Anda di halaman 1dari 11

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu mengalsisis dan menyajikan data secara sistemik, sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Sedangakan penelitian eksploratif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru berupa pengelompokan suatu gejala, fakta dan penyakit tertentu, penelitian deskriptif eksploratif bertujuan untuk menggambarkan kejadian atau fenomena, dalam penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu tapi hanya menggambarkan apa adanya suatu variable, gejala atau keadaan (Arikunto, 2006) Sementara Irawan (2000) menerangkan bahwa penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertjuan untuk memetakan suatu objek secara relative tidak mendalam. Secara kias, penellitian eksploratif diibaratkan usaha embuka hutan, sebelum ditindaklanjuti dengan pengkajian mendalam terhadap isi hutan. Dalam penelitian laporan akhir ini, penulis menggunakan penelitian dekriptif hal ini disebbkan waktu dan kondisi untuk melakukan penelitian eksploratif yang dinilai lebih

focus dan mendalam tidak memadai, diamana menurut Moh. Nazir metode penelitian deksriptif adalah: suatu metode dalam meneliti sekelompok manudia, atau suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran atau kelas peristwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deksriptif ini adalah untuk membuat gambrakan atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai factor-faktor, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif bertjuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi secara factual dan cermat. Desain penelitian deskriptif yaitu menggambarkan atau melukiskan keadaan secara nyata pada saat penelitian dilakukan. Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif, diamana menurut Faried Ali penelitian yang didasrkan pada proses berpikir induktif yaitu proses yang berawal dari lapangan atau atas dasar pengamatan di lapangan atau fakta empirik.

2.2 Konsep dan Peraturan 2.2.1 Konsep 2.2.1.1 Partisipasi Politik

Keikutsertaan masyarakat dalam memilih pemimpin adalah upaya untuk menjalankan kehidupan berpolitik, yang secara tidak langsung juga upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah. Pendapat Surbakti (1999:140) memberikan pengertian partisipasi politik ialah segala keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Kemudian Menurut Budiardjo (2008:367) menyebutkan bahwa ; Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain seperti memilih pimpinan negara dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. Sedangkan

Helbert McClosky dalam international encyclopedia of the social

sciences: partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. Samuel P. Huntington dan Johan M. Nelson, No easy choice: political partcipation in developing contries mengatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi- pribadi, yang di maksud untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang. Pertama, kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah (sistem

politik). Yang dimaksud dengan kesadaran politik adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kedua, menyangkut pengetahuan seseorang tentang lingkungan masyarakat dan politik, dan menyangkut minat perhatian seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik dia hidup. Yang dimaksud dengan sikap dan kepercayaan kepada pemerintah adalah penilaian seseorang terhadap pemerintah. Selain itu faktor yang berdiri sendiri (bukan variabel independen). Artinya tinggi rendah kedua faktor itu dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti status sosial dan status ekonomi, afiliasi politik orang tua dan pengalaman berorganisasi. Yang dimaksud stastus sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat karena keturunan, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Yang dimaksud status ekonomi adalah kedudukan seseorang dalam pelapisan masyarakat berdasarkan pemilikan kekayaan. Hal ini diketahui dari pendapatan, pengeluaran, ataupun pemilikan benda-benda berharga. Seseorang memiliki ststus sosial dan status ekonomi yang tinggi diperkirakan tidak hanya memiliki pengetahuan politik, tetapi juga mempunyai minat dan perhatian pada politik, serta sikap dan kepercayaan terhadap pemer

2.2.1.2 Pemilih Pemula


Sebagaimana dijelaskan dalam Modul KPU (Modul I Pemilih Untuk Pemula. 2010 : 48) yaitu: Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya. Pemilih pemula terdiri dari masyarakat yang telah

memenuhi syarat untuk memilih. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadikan seseorang dapat memilih adalah: 1. Umur sudah 17 tahun; 2. Sudah / pernah kawin; 3. Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya

4. Terdaftar sebagai pemilih.


5. Purnawirawan / Sudah tidak lagi menjadi anggota TNI / Kepolisian.

5. Tidak sedang dicabut hak pilihnya 6. Terdaftar di DPT.


Dapat dijelaskan bahwasanya pengenalan proses pemilu sangat penting untuk dilakukan kepada pemilih pemula terutama mereka yang baru berusia 17 tahun. KPU dibantu dengan pihak terkait lainnya harus mampu memberikan kesan awal yang baik tentang pentingnya suara mereka dalam pemilu, bahwa suara mereka dapat menentukan pemerintahan selanjutnya dan meningkatkan kesejahteraan hidup bangsa. Pemahaman yang baik itu diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih pemula lainnya juga mempunyai peran penting sehingga diperlukan kebijakan strategis yang memudahkan mereka dalam memberikan suara. Menurut (Imam Gusnaldi 2012:45) Dalam Pemilukada, terdapat 3 cara untuk Membaca perilaku pemilih menurut usia yakni : 1. Pemilih Pemula (17-22 Tahun) Rata-rata terdiri dari 20-30 persen pemilih. Pemilih pemula tidak memiliki kepedulian untuk memilih akan tetapi mudah di pengaruhi. Tidak untuk diarahkan memilih akan tapi mudah diarahkan untuk

provokasi, bertindak anarkis dan bahkan merusak suasana serta lingkungannya serta dapat mempengaruhi kebijakan. Secara psikologis pemilih pemula lebih suka ramai-ramai sehingga yang dapat mempengaruhi mereka untuk memilih adalah mereka yang di anggap tokoh dan idola (Artis, orang tua, dll) dikarenakan minimnya pendidikan politik dan begitu banyaknya beban pendidikan yang harus mereka kerjakan. 2. Pemilih Dewasa (22-50 Tahun) Rata-rata terdiri dari 30-40 persen pemilih. Pemilih dewasa lebih cenderung rentan bervirus skeptis sejalan ketidakpercayaan mereka terhadap perubahan yang selalu tidak menampakan perbaikan setelah proses pemilu. Pemilih dewasa cenderung lebih dewasa dalam memberi perbedaan yakni dari perbedaan pendapat, variasi pilihan calon dan perbedaan menentukan parpol. Mereka pemilik massa pemilih dalam konteks politik tidak bertuan alias mengambang. Mereka cenderung terikat pada hubungan emosional dengan ideologi tertentu. Dengan begitu pemilih dewasa harapan mendapatkan suara melalui pilihan yang didasarkan pada ikatan emosional terhadap ideologi atau komunitas tertentu menjadi sangat terbuka. Karena itu pula, dalam laga pilkada, program-program rasional bukan menjadi garapan utama tim pemenangan calon kepada pemilih dewasa. Dan dalam kenyataannya, dinamika perilaku pemilih dewasa cenderung lebih terbuka. 3. Pemilih Orang Tua (50 Tahun Ke atas) Rata-rata terdiri dari 10-20 persen pemilih. Mereka yang tidak banyak lagi mendapatkan pengetahuan politik dan bahkan tidak tahu pemimpin dan kepemimpinan karena usianya. Sehingga mereka kurang menilai segala penyelewengan padahal partai/figur yang di dukungnya melakukan

apa saja yang sewenang-wenang. Karena usianya mereka tidak dapat menegur/memperbaiki kesalahankesalahan figur/partai alias lebih cenderung pasrah. Akhirnya pemilih tua akan mudah diarahkan untuk tujuan suara atau memilih. Makin tua biasanya akan makin konservatif yakni cenderung berpandangan positif terhadap kekuatan dominan yang menjanjikan stabilitas. (Gusnaldi imam dalam Membaca perilaku menurut Usia)

Pemilih pemula yang terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan rentang usia 17-21 tahun menjadi segmen yang memang unik, seringkali memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Disebut unik, sebab perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih rasional,haus akan perubahan dan tipis akan kadar polusi pragmatisme. Pemilih pemula memiliki antusiasme yang tinggi sementara keputusan pilihan yang belum bulat, sebenarnya menempatkan pemilih pemula sebagai swing vooters yang sesungguhnya.30 Pilihan politik mereka belum dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik lokal. Pemilih pemula mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu, terutama oleh orang terdekat seperti anggota keluarga, mulai dari orangtua hingga kerabat dan teman. Selain itu, media massa juga lkut berpengaruh terhadap pilihan pemilih pemula. Hal ini dapat berupa berita di televisi, spanduk, brosur, poster, dan lain-lain. Pemilih pemula khususnya remaja (berusia 17 tahun) mempunyai nilai kebudayaan yang santai, bebas, dan cenderung pada hal-hal yang informal dan mencari

kesenangan, oleh karena itu semua hal yang kurang menyenangkan akan dihindari. Disamping mencari kesenangan, kelompok sebaya adalah paling penting dalam

kehidupan seorang remaja, sehingga bagi seorang remaja perlu mempunyai kelompok teman sendiri dalam pergaulan

2.3. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data diperoleh. Arikunto (2006 :114) berpendapat bahwa sumber data terdiri dari tiga, yaitu : a. person, sumber data berupa orang. b. place, sumber data berupa tempat; dan c. paper, sumber data berupa simbol. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data berupa: Person, yaitu studi lapangan dengan menghimpun data dan informasi dari sumber (informan) yang merupakan Bupati Pinrang dan StafBagian Pemerintahan. Data dan informasi dari sumber person tersebut dilakukan dengan teknik wawancara. Place, yaitu sumber data yang berupa tempat yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak berupa kondisi desa. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol-simbol yang diperoleh melalui dokumentasi. Data tersebut dapat berupa data penunjang yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan, dokumen-dokumen,

peraturan perundang- undangan, dan semua data yang dapat dijadikan literatur dalam menunjang pelaksaanaan penelitian. Ridwan (2003; 24) berpendapat bahwa Sumber data ada dua yaitu yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Pengambilan data yang dihimpun secara langsung oleh peneliti disebut sumber primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sumber sekunder. 1. Sumber Primer Sumber Primer merupakan Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, dan belum diolah oleh orang lain, sesuai dengan ruang lingkup dan kebutuhan. Data primer ini diperoleh melalui wawancara dan observasi. Sumber primer yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin, 2000;132) lnforman adalah sumber data primer yang mampu memberikan informasi mengenai diri atau keadaan orang lain, atau memberikan informasi tentang situasi dan kondisi lingkungannya (Rusidi, 2003;14) 2. SumberSekunder Sumber sekunder merupakan data sekunder. yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, karena telah diolah dan disajikan oleh orang lain, atau dari buku-buku yang telah dipublikasikan yang akan menunjang dalam penelitian. 2.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Nazir (1999: 234) menyatakan:

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk kegunaan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide (panduan wawancara)". 2. Dokumentasi Berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dokumentasi ini bertujuan untuk mencari data dalam bentuk dokumen, laporan-laporan atau sumber tertulis yang elevan dengan pembahasan penelitian. Kemudian dokumen dan laporan tersebut dikutip bagianbagian yang penting yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2.3 Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data Menurut Prametya (2000:92) Analisis data dilakukan untukmemahami apa yang terdapat di balik data itu, meringkasnya menjadi suatu rumusan yang kompak dan mudah dimengerti , serta menemukan suatu pola umum yang timbul dari data tersebut." Analisis atau pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara, hasil dokumentasi dan hasil observasi. Proses pengolahan dimaksud untuk menggambarkan permasalahan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian ini, agar dapat diperoleh gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan yang diteliti. Langkah-langkah analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seleksi Data

Yaitu proses perolehan data mentah yang dirperoleh pada saat data direduksi, dirangkum, dipilih dan disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini peneliti menyeleksi data yang diproleh secara empirik serta keterangan Iain yang diperlukan. 2. Klasifikasi Data Pada tahap ini data yang telah diseleksi kemudian diklasifikasikan sehingga dapat mencerminkan tujuan dan fenomena yang ditentukan dalam penelitian ini. 3. Membuat Tafsiran Dalam pengambilan data yang telah diklasifikasikan, ditafsirkan lebih lanjut dengan maksud untuk ditemukan arti yang sebenarnya agar data yang telah terkumpul dapat lebih bermakna. 4. Pengambilan keputusan Kesimpulan adalah hasil observasi lapangan yang dikumpulkan dan kemudian akan dianalisis. Dari gambaran diatas penulisan membuat generalisasi berarti menguraikan hal-hal yang khusus dengan menghubungkan yang bersifat umum. Kemudian menarik suatu konklusi. Konklusi adalah suatu kesimpulan atau pendapat akhir. 2.4 Tempat dan Waktu Penelitian 2.4.1 Tempat penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tengggara 2.4.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan Sesuai dengan kalender akademik yaitu tanggal 13 September 2008 sampai dengan 23 Oktober 2008.

Anda mungkin juga menyukai