RABIA ADAWIAH
1215041044
Teknologi Pendidikan
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ii
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah 14
C. Pembatasan Masalah 15
D. Perumusan Masalah 15
E. Tujuan Penelitian 16
F. Kegunaan Penelitian 17
1. Pengertian Membaca 19
2. Tujuan Membaca 21
3. Manfaat Membaca 22
iii
B. Hakikat Taman Bacaan Masyarakat
1. Pengertian Pengelolaan 36
E. Kerangka Berfikir 63
A. Tujuan Penelitian 68
C. Metode Penelitian 69
D. Sumber Data 70
F. Instrumen Penelitian 71
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 73
A. Kesimpulan 170
B. Implikasi 172
C. Saran 173
LAMPIRAN
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan atau latihan bagi peranannya di
merupakan hasil (output) dari sistem dan fungsi pendidikan. Pada hakikatnya
Suatu bangsa yang maju dan modern, ditandai oleh sikap menjunjung
Salah satu sarana belajar yang paling efektif adalah dengan membaca.
Oleh karena perubahan zaman yang cepat seperti sekarang ini, tanpa
membaca berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan. Dari sini
dari kegiatan membaca tersebut. Minat baca itu sendiri dapat didefinisikan
ingin tahu yang intelektual dan bijaksana, disertai dengan usaha konstan
tersebut. Dari pemahaman akan minat baca seperti itu, maka minat baca
yang mampu menerapkan pola budaya baca sebagai bagian terpenting yang
membaca yang identik dengan minat belajar menjadi kemampuan dasar yang
taman hiburan, mall, dan yang lainnya, masih sangat digemari masyarakat
cenderung untuk memilih bahan bacaan komik yang menarik untuk di baca.
buku dan kepustakaan lainnya yang dirasa cukup tinggi. Dengan demikian,
bawah.
5
dalam menggalakkan minat baca pada masyarakat juga perlu diubah, agar
Oleh karena itu dibutuhkan suatu wadah atau tempat yang dapat menjadi
untuk memperoleh pembelajaran dari mana saja, dan kapan saja. Untuk
dalam jumlah dan mutu yang memadai sehingga setiap orang dapat dengan
kemudian membentuk pola pikir (mind set) yang memotivasi prilaku yang
sepanjang hayat secara meluas. Sumber belajar seperti itu juga diperlukan
atau semua sumber baik yang berupa data, orang, dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun
(1986), menurut Mudhoffir Sumber belajar ada enam, yaitu: pesan, orang,
komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Semua bidang studi
oleh dirinya sendiri. Sumber belajar berupa bahan bisa berupa Transparansi,
bingkai, film, film rangkai, audio tape, buku, majalah, bahan pengajaran
(biasa pula disebut hardware atau perangkat keras) yang digunakan untuk
dalam sumber belajar berupa alat yaitu: proyektor bingkai film rangkai, film,
atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan
fisik dan lingkungan non fisik. Contoh Lingkungan fisik: gedung sekolah,
TBM merupakan salah satu lingkungan fisik yang dapat dijadikan sumber
suasananya didesain terbuka seperti taman atau halaman rumah dan bahan
sebagai tempat membaca yang santai, tidak seperti Perpustakaan yang lebih
terkesan serius.
promosi bahan bacaan dan TBM itu sendiri. Oleh karena itu, TBM merupakan
Artinya, TBM sebagai salah satu wadah yang berfungsi untuk menyampaikan
Penataan ruang yang sejuk, suhu udara yang tidak terlalu panas hingga
pemandangan yang asri menjadi kelebihan yang dimiliki TBM. TBM didirikan
11
Namun, kondisi TBM yang ada selama ini masih menghadapi berbagai
pengelolaan, mutu layanan, dan jaringan kerja kemitraan di TBM selama ini
kegiatan pengelolaan yang sesuai dengan peran dan fungsinya yang ideal
dapat dicapai. Hal tersebutlah yang terjadi di Warung Baca Lebak Wangi,
Warung Baca Lebak Wangi yang biasanya disingkat dan dikenal oleh
Saja, Parung Bogor. TBM ini memiliki kegiatan layanan yang unik yaitu
pendidikan terakhir lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. TBM ini telah
didirikan sejak tahun 2003 dan berlokasi di rumah tinggal Ibu Kiswanti.
Rumah Baca Kwartet atau RBK juga memiliki keunikan atas fasilitas atau
layanan yang disediakan. Selain bahan bacaan, Rumah Baca Kuartet juga
kliping pers dan segala informasi yang dibutuhkan masyarakat sekitar TBM
tersebut sesuai dengan misi para pendiri mempunyai 4 misi yang sama untuk
dunia perbukuan lintas generasi, pusat mencari informasi bagi mereka yang
apapun, dan tempat rekreasi dan hiburan yang mendidik. TBM ini didirikan
pada tahun 2005 oleh Edi Dimyati seorang pustakawan sebuah perusahaan
13
swasta di Jakarta. TBM ini didirikan di halaman rumah milik relawan RBK,
Sigit salah seorang warga Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur. Taman Bacaan
Zhaffa atau Rumah Baca Zhaffa berdiri pada tanggal 24 Agustus 2008.
gratis yang ditujukan bagi kalangan anak-anak dan umum yang jauh dari
akses bahan bacaan untuk seluruh kalangan masyarakat secara umum, dan
memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda. Dari ketiga Taman Bacaan
masyarakat, latar belakang pendidikan dan profesi pendiri, dan jangka waktu
berdirinya yang berbeda satu sama lainnya. Namun, ketiga taman bacaan
kepada masyarakat untuk rajin berkunjung. Hingga pada tujuan akhir TBM
B. IDENTIFIKASI MASALAH
sebagai berikut:
Masyarakat?
15
C. PEMBATASAN MASALAH
keterbatasan peneliti dari segi kemampuan, waktu, dana dan tenaga, maka
Masyarakat yang fokus dan lebih mendalam, maka perlu dibatasi masalah
dan tempat penelitian. Oleh karena itu penelitian ini hanya berfokus dilakukan
pada tiga Taman Bacaan Masyarakat yang dipilih dan tidak memberikan
yang akan diteliti yaitu, Warung Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet,
E. TUJUAN PENELITIAN
F. KEGUNAAN PENELITIAN
penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu secara teoritis bagi
Masyarakat.
Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini antara lain meliputi pihak-
pihak yaitu :
1. Peneliti.
Bacaan Masyarakat.
3. Masyarakat.
4. Pemerintah.
KAJIAN TEORITIK
salah satu sumber belajar. Taman Bacaan Masyarakat adalah salah satu
baca masyarakat. Kajian teori mencakup: (1) Hakikat minat baca; (2) Hakikat
masyarakat.
1. Pengertian Membaca
Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti
tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat penting untuk
dikatakan tidak bisa hidup di zaman sekarang ini. Sebab hidup manusia
19
melisankan kata-kata atau paparan tertulis 1 . Definisi ini lebih tepat
pada tingkat pendidikan usia dini. Mengeja satu persatu huruf demi huruf.
bukan hanya sekedar melafalkan bunyi huruf dengan benar, tapi juga
memperoleh makna atau arti dari suatu kata yang dilambangkan oleh huruf-
merupakan aktivitas yang melibatkan aspek fisik dan mental. Jadi, membaca
tidak hanya mengenal dan melafalkan huruf saja. Membaca juga melibatkan
1
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara,1992), hal.
192.
2
Ibid., hal. 192.
3
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak (Bandung:
Angkasa, 1998), hal. 41.
20
alat indra yang berperan, namun juga membutuhkan kemampuan untuk
membaca juga ada proses berfikir. Dalam proses berfikir, kegiatan membaca
dan mental yang melibatkan indra penglihatan yaitu mata, dan kemampuan
2. Tujuan Membaca
membaca yang lebih rinci dikemukakan oleh Gray dan Rogers dalam
4
Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Karunika UT, 1993) , hal. 62-63.
21
Dari uraian diatas, seseorang membaca berdasarkan tujuan tertentu.
3. Manfaat Membaca
seseorang mampu membuat intisari dari bacaan. 5 Intisari dari sebuah bahan
maka akan semakin banyak informasi yang akan diperoleh. Dari pemaparan
mengembangkan pengetahuannya.
diantaranya adalah :
5
Universitas Unika, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan, hal. 1., 2008
(http://www.unika.ac.id/fakultas/psikologi/artikel/ss-1.pdf).
6
Hernowo, Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munsulnya
Potensi Membaca, (Bandung: Mizan Learning Center, 2003), hal. 36.
22
1) Membaca dapat menambah kosakata dan pengetahuan akan tata
bahasa dan sintaksis.
2) Banyak buku yang mengajak untuk berintrospeksi dan melontarkan
pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan, dan hubungan kita
dengan orang lain.
3) Membaca dapat memicu Imajinasi.
sebagai berikut:
7
Sutarno NS, Perpustakaan Dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hal.
19
23
Pengertian lain tentang minat, yaitu dari sdut pandang Tampubolon,
buku yang menarik untuk dibaca, maka dia tidak termotivasi. Akibatnya,
Jika dilihat dari aspek emosi, minat juga sering dilihat melalui ukuran
yang dipelajarinya bahwa membaca itu penting dan sesuai bagi dirinya,
sehingga dapat melahirkan usaha dan tindakan aktif untuk membaca yang
8
Tampubolon, op. cit., hal. 41.
9
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Grasindo, 1996), hal.188
24
pendapat Kartono, ada tiga aspek minat membaca, meliputi aspek kognitif
ditunjukkan oleh dua hal yaitu pengetahuan tentang perlunya membaca dan
Aspek afektif minat baca ditunjukkan oleh dua hal yaitu perasaan
bacaan dengan orang lain. Aspek konatif minat baca ditunjukkan oleh dua hal
membaca, yaitu mempunyai rasa ingin tahu membaca dan memilih kegiatan
10
Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Jakarta: CV. Mandar Maju, 1990), hlm. 120.
25
membaca, dapat ditunjukkan dengan melakukan kegiatan membaca di waktu
berdasar pada faktor kemenarikan. Baik dari segi fisik bahan bacaan, tingkat
11
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat,
(Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, 2006) h. 1.
26
Lebih dari itu, TBM dapat pula didefinisikan sebagai tempat penyelenggaraan
diperlukan masyarakat.
TBM merupakan suatu lembaga atau organisasi yang dapat dikelola oleh
individu untuk dapat belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, TBM dapat
baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal, dan tingkat
ini adalah salah satu sumber belajar yang menyediakan berbagai bahan
12
Ibid., hal. 9-10.
27
kebutuhan belajar dalam rangka menyelenggarakan pembinaan kemampuan
kembali.
TBM tidak hanya sebagai tempat untuk membaca namun, juga tempat untuk
kegiatan pembelajaran.
13
Ibid., hal. 1.
28
3. Fungsi Taman Bacaan Masyarakat
c) Sarana informasi berupa buku dan bahan bacaan lain yang sesuai
Ada banyak nama yang digunakan untuk TBM, misalnya Rumah Baca,
Pondok Baca, Perahu Baca, Kapal Baca, Warung Baca. Namun, pada
14
Ibid., hal.2.
29
4. Manfaat Taman Bacaan Masyarakat
teknologi;
Agar dapat meningkatkan minat dan budaya baca, TBM memiliki peran
sebagai berikut :
media bahan bacaan yang tersedia. Sesuai dengan peran tersebut maka
15
Ibid., hal. 2.
30
TBM harus berisi berbagai jenis media seperti buku, audio, audio visual
gerak, leaflet, booklet, atau bahan bacaan praktis lainnya yang dapat
pengetahuan
berbagai bahan bacaan baik koran, majalah, tabloid, buku otobiografi, kamus,
ensiklopedia dan sebagainya. Selain itu TBM juga harusnya memiliki bahan
buku.
dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang belajar merasa senang dan
nyaman. Oleh karena itu, TBM juga menyediakan bahan bacaan yang
31
d) TBM berperan sebagai pembinaan watak dan moral
TBM dapat menjadi tempat pembinaan watak dan moral apabila berisi
bahan bacaan yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan tentang psikologis,
sebagainya.
menjadi bertujuan dan terkontrol. Hal ini dijelaskan dalam definisi Teknologi
16
Alan Januszewski, Educational Technology: The Development of A Concept, (Englewood:
Libraries Unlimited, 2001), hal. 78
32
Sumber belajar merupakan salah satu hal penting dalam pemecahan
dalam sistem pendidikan adalah sumber belajar yang tidak didesain untuk
belajar by design.
(for Educational Technology) all of the resources (data, people, and things)
Dari definisi diatas dapat terlihat bahwa sumber belajar bukan hanya
terbatas pada bahan dan alat yang digunakan dalam proses belajar-
33
Menurut Edgar Dale, sumber belajar merupakan suatu hal yang
pernah dialami dan dapat menimbulkan peristiwa belajar pada diri seseorang.
seluas kehidupan mencakup segala sesuatu yang dapat dialami dan dapat
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan
berupa benda yang dapat dilihat, diraba, dan disentuh, tetapi sumber belajar
tidak dapat dilihat, diraba, dan disentuh, tetapi hanya dapat dirasakan.
tidak harus berasal dari suatu hal yang dialaminya sendiri, tetapi bisa melalui
pengalaman yang dialami oleh orang lain. Membaca buku atau bahan bacaan
34
masa lampau bisa diketahui melalui membaca. Demikian pula peristiwa yang
terjadi di berbagai tempat di dunia ini bisa diketahui melalui membaca buku
segala sesuatu yang ada di luar diri seseorang dan memiliki unsur daya tarik
yang digunakan agar dapat terjadi perubahan dalam diri seseorang dengan
keinginan yang muncul dari dalam dirinya sendiri tanpa adanya suatu
proses belajar, dapat berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Berbagai sumber yang
belajar perlu dikelola. Salah satu sumber belajar yang dimanfaatkan dan
sebagai sebuah sumber belajar, bila dilihat dari dari bentuknya sekaligus
35
merujuk pada AECT, Taman Bacaan Masyarakat merupakan sumber belajar
berupa lingkungan yang ada di masyarakat. Sedangkan bila kita melihat asal
1. Pengertian Pengelolaan
gagasan dan rujukan. Adapun gagasan yang ingin diwujudkan adalah agar
19
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media,
2004), hal. 132.
20
Barbara Seels & Rita Richey, Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya,
diterjemahkan oleh Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardjo (Alm), dan Yusufhadi Miarso,
(Washington DC: AECT, 1994), hal. 10.
36
Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan
sumber untuk belajar.
rujukan dari konsep Teknologi Pendidikan yang diperoleh secara sintesis dari
21
Miarso, op. cit., hal. 133.
37
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Ivor Davies menyebutkan
pembelajaran.
22
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Penerjemah: Sudarsono Sudirjo, dkk, (Jakarta:
Rajawali, 1991), hal. 35-36.
23
Barbara Seels & Rita Richey, op. cit., hal. 54.
38
kategori, yaitu: pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem
Controlling (Pengendalian).
sumber yang ada secara efektif dan efisien. Usaha sadar tersebut dilakukan
memiliki pengalaman belajar baik melalui sumber belajar yang dirancang (by
24
Abdul Rahman Saleh & Fahidin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Universitas Terbuka, Dpdikbud, 1995 ), hal. 3.
39
design) maupun yang dimanfaatkan (by utilization) untuk keperluan
yang satu bebeda dengan TBM lainnya. Adapun peranan TBM adalah
sebagai berikut:
dalam menyediakan koleksi baik berupa bahan bacaan maupun jenis lain
baik dan memadai agar fungsi Taman Bacaan Masyarakat dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pengelola
25
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Naskah AkademikPengelola Taman Bacaan
Masyarakat (TBM), (Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hal. 7
40
aspek penting dalam pengelolaan TBM. Kompetensi pengelolaan terdiri dari
merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
a) Perencanaan
41
pemilihan dan penetapan kegiatan, selanjutnya apa yang harus dilakukan,
diberikan oleh para praktisi. Mulai dari yang paling mendasar, dikemukakan
terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Untuk menentukan apa saja yang
tersebut bahwa perencanaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh suatu
42
dimana, bagaimana, dan oleh siapa, yang akan dikerjakan di masa depan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah diinginkan. Oleh karena itu,
akan melakukannya.
menentukan bagaimana atau dengan cara yang dipilih untuk mencapai tujuan
TBM.
merupakan suatu proses yang terus menerus dan merupakan suatu siklus
mencapai sasaran, (5) pengujian cara yang dipilih, (6) simulasi, (7) memilih
30
Abdul Rahman Saleh & Fahidin, op. cit., hal, 28.
43
Kesembilan tahapan yang merupakan siklus perencaan merupakan
hal yang harus dilakukan oleh sebuah perpustakaan. TBM dan perpustakaan
Saleh & Fahidin, bahwa perencanaan yang dilakukan di TBM dapat dilakukan
kebutuhan terlebih dahulu dengan user study atau studi pemakai. Dari study
user ini akan diidentifikasi kebutuhan pemakai TBM, baik kebutuhan bahan
44
cerdas yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tujuan TBM tersebut hendaknya harus selalu disadari, dihayati dan
Metode yang dipilih dilakukan untuk meninjau TBM dilihat dari komponen-
komponen TBM. Adapun komponen penting setiap TBM yaitu lokasi, sumber
31
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Panduan Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat
(Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hal.
20.
32
Tony Simbolon, Pengembangan Budaya Baca Melalui Taman Bacaan Masyarakat,
(Jakarta: PT Ryan Eka Mandiri, 2007), hal. 69-70.
45
bahan bacaan seperti toko buku, rental buku/bahan bacaan, atau
perpustakaan.
b) Di kota, di sentra layanan masyarakat (fasilitas umum), atau
ditempat-tempat mastarakat berkumpul dan menunggu seperti,
pembayaran telepon, listrik, terminal, penjara, bandara, dll.
c) Tempat TBM yang mudah dilihat dan dijangkau.
TBM, baik pimpinan maupun staff, disesuaikan dengan volume dan beban
pendidikan dan latihan yang terkait dengan penyelenggaraan TBM. Hal ketiga
yang harus diperhatikan yaitu kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja TBM.
33
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Panduan Penyelenggaraan Taman Bacaan
Masyarakat, hal. 34.
46
dapat diperoleh dengan cara memberdayakan orang muda atau tokoh
berikut 34 :
yang memadai serta sarana lain seperti rak-rak buku, meja baca dan lain-lain
kalau tidak terpenuhi maka pengguna jasa tersebut tidak akan tertarik untuk
34
Tony Simbolon, op. cit., hal. 70.
47
Dalam merencankaan layanan TBM, perlu diperhatikan beberapa
aspek yang berkaitan dengan pelayanan di TBM. Adapun hal-hal yang harus
35
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat,
hal.17
48
memperoleh tambahan penghasilan bagi operasional TBM sehingga TBM
dapt mandiri.
b) Pengorganisasian TBM
49
tugas, siapa mengerjakan apa dan siapa bertanggung jawab pada siapa 37 .
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan
Kepala TBM
Bidang Bidang
Administrasi Teknis Layanan Pembaca
37
Yayat, Modul Manajemen Umum Dan Bidang-bidang Manajemen: Mata Pelajaran Ekonomi
Kelas II, 2007.
(http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=11&fname=eko206_07.htm)
50
Struktur organisasi tersebut bukanlah struktur organisasi yang baku
dan menjadi standar untuk setiap TBM. Karena struktur organisasi di TBM
oleh karena itu proses pengorganisasian TBM juga diikuti dengan kesesuaian
38
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat ,
hal. 3.
51
e. Melaksanakan administrasi keanggotaan;
f. Membuat laporan pelayanan dan penggunaan koleksi TBM.
anggota pengelola TBM dapat diketahui dari ada atau tidaknya struktur
tugas yang harus dilakukan oleh pengelola adalah usaha-usaha yang harus
52
pengaturan dan pemeliharaan koleksi 39 . Perbedaan diantara kedua tahapan
yang ada yaitu pada tahap awal dan tahap akhir proses pengolahan. Uraian
Oleh karena itu kedua tahapan tersebut sejalan dan saling melengkapi.
Daftar Buku atau Buku Induk untuk bahan pustaka yang berupa buku, Kartu
Majalah untuk majalah dan Kartu Surat Kabar untuk surat kabar, sedangkan
simbol tertentu sesuai skema atau sistem klasifikasi yang digunakan. Tahap
pengarang, judul, nama penerbit, tahun terbit, serta jumlah halaman. Data
ke dalam kartu katalog. Kemudian setiap buku diberi label nomor panggil (call
39
Ibrahim Bafadal, op.cit., hal. 27
53
number) yang diperlukan untuk menentukan posisi atau letak buku di rak.
Label nomor panggil direkatkan pada punggung buku. Setelah itu, agar
setiap buku yang sudah ada label nomor panggilnya juga diberi label
Koleksi juga perlu dilengkapi dengan kartu buku, kantong kartu buku,
dan lembar tanggal kembali. Kartu buku berfungsi sebagai kartu kendali buku
kartu buku diisi nomor anggota, nama anggota serta tanggal kapan harus
buku sedang tidak dipinjam oleh anggota TBM. perlengkapan terakhir untuk
sebuah buku yang perlu disiapkan sebelum buku diletakkan dalam rak adalah
direkatkan pada halaman terakhir atau dibagian dalam cover buku di atas
disusun sesuai pada sistem yang tetap (konsisten), maksudnya agar pemakai
54
buku dan memperbaiki buku-buku yang rusak misalnya menjilid kembali,
c) Pengarahan
berarti menentukan bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan atau
baik secara lisan maupun tulisan berupa peraturan dan tata tertib.
40
Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 111.
55
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sebagaimana diungkapkan oleh
mengikutinya.
41
Rahman Saleh & Fahidin, op. cit., hal. 98.
56
hubungan atara pengelola dan karyawan, dapat dilakukan dengan cara
semangat tinggi. Oleh karena itu, perlu disadari pentingnya pengelola dalam
57
kegiatan pengarahan perlu dilakukan kegiatan memberikan orientasi,
d) Pengawasan
42
Nanang Fatah, Landasan Manajamen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 101.
43
Robert J. Mockler sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 1995), hal. 360-361.
58
mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
standar pelaksanaan di TBM terdiri dari: (1) standar fisik, yaitu ketentuan
ketentuan biaya operasianal TBM, (3) standar waktu yaitu jadwal kegiatan
pelayanan TBM. Selain itu standar kualitatif juga diperlukan dalam proses
59
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan diperlukan sebagai cara
melalui media tertentu. Siapa saja yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pengawasan.
harus diambil. Upaya perbaikan dapat diambil dalam berbagai bentuk yaitu:
penyimpangan.
60
Berdasarkan kajian teori diatas, pengawasan merupakan suatu usaha
relevan dengan tema atau judul penelitian yang akan dilakukan. Belum
61
adanya penelitian studi kasus berganda mengenai pengelolaan taman
berfokus pada wilayah Kotamadya Jakarta Timur dan dilakukan pada bulan
Wilayah Jakarta Timur digunakan sebagai sumber belajar bagi warga belajar,
ini melibatkan 10 pengelola TBM yang mewakili 30 TBM yang saat itu ada di
melalui lima dimensi yaitu (1) Dimensi ruang serta sarana TBM, (2) Dimensi
penataan dan koleksi buku, (3) Dimensi tenaga pengelola, (4) Dimensi
62
anggaran, dan (5) Dimensi keterlibatan masyarakat. Berdasarkan hasil
yang kurang pada TBM wilayah Jakarta Timur, yang ditunjukkan dengan
belum efektifnya jumlah petugas pada tiap-tiap TBM, fasilitas kartu peminjam
kartu anggota & formulir anggota yang belum tersedia, serta pelatihan
D. KERANGKA BERFIKIR
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan
berupa benda yang dapat dilihat, diraba, dan disentuh, tetapi sumber belajar
tidak dapat dilihat, diraba, dan disentuh, tetapi hanya dapat dirasakan.
tidak harus berasal dari suatu hal yang dialaminya sendiri, tetapi bisa melalui
pengalaman yang dialami oleh orang lain. Membaca buku atau bahan bacaan
63
masa lampau bisa diketahui melalui membaca. Demikian pula peristiwa yang
terjadi di berbagai tempat di dunia ini bisa diketahui melalui membaca buku
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di luar diri seseorang
dan memiliki unsur daya tarik yang dirancang atau dimanfaatkan untuk
Perubahan dalam proses belajar, dapat berupa dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, maka sumber belajar perlu dikelola.
Salah satu sumber belajar yang dimanfaatkan dan perlu dikelola adalah
64
taman bacaan masyarakat dengan sengaja dirancang untuk memenuhi
bahan bacaan dan sumber informasi lain sehingga warga masyarakat dapat
mereka; serta sarana informasi sebagai sarana penyedia berupa buku dan
bahan bacaan lain yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan
masyarakat setempat.
65
harus tercapai demi terwujudnya TBM menjadi sebuah sumber pembelajaran
dan memadai agar fungsi TBM dapat tercapai secara efektif dan efisien.
sumber yang ada secara efektif dan efisien. Untuk mencapai pengelolaan
yang efektif dan efisien, maka pengelola TBM diarahkan pada penguasaan
66
Komponen selanjutnya dalam pengelolaan TBM adalah pengarahan
pengawasan.
67
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kwartet, dan Rumah Baca Zhaffa. Secara
1. Warung Baca Lebak Wangi, Jl. Kamboja No. 71, Desa Pamegar Sari,
Parung – Bogor.
2. Rumah Baca Kwartet, Jl. Taruna Jaya, Gg. Karya Bakti No.04, Cibubur
– Jakarta Timur.
3. Rumah Baca Zhaffa, Jl. Menara Air VII No. 43 Kelurahan Manggarai,
Jakarta Selatan.
69
C. METODE PENELITIAN
jelas dan teliti serta sistematis mengenai variabel yang diteliti tanpa mencari
hubungan antar variabel tersebut. Jadi, tidak ada usaha apapun untuk
Penelitian ini juga tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa,
terhadap tiga taman bacaan masyarakat yang memiliki situasi dan kondisi
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineke Cipta, 2000), hal. 309.
2
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), hal.
26.
70
penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit,
lain karena hasil penelitian hanya berlaku pada situasi dan kondisi yang ada
pada waktu penelitian dilakukan. Dengan kata lain, hasil penelitian ini hanya
akan berlaku bagi ketiga taman bacaan masyarakat yang diteliti dan tidak
D. SUMBER DATA
Warung Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kwartet, dan Rumah Baca Zhaffa
yang terdiri dari kepala TBM, Bidang Administrasi dan Tekhnis, dan Bidang
Layanan Pembaca.
3
Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal.
46
71
yang tepat, serta alat pengumpul data yang relevan. Dengan demikian, maka
akan mungkin diperolehnya data yang objektif. Pada penelitian ini tekhnik
sekunder.
TBM, dan studi dokumen dilakukan untuk memperoleh data Warung Baca
Lebak Wangi, Rumah Baca Kwartet, dan Rumah Baca Zhaffa dalam bentuk
untuk meyakinkan kebenaran data yang diperoleh melalui studi dokumen dan
yaitu peneliti datang ke tempat kegiatan tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
ukur dalam mengumpulkan data adalah format studi dokumen untuk studi
dokumen TBM yang harus dilihat peneliti. Sama halnya dengan format
dokumen, lembar ceklis berisi hal-hal yang harus diamati langsung oleh
lanjut. Dengan demikian, jawaban yang diperoleh nantinya akan lengkap dan
mendalam.
ketiga objek. Analisis data akan disajikan dengan deskriptif. Sehingga akan
Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kwartet, dan Rumah Baca Zhaffa.
1
B. ANALISIS DATA
Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah Baca Zhaffa. Secara umum,
bawah ini:
Tabel 4.1
Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
Keterangan:
√ = dilakukan
X = tidak dilakukan
dilakukan pada tiap-tiap TBM. Diantara ketiga TBM, hanya Rumah Baca
pengawasan. Dari ketiga TBM yang diteliti, hanya Rumah Baca Kuartet yang
Sedangkan Warung Baca lebak Wangi dan Rumah Baca Zhaffa melakukan
Rumah Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa (RBZ) pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.2
Perencanaan Taman Bacaan Masyarakat
8. Perencanaan perlengkapan
√ √ √
TBM
9. Perencanaan layanan TBM √ √ √
Keterangan:
√ = dilakukan
X = tidak dilakukan
anggaran TBM.
Dari Tabel 4.2 pada poin 1, terlihat bahwa Warung Baca Lebak Wangi
(Warabal), Rumah Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa (RBZ) telah
4
setiap TBM memiliki ciri khusus yaitu masyarakat yang menjadi penggunanya
berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, baik Warabal, RBK, dan RBZ
memliki sasaran pengguna yang bebeda satu sama lain, karena merupakan
yang letak rumahnya berjauhan satu sama lainnya. Selain itu sifat masing-
itu, mudah saja bagi pendiri RBK untuk melihat langsung minat para
Maka, pengelola ketiga TBM dapat merumuskan tujuan yang akan dicapai
oleh Warabal, Rumah Baca Zhaffa, dan Rumah Baca Kuartet sesuai dengan
akan dicapai oleh masing-masing TBM menjadi tepat guna bagi masyarakat.
pengguna di warabal, RBK, dan RBZ sesuai dengan sebagai mana mestinya.
Dari Tabel 4.2 pada poin 2, terlihat bahwa Warung Baca Lebak Wangi
(Warabal), Rumah Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa (RBZ) telah
dari dua, yaitu yang pertama menjadi tempat membaca yang tidak hanya
membaca, menulis, dan kegiatan hiburan edukatif lainnya secara gratis, yang
apapun.
satu sama lain. Perbedaan pengelola dalam merumuskan tujuan TBM sangat
Dari ketiga TBM, hanya Rumah Baca Kuartet (RBK) yang sudah
sama dengan para pengguna. Hal tersebut terlihat dengan adanya rumusan
Lebak Wangi dan Rumah Baca Zhaffa belum merumuskan tujuannya secara
karena sampai pada waktu data ini diperoleh, RBZ belum memiliki dokumen
resmi mengenai pengelolaan TBM. Ada dua faktor yang menjadi penyebab
9
TBM yang diteliti, Rumah baca Zhaffa merupakan TBM yang paling baru
berdiri. Sampai pada waktu data penelitian ini diperoleh, RBZ belum
bulan.
yang pasti dalam pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan kajian teori pada bab
Oleh karena ketiga TBM sudah merumuskan tujuan yang hendak dicapai,
ketiga TBM seharusnya tidak ada kesulitan yang berarti dalam melakukan
kegiatan pengawasan. Selain itu, tujuan juga penting untuk diketahui oleh
para pengguna TBM lainnya agar tujuan disadari dan dihayati oleh seluruh
anggota TBM demi tercapainya tujuan TBM dengan efektif dan efisien.
satu cara agar tujuan TBM dapat disadari dan dihayati adalah dengan
proses pengawasan.
Dari Tabel 4.2 pada poin 3, terlihat bahwa baik Warung Baca Lebak
Wangi (Warabal), Rumah Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa
dipengaruhi oleh faktor dana yang tidak mencukupi untuk menyewa tempat
atau lokasi strategis. Baik, pengelola Warabal, RBK tidak mempunyai cukup
dana untuk menyewa tempat yang strategis. Berbeda dengan kedua TBM
lokasi TBM. Lokasi yang dipilih berbeda satu sama lainnya. Hal ini
masing pengelola TBM memilih lokasi TBM yang berada di dekat atau
salah satu pengelola, Ibu Kiswanti, di Kampung Saja, Parung Bogor. Rumah
rumah salah satu pengelola, Sigit, di Jl. Taruna Jaya, Gg Karya Bakti,
Ketiga TBM memilih lokasi dengan dana yang mudah untuk dijangkau
tidak ada kesulitan bagi para pengguna untuk mengakses lokasi TBM.
mengakses lokasi TBM. selain itu juga untuk kenyamanan prara pengunjung
Baca Lebak Wangi dan Rumah Baca Kartet yaitu tidak melakukan
mengelola TBM. Selama ini, RBK dan Warabal dikelola oleh para
Kriteria untuk menjadi pengelola di RBZ yaitu memiliki karakter yang senang
dengan anak-anak, suka membaca, berjiwa sosial tanpa pamrih, mau bekerja
penggunanya.
Dari Tabel 4.2 pada poin 5, terlihat persamaan yang ada diantara
ketiga TBM. Baik Warung Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan
dokumen apa saja yang sudah mereka rencanakan. Dokumen yang saat ini
Dokumen yang saat ini dimiliki RBK yaitu dokumen mengenai tim
koleksi, dokumen kegiatan yang sudah dilakukan, buku anggota, dan kartu
anggota. Dokumen yang saat ini dimiliki RBZ yaitu daftar inventaris
berasal dari remaja karang taruna, kegiatan yang sudah dilakukan, daftar
jejaring (kerja sama) dengan instansi lainnya, dan dokumen mengenai sistem
pelaporan.
TBM. Warung Baca Lebak Wangi memliki dokumen mengenai organisasi dan
manajemen yang paling minim. Hal ini menjadi kelemahan bagi Warabal.
dibanding Warabal. Meskipun Rumah Baca zhaffa adalah TBM yang paling
untuk dipenuhi. Rumah Baca Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa sudah
15
Dari tabel 4.2 poin 6 diatas, terlihat bahwa Warabal dan Kuartet sudah
tersebut dilakukan karena lokasi Kuartet hanya berawal dari halaman rumah
ruangan karena ruangan di Zhaffa terdiri dari ruang teras rumah dan ruang
tamu rumah salah satu pengelola Kuartet. Walaupun ketiga TBM menemukan
Dari tabel 4.2 poin 7 diatas, terlihat bahwa tiap-tiap TBM sudah
koleksi sangat terkait dengan kebutuhan pengguna. Hal itu disadari betul oleh
pengelola pada tiap-tiap TBM. Bahan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
Wangi belum merencanakan jenis bahan koleksi audio visual, hanya bahan
bacaan saja, sedangkan pengelola Rumah Baca Zhaffa dan Rumah Baca
Kuartet sudah merencanakan jenis bahan koleksi audio visual. Selain itu
koleksi di Warung Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah
Dari tabel 4.2 poin 8 diatas, terlihat bahwa ketiga TBM sudah
ketiga TBM. Namun perlengkapan apa saja yang ada di tiap-tiap TBM
berbeda satu sama lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kreatifitas
menambah minat pengunjung untuk membaca dan ikut serta dalam berbagai
Lebak Wangi sangat beragam. Terdiri dari rak buku, peralatan untuk
meja untuk belajar. Perlengkapan yang ada di Rumah Baca Kuartet terdiri
dari rak buku, rak majalah, televisi, VDC Player dan poster. Sedangkan
perlengkapan yang ada di Rumah Baca Zhaffa yaitu rak buku, meja, kursi,
karpet puzzle, DVD player, dan Televisi. Rak buku direncanakan untuk
Dari tabel 4.2 poin 9 diatas, terlihat bahwa ketiga TBM sudah
pada tiap-tiap TBM. Di Warung Baca Lebak Wangi tidak ada peraturan
mengenai batas buku yang boleh dipinjam. Ada satu ketentuan yang harus
Baca Lebak Wangi. Untuk menjadi anggota Warung Baca Lebak Wangi tidak
ada kriteria atau persyaratan, cukup mengisi lembar mengenai data pribadi.
pribadi berisi data mengenai alamat, sekolah, kelas, umur, dan foto diri. Tidak
bahan koleksi di Rumah Baca Zhaffa. Walau begitu, peminjam tetap harus
menjadi anggota Rumah Baca Kuartet terlebih dahulu. Di Rumah Baca Zhaffa
Sama halnya dengan Rumah Baca Kuartet, pengujung yang meninjam buku
Baca Lebak Wangi. Hal tersebut sengaja oleh pengelola untuk memberikan
sebanyak-banyaknya.
lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah Baca Zhaffa merencanakan
tersebut tidak sama antara ketiga TBM. Warung Baca Lebak Wangi
kegiatan yang dilakukan oleh pengelola Warabal adalah salah satu wujud
tiap-tiap TBM telah merencanakan kegiatan layanan, maka ketiga TBM sudah
20
mestinya.
Dari tabel 4.2 poin 10 diatas, terlihat bahwa ketiga TBM masing-
Rumah Baca Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa. namun, pengelola pada tiap-ti
media elektronik melalui kegiatan liputan oleh stasiun televisi swasta dan
cyber news. Sosialisasi yang dilakukan oleh pengelola Kuartet melalui media
alamat blog, jejaring sosial, dan kegiatan liputan oleh stasiun televisi swasta.
kegiatan penyebaran pampflet dan menyebar alamat blog, dan dan melalui
Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa memanfaatkan media website berupa blog
ini jelas menjadi keunggulan yang dimiliki Rumah Baca Kuartet dibanding
Rumah Baca Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa. ketiganya juga menjalin
dan menjalin hubungan kerja sama atau kemitraan, maka ketiga TBM, yaitu
Waraung Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah Baca Zhaffa
sebagaimana mestinya.
Dari tabel 4.2 poin 11 diatas, terlihat bahwa diantara ketiga TBM yaitu
menjual jamu dan membuka toko kelontong diteras rumahnya. Dana pribadi
kliping yang ada di TBM. sedangkan untuk dana kegiatan yang dilakukan di
TBM berasal dari penggalangan dana yang dilakukan secara mandiri oleh
warga kampung. Selin itu dana untuk kegiatan TBM juga diperoleh dari hasil
penjualan produk-produk hasil karya yang dibuat oleh pengguna TBM. hasil
yang mengikuti kegiatan belajar menjahit. Oleh karena itu, pengelola TBM
Karena selama ini pengelola menggunkan dana yang berasal dari pengelola
dahulu untuk ikut serta dalam kegiatan hiburan edukatif yang dilakukan di
Rumah Baca Kuartet. hal ini tentu saja menjadi keunggulan yang dimiliki
23
namun, Rumah Baca Kuartet juga tidak menolak jika ada masyarakat atau
kegiatan. Diantara ketiga TBM, hanya Rumah Baca Zhaffa yang melakukan
rencana dana TBM. Namun, perencanaan dana tersebut hanya dilakukan jika
ada kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan untuk dana operasional tidak
memiliki anggaran dana. Dana yang dipeoleh Rumah Baca Zhaffa juga
perencanaan dana TBM ini hanya dilakukan oleh Rumah Baca Zhaffa.
Seharusnya Perencaaan dana ini penting bagi Warabal dan Rumah Baca
Rumah Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa (RBZ) pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4. 3
Pengorganisasian Taman Bacaan Masyarakat
.
Warabal Kuartet Zhaffa
Keterangan:
√ = dilakukan
X = tidak dilakukan
Dari tabel diatas terlihat ada persamaan dan ada perbedaan langkah-
Bacaan Masyarakat.
Dari tabel 4. 3 poin 1, terlihat bahwa diantara ketiga TBM tidak ada
belum terlihat adanya bagan dan kepala bidang pelayanan. Hal tersebut
yang disebut dengan Kuartet Kru. Kuartet kru terdiri dari enam sukarelawan
anak-anak anggota Rumah Baca Kuartet itu sendiri. Berbeda halnya dengan
kedua TBM lainnya, Rumah Baca Zhaffa tidak terlihat sama sekali adanya
susunan organisasi dan pembagian tugas. Hal itu disebabkan Rumah Baca
Zhaffa hanya dikelola oleh satu orang saja. Walaupun ketiganya belum
hal tersebut delum disadari betul oleh pengelola Warabal, Kuartet, dan
Zhaffa. ketiganya tidak ada yang melakukan proses pemilihan dan penentuan
26
TBM merupakan tenaga sukarelawan dan tidak ada ketentuan dan pemilihan
untuk memperoleh sumber daya manusia yang cocok dan sesuai dengan
satu orang, akan sangat melelahkan dan tidak efektif jika kegiatan layanan
pembelajaran yang dilakukan sudah terdiri dari beberapa bidang ilmu dan
tingkatan. Akan lebih baik bagi sebuah TBM, jika memiliki satu orang
oleh para sukarelawan itu sendiri. Berbeda dengan proses pembagian tugas
tugas. Oleh karena itu, pembagian tugas untuk sebuah kegiatan pelayanan
lainnya. Maka, tidak ada pembagian tugas yang tetap diantara para
merasa tugas yang harus dilakukan terasa berat. Terlebih lagi sukarelawan di
melakukan satu tugas, mungkin bisa jadi satu proses pendidikan tanggung
sukarelawannya.
28
Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa (RBZ) pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 4
Pengarahan Taman Bacaan Masyarakat
2. Mengadakan Komunikasi
√ √ √
diantara pengelola TBM
Keterangan:
√ = dilakukan
X = tidak dilakukan
Dari tabel diatas terlihat ada persamaan dan ada perbedaan langkah-
Dari tabel 4. 4 poin 1, terlihat bahwa diantara Rumah Baca Kuartet dan
tujuan TBM. oleh karena itu, hanya Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa yang
30
pengawasan. Hal tersebut telah diketahui dengan benar oleh pengelola pada
dan media yang dimanfaatkan oleh pengelola, pengurus dan pengguna untuk
melalui media elektronik. Media komunikasi yang ada di RBK yaitu melalui
blog, dan jejaring sosial. pengelola RBZ mengadakan rapat pengelola secara
melalui media elektronik seperti blog, email, dan SMS. Melalui media
para donatur bahan bacaan, maupun dengan masyarakat luas yang ingin
motivasi untuk pengelola TBM. Agar para sukarelawan mau dan bersedia
bekerja sama dan produktif untuk mencapai tujuan TBM, maka pengelola
reward yang berarti. Maka itu, pengelola Warabal, Kuartet dan Rumah Baca
sukarelawan TBM.
Baca Kuartet (RBK), dan Rumah Baca Zhaffa (RBZ) pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 5
Pengawasan Taman Bacaan Masyarakat
Keterangan:
√ = dilakukan
X = tidak dilakukan
Dari tabel diatas terlihat ada persamaan dan ada perbedaan langkah-
pelaksanaan di TBM. Namun, tidak ada peraturan jam buka dan jam tutup
Rumah baca Zhaffa terdapat peraturan mengenai jam buka dan tutup TBM.
peraturan mengenai waktu jam buka dan tutup Kuartet yaitu setiap hari, buka
pada pukul 08.00 WIB dan tutup pada pukul 21.00 WIB. peraturan waktu jam
buka dan tutup Rumah Baca Zhaffa jam 16.00 -21 .00 WIB. Dengan adanya
kapan saja. Berbeda halnya dengan Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa yang
lebih objektif dan akurat. Hal ini tentu saja lebih memudahkan pengelola
pengelola Warung Baca Lebak Wangi. Dengan melihat apakah tujuan TBM
TBM dilakukan secara personal oleh pengelola Warung Baca Lebak Wangi.
terlibat dalam kegiatan tersebut. Oleh karena pengelola pada tiap-tiap TBM
yang terjadi dalam pelaksanaan TBM. walau begitu, setiap pengelola tetap
dan kselitan agar dapat lebih mudah mencapai tujuan TBM. Oleh karena
tiap TBM. Namun, apabila TBM belum atau tidak memiliki ketentuan atau
TBM.
39
berbeda satu sama lainnya. hal tersebut didasari pada perbedaan hambatan
dan kesulitan ayng dihadapi pada masing-masing TBM. Upaya yang sudah
dilakukan pengelola Rumah Baca Zhaffa yaitu memasang tenda jalanan yang
40
C. KETERBATASAN PENELITIAN.
1. Penelitian multi case study ini hanya dilakukan oleh satu peneliti saja.
BAB V
A. KESIMPULAN
Lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah Baca Zhaffa melakukan
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
tahapan Warung Baca lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah Baca
TBM.
3. Pengarahan
pengarahan, hanya Rumah Baca Kuartet dan Rumah Baca Zhaffa yang
4. Pengawasan
pegelolaan yang paling banyak yaitu antara Rumah Baca Kuartet dan Rumah
banyak yaitu antara Warung Baca Lebak Wangi dan Rumah Baca Zhaffa.
173
B. IMPLIKASI
di Warung Baca Lebak Wangi, Rumah Baca Kuartet, dan Rumah Baca
dapat menjadi wadah untuk mengembangkan minat dan budaya baca yang
C. SARAN
dalam penelitian ini maka secara umum peneliti menyarankan kepada peneliti
lain yang berminat untuk melakukan kajian sumber belajar khususnya tentang
Selain itu juga disarankan kepada pemrintah akan perlunya peran aktif
TBM.
peraturan jam kerja bagi para pengurus atau sukarelawan dalam rangka
175
Simbolon, Tony, Pengembangan Budaya Baca Melalui Taman Bacaan
Masyarakat. Jakarta: PT Ryan Eka Mandiri, 2007
176
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7