Hotel adalah dua perusahan jasa yang bergerak di bidang Pengelolaan Hotel. Ritz Carlton merupakan perusahaan international berpusat di Amerika sedangkan Aerowisata adalah perusahaan dalam negeri. Keduanya merupakan contoh terbaik dalam hal pelayanan terhadap pelanggan tamu hotel. Ritz Carlton merupakan hotel yang sejak dulu hingga sekarang reputasinya masih tetap dikagumi di seluruh dunia. Service culture yang luar biasa dari hotel tersebut menjadi keunggulan yang utama dari para pesaingnya. Ritz Carlton merupakan perusahaan jasa Amerika satu-satunya yang memperoleh Malcolm Baldridge National Quality Award sebanyak dua kali, kemudian terakhir menempati posisi 5 dalam Customer Service Champs versi BusinessWeek. Apa yang menjadi kunci utama dari service culture di Ritz Carlton? Hotel Ritz-Carlton membuat Service kepada Pelanggannya sebagai suatu bentuk seni. Dengan mottonyan We are ladies and gentlemen serving ladies and gentlemen. Hanya Ladies terbaik dan Gentleman dapat bekerja di RitzCarlton.Tidak seperti tempat lain, mereka tahu jika Anda memperlakukan pelanggan Anda dengan baik dan melakukan upaya khusus untuk berhubungan dengan mereka, maka mereka akan kembali lagi, mereka memberitahukan kepada teman-temannya, dan membangun hubungan jangka panjang atau loyalitas.
Langkah 3 - Perpisahan
Anggota staf mencari dan menemukan kebutuhan atau keinginan tamu Hotelnya/pelanggannya. Kemudian mereka menyajikannya dengan cara yang unik dan punya nilai seni.untuk pelanggan yang sedang merayakan sesuatu di tempat mereka, bisa dalam bentuk menyajikan sebuah kejutan (surprise), yaitu sambutan Sampanye dan Kue ulang tahun misalnya.
Usaha mempertahankan tamu dimulai dari seleksi ketat karyawan yang dilakukan Ritz Carlton. Setelah dipilih, karyawan diberikan pelatihan intensif tentang seni menangani pelanggan. Setiap karyawan baru akan mengikuti orientasi selama dua hari dimana mereka diajarkan 20 prinsip dasar Ritz Carlton. Dengan dasar nomor satu: Kredo harus dipahami, dimilki, dan dilakukan oleh seluruh karyawan. Karyawan diajarkan untuk melakukan segala sesuatu agar perusahaan tidak kehilangan tamunya. Setiap karyawan dapat membelanjakan hingga $2.000 dollar untuk memperbaiki perlakuan buruk yang diterima oleh tamu, dan tiap karyawan diijinkan untuk menghentikan rutinitasnya selama hal tersebut diperlukan dalam rangka membuat tamu bahagia.Kesuksesan Ritz Carlton didasarkan pada filosofi sederhana: untuk mengurus pelangga, pertama Anda harus mengurus/ mempedulikan orang yang mengurus pelanggan. Karyawan yang puas akan memberikan nilai pelayanan yang lebih tinggi, yang kemudian akan menciptakan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan pada gilirannya akan menghasilkan penjualan dan lama yang tinggi bagi perusahaan. 4 empat langkah berikut sebagai suatu layanan yang luar biasa atau gold service dalam ritz carlton. Empat komponen kunci dalam mengembangkan tim yang benar-benar dapat membawa panjipanji Ritz - Carlton 1 . Pastikan seleksi karyawan adalah First Class . Semuanya dimulai dengan menemukan kandidat terbaik Dalam rangka untuk menempatkan orang-orang dalam peran di mana mereka yang paling mungkin berhasil , " Orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat " Dengan melakukan penelitian dengan karyawan dan menyesuaikan wawancara , calon diidentifikasi yang kemungkinan besar menjadi karyawan terbaik dalam posisi tertentu. 2 . Orientasi Karyawan adalah Day One ! " Tidak ada karyawan dapat mulai bekerja di Ritz Carlton Hotel tanpa terlebih dahulu menghadiri orientasi. Hotel General Manager selalu melakukan satu jam pertama dari orientasi , berkomunikasi dan pemodelan sikap dan budaya yang mendefinisikan Ritz Carlton layanan janji . General Manager meminta umpan balik tentang pelatihan karyawan baru dan pengalaman. Dalam suasana yang terbuka dan bebas , GM bertanya , " Bagaimana itu terjadi ? Apa yang kita lewatkan dalam pelatihan? Apakah ada masalah yang kita perlu mendiskusikan atau menjelaskan ? "
3 . Pelatihan . Setiap Ritz - Carlton Hotel memiliki penuh Direktur Pelatihan dan masing-masing departemen satu orang dengan tanggung jawab pelatihan . Karyawan terbaik di setiap 35 departemen hotel yang dirancang untuk menjadi pelatih di bidang keahlian mereka .
4 . Lineup Daily. Sama seperti " Briefing " , Kunci utama dari service culture `Ritz Carlton` ada pada lineup meeting yang dilakukan di tiap hotel Ritz Carlton di seluruh dunia. Ritz Carlton mengadakan pertemuan singkat tiap pagi sekitar 15 menit, dimana seluruh karyawan memulai shift dengan mendengarkan berbagai corporate value seperti `Gold Standard`, credo, service value, dan sejumlah nilai lainnya yang intinya menekankan service culture pada Ritz Carlton. Dengan nilai-nilai yang ditanamkan setiap hari kepada karyawan, maka tidak heran jika service culture sudah terpatri pada diri seluruh karyawan disana. Selain itu, meeting pagi hari ini juga berfungsi untuk menginformasikan tentang produk atau jasa yang akan diluncurkan Ritz Carlton, hingga mengkomunikasikan breaking news di hari tersebut. Contohnya adalah ketika badai Katrina menghunjam Gulf Coast pada tahun 2005, mereka berhasil untuk mengkomunikasikan 34,000 karyawannya hanya dalam kurun waktu 24 jam mengenai apa yang terjadi pada cabang di New Orleans, sehingag kemudian mereka dapat berdiskusi mengenai bantuan apa yang akan diberikan. Lineup meeting ini dilakukan di seluruh cabang Ritz Carlton di seluruh dunia, tanpa terkecuali. Jadi, sudah menjadi budaya yang mengakar di hotel tersebut. Empowerment & Personalized Service .Komponen penting lainnya dalam service culture milik Ritz Carlton adalah empowerment, dimana karyawan punya keterlibatan yang tinggi terhadap service level yang diberikan kepada pelanggan. Dalam meeting singkat yang dilakukan tiap pagi, karyawan terkadang dimintai pendapatnya mengenai ide-ide inovatif terkait dengan pelayanan. Misalnya, seorang karyawan di Asia yang memberi ide tentang mekanisme yang memungkinkan tamu untuk memilih programtelevisinya, sehingga mereka dapat menonton acara yang mereka sukai. Yang hebatnya lagi, tiap karyawan di Ritz Carlton berhak untuk mengambil keputusan terkait dengan layanan, dan disediakan anggaran tersendiri. Di AS, tiap karyawan diberikan anggaran mencapai $2,000 per tamu pada tiap kunjungannya. Anggaran ini dapat
digunakan oleh karyawan tanpa perlu persetujuan dari manajer. Intinya, tiap karyawan dapat turut menciptakan pengalaman yang wow dan personalized bagi pelanggan.Anggaran tersebut digunakan tidak hanya untuk melakukan `recovery` ketika terjadi masalah dalam pelayanan, melainkan juga untuk memberikan pengalaman yang mengesankan dan tak terlupakan pada pelanggan. Misalnya, ketika seorang tamu ulang tahun, kemudian ia mendapatkan hadiah kue ulang tahun dan champagne dari hotel. Atau seorang pelayan yang mendengar bahwa tamunya tidak bisa membawa istrinya yang memakai kursi roda ke pantai. Pelayan menyampaikan ke pihak maintenance, dan esok harinya sudah ada jalanan terbuat dari kayu menuju pantai dan ada sebuah tenda yang disediakan untuk makan malam mereka. Contoh-contoh ini cukup mewakili bagaimana karyawan punya kontribusi besar dalam menentukan level service kepada pelanggan. Dalam pelayanannya, terdapat 3 standar yang menjadi prinsip pelayanan dari Ritz Carlton: pertama yakni ucapan selamat datang yang hangat dan tulus, dengan menyebutkan nama tamu; kedua, mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan tiap tamu; dan terakhir, salam perpisahan yang juga hangat, dengan menyebutkan nama tamu. Siapa tamu yang tidak terkesan jika tiap karyawan bersikap ramah dan hafal dengan namanya setiap kali bertemu? Lalu bagaimana Ritz Carlton secara konsisten dapat memberikan layanan yang kualitasnya selalu nomor satu? Jawabannya ada pada riset mereka yang berfokus pada produk dan layanan high-end, sesuai dengan segmen pasar yang mereka bidik. Ritz Carlton selalu berusaha melakukan prediksi berdasarkan data, kemudian menetapkan trend, bukan hanya jadi follower belaka. Jadi, Ritz Carlton bukan hanya terletak di lokasi terbaik yang diinginkan target pasarnya, melainkan juga dilengkapi oleh produk-produk mewah yang diinginkan oleh tamu mereka. Sehingga, investasi per kamar mencapai sekitar $500,000 hingga $1 juta. Platform sudah lengkap, apalagi dilengkapi dengan ladies and gentlemen bagaimana Ritz Carlton menyebut karyawan mereka yang selalu siap memberi layanan terbaik kepada para ladies dan gentlemen yang merupakan tamu mereka. Ritz Carlton tidak hanya ingin terpaku memberikan value berupa fungsional belaka, melainkan juga value berupa emosional. Sehingga pelanggan tidak hanya sekadar memperoleh kebutuhan mereka, melainkan juga merasakan keterikatan emosional dengan hotel. Beranjak dari kasus ritz carlton dengan pelayanan yang sudah seharusnya di berikan hotel hotel dengan harga kamar standar melebihi Rp. 4.000.000,- /night. Namun bukan berarti kita harus skeptic dalam memberikan pelayanan. Memang hotel di bukittnggi kebanyakan hanya bintang
1&2. Namun apa salahnya kita memberikan pelayanan seperti layaknya hotel berbintang 5, seperti karyawan yang proaktif dan dengan sigap melayani setiap permintaan pelanggan dan karyawan dengan sangat ramah dalam melakukan pelayanan.
Aerowisata hotel
Aerowisata Aerowisata adalah perusahaan perhotelan Indonesia yang berbasis di Jakarta. Ia memiliki empat bisnis utama, yang terdiri dari Aerowisata Food Services, Aerowisata Hotels & Resorts Services, Aerowisata Travel & Leisure Services, dan Aerowisata Transportation Services. Perusahaan ini adalah anak perusahaan Grup Garuda Indonesia.didirikan di Jakarta pada 30 Juni 1973. Aerowisata terus memperluas jaringan bisnisnya ke pusat-pusat bisnis maupun tujuan wisata domestik dan internasional. Untuk efektivitas manajemen, Aerowisata membentuk empat divisi, yaitu Divisi Food Services, Divisi Hotels & Resorts, Divisi Travel & Leisure, dan Divisi Transportation Services. Dengan perkembangan industri hospitality yang begitu dinamis, Aerowisata berkomitmen akan tetap berinovasi dan beradaptasi untuk mengoptimalkan setiap peluang dalam mencapai visi dan misi Perusahaan Standar Etika Aerowisata Aerowisata grup menerapkan standar etika yang didasarkan pada nilai-nilai perusahaan Fly-Hi (eFfective & efficience, Loyalty, customer centricitY, Honesty and openness , serta Integrity). 1. Nilai eFfective & efficient mencakup kinerja keuangan dan operasional, tingkat produktivitas aset, termasuk karyawan, pencapaian proposisi nilai usaha, pengembangan usaha, dan kinerja pasar. 2. Nilai Loyalty difokuskan pada kontribusi kinerja, baik secara internal maupun eksternal (konsumen), kendala waktu (kecepatan di dalam operasi dan proses pengambilan keputusan), serta niat baik dan rasa memiliki Aerowisata. 3. Nilai customer centricitY, setiap aktivitas manajemen Aerowisata selalu diarahkan pada kebutuhan dan kehendak pasar yang memberikan kontribusi, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap keberlanjutan pertumbuhan bisnis di masa depan. 4. Nilai Honesty and openness, dan Integrity dimaksudkan agar di dalam manajemen terdapat unsur-unsur transparansi dan kejujuran yang sesuai dengan motto One Team One Spirit One Goal.
Sebagai induk perusahaan, Aerowisata juga memegang teguh nilai-nilai disiplin yang diterapkan untuk menjamin kesinambungan usaha, baik dari sisi profitabilitas dan likuiditas, dan mendorong peningkatan kinerja pasar secara signifikan. Nilai-nilai disiplin tersebut meliputi: product leadership, kualitas pelayanan, kedekatan dengan pelanggan, dan keunggulan di bidang operasional. Implementasi standar etika Aerowisata mengacu kepada aspek-aspek Sembilan K (9K), yaitu: 1. Komitmen terhadap tegaknya standar etika yang tinggi di dalam Aerowisata. 2. Karakter yang dilandasi kejujuran yang mengacu kepada standar etika Aerowisata. 3. Kompetensi dalam bidang masing-masing insan Aerowisata yang dilandasi oleh standar etika Aerowisata. 4. Kepatuhan terhadap sistem penerapan, pengawasan, dan pelaporan pelaksanaan standar etika Aerowisata. 5. Komunikasi terus-menerus dengan semua pihak terkait. 6. Konsistensi pelaksanaan standar etika Aerowisata dengan tidak memandang perbedaan (diskriminasi). 7. Kepeloporan dalam penegakan standar etika yang tinggi. 8. Keteladanan dalam penerapan standar etika Aerowisata. 9. Kontrol internal (pengawasan melekat) dalam melaksanakan tugas selalu mengacu kepada standar etika Aerowisata. Dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut di atas, Aerowisata beserta segenap manajemen dan sumber daya manusianya selalu berpegang teguh pada prinsipprinsip umum etika bisnis, yang mencakup: 1. Persamaan dan hormat pada sesama manusia, sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia dan tidak membedakannya berdasarkan suku, ras, agama, kepercayaan, jenis kelamin, dan politik 2. Kompetisi yang adil, yang dilandasi oleh kemampuan berprestasi 3. Benturan kepentingan antara Insan Aerowisata dengan pihak ketiga di luar Aerowisata 4. Keterlibatan kriminal dan tindakan asusila
Selama 2009, Aerowisata menunjukkan kinerja operasional yang membanggakan . kinerja tersebut dicapai melalui optimalisasi dan penyempurnaan dalam bidang SDM, sistem dan organisasi, teknologi informasi, pemasaran dan pelayanan
Manajemen Sumber Daya Manusia Aerowisata Aerowisata group memandang pegawai sebagai sumber daya utama . Oleh karena itu , kebijakan -kebijakan yang terkait dengan bidang kepegawaian selalu mendapat prioritas .Secara umum, kebijakan SDM Aerowisata dapat dibagi ke dalam tujuh fase utama, yaitu: 1. Rekrutmen Pengadaan pegawai dilakukan melalui tahapan rekrutmen, seleksi, dan penerimaan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan, berdasarkan struktur organisasi dan peraturan perusahaan yang berlaku.
2. Pelatihan dan Pengembangan Untuk menunjang dan mengantisipasi kelancaran operasional serta tuntutan kerja pada masa mendatang, Aerowisata secara berkala menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan. Kegiatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja pegawai. Selain itu, Aerowisata juga aktif mengirimkan pegawainya untuk mengikuti program pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan oleh pihak ketiga. Hingga akhir Desember 2009, Aerowisata telah secara aktif mengirimkan pegawainya untuk mengikuti 26 program pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia.
3. Kinerja Manajemen Guna meningkatkan kualitas, produktivitas, dan motivasi kerja seluruh pegawai, Aerowisata menggunakan sistem yang obyektif, konsisten, dan terbuka untuk menilai prestasi kerja pegawainya. Hasil Penilaian Prestasi Kerja (PPK) tersebut selanjutnya dijadikan sebagai bahan acuan obyektif bagi pelaksanaan Career Planning (Promosi dan Rotasi) dan pemberian pendidikan dan pelatihan. Merit allowance yang ditetapkan oleh Aerowisata sebagai umpan balik bagi masing-masing pegawai juga dihitung dan diberikan berdasarkan hasil PPK.
4. Program Pengembangan Kader Program pengembangan kader dalam pola karir pegawai dilaksanakan untuk menjaga kesinambungan kegiatan operasional, menunjang pengembangan Aerowisata, dan memberi kesempatan pengembangan diri setiap pegawai.
5. Reward & Punishment Aerowisata memberikan reward kepada pegawai yang menunjukkan loyalitasnya melalui dedikasi dan kinerja yang mendukung tujuan Aerowisata. Sementara bagi pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin, Aerowisata melakukan pembinaan melalui surat peringatan yang diberikan sesuai dengan kesepakatan Aerowisata dengan Serikat Pekerja.
6. Remunerasi Selain menerapkan sistem penggajian yang sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, Aerowisata memberikan penyesuaian besaran gaji berdasarkan COLA (Cost of Living Adjustment), yang besarannya disesuaikan dengan tingkat inflasi dan perubahan kondisi ekonomi secara makro. Aerowisata juga mengikutsertakan pegawai dalam Program Pensiun, Program Asuransi Kematian, dan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja untuk memberikan ketenangan kepada pegawai dalam bekerja hingga menginjak usia pensiun.
7. Separasi Aerowisata sedapat mungkin berusaha mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Namun, dalam kondisi yang tidak memungkinkan, PHK dilakukan sesuai dengan peraturan dan undangundang serta peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Untuk meningkatkan kompetensi 6.617 pegawai yang dimiliki Aerowisata Grup, departemen SDM telah melaksanakan beberapa program, seperti transformasi budaya Perusahaan, implementasi GCG, rekrutmen pegawai baru, pengembangan manajerial, assessment, dan program pensiun sukarela. job evaluation &
Sistem & Organisasi Melalui departemen Corporate Strategic Planning, Aerowisata telah merealisasikan sejumlah program yang berkaitan dengan peningkatan sistem dan organisasi Perusahaan. Beberapa di antaranya adalah penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2009-2014, rebranding, restrukturisasi bisnis, dan inisiasi implementasi manajemen risiko.
Teknologi informasi Di bidang teknologi informasi, Aerowisata telah meningkatkan kualitas jaringan komunikasi dan mengimplementasikan penggunaan software Human Resources Management System, Customer Relationship Management, dan Hotel Front Office System.
Pemasaran & Pelayanan Untuk menghadirkan pelayanan yang berkualitas dan meningkatkan pendapatan, Aerowisata Grup selalu memperhatikan consistency product dan quality services.Untuk memperkuat spirit dan kualitas pelayanan yang lebih bermutu, Aerowisata me-refresh image Perusahaan melalui kegiatan rebranding dan memanfaatkan data pelanggan yang ada dengan menggunakan sistem Customer Relationship Management.
Produksi Dengan kemajuan yang dicapai di bidang SDM, sistem & organisasi, teknologi informasi, serta strategi pemasaran & pelayanan yang diambil dalam memanfaatkan peluang bisnis hospitality pada 2009, Aerowisata telah berhasil mengoptimalkan produksi di keempat divisi bisnisnya.
Hospitality Aerowisata Dengan menyempurnakan kualitas pelayanan hospitality, Aerowisata Grup siap meningkatkan kinerja dan pencapaiannya pada 2010 sesuai dengan visinya untuk menjadi The most preferred Indonesian hospitality business group. Terobosan strategis yang diambil Aerowisata adalah kegiatan rebranding yang menekankan citra profesional, andal dan bersahabat di mata konsumen dan para pemangku kepentingan.
Bersamaan dengan itu, Aerowisata menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, menjalankan ekspansi bisnis, serta mengembangkan Sumber Daya Manusia. Semua ini bertujuan untuk mentransformasikan budaya kerja agar menjadi lebih dinamis dan sesuai perkembangan zaman. Hal ini penting bagi Aerowisata untuk terus tumbuh dan berkembang secara mandiri, tanpa harus bergantung pada situasi dan kondisi bisnis Garuda Indonesia, sebagai induk perusahaan. Memasuki 2010, Aerowisata mengoptimalkan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat posisinya sebagai tulang punggung pariwisata di Indonesia. Aerowisata menawarkan pelayanan berkualitas yang sesuai dengan permintaan pasar serta meningkatkan kerja sama dengan industri sejenis untuk memberikan nilai tambah bagi semua pihak. Kesuksesan 2009 dan rencana program pada 2010 dicapai dengan dukungan seluruh elemen Perusahaan dalam menjalankan bisnis Aerowisata. Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasih kepada manajemen dan karyawan atas komitmen dan kerja kerasnya sehingga Aerowisata mampu mencapai kinerja yang patut dibanggakan. Selamat bekerja dan semoga Aerowisata mencapai kinerja yang lebih gemilang pada 2010. Sejalan dengan tuntutan pasar, Aerowisata melakukan pembenahan berkelanjutan pada keempat divisi bisnisnya. Divisi Hotel & Resort, Aerowisata telah merealisasikan pembangunan dan renovasi di beberapa hotel, seperti Aerotel Irian Biak, Hotel Sanur Beach, Senggigi Beach Hotel, dan Grand Preanger Hotel. Divisi Food Services disamping melakukan pembangunan gudang logistik dan laundry, juga melakukan perbaikan kualitas makanan dan tampilan menu yang disajikan, serta mengimplementasikan program In-flight Service Total Solutions. Divisi Travel & Leisure, Aerowisata mengimplementasikan desain baru pada kantor-kantor penjualannya, peremajaan kendaraan wisata, dan pengembangan Garuda Orient Holidays di Korea dan Jepang. Divisi Transportation Services. Aerowisata melakukan peremajaan armada dan melaksanakan Service Excellent Training guna meningkatkan kualitas pelayanan. Di samping itu Aerowisata melakukan pengembangan bisnis dengan melakukan investasi kepemilikan saham pada PT Citilink dan PT Aero System Indonesia. Atas berbagai langkah dan upaya yang telah direalisasikan, Aerowisata berhasil membukukan pendapatan Rp1,15 triliun dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp76,72 miliar pada 2009. Aerowisata menyadari bahwa prestasi yang dicapai selama 2009 tidak terlepas dari
dukungan dan kerjasama seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak. Dengan semakin mempererat kerjasama dan memaksimalkan koordinasi yang sudah terbangun, kami optimis mampu mencapai visi Aerowisata untuk menjadi kelompok bisnis hospitality pilihan di Indonesia. Melalui visi tersebut, Aerowisata ingin mengomunikasikan kepada publik bahwa Aerowisata: 1. Merupakan grup usaha nasional yang bergerak di bidang industri hospitality dan sektor-sektor usaha terkait lainnya. 2. Merupakan grup usaha hospitality nasional yang mengedepankan unsur kebutuhan dan keinginan pasar yang menghendaki unsur keamanan, kenyamanan, kesehatan, kemudahan, dan kelengkapan produk barang dan jasa dengan standarkualitas yang tinggi. 3. Memiliki varian produk barang dan jasa yang luas dan posisi pasar yang selalu lebih unggul dibandingkan dengan pesaing di industri sejenis. 4. Memiliki merek yang kuat yang disesuaikan dengan ekspektasi konsumen atau klien dalam menentukan pilihan 5. Menjadi barometer pengembangan industri hospitality yang dikelola secara profesional, terintegrasi, dan berdaya saing tinggi saat ini dan di masa depan 6. Memberikan jaminan konsistensi pertumbuhan laba, pendapatan yang optimal, kenyamanan berinteraksi, baik kepada mitra strategis, investor, pemilik saham, maupun pemangku kepentingan lainnya.
Sejalan dengan visi tersebut, Aerowisata mengemban tiga misi utama, yaitu: (1) Menyediakan dan menawarkan solusi profesional untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan segmensegmen hospitality yang menguntungkan melalui produk dan jasa yang berkualitas, inovatif dan berkesinambungan (2) Menjaga dan meningkatkan kepercayaan dalam hubungan bisnis kepada seluruh segmen konsumen dan klien Aerowisata (3) Memberikan nilai tambah dan hasil yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan