Ratna Indriawati
SISTEM RESPIRASI
HIDUNG: filter, penghangat, pelembab, penyalur PHARYNX : penyalur LARYNX : menjaga benda asing ke trackea TRACHEA: menangkap dan menggerakkan benda asing keluar dengan silia PARU:
MEKANISME RESPIRASI
VENTILASI : INSPIRASI-EKSPIRASI PERTUKARAN GAS ALVEPLUS TRANSPORTASI PERTUKARAN GAS SELULER PENGATURAN RESPIRASI
diafragma
Kontraksi diafragma, gerakan turun memperbesar rongga dada, menarik permukaan bawah paru inspirasi Relaksasi diafragma, gerakan naik dinding dada dan isi perut menekan paru , elastis recoil paru paru mengempis ekspirasi
Otot Respirasi
Otot inspirasi, mengelevasi rangka iga : m.sternokleido-mastoideus, m.serratus anterior, m.skalenus. M.interkostal eksternum Otot ekspirasi , mendepresi rangka iga dan menekan isi perut dan diafragma ke rongga dada : m.rectus abdominus, m.obliquus abd., m.transversua abd., m.interkostalis internus
Surfaktans
Lipoprotein ( fosfolipid lesitin dipalmitoil) Disekresi oleh sel pneumosit tipe II epitel alveolus
Fungsi surfaktans:
1. Mengurangi tegangan permukaan cairan yang melapisi alveoli dari 50 dyne/cm tanpa surfaktans menjadi 5-30 dyne/cm ada surfaktans
2. Jika tidak ada surfaktans: diperlukan tekanan negatif pleura -20 sampai -30 mmHg untuk mencegah pengempisan paru 3. Menstabilkan ukuran alveolus. -Jika alveolus kecil, surfaktans terkumpul sehingga tegangan permukaan sangat menurun mencegah pengecilan diameter alveolus
- Jika alveolus mengembang, surfaktans tersebar tipis maka tegangan permukaan lebih besar mencegah pembesaran alveolus KESERAGAMAN UKURAN ALVEOLUS, untuk apa ? 4. Mencegah akumulasi cairan edema dalam alveovi. Penurunan tegangan permukaan mencegah penarikan air ke dalam alveolus alveolus tetap kering
meningkat mendapat sedikit aliran udara - jika alveolus besar, tekanan lebih rendah mendapat aliran udara yang lebih banyak
Alveolus kecil makin kecil, tekanan tinggi, alveolus besar makin besar, tekanan rendah difusi tidak efektif
PERTUKARAN GAS
Membran respirasi
Ketebalan membran bertambah pada edema paru, fibrosis paru menghalangi pertukaran gas Luas permukaan berkurang a.l. pada emfisema karena kerusakan dan penggabungan beberapa alveolus mengurangi kecepatan difusi
Kapasitas difusi
Adalah volume gas yang berdifusi melalui membran tiap menit pada setiap perbedaan tekanan 1 mmHg. Kapasitas difusi oksigen pria dewasa : 21 ml per menit per mmHg Normal, perbedaan tekanan oksigen alveol dan kapiler = 11 mmHg, maka difusi oksigen yang terjadi adalah 11 mmHg x 21 ml per menit per mmHg = 230 ml per menit
TRANSPORT GAS
Transport oksigen
A. O2 terlarut (3 %) 1. jumlahnya sebanding dengan PO2 2. koefisien kelarutan: 3 ml O2 / liter plasma / 100 mmHg PO2 3. tak signifikan terhadap PO2 normal 4. dapat menjadi signifikas pada hyperbaric (very high P-O2)
1. 2. 3. 4.
Bergeser ke kiri
Terjadi peningkatan afinitas ikatan Hb-O2, karena 1. Peningkatan pH 2. Hemoglobin fetus Selama kerja terjadi pergeseran kurva ke kanan cukup besar
Transport CO2
1. Terlarut - sesuai PCO2 - 20-25 kali dibanding O2 (koefisien kelarutan) 2. Berikatan dengan protein plasma -carbamino-CO2 - terutama terikat Hb : CO2 + Hb = Hb-CO2 - Jika CO2 berikatan dengan Hb, akan cenderung menurunkan afinitas terhadap O2 (Efek Bohr) - Jika O2 berikatan pada Hb, maka cenderung menurunkan afinitas Hb terhadap CO2 (Efek Haldane
3. Kombinasi dengan asam karbonat - CO2 + H2O = H2CO3 - Enzim karbonik anhidrase diperlukan untuk reaksi tsb. - Karbonik anhidrase terutama terdapat dalam eritrosit 4. Ion bikarbonat, disosiasi asam karbonat secara spontan: H2CO3 = H+ + HCO3 -keseimbangan pH normal sangat penting untuk pembentukan HCO3-