A. KONSEP DASAR ABSES TUBA OVARUM 1. Pengertian a. Tuba adalah saluran (kamus kedokteran) b. Tuba uterine/fallopi adalah saluran telur, berjalan di sebelah kiri dan sebelah kanan sebuah dari sudut uterus ke samping, di tepi atas ligament lebar kea arah sisi pelvis. c. Ovarial adalah indung telur. d. Ovarial/ovarium adalah alat kelamin wanita yang berbentuk biji kenali, terletak di kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. e. Abses adalah rongga yang terjadi karena kerusakan jaringan/bengkak Jadi Tuba ovarial abces adalah pembekakan pada tuba ovarium yang disebabkan oleh infeksi (Anatomi Fisiologi,2002:264). Abses Tuba Ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang terjadi pada ovarium dan atau tuba fallopi pada satu sisi atau kedua sisi adneksa.
2. Epidemiologi ATO dilaporkan sebagai komplikasi PID pada lebih dari sepertiga pasien, walaupun mungkin jarang. ATO umumnya terjadi pada wanita umur 20 hingga 40 tahun. lebih tua dari puncak prevalensi PID. riwayat PID tampak lebih sering pada pasien dengan TOA.
3. Etiologi dan Faktor Resiko Abses tubo ovarian disebabkan oleh infeksi berbagai bakteri seperti spesies Streptococcus, E.Coli, spesies Bacteroides, spesies Prevotella, spesies
Peptostreptococcuss (Mudgil, 2009). Beberapa faktor resiko yang terkait adalah (Mudgil, 2009): 1) 2) 3) 4) Pasangan seksual multipel Riwayat penyakit peradangan panggul Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) Status sosioekonomi bawah
5)
4. Gejala klinis Gejala klinis bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari ringan sampai berat diantaranya yaitu: Demam tinggi dengan menggigil. Takikardi Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsang peritoneum Kadang-kadang ada tanesmi adalah anum karena proses dekat rectum dan sigmoid
5. Patofisiologi Dengan adanya penyebaran bakteri dari vagina ke uterus lalu tuba dan atau parametrium, terjadilah salpingitis dengan atau tanpa ooforitis, keadaan ini bisa terjadi pada pasca abortus, pasca persalinan atau setelah tindakan genekologik sebelumnya. Mekanisme pembentukan ATO yang pasti sukar ditentukan, tergantung sampai di mana keterlibatan tuba infeksinya sendiri. Pada permulaan proses penyakit, lumen tuba masih terbuka mengeluarkan eksudat yang purulen dari febriae dan menyebabkan peritonitis, ovarium sebagaimana struktur lain dalam pelvis mengalami keradangan, tempat ovulasi dapat sebagai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan ovarium saja, dapat pula melibatkan struktur pelvis yang lain seperti usus besar, bulibuli atau adneksa yang lain. Proses peradangan dapat mereda spontan atau sebagai respon pengobatan, keadaan ini biasanya memberi perubahan anatomi disertai perlekatan fibrin terhadap organ terdekatnya. Apabila prosesnya menghebat dapat terjadi pecahnya abses.
a. Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah infeksi darah panggul dengan umur antara 30-40 tahun, dimana 25-50% nya adalah nulipara. b. Pemeriksaan laboratorium, lekositosis (60-80% dari kasus), peningkatan Leukosit c. Foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau curiga adanya masa di adneksa. d. Ultrasonografi, bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau adanya masa di adneksa melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk evaluasi kemajuan terapi. e. Toucher : o Nyeri kalau portio digoyangkan o Nyeri kiri dan kanan dari uterus o Kadang-kadang ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tak teraba. o Nyeri pada ovarium karena meradang.
7. Diagnosis Banding a) ATO utuh dan belum memberikan keluhan Kistoma ovarii, tumor ovarii Kehamilan ektopik yang utuh Abses peri, apendikuler Mioma uteri Hidrosalping
b) ATO utuh dengan keluhan : Perforasi apendik Perforasi divertikel / abses divertikel Perforasi ulkus peptikum Kelainan sistematis yang memberi ditres akut abdominal Kista ovarii terinfeksi atau terpuhtir
8. Penatalaksanaan a. Curiga ATO utuh tanpa gejala Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan : doksiklin 2x / 100 mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x 500 mg / hari, selama 1 minggu. Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan
b. ATO utuh dengan gejala : Masuk rumah sakit, tirah baring posisi semi fowler, observasi ketat tanda vital dan produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infuse P2 Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg / kg BB / hari, IV/im terbagi dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan metronida xole 1 gr reksup 2x / hari atau kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5 hari metronidzal atau sefaloosporin generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari Pengawasan ketat mengenai keberhasilan terapi Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau pengangkatan seluruh organ genetalia interna
c. ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain kultur nanah Setelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu)
9. Komplikasi a) ATO yang utuh : Pecah sampai sepsis reinfeksi dikemudian hari, iteus, infertilitas kehamian ektopik
b) ATO yang pecah Syok sepsis, abses intraabdominal, abses subkronik, abses paru / otak
10. Prognosis a. ATO yang utuh Pada umumnya prognosa baik, apabila dengan pengobatan medidinaslis tidak ada perbaikan keluhan dan gejalanya maupun pengecilan tumornya lebih baik dikerjakan laparatomi jangan ditunggu abses menjadi pecah yang mungkin perlu tindakan lebih luas Kemampuan fertilitas jelas menurun kemungkinan reinfeksi harus diperhitungan apabila terapi pembedahan tak dikerjakan
b. ATO yang pecah Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu penanganan dini dan tindakan pembedahan untuk menurunkan angka mortalitasnya
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Identitas klien nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Keluhan Utama Nyeri pada kanan dan kiri perut Demam mual dan muntah
3. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Mengeluhkan ada atau tidaknya gangguan atau ketidaknyamanan b. Riwayat Penyakit dahulu Pernah punya riwayat penyakit radang panggul,pernah menggunakan AKDR c. Riwayat penyakit Keluarga Ada atau tidak anggota keluarga yang pernah menderita infeksi pada organ reproduksi
4.
Riwayat obstetri a. b. c. Menstruasi : menarche,lama,siklus,jumlah,warna dan bau Riwayat perkawinan : berapa kali menikah,usia pernikahan Riwayat persalinan : sesar atau normal, komplikasi intrapartum dan post partum,infeksi post partum,penggunaan KB
Gejala : kelemahan atau keletihan, adanya perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur. Adanya factor-faktor yang memengaruhi tidur, missal: ansietas, nyeri, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan
2. Makanan/cairan Gejala : Mual atau muntah, anoreksia, perubahan pada berat badan.
4. Nyeri/kenyamanan Gejala : tidak ada nyeri/derajat bervariasi, misalnya : ketidaknyamanan ringan sampai berat ( dihubungkan dengan proses penyakit )
5. Eliminasi Gejala : perubahan pada pola defekasi, missal: darah pada feses, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
6. Pernapasan Gejala : Merokok ( tembakau, hidup dengan seorang yang merokok), pemajanan abses
7. Integritas ego Gejala : factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa, depresi, menarik diri.
9. Keamanan Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahri lama, berlebihan, demam, ruam kulit/ulserasi
11. Interaksi sosial Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistim pendukung, riwayat perkawinan, masalah tentang fungsi
C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal 2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal 3. Nausea berhubungan dengan tumor intaabdomen ditandai dengan melaporkan mual 4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan gelisah dan gangguan tidur 5. PK : infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilyn. 2002. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC Bobak,2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC C.Pearce, Evelyn.2009. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Effendi hasjim Dr,dkk. 1981. Fisiologa Dan Patofisiologi Ginjal. Bandung : alumni Price. Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Psroses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC Rabbins, Stanley C. Buku Ajar Patologi II . Jakarta :EGC Rn. Sweringen. 2000. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta :EGC T. Heather Herdman. 2013. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Interventions Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby. Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby
NO 1
DIAGNOSA Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal
INTERVENSI
RASIONAL
asuhan NIC :Pain management jam Kaji TTV klien, catat jika ada perubahan. Lakukan penilaian yang untuk mengetahui tanda vital klien untuk mengetahui sejauh mana nyeri yang dirasakan klien
melaporkan
nyeri berkurang/dapat terkontrol dengan criteria hasil : NOC Label: Pain Level - TTV dalam batas normal/ not compromised (skala 5). - Klien melaporkan nyerinya saat
komprehensif pada nyeri yang mencakup lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri. Observasi isyarat non verbal dari kenyamanan terutama pada klien dengan ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran Pastikan klien menerima -
terutama
mencapai skala 5
- Ekspresi muka terhadap nyeri mencapai skala 5 (none). - Pasien tampak tenang
perawatan analgesic. Ajarkan klien atau keluarga menggunakan nonfarmakologi teknik (relaxation,
klien memberitahu klien tekhnik lain yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri
keperawatan
selama......x24
jam pasien dapat mengontrol nyeri dengan indikator: Mengenali penyebab Mengenali (lamanya sakit) Menggunakan pencegahan Menggunakanmetode nonanalgetik mengurangi nyeri Menggunakananalgetik sesuai kebutuhan Mencari bantuan tenaga kesehatan Melaporkan gejala pada tenaga untuk metode onset faktor -
guided imagery, music therapy, distraction, ect). Kendalikan lingkungan mempengaruhi kenyamanan klien NIC : Analgetic Administration tentukan kualitas, lokasi, karakteristik, factor-faktor yang dapat respon
untuk mengetahui sejauh mana nyeri yang dirasakan klien untuk memastikan obat yang akan diberikan pada pasien
kesehatan Mengenali gejala-gejala nyeri Mencatat pengalaman nyeri sebelumnya Melaporkan nyeri sudah terkontrol
pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu untuk memberikan analgetik yang tepat untuk pasien
tentukan
pilihan
analgetik
tergantung tipe dan beratnya nyeri tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal pilih rute pemberian secara sign sebelum untuk pengobatan nyeri secara teratur
IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur monitor vital mengetahui tanda vital klien sebelum pemberian obat
dan sesudah pemberian analgetik pertama kali berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri hebat evaluasi efektifitas analgetik, -
Hipertermi berhubungan
Setelah
dilakukan
dengan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
keperawatan selama ...x24 jam, diharapkan suhu tubuh pasien menurun, dengan kriteria hasil: NOC LABEL: vital signs Suhu tubuh klien berada pada rentang normal (36370 C) Respiratori berada rate klien rentang 16-20
- kolaborasi
pemberian
terapi
pada
klien NIC : Vital Signs Monitoring rentang - Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan. - Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas. - Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat Mengetahui tanda vital klien Untuk mempertahankan suhu tubuh klien di daerah yang mempunyai pembuluh darah besar Untuk meningkatkan penguapan
NOC LABEL: thermoregulation Tidak terjadi perubahan warna kulit Tidak terjadi peningkatan suhu kulit Tidak terjadi iritabilitas
menyerap keringat seperti katun. - Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban membran mukosa) Untuk mengetahui kondisi kulit, agar tak terjadi kekeringan
NOC :Temperatur Regulation Anjurkan penggunaan selimut hangat untuk menyesuaikan perubahan suhu tubuh Bantu pasien untuk mendapatkan intake nutrisi dan cairan yang adekuat 3 Nausea berhubungan dengan tumor intaabdomen ditandai dengan melaporkan mual Setelah dilakukan tindakan NIC : Fluid Management Monitor status nutrisi mual membuat penurunan nafsu makan yang terhadap Mempertahankan asupan adekuat Meningkatkan penguapan
Comfort level Hidrasi Nutritional Status 1. Melaporkan bebas dari mual 2. Mengidentifikasi hal-hal
Monitor
status
hidrasi
mencegah dehidrasi
terjadinya
(Kelembaban membran mukosa, vital sign adekuat) Anjurkan untuk makan pelanpelan Jelaskan untuk menggunakan napas dalam untuk menekan reflek mual Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat -
makan pelan- pelan dapat menekan mual pasien nafas dalam membuat
yang mengurangi mual 3. Nutrisi adekuat 4. Status hidrasi: hidrasi kulit membran mukosa baik, tidak ada rasa haus yang abnormal, panas, urin output normal, TD, HCT normal
relaksasi yang juga dapat menurunkan mual bau yang menyengat akan membuat reflek muntah pada pasien yang
Kecemasan berhubungan
Setelah
dilakukan
dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan gelisah dan gangguan tidur
keperawatan selama x 24 jam diharapkan keluarga klien dapat mengontrol kriteria hasil : NOC : Anxiety Control Coping Impulse Control klien mampu dan cemasnya dengan
Gunakan
pendekatan
yang
Dengan pendekatan
menggunakan yang
menenangkan.
sehingga informasi lebih mudah dapatkan. Jelaskan semua prosedur Keluarga mengetahui yang akan klien berhak prosedur dilakukan untuk kita
1. Keluarga
mengidentifikasi
mengidentifikasi, mengungkapkan menunjukkan teknik dan untuk Berikan informasi factual mengenai diagnosis, tindakan dan prognosis. Dengarkan perhatian. dengan penuh -
menurunkan
kecemasan dari keluarga. Keluarga mengetahui kesehatan klien. Keluarga membutuhkan klien tempat klien harus kondisi
mengontrol cemas 3. Vital sign dalam batas normal : 1) Suhu tubuh 36,5-37,5 0C (skala 5)
2) Respiratory
rate
16-20
untuk
menceritakan
segala sesuatu mengenai kecemasannya. Kita perlu mengetahui tingkat kecemasan klien agar dapat menentukan intervensi yang tepat bagi klien. Bantu klien mengenai situasi yang menimbulkan kecemasan. Klien memerlukan
deviasi ringan (skala 4) 4) Tekanan diastolik klien deviasi ringan (skala 4) 5) Denyut nadi radial 60-100 x/menit (skala 5) 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa aktivitas tubuh dan tingkat
menunjukkan
menimbulkan kecemasan. Dengan diungkapkannya perasaan oleh yang dialami kita dapat
klien
menentukan
tindakan
kecemasan klien. 5 PK : infeksi Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x 24jam diharapkan perawat dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi dengan kriteria hasil: - Tanda-tanda vital berada dalam batas normal : TD: 100 120 mm Hg Nadi: 60-100 RR : 14 20 x/mnt Suhu : 36 37 0C - Nutrisi adekuat - Tidak ada tanda-tanda infeksi kalor,tumor,rubor,dolor Tingkatkan intake nutrisi Pantau hasil lab b/d infeksi Kaji tanda-tanda infeksi; suhu tubuh, nyeri, perdarahan, dan pemeriksaan labolatorium ,radiologi Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi Berikan terapi antibiotic sesuai resep dokter Ukur tanda-tanda vital - Untuk mengetahui tanda vital klien - Untuk mencegah tejadinya infeksi yg lebih parah - Agar klien dan keluarga tahu tanda-tanda infeksi dan dapat mencegahnya - Untuk mengetahui infeksi dari hasil lab - Untuk mengetahui tanda infeksi pd klien
- Hasil lab Eritrosit ,sedimen dan leukosit tidak ada dalam urin