Keluhan Utama
Umumnya mrp informasi pertama yg didapat dari pasien mengenai gejala atau masalah yg dirasakannya Keluhan utama hendaknya dicatat sesuai dg bahasa pasien Pasien diupayakan utk menyatakan sec lisan masalahnya dan keinginan untuk meredakannya
Data demografis melihat karakter pasien Riwayat Medis yg berkaitan dg perawatan yg akan dijalani (spt hipertensi, leukimia, dll) dan yg mjd perhatian klinisi (AIDS), hepatitis B, TBC Riwayat medis lainnya, spt obat-obat yg sedang digunakan pasien, berpengaruh thd interaksi obat yg akan terjadi. Riwayat Dental Meliputi record keluhan utama, kapan masalah itu muncul, dan bagaimana perkembangan perawatan yg telah ada, apakah lebih baik atau bahkan lebih buruk.
Gejala
Gejala kesatuan informasi yang berasal dari suatu fenomena atau tanda-tanda suatu permulan keadaan sakit yang normal atau indikatif Gejala subjektif gejala yang dialami dan dilaporkan oleh pasien kepada dokter Gejala objektif gejala yang dipastikan oleh dokter mll berbagai uji test
Pain (Nyeri)
Rasa sakit nyeri tajam, menusuk, menyayat serabut delta A umumnya meberikan respon yg cepat dan mudah dilokalisasi umumnya pulpitis irreversible waktu sakit berlangsung lama dan bisa berjam-jam Rasa sakit seperti dibur, perih sekali, dan luar biasa sakitnya serabut C penjalaran lebih lambat sakit menyebar, sehingga jika pasien diminta untuk menunjukkan tempat rasa sakit itu muncul, maka jari pasien akan bergerak sepanjang lengkung gigi (umumnya pulpitis reversible) lamanya rasa sakit cukup sebentar rasa sakit hilang jika iritan disingkirkan
Pengertian Nyeri
Bonica (1954), nyeri mrp pengalaman manusia yang subjektif, hanya dapat diungkapkan oleh penderitanya, bkn or-la yg mengobservasinya. Mc.Grath (1985), nyeri pengalaman manusia yang multidimensional dan multi faktorial, faktor besar yg mampengaruhi jalan kehidupan manusia Nyeri menyangkut berbagai faktor fisiologi, psikologi, patologi, lingkungan (eksosbud), dll Sumber rasa sakit dpt muncul dr riwayat dental, inspeksi, perawatan, dan tes.
Beberapa hal yang dpt menyulitkan dlm mengodentifikasikan kualitas rasa sakit tersebut : Kondisi pasien Rasa takut Intensitas nyeri Persepsi pasien Seorang pasien harus diarahkan utk mengidentifikasikan nyeri yg ia rasakan ; tajam, tumpul, berlanjut, intermiten, ringan, berat, dll. Karena neuron jaringan pulpa hanya terdiri dari pain fibers, maka jika terjadi inflamasi yg terbatas pd jar. Pulpa pasien akan sukar utk melokalisasi rasa sakitnya. Jk inflamasi menyebar foramen apikal mempengaruhi ligamen periodontal, yg tdd proprioceptif fibers pasien akan lbh mudah melokalisasi rasa sakit pd giginya (Stephen Cohen dkk, Pathway of the pulp)
Hal lain
Seorang drg jg harus melihat adanya indikasi gangguan emosional (emotional disorders) pd pasien yg sakit gigi dental pain menyebar disertai meningkatnya tek intrapulpa meningkatkan tek drh di kepala Emosi
Gejala objektif
Pemeriksaan visual Perkusi Palpasi Mobilitas Depresibilitas Radiografi Sondasi Uji listrik pulpa Uji termal Uji anestesi Uji kavitas
Pemeriksaan visual
Berdasarkan penglihatan dan sensasi taktil 3C colour, contour, consistensy Perubahan warna pada gigi, nekrosis translusensi (-), stain, tambalan amalgam, perubahan gigi internal Fraktur/ retak Resorbsi Dengan bantuan prob periodontal ? utk mendeteksi jaringan periodonsium, fistula, saku gusi dab saku ptal, dll
Pemeriksaan Visual
A.
B. 1.
2.
Secara grs besar meliputi : Pemeriksaan ekstra oral, yakni pembengkakan , perubahan warna, tonus otot, asimetri fasial, nodus limph servikal Pemeriksaan intraoral Jaringan lunak bibir, mukosa oral, pipi, palatum, lidah Gigi geligi perubahan warna, erosi, karies, restorasi yg luas, abnormalitas
Palpasi
Nekrose pulpa meluas area apikal hilangnya tlg kortikal bag. Fasial mempengaruhi periosteum inflamasi periosteum pergerakan gigi yg menandai eksistensi dan derajat sensitivitas akibat inflamasi periapikal Pd abses M bawah dilakukan palpasi area submandibular bimanual utk menentukan apakah ada limphnode submandibular yg tlh terinfeksi akibat penjalaran penyakit.
Lanjutan Palpasi
Teknik sederhana dengan menekan ujung jari menggunakan tekanan ringan Tujuan memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit. Utk penentuan treatment (cth bila fluktuasi cukup besar, apakah gigi perlu difluktuasi?) Utk melihat lokasi dan intensitas rasa sakit Adanya lokasi adenopati Melihat krepitus tulang
Perkusi
Utk mengevaluasi status peridonsium di sekitar gigi Seorang klinisi hrs menyadari bahwa tes perkusi tidak mengindikasikan sehat atau tdknya integritas jar. pulpa Cara Gigi di beri pukulan ringan dg menggunakan jari, kemudian ujung kaca mulut (tangkai instrument), diketuk pd perm O,F,L Jgn melakukan perkusi gigi sensitif melebihi toleransi pasien Apakah ada kaitan penyebab dg jaringan pulpa?
Pergerakan gigi disebabkan oleh perluasan inflamasi pd ligamen ptal Tekanan yg diakibatkan oleh purulen eksudat pd abses apikalis akut dpt mengakibatkan gg mobiliti. Pd situasi ini gigi dpt segera distabilisasi stlh di drainase dan dilakukan penyelarasan oklusal
Radiografi
Radiograf berisi informasi mengenai adanya karies yg dpt melibatkan pulpa Radiografi tdk dpt menentukan apakah pulpa itu vital atau tdk, ttp dpt mendeteksi perubahan2 yg mungkin tjd pd perubahan degeneratif pulpa, lesi karies yg meluas, restorasi yg dlm dan meluas, tanduk pulpa, pulpotomi, pulp stones, kalsifikasi s.a yg meluas, resorbsi akar, radiolusensi area apeks, fraktur akar, menipisnya lig. Periodonsium, penyakit2 ptal Menunjukkan jlh, bagian, btk, panjang, dan lebar sal. akar, batu pulpa, resorbsi dentin, kalsifikasi Dalam endodonti utk membantu menegakkan diagnosa, melihat inisial apikal file, master apikal cone, obturasi dan restorasi akhir, agar tdk terjadi kesalahan spt over instrumentasi, underfilling, dll
Tes thermal
Meliputi aplikasi panas dan dingin. Vital jika ada respon Perbedaan diagnostik pada tes panas dan dingin : 1. Tes dingin pasien akan cepat menunjukkan pulpa vital tersebut tanpa memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal 2. Tes panas rasa sakit terbatas atau difus, kadang2 dirasakan di tmp lain Tes panas dilkkn dg menngunakan gutapercha yang dipanaskan dan dimasukkan ke dalam kavitas atau kapas yang dibasahi air panas lalu dimasukkan ke dalam kavitas, atau dengan instrumen panas Tes dingin dlkn dg cara etil klorida yang disemprotkan pada butiran kapas, atau pecahan es yang dimasukkan ke dalam kavitas. Dapat juga digunakan salju karbondioksida (coz temperatur -78 derajat C mampu menembus restorasi penuh pada gigi untuk mendapatkan respon dari jaringan gigi yang terdapat dibawahnya.
Tes Thermal
Kristal karbondioksida atau es kering sangat dingin (77,7 drjt C atau 108 F) dpt menyebabkan infraksi garis pada enamel akibat shock termal atau kerusakan pd pulpa sehat 4 Kemungkinan respon dari tes termal : 1. Tidak ada respon gg non vital atau vital tp false respon. respon negatif palsu : metamorfosis kalsium pd pulpa, mengenai gigi tetangga, apeks imature, trauma, premedikasi pd pasien respon positif palsu :mengenai gingiva
Tes Anestesi
Terbatas bagi pasien yg sedang merasa sakit pd wkt dites, bila tes yg biasa gagal utk memungkinkan seseorang mengidentifikasikan gigi. Tujuan : menganestesi gigi tunggal bertututturut sampai rasa sakitnya hilang dan terbatas pada gigi/area tertentu Cara menggunakan injeksi infiltrasiatau intraligamen, lakukan injeksi pada gigi yg plg belakang pd daerah yang dicurigai sbg penyebab rasa sakit. Jk rasa sakit tetap stlh gigi dianestesi penuh lakukan anestesi pd gigi disebelahnya lanjutkan sampai rasa sakit hilang. Jk tidak juga ?
Tes kavitas
Utk menentukan vitalitas pulpa Dilakukan dg mengebur sampai pertemuan enamel-dentindg kecepatan rendah tanpa air pendingin sensitivitas nyeri mrp indikasi vitalitas pulpa. Mrp alternatif terakhir metode penegakkan diagnosa Sering mengakibatkan kesalahan iatrogenik
Tes Khusus
Jika pemeriksaan objektif dan subjektif serta tes2 diselesaikan, ternyata diagnosa ? (definitif) lakukan tes tambahan dg pembuangan karies, anestesi selektif, dan transaluminasi
Rencana Perawatan
Perawatan berdasarkan diagnosa Diagnosa yang benar < - > perawatan yg benar Jlh kunjungan Kunjungan berulang pada perawatan endo Pengaruh prognosa dan rasa nyeri Penentuan kapan interval waktu kunjungan
Rujukan
1. 2. 3.
Rujukan mrp bagian dari suatu perawatan dg menyerahkan suatu masalah pasien kepada sejawat yang berkompeten dan dinilai mampu untuk merawat pasien tersebut agar pasien mendapat tinadakan yang tepat, perawatan yang komprehensif, dan lengkap. Kebutuhan untuk merujuk dpt timbul sblm dilakukan perawatan (utk pendahuluan atau kasus yg bkn kompetensinya), saat melakukan perawatan, dan setelah dilakukan perawatan Beberapa kasus dalam endodonsi yg sering menjadi rujukan : Flare up Kecelakaan selama perawatan Ketidakmampuan menemukan sistem saluran akar
Pertimbangan diagnosa
Kondisi yg membutuhkan pra perawatan Cth : kelainan pd perodonsium dan endo, dimana seorang endodontis merujuk pasiennya tersebut ke periodontis terlebih dahulu utk dirawat, stlh prwtan selesai dikembalikan lagi utk dirawat endo Resorpsi Resorpsi Internal (intrakanal) Resorpsi Eksternal 1. Resorpsi inflamasi disebabkan o/ NP 2. Resorpsi Pengganti disebabkan adanya cedera akibat benturan (akibat penggantian struktur gigi oleh penyatuan dg tulang) 3. Idiopatik (resorsi krn perawatan ortodontik, dll)
Riwayat Medis
a.
b. c. d. e. f. g.
Komplikasi medis spt : Jantung Kelainan vaskuler Kelainan pembekuan darah Paru-paru Diabetes Penyakit keganasan darah AIDS dan penyakit menular lainnya
Keterbatasan Fisik
Kemampuan pasien dalam membuka mulut (ukuran ronga mulut) Pasien yang debil/ retardasi mental/idiot
Komplikasi Anatomi
Kamar pulpa Makin tua gigi ruang pulpa makin kecil Metamorfosis kalsium Batu pulpa, dentikel, obstruksi s.a Kelengkungan Akar Jlh s.a (multipel) Panjang akar (sisten s.a yg lbh panjang dari 24 mm atau lbh pendek dari 13 mm) Lokasi gigi (M3 atas, anguler, rotasi, tilting) Derajat penutupan apeks
Faktor Tambahan
Restorasi tuang yang telah ada Restorasi akhir yg sdh ada menyulitkan operator, Restorasi tidak sesuai dg anatomi gigi asli Retreatment Retreatment umumnya lbh sukar dp perawatan awal, jg meliputi bedah endo mbthkan bantuan seorang endodontis Trauma Kasus trauma yg sukar spt luksasi (splinting periodontis), fraktur akar yg retak, replantasi, dll Perawatan Darurat Jika nyeri atau drg umum tdk mampu mengontrol keadaan psikologi pasien
Faktor Tambahan
Kecelakaan selama perawatan Beberapa diantaranya : 1. Patahnya instrumen dlm s.a 2. Birai 3. Perforasi mahkota atau akar 4. Tertelannya instrumen
Kegagalan Penyembuhan
Gejala/ Tanda menetap Nyeri/ Pembengkakan tetap ada stlh perawatan Hal lain yg mengharuskan gigi dicabut Penyakit secara radiografis Lesi periradikuler tetap ada atau berkembang Defek Penyondean Menetap dan Saluran Sinus Saluran sinus yg tdk membaik stlh dilakukan perawatan Munculnya saluran sinus tambahan