A.
Pengertian Perundagian adalah pertukangan,artinya orang yang 4.MASYARAKAT PERUNDAGIAN memiliki ketrampilan atau kemampuan dalam melakukan
pekerjaan tertentu. Telah memiliki kehidupan yang menetap (sedenter). Hasil kebudayaan berkembang dengan pesat,seperti bendabenda yang terbuat dari : perunggu,besi, dan gerabah yang sangat halus,serta perhiasan / manik-manik yang terbuat dari batu-batuan,dan dari kulit kerang. Mata pencaharian adalah pertanian dengan cara berladang dan bersawah,masyarakatnya sudah mengenal perdagangan dengan sistem barter . Sistem kepercayaan yang berkembang adalah pemujaan taerhadap roh nenek moyang, yang didahului persembahan terhadap roh nenek moyang ( ditemukannya bangunan pemujaan ).
KEBUDAYAAN AWAL MASYARAKAT DI INDONESIA Pengertian Kebudayaan Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, dapat berwujud benda maupun abstrak. Kebudayaan sangat dipengaruhi oleh perkem-bangan masyarakat maupun secara keseluruhan.
Menurut
Arnold J.Toynbe : kebudayaan timbul dan berkembang sebagai upaya manusia untuk menjawab tantangan yang ada pada alam sekitar.
Menurut
Koentjaraningrat terdapat 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal,yaitu : 1.sistem religi 2.sistem sosial/organisasi 3.sistem pengetahuan 4.bahasa 5.kesenian 6.sistem mata pencaharian 7.sistem peralatan hidup/ tekhnologi
Bila dilihat dari benda-benda hasil budaya manusia purba, Maka tahap-tahap perkembangan kebudayaan masyarakat Awal di Indonesia dikelompokkan dalam pembabakan zaman Sebagai berikut : 1. ZAMAN PALEOLITHIKUM Pada zaman ini terdapat 2 kebudayaan yaitu : kebudayaan Pacitan dan Ngandong, di kebudayaan Pacitan ditemukan alat-alat dari batu, yang disebutkapak genggam (chopper). Sedangkan di kebudayaan Ngandong banyak ditemukan artefak dari tulang dan kapak genggam yang mempunyai ciri yang khas. Manusia pendukungnya adalah; homo soloensis, Meganthropus dan Pitecantropus erectus.
2. ZAMAN MESOLITHIKUM
Zaman ini berkembang pada zaman holocen. Perkembang -an kebudayaan zaman ini berlangsung lebih cepat dari masa sebelumnya,hal ini disebabkan antara lain oleh :
a). keadaan alam yang sudah stabil, memungkinkan manusia dapat hidup tenang dan mengembangkan kebudayaannya. b). manusia pendukungnya adalah Homo sapiens. Hasil kebudayaannya adalah : kapak sumatera /kapak genggam (pebble culture),alat-alat dari tulang ( boneculture),dan tradisi serpih belah (flakes culture).
3. ZAMAN NEOLITHIKUM
Para ahli sejarah sepakat untuk menyebut bahwa masa ini adalah masa revolusi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia purba. Mereka mulai menetap dan mengembangkan bercocok tanam.
Untuk masalah tempat tinggal mereka sudah menetap sementara di pantai atau di gua-gua,dan kemudian membangun rumah panggung. Peralatan yang dihasilkan sudah lebih diperhalus,jika dibandingkan dengan masa Mesolithikum.
Kebudayaan Neolithikum di Indonesia dibagi menjadi 2 1. Kebudayaan Kapak Persegi Kapak persegi merupakan nama yang diberikan Von Heine Geldren untuk kapak yang berbentuk memanjang dengan penampang lintang trapesium maupun persegi panjang.Bahan yang digunakan adalah batu api dan chalcedon,kapak ini banyak ditemukan di daerah jawa, Sumatera, Kalimantan dan Nusa tenggara. Pendukung kebudayaan ini adalah Ras Proto Melayu, yang bertempat tinggal di Indonesia bagian Timur.
2.Kebudayaan Kapak Lonjong Adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur,dengan ujungnya yang lancip sebagai tempat tangkai yang diikat menyiku.Persebarannya disekitar Indonesia bagian Timur : Sangihe Talaud, Sulawesi, Flores dan Maluku, Kapak lonjong memiliki 2 ukuran : ukuran kecil (kleinbeil) dan ukuran besar (walzenbeil). Selain Itu ada pula ditemukan gerabah untuk keperluan rumah tangga dan upacara yang ditemukan dibukit kerang Sumatera dan bukit pasir pantai selatan.Pendukung kebudayaan ini adalah Ras Melayu Melanesoid.
HASIL KEBUDAYAAN
4. ZAMAN MEGALITHIKUM
Megalithikum merupakan kebudayaan yang menghasilkan bangunan dari batu besar (mega= besar, lithos = batu). Kebudayaan ini muncul pada masa Neolithikum. Yang membedakan keduanya adalah adanya alat peninggalan berbentuk batu besar dan berhubungan dengan sistem kepercayaan yang mereka anut,seperti Animisme,Dinamisme dan Totemisme . Persebaran kebudayaan ini terdapat di Nias, Flores, Sumba dan Toraja
1. MENHIR Adalah tiang atau tugu batu tunggal yang didirikan untuk menghormati roh nenek moyang.Menhir banyak ditemukan di Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah (Gunung Kidul, Playen, Sukoliman, dan Rembang). Menhir ada 2 jenis : ada yang memiliki illustrasi ditugu batu dan ada yang tidak memiliki illustrasi ditugu batu tersebut.
GAMBAR MENHIR
GAMBAR DOLMEN
3.SARKOFAGUS
Adalah lesung yang mempunyai tutup dan berfungsi sebagai peti mati atau keranda.Bentuknya bermacam-macam : ada yang seperti binatang (Pejeng) atau ada yang bulat utuh.Peti mayat ini ditemukan di situs Pejeng Bali dan beberapa daerah di Jawa Barat (kuningan)
GAMBAR SARKOFAGUS
Von Heine Geldren membagi kebudayaan Megalithikum menjadi 2 : 1).Megalithik Tua, Kebudayaan ini dibawa oleh pendukung kebudayaan kapak persegi, menghasilkan : Menhir, punden berundak dan arca batu,menyebar pada zaman Neolithikum. 2).Megalithik Muda Didukung oleh kebudayaan Dongson,menghasilkan kubur peti batu, dolmen, waruga, sarkofagus dan arca batu.
ZAMAN LOGAM
Disebut zaman logam karena alat-alat penunjang kehidupa manusia sebagian besar terbuat dari logam. Zaman ini dapat dinamakan sebagai revolusi tahap kedua oleh masyarakat awal Indonesia (telah mampu mengolah dan melebur logam). Pembuatan benda-benda dari logam menggunakan tekhnik A Cire Perdue (caranya benda yang dikehendaki di buat dulu dari lilin,lengkap dengan bagian-bagiannya-kemudian lilin dibungkus dengan tanah liat dan selanjutnya dipanaska sehingga lilin menjadi cair-selanjutnya logam cair dituangkan dalam cetakan dan setelah dingin dipecahkan hingga terbentuklah peralatan yang dikehendaki)
Zaman logam sangat kuat dipengaruhi oleh kebudayaan dari Indo China,lebih tepatnya adalah kebudayaan Dongson ,karena alat-alat yang ditemukan pada masa ini sama dengan yang ditemukan di daerah Dongson,Vietnam (penyebarannya ke Indonesia pada sekitar tahun 500 SM). Zaman logam terbagi menjadi 3 zaman : 1).Zaman Tembaga 2).Zaman Perunggu 3).Zaman Besi Zaman Tembaga tidak pernah berpengaruh terhadap kebudayaan Indonesia,dan berkembang diluar Indonesia.
Di
daerah lain,seperti Alor,banyak ditemukan nekara berbentuk kecil memanjang yang disebut Moko dengan bentuk hiasan zaman Majapahit sampai zaman abad ke-19.
juga menjadi bukti adanya hubungan antar wilayah Indonesia dan dunia luar,seperti terlihat pada hiasan nekara yang ditemukan di kepulauan Selayar dan Kei dengan hiasan Gajah,Merak dan Harimau,pada hal binatang tersebut tidak terdapat di daerah tersebut.
Nekara
GAMBAR NEKARA
GAMBAR NEKARA
2. KAPAK CORONG
Kapak
ini berbentuk corong dengan belahan,kapak ini disebut juga kapak sepatu,karena bentuknya yang menyerupai sepatu. Fungsi kapak ini disamping untuk alat juga dipergunakan untuk alat upacara atau sebagai tanda kebesaran dari kepala suku. Jenis kapak ini banyak ditemukan di Sumatera Selatan,Bali,P.Rote,Sulawesi Selatan dan Tengah,sementara kapak kecil untuk alat upacara dan hiasan ditemukan di Yogyakarta,sementara kapak yang terindah ditemukan di P.Rote.
2.KAPAK CORONG
3. CANDRASA
Seperti
halnya kapak corong,candrasa juga merupakan alat upacara dan dibuat dalam bentuk yang sangat indah penuh dengan ragam hias. Candrasa merupakan bukti bahwa kemampuan bangsa Indonesia dalam membuat bendabenda dari logam (perunggu). Pembuatannya dengan menggunakan 2 tekhnik yaitu A-Cire Perdue dan Bivalve .
GAMBAR CANDRASA
4. ARCA PERUNGGU
Pada
masa ini arca perunggu memiliki 2 bentuk yaitu manusia dan binatang (kerbau berbaring, kuda berdiri, kuda dengan pelana. Persebarannya di daerah Bangkinang, Lumajang, Palembang dan Bogor. Fungsi benda ini adalah sebagai penyimbolan dari sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan supranatural (gaib).
5. PERHIASAN PERUNGGU
Perhiasan
ini berbentuk cincin, gelang, kalung, liontin serta manik-manik,umumnya benda ini tidak memiliki pola hias,tetapi ada juga yang berpola geometrik dan berpola binatang. Persebaran benda tersebut terletak di Bali, Bogor, Yogyakarta dan Malang. Fungsi perhiasan ini bagi masyarakat sebagai simbol kekayaan atau kemewahan,akan tetapi ada juga sebagai bekal kubur dan alat tukar serta sebagai benda pusaka.
Manusia pendukung kebudayaan logam adalah Deutro Melayu yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Dongson . Selain itu ada pula percampuran antara Deutro dan Proto Melayu yaitu Melayu Mongoloid dan Papua Melanesoid yang berasal dari Austro Melanesoid.