Anda di halaman 1dari 125

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

KATA PENGANTAR

Salam olah raga, Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, buku PERATURAN KOMPETISI PANJAT TEBING INDONESIA 2014 dapat selesai dengan baik, menjadi pegangan bagi para atlit, pelatih maupun pengurus dalam melaksanakan kompetisi ditingkat cabang, daerah maupun nasional. Terima kasih kepada team penyusun yang sudah bekerja keras dalam menyiapkan semua bahan dan meramu menjadi sebuah buku. Adalah menjadi tanggung jawab FPTI untuk membuat sebuah buku panduan untuk sebuah kompetisi sehingga dapat berjalan dengan baik, ada batasan batasan yang harus dipatuhi oleh semua penggiat olah raga Panjat Tebing sehingga kompetisi menjadi sukses. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua penggiat panjat tebing di Indonesia.

Salam olah raga Jakarta, 09 Januari 2014

Pontas P Sitanggang, MM Plt Ketua Umum PP FPTI

ii
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

TIM PENYADUR PRISTIAWAN BUNTORO IWAN DARMAWAN WIDHI SASONGKO HADI RONALD NOVAR MAMARIMBING MARIA TOBING

Editor teks : Fatah Raditya

Setting : Font Tahoma 7,5 dicetak diatas kertas A5 Hak cipta dipegang oleh Federasi Panjat Tebing Indonesia. Jika mengutip isi buku ini mohon disebut pemegang hak cipta. Buku ini dapat diperbanyak tanpa ijin, kecuali untuk tujuan komersil harus mendapat ijin tertulis dari FPTI. File dalam bentuk DPF dapat diakses di website FPTI. Saran atau komentar mohon disampaikan melalui email ke pristwn@yahoo.com.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

iii

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii iv

1.

FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 1.1 1.2 1.3 1.4 Pendahuluan Tugas FPTI Kompetisi Pihak pihak resmi Kompetisi FPTI 1 1 1 2

2.

PENYELENGGARA KOMPETISI, PEMANJAT DAN OFISIAL TIM 2.1 2.2 2.3 2.4 Pendahuluan Tanggung jawab penyelenggara Kompetisi, pemanjat dan ofisial tim Kuota Tim Pendaftaran Pemanjat 5 5 6 6

3.

PERATURAN UMUM 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 Tata Tertib/Kedisiplinan Keamanan Zona Kompetisi Pakaian dan Peralatan Pemeliharaan Dinding Peringkat 7 7 8 9 10 10

4.

PROSEDUR KEDISIPLINAN 4.1 4.2 4.3 4.4 Pendahuluan Para Pemanjat Ofisial Tim Personil Lain 12 12 14 14

5.

ANTI DOPING 5.1 5.2 5.3 5.4 Pemakaian Penerapan Badan badan yang Kompeten dalam FPTI Pelanggaran dan Sanksi 15 15 15 15

6.

LEAD 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.10 6.11 6.12 6.13 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Penilaian dan Waktu Pemanjatan Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi Prosedur Pengamatan Jalur Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap Babak Insiden Teknis Penggunaan Rekaman Video Protes 16 16 16 19 21 21 22 24 25 27 29 31 32

iv
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

7.

BOULDER 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 7.10 7.11 7.12 7.13 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Penilaian dan Pencatatan Waktu Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi Prosedur Pengamatan Jalur Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap babak Insiden Teknis Penggunaan Rekaman Video Protes 35 35 36 36 37 37 38 41 42 43 44 45 45

8.

SPEED 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 8.10 8.11 8.12 8.13 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Pencatatan Waktu Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi Prosedur Percobaan Lintasan / Practice Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap babak Insiden Teknis Penggunaan Rekaman Video Protes 48 48 49 50 51 51 52 53 54 57 57 58 59

9.

SPEED TIM 9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 Umum Struktur Dinding Panjat Pencatatan Waktu Prosedur Kompetisi Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap babak 68 68 68 69 70 73

10.

SPEED KLASIK 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.9 10.10 10.11 10.12 10.13 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Pencatatan Waktu Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi Prosedur Percobaan Lintasan Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap babak Insiden Teknis Penggunaan Rekaman Video Protes 74 74 74 76 77 77 78 80 80 83 84 84 85

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

11.

SPEED TRACK 11.1 11.2 11.3 11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 11.10 11.11 11.12 11.13 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Pencatatan Waktu Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi Prosedur Latihan Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap babak Insiden Teknis Penggunaan Rekaman Video Protes 88 88 88 89 89 89 89 89 89 91 91 91 91

12.

LEAD TIM 12.1 12.2 12.3 12.4 12.5 12.6 12.7 12.8 12.9 12.10 12.11 12.12 12.13 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Penilaian dan Waktu Pemanjatan Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi / Kompetisi Prosedur Pengamatan Jalur Prosedur Pemanjatan Peringkat pada setiap babak Insiden Teknis Penggunaan Video Rekaman Protes Protes 92 92 92 93 93 93 93 94 95 95 96 97 97

13.

BOULDER TIM 13.1 13.2 13.3 13.4 13.5 13.6 13.7 13.8 13.9 13.10 13.11 13.12 Umum Struktur Dinding Panjat Keamanan Penilaian dan Pencatatan Waktu Kuota untuk setiap Babak Urutan Pemanjatan Prosedur Kompetisi / Kompetisi Prosedur Pemanjatan Peringkat Pada Setiap babak Insiden Teknis Penggunaan Rekaman Video Protes 98 98 98 99 99 99 99 100 100 101 102 102

14.

SPEED WORLD RECORD 14.1 14.2 14.3 Umum Struktur Dinding Panjat Pencatatan Waktu 103 103 103

15.

SIRKUIT DAN EVENT KOMPETISI PANJAT TEBING NASIONAL 15.1 15.2 15.3 Pengertian Penyelenggara Kategori dan Nomor Kompetisi 104 104 104

vi
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 15.4 15.5 Peraturan Kompetisi Peringkat Nasional 104 105

16.

KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS) FPTI 16.1 16.2 16.3 16.4 16.5 16.6 Pendahuluan Ofisial Kompetisi FPTI Kategori dan Nomor Kompetisi Kuota Pemanjat dan Ofisial Penghargaan Dalam Kejurnas/Kejurda FPTI Nomor Kompetisi dan Alokasi Pemanjat Pada Setiap Nomor 106 106 106 107 108 108

17.

KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS) FPTI KELOMPOK UMUR 17.1 17.2 17.3 17.4 17.5 17.6 17.7 17.8 17.9 Pendahuluan Ofisial Kompetisi FPTI Kategori dan Nomor Kompetisi Pengelompokan Umur Lead dan Speed Boulder Kuota Pemanjat dan Ofisial Alokasi Pemanjat Pada Setiap Kategori Biaya Administrasi Pemanjat 110 110 110 110 111 111 112 112 113

18.

LEAD PARACLIMBING 18.1 18.2 18.3 18.4 18.5 18.6 18.7 Peraturan Umum Format Urutan Pemanjatan Prosedur Pemanjatan Peringkat Jalur dan Keamanan Hadiah dan Piala 114 115 116 116 116 117 117

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

vii

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 1. FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 1.1. 1.1.1. PENDAHULUAN Federasi Panjat Tebing Indonesia (selanjutnya disingkat FPTI) bertanggung jawab terhadap administrasi serta pengembangan segala aspek yang berhubungan dengan olahraga dan Kompetisi panjat tebing Indonesia. FPTI mempunyai kewenangan terhadap semua Kompetisi panjat tebing nasional, seperti diatur dalam pasal 1.3 dibawah. Adapun tanggung jawab FPTI adalah sebagai berikut: a) b) c) d) Melakukan pengawasan pada semua aspek teknis dan aspek lain yang berhubungan dengan olahraga panjat tebing. Menerima permohonan dari calon-calon penyelenggara untuk mengorganisir dan atau menyelenggarakan Kompetisi/kejuaraan. Menyetujui permohonan tersebut berkenaan dengan kemajuan olah raga panjat tebing dan setelah melihat kemampuan pengorganisasian dan pendanaan. Seluruh Kompetisi yang telah diakui FPTI harus diselenggarakan dan dijalankan dengan benar berdasarkan pada peraturan dan aturan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi FPTI digambarkan secara rinci dalam Statuta dan Peraturan FPTI.

1.1.2

1.2 1.2.1

TUGAS FPTI Untuk urusan-urusan mengenai organisasi Kompetisi panjat tebing nasional, tugas tugas FPTI sesuai tingkatan kepengurusan (pusat/daerah) adalah: a) b) c) d) Menerima semua permohonan untuk menyelenggarakan Kompetisi yang disetujui atau disetujui dan diakui FPTI. Mengurusi semua hal, baik yang berhubungan dengan masalah umum maupun yang berhubungan dengan Kompetisi yang akan diselenggarakan. Menyebarkan semua informasi mengenai Kompetisi yang diakui dan atau diselenggarakan oleh FPTI. Memberikan peraturan FPTI, regulasi dan pemberitahuan lainnya. Amandemen bisa diterbitkan untuk dokumen tersebut, yang mana harus dibaca bersama dengan dan harus mendahulukan dokumen. Melakukan publikasi resmi mengenai semua hasil Kompetisi, Peringkat Sirkuit Nasional dan Peringkat Berjalan Nasional dan informasi resmi lainnya. Perjanjian dari pihak pihak resmi FPTI untuk Kompetisi yang disetujui.

e) g) 1.3 1.3.1

KOMPETISI Hanya anggota FPTI, atau organisasi-organisasi khusus yang telah dikenal oleh FPTI yang diperbolehkan untuk mengajukan permohonan menyelenggarakan sebuah Kompetisi yang diakui oleh FPTI. Kompetisi panjat tebing nasional yang memerlukan rekomendasi untuk disetujui dan diakui FPTI adalah sebagai berikut: 1

1.3.2

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia a) Jenis Kejuaraan, yang terdiri dari: i) ii) iii) iv) b) Terbuka. Militer. Kelompok Umur. Pelajar.

Tingkat Kejuaraan: i) ii) iii) iv) Nasional. Regional (beberapa Provinsi yang berada dalam satu wilayah). Provinsi/Daerah. Kabupaten/Kota.

c)

Kejuaraan yang direkomendasi FPTI, yaitu: i) ii) iii) iv) v) vi) vii) Sirkuit Nasional. Kejuaraan Nasional FPTI. Kejuaraan Nasional Kelompok Umur FPTI. Kompetisi Regional. Kompetisi Regional Kelompok Umur. Kejuaraan Daerah/Sirkuit Daerah. Even Kompetisi Nasional dan Daerah.

1.3.3 1.3.4

Dalam suatu kejuaraan/Kompetisi dapat terdiri dari lebih dari satu jenis atau tingkat kejuaraan/Kompetisi. Hanya pemanjat pemegang Kartu Identitas FPTI (A1 atau A0) yang masih berlaku yang berhak mengikuti kejuaraan/Kompetisi yang disetujui dan atau disetujui dan diakui oleh FPTI yang menjadi dasar penghitungan Peringkat Nasional. FPTI merupakan wewenang akhir dari semua Kompetisi Panjat Tebing Indonesia. FPTI telah diakui sebagai anggota federasi oleh Komite Olah Raga Nasional (KONI) dan Komite Olahraga Internasional (KOI). FPTI juga merupakan anggota dari International Federation Sport Climbing (IFSC) dan Union Internationale Des Associations DAlpinisme (UIAA). PIHAK PIHAK RESMI KOMPETISI FPTI FPTI dapat secara formal menunjuk pihak - pihak resmi berikut untuk tiap Kompetisi yang disetujui oleh FPTI :

1.3.5 1.3.6

1.4 1.4.1

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Jury President
a) Jury President memiliki wewenang menyeluruh dalam Zona Kompetisi (seperti dirumuskan dalam Pasal 3.3). Wewenang ini mencakup kegiatan awak media dan semua orang yang ditugaskan oleh penyelenggara. Wewenang menyeluruh dari Jury President mencakup semua aspek jalannya Kompetisi. Jury President memimpin atas semua rapat pihak resmi FPTI dan atas organisasi dan rapat teknis dengan penyelenggara Kompetisi, Ofisial Tim dan pemanjat. Walaupun Jury President tidak secara biasanya memiliki peran penjurian, mereka dapat sewaktu waktu memilih untuk melaksanakan segala tugas penjurian yang ditugaskan kepada FPTI Judge atau juri lain jika dianggap perlu. Jury President bertanggung jawab untuk mengarahkan semua FPTI Judge yang bertugas memahami Peraturan FPTI sebelum mulainya Kompetisi. Jury President diminta untuk mengumpulkan laporan rinci kepada FPTI di Kompetisi dan pada setiap Calon Juri yang menjalani tahap akhir dari program pelatihan mereka.

FPTI Judge
b) FPTI Judge merupakan Juri Nasional yang dipilih oleh FPTI untuk membantu Jury President yang melakukan semua aspek penjurian Kompetisi. Tambahan FPTI Judge dapat ditunjuk. FPTI juga dapat menunjuk Calon Juri yang menjalankan akhir program tahap pelatihan mereka dengan membantu FPTI Judge dalam tugas penjurian mereka. FPTI Judge bertanggung jawab untuk memberitahukan pengumuman starting list dan hasil, permohonan, dan perubahan penting lain diprogram acara Kompetisi. FPTI Judge dibantu dalam penjurian oleh (Route Judge atau Boulder Judge) ditunjuk oleh penyelenggara Kompetisi atau anggota federasi yang ikut mengatur. Peran utama dari seorang FPTI Judge adalah untuk mewasiti penampilan dari para pemanjat di jalur dan boulder berturut turut. FPTI Judge haruslah orang yang setidaknya memegang lisensi Daerah. FPTI Judge harus diinformasikan sepenuhnya akan peraturan teknis dan regulasi yang mengatur Kompetisi yang disetujui oleh FPTI, dan harus diberi instruksi dalam tugas tugas mereka, dan bekerja dibawah arahan, FPTI Judge.

Chief Route Setter


c) Chief Route Setter berkordinasi dengan anggota dari tim pembuat jalur yang ditunjuk oleh penyelenggara sebelum Kompetisi untuk merencanakan dan mengkoordinasi semua persoalan pembuatan jalur dan pemeliharaan jalur, termasuk model dari tiap jalur atau boulder; pemasangan pegangan, titik titik pengaman dan peralatan lain sesuai dengan regulasi FPTI; memperbaiki dan membersihkan jalur dan boulder; dan model, pemasangan dan pemeliharaan dari fasilitas Pemanasan. Chief Route Setter bertanggung jawab untuk memeriksa standar teknis dan keamanan dari tiap jalur atau boulder, mengusulkan kepada Jury President atas segala persoalan teknis dalam Zona Kompetisi, membantu menyusun topo jalur dari jalur lead, dan mengusulkan para juri dalam letak penempatan kamera video. Chief Route Setter diminta untuk mengumpulkan laporan rinci kepada FPTI di Kompetisi dan pada setiap Calon Chief Route Setter yang menjalani tahap akhir dari program pelatihan mereka.

FPTI Delegate
d) FPTI Delegate berhubungan dengan semua persoalan organisasi berkaitan FPTI selama jalannya Kompetisi. FPTI Delegate memiliki wewenang untuk memastikan bahwa fasilitas dan pelayanan yang disediakan penyelenggara Kompetisi (seperti pendaftaran pemanjat dan lainnya; penilaian dan pelayanan 3

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia hasil; dan fasilitas medis, media dan lainnya) sesuai dengan Regulasi FPTI. FPTI Delegate adalah anggota Juri Protes, dan memiliki hak untuk menghadiri semua rapat dengan penyelenggara Kompetisi, dan mengambil bagian dalam kapasitas memberi nasihat dirapat Juri Kompetisi. Dalam hal ketidak hadiran Jury President dan sebelum kedatangan mereka diKompetisi, FPTI Delegate berperan penting dalam organisasi Kompetisi di Zona Kompetisi. Dibawah keadaan pengecualian, FPTI Delegate memiliki wewenang untuk memutuskan menerapkan langkah darurat, misalnya penyesuaian format Kompetisi. Langkah tersebut dipisahkan secara khusus oleh FPTI. FPTI Delegate harus mengumpulkan laporan rinci Kompetisi kepada FPTI. Untuk Kompetisi dimana FPTI Delegate belum dipilih atau sekiranya ketidak hadiran FPTI Delegate, Jury President akan mengambil alih tugas FPTI Delegate.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 2. PENYELENGGARA KOMPETISI, PEMANJAT DAN OFISIAL TIM 2.1. PENDAHULUAN 2.1.1. 2.1.2 FPTI menghormati secara penuh otonomi anggota federasi dalam kesamaan kegiatan nasional mereka. Penyelenggara Kompetisi adalah perorangan, lembaga dan atau organisasi anggota FPTI yang telah memenuhi syarat dan mendapat rekomendasi untuk menyelenggarakan suatu Kompetisi/kejuaraan panjat tebing. Pemanjat adalah semua individu yang terdaftar dan telah memenuhi syarat sebagai pemanjat Kompetisi panjat tebing, baik secara perseorangan maupun utusan organisasi anggota FPTI. Ofisial Tim adalah personil yang bertanggung jawab terhadap pemanjat baik sebagai perorangan maupun sebagai sebuah tim yang merupakan utusan Pengurus Provinsi yang telah memenuhi syarat. FPTI menghormati semua yang berkaitan dengan aktifitas tiap penyelenggara Kompetisi, pemanjat, ofisial tim. TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA KOMPETISI, PEMANJAT DAN OFISIAL TIM Menjadi kewajiban semua penyelenggara Kompetisi, pemanjat, ofisial tim serta semua yang berhubungan dengan penyelenggaraan Kompetisi yang disetujui atau, disetujui dan diakui FPTI, apakah bekerjasama langsung dengan FPTI atau dalam asosiasi dengan anggota federasi atau dengan penyelenggara Kompetisi, untuk: a) Secara sukarela menerima bahwa promosi, pengembangan dan administrasi yang berhubungan dengan olahraga dan Kompetisi panjat tebing dikontrol sepenuhnya oleh FPTI. Menjamin bahwa tidak ada bantuan keuangan atau perjanjian lain yang akan diterima organisasi penyelenggara (misal: televisi, sponsor Kompetisi, dll), yang dikhawatirkan akan menimbulkan konflik dengan perjanjian yang telah dibuat dengan FPTI tanpa terlebih dahulu mengajukan permohonan tertulis kepada FPTI. Selalu meminta masukan dan persetujuan FPTI tentang berbagai hal yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama olahraga panjat tebing

2.1.3

2.1.4

2.1.5 2.2. 2.2.1

b)

c) 2.2.2

Menjadi tanggung jawab penyelenggara Kompetisi untuk: a) Menjalankan, mempromosikan dan mengembangkan secara aktif olahraga panjat tebing, dan sungguh-sungguh menegakkan prinsip-prinsip Piagam Olimpiade (Olympic Charter), peraturan-peraturan dari IOC Medical Code, dan juga peraturan FPTI serta aturan yang telah ditetapkan untuk Kompetisi olah raga panjat tebing nasional. Memahami dan mematuhi aturan dan peraturan dalam olah raga panjat tebing serta menjamin bahwa para pemanjat dan tim ofisial menjunjung tinggi sportivitas. Bersama-sama dengan para pemanjat dan tim ofisial berusaha dengan terus menerus dan aktif melawan penggunaan obat-obatan dan bahan-bahan terlarang lainnya, serta berusaha mematuhi semua aturan dan pedoman yang 5

b)

c)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia ada untuk menjamin berlangsungnya test pemakaian doping setelah Kompetisi ketika diperlukan. d) e) Melarang segala metode atau praktik yang dapat menyebabkan resiko yang tidak diinginkan terhadap kesehatan atau perkembangan fisik para pemanjat. Bersama-sama berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melawan setiap keinginan untuk memanipulasi aturan dan peraturan yang dapat menguntungkan pemanjat dan tim ofisial tertentu. Menyakinkan bahwa para pemanjat dan tim ofisial akan memperlakukan pemanjat, ofisial dan pihak lainnya yang terlibat dalam olah raga panjat tebing dengan penuh hormat setiap saat baik selama Kompetisi berlangsung atau pada kegiatan lainnya.

f)

2.2.3 2.3. 2.3.1 2.3.2

Menjadi tanggung jawab semua ofisial tim dan pemanjat untuk memastikan bahwa mereka dibekali informasi yang memadai berkaitan dengan Kompetisi. KUOTA TIM Kuota Tim untuk para pemanjat ditetapkan hanya untuk Kejuaraan Nasional FPTI, Kejuaraan Nasional FPTI Kelompok Umur, Pra PON dan PON. Setiap tim diijinkan untuk mendaftarkan sampai maksimal lima (5) ofisial tim yang dijamin bebas masuk dalam Zona Kompetisi (venues). Ofisial Tim ini harus dicantumkan dalam formulir permohonan/pendaftaran dan secara khusus dijelaskan untuk masing-masing posisi dibawah ini: a) b) c) Tim Manajer. Tim Pelatih. Tim Medis.

Ofisial Tim ini diijinkan untuk memasuki dan meninggalkan Zona Isolasi dengan ketentuan yang sama seperti yang diberlakukan pada pemanjat. 2.4. 2.4.1. 2.4.2. 2.4.3 PENDAFTARAN PEMANJAT Batas waktu pendaftaran bagi pemanjat yang diberitahukan pada informasi Kompetisi yang disebarkan FPTI harus dipatuhi. Pendaftaran setelah batas waktu dikenakan biaya pendaftaran tambahan. Berdasarkan kebijakan FPTI Delegate, perubahan nama-nama pemanjat dapat diterima. Perubahan ini harus diberitahukan kepada FPTI Delegate sebelum penutupan Zona Isolasi.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 3. PERATURAN UMUM 3.1 3.1.1 TATA TERTIB/KEDISIPLINAN Kompetisi Panjat Tebing Indonesia mencakup kategori sebagai berikut : a) Lead : Pemanjatan dilakukan dengan pemanjat memasang titik pengaman saat melakukan pemanjatan. Gerak maju sepanjang sumbu jalur menentukan peringkat pemanjat. Pemanjatan jalur pendek dilakukan tanpa tali dan delengkapi dengan matras pendaratan untuk keamanan. Jumlah Jalur Boulder yang berhasil diselesaikan menentukan peringkat pemanjat. Pemanjatan dilakukan dengan sebuah tali pengaman yang telah terpasang (Top-Rope). Waktu untuk menyelesaikan jalur menentukan peringkat pemanjat.

b)

Boulder

c)

Speed

3.2

KEAMANAN

Tanggung Jawab
3.2.1
Penyelenggara Kompetisi harus bertanggung jawab untuk memelihara keamanan dalam Zona Kompetisi dan Zona publik, dan semua aktivitas lain yang terkait dengan jalannya Kompetisi. Setiap pemanjat sadar dan sepenuhnya bertanggung jawab untuk peralatan dan pakaian yang mereka pakai selama usaha pemanjatan. Jury President dapat berkonsultasi dengan Chief Route Setter, memiliki wewenang untuk mengambil keputusan dalam segala hal mengenai keamanan dalam Zona Kompetisi, termasuk menolak untuk memberi ijin untuk memulai atau melanjutkan Kompetisi. Semua pihak pihak resmi atau orang lain yang dianggap oleh Jury President melanggar prosedur keselamatan, atau dianggap dapat membahayakan keselamatan, maka orang tersebut dapat dibebas tugaskan dalam Kompetisi dan atau dikeluarkan dari arena Kompetisi.

3.2.2 3.2.3

Peralatan
3.2.4
Peralatan teknis yang digunakan di Kompetisi Panjat Tebing Indonesia harus memenuhi Standar EN (atau setara dengan standar Internasional) kecuali ditetapkan lain oleh FPTI atau, dalam kondisi tertentu Jury President mempunyai wewenang untuk menetapkan lain. Standar peralatan teknis yang digunakan (sesuai table dibawah ini) : Standar yang Diterapkan untuk peralatan teknis yang digunakan di Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Peralatan Belay Devices (Locking) Belay Devices (Manual) Harness Pegangan (point) Tali Pemanjatan Struktur Dinding Panjat Karabiners (screwgate) Standar CEN EN15151-1 (konsep) EN15151-2 (konsep) EN12277:2007 (Tipe C) EN12572-3:2008 EN892:2004 EN12572-1:2008, EN12572-2:2008 EN12275:1998 (Tipe H) 7

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Karabiners (Auto-Lock) Quickdraw / Tape Slings Quickdraw / Penghubung (Karabiner) Quickdraw/ penghubung (Quick link) EN12275:1998 (Tipe H) EN566:2007 EN12275:1998 (Tipe B, Tipe D) EN12275:1998 (Tipe Q)

Personil Medis 3.2.5 Jury President harus memastikan bahwa seorang dokter medis (Dokter Kompetisi)
hadir untuk merespon cepat setiap kecelakaan atau cedera untuk seorang pemanjat atau pihak resmi yang bekerja di dalam Zona Kompetisi. Dokter Kompetisi harus hadir dari jadwal pembukaan Zona Isolasi / Zona Pemanasan selesainya percobaan dari pemanjat terakhir dalam setiap babak Kompetisi. Bila Jury President meyakini bahwa seorang pemanjat tidak sehat untuk berKompetisi dengan segala alasan, seperti cedera atau sakit, maka Jury President memiliki wewenang untuk meminta pemeriksaan pada pemanjat oleh Dokter Kompetisi yang akan memulai dengan test fisik sebagai berikut: a) Tubuh bagian bawah : Pemanjat harus sanggup melakukan 5x lompat satu kaki berturutan dengan masing masing kaki. Pemanjat harus sanggup melakukan 5x pushup berturutan menggunakan kedua lengan. Pemanjat harus mampu menghentikan pendarahan untuk bisa meyakinkan bahwa dia tidak akan menaruh darah pada point. Saputangan putih digunakan pada luka (setelah mengikat luka tersebut) jangan sampai menunjukkan segala tanda mengenai darah.

3.2.6

b) c)

Tubuh bagian atas Pendarahan

: :

Jika berdasarkan hasil tes fisik, dokter menganggap pemanjat yang bersangkutan tidak layak untuk mengikuti Kompetisi, maka Jury President akan melarang pemanjat tersebut untuk mengikuti Kompetisi. Namun jika pada babak berikutnya terbukti pemanjat bersangkutan telah pulih, maka ia bisa meminta kembali untuk menjalani tes-tes fisik yang telah diakui tersebut.

3.2.7

Tidak dapat dibenarkan melakukan sesuatu atas permintaan dari pemanjat, misal pada Kompetisi Boulder turun kedasar/lantai dari atas (top) pada boulder dengan melalui sebuah tangga. ZONA KOMPETISI

3.3

Umum
3.3.1
Zona Kompetisi mencakup: a) b) c) d) Semua Zona Isolasi/Zona Pemanasan; Semua Zona Transit; Semua Zona Transit; dan Satu atau lebih Zona Kompetisi,

Yang mana dapat dibuat garis pembatas dari Zona apapun terbuka untuk umum. 8

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

3.3.2

Zona Kompetisi mencakup dinding panjat, Zona didepan dan disamping dinding panjat, dan Zona lain yang ditunjuk secara khusus untuk mengadakan Kompetisi yang aman dan wajar, seperti tambahan Zona yang dibutuhkan untuk rekaman video atau pemutaran. Merokok diperbolehkan hanya di Zona yang ditunjuk khusus, biasanya diluar pintu dari Zona Isolasi/Zona Pemanasan tetapi tidak didalam atau dekat Zona Transit atau Zona Kompetisi. Zona merokok yang ditunjuk harus diperlakukan sebagai bagian dari Zona Isolasi dan Peraturan Isolasi berlaku. Tidak ada pemanjat atau Ofisial Tim yang diijinkan untuk membawa atau menggunakan alat komunikasi elektronik apapun selama berada di Zona Kompetisi kecuali Jury President telah mengijinkan peralatan tersebut.

3.3.3

3.3.4

Akses ke Zona Kompetisi


3.3.5
Hanya orang orang yang ditetapkan dibawah ini yang dapat diijinkan untuk memasuki Zona Kompetisi : a) b) c) d) e) Pihak pihak resmi FPTI; Pihak pihak resmi Penyelenggara; Pemanjat yang memenuhi syarat untuk mengambil bagian dalam babak Kompetisi (diarahkan oleh Jury President); Ofisial Tim yang disahkan (hanya Zona Isolasi/Zona Pemanasan); Orang lain yang disahkan secara khusus oleh Jury President. Orang tersebut harus, selama di Zona Kompetisi, ditemani dan diawasi oleh pihak resmi untuk memastikan pemeliharaan keamanan Zona Kompetisi dan melarang gangguan apapun, atau campur tangan pada, setiap pemanjat.

3.3.6 3.3.7
3.4

Membawa hewan peliharan tidak diijinkan di Zona Kompetisi, kecuali atas persetujuan dari Jury President. Kegagalan untuk mematuhi peraturan tersebut dapat menghasilkan ketidakdisiplinan sesuai dengan Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan). PAKAIAN DAN PERALATAN Semua peralatan yang digunakan oleh pemanjat harus menurut dengan standar, seperti yang dikemukakan pada Pasal 3.2.4. kecuali ditetapkan lain oleh FPTI. Penggunaan yang tidak diakui atau modifikasi yang tidak diakui dari peralatan, simpul dan pakaian, atau yang tidak memenuhi peraturan pemasangan, atau pelanggaran apapun dari bagian peraturan FPTI dan regulasi yang mengatur pakaian dan peralatan tim, akan membuat pemanjat dikenakan tindakan ketidak disiplinan sesuai dengan Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan). Pemanjat yang mewakili tim provinsi, ketika memanjat, harus memakai seragam Ofisial Tim yang akan berisi : a) b) Gambar bendera provinsi atau warna dari bendera provinsi atau warna dari bendera KONI provinsi, dan Nama provinsi atau huruf Kode Provinsi 9 tindak

3.4.1

3.4.2

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia c) Atasan tim dapat berbeda untuk para pemanjat pria dan wanita.

3.4.3

BIB number yang disediakan oleh penyelenggara Kompetisi, tidak boleh digunting atau diubah, harus dipasang secara jelas dibelakang atas. Ukuran dari BIB Number tidak boleh melebihi 18 x 24 cm (mendatar). Penyelenggara Kompetisi dapat menyediakan bib number lain untuk diletakkan dicelana panjang pemanjat. Setiap pemanjat bebas untuk menggunakan sebuah chalk bag, helm panjat tebing, dan pakaian (sebagai tambahan atasan tim) yang mereka inginkan. Semua peralatan dan pakaian harus sesuai dengan peraturan pemasangan berikut : a) b) c) Pemakaian di kepala Atasan Tim Chalk Bag : : : Hanya nama dan/atau logo pabrik; Label Sponsor tidak lebih dari 300 centimeter persegi (300 cm2 ) secara total; Nama dan/atau logo pabrik dan label sponsor tidak lebih dari 100 centimeter (100 cm) secara total; Hanya nama dan/atau logo.

3.4.4

d)

Sepatu dan kaos kaki

Tulisan dan logo yang menunjukkan federasi dan/atau provinsi yang mana pemanjat termasuk anggotanya diijinkan untuk semua item diatas, sebagai tambahan sesuai batas ukuran yang ditetapkan. Pemasangan nama atau logo ditempatkan langsung pada bagian tubuh pemanjat, misal, tato, dapat dihitung dalam batas ukuran yang ditetapkan untuk masing masing bagian dari tubuh diatas.

3.4.5 3.4.6 3.4.7


3.5

Selama percobaan pemanjatan sebuah jalur atau boulder, pemanjat hanya dibolehkan untuk menggunakan kapur (kering atau cair) untuk tangan mereka. Jika memungkinkan pemanjat dan Ofisial Tim akan memakai seragam tim yang berbeda, khususnya saat upacara penghargaan. Penolakan untuk mematuhi peraturan tersebut akan menghasilkan tindak ketidak disiplinan sesuai dengan Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan). PEMELIHARAAN DINDING Chief Route Setter harus menguji bahwa tim pemelihara yang berpengalaman tersedia sepanjang Kompetisi bertujuan untuk melakukan pemeliharaan apapun dan perbaikan yang diperintahkan oleh FPTI Judge secara efisien dan cara yang aman. Prosedur keselamatan harus sangat diperhatikan serius. Dibawah arahan FPTI Judge, Chief Route Setter akan secepatnya menyusun untuk perbaikan kerja apapun. Dalam penyelesaian suatu perbaikan, harus diawasi oleh Chief Route Setter yang dapat mengusulkan kepada Jury President apakah perbaikan menghasilkan keuntungan secara tak wajar atau ketidak-untungan bagi pemanjat berikut. Keputusan dari Jury President untuk melanjutkan, atau untuk menghentikan dan memulai lagi dari awal babak Kompetisi tersebut, merupakan keputusan akhir, dan tidak ada Protes yang dapat diterima untuk mematuhi keputusan ini. PERINGKAT Prosedur untuk peringkat individual atlit selama Kompetisi dijelaskan dalam bagian Kompetisi Lead, Boulder dan Speed.

3.5.1

3.5.2

3.6

3.6.1
10

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

3.6.2

Peringkat Nasional adalah susunan peringkat atlit secara perorangan yang disusun secara akumulatif berdasarkan : a) Kompetisi resmi FPTI skala nasional yang masuk dalam kalender Sirkuit Nasional.

3.6.3 3.6.4

Pemeringkatan atlit nasional dilakukan untuk semua kategori dan nomor Kompetisi perorangan serta kelompok umur. FPTI mempublikasikan Peringkat Nasional berikut: a) b) c) Prosedur untuk menghitung Peringkat Nasional dijelaskan dalam Lampiran Pasal 15.5. Peringkat Nasional Berjalan disusun dengan dasar dari hasil yang dicapai atlit pada semua Kompetisi yang diadakan FPTI dua belas (12) bulan sebelumnya. Peringkat Nasional dipublikasikan melalui media resmi FPTI.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

11

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 4. PROSEDUR KEDISIPLINAN 4.1. PENDAHULUAN Jury President memiliki wewenang menyeluruh atas segala kegiatan dan keputusan yang mempengaruhi Kompetisi dalam Zona Kompetisi. PARA PEMANJAT

4.1.1.
4.2.

Umum
4.2.1.
Baik Jury President dan FPTI Judge diberi kuasa untuk mengambil tindakan tindakan berikut berkenaan dengan pelanggaran pelanggaran dari peraturan Kompetisi dan berkenaan dengan untuk persoalan ketidak-disiplinan oleh pemanjat. a) b) Informal, peringatan lisan; Peringatan resmi disertai dengan pemberian Kartu Kuning.

4.2.2.

Secepatnya setelah pemberian Kartu Kuning atau Merah, Jury President harus : a) Menyerahkan pernyataan tertulis kepada manajer tim (atau bila manajer tim tidak hadir, kepada pemanjat terkait) mengenai pelanggaran dan apakah Jury President mengusulkan untuk menyerahkan persoalan tersebut untuk pertimbangan lebih lanjut tindak kedisiplinan sesuai dengan peraturan; Menyerahkan salinan dari pernyataan tertulis ini bersamaan dengan laporan rinci atas pelanggaran peraturan, bukti pelanggaran dan rekomendasi mengenai pertimbangan sanksi tambahan untuk penyerahan kepada Komisi Disiplin FPTI.

b)

Peringatan Kartu Kuning


4.2.3.
Peringatan Kartu Kuning sesuai dengan Pasal 4.2.1 b) diatas dapat dikeluarkan untuk pelanggaran atas peraturan berikut:

Berkenaan dengan instruksi dari Jury President atau FPTI Judge:


a) Penolakan untuk mematuhi instruksi Jury President atau FPTI Judge, seperti: i) ii) iii) Menunda untuk kembali menuju Zona Isolasi/Zona Pemanasan sesuai instruksi dari FPTI Judge atau Jury President; Menunda untuk meninggalkan Zona Transit dan masuk ke Zona Kompetisi ketika diinstruksikan untuk melakukannya. Penolakan untuk memulai sesuai dengan instruksi FPTI Judge.

Berkenaan dengan peralatan dan upacara:


b) c) d) e) 12 Penolakan untuk mematuhi peraturan dan regulasi yang mengatur peralatan dan pakaian; Penolakan untuk memakai BIB Number yang disediakan penyelenggara Kompetisi; Ketidak-ikutsertaan para pemanjat diupacara pembukaan; atau Ketidak-ikutsertaan tiga (3) finalis teratas diupacara penghargaan;

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Berkenaan dengan kelakuan :


a) b) Menggunakan bahasa cabul atau kasar atau perilaku tidak sopan; atau Perilaku tidak sportif.

Protes atas keputusan tersebut harus mengikuti Prosedur khusus sesuai dengan bab yang relevan pada Bab 2 Peraturan ini.

4.2.4. 4.2.5.

Pengeluaran dua (2) Kartu Kuning untuk pemanjat yang sama dalam satu Kompetisi akan menghasilkan diskualifikasi pemanjat dari Kompetisi tersebut. Pengeluaran tiga (3) Kartu Kuning untuk pemanjat yang sama dalam musim yang sama akan menghasilkan dari salah satu berikut ini: a) Bila pemanjat sudah didaftarkan untuk Kompetisi FPTI berikutnya yang masuk untuk perhitungan dalam Peringkat Nasional, maka pemanjat tidak akan memenuhi syarat untuk mengikuti Kompetisi ini; Bila a) tidak dipakai, maka pemanjat tidak boleh mendaftar pada Kompetisi FPTI berikutnya yang masuk untuk perhitungan Peringkat Nasional, sama dengan Pengeluaran tiga (3) Kartu Kuning untuk pemanjat yang sama.

b)

Diskualifikasi
4.2.6. 4.2.7.
Jury President berkuasa untuk membatalkan seorang pemanjat dari suatu Kompetisi, diskualifikasi dapat disertai dengan menunjukkan Kartu Merah. Pelanggaran pelanggaran akan peraturan berikut dapat menghasilkan keluarnya Kartu Merah dan diskualifikasi sesegera mungkin pemanjat dari Kompetisi tanpa sanksi lebih lanjut: a) b) c) Mengamati jalur dari luar Zona Pengamatan yang diijinkan ketika Peraturan Isolasi sedang berlaku; Penggunaan peralatan yang tidak disetujui; Penggunaan segala bentuk alat komunikasi yang tidak disahkan ketika berada di Zona Isolasi atau di lokasi terlarang lainnya.

Protes atas keputusan tersebut harus mengikuti Prosedur khusus sesuai dengan bab yang relevan pada Bab 2 Peraturan ini.

4.2.8.

Pelanggaran pelanggaran atas peraturan berikut akan menghasilkan keluarnya Kartu Merah dan diskualifikasi sesegera mungkin pemanjat dari Kompetisi, dengan penyerahan kepada Komisi Disiplin FPTI :

Pelanggaran pelanggaran yang dilakukan di Zona Kompetisi oleh pemanjat atau anggota tim:
a) b) Mengumpulkan informasi mengenai sebuah jalur yang mana pemanjat melakukan percobaan diluar dari yang diijinkan peraturan Kompetisi; Mengumpulkan dan/atau mengkomunikasikan informasi lainnyadiluar yang diijinkan oleh peraturan Kompetisi; untuk pemanjat

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

13

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia c) d) e) f) g) Mengganggu atau mengacaukan pikiran pemanjat lain yang sedang bersiap untuk atau sedang mencoba jalur; Penolakan untuk mematuhi instruksi juri atau penyelenggara atau pihak resmi FPTI; Menolak untuk menyesuaikan diri dengan regulasi pemasangan yang mengatur perlengkapan dan pakaian; Perilaku yang tidak sportif atau kekacauan serius lainnya selama Kompetisi; atau Penghinaan, ancaman, atau perilaku kasar kepada pihak pihak resmi FPTI, penyelenggara, anggota tim (termasuk pemanjat) atau kepada orang lain.

Pelanggaran yang dilakukan diluar Zona Kompetisi tetapi dilakukan di arena publik atau di tempat Kompetisi atau akomodasi apapun atau fasilitas yang digunakan sehubungan dengan Kompetisi oleh seorang pemanjat atau anggota tim:
a) b) Perilaku tidak sportif serius atau gangguan serius lainnya; atau Penghinaan, ancaman, atau perilaku kasar kepada pihak pihak resmi FPTI, penyelenggara, anggota tim (termasuk pemanjat) atau kepada orang lain.

Kasus ini akan diikuti dengan penyerahan kepada Komisi Disiplin FPTI dan akan diatur secara terpisah dari Peraturan Kedisiplinan dan Protes FPTI. 4.3. OFISIAL TIM Ofisial Tim harus dihormati dengan cara yang sama seperti pemanjat dan harus diperlakukan selayaknya. PERSONIL LAIN Jury President diberi kuasa untuk mengeluarkan segera dari Zona Kompetisi, setiap orang yang melakukan pelanggaran peraturan dan, bila perlu menunda semua kegiatan Kompetisi sampai permintaan ini telah dipenuhi.

4.3.1.
4.4.

4.4.1.

14

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 5. ANTI DOPING 5.1. PEMAKAIAN FPTI telah menggunakan World Anti Doping Code, UIAA Anti Doping Policy. Aturan dan Prosedur Kedisplinan dalam Kompetisi, dan Peraturan Anti Doping Komite Olahraga Nasional (KONI), Komite Olahraga Internasional (KOI). PENERAPAN Berlaku untuk semua Kompetisi yang diatur dibawah wewenang FPTI. Setiap orang yang masuk, bersiap untuk turut serta dalam cara apapun seperti pemanjat, coach, pelatih, pihak resmi, medis atau personil para-medis dalam Kompetisi tersebut dianggap telah setuju untuk mematuhi dan tunduk kepada Undang Undang dan Pasal 5.4.1 dari peraturan tersebut. BADAN BADAN YANG KOMPETEN DALAM FPTI Badan badan yang kompeten dalam FPTI atas penerapan Undang Undang untuk Kompetisi Panjat Tebing Indonesia merupakan Komisi Disiplin dan Anti-Doping. PELANGGARAN DAN SANKSI Pelanggaran untuk penggunaan doping akan berurusan sesuai dengan Prosedur dan Kebijaksanaan Anti-Doping FPTI, dan Peraturan Kedisiplinan dan Protes FPTI.

5.1.1.

5.2.

5.2.1.

5.3.

5.3.1.
5.4.

5.4.1.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

15

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6. LEAD 6.1 6.1.1 UMUM Kompetisi untuk kategori lead harus di selenggarakan pada dinding panjat buatan dengan ketinggian minimal 12 meter. Kompetisi kategori lead terdiri dari : a) babak Kualifikasi dilakukan pada dua (2) jalur yang tidak identik untuk setiap Kelompok pemanjatan, dan Kedua jalur tersebut harus memiliki tingkat kesulitan dan karakter yang sama. babak Semi-final dilakukan pada satu jalur pemanjatan babak final dilakukan pada satu jalur pemanjatan;

6.1.2

b) c)

Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yg di batalkan . 6.2 6.2.1 STRUKTUR DINDING PANJAT Struktur dinding panjat dan pegangan harus memenuhi Standar yang Berlaku dan yang sudah ditetapkan pada Bab 3 (Ketentuan Umum). Permukaan dinding panjat di buat dengan panjang minimal 15 meter dan lebar minimal tiga (3) meter untuk setiap lintasannya. Untuk kasus-kasus tertentu, jika lebar lintasan kurang dari 3 meter Jury President dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan Kompetisi.

6.2.2

RANCANGAN JALUR PEMANJATAN


6.2.3 Jika babak kualifikasi dilakukan dengan dua set jalur dan dua kelompok pemanjatan , maka setiap set jalur (dua jalur) pemanjatan harus di buat dengan karakter yang sama (bentuk dinding, gaya pemanjatan dan karakter pegangan) dan setiap jalur pemanjatan seharusnya memiliki tingkat kesulitan yang sama pula. KEAMANAN Semua peralatan yang di gunakan untuk kategori lead harus sesuai dengan standard penggunaan alat pada Bab 3 (Ketentuan Umum). Semua jalur pemanjatan akan di panjat dengan di amankan oleh seorang belayer dari bawah, setiap pemanjat harus memasang tali pemanjatan pada setiap karabiner yang sudah di sediakan dengan mengunakan tali panjat yg sesuai standart. FPTI Judge akan memutuskan frekuwensi penggunaan tali panjat untuk menentukan penggantian tali panjat. Setiap jalur pemanjatan harus dirancang berdasarkan :

6.3 6.3.1

6.3.2

6.3.3

16

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia a) Pada saat pemanjat jatuh tidak membahayakan pemanjat yang sedang melakukan pemanjatan atau mencederai, atau merugikan pemanjat lain atau pihak ke 3 ; Tidak menggunakan gerakan melompat ke bawah.

b) 6.3.4

Setelah berkoordinasi dengan kepala pembuat jalur dan dengan persetujuan Jury President, FPTI Judge dapat memutuskan: a) tali pemanjatan telah terpasang pada titik pengaman pertama ( jika di anggap perlu atau dengan alasan lain ) Untuk mendapatkan seorang assisten belayer yang bertugas membantu mengamankan pemanjat ketika memulai melakukan pemanjatan ( untuk menjaga ) pada bagian awal dari jalur pemanjatan, tetapi, sedapat mungkin jalur yang disediakan tidak memungkinan tindakan pencegahan di atas terjadi.

b)

Titik Pengaman
6.3.5 Setiap titik pengaman (termasuk pengaman terakhir) pada jalur pemanjatan harus dilengkapi sebuah QuickDraw, yang terdiri dari: a)

konektor yang dapat tertutup dengan rapat dan bersertifikat quick-Link ( Maillon Rapide );
Menggunakan sling yang di jahit dengan mesin dan tidak di sambung, dan dengan panjang yang sesuai (seperti yang telah di tentukan oleh Chief Route Setter), dan Sebuah carabiner yang dapat di gunakan pemanjat untuk memasang tali pengaman ketika melakukan pemanjatan. Lintasan pemasangan quickdraw sebaiknya tidak terpasang dengan keadaan menyilang .

b)

c)

6.3.6

Tehnik - tehnik yang dlarang digunakan : a) b) c) Memendekkan atau menyesuaikan panjang quickdraw dengan cara disimpul; Mengganti quickdraw selama Kompetisi; Menggunakan tali atau sling pita yang disimpul.

Peralatan pribadi
6.3.7 Setiap pemanjat wajib menggunakan climbing harness. Jury President tidak akan mengijinkan pemanjat melakukan pemanjatan jika mereka menilai harness yang digunakan pemanjat tidak aman . Tali yang digunakan harus terhubung pada harness pemanjat dengan mengunakan simpul delapan yang dilengkapi dengan simpul stopper .

6.3.8

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

17

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.3.9 Pemanjat di larang membawa atau mengunakan audio listening ( mp3, dll ) selama melakukan observasi jalur dan pada saat melakukan pemanjatan

Pemeriksaan keeamanan
6.3.10 Jury President, FPTI Judge dan Chief Route Setter harus melakukan pemeriksaan untuk setiap jalur pada setiap babak Kompetisi untuk memastikan seluruhnya telah memenuhi standart keamanan. Jury President harus memastikan belay device yang digunakan telah memenuhi syarat, sesuai dengan Pasal 6.3.13. Sebelum melakukan pemanjatan, belayer harus memastikan bahwa : a) b)

6.3.11

6.3.12

harness sudah terpasang dengan benar;


Tali pemanjatan telah terpasang pada harness pemanjat sesuai dengan Pasal 6.3.8, dan Tali pemajatan di gulung atau di tata sehingga secepatnya dan dengan baik dapat di gunakan.

c)

Penambatan
6.3.13 Tali pengaman harus di tambat oleh seorang belayer, dan jika diperlukan dapat di dampingi oleh seeorang assistance belayer . Belayer harus menggunakan manual belay device dan harus selalu melakukan pengamatan selama pemanjat melakukan pemanjatan dengan memperhatikan : a) Gerakan pemanjat tidak terhalang tali yang terlalu ketat atau longgar pada saat melakukan pemanjatan; Pada saat pemanjat memasangan tali pengaman pada titik pengaman /quickdraw, pemanjat tidak terganggu ( tali terlalu ketat ) atau jika pemanjat gagal memasang tali pengaman pada titik pengaman maka sedapat mungkin belayer menarik tali sehingga tali pengaman tidak menggantung; Jika pemanjat terjatuh, sedapat mungkin belayer menurunkan pemanjat dengan gerakan yang dinamis; menghentikan dan

b)

c)

d) e)

Tidak menurunkan pemanjat dengan kecepatan yang berlebihan , dan Tidak membahayakan pemanjat selama proses menurunkan, yang mungkin terjadi akibat benturan pada sisi dinding panjat atau bagian lain dari dinding panjat .

6.3.14

Belayer harus memberikan ketegangan tali yang cukup pada saat pemanjatan
berlangsung, ketegangan atau tali yang terlalu longgar dapat dianggap sebagai bantuan maupun hambatan bagi pemanjat dan dapat di putuskan oleh FPTI Judge sebagai insiden teknis

18

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.3.15

Belayer yang di tunjuk oleh panitia penyelenggara untuk kategori lead harus di latih
terlebih dahulu. Setiap saat FPTI Judge dapat menginstruksikan untuk mengganti seorang belayer dan belayer yang telah diganti tidak di perbolekan lagi melakukan penambatan selama Kompetisi berlangsung hingga akhir Kompetisi .

6.3.16

Setelah pemanjat mengaitkan pengaman terakhir atau ketika pemanjat terjatuh, belayer sedapat mungkin menurunkan pemanjat dan memastikan pemanjat tidak menyentuh landasan dengan keras atau berlebihan. Setelah pemanjat melepaskan tali dari harnessnya, belayer secepat mungkin harus menarik tali dan sedapat mungkin tidak merubah posisi quickdraws. Ini merupakan tanggung jawab belayer untuk memastikan secepat mungkin pemanjat meninggalkan Zona Kompetisi PENILAIAN DAN WAKTU PEMANJATAN Juri untuk setiap jalur pemanjatan disebut Route Judge yang setidak-tidaknya Juri daerah.

6.3.17

6.4 6.4.1

PROSEDUR PENILAIAN DAN PENCATATN WAKTU


6.4.2 Penilaian untuk setiap jalur pemanjatan berdasarkan : a) Setiap pemanjat yang telah berhasil menyelesaikan pemanjatannya sesuai dengan Pasal 6.9.2 akan mendapatkan nilai "TOP"; usaha terakhir pemanjat sebelum terjatuh atau ketika pemanjat di hentikan pada saat melakukan pemanjatan, dan pegangan terakhir yang di pegang atau di sentuh akan mendapatkan nilai sesuai pasal 6.4.3 hingga 6.4.5.

b)

6.4.3

Dasar penilaian : a) Nilai setiap pegangan di tentukan : i) ii) Oleh Chief Route Setter sebelum Kompetisi di mulai, atau Dari pegangan yang di pegang atau di sentuh oleh pemanjat pada saat melakukan pemajatan, Sketsa lintasan untuk setiap babak harus di buat oleh route judge dan nilai pada setiap pegangan akan di tentukan oleh Chief Route Setter. b) Hanya pegangan yang di pegang atau di sentuh dengan tangan yang akan mendapat penilaian . Hanya bagian dari pegangan yang memungkinkan untuk di pegang yang akan mendapat penilaian .

c)

Catatan: Jika pemanjat menyentuh bagian pegangan yang tidak dapat di pegang (yang telah ditentukan oleh Chief Route Setter), maka titik ini tidak akan di gunakan sebagai dasar penilaian . 19

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.4.4 Dasar yang di gunakan FPTI Judge untuk melakukan penilaian : a) Sebuah pegangan akan di nilai "controled" jika pemanjat telah menggunakan pegangan tersebut dengan stabil dan terpegang dengan baik. pegangan ini akan menjadi nilai bagi pemanjat, sesuai dengan sketsa jalur yang telah di tentukan FPTI Judge dan Chief Route Setter tanpa tambahan nilai apapun; Jika pemanjat telah memegang sebuah pegangan dengan stabil dan menggunakan untuk melakukan used, maka titik pegangan dari pemanjat tersebut akan mendapatkan nilai tambahan plus ( + ). Dan nilai ini lebih baik dari pasal 6.4.4 a).

b)

Catatan: Sebuah gerakan yang stabil dapat berupa gerakan "static" atau "dynamic" secara natural dan alami dapat di nilai berdasarkan : i) Perubahan gerak yang tersebut, dan signifikan dari

center of mass pemanjat

ii)

Gerakan pemanjat yang setidak-tidaknya satu tangan untuk mencapai pegangan selajutnya (a) pegangan selajutnya yang berada dalam lintasan pemanjatan, atau (b) pegangan ( foot hold ) yang berhasil di gunakan sebagai pegangan oleh pemanjat lain yang telah berhasil melewatinya .

6.4.5

hanya FPTI Judge yang berhak untuk menentukan penilaian tentang controled dan used yang nantinya akan di gunakan untuk memisahkan peringkat dari pemanjat .

WAKTU PEMANJATAN
6.4.6 Waktu pemanjatan untuk setiap pemanjat di hitung berdasarkan periode waktu antara saat kedua kaki telah meninggalkan landasan dan pada saat pemanjat telah selesai melakukan pemanjatannya atau terjatuh . Waktu pemanjat untuk melakukan pemanjatan harus dihitung dengan menggunakan electronic timer yang dioperasikan secara manual dengan tampilan digital (stopwatch dll). Setidak-tidaknya satu (1) route judge bertindak sebagai pencatat waktu secara khusus pada setiap jalur dan akan mencatatnya. Setiap pencatat waktu harus bertindak secara independen dan tanpa menunjukkan pencatat waktunya atau mendiskusikan dengan orang lain. Dan jika terjadi pencatatan waktu dengan detik yang sama di antara pemanjat , maka penilaian waktu harus dibaca dan dicatat ke detik yang lebih rendah (dibulatkan ke bawah). Waktu pemanjatan untuk setiap pemanjat dicatat, merupakan waktu antara: a) Ketika pemanjat memulai untuk melakukan pemanjatan sesuai dengan Pasal 6.9.1, dan Ketika pemanjat melakukan salah satu dari: i) 20 Mengaitkan QuickDraw terakhir sesuai dengan Pasal 6.9.2; atau

6.4.7

6.4.8

6.4.9

b)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia ii) Terjatuh, dan jika terjadi waktu pemanjatan yang sama, maka penilaian waktu pemanjatan harus di catat berdasarkan detik yang lebih rendah (yaitu dibulatkan ke bawah).

6.5 6.5.1

KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Kuota untuk babak semi-final dan babak final adalah 26 dan 8 pemanjat untuk masing-masing babak Jika babak kualifikasi dilakukan dengan dua kelompok pemanjatan, maka kuota untuk babak selanjutnya akan dibagi rata dari kedua kelompok tersebut, yaitu tiga belas (13) pemanjat per kelompok. Kuota untuk babak Semi Final dan Final akan di pilih berdasarkan peringkat tertinggi dari babak sebelumnya . Jika jumlah pemanjat melebihi kuota untuk babak selanjutnya dikarenakan terjadi peringkat yang sama, maka seluruh pemanjat yang memiliki peringkat yang sama akan lolos ke babak selanjutnya. URUTAN PEMANJATAN

6.5.2

6.5.3

6.6

Babak Kualifikasi
6.6.1 Jika babak kualifikasi berlangsung dengan dua kelompok pemanjatan, maka pemanjat akan di kelompokkan berdasarkan urutan pemanjatan berdasarkan : a) Pertama,pemanjat yang memiliki peringkat nasional untuk kategori Lead akan di kelompokkan berdasarkan urutan di bawah ini : Peringkat Nasional Kelompok A Kelompok B 1st 2nd 4th 3rd 5th 6th 8th 7th 9th 10th etc etc

b)

Kedua, setiap pemanjat yang tidak memiliki peringkat nasional akan di kelompokkan secara acak dan di bagi serata mungkin untuk setiap kelompoknya .

6.6. 2

Urutan pemanjatan babak kualifikasi untuk tiap kelompok pemanjatan berdasarkan : a) b) urutan pemanjatan untuk jalur pertama akan di acak . Urutan pemanjatan untuk jalur kualifikasi kedua, menggunakan urutan pemanjatan jalur pertama tetapi dengan aturan 50% dari urutan pemanjatan jalur pertama.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

21

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Contoh: jika pemanjat terdiri dari 21 orang, maka pemanjat dengan urutan

pemanjatan 1 pada lintasan A akan menjadi pemanjat urutan ke 11 pada lintasan B (urutan ke 11 pada lintasan A, akan menjadi urutan ke 1 pada lintasan B). Babak Semi-final dan Final
6.6.3 Urutan pemanjatan untuk babak semi-final dan babak final, berdasarkan urutan terbalik dari babak sebelumnya, peringkat pertama pada babak sebelumnya akan menjadi pemanjat terakhir pada babak selanjutnya . jika terjadi peringkat yang sama pada babak sebelumnya maka urutan pemanjatannya berdasarkan : a) Apabila pemanjat tersebut memiliki peringkat nasional maka pemanjat dengan peringkat yang lebih baik akan menjadi pemanjat yang terakhir di antara pemanjat yang memiliki peringkat yang sama . Apabila pemanjat yang memiliki peringkat yang sama tidak memiliki peringkat nasional maka urutan pemanjatannya akan di acak, dan apabila diantara pemanjat yang memiliki peringkat yang sama ada yang tidak memiliki peringkat nasional maka pemanjat tersebut akan mendapatkan urutan pertama.

b)

c)

6.7

PROSEDUR KOMPETISI

Umum
6.7.1 Jika Kompetisi antara babak dilakukan pada hari yang sama yang berurutan, maka Zona Isolasi untuk babak selanjutnya akan di tutup 2 jam setelah pemanjat terakhir melakukan pemanjatan pada babak sebelumnya.

Peraturan Zona Isolasi


6.7.2 Pasal 6.7.3 hingga 6.7.6 ("peraturan Zona Isolasi ") hanya berlaku untuk kategori lead pada babak Semi Final dan Final. Setelah Zona Isolasi dinyatakan di tutup, maka pemanjat dan offisial tim ( yang berada di dalam Zona Isolasi ) harus tetap berada di Zona Isolasi kecuali jika diijinkan untuk meninggalkan Zona Isolasi. Catatan: Offisial tim atau individu yang mendapatkan ijin untuk berada di dalam Zona Isolasi akan di berikan pilihan untuk meninggalkan atau tetap berada di Zona Isolasi, tetapi mereka tidak dapat masuk kembali kedalam Zona Isolasi jika telah meninggalkan Zona Isolasi dan harus meningkalkan Zona Kompetisi, kecuali mendapatkan ijin dari Jury President. 6.7.4 Waktu penutupan Zona Isolasi untuk setiap babak Kompetisi tidak kurang dari satu (1) jam sebelum pemanjat pertama dijadwalkan untuk memulai pemanjatan atau dalam hal babak final, waktu untuk presentasi para finalis. Catatan: Pemanjat dapat melihat jalur yang disediakan dari luar Zona Kompetisi selama Zona Isolasi belum ditutup. 22

6.7.3

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.7.5 Ketika peraturan Zona Isolasi berlaku, pemanjat tidak di ijinkan untuk mendapatkan informasi apapun dari jalur yang akan di panjat di luar waktu pengamatan jalur yang akan di beritahukan oleh Jury President atau FPTI Judge. Ini merupakan tanggung jawab bagi seluruh pemanjat untuk memperhatikan informasi selama berada di Zona Isolasi . maka seluruh pemanjat harus memperhatikan hal-hal berikut : a) selama berada di dalam Zona Kompetisi pemanjat di larang untuk medapatkan informasi apapun dari luar Zona Kompetisi kecuali secara khusus mendapatkan ijin dari Jury President; Pemanjat yang telah menyelesaikan usaha pemanjatanya dan karena suatu alasan tetap berada di Zona Kompetisi tidak di perbolehkan untuk memberikan informasi apapun kepada pemanjat lain yang belum melakukan pemanjatan .

b)

6.7.6

pelanggaran terhadap peraturan Zona Isolasi akan di kenakan sanksi sesuai dengan aturan tentang kedisiplinan pada bab 4 (Prosedur Kedisiplinan).

Persiapan sebelum Pemanjatan


6.7.7 Setelah menerima instruksi untuk meninggalkan Zona Isolasi atau Zona pemanasan dan melanjutkan ke Zona Transit, maka pemanjat hanya boleh di temani oleh petugas Zona Transit. setelah pemanjat tiba di Zona Transit maka pemanjat tersebut harus melakukan persiapan akhir, antara lain memasang sepatu, menyimpulkan tali ke harness dll . Setiap pemanjat harus siap untuk meninggalkan Zona Transit dan melakukan pemanjatan jika diperintahkan untuk melakukannya. Setiap penundaan terhadap aturan ini akan berakibat dikeluarkannya Kartu Kuning. Penundaan selanjutnya akan mengakibatkan diskualifikasi, sesuai dengan Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan).

6.7.8

6.7.9

Pembersihan jalur
6.7.10 Pegangan pada setiap jalur pemanjatan harus di bersihkan sesuai dengan instruksi dari FPTI Judge setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter . durasi pembersihan jalur sekurang-kurangnya tidak lebih dari 20 orang pemanjat, dan frekuensi pembersihan jalur sebaiknya sama untuk setiap durasinya, frekuensi dan durasi pembersihan jalur sudah harus di umumkan di Zona Isolasi sebelum pemanjat melakukan pemanjatan. Pemanjat tidak di perbolehkan untuk membersikan pegangan pada saat melakukan pemanjatan.

Babak Kualifikasi
6.7.11 Babak kualifikasi biasanya dilakukan pada dua (2) jalur tidak identik dengan seluruh pemanjat memanjat dalam 1 kelompok pemanjatan . selain itu babak kualifikasi juga di lakukan pada dua (2) set jalur pemanjatan dan setiap setnya terdiri dari dua (2) jalur dengan pemanjat yang di bagi menjadi dua (2) kelompok pemanjatan. tiap pemanjat harus melakukan satu (1) usaha pemanjatan di tiap jalur sesuai kelompok pemajatan, kecuali di perlukan untuk melakukan pemanjatan ulang sebagai akibat dari suatu protes atau incident teknis. 23

6.7.12

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.7.13 6.7.14 Waktu pemanjatan untuk babak kualifikasi adalah 6 menit untuk setiap jalurnya . Urutan pemanjatan untuk babak kualifikasi diatur dalam Pasal 6.6.2 dan harus digunakan untuk prosedur pemanjatan secara bersamaan atau prosedur pemanjatan secara satu demi satu. Dalam setiap kasus, setelah melakukan pemanjatan pada jalur pertama, pemanjat di berikan kesempatan untuk beristirahat sekurang-kurangnya 50 menit dan setelah itu baru melakukan pemanjatan pada jalur ke dua.

Babak Semi-final dan Final


6.7.15 Babak Semi Final dan Final di lakukakan pada 1 jalur. Kedua babak tersebut biasanya di pertandingkan secara bersamaan dalam setiap babak atau, untuk putaran final , bergantian antar pemanjat untuk setiap kategorinya (putra dan putri). Misalnya : Ketika bergantian, urutan pemanjat yang mengikuti babak final adalah : Pertama: Pemanjat peringkat 8 di Kategori A, Kedua: Pemanjat peringkat 8 di Kategori B, Ketiga: Pemanjat peringkat 7 di Kategori A, dan seterusnya ... 6.7.16 Babak final sebaiknya didahului dengan memperkenalkan pemanjat yang memasuki babak tersebut. pemanjat yang berhak masuk pada babak semifinal atau final harus melakukan satu (1) usaha pemanjatan pada babak tersebut, kecuali di perlukan untuk melakukan pemanjatan ulang sebagai akibat dari suatu protes atau incident teknis. Waktu pemanjatan untuk babak semi-final dan babak final adalah 8 menit untuk setiap jalurnya. Urutan pemanjatan pada babak semi-final dan babak final di atur pada Pasal 6.6.3 PROSEDUR PENGAMATAN JALUR

6.7.17

6.7.18

6.7.19 6.8

Umum
6.8.1 Setiap pemanjat akan diberikan waktu tambahan untuk melakukan pengamatan terakhir selama 40 detik dan di hitung pada saat pemanjat meninggalkan Zona Transit . waktu tambahan untuk melakukan pengamatan tidak merupakan waktu pemanjatan yang telah ditentukan dan wajib untuk di berikan pada setiap periode pengamatan tambahan pada babak Kualifikasi, Semi-final atau Final. Jika pemanjat tidak segera meelakukan pemanjatan maka pemanjat tersebut akan di berikan peringatan untuk segera melakukan pemanjatan. Penundaan pemanjatan yang dilakukan pemanjat akan dikenakan tindakan disiplin sesuai dengan bab 4 (Prosedur Kedisiplinan).

Babak Kualifikasi
6.8.2 Rekaman video untuk setiap jalur pemanjatan pada babak kualifikasi harus di putar dan di pertontonkan secara terus-menerus di Zona karantina dan setiap jalurnya mengunakan satu layar peraga, mulai di putarkan pada saat di bukanya Zona pemanasan dan tidak kurang dari 60 menit sebelum babak tersebut di mulai.

24

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.8.3 Jika pemutaran rekaman video tidak dapat dilakukan , maka demonstrasi pemanjatan secara langsung dari setiap jalur pemanjatan harus dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit sebelum pemanjat pertama melakukan pemanjatan . demonstrasi untuk jalur putra sebaiknya di lakukan oleh putra dan demonstrasi untuk jalur putri sebaiknya dilakukan oleh putri. Catatan PDK : Apakah observasi jalur ada waktu tersendiri ketika demo pemanjatan dilaksanakan, karena demo pemanjatan dilakukan ketika pemutaran video tidak dapat dilaksanakan. PDK tidak menjelaskan masalah observasi pada babak kualifikasi. Tapi kalau melihat pasal 6.7.2 seperti dibawah tidak ada Isolasi/karantina untuk babak kualifikasi, bisa diartikan untuk babak kualifikasi menggunakan sistim flash.

Babak Semi-final dan Final


6.8.4 Sebelum melakukan pemanjatan pemanjat secara bersama-sama melakukan pengamatan jalur. Waktu pengamatan jalur di tentukan oleh Jury President setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter dan biasanya waktu pengamatan jalur tidak lebih dari 6 menit. terkecuali untuk lintasan pemanjatan yang panjang maka waktu pengamatan jalur dapat di sesuaikan. Ofisial tim tidak di perkenankan untuk menemani pemanjat selama proses pengamatan jalur berlangsung, selama melakukan pengamatan jalur seluruh pemanjat masih terikat dengan peraturan Zona Isolasi, selama melakukan pengamatan jalur pemanjat tidak diperkenankan untuk keluar dari Zona yang telah ditentukan . pemanjat tidak di perkenankan untuk melakukan pemanjatan selama proses pengamatan jalur atau berdiri dengan mengunakan alat bantu ( kursi, meja dll ) dan peralatan apapun, selama melakukan pengamatan jalur hanya juri yang dapat di mintai keterangan. Pemanjat hanya di perbolehkan untuk menyentuh pegangan pertama dari jalur yang telah di sediakan tanpa kedua kaki meninggalkan landasan. Pemanjat dapat menggunakan binokuler sebagai alat bantu pengamatan dan membuat sketsa dengan catatan dari jalur pemanjatan . Pemanjat tidak dapat mengunakan perekam elektronik dan alat apapun selain yang telah diijinkan selama proses pengamatan jalur . Setelah waktu pengamatan jalur berakhir seluruh pemanjat harus segera menuju Zona Isolasi atau hanya beberapa pemanjat yang berada pada awal urutan pemanjatan yang segera menuju Zona Transit sesuai dengan instruksi dari juri. pemanjat yang melakukan penundaan dan tidak segera memasuki Zona Isolasi atau Zona Transit dapat di berikan kartu kuning, penundaan selanjutnya akan mengakibatkan diskualifikasi sesuai dengan Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan). PROSEDUR PEMANJATAN

6.8.5

6.8.6

6.8.7

6.9

Start
6.9.1 Pemanjat dianggap memulai sebuah usaha pemanjatan dan waktu pemanjatan mulai di hitung pada saat seluruh bagian tubuh pemanjat telah meninggalkan landasan. 25

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Usaha Pemanjatan di Nyatakan Telah Selesai


6.9.2 usaha pemanjatan dinyatakan telah berhasil dilakukan jika jalur pemanjatan telah di panjat sesuai dengan aturan dan tali pemanjatan telah terpasang pada quick draw terakhir dan dalam jangka waktu yang telah di tentukan sesuai dengan pasal 6.7.13 dan 6.7.18. Pada saat melakukan usaha pemanjatan , pemanjat harus : a) Memasang tali ke dalam quickdraws secara berurutan.

6.9.3

Catatan: jika memungkinkan, pemanjat di ijinkan untuk memasang tali ke dalam quick draw dari landasan. Catatan: Pemanjat di ijinkan untuk melepas dan memasang kembali tali kedalam karabiner yg terkait terakhir . b) Pemanjat harus tetap dalam posisi yang sah selama melakukan pemanjatan. Sesuai dengan Pasal 6.9.4, hal ini dinyatakan sah apabila : i) Bagian tubuh terbawah dari pemanjat tidak melewati karabiner terbawah dari quick draw selanjutnya yang belum terpasang ; atau Pemanjat di ijinkan menyentuh atau menarik tanpa membebani quick draw dengan tangan ( dan tidak di ijinkan mengait quick draw dengan kaki )

ii)

6.9.4

Jury President dapat menentukan untuk memasang tali kedalam quick draw dari pegangan tertetu . Informasi ini setidak-tidaknya harus di informasikan kepada pemanjat sebelum perlombaan di mulai dan pegangan atau quick draw yang di tetapkan sebagai titik untuk memasang tali pengaman harus di beri tanda khusus secara jelas, sebaiknya dengan tanda silang berwarna biru blue cross dan pada saat pengamatan jalur akan di jelaskan. Setiap gerakan dari pemanjat di luar posisi yang sah untuk melakukan pemasangan tali ke dalam quick draw tidak dinilai sebagai nilai tertinggi dari sebuah usaha pemanjatan. Jika pemanjat mengaitkan tali ke dalam karabiner telah sesuai dengan pasal 6.9.3 a) di atas, tetapi terjadi "Z-clip" , pemanjat dapat memperbaiki Z-clip . Pemanjat diperbolehkan untuk melepas dan memasukkan kembali tali ke dalam karabiner dari salah satu karabiner yang mengalami Z-clip ( jika di perlukan, pemanjat di ijinkan untuk melakukan pemanjatan ke bawah ). Setelah di perbaiki, semua titik pengaman harus sudah terpasang dengan benar. FPTI Judge dapat menghentikan usaha pemanjatan jika dianggap usaha pemanjatan selanjutnya dapat membahayakan pemanjat. Selama proses pemanjatan pemanjat di ijinkan untuk menanyakan sisa waktu yang di miliki, dan FPTI Judge harus sesegera mungkin untuk menginformasikan, atau memberikan informasi kepada petugas informasi. Ketika waktu pemanjatan telah berakhir, FPTI Judge harus mengintruksikan kepada pemanjat untuk menghentikan

6.9.5

6.9.6

6.9.7

6.9.8

26

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia usaha pemanjatannya. jika pemanjat mengabaikan intruksi dari FPTI Judge maka dapat di kenakan tindakan disiplin sesuai dengan bab 4 (Prosedur Kedisiplinan ). 6.9.9 Usaha pemanjatan dinyatakan telah selesai jika pemanjat : a) b) c) Jatuh; Melebihi batas waktu pemanjatan yang telah di sediakan; Menggunakan bagian apapun dari dinding ( pegangan atau rekahan, dll ) yang telah di beri pembatas berupa garis hitam ( plester, lakban, dll ) dengan jelas dan dengan tidak terputus-putus atau mengunakan warna lain yang telah ditentukan oleh Jury President pada saat technical meeting . Menggunakan lubang tangan; yang digunakan untuk memasang pegangan dengan

d)

e)

Menggunakan sisi kiri, kanan, atau atas dari dinding panjat untuk melakukan pemanjatan; Menggunakan hanger (termasuk baut hanger) memanjat; atau quick draw untuk

f)

g) h)

Gagal mengaitkan tali pengaman ke dalam QuickDraw sesuai dengan aturan; menyentuh landasan dengan bagian apapun dari tubuh pemanjat setelah memulai usaha pemanjatan; Menggunakan alat bantu yang tidak di ijinkan .

i) 6.9.10

Setiap pelanggaran dari: a) b) c) Pasal 6.9.3; Pasal 6.9.4; atau Pasal 6.9.9 b) s/d i),

Maka pemanjat dapat di hentikan usaha pemanjatannya. Penolakan yang di lakukan oleh pemanjat untuk tidak mematuhi intruksi dari FPTI Judge akan dikenakan tindakan disiplin sesuai dengan bab 4 (Prosedur Kedisiplinan). 6.10 PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Umum
6.10.1 Penyusunan peringkat pada setiap babak berdasarkan : a) Pertama, semua pemanjat dinilai dengan nilai "TOP" sesuai dengan Pasal 6.4.2 a);

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

27

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia b) Setelah itu a), semua pemanjat yang telah jatuh atau yang telah mengakhiri usaha pemanjatannya berdasarkan Pasal 6.9.10, akan mendapatkan nilai sesuai dengan Pasal 6.4.3 dan 6.4.4

6.10.2

jika pemanjat tidak melakukan pemanjatan pada suatu babak, maka : a) pemanjat yang tidak melakukan pemanjatan pada ke dua jalur kualifikasi tidak akan di masukkan kedalam peringkat; atau Pemanjat yang hanya memajat salah satu dari jalur kualifikasi, tidak melakukan pemanjatan pada jalur semi-final dan final akan mendapatkan nilai paling bawah dari jalur di babak tersebut.

b)

6.10.3

Jika terjadi peringkat yang sama berdasarkan pasal 6.10.1 dan 6.10.2, maka peringkat dari babak sebelumnya akan di gunakan untuk memisahkan peringkat dari pemanjat yang memiliki nilai yang sama ("hitung mundur"). Pemanjat yang memiliki nilai yang sama akan di peringkat berdasarkan perbandingan peringkat dari babak sebelumnya. Catatan: Tidak ada hitung mundur pada babak kualifikasi jika pemanjat di pisahkan ke dalam dua kelompok pemanjatan .

6.10.4

Jika menggunakan prosedur penyusunan peringkat dengan melihat hasil pemanjatan pada babak sebelumnya sesuai dengan pasal 6.10.3 maka tiap pemanjat yang memiliki peringkat yang sama akan : a) Jika terdapat peringkat yang sama pada babak final, penyusunan peringkat akan di susun berdasarkan waktu pemanjatan ( pemanjat dengan waktu pemanjatan tercepat akan menduduki peringkat yang lebih baik ); atau Catatan: Jika ada hasil pencatatan waktu yang sama antara salah satu/ semua pemanjat yang memiliki peringkatan yang sama maka pemanjat dengan waktu pemanjatan yang sama akan menduduki peringkat yang sama. b) Jika peringkat yang sama tersebut, berhubungan dengan pemanjat lainnya, maka pemanjat tersebut akan menduduki peringkat yang sama.

Peringkat pada babak kualifikasi


6.10.5 Setiap pemanjat pada babak kualifikasi akan diberikan nilai peringkat untuk setiap jalurnya, sebagai berikut : a) terdapat peringkat yang unik pada salah satu jalur ketika pemanjatmemiliki peringkat yang sama dalam satu kelompok pemanjatan, atau ketika 2 (dua) atau lebih pemanjat memiliki peringkat yang sama, maka akan diambil rata-rata dari pemanjat yang memiliki peringkat yang sama tersebut sesuai dengan kelompok pemanjatannya.

b)

28

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Contoh: jika ada 6 pemanjat dengan peringkat yang sama untuk peringkat pertama, maka tiap-tiap pemanjat dengan peringkat yang sama akan mendapatkan nilai berdasarkan (1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6) / 6 = 21/6 = 3,50 Contoh: jika ada 4 pemanjat dengan peringkat yang sama untuk peringkat ke 2, maka tiap-tiap pemanjat dengan peringakat yang sama akan mendapatkan nilai berdasarkan (2 + 3 + 4 + 5) / 4 = 14/4 = 3,50 6.10.6 Penyusunan peringkat pemanjat untuk babak kualifikasi, merupakan total nilai dari hasil usaha pemanjatan dari kedua jalur yang di sediakan pada babak kualifikasi, dan dihitung dasarkan rumus berikut : TP = (R1 x R2) catatan: TP = Total Poin R1 = Nilai peringkat pada jalur satu sesuai dengan Pasal 6.10.5. R2 = Nilai peringkat pada jalur kedua sesuai dengan Pasal 6.10.5. 6.10.7 Nilai dan perhitungan peringkat untuk Pasal 6.10.5 dan 6.10.6 harus menggunakan aritmatika. Nilai dan peringkat pada babak kualifikasi harus di sampaikan secara resmi dengan mengunakan dua bilangan (dua angka di belakang koma). Jika babak kualifikasi di langsungkan dengan format 2 kelompok pemanjatan maka peringkat keseluruhan untuk babak kualifikasi akan di tentukan dengan menggabungkan peringkat dari dua kelompok tersebut , dan untuk pemanjat yang memiliki nilai yang sama akan mendapatkan peringkat yang sama pula. misalnya : Peringkat pertama untuk kelompok A dan peringkat pertama untuk kelompok B akan menduduki peringkat yang sama, yaitu peringkat 1 dengan menggabungkan peringkat pada babak kualifikasi. 6.11 INSIDEN TEKNIS

6.10.8

Definisi
6.11.1 Insiden Teknis didefinisikan sebagai suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian atau keuntungan bagi pemanjat yang bukan bagian dari perbuatan yang sengaja oleh pemanjat, diantaranya : a) b) Pegangan yang terputar atau pecah; Quick Draw atau karabiner yang posisinya tidak posisinya; tepat atau tidak pada

c)

Ketegangan tali yang dapat membantu atau menghalangi pemanjat;

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

29

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 6.11.2 jika diperlukan untuk menentukan sebuah insident teknis FPTI Judge dapat berkonsultasi kepada Chief Route Setter.

Prosedur setelah Terjadi Insiden Teknis


6.11.3 Secara umum, jika terjadi insiden teknis: a) Jika pemanjat berada dalam posisi yang tidak sah / tidak di benarkan memungkinkan untuk terjadi insiden teknis, maka usaha pemanjatannya harus di hentikan. Selanjutnya FPTI Judge harus memutuskan secepatnya untuk menetapkan terjadinya insiden teknis dan mengijinkan kepada pemanjat untuk melakukan pemanjatan ulang. Jika pemanjat masih dalam posisi yang sah: i) Jika FPTI Judge menyatakan suatu kejadian sebagai sebuah insiden teknis, maka pemanjat dapat memutuskan untuk melanjutkan pemanjatan atau tidak. Jika pemanjat memilih untuk terus melakukan pemanjatan, pemanjat tidak dapat melakukan protes terhadap insiden teknis tersebut . Jika pemanjat pada saat melakukan pemanjatan, menyatakan telah terjadi suatu insiden teknis, maka pemanjat harus menunjukan secara spesifik letak terjadinya insiden teknis, dengan persetujuan FPTI Judge, pemanjat dapat memutuskan untuk melanjutkan pemanjatan atau tidak. Jika pemanjat memilih untuk melanjutkan pemanjatan, maka pemanjat tidak dapat melakukan protes terhadap insiden teknis tersebut.

b)

ii)

6.11.4

Jika pemanjat terjatuh dan merupakan akibat dari suatu insiden teknis, maka pemanjat tersebut harus segera di arahkan dan di tempatkan pada Zona Isolasi khusus yang terpisah dari Zona Isolasi sebelumnya yang memiliki akses menuju Zona pemanasan selama proses untuk menentukan terjadinya insiden teknis, selama proses istirahat untuk melakukan pemanjatan ulang, pemanjat di larang untuk berhubungan dengan siapapun selain juri dan panitia yang bertugas. Apabila pemanjat : a) Berhenti melakukan pemanjatan atau usaha pemanjatannya di hentikan, sesuai dengan yg di jelaskan pada pasal 6.11.3; atau Dinyatakan telah terjadi insiden teknis sesuai dengan Pasal 6.11.4, maka pemanjat yang berhak untuk melakukan pemanjatan ulang akan mendapatkan waktu istirahat yang sama dengan 1 menit di kalikan jumlah pegangan sebelum terjadi insiden teknis, tetapi tidak lebih dari 20 menit.

6.11.5

b)

6.11.6

Jury President akan menentukan kapan pemanjat yang mengalami insiden teknis akan melakukan pemanjatan ulang, berdasarkan permintaan dari pemanjat yang tidak melebihi dari batas waktu maksimum yang disediakan. Seluruh pemanjat harus mendapatkan informasi tentang pemanjatan ulang tersebut . Jika usaha pemajatan ulang dilakukan atau akan dilakukan setelah pemanjat terakhir dan pemanjat yang mengalami insiden teknis telah menempati peringkat pertama

6.11.7 30

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia pada babak tersebut maka pemanjat tersebut tidak diijinkan untuk melakukan pemanjatan ulang.

Setelah di nyatakan sebuah insiden teknis


6.11.8 Setelah dinyatakan terjadi sebuah insiden teknis, maka pemanjat tersebut akan : a) memilih untuk melanjutkan usaha pemanjatan sesuai dengan yang dijelaskan pada Pasal 6.11.3, maka usaha pemanjatannya akan di nyatakan sah ; untuk melakukan sebuah usaha pemanjatan yang sesuai dengan pasal 6.11.5, maka hasil terbaik dari usaha pemanjatan pada jalur tersebut akan di catat.

b)

6.12 6.12.1 6.12.2

PENGGUNAAN REKAMAN VIDEO Seluruh usaha pemanjatan harus dapat terekam oleh alat perekam ofisial Kompetisi. alat perekam yang di gunakan untuk tiap babaknya, adalah : a) Untuk babak kualifikasi, tidak kurang dari satu alat perekam untuk setiap jalurnya ; Untuk babak semi-final dan final, tidak kurang dari dua alat perekam untuk tiap jalurnya, yang dapat merekam usaha pemanjatan dari seluruh pemanjat mulai dari awal hingga akhir pemanjatan.

b)

6.12.3

Sebelum Kompetisi di mulai, FPTI Judge harus mengarahkan operator alat perekam untuk dapat merekam seluruh usaha pemanjatan pemanjat dengan prosedur yang benar . posisi dari alat perekam akan di tentukan oleh FPTI Judge setelah berkoordinasi dengan Jury President . Catatan: Harus dipastikan operator alat perekam tidak terganggu dalam melaksanakan tugasnya dan tidak satupun yang boleh menghalangi proses perekaman . Catatan: Sebaiknya juri yang bertugas membantu operator kamera, yang paling tidak telah memiliki pengalaman dalam proses perekaman pada saat Kompetisi .

6.12.4

Sebuah monitor yang terhubung dengan sistem pemutar video harus disediakan untuk membantu proses penjurian jika terjadi insiden teknis. sebaiknya posisi monitor di tempatkan di Zonaan khusus sehinga juri yang bertugas dapat berdiskusi pada saat terjadi insiden teknis tanpa gangguan dari pihak yang tidak berkepentingan . Rekaman Video ofisial Kompetisi dapat digunakan oleh FPTI Judge untuk memastikan gerakan controlled/used yang sesuai dengan aturan dan akan di gunakan untuk menilai dan menyusun peringkat tiap pemanjat setelah Kompetisi pada babak tersebut telah selesai . Jika Jury President menyatakan perlu untuk melakukan pengamatan melalui rekaman video ofisial Kompetisi sebelum membuat sebuah keputusan, maka juri akan mengijinkan pemanjat untuk menyelesaikan usaha pemanjatan sesuai dengan aturan, 31

6.12.5

6.12.6

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia setelah menyelesaikan usaha pemanjatannya FPTI Judge harus segera memberitahukan kepada pemanjat dan pemanjat tersebut harus patuh pada keputusan FPTI Judge setelah melakukan pengamatan melalui rekaman video ofisial komeptisi. Informasi ini harus di berikan sesegera mungkin. 6.12.7 Proses untuk mengambil keputusan (termasuk Protes) tidak akan mempertimbangkan bukti rekaman selain : a) b) Rekaman Video ofisial komeptisi, dan Berdasarkan kebijaksanaan Jury President, setiap rekaman video siaran FPTI (jika ada). misalnya "Live Streaming" video.

6.12.8

Pada akhir setiap babak, salinan Rekaman Video ofisial Kompetisi harus diberikan kepada Jury President jika diminta. PROTES

6.13

Umum
6.13.1 Seluruh proses protes (baik lisan maupun tulisan) harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar demikian juga dengan tanggapan dari juri protes. Selain pasal 6.13.3, protes hanya akan diterima jika disertai dengan biaya protes resmi. Besaran biaya protes harus dibayar sesuai dengan daftar biaya yang di keluarkan oleh FPTI. Jika protes diterima, maka biaya protes harus dikembalikan. Jika protes tidak di terima, biaya protes tidak akan dikembalikan.

6.13.2

Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin di timbulkan pada saat Kompetisi
6.13.3 Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin dapat di timbulkan pada saat Kompetisi hanya dapat di ajukan jika sekurang-kurangnya di lakukan oleh 3 orang pelatih atau tim manager dari tim yang berbeda. Dan jika di perlukan setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan maka Jury President akan memutuskan untuk melakukan tindakan.

Tatacara protes
6.13.4 Dalam kasus protes yang disampaikan secara lisan maupun tulisan, Jury President harus membentuk jury protes yang terdiri dari, Jury President dan FPTI Delegate. Untuk kasus tertentu jika Jury President bertugas sebagai jury pada saat protes dilakukan, maka posisi Jury President untuk jury protes akan diambil alih oleh FPTI Judge. Pada saat menerima protes lisan maupun tulisan mengenai Hasil Resmi, Jury President akan pengumuman sebuah keputusan resmi yang merupakan jawaban protes, dengan penjelasan mengenai keputusan dari protes tersebut . Jika Juri tidak dapat menghasilkan keputusan secara bulat, maka keputusan awal akan di gunakan sebagai keputusan akhir dan biaya protes akan di kembalikan. Jika

6.13.5

6.13.6

32

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia kasus protes di lakukan secara tertulis, maka juri protes harus membuat keputusan secara tertulis dan di sampaikan kepada yang mengajukan protes secara resmi . 6.13.7 Protes yang diajukan terhadap usaha pemanjat ( contoh : penghentian usaha pemanjatan ) harus di sampaikan sesegera mungkin. FPTI Judge harus segera menyampaikan kepada Jury President, sementara proses protes berlangsung pemanjat yang mengajukan insiden teknis harus sudah di perlakukan sesuai pasal 6.11.5 sampai 6.11.8 Jika protes dilakukan terhadap urutan peringkat pada suatu babak : a) jika terjadi pada babak kualifikasi dan semi-final : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari 5 menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau tidak lebih dari 5 menit setelah original decision di umumkan secara resmi .

6.13.8

ii)

b)

Jika terjadi pada babak final : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari 2 menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau tidak lebih dari 2 menit setelah original decision di umumkan secara resmi dan setiap kasus protes harus di sampaikan secara tertulis.

ii)

Catatan: Apabila terjadi protes yang berkaitan dengan nilai terhadap sebuah usaha pemanjatan pada pegangan tertentu maka jury protes harus meninjau kembali seluruh pemanjat yang memiliki nilai controlled atau used pada pegangan tersebut . hal ini dilakukan agar jury protes memiliki konsistensi dalam mengambil keputusan .

Konsekuensi Protes
6.13.9 Hasil keputusan yang di keluarkan juri protes bersifat final dan tidak ada protes lanjutan. sebuah keputusan yang telah di tetapkan oleh jury protes ( keputusan tetap) harus di sampaikan: a) Jika terjadi pada babak qualifikasi dan semi-final, maka keputusan tetap tersebut harus sudah disampaikan kepada tim manager yang mengajukan protes selambat-lambatnya tidak lebih dari 5 menit setelah original decision di umumkan; atau Jika terjadi pada babak final, maka keputusan tetap tesebut harus sesegera mungkin di sampaikan. Tidak ada protes lanjutan yang dapat di lakukan setelah keputusan tetap di tetapkan di luar babak yang di pertandingkan pada saat itu . 33

6.13.10

b)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Rujukan ke Komisi Disiplin


6.13.11 Dalam kasus-kasus di mana Jury President menilai bahwa pelanggaran aturan pertimbangan manfaat oleh Komisi Disiplin FPTI, hal dimaksud wajib dirujuk ke badan disiplin bersama dengan laporan Jury President, salinan komunikasi tertulis antara Jury President dan pemanjat / Manajer tim yang bersangkutan, dan semua bukti yang relevan.

34

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 7. 7.1 7.1.1 7.1.2 BOULDER UMUM Kompetisi Boulder terdiri dari serangkaian jalur pemanjatan pendek, disebut boulder, dipanjat tanpa tali, dirancang pada dinding panjat buatan. Kompetisi boulder biasanya terdiri dari : a) b) c) 7.1.3 Babak Kualifikasi dengan lima (5) boulder untuk tiap Kelompok Pemanjatan dan Kategori (putra / putri); Babak Semi-Final dengan empat (4) boulder untuk tiap Kategori; dan Babak Final dengan empat (4) boulder untuk tiap Kategori.

Dalam kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan : a) b) Dapat membatalkan setidak-tidaknya satu boulder dalam sebuah babak. Membatalkan satu babak, pada kasus ini babak sebelumnya akan digunakan untuk menentukan peringkat dari babak yang dibatalkan;

7.2

STRUKTUR DINDING PANJAT

Struktur dinding panjat


7.2.1 7.2.2 7.2.3 Struktur dinding panjat dan pegangan harus mematuhi Standar yang telah ditetapkan di Bab 3 (Peraturan Umum ). Struktur dinding panjat setidaknya terdiri dari sepuluh (10) boulder dengan tujuan untuk melaksanakan babak Kompetisi secara bersamaan. Seluruh bolder harus dibangun pada sebuah media yang tinggi dan memungkinkan untuk dapat terlihat dari sisi manapun. Setiap bagian bolder harus di rancang untuk dapat terlihat dengan jelas oleh seluruh pemanjat, dan dilengkapi dengan matras keselamatan.

Model boulder
7.2.4 Berdasarkan Pasal 7.7.11 b) atau c) babak Kualifikasi akan dilaksakan dengan 2 kelompok pemanjatan dengan menggunakan 2 set bolder (1 set terdiri dari 5 bolder) dan setiap set bolder harus memiliki bentuk dan tingkat kesulitan yang setidaktidaknya memiliki kesamaan. Setiap boulder memiliki start yang ditandai dengan jelas, terdiri dari : a) b) Pegangan yang ditandai untuk kedua tangan; dan Pijakan kaki yang ditandai untuk salah satu atau kedua kaki.

7.2.5

penggunaan lakban scotlight tidak diperbolehkan sebagai tanda start pada bagian dinding yang kosong atau bagian dinding yang tidak boleh digunakan. Sesuai kebijaksanaan dari Chief Route Setter pegangan start dapat diberi tanda untuk tangan kanan dan kiri sebagai start khusus. 7.2.6 Akhir dari setiap bolder (TOP) harus memiliki tanda yang jelas, antara lain : 35

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia a) b) 7.2.7 Pegangan yang ditandai dengan jelas; atau Posisi tertentu yang ditetapkan sebagai akhir dari jalur pemanjatan.

Tiap boulder memiliki Pegangan Bonus yang ditandai dengan jelas. Posisi dari pegangan ini menjadi kebijaksanaan Chief Route Setter dan harus ditentukan dengan tepat agar dapat membantu memisahkan hasil pemanjatan tiap pemanjat. Sesuai dengan Pasal 7.2.5, 7.2.6 dan 7.2.7, warna yang digunakan harus sama selama Kompetisi. Warna yang digunakan untuk menandai posisi awal (start) dan pegangan akhir (TOP) harus menggunakan warna yang sama dan warna untuk pengangan bonus harus menggunakan warna yang berbeda. Kedua warna tersebut harus berbeda juga dengan warna yang akan digunakan sebagai pemisah atau pembatas jalur, sesuai dengan Pasal 7.9.5 b). dan contoh warna-warna tersebut harus terpasang di Zona Isolasi. Jumlah maksimal pegangan tangan untuk satu boulder dua belas (12) dan jumlah rata rata pegangan tangan per boulder ditiap babak haruslah antara empat (4) sampai delapan (8). KEAMANAN Setiap boulder harus dirancang berdasarkan: a) b) c) Jarak antara bagian tubuh terendah setiap pemanjat tidak lebih dari 3 meter dengan matras keselamatan; dan agar tidak membahayakan pemanjat ketika terjatuh, mencederai atau menghalangi pemanjat lain; dan tanpa gerakan meloncat kebawah.

7.2.8

7.2.9

7.3 7.3.1

7.3.2

Matras keselamatan harus melindungi tiap boulder. Ini merupakan tanggung jawab Chief Route Setter untuk menempatkan matras yang disediakan oleh penyelenggara, dan untuk menyesuaikan jumlah dan karakter boulder sesuai dengan matras yang tersedia. Bila matras digabungkan, celah antar matras ditutup dengan tujuan untuk menghindari bahwa para pemanjat dapat jatuh dicelah matras.

Peralatan Pribadi
7.3.3 Pemanjat tidak diijinkan untuk membawa atau menggunakan peralatan dengar audio listening selama pengamatan atau ketika melakukan pemanjatan.

Pemeriksaan Keselamatan
7.3.4 Jury President, FPTI Judge dan Chief Route Setter harus memeriksa tiap boulder dan matras keselamatan sebelum dimulainya babak Kompetisi yang bertujuan untuk memastikan pelaksanaan standar keselamatan. Secara khusus, FPTI Judge dan Chief Route Setter harus memastikan bahwa semua boulder mematuhi persyaratan dari Pasal 7.3.1 dan 7.3.2. PENILAIAN DAN PENCATATAN WAKTU Juri dari tiap boulder disebut Boulder Judge, yang setidak-tidaknya Juri Daerah.

7.4 7.4.1

Penilaian

36

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 7.4.2 Ditiap boulder, sebuah nilai bonus akan diberikan bila pemanjat memegang Pegangan Bonus secara terkontrol, ditandai seperti yang digambarkan dalam Pasal 7.2.8. Nilai bonus akan diberikan juga dimana seorang pemanjat berhasil menyelesaikan boulder tanpa memegang Pegangan Bonus. Setiap pemanjat yang melakukan usaha pemanjatan pada sebuah boulder, Boulder Judge akan mencatat : a) b) 7.4.4 Jumlah percobaan yang dilakukan oleh pemanjat untuk mendapatkan nilai bonus sesuai dengan Pasal 7.4.2; dan Jumlah percobaan yang dilakukan pemanjat untuk berhasil menyelesaikan boulder sesuai dengan Pasal 7.9.4.

7.4.3

Untuk tujuan penilaian, setiap usaha pecobaan pemanjatan akan dihitung : a) b) c) Mulai pemanjatan sesuai dengan Pasal 7.9.3; Menyentuh dengan tangan atau kaki, atau menambah bubuk magnesium pada pegangan selain pegangan start. Memberi tanda tambahan Thick Mark.

Pencatatan Waktu
7.4.5 Sebuah sistem pencatat waktu elektronik akan digunakan pada setiap babak untuk menunjukkan waktu pemanjatan yang tersisa untuk percobaan tiap pemanjat. Layar pencatat waktu harus memperlihatkan waktu tersisa. Layar pencatat waktu harus dalam bentuk angka, posisi dan ukurannya dapat terlihat dengan jelas oleh seluruh pemanjat yang berada di Zona Kompetisi. Permulaan dan akhir dari setiap Periode Rotasi pada Babak Kualifikasi dan Semi-Final harus diumumkan dengan keras dan jelas. Ketika satu menit tersisa dari Periode Rotasi, akan diinformasikan dengan tanda yang lain. KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Kuota untuk babak semi-final adalah dua puluh (20) dan babak final adalah enam (6) pemanjat. Bila dalam babak Kualifikasi ada dua (2) kelompok pemanjatan, kuota untuk babak berikutnya harus dibagi sama untuk kelompok pemanjatan tersebut. Kuota untuk babak Semi-Final dan Final harus diikuti oelh pemanjat dengan peringkat tertinggi dari babak sebelumnya. Jika kuota ini terlampaui karena adanya peringkat sama, jumlah pamanjat yang lebih banyak berhak mengikuti babak selanjutnya. URUTAN PEMANJATAN Babak Kualifikasi yang menggunakan dua (2) Kelompok pemanjatan, pemanjat akan dikelompokkan sebagai berikut : a) Pertama, pemanjat yang memiliki Peringkat Nasional untuk Kategori Boulder pada saat pelaksanaan Technical Meeting (Peringkat Nasional Terkini) akan dikelompokkan dengan cara seperti ditunjukkan pada contoh berikut : Peringkat Nasional Terkini
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

7.4.6

7.5 7.5.1 7.5.2 7.5.3

7.6

Kualifikasi
7.6.1

37

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Kelompok A 1 4 5 8 9 dst... b) 7.6.2

Kelompok B 2 3 6 7 10 dst...

Kedua, pemanjat non peringkat nasional akan di tempatkan setelahnya secara acak dan seseimbang mungkin pada kedua kelompok pemanjatan.

Urutan pemanjatan babak Kualifikasi dalam setiap kelompok pemanjatan akan diatur sebagai berikut : a) Pertama, pemanjat yang memiliki Peringkat Nasional Terkini, diurutkan mulai peringkat teratas sesuai dengan Peringkat Nasional Terkini (dengan kata lain, pemanjat berperingkat tertinggi mulai pemanjatan pertama); dan Kedua, pemanjat non peringkat nasional diurutkan secara acak.

b)

Semi-Final dan Final


7.6.3 Urutan pemanjatan untuk Babak Semi-Final dan Final harus kebalikan dari urutan peringkat dari babak sebelumnya, yakni pemanjat berperingkat tertinggi mulai terakhir. Jika terjadi peringkat yang sama pada babak sebelumnya , maka urutan pemanjatanya akan diatur sebagai berikut : a) b) pemanjat dengan peringkat nasional teratas akan menjadi pemanjat terakhir diantara pemanjat yang memiliki peringkat yang sama; pamanjat yang tidak memiliki peringkat nasional atau yang memiliki peringkat nasional yang sama, maka urutan pemanjatan pada babak selanjutnya akan di acak, dan pemanjat dengan peringkat yang sama antara pemanjat berperingkat nasional dengan pemanjat yang tidak memiliki peringkat nasional, maka pemanjat yang tidak memiliki peringkat nasional akan melakukan pemanjatan pertama.

c)

7.7

PROSEDUR KOMPETISI

Umum
7.7.1 Apabila babak Kompetisi Boulder berlangsung berturut-turut dihari yang sama, maka harus ada jeda waktu minimal dua (2) jam antara waktu ketika pemanjat terakhir menyelesaikan babak pertama dan penutupan Zona Isolasi untuk babak berikutnya.

Peraturan Isolasi
7.7.2 38 Pasal 7.7.3 sampai 7.7.6 (Peraturan Isolasi) berlaku untuk seluruh babak pada Kompetisi Boulder.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 7.7.3 Jika Zona Isolasi telah dinyatakan di tutup, maka pamanjat dan atau ofisial tim harus tetap berada didalam Zona Isolasi, kecuali ada instruksi lainnya.

Catatan:
pemanjat / ofisial tim yang mendapat ijin untuk berada di dalam Zona Isolasi dapat memilih untuk meninggalkan Zona Isolasi, tetapi jika mereka telah meninggalkan Zona Isolasi dan Zona Isolasi telah dinyatakan di tutup, maka mereka tidak dapat kembali masuk kedalam Zona Isolasi, kecuali ada ijin khusus yang di berikan oleh Jury President. 7.7.4 Waktu penutupan Zona Isolasi untuk setiap babak Kompetisi tidak kurang dari satu (1) jam sebelum pemanjat pertama dijadwalkan untuk memulai pemanjatan atau pada babak final, waktu untuk presentasi para finalis. Catatan: pemanjat dapat melihat bolder dari luar Zona Kompetisi selama Zona Isolasi belum ditutup. 7.7.5 pemanjat tidak boleh memiliki informasi apapun tentang jalur pemanjatan di luar waktu yang di sediakan untuk melakukan pengamatan jalur selain informasi yang di berikan Jury President atau bolder judge. Ini merupakan tanggung jawab dari setiap pemanjat untuk dapat memperhatikan setiap instruksi yang di sampaikan kepada mereka, untuk menghindari keraguan maka: a) selama di Zona Kompetisi, para pemanjat tidak diijinkan untuk mencari informasi dari luar Zona Kompetisi, kecuali diijinkan secara khusus oleh Jury President; Pemanjat yang telah menyelesaikan pemanjatan disuatu bolder tidak boleh memberikan informasi apapun mengenai jalur tersebut kepada pemanjat yang belum melakukan pemanjatan.

b)

7.7.6

Pelanggaran terhadap peraturan Zona Isolasi akan dikenakan tindakan disiplin sesuai Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan).

Persiapan tepat sebelum Pemanjatan


7.7.7 7.7.8 7.7.9 Setelah diperintah untuk meninggalkan Zona Isolasi/Zona Pemanasan dan menuju ke Zona Transit, pemanjat hanya boleh ditemani oleh ofisial yang bertugas. Setelah pemanjat tiba di Zona Transit maka pemanjat tersebut harus melakukan persiapan akhir, antara lain memasang sepatu, dll. Setiap pemanjat harus siap untuk meninggalkan Zona Transit dan melakukan pemanjatan jika diperintahkan untuk melakukannya. Setiap penundaan terhadap aturan ini akan berakibat dikeluarkannya Kartu Kuning. Penundaan selanjutnya akan mengakibatkan diskualifikasi, sesuai dengan Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan).

Pembersihan
7.7.10 Boulder judge atau petugas dari penyelenggara harus membersihkan semua pegangan sebelum pemanjat memulai percobaan pemanjatan pertama mereka. Seorang pemanjat dapat juga meminta pegangan tersebut dibersihkan sebelum percobaan pemanjatan. Para pemanjat dapat membersihkan pegangan yang mereka dapat jangkau dari landasan. Hanya sikat dan alat alat yang disediakan oleh penyelenggara yang dapat digunakan untuk tujuan ini. 39

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Kualifikasi dan Semi-Final


7.7.11 Babak Kualifikasi untuk tiap Kategori akan dilakukan: a) b) jika jumlah pemanjat yang terdaftar kurang dari 40, maka Kompetisi akan dilaksanakan pada satu set bolder dalam satu kelompok pemanjatan; atau jika jumlah pemanjat diantara 40 sampai 59, maka Kompetisi dapat dilaksanakan pada 1 atau 2 set bolder dan dibagi rata untuk setiap kelompoknya, sesuai keputusan FPTI Delegate setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter; atau jika jumlah pemanjat yang terdaftar adalah 60 atau lebih, makan Kompetisi akan dilaksanakan pada dua (2) set boulder yang dibagi rata untuk setiap Kelompoknya, jika jumlah pemanjat yang terdaftar adalah 60 atau lebih besar, tetapi media yang ada tidak memadai untuk dibuat 2 set bolder maka Jury President dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan Kompetisi pada satu (1) set boulder dan mengabaikan pasal 7.7.11 c)

c)

d)

7.7.12 7.7.13

Babak Semi-Final harus berlangsung dalam satu (1) set boulder untuk tiap Kategori. Kedua Kategori biasanya akan bertanding bersamaan. Di babak Kualifikasi dan Semi-Final, tiap pemanjat yang turut serta : a) b) Harus mencoba tiap boulder sesuai dengan urutan yang berlaku, dengan periode waktu rotasi lima (5) menit untuk tiap boulder Harus mendapat waktu istirahat yang sama dengan periode rotasi diantara usaha pemanjatan pada setiap boulder. Pada setiap akhir waktu rotasi, pemanjat harus segera menghentikan pemanjatan dan masuk ketempat istirahat. Tempat tersebut harus tidak memungkinkan pemanjat mengamati boulder manapun. Pemanjat yang telah menyelesaikan periode istirahat mereka akan pindah ke boulder berikutnya.

Final
7.7.14 Babak Final harus berlangsung dalam satu (1) set boulder (1 set terdiri dari 4 boulder) untuk tiap Kategori. Kedua kategori ini akan melakukan pemanjatan secara bersamaan sesuai peringkat pemanjat berdasarkan babak sebelumnya. Misalnya pemanjat dengan urutan pemanjatan pertama putra maupun putri pada babak Final akan melakukan pemanjatan secara bersamaan.

Catatan: Jika jumlah pemanjat babak final tidak sama antara putra dan putri, maka pemanjat yang lebih banyak harus melakukan pemanjatan terlebih dahulu.
7.7.15 7.7.16 Babak final sebaiknya didahului dengan memperkenalkan pemanjat yang memasuki babak tersebut. Untuk tiap Kategori : a) Tiap boulder pada babak final harus dicoba oleh semua pemanjat sesuai Pasal 7.6.3.

40

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia b) setelah pemanjat menyelesaikan pemanjatannya, mereka akan kembali ke Zona Isolasi terpisah dan pemanjat berikutnya akan segera memulai periode pemanjatannya; Jika semua pemanjat telah menyelesaikan pemanjatan mereka, maka seluruh pemanjat akan diarahkan melanjutkan ke boulder berikutnya;

c) 7.7.17

Periode pemanjatan selama babak final harus empat (4) menit untuk tiap pemanjat. Apabila seorang pemanjat memulai sebuah percobaan tepat sebelum akhir periode pemanjatan, mereka dapat diijinkan untuk menyelesaikan percobaan tersebut.

Boulder Tie-Break
7.7.18 Dalam keadaan yang digambarkan di Pasal 7.10.4 a), pemanjat yang mempunyai peringkat yang sama harus melakukan percobaan pemanjatan pada Babak Tie-Break : a) b) c) Urutan pemanjatan untuk melakukan percobaan harus sama dengan babak Final. Pemanjatan dari tiap pemanjat akan dinilai sesuai dengan Pasal 6.4.2 hingga 6.4.5 dan 6.10.1. jika setelah dilakukan babak tie-break dan masih terdapat dua atau lebih pemanjat yang mempunyai peringkat sama untuk peringkat pertama, maka pemanjat tersebut akan melanjutkan pemanjatan di boulder yang sama (maksimum enam (6) percobaan). Bila hasil seri masih ada setelah enam (6) percobaan, maka pemanjat terkait akan diberikan peringkat yang sama.

d) 7.8

PROSEDUR PENGAMATAN JALUR

Umum
7.8.1 Ofisial Tim tidak akan diijinkan untuk menemani para pemanjat selama periode pengamatan. Saat di Zona pengamatan, semua pemanjat mematuhi Peraturan Isolasi. Pemanjat harus berada dalam Zona pengamatan yang ditunjuk selama pengamatan. Mereka tidak diijinkan untuk memanjat dinding panjat atau berdiri diatas peralatan atau alat bantu apapun. Mereka hanya diperbolehkan meminta penjelasan hanya dari Jury President, FPTI Judge atau Boulder Judge yang ditugaskan untuk boulder. Selama periode pengamatan, pemanjat diijinkan untuk menyentuh pegangan start yang sudah ditandai, tanpa meninggalkan landasan dengan kedua kaki mereka. Tidak diijinkan membawa alat perekam.

7.8.2

Kualifikasi dan Semi-Final


7.8.3 Di babak Kualifikasi dan Semi-Final, periode pengamatan adalah bagian dari Periode Rotasi.

Final
7.8.4 Sebelum dimulainya babak final pemanjat melakukan pengamatan bersama selama dua (2) menit tiap boulder.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

41

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 7.9 PROSEDUR PEMANJATAN

Start
7.9.1 Pemanjat akan mulai pemanjatan tiap boulder : a) b) Dengan kedua tangan pada pegangan yang sudah ditandai; dan Dengan salah satu kaki berada pada pijakan yang diberi tanda.

Jika pada ke dua pijakan start di beri tanda, setelah pemanjat meletakkan kaki pada pijakan pertama maka pemanjat harus meletakkan kaki pada pijakan yang kedua sebelum melakukan gerakan apapun. 7.9.2 7.9.3 Jika pemanjat tidak dapat meraih pegangan start dari landasan, maka diijinkan memulai pemanjatan dengan melompat untuk meraih pegangan start. Sebuah percobaan pemanjatan akan dianggap telah mulai, ketika bagian terbawah dari tubuh pemanjat telah meninggalkan landasan.

Penyelesaiaan Percobaan
7.9.4 Sebuah percobaan disuatu boulder akan dianggap berhasil ketika Boulder judge telah mengumumkan OK, dengan ketentuan bahwa pemanjat telah : a) b) 7.9.5 Memegang pegangan akhir yang ditandai dengan kedua tangan secara terkontrol; atau jika akhir dari boulder (TOP) sesuai dengan pasal 7.2.6. b), sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan.

Percobaan pemanjat pada boulder akan dianggap tidak berhasil apabila pemanjat tersebut gagal untuk memegang dengan kedua tangan pegangan akhir yang ditandai secara terkontrol atau, bila gagal mencapai akhir (TOP) dengan posisi tertentu; atau pemanjat tersebut: a) b) Gagal untuk melakukan start pada sebuah boulder sesuai dengan Pasal 7.9.1 dan 7.9.2; Menggunakan bagian apapun dari dinding ( pegangan atau rekahan, dll ) yang telah di beri pembatas berupa garis hitam ( plester, lakban, dll ) dengan jelas dan dengan tidak terputus-putus atau mengunakan warna lain yang telah ditentukan oleh Jury President pada saat technical meeting; Menggunakan lubang tangan; yang digunakan untuk memasang pegangan dengan

c) d) e) f)

Menggunakan ujung tepi, atau ujung atas dari dinding panjat untuk melakukan pemanjatan; menyentuh landasan dengan bagian apapun dari tubuh pemanjat setelah memulai usaha pemanjatan Gagal menyelesaikan percobaan sesuai dengan periode waktu yang telah ditentukan

42

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 7.9.6 7.10 Dalam hal pelanggaran berkaitan dengan 7.9.5 a) hingga f), Boulder Judge akan memerintahkan pemanjat untuk menghentikan pemanjatan. PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Umum
7.10.1 Setelah melakukan percobaan pemanjatan pada setiap babak Kompetisi, setiap pemanjat akan di peringkat sesuai dengan kelompok pemanjatan/kategori dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: a) b) c) d) Pertama, paling banyak jumlah nilai keberhasilan (TOP) pada setiap babak; Kedua, paling sedikit jumlah percobaan dalam mendapatkan nilai keberhasilan (TOP) pada setiap babak; Ketiga, paling banyak, jumlah nilai BONUS pada setiap babak; Keempat, paling sedikit jumlah percobaan dalam mendapatkan nilai BONUS pada setiap babak.

Contoh:
Peringkat 1 2 3 4 7.10.2 TOP 4 4 4 3 Percobaan TOP 4 5 5 3 BONUS 5 5 4 5 Percobaan BONUS 7 6 5 5

Jika pemanjat yang memenuhi syarat bertanding dalam sebuah babak gagal untuk melakukan pemanjatan : a) b) Dibabak Kualifikasi, mereka tidak dapat diberi peringkat; Dibabak lain (Semi Final atau Final), mereka harus diberi peringkat terakhir dibabak tersebut.

7.10.3

Jika ada perserta yang memiliki peringkat yang sama berdasarkan pasal 7.10.1 dan 7.10.2, maka peringkat pemanjat yang memiliki nilai yang sama akan di pisah berdasarkan pada peringkat babak sebelumnya ("hitung mundur").

Catatan: Tidak ada hitung mundur untuk hasil dari babak Kualifikasi jika pemanjat dipisah kedalam dua (2) Kelompok.

7.10.4

Bila mengikuti proses hitung mundur sesuai Pasal 7.10.3 masih terdapat pemanjat yang mempunyai peringkat sama maka : a) Jika terjadi peringkat yang sama pada peringkat pertama pada babak final, maka peringkat pemanjat tersebut akan ditentukan sesuai dengan Pasal 7.7.18; atau

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

43

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia b) Jika terdapat peringkat yang sama selain peringkat pertama, pemanjat yang bersangkutan akan mendapat peringkat yang sama.

Babak Kualifikasi (Dua Kelompok)


7.10.5 Jika babak Kualifikasi berlangsung dalam dua (2) set jalur dengan dua (2) Kelompok, peringkat gabungan untuk babak Kualifikasi harus ditentukan dengan menggabungkan peringkat untuk tiap Kelompok, memperlakukan para pemanjat yang mempunyai peringkat yang sama sebagai hasil seri.

Misal, Pemanjat peringkat ke 1 di Kelompok A dan pemanjat peringkat ke 1 di Kelompok B masing masing dapat diberi peringkat ke 1 dalam peringkat gabungan.
7.11 7.11.1 INSIDEN TEKNIS Insiden Teknis didefinisikan sebagai suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian atau keuntungan bagi pemanjat yang bukan bagian dari perbuatan yang sengaja oleh pemanjat. Jika diperlukan untuk menentukan sebuah insiden teknis FPTI Judge dapat berkonsultasi kepada Chief Route Setter.

7.11.2

Prosedur ketika terjadi Insiden Teknis


7.11.3 Jika insiden teknis terjadi, usaha pemanjatan pertama yang dilakukan oleh pemanjat yang mengalami insiden teknis pada boulder yang sama setelah pemanjatan yang mengakibatkan insiden teknis, dihitung sebagai kelanjutan dari usaha pemanjatan sebelumnya. Pemanjat yang mengalami insiden teknis akan kembali melakukan pemanjatan ulang setelah dilakukan perbaikan dan mendapatkan waktu pemanjatan yang tersisa setelah insiden teknis terjadi minimal dua (2) menit. Jika sebuah Insiden Teknis terjadi selama babak Kualifikasi atau Semi-Final: a) Jika Insiden Teknis dapat diperbaiki atau dibetulkan sebelum akhir dari Periode Rotasi, pemanjat yang terlibat akan ditawarkan kesempatan untuk melanjutkan percobaan mereka: i) ii) Jika pemanjat memilih untuk melanjutkan, pemanjat tidak dapat melakukan protes terhadap insiden teknis tersebut. Jika pemanjat memilih untuk tidak melanjutkan, pemanjat akan melanjutkan percobaan dalam Periode Rotasi yang ditentukan oleh Jury President.

7.11.4

7.11.5

b)

Jika Insiden Teknis tidak dapat diperbaiki atau dibetulkan sebelum akhir Periode Rotasi, maka diakhir Periode Rotasi : i) FPTI Judge akan menunda usaha pemanjatan untuk pemanjat yang mengalami insiden teknis dan untuk seluruh pemanjat pada boulder pemanjatan sebelumnya; dan Untuk semua pemanjat lain, babak tersebut dapat berlanjut.

ii)

Setelah Insiden Teknis dapat diperbaiki atau telah selesai diperbaiki, pemanjat yang mengalami insiden teknis dapat melanjutkan usaha pemanjatannya dan 44

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia seluruh pemanjat yang usaha pemanjatannya di hentikan akan melakukan pemanjatan sesuai dengan waktu periode rotasi. 7.11.6 Jika Insiden Teknis terjadi selama babak Final, pemanjat yang mengalami Insiden Teknis dapat kembali ke Isolasi terpisah di Zona Transit dan menunggu perbaikan. Ketika Insiden Teknis telah diperbaiki, pemanjat yang terkait dapat memulai lagi percobaannya. PENGGUNAAN REKAMAN VIDEO Seluruh percobaan pemanjatan harus dapat terekam oleh alat perekam ofisial Kompetisi. Rekaman video ofisial Kompetisi harus dibuat menggunakan setidaknya dua (2) kamera video diposisi yang tetap untuk tiap boulder, dimana tiap boulder dapat terekam untuk : a) b) c) d) 7.12.3 Posisi start setiap boulder; dan Pegangan Bonus setiap boulder; Pegangan akhir atau posisi tertentu yang ditetapkan (TOP) setiap boulder; dan Batas yang dibuat menurut Pasal 7.9.5 b)

7.12 7.12.1 7.12.2

Sebelum Kompetisi di mulai, FPTI Judge harus mengarahkan operator alat perekam untuk dapat merekam seluruh usaha pemanjatan pemanjat dengan prosedur yang benar . posisi dari alat perekam akan di tentukan oleh FPTI Judge setelah berkoordinasi dengan Jury President.

Catatan:
Harus dipastikan operator alat perekam tidak terganggu dalam melaksanakan tugasnya dan tidak satupun yang boleh menghalangi proses perekaman . 7.12.4 Sebuah monitor yang terhubung dengan sistem pemutar video harus disediakan untuk membantu proses penjurian jika terjadi insiden teknis. sebaiknya posisi monitor di tempatkan di Zonaan khusus sehinga juri yang bertugas dapat berdiskusi pada saat terjadi insiden teknis tanpa gangguan dari pihak yang tidak berkepentingan. Proses untuk mengambil keputusan (termasuk Protes) tidak akan mempertimbangkan bukti rekaman selain : a) b) 7.12.6 7.13 7.13.1 7.13.2 Rekaman Video ofisial komeptisi, dan Berdasarkan kebijaksanaan Jury President, setiap rekaman video siaran FPTI (jika ada). misalnya "Live Streaming" video.

7.12.5

Pada akhir setiap babak, salinan Rekaman Video ofisial Kompetisi harus diberikan kepada Jury President jika diminta. PROTES Seluruh proses protes (baik lisan maupun tulisan) harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar demikian juga dengan tanggapan dari juri prote. Selain pasal 6.13.3, protes hanya akan diterima jika disertai dengan biaya protes resmi. Besaran biaya protes harus dibayar sesuai dengan daftar biaya yang di 45

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia keluarkan oleh FPTI. Jika protes diterima, maka biaya protes harus dikembalikan. Jika protes tidak di terima, biaya protes tidak akan dikembalikan.

Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin di timbulkan pada saat Kompetisi
7.13.3 Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin dapat di timbulkan pada saat Kompetisi hanya dapat di ajukan jika sekurang-kurangnya di lakukan oleh 3 orang pelatih atau tim manager dari tim yang berbeda. Dan jika di perlukan setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan maka Jury President akan memutuskan untuk melakukan tindakan.

Tatacara protes
7.13.4 Dalam kasus protes yang disampaikan secara lisan maupun tulisan, Jury President harus membentuk jury protes yang terdiri dari, Jury President dan FPTI Delegate. Untuk kasus tertentu jika Jury President bertugas sebagai jury pada saat protes dilakukan, maka posisi Jury President untuk jury protes akan diambil alih oleh FPTI Judge. Pada saat menerima protes lisan maupun tulisan mengenai Hasil Resmi, Jury President akan pengumuman sebuah keputusan resmi yang merupakan jawaban protes, dengan penjelasan mengenai keputusan dari protes tersebut. Jika Juri tidak dapat menghasilkan keputusan secara bulat, maka keputusan awal akan di gunakan sebagai keputusan akhir dan biaya protes akan di kembalikan. Jika kasus protes di lakukan secara tertulis, maka juri protes harus membuat keputusan secara tertulis dan di sampaikan kepada yang mengajukan protes secara resmi. Protes yang diajukan terhadap percobaan pemanjat (contoh tidak melakukan start dengan benar) harus disampaikan segera : a) b) jika terjadi pada babak Kualifikasi atau Semi-Final, harus di sampaikan pada masa periode rotasi; atau Jika terjadi pada babak final, harus di sampaikan sebelum pemanjat selanjutnya melakukan pemanjat, dan boulder judge yang bertugas harus segera menyampaikan kepada FPTI Judge. Tidak ada biaya harus dibayarkan sehubungan dengan protes tersebut.

7.13.5

7.13.6

7.13.7

7.13.8

Jika protes dilakukan terhadap urutan peringkat pada suatu babak: a) jika terjadi pada babak kualifikasi dan semi-final : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari 5 menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau tidak lebih dari 5 menit setelah original decision di umumkan secara resmi .

ii)

b)

Jika terjadi pada babak final : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari 2 menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau

46

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia ii) tidak lebih dari 2 menit setelah original decision di umumkan secara resmi dan setiap kasus protes harus di sampaikan secara tertulis..

Konsekuensi Protes
7.13.9 7.13.10 Hasil keputusan yang di keluarkan juri protes bersifat final dan tidak ada protes lanjutan. sebuah keputusan yang telah di tetapkan oleh jury protes ( keputusan tetap) harus di sampaikan: a) Jika terjadi pada babak qualifikasi dan semi-final, maka keputusan tetap tersebut harus sudah disampaikan kepada tim manager yang mengajukan protes selambat-lambatnya tidak lebih dari 5 menit setelah original decision di umumkan; atau Jika terjadi pada babak final, maka keputusan tetap tesebut harus sesegera mungkin di sampaikan. Tidak ada protes lanjutan yang dapat di lakukan setelah keputusan tetap di tetapkan di luar babak yang di pertandingkan pada saat itu.

b)

Rujukan ke Komisi Disiplin


7.13.11 Dalam kasus-kasus di mana Jury President menilai bahwa pelanggaran aturan pertimbangan manfaat oleh Komisi Disiplin FPTI, hal dimaksud wajib dirujuk ke badan disiplin bersama dengan laporan Jury President, salinan komunikasi tertulis antara Jury President dan pemanjat / Manajer tim yang bersangkutan, dan semua bukti yang relevan.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

47

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8. SPEED 8.1 8.1.1 UMUM Kompetisi Speed harus berlangsung pada lintasan pemanjatan dengan panjang lintasan 10m (Kompetisi 10m) atau 15m (Kompetisi 15m), dirancang khusus pada dinding panjat tebing buatan. Kompetisi Speed biasanya akan terdiri dari: a) b) Babak Kualifikasi, terdiri dari satu (1) tahapan; dan Babak Putaran Final, terdiri antara satu (1) sampai tiga (3) tahapan eliminasi.

8.1.2

Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yg di batalkan. 8.2 STRUKTUR DINDING PANJAT

Struktur Dinding Panjat


8.2.1 8.2.2 Struktur dinding panjat dan pegangan harus memenuhi Standar yang Berlaku dan yang sudah ditetapkan pada Bab 3 (Ketentuan Umum). Permukaan dinding panjat harus memiliki minimal dua lintasan paralel dengan model dari tiap lintasan (termasuk posisi penempatan peralatan pencatat waktu) sesuai dengan rancangan dan ukuran dalam Gambar 8.2 a) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 b) untuk Kompetisi 15m. Lintasan pemanjatan dapat berdekatan atau terpisah, tetapi pemisahan antar lintasan tidak boleh lebih dari 1m dan lurus secara horizontal. Struktur dinding panjat memiliki dua (2) titik pengaman dimana tali pemanjatan melewati : Top Protection Point dan Deviation Point untuk membantu pengendalian tali pengaman. Posisi Top Protection Point seperti di Gambar 8.2 a) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 b) untuk Kompetisi 15m. Jika Deviation Point berada dipermukaan dinding panjat, posisinya seperti di Gambar 8.2 a) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 b) untuk Kompetisi 15m. Permukaan dinding panjat harus dilapisi dengan resin dan pasir kwarsa 0.1/0.4 (Granulometry). Permukaan dinding panjat diberi warna cerah dan pegangan diberi warna yang sangat terang. Tiap papan dari permukaan dinding panjat harus memiliki standar jarak antar lubang penempatan pegangan seperti yang dikemukakan dalam Gambar 8.2 c) dengan ukuran 10 mm.

8.2.3

8.2.4

Lintasan Pemanjatan
8.2.5 Lintasan pemanjatan untuk tiap lintasan harus sesuai dengan model pada Gambar 8.2 d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 e) untuk Kompetisi 15m, menggunakan pegangan yang disetujui oleh FPTI untuk Kompetisi speed. Selain pegangan untuk kategori speed (pegangan yang tidak sesuai untuk Kompetisi speed, quickdraws, dll.) harus dibersihkan dari dinding, kecuali baut hangers yang terpasang secara permanen. Peralatan pencatat waktu ditempatkan pada permukaan dinding panjat seperti yang ditentukan Gambar 8.2 d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 e) untuk Kompetisi 15m. Untuk kasus tertentu, Chief Route Setter dapat menetapkan posisi alternatif

8.2.6

48

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia untuk peralatan pencatat waktu agar tidak mengganggu atau membantu gerak pemanjat. 8.3 8.3.1 8.3.2 KEAMANAN Semua peralatan yang di gunakan untuk kategori speed harus sesuai dengan standard penggunaan alat pada Bab 3 (Ketentuan Umum). Seluruh lintasan pemanjatan akan di panjat dan di amankan dengan menggunakan tali yang sesuai standart single rope yang telah tepasang pada akhir lintasan pemanjatan. FPTI Judge akan memutuskan frekuwensi penggunaan tali panjat untuk menentukan penggantian tali panjat.

Titik Pengaman
8.3.3 Penghubung tali pemanjatan dengan Top Protection Point; dan Deviation Point harus menggunakan Karabiner Pengunci stainless-steel diamankan ke titik pengaman dengan Sling model pita yang dijahit dan dihubungkan dengan Quick-Link (Maillon Rapide):

Peralatan Pribadi
8.3.4 Setiap pemanjat harus memakai climbing harness. Jury President tidak akan mengijinkan seorang pemanjat untuk mulai pemanjatan jika Jury President menilai bahwa harness yang dipakai pemanjat tidak aman. Tali pemanjatan harus terhubung pada harness pemanjat dengan dua Karabiner Screwgate atau Self-locking karabiner yang disusun berlawanan (dengan posisi pintu yang saling berlawanan) dan tali pemanjatan harus terpasang pada Karabiner dengan menggunakan Simpul Delapan, diamankan dengan Simpul Stoper atau selotip. Pemanjat di larang membawa atau mengunakan audio listening ( mp3, dll ) selama melakukan observasi lintasan dan pada saat melakukan pemanjatan.

8.3.5

8.3.6

Pemeriksaan Keamanan
8.3.7 Sebelum pemanjatan pada suatu lintasan, belayer harus memastikan bahwa: a) b)

Harness pemanjat sudah terpasang dengan benar;


Tali pemanjatan terhubung dengan harness pemanjat sesuai dengan Pasal 8.3.5.

Penambatan
8.3.8 Tali pemanjatan harus dikendalikan dari bawah oleh dua belayer yang akan ditempatkan ke satu sisi dari lintasan pemanjatan. Belayer utama dapat menggunakan dengan baik Locking Belay Device maupun Manual Belay Device. Belayer harus memperhatikan dengan seksama untuk memastikan bahwa: a) b) c) Pergerakan pemanjat tidak terhalangi oleh jalannya tali baik terlalu ketat atau terlalu longgar; Pemanjat yang jatuh atau selesai melakukan pemanjatan dihentikan dengan cara yang aman; dan Pemanjat tidak diturunkan dengan kecepatan yang berlebihan. 49

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8.3.9 Belayer yang ditunjuk oleh penyelenggara harus dilatih untuk menambat dengan cara yang sesuai untuk Kompetisi Speed. FPTI Judge diberikan kewenangan untuk memerintahkan penyelenggara mengganti belayer selama Kompetisi. Jika diganti, belayer tidak dapat diijinkan menambatan pemanjat pada Kompetisi tersebut. PENCATATAN WAKTU Waktu pemanjatan untuk setiap pemanjat adalah periode antara starting signal dan penyelesaian pemanjatan. Waktu yang valid akan dicatat apajika pemanjat telah menyelesaikan pemanjatannya yang sesuai dengan peraturan. Waktu pemanjatan dicatat menggunakan dua (2) buah pencatat waktu : a) b) Sistem Pencatat Waktu Elektronik yang disetujui oleh FPTI, dan Pencatat Waktu Manual (stopwatches)

8.4 8.4.1

8.4.2

Catatan: Dalam suatu babak Kompetisi jika pemanjat telah melakukan start dan system alat pencatat waktu elektronik mengalami kerusakan, maka hasil dari usaha pemanjatannya akan dicatat menggunakan alat pencatat waktu manual. Alat pencatat waktu manual hanya digunakan sebagai pencatat waktu cadangan (backup) Pencatat Waktu Mesin-Elektronik
8.4.3 Sistem pencatat waktu yang disetujui oleh FPTI. Sistem pencatat waktu yang dapat : a) Menghasilkan single starting signal dengan jeda waktu acak setelah dipicu. Jeda waktu tidak boleh kurang dari 0.5 detik dan tidak lebih dari 1.5 detik setelah dipicu. Mencatat finishing time untuk tiap pemanjat secara terpisah ketika mereka memukul tombol/bantalan mesin-elektronik yang ditempatkan seperti yang ditunjukkan di Gambar 8.2d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2e) untuk Kompetisi 15m; dan Menunjukkan waktu pemanjatan untuk tiap pemanjat secara terpisah seperti perbedaan antar single starting signal (a) dan finishing time (b)

b)

c) 8.4.4

Sistem pencatat waktu harus mampu mencatat waktu setidaknya 1/1000 detik. Untuk tujuan peringkat pemanjat, waktu akan dicatat dan ditunjukkan pada 1/100 detik. Kecuali kalau waktu yang dicatat tepat 1/100 detik, maka dapat dibacakan dan dicatat ke 1/100 detik (dengan kata lain dibulatkan). Timing device harus memiliki indikator start yang ditempatkan pada permukaan dinding sesuai dengan Pasal 8.2.6 Jury President harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem pencatat waktu dapat berfungsi dengan baik. Jury President juga harus berkomunikasi dengan petugas pencatat waktu untuk memastikan pengoperasikan peralatan tersebut dan melakukan tes sistem pencatat waktu sebelum Kompetisi dimulai.

8.4.5 8.4.6

Pencatat Waktu Manual


8.4.7 Alat pencatat waktu manual harus di opersikan secara manual dan dengan menggunakan tampilan secara digital (stopwatch). Catatan waktu untuk tiap pemanjat akan dimulai saat starting signal terdengar hingga pemanjat menekan

50

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia tombol penghentian waktu yang ditempatkan sesuai dengan Gambar 8.2 d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 e) untuk Kompetisi 15m. 8.4.8 Tiga (3) time keeper harus mencatat waktu untuk tiap pemanjat. Setiap time keeper harus bertugas secara independent dan tanpa menunjukkan catatan waktunya atau mendiskusikan catatan waktunya dengan, orang lain. meskipun waktunya menunjukkan 1/10 detik, waktu pemanjatan harus dibacakan dan dicatat lebih rendah dari 1/10 detik (dengan kata lain dibulatkan). Waktu resmi untuk tiap pemanjat dapat ditentukan sebagai berikut: a) b) c) jika waktu yang dicatat oleh tiga (3) time keeper sama, maka waktu tersebut yang akan digunakan; jika waktu yang di tunjukan oleh kedua time keeper menunjukan waktu yang sama, maka waktu dari kedua time keeper yang sama akan di gunakan; jika waktu yang di tunjukan oleh ketiga time keeper tidak ada yang sama, maka diantara waktu tercepat dan terlama yang akan di gunakan.

8.4.9

8.5
8.5.1

KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Kuota untuk babak putaran final adalah ; Jumlah pemanjat yang mencatat waktu valid di Kualifikasi 4-7 8 - 15 16 atau lebih Kuota 4 8 16

Catatan: Jika jumlah pemanjat yang mencatat waktu valid di babak Kualifikasi kurang dari empat (4), maka Babak Kualifikasi akan diulang.
8.5.2 8.5.3 Kuota untuk babak putaran final akan diisi oleh pemanjat yang mempunyai peringkat tertinggi dari babak Kualifikasi Dimana kuota untuk babak putaran final terlampaui dikarenakan pemanjat yang memiliki peringkat sama, pemanjat yang bersangkutan dipisahkan dengan mengikuti prosedur sesuai dengan Pasal 8.7.5. URUTAN PEMANJATAN

8.6

Kualifikasi
8.6.1 Urutan pemanjatan untuk lintasan kiri (Lintasan A) harus diacak. Urutan pemanjatan untuk lintasan kanan (Lintasan B) harus sama dengan urutan Lintasan A tetapi dengan perubahan urutannya 50%.

Contoh: jika pemanjat terdiri dari 21 orang, maka pemanjat dengan urutan pemanjatan 1 pada lintasan A akan menjadi pemanjat urutan ke 11 pada lintasan B (urutan ke 11 pada lintasan A, akan menjadi urutan ke 1 pada lintasan B).
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

51

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Final
8.6.2 Urutan pemanjatan dan alokasi lintasan untuk tiap tahapan dari babak putaran final harus seperti yang dikemukakan dalam Gambar 8.6(a), 8.6(b) atau 8.6(c) untuk babak putaran final dengan kouta 4/8/16 berturut turut.

Catatan: Jika dua atau lebih pemanjat mempunyai peringkat yang sama di babak Kualifikasi, maka urutan pemanjatan tahap pertama pada babak putaran Final akan dipisahkan secara acak.
8.7 PROSEDUR KOMPETISI

Percobaan Lintasan
8.7.1 Jika memungkinkan, babak Kualifikasi dapat didahului dengan periode percobaan lintasan. Jury President harus mengumumkan waktu dan durasi dari percobaan lintasan saat Technical Meeting (dan jika tidak memungkinkan, maka percobaan lintasan dapat ditiadakan).

Kualifikasi (Dua Lintasan) 8.7.2


Babak Kualifikasi akan berlangsung dalam dua (2) lintasan dengan pemanjat memanjat berpasangan. Tiap pemanjat akan mendapatkan kesempatan satu kali pemanjatan pada tiap lintasan, kecuali jika terjadi false start atau insiden teknis.

Catatan: Jika pemanjat telah melakukan dua kali false start, pemanjat lainnya akan melanjutkan usaha pemanjatannya di satu atau kedua lintasan, tetapi akan melakukan pemanjatan sendirian.
8.7.3 Setelah menyelesaikan usaha pemanjatan pada lintasan pertama, maka pemanjat akan mendapatkan waktu istirahat tidak kurang dari lima (5) menit sebelum melakukan usaha pemanjatan pada lintasan ke dua. Tiap pemanjat tetap berada di Zona Kompetisi seperti yang diatur oleh Jury President sampai mereka telah menyelesaikan percobaan mereka di kedua lintasan. Jika pemanjat yang berhak memasuki babak putaran final melebihi kuota yang di tetapkan karena ada dua atau lebih pemanjat yang memiliki waktu yang sama pada peringkat terakhir, maka pemanjat yang terkait akan melakukan percobaan lagi di Lintasan A untuk memisahkan peringkat yang sama tersebut. Waktu yang dicatat di percobaan mereka hanya akan digunakan untuk menentukan pemanjat mana yang berhak untuk babak putaran final.

8.7.4 8.7.5

Catatan:

jika diperlukan akan dilakukan pemanjatan secara berulang-ulang untuk memisahkan pemanjat dengan waktu pemanjatan yang sama .

Catatan : Hanya mengatur untuk pemanjat yang memiliki waktu yang sama pada peringkat terakhir, untuk waktu yang sama bukan pada peringkat terakhir belum diatur karena akan berpengaruh pada putaran final dengan siapa akan berhadapan.

52

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Final
8.7.6 8.7.7 Babak putaran final dapat didahului dengan presentasi/perkenalan dari pemanjat yang berhak untuk ikut serta dalam babak tersebut. Babak putaran final dapat berlangsung sebagai rangkaian dari tahapan eliminasi, masing masing terdiri atas jumlah heat pemanjatan, jumlah tahapan eliminasi (heat pemanjatan di tiap tahapan) bergantung dari kuota untuk babak putaran final. Pemenang dari masing masing heat pemanjatan merupakan pemanjat dengan waktu valid terendah di heat pemanjatan tersebut.

8.7.8

Catatan: Jika hanya satu pemanjat yang mencatatkan waktu valid di sebuah heat pemanjatan, pemanjat tersebut dapat dianggap pemenang dari heat pemanjatan tersebut.
8.7.9 Jika tidak ada pemanjat di sebuah heat pemanjatan yang mencatatkan waktu yang valid: a) Jika salah satu dari pemanjatan pada tahapan eliminasi melakukan dua kali false start, maka pemanjat yang menjadi lawannya akan di nyatakan sebagai pemenang pada tahapan eliminasi tersebut; Jika kedua pemanjat dalam sebuah tahapan eliminasi melakukan dua (2) kali false start, maka kedua pemanat tersebut dinyatakan memiliki waktu yang sama dan Pasal 8.7.10 akan berlaku.

b)

Catatan:
jika hasil suatu babak eliminasi di tentukan sesuai dengan pasal 8.7.9.(a), dan pemanjat yang di nyatakan sebagai pemenang memilih untuk melakukan usaha pemanjatan, apabila pemanjat tersebut terjatuh, maka pasal 8.7.9.(b) akan berlaku .

8.7.10

Jika terjadi catatan waktu yang sama dalam sebuah heat, maka : a) b) Jika catatan waktu yang sama terjadi pada heat untuk memperebutkan juara 3 dan peringkat 4, atau juara 1 dan 2 , maka heat tersebut akan di ulang; Jika catatan waktu yang sama terjadi pada heat yang bukan memperebutkan juara 3 dan peringkat 4 atau juara 1 dan 2 maka, untuk menentukan pemenang pada heat tersebut akan di tentukan dari heat sebelumnya (jika di perlukan dapat menggunakan peringkat pada tahapan sebelumnya dan atau babak kualifikasi).

Catatan PDK : Jika melihat pasal 8.7.10 b) tidak ada pengulangan pemanjatan ketika terjadi waktu yang sama pada heat pemanjatan selain heat pemanjatan untuk penentuan pemenang juara 1,2,3 dan 4. Penentuan pemenang untuk heat pemanjatan selain heat pemanjatan untuk penetuan pemenag juara 1,2,3, dan 4 dilakukan dengan melihat catatn waktu heat sebelumnya dan atau catatan waktu babak kualifikasi.
8.8 8.8.1 PROSEDUR PERCOBAAN LINTASAN/PRACTICE Periode percobaan lintasan akan menggunakan tahapan sebagai berikut: 53

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia a) setiap pemanjat yang berhak mengikuti babak kualifikasi akan di beri kesempatan untuk melakukan percobaan pemanjatan satu kali percobaan pada setiap lintasan; atau berdasarkan pengelompokan dari pemanjat yang berasal dari suatu daerah atau tim yang sama, untuk kasus ini Jury President harus memutuskan waktu dari periode percobaan lintasan berdasarkan jumlah pemanjat dari suatu daerah atau tim yang akan melakukan percobaan pemanjatan.

b)

8.8.2 8.8.3 8.9

Jury President dapat menentukan periode percobaan lintasan agar sesuai dengan keadaan pada saat pertandingan. Periode percobaan lintasan harus dilakukan dengan menggunakan seluruh peralatan pencatat waktu dan melakukan demontrasi untuk false start signal. PROSEDUR PEMANJATAN

Start
8.9.1 Pada saat pemanjat akan melakukan pemanjatan, maka pemanjat harus dapat mendengar aba-aba untuk melakukan pemanjatan dengan jelas yang di berikan oleh Asign Starter yang ditunjuk, yang bukan dari pihak resmi FPTI. Asign Starter tersebut juga harus mengambil posisi agar tidak terlihat oleh pemanjat yang akan melakukan pemanjatan dan pada saat memberikan aba-aba posisi dari Asign Starter tersebut harus memilki jarak yang sama dari kedua pemanjat . Pada saat diberitahukan untuk melakukan pemanjatan, tiap pemanjat: a) b) c) 8.9.3 Diberikan kesempatan untuk memperbaiki posisi starting pad tidak lebih dari sepuluh (10) detik; Selanjutnya pemanjat tersebut harus menghampiri belayer yang bertugas untuk memasang tali pengaman sesuai dengan Pasal 8.3.5 dan 8.3.7, dan Setelah itu pemanjat harus mengambil posisi dengan membelakangi lintasan dengan jarak tidak lebih dari dua (2) meter.

8.9.2

Setelah mendengar aba-aba at your marks setiap pemanjat harus menempati posisi start dengan satu kaki bertumpuh pada alat starting pad dan kaki yang lainnya berada pada pijakan pertama serta kedua tangan dalam posisi memegang pegangan start dan dilakukan tidak lebih dari empat (4) detik.

Catatan:

Jury President dan/atau FPTI Judge akan memberikan sangsi dengan mengeluarkan kartu kuning untuk setiap pelanggaran yang berhubungan dengan waktu yang di tentukan untuk melakukan tahapan di atas. Catatan PDK : Saat start kedua tangan memegang pegangan start, tidak boleh hanya satu tangan.
8.9.4 Untuk alasan apapun, setelah pemenjat menempati posisi start dan Asign Starter yang bertugas memberikan aba-aba start memutuskan untuk tidak melakukan start maka Asign Starter tersebut dapat memberikan arahan kepada kedua pemanjat untuk melakukan atau memperbaiki posisi start kembali.

54

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8.9.5 Setelah kedua pemanjat berada pada posisi start, maka Asign Starter yang bertugas memberikan aba-aba READY dan setelah itu di lanjutkan dengan starting signal atau tanda dari sistem pencatat waktu. Sesuai dengan pasal 8.9.1 untuk seorang Asign Starter yang ditunjuk, yang bukan pihak resmi dari FPTI.

Catatan: Sistem pencatat waktu dapat secara otomatis mengontrol starting signal sesuai Pasal 8.4.3
8.9.5.1 Tidak ada Protes pada saat asign starter memberi aba-aba Ready ! kecuali pemanjat secara jelas memberi tanda dengan mengangkat salah satu tangannya.

8.9.6

Apabila assign starter memberikan aba-aba pada kedua pemanjat: a) b) Gagal mematuhi perintah At Your Marks !, atau tidak menempatkan posisi pada starting pad melebihi empat (4) detik yang ditentukan; atau tetap melakukan gerakan tambahan setelah aba-aba Ready !; atau Mengganggu pemanjat lain setelah perintah At Your Marks !,,

Maka assign starter akan menghentikan start. Jury President dapat memperingatkan pemanjat untuk mematuhi perintah yang berlaku dan mengeluarkan peringatan Kartu Kuning sesuai Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan ). Jika Jury President tidak setuju dengan keputusan assign starter, maka pemanjat akan diberitahu untuk melanjutkan pemanjatan.

False Start
8.9.7 Seorang pemanjat dapat dinyatakan telah melakukan false start jika, dalam penilaian assign starter pemanjat : a) b) Meninggalkan starting pad setelah assign starter telah berkata Ready ! dan sebelum starting signal menyala; atau bereaksi mendahului starting signal kurang dari 1/10 detik.

Catatan:
Jika sistem pencatat waktu elektrik yang di gunakan, maka tanda false start dari alat tersebut akan di gunakan sebagai sebuah keputusan. apabila signal dari sistem pencatat waktu tidak jelas memberi tanda maka catatan yang dibuat dari sistem pencatat waktu elektrik akan di tetapkan sebagai bukti terjadinya false start. 8.9.8 Seorang pemanjat dapat melakukan satu (1) kali false start selama kompetisi tanpa penalty. Jika pemanjat yang sama melakukan false star kedua dalam kompetisi, maka pemanjat tersebut dinyatakan tidak memiliki catatan waktu yang valid diheat pemanjatandimana false start telah dibuat dan tidak boleh dberperan serta lebih jauh lagi dalam Kompetisi.

Catatan: Pemanjat yang tidak melakukan false start dapat memilih untuk (tidak diwajibkan) menyelesaikan percobaan mereka di tahap terkait.
8.9.9 Ketika terjadi false start, Asign Starter segera menghentikan kedua pemanjat. 55

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8.9.10 Tidak ada catatan waktu jika false start terjadi.

Penyelesaiaan Percobaan
8.9.11 Menurut Pasal 8.9.11, sebuah percobaan dapat dianggap berhasil dan waktu vaild dicatat apabila pemanjat tersebut telah memukul timing pad dengan tangan mereka dan menghentikan alat pengatur waktunya.

Catatan:
Jika sistem pencatat waktu elektrik yang di gunakan, maka catatan waktu dari alat tersebut akan di gunakan sebagai sebuah keputusan. apabila sistem pencatat waktu elektrik yang di gunakan tidak bekerja dengan baik (contoh: penunjukan angka pada layar tidak jelas), catatan waktu dari sistem pencatat waktu elektrik yang di milik juri akan di gunakan sebagai hasil dari catatan waktu pemanjat. 8.9.12 Jika seorang pemanjat tidak menghentikan alat pengatur waktunya, percobaan mereka dapat dianggap tidak berhasil dan tidak ada waktu valid yang dapat dicatat. Tidak ada pengulangan atau tambahan percobaan yang akan diijinkan kecuali jika ada kerusakan pada Sistem Pencatat Waktu Elektronik.

Catatan: Kegagalan pemanjat untuk menghentikan alat pencatat waktu tidak digunakan sebagai dasar untuk menentukan kerusakan atau kesalahan dari alat pencatat waktu . Catatan:
jika pemanjat selanjutnya secara berturut-turut gagal menghentikan sistem pencatat waktu atau kegagalan sistematik sistem pencatat waktu terjadi maka Jury President akan memutuskan untuk melakukan pemeriksaan sistem pencatat waktu tersebut. Jika setelah di lakukan pemeriksaan dan ternyata terjadi kesalahan pada sistem pencatat waktu, maka Jury President akan mempertimbangkan apakah pemanjat yang tidak mengalami gagal menghentikan sistem pencatat waktu akan melakukan pemanjatan ulang atau tidak . jika setelah di lakukan pemeriksaan tidak terjadi kesalahan pada sistem pencatat waktu, maka hasil dari suatu Kompetisi dari pemanjat yang gagal menghentikan sistem pencatat waktu akan di gunakan sebagai hasil dari Kompetisi.

Catatan:
Jury President dapat mengunakan rekaman video untuk mempertimbangkan melakukan pemeriksaan sistem pencatat waktu atau tidak, tetapi rekaman video tidak dapat di gunakan sebagai penentu untuk memutuskan telah terjadi kesalahan pada sistem pencatat waktu. 8.9.13 Usaha pemanjatan di nyatakan tidak berhasil dan tidak di lakukan pencatatan waktu apabila pemanjat: a) b) c) d) Jatuh; Menggunakan tepi sisi atau tepi atas dari dinding panjat; menyentuh landasan dengan bagian apapun dari tubuh pemanjat setelah memulai usaha pemanjatan; Menggunakan alat bantu yang tidak di ijinkan.

56

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8.10 PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Kualifikasi
8.10.1 Sesuai pasal 8.9.11 mengenai false start, para pemanjat dapat diberi peringkat berdasarkan waktu valid tercepat yang dicatat di Lintasan A atau Lintasan B. Jika seorang pemanjat gagal untuk mencatatkan waktu valid di kedua Lintasan pemanjat tersebut akan diberi peringkat terakhir.

Final
8.10.2 pemanjat yang gagal pada babak putaran final (tidak termasuk semi-final atau final) dapat diberi peringkat berdasarkan waktu pemanjatan mereka di tahapan tersebut.

Catatan: Jika pemanjat gagal untuk mencapai waktu valid pemanjat dapat diberi peringkat terakhir di tahapan tersebut.
8.10.3 Jika dua atau lebih pemanjat (i) gagal menyelesaikan usaha pemanjatannya atau (ii)memiliki catatan waktu yang sama pada suatu heat, maka catatan waktu dari heati sebelumnya akan di gunakan sebagai hasil akhir untuk menentukan peringkat (dan jika di perlukan dapat menggunakan catatan waktu dari babak kualifikasi) Dua pemanjat yang gagal di tahap semi-final akan bertanding berhadapan untuk tempat ke 3 dan ke 4 (Small Final) dan pemenang dari tahap semi-final akan bertanding berhadapan untuk tempat ke 1 dan ke 2 (Big Final). Small Final dapat selalu dilakukan dan diselesaikan sebelum mulainya Big Final. INSIDEN TEKNIS Insiden Teknis didefinisikan sebagai suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian atau keuntungan bagi pemanjat yang bukan bagian dari perbuatan yang sengaja oleh pemanjat. jika diperlukan untuk menentukan sebuah insident teknis FPTI Judge dapat berkonsultasi kepada Chief Route Setter. Sebuah kerusakan sistem pencatat waktu elektrik akan di putuskan sebagai Insiden teknis dan dapat berpengaruh terhadap kedua pemanjat yang sedang melakukan usaha pemanjatan pada suatu tahapan eliminasi atau, jika kegagalan sistem pencatat waktu tidak dapat di perbaiki , kedua pemanjat yang mengalami kerusakan sistem pencatat waktu akan: a) Jika kerusakan dapat diperbaiki (contoh: jika terjadi kerusakan pada saluran atau sambungan elektrik dari sistem pencatat waktu), maka pertandingan dapat di lanjutkan kembali setelah saluran atau sambungan dari sistem pencatat waktu telah di perbaiki dan dapat di gunakan kembali; b) Jika kerusakan tidak dapat diperbaiki, maka Jury President akan (i) membatalkan babak atau tahapan eliminasi yang mengalami kerusakan sistem pencatat waktu, atau (ii) menjadwalkan kembali untuk melakukan pemanjatan untuk tahapan eliminasi yang mengalami kerusakan sistem pencatat waktu.

8.10.4

8.11 8.11.1

8.11.2 8.11.3

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

57

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Catatan:
Pasal 8.4.2 dapat berlaku setiap saat. Jika sistem pencatat waktu elektrik tidak dapat di gunakan atau mengalami kerusakan, maka catatan waktu pada sistem pencatat waktu manual (stop watch) dapat di gunakan.

Prosedur Setelah Terjadi Insiden Teknis


8.11.4 Jika pemanjat atau manajer tim menganggap telah terjadi sebuah insiden teknis, maka mereka harus segera memberitahukan kepada FPTI Judge ( atau jika tidak ada, dapat memberitahukan kepada Jury President) dan harus sebelum heat selanjutnya di mulai, FPTI Judge tidak akan mempertimbangkan sebuah laporan tentang insiden teknis jika di lakukan setelah heat selanjutnya di mulai. Setelah di nyatakan telah terjadi insiden teknis, maka kedua pemanjat harus tetap berada di Zona Kompetisi sesuai arahan dari Jury President. Insiden Teknis terjadi pada salah seorang pemanjat : a) b) 8.11.7 8.12 8.12.1 8.12.2 jika terjadi pada babak kualifikasi, maka hanya pemanjat yang mengalami insiden teknis yang akan melakukan pemanjatan ulang; jika terjadi pada babak putaran final, maka kedua pemanjat tersebut harus melakukan pemanjatan ulang.

8.11.5 8.11.6

Waktu pemulihan, setidak-tidaknya tidak kurang dari lima (5) menit setelah terjadi insiden teknis. PENGGUNAAN REKAMAN VIDEO Seluruh usaha pemanjatan harus dapat terekam oleh alat perekam ofisial Kompetisi. Perekaman video resmi harus dibuat menggunakan dua (2) kamera video, yang harus minimal menunjukkan: a) b) c) Posisi awal untuk kedua lintasan di awal Kompetisi; starting pad dan timing pad untuk kedua lintasan di tiap heat; dan Usaha pemanjatan yang dilakukan oleh setiap pemanjat di setiap heat.

8.12.3

Sebelum Kompetisi di mulai, FPTI Judge harus mengarahkan operator alat perekam untuk dapat merekam seluruh usaha pemanjatan pemanjat dengan prosedur yang benar . posisi dari alat perekam akan di tentukan oleh FPTI Judge setelah berkoordinasi dengan Jury President.

Catatan:
Harus dipastikan operator alat perekam tidak terganggu dalam melaksanakan tugasnya dan tidak satupun yang boleh menghalangi proses perekaman. 8.12.4 Sebuah monitor yang terhubung dengan sistem pemutar video harus disediakan untuk membantu proses penjurian jika terjadi insiden teknis. sebaiknya posisi monitor di tempatkan di Zonaan khusus sehinga juri yang bertugas dapat berdiskusi pada saat terjadi insiden teknis tanpa gangguan dari pihak yang tidak berkepentingan. Proses untuk mengambil keputusan (termasuk Protes) tidak akan mempertimbangkan bukti rekaman selain:

8.12.5 58

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia a) b) 8.12.6 8.13 8.13.1 8.13.2 Rekaman Video ofisial Kompetisi, dan Berdasarkan kebijaksanaan Jury President, setiap rekaman video siaran FPTI (jika ada). misalnya "Live Streaming " video.

Pada akhir setiap babak, salinan Rekaman Video ofisial Kompetisi harus diberikan kepada Jury President jika diminta. PROTES Seluruh proses protes (baik lisan maupun tulisan) harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar demikian juga dengan tanggapan dari juri protes. Selain pasal 8.13.3 dan 8.13.7, protes hanya akan diterima jika disertai dengan biaya protes resmi. Besaran biaya protes harus dibayar sesuai dengan daftar biaya yang di keluarkan oleh FPTI. Jika protes diterima, maka biaya protes harus dikembalikan. Jika protes tidak di terima, biaya protes tidak akan dikembalikan.

Protes Keselamatan
8.13.3 Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin dapat di timbulkan pada saat Kompetisi hanya dapat di ajukan jika sekurang-kurangnya di lakukan oleh tiga (3) orang pelatih atau tim manager dari tim yang berbeda. Dan jika di perlukan setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan maka Jury President akan memutuskan untuk melakukan tindakan.

Prosedur Protes
8.13.4 Dalam kasus protes yang disampaikan secara lisan maupun tulisan, Jury President harus membentuk jury protes yang terdiri dari, Jury President dan FPTI Delegate. Untuk kasus tertentu jika Jury President bertugas sebagai jury pada saat protes dilakukan, maka posisi Jury President untuk jury protes akan diambil alih oleh FPTI Judge. Pada saat menerima protes lisan maupun tulisan mengenai Hasil Resmi, Jury President akan pengumuman sebuah keputusan resmi yang merupakan jawaban protes, dengan penjelasan mengenai keputusan dari protes tersebut. Jika Juri tidak dapat menghasilkan keputusan secara bulat, maka keputusan awal akan di gunakan sebagai keputusan akhir dan biaya protes akan di kembalikan. Jika kasus protes di lakukan secara tertulis, maka juri protes harus membuat keputusan secara tertulis dan di sampaikan kepada yang mengajukan protes secara resmi. Sebuah Protes yang dilakukan terhadap : a) b) Sebuah keputusan terhadap usah pemanjatan yang di lakukan pemanjat (contoh: keputusan terhadap gagal melakukan start ) pada setiap babak; atau Hasil dari heat pada babak putaran final.

8.13.5

8.13.6

8.13.7

Harus disampaikan sesegera mungkin dan di lakukan sebelum babak atau tahapan eliminasi selanjutnya. Babak atau tahapan eliminasi selanjutnya tidak dapat di lanjutkan hingga ada keputusan yang di tetapkan. Tidak ada biaya yang di bebankan untuk banding ini

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

59

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8.13.8 Jika protes dilakukan terhadap urutan peringkat pada suatu babak: a) jika terjadi pada babak kualifikasi : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari lima (5) menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau ii) tidak lebih dari lima (5) menit setelah original decision di umumkan secara resmi . b) Jika terjadi pada babak final : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari dua (2) menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau ii) tidak lebih dari dua (2) menit setelah original decision di umumkan secara resmi dan setiap kasus protes harus di sampaikan secara tertulis

Konsekwensi dari Protes


8.13.9 8.13.10 Hasil keputusan yang di keluarkan juri protes bersifat final dan tidak ada protes lanjutan. sebuah keputusan yang telah di tetapkan oleh jury protes ( keputusan tetap) harus di sampaikan: a) Jika terjadi pada babak qualifikasi dan semi-final, maka keputusan tetap tersebut harus sudah disampaikan kepada tim manager yang mengajukan protes selambat-lambatnya tidak lebih dari lima (5) menit setelah original decision di umumkan; atau Jika terjadi pada babak final, maka keputusan tetap tesebut harus sesegera mungkin di sampaikan. Tidak ada protes lanjutan yang dapat di lakukan setelah keputusan tetap di tetapkan di luar babak yang di pertandingkan pada saat itu.

b)

Penyerahan kepada Komisi Disiplin


8.13.11 Dalam kasus-kasus di mana Jury President menilai bahwa pelanggaran aturan pertimbangan manfaat oleh Komisi Disiplin FPTI, hal dimaksud wajib dirujuk ke badan disiplin bersama dengan laporan Jury President, salinan komunikasi tertulis antara Jury President dan pemanjat / Manajer tim yang bersangkutan, dan semua bukti yang relevan.

60

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.2 (a) (model Lintasan Panjat Tebing untuk Kompetisi 10m)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

61

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.2 (b) (Model lintasan panjat tebing untuk Kompetisi 15m)

62

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.2 (c) (Kisi sisipan M10 untuk tiap papan di permukaan pemanjatan)

Catatan: Untuk jarak lubang pertama pada tepi kanan dan kiri papan adalah 125 mm (12,5 cm), dan untuk jarak lubang pertama pada tepi atas dan bawah papan adalah 188 mm (18,8 cm). Jarak antar lubang papan adalah 125 mm (12,5 cm), dengan besar papan 1,5 m x 1,5 m.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

63

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.2 (d) (Lintasan Topo untuk Kompetisi 10m)

64

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.2 (e) (Lintasan Topo untuk Kompetisi 15m)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

65

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.6 (a) (Urutan mulai untuk babak putaran final 4 starter)

Gambar 8.6 (b) (Urutan mulai untuk babak putaran final 8 starter)

66

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Gambar 8.6 (c) (Urutan mulai untuk babak putaran final 16 starter)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

67

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 9. SPEED TIM 9.1 9.1.1 9.1.2 UMUM Peraturan ini dibaca bersama dengan Bab 8 (Speed). Masing masing Tim (Tim Putra dan Tim Putri) terdiri dari tiga (3) pemanjat dengan jenis kelamin yang sama. Tim Campuran terdiri dari 2 (dua) pemanjat dengan jenis kelamin berbeda. Masing masing Provinsi biasanya dapat diijinkan untuk memasukkan satu (1) Tim kecuali untuk tuan rumah maksimal dua (2) tim dalam Kompetisi Speed Tim. Suatu nomor Kompetisi Kategori Speed Tim ( Putra, Putri dan Campuran) hanya dapat dilaksanakan jika diikuti tidak kurang dari enam (6) daerah / Tim. STRUKTUR DINDING PANJAT Struktur dinding panjat dan jalur dapat sesuai dengan persyaratan yang dikemukakan dalam Pasal 8.2 yang diubah oleh ketentuan berikut ini: a) Permukaan dinding panjat harus memiliki minimal dua pasang jalur paralel (dengan kata lain, minimal empat (4) jalur) dengan model dari tiap jalur (termasuk penempatan peralatan pencatat waktu) menyesuaikan rancangan dan susunan yang ditentukan untuk Kompetisi perseorangan 15m

9.1.3 9.1.4 9.2 9.2.1

Catatan : Jika tidak tidak sesuai dengan pasal 8.2.1 point a maka Jury President dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan Kompetisi
b) Struktur dinding panjat untuk masing- masing jalur harus memiliki Titik Pengaman Utama, sehingga memungkinkan digunakan dengan tali pemanjatan yang terpisah untuk pemanjat pertama dan ketiga dalam tim.

9.3 9.3.1

PENCATATAN WAKTU Waktu pemanjatan untuk sebuah tim adalah periode antara sinyal mulai dan selesainya percobaan pemanjatan pemanjat ketiga. Waktu valid yang akan dicatat hanya dimana semua pemanjat dalam tim telah menyelesaikan percobaan pemanjatan mereka sesuai dengan peraturan. Waktu pemanjatan dicatat menggunakan dua (2) buah pencatat waktu: a) Sistem Pencatat Waktu Elektronik yang disetujui oleh FPTI, dan b) Pencatat Waktu Manual (stopwatches)

9.3.2

Catatan: Dalam suatu babak Kompetisi jika pemanjat telah melakukan start dan system alat pencatat waktu elektronik mengalami kerusakan, maka hasil dari usaha pemanjatannya akan dicatat menggunakan alat pencatat waktu manual. Alat pencatat waktu manual hanya digunakan sebagai pencatat waktu cadangan (backup).
9.3.3 Di tiap jalur akan terdapat tanda yang dapat diketahui (misal, dengan penggunaan lampu hijau) untuk menunjukkan pemanjat yang sedang memanjat telah menyelesaikan percobaan mereka dan sekaligus sebagai tanda mulai untuk pemanjat berikutnya dalam tim tersebut.

68

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 9.3.4 Alat pencatat waktu manual harus diopersikan secara manual dan dengan menggunakan tampilan secara digital (stopwatch).Catatan waktu untuk tiap pemanjat akan dimulai saat starting signal terdengar hingga pemanjat menekan tombol penghentian waktu yang ditempatkan sesuai dengan Gambar 8.2d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2e) untuk Kompetisi 15m. Tiga (3) time keeper harus mencatat waktu untuk tiap pemanjat. Setiap time keeper harus bertugas secara independent dan tanpa menunjukkan catatan waktunya atau mendiskusikan catatan waktunya dengan, orang lain. meskipun waktunya menunjukkan 1/10th detik, waktu pemanjatan harus dibacakan dan dicatat lebih rendah dari 1/10th detik (dengan kata laindibulatkan). Waktu resmi untuk tiap pemanjat dapat ditentukan sebagai berikut: a) Jika waktu yang dicatat oleh 3 time keeper sama, maka waktu tersebut yang akan digunakan; b) Jika waktu yang di tunjukan oleh kedua time keeper menunjukan waktu yang sama, maka waktu dari kedua time keeper yang sama akan di gunakan; c) Jika waktu yang di tunjukan oleh ketiga time keeper tidak ada yang sama, maka diantara waktu tercepat dan terlama yang akan di gunakan 9.4 PROSEDUR KOMPETISI

9.3.5

9.3.6

Latihan
9.4.1 Bila memungkinkan, babak Kualifikasi harus didahului oleh periode latihan dimana masing masing tim diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan Kompetisi. Jury President dapat mengumumkan waktu dan durasi dari latihan saat Tehnikal Meeting (dan bila perlu, alasan kenapa periode latihan tidak memungkinkan).

Kualifikasi (Empat Jalur)


9.4.2 Babak Kualifikasi biasanya dapat berlangsung dalam dua (2) pasang jalur dengan para tim memanjat berpasangan, dengan kata lain, satu tim di tiap pasang jalur. Kecuali diperlukan untuk pemanjatan ulang sebagai akibat terjadi sebuah protes atau insiden teknis,, tiap tim hanya dapat melakukan satu (1) percobaan pemanjatan untuk mencatatkan waktu Kualifikasi yang valid.

Catatan: Bila jumlah tim yang mengikuti Kompetisi merupakan jumlah ganjil, tim terakhir akan memanjat sendirian. Catatan: Kalau dilihat pasal diatas untuk babak kualifikasi dilakukan hanya satu kali pemanjatan untuk masing-masing tim kecuali ada insiden teknis atau protes. Di kejurnas XIV samarang untuk kualifikasi dilakukan dengan 2 kali pemanjatan atau best time.
9.4.3 9.4.4 Urutan pemanjatan masing masing tim harus diacak. Bila kuota untuk babak Final melebihi sebagai akibat adanya hasil tim yang bermain seri, tim yang terkait dapat melakukan satu percobaan lebih jauh lagi di Jalur A untuk mematahkan hasil seri tersebut. Waktu yang dicatat di percobaan mereka itu hanya 69

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia akan digunakan untuk menentukan tim mana yang memenuhi syarat untuk babak Final.

Catatan: Percobaan ganda akan dilakukan bila perlu untuk mematahkan hasil seri yang berulang lagi. Final
9.4.5 Babak Final dapat berlangsung sebagai rangkaian dari tahap eliminasi, seperti yang dikemukakan dalam Pasal 8.7.6 hingga 8.7.10 (di tiap hal mengganti referensi kata pemanjat dalam Pasal tersebut dengan kata tim) PROSEDUR PEMANJATAN

9.5

Start
9.5.1 Saat dipanggil untuk mulai pemanjatan sebuah jalur, tiap pemanjat dalam tim tersebut dapat mengambil posisi pasangan tidak lebih dari dua (2) meter di depan dinding. Pemanjat yang dijadwalkan untuk memanjat kesatu (1) dan ketiga (3) dalam tim berada jalur kiri, dan pemanjat yang dijadwalkan memanjat kedua (2) dalam tim berada jalur kanan. Seorang belayer dapat mengikatkan tali pemanjatan ke masing masing harness pemanjat seperti dikemukakan dalam Pasal 8.3.5. Prosedur pemanjatan untuk pemanjat yang dijadwalkan memanjat kesatu (1) dalam tim harus seperti yang dikemukakan dalam Pasal 8.9.1 dan 8.9.3 hingga 8.9.7. Prosedur pemanjatan untuk pemanjat yang dijadwalkan memanjat kedua (2) dan ketiga (3) dalam tim harus seperti berikut ini: a) b) Tiap pemanjat dapat segera mengambil posisi start, segera setelah pemanjat kesatu (1) sesuai dengan urutan pemanjatan telah memulai pemanjatan; dan Dapat memulai memanjat hanya ketika tanda mulai telah menunjukkan bahwa pemanjat terdahulu telah menyelesaikan pemanjatan mereka.

9.5.2 9.5.3

Catatan :

Dikejurnas XIV pemanjat kedua telah dalam posisi start sebelum pemanjat kesatu memulai pemanjatan.

False Start
9.5.4 9.5.5 Pasal 9.5.5 hingga 9.5.8 menggantikan Pasal 8.9.8 hingga 8.9.11, yang mana tidak dapat diterapkan. Sebuah tim dapat dianggap telah melakukan false start bila, dalam opini Pemberi Aba (atau Pemanggil yang disahkan): a) b) c) Pemanjat kesatu (1) dalam tim meninggalkan bantalan start setelah Pemberi Aba berkata Ready! dan sebelum tanda mulai; atau Pemanjat pertama dalam tim bereaksi terhadap sinyal mulai kurang dari 1/10 detik; atau Pemanjat kedua atau ketiga dalam tim meninggalkan tanah tepat sebelum pemanjat yang terdahulu dalam tim telah menyelesaikan percobaan mereka atau tanda mulai untuk pemanjat berikutnya dalam tim tersebut.

70

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Catatan: Dimana Sistem Pencatat Waktu Mesin-Elektronik digunakan, bukti peralatan ini biasanya dapat diterima secara meyakinkan. Dengan kata lain, tak ada bukti jelas bahwa peralatan itu cacat, pencatatan yang dibuat oleh Sistem Pencatat Waktu MesinElektronik dapat diambil sebagai penentuan apakah sebuah false start telah terjadi.
9.5.6 Dalam Kompetisi ketika terjadi false start oleh pemanjat pertama dalam tim manapun, pemberi aba harus menghentikan kedua/semua tim segera dan/atau menghentikan pemanjat kedua/ketiga di masing masing tim untuk memulai pemanjatan. Dalam Kompetisi yang mana pemanjat kesatu (1) dari tim melakukan dua false start dalam satu heat pemanjatan, tim tersebut dapat dicatat tidak memiliki waktu valid untuk heat pemanjatan dimana false start dibuat.

9.5.7

Catatan: Dalam Kompetisi yang mana pemanjat pertama dalam tim melakukan false start untuk kedua kalinya, tim yang tidak melakukan false start dapat memilih untuk (tetapi tidak diwajibkan) menyelesaikan percobaan mereka di heat pemanjatan terkait.
9.5.8 Dimana pemanjat kedua/ketiga dalam tim melakukan kesalahan start : a) Pemberi Aba (atau seorang Pemanggil yang disahkan) akan menghentikan pemanjatan pemanjat yang tersisa dari tim yang telah melakukan kesalahan start; Tim yang tidak melakukan kesalahan start dapat melanjutkan terus dan dapat mencatatkan waktu valid, dan tim yang melakukan kesalahan start dapat dicatat tidak memiliki waktu valid untuk heat pemanjatan dimana kesalahan start dibuat.

b)

Catatan: Dimana dalam hal (b), tim yang melanjutkan untuk memanjat melakukan false start, maka tim ini juga dihentikan. Meskipun demikian, bila tim ini gagal untuk mencatatkan waktu valid, tidak diijinkan ada pengulangan. Catatan : Jika melihat pasal 8.7.10 b) tidak ada pengulangan pemanjatan ketika terjadi waktu yang sama pada heat pemanjatan selain heat pemanjatan untuk penentuan pemenang juara 1,2,3 dan 4 (untuk perorangan). Penentuan pemenang untuk tim yang mempunyai catatan waktu sama dilakukan dengan melihat catatan waktu heat sebelumnya dan atau catatan waktu babak kualifikasi. Penyelesaiaan Percobaan
9.5.9 9.5.10 Pasal 9.5.10 hingga 9.5.12 menggantikan Pasal 8.9.12 hingga 8.9.14 yang mana tidak dapat diterapkan. Tiap pemanjat dalam tim harus memukul bantalan/saklar pencatat waktu dengan tangan mereka, dan a) b) Pemanjat pertama dan kedua, memberi sinyal mulai untuk pemanjat berikutnya; Pemanjat ketiga, menghentikan alat pencatat waktu. 71

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Catatan: Dimana Sistem Pencatat Waktu Mesin-Elektronik digunakan, bukti peralatan ini biasanya dapat diterima secara meyakinkan. Dengan kata lain, tak hadirnya bukti jelas bahwa peralatan itu cacat, pencatatan yang dibuat oleh Sistem Pencatat Waktu MesinElektronik dapat diambil sebagai penentuan ya atau tidak pemanjat telah berhasil memukul bantalan/saklar dan menghentikan pencatat waktu.
9.5.11 Bila salah satu: a) b) Pemanjat kesatu (1) atau kedua (2) gagal untuk memberi sinyal/tanda mulai untuk pemanjat berikutnya; atau Pemanjat ketiga (3) tidak menghentikan alat pengatur waktunya. maka pemanjatan tim dapat dianggap tidak berhasil dan tidak ada waktu valid yang dapat dicatat. Tidak ada pengulangan atau percobaan tambahan yang akan diijinkan kecuali kalau itu ditentukan bahwa Sistem Pencatat Waktu MesinElektronik rusak.

Catatan: Kegagalan seseorang untuk menghentikan alat pencatat waktu tidak dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa peralatan rusak. Catatan: Bila pemanjat berturutan di jalur yang sama gagal untuk menghentikan alat pencatat waktu, atau bila kegagalan sistematis muncul, Jury President dapat menganggap ya atau tidaknya pemanjat yang terpengaruh harus diijinkan untuk mengulang. Bila pengujian ini mengungkapkan tidak ada kesalahan maka hasilnya dapat berlaku. Pengujian dapat dapat dilakukan oleh Pembuat Jalur untuk memanjat jalur dan memukul saklar/bantalan tersebut. Catatan: Jury President dapat menganggap rekaman video dalam mempertimbangkan ya atau tidaknya perlunya peralatan pengujian, bagaimanapun rekaman video bahwa seorang pemanjat telah memukul bantalan/saklar (tetapi alat pencatat waktu tidak berhenti) tidak dapat digunakan sebagai bukti meyakinkan atas kesalahan peralatan.
9.5.12 Percobaan dari seorang pemanjat di jalur dapat dianggap tidak berhasil dan waktunya tidak valid apabila pemanjat dalam tim tersebut: a) b) Gagal/Jatuh; Menggunakan bagian apapun dari dinding, point atau fitur fitur terbatas yang digunakan terus menerus dan selotip hitam yang secara jelas bisa diidentifikasi (atau bila warna lain diminta untuk digunakan, seperti yang ditetapkan oleh Jury President dalam pengarahan teknis untuk para pemanjat); Menggunakan sisi tepi atau tepi atas dari dinding panjat; Kembali ke tanah dengan bagian tubuh apapun setelah start; Menggunakan pertolongan buatan apapun.

c) d) e)

72

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 9.6 PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Kualifikasi
9.6.1 Tim dapat diberi peringkat berdasarkan waktu valid tercepat yang dicatatkan di percobaan Kualifikasi mereka. Bila sebuah tim gagal untuk mencatatkan waktu valid maka tim tersebut diberi peringkat diposisi terakhir. Peringkat dari masing masing tim akan mengikuti prinsip prinsip yang dikemukakan dalam Pasal 8.10.2 hingga 8.10.4 (di tiap hal, menggantikan kata pemanjat dalam Pasal tersebut dengan kata tim ).

Final
9.6.2

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

73

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10. SPEED KLASIK 10.1 10.1.1 10.1.2 UMUM Peraturan dibaca bersama dengan Bab 3 (Peraturan Umum ). Kompetisi ini dapat dilakukan pada dinding yang biasanya memiliki ketinggian antara 10m dan 15m dan memiliki tinggat kemiringan tak lebih dari lima (5) derajat, dirancang khusus untuk dinding panjat buatan. Bila terdapat jalur roof, lebarnya tidak lebih dari satu (1) m. Kompetisi speed klasik biasanya dapat terdiri dari: c) b) Babak Kualifikasi, terdiri dari satu (1) tahapan; dan Babak Putaran Final, terdiri antara satu (1) sampai tiga (3) tahapan eliminasi.

10.1.3

Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yg di batalkan. 10.2 STRUKTUR DINDING PANJAT

Struktur Dinding Panjat


10.2.1 10.2.2 Struktur dinding panjat dan pegangan untuk pemanjatan harus mematuhi persyaratan yang relevan dari Standar EN12572-1 dan EN12572-3 berturut turut. Permukaan dinding panjat harus memiliki minimal dua lintasan paralel dengan masing masing memiliki lebar 3m. Lintasan pemanjatan dapat berdekatan atau terpisah, tetapi pemisahan antar lintasan tidak boleh lebih dari 1m dan lurus secara horizontal. Struktur dinding panjat memiliki dua (2) titik pengaman dimana tali pemanjatan melewati : Top Protection Point; dan Deviation Point untuk membantu pengendalian tali pengaman. Top Protection Point harus diatas akhir dari jalur dan Deviation Point dapat ditempatkan agar supaya tidak membantu, menghalangi atau membahayakan seorang pemanjat selama percobaannya di jalur.

10.2.3

Jalur Pemanjatan
10.2.4 Jalur pemanjatan untuk tiap lintasan harus sama panjangnya dan sama karakter dan kesulitannya. jika jalur pada lintasan tidak vertikal maka dapat dirancang sehingga para pemanjat yang memanjat berjauhan dan tidak ke arah satu sama lain. Selain pegangan untuk kategori speed (pegangan yang tidak sesuai untuk Kompetisi speed, quickdraws, dll.) harus dibersihkan dari dinding, kecuali baut hangers yang terpasang secara permanen. Peralatan pencatat waktu ditempatkan pada permukaan dinding panjat. Untuk kasus tertentu, Chief Route Setter dapat menetapkan posisi alternatif untuk peralatan pencatat waktu agar tidak mengganggu atau membantu gerak pemanjat.

10.2.5

10.3 10.3.1

KEAMANAN Semua jalur harus dipanjat dengan pemanjat diamankan dari atas (Top -Rope) menggunakan tali pemanjatan yang memenuhi persyaratan Standar (setara EN 892) yang diterapkan untuk tali tunggal (single rope).

74

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.3.2 Tali pemanjatan harus dikendalikan dari bawah oleh dua belayer yang akan ditempatkan ke satu sisi dari lintasan pemanjatan. Belayer utama dapat menggunakan dengan baik Locking Belay Device maupun Manual Belay Device. Belayer harus memperhatikan dengan seksama untuk memastikan bahwa: a) b) c) Pergerakan pemanjat tidak terhalangi oleh jalannya tali baik terlalu ketat atau terlalu longgar; Pemanjat yang jatuh atau selesai melakukan pemanjatan dihentikan dengan cara yang aman; dan Pemanjat tidak diturunkan dengan kecepatan yang berlebihan.

Titik Pengaman
10.3.3 Penghubung tali pemanjatan dengan Top Protection Point; dan Deviation Point harus menggunakan Karabiner Pengunci stainless-steel diamankan ke titik pengaman dengan Sling model pita yang dijahit dan dihubungkan dengan Quick-Link (Maillon Rapide).

Peralatan Pribadi
10.3.4 Setiap pemanjat harus memakai climbing harness. Jury President tidak akan mengijinkan seorang pemanjat untuk mulai pemanjatan jika Jury President menilai bahwa harness yang dipakai pemanjat tidak aman. Tali pemanjatan harus terhubung pada harness pemanjat dengan dua Karabiner Screwgate atau Self-locking karabiner yang disusun berlawanan (dengan posisi pintu yang saling berlawanan) dan tali pemanjatan harus terpasang pada Karabiner dengan menggunakan Simpul Delapan, diamankan dengan Simpul Stoper atau selotip. Pemanjat di larang membawa atau mengunakan audio listening ( mp3, dll ) selama melakukan observasi lintasan dan pada saat melakukan pemanjatan.

10.3.5

10.3.6

Pemeriksaan Keamanan
10.3.7 Sebelum pemanjatan pada suatu lintasan, belayer harus memastikan bahwa: a) b) Harness pemanjat sudah terpasang dengan benar; Tali pemanjatan terhubung dengan harness pemanjat sesuai dengan Pasal 8.3.5.

Penambatan
10.3.8 Tali pemanjatan harus dikendalikan dari bawah oleh dua belayer yang akan ditempatkan ke satu sisi dari lintasan pemanjatan. Belayer utama dapat menggunakan dengan baik Locking Belay Device maupun Manual Belay Device. Belayer harus memperhatikan dengan seksama untuk memastikan bahwa: a) b) c) Pergerakan pemanjat tidak terhalangi oleh jalannya tali baik terlalu ketat atau terlalu longgar; Pemanjat yang jatuh atau selesai melakukan pemanjatan dihentikan dengan cara yang aman; dan Pemanjat tidak diturunkan dengan kecepatan yang berlebihan. 75

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.3.9 Belayer yang ditunjuk oleh penyelenggara harus dilatih untuk menambat dengan cara yang sesuai untuk Kompetisi Speed. FPTI Judge diberikan kewenangan untuk memerintahkan penyelenggara mengganti belayer selama Kompetisi. Jika diganti, belayer tidak dapat diijinkan menambatan pemanjat pada Kompetisi tersebut. PENCATATAN WAKTU Waktu pemanjatan untuk setiap pemanjat adalah periode antara starting signal dan penyelesaian pemanjatan. Waktu yang valid akan dicatat apajika pemanjat telah menyelesaikan pemanjatannya yang sesuai dengan peraturan. Waktu pemanjatan dicatat menggunakan dua (2) buah pencatat waktu: a) b) Sistem Pencatat Waktu Elektronik yang disetujui oleh FPTI, dan Pencatat Waktu Manual (stopwatches)

10.4 10.4.1

10.4.2

Catatan: Dalam suatu babak Kompetisi jika pemanjat telah melakukan start dan system alat pencatat waktu elektronik mengalami kerusakan, maka hasil dari usaha pemanjatannya akan dicatat menggunakan alat pencatat waktu manual. Alat pencatat waktu manual hanya digunakan sebagai pencatat waktu cadangan (backup). Pencatat Waktu Mesin-Elektronik
10.4.3 Sistem pencatat waktu yang disetujui oleh FPTI. Sistem pencatat waktu yang dapat: a) Menghasilkan single starting signal dengan jeda waktu acak setelah dipicu. Jeda waktu tidak boleh kurang dari 0.5 detik dan tidak lebih dari 1.5 detik setelah dipicu. Mencatat finishing time untuk tiap pemanjat secara terpisah ketika mereka memukul tombol/bantalan mesin-elektronik yang ditempatkan seperti yang ditunjukkan di Gambar 8.2d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2e) untuk Kompetisi 15m; dan Menunjukkan waktu pemanjatan untuk tiap pemanjat secara terpisah seperti perbedaan antar single starting signal (a) dan finishing time (b)

b)

c) 10.4.4

Sistem pencatat waktu harus mampu mencatat waktu setidaknya 1/1000 detik. Untuk tujuan peringkat pemanjat, waktu akan dicatat dan ditunjukkan pada 1/100 detik. Kecuali kalau waktu yang dicatat tepat 1/100 detik, maka dapat dibacakan dan dicatat ke 1/100 detik (dengan kata lain dibulatkan) Timing device harus memiliki indikator start yang ditempatkan pada permukaan dinding sesuai dengan Pasal 8.2.6 Jury President harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem pencatat waktu dapat berfungsi dengan baik. Jury President juga harus berkomunikasi dengan petugas pencatat waktu untuk memastikan pengoperasikan peralatan tersebut dan melakukan tes sistem pencatat waktu sebelum Kompetisi dimulai.

10.4.5 10.4.6

Pencatat Waktu Manual


10.4.7 76 Alat pencatat waktu manual harus di opersikan secara manual dan dengan menggunakan tampilan secara digital (stopwatch). Catatan waktu untuk tiap

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia pemanjat akan dimulai saat starting signal terdengar hingga pemanjat menekan tombol penghentian waktu yang ditempatkan sesuai dengan Gambar 8.2 d) untuk Kompetisi 10m dan Gambar 8.2 e) untuk Kompetisi 15m. 10.4.8 Tiga (3) time keeper harus mencatat waktu untuk tiap pemanjat. Setiap time keeper harus bertugas secara independent dan tanpa menunjukkan catatan waktunya atau mendiskusikan catatan waktunya dengan, orang lain. meskipun waktunya menunjukkan 1/10th detik, waktu pemanjatan harus dibacakan dan dicatat lebih rendah dari 1/10th detik (dengan kata lain dibulatkan). Waktu resmi untuk tiap pemanjat dapat ditentukan sebagai berikut: a) b) c) 10.5 10.5.1 jika waktu yang dicatat oleh 3 time keeper sama, maka waktu tersebut yang akan digunakan; jika waktu yang di tunjukan oleh kedua time keeper menunjukan waktu yang sama, maka waktu dari kedua time keeper yang sama akan di gunakan; jika waktu yang di tunjukan oleh ketiga time keeper tidak ada yang sama, maka diantara waktu tercepat dan terlama yang akan di gunakan

10.4.9

KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Kuota untuk babak putaran final adalah ; Jumlah pemanjat yang mencatat waktu valid di Kualifikasi 4-7 8 -15 16 atau lebih Kuota 4 8 16

Catatan: Jika jumlah pemanjat yang mencatat waktu valid di babak Kualifikasi kurang dari empat (4), maka Babak Kualifikasi akan diulang.
10.5.2 10.5.3 Kuota untuk babak putaran final akan diisi oleh pemanjat yang mempunyai peringkat tertinggi dari babak Kualifikasi Dimana kuota untuk babak putaran final terlampaui dikarenakan pemanjat yang memiliki peringkat sama, pemanjat yang bersangkutan dipisahkan dengan mengikuti prosedur sesuai dengan Pasal 8.7.5. URUTAN PEMANJATAN

10.6

Kualifikasi
10.6.1 Urutan pemanjatan untuk lintasan kiri (Lintasan A) harus diacak. Urutan pemanjatan untuk lintasan kanan (Lintasan B) harus sama dengan urutan Lintasan A tetapi dengan perubahan urutannya 50%.

Contoh: jika pemanjat terdiri dari 21 orang, maka pemanjat dengan urutan pemanjatan 1 pada lintasan A akan menjadi pemanjat urutan ke 11 pada lintasan B (urutan ke 11 pada lintasan A, akan menjadi urutan ke 1 pada lintasan B).
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

77

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Final
10.6.2 Urutan pemanjatan dan alokasi lintasan untuk tiap tahapan dari babak putaran final harus seperti yang dikemukakan dalam Gambar 8.6(a), 8.6(b) atau 8.6(c) untuk babak putaran final dengan kouta 4/8/16 berturut turut.

Catatan: Jika dua atau lebih pemanjat mempunyai peringkat yang sama di babak Kualifikasi, maka urutan pemanjatan tahap pertama pada babak putaran Final akan dipisahkan secara acak.
10.7 PROSEDUR KOMPETISI

Percobaan Lintasan
10.7.1 Jika memungkinkan, babak Kualifikasi harus didahului oleh periode latihan dimana tiap pemanjat diberikan kesempatan untuk mencoba masing masing jalur kualifikasi. Dalam keadaan pengecualian, sebuah demonstrasi dari jalur dapat dilakukan diperiode latihan. Jury President dapat mengumumkan waktu dan durasi dari latihan saat Technical Meeting (dan jika tidak memungkinkan, maka percobaan lintasan dapat ditiadakan).

Kualifikasi (Dua Lintasan)


10.7.2 Babak Kualifikasi akan berlangsung dalam dua (2) lintasan dengan pemanjat memanjat berpasangan. Tiap pemanjat akan mendapatkan kesempatan satu kali pemanjatan pada tiap lintasan, kecuali jika terjadi false start atau insiden teknis.

Catatan: Jika pemanjat telah melakukan dua kali false start, pemanjat lainnya akan melanjutkan usaha pemanjatannya di satu atau kedua lintasan, tetapi akan melakukan pemanjatan sendirian.
10.7.3 setelah menyelesaikan usaha pemanjatan pada lintasan pertama, maka pemanjat akan mendapatkan waktu istirahat tidak kurang dari lima (5) menit sebelum melakukan usaha pemanjatan pada lintasan ke dua. Tiap pemanjat tetap berada di Zona Kompetisi seperti yang diatur oleh Jury President sampai mereka telah menyelesaikan percobaan mereka di kedua lintasan. Jika pemanjat yang berhak memasuki babak putaran final melebihi kuota yang di tetapkan karena ada dua atau lebih pemanjat yang memiliki waktu yang sama pada peringkat terakhir, maka pemanjat yang terkait akan melakukan percobaan lagi di Lintasan A untuk memisahkan peringkat yang sama tersebut. Waktu yang dicatat di percobaan mereka hanya akan digunakan untuk menentukan pemanjat mana yang berhak untuk babak putaran final.

10.7.4 10.7.5

Catatan:
jika diperlukan akan dilakukan pemanjatan secara berulang-ulang untuk memisahkan pemanjat dengan waktu pemanjatan yang sama .

Final
10.7.6 78 Babak Final dapat didahului dengan presentasi dari para pemanjat yang memenuhi syarat untuk ikut serta dalam babak tersebut

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.7.7 Babak putaran final dapat berlangsung sebagai rangkaian dari tahapan eliminasi, masing masing terdiri atas jumlah heat pemanjatan, jumlah tahapan eliminasi (heat pemanjatan di tiap tahapan) bergantung dari kuota untuk babak putaran final. Tiap pemanjat akan mendapatkan kesempatan satu kali pemanjatan pada tiap lintasan, kecuali jika terjadi false start atau insiden teknis. Kuota untuk babak Final haruslah: Jumlah pemanjat yang mencatat waktu valid di Kualifikasi 4-7 8 - 15 16 atau lebih Kuota 4 8 16

10.7.8

Catatan: Jika jumlah pemanjat yang mencatat waktu valid di babak Kualifikasi kurang dari empat (4), maka tidak ada babak Final yang dilaksanakan untuk kategori tersebut.
10.7.9 Urutan pemanjatan dan alokasi lintasan untuk tiap tahapan dari babak putaran final harus seperti yang dikemukakan dalam Gambar 8.6(a), 8.6(b) atau 8.6(c) untuk babak putaran final dengan kouta 4/8/16 berturut turut. Segera setelah pemanjat melakukan percobaan di jalur pertama mereka, pemanjat dapat tukar jalur dan melakukan percobaan di jalur kedua mereka.

misal, pemanjat pada saat awal memanjat pada jalur A maka akan memanjat di jalur B, dan pemanjat pada saat awal memanjat pada jalur B akan memanjat di jalur A. Catatan: Jika dua atau lebih pemanjat mempunyai peringkat yang sama di babak Kualifikasi, maka urutan pemanjatan tahap pertama pada babak putaran Final akan dipisahkan secara acak.
10.7.10 Pemenang dari masing masing heat pemanjatan merupakan pemanjat dengan jumlah total waktu valid terkecil untuk kedua jalur.

Catatan: Jika hanya satu pemanjat yang mencatatkan waktu valid di sebuah heat pemanjatan, pemanjat tersebut dapat dianggap pemenang dari heat pemanjatan tersebut.
10.7.11 Jika tidak ada pemanjat di sebuah heat pemanjatan yang mencatatkan waktu yang valid : a) Jika salah satu dari pemanjatan pada tahapan eliminasi melakukan dua kali false start, maka pemanjat yang menjadi lawannya akan di nyatakan sebagai pemenang pada tahapan eliminasi tersebut; Jika kedua pemanjat dalam sebuah tahapan eliminasi melakukan dua (2) kali false start, maka kedua pemanat tersebut dinyatakan memiliki waktu yang sama dan Pasal 8.7.10 akan berlaku.

b)

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

79

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Catatan:
jika hasil suatu babak eliminasi di tentukan sesuai dengan pasal 8.7.9.(a), dan pemanjat yang di nyatakan sebagai pemenang memilih untuk melakukan usaha pemanjatan, apabila pemanjat tersebut terjatuh, maka pasal 8.7.9.(b) akan berlaku . 10.7.12 Jika terjadi catatan waktu yang sama dalam sebuah heat, maka : a) b) Jika catatan waktu yang sama terjadi pada heat untuk memperebutkan juara 3 dan peringkat 4, atau juara 1 dan 2 , maka heat tersebut akan di ulang ; Jika catatan waktu yang sama terjadi pada heat yang bukan memperebutkan juara 3 dan peringkat 4 atau juara 1 dan 2 maka, untuk menentukan pemenang pada heat tersebut akan di tentukan dari heat sebelumnya (jika di perlukan dapat menggunakan peringkat pada tahapan sebelumnya dan atau babak kualifikasi).

10.8 10.8.1

PROSEDUR PERCOBAAN LINTASAN Periode percobaan lintasan akan menggunakan tahapan sebagai berikut: a) setiap pemanjat yang berhak mengikuti babak kualifikasi akan di beri kesempatan untuk melakukan percobaan pemanjatan satu kali percobaan pada setiap lintasan; atau berdasarkan pengelompokan dari pemanjat yang berasal dari suatu daerah atau tim yang sama, untuk kasus ini Jury President harus memutuskan waktu dari periode percobaan lintasan berdasarkan jumlah pemanjat dari suatu daerah atau tim yang akan melakukan percobaan pemanjatan.

b)

10.8.2 10.8.3 10.9

Jury President dapat menentukan periode percobaan lintasan agar sesuai dengan keadaan pada saat pertandingan . Periode percobaan lintasan harus dilakukan dengan menggunakan seluruh peralatan pencatat waktu dan melakukan demontrasi untuk false start signal. PROSEDUR PEMANJATAN

Start
10.9.1 Pada saat pemanjat akan melakukan pemanjatan, maka pemanjat harus dapat mendengar aba-aba untuk melakukan pemanjatan dengan jelas yang di berikan oleh Asign Starter yang ditunjuk, yang bukan dari pihak resmi FPTI. Asign Starter tersebut juga harus mengambil posisi agar tidak terlihat oleh pemanjat yang akan melakukan pemanjatan dan pada saat memberikan aba-aba posisi dari Asign Starter tersebut harus memilki jarak yang sama dari kedua pemanjat. Pada saat diberitahukan untuk melakukan pemanjatan, tiap pemanjat : a) b) c) Diberikan kesempatan untuk memperbaiki posisi starting pad tidak lebih dari sepuluh (10) detik; Selanjutnya pemanjat tersebut harus menghampiri belayer yang bertugas untuk memasang tali pengaman sesuai dengan Pasal 8.3.5 dan 8.3.7, dan Setelah itu pemanjat harus mengambil posisi dengan membelakangi lintasan dengan jarak tidak lebih dari dua (2) meter.

10.9.2

80

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.9.3 Setelah mendengar aba-aba at your marks setiap pemanjat harus menempati posisi start dengan satu kaki bertumpuh pada alat starting pad dan kaki yang lainnya berada pada pijakan pertama serta kedua tangan dalam posisi memegang pegangan start dan dilakukan tidak lebih dari empat (4) detik.

Catatan: Jury President dan/atau FPTI Judge akan memberikan sangsi dengan mengeluarkan kartu kuning untuk setiap pelanggaran yang berhubungan dengan waktu yang di tentukan untuk melakukan tahapan di atas.
10.9.4 Untuk alasan apapun, setelah pemenjat menempati posisi start dan Asign Starter yang bertugas memberikan aba-aba start memutuskan untuk tidak melakukan start maka Asign Starter tersebut dapat memberikan arahan kepada kedua pemanjat untuk melakukan atau memperbaiki posisi start kembali. Setelah kedua pemanjat berada pada posisi start, maka Asign Starter yang bertugas memberikan aba-aba READY dan setelah itu di lanjutkan dengan starting signal atau tanda dari sistem pencatat waktu. Sesuai dengan pasal 10.9.1 untuk seorang Asign Starter yang ditunjuk, yang bukan pihak resmi dari FPTI.

10.9.5

Catatan: Sistem pencatat waktu dapat secara otomatis mengontrol starting signal sesuai Pasal 8.4.3
10.9.6 10.9.7 Tidak ada Protes pada saat asign starter memberi aba-aba Ready ! kecuali pemanjat secara jelas memberi tanda dengan mengangkat salah satu tangannya. Apabila assign starter memberikan aba-aba pada kedua pemanjat : a) Gagal mematuhi perintah At Your Marks !, atau tidak menempatkan posisi pada starting pad melebihi empat (4) detik yang ditentukan; atau tetap melakukan gerakan tambahan setelah aba-aba Ready !; atau Mengganggu pemanjat lain setelah perintah At Your Marks !,

b)

Maka assign starter akan menghentikan start. Jury President dapat memperingatkan pemanjat untuk mematuhi perintah yang berlaku dan mengeluarkan peringatan Kartu Kuning sesuai Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan ). Jika Jury President tidak setuju dengan keputusan assign starter, maka pemanjat akan diberitahu untuk melanjutkan pemanjatan.

False Start
10.9.8 Seorang pemanjat dapat dinyatakan telah melakukan false start jika, dalam penilaian assign starter pemanjat : a) b) Meninggalkan starting pad setelah assign starter telah berkata Ready ! dan sebelum starting signal menyala; atau bereaksi mendahului starting signal kurang dari 1/10 detik.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

81

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Catatan:
Jika sistem pencatat waktu elektrik yang di gunakan, maka tanda false start dari alat tersebut akan di gunakan sebagai sebuah keputusan. apabila signal dari sistem pencatat waktu tidak jelas memberi tanda maka catatan yang dibuat dari sistem pencatat waktu elektrik akan di tetapkan sebagai bukti terjadinya false start. 10.9.9 Apabila pemanjat melakukan false start satu (1) kali pada suatu babak atau tahapan eliminasi tanpa diberi peringatan (kartu kuning), jika pemanjat melakukan false start kedua, maka pemanjat tersebut dinyatakan tidak memiliki catatan waktu pada pertandingan tersebut dan tidak diijinkan melanjutkan pemanjatannya.

Catatan: Pemanjat yang tidak melakukan false start dapat memilih untuk (tidak diwajibkan) menyelesaikan percobaan mereka di tahap terkait.
10.9.10 10.9.11 Ketika terjadi false start, Assign starter segera menghentikan kedua pemanjat. Tidak ada catatan waktu jika false start terjadi.

Penyelesaiaan Percobaan
10.9.12 Menurut Pasal 8.9.11, sebuah percobaan dapat dianggap berhasil dan waktu vaild dicatat apabila pemanjat tersebut telah memukul timing pad dengan tangan mereka dan menghentikan alat pengatur waktunya.

Catatan:
Jika sistem pencatat waktu elektrik yang di gunakan, maka catatan waktu dari alat tersebut akan di gunakan sebagai sebuah keputusan. apabila sistem pencatat waktu elektrik yang di gunakan tidak bekerja dengan baik (contoh: penunjukan angka pada layar tidak jelas), catatan waktu dari sistem pencatat waktu elektrik yang di milik juri akan di gunakan sebagai hasil dari catatan waktu pemanjat. 10.9.13 Jika seorang pemanjat tidak menghentikan alat pengatur waktunya, percobaan mereka dapat dianggap tidak berhasil dan tidak ada waktu valid yang dapat dicatat. Tidak ada pengulangan atau tambahan percobaan yang akan diijinkan kecuali jika ada kerusakan pada Sistem Pencatat Waktu Elektronik.

Catatan: Kegagalan pemanjat untuk menghentikan alat pencatat waktu tidak digunakan sebagai dasar untuk menentukan kerusakan atau kesalahan dari alat pencatat waktu. Catatan:
jika pemanjat selanjutnya secara berturut-turut gagal menghentikan sistem pencatat waktu atau kegagalan sistematik sistem pencatat waktu terjadi maka Jury President akan memutuskan untuk melakukan pemeriksaan sistem pencatat waktu tersebut. Jika setelah di lakukan pemeriksaan dan ternyata terjadi kesalahan pada sistem pencatat waktu, maka Jury President akan mempertimbangkan apakah pemanjat yang tidak mengalami gagal menghentikan sistem pencatat waktu akan melakukan pemanjatan ulang atau tidak . jika setelah di lakukan pemeriksaan tidak terjadi kesalahan pada sistem pencatat waktu, maka hasil dari suatu Kompetisi dari pemanjat yang gagal menghentikan sistem pencatat waktu akan di gunakan sebagai hasil dari Kompetisi.

82

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Catatan:
Jury President dapat mengunakan rekaman video untuk mempertimbangkan melakukan pemeriksaan sistem pencatat waktu atau tidak, tetapi rekaman video tidak dapat di gunakan sebagai penentu untuk memutuskan telah terjadi kesalahan pada sistem pencatat waktu. 10.9.14 Usaha pemanjatan di nyatakan tidak berhasil dan tidak di lakukan pencatatan waktu apabila pemanjat: a) b) c) d) 10.10 Jatuh; Menggunakan tepi sisi atau tepi atas dari dinding panjat; menyentuh landasan dengan bagian apapun dari tubuh pemanjat setelah memulai usaha pemanjatan; Menggunakan alat bantu yang tidak di ijinkan.

PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Kualifikasi
10.10.1 Sesuai pasal 8.9.11 mengenai false start, para pemanjat dapat diberi peringkat sebagai berikut : a) Jika pemanjat telah mencatatkan waktu valid di masing - masing jalur, berdasarkan jumlah total waktu pemanjatan yang dicatatkan dari kedua jalur (jumlah total waktu terkecil lebih baik). Jika seorang pemanjat gagal untuk mencatatkan waktu valid di kedua Lintasan pemanjat tersebut akan diberi peringkat terakhir.

b)

Final
10.10.2 pemanjat yang gagal pada babak putaran final (tidak termasuk semi-final atau final) dapat diberi peringkat berdasarkan total waktu pemanjatan mereka di tahapan tersebut.

Catatan: Jika pemanjat gagal untuk mencapai waktu valid pemanjat dapat diberi peringkat terakhir di tahapan tersebut.
10.10.3 Jika dua atau lebih pemanjat (i) gagal menyelesaikan usaha pemanjatannya atau (ii)memiliki catatan waktu yang sama pada suatu heat, maka catatan waktu dari heati sebelumnya akan di gunakan sebagai hasil akhir untuk menentukan peringkat (dan jika di perlukan dapat menggunakan catatan waktu dari babak kualifikasi) Dua pemanjat yang gagal di tahap semi-final akan bertanding berhadapan untuk tempat ke 3 dan ke 4 (Small Final) dan pemenang dari tahap semi-final akan bertanding berhadapan untuk tempat ke 1 dan ke 2 (Big Final). Small Final dapat selalu dilakukan dan diselesaikan sebelum mulainya Big Final.

10.10.4

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

83

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.11 10.11.1 INSIDEN TEKNIS Insiden Teknis didefinisikan sebagai suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian atau keuntungan bagi pemanjat yang bukan bagian dari perbuatan yang sengaja oleh pemanjat. jika diperlukan untuk menentukan sebuah insident teknis FPTI Judge dapat berkonsultasi kepada Chief Route Setter. Sebuah kerusakan sistem pencatat waktu elektrik akan di putuskan sebagai Insiden teknis dan dapat berpengaruh terhadap kedua pemanjat yang sedang melakukan usaha pemanjatan pada suatu tahapan eliminasi atau, jika kegagalan sistem pencatat waktu tidak dapat di perbaiki , kedua pemanjat yang mengalami kerusakan sistem pencatat waktu akan: a) Jika kerusakan dapat diperbaiki (contoh: jika terjadi kerusakan pada saluran atau sambungan elektrik dari sistem pencatat waktu), maka pertandingan dapat di lanjutkan kembali setelah saluran atau sambungan dari sistem pencatat waktu telah di perbaiki dan dapat di gunakan kembali; Jika kerusakan tidak dapat diperbaiki, maka Jury President akan (i) membatalkan babak atau tahapan eliminasi yang mengalami kerusakan sistem pencatat waktu, atau (ii) menjadwalkan kembali untuk melakukan pemanjatan untuk tahapan eliminasi yang mengalami kerusakan sistem pencatat waktu.

10.11.2 10.11.3

b)

Catatan:
Pasal 8.4.2 dapat berlaku setiap saat. Jika sistem pencatat waktu elektrik tidak dapat di gunakan atau mengalami kerusakan, maka catatan waktu pada sistem pencatat waktu manual (stop watch) dapat di gunakan .

Prosedur Setelah Terjadi Insiden Teknis


10.11.4 Jika pemanjat atau manajer tim menganggap telah terjadi sebuah insiden teknis, maka mereka harus segera memberitahukan kepada FPTI Judge ( atau jika tidak ada, dapat memberitahukan kepada Jury President) dan harus sebelum heat selanjutnya di mulai, FPTI Judge tidak akan mempertimbangkan sebuah laporan tentang insiden teknis jika di lakukan setelah heat selanjutnya di mulai. Setelah di nyatakan telah terjadi insiden teknis, maka kedua pemanjat harus tetap berada di Zona Kompetisi sesuai arahan dari Jury President. Insiden Teknis terjadi pada salah seorang pemanjat: a) b) 10.11.7 jika terjadi pada babak kualifikasi, maka hanya pemanjat yang mengalami insiden teknis yang akan melakukan pemanjatan ulang; jika terjadi pada babak putaran final, maka kedua pemanjat tersebut harus melakukan pemanjatan ulang.

10.11.5 10.11.6

Waktu pemulihan, setidak-tidaknya tidak kurang dari lima (5) menit setelah terjadi insiden teknis. PENGGUNAAN REKAMAN VIDEO Seluruh usaha pemanjatan harus dapat terekam oleh alat perekam ofisial Kompetisi.

10.12 10.12.1 84

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.12.2 Perekaman video resmi harus dibuat menggunakan dua (2) kamera video, yang harus minimal menunjukkan: a) b) c) 10.12.3 Posisi awal untuk kedua lintasan di awal Kompetisi; starting pad dan timing pad untuk kedua lintasan di tiap heat; dan Usaha pemanjatan yang dilakukan oleh setiap pemanjat di setiap heat.

Sebelum Kompetisi di mulai, FPTI Judge harus mengarahkan operator alat perekam untuk dapat merekam seluruh usaha pemanjatan pemanjat dengan prosedur yang benar . posisi dari alat perekam akan di tentukan oleh FPTI Judge setelah berkoordinasi dengan Jury President.

Catatan:
Harus dipastikan operator alat perekam tidak terganggu dalam melaksanakan tugasnya dan tidak satupun yang boleh menghalangi proses perekaman . 10.12.4 Sebuah monitor yang terhubung dengan sistem pemutar video harus disediakan untuk membantu proses penjurian jika terjadi insiden teknis. sebaiknya posisi monitor di tempatkan di Zonaan khusus sehinga juri yang bertugas dapat berdiskusi pada saat terjadi insiden teknis tanpa gangguan dari pihak yang tidak berkepentingan. Proses untuk mengambil keputusan (termasuk Protes) tidak akan mempertimbangkan bukti rekaman selain: a) b) 10.12.6 10.13 10.13.1 10.13.2 Rekaman Video ofisial Kompetisi, dan Berdasarkan kebijaksanaan Jury President, setiap rekaman video siaran FPTI (jika ada). misalnya "Live Streaming" video.

10.12.5

Pada akhir setiap babak, salinan Rekaman Video ofisial Kompetisi harus diberikan kepada Jury President jika diminta. PROTES Seluruh proses protes (baik lisan maupun tulisan) harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar demikian juga dengan tanggapan dari juri protes. Selain pasal 8.13.3 dan 8.13.7, protes hanya akan diterima jika disertai dengan biaya protes resmi. Besaran biaya protes harus dibayar sesuai dengan daftar biaya yang di keluarkan oleh FPTI. Jika protes diterima, maka biaya protes harus dikembalikan. Jika protes tidak di terima, biaya protes tidak akan dikembalikan.

Protes Keselamatan
10.13.3 Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin dapat di timbulkan pada saat Kompetisi hanya dapat di ajukan jika sekurang-kurangnya di lakukan oleh 3 orang pelatih atau tim manager dari tim yang berbeda. Dan jika di perlukan setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan maka Jury President akan memutuskan untuk melakukan tindakan.

Prosedur Protes
10.13.4 Dalam kasus protes yang disampaikan secara lisan maupun tulisan, Jury President harus membentuk jury protes yang terdiri dari, Jury President dan FPTI Delegate. 85

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 10.13.5 Pada saat menerima protes lisan maupun tulisan mengenai Hasil Resmi, Jury President akan pengumuman sebuah keputusan resmi yang merupakan jawaban protes, dengan penjelasan mengenai keputusan dari protes tersebut. Jika Juri tidak dapat menghasilkan keputusan secara bulat, maka keputusan awal akan di gunakan sebagai keputusan akhir dan biaya protes akan di kembalikan. Jika kasus protes di lakukan secara tertulis, maka juri protes harus membuat keputusan secara tertulis dan di sampaikan kepada yang mengajukan protes secara resmi. Sebuah Protes yang dilakukan terhadap : a) d) Sebuah keputusan terhadap usah pemanjatan yang di lakukan pemanjat (contoh: keputusan terhadap gagal melakukan start ) pada setiap babak; atau Hasil dari heat pada babak putaran final,

10.13.6

10.13.7

Harus disampaikan sesegera mungkin dan di lakukan sebelum babak atau tahapan eliminasi selanjutnya. Babak atau tahapan eliminasi selanjutnya tidak dapat di lanjutkan hingga ada keputusan yang di tetapkan. Tidak ada biaya yang di bebankan untuk banding ini. 10.13.8 Jika protes dilakukan terhadap urutan peringkat pada suatu babak : a) jika terjadi pada babak kualifikasi : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari 5 menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau tidak lebih dari 5 menit setelah original decision di umumkan secara resmi.

ii) b)

Jika terjadi pada babak final : i) jika ada layar untuk menunjukan peringkat pemanjat secara langsung, maka protes harus disampaikan tidak lebih dari 2 menit setelah pemanjat terakhir selesai melakukan pemanjatannya; atau tidak lebih dari 2 menit setelah original decision di umumkan secara resmi dan setiap kasus protes harus di sampaikan secara tertulis.

ii)

Konsekwensi dari Protes


10.13.9 10.13.10 Hasil keputusan yang di keluarkan juri protes bersifat final dan tidak ada protes lanjutan. sebuah keputusan yang telah di tetapkan oleh jury protes ( keputusan tetap) harus di sampaikan: a) Jika terjadi pada babak qualifikasi dan semi-final, maka keputusan tetap tersebut harus sudah disampaikan kepada tim manager yang mengajukan protes selambat-lambatnya tidak lebih dari 5 menit setelah original decision di umumkan; atau Jika terjadi pada babak final, maka keputusan tetap tesebut harus sesegera mungkin di sampaikan.

b)

Tidak ada protes lanjutan yang dapat di lakukan setelah keputusan tetap di tetapkan di luar babak yang di pertandingkan pada saat itu. 86
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Penyerahan kepada Komisi Disiplin


10.13.11 Dalam kasus-kasus di mana Jury President menilai bahwa pelanggaran aturan pertimbangan manfaat oleh Komisi Disiplin FPTI, hal dimaksud wajib dirujuk ke badan disiplin bersama dengan laporan Jury President, salinan komunikasi tertulis antara Jury President dan pemanjat / Manajer tim yang bersangkutan, dan semua bukti yang relevan.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

87

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 11. SPEED TRACK 11.1 11.1.1 11.1.2 UMUM Peraturan ini dapat dibaca bersama dengan Bab 3 (Peraturan Umum ). Kompetisi Speed Track dapat dilakukan pada dinding panjat dengan minimal ketinggian 15 m, lebar tiap lintasan 1.5 m, dan kemiringan 5 0 (lima derajat).

Catatan : Jika tidak sesuai dengan pasal 11.1.2 maka Jury President dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan Kompetisi.
11.1.3 Kompetisi speed track biasanya dapat terdiri dari: a) b) Babak Kualifikasi, terdiri dari satu (1) tahapan; dan Babak Final, terdiri antara satu (1) sampai tiga (3) tahapan eliminasi.

Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yg di batalkan. 11.2 STRUKTUR DINDING PANJAT

Struktur Dinding Panjat


11.2.1 11.2.2 Struktur dinding panjat dan point untuk pemanjatan harus mematuhi persyaratan yang relevan dari Standar EN12572-1 dan EN12572-3 berturut turut. Permukaan dinding panjat harus memiliki minimal dua lintasan paralel dengan masing masing memiliki lebar 3m. Lintasan pemanjatan dapat berdekatan atau terpisah, tetapi pemisahan antar lintasan tidak boleh lebih dari 1m dan lurus secara horizontal. Struktur dinding panjat memiliki dua (2) titik pengaman dimana tali pemanjatan melewati : Top Protection Point; dan Deviation Point untuk membantu pengendalian tali pengaman. Top Protection Point harus diatas akhir dari jalur dan Deviation Point dapat ditempatkan agar supaya tidak membantu, menghalangi atau membahayakan seorang pemanjat selama percobaannya di jalur.

11.2.3

Jalur Pemanjatan
11.2.4 11.2.5 11.3 Jalur pemanjatan untuk tiap lintasan harus sesuai dengan model yang disetujui oleh FPTI untuk Kompetisi Speed Track. Chief Route Setter dapat menetapkan posisi alternatif untuk peralatan pencatat waktu agar tidak mengganggu atau membantu gerak pemanjat. KEAMANAN Sesuai dengan pasal 8.3.1 dan pasal 8.3.2

Titik - Titik Perlindungan


Sesuai dengan pasal 8.3.3

Peralatan Pribadi
88

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Sesuai dengan pasal 8.3.4 sampai dengan pasal 8.3.6

Pemeriksaan Keselamatan
Sesuai dengan pasal 8.3.7

Penambatan
Sesuai dengan pasal 8.3.8 sampai dengan pasal 8.3.9 11.4 PENCATATAN WAKTU Sesuai dengan pasal 8.4.1 dan pasal 8.4.2

Pencatat Waktu Mesin-Elektronik


Sesuai dengan pasal 8.4.3 sampai dengan pasal 8.4.6

Pencatat Waktu Tangan


Sesuai dengan pasal 8.4.7 sampai dengan pasal 8.4.9 11.5 KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Sesuai dengan pasal 8.5.1 sampai dengan pasal 8.5.3 11.6 URUTAN PEMANJATAN

Kualifikasi
Sesuai dengan pasal 8.6.1

Final
Sesuai dengan pasal 8.6.2 11.7 PROSEDUR KOMPETISI

Latihan
Sesuai dengan pasal 8.7.1

Kualifikasi (Dua Jalur)


Sesuai dengan pasal 8.7.2 sampai dengan pasal 8.7.5

Final
Sesuai dengan pasal 8.7.6 sampai dengan pasal 8.7.10 11.8 PROSEDUR PERCOBAAN LINTASAN Sesuai dengan pasal 8.8.1 sampai dengan pasal 8.8.3 11.9 PROSEDUR PEMANJATAN

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

89

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Start
11.9.1 Pada saat pemanjat akan melakukan pemanjatan, maka pemanjat harus dapat mendengar aba-aba untuk melakukan pemanjatan dengan jelas yang di berikan oleh Asign Starter yang ditunjuk, yang bukan dari pihak resmi FPTI. Asign Starter tersebut juga harus mengambil posisi agar tidak terlihat oleh pemanjat yang akan melakukan pemanjatan dan pada saat memberikan aba-aba posisi dari Asign Starter tersebut harus memilki jarak yang sama dari kedua pemanjat. Pada saat diberitahukan untuk melakukan pemanjatan, tiap pemanjat: a) b) 11.9.3 Diberikan kesempatan untuk memperbaiki posisi starting pad tidak lebih dari sepuluh (10) detik; Selanjutnya pemanjat tersebut harus menghampiri belayer yang bertugas untuk memasang tali pengaman sesuai dengan Pasal 8.3.5 dan 8.3.7, dan

11.9.2

Saat perintah At Your Marks !, tiap pemanjat harus berada pada posisi start yang dikehendaki (tidak kurang dari dua (2) meter didepan dinding panjat) dalam empat (4) detik.

Catatan: Jury President dan/atau FPTI Judge akan memberikan sangsi dengan mengeluarkan kartu kuning untuk setiap pelanggaran yang berhubungan dengan waktu yang di tentukan untuk melakukan tahapan di atas. Catatan : (sesuai dengan SK hasil rakornis) untuk start menggunakan star blok. Karena speed track semua point merupakan pegangan dan pijakan perlu ditentukan garis batas untuk start ( ex 1.5 m dari landasan). Orang yang tinggi dan pendek starnya sama dibawah garis start.
11.9.4 Untuk alasan apapun, setelah pemenjat menempati posisi start dan Asign Starter yang bertugas memberikan aba-aba start memutuskan untuk tidak melakukan start maka Asign Starter tersebut dapat memberikan arahan kepada kedua pemanjat untuk melakukan atau memperbaiki posisi start kembali. Setelah kedua pemanjat berada pada posisi start, maka Asign Starter yang bertugas memberikan aba-aba READY dan setelah itu di lanjutkan dengan starting signal atau tanda dari sistem pencatat waktu. Sesuai dengan pasal 11.9.1 untuk seorang Asign Starter yang ditunjuk, yang bukan pihak resmi dari FPTI.

11.9.5

Catatan:

Sistem pencatat waktu dapat secara otomatis mengontrol starting signal sesuai Pasal 8.4.3
11.9.6 11.9.7 Tidak ada Protes pada saat asign starter memberi aba-aba Ready ! kecuali pemanjat secara jelas memberi tanda dengan mengangkat salah satu tangannya . Apabila assign starter memberikan aba-aba pada kedua pemanjat : a) Gagal mematuhi perintah At Your Marks !, atau tidak menempatkan posisi pada starting pad melebihi empat (4) detik yang ditentukan; atau tetap melakukan gerakan tambahan setelah aba-aba Ready !; atau Mengganggu pemanjat lain setelah perintah At Your Marks !,

b) 90

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Maka assign starter akan menghentikan start. Jury President dapat memperingatkan pemanjat untuk mematuhi perintah yang berlaku dan mengeluarkan peringatan Kartu Kuning sesuai Bab 4 (Prosedur Kedisiplinan ). Jika Jury President tidak setuju dengan keputusan assign starter, maka pemanjat akan diberitahu untuk melanjutkan pemanjatan.

False Start
Sesuai dengan pasal 8.9.8 sampai dengan pasal 8.9.11

Penyelesaiaan Percobaan
Sesuai dengan pasal 8.9.12 sampai dengan pasal 8.9.14 11.10 PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Kualifikasi
Sesuai dengan pasal 8.10.1

Final
Sesuai dengan pasal 8.10.2 sampai dengan pasal 8.10.4 11.11 INSIDEN TEKNIS Sesuai dengan pasal 8.11.1 sampai dengan pasal 8.11.3

Prosedur Setelah Terjadi Insiden Teknis


Sesuai dengan pasal 8.11.4 sampai dengan pasal 8.11.7 11.12 PENGGUNAAN REKAMAN VIDEO Sesuai dengan pasal 8.12.1 sampai dengan pasal 8.12.6 11.13 PROTES Sesuai dengan pasal 8.13.1 dan pasal 8.13.2

Protes Keselamatan
Sesuai dengan pasal 8.13.3

Prosedur Protes
Sesuai dengan pasal 8.13.4 sampai dengan pasal 8.13.8

Konsekwensi dari Protes


Sesuai dengan pasal 8.13.9 dan pasal 8.13.10

Penyerahan kepada Komisi Disiplin


Sesuai dengan pasal 8.13.11

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

91

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 12. LEAD TIM 12.1 12.1.1 12.1.2 UMUM Kompetisi untuk kategori lead tim diselenggarakan pada dinding panjat buatan dengan ketinggian minimal 12 meter. Kompetisi untuk kategori Lead Tim terdiri dari : a) b) c) 12.1.3 Lead Tim Putra Lead Tim Putri Lead Tim Campuran

Jumlah atlet dan babak Kompetisi : a) b) c) d) pemanjat untuk lead tim putra dan lead tim putri terdiri dari tiga (3) pemanjat dengan salah satunya kapten tim; Pemanjat untuk lead tim campuran terdiri dari satu (1) putra dan satu (1) putri dan salah satunya kapten tim; Kompetisi Kategori Lead Tim hanya dapat dipertandingkan jika diikuti tidak kurang dari 6 (enam) daerah / tim. Terdiri dari 2 babak, yaitu babak qualifikasi dan babak final.

12.1.4

Kompetisi kategori Lead Tim terdiri dari babak qualifikasi dan final dilakukan pada tiga (3) jalur yang tidak identik untuk setiap Kelompok pemanjatan, dan Ketiga jalur tersebut harus memiliki tingkat kesulitan dan karakter yang sama (grade sama). Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dan babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yg di batalkan.

12.2

STRUKTUR DINDING PANJAT Sesuai dengan pasal 6.2.1 dan pasal 6.2.2

Rancangan Jalur Pemanjatan


12.2.1 Babak qualifikasi dan final dilakukan dengan tiga (3) jalur dan tiga (3) kelompok pemanjatan, maka setiap jalur pemanjatan harus dibuat dengan karakter yang sama (bentuk dinding, gaya pemanjatan dan karakter pegangan) dan setiap jalur pemanjatan seharusnya memiliki tingkat kesulitan yang sama pula. Untuk kasus-kasus tertentu, jika media yang ada tidak dapat dibuat tiga (3) jalur, Jury President dapat memutuskan untuk tetap melaksanakan pertandingan. 12.3 KEAMANAN Sesuai dengan pasal 6.3.1 sampai dengan pasal 6.3.4

Titik Pengaman
Sesuai dengan pasal 6.3.5 dan pasal 6.3.6

Peralatan pribadi
Sesuai dengan pasal 6.3.7 sampai dengan pasal 6.3.9 92
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Pemeriksaan keeamanan Penambatan


Sesuai dengan pasal 6.3.10 sampai dengan pasal 6.3.12 Sesuai dengan pasal 6.3.13 sampai dengan pasal 6.3.17 12.4 12.4.1 PENILAIAN DAN WAKTU PEMANJATAN Juri untuk setiap jalur pemanjatan disebut Route Judge yang setidak-tidaknya Juri daerah.

Prosedur Penilaian dan Pencatatan Waktu


Sesuai dengan pasal 6.4.2 sampai dengan pasal 6.4.5

Waktu Pemanjatan
Sesuai dengan pasal 6.4.6 sampai dengan pasal 6.4.9 12.5 12.5.1 12.5.2 12.6 KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Kuota untuk babak final adalah 6 Tim Jika kuota babak Final terlampaui dikarenakan terjadi peringkat yang sama, maka seluruh tim yang memiliki peringkat sama akan lolos ke babak Final. URUTAN PEMANJATAN

Babak Qualifikasi
12.6. 1 Babak Qualifikasi berlangsung dengan tiga (3) jalur pemanjatan dan dibagi dalam tiga (3) kelompok pemanjatan maka urutannya pemanjatannya akan diacak.

Babak Final
12.6.2 Urutan pemanjatan untuk babak final, berdasarkan urutan terbalik dari babak sebelumnya, Tim yang menduduki peringkat pertama pada babak sebelumnya akan menjadi Tim terakhir pada babak selanjutnya. jika terjadi peringkat yang sama pada babak sebelumnya maka urutan pemanjatannya berdasarkan : a) Apabila anggota daerah/tim tersebut ada yang memiliki peringkat nasional maka pemanjat dengan peringkat yang lebih baik akan menjadi tim yang terakhir diantara tim yang memiliki peringkat yang sama. Apabila anggota daerah/tim yang memiliki peringkat yang sama tidak memiliki peringkat nasional maka urutan pemanjatannya akan diacak , dan Apabila diantara daerah/tim yang memiliki peringkat yang sama ada yang tidak memiliki peringkat nasional maka tim tersebut akan mendapatkan urutan pertama.

b) c)

12.7

PROSEDUR KOMPETISI Sesuai dengan pasal 6.7.1

Umum

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

93

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Peraturan Zona Isolasi


Sesuai dengan pasal 6.7.2 sampai dengan pasal 6.7.6

Persiapan sebelum Pemanjatan


Sesuai dengan pasal 6.7.7. sampai dengan pasal 6.7.9

Pembersihan jalur
12.7.1 Pegangan pada setiap jalur pemanjatan harus di bersihkan sesuai dengan instruksi dari FPTI Judge setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter. Durasi pembersihan jalur sekurang-kurangnya tidak lebih dari 20 orang pemanjat, dan frekuensi pembersihan jalur sebaiknya sama pada setiap durasinya, frekuensi dan durasi pembersihan jalur sudah harus diumumkan di Zona Isolasi sebelum pemanjat melakukan pemanjatan. Pemanjat tidak di perbolehkan untuk membersikan pegangan pada saat melakukan pemanjatan.

Babak Qualifikasi dan Final


12.7.2 12.7.3 12.7.4 12.8 Babak Qualifikasi dan Final dilakukan pada tiga (3) jalur tidak identik dengan anggota tim hanya memanjat satu (1) jalur dalam tiap babak. Tiap pemanjat harus melakukan satu (1) usaha pemanjatan, kecuali diperlukan untuk melakukan pemanjatan ulang sebagai akibat suatu protes atau insiden teknis. Waktu pemanjatan untuk babak Qualifikasi dan Final adalah 6 menit untuk setiap jalurnya. PROSEDUR PENGAMATAN JALUR Sesuai dengan pasal 6.8.1

Umum

Babak Qualifikasi dan Final


12.8.1 Sebelum melakukan pemanjatan pemanjat secara bersama-sama dapat melakukan pengamatan jalur. Waktu pengamatan jalur ditentukan oleh Jury President setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter dan waktu pengamatan jalur tidak lebih dari sepuluh (10) menit, terkecuali untuk lintasan pemanjatan yang panjang maka waktu pengamatan jalur dapat disesuaikan. Rekaman video untuk setiap jalur pemanjatan pada babak kualifikasiharus di putar dan di pertontonkan secara terus-menerus di Zona karantina dan setiap jalurnya mengunakan satu layar peraga, mulai di putarkan pada saat di bukanya Zona pemanasan dan tidak kurang dari 60 menit sebelum babak tersebut di mulai. Sesuai dengan pasal 6.8.7 Prosedur Pemanjatan : a) b) c) Kapten tim bersama anggotanya akan ditempatkan bersamaan di Zona Isolasi, Waktu observasi tidak lebih dari sepuluh (10) menit. Setelah waktu observasi selesai, seluruh anggota tim kembali menuju Zona Isolasi untuk berkoordinasi sampai dengan menyerahkan lembar formasi kepada juri tidak lebih 2 menit

12.8.2

12.8.3 12.8.4

94

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 12.9 Start PROSEDUR PEMANJATAN Sesuai dengan pasal 6.9.1

Usaha Pemanjatan dinyatakan Telah Selesai


Sesuai dengan pasal 6.9.2 sampai dengan pasal 6.9.10 12.10 PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Umum
12.10.1 Penyusunan peringkat pada setiap babak berdasarkan : a) Pertama, semua pemanjat dinilai dengan nilai "TOP" sesuai dengan Pasal 6.4.2 a); b) Setelah itu a), semua pemanjat yang jatuh atau yang telah mengakhiri usaha pemanjatannya berdasarkan Pasal 6.9.10, akan mendapatkan nilai sesuai dengan Pasal 6.4.3 dan 6.4.4. 12.10.2 salah satu anggota tim tidak melakukan pemanjatan, maka : a) Tim yang tidak melakukan pemanjatan pada Babak Qualifikasi tidak akan di masukkan kedalam peringkat; b) Tim yang tidak melakukan pemanjatan pada Babak Final akan mendapatkan nilai paling bawah di babak tersebut. 12.10.3 Jika terjadi peringkat yang sama berdasarkan pasal 12.10.1 dan 12.10.2, maka peringkatdari babak sebelumnya akan di gunakan untuk memisahkan peringkat dari Tim yang memiliki nilai yang sama ("hitung mundur"). Tim yang memiliki nilai yang sama akan diperingkat berdasarkan perbandingan peringkat dari babak sebelumnya. Jika menggunakan prosedur penyusunan peringkat pasal 12.10.3 masih terdapat tim yang memiliki peringkat yang sama, maka : a) Tim yang mempunyai jumlah pemanjat dengan nilai pemanjatan lebih baik pada babak terakhir berhak menempati peringkat lebihbaik dari tim lainnya. b) Jika pemisahan peringkat menggunakanmetode 12.10.1 sampai dengan 12.10.3 dan 12.10.4 (a)tidak dapat dilakukan karena terjadi peringkatsama selain pada 2 (dua) tim teratas maka tim yang bersangkutan akan dibiarkan memiliki peringkat sama. c) Jika pemisahan peringkat menggunakan metode 12.10.1 sampai dengan 12.10.3 dan 12.10.4 (a) tidak dapat dilakukan karena masih terdapat dua atau lebih tim yang mempunyai peringkat sama untuk peringkat pertama,maka akan diadakan Babak Super - Final untuk tim yang bersangkutan dan hanya diwakili oleh salah satu anggota tim.

12.10.4

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

95

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia d) Jika hasil pemanjatan pada Babak Super Final masih terjadi nilai sama, maka akan dilihat catatan waktu dari pemanjatan Babak Super Final. Catatan waktu yang lebih baik akan menduduki peringkat teratas. e) Jika pemisahan peringkat menggunakan metode d) masih terdapat peringkat sama, maka tim yang bersangkutan akan memiliki peringkat sama.

Peringkat pada babak Qualifikasi dan Final


12.10.5 Setiap pemanjat pada babak Qualifikasi dan Final akan diberikan nilai peringkat untuk setiap jalurnya, sebagai berikut : a) terdapat peringkat yang unik pada salah satu jalur ketika pemanjatmemiliki peringkat yang sama dalam satu kelompok pemanjatan, atau b) ketika 2 (dua) atau lebih pemanjat memiliki peringkat yang sama, maka akan diambil rata-rata dari pemanjat yang memiliki peringkat yang sama tersebut sesuai dengan kelompok pemanjatannya.

Contoh: jika ada 6 pemanjat dengan peringkat yang sama untuk peringkat pertama, maka tiap-tiap pemanjat dengan peringkat yang sama akan mendapatkan nilai berdasarkan (1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6) / 6 = 21/6 = 3,50 Contoh: jika ada 4 pemanjat dengan peringkat yang sama untuk peringkat ke 2, maka tiap-tiap pemanjat dengan peringakat yang sama akan mendapatkan nilai berdasarkan (2 + 3 + 4 + 5) / 4 = 14/4 = 3,50
12.10.6 Penyusunan peringkat pemanjat untuk babak kualifikasi, merupakan total nilai dari hasil usaha pemanjatan dari kedua jalur yang di sediakan pada babak kualifikasi, dan dihitung dasarkan rumus berikut : TP = catatan: TP = Total Poin R1 = Nilai peringkat pada jalur satu sesuai dengan Pasal 12.10.5. R2 = Nilai peringkat pada jalur kedua sesuai dengan Pasal 12.10.5. R3 = Nilai peringkat pada jalur ketiga sesuai dengan pasal 12.10.5 12.10.6 Nilai dan perhitungan peringkat untuk Pasal 10.10.5 dan 10.10.6 harus menggunakan aritmatika. Nilai dan peringkat pada babak kualifikasi harus di sampaikan secara resmi dengan mengunakan dua bilangan (dua angka di belakang koma). INSIDEN TEKNIS (R1 x R2 x R3)

12.11

Definisi
Sesuai dengan pasal 6.11.1 dan pasal 6.11.2

Prosedur setelah Terjadi Insiden Teknis


Sesuai dengan pasal 6.11.3 dan pasal 6.11.7 96

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Pengaruh Terhadap Hasil


Sesuai dengan pasal 6.11.8 12.12 PENGGUNAAN VIDEO REKAMAN Sesuai dengan pasal 6.12.1 sampai dengan pasal 6.12.8

12.13

PROTES Sesuai dengan pasal 6.13.1 dan pasal 6.13.2

Umum

Protes terhadap resiko kecelakaan yang mungkin di timbulkan pada saat Kompetisi
Sesuai dengan pasal 6.13.3

Prosedur protes
Sesuai dengan pasal 6.13.4 sampai dengan pasal 6.13.8

Konsekuensi Protes
Sesuai dengan pasal 6.13.9 dan pasal 6.13.10

Rujukan ke Komisi Disiplin


Sesuai dengan pasal 6.13.11

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

97

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 13. BOULDER TIM 13.1 13.1.1 13.1.2 UMUM Kompetisi Boulder terdiri dari serangkaian jalur pemanjatan pendek, disebut boulder, dipanjat tanpa tali, dirancang pada dinding panjat buatan. Kompetisi Boulder Tim biasanya terdiri dari: a) b) 13.1.3 Babak Qualifikasi dengan empat (4) boulder; dan Babak Final dengan empat (4) boulder.

Dalam kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan : d) e) Dapat membatalkan setidak-tidaknya satu boulder dalam sebuah babak. Membatalkan satu babak, pada kasus ini babak sebelumnya akan digunakan untuk menentukan peringkat dari babak yang dibatalkan;

13.1.4

Kompetisi untuk Kategori Boulder Tim teridiri dari : a) b) c) Boulder Tim Putra Boulder Tim Putri Boulder Tim Campuran

13.1.5

Jumlah atlet dan babak Kompetisi : a) b) c) Jumlah pemanjat untuk setiap tim pada masing-masing nomor Kompetisi adalah 4 (empat) orang yang salah satunya kapten tim. Hanya dipertandingkan dalam dua (2) babak untuk kategori Boulder tim,yaitu babak qualifikasi dan babak final. Kompetisi Kategori Boulder Tim hanya dapat dipertandingkan jika diikuti oleh paling sedikit 6 (enam) tim.

13.2

STRUKTUR DINDING PANJAT

Struktur Dinding Panjat


13.2.1 13.2.2 13.2.3 Struktur dinding panjat dan pegangan untuk pemanjatan harus mematuhi Standar yang ditetapkan di Bab 3 (Peraturan Umum ). Struktur dinding panjat terdiri dari empat (4) boulder. Seluruh bolder harus dibangun pada sebuah media yang tinggi dan memungkinkan untuk dapat terlihat dari sisi manapun. Setiap bagian bolder harus di rancang untuk dapat terlihat dengan jelas oleh seluruh pemanjat, dan dilengkapi dengan matras keselamatan

Model boulder
Model boulder Sesuai dengan pasal 7.2.4 sampai dengan pasal 7.2.9 13.3 KEAMANAN Sesuai dengan pasal 7.3.1 dan 7.3.2 98
Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Peralatan Pribadi
Sesuai dengan pasal 7.3.3

Pemeriksaan Keselamatan
Sesuai dengan pasal 7.3.4 13.4 13.4.1 PENILAIAN DAN PENCATATAN WAKTU Juri dari tiap boulder disebut Boulder Judge, yang setidak-tidaknya Juri Daerah.

Penilaian
Sesuai dengan pasal 7.4.2 sampai dengan pasal 7.4.4

Pencatatan Waktu
Sesuai dengan pasal 7.4.5 dan 7.4.6 13.5 13.5.1 13.5.2 KUOTA UNTUK SETIAP BABAK Kuota untuk babak Final enam (6) Tim. Kuota untuk Final harus diisi Tim dengan peringkat tertinggi dari babak sebelumnya. Jika kuota ini terlampaui karena adanya peringkat sama, jumlah Tim yang lebih banyak berhak mengikuti babak selanjutnya. URUTAN PEMANJATAN

13.6

Qualifikasi
13.6.1 Urutan pemanjatan babak Qualifikasi diurutkan secara acak.

Final
13.6.2 Urutan pemanjatan untuk Babak Final harus kebalikan dari urutan peringkat dari babak sebelumnya, yakni Tim berperingkat tertinggi dapat mulai terakhir. Dalam hal babak sebelumnya terdapat tim yang mempunyai peringkat sama, urutan pemanjatan antara mereka diacak. PROSEDUR KOMPETISI Sesuai dengan pasal 7.7.1

13.7

Umum

Peraturan Isolasi
Sesuai dengan pasal 7.7.2 sampai dengan pasala 7.7.6

Persiapan tepat sebelum Pemanjatan


Sesuai dengan pasal 7.7.7 sampai dengan pasal 7.7.9

Pembersihan
Sesuai dengan pasal 7.7.10 99

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

Qualifikasi
13.7.1 13.7.2
Babak Qualifikasi dapat berlangsung dalam satu (1) set boulder (4 boulder). Di babak Qualifikasi, setiap anggota Tim yang berhak mengikuti babak ini akan melakukan pemanjatan sesuai dengan urutan yang telah ditentukan oleh kapetn tim, dengan periode waktu lima (5) menit.

Final
13.7.3 13.7.4 13.7.5
Babak Final dapat berlangsung dalam satu (1) set boulder. Babak Final dapat didahului dengan presentasi/perkenalan dari Tim yang memenuhi syarat untuk ikut serta dalam babak tersebut. Untuk tiap Tim : a) b) Tiap boulder harus dicoba oleh pemanjat dalam urutan yang dikemukakan dalam Pasal 13.8.1 d) Anggota tim yang telah selesai melakukan percobaan pemanjatan, dapat kembali ketempat yang telah disediakan (biasanya didepan boulder).

13.7.6

Waktu pemanjatan dalam babak Final harus empat (4) menit untuk tiap Tim Apabila seorang Anggota Tim memulai sebuah percobaan tepat sebelum akhir periode pemanjatan, mereka dapat diijinkan untuk menyelesaikan percobaan tersebut. PROSEDUR PEMANJATAN Prosedur Pemanjatan : a) b) c) Kapten tim bersama anggota timnya akan dikarantina, Kapten tim akan melakukan observasi jalur selama 2 (dua) menit pada tiap-tiap jalur. Setelah waktu observasi selesai, kapten tim kembali akan berkoordinasi kepada anggota timnya sampai dengan menyerahkan lembar formasi kepada juri tidak lebih dari 10 (sepuluh) menit. Setiap anggota tim akan melakukan pemanjatan secara bersamaan sesuai dengan lembar formasi yang telah disampaikan. Kapten tim dan anggota tim yang telah selesai melakukan pemanjatan boleh memberikan motivasi tanpa memberikan arahan untuk melakukan pemanjatan.

13.8

13.8.1

d) e)

Start
Sesuai dengan pasal 7.9.1 sampai dengan pasal 7.9.3

Penyelesaiaan Percobaan
Sesuai dengan pasal 7.9.4 sampai dengan pasal 7.9.6 13.9 PERINGKAT PADA SETIAP BABAK

Umum
100

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia

13.9.1

Setelah tiap babak Kompetisi, tiap Tim yang turut serta dibabak tersebut harus diberi peringkat menggunakan kriteria berikut ini: a) b) c) d) Pertama, paling banyak jumlah Total TOP yang berhasil diselesaikan dibabak ini; Kedua, paling sedikit, jumlah total percobaan untuk menyelesaikan TOP ; Ketiga, paling banyak, jumlah Total Bonus yang diraih oleh pemanjat dibabak ini; Keempat, paling sedikit, jumlah total percobaan untuk mencapai poin Bonus tersebut.

Contoh:
Peringkat 1 2 3 4 TOP 4 4 4 3 Percobaan TOP 4 5 5 3 BONUS 5 5 4 5 Percobaan BONUS 7 6 5 5

13.9.2

Bila Tim yang memenuhi syarat untuk turut serta dalam sebuah babak gagal untuk memulai: a) Dibabak apapun, mereka harus diberi peringkat terakhir dibabak tersebut.

13.9.3

Bila mengikuti proses penghitungan mundur, masih terdapat Tim yang tersisa berperingkat sama: a) Jika peringkat sama terjadi pada 2 (dua) tim teratas, maka akan diadakan babak Tie Break untuk kedua tim. Pada babak Tie break , pemanjatan dilakukan oleh salah satu dari anggota tim tersebut pada satu jalur masalah dengan penilaian seperti Pasal 6.4.2 hingga 6.4.5 dan 6.10.1. Jika masih terdapat nilai yang sama dalam pemanjatan babak Tie Break , maka anggota tim tersebut akan melakukan pemanjatan pada jalur sama pada pasal 13.9.3 a) (sampai dengan maksimum enam (6) percobaan). Jika pemanjatan babak Tie Break telah dilakukan sampai enam (6) percobaan masih terdapat nilai yang sama maka tim yang berkaitan akan diberikan peringkat yang sama.

b)

c)

13.10

INSIDEN TEKNIS Sesuai dengan pasal 7.11.1 dan pasal 7.11.2

Prosedur yang mengikuti sebuah Insiden Teknis


Sesuai dengan pasal 7.11.3 sampai dengan pasal 7.11.6

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

101

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 13.11 PENGGUNAAN REKAMAN VIDEO Sesuai dengan pasal 7.12.1 sampai dengan pasal 7.12.6 13.12 PROTES Sesuai dengan pasal 7.13.1 dan pasal 7.13.2

Protes Keselamatan
Sesuai dengan pasal 7.13.3

Prosedur Protes
Sesuai dengan pasal 713.4 sampai dengan pasal 7.13.8

Konsekwensi dari Protes


Sesuai dengan pasal 7.13.9 dan pasal 7.13.10

Penyerahan kepada Komisi Disiplin


Sesuai dengan pasal 7.13.11

102

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 14. SPEED WORLD RECORD 14.1 14.1.1 14.1.2 UMUM Peraturan ini dibaca bersama dengan Bab 8 (Speed) kecuali ada beberapa pasal yang diubah dalam Bab ini. IFSC memperlombakan Speed untuk World Record pada kategori Putra dan Putri: Ketinggian 10m Senior Junior Remaja A Remaja B Y N N N Ketinggian 15m Y N N N

14.1.3

Speed World Record hanya dapat dilaksanakan pada : f) Dinding panjat yang telah terdaftar pada website resmi IFSC, serta memiliki rekomendasi Kompetisi untuk pelaksanaan Pemecahan Record IFSC; g) Kompetisi yang masuk pada kalender resmi IFSC; dan h) Jury President yang telah ditunjuk oleh IFSC. Harus melaporkan setiap adanya pemecahan record baru yang telah tercatat kepada IFSC.

14.2 14.2.1

STRUKTUR DINDING PANJAT Permukaan dinding panjat harus dibuat dengan warna Abu Abu Cerah (ref RAL 7035/ 7001/ 7038/ 7044/ 9002/ 9018) dan semua pegangan pada lintasan dapat dibuat dengan warna Merah (ref RAL 2002/ 2004/ 2008/ 2009/ 2011/ 2012). Struktur dinding panjat dan pegangan harus mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh IFSC Delegate sesuai pasal 8.2 : 14.2.2.1 14.2.2.2 Pada dinding panjat yang permanen, tidak lebih dari 24 bulan sebelum Kompetisi dilaksanakan; atau Pada dinding panjat sementara, tepat sebelum dimulainya Kompetisi, dan pada kasus lain, pihak penyelenggara harus menyediakan salinan dari Laporan Pengesahan IFSC untuk Jury President sebagai bukti.

14.2.2

14.3 14.3.1

PENCATATAN WAKTU Waktu pemanjatan harus ditentukan menggunakan system pencatat waktu elektronik.

Tidak dianggap sebagai pemecahan Record jika digunakan pencatat waktu manual, dengan kata lain Pasal 8.4.7 samapai 8.4.9 tidak dapat dipakai.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

103

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 15. SIRKUIT DAN EVENT KOMPETISI PANJAT TEBING NASIONAL 15.1 15.1.1 15.1.2 15.1.3 PENGERTIAN Sirkuit Panjat Tebing (selanjutnya disebut Sirkuit) merupakan serangkaian Kompetisi resmi FPTI skala nasional yang masuk dalam kalender sirkuit. Event Kompetisi Panjat Tebing Nasional merupakan Kompetisi resmi FPTI skala nasional yang tidak masuk dalam kalender sirkuit. Masuk dan tidaknya sebuah Kompetisi resmi FPTI skala nasional dalam kalender Sirkuit Nasional berdasarkan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi yang akan diterbitkan kemudian. Pemanjat Sirkuit dan Event Panjat Tebing Nasional adalah atlet panjat tebing pemegang Kartu Identitas Atlet (KIAT) yang sah dengan status domisili tetap di suatu provinsi. Ofisial Kompetisi adalah personal yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP. FPTI) yang bertugas dan bertanggung jawab secara teknis atas terlaksananya Kompetisi pada setiap Sirkuit dan Event Kompetisi Panjat Tebing Nasional yaitu terdiri dari FPTI Delegate, Jury President, FPTI Judge, Chief Route Setter ditambah dengan Tim Route Setter yang berjumlah 5 orang atau lebih. PENYELENGGARA

15.1.4

15.1.5

15.2

15.2.1 Sirkuit dan Event Kompetisi Panjat Tebing Nasional diselenggarakan oleh suatu organisasi penyelenggara. 15.2.2 Penyelenggara wajib menanggung setiap kerugian yang timbul karena perubahan jadwal yang dilakukannya. Penyelenggara yang tidak bertanggung jawab dimasukkan kedalam daftar hitam (blacklist organiser) yang hanya bisa dibatalkan atas kebijakan Ketua Umum PP. FPTI. KATEGORI DAN NOMER KOMPETISI Sirkuit dan Event Kompetisi Panjat Tebing Nasional wajib mempertandingkan tiga (3) kategori Kompetisi,yaitu: a) Lead. b) Speed. c) Boulder. Jika tidak memungkinan menggelar tiga (3) kategori Kompetisi tersebut daitas, maka diperbolehkan mempertandingkan minimal dua (2) kategori Kompetisi, yaitu: Lead dan Speed, atau Speed dan Boulder,atau Lead dan Boulder. 15.3.2 15.4 15.4.1 15.4.2 104 Hanya nomor perorangan yang wajib dilaksanakan pada setiap kategori. PERATURAN KOMPETISI Umum sesuai dengan Bab 3 (Peraturan Umum). Peraturan Kategori Kategori Lead : Sesuai dengan Bab 6 (Peraturan Lead).

15.3 15.3.1

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 15.4.3 15.4.4 15.5 15.5.1 Peraturan Kompetisi Kategori Boulder : Sesuai dengan Bab 7 (Peraturan Boulder) Peraturan Kategori Kategori Speed : Sesuai dengan Bab 8 (Peraturan Speed) PERINGKAT NASIONAL Pemanjat yang menduduki Peringkat satu (1) sampai Tiga puluh (30) setiap nomor perorangan pada Kompetisi yang masuk kalender Sirkuit Nasional berhak atas nilai seperti diatur pada pasal 15.5.2 dibawah. Pada tiap akhir Sirkuit Nasional, 30 pemanjat terbaik pada tiap kategori, baik putra dan putri akan diberi nilai, sebagai berikut :

15.5.2

Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
15.5.3

Nilai 100 80 65 55 51 47 43 40 37 34

Peringkat 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nilai 31 28 26 24 22 20 18 16 14 12

Peringkat 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nilai 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Nilai yang diperoleh pemanjat setiap selesainya Sirkuit Nasionalakan dijumlahkan. Kumpulan nilai akan dihitung ulang setiap selesainya Sirkuit Nasional dan pemanjat yang mempunyai nilai akan dirangking dari nilai tertinggi sampai terendah berdasar akumulasi nilai yang diperoleh. Peringkat Sirkuit Nasional untuk Lead, Boulder dan Speed akan dipublikasikan setiap selesainya Sirkuit Nasional.

Secara detail mengenai penyelenggaraan Kejurnas FPTI diatur dalam PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMPETISI FPTI yang akan diterbitkan kemudian

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

105

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 16. KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS) FPTI 16.1 16.1.1 PENDAHULUAN Kejuaraan Nasional (Kejurnas), Panjat Tebing FPTI adalah Kompetisi panjat tebing yang dilaksanakan oleh FPTI setiap tahun yang tempat dan tanggal pelaksanaannya ditentukan dan ditetapkan oleh Rapat Kerja Nasional FPTI. Pemanjat adalah pemanjat yang diutus oleh Pengurus Provinsi FPTI dimana pemanjat tersebut adalah pemegang Kartu Identitas Pemanjat (KIAT) yang syah di provinsi tersebut. Tidak ada pemanjat dibawah umur 14 (empat belas) tahun yang diijinkan untuk mengikuti Kejurnas FPTI. Panitia Pelaksana, selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah susunan kepanitiaan yang terdiri dari unsur-unsur Pengurus Provinsi FPTI tuan rumah dan Pengurus Pusat FPTI untuk Kejuaraan Nasional. Juara umum adalah Pengprov FPTI yang memperoleh terbanyak medali terbaik. OFISIAL KOMPETISI FPTI Ofisial Kompetisi FPTI adalah personal yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat FPTI untuk Kejurnas, yang bertugas dan bertanggung jawab secara teknis atas terlaksananya Kompetisi, yang terdiri: FPTI Delegate, Jury President, FPTI Judge, Chief Route Setter ditambah dengan Tim Route Setter yang berjumlah 5 orang atau lebih. Semua biaya yang timbul akibat penunjukkan Ofisial Kompetisi FPTI menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat FPTI untuk Kejurnas dan menjadi tanggung jawab Pengurus Provinsi FPTI untuk Kejurda antara lain biaya transportasi menuju tempat Kompetisi pergi-pulang, akomodasi, konsumsi, dan honor. Jika dianggap perlu, Tim Route Setter dapat ditambah. Biaya yang timbul akibat penambahan ini menjadi tanggungjawab Pengprov FPTI tuan rumah. KATEGORI DAN NOMOR KOMPETISI Kategori Kompetisi yang dilaksanakan dalam Kejurnas meliputi: a) b) c) d) e) 16.3.2 Kompetisi Lead Kompetisi Speed World Record Kompetisi Boulder Kompetisi Speed Track Kompetisi Speed Klasik

161.2

16.1.3

16.1.4 16.2 16.2.1

16.2.2

16.2.3 16.3 16.3.1

Setiap kategori Kompetisi wajib terdiri dari nomor: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Lead Perorangan putra (pa); Lead Perorangan putri (pi); Speed World Record Perorangan putra (pa); Speed World Record Perorangan putri (pi); Boulder Perorangan putra (pa); Boulder Perorangan putri (pi); Lead Tim putra, tiap regu terdiri dari 3 pemanjat salah satunya kapten tim;

106

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 16.3.3 16.3.4 Lead Tim putri, tiap regu terdiri dari 3 pemanjat salah satunya kapten tim; Speed World Record Tim (Relay) putra, tiap regu terdiri dari 3 pemanjat; Speed World Record Tim (Relay) putri, tiap regu terdiri dari 3 pemanjat; Boulder Tim putra, tiap regu terdiri dari 4 pemanjat salah satunya kapten tim; Boulder Tim putri, tiap regu terdiri dari 4 pemanjat salah satunya kapten tim; Lead Tim Campuran, tiap regu terdiri dari 2 pemanjat (1 pa dan 1 pi) salah satunya Kapten Tim; Speed World Record Tim Campuran, tiap regu terdiri dari 2 pemanjat (1 pa dan 1 pi) salah satunya Kapten Tim; Boulder Tim Campuran: tiap regu terdiri dari 4 pemanjat (2 pa dan 2 pi) salah satunya Kapten Tim; Speed Track Perorangan putra; Speed Track Perorangan putri; Speed Klasik Perorangan putra; Speed Klasik Perorangan putri.

Untuk nomor tim dan campuran setiap Pengprov FPTI hanya berhak mendaftarkan satu tim, kecuali tim Tuan Rumah berhak mendaftarkan dua regu. Suatu nomor Kompetisi hanya dapat dipertandingkan di Kejurnas FPTI jika jumlah pemanjat atau regu yang akan berpartisipasi minimal 20 pemanjat untuk nomor perorangan dan 6 tim untuk nomor tim dan campuran dari provinsi yang berbeda. Penyusunan Peringkat untuk nomor tim dan campuran ditentukan berdasarkan: a) b) c) Kategori Lead tim dan campuran Katogori Boulder tim dan campuran Kategori Speed tim dan campuran : : : sesuai pasal 6.10.1 sampai dengan pasal 6.10.7. sesuai pasal 7.10.1 sampai dengan pasal 7.10.4. didasarkan akumulasi waktu tercepat yang diperoleh tiap tim pada setiap babak.

16.3.5

16.3.6

Kompetisi nomor tim dan campuran Kategori Lead dan Boulder terdiri dari 2 (dua) babak yaitu Semi-Final dan Final. Kuota tim pada babak Final untuk nomor tim dan campuran Lead dan Boulder adalah enam (6) tim. Kompetisi nomor tim dan campuran Kategori Spedd terdiri dari 2 (dua) babak yaitu Babak Kualifikasi dan Babak Putaran Final. Kuota tim pada dengan pasal Babak Putaran Final sesuai pasal 8.5.1 sampai 8.5.3 dengan mengganti kata pemanjat menjadi tim. KUOTA PEMANJAT DAN OFISIAL Kuota pemanjat dan ofisial: a) b) Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan pemanjat sebanyak 10 (sepuluh) putra dan 10 (sepuluh) putri. Pengprov FPTI tuan rumah penyelenggara Kejurnas berhak mengirimkan 15 107

16.3.7

16.4 16.4.1

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia (lima belas) putra dan 15 (lima belas) putri. c) d) Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan paling banyak 5 (lima) orang ofisial(satu orang manajer tim, dua orang pelatih dan dua orang ofisial). Daftar nama pemanjat, manajer tim dan ofisial harus sudah diterima FPTI paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal pembukaan Kejurnas/Kejurda. Daftar pemanjat inti dan cadangan wajib diisi pada FormulirPendaftaran Kejurnas/Kejurda.

16.5 16.5.1

PENGHARGAAN DALAM KEJURNAS/KEJURDA FPTI Tiga terbaik untuk setiap nomor Kompetisi berhak atas medali yang disediakan oleh PP FPTI/Pengprov FPTI tuan rumah. Untuk peringkat 1, 2, dan 3 tidak diperkenankan terdapat lebih dari satu pemanjat atau regu. Tigapuluh (30) pemanjat peringkat pertama pada setiap nomor Kompetisi perorangan berhak atas nilai berikut:

16.5.2

Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 16.5.3

Nilai 100 80 65 55 51 47 43 40 37 34

Peringkat 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nilai 31 28 26 24 22 20 18 16 14 12

Peringkat 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nilai 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

Pemanjat Kelompok Umur diperbolehkan mengikuti Kejuaraan Kelas Umum, terhadap ketentuan ini pemanjat tersebut berhak mengikuti kejuaraan/Kompetisi maupun Kejuaraan Nasional Kelompok Umur FPTI sesuai dengan Kelompok Umurnya dan peringkat Kelompok Umurnya akan dicabut dan sebaliknya pemanjat Kelompok Umur yang mempunyai peringkat Umum ketika mengikuti Kejuaran Kelompok Umur untuk peringkat umumnya akan dicabut. NOMOR KOMPETISI DAN ALOKASI PEMANJAT PADA SETIAP NOMOR KOMPETISI Dari kuota pemanjat pada 14.4 diatas dialokasikan untuk setiap nomor Kompetisi dengan aturan sebagai berikut:

16.6 16.6.1

108

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Alokasi Pemanjat Pemanjat Inti Semua Pengda Tuan Rumah Pemanjat Cadangan

No

Nomor Kompetisi Nomor perorangan

A A.1 1 2 3 4 5 A.2 1 2 3 4 5 B B.1 1 2 3 B.2 1 2 3 B.3 1 2 3 16.6.2

Nomor Peorangan Putra Lead Boulder Speed WR Speed Track Speed Klasik Nomor Perorangan Putri Lead Boulder Speed WR Speed Track Speed Klasik Nomor Non Perorangan Tim Putra Lead Speed WR Boulder Tim Putri Lead Speed WR Boulder Tim Campuran Lead Speed Boulder 1 pa+1 pi (1 Tim ) 1 pa+1 pi (1 Tim ) 1 pa+1 pi (1 Tim ) 2 pa+2 pi (2 Tim ) 2 pa+2 pi (2 Tim ) 2 pa+2 pi (2 Tim ) 1 pa + 1 pi 1 pa + 1 pi 1 pa + 1 pi 3 ( 1 Tim ) 3 ( 1 Tim ) 4 ( 1 Tim ) 6 ( 2 Tim) 6 ( 2 Tim) 8 ( 2 Tim) 2 2 2 3 ( 1 Tim ) 3 ( 1 Tim ) 4 ( 1 Tim ) 6 ( 2 Tim) 6 ( 2 Tim) 8 ( 2 Tim) 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2

Pemanjat Cadangan boleh tidak ada pada setiap nomor yang diikuti, konskuensinya tidak akan ada pengecualian jika pemanjat inti tidak dapat meneruskan Kompetisi.

Secara detail mengenai penyelenggaraan Kejurnas FPTI diatur dalamPEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMPETISI FPTI yang akan diterbitkan kemudian

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

109

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 17. KEJUARAAN NASIONAL (KEJURNAS) FPTI KELOMPOK UMUR 17.1 17.1.1 PENDAHULUAN Kejuaraan Nasional (Kejurnas) FPTI Kelompok Umur adalah Kompetisi panjat tebing untuk kelompok umur tertentu yang dilaksanakan oleh FPTI setiap tahun yang tempat dan tanggal pelaksanaannya ditentukan dan ditetapkan oleh Rapat Kerja FPTI. Pemanjat adalah pemanjat Kelompok Umur yang diutus oleh Pengurus Provinsi FPTI dimana pemanjat tersebut berdomisili. Pemanjat adalah pemegang Kartu Identitas Pemanjat (KIAT) yang syah dengan status domisili tetap diprovinsi tersebut. Panitia Pelaksana, selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah susunan kepanitiaan yang terdiri dari unsur-unsur Pengurus Provinsi FPTI tuan rumah dan Pengurus Pusat FPTI. Juara umum adalah Pengprov FPTI yang memperoleh medali terbaik terbanyak. OFISIAL KOMPETISI FPTI Ofisial Kompetisi FPTI adalah personal yang ditunjuk oleh Pengurus Pusat FPTI untuk Kejurnas, yang bertugas dan bertanggung jawab secara teknis atas terlaksananya Kompetisi, yang terdiri: FPTI Delegate, Jury President, FPTI Judge, Chief Route Setter ditambah dengan Tim Route Setter yang berjumlah 5 orang atau lebih. Semua biaya yang timbul akibat penunjukan Ofisial Kompetisi FPTI menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat FPTI untuk Kejurnas, antara lain biaya transportasi menuju tempat Kompetisi pergi- pulang, akomodasi, konsumsi, dan honor. Jika dianggap perlu, Tim Route Setter dapat ditambah. Biaya yang timbul akibat penambahan ini menjadi tanggung jawab Pengprov FPTI tuan rumah. KATEGORI DAN NOMOR KOMPETISI Kategori Kompetisi yang dipertandingkan dalam Kejurnas FPTI Kelompok Umur ini meliputi: a) b) c) 17.3.2 17.3.3 Kompetisi Lead. Kompetisi Speed WR dan Speed Klasik Kompetisi Boulder.

17.1.2

17.1.3

17.1.4 17.2 17.2.1

17.2.2

17.2.3 17.3 17.3.1

Setiap kategori Kompetisi terdiri dari nomor perorangan putra dan perorangan putri. Suatu nomor Kompetisi pada satu kelompok umur hanya dapat dilaksanakan secara tersendiri, jika jumlah pemanjat minimal 6 (enam) pemanjat. Jika tidak memenuhi kuota tersebut, maka pelaksanaan Kompetisi nomor tersebut digabung dengan nomor Kompetisi kelompok umur lainnya, namun penyusunan peringkat tetap dilakukan tersendiri berdasarkan kelompok umurnya. PENGELOMPOKAN UMUR Kejurnas FPTI Kelompok Umur kelompok umur sebagai berikut: memasukkan kategori Lead dan Speed untuk

17.4 17.4.1

110

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia


Tahun Kompetisi

Tahun Kelahiran SpiderC 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 SpiderB 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 SpiderA 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 YouthB 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 YouthA 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 Junior 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 17.5

LEAD DAN SPEED Kompetisi kategori Lead diadakan sesuai Bab 6 (Peraturan Lead) dan Speed diadakan sesuai Bab 8 dan 9 (Peraturan Speed dan Speed Klasik). Kompetisi kategori Lead terdiri: a) Babak Kualifikasi dilakukan pada dua (2) jalur yang tidak identik untuk setiap Kelompok pemanjatan, dan Kedua jalur tersebut harus memiliki tingkat kesulitan dan karakter yang sama. Babak Semi-final dilakukan pada satu (1) jalur pemanjatan Babak final dilakukan pada satu (1) jalur pemanjatan;

17.5.1 17.5.2

b) c)

Untuk kasus-kasus tertentu, Jury President dapat memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dan babak sebelumnya akan digunakan untuk menentukan peringkat dari babak yang dibatalkan. 17.5.3 KompetisiSpeed biasanya dapat terdiri dari: a) b) Babak Kualifikasi, terdiri dari tahap tunggal; dan Babak Putaran Final, terdiri antara satu dan tiga tahap eliminasi.

Dalam hal peristiwa yang tidak terduga, Jury President bisa memutuskan untuk membatalkan salah satu babak dalam hal dimana hasil babak sebelumnya dapat dihitung untuk peringkat dari babak yang dibatalkan. 17.6 17.6.1 BOULDER Kompetisi Boulder, hanya dipertandingkan untuk kelompok umur : a) b) c) 17.6.2 Youth B. Youth A. Junior.

Semua Kompetisi Boulder dijalankan sesuai dengan Bab 7(Peraturan Boulder). 111

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 17.6.3 KompetisiBoulder biasanya dapat terdiri dari: a) Babak Kualifikasi dengan lima (5) boulder; a) Babak Semi-Final dengan empat (4) boulder; dan b) Babak Final dengan empat (4) boulder. 17.6.4 Dalam keadaan luar biasa, Jury President dapat memutuskan: a) b) 17.7 17.7.1 Untuk membatalkan paling banyak satu boulder dalam sebuah babak. Membatalkan satu babak Kompetisi, pada kasus ini babak sebelumnya akan di gunakan untuk menentukan peringkat dari babak yang di batalkan;

KUOTA PEMANJAT DAN OFISIAL Kuota pemanjat dan ofisial: a) Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan pemanjat sebanyak tiga (3) putra dan tiga (3) putri, untuk setiap kelompok umur, kecuali tuan rumah berhak mengirimkan paling banyak enam (6) putra dan enam (6) putri, untuk setiap kelompok umur. Setiap Pengprov FPTI berhak mengirimkan paling banyak lima (5) orang ofisial(satu (1) orang manajer tim, dua (2) orang pelatih dan dua (2) orang ofisial). Daftar nama pemanjat, manajer dan ofisial tim harus sudah diterima FPTI paling lambat empat belas (14) hari sebelum tanggal pembukaan Kejurnas/kejurda. Daftar pemanjat inti dan cadangan wajib diisi pada Formulir Pendaftaran Kejurnas. Jury President berhak menolak daftar pemanjatyang diterima terlambat atau meminta perubahan kategori Kompetisi.

b)

c)

d) 17.8 17.8.1 17.8.2

ALOKASI PEMANJAT PADA SETIAP KATEGORI Dari kuota pemanjat pada Pasal 16.4 diatas dialokasikan untuk setiap nomor Kompetisi pada masing-masing kelompok umur dengan aturan sebagai berikut: Setiap Pemanjat diijinkan mengikuti lebih dari satu Kategori Kompetisi. No 01 02 03 04 05 06 Nomor Kompetisi Lead perorangan putra Lead perorangan putri Speed perorangan putra Speed perorangan putri Boulder perorangan putra Boulder perorangan putri Alokasi Pemanjat 2 2 2 2 2 2 Tuan Rumah 4 4 4 4 4 4

112

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia 17.9 BIAYA ADMINISTRASI PEMANJAT a) b) Setiap Pengprov FPTI pemanjat yang berpartisipasi dalam Kejurnas Kelompok Umur dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.500.000,00 Pelunasan biaya administrasi dan denda administrasi dilakukan sebelum dilaksanakan Kejurnas Kelompok Umur FPTI. Pemanjat yang tidak melunasi biaya dan denda administrasi tidak akan diijinkan berpartisipasi pada Kejurnas/Kejurda Kelompok Umur berikutnya. Uang administrasi dan denda administrasi pada Pasal 17.9. a) sampai b) diatas disetorkan ke rekening resmi FPTI selanjutnya dialokasikan dengan aturan sebagai berikut: 40% untuk FPTI. 60% untuk FPTI Tuan Rumah.

c)

Secara detail mengenai penyelenggaraan Kejurnas FPTI Kelompok Umur diatur dalam PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMPETISI FPTI yang akan diterbitkan kemudian

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

113

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia LAMPIRAN 18. 18.1 LEAD PARACLIMBING PERATURAN UMUM Peraturan ini dapat dibaca bersama dengan Bab 3 (Peraturan Umum ) dan Bab 6 (Peraturan Lead) Peraturan Kompetisi FPTI 2013. Kompetisi FPTI Paraclimbing Kejuaraan Nasional FPTI Paraclimbing Kejuaran Daerah FPTI Paraclimbing Sirkuit FPTI Paraclimbing Lain - Lain Kategori Penyandang Cacat Kategori penyandang cacat sesuai didaftar dibawah sebagai acuan Paraclimbing FPTI. Jumlah minimal pemanjat untuk sebuah kategori haruslah 6 pemanjat dari 4 daerah/utusan berbeda. Sebagai tambahan, Pengurus FPTI dapat memutuskan untuk membatasi kategori yang dipertandingkan dalam Kompetisi Paraclimbing FPTI. Keputusan tersebut akan dikomunikasikan pada Technical Meeting. a) Kelemahan Penglihatan Para atlet dengan kelemahan penglihatan dapat melewati pemeriksaan medis tanpa kacamata, lensa kontak dan peralatan optik lainnya. Komite Medis akan menunjuk para pemeriksa medis. B1 B2 B3 b) Para atlet yang benar benar buta. Para atlet yang memiliki penglihatan hingga 5%, dengan jarak penglihatan yang terbatas. Para atlet lemah penglihatan yang memiliki penglihatan hingga 20%. Penyandang cacat fisik Para atlet penyandang cacat fisik dapat menggunakan kaki buatan. Dalam hal koefisien mengenai hasil penampilan mereka dapat berlaku. i) AAM 0 AAM 01 AAM 02 AAM 1 AAM 2 AAM 3 AAM 4 AAM LAM 0 LAM 01 LAM 02 LAM 1 LAM 2 LAM 3 LAM 4 LAM Penyandang cacat fisik akibat amputasi: Amputasi Jari Amputasi Satu Tangan Amputasi Dua Tangan Amputasi Satu Lengan dibawah siku Amputasi Satu Lengan diatas siku Amputasi Dua Lengan dibawah siku Amputasi Dua Lengan diatas siku Amputasi Dua Lengan, satu dibawah siku, yang lain diatas siku Amputasi Jari Kaki Amputasi Satu Kaki Amputasi Dua Kaki Amputasi Satu Kaki dibawah lutut Amputasi Satu Kaki diatas lutut Amputasi Dua Kaki dibawah lutut Amputasi Dua Kaki diatas lutut Amputasi Dua Kaki, satu dibawah lutut, yang lain diatas lutut.

18.1.1

18.1.2

114

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia ii) ART 0 ART 1 ART 3 iii) NRL 0 NRL 1 NRL 3 iv) ARN 0 ARN 1 v) CNL 0 vi) OSD 0 Catatan: Evaluasi medis akan menyatakan ya atau tidaknya koefisien akan berlaku pada hasil penampilan dari kategori Penyandang Cacat Fisik. Singkatan: AAM ART ARN CNL 18.2 Arm amputee (amputasi lengan) Arthritis (radang sendi) Arthritis + neurological LAM NRL Leg Subkategori lain dari Penyandang Cacat: Penyandang Cacat Fisik Saraf Kaki Seluruhnya: Penyandang Cacat Fisik Radang Sendi dan Saraf: Penyandang Cacat Fisik Saraf: Penyandang Cacat Fisik Radang Sendi:

kaki)

amputee

(amputasi

sendi + saraf)

(radang (saraf

OSD VIM

Neurological (saraf) Other subcategories of a disability (subkategori lain

Complete neurological leg

kaki seluruhnya)

dari penyandang cacat) Visual impairment (lemah penglihatan)

FORMAT Kompetisi dapat mulai dengan periode pengamatan. Kategori para atlet yang buta akan dibantu oleh asisten (silahkan lihat poin 4 Prosedur panjat tebing). Jumlah waktu pengamatan dapat diatur oleh Jury President setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter dan tidak boleh kurang dari enam (6) menit per jalur. Kompetisi Lead Paraclimbing dapat terdiri dari: Babak kualifikasi yang menggunakan (2) dua jalur yang tidak sama untuk tiap kelompok pemanjatan dan kategori kemampuan; dan Babak final.

Sistem Flash digunakan di kualifikasi. Babak final adalah On-Sight .


Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

115

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia Babak final untuk atlet dengan lemah penglihatan dapat menggunakan Sistem Flash , tanpa demonstrasi. Kuota setelah babak kualifikasi: Jumlah pemanjat di kualifikasi Nb 10 11 < Nb < 15 15 atau lebih dari 15 18.3 URUTAN PEMANJATAN Untuk jalur kualifikasi pertama, urutan mulai untuk tiap regu dan kategori kemampuan harus diacak. Untuk jalur kualifikasi kedua, urutan mulai haruslah dalam urutan yang sama seperti di jalur pertama dengan perubahan sekitar 50%. Kuota untuk final 3 4 6

Contoh: Dalam regu berisikan 19, atlet yang dijadwalkan untuk memanjat di urutan ke 10 di jalur kualifikasi pertama akan memanjat pertama di jalur kualifikasi kedua.
Semua atlet harus memiliki waktu penyembuhan minimal 50 menit dari antara penyelesaian percobaan mereka di jalur pertama dan awal percobaan mereka di jalur kedua. 18.4 PROSEDUR PEMANJATAN Pertolongan untuk kategori atlet yang buta (B1, B2, B3) : Atlet dapat menggunakan bantuan asisten, atau pelatih, dengan tujuan untuk mendapatkan instruksi mengenai arah pergerakan, bentuk pegangan, dan juga jarak antara pegangan. Ini mencakup penggunaan sistem komunikasi selama pemanjatan. Waktu pemanjatan harus 6 menit di babak kualifikasi dan 8 menit di babak final. Jury President dapat memutuskan untuk menentukan waktu ini setelah berkoordinasi dengan Chief Route Setter. Bila pengaturan dibuat, periode pemanjatan yang diatur dapat diumumkan kepada pemanjat selama rapat teknis dan/atau diindikasikan di Starting List. Tiap pemanjat dapat memulai pemanjatan tanpa menunda. Tiap percobaan pemanjat dapat dianggap telah mulai, dan pengukuran dari waktu pemanjatan dapat mulai, ketika bagian tubuh terbawah pemanjat telah meninggalkan tanah. Jalur yang diselesaikan ketika pegangan terakhir di jalur dikuasai. 18.5 PERINGKAT Tiap pemanjat akan diberi peringkat secara terpisah sesuai dengan (kategori dan kelompok kemampuan mereka) di tiap jalur yang dipanjat. Tiap pemanjat akan diberikan peringkat keseluruhan sesuai dengan kategori dan kelompok kemampuan mereka kebalikan perhitungan Total Poin (TP) untuk dua jalur dimana: 116

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

Peraturan Kompetisi Panjat Tebing Indonesia TP = F* (r1 * r2) Dan: F adalah faktor kemampuan (antara 0 dan 1) yang diberikan kepada pemanjat oleh pemeriksa medis; r1 adalah peringkat pemanjat di jalur pertama; r2 adalah peringkat pemanjat di jalur kedua. 18.6 JALUR DAN KEAMANAN Kompetisi Lead Paraclimbing dapat berlangsung di dinding yang dirancang khusus dengan tinggi minimal 10 meter, yang dapat membolehkan jalur dengan panjang minimal 12 meter dan lebar minimal 3 meter per jalur. Menurut kebijaksanaan Jury President, lebar yang kurang dari 3 meter dapat diterima untuk bagian batas dinding. Jalur untuk Kompetisi Lead Paraclimbing dapat diatur dan diingat bahwa para atlet penyandang cacat turut serta dalam Kompetisi. Tiap pemanjat harus diamankan dengan Top Rope , ditambat dari bawah. Tali pemanjatan harus tali tunggal. Jury President dapat memutuskan, setelah berunding dengan Kepala Pembuat Jalur, bahwa tali kedua dapat digunakan dimana karakter jalur dapat berakibat pendulum ketika pemanjat jatuh. Kecenderungan negatif dari jalur, jalur boleh dibuat untuk menghindari tubrukan dengan relief dari dinding saat jatuh. Pada saat dimulai tiap percobaan pemanjatan sebuah jalur: Tiap pemanjat harus diperlengkapi sesuai dengan peraturan FPTI yang mengatur tentang pelengkapan; Tali pemanjatan harus dihubungkan ke masing masing harness pemanjat menggunakan dua (2) karabiner scewgate secara berlawanan. Tali pemanjatan harus diikatkan ke karabiner scewgate menggunakan simpul delapan , diamankan dengan simpul stoper. 18.7 HADIAH DAN PIALA Pemenang dari tiap kategori penyandang cacat dapat diberikan medali FPTI. Penyelenggara, rekan kerja dan sponsor dapat memberikan piala menurut standar FPTI.

Federasi Panjat Tebing Indonesia 2014

117

Anda mungkin juga menyukai