik para Kadet agar menjadi calon Perwira yang berjiwa Pejuang Pancasila dan Sapta marga, memiliki pengetahuan dan ketrampilan profesi ketentaraan

9.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 11 dari 83

matra laut dalam spektrum penugasan awal di KRI/Pasukan serta memiliki kemampuan manajerial dan jiwa kepemimpinan sebagai calon pemimpin TNI/TNI AL. b. Pendidikan di Akademi Angkatan Laut diarahkan pada pencapaian visi TNI Angkatan Laut yaitu mewujudkan kekuatan TNI Angkatan Laut yang Besar, Kuat, Profesional dan Solid. Pemecahan semua permasalahan pendidikan di Akademi Angkatan Laut menggunakan pendekatan sistem dan mencakup segenap aspek. c. Upaya Pendidikan yang diterapkan di Akademi Angkatan Laut meliputi pengajaran, pelatihan dan pengasuhan. Pengajaran bertujuan membekali pengetahuan profesi sebagai prajurit matra laut. Pelatihan bertujuan membekali ketrampilan profesi sedangkan pengasuhan bertujuan membentuk, menumbuhkembangkan dan memantapkan kepribadian serta semangat juang prajurit sejati. 10. Struktur Organisasi Pelaksanaaan Pendidikan. Akademi Angkatan Laut memiliki struktur organisasi sesuai Keputusan Kasal Nomor :

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 12 dari 83

PEMIMPIN

GUBERNUR WAGUB

UNSUR PEMBANTU PEMIMPIN DAN STAF UNSUR PELAYANAN

SEKLE M DENM A PEKAS

UNSUR BANPIM & LAK STAF

DITRENBA NG
UNSUR PELAKSANA, PEMBINA PROFESI DAN AKADEMIK DEPT. PIM DEPT. PELAUT DEPT. TEKNIK DEPT. EKA DEPT. SUPLAI

DITDIK
DEPT. MAR

DITLOG
DEPT. IPTEK DEPT.
JAS

DITPERS
DEPT. GADIK

UNSUR PELAKSANA

RESIME N

OPSJA R

1) Gubernur Akademi Angkatan Laut selaku kepala pelaksana kegiatan pendidikan, 2) Wakil Gubernur selaku pengendali kegiatan pendidikan, 3) Sekretaris Lembaga selaku staf, pengendali pelaksana dan pengawas seluruh kegiatan di AAL. 4) Direktur Pendidikan dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan selaku perencana dan pengawas harian kegiatan pendidikan, 5) Kepala Operasional Pengajaran selaku pelaksana harian kegiatan pengajaran, 6) Kepala Departemen Tenaga Pendidik selaku koordinator tenaga pendidikan organik dan non organik, 7) Komandan Resimen selaku pelaksana harian kegiatan pengasuhan, 8) Para Kepala Departemen selaku pelaksana harian kegiatan pembinaan disiplin ilmu dan latihan/praktek/praktikum.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 13 dari 83

BAB III PENDIDIKAN AKADEMI ANGKATAN LAUT 11. Tujuan Pendidikan. a. Tujuan Pendidikan AAL. Tujuan Pendidikan Akademi Angkatan Laut adalah mendidik Kadet menjadi perwira TNI/TNI AL yang berjiwa pejuang Pancasila dan Sapta marga serta memiliki kemampuan untuk menggunakan, mengamalkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan fungsi teknis profesi yang diarahkan pada spektrum penugasan teknis sistem kesenjataan pertahanan negara matra laut dan mampu mengembangkan pribadi sebagai kader pemimpin TNI/TNI AL. b. Sasaran Pendidikan AAL. 1) Moral kepribadian. 2) Mental kepribadian. 3) Intelektualitas yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan. 4) Kesamaptaan jasmani. Sistem Pendidikan a. Metode Among Asuh Metode belajar di AAL adalah dengan mengggunakan pendekatan among asuh yaitu dengan prinsip : Ing ngarso sung tulodho Ing madyo mangun karso Tut Wuri handayani b. Tri Tunggal Pusat Pendidikan di AAL menggunakan wahana tri tunggal pusat, yang terdiri dari keluarga, masyarakat dan ksatrian. Ketiganya saling memberikan penguatan untuk tercapainya pendidikan di AAL yang optimal.

12.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 14 dari 83

c.

Sistem SKS Pendidikan diselenggarakan berdasarkan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). 1) Pengertian Sistem kredit adalah sistem penyelenggaraan pendidikan di mana beban studi Kadet, beban kerja tenaga pengajar, dan beban penyelenggaraan pendidikan, dinyatakan dalam Satuan Kredit. Semester adalah satuan waktu untuk menyatakan lamanya penyelenggaraan pendidikan. Satu semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 16 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya berikut kegiatan iringannya termasuk 2 minggu kegiatan penilaian; jadi Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi Kadet, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha Kadet, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk menyeleng-garakan pendidikan bagi tenaga pengajar. 2) Ciri-ciri Sistem Satuan Kredit Semester (SKS) a) Dalam Sistem Satuan Kredit Semester (SKS), tiap-tiap mata kuliah diberi nilai kredit. b) Banyaknya nilai kredit untuk masingmasing matakuliah ditentukan berdasarkan besarnya usaha untuk menyelesaikan tugastugas dalam program perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, maupun tugas-tugas yang lain. Dengan demikian besar kecilnya bobot SKS suatu mata kuliah sama sekali tidak mencerminkan penting atau tidaknya mata kuliah yang bersangkutan, akan tetapi mencerminkan luasnya ruang lingkup, mendalamnya bahan yang perlu dibahas serta banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk menguasainya.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 15 dari 83

3)

Nilai Kredit Besarnya beban studi yang harus dipikul oleh Kadet untuk suatu semester maupun beban studi untuk menyelesaikan pendidikan, dinyatakan dalam nilai kredit. Nilai kredit yang harus dipikul oleh Kadet tergambar dalam nilai kredit suatu mata kuliah. Nilai kredit suatu mata kuliah ditentukan berdasarkan atas beban kegiatan yang meliputi keseluruhan 3 macam kegiatan per minggu sebagai berikut: a) Untuk Kadet Satu SKS kegiatannya terdiri dari: (1) 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk kuliah; (2) 60 menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal, tetapi direncanakan oleh tenaga pengajar, misalnya dalam bentuk membuat pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal; (3) 60 menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan Kadet secara mandiri untuk mendalami, mem-persiapkan atau menyelesaikan tugas akademik lain, misalnya dalam bentuk membaca buku acuan. Untuk Tenaga Pengajar Satu SKS kegiatannya terdiri dari: (1) 50 menit acara tatap muka terjadwal dengan para Kadet; (2) 60 menit acara perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik terstruktur;

b)

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 16 dari 83

(3) 60 menit pengembangan materi kuliah. 4) Beban Studi Kadet Untuk Satu Semester Beban studi Kadet untuk satu semester ditentukan atas dasar rata-rata waktu kerja sehari dan kemampuan individu. Seorang Kadet, di lain pihak, dituntut bekerja lebih lama, sebab tidak saja ia bekerja pada siang hari tetapi juga pada malam hari. Pada siang hari, umumnya Kadet dapat belajar antara 7-9 jam dan pada malam hari 2 jam, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut: a). b). satu semester : 20 - 22 SKS satu hari : (1) siang hari 7-10 jam (2) malam hari 3 jam c) satu minggu : 50-65 jam (5 hari kerja) Dalam menentukan beban studi untuk satu semester, perlu juga diperhatikan kemampuan Kadet. Umumnya seorang Kadet yang baru masuk, dapat memikul beban studi sebanyak 2022 SKS. 13. Kurikulum Pendidikan. Prinsip dasar penyusunan kurikulum pendidikan AAL adalah berorientasi kepada tuntutan kompetensi Perwira muda TNI AL dalam melaksanakan tugas teknis pertahanan negara matra laut, dengan menggunakan dasar pohon keilmuan pertahanan negara, maritime, militer / ketentaraan, keangkatanlautan (naval science). Akademi Angkatan Laut saat ini menerapkan kurikulum pendidikan yang disahkan berdasarkan Skep Kasal Nomor 865/V/2005 tanggal 5 Mei 2005. Pada tahun 2007 Kurikulum Akademi Angkatan Laut mengalami penyempurnaan kembali, dengan adanya evaluasi terhadap pendidikan integratif Akademi TNI (Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara) yang semula lamanya 5

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 17 dari 83

bulan, ditambah menjadi 1 tahun, yang penyelenggaraannya di Akademi Militer (Akmil) Magelang dan kurikulum pendidikannya disahkan berdasarkan Keputusan Danjen Akademi TNI Nomor Kep/1/IV/2007 tanggal 30 April 2007. Dengan diberlakukannya kurikulum pendidikan integratif yang dibagi atas 2 tahap pendidikan yaitu Pendidikan Dasar Keprajuritan selama 12 minggu dan lanjutan selama 36 minggu, maka membawa konsekuensi pada perubahan kurikulum pendidikan Akademi Angkatan Laut secara menyeluruh, yang sudah dilaksanakan di Akademi Angkatan Laut selama tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 2007 diadakan berbagai kajian, berupa validasi kurikulum pendidikan dengan didahului analisa kebutuhan jabatan di satuan lembaga pengguna. Akhirnya kurikulum Akademi Angkatan Laut yang terbaru saat ini disahkan dan diberlakukan berdasarkan Keputusan Kasal Nomor Kep/1039/VIII/2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Kurikulum Pendidikan Pertama Perwira TNI AL Tingkat Akademik / Pola 1 tahun + 3 tahun, dengan beban studi: a. Korps Pelaut : 151 SKS b. Korps Teknik : 155 SKS c. Korps Elektronika : 150 SKS d. Korps Suplai : 144 SKS e. Korps Marinir : 144 SKS Pola dan struktur kurikulum pendidikan AAL secara lengkap pada bagian akhir dari Bab III ini. 14. Kualifikasi Lulusan Kurikulum ini diberlakukan untuk Kadet Angkatan 56 intake tahun 2007 dan tahun di atasnya, dengan konsentrasi kualifikasi di bidang/korps/jurusan sebagai berikut: a. Kualifikasi Umum. Lulusan Akademi Angkatan Laut adalah Perwira Pejuang Sapta marga yang memiliki kemampuan teknik dasar profesi ketentaraan matra laut serta potensi ilmu pengetahuan pertahanan negara agar mampu mengembangkan karier selama pengabdiannya.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 18 dari 83

b Kualifikasi Khusus. Yang disesuaikan dengan masingmasing korps yaitu : 1) Korps Pelaut. a) Memiliki kemampuan dasar sebagai Perwira Korps Pelaut sesuai dengan perannya dalam penugasan di lapangan. b) Mampu melaksanakan tugas sebagai Perwira Jaga Laut (pelayaran datar dan pelayaran astronomi) pada KRI tipe Korvet klas Sigma. c) Memahami tugas-tugas Perwira Divisi Navigasi, Komunikasi, Senjata Atas Air, Senjata Bawah Air dan Pusat Informasi Tempur pada KRI tipe Korvet klas Sigma. d) Memiliki potensi kemampuan ilmu pertahanan bidang nautika, teknik kesenjataan aspek laut, teknik manajemen, kepemimpinan, hukum, komunikasi sosial untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. 2) Korps Teknik. a) Memiliki kemampuan dasar Perwira sesuai dengan perannya di bidang penugasan Korps Teknik. b) Mempunyai kemampuan dasar profesi Perwira Korps Teknik sebagai pendukung administrasi logistik. c) Mampu melaksanakan tugas profesi Korps di lapangan sebagai Asisten Kepala Divisi Mesin pada KRI tipe Korvet klas Sigma. d) Mampu melaksanakan tugas profesi Korps di lapangan sebagai pelaksana perbaikan dan penyelamatan kapal. e) Memiliki potensi kemampuan ilmu pertahanan bidang teknik mesin kapal perang

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 19 dari 83

untuk pengembangan pemimpin. 3)

karier

sebagai

kader

Korps Elektronika. a) Memiliki kemampuan dasar Perwira Korps Elektronika sesuai bidang penugasan dalam Korps dan pendukung administrasi, logistik dan personel. b) Mampu melaksanakan tugas profesi Korps di lapangan sebagai Asisten Perwira Divisi Elektronika Kesenjataan atau sebagai Asisten Perwira Divisi Elektronika, Navigasi dan Komunikasi di KRI tipe Korvet klas Sigma dan perencanaan Sistem Pemeliharaan Terencana. c) Memiliki potensi kemampuan ilmu pertahanan bidang senjata dan elektronika untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. Korps Suplai. a) Memiliki kemampuan dasar Perwira Korps Suplai sesuai bidang penugasan Korps Suplai. b) Mampu melaksanakan pengurusan dan administrasi keuangan serta membuat pertanggungjawabannya. c) Mampu melaksanakan pengurusan dan administrasi bekal material serta bekal personel sesuai prosedur pembekalan di kapal dan di darat. d) Mampu melaksanakan kegiatan administrasi umum (surat menyurat dan administrasi perkantoran) sesuai standar yang berlaku di lingkungan TNI. e) Memahami dan dapat melaksanakan tugas sebagai Asisten Kepala Departemen Logistik di KRI tipe Korvet klas Sigma.

4)

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 20 dari 83

f) Memiliki bekal ilmu pertahanan bidang perbekalan sistem senjata untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin. 5) Korps Marinir. a) Mampu melaksanakan tugas sebagai Komandan Peleton Infanteri. b) Memiliki kemampuan menembak kualifikasi senapan laras panjang dan pistol. c) Memiliki kemampuan sebagai pasukan dengan kualifikasi terjun para dasar dan dasar komando. d) Mengetahui tugas lapangan Komandan Kompi. e) Memiliki pengetahuan yang berkait dengan perkembangan teknologi persenjataan dan persenjataan bantuan infanteri. f) Memiliki bekal ilmu pertahanan di bidang peperangan darat untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin.

15.

Tenaga Pendidik Saat ini jumlah tenaga pendidik di Akademi Angkatan Laut selalu disesuaikan dengan jumlah mata kuliah, jumlah peserta didik serta jumlah kelas yang ada, namun tetap berprinsip pada kemampuan tiap-tiap tenaga pendidik (dosen, Asisten Dosen, Instruktur atau Instruktur Bantu). Adapun jam pelajaran maksimal yang diberikan adalah 128 jampel pertenaga pendidik untuk tiap-tiap semester. Gambaran tenaga pendidik di Akademi Angkatan Laut untuk semester ganjil tahun 2008 dapat dipetakan sebagai berikut :

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 21 dari 83

STRATA PENDIDIKAN No 1 2 DOSEN Organik / internal Non Organik / luar JUMLAH Profesional Matra Laut 88 8 96 S1 54 10 64 S2 13 6 19 S 3 2 0 2

JUMLA H 157 24 181

16.

Fasilitas Pendidikan Fasilitas yang ada di Akademi Angkatan Laut dari segi kualitas dan kuantitas telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, Pasal 12. Fasilitas pendidikan di Akademi Angkatan Laut meliputi : a. Akademi Angkatan Laut telah memiliki tanah sendiri dengan luas 719.149,40 m2 untuk mendirikan bangunan sebagai fasilitas pendidikan. b. Ruang kelas sejumlah 40 ruang kelas (30 kelas kompleks Ki Hajar Dewantara dan 10 kelas di kompleks Wangiwangi) dengan total luas bangunan sekitar 4000 m2 dengan jumlah 570 peserta didik. c. Ruang dosen tetap seluas 120 m2. d. Ruang administrasi dan kantor seluas 320 m2 e. Ruang perpustakaan yang dilengkapi dengan buku pustaka dan internet corner. f. Buku mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) g. Buku mata kuliah ketrampilan dan keahlian (MKK) h. Jumlah buku di perpustakaan 58.000 buah dengan 21.000 jenis judul buku yang didukung dengan jaringan perpustakaan on line TNI AL dengan alamat http://perpustakaan.tnial.mil.id/ dan http://aal.ac.id/.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 22 dari 83

i. Berlangganan Jurnal Hukum Internasional (UI) dan Jurnal Hukum (UHT) serta berlangganan beberapa internasional handbook salah satunya adalah Janes Fighting Ships. j. Fasilitas latihan praktek berupa Bridge Simulator, Planetarium, Musium, Enggine Simulator, Computer Based Training, Peknubika, Puslatlekdalsen, dan Kapal latih (KRI KDA, 4 KAL dan KRI DWR). k. Laboratorium Fisika, Kimia, Bahasa Inggris, Siskomlapku, Perwismaan dan Elekronika. l. Tempat ibadah yang berupa masjid dan gereja. m. Fasilitas olah raga yang meliputi lapangan sepakbola, GOR bulutangkis, GOR bola voli, GOR basket, tenis lapangan dan kolam renang. n. Asrama Kadet (siswa / peserta didik). 17. Rincian Kurikulum Pola 1 tahun di Akmil + 3 tahun di AAL JP / SKS 4

NO 1

JENIS 2

MATERI AJARAN / MATA KULIAH 3 TINGKAT I (KOPRAL KADET) Semester I Pembinaan Rohani Pembinaan Mental dan Ideologi Tradisi dan Sejarah Kewarganegaraan (Hak dan Kewajiban Bela Negara) Pengetahuan Senjata Ringan Latihan Menembak Latihan Melempar Granat Ilmu Medan, Peta dan Kompas (IMPK) Pionir Kesehatan Lapangan Pengetahuan Komunikasi Elektronika

I 2 3 4 5 6 7 8 9 I0 II

MPK MPK MPB MPK MKK MKK MKK MKK MKK MKK MKK

20 23 I0 I0 40 34 5 52 30 I4 I2

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 23 dari 83

I2 I3 I4 I5 I7 I8 I9 20 2I 22 23 24

MKK MKK MKK MKB MPB MPB MPB MPB MPB MPB MPB MPK

Pengetahuan Dasar Pengamanan Teknik Tempur Dasar Peraturan Militer Dasar Penyelenggaraan Olah Yudha Pengetahuan Hukum Militer dan Hukum Acara Pidana Militer Pengetahuan Kesegaran Jasmani Senam Militer Medan Tangkas Perkelahian (Bela Diri Militer dan Perkelahian Sangkur) Renang Militer Tes Kesamaptaan Jasmani Jam Pendidikan Jumlah Jampel Semester I Semester II Pembinaan Rohani Pembinaan Mental dan Ideologi Tradisi dan Sejarah Kewarganegaraan Doktrin TNI dan Kematraan Kepemimpinan Psikologi militer dan Sosial Organisasi dan Tugas Administrasi Umum dan Personel TNI Peraturan Militer Dasar Pengetahuan Teknik Pengetahuan Taktik 2 Pengetahuan Teritorial Pengantar Operasi Laut Pengantar Operasi Amphibi PUDD Khas TNI Angkatan Laut Pengantar Logistik Angkatan Laut

5 60 65 86 I6 5 8 28 8 8 3 50 530 10 25 24 32 68 20 12 25 20 25 152 117 3 20 13 I3 24 24

I 2 3 4 5 6 7 8 9 I0 II I2 1 I3 I4 I5 I6 I7

MPK MPK MPB MPK MPB MPK MPB MKK MKK MKK MKB MKB MKB MKB MKB MPB MKB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 24 dari 83

I8 I9 I10 I11 I12 I13 I14 I15 I16 I17 I18 I19 I20 I21 I22 I23 I24 I25 I26 I27 I28 I29 I30 I31 I32 I33 I34 I35 I36 I37 I38

MPB MKK MKB MKB MKK MKK MKK MKK MKK MBB MBB MKK MKK MKK MKK MKK MKK MKK MBB MBB MBB MBB MBB MKK MPB MPB MPB MPB MPB MKK MKK

Sejarah Perang Laut Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Bahaya Nuklir, Biologi, dan Kimia Dasar Organisasi dan Staf Komando Pengendalian Latihan (Pra Yudha dan Bhinneka Eka Bhakti) Pengantar Sosiologi Pengantar Antropologi Pengantara Manajemen Pengantar Komunikasi Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Matematika Fisika Kimia Komputer Terapan Elektronika Dasar Pengantar Ilmu Hukum Pengantar Hukum Indonesia Pokok-pokok KUHP Hukum Humaniter UU No.3 tentang Pertahanan UU No.34 tentang TNI Hukum Ham dan Humaniter Senam Militer Praktek Medan Tangkas (Lintas Medan, Halang Rintang, Lintas Tebing) Perkelahian (Bela Diri Militer dan Perkelahian Sangkur) Renang Militer Tes Kesamaptaan Jasmani Pengetahuan Jasmani Administrasi dan Organisasi Perlombaan Pengetahuan Olah Raga Umum

24 24 13 20 90 I6 I6 I6 I6 I92 32 48 48 32 96 32 16 16 9 9 10 10 10 17 54 26 I8 6 10 10 28

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 25 dari 83

I39

MPK

Jam Pendidikan Jumlah Jampel Semester II TINGKAT II (SERSAN KADET) Semester III Agama Pancasila Kesamaptaan Jasmani Latihan Pelayaran Jalasisya 2 Menembak Kualifikasi Senapan Sea Survival Penaggulangan Bahaya Kebakaran dan Bahaya Nuklir, Biologi, dan Kimia Manajemen dan Organisasi Militer Pengantar Logistik Sistem Pemeliharaan Terpadu dan Dukungan Logistik Terpadu Dasar Navigasi dan Bahari Latihan Praktek Navigasi Bahari Solas / PPTL Statistika Dasar Logika Pembinaan Keuangan TNI / Dephan Pengadaan Barang dan Jasa Keselamatan Kerja Pengantar Ilmu Politik Jumlah SKS Semester III Semester IV Korps Pelaut Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Riset Operasional Komunikasi Sosial Ilmu Segitiga Bola

39 1340

1 2 3 4 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

MPK MPK MPB MPB MPB MPB MPB MKK MKK MKB MPB MPB MKK MKK MKK MKK MKK MKK MKK

1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23

1 2 3 4 5

MPB MBB MKK MPB MKB

1 1 1 1 2

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 26 dari 83

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB

Pengenalan Geodesi Posisi dan Arah di Atas Permukaan Bumi Pelayaran 1 (Macam Pelayaran) Peralatan dan Perlengkapan Navigasi Proyeksi dan Grid Peta Navigasi Datar Navigasi Error Publikasi Dasar Bahari Keperwirajagaan 1 Hidro Oceanography Jumlah SKS Semester IV Korps Pelaut Korps Teknik Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Riset Operasional Komunikasi Sosial Kalkulus Kimia Teknik Ilmu Bahan dan Material/Teknologi Material Thermodinamika Menggambar Teknik dan Mesin Mekanika Fluida 2 Komputer dan Dasar Pemrograman Pengukuran Teknik Mekanika Teknik Sistem Peknubika Jumlah SKS Semester IV Korps Teknik Korps Elektronika Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Riset Operasional

1 1 1 1 1 3 4 1 1 2 2 2 26 1 1 1 1 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 30 1 1 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 11 12 13 14

MPB MBB MKK MKK MKK MKB MKB MKB MKB MKB MKK MKB MKB MKB

1 2 3

MPK MBB MKK

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 27 dari 83

4 5 6 7 8 9 10 11

MPB MKK MKK MKB MKB MPB MPB MPB

Komunikasi Sosial Matematika Lanjutan Fisika Terapan 1 Rangkaian Listrik Elektronika Lanjutan Teknik Digital Teknik Pengukuran dan Alat Ukur Listrik Analisa Rangkaian Listrik Jumlah SKS Semester IV Korps Elektronika Korps Suplai Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Riset Operasional Komunikasi Sosial Pembinaan Logistik TNI Pengurusan Keuangan Negara Pengetahuan Bahan Perpajakan Pengantar Organisasi Perwismaan Kode dan Struktur Program Anggaran Sistem Perencanaan Anggaran Manajemen Personel Manajemen Kesekretariatan Manajemen Perkantoran Akuntansi Dasar Klasifikasi, Tata Naskah dan Arsip Statistika 2 Pembinaan Personel TNI Latihan Praktek Perwismaan Jumlah SKS Semester IV Korps Suplai Korps Marinir Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris

1 3 2 3 4 4 2 3 25 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 26 1 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

MPK MBB MKK MKK MKB MKB MKB MKB MKK MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKK MPB MPB

1 2

MPK MBB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 28 dari 83

3 4 5 6 1 7 8 9 10 11 12 13

MKK MKK MPB MKB MKK MPB MPB MKK MPB MPB MPB

Riset Operasional Komunikasi Sosial Militer Umum 1 Peraturan Bertempur Perorangan 2 Dasar Taktik Taktik Regu Prosedur Pimpinan Pasukan Teknik Senjata Ringan Ilmu Membaca Medan dan Peta (IMMP) dan Global Patroli (Penyelidik dan Tempur) Latihan Praktek Prayudha 1 Jumlah SKS Semester IV Korps Marinir TINGKAT III (SERSAN MAYOR DUA KADET) Semester V Korps Pelaut Kesamaptaan Jasmani Kepemimpinan Angkatan Laut Bahasa Inggris Pelayaran 2 (Navigasi Lingkar Besar) Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (Colreg 72 dan Alat Bantu Navigasi) Kecepatan Relatif dan Penghindaran Tubrukan Prosedur Komunikasi TNI Angkatan Laut Komunikasi Isyarat Keperwirajagaan 2 Pengendalian Kapal (Olah Gerak Kapal, Lego Jangkar dan Manuver) Pemanduan Latihan Praktek Bridge Simulator Dasar Latihan Praktek Komunikasi Isyarat Latihan Praktek Pengendalian Kapal Jumlah SKS Semester V Korps Pelaut

1 1 3 2 3 1 5 1 1 4 3 1 28

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MPK MPB MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MPB MPB MPB

1 1 1 2 3 2 1 2 2 4 2 2 1 2 26

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 29 dari 83

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MPK MPB MBB MPB MPB MKB MKB MKB MPB MPB MPB MPB MPB MPB

Korps Teknik Kesamaptaan Jasmani Kepemimpinan Angkatan Laut Bahasa Inggris Perpindahan Panas Motor Bakar Mesin Fluida 1 Elemen Mesin 1 Manajemen Logistik 1 Teknik Produksi Teknik Bangunan Kapal 1 Sistem Digital dan Pengaturan Mekanika Elektronika Latihan Praktek Mekanika Elektronika Latihan Teknik Produksi Jumlah SKS Semester V Korps Teknik Korps Elektronika Kesamaptaan Jasmani Kepemimpinan Angkatan Laut Bahasa Inggris Fisika Terapan 2 2 Matematika Terapan Manajemen 2 Statistika 2 Metodologi Riset Komunikasi Data dan Teknik Antar Muka Antena dan Propagasi Sistem Kontrol Peperangan Elektronika Sistem Tenaga Listrik Manajemen Logistik 1 Latihan Praktek Sistem Tenaga Listrik Kapal Jumlah SKS Semester V Korps Elektronika

1 1 1 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 1 27 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2 2 4 2 2 2 2 28

1 2 3 4 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

MPK MPB MBB MKB MKK MKK MKK MKK MKB MKB MKB MKB MKB MKB MPB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 30 dari 83

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MPK MPB MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKK MPB MPB MPB MPB MPB MPB

Korps Suplai Kesamaptaan Jasmani Kepemimpinan Angkatan Laut Bahasa Inggris Perbendaharaan Negara (UU No.1/2004) Pencocokan dan Penelitian Dokumen Tagihan Buku Dasar Perbendaan Pengelolaan UUDP Penghasilan Anggota Prosminbek Kapal dan Darat Akuntansi Biaya Pergudangan Pembinaan Bekal TNI Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa (Keppres No.80/2003) Kaporlap Katalogisasi Kodifikasi Jumlah SKS Semester V Korps Suplai Korps Marinir Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Kepemimpinan Angkatan Laut Kesehatan Lapangan Amonisi dan Bahan Peledak Taktik Peleton Taktik Kondisi Tertentu Operasi Amphibi 1 ( Pendahuluan, Perencanaan dan Teknik Dasar Operasi) Latihan Praktek Pendidikan Komando Jumlah SKS Semester V Korps Marinir Semester VI

1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 24 1 1 1 1 1 5 5 3 7 25

1 2 3 4 5 6 7 8 9

MPK MBB MPB MKB MKK MPB MPB MPB MPB

MPK

Korps Pelaut Kesamaptaan Jasmani

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 31 dari 83

2 3 4 1 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKK MPB MPB

Bahasa Inggris Psikologi Massa dan Andragogi Olah Gerak Taktis 2 Sistem Weapon Command (Sewaco) Dinas Informasi Tempur / Pusat Informasi Tempur Navigasi Elektronika Prosedur Komunikasi Taktis Manuvra Taktis Peralatan Deteksi Kapal Republik Indonesia Peralatan Komunikasi Kapal Republik Indonesia Meteorologi Laut Akustik Bawah Air Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jarak Jauh Teori Pengambilan Keputusan (TPK) Latihan Praktek Bridge Simulator Trampil Latihan Praktek Keperwirajagaan Jumlah SKS Semester VI Korps Pelaut Korps Teknik Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Psikologi Massa dan Andragogi Mesin Fluida 2 Elemen Mesin 2 Manajemen Logistik 2 Sistem Pendorongan Kapal Teknik Bangunan Kapal 2 Pesawat Bantu Maintenace Management System (MMS) IMO Regulation Teknik Pendinginan Teori Pengambilan Keputusan (TPK)

1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 30 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

MPK MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKK

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 32 dari 83

14 15

MKB MPB

Statistika dan Dinamika Teknik (Mektek 2) Latihan Praktek Manajemen Logistik Jumlah SKS Semester VI Korps Teknik Korps Elektronika Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Psikologi Massa dan Andragogi Arsitektur Komputer Teknik Optik dan Peralatan Optik Teknik Radio dan Komunikasi Teknik Gelombang Mikro Mikro Prosesor dan Mikro Kontroler Jaringan Kerja Sistem Informasi Bahasa Pemrograman Teknik Sonar Teknik Radar Manajemen Logistik 2 Latihan Praktek Peralatan Navigasi Kapal Republik Indonesia Jumlah SKS Semester VI Korps Elektronika 2

2 2 29 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 29 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

MPK MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MPB

MPK MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKK MKK MPB

Korps Suplai Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Psikologi Massa dan Andragogi Pembinaan Program Anggaran Pengetahuan BBM dan Pelumas (BMP) Pengendalian Bekal (Inventory Control) Otomasi Pembekalan DPP dan Laporan Mutasi Badan Keuangan Tingkat IV Ilmu Gizi Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Pengendalian Kualitas (Quality Control)

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 33 dari 83

13 14 15

MKK MPB MPB

Forcasting Analysis Keuangan Negara (UU No.17/2003) Latihan Praktek Pembekalan Jumlah SKS Semester VI Korps Suplai Korps Marinir Kesamaptaan Jasmani Bahasa Inggris Psikologi Massa dan Andragogi Teknik Komunikasi Koordinasi Satuan Infanteri dan Tank (KSIT) Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) Operasi Amphibi 2 (Material Pendaratan, Intelijen, Organisasi Logistik dan Kom.) Raid Amphibi Pendaratan Amphibi Dlam Keadaan Khusus GKK Lintas Helly Militer Teknik 2 Kesenjataan Bantuan Latihan Praktek Taktik Kondisi Tertentu Latihan Praktek Koordinasi Satuan Infanteri dan Tank Latihan Praktek Persenjataan Bantuan Infanteri Latihan Praktek Prayudha 2 Jumlah SKS Semester VI Korps Marinir TINGKAT IV (SERSAN MAYOR SATU KADET) Semester VII

2 2 2 25 1 1 2 1 2 1 4 2 1 1 2 4 1 1 1 1 26

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

MPK MBB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MPB MPB MPB MPB

1 2 3 4 5 6

MPK MBB MPB MBB MPB MKB

Korps Pelaut Kesamaptaan Jasmani Pembuatan dan Bimbingan Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Pelayaran Kartika Jala Krida Bahasa Inggris Metodologi Penelitian Navigasi Astronomi

1 1 6 1 2 2

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 34 dari 83

7 8 9 1 10 11

MKB MKB MKB MPB MPB

Pengetahuan Bahari Lanjutan Kesenjataan Kapal Republik Indonesia Pengantar Teori Peperangan Laut 2 Latihan Praktek Bridge Simulator Lanjutan Latihan Praktek Navigasi Astronomi Jumlah SKS Semester VII Korps Pelaut Korps Teknik Kesamaptaan Jasmani Pembuatan dan Bimbingan Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Pelayaran Kartika Jala Krida Bahasa Inggris Metodologi Penelitian Manajemen Teknik Teknik Tenaga Listrik / Listrik Kapal Getaran Mekanik Pengendalian Kualitas BBM dan Pelumas Latihan Praktek Keperwirajagaan Mesin (Darat dan Laut) Latihan Prakktek Mesin Fluida I, II dan Motor Bakar Latihan Praktek Pengendalian Kualitas BBM dan Pelumas Latihan Praktek Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Permesinan Kapal Jumlah SKS Semester VII Korps Teknik Korps Elektronika Kesamaptaan Jasmani Pembuatan dan Bimbingan Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Pelayaran Kartika Jala Krida Bahasa Inggris Metodologi Penelitian

4 3 1 3 2 2 28 1 1 6 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 25 1 1 6 1 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

MPK MBB MPB MBB MPB MKB MKB MKB MKB MPB MPB MPB MPK

1 2 3 4 5

MPK MBB MPB MBB MPB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 35 dari 83

6 7 8 9 10

MPB MPB MPB MPB MPB

Latihan Praktek Sistem Matsenlek Kapal Republik Indonesia Latihan Praktek Teknik Peralatan Survey dan Pemetaan Latihan Praktek Persenjataan dan Amunisi di Arsenal dan Labinsen Latihan Praktek Injasmar di PT.PAL, PLTA dan PINDAD Latihan Praktek Avionik di Skuadron 800 Satudarmatim Jumlah SKS Semester VII Korps Elektronika Korps Suplai Kesamaptaan Jasmani Pembuatan dan Bimbingan Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Pelayaran Kartika Jala Krida Bahasa Inggris Metodologi Penelitian Akuntansi Keuangan Pengetahuan Perbankan Badan Keuangan Tingkat IV - 2 Manajemen Logistik Manajemen Organisasi Latihan Praktek Sistem Komputerisasi Laporan Keuangan Latihan Praktek BBM dan Pelumas di Lemigas Cepu Jumlah SKS Semester VII Korps Suplai Korps Marinir Kesamaptaan Jasmani Pembuatan dan Bimbingan Kertas Karya Perorangan (Skripsi) 2 Latihan Praktek Pelayaran Kartika Jala Krida

2 2 3 4 2 24 1 1 6 1 2 2 2 2 2 2 2 2 25 1 1 3 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

MPK MBB MPB MBB MPB MPB MKB MKB MKB MKB MPB MPB

1 2 1 3

MPK MPB MPB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 36 dari 83

4 5 6 7 8 9 10 11 12

MBB MPB MKB MKB MKB MPB MPB MPB MPB

Bahasa Inggris Metodologi Penelitian Operasi Amphibi 3 Pengetahuan Staf I, II, III dan IV Orientasi Taktik Kompi Latihan Praktek Suroyudho Latihan Praktek Karkata Yudha Latihan Praktek Para Dasar (Terjun Para) Latihan Praktek Bajra Yudha Jumlah SKS Semester VII Korps Marinir Semester VIII Korps Pelaut Kesamaptaan Jasmani Latihan Integrasi Taruna Dewasa (Latsitarda/KKN) Ujian / Presentasi Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Jalayudha Latihan Praktek Menembak Kualifikasi Pistol Pengantar Intelijen Keamanan Laut dan Admin Game Kamla Pengenalan Profesi Khusus Peperangan Atas Air Peperangan Bawah Permukaan Peperangan Elektronika Peperangan Ranjau Lawan Sabotase Bawah Air Dasar-Dasar Operasi Amphibi Dasar-Dasar Operasi Pertahanan Pantai Latihan Praktek Bridge Simulator Terapan Latihan Praktek Kesenjataan Latihan Praktek Manuvra Taktis dan Prosedur KomunikasiTaktis Latihan Praktek Peperangan

1 2 3 3 1 1 1 3 1 27

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

MPK MPB MBB MPB MPB MKB MPB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MKB MPB MPB MPB MPB

1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 37 dari 83

Jumlah SKS Semester VIII Korps Pelaut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 14 15 MPK MBB MBB MPB MPB MKB MPB MPB MKB MKB MKB MKB MPB MKB MPB Korps Teknik Kesamaptaan Jasmani Latihan Integrasi Taruna Dewasa (Latsitarda/KKN) Ujian / Presentasi Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Jalayudha Latihan Praktek Menembak Kualifikasi Pistol Pengantar Intelijen Keamanan Laut dan Admin Game Kamla Pengenalan Profesi Khusus Manajemen Pengadaan Pengendalian Korosi Pelabuhan dan Fasilitasnya Kelaikan Material Pemantapan Dasar Korps 2 Manajemen Proyek Latihan Praktek Sisitem Pengendalian Masin Jumlah SKS Semester VIII Korps Teknik Korps Elektronika Kesamaptaan Jasmani Latihan Integrasi Taruna Dewasa (Latsitarda/KKN) Ujian / Presentasi Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Jalayudha Latihan Praktek Menembak Kualifikasi Pistol Pengantar Intelijen Keamanan Laut dan Admin Game Kamla Pengenalan Profesi Khusus Latihan Praktek Persenjataan dan Amunisi - 2 di Arsenal dan Labinsen

27 1 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 30 1 2 1 2 1 1 3 1 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9

MPK MBB MBB MPB MPB MKB MPB MPB MPB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 38 dari 83

10 11

MPB MPB

Latihan Praktek Sistem Kontrol, Integrasi, dan Pembuatan Alat di VEDC Latihan Praktek / Magang Kerja di Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan KRI Jumlah SKS Semester VIII Korps Elektronika Korps Suplai Kesamaptaan Jasmani Latihan Integrasi Taruna Dewasa (Latsitarda/KKN) Ujian / Presentasi Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Jalayudha Latihan Praktek Menembak Kualifikasi Pistol Pengantar Intelijen Keamanan Laut dan Admin Game Kamla Pengenalan Profesi Khusus Manajemen Keuangan Manajemen Startegi Total Quality Management (TQM) Latihan Praktek Manajemen Latihan Praktek Korps Latihan Praktek Admin Game Kepala Departemen Logistik KRI Jumlah SKS Semester VIII Korps Suplai Korps Marinir Kesamaptaan Jasmani Latihan Integrasi Taruna Dewasa (Latsitarda/KKN) Ujian / Presentasi Kertas Karya Perorangan (Skripsi) Latihan Praktek Jalayudha Latihan Praktek Menembak Kualifikasi Pistol Pengantar Intelijen Keamanan Laut dan Admin Game Kamla

5 4 24 1 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 4 1 24 1 2 1 2 1 1 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

MPK MBB MBB MPB MPB MKB MPB MPB MKB MKP MKP MPB MPB MPB

1 2 3 4 5 6 7

MPK MBB MBB MPB MPB MKP MPB

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 39 dari 83

8 9 10 11 12 13 14

MKB MKB MKB MKB MPK MKK MPB

Pengenalan Profesi Khusus Teknik Penyelenggaraan Latihan GKK Lintas Helly Mobilisasi Udara Organisasi Korps Marinir Teori Pengambilan Keputusan (TPK) Latihan Praktek Pasukan di Batalyon Jumlah SKS Semester VIII Korps Marinir

1 1 1 1 1 2 6 24

Catatan : 1 Pada Semester I dan II merupakan pendidikan Integratif Taruna Akademi yang diikuti seluruh Taruna dari ketiga matra(Akmil, AAL dan AAU) yang dilaksanakan di Magelang dengan Satuan Jam Pelajaran. Pada Semester III merupakan mata kuliah dasar umum. Pada Semester IV sampai dengan VIII merupakan gabungan mata kuliah kualifikasi umum dan mata kuliah kualifikasi profesi korps dengan satuan SKS. Mata Kuliah Pengembangan Ketrampilan (MPK) Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) Mata Kuliah Berkehidupan Berkarya (MBB)

4 5 6 7 8

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 40 dari 83

BAB IV PERATURAN KEHIDUPAN TARUNA 18. Pendahuluan

Pasal 1 Umum Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pendidikan Akademi TNI, yaitu membentuk Perwira TNI yang berjiwa Pancasila dan Sapta Marga, memiliki kemampuan dasar matra serta menguasai pengetahuan akademis dan mampu mengembangkan kepribadian sebagai kader pimpinan TNI, maka para Taruna dibentuk dan diatur dengan berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan TNI. Peraturan tersebut masih dirasa kurang dan terdapat hal-hal yang belum diatur dalam peraturan yang ada, terutama yang menyangkut masalah kehidupan Taruna, tata krama, etiket atau sopan santun dsb, untuk mewujudkan adanya kesamaan tindak, perilaku dan penampilan Taruna Akademi TNI yang mencerminkan nilai-nilai integrasi TNI. Oleh karena itu perlu disusun suatu peraturan yang mengakomodasi segala kehidupan Taruna yang disebut Peraturan Kehidupan Taruna atau disingkat Perduptar. Peraturan ini hanya berlaku bagi Taruna yang sedang mengikuti pendidikan di Akademi TNI, namun terdapat hal-hal yang relevan untuk diterapkan dan dijadikan pedoman setelahmenjadi Perwira TNI. Pasal 2 Maksud dan Tujuan Perduptar ini dimaksudkan untuk membentuk mental dan kepribadian Taruna Akademi TNI agar mempunyai ketaatan terhadap hukum dan peraturan, bertanggung jawab dan selalu dapat menjadi teladan bagi temannya, lingkungannya atau masyarakat dalam setiap penampilan sikap dan perbuatannya sebagai seorang calon Perwira TNI. Tujuannya agar dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi segenap Taruna Akademi TNI dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 41 dari 83

Pasal 3 Dasar a. Perduptar ini merupakan sarana dan pedoman dalam penegakan disiplin dan tata tertib bagi Taruna, dalam menerapkan kehidupan sehari - hari, baik di lingkungan Akademi TNI maupun di lingkungan masyarakat. Peraturan yang melandasi ketentuan tersebut bersumber dari nilai-nilai sebagai berikut : 1) Aturan Agama, Pancasila dan UUD 1945 2) Sapta Marga 3) Sumpah Prajurit 4) Delapan Wajib TNI 5) Sebelas Asas Kepemimpinan TNI 6) Kode Kehormatan Perwira b. Di samping nilai-nilai tersebut di atas, terdapat pula peraturanperaturan teknis lainnya yang merupakan landasan formal yang penerapannya berlaku baik di dalam maupun diluar kesatrian TNI, yaitu: 1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer. 2) Kitab Undang-undang Hukum Disiplin Militer. 3) Peraturan Militer Dasar (Permildas). 4) Tata Upacara Militer.

19.

Ketentuan Umum

Pasal 4 Kode Kehormatan Taruna Meyakini akan tugas dan tanggung jawab yang diemban sebagai calon Prajurit Pejuang Sapta Marga yang profesional, maka Taruna dituntut untuk selalu menghayati dan mengamalkan Kode Kehormatan Taruna sebagai berikut: a. Insan hamba Tuhan yang bertakwa. 1) Taruna adalah manusia Pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemeluk agama yang taat dan

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 42 dari 83

b.

c.

d.

setia, mengakui kebesaran Tuhan, kekuatan-Nya dan bahwa hidup dan mati dalam takdir-Nya. 2) Mengamalkan ajaran agama dilingkungan masyarakat, baik dalam rangka kedinasan maupun kehidupan pribadi guna mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. 3) Menyadari hakekat asal-usul dan kedudukannya sebagai insan hamba Tuhan yang bertakwa, seorang yang beriman akan selalu mawas diri maupun mengendalikan diri menguasai keadaan dan bukan keadaan yang menguasainya. Ksatria yang gagah berani dan bertanggung jawab. 1) Dalam setiap tindakan dan perbuatannya Taruna senantiasa berjiwa patriot dalam membela keyakinannya, bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah. Sesungguhnya setiap Taruna yakin dan sadar akan perbuatan yang dilakukan, baik benar maupun salah. 2) Taruna tidak boleh ragu-ragu dalam bertindak, harus berani mempertanggungjawabkan tindakannya, baik yang dilakukan oleh diri pribadi maupun kelompok. Tegar dan tauladan dalam penampilan. 1) Taruna sebagai Calon Prajurit dan Calon Pimpinan Bangsa senantiasa menunjukkan sikap teguh dalam memegang tujuan, tegas dalam menegakkan peraturan, bijak dalam mengambil keputusan. 2) Sebagai bagian dari masyarakat, Taruna senantiasa merupakan contoh dan tauladan, bersifat membangun dan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan. 3) Taruna senantiasa bersifat ksatria dalam sikap tingkah laku dan perbuatan, sehingga menimbulkan citra yang baik di masyarakat. Penerus semangat juang selaku prajurit pejuang dan pejuang prajurit. 1) Taruna sebagai generasi penerus harus senantiasa memiliki kepribadian sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang serta semangat yang berkobar-kobar agar mampu meneruskan kebenaran nilai-nilai perjuangan bangsa.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 43 dari 83

e.

2) Semangat yang senantiasa dibina dalam bentuk jiwa keprajuritan, akan menumbuhkan kemampuan dan kesanggupan yang tiada tara untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, serta kelangsungan Pembangunan Nasional. Rela berkorban demi cita-cita bangsa. 1) Taruna sebagai calon Perwira TNI yang mengutamakan keperwiraan, senantiasa menunjukkan kerelaan dan keikhlasan didalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada Negara dan Bangsa. 2) Memiliki kesanggupan dan kemampuan sebagai Prajurit Profesional yang tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 5 Hubungan antar Taruna a. Semua Taruna baik senior maupun yunior mempunyai hak dan kewajiban yang sama memperoleh pendidikan dan belajar dengan mengembangkan kemandirian dan kedewasaan. b. Taruna Akademi TNI yang terdiri dari Taruna Akmil, AAL dan AAU merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dalam satu wadah Taruna Akademi TNI. c. Taruna senior: 1) Harus dapat dijadikan contoh bagi Taruna yunior dalam ketaatan terhadap aturan, sopan santun dan tingkah laku serta kerapihan dan kebersihan dalam penampilan. 2) Harus selalu memberikan bimbingan/pembinaan dan bantuan kepada Taruna yunior, untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi terutama dalam kehidupan di Akademi. 3) Didalam memberikan bimbingan/pembinaan kepada Taruna Yunior, harus dengan tata cara yang tepat, bijak, terpuji, dan bersifat mendidik. Tidak dengan kontak fisik atau tindakan kekerasan yang dapat merugikan Taruna yunior. d. Taruna yunior wajib :

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 44 dari 83

1) Patuh, menjunjung tinggi semua perintah dan nasihat dari Taruna Senior serta mengerjakannya dengan tertib, kesungguhan maupun keikhlasan hati dan bertanggung jawab. 2) Menghormati lahir batin setiap Atasan dan Taruna Senior, baik di dalam maupun di luar Kesatrian, berdasarkan kesadaran bahwa penghormatan itu berarti menegakkan kehormatan Prajuriti Taruna. 3) Mencontoh dan meneladani serta menumbuhkembangkan hal-hal positif yang telah dicontohkan oleh Atasan atau Taruna Senior. e. Taruna senior dan yunior. 1) Berusaha menegakkan dan menghidupkan kehidupan Korps Taruna yang sehat, kreatif dan dinamis. 2) Taat terhadap peraturan dan perintah dinas serta mengerjakan dengan cermat, kesungguhan dan keikhlasan hati, dengan riang gembira berdasarkan rasa tanggung jawab. 3) Sopan santun dalam tutur kata dan tindak tanduk, berpenam- pilan "corred" rapi serta menjaga kebersihan badan maupun perlengkapan/atribut. f. Hubungan antar Taruna sesama pangkat, harus saling hormat menghormati dan patuh, taat serta menghargai kepada Taruna yang sedang menjabat/bertugas. g. Taruna yang mendapat atau melihat perlakuan tindakan kekerasan yang mengarah pada sadisme dari Taruna lainnya tetapi tidak melaporkan, atau rnenutupi tindakan tersebut dikenai sanksi hukurnan disiplin ataupun sanksi akademis.

Pasal 6 Hubungan Taruna dengan generasi muda a. Taruna sebagai generasi muda dan calon pimpinan TNI dimasa datang perlu saling rnengenal sesana generasi rnuda. Berkaitan dengan hal tersebut, Taruna baru menjalin komunikasi dengan sesama generasi muda lainnya, baik di dalam, maupun di luar negeri.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 45 dari 83

Kornunikasi itu dapat dilakukan seperti melalui kerjasama bidang olah raga, seni budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta bhakti sosial. b. Dalam melakukan kerja sama tersebut, Taruna harus selalu menjunjung tinggi budaya yang berlaku, memegang teguh Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan Kode Kehormatan Taruna. Pasal 7 Hubungan Taruna dengan Pejabat atau Tenaga Pendidik a. Hubungan Taruna dengan para pejabat atau tenaga pendidik tidak selalu bersifat dinas. Hubungan yang bersifat kekeluargaan perlu dibina dan dikembangkan dengan para pejabat. Salah satu caranya adalah dengan melakukan kunjungan kekeluargaan yang bersifat di luar kedinasan kepada pejabat. b. Selama dalam kunjungan itu, Taruna wajib : 1) Berupaya rnenciptakan komunikasi timbal balik yang serasi sehingga rnempererat rasa kekeluargaan. 2) Memberikan kesan yang positif terhadap keluarga pejabat yang dikunjungi. 3) Menyerap nilai-nilai positif kehidupan keluarga para pejabat yang dikunjungi. Pasal 8 Hubungan Taruna dengan Masyarakat Taruna harus senantiasa menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat. Kesadaran ini perlu dibina dan ditingkatkan terus-menerus mengingat Taruna adalah kader pimpinan TNI dan TNI itu berasal, berjuang dan hidup untuk rakyat. Sehubungan dengan itu, Taruna perlu dan wajib bergaul, memelihara komunikasi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.

Pasal 9 Pengasuhan a. Pengasuhan dilaksanakan dengan metode saling asah, asih dan asuh dengan tujuan membentuk Taruna agar mampu menghayati

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 46 dari 83

dan mengamalkan nilai-nilai budaya bangsa, dan menguasai pengetahuan akademis dalam rangka pembentukan kepribadian Sapta Marga, dengan titik berat pada aspek mental kejuangan. b. Kegiatan pengasuhan meliputi kegiatan pengembangan mental kepribadian, intelektual dan jasmani yang dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi, antara lain meliputi : 1) Pembinaan kehidupan mental spiritual dan ideologi. Meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memantapkan kesadaran ke Tuhanan Yang Maha Esa dan ideologi, yang mendasari profesinya. 2) Pembinaan kehidupan kepemimpinan. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk membina Korps yang sehat dan bermanfaat serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan, kebanggaan, tanggung jawab dan menumbuhkan kepemimpinan, tradisi, kemampuan dalam hubungan dengan kehidupan Taruna dan kehidupan sosial budaya. 3) Pembinaan watak keprajuritan. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk menanamkan, menghayati dan memantapkan norma dan keterampilan keprajuritan serta kepemimpinan TNI. 4) Pembinaan keterampilan olah keprajuritan. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memantapkan kemampuan keprajuritan dalam penguasaan dan kesadaran Permildas dan kesadaran meningkatkan ketrampilan teknis, taktis dan seni keprajuritan. 5) Pembinaan keterampilan olah raga dan kesamaptaan jasmani. Meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memelihara kesadaran Taruna dalam mencapai kemampuan dan kebiasaan melatih jasmaninya sehingga merupakan kebutuhan yang serasi untuk mendukung pelaksanaan tugas sesuai profesinya. 6) Pembinaan motivasi belajar dan olah pikir. Meliputi kegiatan yang dilakukan oleh Taruna untuk mengembangkan dan memupuk daya kreasi, perhatian terhadap ilmu

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 47 dari 83

pengetahuan dan teknologi, semangat berprestasi serta aspekaspek kepribadian lainnya. c. Para Taruna diwajibkan untuk aktif mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. Pelaksanaannya diatur oleh masing-masing Gubemur Akademi Angkatan. Pasal 10 Kedudukan dan Tingkatan Taruna a. Taruna adalah prajurit siswa TNI yang berada diluar kekuatan efektif, baginya berlaku Hukum Militer. b. Semua pangkat Taruna adalah lebih muda dari pangkat efektif yang sarna. (Contoh: Sersan Taruna lebih muda pangkatnya daripada Sersan Dua efektif). c. Semua Taruna adalah bawahan dari semua Pengajar, Pelatih dan Pengasuh baik Sipil maupun Militer, pada saat mengikuti atau menerima pelajaran, latihan dan pengasuhan. Pasal 11 Tugas, Hak dan Kewajiban a. Selama mengikuti pendidikan di Akademi TNI, Taruna mempunyai tugas mengikuti semua kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan. b. Selama dalam pendidikan Taruna mempunyai hak selain mendapatkan pengajaran, pelatihan dan pengasuhan, para Taruna juga mendapat uang saku, perlengkapan, peralatan dan perawatan menurut peraturan yang berlaku di lingkungan Akademi Angkatan. c. Taruna wajib mematuhi dan mentaati semua ketentuan pendidikan baik lisan maupun tertulis, dan memelihara serta menggunakan hak yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Pasal 12 Pujian atau Penghargaan a. Taruna yang berprestasi dalam pendidikan atau dalam hal-hal khusus, patut mendapatkan pujian atau penghargaan dan dicatat dalam Buku Saku Taruna.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 48 dari 83

b. Pujian atau penghargaan tersebut dapat dicabut kembali apabila suatu saat Taruna yang bersangkutan melakukan perbuatan tercela. Pasal 13 Pemberhentian a. Taruna dapat diberhentikan dari pendidikan karena : 1) Meninggal dunia. 2) Tidak mampu mengikuti pendidikan dan peraturan yang berlaku sesuai Keputusan Sidang Dewan Akademi. 3) Menjadi cacat badan/ingatan/berada dalam keadaan sakit, sehingga tidak mampu mengikuti pendidikan. 4) Setelah diterima menjadi Taruna kemudian diketahui tidak memenuhi persyaratan administrasi seperti yang ditentukan sebagai Caton Taruna. 5) Terkena penerapan sanksi akademis. 6) Melaksanakan pemikahan selama dalam pendidikan. 7) Melakukan pelanggaran pidana. b. Taruna yang diberhentikan dari pendidikan harus mengembalikan perlengkapan dan peralatan yang dipertanggungjawabkan kepadanya, dan sejak itu dia tidak lagi mempunyai hak dan kewajiban sebagai Taruna, kecuali kewajiban untuk memegang teguh rahasia TNI. c. Taruna yang diberhentikan statusnya sebagai Taruna atas kehendak sendiri diwajibkan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh negara selama mengikuti pendidikan sebesar 3 X lipat biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk dirinya. d. Untuk pelanggaran pidana, penjatuhan hukuman pidana melalui sidang Mahkamah Militer.

20.

Ketentuan Khusus Pasal 14 Organisasi

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 49 dari 83

a. Untuk melatih, memupuk dan mengembangkan kepemimpinan Taruna, dibentuk organisasi Korps Taruna dan Badan Pimpinan Korps Taruna (Bapimkortar). b. Pembentukan organisasi Korps Taruna ditentukan dengan peraturan tersendiri, yang dikeluarkan oleh Mako Akademi TNI atau Akademi Angkatan. Pasal 15 Kegiatan sehari-hari Kegiatan Taruna pada hakikatnya merupakan pelaksanaan tugas belajar. Oleh karena itu Taruna harus dapat menggunakan waktu sebaik- baiknya, agar semua tugas dan kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu kegiatan sehari-hari Taruna perlu diatur secara tertib sbb: a. Hari Kerja. 1) Bangun pagi dan kegiatan ibadah. 2) Olah raga senam pagi. 3) Makan pagi. 4) Apel kerja pagi. 5) Pelajaran atau latihan. 6) Apel siang. 7) Makan siang dan kegiatan ibadah. 8) Pelajaran atau pengasuhan. 9) Kegiatan lbadah. 10) Makan malam dan kegiatan ibadah. 11) Belajar mandiri. 12) Apel malam dilanjutkan tidur malam. b. Hari Minggu dan hari libur. 1) Bangun pagi dilanjutkan ibadah. 2) Makan pagi dilanjutkan olah raga. 3) Apel pesiar dan kegiatan masing-masing 4) Makan siang dan kegiatan ibadah. 5) Kegiatan masing-masing dilanjutkan ibadah 6) Makan malam dan kegiatan ibadah. 7) Apel malam, dilanjutkan tidur malam.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 50 dari 83

Pasal 16 Kegiatan Sosial dan Keagamaan a. Para Taruna dianjurkan untuk mengikuti kegiatan sosial yang pelaksanaannya diatur oleh Gubemur Akademi Angkatan masing masing antara lain, donor darah, mengunjungi Panti Asuhan, Panti Wreda dan Bhakti Taruna. b. Taruna diwajibkan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing- masing baik di dalam maupun diluar kesatrian. Pasal 17 Pesiar dan Tempat Pesiar a. Taruna mempunyai hak pesiar dan dapat melaksanakan kegiatan pesiar pada hari Rabu sore, Sabtu sore, Minggu, malam hari libur dan hari libur. b. Taruna tidak diijinkan pesiar apabila : 1) Sedang mengikuti pendidikan dasar keprajuritan. 2) Sedang menjalankan dinas atau hukuman. 3) Dalam keadaan sakit atau badan tidak sempurna, misalnya; dibalut, digips, jalannya pincang, dsb. c. Ketentuan-ketentuan yang lebih terinci mengenai pesiar diatur oleh Perkhustar (Peraturan Khusus Taruna) dari tiap-tiap Akademi Angkatan. d. Ketentuan secara umum adalah : 1) Daerah pesiar dibatasi hanya di dalam Gamisun Akademi Angkatan, atau sesuai dengan ketentuan dari Akademi masing- masing. Keluar dari Gamisun atau batas daerah yang sudah ditentukan, harus seijin pimpinan Akademi atau pejabat yang diserahi wewenang. 2) Pesiar dilaksanakan berkelompok, sedikitnya 2 orang. 3) Selama pesiar tetap menggunakan pakaian dinas seragam Taruna yang berlaku. e. Taruna dilarang pesiar ke daerah atau tempat perjudian, pelacuran, diskotik dan tempaat terlarang lainnya yang telah ditentukan oleh Akademi Angkatan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 51 dari 83

Pasal 18 lndekos dan Kontrak Rumah Taruna tidak diperbolehkan indekos atau kontrak rumah, karena disamping menimbulkan kesenjangan diantara para Taruna juga akan menimbulkan dampak yang kurang baik di masyarakat. Taruna diijinkan tinggal di rumah keluarga, saudara atau teman pada waktu cuti atau long week end. Pasal 19 Pemilikan Uang dan Barang a. Uang. 1) Taruna harus hidup hemat. Segala keperluan diluar dinas supaya diusahakan dapat dipenuhi dari uang saku yang diterima setiap bulan dan dilarang berhutang. 2) Untuk keperluan yang penting dan mendesak, dengan seijin dinas dan dengan menggunakan alamat dinas, Taruna dapat menerima kiriman uang dari keluarganya. 3) Taruna diperkenankan memiliki uang tunai dengan jumlah maksimal 5 (lima) X uang saku dan selebihnya harus ditabung. 4) Taruna diperkenankan menyimpan uang di Bank maksimal 20 (dua puluh) X uang saku dan dapat mengambilnya melalui kartu ATM, tetapi tidak mengambil secara berlebihan sehingga dapat menimbulkan kesenjangan dengan Taruna lainnya. 5) Uang Korps Tatuna yang boleh disimpan di kas maksimal 10 (sepuluh) X uang saku dan selebihnya harus disimpan di Bank. (Ketentuan pengambilannya diatur oleh Pimpinan Akademi Angkatan). Barang. 1) Barang perlengkapan/peralatan dinas yang dipertanggung jawabkan kepada Taruna wajib digunakan dan dirawat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dilarang meminjamkannya atau membawanya keluar kesatrian tanpa seijin dinas.

b.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 52 dari 83

2) Taruna dapat menyimpan barang-barang pribadi yang tidak berasal dari dinas seperti radio kecil, walkman, jam tangan, weker dan tustel yang pelaksanaannya diatur oleh Akademi Angkatan. 3) Taruna dilarang menyimpan atau menggunakan telepon genggam selama di dalam kesatrian dan pada waktu kegiatan belajar atau latihan di luar kesatrian. 4) Taruna dilarang menyimpan kendaraan bermotor di dalam kesatrian. Pasal 20 Berkendaraan a. Berkendaraan Umum (Pesawat, Kapal laut, Kereta api, Bus, Taxi dan Angkutan umum lainnya). 1) Taruna diperkenankan menaiki kendaraan umum dengan tetap berlaku sopan dan memelihara ketertiban serta mentaati peraturan dan petunjuk yang ada seperti antri membeli tiket dsb. 2) Tutup kepala tetap dipakai, kecuali dalam perjalanan jauh atau keadaan kendaraan tidak memungkinkan. 3) Taruna tidak boleh berdiri dalam bus atau kereta api, kalau terpaksa berdiri jangan melupakan sopan santun dan sikap Taruna. 4) Bila ada orang sakit, orang tua atau wanita yang tidak mendapat tempat duduk, Taruna sebaiknya memberikan tempat duduknya kepada orang tersebut. 5) Berusaha untuk tidak tertidur selama dalam kendaraan dan jika terpaksa tidur agar menutup muka dengan sapu tangan. 6) Jika bersama rekanita, orang tua atau yang dituakan, agar mereka dipersilahkan naik terlebih dahulu. Pada waktu turun, Taruna harus turun lebih dahulu untuk memberikan pertolongan apabila diperlukan. b. Berkendaraan Becak atau Andong.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 53 dari 83

1) Taruna diperkenankan naik becak, maksimal 2 orang serta tetap memelihara kesopanan serta menghindari tawar menawar yang berkepanjangan. 2) Taruna sedapat mungkin tidak menggunakan kendaraan Andong, kecuali di tempat tersebut tidak ada kendaraan lain. c. Berkendaraan Sepeda Motor. 1) Taruna diijinkan mengendarai kendaraan sepeda motor yang dilengkapi STNK, baik pada waktu pesiar, cuti maupun keadaan khusus/darurat dengan memelihara kewaspadaan, ketertiban dan kesopanan serta tidak melebihi kapasitas kendaraan. 2) Selama mengendarai sepeda motor, Taruna wajib mematuhi peraturan lalu lintas serta memiliki ketrampilan, SIM, menggunakan Helm standart dan Jaket PDH Taruna yang dilengkapi dengan atribut atau identitas. 3) Dilarang menggunakan sepeda motor sejenis Trail. 4) Ketentuan lebih rinci Taruna diijinkan atau tidak diijinkan mengendarai sepeda motor dalam kurun waktu tertentu diatur oleh Akademi Angkatan. Berkendaraan Mobil. 1) Taruna diperkenankan mengendarai mobil yang dilengkapi dengan STNK dan memiliki SIM, serta tetap memelihara kewaspadaan, kesopanan, ketertiban dan mematuhi peraturan lalu lintas. 2) Dalam satu kendaraan sedapat mungkin tidak melebihi kapasitas kendaraan. Berkendaraan Dinas Bus TarunA. 1) Taruna yang lebih rendah pangkatnya mengambil tempat duduk disamping kiri atau dibelakang Taruna yang lebih tinggi pangkatnya. 2) Apabila pada waktu akan naik kendaraan dinas telah ada Taruna atau atasan di atas kendaraan tersebut, Taruna yang

d.

e.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 54 dari 83

akan naik kendaraan menyampaikan penghormatan perorangan terlebih dahulu. 3) Naik dan turun kendaraan dengan tertib menurut hirarki dan tidak berebut. f. Apabila Taruna bepergian dalam rangka kegiatan pendidikan dan latihan, harus menggunakan kendaraan yang ditentukan oleh dinas. g. Diharapkan tidak berbuat sesuatu yang tidak pantas sehingga dapat menarik perhatian umum. h. Pelanggaran lalu lintas tetap dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang Lalu Lintas sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 21 Apel a. Sesuai dengan ketentuan dalam PUDD TNI, Taruna melaksanakan apel secara teratur, baik apel pagi, apel olah raga, apel siang dan apel malam, apel setiap ada kegiatan atau apelluar biasa (ketentuan lebih rinci diatur oleh Akademi Angkatan). b. Apel pesiar. 1). Dilaksanakan 15 menit sebelum waktu pesiar. 2). Pada saat apel, Taruna sudah berpakaian rapi. 3). Apel pesiar diambil oleh Taruna Jaga/Piket atau Pejabat Korps Taruna ditempat yang telah ditentukan. c. Apel luar biasa. Pelaksanaan apel luar biasa dapat dilaksakanan sewaktu-waktu dan diatur oleh Akademi Angkatan. Pasal 22 Pelajaran di Kelas a. Taruna wajib secara aktif mengikuti setiap pelajaran di kelas dan dalam pelaksanaannya agar selalu menjaga dan memelihara ketenangan, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, lancar dan tertib.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 55 dari 83

b.

c.

d.

Ketua kelas. 1) Tiap kelas menunjuk seorang Taruna untuk menjabat sebagai ketua kelas, pelaksanaannya diatur secara bergiliran. 2) Ketua kelas bertugas sekurang-kurangnya 1 x 24 jam dan paling lama 7 x 24 jam. 3) Serah terima ketua kelas wajib dilaporkan kepada petugas yang bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Akademi Angkatan. 4) Ketua kelas menggunakan ban lengan dengan tulisan kelasnya. Tugas dan tanggung jawab ketua kelas. 1) Ketua kelas bertanggung jawab atas kesiapan kelasnya, lima menit sebelum pelajaran dimulai Taruna harus sudah siap di tempat. 2) Menyiapkan buku absen Taruna dan menyerahkannya kembali kepada petugas yang bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Akademi Angkatan setelah pelajaran selesai. 3) Sebelum dan sesudah pelajaran selesai ketua kelas menyiapkan kelasselanjutnya laporan kepada pengajar. 4) Dalam pelaksanaan tugasnya, ketua kelas bertanggung jawab kepada petugas yang bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Akademi Angkatan. 5) Apabila dalam waktu 5 menit sesudah waktu jam pelajaran ditentukan dimulai, pengajar atau pelatih belum hadir, maka ketua kelas wajib segera melaporkan kepada Dan Kotakta/Opsjar. Tata tertib di ruang kelas. 1) Pada waktu dosen/pelatih masuk ke dalam ruang kelas, Taruna yang melihat kedatangan dosen/pelatih tersebut, memberikan aba-aha, "siap ... grak". Selanjutnya menyesuaikan dengan perintah/petunjuk dosen/pelatih tersebut. 2) Tata cara laporan : a) Sebelum pelajaran dimulai : (1) Ketua kelas menyiapkankelasnya.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 56 dari 83

(2) Ketua kelas melakukan penghormata dan setelah dibalas menyampaikan laporan (3) Ketua kelas setelah menyampaikan laporan langsung balik kanan tanpa memberikan penghormatan lagi dan selanjutnya mengistirahatkan Taruna untuk menerimA pelajaran. b) Cara melaporkan hila pelajaran selesai: (1) Ketua kelas menyiapkan kelasnya. (2) Setelah itu menyampaikan laporan, tanpa didahului penghormatan. (3) Selanjutnya ketua kelas menyampaikan penghormatan (4) Selesai laporan, kelas dapat diistirahatkan kembali. 3) Selama mengikuti pelajaran atau ceramah Taruna dilarang tidur dan diwajibkan memelihara ketertiban serta mematuhi tata krama. 4) Cara mengajukan pertanyaan. Mengambil sikap duduk siap sambi I mengangkat tangan kanan setelah diberi kesempatan kemudian bertanya. Contoh: " Sersan Taruna Setio Budhi ijin bertanya" 5) Cara menjawab pertanyaan. Mengambil sikap duduk siap, kemudian menjawab. Contoh: " Sersan Taruna Setio Budhi siap menjawab". 6) Pada waktu Taruna mengikuti ceramah dalam kelas gabungan, apabila mengajukan atau menjawab pertanyaan supaya berdiri. e. Datang terlambat. Taruna yang datang terlambat ditempat atau di ruang kelas, wajib melaporkan diri kepada pengajar dan menjelaskan tentang sebab-sebab keterlambatannya, kemudian mengambil tempat duduk atas perintah pengajar yang bersangkutan dan setelah pelajaran selesai melapor kepada ketua kelas. f. Meletakkan tutup kepala dan senjata.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 57 dari 83

1) Pada waktu belajar di ruang kelas tutup kepala diletakkan ditempat yang telah ditentukan. 2) Apabila taruna membawa senjata dan perlengkapan lain, maka diletakkan ditempat yang telah ditentukan. g. Meninggalkan ruang kelas. 1) Taruna yang meninggalkan ruang kelas sewaktu pelajaran sedang berlangsung, harus minta ijin lebih dahulu kepada pengajar dan sepengetahuan ketua kelas. 2) Taruna yang akan meninggalkan ruang kelas sewaktu tidak ada pelajaran I istirahat harus minta ijin kepada ketua kelas. h. Pindah kelas. Pindah tempat belajar, ruang kelas dan tempat latihan harus dilakukan dengan cepat dan teratur dipimpin oleh ketua kelas. Cara membawa senjata serta alat-alat lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 23 Latihan Selama mengikuti latihan, Taruna wajib melaksanakan dengan sungguh-sungguh serta mentaati petunjuk latihan dan petunjuk pelatih. Pasal 24 Wajib Belajar a. Untuk lebih mendalami pelajaran-pelajaran yang sudah di terima, Taruna harus mengikuti kegiatan wajib belajar secara mandiri. Waktu untuk wajib belajar mandiri ini diatur Akademi Angkatan masingmasing. b. Selama belajar di ruang belajar, Taruna dilarang melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. c. Apabila diperlukan, Taruna diijinkan meneruskan kegiatan belajar mandiri setelah apel malam atau ronda malam. Waktu dan tempat ditentukan oleh Akademi Angkatan. d. Pada pagi hari Taruna diijinkan belajar diruang belajar, mulai pukul 04.00 WIB.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 58 dari 83

e. Taruna yang mempergunakan kesempatan belajar mandiri seperti tersebut pada ayat c. dan d. diatas, wajib memberitahukan kepada jaga serambi/pengasuh/pengawas malam. f. Pada waktu belajar mandiri, setiap Taruna harus menjaga ketenangan, ketertiban dan kebersihan ruang belajar masing-masing dan tidak diperkenankan sambil makan. g. Pada saat Taruna melaksanakan belajar mandiri menggunakan pakaian dinas yang berlaku pada saat itu diatur oleh Akademi Angkatan. Pasal 25 Pembebasan dari pelajaran atau latihan Pada prinsipnya Taruna harus mengikuti setiap pelajaran atau

a. latihan. b. Karena sesuatu hal, Taruna dapat dibebaskan mengikuti pelajaran atau latihan atas perintah atau persetujuan yang berwenang : 1) Gubemur atau yang mewakili. 2) Dokter TNI setelah mendapat pengesahan dari dinas kesehatan. c. Taruna yang dibebaskan mengikuti pelajaran atau latihan, harus mempelajari sendiri pelajaran atau latihan yang tidak diikutinya,dengan cara bertanya kepada ternan atau dosen materi ajaran yang bersangkutan pada waktu yang ditentukan. Pasal 26 Dinas Dalam Dinas Dalm dilaksanakan oleh Taruna dengan maksud : 1) Mendidik dan melatih Taruna untuk mempraktekkan ketentuan- ketentuan PUDD TNI. 2) Meningkatkan rasa tanggung jawab Taruna dan membantu kelancaran tugas-tugas yang berkaitan dengan keamanan, ketertiban dan kebersihan baik di dalam maupun di luar jam kerja. 3) Memberikan gambaran yang nyata kepada Taruna tentang Dinas Dalam.

a.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 59 dari 83

b. Macam dan tata cara pelaksanaan Dinas Dalam perlu dipraktekkan kapada Taruna, dan yang berkaitan dengan kewajiban mengikuti pelajaran atau latihan, diatur oleh Akademi Angkatan dengan berpedoman kepada PUDD TNI dan PUDD Angkatan. Pasal 27 Lagu Kebangsaan dan Lagu Wajib a. Untuk membangkitkan seman gat kejuangan dan rasa cinta Tanah Air Taruna wajib menunjukkan sikap hormat dan hikmad manakala sedang menyanyikan ataupun mendengarkan lagu kebangsaan " Indonesia Raya ". b. Taruna harus menguasai secara baik lagu-Iagu wajib yang ditentukan oleh dinas Pasal 28 Pakaian dan perlengkapan dinas a. Selama pendidikan, baik didalam maupun diluar lembaga pendidikan, setiap Taruna wajib menggunakan pakaian dan perlengkapan yang disediakan dinas, sesuai dengan Surat Keputusan Pangab Nomor Skep/75/I/ 1994 tanggal 26 Januari 1994, Tentang Tata Cara Pemakaian Seragam Taruna Akademi TNI. b. Pemakaian seragam dan kaporlap itu sedemikian rupa sehingga kelihatan sopan, pantas, rapi dan tertib. Oleh karena itu, Taruna dilarang merubah seragam dan kaporlap yang telah dibagikan, dan tiap Taruna diharuskan menggunakannya sesuai dengan fungsinya masingmasing. c. Pemakaian Tanda Penghargaan dan Tanda Kemampuan harus sesuai dengan Skep Danjen Akademi TNI dan selalu membawa Buku Saku serta Kartu Tanda Anggota Taruna, sedangkan pemasangan tanda dan tali jabatan diatur secara wajar. d. Ketentuan pakaian untuk kegiatan kuliah atau jam kerja, rnenggunakan pakaian PDH dengan baret. e. Ketentuan pakaian untuk kegiatan pesiar rnenggunakan pakaian PDPS atau PDPM dengan pet.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 60 dari 83

f. Ketentuan pakaian untuk kegiatan cuti rnenggunakan pakaian PDH, PDPS atau PDPM dengan pet. g. Ketentuan pakaian untuk kegiatan latihan, upacara atau kegiatan lainnya disesuaikan dengan ketentuan Akaderni Angkatan. h. Taruna dilarang rnernakai pakaian prernan, kecuali pada waktu cuti dilingkungan ternpat tinggalnya dengan identitas Taruna. Pasal 29 Ujian a. Ujian dilaksanakan sebagai penilaian atas kernarnpuan belajar Taruna. b. Taruna wajib rnentaati ketentuan/tata tertib ujian. c. Selarna mengikuti ujian, Taruna dilarang menyontek maupun bekerja sama dengan Taruna lainnya. Pasal 30 Ijin dan Cuti a. Taruna diperbolehkan mengajukan ijin untuk keperluan yang sangat penting dan mendesak, (kematian orang tua/wali atau saudara kandung), sedangkan bagi paman,nenek atau saudara lainnya ditentukan atas pertimbangan Gubemur Akademi Angkatan. b. Taruna diberikan ijin bermalarn di luar kesatrian untuk tinggal di kediarnan keluarga/ famili, dan tidak dibenarkan bermalam di Hotel, Losmen atau tempat Kost (ketentuan lebih rinci mengenai batas wilayah dan waktu ditentukan oleh Akademi Angkatan). c. Long Week End diberikan kepada semua Taruna yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kegiatan dari Akademi Angkatan. d. Taruna diberikan cuti, pelaksanaannya sesuai dengan program pendidikan/kalender Akademi. e. Taruna diijinkan melaksanakan cuti ditempat. Taruna yang cuti ditempat tetap memperoleh perawatan sebagai mana mestinya. Ketentuan mengenai cuti ditempat diatur oleh Akademi Angkatan. f. Selama melaksanakan cuti :

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 61 dari 83

1) Taruna diwajibkan tetap memegang teguh Kode Kehormatan Taruna dan mentaati peraturan di daerah setempat. 2) Hilang selama cuti, ditempat pelaksanaan cuti merencanakan akan melakukan kegiatan Korps Taruna, maka minimal 3 hari sebelum pelaksanaan cuti, harus melaporkan rencana kegiatan tersebut kepada. Korps Taruna dan Pengasuh masing-masing. Sekembali dari cuti, ,"" maksimum dalam waktu 3 hari pelaksanaan kegiatan tersebut harus dilaporkan kepada Korps Taruna dan Pengasuh. 3) Taruna dilarang mengadakan kegiatan korps Taruna yang mengarah ke kegiatan pesta dan hura-hura di tempattempat yang terkesan mewah. Kegiatan yang dilaksanakan harus melihat situasi dan kondisi masyarakat dan dianjurkan mengutamakan integrasi antar Taruna atau antar akademi angkatan dan sebaiknya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dengan cara dan biaya yang tidak memberatkan Taruna. g. Pelanggaran keluar kesatrian tanpa ijin dikenai sanksi akademis sesuai peraturan yang berlaku. Pasal 31 Nikah dan Asusila Taruna tidak diperkenankan (dilarang) menikah selama dalam pendidikan dan dilarang berbuat asusila. Pelanggaran terhadap pasal ini dikenakan sanksi akademis berupa pemberhentian dari pendidikan.

22.

Tata Krama

Pasal 32 Sebutan dan Panggilan a. Sebutan atau panggilan Taruna terhadap seorang militer baik atasan maupun bawahan adalah menyebut pangkat atau jabatannya. b. Sebutan atau panggilan Taruna terhadap Taruna baik senior maupun yunior adalah menyebut pangkat dan jabatannya.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 62 dari 83

c. Sebutan atau panggilan Taruna terhadap seorang sipil adalah menyebut bapak, ibu, kakak, adik, jabatan atau profesinya. d. Sebutan terhadap ibu atau istri yang sudah diketahui nama suaminya adalah menyebut Ibu (nama suami). Contoh "Ibu Kadir", bukan ditambah dengan nama jabatan suaminya, sehingga menjadi salah kalau disebut "Ibu Gubemur". Pasal 33 Berdiri, Berjalan dan Duduk a. Memilih tempat berdiri yang pantas sesuai dengan seragam yang sedang dipakai dengan selalu menjaga Kode Kehormatan Taruna. b. Mengambil sikap berdiri dengan tegak dan sopan, apabila yang lebih tua atau wanita mendatangi untuk mengajak berbicara. c. Pada saat berdiri dan berjalan tidak memasukkan tangan ke dalam saku serta tidak meletakkan tangan di depan dada (bersendakep). d. Berjalan dengan langkah yang wajar, lengan dilenggangkan secukupnya dan tidak boleh menoleh ke kiri atau ke kanan lebih dari 45 derajat, telapak tangan tetap menggenggam. e. Jika berjalan bersama orang lain, sesuaikan langkah dan temponya serta tidak berbicara berlebihan yang dapat mengurangi sikap. Apabila berjalan bersama anggota TNI yang lebih tua tempatkanlah diri di sebelah kiri. Apabila berjalan dengan wanita atau orang lain yang pantas dilindungi, tempatkanlah orang tersebut pada posisi yang aman (Taruna berjalan melindungi mereka). f. Apabila akan melewati kumpulan orang, perhatikan sopan santun dan adat istiadat atau kebiasaan setempat, misalnya menyampaikan salam atau permisi dsb, tanpa mengurangi sikap ketarunaan. g. Duduklah dengan badan yang tegak, sikap yang baik dan sopan di tempat yang pantas. h. Pada saat pesiar, perjalanan dinas/cuti, pesta! pertemuan, Taruna dilarang membawa barang/jinjingan lebih dari 1 koli. Barang harus dijinjing tidak boleh digendong. Jinjingan barang harus rapi.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 63 dari 83

Pasal 34 Tidur a. Setiap Taruna diwajibkan tidur di dalam kesatriaan. Satu tempat tidur ditempati oleh satu orang Taruna. Dilarang menggunakan satu tempat tidur untuk dua orang. b. Setelah tanda tidur dibunyikan maka: 1) Taruna harus tidur di tempat tidumya masing-masing. 2) Lampu-Iampu yang tidak perlu di ruang tidur, agar dipadamkan. 3) Taruna wajib menjaga ketenangan dan mengenakan pakaian tidur (piyama). 4) Taruna diperkenankan tidur di atas jam istirahat malam untuk belajar dan kepentingan lain atas seijin dinas. c. Di ruang tidur Taruna dilarang: 1) Makan dan minum. 2) Membawa dan menyimpan makanan atau minuman. 3) Memainkan alat musik, membunyikan radio dan lain-lain yang dapat mengganggu ketenangan. 4) Membawa dan mempergunakan alat masak. Pasal 35 Berbicara dan Berbahasa a. Untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, gunakan selalu bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik, benar dan mudah dimengerti serta tidak boleh menggunakan bahasa daerah. b. Pada waktu berbicara, pandangan diarahkan kepada orang yang diajak bicara dengan memperhatikan segala isi pembicaraan dan jawablah pertanyaan dengan sopan. c. Beri kesempatan berbicara kepada orang lain dengan selalu menjaga sikap yang baik. d. Sesuaikan sikap bila berbicara dengan atasan, orang yang lebih tua atau sesama teman. e. Berbicara sopan, tidak kasar kepada siapapun dan sesuaikan diri bila berbicara dengan orang yang sedang berdiri atau duduk.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 64 dari 83

f. Taruna wajib jujur dan pantang berbuat dusta dan bohong serta jangan membicarakan kejelekan orang lain. g. Jangan menguap, batuk ataupun bersin selama berbicara. Apabila hal itu tidak dapat dihindari (dicegah) usahakan pada waktu menguap, batuk atau bersin mulut ditutup dengan sapu tangan, palingkan muka dan lawan bicara dan mohon maar kepada lawan bicara setelah selesai menguap, batuk atau bersin tersebut. h. Hindarilah penggunaan bahasa isyarat atau berbisik-bisik dalam berbicara dan selama berbicara tidak diperbolehkan menggerakkan anggota badan secara berlebihan. i. Hindari pembicaraan dengan masyarakat yang mengarah kepada masalah Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) serta rahasia militer. Pasal 36 Bertamu a. Jika akan bertamu, sebaiknya memberitahukan terlebih dahulu kepada yang akan dikunjungi. b. Usahakanlah bertamu tidak lebih dari 4 (empat) orang, kecuali apabila mendapat undangan. c. Usahakan bertamu tidak lebih dari 1 jam dan sesuaikan jam bertamu serta tidak bertamu pada saat tuan rumah sedang istirahat atau makan. d. Taruna harus mengetuk pintu atau menekan bel terlebih dahulu, memberi hormat salam kepada tuan dan/atau nyonya rumah. e. Gantungkan tutup kepala di kapstok yang tersedia, atau diletakkan ditempat yang wajar. f. Duduklah yang baik dan sopan ditempat yang telah ditentukan oleb tuan/nyonya rumah. g. Sewaktu bertamu dianjurkan aktif berbicara tetapi tidak memonopoli pembicaraan. h. Penyampaian penghormatan kepada tuan dan nyonya rumah jangan berlebih-lebihan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 65 dari 83

i. Apabila selesai bertamu ucapkan terima kasih dan hormat kepada tuan dan atau nyonya rumah. j. Apabila akan bermalam, Taruna supaya membawa perlengkapan yang diperlukan dan melapor kepada Ketua Rllkun Tetangga (RT) setempat. k. Perhatikan sopan santun dan pemakaian pakaian pada waktu ke dan dari kamar mandi. l. Bertamu pada orang barn dikenal, batasi waktunya sehingga tidak terlalu lama. Pasal 37 Menerima Tamu a. Taruna dapat menerima tamu pada hari-hari pesiar dan hari libur. Selain hari-hari tersebut Taruna dilarang menerima tamu, apabila terpaksa Taruna dapat menerima tamu di tempat yang telah ditentukan dengan seijin dinas. b. Pada waktu menerima tamu Taruna harus berpakaian dinas. c. Tamu harus berpakaian rapi (bersepatu) dan sebelum bertamu, tamu wajib melapor kepada Perwira Jaga Kesatrian, mengisi buku tamu dan menunggu diruang tunggu jaga Kesatrian. d. Taruna yang mendapat tamu dipanggil melalui pengeras suara, menjemput tamunya di ruang tunggu jaga kesatrian, membawa tamu tersebut ketempat penerimaan tamu dan mempersilahkan tamu mengambil tempat terlebih dahulu. e. Waktu, tempat dan prosedur penerimaan tamu ditetapkan oleh tiap- tiap Akademi Angkatan. f. Taruna dilarang membawa tamu memasuki ruang tempat tinggal/kamar Taruna di dalam kesatrian. g. Berikanlah kesan yang baik dan menyenangkan selama menerima tamu. h. Apabila karena sesuatu alasan Taruna tidak bisa menemani tamu, usahakan dapat berbicara sebentar dengan tamu tersebut, kemudian dengan sopan sampaikan penyesalan bahwa karena sesuatu kepentingan yang tidak dapat ditunda, terpaksa tamu tidak dapat ia temani.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 66 dari 83

i. Apabila akan menyediakan hidangan, supaya disesuaikan dengan keadaan, jangan berlebihan dan jangan pula menghidangkan makanan atau minuman yang menjadi pantangan tamu. j. Seyogyanya Taruna membalas setiap kunjungan tamu. k. Apabila Taruna bertindak sebagai penerima tamu dalam suatu acara, antarkan tamu tersebut sampai pada tempat duduk yang telah ditentukan. I. Apabila tamu bersama seorang wanita dan berkendaraan, bukakanlah pintu kendaraan yang ditumpangi tamu tersebut lebih dahulu, bantulah tamu wanita tersebut sesopan mungkin apabila mengalami kesulitan pada waktu turun dan naik kendaraan. m. Tamu diijinkan berjalan-jalan keliling Kesatuan (ke kantin, ke museum dan lain-lain) dengan didampingi Taruna. n. Tamu diijinkan berada di kantin sampai dengan pukul 18.00 WIB. o. Pada malam hari, tamu diijinkan menunggu di ruang tunggu Jaga Kesatrian sampai dengan pukul 20.00 WIB. p. Tamu diijinkan menjenguk Taruna yang sedang sakit di rumah sakit atas seijin Dinas Jaga Taruna dan Jaga Rumah Sakit. q. Taruna harus mengantarkan tamu yang hendak pulang sampai ke depan Jaga Kesatrian atau ke kendaraannya. r. Taruna yang sedang berdinas tidak diijinkan menerima tamu. Pasal 38 Mendampingi Tamu Resmi a. Sebelum tamu datang harus diusahakan mendapat petunjuk yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dihadapi. b. Harus mengetahui acara atau kegiatan yang akan dilakukan oleh tamu tersebut. c. Berusaha mengetahui sebanyak mungkin identitas tamu mencakup antara lain: nama, pangkat, jabatan, keluarga, hobby dan sebagainya. d. Jemput tamu pada waktu tiba. e. Waktu berjalan mendampingi tamu, Taruna berada disebelah kiri tamu, agak kebelakang.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 67 dari 83

f. Apabila naik mobil, Taruna mengambil tempat disebelah kanan tamu atau disamping pengemudi apabila tamu didampingi pejabat lain. g. Apabila tamu akan pulang, Taruna agar mengantarkan sampai tempat yang telah ditentukan. h. Apabila ada pertanyaan dari tamu, Taruna menjawab sesuai petunjuk yang diberikan. Pasal 39 Berkenalan a. Berkenalan dengan seseorang dilakukan dengan berjabat tangan dan menghadap kearah orang tersebut dengan menyesuaikan situasi dan kondisi. b. Sebutkan nama dengan ucapan yang jelas dan lengkap. c. Dalam berkenalan Taruna wajib memperkenalkan diri terlebih dahulu. d. Apabila Taruna sedang bersama rekanita bertemu dengan: 1) Atasan yang sudah dikenal Taruna, maka Taruna menyampaikan penghormatan terlebih dahulu, kemudian cara memperkenalkan dengan menyebut nama rekanita terlebih dahulu, kemudian memperkenalkan nama atasan tersebut. 2) Atasan yang belum dikenal, maka Taruna menyampaikan penghormatan terlebih dahulu, lalu memperkenalkan diri dan rekanitanya. 3) Teman, maka nama teman disebutkan lebih dahulu sesudah itu nama rekanitanya. Pasal 40 Bersama Rekanita a. Apabila hendak bepergian bersama rekanita, Taruna harus mendapat ijin terlebih dahulu dari orang tua atau walinya dan rekanita tersebut harus berpakaian yang rapi dan sopan. b. Berjalan bersama dengan rekanita, Taruna tetap menjaga sikap militemya dan menempatkan rekanita pada posisi yang aman. c. Tidak boleh menggandeng rekanita kecuali untuk maksud membantu, sebaliknya rekanita tidak boleh menggandeng Taruna.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 68 dari 83

d. Untuk menjaga keselamatan/menghindari terpeleset, pada waktu naik tangga Taruna berada satu anak tangga disamping belakang rekanita dan pada waktu turun tangga Taruna berada satu anak tangga di samping depan rekanitanya. Apabila menggunakan eskalator, bergerak naik atau turun sama seperti pada waktu naik atau turun tangga. Dan, apabila menggunakan lift maka rekanita masuk/keluar lift lebih dahulu. e. Rekanita diantarkan pulang ke rumahnya sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh orang tua atau walinya, dan sebelum berpisah Taruna mengucapkan terima kasih serta salam. f. Apabila bepergian dengan menggunakan kendaraan umum maka rekanita naik lebih dahulu dan turun belakangan. g. Apabila Taruna bertemu dengan Taruna lain yang bersama rekanita maka Taruna yang tidak bersama rekanita harus memberikan salam kepada rekanita Taruna lain tersebut. h. Berilah penghormatan lebih dahulu apabila bertemu dengan Taruna lain sesama pangkat yang sedang bersama rekanita.

Pasal 41 Malam Akrab dan Pesta a. Malam akrab diselenggarakan dengan maksud mempererat persaudaraan antar sesama Taruna. Disamping itu juga untuk melatih kepemimpinan Taruna menyelenggarakan suatu kegiatan, mengembangkan pergaulan dengan sesama generasi muda melalui media hiburan. b. Penyelenggaraannya harus seijin dinas yang diberikan berdasar usul dan rencana dari Taruna. c. Dalam menyelenggarakan malam akrab, Taruna wajib berpedoman kepada pola hidup sederhana. Untuk mendukung penyelenggaraan ini, Taruna dilarang meminta bantuan atau sumbangan dari pihak luar dalam bentuk uang /dana. d. Taruna diijinkan membawa rekanita menghadiri malam akrab tersebut dengan ketentuan harus memakai pakaian yang sopan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 69 dari 83

e. Taruna dapat mengadakan atau mengikuti acara pesta pada hari libur atau cuti, baik di dalam maupun diluar kesatrian dengan tetap menjaga kesopanan, ketertiban dan tidak menggunakan obat-obat terlarang atau sejenisnya. Pasal 42 Mengunjungi Orang Sakit a. Di rumah. 1) Pilih waktu berkunjung yang sebaik-baiknya. 2) Batasi perbuatan-perbuatan dan pembicaraan yang dapat mengganggu ketenangan. 3) Ciptakan suasana yang membesarkan hati penderita. 4) Lamanya berkunjung agar disesuaikan dengan keadaan penderita dan banyaknya orang yang berkunjung. Di rumah sakit. 1) Perhatikan ketentuan waktu berkunjung. 2) Patuhi peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit. 3) Apabila membawa makanan sebaiknya sesuaikan dengan peraturan rumah sakit.

b.

Pasal 43 Melayat a. Apabila orangtua, saudara kandung yang rneninggal Taruna diijinkan untuk melayat maksimumhan kerja. b. Seyogyanya Taruna meluangkan waktu untuk melayat temn, kerabat ataupun famili yang meninggal, khususnya pada waktu sedang cuti/pesiar. c. Apabila pergi melayat sebaiknya dilakukan sebelum jenazah dikebumikan dan usahakan dapat ikut mengantarkan sampai di tempat pemakaman. . d. Apabila pada waktu datang di tempat melayat, telah hadir atasan dan orang lain terlebih dahulu, Taruna menyampaikan penghormatan kepada atasan dan menganggukkan kepala kepada orang yang sudah hadir tersebut, kemudian menyampaikan

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 70 dari 83

penghormatan kepada jenazah dan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga almarhum. e. Menempatkan diri sesuai dengan keadaan, menjaga ketenangan dan berbicara dengan suara lembut. f. Sebaiknya tidak menanyakan sebab-sebab kematian almarhum kepada sanak keluarga. g. Pakaian sesuaikan dengan keadaan, bila jenazah diurus secara militer, Taruna berpakaian sesuai dengan ketentuan pada Tata Upacara Militer tersebut. Pasal 44 Pemakaman dan Ziarah a. Secara umum. 1) Menyesuaikan dengan ketentuan adat-istiadat setempat dan tetap menggunakan seragam Taruna. 2) Tabur bunga, dilakukan secara khidmat dan menghadap penuh ke pusara, serta mengambil sikap jongkok dan menabur mulai dari kepala ke arab kaki. 3) Meletakkan karangan bunga, memberikan penghormatan sebelum dan sesudah meletakkan karangan bunga serta disesuaikan dengan situasi. Secara Militer. Menyesuaikan dengan Tata Upacara Militer.

b.

Pasal 45 Berbelanja a. Berbelanja sebaiknya dilakukan di dalam kesatrian, apabila berbelanja di luar kesatrian hendaknya di tempat yang bersih dan pantas, sesuai dengan petunjuk Pimpinan Akademi Angkatan. b. Jangan berdiri di depan toko atau melihat-lihat barang-barang yang dipajang di etalase, dari luar toko. c. Di dalam toko, tutup kepala tetap dipakai. d. Pada waktu berbelanja hindari tawar-menawar yang berlebihan dan jangan meminta pelayanan istimewa. e. Barang belanjaan supaya dikemas dengan rapi atau dimasukkan kedalam tas pesiar, serta tidak diperkenankan membawa

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 71 dari 83

barang belanjaan yang berlebihan seperti menenteng dengan tangan kiri dan kanan, agar pada waktu membawanya tidak mempengaruhi sikap ketarunaan dan keserasian. f. Taruna tidak boleh berbelanja di tempat yang berdesakdesakan, sehingga dapat mengancam keselamatan Taruna dan akan menurunkan martabat dan kehormatan sebagai Taruna. Pasal 46 Membuat janji a. Taruna jangan mudah membuat janji, bila membuat janji perhatikan tanggal, waktu dan tempat serta sejauh mungkin harus dapat menepati janji. b. Usahakan datang di tempat yang telah disepakati sebelum waktunya. c. Yang lebih muda harus datang lebih dahulu. d. Kalau mendadak berhalangan sehingga tidak dapat menepati janji yang telah disepakati, usahakan secepat mungkin memberitahukannya terlebih dahulu disertai permohonan maar. Pasal 47 Menulis Surat Untuk surat resmi, sesuaikan dengan petunjuk administrasi TNI. Untuk surat tidak resmi : 1) Tulis sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. 2) Nama dan alamat, ditulis secara jelas dan lengkap dengan mencantum kode pos. Untuk penerima, ditulis pada amplop di bagian kanan bawah dan untuk pengirim ditulis pada bagian kiri atas, sedangkan perangko ditempelkan disudut kanan atas.

a. b.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 72 dari 83

Pasal 48 Undangan a. Mengundang. 1) Undangan paling sedikit harus memuat informasi tentang: a) Hari, tanggal, waktu dan tempat. b) Acara. c) Pakaian yang dikenakan. d) Berlaku untuk berapa orang. e) Bila ada, cantumkan nomor telepon pengundang untuk berkomunikasi lebih lanjut bila diperlukan undangan. 2) Pertimbangkan waktu pengiriman undangan supaya yang diundang tidak merasa terdadak. Menghadiri undangan. 1) Bila waktu memungkinkan, seyogyanya Taruna memenuhi undangan dan hadir tepat pada waktunya. 2) Sesuaikan pakaian dengan ketentuan dalam undangan atau bentuk dan sifat acara. 3) Sepanjang acara undangan tersebut masih dalam batas tata krama dan kode kehormatan Taruna, Taruna diijinkan mengikutinya. 4) Pilih posisi tempat duduk yang sesuai dengan martabat Taruna.

b.

Pasal 49 Menonton a. Menonton bioskop, sandiwara dan mengunjungi tempat-tempat rekreasi atau hiburan lainnya, pilih tempat dan kelas yang dipandang pantas bagi seorang Taruna atau sesuai ketentuan yang berlaku di Akademi Angkatan. b. Beli karcis melalui loket atau tempat yang ditentukan dengan antri. c. Seyogyanya tidak minum atau memakan makanan ringan di dalam ruangan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 73 dari 83

d. Pelihara sopan santun pada waktu memasuki gedung, mencari tempat duduk, selama pertunjukan berlangsung dan keluar gedung pertunjukan. e. Pada waktu duduk, tutup kepala diletakkan dipangkuan dengan emblem menghadap kearah depan. f. Taruna hendaknya tidak menonton bioskop,sandiwara atau hiburan lainya sampai larut malam. Pasal 50 Menelpon a. Berbicara dengan siapapun melalui telepon gunakan kalimat yang ringkas, ramah dan jelas serta memperhatikan kesopanan serta kepentingan orang lain. b. Pada waktu menelpon, siapkan nomor telpon, angkat gagang telepon dan tekan nomor yang dikehendaki dan setelah diterima : 1) Ucapkan salam, selamat pagi, siang atau malam. 2) Disini .. ...(sebutkan nama pangkat). 3) Ijin berbicara dengan .. 4) Selesai berbicara ucapkan, selamat pagi, siang atau malam. c. Pada waktu menerima telpon: 1) Ucapkan salam, selamat pagi, siang atau malam. 2) Disini (sebutkan nomor telepon atau tempat). 3) Mohon tanya, dengan siapa saya berbicara ? 4) Selesai berbicara ucapkan, selamat pagi, siang atau malam. d. Apabila menggunakan sarana telepon: 1) Umum. a) Antri dengan tertib. b) Bicara seperlunya, perhatikan kepentingan lain. c) Perhatikan etiket bicara. d) Dilarang menggunakan kartu telepon palsu. 2) Pinjam. a) Harus mendapat ijin dari pemilik terlebih dahulu.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 74 dari 83

b) Gunakan dengan sopan dan berbicara seperlunya. c) Ucapkan terima kasih kepada pemilik selesai menggunakannya. Pasal 51 Berobat a. Taruna yang sakit diwajibkan berobat. b. Taruna yang akan berobat hams mendaftarkan diri di Taruna Jaga paling lambat menjelang waktu apel pagi. c. Tata cara berobat yang lebih rinci diatur oleh Akademi Angkatan. d. Taruna diperbolehkan berobat keluar atas seijin dinas.

Pasal 52 Kantin a. Tiap Akademi Angkatan menyediakan kantin yang khusus melayani kepentingan Taruna. b. Ketentuan mengunjungi kantin dan tata tertib di kantin ditentukan oleh Akademi Angkatan. Pasal 53 Kebersihan dan Kerapihan a. Setiap Taruna harus memelihara kebersihan badan, kerapian pakaian dan lingkungannya. b. Rambut harus dalam keadaan pendek, patokan panjang depan 3 cm, tengah 1 cm dan belakang 0,1 cm. c. Taruna tidak dibenarkan memelihara kumis, jambang, jenggot, membuat tatto dan memanjangkan kuku.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 75 dari 83

Pasal 54 Makan a. Ketentuan Umum. 1) Pada waktu datang ke meja makan usahakan badan dan tangan dalam keadaan bersih dan pakaian rapi. 2) Menarik kursi dilakukan dengan tidak bersuara, apabila di samping Taruna ada wanita yang akan duduk supaya membantu menarikkan kursinya. 3) Pada waktu duduk, badan dalam keadaan tegak, tangan diletakkan diatas pada dan kaki sejajar. 4) Berdoa sebelum dan sesudah makan. 5) Taruna tidak diperkenankan makan atau minum sambil berdiri atau berjalan. 6) Apabila perlu, minum sedikit sebelum makan. 7) Pergunakan lap makan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 8) Dekatkan makanan yang akan diambil ke piring, tidak sebaliknya. 9) Mengambil makanan secukupnya dan jangan berlebihan. 10) Pergunakan alat makan yang disediakan sesuai dengan fungsinya. 11) Waktu memasukkan makanan ke mulut, sendok harus diantar ke mulut. 12) Mengunyah makanan dengan mulut tertutup tanpa mengeluarkan suara. 13) Jangan berbicara pada waktu mulut berisi makanan. 14) Apabila menggunakan pisau, pegang pisau dengan tangan kanan. 15) Jangan minum apabila mulut masih berisi makanan dan jangan berkumur dengan air minum. 16) Apabila di tengah makan ingin minum, letakkan sendok dan garpu telentang dan bersihkan bibir terlebih dahulu sebelum minum.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 76 dari 83

b.

17) Apabila sedang makan datang orang yang kita hormati, berhenti makan sejenak untuk memberikan salam kepada orang yang kita hormati tersebut. 18) Jangan membersihkan sisa makanan dirongga mulut dihadapan orang lain tanpa menutup mulut dengan tangan atau sarti tangan. 19) Selesai makan usahakan tidak ada sisa makanan yang menempel pada sendok dan garpu kumpulkan sisa-sisa makanan dan tutup dengan sendok dan garpu telungkup sejajar serong kekanan daTi badan. Apabila memakai pisau, letakkan disebelah kanan dengan sisi menghadap kekiri. 20) Jangan berdiri sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk, kecuali kalau sudah dipersilahkan. Kembalikan kursi ke posisi semula sebelum meninggalkan meja makan. Di ruang makan Taruna. 1) Bagi Taruna, makan di ruang makan Taruna sesuai jadwal yang ditentukan merupakan kewajiban, dilaksanakan bersama-sama secara terpimpin, dalam suasana khidmat dan kekeluargaan. Oleh karena itu, apabila ada Taruna yang tidak makan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat dikenai sanksi. 2) Sebelum makan. a) Taruna berangkat keruang makan dengan berbaris secara tertib, berpakaian rapi, badan dan tangan dalam keadaan bersih. b) Masuk ke ruang makan dengan tertib setelah tanda masuk dibunyikan dengan menyampaikan penghormatan perorangan kepada Pataka Akademi. Selama tanda masuk dibunyikan, Taruna menunggu di luar ruang makan dengan tertib. c) Apabila memakai tutup kepala helm, helm tersebut diletakkan di luar ruang makan secara teratur, hila memakai tutup kepala pet atau baret diletakkan ditempat yang telah ditentukan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 77 dari 83

3)

d) Sampai di dalam ruang makan, Taruna menuju meja makan dan duduk dengan tertib ditempatnya masing-masing. Pelaksanaan makan. a) Setelah semua Taruna duduk dengan tertib pada tempatnya masing masing, Taruna Jaga/Piket menyiapkan dan laporan kepada Dankortar/Taruna tertua. b) Dankortar/Taruna tertua membunyikan lonceng dua kali dan seluruh Taruna berdoa sesuai dengan agama masing-masing. c) Selesai berdoa, Dankortar/Taruna tertua membunyikan lagi lonceng dua kali, diiringi ucapan " selamat makan ", kemudian ucapan ini disambut Taruna lainnya dengan ucapan "selamat makan". d) Apabila bawahan ingin tambah makan mendahului atasan, maka bawahan wajib minta izin lebih dahulu. e) Apabila Taruna datang terlambat ke ruang makan, maka ia wajib lapor kepada Dankortar / Taruna tertua dan selanjutnya mengambil tempat. f) Apabila Taruna karena sesuatu hal harus meninggalkan ruang makan sebelum makan selesai, yang bersangkutan minta izin kepada ketua meja dan Dankortar / Taruna tertua yang memimpin makan. g) Ketertiban makan pada tiap meja menjadi tanggung jawab ketua meja yang dijabat oleh Taruna tertua. h) Setelah makan selesai, Taruna Jaga/Piket menyiapkan (tiup pluit tenang) dan laporan kepada Dankortar/Taruna tertua. Dankortar/ Taruna tertua membunyikan lonceng dua kali, selanjutnya seluruh Taruna berdo'a. Do'a selesai ditandai dengan bunyi lonceng dua kali.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 78 dari 83

4)

5)

Selesai Makan : a) Berdiri mengatur kursi sesuai susunan kursi pada waktu datang. b) Memberikan penghormatan perorangan tanpa aba-aba kepada Taruna ketua meja . c) Taruna yang belum selesai makan, meneruskan makannya. d) Pada waktu akan meninggalkan ruang makan, Taruna wajib melakukan penghonnatan terhadap Pataka Akademi. Ketentuan lain: a) Selama makan berlangsung, Taruna jaga/Piket mem-bantu ketertiban pelaksanaan makan. b) Selain pada waktu makan, Taruna tidak diijinkan memasuki atau melewati ruang makan, kecuali yang bertugas. c) Dalam keadaan khusus, tata cara makan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlaku. d) Perlakuan terhadap atasan yang masuk ruangan pada saat Taruna sedang makan : (1) Terhadap atasan langsung setingkat Danmentar/ Danflot/Danwing ke atas: (a) Disiapkan. (b) Taruna tertua atau Dankortar laporan. (2) Terhadap atasan lain, Taruna Jaga/Piket memberikan penghormatan dan mendampingi. (3) Terhadap Perwira Jaga Kesatriaanl Padis dan Jaga Resimen/Flotila/Wing diperlakukan seperti butir (1). e) Hal-hal yang dilarang di ruang makan antara lain: (1) Bersenda-gurau dan berteriak. (2) Menyanyi atau bersiul. (3) Membawa makanan atau lauk-pauk sendiri.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 79 dari 83

c.

d.

e.

(4) Membawa bacaan. (5) Membawa makanan keluar. (6) Memberi tindakan / hukuman selama makan. (7) Memanggil Taruna yang sedang makan. Di rumah makan/restoran. 1) Hila bersama rekanita atau teman, usahakan mencari tempat yang baik dan allan dari lalu lintas pelayanan. 2) Usahakanjangan menempatkan rekanita menghadap kejalan. 3) Tunggulah dengan sabar giliran pelayanan yang diberikan atau ikuti sistem pelayanan setempat (swalayan dan sebagainya) 4) Sebelum, selama dan sesudah makan, duduk dengan sikap yang sopan dan menunggu rekanita atau temannya se1esai makan. Di rumah keluarga. 1) Duduk dan tempatkan diri pada tempat yang ditunjukan oleh tuan rumah. 2) Jangan mengambil makanan sebelum dipersilahkan tuan atau nyonya rumah, dan mengambil makanan secukupnya. 3) Makan dengan sopan, jangan tergesa-gesa dan aturlah cara mengunyah makanan. 4) Habiskan makanan yang sudah diambi1. 5) Usahakan se1esai makan dapat bersama-sama dengan tuan rumah. 6) Selesai makan tempatkan atau masukkan kembali kursi yang dipakai serta tinggalkan meja makan bersama-sama tuan rumah. 7) Ucapkan terima kasih atas hidangan yang telah diberikan. Di perjamuan dan 1) Perhatikan sopan santun mengambil hidangan yang disediakan. Sebelum mengambil makanan perhatikan jenis makanannya. Jangan mengambil makanan yang tidak disukai

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 80 dari 83

f.

dan jangan pula mencampuradukkan jenis-jenis makanan yang tersedia. 2) Bila makan tanpa meja, duduk dengan sopan, piring diletakkan di atas pangkuan atau ditopang dengan tangan kiri. 3) Apabila jamuan makan sambi I berdiri, jangan mengunyah sambil berjalan dan apabila disediakan kursi utamakan untuk wanita. Taruna dilarang makan/minum di tempat tidur, tetapi diijinkan makan/minum di ruang belajar ( kecuali pada saat belajar ) dan dilarang menyimpan makanan/minuman dikedua tempat tersebut.

Pasal 55 Merokok dan Minuman Keras Selama mengikuti pendidikan, Taruna dilarang keras untuk merokok, minum minuman keras, dan menggunakan narkotika serta jenis obatobatan terlarang lainnya Pasal 56 Meminjam a. Usahakan untuk tidak meminjam sesuatu kepada orang lain. Apabila terpaksa meminjam sesuatu, agar bertanggung jawab penuh keadaan atau kondisi sesuatu yang dipinjam itu. b. Taruna tidak dibenarkan meminjamkan lagi kepada pihak lain sesuatu yang dipinjamnya, dan diharuskan mengembalikan pinjaman tersebut segera setelah selesai digunakan. 23. Wewenang Pemberian Sanksi

Pasal 57 Sanksi dan Hukuman a. Pelanggaran terhadap pasal-pasal Peraturan Kehidupan Taruna Akademi TNI ini dikenakan sanksi. Sanksi itu berupa tindakan disiplin, hukuman disiplin, hukuman pidana dan sanksi akademis. b. Pemberian sanksi:

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 81 dari 83

Tindakan disiplin oleh setiap atasan. Hukuman disiplin oleh Atasan yang Berhak Menghukum (Ankum). 3) Hukuman pidana oleh Mahkamah Militer (Mahmil). 4) Sanksi akademis sesuai keputusan Sidang Dewan Akademi. c. Pemberian hukuman terhadap pelanggaran pasal-pasal tersebut, Korps Taruna diberikan wewenang untuk menjatuhkan tindakan disiplin. Jika Taruna melakukan pelanggaran yang sama berulang kali walaupun telah dijatuhi tindakan disiplin, Korps Taruna berwenang mengajukan saran hukuman disiplin kepada Atasan yang Berhak Menghukum (ANKUM). d. Penjatuhan tindakan disiplin oleh atasan yang berupa tindakan fisik, harus bersifat mendidik dan tidak bersifat penganiayaan. Pasal 58 Larangan tambahan bagi Taruna a. Selain larangan-larangan, di atas, bagi Taruna dilarang menumbuhkembangkan tradisi yang tidak baik, menciptakan tradisi mistik atau aliran sesat yang bertentangan dengan norma kehidupan Korps Taruna. b. Taruna dilarang memberikan tindakan yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku seperti tindak kekerasan yang mengarah kepada sadisme termasuk pemukulan, setrum dan segala macam bentuk kontak fisik. 24. Penutup

1) 2)

Pasal 59 Penutup a. Peraturan kehidupan Taruna (Perduptar) merupakan ketentuan yang harus dipedomani oleh semua Taruna Akademi TNIdalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. b. Perduptar dimaksudkan bukan semata-mata sebagai alat kekuasaan hukum, melainkan sebagai alat penegak disiplin dan ketertiban dalam kehidupan Taruna. Oleh karena itu tegaknya

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 82 dari 83

Perduptar sangat tergantung kepada seberapa jauh Taruna dapat melaksanakan setiap norma dan kaidah yang tercantum di dalamnya. c. Hal-hal yang belum jelas atau belum diatur dalam Peraturan Kehidupan Taruna (Perduptar) ini akan diatur dalam Peraturan Khusus Taruna (Perkhustar) Akademi Angkatan. d. Untuk menyelaraskan Perduptar dengan perkembangan lingkungan, maka secara periodik akan diadakan langkah-langkah penyempumaan.

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 83 dari 83

Tahapan Pendidikan di AAL Pola 1 tahun + 3 tahun

Buku Panduan Kadet AAL tahun 2008

halaman 83 84 dari 83

BAB VI PENUTUP 24. Wusana Kata Demikian buku panduan AAL ini disusun untuk dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan awal bagi Kadet AAL. Selamat bergabung dengan AAL. Jalesveva Jaya Mahe.

Surabaya,

Juli 2008

Anda mungkin juga menyukai