Anda di halaman 1dari 20

2.1 Kasus Pasien Tania adalah seorang remaja berumur 19 tahun yang ceria dan baik hati.

Sejak 2 tahun yang lalu orangtuanya merasa Tania mudah marah dan tersinggung, bahkan foto wajahnya tidak boleh diliat oleh orangtuanya. Akhir-akhir ini Tania sering mengeluh sakit ada sendi rahang sebelah kiri. 2.2 Anamnesis Anamnesis meru akan kegiatan yang sangat enting untuk dilakukan ada saat seorang asien datang ke tem at raktek. !ada kasus dimana asien mengeluhkan tentang adanya kelainan yang tercaku ada bidang orthodonsia, ada bebera a hal yang erlu ditanyakan ada saat roses

anamnesis yang meli uti" 1. #esehatan umum #eadaan kesehatan umum asien yang buruk sangat tidak memungkinkan untuk

dilakukannya erawatan ortho. #esehatan umum asien juga bisa menggambarkan status gi$i asien serta kemungkinan adanya kelainan-kelainan. #esehatan umum asien yang buruk

tentunya harus menda at erawatan terlebih dahulu, misalnya emberian berbagai jenis obat yang nantinya juga akan ber engaruh ada erawatan itu sendiri, sebelum dilakukannya

erawatan ortho. !ada kasus ini, kesehatan umum asien dalam keadaan baik.

2. %iwayat !enyakit &ang dimaksud dengan riwayat enyakit di sini bisa enyakit turunan mau un enyakit sistemik. 'engan mengetahui riwayat asien kita bisa menentukan kira-kira a akah ada

hubungannya antara enyakit yang diderita dengan keadaan rongga mulut, ertumbuhan rahang mau un kondisi gigi geligi. !enyakit- enyakit erna asan ( neumonia, otitis, flu) yang

mem engaruhi cara berna as asien. Serta ada bebera a enyakit se erti diabetes, e ile si, rematik alergi terhada nikel yang menyebabkan adanya batasa-batasan khusus selama

dilakukannya erawatan. !ada kasus ini, asien tidak memiliki riwayat enyakit yang berat yang da at mengganggu erawatan.

*. !erawatan %umah Sakit 'engan mengetahui a akah asien ernah mengalami erawatan rumah sakit kita juga bisa mengetahui riwayat enyakit dari asien itu sendiri.

+. , erasi -ebera a tindakan o erasi bisa menyebabkan trauma ada jaringan mulut sehingga bisa mengganggu ertumbuhan rahang. Sebagai contoh o erasi enutu an celah bibir dan langitlangit bisa mengakibatkan terhambat nya sehingga terjadi rognasi dari mandibula. ertumbuhan maksila kearah .ertikal dan sagital

/. #elainan kongenital #elainan kongenital ini biasanya akan berhubungan dengan ertumbuhan rahang dan juga gangguan ada eru si gigi geligi dari seseorang. 0ontoh kelainan kingenital yang bisa

menyebabkan gangguan ada ertumbuhan gigi dan rahang antara lain1 cleidocranial disostosis dan dis lasia ektodermal. #elainan kongenital disini juga bisa beru a kelainan jantung bawaan mau un kelainan lain yang memerlukan enanganan khusus

2. !enggunaan obat

!enggunaan jenis obat tertentu da at memengaruhi kondisi rongga mulut khususnya keadaan gigi geligi, misalnya tetrasiklin yang memengaruhi roses kalsifikasi gigi.

3. Trauma 'ental Ada bebera a trauma dental yang memengaruhi erkembangan rahang, contohnya trauma dental yang menyebabkan remature loss dimana jika dibiarkan akan mengganggu keharmonisan gigi geligi. 'ari riwayat trauma dental ini kita bisa menentukan salah satu enyebab maloklusi yang terjadi ada asien.

4. #ebiasaan buruk -iasanya dilakukan oleh anak-anak. 5al ini jika dilakukan terus menerus da at menyebabkan abnormalitas atau un anomali jenisnya. a. 6enghisa ibu jari b. 6endorong lidah c. -erna as dengan mulut d. 6enghisa bibir !ada rinsi nya, sebelum erawatan orthodontik semua kebiasaan buruk harus ada rongga mulut bergantung ada intensitas, durasi serta

dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu erawatan.

9. #eluhan utama 7ntuk mengetahui keluhan utama asien yang ingin melakukan erawatan ortodonti,

sehingga dokter gigi bisa mem rioritaskan erawatan yang berhubungan dengan keluhan utama

asien. #eluhan utama

asien bisa beru a estetik wajah kurang baik, masalah fungsi oral

(kesulitan menggerakan rahang, T6', gangguan engunyahan, gangguan enelanan, gangguan bicara, gangguan endengaran, dsb), mem ermudah8rentan terhada trauma, enyakit

eriodontal, atau un karies gigi geligi. !ada kasus ini, keluhan utama asien adalah masalah estetis dan masalah sikososial yang dialami oleh asien karena adanya abnormalitas ada gigi geligi dan rahangnya. 2.3 Pemeriksaan Klinis 2.3.1 1. Pemeriksaan Ekstraoral

Ti e muka " a. -erdasarkan analisis frontal erhitungan" 6or hologic facial inde9 : ; 6or hologic facial height 8 bi$ygomatic width 6or hologic facial height adalah tinggi nasion sam ai gnation, bi$ygomatic width adalah lebar antara kedua $ygoma. Ti e muka diklasifikasikan" 5y ereury roso =ury roso 6eso roso ?e to roso 5y erle to roso " 9 < 34,9 " 39,> < 4*,9 " 4+,> < 43,9 " 44,> < 92,9 " 9*,> < 9 erbandingan anjang dan lebar muka, dengan

b. -erdasarkan analisis frontal arah .ertikal dan trans.ersal, dengan garis atokan "

@aris .ertikal @aris hiri$ontal atas @aris hiri$ontal bawah

" facial midsagital lane (nasion sam ai subnasal) " bi ul ilary lane " ada stomion, sejajar bi ul ilary lane

o ti e muka diklasifikasikan" 1. Simetris 2. Asimetris o dilihat juga .olume wajahnya o untuk melihat kesimetrisan wajah, osisi o erator hrs berhada dengan asien. ?ihat cu ing telinga asien harus sama besar. !ada asien ini, ti e wajah berdasarkan 6A: tidak da at diklasifikasikan, namun da at terlihat berdasarkan analisis fotometrik bahwa asien memiliki wajah yang asimetris.

2.

!rofil muka " !rofil muka ditentukan berdasarkan atokan" 1. @labela, ujung terluar bibir atas, dan ogonion (%akosi), atau 2. @labela, subnasion, dan ogonion (!rofit). #lasifikasinya"

1. !rofil datar 2. !rofil cembung8kon.e9

" jika garis yang dibentuk titik acuan relatif lurus. " jika garis yang dibentuk titik acuan membentuk

sudut lebih ke belakang ( osterior di.ergen1 kelas :: hubungan rahang). *. !rofil cekung8konka. " jika garis yang dibentuk titik acuan membentuk

sudut lebih ke de an (anterior di.ergen1 kelas ::: hubungan rahang). !emeriksaan rofil wajah dida atkan dari analisis gambaran radiografi lateral gonion dan

ce halometri melalui titik glabela, sulcus nasolabial anterior dan emeriksaan klinis. ada asien dengan

rofil yang terlalu ke labial, harus di erhitungkan a akah

memungkinkan untuk teta dilakukan erawatan

A. kon.e9

- tegak

0 konka.

!ada asien ini, rofil wajah da at dilihat dari foto asien dari arah lateral. !asien tersebut memiliki rofil wajah cembung.

*.

%elasi bibir !ada saat emeriksaan bibir asien harus dalam kedaan rileks. !al asi bibir erlu dilakukan untuk memestikan bahwa erkembangan tonus dan

muskularnya baik. %elasi bibir da at dibagi menjadi +, yaitu" a. com etent li s " bibir kontak saat otot dalam keadaan istirahat. :ncom etent li s " -ibir tidak da at berkontak saat otot dalam keadaan istirahat. -ibir akan bertemu jika otot orbikularis oris dan mentalis kontraksi. !ostur bibir saat biasa " Secara anatomi bibir endek dengan adanya celah yang lebar antara bibir atas dan bawah ada osisi istirahat.

b. !otentially incom etent li s " #eadaan bibir sebetulnya normal, hanya enutu an bibir terhalang oleh gigi insisi. atas yang rotrusif. 7ntuk menutu rongga mulut, ujung lidah akan kontak dengan bibir bawah. #ontak bibir akan terjadi tan a adanya kontaksi otot erioral. c. =.erted li s " bibir hi ertrofi dengan jaringan yang berlebih teta i kekuatan ototnya lemah. ,tot lemah da at terlihat dengan ronsen ce halometri. -iasanya terjadi ada asien rotrusi.e bimaksiler.

+.

T6B " ditanyakan ada asien a akah memiliki kebiasaan tidur miringC Ataukah memiliki keluhan sakit di T6B ketika bangun tidurC -ila iya maka kemungkinan terda at kelainan T6B !emeriksaan klinis T6j da at dilakukan dengan auskultasi dan al asi. !enemuan klinis da at beru a" 1. sakit saat ditekan 2. 0licking ada joint " inisial intermedia terminal reci rocal (hilang timbul)

*. #re itasi !ergerakan kondilus yang tidak sama !emeriksaan T6B "

a. Auskultasi T6B Suara da at didengar menggunakan stetosko . ?amanya clicking selama membuka dan menutu mulut harus dicatat a akah inisial, intermedia, terminal atau reci rocal.

b. !al asi o T6B lateral " @unakan tekanan ada rosesus condyliod dengan jari telunjuk. al asi kedua sisi secara bersamaan. 0atat jika terda at rasa sakit saat T6B

di al asi dan jika terda at erbedaan ergerakan kondilus selama gerakan membuka dan menutu mulut. o T6B osterior " !osisikan jari kelingking di meatus audtorius e9terna dan al asi ermukaan osterior kondilus selama ergerakan membuka dan

menutu mandibula. !al asi harus dilakukan hati-hati karena kondilus akan memindahkan osisi jari kelingking saat menutu dengan oklusi enuh. o ,tot terigoid lateral " royeksi daerah sakit ada otot terigoid latreral adalah dengan al asi daerah roksimal leher kondilus dan joint ka sul, di belakang tuberositas maksilaris. !emeriksaan dilakukan dalam keadaan mulut terbuka dan mandibula bergerak secara lateral. !ada taha an inisial disfungsi T6B, otot akan terasa sakit saat di al asi hanya ada satu sisi. !ada taha yang lebih lanjut, sakit biasanya bilateral. o ,tot tem oral " ,tot tem oral di al asi secara e9traoral dan bilateral. Anterior, media dan osterior otot di eriksa secara ter isah. !al asi dilakukan ketika otot kontraksi secara bersamaan. !erlekatan otot tem oral rosesus coronoideus yaitu ada region ada

ostolateral .estibulum atas juga

di al asi. !osisi mulut asien saat di eriksa harus terbuka setengah. o ,tot masseter " !ermukaan otot masseter di al asi dibawah mata inferior hingga arcus $ygomaticus. -agian dalam di al asi ada tingkat yang sama, kira-kira 2 lebar jari di de an tragus. Selama otot berkontraksi secara bersamaan, luas ermukaan otot masseter dan arah yang menonjol disekitar sudut gonial da at di eriksa. !erlekatan otot ini harus di eriksa untuk

mengetahui adnya rasa sakit atau tidak saat di al asi. Sesekali daerah emicu da at sedikit sakit. 2.3.2 1. 6al osisi gigi geligi :. 6aloklusi dental a. %ahang kanan " relasi molar kelas ::: Pemeriksaan Intraoral

b. %ahang kiri " relasi molar kelas ::

::.

Analisi gigi geligi a. 6aksila

1.+

alato.ersi

1.* labio.ersi 1.2 alato.ersi

b. 6andibula *.2 rotasi (mesial out distal in) +.1 disto.ersi +.2 disto.ersi +.* rotasi (mesial out distal in)

2.#ebersihan 6ulut

#ebersihan mulut meru akan kondisi atau keadaan yang terda at di dalam mulut setia indi.idu yang berhubungan dengan kebiasaan indi.idu tersebut dalam

mem ertahankan jaringan dan struktur rongga mulutnya, yang biasa dilakukan dengan menyikat gigi dan lidah secara teratur yang dikombinasikan dengan emeriksaan berkala oleh dokter gigi.

*. @ingi.a " !emeriksaan mukosa gusi mencaku bebera a criteria, yaitu" a. Ti e8jenis dari mukosa gusi b. :nflamasi yang terjadi c. ?esi mukogingi.a 0ara emeriksaan " Test erkusi, tekan, dan test mobility.

+. Arenulum labii " !emeriksaan frenulum dilakukan untuk mengetahui osisi erlekatannya (insersio) ada marginal gingi.a serta ketebalannya, a akah akan mengganggu enguca an kata-kata

tertentu dan a akah akan mengganggu emakaian lat ortodontik yang akan di asang. 'ilihat a akah normal8 rendah. Arenulum labii su erior " normal 8 tinggi 8 rendah , tebal 8 ti is Arenulum labii inferior " normal 8 tinggi 8 rendah , tebal 8 ti is Arenulum lingualis " normal 8 tinggi 8 rendah , tebal 8 ti is

0ara emeriksaan" -?AD05 T=ST (-ibir atas8bawah ditarik ke luar dan ke atas, erhatikan regio yang menjadi ucat).

/. ?idah " #eadaan lidah dilihat a akah normal8 besar (makroglosia). !asien yang mem unyai lidah besar ditandai oleh " - 7kuran lidah tam ak besar dibandingkan ukuran lengkung giginya - 'alam keadaan rela9 membuka mulut, lidah tam ak luber menutu i ermukaan oklusal gigi-gigi bawah. - !ada te i lidah tam ak bercak-bercak akibat tekanan ermukaan lingual mahkota gigi (tongue of identation) - @igi-gigi tam ak renggang-renggang (general diastema). -entuk, warna,dan konfigurasi dilihat saat emeriksaan klinis. ?idah da at kecil, anjang, atau luas. 2. !alatum " 'ilihat a akah normal8 tinggi8 rendah serta normal8 lebar8 sem it. !asien dengan ertumbuhan rahang rahang atas kelateral kurang (kontraksi) biasanya alatumnya tinggi sem it, sedangkan yang mem unyai ertumbuhan berlebihan (distraksi) biasanya

alatum rendah lebar. Bika ada kelainan lainnya se erti adanya

eradangan, tumor, torus, alatoschisis,dll juga dicatat. #edalaman alatum, menurut #orkhaus, didefinisikan sebagai garis .ertikal yang tegak lurus dengan mid alatal ra he yang berjalan dari ermukaan alatal ke bidang

oklusal. 5al ini diukur antara titik referensi ada !ont-:nde9 untuk lebar lengkung osterior. #orkhaus (19*9) menge.aluasi bentuk alatal melalui indeks " !alatal 5eight :nde9 " alatal height 9 1>> !osterior arch width Dilai rata-rata indeks adalah +2 E. :ndeks bertambah berkurang ada alatum dangkal. 3. Tonsil " 'i eriksa a akah ada normal8 besar (ada amandel yang membengkak). 0ara emeriksaan" dilakukan emeriksaan dengan menekan lidah asien dengan kaca mulut, jika dicurigai adanya kelaianan yang serius asien dikonsulkan ke dokter ahli T5T sebelum di asangi alat ortodontik. Tonsila alatina " normal 8 inflamasi 8 hy ertro hy Tonsila lingualis " normal 8 inflamasi 8 hy ertro hy Tonsila harengea " normal 8 inflamasi 8 hy ertro hy ada alatal tinggi, dan

#elainan ada tonsil da at menyebabkan disfungsi orofasial

4. @aris median " 'e.iasi garis median dibagi berdasarkan bagian rahang yang terkena (maksila, mandibula, atau keduanya) dan berdasarkan dental, skeletal, atau kombinasi dari keduanya. Analisis kesimetrisan rahang bertujuan untuk mengidentifikasi bebera a asimetri skeletal mediolateral yang mungkin berhubungan dengan maloklusi. 6etode analisa yang dilakukan untuk menilai kesimetrisan rahang adalah "

1. Tandai se alogram !A, lokasikan semua struktur dan konstruksikan garis median. 2. 7kur jarak antara sudut sebelah kanan dan garis median untuk tanda skeletal, catat erbedaan kana dan kiri secara .ertikal dan medoilateral. *. 7kur jarak tanda gigi ada titik tertentu, contoh, garis tengah gigi, osisi dari gigi masing-masing, dan lain-lain. @aris median gigi rahang atas dan rahang bawah dilihat a akah sesuai atau tidak sesuai, lalu lihat ada %A a akah bergeser ke kiri8 kanan, begitu juga ada %- a akah bergeser ke kiri8 kanan. 0ara emeriksaan" amati sutura osisi garis tengah gigi rahang atas dan rahang bawah enyim angan, kearah mana

terhada

alatina mediana jika dida atkan

enyim angannya dan ukur sebera a besar enyim angan tersebut. 9. ,.erbite " Barak .ertikal antara ujung incisal : atas dengan ujung incisal : bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Dilai normal" gigi insisif rahang atas menutu i 18* incisal gigi insisif rahang bawah. 6enurut 5ot$ dan 6uhlemann (19/2) terda at o.erbite dan seudo-dee o.erbite. a. True dee o.erbite dengan freeway s ace yang besar disebabkan oleh infraklusi dari molar. !rognosis dari tera i berhasil dengan metode fungsional menguntungkan. Selama jarak ruangan interoklusal besar, freeway s ace yang cuku akan kembali setelah ekstrusi dari molar. b. !seudo-dee o.erbite memiliki freeway s ace yang kecil. 6olar telah eru si erbedaan antara 2 ti e " true dee

sem urna. ,.erbite yang dalam disebabkan oleh eru si yang berlebih dari insisif.

!rognosis dalam meninggikan gigitan menggunakan alat fungsional tidak menguntungkan. Bika freeway s ace kecil, ekstrusi dari molar berefek buruk ada osisi istirahat dan da at membuat masalah T6B atau menyebabkan rela s dari o.erbite yang dalam.

1>. ,.erjet " o.erjet adalah jarak antara te i insisal bagian lingual gigi insisi.us sentralis maksila ke te i insisal bagian labial gigi insisi.us sentralis mandibula. #ondisi ini menggambarkan jarak antara incisal edge dari insisif central atas dan ermukaan labial insisif central bawah. 'alam keadaan normal, gigi insisif rahan atas dan bawah saling berkontak, dengan jarak antar insisifnya hanya setebal bidang insisal (2-* mm).

11. 'iastem " 'iastem adalah maloklusi akibat ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan ukuran mesio-distal gigi-gigi F ukuran mesio-distal gigi-gigi lebih kecil dari ukuran lengkung rahang 'iastema adalah ruangan yang ada diantara gigi yang bersebelahan. 'iastema ada midline rahang atas biasa terjadi, terutama ada eriode mi9ed dentition anak-anak. 'iastema dengan lebar lebih dari 2 mm jarang da at menutu sendiri secara s ontan seiring dengan ertumbuhan dan erkembangan.

12. #ur.a s ee " #ur.a S ee adaah kur.a yang dibetuk oleh garis oklusi bila dilihat dari lateral. #ur.a s ee normal adalah 1,/ mm (Thomas %akosi). #ur.a s ee dibagi tiga macam, yaitu" 1. #ur.a s ee dalam " biasanya disertai crowding 2. #ur.a s ee datar " oklusi baik *. #ur.a s ee terbalik " biasanya terda at dee bite insisif +. Gertical lane < osisi insisif normal !ada hubungan .ertical yang benar, incisal edge menyentuh dataran oklusal. !engukuran kur.a s ee #edalaman kur.a s ee berdasarkan jarak dari uncak lengkung ke sisi enggaris lastik yang diletakkan di atas lengkung rahang. !enggaris menyentuh te i incisal anterior dan osterior bagian distal cus molar. !engukuran harus dilakukan ada masing-masing sisi rahang

1*. !enutu an mandibula " @erak embukaan dan enutu an mandibula yaitu rotrusi.e, retrusif, dan lateral e9cursi. 7kuran dan arah dari gerakan da at di eriksa dengan emeriksaan klinis. #ece atan de.iasi hanya da at di eriksa menggunakan alat elektronik. a. Dormal b. 'e.iasi " - kiri - kanan

2.4

Analisis Rontgenologis (Sefalometri)

Analisis Steiner !ada analisis Steiner, engukuran yang dilakukan ertama kali adalah sudut dari SDA yang digunakan untuk menge.aluasi osisi antero osterior maksila terhada basis kranium.

7kuran normal dari sudut SDA adalah 42H2>. A abila SDA asien lebih besar dari ada 4+>, maka da at diinter retasikan sebagai rotrusi maksila. A abila SDA asien lebih kecil dari ada 4>>, maka da at diinter retasikan retrusi dari maksila. SD- digunakan untuk menge.aluasi antero osterior dari rahang bawah asien. Dilai normal dari SD- adalah 34H2>. Selisih dari sudut SDA dan SD-, yang disebut dengan sudut AD-, mengindikasikan besarnya diskre ansi dari skeletal. A abila besar sudut AD- 2H2 >, maka hubungan skeletal antara rahang atas dan rahang bawah adalah normal (kelas : skeletal). A abila sudut AD- lebih besar dari ada +>, maka hubungan skeletal antara rahang atas dan rahang bawah adalah retrognathic (kelas ::). A abila sudut AD- lebih kecil dari ada > >, hubungan skeletal antara rahang atas dan rahang bawah adalah rognathic (kelas :::).

Analisis steiner ditentukan dari titik-titik landmark " Titik A " titik terdalam dari basis a ikal maksila Titik - " titik terdalam dari basis a ikal mandibula Titik D " uncakn hidung, titik terdalam dari sutura frontonasalis Titik S " ertengahan sela tursica (basis cranii) !og " titik terluar dari mentalis @o " titik ertemuan antara body dan ramus mandibula 6e " titik aling bawah dari mentalis @n " terletak diantara ogonion dan menton 'alam kasus ini, besar sudut AD- adalah />. 5asil ini menunjukkan bahwa asien

mengalami kelas :: skeletal. 'ari hasil engukuran ce halometric, sudut SDA;43> (!rotusi

maksila) dan sudut SD-;4*> (6andibula Dormal). !engukuran ini menunjukkan bahwa sudut SDA tidak normal (mengalami rotusi maksila) dan sudut SD- normal.

Anda mungkin juga menyukai