LATAR BELAKANG Tingginya angka kematian perinatal dan neonatal saat ini karena masih banyaknya bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah. WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan bayi berat badan lahir rendah (BBL ). BBL adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari !"## gram. ($lmu %esehatan &nak' !##1). (alam memberikan pera)atan pada bayi berat badan lahir rendah harus memperhatikan masalah diantaranya suhu tubuh' pernapasan' alat pen*ernaan makanan yang belum ber+ungsi sempurna' hepar yang belum matang' gin,al masih belum matang' dan perdarahan dalam otak. -alah satu masalah aktual pada bayi berat badan lahir rendah adalah pusat pengatur panas badan masih belum sempurna sehingga bayi beresiko untuk ter,adi hipotermi. Hari pertama kehidupan bayi merupakan saat.saat yang kritis dan memerlukan pengelolaan yang baik. %arena pada saat lahir' kemampuan bayi untuk mengatur produksi panas tubuhnya belum sempurna' maka bayi yang baru lahir selalu mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermi). Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh diba)ah /6'"01(suhu a2illa). &kibat dari hipotermi' bayi akan mengalami stress dingin atau 3*old stress4. -edangkan suhu tubuh bayi normal adalah /6'"01./5'"01 Bila bayi dibiarkan dalam lingkungan suhu yang dingin maka bayi akan kehilangan panas. &kibat suhu yang rendah metabolisme ,aringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah ter,adi asidosis metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen meningkat. -elain itu hipotermi yang ter,adi pada neonatus dapat menyebabkan hipoglikemi. &kibat lain dari hipotermi yaitu dapat menyebabkan ter,adinya perubahan metabolisme tubuh yang berakhir dengan kegagalan +ungsi ,antung' perdarahan' terutama pada paru.paru' ikterus dan kematian. 6engingat begitu banyaknya masalah yang ditimbulkan karena pengaturan suhu BBL yang belum stabil hingga menyebabkan tingginya angka kematian neontal akibat bayi lahir dengan berat badan lahir rendah maka kami dalam kontrak bela,ar ini tertarik untuk mengetahui sistem termoregulasi pada BBL dengan penatalaksanaannya
B. TUJUAN 1. Tu,uan 7mum -etelah menyelesaikan kontrak bela,ar saya mampu memberikan asuhan kepera)atan pada bayi dengan BBL gangguan terumoregulasi 8 hipotermi !. -etelah menyelesaikan kontrak bela,ar' saya mampu 8 a. 6en,elaskan mekanisme pengaturan panas pada bayi BBL b. 6en,elaskan *ara hilangnya panas tubuh bayi BBL *. 6en,elaskan tindakan pen*egahan hipotermi pada bayi BBL d. 6en,elaskan tehnik meningkatkan suhu bayi dengan BBL e. 6elakukan pengelolaan pada bayi dengan BBL yang mengalami gangguan termoregulasi 8 hipotermi yang mempunyai
BAB II
Mekanisme Pengatu an Panas !a"a BBLR -uhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persara+an' dan hampir semua mekanisme ini ter,adi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus. 6ekanisme pengaturan suhu tubuh di hipotalamus disebut termostat hipotalamus. (9uyton' 199#). -edangkan pada Bayi prematur:BBL dengan alat tubuh yang belum sempurna tidak stabil karena pusat ber+ungsi seperti bayi matur memiliki masalah dalam pengaturan suhu tubuh. -uhu tubuh bayi prematur:BBL pengaturan suhu yang belum ber+ungsi sebagaimana mestinya.($lmu %ebidanan' !##!). Bayi prematur *enderung untuk memiliki suhu tubuh yang subnormal. Hal ini disebabkan oleh tidak adaya pengaturan panas pada bayi sebagian disebabkan oleh keadaan imatur dari pusat pengatur panas dan sebagian akibat kegagalan untuk memberikan respon terhadap stimulus dari luar serta disebabkan karena mekanisme kelen,ar keringat yang *a*ad. (-a*harin' 1996). ;engatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya keseimbangan antara panas yang hilang melalui lingkungan' dan produksi panas. %edua proses ini akti+itasnya diatur oleh susunan sara+ pusat yaitu hipotalamus. (9uyton' 199#) (engan prinsip adanya keseimbangan panas tersebut bayi baru lahir akan berusaha menstabilkan suhu tubuhnya terhadap +aktor.+aktor penyebab hilangnya panas karena lingkungan. ;ada saat kelahiran' bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra uterin yang hangat ke lingkungan ekstra uterin yang relati+ lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu tubuh !./01' terutama hilangnya panas karena e<aporasi atau penguapan *airan ketuban pada kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. ;ada BBL mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya ,aringan lemak di ba)ah kulit. %ondisi tersebut akan mema*u tubuh men,adi dingin yang akan menyebabkan respon metabolisme dan produksi panas. (ilmu kebidanan' !##!)
;engaturan panas pada bayi baru lahir berhubungan dengan metabolisme dan penggunaan oksigen. (alam lingkungan tertentu pada batas suhu maksimal' penggunaan oksigen dan metabolisme minimal' karena itu suhu tubuh harus dipertahankan untuk keseimbangan panas. Lingkungan bayi baru lahir harus dipertahankan pada suhu yang tidak menyebabkan peningkatan la,u metabolik yang terlalu besar untuk mempertahankan suhu tubuh bayi tersebut. Bayi yang prematur dapat menghamburkan oksigen dan kalori yang sangat berharga hanya untuk melaksanakan +ungsi ini. (=arer' 1999) ;ada bayi prematur lemak subkutannya kurang dan epidermis lebih tipis dan transparan. ;embuluh darah pada bayi sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan semua ini diba)ah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu. ;enguapan akan bertambah akibat kurangnya ,aringan lemak ba)ah kulit. -erta produksi panas yang berkurang karena lemak *oklat yang belum *ukup. ($lmu kebidanan' !##!) %elenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga akan memper*epat hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi pan,ang badan bayi' perbandingan permukaan tubuh dengan berat badan dari usia bayi' yang semua ini dapat mempengaruhi batas suhu normal. Bayi prematur dengan permukaan tubuh yang relati+ lebih luas dibandingkan dengan berat badan dan otot yang tidak akti+ (masih hipotonik) menyebabkan suhu tubuh yang tidak stabil. ;ada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBL ) ,aringan adiposa sedikit dan kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih panas untuk men*apai suhu yang normal. ($lmu kebidanan' !##!) >ika suhu lingkungan turun diba)ah suhu yang rendah' bayi akan merespon dengan meningkatkan oksigen dan memperbesar metabolisme sehingga akan meningkatkan produksi panas. Bila bayi berada ditempat terbuka dengan lingkungan yang dingin dapat menyebabkan habisnya *adangan glikogen dan menyebabkan asidosis.
B.
P #"uksi !anas atau T$e m#genesis Bayi pre term:BBL *enderung gagal untuk menghasilkan panas yang adekuat disebabkan tidak adanya ,aringan adiposa *oklat (yang mempunyai akti<itas metabolik yang tinggi)' perna+asan yang lemah dengan
pembakaran oksigen yang buruk' akti<itas otot yang buruk dan masukan makanan yang rendah. (-a*harin' 1996) Bayi mempunyai mekanisme +isiologi untuk meningkatkan produksi panas dipengaruhi oleh karena 8 a. Basal 6etabolisme ate Basal metabolisme rate adalah ,umlah energi yang digunakan tubuh selama istirahat mutlak dan keadaan sadar. ;ada bayi baru lahir' gerakan tubuh' menggigil merupakan mekanisme penting untuk memproduksi panas. 9erakan menggigil ter,adi ketika reseptor kulit menurun pada suhu lingkungan yang dingin' dan kondisi tersebut akan diteruskan kesusunan sara+ pusat yang akan menstimuli sistem sara+ simpatis untuk menggunakan *adangan lemak *oklat' yang merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin. ;elepasan norephineprin oleh kelen,ar adrenal dan sara+ lokal berakhir pada lemak *oklat yang menyebabkan trigliserid dapat dimetabolisme men,adi gliserol dan +atty a*id (asam lemak). Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. >ika suplai lemak *oklat habis maka respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan berkurang. Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya oksigen' glukosa' &denosin Tri ;hospat (&T;) dan kemampuan bayi untuk mengubah men,adi panas. b. &kti+itas otot 6enggigil adalah bentuk dari akti+itas otot yang disebabkan karena suhu yang dingin. ;roduksi panas ter,adi melalui peningkatan metabolisme rate dan akti+itas otot. >ika bayi tidak menggigil berarti metabolisme rate pada bayi sudah *ukup. *. Thermogenesis %imia)i (isebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh rangsang sara+ simpatis.
C.
A%i an Da a$ ke Ku%it %e*epatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas yang disalurkan dari inti tubuh ke kulit sangat e+isien. @+ek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti tubuh permukaan kulit menggambarkan peningkatan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh karena itu
"
3%ulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang e+ekti+ 3' dan aliran darah ke kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling e+ekti+ dari inti tubuh ke kulit. (engan meletakan bayi telungkup didada ibu akan ter,adi kontak kulit langsung ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan sumber panas yang baik bagi bayi.
D.
&akt# '(akt# )ang mem!enga u$i t$e m#genesis !a"a *a)i Hipotermi dapat ter,adi setiap saat apabila suhu sekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan dengan tepat' terutama pada masa stabilisasi yaitu 6.1! ,am pertama setelah lahir. 1ontoh' ter,adi hipotermi karena bayi baru lahir dibiarkan basah dan telan,ang selama menunggu plasenta lahir. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermi. Hal ini disebabkan oleh karena 8 a. b. *. d. e. +. g. h. ;usat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum ber+ungsi dengan sempurna ;ermukaan tubuh bayi relati+ lebih luas Tubuh bayi terlalu ke*il untuk memproduksi dan menyimpan panas Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar tidak kedinginan Lemak sub*utan sedikit dan @pidermis tipis ;embuluh darah mudah dipengaruhi suhu lingkungan %elenturan tubuh bayi menurun >aringan adiposa sedikit
E.
Hi%angn)a Panas "a i Tu*u$ Ba)i Hilangnya panas pada bayi merupakan keadaan yang merugikan' karena itu suhu tubuh normal pada bayi harus dipelihara. %ehilangan panas pada BBL akan meningkat karena adanya permukaan tubuh yang se*ara relati+ lebih besar dan tidak adanya lemak sub*utan. (-a*harin' 1996). 6enurut buku 6aternal and Aeonatal Aursing' 199?' hilangnya panas pada bayi baru lahir melalui empat *ara yaitu 8 a. adiasi adiasi yaitu 8 trans+er panas dari bayi kepermukaan yang lebih dingin' dan obyek yang tidak berhubungan langsung dengan bayi.
Hal tersebut dapat diartikan' panas tubuh bayi meman*ar ke lingkungan sekitar bayi yang lebih dingin. 1ontoh 8 udara dingin pada dinding luar dan ,endela dan penyekat tempat tidur bayi yang dingin b. @<aporasi @<aporasi yaitu 8 hilangnya panas ketika air dari kulit bayi menguap. %ondisi tersebut disebabkan karena adanya *airan ketuban yang membasahi kulit bayi menguap. 1ontoh 8 Bayi lahir tidak langsung dikeringkan dari *airan ketuban' -elimut atau popok basah bersentuhan dengan kulit bayi. *. %onduksi %onduksi yaitu 8 trans+er panas yang ter,adi ketika bayi kontak langsung dengan permukaan obyek yang dingin. ;ernyataan tersebut dapat di,elaskan bah)a pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin. 1ontoh 8 Tangan pera)at yang dingin' tempat tidur' selimut' stetoskop yang dingin d. %on<eksi %on<eksi yaitu 8 Hilangnya panas pada bayi yang ter,adi karena aliran udara yang dingin menyentuh kulit bayi Hal tersebut ter,adi karena aliran udara sekliling bayi yang dingin. 1ontoh 8 Bayi diletakan didekat pintu atau ,endela yang terbuka' aliran udara dari pipa &1.
F.
Res!#n Ba)i te $a"a! Hi!#te mi ;ada saat suhu kulit mulai turun' thermoreseptor menyebarkan impuls kesusunan sara+ pusat' distimuli sistem sara+ simpatis' norephineprin dilepaskan oleh kelen,ar adrenal dan sara+ setempat yang berakhir dengan lemak *oklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.
G.
Peni%aian Hi!#te mi Ba)i Ba u La$i a. 9e,ala Hipotermi Bayi Baru Lahir Bayi tidak mau minum atau menetek Bayi tampak lesu atau mengantuk sa,a
b.
Tubuh bayi teraba dingin (alam keadaan berat' denyut ,antung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras(-kleremia)
Tanda.Tanda Hipotermi -edang (-tress (ingin) &kti+itas berkurang' letargis Tangisan lemah %ulit ber)arna tidak rata %emampuan menghiisap lemah %aki teraba dingin -ama dengan hipotermi sedang Bibir dan kuku kebiruan ;erna+asan lambat ;erna+asan tidak teratur Bunyi ,antung lambat -elan,utnya metabolik mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis
*.
d.
Tanda.Tanda -tadium Lan,ut Hipotermi 6uka' u,ung kaki dan tangan ber)arna merah terang Bagian tubuh lainnya pu*at %ulit memgeras dan timbul kemerahan pada punggung' kaki dan tangan (-klerema)
H.
Tin"akan Pen+ega$an Hi!#te mia Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal. ;enelitian oleh -*opes dan &hmad (1996) menun,ukkan bah)a suhu lingkungan (rentang thermonertal) terletak antara /1 dan /"01. kehilangan panas tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam kelembaban relati+ dalam rentang termonetral ini' tetapi kehilangan panas dapat dikurangi ,ika suhu lebih rendah dan kelembaban yang relati+ meningkat. (-a*harin' 1996) 1ara lain dapat digunakan misal inkubator ser<o*ontrol yangmemberikan pengaturan suhu yang lebih peka. ;engkurur thermister
dilekatkan pada kulit bayi sehingga setiap perubahan dalam suhu tubuh akan memerlukan penyesuaian terhdap suhu inkubator. Bayi berat rendah yangdira)at dalam suatu tempat tidurterbuka ,uga memerlukan pengendalian lingkungan se*ara seksama. -uhu pera)atan harus di atas !"01 bagi bayi dengan berat sekitar !### gr dan sampai /#01 untuk bayi dengan berat kurang dari !### gr. (-a*ahrin' 1996) 7paya men*egah hipotermi pada bayi baru lahir sangat penting dan merupakan prioritas agar bayi terhindar dari kondisi yang tidak dikehendaki. 7ntuk men*egah ter,adinya hipotermia pada bayi baru lahir perlu dilakukan upaya pen*egahan yaitu 8 a. $bu melahirkan bayi ditempat yang hangat uangan tempat ibu melahirkan harus hangat dan tertutup dengan sirkulasi udara yang *ukup baik serta penyinaran *ukup terang. b. -egera mengeringkan tubuh bayi Bayi lahir dengan tubuh basah oleh ketuban akan memper*epat ter,adinya penguapan dan bayi lebih *epat kehilangan panas tubuh' akibatnya dapat timbul serangan dingin(*old stress) Bayi baru lahir yang kedinginan biasanya tidak memperlihatkan ge,ala menggigil oleh karena pusat pengatur suhunya belum sempurna. Hal ini menyebabkan ge,ala a)al hipotermi yang sering tidak terdeteksi oleh ibu atau pera)at. 7ntuk men*egah timbulnya serangan dingin tindakan yang dilakukan yaitu 8 -etelah lahir bayi diletakan pada tempat yang diberi alas haduk kering' bersih dan hangat -egera keringkan bayi dengan haduk' lakukan dengan tepat mulai dari kepala kemudian seluruh tubuh. Bila handuk basah harus diganti yang kering' bersih dan hangat. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat bayi diberi topi atau tutup kepala dan diberi kaos tangan dan kaos kaki. *. -egera letakan bayi pada dada ibu. %ontak langsung kulit ibu dan bayi agar mendapatkan kehangatan. $bu merupakan sumber panas yang baik bagi bayi baru lahir.
d. 6enunda memandikan bayi. 6emandikan bayi dilakukan setelah suhu tubuh bayi setabil' bayi tampak akti+ dan sehat. 6emandikan bayi ditunda selama !? ,am setelah kelahiran.
I.
Teknik meningkatkan su$u *a)i. a. b. c. d. Bayi ditempatkan pada inkubator dengan yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu. 1ou<es yang diberi lampu penghangat. 6embedong bayi . 6etode kanguru.
1#
A. HASIL STUDI KASUS KLIEN DENGAN BBLR By ny & ( umur / hari ) dira)at di -( .& %& T$A$ ruang &nyelir. ). (ari hasil pengka,ian uang Bersalin se,ak tanggal !6 Ao<ember !#11 yang lalu karena prematur ( kehamilan !9 minggu) dengan berat badan lahir rendah ( BBL didapatkan by & lahir pada tanggal !6 Ao<ember !#11 di 1!## gram ;B /" *m' L% /# *m dan L( !6 *m. (ari pengka,ian keadaan umum bayi sadar' kurang akti+' tangis kurang kuat' Berat Badan -ekarang 1!## gram' +rekuensi na+as ?? kali : menit' suhu /"'"01' H 1?B2:mnt' tidak ada retraksi otot. otot perna+asan' bunyi na+as <esikuler' terdengar bunyi ,antung $ D $$ murni' hepar lien tak teraba' genetalia bersih' ekstremitas gerak kurang akti+' *apillary re+ill E / 3' kulit kemerahan 'transparan' lemak sub kutan kurang' re+leks hisap dan menelan masih lemah' terpasang A9T. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 1/'9 gr F' Ht ?! F' Leukosit B' !B# :mmk' Trombosit 1B1.### :mmk' ;engobatan yang diberikan O! head bo2 6#F dalam head bo2' in+use (1#F B tts pmt mikro' in,eksi *e+ota2im ! 2 5" mg dan diet &-$ 1! 2 1# **:!? ,am. (ari hasil pengka,ian diatas' setelah dianalisa mun*ul masalah resiko tak e+ekti+nya pola perna+asan' gangguan termoregulasi hipotermi dan resiko in+eksi. ;ada bayi & telah diberikan pera)atan selama / hari dengan menga)asi tanda.tanda distres perna+asan' pemberian O! 6# F dalam head bo2' memposisikan kepala lebih tinggi' memonitor suhu' meletakkan bayi dalam bo2' memonitor suhu' memberikan pemanas: lampu penghangat 1## )att pada bo2 bayi' memberikan &-$ per sonde' mengganti popok yang basah' memakai ba,u khusus dan men*u*i tangan sebelum dan sesudah mera)at bayi' mengobser<asi tanda in+eksi' mengganti balutan tali pusat dengan kassa steril dan memberikan antibiotik sesuai program. -etelah dilakukan tindakan kepera)atan selama / hari bayi Ay. & tidak ter,adi gangguan pola na+as' suhu tubuh stabil tidak ada gangguan termoregulasi' tidak ter,adi in+eksi dan kadar bilirubin meningkat.
11
,. DISKUSI DENGAN KELUARGA - IBU . Ay & mengatakan se,ak kehamilannya tidak ada masalah dengan kandungannya. ;emeriksaan kehamilan dilakukan se*ara teratur di bidan. Begitu pula dengan kehamilannya yang pertama ,uga tidak ada masalah dan sekarang tumbuh normal. Tetapi kehamilannya yang sekarang usia baru B bulan sudah merasa ken*eng.ken*eng dan akhirnya melahirkan di 6a)ar -7( uanga .& %artini. Ay. & berpendapat mungkin ini karena +aktor
kelelahan karena sampai usia kehamilan B bulan Ay. & belum mengambil *uti di tempat ker,anya. -ekarang Ay. & tetap memberikan &-$nya pada bayinya dengan *ara diperas untuk diberikan le)at sonde. D. PERMASALAHAN 1. Bagaimanakah termoregulasi pada bayi BBL yang tidak ditempatkan dalam inkubator G !. Bagaimanakah pen*egahan agar tidak ter,adi hipotermi pada BBL G /. Bagaimanakah tehnik yang dipergunakan untuk meningkatkan suhu tubuh bayi dengan BBL G ?. ;erlukah orang tua diberi tahu' bah)a &-$ dapat memper*epat peningkatan BB bayi' dan *ara mera)at payudara agar produksi &-$ dapat men*ukupi kebutuhan bayinya.
1!
BAB I/ PEMBAHASAN (alam bab ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai
permasalahan yang dimun*ulkan sesuai dengan kontrak bela,ar yang ingin penulis *apai. ;embahasan menga*u pada pengelolaan kasus resume yaitu pada bayi & dengan BBL . gangguan uang lingkup pembahasan sesuai dengan tu,uan yang tertulis yang mengalami yaitu dengan hipotermi. Teknik pembahasan pada kontrak bela,ar yaitu mengenai pengelolaan bayi BBL termoregulasi
menggunakan pendekatan kasus di klinik dan membandingkannya dengan teori yang ada dalam tin,auan teori. 6enurut =arrer (1999) Bayi berat lahir rendah (BBL ) adalah bayi yang ketika dilahirkan mempunyai berat badan kurang dari !"## gram. Berat yang lahir rendah ini dapat disebabkan oleh kelahiran prematur atau retardasi pertumbuhan intrauteri. -edangkan pada bayi $ ini berat badan saat dilahirkan sebesar 19## gram dengan usia gestasi /? minggu saat dilahirkan. BBL ini bisa dikategorikan kedalam BBL dengan kelahiran prematur. -edangkan penyebab ter,adinya kelahiran prematur ini menurut diskusi dengan $bu karena +aktor kelelahan yaitu beban ker,a saat hamil. %arena $bu merasa tidak ada kelainan dengan kesehatannya. (ari berbagai problematika pada bayi prematur bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat.alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun +isiologiknya maka mudah timbul beberapa kelainan diantaranya pengaturan suhu yang tidak stabil ($lmu kebidanan' !##!). Termostat hipotalamus yang berperan sebagai pusat pengatur suhu tubuh pada BBL belum ber+ungsi sebagaimana mestinya. Hal ini sebagai salah satu )u,ud belum sempurnanya +ungsi organ.organ di dalam tubuh bayi BBL . BBL akan *epat kehilangan panas badan men,adi hipotermia' karena pusat pengaturan panas belum ber+ungsi dengan baik. -uhu rektal bayi diba)ah /"01 diartikan sebagai hipotermia' tapi dalam prakteknya setiap suhu yang lebih rendah dari /601 sudah memerlukan perhatian khusus dan pelaksanaan prosedur untuk mempertahankan panas tubuh. (=arrer' 1999). -edangkan menurut hasil diskusi dengan pera)at di ruang ;$17.A$17 $bu & mengatakan bah)a kategori hipotermi ,ika suhunya diba)ah /6'"01 dan belum dikatakan normal ,ika belum
1/
melebihi angka ini. -edangkan pada studi kasus ini By. & didapatkan data mempunyai suhu rektal sebesar /"'"0 1 dengan kondisi yang lemah' kurang akti+' tangisan lemah' tidak bisa menghisap susu saat dirangsang dan seluruh tubuhnya terutama akral teraba dingin. Tanda.tanda ini telah menun,ukkan bah)a By. & telah mengalami hipotermi. Hal ini sesuai dengan =arrer (1999) yang menyatakan bah)a bayi yang menderita hipotermia tampak lemah dan letargik' tidak mau menghisap susu dan terasa dingin ketika disentuh. >ika tidak diatasi keadaan hipotermia dapat menimbulkan neonatal *old in,ury dimana ter,adi edema yang padat (sklerema)' 3marble baby4 yaitu suatu keadaan serius yang kerapkali +atal. ;ada saat pengka,ian didapatkan data suhu rektal by. & sebesar /"'"0 1 dan berada di dalam bo2:*ou<es tanpa adanya lampu penghangat. ;ada a)al masuk ruang ;B T' By. & ini dengan BB 1!## gram tidak ditempatkan dalam inkubator karena kedua inkubator yang ada sedang digunakan. 6elainkan ditempatkan didalam *ou<es yang disertai dengan lampu penghangat sebesar 1## )att. ;ada saat pengka,ian By. & sudah tidak diberikan lampu penghangat. Berdasarkan diskusi alasan dihentikannya pemberian lampu penghangat karena suhu By. & sudah stabil yaitu diatas /6'" 01 dimana pada suhu ini sudah dianggap normal. Tetapi' ternyata saat melakukan pengka,ian melalui pengukuran suhu rektal ditemukan suhu By. & kurang dari nilai normal yaitu /"'"0 1. Hasil ini menun,ukkan bah)a pada bayi dengan BBL dan prematur memang belum mempunyai suhu yang stabil. Hal ini sesuai dengan pernyataan -a*harin (1996) yang mengemukakan bah)a bayi pre.term mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh yang tetap dan mudah ter,adi <ariasi suhu. -emua mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL ter,adi melalui pusat pengaturan tidak suhu yang terletak pada hipotalamus. -uhu tubuh bayi prematur:BBL
stabil karena pusat pengaturan suhu yang belum ber+ungsi sebagaimana mestinya.:immatur.($lmu %ebidanan' !##!). Hal ini sebagian disebabkan akibat kegagalan untuk memberikan respon terhadap stimulus dari luar serta mekanisme kelen,ar keringat yang *a*ad.(-a*harin' 1996). -elain itu ,uga diakibatkan karena kesulitan BBL dalam mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya ,aringan lemak di ba)ah kulit' permukaan tubuh yang relati+ lebih luas dibandingkan dengan berat badan' otot yang tidak akti+' produksi panas yang berkurang oleh karena lemak *oklat yang belum *ukup. ($lmu %ebidanan' !##!).
1?
Bayi prematur (By. &) mudah dan *epat sekali menderita hipotermi bila berada di lingkungan yang dingin. %ehilangan panas pada By. & ini disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relati+ lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan' kurangnya ,aringan lemak di ba)ah kulit dan kekurangan lemak *oklat. %ehilangan panas pada By. & ini dapat ter,adi dengan *ara radiasi seperti ke dinding ruangan yang dingin' evaporasi seperti kulit yang basah ke udara ruangan ;B T yang ke*il' konduksi seperti kain popok yang basah dan konveksi seperti aliran udara yang dingin:&1 di ruangan. ;ada saat By. & mengalami kehilangan panas men,adi hipotermi (/"'"01) maka akan ter,adi suatu respon thermogenesis dimana thermoreseptor menyebarkan impuls ke susunan sara+ pusat yang distimuli oleh sistem sara+ simpatis' norephineprin dilepaskan oleh kelen,ar adrenal dan sara+ setempat yang berakhir dengan lemak *oklat dimetabolisme untuk memproduksi panas atau thermogenesis. 7paya ini se*ara +isiologi dilakukan dengan *ara meningkatnya Basal 6etabolisme rate' akti+itas otot dan thermogenesis %imia)i. -alah bentuk per)u,udannya adalah badan bayi yang menggigil. -aat pengka,ian ditemukan By. & dalam keadaan dingin dan menggigil. 6enggigil ini merupakan mekanisme penting untuk memproduksi panas' yang akan menstimuli sara+ simpatis menggunakan lemak *oklat. Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Oksidasi asam lemak tergantung tersedianya oksigen' glukosa' &T; dan kemampuan bayi untuk mengubah men,adi panas. >ika terpapar dingin terus menerus akan menyebabkan habisnya *adangan glikogen dan menyebabkan asidosis yang bisa semakin menghabiskan *adangan energi. ;enggunaan oksigen yang berlebihan dan peningkatan la,u metabolisme akan semakin meningkatkan beban ker,a. -ehingga untuk men*egah hipotermi' perlu diusahakan lingkungan yang *ukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi oksigen paling sedikit' sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Tetapi tidak perlu meningkatkan suhu tubuh se*ara *epat. %arena hal ini dapat mengarah pada timbulnya hiperpireksia yang berkaitan dengan adanya peningkatan ke*epatan metabolisme dan peningkatan kebutuhan akan oksigen. BBL harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal. -*opes dan &hmad mengemukakan bah)a suhu lingkungan terletak antara /1 dan /" 01. untuk mempertahankan suhu tubuh BBL dapat dilakukan dengan pera)atan di
1"
inkubator. -uhu dalam inkubator ,ika berat badan kurang dari ! kg adalah /" 01 dan untuk bayi dengan berat badan ! D !'" kg /? 01 agar dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar /5 01. ($lmu kebidanan' !##!). 7ntuk inkubator ser<o*ontrol mampu memberikan pengaturan suhu yang lebih peka. ;engukur thermistor dilekatkan pada kulit bayi sehingga setiap perubahan dalam suhu tubuh akan memerlukan penyesuaian terhadap suhu inkubator. (-a*harin' 1996). Bila inkubator tidak ada pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi yang disertai dengan pemanas di dalam bo2. Bila BBL dira)at di temapt tidur terbuka' suhu pera)atan harus diatas !"0 1 bagi bayi dengan BB !### gr dan /#0 1 untuk bayi dengan BB kurang dari !### gr. ;era)atan yang telah dilakukan pada By. & di ruang ;$17.A$17 sehubungan dengan pemeliharan suhu tubuhnya yang belum stabil yaitu dengan *ara menempatkan bayi di dalam bo2 atau *ou<es yang ditutup dengan minimalis dan disertai lampu penghangat sebesar 1## )att. Tindakan lain untuk mempertahankan kestabilan suhu tubuh adalah dengan mengganti ba,u' selimut' atau popok yang basah karena B&% dengan segera' memandikan bayi dengan air hangat dengan *epat' memberikan minyak telon:penghangat' membedong bayi agar hangat serta melakukan monitor pengukuran suhu. -elama dilakukan pera)atan' suhu tubuh By. & mampu dipertahankan sekitar /6'" o . /5 o 1.
16
BAB / PENUTUP A. KESIMPULAN BBL merupakan suatu keadaan dimana berat lahir bayi kurang dan dapat dikategorikan prematuritas murni dan dismaturitas. !"## gram. BBL
;enyebab BBL dapat berasal dari +a*tor ibu' +a*tor plasenta dan +a*tor ,anin. 6asalah pokok bayi berat lahir rendah salah satunya adalah pengaturan suhu badan bayi agar tidak ter,adi hipotermia. ;ada bayi baru lahir perlu sekali diperhatikan pemantauan suhu tubuh karena dengan berubahnya lingkungan bayi dari intra uterin yang hangat ke ekstra uterine yang dingin dapat menimbulkan gangguan terumoregulasi 8 hipotermi pada bayi' terutama pada bayi dengan BBL dimana pusat pengatur suhu tubuh yaitu hipotalamus ,uga belum terbentuk dengan sempurna:immatur. B. SARAN 1. Bila bayi dengan indikasi BBL yang dira)at didalam *ou<es:bo2 yang belum hendaknya selalu diberikan lampu penghangat meskipun suhunya telah men*apai /6'"0 1 karena dengan pertimbangan suhu BBL stabil. !. 6eskipun bayi sudah berada di dalam bo2:*ou<es yang disertai dengan lampu penghangat hendaknya selalu dilakukan monitor suhu tubuh. /. Hendaknya selalu memonitor adanya kain yang basah dan membedong bayi untuk men,aga kehangatan pada bayi.
15
1. E0PERT I -" SPESIALIS ANAK " .G. 6enurut e2pert $' ( dr. 9 )' mengatakan BBL dapat disebabkan oleh di+okuskan untuk +aktor ibu dan +aktor ,anin. ;enanganan pada BBL
mempertahankan kestabilan termoregulasi' perna+asan dan pen*egahan in+eksi. Hal ini dikarenakan +ungsi organ tubuh yang belum sempurna. (iantaranya +ungsi paru yang belum matur sehingga perna+asan ,uga men,adi prioritas selain mempertahankan suhu di atas /6'"01 yaitu dengan pemberian O!. 7ntuk pen*egahan in+eksi pada BBL diberikan antibiotik. -elain itu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap' elektrolit' glukosa' kadar bilirubin dan +oto torak untuk mengetahui pengembangan parunya. 2. E0PERT II -PERA3AT IBU S. @2pert $$ ( $bu - )' mengemukakan bah)a BBL dapat dikategorikan bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya atau bayi yang masa gestasinya memang kurang dari /5 minggu atau yang disebut prematur. ;era)atan bayi prematur BBL harus benar.benar diperhatikan kestabilan pengaturan suhu. (i ruang ;$17.A$17 suhu dianggap normal ,ika lebih dari /6'"01. 7ntuk bayi dengan berat badan rendah diprioritaskan pera)atan di inkubator untuk mempertahankan kestabilan suhu tubuh. >ika bayi BBL ditempatkan di dalam bo2 dapat diberikan lampu penghangat untuk mempertahankan suhu tubuh bayi. %emudian untuk penghentian pemberian penghangat' lampu pemanas dapat dimatikan satu persatu agar bayi mampu unutk beradaptasi terhadap perubahan suhu.
1B
DA&TAR PUSTAKA
1. Berhman' %liegman H &r<in. (1996). I%mu Kese$atan Anak Ne%s#n. &lih Bahasa 8 &. -amik Wahab. >ilid 1. >akarta 8 @91. !. &.H 6arkum. (!##!). I%mu Kese$atan Anak. >akarta 8 =%7$ /. -ta+ penga,ar $%& =%7$. (199"). I%mu Kese$atan Anak. >ilid /. >akarta 8 $%& =%7$. ?. ;ersis 6ary Hamilton. (1999). Dasa '"asa Ke!e a4atan Mate nitas. @disi !. >akarta 8 @91. ". ;urna)an'>'dkk ( 19B9 . Ka!ita Se%ekta Ke"#kte an' @disi !' >akarta 8 6edia &eus*ulapius =%7$ 6. Iayasan Bina ;ustaka -ar)ono ;ra)irohar,o. (!##!). Buku A+uan Nasi#na% Pe%a)anan Kese$atan Mate na% "a Ne#nata%' ,akarta 8 >A;%% .;O9$. 5. Iayasan Bina ;ustaka -ar)ono ;ra)irohar,o. (!##!). I%mu Ke*i"anan' ,akarta 8 >A;%% .;O9$. B. 6o*htar' ustam. (199B).Sin#!sis O*stet i 5 O*stet i (isi#%#gi6 #*stet i !at#%#gi' edisi !' ,akarta 8 @91..
19