Anda di halaman 1dari 52

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik

Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.


USU Repository 2009


1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO
(CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT)
ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN


TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

NELLA NAINGGOLAN PARHUSIP
052409066














PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008




Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


2


PERSETUJUAN




Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS
(PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV
PERBAUNGAN
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : NELLA NAINGGOLAN PARHUSIP
Nomor Induk Mahasiswa : 052409066
Program Studi : DIPLOMA III (D3) KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Diluluskan di
Medan, Mei 2008




Diketahui
Program Studi D-3 KIN FMIPA USU Pembimbing
Ketua,




Dr. Harry Agusnar, M.Sc., M.Phil Dr. Jamaran Kaban, MSc
NIP 131 273 466 NIP 130 809 723



Departemen kimia FMIPA USU
Ketua,




Dr. Rumondang Bulan Nst, MS
NIP 131 459 466



Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


3



PERNYATAAN



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM
OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA
PTPN IV PERBAUNGAN


TUGAS AKHIR




Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.



Medan, Mei 2008




Nella Nainggolan Parhusip
052409066




















Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


4




PENGHARGAAN




Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan kasih dan karunianya tugas akhir ini dapat diselesaikan dalam waktu yang
telah ditetapkan.

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan berdasarkan pengamatan penulis selama
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV ADOLINA, dengan judul
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen CPO (Crude Palm Oil) di PKS
(Pabrik Kelapa Sawit) Adolina PTPN IV Perbaungan.

Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tersayang, J. Nainggolan dan N. Lubis serta abang dan kakak
saya; b ucok dan k eleng serta seluruh keluarga yang selalu memberikan
dorongan moril dan material kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. Jamaran Kaban, MSc selaku pembimbing dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU.

4. Bapak Sugito selaku pembimbing lapangan penulis di PKS Adolina PTPN IV
Perbaungan.

5. Ibu Darnety selaku Kepala Laboratorium dan karyawan/karyawati PKS
Adolina PTPN IV Perbaungan yang telah banyak memberikan informasi.

6. Rekan-rekan Kimia Industri 2005 yang telah banyak membantu dan
memberikan kritik dan saran terutama, Evalina, Derliany, Raisa, Panji,
Yolven dan semua rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Warga 106 khususnya: Kninie 106, Kadang 106, Keva 106, Lina 106,
Lidya 106 n Dewi 106



Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


5

8. Yang terakhir dan tak kalah penting but yang jauh di mata, Budiharjo P.
Simanullang, A.Md. atas dukungan dan motivasi kepada penulis selama
penyelesaian tugas akhir ini

Dalam kesempatan ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan selanjutnya. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.




Medan, Mei 2008
Penulis



Nella Nainggolan Parhusip





























Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


6







ABSTRAK




Pengamatan terhadap rendemen pada PKS Adolina PTPN IV Perbaungan dilakukan
berdasarkan perhitungan produksi CPO dibandingkan dengan TBS yang diolah. Dari
hasil yang diperoleh selama 6 hari berturut-turut diperoleh harga rendemen yang
memenuhi standart (21-24%) dengan rata-rata 23,50%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi rendemen CPO tersebut antara lain varietas tanaman, umur tanaman,
pemeliharaan, mutu panen (derajat kematangan buah), pengangkutan serta proses
pengolahan yang berkaitan dengan oil losis. Dari pemeriksaan terhadap air rebusan,
janjangan kosong, ampas press, biji dan drap akhir diperoleh oil losis sebesar 0,52%;
2,40%; 4,11%; 0,71%; 0,49%. Ternyata harga oil losis ini masih sesuai dengan
standart yang ditetapkan pada PKS. Hal-hal yang mempengaruhi oil losis ini yaitu
proses pengolahan pada stasiun perebusan, stasiun penebahan, stasiun pengepresan,
polishing drum dan pada drap akhir.

















Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


7






THE FACTORS AFFECTING RENDEMEN OF CPO (CRUDE PALM OIL) AT
PKS ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN


ABSTRACT



The determination of rendemen at PKS Adolina PTPN IV Perbaungan is conducted
based on the counting of the number of CPO production in comparison with the
number of TBS manufactured. During 6 days, the result showing the value of the
rendemen obtained has met the standard 21-24% with the average percentage 23,50%.
Factors affecting the CPO rendemen are the plants variety, the age, the cultivation, the
rippening age, the transporting and the manufacturing process concerning of oil losis.
From the observation of boiling water, empty bounches, press waste, seeds and last
drap, the value of oil losis was 0.52%, 2.40%, 4.11%, 0.71%, 0.49%. In the fact cost
of this oil losis is still according to standard that determining on PKS. The influences
of oil losis is the process of manufacturing on boiled station, thresher station, pressing
station, polishing drum and at last drap.


















Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


8










DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ................................................................................................................ ii
Pernyataan ................................................................................................................ iii
Penghargaan .............................................................................................................. iv
Abstrak ...................................................................................................................... vi
Abstract ....................................................................................................................vii
Daftar Isi ................................................................................................................ viii
Daftar Tabel ............................................................................................................... x
Daftar Gambar ........................................................................................................... xi

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Permasalahan .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................... 4

BAB 2 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 5
2.1 Proses Pengolahan TBS Menjadi CPO di Pabrik Kelapa Sawit ................. 5
2.1.1 Stasiun Penerimaan Buah ............................................................ 5
2.1.2 Stasiun Perebusan ....................................................................... 7
2.1.3 Stasiun Penebahan (Thresher/Stripper) ........................................ 7
2.1.4 Stasiun Pelumatan Buah (Digester) dan Pengempaan Buah
(Screw Press) .............................................................................. 8

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


9
2.1.5 Stasiun Klarifikasi Minyak Sawit ............................................... 9

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen CPO Yang Diperoleh Di
PKS ....................................................................................................... 14
2.2.1 Varietas Tanaman .................................................................... 14
2.2.2 Umur Tanaman ........................................................................ 16
2.2.3 Pemeliharaan Tanaman ............................................................ 16
2.2.4 Mutu TBS ................................................................................ 17
2.2.5 Derajat Kematangan Buah (Mutu Panen) ................................. 17
2.2.6 Pengangkutan TBS ke Pabrik ................................................... 18
2.2.7 Kondisi Proses Pengolahan di PKS .......................................... 19
2.3 Cara Mengatasi Kehilangan Minyak Selama Proses Pengolahan ............ 20

BAB 3 Metodologi Penyelidikan .............................................................................. 23
3.1 Peralatan ............................................................................................... 23
3.2 Bahan .................................................................................................... 23
3.3 Prosedur Kerja ....................................................................................... 24
3.3.1 Penentuan % Minyak Dalam Air Rebusan ................................ 24
3.3.2 Penentuan % Minyak Dalam Janjangan Kosong ....................... 25
3.3.3 Penentuan % Minyak Dalam Ampas Pressan ........................... 25
3.3.4 Penentuan % Minyak Dalam Biji ............................................. 26
3.3.5 Penentuan % Minyak Dalam Air Drap Akhir ........................... 27

BAB 4 Hasil dan Pembahasan .................................................................................. 28
4.1 Data Percobaan...................................................................................... 28
4.2 Perhitungan ........................................................................................... 30
4.2.1 Penentuan Persentase Produktivitas Rendemen Minyak Sawit.. 30
4.2.2 Penentuan Persentase Losis Terhadap Contoh .......................... 31
4.3 Pembahasan........................................................................................... 33

BAB 5 Kesimpulan dan Saran .................................................................................. 36
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 36

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


10
5.2 Saran ..................................................................................................... 36

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 38








DAFTAR TABEL

Halaman


Tabel 2.1 Kematangan TBS yang akan dipanen ......................................................... 18
Tabel 2.2 Standart Fisik Kerja pengolahan ................................................................. 21
Tabel 4.1 Persentase Rendemen CPO ........................................................................ 28
Tabel 4.2 Berat Labu Ekstraksi +Berat Minyak ......................................................... 28
Tabel 4.3 Berat Labu Ekstraksi .................................................................................. 29
Tabel 4.4 Berat Contoh .............................................................................................. 29
Tabel 4.5 Losis Minyak Terhadap Contoh ................................................................. 29
Tabel 4.6 Standart Oil Losis....................................................................................... 30























Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


11














DAFTAR GAMBAR

Halaman


Gambar 1 Penampang Buah Kelapa Sawit Varietas Dura, Psifera dan Tenera ........... 14





























Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


12















BAB 1

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis J ACQ). Tanaman kelapa sawit berasal dari
Guinea di pesisir Afrika Barat, kemudian diperkenalkan ke bagian Afrika lainnya,
Asia Tenggara dan Amerika Latin. Kelapa sawit tumbuh baik pada daerah iklim
tropis, dengan suhu antara 24
o
C 32
o
C dengan kelembaban yang tinggi dan curah
hujan 200 mm per tahun. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan
20% buah yang dilapisi kulit yang tipis. Kandungan minyak dalam perikarp sekitar
30% - 40%. (Tambun. 2006)


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


13
Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 4 tahun dan buahnya
menjadi masak 5 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan buah kelapa sawit
dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya, dari hijau pada buah muda menjadi
merah jingga waktu buah telah masak. Pada saat itu, kandungan minyak pada daging
buahnya telah maksimal. J ika terlalu matang, buah kelapa sawit akan lepas dari
tandannya. Hal ini disebut dengan istilah membrondol. (Tim Penulis PS. 1997)

Terdapat beragam jenis tanaman kelapa sawit, mulai dari produk kelapa sawit
yang masih tumbuh liar (wild grove) hingga jenis hibrida. Namun, yang paling sering
dijumpai diperkebunan ada 3 jenis, yakni Dura, Tenera, dan Psifera. (Anonymous.
1996)

Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat berlainan sifatnya,
yaitu Minyak sawit (CPO; Crude Palm Oil), yaitu minyak yang berasal dari serat
kelapa sawit (daging buah) dan Minyak inti sawit (CPKO; Crude Palm Kernel Oil),
yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit. (Tambun. 2006)

Produk yang diharapkan mempunyai kualitas dan kuantitas sebaik mungkin.
Serta memiliki persentase rendemen yang tinggi. Rendemen minyak sawit yang
dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu varietas tanaman, umur tanaman,
pemeliharaan tanaman, mutu tandan buah segar (TBS), derajat kematangan buah
(mutu panen), pengangkutan dan proses pengolahan.


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


14
Varietas tanaman yang paling banyak dibudidayakan adalah Tenera. Secara
komersial jenis ini paling menguntungkan karena mampu menghasilkan minyak lebih
banyak. (Anonymous. 1996)

Rendemen minyak berkembang menurut umur tanamannya sampai batas umur
tertentu. Produksi mencapai batas tertinggi tertentu kemudian makin menurun dengan
pertambahan umur tanaman. (Siregar. 1991)

Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan
menentukan masa produktif tanaman. Pemeliharaan bukan hanya ditujukan terhadap
tanaman, tetapi juga pada tanah. (Fauzi. 2002)
Mutu CPO yang dihasilkan sangat ditentukan oleh mutu TBS. Mutu TBS
merupakan derajat kesempurnaan pembuahan pada tandan yang ditentukan oleh
kesempurnaan penyerbukan. (Parlindungan. 1995)

Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah
masak dan memungut brondolan. Dalam pelaksanaan pemanenan, perlu diperhatikan
beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah memperoleh
produksi yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi. (Tim Penulis PS. 1997)

Pengangkutan buah sawit adalah pengangkutan buah yang dipanen pada hari
itu yang harus habis terangkat ke pabrik pada hari itu juga dan mampu menjamin
kontinuitas datangnya buah di pabrik. Dengan cara demikian selama proses
pengolahan tidak terjadi delay atau kekurangan buah. Selain itu, proses pengolahan

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


15
yang tidak sempurna dapat mengakibatkan pengutipan minyak rendah dengan
perkataan lain rendemen menurun. (Risza. 1994)


1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dijumpai dalam karya ilmiah ini adalah:
1. Apakah rendemen CPO di PKS Adolina PTPN IV Perbaungan telah memenuhi
standar?
2. Bagaimana cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan rendemen CPO?




1.3 Tujuan

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui persentase rendemen CPO di PKS Adolina PTPN IV
Perbaungan
2. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan rendemen
CPO.


1.4 Manfaat

Dengan Karya Ilmiah ini maka:
1. Dapat meningkatkan rendemen CPO di PKS Adolina PTPN IV Perbaungan

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


16
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen CPO
3. Dapat menanggulangi kehilangan minyak pada proses pengolahan













BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA



Proses Pengolahan TBS menjadi CPO di Pabrik Kelapa Sawit

Pengolahan buah kelapa sawit (TBS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit
dari daging buah (mesocarp). Proses pembuatan CPO ini terdiri dari rangkaian proses
mulai dari penerimaan buah, perebusan (sterilizing), pemipilan/penebahan, pelumatan,

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


17
pengempaan, pemisahan dan penimbunan. Selengkapnya mengenai proses ini
diuraikan sebagai berikut:


2.1.1 Stasiun Penerimaan Buah

2.1.1.1 Penimbangan TBS

TBS yang masuk ke pabrik, mula-mula ditimbang di jembatan timbang untuk
mengetahui jumlah berat yang diterima pabrik.





2.1.1.2Penimbunan TBS

Setelah di timbang, TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan
sementara sebelum TBS dimasukkan ke dalam lori rebusan. Untuk mengetahui mutu
TBS yang akan diolah perlu dilakukan sortasi di loading ramp.


2.1.1.3 Pengisian TBS ke dalam Lori

Sebelum disterilisasi, TBS dimasukkan ke dalam lori rebus hingga penuh. Pengisian
yang baik jika lori dapat memuat tandan buah sebanyak kapasitas nominal. Pengisian

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


18
tidak penuh akan menyebabkan penurunan kapasitas olah sterilizer, sebaliknya
pengisian terlalu penuh akan mengakibatkan pintu maupun pelat (wear plate) rusak
atau buah jatuh dalam rebusan. Umumnya 1 lori memuat 2,5 ton TBS. Di beberapa
pabrik yang tidak menggunakan sistem rel lori diganti dengan keranjang buah.


2.1.1.4 Pengisian Lori ke dalam Steriliser

Lori yang telah penuh berisi buah dimasukkan ke dalam sterilizer (horizontal
sterilizer) yang dapat memuat 3 buah lori dengan menggunakan capstand. Kemudian
pintu sterilizer ditutup rapat-rapat dan dikunci dengan menggunakan handle. Sehingga
tidak mungkin terbuka saat proses perebusan.




2.1.2 Stasiun Perebusan

Pola perebusan yang umum digunakan adalah sistem tiga puncak (triple peak), yaitu:
a. Puncak I
Kran pemasukan uap dibuka selama 7 menit untuk mencapai tekanan 2 kg/cm
2
,
kran pemasukan uap ditutup, kran air kondensat dan outlet steam dibuka,
diperlukan waktu 3 menit sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm
2
.
b. Puncak II

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


19
Kran pemasukan uap dibuka selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2,5 kg/cm
2
,
kran pemasukan uap ditutup, kran air kondensat dan outlet steam dibuka,
diperlukan waktu 5 menit sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm
2
.
c. Puncak III
Kran pemasukan uap dibuka selama 15 menit untuk mencapai tekanan 3 kg/cm
2
,
ditahan selama 60-75 menit, terjadi hentakan, tujuannya untuk mempermudah
brondolan lepas dari tandan, selesai masa tahan kran pemasukan uap (inlet steam)
ditutup sedangkan outlet steam kran pembuangan udara dan kondensat dibuka,
sehingga tekanan turun menjadi 0 kg/cm
2
. (Anonymous. 2000)


2.1.3 Penebahan (Thresher/stripper)

Buah rebus dari sterilizer diangkut dengan hoisting crane atau melalui tipper dituang
ke dalam penebah (thresher) atau pengupas (stripper), tergantung mesin yang
digunakan melalui hopper yang berfungsi untuk menampung buah rebus, kemudian
autofeeder akan mengatur meluncurnya buah agar tidak masuk sekaligus. Penebahan
atau pemipilan buah dari tandan dilakukan dengan membanting buah dalam drum
yang berputar dengan kecepatan 23-25 rpm. Buah lepas akan masuk melalui kisi-kisi
dan di tampung oleh fruit elevator untuk didistribusikan ke setiap unit digester oleh
distribusing conveyor. Sedangkan tandan kosong melalui empty bunch conveyor
dibawa ke incinerator untuk dibakar atau ke empty bunch hopper.


2.1.4 Stasiun Pelumatan Buah (digester) dan Pengempaan Buah (screw press)

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


20

Buah yang masuk ke dalam ketel aduk (digester) yang dilengkapi dengan pisau
pencincang dan thermometer disebut sebagai material passing to digester (MPD),
diaduk dan dilumatkan pada suhu stabil sedemikian rupa sehingga sebagian daging
buah sudah terlepas dari biji. Proses pengadukan dan pelumatan buah dapat
berlangsung dengan baik jika isi digester selalu dipertahankan penuh. Minyak bebas
dibiarkan keluar secara kontinu melalui lubang dasar digester.

Terhambatnya pengeluaran minyak akan menyebabkan minyak berfungsi
sebagai pelumas pisau sehingga mengurangi efektivitas pelumatan. Suhu massa
digester harus selalu dipertahankan 90-95
o
C. Untuk menjaga suhu pada kondisi ini,
digester dilengkapi dengan steam jacket yang dipanaskan dengan uap bebas, tetapi
jika steam jacket tidak dapat menaikkan suhu 90-95
o
C, dipakai uap baru langsung
melalui injector.

Massa yang keluar dari digester dibawa ke kempa ulir (screw press) untuk
dikempa atau diperas menghasilkan minyak dan ampas. Alat ini bekerja dengan cara
putar dan tekan. Alat ini terdiri dari 2 jenis, yakni: single pressing dan double
pressing. Pengempaan dilakukan pada tekanan cone 30-50 bar dengan menggunakan
air pengencer screw press bersuhu 90-95
o
C sebanyak 15-20% dari TBS. Untuk
menurunkan viskositas minyak , penambahan air dapat pula dilakukan di oil
gutter kemudian dialirkan melalui oil gutter ke stasiun klarifikasi. Sedangkan ampas
kempa dipecahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor untuk mempermudah
pemisahan biji dan serat. (Anonymous. 1997)


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


21

2.1.5 Stasiun Klarifikasi Minyak Sawit

2.1.5.1 Pemurnian Minyak

2.1.5.1.1Pemisahan Pasir (Sand Trap Tank)

Cairan yang keluar dari pressan dan digester diampung dalam Oil Gutter dan dialirkan
kedalam sand trap tank. Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam
minyak yang akan dialirkan keayakan (vibrating screen), dengan maksud agar ayakan
terhindar dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan ayakan. Alat ini
bekerja berdasarkan gravitasi yaitu mengendapkan padatan. (Naibaho. 1998)


2.1.5.1.2 Penyaringan Bahan Padatan (Vibrating Screen)

Minyak kasar diencerkan lalu dialirkan ke vibrating screen yang berukuran 20-40
mesh untuk memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, bahan-bahan lain yang
masih mengandung minyak yang dapat dikembalikan ke digester. Untuk mengetahui
ketepatan penambahan air pengencer maka setiap 2 jam sekali di ambil sample crude
oil sebelum masuk ke vibrating screen untuk selanjutnya dengan hand centrifuge
(electric centrifuge) dapat diketahui komposisi minyak, air dan NOS (Non Oily Solid).


2.1.5.1.3 Pemisahan Minyak (Settling Tank / Clarifier Tank)


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


22
Fungsi settling tank adalah untuk mengendapkan Lumpur (sludge) yang terkandung
dalam crude oil. Suhu minyak dalam settling tank harus dipertahankan 90-95
o
C.
Minyak yang berada pada lapisan atas dikutip dengan bantuan skimmer lalu disalurkan
ke oil tank. Sedangkan sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge
tank secara periodic sesuai kondisi masing-masing pabrik. Sludge dan pasir di dasar
bejana harus dibuang dengan maksud agar pemisahan minyak dapat berjalan dengan
baik. Secara konvensional perbandingan minyak dan sludge 1:2 dan jika dengan
decanter perbandingan minyak dan sludge 1:1. Minyak kasar yang telah disaring
dialirkan ke dalam crude oil tank dan suhu dipertahankan 90-95
o
C, selanjutnya crude
oil dipompa ke settling tank. Beberapa pemisahan menggunakan decanter untuk
memisahkan minyak dan sludge. Pemakaian decanter untuk mengurangi beban nozzle
separator dan meminimalkan kehilangan minyak pada pembuangan air dan kotoran.
Komposisi minyak, air, dan NOS yang masuk decanter rata-rata adalah 25:76:4.
Namun, setelah keluar dari decanter komposisi rata-rata berubah menjadi 99,8:0,1:0,1.


2.1.5.1.4 Pemurnian Minyak (Oil Purifier)

Fungsi dari oil purifier adalah untuk memisahkan sludge yang melayang / emulsi
dalam minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam minyak sehingga
kadar kotoran minyak menjadi <0,02%. Alat ini bekerja dengan cara pemusingan
(centrifuge). Suhu minyak dalam oil purifier 90-95
o
C. Akhirnya minyak dari oil
purifier dimasukkan ke dalam vacuum dryer.



Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


23
2.1.5.1.5 Pengeringan Minyak (Oil Dryer / Vacuum Dryer)

Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95
o
C dipompa dan ditampung dalam float
tank untuk seterusnya dihisap oleh vacuum dryer. Minyak ini mempunyai kadar
minyak 99,9%, air 0,02% dan kotoran 0,01%. Di bawah pelampung terpasang toper
spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejana vacuum dryer
sehingga kehampaan dalam vacuum dryer tetap terkendali <50 Torr yang dapat
dilihat dari petunjuk manometer. Kemudian melalui nozzle, minyak akan disemburkan
ke dalam bejana sehingga penguapan air akan lebih sempurna. Untuk menjaga
keseimbangan minyak masuk dan keluar dari bejana digunakan float valve di bagian
bawah bejana.


2.1.5.1.6 Pendinginan Minyak (Oil Cooler)

Minyak dari vacuum dryer sudah merupakan minyak sawit kasar (CPO), yang
didinginkan sebelum masuk ke tangki penimbunan.





2.1.5.1.7 Penimbunan Minyak Produksi (Crude Oil Storage Tank / Dispatch Tank)

CPO yang terkumpul di dasar bejana akan disalurkan ke pompa di lantai bawah,
selanjutnya dipompa ke tangki timbun atau disalurkan ke tangki penyaluran jika

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


24
memiliki instalasi pipa pengiriman ke dermaga. Crude Oil Storage secara periodik
dikupas mengikuti standar prosedur pencucian tangki. Suhu penyimpanan 40-50
o
C.
Pengiriman CPO ke tempat penjualan dilakukan dalam bentuk curah artinya dalam
mobil tangki / drum.


2.1.5.2 Pengolahan Sludge

2.1.5.2.1 Pemisahan Pasir (Sand Cyclone)

Sludge dari sludge tank sebelum dimasukkan ke sludge separator dipompa ke sand
cyclone untuk memisahkan pasir halus dari minyak denagn gaya centrifugal. Pasir
halus yang berhasil dipisahkan akan ditiup secara berkala. Sand cyclone berfungsi
dengan baik jika perbedaan tekanan inflow dan outflow sludge sebesar 2 bar. Untuk
memisahkan dan mengambil minyak yang masih terkandung pada sludge, selanjutnya
sludge diproses pada sludge separator.


2.1.5.2.2 Pemisahan Lumpur (Sludge Separator)

Cairan sludge yang telah melalui sand cyclone selanjutnya melalui saringan (strainer)
dimasukkan ke dalam sludge separator untuk diambil minyaknya. Denagn gaya
sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan
terdorong keluar melalui sudut-sudut (disc) ke ruang pertama tangki pisah (settling
tank). Cairan dan ampas yang mempunyai berat jenis yang lebih berat dari minyak,

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


25
terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozzle. Padatan yang menempel
pada dinding bowl dibersihkan secara manual maupun secara otomatis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemisahan sludge:
a. Suhu sludge dijaga 90-95
o
C
b. Penggunaan air untuk balancing harus dengan air panas (90-95
o
C) dengan
besarnya aliran 10-15 pada gelas duga (alfa laval) atau berpedoman pada
pelampung (Westphalia)
c. Pembebanan, baru dapat dilaksanakan setelah mesin berputar normal dengan
menghitung petunjuk putaran (revolution counter)
d. Pembersihan bowl dilakukan secara periodik sesuai dengan kebutuhan
e. Pembersihan dan pemeriksaan menyeluruh dilaksanakan setiap hari


2.1.5.2.3 Penampungan Limpahan Minyak (Pre-claim Oil Tank)

Endapan-endapan dari clarifier tank, oil tank, sludge tank yang dialirkan setiap pagi
sebelum mengolah ditampung di dalam tangki pre-claim oil tank. Demikian juga
minyak kutipan dari bak penampungan sludge (fat fit), jika FFA-nya masih memenuhi
syarat. Tangki ini dilengkapi dengan sistem pemanas uap injeksi untuk tujuan
pemanasan. Minyak yang terapung di bagian atas dialirkan ke clarifier tank,
sedangkan Lumpur pekat dibuang ke bak penampung sludge (fat fit). Pembersihan dan
pemeriksaan keseluruhan dilakukan seminggu sekali.


2.1.5.2.4 Pengutipan Minyak Parit (Fat Fit)

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


26

Fat fit dipergunakan untuk menampung cairan-cairan yang masih mengandung
minyak yang berasal dari condensed dari stasiun klarifikasi. Minyak yang terkutip
akan dipompa ke pre-claim oil tank. Pembersihan dan pemeriksaan dilakukan setiap
bulan. (Anonymous. 2000)


2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendemen CPO yang diperoleh dari
PKS

2.2.1 Varietas Tanaman

Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas-varietas tersebut
dapat dibedakan berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Varietas-varietas
kelapa sawit itu adalah Dura, Psifera dan Tenera. Penampang dari buah ketiga varietas
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut (Fairhurst. 2003)


Psifera Dura Tenera
Gambar 1: Penampang Buah Kelapa Sawit Varietas Dura, Psifera dan Tenera

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


27
2.2.1.1 Dura

Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian
luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap
buah bervariasi antara 35-50%. Kernel biasanya besar dengan kandungan minyak
yang rendah.


2.2.1.2 Psifera

Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan kernel sangat
tipis. Jenis psifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang
lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur
pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan.
Penyerbukan silang antara Psifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera.


2.2.1.3 Tenera

Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan
Psifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan pada saat ini.
Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5-4,0 mm, dan terdapat
lingkaran serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara
60-96%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura, tetapi
ukuran tandannya relatif lebih kecil. (Tim Penulis PS. 1997)

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


28

Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan
jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi
terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24%, sedangkan pada varietas Dura
hanya 16-18%. (Fauzi. 2002)


2.2.2 Umur Tanaman

Tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit akan meningkat secara tajam dari umur 3-
7 tahun (periode tanaman muda, young), mencapai tingkat produksi maksimal pada
umur sekitar 15 tahun (periode tanaman remaja, prime) dan mulai menurun secara
gradual pada periode tanaman tua (old) sampai saat-saat menjelang peremajaan
(replanting). Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan
berat 3-40 kg per tandan, tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan terdapat 1000-
3000 brondolan dengan berat brondolan berkisar 10-20 g. (Pahan. 2006)


2.2.3 Pemeliharaan Tanaman

Salah satu tindakan yang amat penting dalam teknik budidaya tanaman kelapa sawit
adalah dengan melakukan pemeliharaan tanaman. Hal ini akan menentukan masa non-
produktifnya. Dengan pemeliharaan yang intensif sejak mulai tanam diharapkan
kelapa sawit mempunyai masa non-produktif yang pendek. Dengan demikian, kelapa
sawit mampu lebih cepat berproduksi dan tentu saja hal ini akan menguntungkan
pihak petani kelapa sawit. Dalam arti yang lebih luas, pemeliharaan bukan hanya

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


29
ditujukan terhadap tanaman saja, tetapi juga tanahnya. Walaupun tanaman dirawat
dengan baik, jika dari segi perawatan tanah diabaikan, maka hal tersebut tidak akan
banyak memberikan manfaat. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit meliputi beberapa
hal, antara lain penyulaman (pergantian tanaman yang mati atau kurang baik),
penanaman tanaman sela (tanaman yang berumur pendek dan tidak mengganggu
tanaman induk), pemberantasan gulma (penyiangan), pemangkasan (pembuangan
daun-daun tua), pemupukan, kastrasi (pembuangan bunga), penyerbukan buatan. (Tim
Penulis PS. 1997)


2.2.4 Mutu TBS

Mutu CPO yang dihasilkan sangat ditentukan oleh mutu TBS, sedangkan mutu TBS
dipengaruhi oleh sistem panen. Kesalahan pada langkah pengumpulan hasil dapat
mengakibatkan mutu CPO tidak memenuhi syarat. Sebagai akibatnya dapat
memperkecil efisiensi pengolahan. Pelaksanaan panen dipengaruhi oleh sistem panen
yang ditetapkan di suatu perkebunan. Panen yang tidak terkendali akan menyebabkan
kehilangan CPO serta penurunan mutu produksi. (Anonymous. 2000)


2.2.5 Derajat Kematangan Buah (Mutu Panen)

Komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan di pabrik sangat dipengaruhi
perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah
kematangan buah. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


30
mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat
ditentukan oleh faktor ini.
Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka
minyak yang dhasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi (lebih dari 5%).
Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain
kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS
yang dipanen. Fraksi-fraksi TBS tersebut sangat mempengaruhi mutu panen, termasuk
kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Dikenal ada 5 fraksi TBS. Berdasarkan fraksi
TBS tersebut, derajat kematangan yang baik adalah jika tandan-tandan yang dipanen
berada pada fraksi 1, 2 dan 3. (Fauzi. 2002)

Tabel 2.1 Kematangan TBS yang akan dipanen
Fase
Buah
Fraksi Buah Jumlah Brondolan yang Telah
Jatuh
Tingkat
Kematangan
Mentah 00

0
Tidak ada buah yang berwarna
hijau atau hitam.
1-12,5% buah luar atau 0-1
brondolan / kg tandan
membrondol.
Sangat mentah

Mentah
Matang 1


2
3
12,5-25% buah luar atau 2
brondolan / kg tandan 25% dari
buah luar membrondol.
25-50% buah luar membrondol
50-75% buah luar membrondol
Kurang matang


Matang
Matang
Lewat
matang
4

5
75-100% buah luar membrondol

100% buah luar membrondol dan
sebagian berbau busuk
Lewat matang
(ranum)
Lewat matang
(busuk)
Sumber: Diolah ICBS (PT. International Contact Business System, Inc.)


2.2.6 Pengangkutan TBS ke Pabrik

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


31

TBS hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada
buah yang tidak segera diolah, maka kandungan asam lemak bebas (ALB) nya
semakin meningkat dan dapat memperkecil kadar rendemen. (Tim Penyusun PS.
1997)

Pengangkutan buah dilakukan oleh pihak kebun atau pihak lain yang ditunjuk.
Pengawasan pengangkutan yang dikontrakkan kepada pihak lain sangat sulit diajak
ikut berperan dalam pengendalian kualitas karena mereka sering terlambat
mengangkut buah. Sering kali, buah bermalam di atas truk sehingga kualitasnya
menurun. Pengawasan pengangkutan oleh kebun yang kurang mendapat perhatian
sering mengakibatkan buah tercampur dengan pasir yang berbahaya bagi operasional
PKS.

Pengangkutan yang menempuh jarak terlalu jauh akan mempertinggi derajat
kelukaan buah yang dapat mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. (Pahan.
2006)


2.2.7 Kondisi Proses Pengolahan di PKS

Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan secara mekanis dan fisika dapat berperan
dengan baik jika tersedia bahan baku yang sesuai dan kinerja pabrik yang baik.

Untuk mengendalikan proses pengolahan diperlukan pengetahuan dan
penguasaan terhadap proses pengolahan, kinerja mesin dan alat serta memadukan

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


32
setiap proses pengolahan dan kemampuan untuk mengoperasikan serta mendiagnosa
suatu penyimpangan. (Anonymous. 2000)
Pada stasiun penerimaan buah, buah yang diterima ditimbang dengan teliti
agar didapat perhitungan rendemen yang tepat. Kemudian langsung diolah agar tidak
terjadi pelukaan pada buah yang dapat meningkatkan ALB dan menurunkan
rendemen.

Stasiun perebusan menggunakan sistem triple peak. Dimana tekanan yang
digunakan adalah 2-3 kg/cm
2
. Apabila tekanan < 2 kg/cm
2
, maka waktu perebusan
akan semakin lama. Hal ini akan menyebabkan kehilangan minyak pada tandan
kosong dan pada air kondensat akan meningkat.

Pada stasiun penebahan, thresher berputar dengan kecepatan 23-25 rpm. Bila
putaran dibawah 23 rpm maka brondolan buah tidak terlepas sempurna dari tandannya
sehingga dapat menurunkan rendemen minyak.

Pada stasiun kempa, tekanan berkisar antara 30-50 bar. Bila tekanan kempa
terlalu rendah dapat mengakibatkan ampas masih basah (mengandung minyak)
sehingga kehilangan minyak pada ampas tinggi. Dan apabila tekanan kempa terlalu
tinggi akan mengakibatkan kadar biji pecah tinggi dan kehilangan minyak pada biji
juga tinggi. Selain itu, kinerja mesin pada stasiun klarifikasi yang kurang baik dapat
mengakibatkan minyak terikut bersama sludge maupun air. (Anonymous. 1999)


2.3 Cara Mengatasi Kehilangan Minyak Selama Proses Pengolahan

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


33

Kehilangan minyak selama proses dapat ditanggulangi dengan angka kerja
pengolahan (Standar Fisik Kerja Pengolahan) yang diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Standar Fisik Kerja Pengolahan
No. Uraian Satuan Standar Fisik
01. Tekanan Rebusan kg/cm
2
2,8-3
02. Masa Rebusan Menit 85-90
03. Pola Rebusan Puncak 2 atau 3
04. Suhu Massa dalam Digester
o
C 90-95
05. Tekanan kerja Single Pressing Bar 30-50
06. Tekanan kerja Double Pressing
First Pressing
Second Pressing

Bar
Bar

30-40
40-50
07. Suhu Kerja Stasiun Klarifikasi
o
C

90-95
08. Tekanan Vacuum Dryer Torr 50
09. Suhu Hot Water Tank
o
C 90-95
10. Pemakaian Air Pengencer di Screw
Press terhadap TBS

%

15-20
11. Kebutuhan Air Stasiun klarifikasi
terhadap TBS

%

5-10
12. Kebutuhan AirPabrik per ton TBS M
3
1,2-1,5
13. Kebutuhan Listrik per ton TBS KwH 15-17
14. Kebutuhan Uap per ton TBS Kg 500-600
Sumber: ICBS

Selain pengaruh standart fisik kerja pengolahan di atas, kualitas minyak kelapa
sawit juga dipengaruhi oleh sistem panen yang diberlakukan. Kriteria matang panen
yang bervariasi akan menyebabkan perbedaan kualitas minyak kelapa sawit.

Pemanenan yang sesuai dengan norma-norma panen tidak akan menimbulkan
pengaruh negatif terhadap kualitas. Namun, penyimpangan akan selalu terjadi
sehingga menyebabkan penurunan kualitas seperti pengutipan brondolan yang kotor
serta pemotongan buah mentah. (Pahan. 2006)


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


34
Operasi pengangkutan buah, operasi panen dan operasi pengolahan hendaknya
saling mendukung satu sama lain. Ketiga kegiatan ini merupakan subsistem-subsistem
dari satu tujuan sistem induk yaitu objektif PAO (Panen Angkut Olah).

Untuk mendukung suksesnya tujuan pengangkutan perlu diperhatikan
tersedianya buah di TPH mulai jam 9.00 WIB, jumlah armada angkutan yang cukup,
sarana jalan yang baik dan sistem komunikasi yang lancer. (Risza. 1994)


















Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


35







BAB 3

METODOLOGI PENYELIDIKAN



3.1 Peralatan

1. Oven
2. Timbangan Analitik
3. Desikator
4. Tang Penjepit
5. Cawan Porselen
6. Beaker Glass
7. Kertas Thimble
8. Labu Ekstraksi
9. Satu Set Alat Ekstraksi



Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


36
3.2 Bahan

1. Air Rebusan
2. Janjangan Kosong
3. Ampas Press
4. Biji
5. Air dari drap akhir
6. Shelsol


3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penentuan % Minyak dalam Air Rebusan

1. Ditimbang sampel sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam cawan porselen yang
telah diketahui beratnya
2. Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105
o
C
3. Didinginkan dalam desikator selama 1 jam
4. Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5. Dimasukkan ke dalam kertas thimbel yang telah diketahui beratnya dan
ditutup dengan kapas
6. Ditimbang labu ekstraksi
7. Dimasukkan 150 ml shelsol ke dalam labu ekstraksi
8. Dimasukkan kertas thimbel ke dalam alat soklet yang telah dirangkai
9. Diekstraksi selama 5 jam

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


37
10. Dilepaskan labu ekstraksi dari alat soklet
11. Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut
yang masih terdapat dalam minyak
12. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
13. Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam
sampel

3.3.2 Penentuan % Minyak dalam Janjangan Kosong

1. Ditimbang sampel yang telah dirajang halus sebanyak 10 g dimasukkan ke
dalam kertas thimbel yang telah diketahui beratnya.
2. Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105
o
C
3. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
4. Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5. Ditimbang labu ekstraksi
6. Dimasukkan 150 ml shelsol ke dalam labu ekstraksi
7. Dimasukkan kertas thimbel ke dalam alat soklet yang telah dirangkai
8. Diekstraksi selama 5 jam
9. Dilepaskan labu ekstraksi dari alat soklet
10. Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut
yang masih terdapat dalam minyak
11. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
12. Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam
sampel.


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


38

3.3.3 Penentuan % Minyak dalam Ampas Press

1. Ditimbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 10 g dimasukkan ke
dalam kertas thimbel yang telah diketahui beratnya
2. Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105
o
C
3. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
4. Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5. Ditimbang labu ekstraksi
6. Ddimasukkan 150 ml shelsol ke dalam labu ekstraksi
7. Dimasukkan kertas thimbel ke dalam alat soklet yang telah dirangkai
8. Diekstraksi selama 5 jam
9. Dilepaskan labu ekstraksi dari alat soklet
10. Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut
yang masih terdapat dalam minyak
11. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
12. Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat
dalam sampel


3.3.4 Penentuan % Minyak dalam Biji

1. Ditimbang 10 g biji yang berasal dari polishing drum lalu dimasukkan ke
dalam kertas thimbel yang telah diketahui beratnya
2. Dipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105
o
C

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


39
3. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
4. Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5. Ditimbang labu ekstraksi
6. Dimasukkan 150 ml shelsol ke dalam labu ekstraksi
7. Dimasukkan kertas thimbel ke dalam alat soklet yang telah dirangkai
8. Diekstraksi selama 5 jam
9. Dilepaskan labu ekstraksi dari alat soklet
10. Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut
yang masih terdapat dalam minyak
11. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
12. Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam
sampel


3.3.5 Penentuan % Minyak dalam Air Drap Akhir

1. Ditimbang sampel dari vat vit yang telah diaduk sebanyak 10 g dimasukkan ke
dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya
2. Ddipanaskan sampel dalam oven selama 3 jam dengan suhu 105
o
C
3. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
4. Ditimbang kembali untuk mengetahui kadar airnya
5. Ddimasukkan ke dalam kertas thimbel yang telah diketahui beratnya kemudian
ditutup dengan kapas
6. Ditimbang labu ekstraksi
7. Dimasukkan 150 ml shelsol ke dalam labu ekstraksi

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


40
8. Dimasukkan kertas thimbel ke dalam alat soklet yang telah dirangkai
9. Diekstraksi selama 5 jam
10. Dilepaskan labu ekstraksi dari alat soklet
11. Dipanaskan dalam oven selama 30 menit untuk menghilangkan sisa pelarut
yang masih terdapat dalam minyak
12. Didinginkan dalam desikator selama 30 menit
13. Ditimbang labu ekstraksi untuk mengetahui kadar minyak yang terdapat dalam
sampel.




BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Data Percobaan

Tabel 4.1 Persentase Rendemen CPO
No. Tanggal TBS diolah
(kg)
Produksi Minyak Sawit
(kg)
Rendemen CPO
(%)
01. 21 April 2008 560.041 130.514 23,30
02. 22 April 2008 436.174 100.634 23,07
03. 23 April 2008 366.836 86.889 23,69
04. 24 April 2008 337.458 80.000 23,71
05. 25 April 2008 632.883 149.321 23,59
06. 26 April 2008 657.427 155.179 23,60
Rata-rata 23,50
Sumber: PKS Adolina PTPN IV Perbaungan

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


41


Tabel 4.2 Berat Labu Ekstraksi + Berat Minyak
No. Tanggal
Berat Labu Ekstraksi +Berat Minyak (g)
Air
Rebusan
Janjangan
Kosong
Ampas
Press
Biji
Drap
Akhir
01. 21 April 2008 92,4018 108,6670 104,6670 150,5051 103,5055
02. 22 April2008 92,4054 118,4470 104,6714 150,5242 103,8324
03. 23 April 2008 92,4022 118,4332 104,6982 150,5221 103,8145
04. 24 April 2008 92,4106 118,4200 109,9590 150,5065 103,8236
05 25 April 2008 101,5430 110,4774 104,6993 150,5103 103,8273
06. 26 April 2008 101,5341 109,3866 109,1198 150,4918 104,9575
Sumber: PKS Adolina PTPN IV Perbaungan




Tabel 4.3 Berat Labu Ekstraksi
No. Tanggal
Berat Labu Ekstraksi (g)
Air
Rebusan
Janjangan
Kosong
Ampas
Press
Biji
Drap
Akhir
01. 21 April 2008 92,3116 107,9507 104,1346 150,3697 103,4172
02. 22 April2008 92,3136 117,9540 104,1376 150,3740 103,7386
03. 23 April 2008 92,3135 117,9542 104,1347 150,3741 103,7385
04. 24 April 2008 92,3136 117,9540 109,3712 150,3742 103,8236
05 25 April 2008 101,4342 109,9964 104,1336 150,3727 103,8273
06. 26 April 2008 101,4330 109,9546 108,6082 150,3726 104,8706
Sumber: PKS Adolina PTPN IV Perbaungan


Tabel 4.4 Berat Contoh
No. Tanggal
Berat Contoh (g)
Air
Rebusan
Janjangan
Kosong
Ampas
Press
Biji
Drap
AKhir
01. 21 April 2008 18,4182 20,1241 12,7990 19,6235 18,3871
02. 22 April2008 18,3547 20,1241 13,1152 21,1547 18,3862
03. 23 April 2008 17,3864 20,1246 13,6782 21,1462 15,8371
04. 24 April 2008 18,2960 19,4180 14,1949 18,3728 17,3962
05 25 April 2008 20,1472 20,1237 13,6965 19,6241 17,4162
06. 26 April 2008 18,3864 18,2260 12,4182 17,4175 18,3860

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


42
Sumber: PKS Adolina PTPN IV Perbaungan


Tabel 4.5 Losis Minyak Terhadap Contoh
No. Tanggal Air
Rebusan
(%)
Janjangan
Kosong
(%)
Ampas
Press
(%)
Biji
(%)
Drap
Akhir
(%)
01. 21 April 2008 0,49 2,42 4,16 0,69 0,48
02. 22 April 2008 0,50 2,43 4,07 0,77 0,51
03. 23 April 2008 0,51 2,38 4,10 0,70 0,48
04. 24 April 2008 0,53 2,40 4,12 0,72 0,49
05. 25 April 2008 0,54 2,39 4,13 0,70 0,52
06. 26 April 2008 0,55 2,37 4,12 0,69 0,50
Rata-rata 0,52 2,40 4,11 0,71 0,49
Sumber: PKS Adolina PTPN IV Perbaungan



Tabel 4.6 Standart Oil Losses
Losis Standart (%)
Air Rebusan 0,50
Janjangan Kosong 2,55
Ampas Press 4-4,5
Biji 0,77
Drap Akhir 0,50
Sumber: PKS Adolina PTPN IV Perbaungan


4.2 Perhitungan

4.2.1 Penentuan Persentase Produktivitas Rendemen Minyak Sawit

Rendemen Minyak Sawit =
2
1
G
G
x 100%
Dimana:

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


43
G
1
=CPO yang diproduksi (g)
G
2
=TBS yang diolah (g)


Hari I (21 April 2008)

Rendemen Minyak Sawit =
560041
130514
x 100% =23,30%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 23,50% (dapat dilihat pada tabel 4.1)




4.2.2 Penentuan Persentase Losis Terhadap Contoh

% Kadar Minyak =
G
G G
0 1

x 100%
Dimana:
G =Berat Contoh (g)
G
o
=Berat Labu Ekstraksi (g)


G
1
=Berat Labu Ekstraksi +Berat Minyak (g)


a. Pada Air Rebusan


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


44
% Kadar Minyak =
4182 , 18
3116 , 92 4018 , 92
x 100% =0,49%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 0,52% (dapat dilihat pada tabel 4.5)


b. Pada Janjangan Kosong

% Kadar Minyak =
1241 , 20
9507 , 107 4377 , 108
x 100% =2,42%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 2,40% (dapat dilihat pada tabel 4.5)





c. Pada Ampas Press

% Kadar Minyak =
7990 , 12
1346 , 104 6670 , 104
x 100% =4,16%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 4,11% (dapat dilihat pada tabel 4.5)


d. Pada Biji


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


45
% Kadar Minyak =
6235 , 19
3697 , 150 5051 , 150
x 100% =0,69%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 0,71% (dapat dilihat pada tabel 4.5)


e. Pada Drap Akhir

% Kadar Minyak =
3871 , 18
4172 , 103 5055 , 103
x 100% =0,48%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 0,49% (dapat dilihat pada tabel 4.5)






4.3 Pembahasan

Dari data hasil penentuan persentase produktivitas rendemen CPO (Tabel 4.1), dapat
kita lihat bahwa rata-rata persen rendemen CPO yang diperoleh selama 6 hari
berturut-turut adalah 23,50%. Dimana angka ini telah memenuhi standart pengolahan
yaitu antara 21-24%.


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


46
Dalam hal ini, terdapat perbedaan perolehan persentase rendemen CPO yang
cukup besar. Pada tanggal 24 April 2008 rendemen CPO mencapai 23,71% dan pada
tanggal 22 April 2008 hanya 23,07%, walaupun jumlah TBS yang diolah dan produksi
minyak sawit yang dihasilkan jauh lebih besar pada tanggal 22 April 2008.

Perbedaan perolehan persen rendemen CPO ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya varietas tanaman, umur tanaman, perawatan tanaman, mutu TBS,
derajat kematangan buah (mutu panen), pengangkutan dan proses pengolahan.

Buah yang paling banyak menghasilkan minyak (memiliki rendemen tertinggi)
adalah pada saat umur tanaman 10-20 tahun lalu menurun pada umur 20 tahun ke atas.
TBS yang dipanen hendaknya pada fraksi 1, 2 dan 3 karena pada fraksi ini buah dalam
keadaan matang dan kandungan minyaknya tinggi. Buah yang baru dipanen harus
langsung diangkut ke pabrik agar diolah, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelukaan pada buah yang dapat menyebabkan peningkatan asam lemak bebas. (Tim
Penulis PS. 1997)

Peningkatan asam lemak bebas ini dapat terjadi karena pecahnya membran
vacuola (yang memisahkan minyak dari komponen sel) sehingga minyak bercampur
dengan air sel, dan dengan dikatalisis oleh enzim lipase, lemak terhidrolisa
membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Selain itu, kehilangan minyak pada saat
proses pengolahan juga sangat berpengaruh.

Pada tabel 4.5 dapat kita lihat persen losis pada air rebusan, janjangan kosong,
ampas press, biji dan pada drap akhir masih dibawah standart yang ditentukan.

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


47
Dengan kata lain, losis minyak pada PKS Adolina PTPN IV Perbaungan masih
memenuhi standart pengolahan (dapat dilihat pada tabel 4.6).

Kehilangan minyak selama proses pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO
tidak dapat dihindari dalam setiap PKS. Hal ini disebabkan oleh alat yang tidak
bekerja pada kondisi optimum karena kesalahan dalam pengoperasian unit-unit
produksi. Misalnya, pada stasiun perebusan, apabila tekanan dan waktu perebusan
terlalu tinggi akan mengakibatkan losis minyak pada air rebusan bertambah, tetapi
apabila tekanan dan waktu perebusan terlalu rendah akan mengakibatkan pelumatan
dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga
losis minyak pada ampas dan biji bertambah. Pada stasiun penebahan, kerusakan pada
mesin penebah akan mengakibatkan kerja bantingan tidak sempurna sehingga losis
minyak pada janjangan tinggi karena masih banyak brondolan yang tertinggal pada
janjangan. (Sipayung. 1997)

Pada stasiun pengepresan, rendahnya tekanan pada pressan akan
mengakibatkan losis minyak pada ampas pressan tinggi dan pada stasiun klarifikasi,
kondisi dari mesin-mesin pada stasiun pemurnian ini harus selalu diperhatikan agar
minyak tidak terikut saat proses pemurnian berlangsung, sebagai contoh saat
pemisahan minyak dengan sludge dalam sludge separator, ukuran lubang nozzle
mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat. Semakin kecil ukuran nozzle maka
daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak dalam air buangan relatif kecil, akan
tetapi nozzle sangat cepat rusak, yang diakibatkan gesekan pasir halus (jumlah pasir
halus lebih banyak dari pada pasir kasar). Nozzle yang berukuran besar menyebabkan
kehilangan minyak yang relatif tinggi pada air buangan. Umumnya umur nozzle yang

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


48
yang berlubang kecil lebih pendek dibandingkan dengan yang berukuran besar.
(Naibaho. 1998)

Kesalahan ini harus ditekan seminim mungkin agar diperoleh rendemen yang
maksimal. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk memperkecil kehilangan minyak
yang terjadi selama proses pengolahan. Salah satunya adalah memperhatikan angka
kerja pengolahan saat mengoperasikan unit-unit produksi pada PKS. Angka ini
sebaiknya sesuai dengan Standar Fisik Kerja Pengolahan (dapat dilihat pada tabel
2.2). Selain itu, para karyawan sebagai operator unit-unit produksi diberikan suatu
pelatihan khusus mengenai pengoperasiannya secara benar, sehingga unit-unit
produksi dapat dioperasikan semaksimal mungkin.











BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


49



5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil pengamatan rendemen CPO pada PKS Adolina PTPN IV
Perbaungan mulai tanggal 21 April 2008 26 April 2008 didapat harga yang
memenuhi standart (21-24%) dengan rata-rata 23,50%.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen CPO adalah varietas tanaman,
pemeliharaan tanaman, mutu dan cara panen TBS, pengangkutan serta proses
pengolahan.
3. Kehilangan minyak pada air rebusan, janjangan kosong, ampas pressan, biji
dan drap akhir pada PKS Adolina PTPN IV Perbaungan mulai tanggal 21
April 2008 26 April 2008 (tabel 4.5) berada pada standart yang ditetapkan
(tabel 4.6). Losis minyak ini sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan,
dimulai dari stasiun perebusan sampai stasiun klarifikasi.


4.2 Saran

Walaupun harga rendemen CPO dan losis minyak pada PKS Adolina PTPN IV
Perbaungan telah memenuhi standart, tetapi pihak PKS hendaknya tetap
memperhatikan efisiensi kerja alat atau mesin pengolahan dan keterampilan para
karyawan dalam mengoperasikan alat sesuai dengan standart kerja fisik pengolahan,
karena besar kecilnya rendemen CPO dan kehilangan minyak tergantung pada
kemampuan operator dalam menjalankan fungsi dari masing-masing unit pengolahan

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


50
tersebut. Selain itu, juga perlu diperhatikan perlakuan di lapangan (perkebunan)
dimulai dari penanaman buah, pemeliharaan buah hingga sortasi panen agar didapat
bahan baku (TBS) yang layak olah.


























DAFTAR PUSTAKA


Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


51


Anonymous. 1990. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Riau: Direktorat Jenderal
Perkebunan.
Anonymous. 1996. Kumpulan Bahan-Bahan Pelatihan Untuk Karyawan Industri Hilir
Kelapa Sawit. Batam: PTP Agrintara Industri Hilir Kelapa Sawit.
Anonymous. 1997. Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Direktorat
Jenderal Perkebunan.
Anonymous. 1999. Bidang Teknik dan Teknologi Kelapa Sawit. P.Siantar: PTPN IV
Bahjambi.
Anonymous. 2000. Studi Tentang Produksi, Pemasaran, Konsumsi dan Investasi
Minyak Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta: PT. ICBS (International Contact
Business System, Inc.)
Darnoko, D. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya.
Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Fairhurst, T. dan Hardter, R. 2003. Oil Palm: Management For Large and Sustainable
Yields. Germany.
Fauzi, Ir. Yan. 2002. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Naibaho, P. M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS)
Pahan, I. 2006. Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Cetakan
1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Parlindungan. 1995. Upaya Mempertahankan Rendemen CPO Minimal 22%. Medan:
LPP.

Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009


52
Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. J ilid I. Yogyakarta:
Kanisius.
Sipayung, T. V., Gultom, M., Meliala, R. I. 1997. Pedoman Kerja PTPN III. Buku II:
Bidang Teknik dan Pengolahan.
Siregar, I. M. 1991. Pengelolaan dan Pengendalian Pengolahan. P.Siantar: Sarana
Empati Nusa Indah.
Tambun, R. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Medan: USU Press.
Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek
Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai