Anda di halaman 1dari 26

CASE REPORT SESSION PEMERIKSAAN SIDIK TIROID PADA PASIEN HIPERTIROID

OLEH: MUHAMMAD ABDUL AZIZ SALSABILA FIRDAUSIA TANIA PUTRI RIYANDINI

IDENTITAS UMUM
Nama : Tn. R Usia : 51 tahun Alamat : Lampung Pekerjaan : Petani/Kebun Tanggal Pemeriksaan: 22 Januari 2013

ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA Cepat lelah jika bekerja Sejak 1 bulan SMRS pasien merasa lebih cepat lelah dalam bekerja, keluhan semakin bertambah parah hingga 10 hari SMRS pasien tidak sanggup untuk bekerja. Pasien juga merasakan pandangan berkunang-kunang, sering pusingpusing, sakit kepala dan pegal-pegal. Keluhan berdebardebar, gemetar, sering berkeringat, nafsu makan meningkat, dan berat badan turun ada. Keluhan sesak nafas, batuk, nyeri dada yang menjalar sampai tangan kiri dan punggung, perubahan emosi tidak ada.

Karena keluhan tersebut os berobat ke dokter spesialis dan diberi obat PTU dan propanolol, kemudian os dirujuk ke kedokteran nuklir RSHS. Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal. Riwayat kencing manis disangkal. Penderita memiliki tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, namun tidak kontrol teratur. Riwayat asma, sering batuk bila cuaca dingin disangkal. Riwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum Kesadaran : Compos mentis Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 60 kg Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi : 100x/ menit Respirasi : 24x/ menit Suhu : afebris

Pemeriksaan Umum (Status Interna) Kulit : Dalam batas normal Kepala


Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, eksoftalmus -/ Hidung, telinga, mulut : dalam batas normal

Leher
KGB tidak membesar JVP tidak meningkat Kelenjar tiroid teraba membesar difusa, konsistensi lunak, mudah digerakkan ukuran: kiri kanan 4 x 3 cm lobus kiri 4x 3 cm bruit (-)

Thorax : jantung dan paru dalam batas normal Abdomen : Datar, lembut Hepar/lien tidak teraba Ruang traube kosong BU (+) normal Extremitas : KGB aksila tidak membesar KGB inguinal tidak membesar Edema -/-, sianosis -/ Fine tremor +/+

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Wayne Index : 21 T3 :1.7 nmol/L T4 :2.5 ng/dl TSHs : 0.2 ulu/ml Deskripsi: Kadar hormon T3 normal, sedangkan kadar T4 tinggi disertai dengant TSH sensitif rendah. Sidik Tiroid Dari pencitraan, tampak kedua lobi membesar dengan distribus radioaktivitas rata. Kesimpulan : Struma difusa toksik

DIAGNOSIS KERJA Struma difusa toksik

PENATALAKSANAAN PTU 3x100 mg Propanolol 3x40 mg

ANATOMI
terletak tepat di bawah kedua sisi laring dan terletak di sebelah anterior trakea menghasilkan dua macam hormon, yaitu tirotoksin dan triodotironin (T3 dan T4) Terdiri atas folikel-folikel tertutup yang dipenuhi koloid

Hormon Tiroid
Tahap pertama pembentukan hormon tiroid adalah pengangkutan iodida dari darah ke dalam sel dan folikel kelenjar tiroid. Selanjutnya iodida diubah menjadi bentuk iodium yang teroksidasi. Iodium yang teroksidasi akan berikatan langsung secara lambat dengan asam amino tirosin.

Tirosin mula-mula diiodinasi menjadi mono iodotirosin., dan selanjutnya menjadi diiodotirosin. Proses ini diikuti oleh coupling diiodotirosin satu sama lainnya. Hasil dari reaksi ini adalah terbentuknya molekul tiroksin yang merupakan bagian dari tiroglobulin. Setelah disintesis, hormon tiroid memulai perjalanannya. Tiap molekul tiroglobulin mengandung 1 hingga 3 molekul tiroksin. Dalam bentuk ini, hormon tiroid disimpan dalam folikel dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh normal terhadap hormon tiroid selama 2-3 bulan.

FUNGSI HORMON TIROID DALAM JARINGAN


Meningkatkan sintesa protein Efek terhadap pertumbuhan Efek pada metabolisme karbohidrat Efek pada metabolisme lemak Efek pada plasma dan lemak hati. Efek pada laju metabolisme basal Efek pada berat badan Efek pada sistem kardiovaskular Efek pada sistem respirasi Efek pada saluran cerna Efek pada sistem saraf pusat Efek pada terhadap fungsi otot Efek pada tidur

Hipertiroidisme
hiperfungsi kelenjar tiroid yang mengakibatkan kadar hormon tiroid dalam darah meningkat Kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folokel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel lebih meningkat

setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dan penelitian ambilan iodium radioaktif menunjukan bahwa kelenjar-kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormon tiroid dengan kecepatan 5-15 kali lebih besaar konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih kecil antibodi imunologlobulin yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor membran yang mengikat TSH.

Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi terus menerus dari sistem cAMP dalam sel, dan hasil akhirnya adalah timbulnya hipertiroidisme. Tingginya sekresi hormon tiroid yang diebabkan oleh antibodi tsb selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Hipertiroidisme kadang juga disebabkan oleh adanya adenoma setempat

Keluhan dan gejala hipertiroid antara lain : keringat sangat banyak, jantung berdebardebar, tremor (jari-jari tangan bergetar), berat badan turun, cepat cape, gelisah/tidak tenang, tidak tahan cuaca panas/ selalu merasa kepanasan, bisa terjadi kelumpuhan tungkai yang bersifat periodic, sukar tidur, kelenjar tiroid membesar, bola mata menonjol dan mengeluh sering buang air besar.

SIDIK KELENJAR TIROID (Thyroid Scintigraphy)


untuk menguji fungsi kelenjar tiroid dengan menguji persentase penangkapan radioaktif pada waktu-waktu tertentu Indikasi Evaluasi nodul tiroid Evaluasi pembesaran kelenjar tiroid tanpa nodul yang jelas Evaluasi jaringan tiroid ektopik atau sisa pasca-operasi Evaluasi fungsi tiroid

Radiofarmaka NaI-131, dosis 300 uCi, diberikan peroral NaI-123, dosis 500 uCi, diberikan per oral 99mTc-pertechnetate, dosis 2-5 mCi, diberikan i.v. Persiapan Bila yang digunakan radiofarmakan NaI-131 atau NaI-123, pasien dipuasakan selama 6 jam. Obatobat yang mengandung iodium atau hormon tiroid dihentikan selama beberapa waktu.

Tatalaksana
Pencitraan dilakukan 10-15 menit setelah penyuntikan 99mTc pertechnetate i.v, atau 6 jam setelah minum NaI-123 atau 24 jam setelah minum NaI-131. Pasien tidur telentang di bawah kamera gamma dengan leher dalam keadaan ekstensi; pencitraan statik dilakukan pada posisi AP (kalau perlu oblik kiri atau kanan); Proses pencitraan berlansung selama 10-15 menit

Penilaian
Normal seperti gambaran kupu-kupu, terdiri dari lobus kanan dan kiri masingmasing sebesaar ibu jari tangan orang dewasa, dengan ismus yang menghubungkan keduanya. Distribusi radioaktivitas di kedua lobi rata. Bila kedua lobi membesaar difus/homogen, (distribusi radioaktif rata) disebut sebagai struma difusa.

bila ada nodul (tunggal atau ganda) struma nodusa atau multinodusa. Nodul yang menangkap radioaktivitas lebih tinggi dari jaringan sekitarnya disebut nodul panas (hot nodule) atau hiperfungsional nodul yang kurang atau tidak menangkap radioaktivitas disebut nodul dingin (cold nodule)/ nodul hipofungsional. Nodul yang menangkap radioaktivitas sama dengan jaringan sekitarnya disebut nodul hangat (warm nodule). Nodul panas pada umumnya identik dengan nodul tiroid otonom; 10-30% nodul dingin ditemukan pada proses keganasan tiroid sedangkan sisanya kista tiroid; nodul hangat tidak mempunyai arti klinis yang berarti.

Obat-obat tertentu, terutama yang mengandung iodium dan hormon tiroid, akan mengganggu pencitraan.
Nama obat 1. Obat yang mengandung iodium (Sol. Lugol, betadine, kontras Lama penghentian Minimal 4 minggu

radiologi) 2. Obat-obat antitiroid (neomercazole, PTU) 3-5 hari

3. Hormon tiroid T4
4. Hormon tiroid T3

4 minggu
1 minggu

Anda mungkin juga menyukai