09E00357
09E00357
x 100%
Dimana:
G =Berat Contoh (g)
G
o
=Berat Labu Ekstraksi (g)
G
1
=Berat Labu Ekstraksi +Berat Minyak (g)
a. Pada Air Rebusan
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
44
% Kadar Minyak =
4182 , 18
3116 , 92 4018 , 92
x 100% =0,49%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 0,52% (dapat dilihat pada tabel 4.5)
b. Pada Janjangan Kosong
% Kadar Minyak =
1241 , 20
9507 , 107 4377 , 108
x 100% =2,42%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 2,40% (dapat dilihat pada tabel 4.5)
c. Pada Ampas Press
% Kadar Minyak =
7990 , 12
1346 , 104 6670 , 104
x 100% =4,16%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 4,11% (dapat dilihat pada tabel 4.5)
d. Pada Biji
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
45
% Kadar Minyak =
6235 , 19
3697 , 150 5051 , 150
x 100% =0,69%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 0,71% (dapat dilihat pada tabel 4.5)
e. Pada Drap Akhir
% Kadar Minyak =
3871 , 18
4172 , 103 5055 , 103
x 100% =0,48%
Dilakukan perhitungan yang sama pada hari berikutnya, sehingga didapat rata-rata
sebesar 0,49% (dapat dilihat pada tabel 4.5)
4.3 Pembahasan
Dari data hasil penentuan persentase produktivitas rendemen CPO (Tabel 4.1), dapat
kita lihat bahwa rata-rata persen rendemen CPO yang diperoleh selama 6 hari
berturut-turut adalah 23,50%. Dimana angka ini telah memenuhi standart pengolahan
yaitu antara 21-24%.
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
46
Dalam hal ini, terdapat perbedaan perolehan persentase rendemen CPO yang
cukup besar. Pada tanggal 24 April 2008 rendemen CPO mencapai 23,71% dan pada
tanggal 22 April 2008 hanya 23,07%, walaupun jumlah TBS yang diolah dan produksi
minyak sawit yang dihasilkan jauh lebih besar pada tanggal 22 April 2008.
Perbedaan perolehan persen rendemen CPO ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya varietas tanaman, umur tanaman, perawatan tanaman, mutu TBS,
derajat kematangan buah (mutu panen), pengangkutan dan proses pengolahan.
Buah yang paling banyak menghasilkan minyak (memiliki rendemen tertinggi)
adalah pada saat umur tanaman 10-20 tahun lalu menurun pada umur 20 tahun ke atas.
TBS yang dipanen hendaknya pada fraksi 1, 2 dan 3 karena pada fraksi ini buah dalam
keadaan matang dan kandungan minyaknya tinggi. Buah yang baru dipanen harus
langsung diangkut ke pabrik agar diolah, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelukaan pada buah yang dapat menyebabkan peningkatan asam lemak bebas. (Tim
Penulis PS. 1997)
Peningkatan asam lemak bebas ini dapat terjadi karena pecahnya membran
vacuola (yang memisahkan minyak dari komponen sel) sehingga minyak bercampur
dengan air sel, dan dengan dikatalisis oleh enzim lipase, lemak terhidrolisa
membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Selain itu, kehilangan minyak pada saat
proses pengolahan juga sangat berpengaruh.
Pada tabel 4.5 dapat kita lihat persen losis pada air rebusan, janjangan kosong,
ampas press, biji dan pada drap akhir masih dibawah standart yang ditentukan.
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
47
Dengan kata lain, losis minyak pada PKS Adolina PTPN IV Perbaungan masih
memenuhi standart pengolahan (dapat dilihat pada tabel 4.6).
Kehilangan minyak selama proses pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO
tidak dapat dihindari dalam setiap PKS. Hal ini disebabkan oleh alat yang tidak
bekerja pada kondisi optimum karena kesalahan dalam pengoperasian unit-unit
produksi. Misalnya, pada stasiun perebusan, apabila tekanan dan waktu perebusan
terlalu tinggi akan mengakibatkan losis minyak pada air rebusan bertambah, tetapi
apabila tekanan dan waktu perebusan terlalu rendah akan mengakibatkan pelumatan
dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga
losis minyak pada ampas dan biji bertambah. Pada stasiun penebahan, kerusakan pada
mesin penebah akan mengakibatkan kerja bantingan tidak sempurna sehingga losis
minyak pada janjangan tinggi karena masih banyak brondolan yang tertinggal pada
janjangan. (Sipayung. 1997)
Pada stasiun pengepresan, rendahnya tekanan pada pressan akan
mengakibatkan losis minyak pada ampas pressan tinggi dan pada stasiun klarifikasi,
kondisi dari mesin-mesin pada stasiun pemurnian ini harus selalu diperhatikan agar
minyak tidak terikut saat proses pemurnian berlangsung, sebagai contoh saat
pemisahan minyak dengan sludge dalam sludge separator, ukuran lubang nozzle
mempengaruhi pemisahan fraksi ringan dan berat. Semakin kecil ukuran nozzle maka
daya pisah semakin baik yaitu kadar minyak dalam air buangan relatif kecil, akan
tetapi nozzle sangat cepat rusak, yang diakibatkan gesekan pasir halus (jumlah pasir
halus lebih banyak dari pada pasir kasar). Nozzle yang berukuran besar menyebabkan
kehilangan minyak yang relatif tinggi pada air buangan. Umumnya umur nozzle yang
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
48
yang berlubang kecil lebih pendek dibandingkan dengan yang berukuran besar.
(Naibaho. 1998)
Kesalahan ini harus ditekan seminim mungkin agar diperoleh rendemen yang
maksimal. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk memperkecil kehilangan minyak
yang terjadi selama proses pengolahan. Salah satunya adalah memperhatikan angka
kerja pengolahan saat mengoperasikan unit-unit produksi pada PKS. Angka ini
sebaiknya sesuai dengan Standar Fisik Kerja Pengolahan (dapat dilihat pada tabel
2.2). Selain itu, para karyawan sebagai operator unit-unit produksi diberikan suatu
pelatihan khusus mengenai pengoperasiannya secara benar, sehingga unit-unit
produksi dapat dioperasikan semaksimal mungkin.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
49
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan rendemen CPO pada PKS Adolina PTPN IV
Perbaungan mulai tanggal 21 April 2008 26 April 2008 didapat harga yang
memenuhi standart (21-24%) dengan rata-rata 23,50%.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen CPO adalah varietas tanaman,
pemeliharaan tanaman, mutu dan cara panen TBS, pengangkutan serta proses
pengolahan.
3. Kehilangan minyak pada air rebusan, janjangan kosong, ampas pressan, biji
dan drap akhir pada PKS Adolina PTPN IV Perbaungan mulai tanggal 21
April 2008 26 April 2008 (tabel 4.5) berada pada standart yang ditetapkan
(tabel 4.6). Losis minyak ini sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan,
dimulai dari stasiun perebusan sampai stasiun klarifikasi.
4.2 Saran
Walaupun harga rendemen CPO dan losis minyak pada PKS Adolina PTPN IV
Perbaungan telah memenuhi standart, tetapi pihak PKS hendaknya tetap
memperhatikan efisiensi kerja alat atau mesin pengolahan dan keterampilan para
karyawan dalam mengoperasikan alat sesuai dengan standart kerja fisik pengolahan,
karena besar kecilnya rendemen CPO dan kehilangan minyak tergantung pada
kemampuan operator dalam menjalankan fungsi dari masing-masing unit pengolahan
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
50
tersebut. Selain itu, juga perlu diperhatikan perlakuan di lapangan (perkebunan)
dimulai dari penanaman buah, pemeliharaan buah hingga sortasi panen agar didapat
bahan baku (TBS) yang layak olah.
DAFTAR PUSTAKA
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
51
Anonymous. 1990. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. Riau: Direktorat Jenderal
Perkebunan.
Anonymous. 1996. Kumpulan Bahan-Bahan Pelatihan Untuk Karyawan Industri Hilir
Kelapa Sawit. Batam: PTP Agrintara Industri Hilir Kelapa Sawit.
Anonymous. 1997. Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Direktorat
Jenderal Perkebunan.
Anonymous. 1999. Bidang Teknik dan Teknologi Kelapa Sawit. P.Siantar: PTPN IV
Bahjambi.
Anonymous. 2000. Studi Tentang Produksi, Pemasaran, Konsumsi dan Investasi
Minyak Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta: PT. ICBS (International Contact
Business System, Inc.)
Darnoko, D. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya.
Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Fairhurst, T. dan Hardter, R. 2003. Oil Palm: Management For Large and Sustainable
Yields. Germany.
Fauzi, Ir. Yan. 2002. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.
Naibaho, P. M. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS)
Pahan, I. 2006. Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Cetakan
1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Parlindungan. 1995. Upaya Mempertahankan Rendemen CPO Minimal 22%. Medan:
LPP.
Nella Nainggolan Parhusip : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendemen Cpo (Crude Palm Oil) Di Pks (Pabrik
Kelapa Sawit) Adolina PTPN VI Perbaungan, 2008.
USU Repository 2009
52
Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. J ilid I. Yogyakarta:
Kanisius.
Sipayung, T. V., Gultom, M., Meliala, R. I. 1997. Pedoman Kerja PTPN III. Buku II:
Bidang Teknik dan Pengolahan.
Siregar, I. M. 1991. Pengelolaan dan Pengendalian Pengolahan. P.Siantar: Sarana
Empati Nusa Indah.
Tambun, R. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Medan: USU Press.
Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek
Pemasaran. Jakarta: Penebar Swadaya.