Anda di halaman 1dari 185

www.dakwahmedia.

com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
PEMGANTAR Dr. Samih Athif Az-Zayn Hafidz Abdurrahman

Saya ingin memberikan gambaran mengenai seorang Arab Baduwi yang hadir dalam sekali pertemuan dengan Nabi agung yang ummi. Baduwi itu meninggalkan beliau saw. dengan membawa keimanan kepada Islam dan mampu menjadi pengemban dakwah Islam. Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi? Memang, apa yang terjadi dalam majelis tersebut bisa terjadi dalam sekali pertemuan, yang dalam pandangan para pemikir disejajarkan dengan mu ji!at agung yang bisa terjadi bersamaan dengan disampaikannya al"#ur an yang mulia. Sesuatu yang hanya terjadi pada para Nabi yang mulia. $arena siapa pun yang merenungkan se%ara mendalam dan berusaha memahami aliran deras &air ma ri'at( yang mempunyai berbagai saluran, yang mengalir deras dari lautan Islam, kemudian ingin menimbanya satu timba atau meneguknya sekali tegukan, tentu akan berhenti sejenak untuk ber'ikir dan merenung. )ertanyaan seperti ini pasti akan berputar dalam benaknya* Bagaimana %aranya seorang Arab Baduwi yang tidak berpendidikan tiba"tiba dapat memahami Islam, mengimaninya lalu mengembannya kepada khalayak ramai setelah pertemuannya yang hanya sekali dengan +asulullah saw.? Semuanya ini terjawab dengan pengalaman Tufayl bin Amru Ad-Dawsi, ketika beliau bertanya kepada +asulullah saw.* &Saya telah mendengar dari Tuan kata-kata yang baik, sudilah kiranya Tuan menerangkan kepada saya tentang ajaran Tuan itu. ,u'ayl pun kemudian men%eritakan pengalamannya* & etika itu, !asulullah sa". menerangkan kepada saya tentang ajaran #slam, kemudian beliau sa". memba$akan al-%ur&an kepada saya. Demi Allah, saya belum pernah mendengarkan kata-kata yang lebih baik daripada ungkapan tersebut dan belum pernah saya menemukan ajaran yang lain, yang dapat menandinginya. Setelah pertemuan itu saya memeluk #slam. Saya menyatakan kesaksian saya mengenai kebenarannya. Saya lalu menyampaikan 'kepada baginda sa"() *+ahai ,abi Allah, saya ini adalah -rang yang dita&ati di tengah kaum saya. Saya akan kembali ke tengah-tengah mereka serta menyerukan #slam ini kepada mereka. Saya tidak ingin menambah penjelasan mengenai persoalan ini, karena ini bukan merupakan tujuan pengantar buku ini. $enyataan membuktikan, bahwa ketika seseorang membangun dan mendirikan batasan tertentu dia harus mempunyai tujuan di balik penentuan batasan tersebut. -aitu adanya unsur kreasi . al-insy.&/ dan pengembangan .al-irti/.&/. $arena seseorang tidak akan dapat melangkah menetapkan berbagai asas yang unik dan spesi'ik, ke%uali ketika dia mempunyai a!am untuk melakukan kreasi dan pengembangan dengan asas tertentu. Apakah batasan tersebut bersi'at 'isik, seperti menetapkan asas untuk bangunan sesuai dengan batasan"batasan tertentu sehingga orang yang melihatnya akan dengan www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com jelas dapat mengetahui, bahwa tujuannya adalah menghasilkan dan mengem"bangkan atau mendirikan sebuah bangunan yang diinginkan, maupun batasan non"'isik seperti ketika seseorang menentukan adanya hubungan antara dirinya dengan realitas sebelum dan setelah kehidupan, di mana tujuan di balik semuanya itu adalah agar dia dapat melakukan kreasi dan berkembang sesuai dengan asas pandangan yang spesi'ik tadi. Islam telah memberikan pandangan tertentu yang menyatakan, bahwa segala sesuatu yang terindera dan dapat dirasakan oleh manusia, serta dia perbuat adalah materi .ujud 'isik/. $etika perbuatan, perasaan atau penginderaan ini lahir dari perintah dan larangan Allah, maka batasan tertentu di sini adalah ujud penyatuan antara materi dengan ruh . mazju al-m.dah bi ar-r0h/. Artinya, orang tersebut telah mampu memutuskan bahwa Allahlah 0at -ang Maha Ada sebelum kehidupan ini. 1ialah satu" satunya 0at -ang Maha ,inggi urusannya serta Maha Agung kekuasaan"Nya, yang akan tetap ada setelah kehidupan ini telah tiada. 1ialah 0at -ang Maha memerintahkan manusia untuk melakukan apa yang 1ia perintahkan sesuai dengan perintah dan larangan"Nya, di mana perintah dan larangan ini merupakan an-n.hiyah ar-r0hiyah .aspek keronian/.2 3ontoh penyatuan antara materi dengan ruh ini tidak dapat dihitung jumlahnya. 1engan mengemukakan pohon, dilihat dari aspek penglihatan indera, nampak bahwa pohon tersebut merupakan ujud materi. ,etapi, memperhatikan pohon, bahwa pohon tersebut merupakan %iptaan Sang )en%ipta adalah an-n.hiyah ar-r0hiyah. 3ontoh lain adalah membelanjakan uang kepada 'akir"miskin. 4ang adalah materi. $etika akti5itas inf./ .pembelanjaan/ tersebut tidak lahir karena dorongan syariat Islam, yakni karena perintah dan larangan Allah, maka akti5itas inf./ .pembelanjaan/ yang dilakukan seseorang hanya terbatas sebagai akti5itas 'isik. ,etapi, ketika akti5itas inf./ .pembelanjaan/ tersebut disatukan dengan perintah dan larangan Allah, maka di sini telah terjadi penyatuan antara materi dengan ruh. Begitu seterusnya kondisi perbuatan yang dilakukan oleh manusia. $arena batasan tertentu ini pula, maka pandangan Islam terhadap pemerintahan dibangun dengan asas n.hiyah ar-r0hiyah .agama/ dan ujud materi .negara/ sekaligus. -aitu negara yang dibangun berdasarkan agama. Ini tentu berbeda dengan Sosialisme dan $apitalisme yang dibangun dengan prinsip bahwa materi adalah a!ali, disamping menolak agama, ketika dibangun dengan prinsip memisahkan antara agama dengan negara. Atau, memisahkan antara materi dengan ruh. Berdasarkan kewajiban &menentukan batasan( ini, seorang muslim yang mengemban pemikiran Islam tertentu akan berusaha agar terus"menerus melakukan kreasi .al-insy.&/ dan pengembangan .al-irti/.&/. -ang dimaksud dengan orang yang melakukan kreasi . al-insy.&/ adalah orang yang menghasilkan sesuatu yang baru, baik berbentuk pemikiran baru, solusi baru, penjelasan pemikiran lama, maupun implementasi pemikiran atau tidaknya terhadap realitas baru. Setelah menumbuhkan sesuatu yang baru, orang tersebut akan melakukan pengembangan. Sementara yang disebut orang yang melakukan pengembangan .al-irti/.&/ adalah orang yang terus" menerus mendaki ke atas dengan bekal pemahaman, pengaruh pandangannya yang jelas serta kemam" puannya dalam kehidupannya. Maka, orang yang mengemban pemikiran tertentu tentu tidak hanya mengembannya, tetapi juga akan berusaha menyebarkannya dan terus"menerus berusaha melaksanakannya. 1engan begitu, dia akan menjadi pengemban dakwah. $arena itu, kita mesti membedakan antara pengemban dakwah dengan mu'ti, orang alim, pemberi nasehat dan guru. Mu'ti adalah orang yang siap memberi 'atwa, sehingga orang datang kepadanya untuk bertanya tentang www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com hukum syara mengenai akti5itas tertentu yang mereka alami, ataupun dialami orang lain. 6rang alim adalah orang yang menjalankan akti5itasnya berdasarkan pengetahuannya yang terdapat dalam kitab. 1ia tidak akan mudah mengeluarkan 'atwa, tetapi apabila dia ditanya mengenai pertanyaan seputar masalah tertentu, dia pun akan menjawabnya sebagai satu pertanyaan, bukan sebagai keputusan hukum tertentu yang terjadi untuk kasus tertentu. )emberi nasehat adalah orang yang biasa memberi peringatan kepada orang lain mengenai akhirat, a!ab Allah, surga, hisab, serta mem"beri nasehat agar mengikuti tingkah laku yang dapat menjamin kesela"matan seseorang di akhirat dan selamat dari a!ab neraka yang pedih. 7uru adalah orang yang hanya mengajari orang lain mengenai berbagai ragam pengetahuan, tanpa memperhatikan realitas, keadaan dan usaha untuk melaksanakannya. Memang, kadangkala dalam diri seseorang telah terkumpul sebagian keunggulan, namun tetap menjadikan mereka mempunyai gambaran yang spesi'ik tentang dirinya, bahkan sekalipun telah mempunyai empat si'at di atas. Sementara pengemban dakwah berbeda dengan mereka. $arena pengemban dakwah adalah politikus yang mengurusi seluruh urusan manusia berdasarkan hukum syara . ,ujuannya adalah men%ari ridha Allah S8,. $arena itu, dia tidak mempunyai si'at seperti mu'ti, sebab dia tidak akan mudah mengeluarkan 'atwa dan tidak akan membahas perbuatan indi5idu"indi5idu sebagai indi5idu untuk memberikan hukum syara yang berkaitan dengan masalah tersebut. 1ia juga tidak mem"punyai si'at seperti orang alim, karena akti5itasnya bukan mengikuti pengetahuan yang ada dalam buku, meskipun dia senantiasa menelaah berbagai buku untuk men%ari pengetahuan. Mengikuti buku bukan akti5itas dan tujuannya. Sebab mengikuti buku untuk men%ari pengetahuan tersebut hanya menjadi salah satu alat untuk melakukan akti5itasnya, yaitu politik. )engemban dakwah juga bukan seperti pemberi nasehat yang mengingatkan orang lain mengenai akhirat dan memalingkan mereka dari realitas keduniaan. ,etapi, dia mengurusi urusan mereka dan menyadarkan mereka mengenai dunia agar mereka dapat menguasai dunia mereka, serta menjadikan ridha Allah S8, di akhirat sebagai tujuan hidup mereka. 1ia juga bukan orang yang seperti guru, meskipun dia mendidik khalayak ramai dengan pemikiran dan hukum tertentu, karena mengajar saja bukan merupakan tujuan akti5itasnya. 1ia juga tidak akan mengarahkan dirinya ke sana. ,etapi mengaktualisasikan pemikiran dan hukum itulah yang menjadi tujuannya, sehingga dia akan memberikan pemikiran yang senantiasa dikaitkan dengan realitas dan konteksnya sebagai akti5itas politik dan bukan sebagai pengetahuan belaka. 9uga sebagai usaha mengurusi urusan tertentu yang bukan sekedar pemberitahuan. $etika politik merupakan akti5itas bukan hanya sekadar pengetahuan, maka yang sangat penting untuk kita lakukan adalah bukan sekedar melakukan diskusi se%ara akademis.: $arena itu, buku yang ada di tangan pemba%a ini bukan meru"pakan buku ilmiah yang memuat berbagai ilmu pengetahuan, meskipun isinya dapat dipertanggungjawabkan se%ara ilmiah dan akademis, juga ditulis dengan %ara penulisan ilmiah yang memperhatikan tiap sumber rujukan dalam pengambilan pandangan, baik yang berkaitan dengan ayat, hadits, pemikiran maupun realitasnya. $arena buku ini ditulis untuk menjadi pegangan para pengemban dakwah yang telah menyadari kewajiban politiknya di hadapan Allah, yang harus menyiapkan diri untuk membawa tugas berat dakwah dan bukan sekedar menyampaikan pengetahuan tanpa memperhatikan realitasnya seperti seorang guru atau menyampaikan hukum tanpa memikirkan apakah hukum tersebut dilaksanakan ataukah tidak seperti mu'ti, atau menyampai gambaran surga dan neraka, pahala dan dosa, tanpa dikaitkan dengan dunia seperti seorang pemberi nasehat, atau sekedar men%ari kepuasan intelektual www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com seperti orang alim. )enulisan buku ini berangkat dari tanggungjawab dakwah dan politik penulisnya kepada umat, yang menawarkan pemikiran"pemikiran klasik dengan proses pemilihan se%ara ketat . tabanni/ agar bisa diaktualisasikan kembali oleh para pengemban dakwah. Inilah si'at insy.& yang dimaksudkan di atas. )ada bab I buku ini dibahas mengenai &1okrin Islam( yang membahas seputar* Definisi #slam, !uang 1ingkup Ajaran #slam, Antara #slam dan 2-hammadenisme, dan Standar ebenaran Agama dan #de-l-gi. 1i dalamnya juga membahas batasan Islam, ka'ir serta hubungannya dengan agama dan ideologi modern yang menguasai dunia saat ini. ,ermasuk manipulasi terhadap realitas Islam, baik yang ber"kaitan dengan otentisitasnya yang diklaim sebagai Mohammadenisme, maupun isinya yang meliputi wilayah dunia"akhirat serta politik dan spiritual. )embahasan di sini semakin lengkap untuk menentukan sikap terhadap agama dan ideologi non"Islam, baik dari aspek teoritis, realitas maupun empiris. Bab II buku ini membahas tentang &Manusia dan Agama( yang meliputi* 2anusia dan Agama, epribadian 2anusia dan Hakikat 3erbuatan 2anusia 2enurut #slam. ,ujuannya untuk memberikan gambaran tentang hakikat manusia supaya dapat di'ahami 'itrahnya. 1engan begitu dapat mengantarkannya menuju kesedaran spiritual demi ter%apainya keimanan sejati dan terbentuknya kepribadian manusia yang unik. 9uga mengenai bagaimana %aranya manusia dapat mengendalikan dirinya dengan %ara mengendalikan perbuatannya, sehingga terbentuklah kepribadian pengemban dakwah yang unik. Semuanya dengan %ontoh"%ontoh hidup dari kehidupan teladan su%i Nabi saw. dan para sahabat ra. Bab III tentang &)emikiran Islam .#slami$ Th-ught/( yang memuat aspek ide"ide Islam yang agung* Akidah dan eimanan dalam Ajaran #slam, !e4isi atas esalahan Akidah 5mmat, dan Hukum-hukum *3r-blem S-l4ing& #slam. Semuanya untuk memberikan gambaran yang unik mengenai #slami$ th-ught serta kedalamannya dalam memberikan pandangan yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Bab I; mengenai &Metode Islam .#slami$ 2eth-d/( yang memuat bagaimana %ara Islam mengaktualisasikan ide"ide agungnya, memper"tahankan dan mengembannya ke seluruh dunia, sehingga syari at Islam ini menemukan re5italitasnya kembali dalam kehidupan indi5idu, masyarakat dan negara. Bab ; membahas Sumber 3emikiran dan 2et-de #slam yang lebih khusus menyoroti bagaimana %ara Islam membangun syari atnya berdasarkan dalil, bukti dan argumentasi yang kukuh. Bab ini lebih khusus membahas tentang proses membangun #slami$ th-ught dan #slami$ meth-d sehingga bisa memastikan, bahwa dua"duanya murni dari Islam, bukan dari yang lain, yang pada akhirnya layak disebut pemikiran dan hukum Islam. $arena kejelasan dalil akan dapat membentuk kejelasan ber'ikir, dari segi Islam dan non"Islamnya. $ejelasan ber'ikir juga akan membentuk kejelasan pribadi muslim yang layak mengemban dakwah Islam. Bab;I )enutup yang berisi beberapa pembahasan penting* !ealitas aum muslimin dan Agenda 5mmat, 6ara 2embangkitkan 5mmat #slam dan e"ajiban 3-litik dan Tanggungja"ab 5mmat. Semuanya dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan, bahwa ideologi Islam harus dikembalikan se%ara menyeluruh oleh ummat Islam dalam kehidupan meraka. Sebab itulah yang menjadi penyebab utama kemunduran ummat. 1engan ideologi itulah ummat ini akan kembali bangkit, setelah mendapatkan &darah( baru, sehingga ummat ini sadar, bahwa mereka mempunyai tanggungjawab besar kepada agamanya. www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com Akhirnya semoga buku ini berman'aat bagi pemba%a. Meskipun demikian, man'aat buku ini tetap terbatas, karena buku ini tidak akan dapat membangkitkan ghirah pemba%a lebih"lebih mendorongnya untuk melakukan usaha tertentu. ,etapi apabila diba%a dengan penuh penghayatan, perenungan dalam" dalam dan jauh dari perasaan kotor, serta murni semata"mata lahir dari dorongan keimanan, insya Allah akan mampu memberikan pengaruh yang signi'ikan kepada pemba%anya. <anya kepada Allah segala kekhila'ahan dan kekurangan dimohonkan ampun. +abiul Awwal 2=:> < Mei :??: M

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

A ! D"#TR!N !$%AM
1e'inisi Islam

Islam adalah agama yang diturunkan -leh Allah S+T. kepada ,abi 2uhammad sa". untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya. > 1e'inisi ini diambil dari beberapa nas, baik al"#ur an maupun <adits. 1e'inisi itu sendiri merupakan deskripsi realitas yang bersi'at 7.mi& .komprehensi'/ dan 2.ni& .protekti'/. Artinya, de'inisi itu harus menyeluruh meliputi seluruh aspek yang dideskripsikan, dan memproteksi si'at"si'at di luar substansi yang dideskripsikan. Inilah gambaran mengenai de'inisi yang benar. Batasan Islam sebagai 8agama yang diturunkan -leh Allah S+T telah memproteksi agama yang tidak diturunkan oleh Allah S8,. Ini meliputi agama apa pun yang tidak diturunkan oleh Allah S8,, baik <indu, Budha, $onghu%u, Sintoisme ataupun yang lain. Sedangkan batasan 8kepada ,abi 2uhammad sa". telah memproteksi agama lain selain agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., baik agama yang diturunkan kepada Nabi Musa, Isa maupun yang lain, apakah $risten, -ahudi ataupun agama" agama Nabi dan +asul yang lain. Mengenai batasan 8yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan dengan sesamanya merupakan deskripsi yang komprehensi' meliputi seluruh aspek, mulai dari urusan dunia sampai akhirat, baik yang menyangkut dosa, pahala, surga, neraka maupun akidah, ibadah, ekonomi, sosial, politik, budaya, pendidikan dan sebagainya. Semuanya ini dijelaskan oleh nas"nas syara , antara lain*

D FJIBKL DM R FT& P QHIS D G UA F I BNOK @ BCE F HI 8Sesungguhnya agama 'yang diridhai( di sisi Allah hanyalah #slam. .'.s. Ali !mr(n) *+/.
Ayat ini menjelaskan kedudukan Islam sebagai agama samawi yang diturunkan oleh Allah kepada manusia. Namun ketika Allah menjelaskan 8sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah #slam berarti bahwa agama lain, yang pernah diturunkan oleh Allah tidak diakui setelah diturunkannya Islam. )engertian ini dikuatkan oleh 'irman Allah S8, yang menyatakan*

D Y D BgIA D Bg_ @ BQI[\ @\ @ BLOX @ BQI[ @ ] @ b @ eD b D G D FdIY D B eM UVWLOX B I[ B_ DZ Db DZ DZ F IA F ^ F IY @Z B I`Fab B IY B BCE Bc Bf Bh B DiB\QD BH& F HI 8Hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah Aku $ukupkan untuk kamu nikmat- u, serta Aku ridhai #slam sebagai agama kamu. .'.s. Al-M(idah) ,/.
Ayat ini menjelaskan, bahwa hanya Islamlah satu"satunya agama yang diridhai oleh Allah S8,, sementara yang lain tidak. Ini bisa di'ahami dari mafh0m mukh.lafah la'ad!* 8Aku ridhai yang merupakan kata kerja si'at* 8Aku ridhai #slam sebagai agama kamu yang berarti* 8Aku tidak meridhai selain #slam sebagai agama kamu. 2afh0m ini diperkuat oleh nas berikut ini*

D BNl D FpIi D j D @OIN Dl D BeBpIVWLOX Dl B IwB D G Dv D BOIN U BNOj B no B Btu B \ F VBkQHI F Im Fj F HI` F Is F IA B @q_ B I@rL B& F BCE B_ F HI F E F at

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Siapa saja yang men$ari selain #slam sebagai agama, sekali-kali tidak akan diterima 'agama itu( darinya, dan di akhirat dia termasuk -rang--rang yang merugi. .'.s. Ali !mr(n) -./. Ayat ini dengan jelas menyebutkan la'ad!* #sl.m sebagai Din .agama/, sedangkan la'ad! yang sama* #sl.m tidak pernah digunakan sekali pun oleh al"#ur an untuk menyebut nama agama"agama Nabi sebelumnya. $alaupun disebutkan juga dengan ungkapan yang tidak jelas. Misalnya*

Dl B IB~\ D ByIN D} D BQFTIVBL\ D} Ux B D_BgIVb B D_BgIVRdFT& FK Fc F I BN\P\FtRLQH_ B I{i Bh z @dI|BQFTIVBL\


8Sesungguhnya ami telah me"ahyukan kepadamu '2uhammad( sama seperti yang telah "ahyukan kepada ,uh dan nabi-nabi setelahnya. .'.s. An-Nis(/) *0,/. ami

D FTIBRel D BQFTIVBL\ D} UVW\FL} B IY B y B D_BgIY R @& F Hj F IDFtRfHIS B \q F BgIB~\ 8 emudian ami "ahyukan kepadamu '2uhammad( untuk mengikuti *millah& #brahim yang lurus. .'.s. An-Nahl) *1,/.
$edua ayat di atas* 8 ami telah me"ahyukan kepadamu '2uhammad( sama seperti yang telah ami "ahyukan kepada ,uh. adalah ayat yang bermakna umum, di mana ungkapan* 8 ami telah me"ahyukan bisa meliputi akidah, yaitu ajaran ta"hid dan syari&ah, yaitu sistem, juga bisa meliputi salah satu ataupun keduanya sekaligus. 1emikian juga ungkapan* 82engikuti *millah& #brahim juga bermakna umum, yang bisa meliputi dua hal, yaitu akidah dan syari ah. Namun jika kedua"duanya inilah yang dimaksudkan, yakni akidah dan syariahnya sekaligus, tentu maknanya akan bertentangan dengan nas yang muhkam.t*

Dl Dl @L @ FQ& UVWVBL Z B Dj DZ B B Is F_ F IY F IVBLeD c B IWM 85ntuk masing-masing 'ummat( di antara kamu, ami telah tetapkan aturan dan syari&atnya sendirisendiri. .'.s. Al-M(idah) 2-/.
$arena itu, pengertian yang tepat serta tidak bertentangan dengan nas yang lain adalah* 8 ami telah me"ahyukan prinsip tauhid yang sama dengan apa yang ami "ahyukan kepada ,uh. termasuk makna *millah& #brahim adalah* 82engikuti prinsip tauhid #brahim yang lurus. Meskipun dalam masalah syariatnya berbeda. Alasannya karena* 82asing-masing telah kami tetapkan aturan dan syari&atnya sendiri-sendiri. 3'.s. Al-M(idah) 2-4. Adapun pernyataan yang menggunakan ungkapan* Aslamtu 2a&a Sulaym.n 3'.s. An-Naml) 224 yang dinyatakan oleh Balis sama sekali tidak menunjukkan, bahwa Balis telah memeluk agama Islam, atau agama Nabi Sulaymn adalah Islam. ,etapi makna ayat tersebut adalah* 8Aku tunduk kepada Sulaym.n dan agamanya. Sebab, tidak ada /arinah .indikasi/ yang menjelaskan maksud tersebut. Antara lain tidak ada la'ad!* 8#sl.m dan 8Din yang disebutkan dalam konteks ayat tersebut sebagai istilah untuk agama Nabi Sulaymn, sekalipun la'ad!* Aslamtu adalah satu akar kata dengan la'ad!* #sl.m. Alasannya, karena tidak selamanya la'ad! yang asalnya satu akar kata maknanya sama. 3ontoh la'ad!* 7ama&a dengan la'ad!* 7im.& jelas maknanya berbeda. 7ama&a artinya mengumpulkan, sedangkan 7im.& artinya

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
bersetubuh. )adahal keduanya adalah satu akar kata yang mengikuti wa!an yang sama. 1isamping itu la'ad!* Asalama bisa diartikan* Tunduk dan patuh= sebagaimana makna bahasanya. Ini termasuk la'ad!* 2uslim dan 2uslimin. Alasan lain adalah, bahwa pembahasan apakah agama Nabi terdahulu Islam atau tidak sebenarnya merupakan pembahasan akidah yang dijelaskan oleh al"#ur an sebagai kisah . /ashas(, yang men%eritakan sesuatu yang realitasnya tidak ada pada saat ini. Maka, untuk membuktikannya hanya bisa dilakukan melalui nas yang /ath&i, sementara tidak ada satu pun nas /ath&i yang menjelaskan pengertian seperti ini. $e%uali dengan teks yang umum* Aslamtu, 2uslim9n dan 2uslim dan sebagainya. 1isamping juga karena tidak disertai /ar9nah .indikasi/ yang bisa menjelaskan pengertian syar inya, sehingga nas"nas tersebut tidak bisa diartikan dengan maksud memeluk agama Islam.
2. Antara Islam dan $eku'uran

Setelah Islam diturunkan, maka agama yang lain dinyatakan tidak sah, ditolak dan tidak diridhai. ,entu merupakan keku'uran bagi siapa pun umat Muhammad yang memeluknya. Ini jelas nampak dari sikap marahnya +asulullah saw. ketika menemukan 4mar bin al"$hattb membawa sobekan ,aurat. 8aktu itu beliau menyatakan* 8Apa 'yang kamu ba"a( ini, bukankah aku telah memba"a 'al- it.b( yang jelas dan jernih: alau seandainya saudaraku 2usa as. hidup pada zamanku, tentu beliau tidak akan susah-susah lagi, ke$uali mengikutiku. .f.r. Ahmad dan al- agg(r dari h(bir/. <al yang sama juga ditegaskan oleh nas al"#ur an dan <adits Nabi saw. irman Allah*

;d ; U6 57 ; @:I 6 ;^@:_ ;G ; G ; P ; V;R@P ; :] ; M ; 8^@` 8 :;<=>?@AB8C@DEF 8 H@: 8 ;R@7 8 a@b 6I 6 ;W@XJYAM8Z;[@\ ; I 6 9 6 Q 6 8 ST 6 ;W;R@?c D @7 ; @:JKLMN@O ;e

D BNl D FyIVB D ~\ D d D B g_ P D B eM D Bl DK D ByIVb D BQFTIVBLQB Ur B IVWLb B BOI BN\ B l B QV B aZ F\ F\ F VBaZ F QHI F Ir FO F QHIB @_ @ IP B I B& B FQIVWK 8Dan kami turunkan itab ini kepadamu '2uhammad( dengan memba"a kebenaran untuk membenarkan kitab yang diturunkan kepadanya dan mengalahkannya. .'.s. Al-M(idah) 2-4.
La'ad!* 2uhayminan *alayh dalam ayat tersebut mempunyai makna* 2usaythiran *alayh .mengalahkan/, yang berarti bahwa al"#ur an diturunkan untuk menghapus ajaran sebelumnya. Maka, ketika ada di antara ajaran sebelumnya yang diterima tentu karena dinyatakan oleh sumber Islam, bukan sebagai ajaran Nabi dan ummat sebelumnya. Inilah yang dijadikan alasan ulama mengenai kedudukan Islam sebagai penghapus .an-n.sikh/ agama"agama Nabi sebelumnya. Sedangkan mengenai keka'iran orang"orang -ahudi dan Nasrani, al"#ur an dengan jelas menyatakan*

D i D BuBQ& R FTIHi@QVBI BNO B IK UY B B h F b F RQHIj B @qIBJIS B BO Djl B I @NDyHI@\ B QHI &Sungguh telah menjadi kafir -rang--rang yang menyatakan, bah"a Allah adalah al-2asih, #sa putra 2aryam.( 3'.s. Al-M(idah) i14. @ FQVBIBJIS D BuBQ& R FTIHi@QVBI BNO B IK U z BBCBI B B h F RQHIj www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
&Sungguh telah menjadi kafir -rang--rang yang menyatakan, bah"a Allah adalah tiga dalam satu. ( 3'.s. Al-M(idah) i,4.

D ^ D [ D B FyIY B IFJI @NDyHI@\ D l B I BNO @ I@Xi@B\QHI B M D BIN D |RdBgI@JIY B DiBI BSi@q B @OIY D D @@Q DiBIB~FQ B V B RLQHI[ F IH_@jBh F RQHI F V F Hi F b F BQVB_ F BQVB_ @ @BeBfVBI@st Bp B IFJI @NDyHIjO B& Fq B QHI @ Bp@ DO U BSiZ &Dan -rang--rang ;ahudi mengatakan, bah"a 5zayr adalah putra Allah. <rang ,asrani mengatakan, bah"a al-2asih adalah putra Allah. Demikianlah pernyataan mereka dengan mulutnya, menyerupai -rang--rang kafir sebelumnya. Allah mengutuk mereka. =agaimana mereka bisa berpaling dari kebenaran.( 3'.s. Aj-Tawbah) ,k4. D Y D_ D s D b Dl @ BOIY P B L D BgIN Dl B I BNO U@BLP\BtQHI B I BN\Z D BQ& Fj F VBaZ F QHI F IH_@jBh F RQHIN @ @B\FfDBfI|Ra} @ I BN\h @ QH B I F q F Z F &Tidaklah -rang--rang kafir dari kalangan Ahli itab ';ahudi dan ,asrani( dan -rang--rang musyrik pernah mau meninggalkan agamanya, sehingga sampai kepada mereka keterangan yang nyata. ( 3'.s. Al- ayyinah) *4.

;V D ;}< ; @ 6I ; p; m D t ; @b ;N J ?U ; T ; ;SG 6 r@ 6z 6 {@ 6 ;~@u: 6 v;We D s D @ AD<T l nn;o@p ;q ; ;R@ Au;R@P ; x? ;c ;y J< 8 8^@:9 8H 8 8^@?p 8 b 6 ;W@OAvN@ ; @p 6d 6| w< ;Q ; @ w U 6Q ; t 5b ; ;W 6 D v} 6F 5DP D t ;N 6p ; ;;W@ ;I ; I ; b ; ;?@ Au;R@P ; H@ 6 6 ;W@OAvN ; 6 ?@ 6d 8 AW:8^@DE;>;Rp D D v} ; :r@ 8
& amu pasti akan mengikuti tuntunan -rang--rang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sampai salah se-rang dari mereka masuk lubang bia"ak pun kamu pasti akan mengikutinya.( 3f.r. f(kim dari !bn al-Abb(s4.0

1isamping itu, +asulullah saw. bersabda*

!bn al-Abb(s sahabat yang juga saudara sepupu Nabi saw. yang dikenal sebagai ahli ta'sir dan 'iih pernah mengatakan* &=agaimana mungkin kamu bisa bertanya kepada Ahli itab mengenai suatu perkara, sedangkan kitab kamu yang diturunkan kepada !asulullah sa". ini lebih baru. =a$alah itu saja, dan tidak perlu ditambah-tambah.( <adits di atas menyatakan %elaan .dzamm/ yang tegas, yang berarti haram hukumnya mengambil dan mengikuti gaya hidup .life style/ orang ka'ir, sekaligus menunjukkan bahwa Islam mempunyai gaya hidup yang unik. Sedangkan pernyataan Ibn al"Abbs tersebut menjelaskan kelengkapan kandungan al"#ur an, sehingga sumber lain selain Islam .al"#ur an/ tidak diperlukan lagi. $eduanya membuktikan, bahwa Islam berbeda dengan yang lain, yang sekaligus membuktikan bahwa selain Islam adalah keku'uran. 1engan demikian selain Islam adalah ku'ur, baik dari segi agama maupun mabda&. Ini merupakan kenyataan yang tidak dapat dina'ikan lagi. Semuanya dapat disebut ku'ur ketika bertentangan dengan Islam.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Sebab dokrin Islam ini merupakan dokrin yang tegas, jelas dan bisa dibuktikan argumentasinya se%ara /ath&i. 9ika melihat agama"agama lain di dunia ini seperti <indu, $risten, Budha dan sebagainya, maka kita akan menemukan bahwa semuanya hanya memberikan solusi kepada pemeluknya dalam masalah yang berkaitan dengan urusan dunia se%ara parsial. 9elasnya agama"agama yang disebutkan di atas hanya memberikan penyelesaian dalam urusan ibadah dan moral saja, tetapi untuk mengatur urusan kehidupan pemeluknya sehari"hari diserahkan kepada mereka. )ada sisi lain, mabda> ku'ur yang ada di dunia saat ini, baik $apitalisme maupun Sosialisme" $omunisme, hanya mengatur urusan dunia saja $apitalisme dan Sosialisme hanya mengatur urusan dunia, di mana dimensi kerohanian penganutnya terpaksa harus diselesaikan melalui agama, di luar mabda> yang dianutnya. 1emikian halnya dengan -ahudi, $risten, <indu, Budha, $onghu%u dan sebagainya hanya mengatur urusan akhirat dan spiritual saja sedangkan masalah kehidupan dunia pengikutnya diserahkan kepada mereka sendiri. Maka, dalam urusan dunia mereka ada yang mengambil $apitalisme dan ada juga yang mengambil Sosialisme. Akibatnya ada yang menjadi ateis dan meninggalkan agamanya. Inilah krisis yang dialami oleh agama dan mabda> lain di luar Islam. Sementara Islam se%ara /ath&i telah mengajarkan konsep spiritual .r0hiyyah/, yang berkaitan dengan akidah dan hukum"hukum ibadah seperti shalat, puasa, !akat, haji dan jihad, sehingga siapa pun yang mengingkari seluruhnya ataupun hanya sebagian saja, sama artinya telah ka'ir. Sama seperti ketika Islam se%ara /ath&i telah menetapkan sanksi .hud0d, jin.yah, ta&z9r atau mukh.laf.t/, atau hukum"hukum sosial, seperti kewajiban berjilbab, keharaman ber!ina, ataupun hukum"hukum dalam masalah ekonomi seperti keharaman riba, men%uri, judi serta sanksi atas seluruh tindakan tersebut, ataupun seperti hukum"hukum dalam urusan politik, seperti kewajiban adanya imam, bai at dan sebagainya, maka siapa saja yang menolak sebagian atau seluruhnya, orang tersebut telah menjadi ka'ir. $esimpulan ini diperkuat oleh beberapa nas, antara lain*

D j D @OIN Dl D BeBpIVWLOX Dl B IwB D G Dv D BOIN U@rL B Btu B \ F Is F IA B& F BCE B_ F HI F at 8Siapa saja yang mengambil selain #slam sebagai agama, maka tidak akan pernah diterima. 3'.s Ali!mr(n) -.4.
Sebagaimana yang dinyatakan di atas, se%ara lebih rin%i ayat tersebut bisa diraikan, antara lain, bahwa la'ad!* ?a 1an ;u/abala 2inhu adalah /ar9nah .indikasi/ mendalam maknanya .bal9gh/, yang menunjukkan tidak diterimanya agama orang ka'ir yang jelas"jelas ka'ir . kufran ha/9/iyan/ karena tidak memeluk Islam sebagai agama, seperti Ahli $itab, baik -ahudi maupun Nasrani, atau musyrik seperti para pengikut agama lain selain -ahudi dan Nasrani. Atau memeluk mabda> lain selain Islam, baik $apitalisme maupun Sosialisme, ataupun orang yang terlihat memeluk Islam, namun pemikiran, perasaan dan gaya hidupnya tidak berlandaskan Islam. -ang oleh !bn Abb(s disebut kufran d0na kufrin, ketika menjelaskan ta'sir surat al"Midah. 1engan demikian semuanya ter%akup di dalam ayat tersebut. Sebab, pengertian la'ad!* @hayra al-#sl.m adalah semua ajaran di luar Islam, baik agama maupun mabda>. Begitu pula la'ad!* D9nan .agama/ dalam pengertian yang dikehendaki oleh Allah adalah tuntunan hidup yang meliputi urusan dunia dan akhirat, spiritual dan politik yang tidak hanya mengurusi urusan akhirat saja. 1isamping

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
itu, la'ad! tersebut merupakan isim nakirah, yang mempunyai makna umum . mubham/, yang men%akup seluruh pengertian agama, baik dalam wilayah spiritual maupun politik, alias mabda>. Allah S8, di dalam ayat lain, juga telah menegaskan*

D @gIV Bl_ D @gIV BbFyIHi@Ll D BOI BNO @ VRQHI|BQFTIHib D B_ D BgI BS_K D FlI B V @ Oj@ @ D BIN IK B BaBOIS B B D @RdBgI BSi @bM B BfIY D BQBg& F iv F RQHI|BQFTIj @h B I B IB~D\BQFTI B IY B H F OIB~Fet F d F d D BOIS R QHI@KOj@ D BgI @SVB\ D BgIH_@jl D UHWK\c B IY D @Re F ByIWBC] F @OIS F FyIH_@j@Z F @g B Ir F O_ 8Tidakkah kamu melihat -rang--rang yang mengira dirinya beriman kepada apa saja yang diturunkan kepadamu serta apa yang diturunkan sebelummu: 2ereka ingin berhukum kepada *Taghut&, sedangkan mereka diperintahkan agar men-laknya. Sesungguhnya syaitan ingin menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya. .'.s An-Nis(/) 0k/.
Berhukum kepada T.gh0t pengertiannya adalah berhukum kepada selain hukum Allah, yaitu selain hukum"hukum yang tertuang dalam al"$itb dan as"Sunnah. Ayat di atas jelas menge%am orang yang mengganti hukum Allah dengan yang lain. Inilah yang dimaksud dengan berhukum T.gh0t dalam konteks ini. 9uga 'irman Allah*

D Y D} D @t Dl D BOI U BSi@LFi@OIA @ IFJI BNl @ BpBg& B D}BgIN B QHI F I @N F R\Feq F V z DiBuFQIVb WZ B I BSi B_ BZ 8Apakah hukum jahiliyah yang mereka ambil: Dan hukum siapakah yang lebih baik dari hukum Allah bagi -rang--rang yang beriman: .'.s Al-M(idah) .k/.
Maka semua nas di atas menunjukkan dengan jelas, bahwa selain ajaran Islam adalah ku'ur, baik ajaran spiritual, seperti -ahudi, Nasrani, <indu, Budha, maupun ajaran politik, seperti $apitalisme, Sosialisme dan $omunisme. 1engan demikian, status keku'uran tersebut bisa diklasi'ikasikan menjadi dua* A. Dari segi agama) $eku'uran dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua., yaitu* .2/ ku'ur Ahli itab, yang meliputi -ahudi dan Nasrani, dan .:/ ku'ur 2usyrik, yang meliputi agama selain agama -ahudi dan Nasrani, baik <indu, Budha, $onghu%u, Sintoisme maupun yang lain. 2? B. Dari segi mabda>) $eku'uran dalam hal ini meliputi seluruh mabda> lain selain Islam, baik $apitalisme maupun Sosialisme.22 Maka, kedudukan ajaran tersebut adalah sama. Artinya samasama ku'ur. Sementara pemeluknya dinyatakan ka'ir, baik hanya memeluk sebagian dari kedua ajaran .politik dan spiritual/ tersebut, ataupun se%ara total. 1engan demikian kedudukannya sama, yaitu sama"sama ka'ir. 2: 1isamping hukumnya haram memeluk agama dan mabda> lain, selain Islam, juga diharamkan menerapkan dan mengemban agama dan mabda> tersebut. Inilah pandangan Islam yang jelas, tegas dan bisa dipertanggungjawabkan se%ara akademis dan rasional di hadapan Allah.
:. Antara Islam dan Mohamadenisme

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Batasan Islam sebagai 8Agama yang diturunkan -leh Allah S+T kepada ,abi 2uhammad sa". berusaha untuk dimanipulasi oleh 6rientalis <.A.+. 7IBB. 2> Ini berangkat dari asumsi, bahwa di dalam Islam, <adits yang merupakan pernyataan . /a"l/, perbuatan .fi*l/ dan diam yang menunjukkan pengakuan .ta/rir/ Nabi saw. merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang 'undamental, selain aI"#ur an itu sendiri. $arena <adits merupakan pernyataan, perbuatan dan ta/rir Nabi saw., maka dapat disimpulkan, bahwa Muhammad saw. bukan hanya Nabi yang menyampaikan ajaran, melainkan juga pendiri Islam. 1ari sinilah kemudian lahir istilah 2-hammadenism yang dalam bahasa Arab bisa diterjemahkan dengan 2uhammadiyah, yang artinya adalah paham atau ajaran yang didirikan oleh Muhammad. Mohammadenisme digunakan karena Muhammadlah pendirinya. $laim yang nisbat-nya disandarkan kepada Nabi saw. 7agasan Mohammadenisme ini sama dengan konsep relati5isme ma!hab. Artinya, jika orang Islam telah mengenal makna Hanafiyah, 2.likiyah, Sy.fi&iyah dan Han.bilah, ataupun Zaydiyyah dan 7a&fariyah sebagai ma!hab yang sah dan diterima oleh orang Islam dan diakui Islam itu sendiri. )aham"paham tersebut dibangun oleh para pendirinya, di mana perbedaan terhadap masing"masing dibenarkan, karena merupakan hasil ijtihad masing"masing mujtahidnya. 9ika demikian, maka Islam yang dikonotasikan dengan Mohammadenisme ini adalah sama. Artinya, kebenaran Islam masih bisa diperdebatkan, karena kebenaran Islam bersi'at relati', tidak mutlak. $arena Islam adalah ajaran yang didirikan oleh Muhammad saw. 1engan demikian konsep ini berusaha untuk menolak, bahwa Islam adalah murni dari Allah, tanpa inter5ensi manusia. $arena itu, gagasan Mohammadenisme ini mengajukan gagasan ketidakperluan 'anatik terhadap ajaran Islam. 4ntuk menyanggah pandangan dan manipulasi ini ada dua hal yang dapat digunakan* 3ertama, hakikat <adits yang menjadi sumber ajaran Islam 'undamental edua, kedudukan Muhammad sebagai Nabi dan +asul, apakah dii!inkan untuk melakukan ijtihad: $edua standar inilah yang menjadi standar untuk menolak pandangan <.A.+. 7IBB di atas untuk menghan%urkan Islam dengan mengeksploitasi pandangan ulama Islam. 3ertama, mengenai kedudukan <adits. Mengenai kedudukan <adits sebagai sumber utama Islam selain al"#ur an, jelas tidak dapat dina'ikan. Banyak ayat al"#ur an yang se%ara /ath&i menjelaskan kedudukan <adits. Hadits, Sunnah ataupun habar adalah la'ad! yang berbeda, tetapi maknanya sama, yaitu pernyataan ./a"l/, perbuatan .fi&l/ dan pengakuan .ta/rir/ Nabi saw. Meskipun ini merupakan pernyataan, perbuatan dan pengakuan Nabi, tetapi sumbernya bukan dari Nabi sendiri, melainkan wahyu Allah S8,, sehingga Hadits, Sunnah ataupun habar tersebut hanya berbeda dengan al"#ur an dari segi susunan teksnya, sedangkan isinya sama, yaitu sama"sama wahyu dari Allah S8, sebagaimana 'irman Allah*

ONP 6 H@ ; D@7 ; AB8C@PD ; d@ 6u8C& N


8Dan apa saja yang dia '2uhammad( u$apkan itu, sesungguhnya bukan bersumber dari ha"a nafsunya, melainkan "ahyu yang di"ahyukan 'kepadanya(. 3'.s. An-Nam) 24.

D FT& U` B i@OIVl R BQFTI|} B IRFTI@FtRfBgIS www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Aku sekali-kali tidak mengikuti selain apa yang di"ahyukan kepadaku. 3'.s. Al-An/(m) .k4.

Dl U`Py^ B IN B i@OIVl R BQFTI|} F I` B I@FtRfBgIVb B RdFTI Ds@& 8 atakanlah '2uhammad() *Aku hanya akan mengikuti apa saja yang di"ahyukan kepadaku -leh Tuhanku.& 3'.s. Al-A/r(f) 1k,4. D FT& U` B i@OIVl R BQFTI|} B IRFTI@FtRfBgIS
8Aku hanya mengikuti apa yang di"ahyukan kepadaku. 3'.s. nus)*.4.

R QHIN YD F j F \} F Fy B D}RjQHIFJIYD F b D FT& U|} B i@OIVl B IRFTI@FtRfBgIS


8Aku hanya akan mengikuti apa yang di"ahyukan kepadaku. 3'.s Al-Ah() +4.

D FyIY D @gIVb @^ U` @ Dh Fd B QV B RdFTI Ds@& F D}i 8 atakanlah '2uhammad() *Aku hanya akan memberi peringatan kepada kamu dengan "ahyu..& 3'.s Al-Anbiy(/) 2.4.
Nas"nas di atas se%ara tegas dan ath&i menjelaskan, bahwa apa yang disampaikan oleh +asul yang berupa Hadits, Sunnah ataupun habar, baik berbentuk pernyataan ./a"l/, perbuatan .fi&l/, maupun pengakuan .ta/r9r/ beliau saw. bukan bersumber dari diri beliau sendiri, tetapi bersumber dari wahyu. 1i sinilah letak perbedaan antara beliau dengan manusia biasa. akta inilah yang ditegaskan oleh Allah melalui lisan beliau*

Dl @ @ e B ByIVBdBgIVb ` B i@OIY DZ R BQFTI|} F Ij B RdFTU D b D BaE @ @BQFTIVb }H D_ D H_ D BQFTIHib D VBpIK BN\h DZ Fj F\ F _ @ eD FQIsO @ \FuBaE B_ B I@x_@jF B Ir B IrBQFTIY B RdBg F 'C( atakanlah) D=ah"asanya aku hanyalah se-rang manusia seperti kamu, di"ahyukan kepadaku bah"asanya Tuhan kamu adalah Tuhan ;ang 2aha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-,ya dan m-h-nlah ampun kepada-,ya. Dan ke$elakaan yang besarlah bagi -rang--rang yang mempersekutukan ',ya(, 8 atakanlah '2uhammad() *Aku adalah manusia biasa seperti halnya kamu. =edanya aku diberi "ahyu 'sedangkan kalian tidak(. 3'.s. ushshilaj) 04.
edua, kedudukan beliau saw. sebagai Nabi dan +asul yang diklaim melakukan ijtih.d sama dengan manusia biasa adalah pandangan banyak ulama . Meskipun ini merupakan pendapat yang lemah. 4lama

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
yang berpendapat, bahwa +asulullah saw. boleh berijtihad adalah mayoritas ulama ushul. 2= Antara lain, Maghab fanafi yang mengatakan* 8=ah"a beliau sa". telah diperintahkan untuk menunggu "ahyu, apabila beliau menghadapi masalah atau kasus yang dikemukakan kepada beliau, ke$uali jika dikha"atirkan akan hilang begitu saja. emudian apabila beliau tidak diberi "ahyu, maka beliau diperintahkan untuk berijtihad. ,amun, ijtihad beliau hanya sebatas */iyas& 'melakukan anal-gi(. Malah sebagian besar ahli ushul berpendapat, bahwa beliau tidak perlu menunggu wahyu ketika berijtihad. Asy/ariyah dan mayoritas Mu/jagilah serta Mutakallimin berpendapat, bahwa Nabi saw. tidak dii!inkan untuk berijtihad yang menyangkut hukum syara . Namun, sebagian di antara mereka ada yang berpendapat, bahwa hukumnya mubah bagi beliau saw. untuk berijtihad dalalm kasus peperangan saja. 4lama yang juga berpendapat sama, bahwa Nabi saw. dibolehkan berijtihad yang menyangkut hukum syara adalah as-$uyjhi, termasuk ulama mutaakhir, seperti Abd al-ah(b #hall(f dan sebagainya.2 Mereka, antara lain, menggunakan kasus penentuan tawanan perang Badar sebagai argumentasi, di mana beliau saw. membiarkan mereka hidup, kemudian beliau saw. ditegur oleh Allah S8,*

D FpI BNk @ BOIS D BgI` B IVl D BgI@rBQI BSiZ U B Ij B E F @D OI|Ra} FtBLFQI BSVh B& F D^BHI` 8Tidak layak bagi se-rang ,abi memiliki ta"anan sebelum dapat melumpuhkan 'dalam jumlah besar( musuh-musuhnya di muka bumi. 3'.s. Al-Anf(l) 0i4.
9uga kasus pemberian i!in beliau saw. kepada dua orang mukmin untuk tidak ikut berjihad, yang kemudian ditegur oleh Allah*

D DM UY B L B I@JIVBM B & D @BQI B[d F BgIY B FQI~ 8Allah telah memaafkan kamu, mengapa kamu izinkan mereka. 3'.s. Aj-Tawbah) 2,4.
termasuk kasus teguran Allah kepada beliau saw. ketika terjadi konspirasi yang dilakukan oleh Aisyah dan <a'shah terhadap beliau agar tidak mendatangi Sawdah, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibn Sa ad dalam at-Thaba/.t a#- ubr. mengenai istri"istri Nabi. As"Suy-thi dalam 1ub.b an-,u/0l ?i Asb.b an,uz0l juga menukil beberapa riwayat yang berkaitan dengan kasus tersebut. Ada yang sahih dan lemah . +iwayat dari at",habrni yang sanadnya dari Ab- <urayrah, bahwa Nabi saw. bersabda* 8Sesungguhnya madu itu haram untukku. karena ingin menyenangkan hati Aisyah dan <a'shah, kemudian Allah menurunkan surat at",ahrim* 2 ini adalah riwayat yang lemah. Adapun riwayat yang sahih adalah riwayat yang bersumber dari at",habrni dari Ibn Abbs yang menyatakan*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
!asulullah sa". telah meminum madu di rumah Sa"dah, lalu mendatangi 'giliran( Aisyah. Aisyah mengatakan) *Saya men$ium bau 'yang tidak enak( dari mulutmu.& 1alu beliau sa". mendatangi 'giliran( Hafshah, dia juga menyatakan hal yang sama. ,abi kemudian bersabda) *7ika demikian, mungkin karena minuman yang saya minum di rumah Sa"dah. Demi Allah, saya tidak akan meminumnya.& kemudian turunlah ayat ini*2

D BfIB~BQI@JIRs} IBmV] P B@fIY B Djl B BgIV BlIA FtRLQHIVBOBgVBO& @j B I` FBat B FQI` D Bg B I@J_ UY B I^i@v \} F ^ B IB~H B F _ 8+ahai ,abi, mengapa kamu mengharamkan apa yang dihalalkan -leh Allah kepadamu, karena kamu berusaha menyenangkan hati istri kamu: Dan Allah 2aha 3engampun lagi 2aha 3enyayang. 3'.s. Aj-Tahrim)*4.
4ntuk menguatkan pandangan tersebut, ada beberapa hal yang harus dikemukakan* 3ertama, mengenai batasan ijtih.d. #jtih.d adalah* 5saha se-rang fu/aha& dalam men$urahkan seluruh kemampuannya untuk menggali *dhann& dari hukum-hukum syara& melalui dalil-dalil tafsili 'kasus per kasus(, di mana dia tidak mampu lagi untuk berbuat lebih dari apa yang telah di$apainya. 1engan demikian ijtihad mempunyai kemungkinan besar dan salah. $arena si'at ijtihad sebagai usaha untuk menentukan dhann. $arena itu Nabi saw. bersabda*

; 8 CH ; 8Ce 6 ?@b ; N@? @?y ; nnnnnnnnnnnnnnnnn_ n6 ;R@DEnnnnnnnnnnnnnnnnn;};@ 6 ;@b ; nnnnnnnnnnnnnnnnr ; ; :nnnnnnnnnnnnnnnnn;;@t ; ;vr: ; W ; y 8 : nnnnnnnnnnnnnnnnnq ; @u? 8 p DT ; nnnnnnnnnnnnnnnnn| 6 ; ;@t ;N 5tr? ;_ 6 ;R@DE;};@;;Q 6 H@ r ; ;vr? ; ; p ; b 8 H@ ;|
8Apabila se-rang hakim memutuskan perkara, kemudian berijtihad dan benar, maka ianya mendapatkan dua pahala. Dan apabila berifihad dan salah, maka ianya mendapatkan satu pahala. 3f.r. Ahmad, ukh(ri, Muslim, Ab D(wud, Aj-Tirmdgi, An-Nas(/i, !bn M(ah dari Ab furayrah4.2

edua, kedudukan Nabi saw. sebagai /ud"ah .teladan/ yang se%ara mutlak wajib diteladani. 9ika beliau saw. melakukan ijtih.d, kemudian ijtihad beliau salah, sementara beliau adalah /ud"ah, tentu ummat beliau akan terjerumus dalam kesalahan. Maka ini mustahil terjadi pada diri Nabi saw., sekalipun kesalahan ijtih.d beliau tidak sampai menyebabkannya melakukan kemaksiatan. etiga, hukum"hukum yang dituduhkan oleh kebanyakan ulama mengenai ijtih.d beliau saw. sebenarnya bukan merupakan ijtih.d, melainkan tathb9/ al-ahk.m .menerapkan hukum yang sudah ada/, atau bukan dalam konteks tasyr9& .menetapkan hukum yang belum dinyatakan oleh Allah/. )adahal hukum" hukum di atas sebelumnya telah dijelaskan oleh Allah S8, dan dalam keadaan ketika kaum muslimin telah

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
banyak melakukan pembunuhan terhadap orang"orang ka'ir, di mana peperangan tersebut dimenangkan oleh orang Islam, maka +asulullah menerima masukan Ab- Bakar agar menawan sisa"sisa orang ka'ir yang masih hidup. ,indakan beliau saw. mengisyaratkan, bahwa hukum menawan tersebut sebelumnya telah diterangkan oleh Allah.2 Sebab, pandangan ini bukan hanya dimiliki oleh beliau tetapi juga menjadi pandangan sahabat yang lain, seperti Ab- Bakar. <ukum ini juga dikuatkan oleh surat Mu hammad* =, mengenai pembebasan tawanan .al-mann/ atau menjadikan mereka sebagai tebusan . al-fid.&/, yang berarti sebelumnya bisa ditawan, kemudian baru dibebaskan dengan tebusan. ,indakan beliau saw. tersebut hanya menerangkan bahwa beliau sebagai manusia bisa memilih antara A, B, dan 3 dalam menentukan kedudukan tawanan perang, di mana alternati' hukum tersebut telah ditetapkan oleh Allah S8,. Sedangkan ayat yang berisi teguran yang ditujukan kepada beliau saw. karena memberi i!in untuk meninggalkan perang, yaitu surat at,awbah* =>, juga sama. Artinya, beliau saw. tidak melakukan ijtih.d sendiri, melainkan memilih salah satu alternati' hukum yang telah ditetapkan oleh Allah. Beliau memilih untuk memberi i!in kepada dua orang sahabat, sedangkan mereka tidak mempunyai alasan apa pun untuk tidak berjihad. $arena tindakan inilah beliau saw. kemudian ditegur oleh Allah. 9ika ayat tersebut dihubungkan dengan surat an N-r* :, jelas bahwa hukum memberikan i!in tadi diperbolehkan. Namun dalam kasus tersebut, yaitu pada saat perang ,abuk, di mana kondisi orang Islam sangat sulit, seharusnya yang lebih utama bagi beliau untuk tidak memberikan i!in kepada mereka. Inilah yang dimaksud oleh Allah S8,. 1emikian juga dengan kasus ketiga. Sebenarnya beliau saw. tidak mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah, sebagaimana dalam riwayat at",habri dari Ibn Abbs di atas. Sebab beliau hanya bermaksud tidak meminum madu, karena ingin menyenangkan hati Aisyah dan <a'shah, yang ternyata itu merupakan konspirasi Aisyah dan <a'shah karena %emburu dengan Sawdah.:? 1engan demikian, jelas bahwa +asulullah saw. tidak pernah melakukan ijtih.d. Apa yang beliau lakukan dalam kasus"kasus tersebut adalah tathb9/ al-ahk.m .menerapkan hukum yang sudah ada/, yang kemudian ditegur oleh Allah karena hukum yang diterapkan bukan hukum yang lebih utama . al-a"l./.:2 $arena itu, dengan kedua argumentasi di atas, yaitu kedudukan <adits yang sama dengan al"#ur an, dari segi bahwa maknanya sama"sama merupakan wahyu dari Allah, dan kedudukan beliau saw. yang se%ara syar&i tidak dii!inkan untuk melakukan ijtih.d, maka dalam konteks apa pun, Islam tidak dapat disebut dengan istilah 2-hammadenism. Sebuah ajaran yang didirikan oleh Muhammad saw. )ada dasarnya, Muhammad adalah manusia biasa tetapi beliau dilebihkan oleh Allah karena diangkat sebagai Nabi saw. dengan diberinya wahyu, sedangkan manusia yang lain tidak. Beliau juga ma&sh0m terhadap semua bentuk kemaksiatan, baik dosa ke%il maupun besar. Namun Nabi Muhammad saw. bukan pendiri Islam, melainkan hanya sebagai penyampai, karena beliau tidak bisa menambah atau mengurangi ajaran Islam. Semuanya telah ditetapkan oleh wahyu, baik berbentuk al"#ur an maupun as"Sunnah. 1engan demikian, jelas bahwa Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi saw. dengan membawa kebenaran mutlak. Inilah yang dijelaskan oleh nas al"#ur an*

D BNl D& @ BfIBCBpIB~Py^ Dl R diZ U BNOjB Db B IN B QH F INB F I @ QHI F ab


8 ebenaran '#slam( itu dari Tuhanmu, maka sekali-kali kamu jangan menjadi -rang yang ragu. 3'.s. Al- aarah)*2i4.:

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Maka, menyebut Islam dengan sebutan 2-hammadanism hukumnya adalah haram. Sebab, dari segi makna konotati'nya jelas bertentangan dengan realias Islam. 1isamping la'ad! tersebut berisi gagasan dan konotasi yang sengaja merusak kebenaran Islam.
+uang Lingkup Ajaran Islam

Islam adalah agama ataupun mabda> yang lain. 1ari segi wilayah ajarannya, Islam bukan saja agama yang mengurusi masalah r0hiyyah .spiritual/, akan tetapi juga meliputi masalah politik . siy.siyyah/. Atau dengan istilah lain, Islam adalah akidah spiritual dan politik . al-a/9dah ar-r0hiyyah "a as-siy.siyah/.:> A/9dah ar-r0hiyyah .akidah spiritual/ adalah akidah atau ajaran yang mengatur urusan keakhiratan, seperti surga, neraka, pahala, siksa dan dosa, termasuk masalah ibadah, seperti shalat, !akat, haji, puasa dan jihad. Sedangkan a/9dah as-siy.siyyah adalah akidah atau ajaran yang mengatur urusan keduniaan, seperti politik, ekonomi, sosial, pemerintahan, pendidikan, sanksi hukum dan sebagainya. $edua akidah atau ajaran tersebut, sama"sama dibangun berdasarkan akidah yang sama, yaitu akidah Islam. $arena itulah, Islam bisa disebut sebagai agama dan mabda>. Sebagai agama dan mabda>, Islam adalah ajaran yang meliputi akidah dan sistem . nidh.m/. Atau dalam istilah lain, Islam adalah agama yang meliputi akidah dan syari ah. := -ang dimaksud dengan akidah dalam konteks ini adalah keimanan kepada Allah, Malaikat, +asul, $itab, <ari $iamat serta #adha dan #adar, di mana baik dan buruknya hanya dari Allah S8, semata. Sedangkan nidh.m atau syariah adalah kumpulan hukum syara yang mengatur seluruh masalah manusia. $arena itu, sistem atau syariah Islam merupakan hukum yang meliputi semua aspek kehidupan manusia, yang kesemuanya tadi telah dijelaskan oleh sumber utamanya, al"#ur an dan as"Sunnah, se%ara umum dan global. Sedangkan uraian dan deskripsi detailnya diserahkan kepada mujtahid.: irman Allah S8,*

D ~ @ FQIVWdVB\t R Bd_ B I PsZ D FfIVB D B eM U B \ B IVBLQD z` D B aZ F QHI B& 8Dan ami turunkan kepada kamu itab ini untuk menerangkan semua perkara. 3'.s. An-Nahl) -+4. D Y D& D BgIA D Bg_ @ BQI[\ @\ @ BLOX @ BQI[ @ ] @ b @ eD b D G D FdIY D B eM UVWLOX B I[ B_ DZ Db DZ DZ F IA F ^ F IY @Z B I`Fab B IY B BCE Bc Bf Bh B DiB\QH F HI 8Hari ini telah Aku sempurnakan agama kamu dan telah Aku $ukupkan nikmat- u untukmu, serta Aku ridhai #slam sebagai agama kamu. 3'.s. Al-M(idah) k,4.
1ari kedua nas di atas jelas sekali, bahwa Allah telah menyempurnakan agama"Nya, sehingga tidak ada satu masalah pun yang belum pernah dibahas atau diterangkan oleh Allah S8,. ,etapi, penjelasan yang membahas seluruh masalah tersebut se%ara umum dinyatakan dalam bentuk umum dan global dengan dal.lah yang bisa digali uraiannya. Sebab, nas"nas tersebut laksana pohon yang menghasilkan buah, sedangkan buahnya merupakan hukum yang bisa dimakan oleh banyak orang. ,etapi, agar buah tersebut bisa dihidangkan kepada khalayak ramai, harus ada yang memetik dan menghidangkannya kepada mereka, dan mereka itulah mujtahid. Agar hasilnya baik serta bisa dimakan, seorang mujtahid harus menggunakan alat ijtihad, yang dikenal dengan ush0l al-fi/h dan syarat"syarat ijtihad lainnya.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1engan demikian, setiap masalah baru bisa dipe%ahkan oleh Islam melalui ijtihad seorang mujtahid. $arena itu, hukum ijtihad adalah 'ardhu ki'ayah. Maka, tidak diperbolehkan dalam satu waktu, tidak ada seorang mujtahid pun yang bisa menggali hukum yang diambil oleh khalayak ramai. : ,etapi, setelah !aman kemunduran pemikiran kaum muslimin, banyak ulama yang tidak mampu melakukan ijtihad. Setelah itu, dikeluarkanlah 'atwa penutupan pintu ijtihad oleh al"#a''l .w. >? M/. Setelah itulah, seruan supaya pintu ijtihad ditutup semakin nyaring, yang terjadi pada abad ke"= <2? M, atau di !aman Ibn <a!m .="2?= M/ hingga !aman Ibn ,aymiyyah .2:>"2>: M/. )ada !amannya, Ibn ,aymiyyahlah orang yang menyerukan supaya pintu ijtihad dibuka. Memang, pintu ijtihad tidak pernah tertutup bagi orang yang mempunyai kelayakan.ahliyah/, dan memang pintu ijtihad selalu tertutup bagi orang"orang yang tidak mempunyai kemampuan.: 1engan demikian terlihat, bahwa syariat Islam adalah syariat yang lengkap, yang mengatur seluruh urusan manusia, baik di bidang ibadah, ekonomi, sosial, politik, pemerintahan, pendidikan, sanksi hukum dan sebagainya. Semuanya ini akan terlihat dengan jelas ketika diterapkan oleh negara, yaitu $hila'ah Islam. Namun, setelah banyak ulama yang tidak mampu menjelaskan berbagai masalah baru dengan perspekti' Islam, mereka kemudian menuduh Islam tidak lengkap. Maka, mereka mulai melirik ajaran lain di luar Islam dengan alasan, bahwa itu merupakan hikmah yang ada pada ummat lain. : -ang kedua, tuduhan ini juga dilan%arkan oleh orang ka'ir yang sengaja ingin memadamkan %ahaya ajaran Allah. : Akibatnya orang Islam pun menjadi pihak tertuduh yang kemudian harus menjawab tuduhan"tuduhan tersebut dengan kebodohan mereka, sehingga terjadi berbagai apologi. Inilah yang kemudian melahirkan tuduhan, bahwa Islam hanya agama dan bukannya mabda> serta pandangan hidup ."ay -f life/. )andangan ini sebenarnya lebih karena disebabkan oleh proses generalizati-n anal-gy, atau upaya hantam kromo, bahwa Islam sama dengan agama lain, atau semua agama sama, termasuk Islam. $arena agama lain tidak mempunyai konsep politik, yang mengatur masalah kehidupan, dan Islam adalah agama, maka Islam juga sama dengan yang lain. Sama"sama tidak mengatur urusan kehidupan. ,entu pena'siran seperti ini sangat sarat dengan pele%ehan, bahkan merupakan tuduhan nga"ur, tanpa disertai pemahaman yang mendalam tentang Islam. Sebab, umumnya mereka yang mengkaji Islam tidak memahami realitas kehidupan, sedangkan mereka yang memahami realitas kehidupan ini tidak memahami Islam dengan benar. <asilnya, tidak pernah ada kesimpulan yang lengkap, yang bisa mereka berikan. Masing"masing berjalan dalam ruang yang sempit dan simplikati'. Namun anehnya mereka sering mengklaim, bahwa orang"orang yang berpandangan menyeluruh tentang Islam sebagai ajaran spiritual dan politik, dituduh dengan melakukan ap-l-gy .membela atau mempertahankan diri/. Mereka menyamakan orang Islam dengan orang -ahudi dan Nasrani. $arena agama mereka tidak lengkap, kemudian mereka bersikap ap-l-gi untuk menutupi kelemahan agama mereka. 9adi sebenarnya siapa yang melakukan ap-l-gi? 6rang Islam yang memperjuangkan Islam yang unik dan komprehensi', ataukah orang yang mengaku Islam, yang memperjuangkan Islam parsial, di sisi lain mereka memperjuangkan ide"ide non"Islam dengan sikap defensif ap-l-getik.>? Inilah perdebatan orang Islam melawan &orang Islam( yang menjadi alat orang"orang non"Islam. $arena itu, masalah ini membutuhkan jawaban yang memuaskan se%ara argumentati' dan rasional, yang disertai dengan bukti"bukti empiris. Akidah Islam memerintahkan setiap indi5idu untuk menyembah Allah S8, sebagaimana yang telah diperintahkan dan ditunjukkan oleh +asulullah saw. )enyembahan . ib.dah/ kepada Allah S8, ini tidak

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
hanya termani'estasikan dalam tingkah laku pribadi. $arena, akidah Islam bukan saja mendorong terbentuknya akhlak Islam, tetapi juga memberikan penyelesaian yang menyeluruh terhadap semua urusan kemasyarakatan dan pemerintahan. 1alam hal ini, akidah Islam hanya membenarkan aspek kehidupan seorang muslim dijalankan mengikuti aturan Islam, di mana syariat dan sistem Islam dilaksanakan untuk tujuan ini. Syariat Islam sendiri berisi aturan .sistem/ yang bisa diklasi'ikasikan menjadi tiga ma%am* 2. )eraturan .sistem/ yang menyangkut hubungan indi5idu dengan )en%iptanya .Allah S8,/, seperti ibadah, baik shalat, puasa, !akat, haji maupun jihad. :. )eraturan .sistem/ yang menyangkut hubungan indi5idu dengan dirinya sendiri, seperti hukum pakaian, makanan, minuman dan akhlak, yang men%erminkan si'at dan tingkah"laku seseorang. >. )eraturan .sistem/ yang menyangkut hubungan dengan orang lain, seperti masalah bisnis, pendidikan, sosial, pemerintahan, politik, sanksi hukum dan lain"lain. $etika seluruh aspek interaksi di atas diatur dengan syariat Islam, berarti orang tersebut telah mengimplementasikan tuntunan akidah Islam dengan benar. Memang tidak ada perbedaan dalam syariah, antara hukum yang menyangkut indi5idu maupun masyarakat. $arena kedua"duanya lahir dari akidah yang sama, Islam. $arena itu tidak ada satu hukum pun yang lebih penting, sementara yang lain dikatakan kurang penting. $arena semuanya sama"sama penting. Membedakan hukum satu dengan yang lain, sama sekali tidak ada dasarnya. irman Allah S8,*

D D D Bf_ D @aBpBg& UD F VBaZ F QHI F B I z cBtFyI BS_@j@Z F cBtFyI BSi@Ll 8Apakah kamu beriman kepada sebagian isi al- itab 'Taurat( dan ingkar kepada sebagian yang lain: 3'.s. Al- aarah) -.4.
Seluruh hukum syara yang mengatur ketiga hubungan manusia sebagaimana yang telah dinyatakan di atas lahir dari akidah Islam, sebagai a/9dah r0hiyyah dan juga a/9dah siy.siyyah, yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan kaum muslimin. Mengabaikan pelaksanaan akidah Islam ini dapat dianggap membangkang dari perintah Allah S8,. ,indakan ini tentu akan menjerumuskan orang tersebut dalam kemurkaan Allah S8,. Bahkan, bisa menjerumuskannya dalam keku'uran. 9adi, tidak seorang pun boleh menyatakan, bahwa Islam mempunyai akidah yang sahih, jika hanya mengimani spiritualitasnya saja, minus ajaran politiknya. Ini, misalnya, terlihat pada prilaku ahli tarekat, su'i ataupun jamaah yang hanya mem'okuskan perhatiannya kepada aspek ritual dan akhlak semata. Sebab dengan begitu mereka telah melakukan dosa besar, karena meninggalkan sebagian perintah Allah yang menyangkut urusan keduniaan .siy.siyyah/. Sementara untuk membuktikan keberpegangan ummat Islam pada konsepsi siasah Islam ini, mereka harus berusaha untuk melaksanakan aspek akidah ini dalam sebuah negara yang akan mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dalam tatanan syariah yang lahir dari Islam se%ara utuh.
2. Islam Agama )olitik dan Spiritual

Masalahnya kemudian adalah mampukah Islam sebagai agama politik dan spiritual? 4ntuk menjawabnya perlu dianalisis berdasarkan bukti"bukti n-rmatif, hist-ris dan empiris.>2 1engan melihat nas,

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dan 'akta sejarah kejayaan yang pernah di%atat dalam lembaran sejarah kegemilangan Islam sejak pertama kali tegaknya Islam di Madinah sebagai mabda> sampai runtuhnya $hila'ah Islam terakhir di ,urki pada tanggal > Maret 2:=, serta sisa"sisa penerapan Islam di negeri kaum muslimin, terbukti bahwa Islam merupakan agama politik dan spiritual. ,iga bukti inilah yang akan mampu memberikan gambaran nyata kepada kita terhadap kemampuan Islam sebagai mabda> dunia. 3ertama, se%ara normati', kita bisa membuktikan kemampuan Islam sebagai ajaran politik dan spiritual dengan melihat elemen yang dimiliki oleh Islam, yaitu pemikiran . th-ught/ dan metode .meth-d/. lementh-ught ini men%akup* 2. Akidah Islam, yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat, +asul, $itab, <ari $iamat serta #adha dan #adar :. )eme%ahan masalah kehidupan manusia, yang meliputi hukum syara yang berkaitan dengan seluruh masalah kehidupan manusia, baik dengan ,uhannya, seperti ibadah, ataupun masalah manusia dengan sesamanya, seperti ekonomi, sosial, politik, pendidikan, sanksi hukum dan sebagainya, maupun masalah manusia dengan dirinya sendiri, seperti masalah makanan, pakaian dan akhlak. Sementara elemen meth-d ini meliputi bagaimana konsep tersebut diterapkan, dipertahankan dan dikembangkan, antara lain* 2. Metode menerapkan akidah dan hukum syara , yaitu melalui negara $hila'ah Islam dan partai politik Islam yang menegakkan Islam :. Metode mempertahankan akidah dan hukum syara melalui institusi pengadilan . al-/adh.&/, dan penerapan sanksi hukum .u/0b.t/ kepada para pelaku pelanggaran akidah dan hukum syara , yang dijalankan oleh $hila'ah Islam. Misalnya, orang murtad dibunuh, orang yang membangkang . bugh.t/ terhadap $hila'ah Islam akan diperangi, orang yang meninggalkan shalat akan dikenai ta&z9r, pen%uri akan dipotong tangannya, pelaku !ina akan dirajam sampai mati, atau di%ambuk sampai seratus kali, orang yang membuka aurat di tempat umum akan dikenai ta&z9r, orang yang melakukan praktek suap dikenakan ta&z9r dan sebagainya. >. Metode mengemban akidah dan hukum syara yang dilakukan melalui dakwah yang diemban oleh indi5idu, partai politik dan negara, serta jihad f9 sabilill.h baik de'ensi' maupun o'ensi', yang dijalankan oleh $hila'ah Islam. 9ihad ini dimaksud untuk menghan%urkan dinding penghalang yang menghalangi masuknya %ahaya Islam di wilayah yang diperangi. 1engan begitu, para penduduk wilayah tersebut akan dapat menyaksikan %ahayanya dengan sempurna. 9ihad ini dilakukan dengan melalui tiga 'ase* 2/ 1iseru untuk memeluk Islam ketika bersedia menerima, mereka dibiarkan, di mana harta, darah dan kehormatan mereka dijaga oleh Islam :/ Apabila tidak setuju, mereka diserukan agar tunduk kepada pemerintahan Islam dengan %ara menerapkan semua hukum Islam yang menyangkut urusan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, u/0b.t .sanksi/ dan hukum"hukum lain, ke%uali akidah, ibadah, makanan, pakaian dan pernikahan .nikah dan %erai/ >/ Apabila tidak setuju, mereka akan diperangi habis"habisan sampai tunduk kepada Islam. edua, se%ara historis, banyak bukti bisa dilihat dalam %a%atan sejarah, sebagaimana yang dibukukan oleh ahli sejarah, baik dalam s9rah maupun t.r9kh, seperti S9rah #bn #sha/, 2agh.zi al-+./idi, Taba/.t #bn Sa&ad, S9rah #bn Hisy.m, T.r9kh al-5mam +a al-2ulk, T.r9kh #bn al-Ats9r, T.r9kh #bn ats9r dan sebagainya. Buku"buku sejarah ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana Islam diterapkan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sepanjang berabad"abad. <anya dalam laporan sejarah sering kali tidak dipisahkan antara penerapan syariat yang gemilang dengan penyimpangan penerapannya. 1ari sini bukti historis kadang malah menyebabkan keraguan di hati pengkaji sejarah. Maka, satu"satunya bukti paling otentik penerapan syariat Islam adalah kodi'ikasi hukum Islam yang terbukukan dalam kitab"kitab 'iih, mulai dari !aman +asulullah hingga !aman $hila'ah 4thmaniyyah di ,urki. $endatipun demikian sejarah telah men%atat %a%atan kegemilangan Islam selama 2>?? tahun lebih ketika Islam diterapkan sebagai mabda> yang memimpin dunia, di mana angka orang yang dipotong tangan akibat kasus pen%urian dan dikenai sanksi hud0d hanya :?? kasus. +ekor ini bisa diraih karena ketika mabda& Islam diterapkan di tengah masyarakat, Islam akan membina masyarakat supaya menjadikan akidah Islam sebagai /iy.dah fikriyyah atau intelle$tual leadership mereka. 1engan demikian akan lahir ketakwaan dalam diri anggota masyarakat, di mana ketakwaan tersebut akan meman%arkan si'at protekti' .it/.&/, sehingga mampu mengendalikan diri setiap indi5idu dan mendorong mereka untuk melaksanakan perintah Allah S8, serta meninggalkan larang"Nya. Masyarakatnya juga akan membawa pemikiran dan perasaan Islam, sehingga manjadikan anggota masyarakatnya akti' dan peka dalam melakukan amar ma&r0f dan nahy munkar sebagai kontrol sosial agar senantiasa berada di jalan Islam yang lurus. Sementara yang memainkan peranan paling penting dalam konteks ini adalah pemikiran dan metode Islam yang diterapkan dalam sebuah negara. etiga, se%ara empiris, banyak bukti bisa disaksikan hingga saat ini. ,aiy ad"1n an"Nabhni >: memberikan gambaran yang rin%i mengenai bukti tersebut yang terepresentasikan dalam dua aspek* 3ertama, melalui lembaga pengadilan .al/adh.&/ yang bertugas menyelesaikan perselisihan di tengah masyarakat, baik kasus yang menyangkut anggota masyarakat dengan sesama anggota masyarakat, ataupun kasus antara anggota masyarakat dengan pejabat pemerintahan. edua, melalui institusi pemeritahan . alh.kim/ yang bertugas melaksanakan seluruh hukum Islam di tengah masyarakat. Mengenai pengadilan .al-/adh.&/, belum pernah ada dalam sejarah Islam sejak !aman Nabi saw. hingga abad ke"2 M, diterapkan hukum lain selain hukum Islam, sebagaimana yang terbukukan dalam kodi'ikasi hukum Islam yang tertuang dalam kitab"kitab 'iih. Sepanjang 2> abad belum pernah ada satu masalah pun yang diselesaikan dengan menggunakan hukum lain, selain hukum Islam. Bahkan orang"orang non"Islam pun sangat menguasai hukum Islam dengan baik, sehingga ada di antara mereka yang mampu menulis kitab 'iih Islam, seperti Salm al"B!, penulis syarah kitab undang"undang al-2ajallah. Namun, setelah mahkamah dipe%ah menjadi sipil dan agama . syar9&ah/, setelah merosotnya penguasaan 'iih Islam dan langkanya hakim syar i, disamping karena mengikuti model perundang"undangan Barat, akibatnya kasus"kasus yang ada diselesaikan bukan dengan hukum Islam. Sekalipun demikian, dalam penerapannya hukum Islam tetap dilaksanakan di negeri"negeri kaum muslimin meski tidak utuh. Misalnya hukum potong tangan, rajam dan %ambuk masih diterapkan di beberapa negeri kaum muslimin, baik di Arab Saudi, Malaysia maupun yang lain. Mengenai bukti empiris penerapan Islam yang terepresentasikan dalam pemerintahan . al-h.kim/ yang menerapkan hukum Islam sangat jelas. Ini dapat dilihat dalam buku"buku 'iih, antara lain terlihat melalui struktur* .2/ $hali'ah, .:/ 8akil khali'ah . 2u&."in taf"9dh/, .:/ )embantu administrati' khali'ah '2u&."in Tanf9dz(, .=/ )enguasa wilayah dan daerah .+ull.t "a al-&umm.l/, ./ Biro administrasi umum 'al-7ih.z alid.ri/, ./ )anglima )erang .Am9r al-7ih.d/, ./ Majlis 4mmat dan ./ )engadilan. >>

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Inilah 'akta dan bukti"bukti empiris yang telah membuktikan keutuhan Islam sebagai ajaran agama yang komprehensi', baik menyangkut konsepsi politik maupun spiritualnya. Semuanya dengan gamblang telah diajarkan Islam.
:. $edudukan Akhlak dalam Islam

Banyak ulama telah mengklasi'ikan Islam menjadi tiga bagian, yaitu* akidah, syariah dan akhlak. Namun ada juga ulama yang hanya mengklasi'ikan ajaran menjadi dua bagian, yaitu* akidah dan syariah, atau dengan kata lain* akidah dan sistem .>= Bagaimana sebenarnya kedudukan akhlak dalam ajaran Islam? 1alam pandangan Islam, akhlak bukan hanya sekedar si'at baik buruk, sehingga ketika berupa si'at baik, disebut akhl./ mahm0dah, dan disebut akhl./ madzm0mah ketika berupa kebalikannya. Akhlak memang si'at perbuatan, tetapi persoalan si'at tersebut tidak sesederhana itu. Sebab, si'at perbuatan baik dan buruk tersebut tidak mun%ul dengan sendirinya dari perbuatan itu sendiri. Misalnya duduk. 1uduk tidak bisa dinilai baik atau buruk semata" mata karena substansi duduknya itu sendiri. $arena substansi duduk adalah sama, tidak ada bedanya antara satu dengan yang lain. 1emikian halnya dengan membunuh, juga tidak dapat dinyatakan baik atau buruknya berdasarkan substansi membunuhnya itu sendiri, melainkan harus dilihat dari aspek lain. Iktika' di masjid adalah duduk, yang dinilai baik karena diperintahkan oleh Allah, bukan karena substansi duduknya. Membunuh orang murtad diperintahkan sebagai bentuk sanksi hukum atas kemurtadannya jelas baik, bukan karena substansi membunuhnya, melainkan karena Allah telah menetapkan hukum bunuh untuk mengganjarnya. Berbeda dengan membunuh orang yang haram darahnya . ma&sh0m ad-damm/, seperti orang Islam atau ka'ir d!immi jelas buruk, karena diharamkan oleh Allah. $arena itu ini merupakan perbuatan ter%ela. 1engan demikian yang menentukan si'at perbuatan baik dan buruk bukan perbuatan itu sendiri, melainkan aspek di luar perbuatan, yaitu* 2. Tujuan perbuatan* 4ntuk apa perbuatan tersebut dilakukan? Apakah men%ari ridha Allah atau bukan? :. Standar dan balasan perbuatan) Apakah perbuatan yang dilakukan sesuai dengan hukum syara atau tidak? Apakah perbuatan tersebut mengakibatkan pahala atau dosa, termasuk surga dan neraka? 1engan demikian, akhlak bukan sekedar si'at baik atau buruk, tetapi lebih dari itu, akhlak merupakan hukum syara yang menyangkut si'at perbuatan. 9ujur, amanah, khianat dan sebagainya, misalnya, tidak bisa dilihat hanya sebagai si'at baik, tetapi harus dilihat sebagai hukum syara yang memang wajib dilaksanakan. 6rang yang melakukan atau meninggalkannya bukan hanya dianggap melakukan perbuatan baik atau buruk, tetapi harus dianggap melakukan kewajiban, kesunahan atau keharaman dan kemakruhan. $etika akhlak dinilai melalui paradigma baik atau buruk saja, tentu akhlak akan berubah"ubah mengikuti pandangan temporal manusia terhadap si'at tersebut. $arena itu, kebaikan dan keburukan harus diukur dengan standar yang jelas, yaitu hukum syara . 3ontohnya, jujur kadang baik, dan kadang buruk. 9ujur menjadi tidak baik ketika seseorang ditawan musuh kemudian diinterograsi agar membo%orkan rahasia pasukannya. 9ujur dalam konteks seperti ini tidak baik, ketika berbohong alias tidak jujur justru dibolehkan, karena alasan terpaksa. $asih sayang juga demikian tidak selamanya berarti baik. $adang harus bersikap tegas dan tidak mengenal kasih sayang kepada orang lain. 3ontohnya orang yang men%intai saudara sesama muslim adalah baik, tetapi men%intai orang non"muslim justru sebaliknya. Belas kasihan kepada orang yang dikenai sanksi, misalnya, adalah si'at yang tidak baik.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
$arena itu, akhlak dide'inisikan dengan sifat-sifat yang diperintahkan -leh Allah kepada se-rang muslim agar menjadi identitasnya pada saat melakukan akti4itas. Akhlak adalah bagian dari hukum Islam. Maka, akhlak merupakan perintah dan larangan Allah S8, yang berhubungan dengan si'at, seperti jujur, sabar, lemah"lembut ketika berdiskusi dengan orang lain, mengutamakan orang lain dibanding dengan dirinya dalam hal kebaikan, bersikap adil ataupun khusy0& dalam shalat dan sebagainya. Semuanya ini merupakan hukum syara yang berkaitan dengan si'at, baik wajib, sunnah, haram maupun makruh. 1engan demikian, akhlak sebagai bagian dari ajaran Islam tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari hukum syara yang lain. $arena itu, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan hukum syara yang lain. Sebab, si'at tersebut tidak menonjol pada seseorang, ke%uali ketika melaksanakan akti5itas tertentu. $arena itu, orang yang melaksanakannya bukan hanya mendapatkan kemuliaan di mata manusia, tetapi juga mendapat pahala dari Allah S8,, sehingga ketika Nabi saw. ditanya* 8Apa yang paling banyak mempengaruhi sese-rang agar bisa masuk surga: Beliau saw. menjawab* 8Tak"a kepada Allah dan akhlak yang mulia. >

6 ?@ 6 ;>e D W 5 ; D N ; H ; @8@P ;Z 8 D}

Sedangkan identitas ketakwaan seseorang terlihat ketika dia melaksanakan seluruh hukum Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Atau dengan bahasa yang tegas, takwa adalah tindakan menjaga diri dari siksa neraka sebagai k-nsekuensi ketika melaksanakan atau meninggalkan perbuatan. Inilah makna takwa yang sesungguhnya. 1engan demikian, sebenarnya ketakwaan dan akhlak tersebut sama"sama merupakan hasil implementasi dari hukum syara . >
Standar $ebenaran Agama dan 2abda&

Setelah membahas konsep Islam dan ku'ur , bahwa semua agama maupun mabda> non"Islam adalah ku'ur, serta ruang lingkup ajaran Islam, bahwa Islam bukan sekedar ajaran spiritual, tetapi juga politik, maka dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama dan juga mabda>. Berbeda dengan $risten atau -ahudi yang hanya merupakan agama, dan bukannya mabda>. Atau $apitalisme dan Sosialisme, yang merupakan mabda>, minus spiritualitas. Masalahnya kemudian adalah, bagaimana %ara kita menakar kebenaran masing"masing se%ara logis? $arena setiap muslim wajib memahami kebenaran pilihannya se%ara logis, yang bisa dipertahankan se%ara argumentati' sebagaimana perdebatan antara Islam dengan keku'uran yang banyak di%ontohkan dalam al" #ur an se%ara memuaskan .mu/ni&ah/> disamping pembuktian normati' .na/l/, melalui nas al"#ur an dan as"Sunnah. 1ari sisi perbedaan, antara Islam dengan agama dan mabda> lain memang sangat mendasar, baik konsepsional .a/9dah/ maupun mekanisme operasional . nidh.m/"nya. 1isamping itu, setiap ajaran, baik agama maupun mabda>, sama"sama tidak bisa hanya diambil akidahnya saja, sementara sistemnya diambil dari agama atau mabda> lain. Sebaliknya, sistem apapun harus diambil dari akidah tertentu yang melahirkannya. Sebab, setiap sistem pasti bersumber dari akidah yang berbeda. > $etika ada seseorang yang mengambil sistem dari agama dan mabda> lain, pasti orang tersebut meyakini akidah yang melahirkan sistemnya, apakah se%ara keseluruhan ataupun sebagian.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Meskipun agama dan mabda> ada yang mempunyai sistem se%ara parsial, misalnya hanya mengajarkan a/9dah r0hiyyah, dan hanya mempunyai sistem yang menyangkut kebutuhan spiritual manusia saja, atau seperti mabda> yang hanya mengajarkan a/9dah siy.siyyah, dan hanya mempunyai sistem yang menyangkut urusan keduniaan, seperti sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, pendidikan, sanksi hukum dan lain"lain, tetapi masing"masing tetap mempunyai akidah dan sistem. $arena itu, tidak dapat dina'ikan, bahwa setiap orang yang mengadopsi sistem dari agama dan mabda> tertentu, pasti juga meyakini kebenaran konsepsi agama dan mabda> yang melahirkannya. 1alam konteks agama, kita bisa melihat ritualitas pengikut Sikh., yang dalam mekanisme ritualnya menggabungkan antara Islam dengan <indu. Sistem ibadah seperti ini, tidak mungkin diambil, ketika seseorang tidak meyakini konsepsi akidah yang melahirkannya. Sementara dalam konteks mabda>, kita bisa melihat para penganut sistem 1emokrasi, yang mustahil tidak meyakini kebenaran $apitalisme yang melahirkan 1emokrasi. Meskipun tingkat keyakinannya mungkin hanya sebagian. $arena ketika mereka tidak yakin, pasti mereka tidak akan melakukan atau menegakkan sistem tersebut. $arena itulah, diperlukan penjelasan mengenai letak perbedaan antara Islam dengan agama dan mabda> non"Islam. 3ertama, Islam mengajarkan konsepsi spiritual .a/9dah r0hiyyah/ pan politik .a/9dah siy.siyyah/ sekaligus, di mana spiritualitas dan politik tersebut menjadi bagian yang integral dalam ajaran Islam. Sedangkan $risten, -ahudi, <indu, Budha, $onghu%u dan lain"lain hanya mengajarkan konsepsi spiritual, sementara politiknya tidak. Sebaliknya, $apitalisme dan Sosialisme atau mabda> non"Islam lainnya, hanya mengajarkan konsepsi politik, sedangkan konsepsi spiritualnya tidak. edua, karena Islam mengajarkan a/9dah r0hiyyah, sementara setiap akidah mempunyai nidh.m .sistem/, maka Islam juga mengajarkan sistem yang menyangkut urusan spiritual dengan jelas. $arena Islam juga mengajarkan a/9dah siy.siyyah, Islam juga mempunyai sistem yang menyangkut urusan siy.siyyah. Berbeda dengan $risten, -ahudi, <indu, Budha, $onghu%u dan yang lain"lain, yang hanya mengajarkan a/9dah r0hiyyah, maka agama"agama tadi juga hanya mempunyai sistem yang menyangkut urusan r0hiyyah saja, seperti %ara melakukan ritual, sedangkan sistem yang menyangkut urusan keduniaan tidak diatur. Begitu juga dengan $apitalisme dan Sosialisme hanya mempunyai sistem yang menyangkut urusan siy.siyyah saja, seperti %ara melakukan akti5itas ekonomi, politik,sosial, pendidikan dan sebagainya, sementara dimensi r0hiyyah-nya tidak ada. $arena masing"masing agama dan mabda> tersebut tidak lengkap, maka para permeluknya akan mengkombinasiknn keduanya, sehingga bisa memperoleh tuntunan yang lengkap dalam hidupnya. 3ontohnya, ketika seseorang memeluk agama -ahudi, dia tidak dapat hidup hanya dengan agama -ahudi saja, tetapi pasti akan mengadopsi ajaran $apitalisme atau bahkan mungkin Sosialisme, sehingga akhirnya terjerumus sebagai atheis. ,ujuannya adalah agar jalan hidupnya lengkap. 1i sinilah masalah utama yang dihadalpi oleh penganut agama lain, selain Islam. Mereka sering kali mengalami kegon%angan akibat terjadinya kontradiksi antara satu konsep dengan konsep lain yang mereka adopsi. Sebagai %ontoh Adam Smith. 1ia dikenal sebagai Bapak konomi )olitik, pendiri ma!hab ekonomi klasik yang kemudian menjadi sumber ajaran ekomomi $apitalis, dan merupakan ajaran $apitalisme yang paling menonjol. 1ia adalah seorang pendeta $risten asal S%otlandia. Sebagai orang yang sangat memahami ajaran agamanya, yang mengagung"agungkan %inta kasih dan persaudaraan, ternyata Adam Smith bisa mendirikan ma!hab yang bukan hanya mengutamakan materi, malah bertentangan seratus

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
delapan puluh derajat dengan ajaran agamanya. Ma!hab ini kemudian dikritik karena kerakusanya yang tidak mengenal perikemanusiaan. )ada akhirnya ia ditinggalkan. Setelah itu mun%ul ma!hab baru, Sosialisme, sebagai perlawanan terhadap ke!aliman $apitalisme. $enyataan ini bisa terjadi karena agama $risten tidak mengajarkan masalah siy.siyyah, keduniaan. 1emikian sebaliknya, konsepsi $apitalisme yang tidak mengajarkan spiritualitas itu akhirnya menimbulkan krisis kemanusiaan. Akibatnya, terjadilah pertentangan yang dahsyat antara kedua konsepsi tersebut. Berbeda dengan Islam. 9ika seorang muslim tidak mengambil Islam se%ara menyeluruh sebagai a/9dah r0hiyyah dan siy.siyyah, justru akan mengalami pertentangan dan keka%auan yang luar biasa dalam hidupnya. Ini justru terjadi ketika orang Islam meninggalkan sebagian ajaran agamanya yang komprehensi' tadi. Misalnya, ketika seorang muslim mengadopsi $apitalisme dalam berpolitik sedangkan spiritualitasnya Islam, orang tersebut pasti bisa melakukan kebohongan publik dengan penjelasan yang manipulati', padahal tindakan tersebut bertentangan dengan konsepsi spiritualnya. 6rang Islam seperti ini juga akan mengalami perang batin yang dahsyat, akibat benturan dua konsep yang berbeda tadi dalam dirinya. 1ari uraian di atas, dengan jelas bahwa agama dan mabda> lain, selain Islam nyata tidak lengkap. ,etapi gambaran di atas belum menunjukkan kebenaran atau kesalahan agama dan mabda> tersebut. Adapun standar kebenaran konsepsi agama dan mabda> tersebut ditentukan oleh dua hal* 3ertama, keserasian kaidah ber'ikirnya dengan 'itrah manusia. edua, asas yang menjadi landasannya, apakah dibangun berdasarkan akal atau tidak. $edua kaidah inilah yang bisa menjadi tolok ukur kebenaran agama dan mabda> tersebut. ,entu ketika akidahnya salah, agama dan mabda> tersebut pasti salah. Sebab, akidah merupakan asas. 9ika asasnya rusak, buah dan bangunan yang dihasilkannya pasti juga sama. Ini sebagaimana yang digambarkan oleh Allah S8, dalam al"#ur an*

D VBpI^VB D @yIR D @yIR D BlIA D BbBpBg& B IS UY B I@rBdVB\L B I@rBdVB\L z j @IVB BI|BeM B I^VB B VBd B EBgIN D BgIjD\n B EBgIN F FyI^ B D]^ B IFJI BN FlIi B DuBfI|BeM z Hi B RLB z qI@ F dI`FpIr F _
8Apakah -rang yang mendirikan bangunannya di atas asas tak"a dan keridhaan Allah itu lebih baik, ataukah -rang yang mendirikannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu runtuh bersamasamanya ke dalam neraka jahanam: 3'.s. Aj-Tawbah)*k+4.
2. $esalahan -ahudi dan Nasrani

Al"#ur an telah menjelaskan kesalahan -ahudi dan Nasrani dalam beberapa ayat. Muatan ayat tersebut bisa dianalisis dengan kedua standar di atas supaya dapat diketahui kebenaran dan kesalahannya se%ara logis dan argumentati'. irman Allah menyatakan*

D [ @ VRt} D BgI @N DBdI^ U Ds@I@x @ VBLy B V B RLQH_ F B g_ F BQVB_ B IFJI B I@Xi@B\QHI B& 8Dan -rang--rang ;ahudi serta ,asrani mengatakan) * ami adalah anak-anak Allah dan kekasih,ya. 3'.s. Al-M(idah)*-4. D ^ D [ @ I@Xi@B\QHI BM D UFJI@NDyHI@\ B V B RLQHI[ F b F BQVB_ F BQVB_ B IFJI@NDyHIjO B& B QHI

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Dan -rang--rang ;ahudi mengatakan) 5zayr adalah putra Allah.& Dan -rang--rang ,asrani juga mengatakan) *Al-2asih adalah putra Allah. 3'.s. Aj-Tawbah) ,k4. $edua ayat di atas, menurut Ibn al"9aw!i, menjelaskan pandangan akidah -ahudi dan Nasrani. 1ari kedua ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa -ahudi dan Nasrani sama"sama mengakui ,uhan mempunyai anak. ,entu saja konsepsi akidah seperti ini adalah salah, jika dianalisis berdasarkan kedua standar di atas. 3ertama, dilihat dari segi asasnya yang dibangun berdasarkan, dapat di'ahami bahwa manusia yang mempunyai 'itrah beragama .mutadayyin/ karena naluri beragamanya, pasti membutuhkan sesuatu untuk disu%ikan, dikultuskan dan diagungkan. 0at yang mahd0d .mempunyai keterbatasan/ dan muht.j .mempunyai kebutuhan/ memang bisa dikultuskan dan diagung"agungkan oleh manusia. Namun, ini bertentangan dengan 'itrahnya yang memerlukan 0at -ang Maha. 0at yang tidak memerlukan kepada yang lain, dan tidak mempunyai keterbatasan. $etika ,uhan digambarkan mempunyai anak, artinya ,uhan memerlukan manusia dan mempunyai keterbatasan, seperti halnya manusia biasa. Maka, ketika ,uhan seperti ini digunakan untuk memenuhi 'itrah manusia, manusia tidak akan pernah puas. Sebab, dorongan naluri beragamanya mendorong ta/d9s .pensu%ian/. 4ntuk itu, dia memerlukan !at yang disu%ikan, yaitu !at yang su%i atau bersih dari berbagai kekurangan, kelemahan dan tuduhan yang bertentangan dengan si'at kesu%ian tersebut. 1isamping itu, ketika ,uhan mempunyai anak, berarti sama dengan makhluk yang mahd0d dan muht.j. 1engan begitu 1ia tidak azali. $arena masih memerlukan kepada yang lain. 9uga berarti, bahwa 1ia adalah had9ts .baru/. $arena baru, berarti 1ia juga makhluk sama dengan yang lain. ,entu saja ini adalah mustahil terjadi pada ,uhan. $arena itu, ini dibantah oleh Allah S8,*

D BQi@OIY D FeBOIY } @b R QHI@JK K D BQ_ D BQIK B BgI@JIi B IK B @qI Ds@& B @ I@rBQIN @ BOIY DZ } UK W @ h B BgIHi D B Q_ B 8 atakanlah '2uhammad() *Dia adalah Allah, Tuhan ;ang 2aha Esa. Allah tidak bergantung 'memerlukan( pada yang lain. Dia tidak mempunyai anak dan tidak akan diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-,ya. 8 3'.s. Al-!khl(s)*-24.
edua, dilihat dari segi keserasiannya dengan 'itrah manusia, dapat di'ahami bahwa akidah tersebut bertentangan dengan 'itrah manusia. $arena agama -ahudi dan Nasrani tidak mempunyai ajaran yang lengkap mengenai kehidupan manusia. Ini artinya, bahwa dalam masalah kehidupan, manusia diberi kebebasan untuk mengambil akidah yang berbeda dengan spiritualitasnya. Akibat ketidaklengkapannya, penganut kedua agama tersebut akan mengkombinasikan a/9dah r0hiyyah -ahudi atau Nasrani dengan a/9dah siy.siyyah $apitalisme atau Sosialisme. Ini akan menimbulkan kon'lik batin, dan hilangnya ketenteraman hati sebagaimana yang di%ari oleh penganut agama. 1isamping itu, penyerahan urusan kehidupan kepada manusia jelas bertentangan dengan 'itrahnya. $arena dengan begitu, ta/d9s pemeluk agama tersebut kepada al- h.li/ telah hilang, digantikan dengan ta/d9s kepada !at yang serba lemah, yaitu manusia. Akibat keberpalingannya dari al- h.li/ kepada makhluk.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1engan demikian, dari segi akidah, -ahudi maupun Nasrani, sama"sama bertentangan dengan 'itrah manusia dan tidak dapat memuaskan akal mereka. $arena itu, kedua akidah tersebut adalah akidah yang salah. 9ika akidah yang melahirkan sistem tersebut salah, tentu sistem yang lahir darinya juga salah.
:. $esalahan $apitalisme dan Sosialisme

$apitalisme dan Sosialisme adalah mabda> yang lahir akibat ke!aliman manusia. 2abda> ini lahir setelah terjadinya penindasan 7ereja pada abad pertengahan. 1orongan yang lahir waktu itu menolak inter5ensi agama sama sekali atau menerima dengan syarat. 1ari sinilah, sejarah $apitalisme dan Sosialisme sebagai mabda> kemudian bermuara dan berkembang. 1ari segi sumber ajaran, masing"masing mabda> tersebut bersumber dari akal. Akalah yang menentukan segalanya, baik yang berkaitan dengan akidah maupun sistemnya. Semuanya ditentukan oleh akal manusia. 1ari segi akidah, $apitalisme dibangun berdasarkan ide pemisahan antara agama dengan kehidupan .fahsl ad-d9n *an al-hay.t/ atau yang populer dengan istilah Sekularisme. $apitalisme masih mengakui eksistensi agama, tetapi agama tidak dibolehkan mengatur urusan kehidupan manusia. Agama hanya diberi otoritas untuk mengatur hubungan manusia dengan ,uhan dalam masalah ritual dan spiritual, sedangkan dalam masalah kehidupan, manusialah yang berhak mengatur sendiri urusannya. Sebab ini merupakan urusan manusia dengan manusia, bukan manusia dengan ,uhan. $arena akidahnya seperti ini, maka pandangan hidupnya menjadi pragmatis, yang melakukan dan meninggalkan sesuatu berdasarkan asas man'aat .pertimbangan untung dan rugi/. Artinya, jika ada keuntungan akan dilakukan, tetapi kalau menyebabkan kerugian akan ditinggalkan. Inilah asas man'aat yang menjadi pandangan orang $apitalis. Agar pandangan tersebut bisa direalisasikan, orang $apitalis menetapkan Liberalisme .kebebasan/ sebagai metodenya.=? 1engan kedua standar di atas, kesalahan $apitalisme dapat dijelaskan, antara lain* 3ertama, dari segi kesesuaiannya dengan 'itrah manusia, dapat dijelaskan, bahwa manusia mempunyai 'itrah beragama yang dengan 'itrah tersebut dia memerlukan 0at -ang Maha Agung dan itulah ,uhan. $ebutuhan manusia pada ,uhan sesungguhnya tidak terbatas pada waktu ibadah, sebab di luar ibadah pun manusia tetap manusia, yang mempunyai kelemahan, kekurangan dan karena itu memerlukan 0at -ang Maha Agung. $ebutuhan manusia kepada 0at -ang Maha Agung ini merupakan 'itrah. Meskipun ketika keperluan ini tidak dipenuhi tidak akan menyebabkan kematian. Namun harus di'ahami, bahwa kelemahan dan kekurangan manusia mengharuskan adanya kebutuhan manusia pada 0at -ang Maha. <al ini memustahilkan 'itrah manusia terpuaskan oleh sesamanya. $arena itu, jika konsepsi mabda> ini mengajarkan pemisahan agama dari kehidupan, artinya akidah tersebut bertentangan dengan 'itrah manusia yang lemah, yang seakan"akan manusia mempunyai 'itrah Maha $uasa, termasuk kekuasaan mengatur kehidupannya. Belum lagi akal yang menghasilkan mabda> ini %enderung berubah, mempunyai keterbatasan dan tidak konsisten. 9ika sumber mabda> tersebut seperti ini, berarti produk mabda>"nya juga sama, yakni sama"sama ka%au, lemah dam terbatas. 3ontoh terbaik adalah ketidakkonsistenan konsep ekonomi $apitalis. 1alam $apitalisme tidak pernah ada keadilan, tetapi karena mabda> ini diambang kehan%uran akibat serangan Sosialisme, maka dirumuskanlah ide keadilan sosial, agar bisa memberantas ketimpangan sosial yang ditimbulkannya. $asus lain adalah perubahan konsep ekonomi klasik Adam Smith dan 1a5id +i%hardo. $onsep ini ini kemudian banyak ditinggalkan seiring dengan perubahan !aman. Setelah itu berdirilah ma!hab baru, seperti 2arFis,

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
eynesian, ,e-- eynesian, dan ,e- lasik. Ini sudah %ukup untuk membuktikan kelemahan mabda> tersebut dari segi ketidaksesuaiannya dengan 'itrah manusia. edua, kesalahan mabda> tersebut dilihat dari segi asas karena tidak dibangun berdasarkan akal, dapat di'ahami, bahwa $apitalisme adalah mabda> yang dibangun berdasarkan prinsip kompromi . al-hall al"asath/ antara tokoh gereja dengan 'ilsu'. Bukan karena partimbangan logis menurut akal. Artinya, mereka menetapkan langkah kompromi untuk mendamaikan kon'lik yang terjadi antara pihak gereja dengan kaum intelektual. Maka, dalam berbagai aspek mabda& ini telah mengkompromikan antara yang ha/ dengan yang batil, antara Islam dengan keku'uran, dan antara petunjuk dengan kesesatan. $arena itu, $apitalisme yang dibangun berdasarkan ide pemisahan antara agama dengan kehidupan itu bukan karena partimbangan rasional, melainkan karena usaha untuk mendamaikan kon'lik yang terjadi. =2 Sedangkan Sosialisme dan $omunisme, dari segi akidahnya dibangun berdasarkan materi. 1alam pandangan Sosialisme, alam, manusia dan kehidupan berasal dari materi. Semua yang ada merupakan ujud materi. )erubahan dari satu bentuk benda kepada bentuk benda lain juga merupakan proses perubahan materi .materialism diale$ti$(. Semua yang ada hanya men%erminkan ujud materi. Inilah yang disebut 2aterialisme. Akidah Sosialisme dan $omunisme mengatakan, bahwa materi merupakan asal segala wujud dan tidak ada yang lain. Mereka menolak adanya Allah sebagai Sang )en%ipta. 1engan begitu jelas mereka menolak agama. Sebaliknya mereka men%iptakan &agama( baru dengan menyembah dan mengagung" agungkan benda. Mereka mengatakan, bahwa agama adalah %andu yang akan merusak masyarakat. Inilah yang menjadi kenyakinan Marisme, Leninisme, ,itoisme dan sebagainya. $arena akidahnya menolak agama, sistem kehidupannya kemudian dibangun berasaskan akal yang hampa dari ajaran agama. 1alam pandangan akal mereka, materi berubah dari satu bentuk kepada bentuk lain adalah ujud perubahan materi, yang biasanya dikenal dengan sebutan dialetika materialisme.=: Sedangkan %ara untuk mewujudkan perubahan tersebut adalah dengan men%iptakan pertentangan antara satu materi dengan materi yang lain atau men%iptakan kon'lik antara satu pihak dengan pihak lain. => 1ari uraian di atas, kesalahan Sosialisme dapat di'ahami, antara lain* 3ertama, berdasarkan standar ketidaksesuaiannya dengan 'itrah manusia, yang dapat disimpulkan, bahwa 'itrah manusia memerlukan agama dan lemah itu telah dina'ikan oleh Sosialisme. Alasannya karena agama telah dianggap sebagai %andu bagi masyarakat. 1engan begitu, naluri beragama manusia telah dibunuh dan dikubur hidup"hidup. Ini jelas bertentangan dengan 'itrah manusia. edua, dilihat dari segi akidah Sosialisme yang tidak dibangun berdasarkan akal, sebaliknya berdasarkan materi. Ini artinya, bahwa materi dalam pandangan Sosialisme adalah azali. ,entu ini sangat bertentangan dengan akal, karena !at yang azali seharusnya tidak memerlukan kepada yang lain dan tidak terbatas. Sebaliknya materi jelas memerlukan kepada yang lain dan terbatas. Sebagai %ontoh, materi dianggap sebagai sumber kehidupan, sedangkan materi itu sendiri tidak dapat melahirkan dirinya sendiri. 1isamping itu, materi mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Matahari, misalnya, ketika terbit dari timur ke barat dan terus"menerus se%ara konsisten, tentu memerlukan garis orbit yang sekaligus merupakan sistem bagi terbit dan tenggelamnya matahari. )ertanyaannya adalah benarkah matahari mengikuti garis orbitnya tanpa ada yang mengatur? ,entu mustahil. Maka, benarkah matahari yang memerlukan garis orbit itu disebut tidak memerlukan apapun atau memerlukan siapapun? ,entu tidak masuk akal. Ini adalah salah satu %ontoh. 1engan demikian, Sosialisme telah gagal menjelaskan, bahwa materi bersi'at azali.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1emikian halnya konsep dialektika materialisme <egel yang kemudian dikembangkan oleh $arl Mar yang menyatakan, bahwa perubahan bentuk se%ara material dari satu bentuk kepada bentuk lain adalah dialektika materialisme dari satu kesatuan eksistensi yang di dalamnya terdapat tesis, antitesis dan sintesis. Mereka, misalnya, mengatakan bahwa kulit yang mengelupas dan proses terbentuknya kulit baru merupakan ujud dialektika materialisme. Sebab, di dalam struktur sel yang menyusun kulit terdapat protoplasma dan sitoplasma yang saling bertarung, sehingga terbentuk kulit baru setelah kulit yang lama mengelupas karena matinya sel yang ada di dalamnya. Mereka, berkesimpulan, bahwa setiap perubahan hakikatnya terjadi se%ara alami mengikuti kesatuan eksistensi. ,entu saja kesimpulan ini terlalu menyederhanakan masalah, yang sekaligus menunjukkan bahwa kesimpulan ber'ikir ini tidak dibangun dengan kerangka argumentasi yang rasional. $asus kulit mati dan berubah menjadi kulit baru di atas tidak bisa disederhanakan karena adanya protoplasma dan sitoplasma dalam struktur sel saja, sebab ada 'aktor"'aktor lain yang juga ikut mempengaruhi, seperti kondisi %ua%a, kekurangan !at tertentu dalam tubuh manusia atau pengaruh keadaan di luar diri manusia, yang semuanya itu justru menunjukkan bahwa perubahan material tersebut mustahil terjadi se%ara automatis karena adanya tesis, antitesis, dan sintesis dalam satu eksistensi material. 1isamping itu, hakikatnya ini merupakan kemaujudan dan kemusnahan satu materi, dimana setiap materi akan mengalami kemaujudan dan kehan%uran. 9adi ini sebenarnya bukan merupakan ujud kontradiksi yang terjadi dalam diri manusia.== 3ontoh yang lain adalah proses kloning hewan yang men%ampurkan antara sel sperma jantan dengan sel telur betina sehingga menghasilkan keturunan baru merupakan ujud dialektika materialisme. $etika ada dua hal yang saling berlawanan dalam satu kesatuan eksistensi, yaitu sel sperma dan sel telur. Namun, uniknya sel sperma dan sel telur tersebut agar bisa menjadi janin, harus mempunyai kromosom yang berjumlah :> dengan :> sehingga sama dengan = kromosom. 9ika jumlah kromosomnya kurang, maka tidak akan dapat dibuai menjadi zyg-t. Ini membuktikan, bahwa adanya sel sperma dan sel telur saja belum %ukup, tetapi harus ada jumlah tertentu. 9umlah tertentu ini merupakan sunnatullah yang tidak dapat dilalui oleh siapapun. Setelah disatukan dalam jumlah yang pas, masih ada sunnatullah yang lain, yaitu harus dimasukkan dalam rahim hewan dan bukan tabung ataupun yang lain. Ini juga tidak dapat dihindarkan oleh manusia. 9adi ini bukan merupakan proses dialetika materialisme, sebaliknya justru membuktikan eksistensi 0at -ang Ada di balik pen%iptaan tersebut. 0at yang menentukan keunikan proses dan keistimewaan masing"masing materi. 1engan demikian jelas, bahwa akidah Sosialisme ini tidak dibangun berdasarkan akal, tetapi dibangun berdasarkan materi. 3iri dan si'at"si'at material itulah yang mempengaruhi pandangan akidah tersebut.
,. Pojensi !slam sebaai Aama dan Mabda' Aljernajif

1alam konteks Islam sebagai agama dan mabda> dewasa ini memang tidak diemban lagi oleh sebuah negara, sehingga kesan Islam yang utuh dan komprehensi' memang tidak kelihatan. ,etapi, kenyataan ini tidak membuktikan bahwa Islam tidak absah dan layak untuk menjadi agama dan mabda alternati'. Sebab, harus dipisahkan antara realitas Islam saat ini dengan muatan ajarannya. 9ika realitas Islam saat ini dipergunakan untuk menentukan kebenaran atau kesalahan muatan ajarannya, tentu merupakan tindakan yang menyesatkan. Lebih"lebih ketiadaan Islam dalam realitas kehidupan masyarakat dan negara saat ini bukan karena kelemahan Islam, tetapi karena usaha orang"orang ka'ir yang sengaja menghan%urkan Islam

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dengan berbagai gerakan destrukti' dalam $hila'ah Islam waktu itu. $arena itulah, maka untuk menentukan sah dan tidaknya, tidak dapat dilihat dengan standar ini, tapi harus dikembalikan kepada kedua standar di atas. 4ntuk itu harus di'ahami, bahwa asas akidah Islam adalah keimanan kepada Allah S8,, Malaikat, $itab, +asul, <ari $iamat serta #adha dan #adar. 1engan asas akidah Islam seperti ini, Islam sebagai agama dan mabda> telah mengakui adanya )en%ipta alam, manusia dan kehidupan. Sang )en%ipta itu juga diakui sebagai 0at -ang Maha segalanya. $arena 1ia tidak dapat disamakan dengan apapun dalam kehidupan mereka. Islam juga mengakui kelemahan dan keterbatasan manusia yang merupakan 'itrahnya. $arena itu, manusia tidak dapat memisahkan diri dengan Allah S8, dalam keadaan apapun. Inilah yang melahirkan kesedaran mengenai perlunya aturan kehidupan dari Allah dan bukan dari yang lain, baik dalam bidang ibadah, ekonomi, politik, sosial, pendidikan, pemerintahan, sanksi hukum dan sebagainya. 1i sinilah penghargaan Islam kepada 'itrah manusia. itrah manusia tersebut tidak dibunuh atau dibiarkan memenuhi keperluannya sendiri, namun diatur dengan baik sehingga seluruh keperluannya dapat dipenuhi dengan baik dan sistematis. Ini membuktikan, bahwa baik dalam konteks spiritual maupun politik, Islam tidak bertentangan dengan 'itrah manusia. Sedangkan dari segi Islam dibangun berdasarkan akal dan bukan materi, ataupun jalan kompromi dapat dilihat dalam konsep ta"h9d, yaitu konsep yang mengajarkan, bahwa Allah adalah 0at -ang Maha sa dari segi ul0hiyyah maupun rub0biyyah. $onsep ta"h9d ul0hiyyah adalah konsep pengesaan Allah sebagai satu"satunya 0at -ang disembah . "ahd.niyyah al-ib.dah/. Inilah makna il.h yaitu al-ma&b0d .0at yang disembah/. Sedangkan ta"h9d rub0biyyah, mengajarkan pengesaan Allah sebagai satu"satunya 0at -ang Maha )en%ipta dan Mengatur '"ahd.niyah al-khal/ "a at-tadb9r/ seluruh makhluk yang ada. $onsep tauhid ini berangkat dari konsep pengesaan 0at Allah, bahwa tidak ada 0at lain yang berhak disebut sebagai ,uhan. 1engan demikian, rasionalitas konsep ketuhanan ini dapat dibuktikan* 3ertama, dari aspek monoteis, ketika Islam mengajarkan bahwa Allah adalah 0at yang Maha sa, yang se%ara logis jika ada tuhan lain selain Allah, dunia ini pasti akan han%ur. 1engan begitu, konsep Monoteisme, bahwa Allah adalah 0at yang Maha sa adalah konsep yang rasional dan tidak bertentangan dengan realitas. edua, dari segi 0at, bahwa ,uhan harus a!ali sedangkan 0at -ang Azali itu harus tidak memerlukan .ghayr almuht.j/ pada yang lain dan tidak mempunyai keterbatasan . ghayr almahd0d/. Se%ara nyata semua yang nampak pada alam, manusia dan kehidupan ini tidak ada satupun yang mempunyai %iri seperti itu, sehingga tidak satupun yang ada di dunia ini berhak untuk dijadikan sebagai ,uhan, baik manusia, alam atau kehidupan. $arena tidak ada yang lain, dan 1ialah satu"satunya 0at tadi, maka 1ialah yang berhak dipertuhankan. $onsepsi ta"h9d ini juga menyatakan bahwa tidak ada yang berhak untuk men%iptakan maupun mengatur manusia, alam dan kehidupan ini ke%uali Allah S8,. Inilah konsep ta"h9d yang diajarkan Islam. $arena itu, Allah bukan hanya diesakan ketika sedang melakukan ibadah, tetapi juga diesakan dalam interaksi sosial, ekonomi, politik, pemerintahan dan sebagainya. 1engan demikian, Islam anti Sekularisme apalagi Atheisme. $arena itu, pandangan hidup seorang muslim harus dibentuk dengan dasar akidah ini, yaitu akidah yang memandang segala sesuatu yang menyangkut perbuatan dan benda yang digunakan untuk melakukan perbuatan berdasarkan standar halal" haram, atau berdasarkan perintah dan larangan Allah. Aadapun %ara untuk mewujudkan pandangan halal" haram tersebut adalah dengan terikat dengan hukum Allah S8,.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

A !! MAN$!A DAN AGAMA


<akikat Manusia Menurut Islam

Bahwa manusia adalah materi atau benda . m.dah/ sesungguhnya merupakan pemikiran. Manusia terdiri dari jasmani dan ruhani juga merupakan pemikiran. Namun, pemikiran yang pertama, yaitu manusia adalah materi merupakan pemikiran yang ha/9/i .nyata/. $arena realitasnya dapat dibuktikan. Sedangkan pemikiran yang kedua, yaitu manusia terdiri dari jasmani dan ruhani merupakan pemikiran yang all.ha/9/iyyah .tidak nyata/. Sebab realitasnya tidak dapat dibuktikan. )emikiran yang pertama dapat membentuk pemahaman .mafh0m/, sedangkan yang kedua tidak dapat membentuk mafh0m. Sebab, realitas pemikiran yang pertama dapat ditemukan, sehingga makna pemikirannya bisa di'ahami dan dibayangkan. Namun, pemikiran yang kedua maknanya tidak dapat di'ahami, karena realitasnya tidak ada. = 1emikian halnya dengan realitas sebuah pemikiran, apakah pemikiran tersebut benar"benar nyata atau hanya imajinasi belaka sangat ditentukan oleh sesuai dan tidaknya dengan realitas yang ada. $etika pemikiran tersebut tidak sesuai dengan realitasnya, maka pemikiran tersebut merupakan pemikiran yang ha/9/i .nyata/, dan sebaliknya ketika pemikiran tersebut tidak sesuai dengan realitasnya, maka pemikiran tersebut merupakan pemikiran yang khad.& .manipulati'/ atau khay.liyyah .utopis/.= 9ika manusia dinyatakan sebagai materi atau benda, maka pernyataan tersebut jelas bukan manipulati' apalagi utopis. Sebab, kenyataannya memang demikian. Manusia dinyatakan sebagai materi atau benda, ketika terbukti bahwa diri manusia memang berbentuk benda yang bisa diraba dan diindera se%ara langsung. 1emikian halnya dengan gerakan tubuh manusia juga dapat diindera dan diraba. 7erakan tubuh manusia juga men%erminkan adanya r0h .nyawa/ dalam tubuh manusia, sehingga dapat di'ahami, bahwa manusia mempunyai nyawa. <anya saja substansi ruh .nyawa/ tersebut hanya bisa di'ahami sebatas itu saja, tidak lebih dari itu.= Sebab ketika ruh manusia telah di%abut dari tubuhnya, tubuh tersebut tidak akan bergerak sama sekali. )ada saat itu yang ada hanyalah tubuh yang berbentuk materi, jasad atau benda mati. $arena itu, tumbuh"tumbuhan tidak bisa disebut biotik, sebaliknya hewan disebut makhluk hidup .biotik/, sekalipun tidak sama dengan manusia . Alasannya karena hewan mempunyai nyawa dan melalui gerakannya %iri"%iri kehidupan tersebut nampak. Inilah yang dijelaskan oleh Allah S8,*

@: nnnnnnnnnnnI ; @;;[PDW; nnnnnnnnnnn 6 ; H nW?@s nW?@ D pnnnnnnnnnn ; p 8 @H ; nnnnnnnnnnn=^U@ ;& 8 nnnnnnnnnnnD~@H 8 nnnnnnnnnn6I;R@ 6 nnnnnnnnnnnI 8 nnnnnnnnnnn9 ; H@7 8 pnnnnnnnnnn 6F 6 ?@ JM8};~@AB8C@b ;I 8W 8 @b 8} 6 DvM8>HDR
8Dan mereka bertanya kepadamu '2uhammad( tentang ruh, katakanlah) *!uh itu merupakan urusan Tuhanku, dan kalian tidak akan diberi pengetahuan tentangnya, melainkan hanya sedikit. 3'.s. Al!sr(/) -.4. 1engan demikian, manusia hanya bisa memahami bahwa dirinya mempunyai ruh terbatas pada tanda" tanda yang dia ketahui se%ara 'isik, melalui ada dan tidaknya gerakan tubuh. 1engan kata lain, manusia mempunyai ruh, karena dia masih kelihatan bergerak. Inilah yang dapat di'ahami, dan inilah yang dapat membentuk mafh0m. ,etapi, lebih dari itu, yaitu ketika manusia mempunyai tubuh yang merupakan materi,

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dan r0h .nyawa/ yang tidak nampak, maka manusia kemudian dinyatakan terdiri dari jasmani dan ruhani. ,entu kesimpulan ini terlalu simplikati', dan merupakan pemikiran manipulati', atau bahkan utopis . $arena ketika yang dimaksud dengan r0h adalah bagian yang tidak nampak, bagaimana mungkin manusia dapat membuktikan realitas r0h tersebut dalam dirinya, sehingga bisa menjadi mafh0m?? $arena yang nampak dari eksistensi ruh tersebut adalah gerakan tubuh manusia, sedangkan gerakan tubuh ini tidak lebih dari sekedar materi. Maka manusia sejatinya merupakan materi. Mengenai ruhani yang dinyatakan oleh kebanyakan orang sebagai bagian dari manusia, sebenarnya bersumber dari pandangan 'ilsa'at -unani $uno, yang mengatakan bahwa r0h merupakan bagian dari manusia. !0h dianggap sebagai limpahan 0at Allah S8,. 9ika r0h ini mendominasi materi, maka kepribadian manusia akan tinggi, sehingga tingkah laku . sul0k/"nya akan mendekati kesempurnaan Ilahiyah. ,etapi jika materi tersebut mendominasi ruh, tingkah laku . sul0k/"nya akan menjadi rendah. +uh yang dinyatakan seperti ini sesungguhnya bukan bagian dari diri manusia. +uh yang dimaksud ini juga bukan nyawa, karena nyawa tidak dapat mempengaruhi tinggi dan rendahnya tingkah laku manusia. Bukti lain adalah hewan. <ewan mempunyai ruh .nyawa/, tetapi hewan tidak mempunyai ruhani yang bisa mempengaruhi tingkah lakunya.2 1engan demikian, ruh yang diartikan sebagai ruhani sesungguhnya bukan merupakan bagian dari manusia, melainkan realitas yang berada di luar diri manusia, yang kemudian diperoleh manusia karena peman'ataan potensi akal, yang diberikan oleh Allah kepadanya. $etika akal digunakan untuk memahami hubungan manusia dengan Allah S8, sebagai Sang )en%ipta dirinya, alam dan kehidupan yang ada di sekitarnya, maka ruhani itu mun%ul. 9adi, ruhani yang dimaksud di sini sesungguhnya merupakan pengaruh dari kesadaran manusia mengenai hubungan antara dirinya dengan Allah S8,. $etika kesadaran tersebut naik, maka kualitas tingkah lakunya akan meningkat. ,entu ini tidak diperoleh dengan mudah begitu saja, melainkan harus disertai usaha dari manusia. 4saha untuk melahirkan kesadaran mengenai hubungan antara dirinya, alam dan kehidupan dengan Allah S8,. Allah selalu mengingatkan*

6 ;R@78H D uH ; p 6 D>@;;;R@b D 8 < 8 D[ ;& 6|

8Dan di dalam dirimu 'terdapat tanda-tanda kebesaran Allah(, tidakkah kamu memikirkan: 3'.s. AdgDg(riy(j) 1*4.

6; ? 6 Q@7 6 H@ 6 @7n 8WHD 8@` 6 H@ ; n 8@ Au8C& ; c 6 A}W?@ 6; ? A W?@ ; ASW?H@ w :n ;@U 8 n AW? 8 :n ;<W 8 ;8vQ? 8 ?P ; s ; ; ` ; 8 nM 8 :n _ 8 U ; n 8 n} 6 ; 6 Q@7 6 H@ ; n8@uH A ;;v;H@ Dc : nI ; p ; H@? J PF ; p 6; ? A W?@ D n| D n;}9 D D ~H DT ; @ 8 ?P ; ` ; ; b ; V ; @:I 6_ 8 U 8 8^PnDSr@O ; @:n;SA^U ; n J :;M8~@;@uH 8 n} ;9 ;d 6 ;}Q ; U ; @:;S8Z;@ ;;[:q ; @ ;Z 6G D @J: ; c ;< 8 ;^@?c 8 :ASW?@?
&Sesungguhnya tentang pen$iptaan langit dan bumi, serta perubahan siang dan malam itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi -rang--rang yang menipunyai akal. ;aitu, -rang--rang yang senantiasa mengingat Allah ketika berdiri, duduk dan terbaring serta berfikir mengenai pen$iptaan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
langit dan bumi 'seraya menyatakan() *Tuhanku, tidakkah sia-sia Engkau $iptakan semua ini. 2aha Su$i Engkau, maka selamatkanlah kami dari azab neraka .( 3'.s. Ali !mr(n)*+k4. 1engan demikian, kedudukan manusia sebagai makhluk yang dimuliakan oleh Allah S8, karena potensi yang diberikan kepadanya benar"benar akan terealisir. $etika akalnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. 1engan demikian, peradaban yang dihasilkannya juga akan menjadi peradaban yang tinggi sesuai dengan 'itrah mereka. 1i sinilah letak perbedaan yang mendasar antara manusia dengan hewan. 9ika hewan adalah ujud materi yang tidak diberi akal, maka tara' kehidupan dan kualitas tingkah lakunya tetap rendah seperti itu. )ada waktu yang bersamaan, hewan juga tidak pernah berperadaban dan tetap menjadi makhluk yang hina.
)otensi $ehidupan Manusia

4ntuk memahami lebih jelas siapa manusia itu, maka esensi manusia harus dikaji sebagai objek yang menyeluruh dan mendalam. 3aranya dengan memahami potensi kehidupan yang mempengaruhi hidupnya. )emahaman mengenai potensi kehidupan inilah yang akan menentukan pemahaman selanjutnya tentang apa dan bagaimana manusia seharusnya melakukan akti5itasnya. 1isamping itu, pemahaman mengenai pembahasan ini akan sangat mempengaruhi pandangan setiap muslim, khususnya para pengemban dakwah dalam menyelesaikan problem pribadi yang dihadapinya. 9ika manusia adalah makhluk hidup yang diberi anugerah pemikiran, ini merupakan kenyataan. $arena memang di dalam diri manusia terdapat kh.shiyy.t yang sama dengan makhluk hidup yang lain. h.shiyy.t yang dimaksud di sini adalah keistimewaan manusia. $eistimewaan ini merupakan potensi yang se%ara spesi'ik diberikan oleh Allah S8, kepada benda, sehingga benda tersebut dapat memberikan sesuatu atau dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu. : Misalnya, kemampuan ber'ikir, pertumbuhan dan perkembangan, kelelahan dan mengantuk yang merupakan pengaruh kebutuhan jasmani berkembang biak, merasakan kasih sayang, perasaan kebapakan dan keibuan yang merupakan pengaruh naluri seksual mempertahankan diri, menyukai sesuatu, ingin berkuasa, ingin memiliki materi, marah, senang dan bangga yang merupakan pengaruh naluri mempertahankan diri merasa lemah dan membutuhkan !at yang agung, takut dan perasaan tenang karena melakukan keta atan yang merupakan pengaruh naluri beragama. 1orongan"dorongan tersebut harus dipenuhi oleh manusia. Semuanya tadi kemudian mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dalam rangka memenuhi dorongan"dorongan tadi. ,etapi meskipun dorongan dari dalam dirinya kuat, yang menentukan apakah dorongan tersebut dipenuhi atau tidak tetap tergantung pada mafh0m masing"masing orang terhadap dorongan tadi. 1i sinilah manusia berbeda dengan hewan. <ewan mempunyai naluri dan kebutuhan jasmani, tetapi tidak mempunyai akal. $arena itu tidak mempunyai mafh0m. $arena tidak mempunyai akal dan mafh0m dalam memenuhi dorongan naluri dan kebutuhan jasmaninya, hewan menggunakan tamy9z ghar9zi, di mana tamy9z ghar9zi tersebut merupakan kemampuan identifikasi yang mampu membedakan antara satu dengan yang lain. )otensi naluriah yang ada pada hewan ini terbentuk karena adanya pengindraan se%ara berulang kali terhadap objek tertentu. Misalnya ketika hewan makan, mengapa makan rumput? Bagaimana %aranya ia mengetahui, bahwa benda yang ada di depannya adalah rumput? <ewan, misalnya, tidak pernah mendapatkan pendidikan seks, sebab pendidikan hanya dapat diberikan kepada manusia. ,etapi hewan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dapat melakukan hubungan seksual dengan hewan betina yang sejenis, misalnya anjing dengan anjing. <ewan juga hanya akan memasukkan penisnya dalam 5agina hewan betina, bukan ke tempat lain. Ini semuanya merupakan tamy9z ghar9zi. $arena %ara tersebut tidak pernah berubah. Berbeda dengan manusia. Manusia dapat mengubah %ara dalam melakukan hubungan seksual, kadangkala dengan %ara sodomi , -ral seF dan sebagainya. 9ustru semuanya dapat dilakukan oleh manusia karena manusia diberi akal. 9ika demikian, apakah potensi manusia dan hewan itu sama? 9awabannya tentu harus diteliti terlebih dahulu jika yang dipermasalahkan adalah potensi kehidupan, maka potensi kehidupan manusia itu sesungguhnya sama dengan hewan. -ang dimaksud dengan &potensi kehidupan( disini adalah $iri-$iri khusus yang diberikan -leh Sang 3en$ipta yang menyebabkan setiap makhluk tetap mampu bertahan hidup.> 9ika diteliti se%ara mendalam, potensi kehidupan ini hanya ada dua, yaitu* .2/ kebutuhan jasmani .al-h.jat al-udhu"iyyah/, .:/ Naluri .al-ghar9zah/.= Adapun akal tidak termasuk dalam katagori potensi kehidupan manusia. $arena manusia masih bisa hidup meskipun akalnya hilang. Seperti orang gila, atau anak ke%il yang akalnya belum sempurna. ,etapi akal tetap merupakan potensi manusia yang justru merupakan potensi paling penting. $arena akallah yang bisa membedakan kedudukan manusia dibanding makhluk yang lainnya. ,ubuh manusia yang dapat diindera sebenarnya terdiri dari berbegai sel, dengan bentuk, warna dan tugas yang berbeda. 9umlahnya lebih dari :?? milyar sel. Setiap sel terdiri dari mimbran .dinding sel/ dan nu$leus .inti sel/, yang dikelilingi sit-plasma. 3lasma ini mengelilingi inti sel yang terdiri dari beberapa kromosom. 9umlahnya = kromosom, tidak kurang, tidak lebih. Semuanya terdapat dalam sel sperma laki" laki dan sel telur perempuan. Mengenai struktur tubuh manusia tidak ada bedanya antara orang satu dengan yang lain, jika dilihat dari struktur organ dan 'ungsinya, apapun warna, bentuk dan penampilannya. Masing"masing mempunyai mata, hati, empedu serta anggota tubuh yang lain. Setiap anggota tubuhnya terdiri dari sel"sel yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga setiap manusia perlu makan, berna'as, bergerak, tidur dan istirahat. $enyataan bahwa setiap tubuh manusia memerlukan benda tertentu adalah kh.shiyy.t yang telah diberikan oleh Allah S8, kepada manusia. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani . al-h.jah aludhu"iyyah/. $ebutuhan jasmani ini memerlukan pemenuhan. 4ntuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia memerlukan kondisi, benda dan akti5itas tertentu. $ondisi yang diperlukan oleh tubuh manusia, antara lain seperti tidur, istirahat dan suhu udara tertentu. Sedangkan benda yang diperlukan, antara lain, seperti makanan, minuman dan udara .oksigen/. Sedangkan akti5itas yang dilakukan, antara lain, seperti makan, berna'as, buang hajat dan sebagainya. Inilah kebutuhan jasmani manusia. $ebutuhan jasmani ini merupakan kebutuhan yang lahir karena pengaruh kerja struktur organ tubuh manusia. Makanan adalah benda yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, karena !at tertentu yang terdapat dalam makanan tersebut memang sesuai untuk kebutuhan tubuh. 9ika !at yang dibutuhkan oleh tubuh tersebut tidak terpenuhi, maka tubuh manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan. 1ari sinilah, biasanya penyakit datang. Inilah gambaran tentang kebutuhan jasmani. 1isamping itu, ada 'enomena lain yang timbul dari dalam diri manusia, yang juga menuntut dipenuhi. Bedanya kenyataan ini lahir bukan dari pengaruh kerja organ tubuh manusia, melainkan dari luar diri manusia. $etakutan, ambisi kekuasaan, %inta tanah air, %inta kepada suku atau ingin menguasai suku lain adalah 'enomena yang mun%ul dari diri manusia. $etertarikan pada lawan jenis, rasa keibuan, men%intai anak, mangasihi orang lain dan perasaan iba kepada orang yang membutuhkan bantuan juga merupakan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
'enomena yang mun%ul dari diri manusia. +asa kagum pada orang lain, perasaan kurang, lemah, membutuhkan kepada orang lain, menghormati orang lain dan sebagainya juga merupakan 'enomena yang mun%ul dari diri manusia. Semuanya ini mendorong manusia untuk melakukan akti5itas tertentu agar dapat dipenuhi. Namun dorongan tersebut berbeda dengan dorongan yang lahir dari kebutuhan jasmani. 1orongan dari kebutuhan jasmani timbul akibat pengaruh kerja organ tubuh manusia, sedangkan 'enomena yang kedua timbul akibat pengaruh eksternal. Sebagai %ontoh, seseorang makan karena lapar, maka makan dilakukan karena memenuhi kebutuhan jasmani. Namun jika orang tersebut makan sementara perutnya kenyang, berarti akti5itas makan dilakukannya bukan karena memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi karena naluri. Bukan karena dorongan lapar, melainkan karena dorongan ingin tahu misalnya ingin mengetahui rasanya, atau karena dorongan yang lain. 9enis makan yang kedua ini karena memenuhi naluri. Naluri berbeda dengan kebutuhan jasmani. 1alam konteks inilah, Allah S8, ber'irman melalui lisan Nabi Musa* 8Tuhan kami 'yaitu( Tuhan ;ang telah menganugerahkan kepada tiaptiap sesuatu dengan bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. 3'.s. Th(ha) .k4. Artinya, bahwa Allah S8, telah men%iptakan kh.shiyy.t, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada manusia atau hewan agar menggunakan kh.shiyy.t-nya untuk melakukan akti5itas dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri. Sebagian ulama mena'sirkan ayat tersebut dengan menyatakan, bahwa Allah S8, telah men%iptakan hewan betina untuk hewan jantan dari jenisnya supaya dapat melakukan perkawinan, termasuk bagaimana %ara melakukannya. 1alam ayat lain Allah S8, se%ara umum menjelaskan hal yang sama, mengenai kh.shiyy.t yang diberikan oleh Allah S8,, baik berupa kebutuhan jasmani maupun naluri 8Zat ;ang 2en$iptakan dan 2enyempurnakan 'pen$iptaan-,ya( dan ;ang 2enentukan kadar 'keistime"aan masing-masing( dan 2emberikan petunjuk. 3'.s. Al-A/l() 1-,4.

6 Q@ ; \ D @O;9 t 6 ;R@c ;d ; @b U@ ; w 7; 8 AW?@:;S^ 6 { @s A D@DE;Z} A T ; :;~&

6 @ ;=^U@ ; c P 6 ; ? ; ;}Q@ 6 ?@ ; ; @ ; b ; & 8 AW?O;}9 A ;G 8 =<G

2.$eistimewaan Manusia yang )ertama* $ebutuhan 9asmani

$ebutuhan jasmani manusia merupakan kebutuhan mendasar . basi$ needs/ yang timbul akibat kerja struktur organ tubuh manusia. 9ika kebutuhan dasar tersebut tidak dipenuhi, struktur organ tubuhnya akan mengalami gangguan dan bisa mengakibatkan kerusakan. Sebagai %ontoh, jika tubuh manusia kekurangan air, maka kerja organ tubuhnya akan mengalami gangguan yang kemudian akan menyebabkan penyakit. )enyakit ginjal adalah %ontoh penyakit yang terjadi akibat tubuh manusia kekurangan air. $adang"kadang kebutuhan jasmani tersebut berkaitan dengan peredaran !at yang ada dalam tubuh. $arbon dioksida, %ontohnya, ketika tidak bisa dikeluarkan dalam bentuk kentut akan menyebabkan perut mual dan sakit terus"menerus. Atau sisa !at makanan tidak dapat dikeluarkan dalam bentuk kotoran besar, juga akan mengalami sakit dan mual. 9uga ketika manusia berada dalam kondisi kekurangan oksigen, maka akan mengalami sesak na'as, dan mungkin akan mengakibatkan kematian. Inilah bentuk kebutuhan jasmani.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
9adi, kebutuhan jasmani ini merupakan kebutuhan organ tubuh yang berkaitan dengan kadar tertentu yang telah ditetapkan oleh Allah S8, pada manusia atau hewan. 9ika kadarnya kurang atau melampaui batas, maka tubuh manusia akan mengalami gangguan. 1alam hal ini, Allah S8, telah memberikan isyarat*

DI U 6 A}W:8^@b ; ASW?H@ ; @ 6I 8 8>:;?\ 8H ; s ;& 8M 6| 8 :_ D :;SI ; @E


8Dan di antara tanpa-tanda-,ya, 'Dia $iptakan ( tempat untuk tidur kamu di "aktu malam dan siang. 3'.s. Ar-Rm) 1,4.

6I ;d 6I D 6;>@: D 6;@b D D} uP ; ;^@AB8C@?c ; D^p6 ; D}T ; @:I z D p6 ; z;>@: ; z;H@ 8 @ 8 @uP 8 @s 8 @p ; D ES 6| AI AI D T ;&

8#ni adalah manusia biasa, yang masih memerlukan makan, sama dengan apa yang kamu makan, dan minum sama dengan apa kamu minum. 3'.s. Al-Mu/minn) ,,4. )ada kadar tertentu, kebutuhan jasmani ini wajib dipenuhi. Sebab jika tidak dipenuhi akan menimbulkan kerusakan dan kematian. 1engan demikian, kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan dasar .al-h.jat al-as.siyyah/ manusia yang wajib dipenuhi. $arena itu, sesuatu yang asalnya haram pun dihalalkan oleh Allah S8, untuk orang"orang yang membutuhkannya, karena ketika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi akan mengakibatkannya binasa. Allah S8, ber'irman*

; @Y 6I @nnnnnnnnnn;@ Au8nnnnnnnnnn;@b A D nnnnnnnnnn6o?@ ; nnnnnnnnnn6M w 8[: nnnnnnnnnn;;vI w nnnnnnnnnn; w nnnnnnnnnn6-8 8 nnnnnnnnnn D @p ; ; @7nnnnnnnnnn8@p ; ;& 8 @ ; b PD ; U 8 U@ MN
82aka, siapa saja yang dalam keadaan terpaksa, tanpa unsur kesengajaan dan membangkang, maka tiada d-sa baginya. 3'.s. Al-M(idah) ,4.

Ayat di atas dinyatakan oleh Allah S8, dalam konteks keharaman bangkai, darah, daging babi dan sebagainya. Benda"benda tersebut kemudian dibolehkan oleh Allah S8, untuk orang"orang dalam kondisi terpaksa, semata"mata untuk mempertahankan hidupnya. $arena jika tidak memakannya, dia akan mengalami kematian. Nabi saw. juga tidak menjatuhkan sanksi hukum kepada orang yang men%uri pada masa kelaparan .krisis/, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya* 8Tiada hukuman p-t-ng tangan 'kepada pen$uri ketika men$uri( pada masa kelaparan yang luar biasa. 3f.r. Makhl4. $arena itu, 4mar bin al"$hattb tidak menjatuhkan hukuman potong tangan kepada seorang pen%uri ketika men%uri pada !aman krisis, yang dilakukan semata"mata untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. 1engan demikian, dapat disimpulkan, bahwa memenuhi kebutuhan jasmani ini wajib dilakukan. 9ika tidak dipenuhi, pasti akan menyebabkan kehan%uran dan kebinasaan. Atau jika dipenuhi dengan tidak mengikuti kadar yang telah ditetapkan oleh Allah S8,, maka akan menyebabkan hal yang sama, yaitu kerusakan. $arena itu, manusia wajib berusaha memenuhi kebutuhan jasmaninya, agar tidak ditimpa kerusakan. Meskipun hukum asal usaha untuk memenuhinya adalah mubah, namun jika telah sampai pada batas yang bisa menimbulkan kemudaratan ketika tidak dipenuhi, maka hukum untuk memenuhinya

6 ;~@;Be JK ;] 5p ; : 6 I ;I ; w9 D @Y ; @78@

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
menjadi wajib. Makan, %ontohnya, adalah akti5itas mubah yang menjadi wajib dilakukan ketika menyebabkan kerusakan. 1emikian halnya dengan kewajiban bekerja, bisa dikembalikan mengikuti kadar terpenuhi dan tidaknya kebutuhan dasar seseorang. 9ika kebutuhan dasarnya belum terpenuhi, maka bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut hukumnya wajib. Berbeda ketika kebutuhan dasarnya telah terpenuhi, maka hukum bekerja untuk memenuhi kebutuhan seperti ini statusnya adalah mubah. 1isamping itu, kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang lahir dari dalam tubuh manusia yang tidak ada kaitannya dengan 'aktor eksternal. +asa lapar, %ontohnya, jika telah terpenuhi sampai batas kenyang, maka meskipun ada makanan yang le!at dan nikmat sekalipun tetap tidak akan mampu membangkitkan selera makan seseorang sampai perutnya lapar kembali. 9ika mun%ul juga keinginan untuk makan makanan le!at, hakikatnya bukan karena lapar, melainkan karena dorongan naluri ingin tahu, ingin men%oba dan sebagainya, sehingga makanan tersebut akhirnya dimakan juga. Inilah gambaran se%ara umum mengenai kebutuhan jasmani manusia.
:.$eistimewaan Manusia yang $edua* Naluri

Naluri manusia adalah kh.shiyy.t yang merupakan 'itrah pen%iptaannya supaya manusia bisa mempertahankan eksistensi, keturunan dan men%ari petunjuk mengenai keberadaan Sang )en%ipta. Naluri ini memang tidak bisa langsung diindera oleh manusia, namun dapat dijangkau oleh akalnya melalui tanda" tnda atau 'enomena yang terlihat darinya. Allah S8, telah mengemukakan keberadaan naluri tersebut melalui beberapa 'enomena yang dinyatakan dalam beberapa ayat al"#ur an, antara lain* &Dan Tuhanmu telah me"ahyukan kepada lebah) *=uatlah sarangsarang di bukit-bukit, di p-h-n-p-h-n kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin -leh manusia. 3'.s. An-Nahl) 0-4.

6 ?@ uPD ; {p ;I ;I 6 ;@: 6 ASW?@O;W8C@ ;^ U ; zW?@ ; @ON ;H 8 H@ 8 H@:J 8 @c 8 8 A>?@u 6 ; RH ; p ; >PDMD^@: ;& 8 ; < 8 W 8q 8F AI 8 A 8 ;R@s

D 6I ; 8^@DE^U@ ; D}9: 6 8C@O;};v^ 6 ?@y = y@ D ; =[8C@ ; b ;^ w : 8H 8 r@7 8 ?p 8 8 CH ; @ ;& 8 :AS}8W@ A ;>;;@` ; :n ;~@7n 8vAU ; :;~@:I J :I ; 8C@ ; :;~@ A_ ; 8}| ; Md M ; ; @ 6 9 8 8W:nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnA W?@t 8 nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn_ D :nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn; S;@;B
&Dan 'ingatlah( ketika #br.h9m diuji -leh Tuhannya dengan beberapa kalimat 'perintah dan larangan(, lalu #br.h9m menunaikannya, Allah berfirman) *Sesungguhnya Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia. #brahim berkata) *'Dan saya m-h-n juga( dari keturunan saya.& Allah berfirman) *7anji- u ini tidak akan mengenai -rang--rang yang zalim. 3'.s. Al- aarah) *124.

Artinya, Allah S8, telah memberikan kh.shiyy.t pada lebah sehingga mernungkinkannya untuk membuat sarang di gunung, pohon atau apa saja yang dibuat oleh manusia. Ayat ini menjelaskan, bahwa hewan diberi keunikan untuk membuat rumah atau tempat tinggal agar dapat melindungi diri dari serangan makhluk lain. Ini merupakan 'enomena mengenai adanya naluri mempertahankan diri . ghar9zah al-ba/.&/. Allah S8, juga telah menerangkan 'enomena lain mengenai keberadaan naluri dalam beberapa ayat, antara lain*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
$e%intaan Ibrhm kepada keturunannya merupakan 'enomena yang membuktikan adanya naluri seksual .ghar9zah alna"&/. Nabi Ibrhm memohon kepada Allah S8, agar menjadikan keturunannya sebagai imam sama dengan dirinya. Ini merupakan 'enomena mengenai keberadaan naluri yang telah ditetapkan oleh Allah S8, kepada manusia. 1alam hal ini Allah S8, kemudian mena'ikan* 8Allah berfirman) *7anji- u ini tidak mengenai -rang--rang yang zalim. -ang menjelaskan, bahwa im.mah tersebut hanya akan diberikan kepada keturunannya yang soleh saja, dimana janji tersebut tidak akan diberikan kepada keturunannya yang !alim. 1emikian juga ketika Allah S8, ber'irman yang men%eritakan kisah --su' dengan seorang permaisuri raja* 8Sesungguhnya "anita itu telah bermaksud 'melakukan perbuatan itu( dengan ;0suf, dan ;0suf juga bermaksud 'melakukan perbuatan yang sama( dengan "anita itu, seandainya dia tidak melihat tandatanda 'dari( Tuhannya. 3'.s. suf) 124. 1orongan syahwat kepada lawan jenis tersebut merupakan 'enomena yang membuktikan adanya ghar9zah an-na"& Nabi -usu' as. terhadap permaisuri raja tadi. 1emikian juga permaisuri raja tersebut syahwatnya telah bergelora terhadap Nabi --su' as. dan berkeinginan untuk memenuhi ghar9zah an-na"&"nya dengan Nabi --su' as. Namun, Nabi --su' tidak melakukannya karena Allah S8, telah men%egahnya. 3ontoh lain, sebagaimana yang dikemukakan dalam al"#ur an* 8Dan jika manusia ditimpa kesusahan, dia mem-h-n kepada Tuhannya dengan kembali kepada-,ya. 3'.s. Ag-umar) -4. &$embali kepada ,uhannya( serta meluapkan keluhannya kepada"Nya karena ditimpa musibah adalah 'enomena mengenai keberadaan naluri beragama . ghar9zah at-tadayyun/. Ayat ini menjelaskan kebiasaan manusia, yaitu berdoa atau memohon kepada Allah S8, ketika ditimpa kesengsaraan, namun ketika kesengsaraan tersebut hilang, Allah pun dilupakannya begitu saja. 1ari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa naluri manusia ada tiga ma%am* .2/ naluri mempertahankan diri .ghar9zah al-ba/.&/, .:/ naluri seksual . ghar9zah an-na"&/, dan .>/ naluri beragama .ghar9zah at-tadayyun/. Namun, sebagian besar ahli psikologi menganggap 'enomena yang dilahirkan oleh naluri tersebut sebagai naluri. 3ontohnya, mereka biasa menyebut naluri keibuan, naluri kebapakan, naluri ketakutan dan sebagainya. Sebenarnya samua yang mereka sebut tadi hanya merupakan 'enomena sebuah naluri, dan bukan naluri itu sendiri. Namun, perlu di'ahami bahwa ada perbedaan antara naluri dengan kebutuhan jasmani. 9ika kebutuhan jasmani timbul karena unsur internal akibat kerja organ tubuh manusia, maka naluri timbul karena 'aktor eksternal. aktor eksternal itu tidak lain adalah pemikiran dan realitas. $arena itu, ketiga naluri tersebut timbul akibat adanya dua 'aktor eksternal, yaitu* .2/ realitas, dan .:/ pemikiran. 3ontohnya adalah kasus

E ; d ; p ; H ; @6t;Z;WH 6 D^@;RU@ ; @u: ; 6u;R@;BP ; 8^@b 8 = ^U 8 8^@ 6 6 ;W@:_ ; @E ;& Ad Ad

; 8 CH 66 @ E ; V ; @p ; 6 ;W8C@:J<M8SI o A I D @u: ; 9 ; [ 8M ;& D @DEA^U@: ; @?y 8?

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Nabi --su' di atas. Nabi --su' atau permaisuri raja seling tertarik satu dengan yang lain karena adanya realitas. Bagi Nabi --su', wanita tersebut adalah realitas yang dapat mempengaruhi ghar9zah -n-na"&"nya. Begitu juga bagi permaisuri raja tadi, Nabi --su' adalah realitas yang dapat mempengaruhi ghar9zah anna"&"nya, sehingga masing"masing saling tertarik antara satu dengan yang lain. 6rang yang berbelanja di super market ghar9zah al-ba/.&"nya akan terdorong begitu melihat banyak realitas, seperti beragam barang, baik pakaian, sepatu atau yang lain. Semua barang tersebut merupakan realitas yang dapat mendorong ghar9zah al-ba/.& orang tadi, sehingga dia terdorong untuk membeli barang. Bahkan orang tersebut kadang kebingungan untuk memilih karena semua barang yang ada telah mendorong ghar9zah al-ba/.&"nya dan kalau bisa semuanya ingin dibeli. 6rang yang ta&ziyyah kepada orang yang meninggal dunia akan teringat mati, dan timbul rasa takut mati pada dirinya, sementara dia merasa belum siap karena merasa masih mempunyai banyak dosa. )erasaan seperti ini juga lahir dari orang yang melihat realitas, yaitu jena!ah yang dimandikan, dika'ani, dishalati kemudian dikubur, lalu jena!ahnya ditinggalkan sendiri dalam kubur. 6rang yang menyaksikannya dapat membayangkan, bagaimana jika dia kelak mati seperti jena!ah tersebut. Inilah pengaruh realitas terhadap naluri manusia. 1isamping realitas, pemikiran juga tidak kalah kuat pengaruhnya terhadap naluri. 9ika seorang laki"laki mambayangkan seorang wanita, maka dorongan syahwatnya akan timbul, meskipun ketika membayangkan realitas wanita yang dibayangkan tidak ada di depannya. Seseorang yang membayangkan betapa enaknya mempunyai rumah indah, kendaraan pribadi serta kebutuhan yang serba %ukup, pasti akan mendorong keinginannya untuk mempunyai semua barang tersebut. Begitu juga, ketika seseorang memba%a al"#ur an, kemudian merenungkan isinya, antara lain tentang kenikmatan surga, lalu timbul kerinduannya untuk meraihnya. Semua %ontoh tadi merupakan pengaruh pemikiran. $edua aspek eksternal inilah yang mempengaruhi lahirnya naluri manusia. $arena timbulnya naluri tersebut bukan dari dalam diri manusia, tetapi dari kedua aspek eksternal tadi, maka ketika dorongannya timbul, dorongan tersebut tidak harus dipenuhi. 9ika naluri tersebut tidak dipenuhi, seseorang tidak akan mengalami kerusakan atau bahkan sampai mengalami kematian. ,idak. Naluri tidak akan mengakibatkan akibat"akibat seperti ini, meskipun demikian naluri tidak dapat dibunuh atau dihan%urkan. -ang memungkinkan hanyalah dialihkan pada yang lain, atau ditekan. 3ontoh ke%intaan pada isteri dapat dialihkan pada ke%intaan kepada ibu. $erinduan pada isteri bagi seorang suami yang jauh meninggalkan isterinya dapat dialihkan dan dikalahkan dengan naluri yang lain. 3aranya dengan menjauhi realitas yang bisa membangkitkan nalurinya, misalnya tidak berinteraksi dengan wanita, tidak melihat 'oto isterinya atau anak"anaknya, ataupun tidak menyibukkan 'ikirannya dengan keluarganya. $emudian 'ikirannya dipenuhi dengan hal"hal lain, antara lain dengan 0at al8akl .0at -ang Maha Mewakili/ yang mampu mewakili urusannya, yang menjadi tempatnya berserah untuk menyerahkan seluruh urusan keluarganya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa naluri tersebut dapat dilumpuhkan se%ara total. Sebab naluri merupakan bagian dari 'itrah manusia, sementara 'enomena yang nampak dari keberadaan naluri tersebut bukanlah bagian dari 'itrah manusia. $arena itu, mengalihkan naluri tidak akan menyebabkan berubahnya 'itrah manusia. Bahkan sedikit pun tidak akan mempengaruhi eksistensi 'itrahnya. 3ontoh mengenai pengalihan pemenuhan naluri tersebut sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi saw. ketika memerintahkan pemuda yang mempunyai keinginan kuat untuk menikah agar berpuasa, dalam kondisi dimana dia belum mampu membina rumah tangga. Sabda Nabi saw.*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

; ;R@DEA[8n;@ 6 8W@ D n 6 8W@ 6 ;@;\ 6 ?@b 6I DS ; ;v;M} A W?@p ; F ; :;;vG 6 n;} 6 ;RH@ 6 H 6 ?@ 6I n ; N ; :;<W ;z 8 @x 8 :;<z A ; p 6| 8 n;;<} 8 I ; @ ; @:;e 8 p 5\ 6 ;}F 6 ; 6 ;@b :r A W:8^@E ;H ; ; @ 8M 8 v 6 ; 8P 6 ;W@ 6I 8 @DE;W@ Au8;@ ;H
+ahai para pemuda, siapa saja di antara kamu yang mampu berumah tangga, menikahlah. Sebab, menikah itu dapat menundukkan pandangan dan membentengi kemaluan. ,amun, siapa saja yang tidak mampu, maka hendaknya berpuasa, sebab puasa itu dapat menjadi benteng 'bagi sese-rang(. 3f.r. ukh(ri4. )uasa yang diperintahkan oleh Nabi saw. dalam kasus tersebut adalah agar orang yang mempunyai keinginan kuat untuk menikah, karena dorongan ghar9zah an-na"&"nya, dapat mengalihkan dorongan ghar9zah an-na"&"nya pada dorongan ghar9zah at-tadayyun .naluri beragama/. $arena puasa merupakan ibadah dan tiap ibadah mempunyai tujuan yang ingin di%apai, yaitu meningkatnya kekuatan r0hiyyah seseorang. 1engan kekuatan spiritualnya, ghar9zah an-na"& seseorang dapat dikendalikan sehingga bisa ditekan.
>.$eistimewaan Manusia yang $etiga* Akal dan ikiran

Manusia adalah hewan sama dengan hewan yang lain. 9ika hewan yang lain mempunyai kebutuhan jasmani dan naluri, maka manusia juga demikian. Bedanya manusia diberi akal, sedangkan hewan yang lain tidak. Mengenai bukti"bukti bahwa manusia mempunyai akal, sedangkan hewan yang lain tidak nampak dari perbedaan yang terdapat pada kehidupan masing"masing hewan tersebut. $ehidupan manusia selalu dipenuhi dengan perubahan dan karena itu kehidupannya dinamis, sedangkan hewan tidak. $ehidupan hewan bersi'at statis, tidak mengalami perubahan. 1ari waktu ke waktu hidupnya tetap sama. Itulah perbedaan yang nampak pada hewan dengan manusia se%ara nyata. Al"#ur an menggambarkan dengan jelas 'enomena akal pada manusia dengan jelas*

6U ; @6tnnnnnnnnnn;Z;WH 6 ?@ 66 H@ ; @b @P ; nnnnnnnnnnI nnnnnnnnnnD}D~@b J nM8T ; ; 8W@:nnnnnnnnnn;[R ;y 8 @?pnnnnnnnnn ; = nnnnnnnnnn ;& 8 W 6 nnnnnnnnnnD_;W@ 8 nnnnnnnnnn[ ; nnnnnnnnnnAS_ 8? ; ?\ 6 ;@;B @ u?y 6 ;R@b ; p ; nnnnnnnnnnnnnD_;Z 6 D@;B@ nnnnnnnnnnnnnD M9 D nnnnnnnnnnnnn ; @b ; 8^@uH ; 8^@uP 8 < ; nnnnnnnnnnnnn_ ; nnnnnnnnnnnnn_ 6 nnnnnnnnnnnnnD_;WH@: 6 nnnnnnnnnnnnnD_;WH@: 6 ; 6:T ; @ ;8;WHDR@:_ s D @s ; F 6 ;@;B D ; ;R@b ;[ ; 8^@uP 8 F 6d 6 ;^@: o ;
8 ami telah menjadikan untuk isi neraka 7ahanam, kebanyakan dari manusia dan jin. 2ereka mempunyai akal, tetapi tidak digunakan untuk berfikir. 2ereka mempunyai mata, tetapi tidak digunakan untuk melihat. 2ereka mempunyai telinga, tetapi tidak digunakan untuk mendengar. 2ereka itu seperti he"an, bahkan lebih hina lagi. 3'.s. Al-A/r(f) *i+4. Ayat ini menjelaskan adanya persamaan antara manusia dan jin dengan hewan ketika manusia dan jin sama"sama diberi akal, pendengaran dan penglihatan, namun tidak digunakan untuk ber'ikir, mendengar dan melihat realitas, maka mereka sama dengan hewan. )ada dasarnya mereka tidak sama, tetapi ketika

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
keistimewaan manusia dan jin tersebut tidak digunakan, maka mereka sama dengan hewan. 9ika Allah S8, menyamakan manusia dengan hewan, ketika manusia tidak ber'ikir, berarti hewan memang tidak mempunyai akal. 1engan demikian manusia diberi keistimewaan akal oleh Allah, sedangkan hewan tidak. Meskipun se%ara empiris dan normati' dalam pandangan Islam sudah jelas, bahwa manusia mempuyai akal, tetapi sejak !aman dulu banyak ulama Islam maupun non"Islam tidak mampu menjelaskan esensi akal. $arena itu, pembahasan akidah Islam juga mengalami keka%auan, ? sehingga berkembanglah Ilmu $alam di dunia Islam.: Maka, memahami batasan akal dan 'ikiran ini menjadi sangat penting. 1engan begitu semua masalah yang terjadi akibat ketidakjelasan batasan ini bisa dipe%ahkan. $ata &akal( berasal dari bahasa Arab* al-&a/l. Arti la'ad! tersebut sama dengan al-idr.k dan al-fikr. $etiga la'ad! tersebut maknanya sama. 1alam bahwa Arab, kata seperti ini disebut mut.radif atau sinonim. Akal merupakan kh.shiyy.t yang diberikan oleh Allah S8, kepada manusia, yang merupakan kh.shiyy.t otak manusia. Sebab otak manusia mempunyai keistimewaan untuk mengaitkan realitas yang diindera dengan in'ormasi .asosiasi/. Berbeda dengan otak hewan. 6tak hewan tidak mempunyai kh.shiyy.t untuk mengasosiasikan realitas dengan maklumat. $arena itu, hewan tidak dapat diajar bertingkah"laku baik dan sopan, padahal hewan mempunyai otak, indera, bisa menerima in'ormasi dan diberi realitas. Ini terjadi otak hewan tidak bisa mengasosiasikan realitas dengan in'ormasi. Akibatnya setiap in'ormasi yang diberikan pada hewan akan hilang, karena 'ungsi otaknya tidak sama dengan otak manusia. Inilah bedanya otak hewan dengan manusia. 6tak manusia adalah sesuatu yang ada dalam tengkorak kepala. Benda ini dikelilingi dengan tiga lapis selaput yang dijaring dengan rajutan urat sara' yang jumlahnya tidak terhitung, kemudian sara' tersebut dihubungkan ke seluruh indera dan bagian tubuh manusia. Berat otak manusia dewasa men%apai 2:?? gram. 6tak tersebut menghabiskan : oksigen yang diperoleh dari kedua paru"paru. )ara saintis telah berkesimpulan melalui eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan alat eletronik pengukur kerja otak, bahwa otak merupakan organ yang ber'ungsi untuk ber'ikir. Melalui alat tersebut dapat diketahui, bahwa ketika seseorang sedang ber'ikir, gra'ik yang tertulis pada alat tersebut akan naik. Sebagian saintis bahkan telah sampai pada kesimpulan, bahwa in'ormasi yang dapat disimpan oleh otak manusia men%apai tidak kurang dari ? juta in'ormasi. Inilah keunikan otak manusia yang tidak dimiliki oleh otak hewan. : 1engan demikian, adalah kesalahan besar ketika membahas akal, akal disimpulkan sebagai organ 'isik yang berada di dalam otak, kepala ataupun dada, dengan argumen, bahwa hati ada di dada. $arena 'akta membuktikan, bahwa hewan juga mempunyai &hati( yang ada di dada, namun hewan tetap tidak mempunyai akal. $arena itu, akal sesungguhnya merupakan 8kekuatan untuk menghasilkan keputusan 'kesimpulan( tentang suatu.CB $ekuatan ini bukan merupakan kerja satu organ tubuh manusia, seperti otak, sehingga akal dianggap sama dengan otak, lalu disimpulkan bahwa akal tempatnya ada di kepala. ,entu kesimpulan ini salah. 9ika demikian apa yang membentuk kekuatan tersebut yang kemudian se%ara simultan dapat membentuk akal? Setelah melalui penilitian yang mendalam dapat ditarik kesimpulan, bahwa kekuatan tadi terbentuk dari empat komponen. 1ari keempat komponen inilah kemudian menghasilkan apa yang disebut akal.= Adapun proses kerja komponen tersebut sampai menghasilkan kekuatan yang disebut akal adalah dengan memindahkan realitas yang telah diindera ke dalam otak melalui alat indera yang ada, dan dengan maklumat awal yang ada di dalam otak, realitas tersebut disimpulkan. )ada saat itulah terbentuklah kekuatan untuk menyimpulkan realitas. Inilah esensi akal manusia.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Intelektual Sosialis, juga telah membuat kesimpulan mengenai akal, bahwa akal merupakan kekuatan yang dihasilkan melalui pr-ses merefleksikan realitas ke dalam -tak atau -tak ke dalam realitas. Mereka sengaja menolak in'ormasi awal ketika memberikan gambaran mengenai akal. Maka, mereka menyusun argumentasi, bahwa akal merupakan kekuatan hasil re'leksi. Benarkah akal merupakan kekuatan hasil re'leksi otak ke dalam realitas atau sebaliknya? 9awabannya tentu tidak benar. Sebab otak maupun realitas tersebut sama"sama tidak dapat melakukan re'leksi atau pantulan seperti %ermin. -ang membawa pantulan objek ke dalam otak tersebut sebenarnya adalah indera. Ini terbukti ketika indera yang digunakan untuk menangkap objek itu adalah mata, maka memori yang tersimpan dalam otak adalah gambar. Berbeda ketika yang menangkap objek tadi adalah hidung, seperti bau busuk, maka memori yang terekam dalam otak berbentuk bau busuk. 9uga berbeda ketika objek yang ada ditangkap dengan telinga, seperti bunyi mobil, maka memori yang tersimpan dalam otak pun berbentuk bunyi. 1emikian seterusnya. Inilah yang mereka sebut sebagai re'leksi. -ang benar, semuanya tadi bukanlah hasil penginderaan manusia. 9adi, re'leksi tersebut sebenarnya tidak pernah ada. -ang ada adalah trans'ormasi objek ke dalam otak dalam bentuk memori. 1engan pandangan tersebut, sebenarnya intelektual Sosialis mengakui bahwa komponen akal yang dapat digunakan untuk ber'ikir tersebut adalah* .2/ otak, .:/ realitas yang dapat diindera, dan .>/ penginderaan, yang mereka sebut dengan &re'leksi(. Sedangkan alasan mereka menolak adanya in'ormasi awal, sebenarnya lebih disebabkan karena akidah mereka yang tidak mahu mengakui eksistensi ,uhan. Sebab mengakui adanya in'ormasi awal, berarti mengakui bahwa adanya pemikiran lebih dahulu dibanding dengan adanya realitas. 1ari sini akan mun%ul pertanyaan dari mana datangnya pemikiran manusia yang pertama? Sebab, kalau hal itu diakui, berarti harus ada 0at di luar diri manusia yang memberikan pemikiran tersebut, dan 0at itu juga bukan merupakan realitas itu sendiri. ,entu saja ini bertentangan dengan akidah mereka yang menyatakan, bahwa alam atau realitas yang ada adalah azali, tidak memerlukan 0at di luar dirinya. 1engan demikian mereka membuat andaian, bahwa manusia pertama telah melakukan eksperimen untuk mendapatkan in'ormasi. Benarkah manusia dapat ber'ikir tanpa in'ormasi awal?Anak ke%il atau orang dewasa yang gila adalah %ontoh terbaik untuk membuktikannya. Anak ke%il dan orang gila otaknya sama"sama tidak sempurna. Masing"masing otak mereka tidak dapat digunakan untuk mengasosiasikan antara in'ormasi awal dengan memori yang ditrans'er oleh alat indera mereka. Akibatnya, baik anak ke%il maupun orang gila tersebut, sama"sama tidak dapat membedakan realitas yang ada di depannya. $etika anak ke%il memegang batu, batu tersebut akan dimakan, dan orang gila pun akan melakukan hal yang sama. Masing"masing mempunyai otak, tetapi benarkah dengan otak mereka masing"masing realitas di depan mereka se%ara automatis dapat disimpulkan? ,ernyata tidak. 9ika ada orang gila yang dapat melakukannya, tentu karena sisa memori yang masih terdapat dalam otak mereka. Sementara anak ke%il tadi sama sekali tidak dapat melakukan apa"apa. 3ontoh lain, ketika anak ke%il tersebut diberi kosakata yang salah, seperti buang air besar dinyatakan dengan menyanyi, maka sampai besar anak tersebut akan berkesimpulan bahwa menyanyi adalah buang air besar. Semuanya ini merupakan pengaruh in'ormasi awal pada diri manusia. 7ambaran ini terlihat dari penjelasan Allah kepada Malaikat, ketika mereka memprotes Allah S8, terhadap pen%iptaan Adam. Menurut mereka, manusia hanya akan menimbulkan kerusuhan di muka bumi. Allah kemudian membantah seraya menyatakan* 8Aku 2aha Tahu tentang apa yang kamu tidak tahu. Allah pun kemudian membuktikan pernyataan"Nya*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

6 ?@O;}9 6T 6 ;R@ 6 @ D @ 6u8C@\ D @\ ; 8; Dd b ; @\ ; @b ; @b ; ?\ ; H 6 ; 8^@78[PD8<[ 6 ; ? D o ; p ;9 ; A}T ; : ; @b 8 ; B 8 : 8| ;& 6 nnDvS 6_ A D@:_ ;G ; :;Z;@Y ;W ;G ;V ; A}9 @ ;;[:q ; 8~V 6 nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnDG@?PDW:nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn; ~M ; < ; 8 : nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn 6 ?@b 6 ?@ ;n6[;R@ ;nA[8C@:n;S;v 69 6 ;R@: nA;};@b 6 ;R@ b 6 8 <[ D ; n;<[ ; a:n;@ ; @: n;I@AB8C@:n;S;W@b ;W ;W 8q 8 @;B 6d 6_ 6 nD_ 6 A}9 8 8: DV D nM| D nM8}F ; n6G;8^@b ; :n;~b ; n} ; @b 6T 6 H@ D @: nI D ;W@s b 6 ;RH@ 6 ;R@7n=[8C@b ; tn< 6 D>@: nI 6; ? 6 6 ; 8^ ; nM 8 ?P ; @uHD ; ; ` ; 6 nDvS 6 n| 6 nD~;R@b 6 n;W;R@ 6_ 8 U 8 8: D n;}9 D n;}9 ;H ; @b ; nAW?@m ; :;~@b ;G 6 ;> uP ; D Dv|
8Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian mengajukannya kepada 2alaikat seraya berfirman) *=eritahukanlah kepada- u nama-nama mereka semuanya jika kamu benar 'dengan tuduhan kamu, bah"a kamu lebih tahu(. 2ereka menja"ab) *2aha Su$i Engkau, kami tidak mempunyai ilmu sedikit pun, ke$uali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau 2aha 2engetahui lagi =ijaksana.& Dia berfirman) *+ahai Adam, sampaikanlah kepada mereka nama-nama mereka semua.& Apabila Adam selesai menyebutkan kepada mereka nama-nama semuanya itu, Dia berfirman) *=ukankah Aku telah beritahukan kepada kamu, bah"a Aku 2aha Tahu perkara gaib di langit dan di bumi, serta 2aha Tahu apa yang kamu kemukakan dan apa yang kamu sembunyikan. 3'.s. Al- aarah) ,*-,,4. Ayat di atas, dengan jelas membuktikan, bahwa Malaikat tidak bisa membuat kesimpulan mengenai realitas yang ditunjukkan oleh Allah, sedangkan Adam dapat melakukannya setelah Adam diberi in'ormasi oleh Allah, sedangkan malaikat tidak diberi in'ormasi terlebih dahulu oleh Allah. 1engan demikian jelas, bahwa tidak ada satupun manusia yang dapat mengambil kesimpulan tanpa mempunyai in'ormasi awal. Adapun in'ormasi atau pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, yang dapat mempengaruhi pemikirannya, dapat dirin%i, antara lain, sebagai berikut* A. #nf-rmasi atau pengetahuan yang realitasnya dapat dibuktikan -leh indera manusia, kemudian kebenarannya diyakini karena antara inf-rmasi yang diberikan dengan realitasnya sama. Misalnya in'ormasi bahwa al"#ur an adalah 'irman Allah dan bukan pernyataan manusia biasa, diyakini setelah dibuktikan, bahwa susunan bahasanya tidak dapat dikalahkan oleh susunan bahasa manusia. Akhirnya in'ormasi bahwa al"#ur an adalah 'irman Allah tersebut diyakini, karena realitasnya memang demikian. 9enis in'ormasi ini juga meliputi in'ormasi mengenai surga, neraka, malaikat, jin dan syetan. Meskipun realitas in'ormasi yang terakhir ini tidak dapat dibuktikan se%ara langsung, tetapi pembuktian al"#ur an yang tidak mungkin dusta telah %ukup untuk membuktikan kebenaran in'ormasi ini. B. #nf-rmasi atau pengetahuan yang realitasnya dapat dibuktikan -leh indera manusia dan diyakini, namun keyakinan kepadanya tidak sampai pada tingkat ha al"yan. Seperti in'ormasi"in'ormasi syar yang digali dari dalil"dalil syara , baik yang berkaitan dengan hukum syara , kaidah syara , maupun de'inisi syara . 1alam hal ini termasuk in'ormasi tentang akidah yang disampaikan oleh <adis Ahd, in'ormasi kesejarahan dan bahasa. G. #nf-rmasi atau pengetahuan yang realitasnya tidak dapat dibuktikan -leh indera manusia atau tidak dapat dibuktikan sesuai dan tidaknya dengan realitasnya, tetapi keberadaan realitas inf-rmasi tersebut tidak dapat dit-lak -leh akal. In'ormasi ini sejenis konsep, yaitu kesimpulan mengenai realitas tertentu, tetapi tidak sampai dibenarkan dengan bulat. $arena kebenaran dan ketidakbenarannya sama saja.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
In'ormasi seperti ini banyak, antara lain, in'ormasi sejarah se%ara umum, in'ormasi geogra'is dan astronomis. In'ormasi tersebut akan menjadi mafh0m ketika realitasnya telah berhasil dibuktikan oleh indera manusia, dimana in'ormasi tersebut memang sesuai dengan realitasnya, atau setelah adanya dalil yang membuktikannya baik hiss9, maupun na/li yang kebenarannya diyakini dengan pasti. G. #nf-rmasi atau pengetahuan yang realitasnya tidak dapat diindera -leh indera manusia karena tidak sesuai dengan realitas yang digambarkan dalam inf-rmasi tersebut. In'ormasi seperti ini hanya akan menjadi pengetahuan yang tersimpan dalam otak, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan, dan tidak dapat dijadikan sebagai pemikiran atau mafh0m. 3ontohnya in'ormasi tentang $apitalisme, Liberalisme, 1emokrasi, Sosialisme dan in'ormasi"in'ormasi lain. H. #nf-rmasi-inf-rmasi atau pengetahuan yang realitasnya tidak penah ada, dan realitasnya tidak mungkin digambarkan. $arena jenis in'ormasi ini merupakan jenis in'ormasi yang realitasnya tidak ada, maka tidak perlu dibahas, apakah sesuai ataukah tidak dengan realitas yang ada. In'ormasi seperti ini adalah hayalan, khura'at dan 'antasi. 3ontohnya seperti in'ormasi tentang hantu atau binatang hayalan seperti hewan yang berbadan singa dengan kepala dan sayap elang, atau adanya kehidupan di planet lain selain bumi. Semuanya ini merupakan khura'at, hayalan dan 'antasi belaka. 1isamping kelima jenis in'ormasi dan pengetahuan di atas, in'ormasi dan pengetahuan yang dijadikan sebagai in'ormasi oleh seseorang dalam mengambil keputusan kadangkala merupakan pemikiran yang dangkal, mendalam dan %emerlang. Maka, disamping jenis in'ormasi di atas, jika dilihat dari aspek kualitas pemikirannya, baik aspek kedangkalan, mendalam dan %emerlangnya, in'ormasi, pengetahuan atau pemikiran tersebut dapat dideskripsikan menjadi* A. #nf-rmasi atau pengetahuan yang berupa pemikiran dangkal, yaitu in'ormasi atau pengetahuan yang diperoleh melalui proses ber'ikir dengan hanya melihat sesuatu kemudian disimpulkan tanpa disertai pemahaman. )emikiran tersebut diperoleh dengan %ara memindahkan realitas yang diindera se%ara langsung ke dalam otak, tanpa ada usaha untuk mengindera hal"hal yang berhubungan dengannya, lalu menghubungkan in'ormasi yang mempunyai kaitan dengannya. 9uga tidak disertai usaha men%ari in'ormasi lain yang mempunyai kaitan dengannya. Akhirnya kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang dangkal. 1emikian juga ketika pemikiran yang dangkal tersebut disampaikan kepada orang lain, pemikiran ini akan menjadi in'ormasi yang dangkal bagi orang tersebut. B. #nf-rmasi atau pengetahuan yang berupa pemikiran mendalam, yaitu in'ormasi atau pengetahuan yang diperoleh melalui proses ber'ikir dengan melihat sesuatu yang disimpulkan dengan proses memahaminya terlebih dahulu. )emikiran tersebut diperoleh dengan %ara meningkatkan kualitas penginderaan terhadap realitas yang disimpulkan, serta meningkatkan kualitas in'ormasi yang berkaitan dengan apa yang diindera agar realitasnya bisa di'ahami. $arena itu, orang yang mempunyai pemikiran mendalam tidak hanya mengindera, atau puas dengan in'ormasi pertama yang digunakan untuk mengambil kesimpulan sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang ber'ikir dangkal. ,etapi orang tersebut mengindera kembali, serta menambah in'ormasi yang ada dengan in'ormasi lain. )emikiran yang lahir dari proses seperti ini jika disampaikan kepada orang lain, akan menjadi in'ormasi bagi orang tersebut. ,etapi in'ormasi ini merupakan pemikiran yang mendalam. G. #nf-rmasi atau pengetahuan yang berupa pemikiran $emerlang, yaitu in'ormasi atau pengetahuan yang diperoleh melalui proses ber'ikir mendalam ditambah dengan memikirkan hal"hal lain yang berhubungan dengan realitas serta hal"hal yang masih mempunyai hubungan dengan usaha untuk

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
men%apai hasil yang benar. 9ika pemikiran tersebut disampaikan kepada orang lain, pemikiran ini akan menjadi in'ormasi bagi orang tersebut, dan merupakan in'ormasi dalam bentuk pemikiran yang %emerlang. 1engan memahami jenis in'ormasi dan pengetahuan di atas, seseorang akan berusaha untuk men%ari dan mengumpulkan in'ormasi yang benar, lalu membuang in'ormasi yang salah, sehingga mafh0m"nya menjadi benar. 1engan %ara inilah, tingkah lakunya akan menjadi benar. 1isamping itu, dia hanya akan menyibukkan diri pada hal"hal yang berguna dan meninggalkan hal yang sia"sia dengan memahami mana pemikiran yang tinggi dan rendah. Akhirnya dia mampu mengubah dirinya, masyarakat serta keadaan yang ada di sekelilingnya dari berpengetahuan rendah menjadi tinggi dan %emerlang, sehingga bisa bangkit dan menjadi manusia, masyarakat dan ummat yang maju dan mulia.
$ebutuhan Manusia kepada Agama

1engan akalnya, manusia diberi keistimewaan oleh Allah yang berbeda dengan hewan, selain spesi'ikasi yang sama dengan hewan, seperti kebutuhan jasmani dan naluri. $arena nalurinyalah, manusia memerlukan pemenuhan. ,idak terke%uali dengan naluri beragama . ghar9zah at-tadayyun( yang ada dalam dirinya. Semuanya menuntut untuk dipenuhi. 1alam hal ini tidak ada bedanya antara manusia dengan makhluk lain. $arena yang lain juga mempunyai naluri beragama seperti manusia. Allah S8, dalam al" #ur an ber'irman* 8Dan segala sesuatu itu tidak ada, ke$uali bertasbih dengan memuji,ya, akan tetapi kamu tidak akan dapat memahami bagaimana $ara mereka bertasbih. 3'.s. Al-!sr(/) 224. 8Tidakkah kamu melihat bagaimana kepada Allah bertasbih langit dan bumi serta burung-burung dengan berbaris. 3'.s. An-Nr) 2*4.

6 ;>@;B@ 6| b ; _ 6 ;>@uP D qM D ;Z D = < ; 8< ; 8^@ ; D@AB8C@\ w 7; 8 ;WH@ 8t 8 8 @ 6u8CH ; ; 6_ 6q 6 {@ 6I

6 H@ ` 6 AW?H@ 6; ? A W?@78@ 6I DM D =< ; p ; D@;@ Au;R@p ; ;>@b w :A:@ 8 ?P ; ; ` ; 6 ;W;R& 8 U ; ; @DE;W@

Semua makhluk diberi spesi'ikasi yang sama dengan manusia. Mereka juga melakukan pemenuhan yang dinyatakan oleh al"#ur an dengan &bertasbih( kepada"Nya. &Bertasbih( tersebut merupakan bukti adanya naluri beragama dengan keinginan untuk mensu%ikan sesuatu yang diyakini, bahwa 1ialah Sang )en%ipta. )ensu%ian ini kadangkala menampakkan sesuatu yang hakiki, yang biasanya disebut &ibadah(. ,etapi kadangkala bentuk pensu%ian tersebut hanya merupakan penampakan minimal, seperti ta&dh9m dan penghormatan. $arena itu, semua makhluk pada dasarnya beribadah kepada Allah S8, meskipun kita tidak dapat memahami %ara peribadatannya. Ini membuktikan, bahwa ibadah merupakan kebutuhan setiap makhluk, karena ia merupakan bagian dari 'itrah mereka. )ensu%ian . ta/d9s/, baik yang berkaitan dengan ta&abbud .ibadah/, ihtir.m .penghormatan/ maupun ta&dh9m, esensinya merupakan mani'estasi dari naluri beragama .ghar9zah at-tadayyun/, dan bukannya mani'estasi dari naluri mempertahankan diri . ghar9zah alba/.&/. $arena jika akti5itas tersebut merupakan mani'estasi dari ghar9zah al-ba/.& pasti mereka tidak akan mendekat untuk beribadah, hormat dan ta&dh9m. Sebaliknya mereka akan melarikan diri dari !at yang mereka takuti. Maka, agama merupakan kebutuhan manusia dalam sepanjang rejarah kehidupan ummat manusia. Bahkan belum pernah ada satu !aman pun, ada manusia yang hidup tanpa memeluk agama, baik dengan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
%ara menyembah matahari, bintang, api, berhala maupun menyembah Allah. 3ara penyembahan tersebut merupakan bagian dari agama mereka, sehingga belum pernah ada satu !aman pun di mana manusia tidak menyembah sesuatu. Ini artinya penganut Sosialisme sendiri yang menolak agama dan tuhan, sebenarnya bukan tidak mempunyai tuhan, tetapi mereka telah mengganti tuhan dari satu wujud tuhan kepada wujud tuhan lain alias materi, yang mengubah ta&dh9m dan ta/d9s"nya dari tuhan kepada pahlawan atau hal"hal yang diagungkan. 1engan demikian, agama bagi manusia merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh nalurinya. 9ika tidak dipenuhi, kehidupannya akan mengalami kegelisahan, kegon%angan dan keka%auan. $arena itu, memeluk agama merupaka 'itrah manusia. Masalahnya kemudian siapakah yang berhak menurunkan agama yang dapat mengatur kebutuhan naluri keberagamaan manusia? $arena naluri beragama memerlukan pemenuhan yang berkaitan dengan 0at -ang Maha Agung .Allah S8,/, maka mekanisme pemenuhannya harus berasal dari Allah S8,. Sebab 1ialah -ang Maha ,ahu mengenai diri"Nya dan %iptaan"Nya. )ada waktu yang sama, hal ini mustahil diserahkan kepada manusia. $arena manusia bukan saja gagal memahami dirinya dan sesamanya, apalagi memahami !at ,uhannya. $arena itu sangat mustahil aturan agama ini dibuat oleh manusia. )erasaan kurang, lemah dan kerdil manusia di hadapan 0at -ang Maha Agung ini kemudian mendorongnya mangagungkan 0at -ang Maha Agung dalam beribadah. 1orongan seperti ini sesungguhnya bukan hanya dimiliki oleh manusia ketika beribadah. $arena hal ini merupakan 'itrah, sementara 'itrah di mana dan kapan saja tetap sama. ,idak pernah berubah. Meskipun perasaan yang lahir dari 'itrah tersebut bisa dialihkan kepada yang lain. $arena itu, di luar ibadah pun manusia sebenarnya tetap memerlukan agama yang sesuai dengan 'itrahnya yang lemah, kurang dan memerlukan 0at -ang Maha Agung. $arena itu kebutuhan manusia pada agama tersebut mustahil dapat dipenuhi dengan agama lain, selain agama yang diturunkan oleh 0at -ang Maha ,ahu dan Agung. 1ialah Allah S8,. 1i sinilah rasionalitasnya mengapa manusia memerlukan agama, dan mengapa agama tersebut harus berasal dari Allah S8, dan bukan yang lain? 1isamping rasionalitas di atas, agama memang sengaja diturunkan oleh Allah S8, kepada makhluk" Nya yang berakal, yang telah dijadikan"Nya sebagai khal9fah fi al-ardh. Satu"satunya makhluk yang bersedia menerima amanat yang tidak sanggup dipikul oleh gunung, langit dan bumi. Agama inilah yang kelak akan dijadikan sebagai standar di akhirat. ? 1i sisi lain, Allah S8, telah menjadikan keistimewaan akal manusia sebagai man.th takl9f .realitas yang menyebakannya diberi tanggungjawab/ sehingga dapat memilih antara mememeluk dan meninggalkan agama. $arena itu, Allah S8, akan meminta pertanggungjawaban manusia terhadap akalnya*

6 ?H@ 6 ?H@ 69 D @V ; @ ;8;WHDR@s JBPD ; @u: ; T ; ? ;DW 6 I A W?@ Au8C& ; ; ; <W ; ; p ; 6 T ; @DES

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan akal fikiran 'manusia(, semuanya itu akan dimintai pertanggungja"aban. 3'.s. Al-!sr(/) ,04.

$)+IBA1IAN MAN4SIA MN4+4, ISLAM

Ada dua 'enomena yang se%ara 'isik nampak pada diri manusia* Pertama, 'enomena perf-rman$e .penampilan 'isik/ manusia, seperti bentuk tubuh, wajah dan pakaian. Kedua, 'enomena akti5itas dan gerak"

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
gerik manusia. Banyak orang kemudian salah menilai ketika ingin membangun kepribadian yang unik ada yang menganggap, bahwa perf-rman$e manusialah yang mempengaruhi kepribadiannya. Ini tentu merupakan kongklusi yang dangkal, tanpa didasari analisis ataupun hujah yang kuat. $arena yang membedakan antara satu orang dengan yang lain adalah perbuatannya, ketika akumulasi perbuatan yang men%erminkan sul0k .tingkah laku/manusia itulah yang sesungguhnya paling menentukan tinggi dan rendahnya kepribadian seseorang. )ada waktu yang sama, sul0k seseorang sangat ditentukan oleh mafh0m" nya. 1engan begitu, sul0k seseorang tidak akan terlepas dari mafh0m"nya. sensinya sul0k seseorang merupakan akumulasi dari perbuatannya sementara perbuatan seseorang pada dasarnya merupakan ujud pemenuhan orang tersebut terhadap dorongan yang lahir dari kebutuhan jasmani .al-h.jat al-udhu"iyyah/ dan naluri .ghar9zah/"nya. $arena tidak ada satu pun perbuatan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lain, selain kebutuhan jasmani dan naluri. 2 3ontohnya makan. Akti5itas tersebut dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi rasa laparnya. ,idur dilakukan oleh seseorang karena memenuhi rasa mengantuknya. 1uduk dan menggerakkan anggota tubuh yang lain, dilakukan oleh seseorang karena memenuhi rasa letihnya. 1emikian juga bekerja, dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi ghar9zah al-ba/.&"nya, baik untuk mempertahankan diri supaya tetap mampu bertahan hidup, ataupun untuk meningkatkan kualitas kehidupan materinya. Belajar, men%ari ilmu, memba%a, mengikuti berita dan sebagainya, dilakukan oleh seseorang juga karena dorongan ghar9zah al-ba/.&"nya, baik untuk mempertahankan diri supaya tetap bisa bertahan hidup, ataupun untuk meningkatkan kualitas kehidupannya supaya bisa bersaing dengan yang lain. Menikah, menyayangi anak, istri, keluarga dan men%urahkan kasih" sayang kepada orang tua adalah akti5itas yang didorong oleh ghar9zah an-na"& seseorang untuk mempertahankan keturunan dan keluarganya agar tetap sur4i4e. Seperti halnya shalat, berdo a, !ikir, munajat, puasa, !akat, jihad, haji maupun yang lain dilakukan oleh seseorang karena dorongan ghar9zah attadayyun"nya, baik untuk mengagungkan 0at -ang Maha Agung, men%urahkan kelemahannya maupun meluapkan isi hatinya. Sekalipun yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan adalah kebutuhan jasmani dan nalurinya, tetapi tidak se%ara automatis dorongan tersebut langsung dia penuhi. $arena yang menentukan dorongan tersebut dipenuhi atau tidak adalah ke%enderungan . muy0l/ dan mafh0m orang tersebut. 1ari sinilah, maka dapat disimpulkan bahwa yang membentuk kepribadian seseorang sesungguhnya adalah mafh0m dan muy0l"nya. 1engan demikian, kepribadian seseorang pada dasarnya merupakan akumulasi dari %ara ber'ikir orang tersebut dalam menghukumi realitas, serta ke%enderungannya terhadap realitas tersebut. Atau dengan istilah yang lebih sederhana, kepribadian . pers-nality/ itu merupakan akumulasi dari a/liyyah dan nafsiyyah manusia. Inilah yang dinyatakan oleh +asulullah saw.*

6 ;@: 6 ;;B@nnnnnnnnnnn;@ Au8Ce D 8W?Pnnnnnnnnnn DU @p nL I D nnnnnnnnnnnDS D @Onnnnnnnnnnn;W8C@p D nnnnnnnnnnnDS 8 ;WH ; @b ; ; b ; nnnnnnnnnnn 6| 6 ;RH@ 6T 8 P ; nnnnnnnnnnnLA[8C@ 6nnnnnnnnnnn| D 8W: D 8 ^P 5b 6 ; RH 6 D}D~@O;W8C ; @b 6| 6| ;9
8Sesungguhnya Allah tidak menilai "ajah kamu serta harta kekayaan kamu, tetapi Dia hanya menilai hati dan amal perbuatan kamu. 3f.r. Muslim dan !bn M(ah dari Ab furayrah4. :

2.4nsur $epribadian Manusia yang )ertama* A/liyyah

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
9ika a/liyyah dinyatakan sebagai salah satu unsur yang membentuk kepribadian manusia pada dasarnya ini merupakan kenyataan. ,etapi apa dan bagaimana sesungguhnya a/liyyah? La'ad! a/liyyah berasal dari bahasa Arab dari la'ad! a/l yang ditambah dengan huru' y.& an-nisbah, yakni huru' yang ber'ungsi untuk menisbatkan kepada kata yang diberi tambahan huru' tersebut. Biasanya huru' tersebut ber'ungsi untuk mengubah kata benda menjadi si'at. Maka, pengertian a/liyyah se%ara etimologis berarti sesuatu yang berkaitan dengan akal dan sejenis dengannya, serta mempunyai si'at"si'at akal. Sedangkan akal itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya adalah* ekuatan yang dapat digunakan untuk menghukumi sesuatu . Atau dengan ungkapan yang lebih tegas* Akal adalah kemampuan untuk menghukumi realitas 'fakta( tertentu, baik yang berkaitan dengan perbuatan maupun benda yang dibangun berdasarkan pandangan hidup tertentu .> 1engan demikian, makna a/liyyah tidak bisa dilepaskan dari makna akal itu sendiri, sehingga a/liyyah dapat dide'inisikan dengan* 6ara 'met-de( yang digunakan untuk memahami atau menghukumi realitas 'fakta( tertentu. = 1engan kata lain, a/liyyah adalah metode yang digunakan oleh seseorang untuk mengasosiasikan antara realitas yang dihadapi dengan . in'ormasi awal .pre4i-us inf-rmati-n/ yang dimilikinya dengan %ara mengembalikannya kepada satu kaidah atau beberapa kaidah tertentu. Inilah yang disebut dengan a/liyyah. $arena itu, a/liyyah juga bisa dideskripsikan sebagai %ara manusia untuk* .2/ menghukumi atau menyimpulkan, dan .:/ mengasosiasikan antara realitas dengan in'ormasi berdasarkan standar .kaidah/ tertentu. Standar .kaidah/ tertentu yang digunakan untuk mengasosiasikan antara realitas dengan in'ormasi tersebut bisa jadi merupakan standar perbuatan . mi/y.s al-amal/, atau kaidah syara yang menyatakan* Hukum asal perbuatan adalah manusia terikat dengan hukum Allah. $aidah ini bisa digunakan untuk memutuskan atau menghukumi realitas yang berkaitan dengan perbuatan .al-af&.l/. $aidah ini tentu berlaku bagi orang Islam yang menjadikan akidah Islam sebagai landasan ber'ikirnya, yang mendorongnya untuk mengikatkan diri kepada hukum syara ketika melakukan perbuatan. 1engan demikian, hukum asal perbuatan seorang muslim adalah mengikuti hukum syara . $aidah yang menjadi standar tersebut tentu berbeda antara satu orang dengan yang lain berdasarkan akidah dan landasan berr'ikirnya. $aidah orang Islam, $apitalis maupun Sosialis jelas berbeda. 9ika kaidah yang menjadi standar seorang muslim adalah* 8Hukum asal setiap perbuatan terikat dengan hukum syara& , maka kaidah yang dijadikan standar orang $apitalis adalah* 8Hukum asal perbuatan manusia adalah bebas 'tanpa aturan(. Sementara* 8Hukum asal perbuatan manusia mengikuti perubahan materi. merupakan kaidah yang menjadi standar ber'ikir kaum Sosialis. Bagi orang $apitalis, perbuatan manusia tidak perlu diatur, atau bebas sebebas"bebasnya, yang kemudian perlu diatur ketika ada masalah .problem/. Sementara bagi orang Sosialis, seluruh akti5itasnya dilakukan seiring dengan perubahan materi, dan dalam konteks perubahan materi .materialism diale$ti$/. Adapun kaidah yang digunakan untuk menjadi standar benda adalah hukm al-asy.& .hukum benda/. 1alam pandangan Islam, kaidah yang dijadikan standar untuk menghukumi benda tersebut adalah*

6; ? 6 @78@s 6e 6q 58@b 6 ; ? D 8^@DtM;ZAvW?@: ; 8| 8 F D

6 @\ 6 @78@s 6e 5b 6 ; ? ; @6Vp 6p 6 AvW?@s 6 8WV 6 ; ? ; ; ^8 :;M{ 8 6 ;W@:I 8 q 8 ;@b D M D ; @DYN: 8?

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Hukum asal benda adalah mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkannya. $aidah inilah yang digunakan oleh seorang muslim untuk menghukumi benda . al-asy.&/. $arena realitasnya memang berbeda dengan perbuatan. Sekalipun perbuatan dan benda ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Sebab setiap perbuatan yang dilakukan manusia pasti memerlukan benda. )erbuatan adalah gerak organ tubuh, sedangkan benda adalah materi yang digunakan untuk menlaksanakan perbuatan. $arena %ara ber'ikir masing"masing orang berbeda, tentu %ara ber'ikir orang Islam yang menggunakan kaidah tersebut berbeda dengan orang non"Islam dalam melihat benda. 9ika kaidah yang dijadikan standar orang Islam adalah halal"haram, atau* & Hukum asal benda adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya.( maka kaidah yang menjadi standar orang $apitalis dan Sosialis adalah* &Hukum asal benda dikembalikan kepada nilai kegunaannya.( Adapun yang menentukan ada dan tidaknya nilai guna tersebut tergantung pada ada dan tidaknya orang yang meman'aatkannya. 9ika tidak ada lagi orang yang meman'aatkannya, benda tersebut dianggap tidak mempunyai nilai guna. $arena itu benda tersebut kemudian dipandang &haram(, dan diabaikan. 3ontoh pandangan seorang politikus muslim, misalnya, bisa dijadikan %ontoh dalam konteks ini. 3ertama, berkaitan dengan akti5itasnya dalam melakukan akti5itas politik, seorang politikus muslim tidak akan menghalalkan segala %ara semata"mata untuk men%apai tujuannya. Sebaliknya akan senantiasa terikat kepada hukum Allah. Antara lain tidak akan menjatuhkan lawan politiknya dengan mem'itnah, ataupun melakukan praktik demokrasi karena semata"mata ingin men%apai tujuan dan target politiknya dengan %epat. edua, berkaitan dengan benda yang digunakan untuk men%apai tujuannya, orang tersebut juga hanya akan menggunakan benda"benda yang dihalalkan oleh Allah, bukan menggunakan benda"benda yang diharamkan. Misalnya menggunakan pela%ur untuk menjerat lawan politiknya agar bisa dijatuhkan, pasti bukan merupakan tindakan politikus muslim yang terikat dengan kaidah di atas. 1engan demikian, a/liyyah seseorang yang dibentuk berdasarkan kaidah, baik berkaitan dengan perbuatan maupun benda hanya akan berjalan dengan konsisten ketika dibangun berdasarkan akidah yang kokoh. 6rang tersebut akan senantiasa terikat dan tunduk pada hukum Allah. $arena kesadaran untuk tunduk dan patuh kepada hukum Allah ini merupakan mani'estasi keimanan seseorang. $arena itulah, Nabi saw. bersabda*

69 D ;R@OAvN@ Dt 6 D@;Be 5E DN ; @ DuP 6 ;@ 6 c ; b ; ;R@ DI 8 8^@s 8 AW?@DE;}Z 8 6T 6T D 8ZF


&Tidaklah beriman salah se-rang di antara kamu, sehingga menjadikan saya sebagai 'standar( akalnya, yang digunakan untuk berfikir. 1engan perbedaan akidahnya, a/liyyah orang akan berbeda"beda. 9ika akidah Islam yang menjadi kaidah ber'ikir seseorang, tentu a/liyyah"nya adalah a/liyyah Islam. 9ika akidah $apitalis yang menjadi kaidah ber'ikirnya, a/liyyah"nya pasti merupakan a/liyyah $apitalis. 1emikian halnya dengan orang yang menjadikan akidah Sosialis sebagai kaidah ber'ikirnya. 9adi, yang menentukan a/liyyah seseorang Islam, Sosialis, $apitalis, atau a/liyyah yang lain adalah orang itu sendiri. Setelah masing"masing akidah tersebut

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dijadikan sebagai landasan ber'ikirnya. Mengapa? $arena, se%ara lahiriah kadang"kadang seseorang berakidah Islam, tetapi akidah tersebut tidak dijadikan sebagai landasan ber'ikirnya. $arena itu a/liyyahnya tidak pernah menjadi a/liyyah Islam.
:.4nsur $epribadian Manusia yang $edua* ,afsiyyah

Sedangkan nafsiyyah yang disebut sebelumnya sebagai salah satu unsur yang membentuk kepribadian manusia berasal dari la'ad! nafs yang ditambah dengan huru' y.& an-nisbah. Makna nafsiyyah se%ara etimologis adalah sesuatu yang berkaitan dengan na'su dan yang sejenis dengannya, atau yang berhubungan dengan si'at"si'at na'su. Sedangkan na'su itu sendiri maknanya sama dengan ha"., yaitu ke%enderungan atau dorongan yang ada dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu, baik karena dorongan kebutuhan jasmani maupun naluri. $arena itu, nafsiyyah tidak akan terlepas dari makna na'su itu sendiri, yang bisa dide'inisikan dengan* 6ara 'met-de(yang digunakan -leh sese-rang untuk memenuhi d-r-ngan 'da".fi&( yang lahir dari kebutuhan jasmani dan naluri berdasarkan standar tertentu .? 1engan demikian, na'sulah yang menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan perbuatan atau meninggalkannya. 1orongan .da".fi&/ untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri tersebut ada pada manusia dan hewan, sementara ke%enderungan .al-muy0l/ hanya dimiliki oleh manusia, dan tidak ada pada hewan. $arena muy0l merupakan dorongan yang lahir dari kebutuhan jasmani dan naluri yang telah diikat dengan mafh0m tertentu. <ewan tidak mempunyai mafh0m, karena tidak mempunyai akal. $arena itu, hewan tidak mempunyai muy0l. 9ika da".fi& seseorang yang lahir dari kebutuhan nalurinya tidak diikat dengan mafh0m tertentu, berarti da".fi& "nya tidak dipenuhi dengan mafh0m"nya, tetapi dipenuhi dengan hawa na'sunya. $arena itu harus ada standar, baik yang berkaitan dengan perbuatan maupun benda yang digunakan untuk mengendalikan da".fi& tersebut. 9ika mafh0m yang mengendalikan da".fi& tersebut lahir dari akidah Islam, berarti nafsiyyah seseorang akan menjadi nafsiyyah Islam. 9ika mafh0m tersebut dibangun berdasarkan akidah $apitalis, nafsiyyah"nya pun akan menjadi nafsiyyah $apitalis. 1emikian juga dengan mafh0m yang dibentuk oleh akidah Sosialis. 1emikian halnya dengan mafh0m yang lahir dari akidah yang beragam, maka nafsiyyah" nya akan menjadi nafsiyyah yang beragam dan amburadul. $etika minuman keras belum diharamkan, kaum muslimin waktu itu terdorong untuk meminumnya, sebab mafh0m mereka menyatakan bahwa hukum minuman tersebut mubah. Namun ketika Allah S8, menurunkan ayat yang melarangnya*

6 ?H@ 6 ?@7n8@\ 6 ?H 6 ?@b 6 ;<W ;W Dt D ;SM A W?@Dtp A nD;H@ ; n;FW 6 6 ;^@ 6z ; : n;] ; 8~PD@ 6u;R@ Du:;M n8@p 8 @ 6n;9@b ; p ; p ; @;H ; ?t 6T 8 n6Ty 8 n8M 8 n6 8 D& D| ;W 6I 6 ;R@s uP ; _ ; H A W?@ D ;vS ; ;@ 8 ; ; 6 Dv[ 6_ 8 9 D @b
&Sesungguhnya syetan itu ingin men$iptakan permusuhan dan keben$ian di antara kamu karena khamer dan judi. Dan ingin memalingkan kamu dari zikir kepada Allah dan shalat. 2aka, berhentilah kamu .( 3'.s. Al-M(idah) +*4. Mereka mengatakan* 8' etika kami mendengarkan ayat ini(, kami langsung menghentikannya. 2

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Setelah itu, mereka membuang minuman keras yang mereka miliki di jalan"jalan, di kota Madinah. Mereka kemudian tidak mahu lagi meminum minuman keras. 1engan demikian, nampak bahwa perubahan mafh0m mengenai minuman tersebut telah menjadikan muy0l mereka terhadap khamer berubah. 2uy0l baru yang merupakan hasil standarisasi da".fi& dengan mafh0m Islam, bahwa khamer hukumnya haram itulah yang membentuk nafsiyyah mereka yang baru. 2afh0m Islam juga telah berhasil mengubah muy0l bangsa Arab se%ara radikal dan 'undamental. $isah dua bersaudara yang salah satunya memeluk Islam, dan yang lainnya tetap ku'ur menunjukkan kenyataan ini. Adalah Muhayyishah bin Mas -d dan <uwayyishah bin Mas -d. Muhayyishah telah memeluk Islam, sedangkan <uwayyishah belum. $etika Nabi saw. memerintahkan kepada Muhayyishah untuk membunuh $a ab bin -ahu!a, salah seorang pemimpin Bani #uraydhah, dia pun segera membunuhnya. Setelah itu saudaranya yang masih ka'ir mendatanginya seraya berkata* &Apakah kamu sanggup membunuh a&ab bin ;ahuza. Demi Allah, apa yang kamu makan itu berasal dari hartanya. amu ini $elaka, tidak tahu balas budi, "ahai 2uhayyishah. 9awab Muhayyishah* 8Saya telah diperintahkan untuk membunuhnya -leh orang, yang jika memerintahkan saya untuk membunuh kamu pun, pasti kamu akan saya bunuh. <awayyishah kemudian berkata* 8Demi Allah, agama yang sampai pada kamu ini memang menakjubkan. Setelah itu, <uwayyishah pun memeluk Islam. : Saudara kandung muslim yang telah mengendalikan da".fi&nya dengan mafh0m yang dia miliki itulah yang telah menyebabkan muyul"nya terikat dengan hukum syara , dan bukan dengan naluri atau hawa na'sunya. 1ari sinilah orang tersebut kemudian mampu menyatakan kepada saudaranya yang masih ka'ir* 8Saya telah diperintahkan untuk membunuhnya -leh -rang, yang jika memerintahkan saya untuk membunuh kamu pun, pasti kamu akan saya bunuh. Inilah nafsiyyah yang benar, yang kemudian mendorong saudaranya yang masih ka'ir itu untuk memeluk Islam.
>.Antara $epribadian Manusia yang 4nik dan $a%au

$enyataan membuktikan, bahwa perbuatan seseorang bukanlah kepribadian, juga bukan merupakan a/liyyah dan nafsiyyah itu sendiri. Akan tetapi, kepribadian merupakan mani'estasi dari a/liyyah dan nafsiyyah. Mani'estasi dari hubungan antara a/liyyah dengan nafsiyah ketika melahirkan perbuatan sampai menjadi sul0k itu bisa terlihat unik dan ka%au. 9ika sul0k"nya unik, pasti akan melahirkan kepribadian yang unik. Sebaliknya, jika sul0k"nya ka%au, pasti akan melahirkan kepribadian yang ka%au. 1engan demikian, masing"masing ujud kepribadian tersebut merupakan mani'estasi a/liyyah dengan nafsiyyah"nya.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Masalahnya kemudian adalah, apakah standar unik dan tidaknya kepribadian seseorang itu? 1an bagaimana proses terbentuknya kepribadian yang unik dan ka%au itu? $epribadian yang unik adalah kepribadian yang dibangun berdasarkan a/liyyah dan nafsiyyah yang sama, sehingga muy0l"nya tunduk kepada mafh0m"nya. Atau nafsiyyah"nya tunduk kepada a/liyyah"nya. 9ika kondisi ini terjadi, yakni ketika kaidah yang dijadikan standar nafsiyyah-nya sama dengan kaidah yang dijadikan standar a/liyyah"nya, baik sama"sama Islam, $apitalis ataupun Sosialis, maka kepribadian orang tersebut menjadi unik. 4nik dengan 5ersi Islam, $apitalis ataupun Sosialis. $arena itu, standar unik dan tidaknya kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh kesamaan kaidah yang dijadikan sebagai standar a/liyyah dan nafsiyyah"nya. Agar kepribadian tersebut unik dan mempunyai warna yang khas, maka harus ada kaidah ber'ikir yang mendasar sebagai kaidahnya se%ara umum, sehingga kesimpulan hukum seseorang terhadap realitas, baik yang berkaitan dengan perbuatan maupun benda, lahir dari kaidah ber'ikir tersebut. 1engan begitu semua hukum yang berkaitan dengan hubungan 4artikal dengan ,uhan, hubungan h-riz-ntal dengan sesama manusia, dan hubungan diag-nal dengan dirinya sendiri dapat diperoleh dari kaidah tersebut. <al ini tidak akan mungkin di%apai ke%uali ketika kaidah ber'ikir tersebut merupakan pemikiran mendasar, atau pemikiran ideologis .al fikr al-mabda&i/ seperti Islam, $apitalisme atau Sosialisme. $arena itu, kepribadian yang unik tidak lain adalah kepribadian ideologis . as-syakshshiyyah almabda&iyyah/, yaitu kepribadian yang dilandasi mabda& tertentu. Misalnya kepribadian Islam, $apitalis dan Sosialis. ,idak ada kepribadian Nasrani, -ahudi, $onghu%u ataupun kepribadian yang lain. $arena standar a/liyyah dan nafsiyyah yang menjadi standar ber'ikir dan muy0l seseorang tersebut harus merupakan standar yang dibangun berdasarkan a/9dah a/liyyah.> Sebuah akidah yang diperoleh melalui proses ber'ikir dan dapat dapat menghasilkan pemikiran sehingga mampu meman%arkan sistem . nidh.m/, yang bisa mengatur seluruh aspek interaksi manusia. Ini tentu tidak ada pada yang lain selain mabda&. $epribadian Islam yang agung adalah Islam yang hidup di muka bumi, yang menyatu dalam diri seseorang yang meyakini akidah Islam sebagai konsep yang menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan, serta adanya )en%ipta sebelum kehidupan dunia, hari kebangkitan setelah kehidupan dunia, dan hubungan antara alam, manusia dan kehidupan dengan )en%ipta dan dengan hari kebangkitan, yaitu hubungan antara syari at dengan pertanggungjawaban perbuatan manusia . his.b/ di akhirat. Lihat diagram 2*

Diaram *) $onsepsi A/9dah A/liyyah Islam

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Akidah inilah yang menjadi kaidah ber'ikir seorang muslim, sehingga dapat mengasosiasikan antara in'ormasi awal dengan realitas yang dihadapinya, kemudian dengan standar tersebut dia mampu membuat keputusan terhadap realitas tersebut. Standar ini tidak lain adalah hukum syara , seperti wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. 1engan demikian, akidahlah yang menjadi landasan muy0l seseorang, sehingga muy0l-nya dapat dikendalikan dengan mafh0m yang lahir dari akidahnya. 1engan demikian kepribadian Islam merupakan kepribadian yang unik, dimana a/liyyah dan nafsiyyah-nya berasal dari jenis akidah sama, yaitu akidah Islam. Meskipun kuat dan lemahnya kepribadian seorang muslim dengan muslim yang lainnya berbeda. $isah sahabat yang dapat dijadikan %ontoh kepribadian Islam tersebut adalah kisah Anas bin an"Nadhar, seorang sahabat +asulullah. $etika itu Anas sedang mengikuti perang 4hud. $etika melihat 4mar bin al"$hattb, ,halhah bin 4baydillah bersama dengan tokoh"tokoh Muhajirin dan Anshar yang sedang duduk dan meletakkan senjata mereka setelah mendengar berita terbunuhnya Nabi saw., Anas bertanya kepada mereka* &2engapa kalian hanya duduk-duduk saja: Mereka menjawab* !asulullah sa". telah terbunuh. 1ia .Anas/ bertanya lagi* 8Apa yang akan kamu lakukan dalam hidup ini setelah beliau sa". "afat: =angkitlah kalian dan matilah seperti $ara "afatnya !asuluulah sa". Setelah itu Anas maju menghadapi orang #uraisy sehingga terbunuh sebagai syuhad.&. Sul0k Anas bin an" Nadhar ini menunjukkan keteguhan a/liyyah dan nafsiyyah-nya. Anas menyadari kesedihan dan kekalahan sahabat setelah tersebar berita terbunuhnya +asulullah saw. 1ia berhasil mengasosiasikan realitas tersebut dengan in'ormasi yang telah diajarkan Nabi saw. kepadanya mengenai pahitnya kekalahan, haramnya lari dari medan perang, serta pengaruh dari berita terbunuhnya +asulullah kepada semangat para sahabat. Anas kemudian menghukumi realitas tersebut dengan mengembalikannya kepada kaidah ber'ikir nya, yaitu akidah Islam yang mengajarkan bahwa jihad adalah 'ardhu, bahwa balasan kelak bagi orang yang mati syahid adalah syurga, bahwa ajal itu terbatas, bahwa melarikan diri dari medan perang adalah haram. Semua pemikiran tersebut menjadi mafh0m"nya, yang mampu beliau bayangkan, beliau benarkan dan beliau yakini kebenarannya. 2afh0m tersebut dia satukan dengan da".fi& yang lahir dari ghar9zah al-ba/.& yang mendorongnya untuk menyelamatkan diri, takut terhadap kematian dan perasaan"perasaan lain. Da".fi& yang lahir dari ghar9zah al-ba/.& itu kemudian dia kendalikan dengan mafh0m tadi sehingga tetap terdorong untuk melanjutkan peperangan, meskipun bertentangan dengan da".fi& yang lahir dari ghar9zah al-ba/.&-nya. A/liyyah Anas bin an"Nadhar ini merupakan a/liyyah Islam yang telah mengubah da".fi& yang lahir dari ghar9zah al-ba/.&-nya, seperti takut mati, menjadi muy0l Islam. Inilah yang kemudian membentuk nafsiyyah-nya, sehingga dia tetap tegar dalam menghadapi peperangan, mati syah9d dan &menyusul( +asululllah saw. Beliau meninggal dunia dengan ? luka dan tikaman, sehingga tidak dikenali oleh siapapun ke%uali saudara perempuannya. = Inilah teladan kepribadian sahabat yang unik dan tinggi. 9ika seorang muslim merasa %ukup dengan melakukan akti5itas yang wajib, beberapa akti5itas sunnah, lalu meninggalkan akti5itas yang haram dan sebagian hal"hal yang dimakruhkan, maka kepribadian orang tersebut tetap disebut kepribadian Islam, tetapi kepribadian orang tersebut merupakan kepribadian yang lebih rendah dibanding kepribadian agung yang telah di%ontohkan di atas. Namun jika seorang muslim merasa %ukup dengan melakukan akti5itas yang diwajibkan, beberapa akti5itas mubah, serta meninggalkan akti5itas yang diharamkan dan longgar dalam

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
melakukan akti5itas yang dimakruhkan ataupun banyak meninggalkan akti5itas sunnah, maka kepribadiannya tetap disebut kepribadian Islam, tetapi tetap merupakan kepribadian yang lemah. $epribadian yang ka%au adalah kepribadian yang dibangun dengan standar a/liyyah dan nafsiyyah yang berbeda. $epribadian ini lahir dari diri manusia, ketika kaidah yang menjadi landasan ber'ikirnya berbeda dengan kaidah yang menjadi landasan muy0l"nya. Akibatnya, keputusan terhadap realitas yang ada diambil berdasarkan kaidah tertentu, tetapi kaidah tersebut tidak dijadikan sebagai kaidah untuk menentukan muy0l"nya. Sebaliknya dalam menentukan muy0l"nya, kaidah lain yang dia pergunakan. Maka, orang dengan kepribadian ka%au seperti ini, se%ara umum menampakkan tingkah laku . sul0k/ yang tidak konsisten dan ka%au. $arena %ara ber'ikirnya berbeda dengan muy0l"nya, sehingga banyak keputusan yang diambil terhadap suatu realitas bertentangan dengan muy0l"nya, demikian juga dengan pendiriannya terhadap realitas tersebut. $epribadian yang ka%au seperti ini banyak ditemukan di Madinah ketika !aman +asulullah saw. $etika sebagian penduduknya menampakkan Islam, tetapi dalam hati mereka menyembunyikan keku'uran. Mereka mengambil keputusan terhadap realitas, baik berkaitan dengan benda maupun perbuatan, dengan pandangan Islam, tetapi muy0l mereka masih tunduk kepada mafh0m jahiliyah yang bersandar pada keku'uran mereka. Al"#ur an telah memberikan gambaran yang jelas mengenai wujud kepribadian seperti ini, ketika menjelaskan karakter orang"orang muna'ik. Mereka menyatakan beriman ketika berhadapan dengan orang"orang mukmin, tetapi ketika dituntut beriman seperti orang"orang mukmin, mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak akan beriman seperti orang"orang mukmin &yang bodoh( itu. A/liyyah mereka, yang terlihat pada ungkapan bibir mereka, menampilkannya sebagai sosok seorang muslim. Mereka mengatakan beriman kepada Allah, +asul, <ari $iamat. Mereka telah menyatakan kesaksiannya kepada Allah, tetapi muy0l mereka tetap mengikuti mafh0m ku'ur mereka. Mereka melakukan tindakan destrukti' di muka bumi, mengolok"olok orang lain, men%ari"%ari alasan agar tidak ikut berperang dan sebagainya. Inilah muy0l mereka yang tidak Islami, yang belum dapat meninggalkan tradisi kejahiliyahan mereka. $epribadian yang ka%au seperti ini juga bisa terjadi ketika a/liyyah dan nafsiyyah-nya dibangun dengan kaidah ber'ikir yang tidak lahir dari pemikiran ideologis . al-fikr al-mabda&i/, sehingga tidak mampu menghasilkan sistem yang menyeluruh, yang mengatur seluruh interaksi mereka. Akidah seperti ini hanya mampu menghasilkan sistem yang parsialistik. Seperti akidah Nasrani, atau -ahudi yang hanya mengatur sebagian kebutuhan jasmani dan naluri, sehingga dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan haluri yang lain, seseorang terpaksa mengadopsi kaidah yang bersumber dari akidah lain. Akibatnya kepribadian orang Nasrani, -ahudi ataupun yang lain menjadi kepribadian yang ka%au, sehingga tingkah lakunya kontradiksi dengan akidahnya. $epribadian yang ka%au juga bisa terjadi ketika nafsiyyah"nya tidak menggunakan kaidah yang tetap, alias berubah"ubah. Misalnya sesekali menyembah matahari, kemudian pada waktu lain berubah menyembah yang lain. $epribadian yang ka%au juga bisa terjadi ketika a/liyyah dan nafsiyyah-nya tidak menggunakan kaidah yang tetap, sebaliknya berubah"ubah mengikuti kondisi, lingkungan dan waktu tertentu. Ini biasanya terjadi pada orang yang membangun pandangan hidupnya berdasarkan akal, bukan wahyu, seperti yang dialami oleh para penganut $apitalisme maupun Sosialisme. Suatu ketika mereka menolak keadilan sosial karena dianggap tidak adil, tetapi pada waktu lain konsep tersebut diterima, justru karena dipandang adil

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
karena bisa meminimalisir &an%aman( masyarakat. Inilah pandangan kaum $apitalis. )ara penganut Sosialis juga demikian. Suatu ketika mereka menolak kebebasan, tetapi pada waktu lain kebebasan justru menjadi tuntutan. <al yang sama juga dilakukan oleh orang"orang -ahudi, ketika suatu waktu mengharamkan daging kemudian pada waktu lain mereka menghalalkannya. <al yang sama juga bisa terjadi ketika orang Islam yang tidak mempunyai pandangan hukum dalam melakukan akti5itasnya. )adahal hukum Allah bagi setiap muslim hanya ada satu. $arena itulah, setiap orang Islam wajib mengadopsi .tabanni/ satu hukum syara tertentu. 9ika tidak, orang tersebut akan mempunyai pandangan hukum dalam satu masalah lebih dari satu. Ini mengakibatkan orang tersebut bartindak mengikuti hukum A, dan pada waktu lain bartindak mengikuti hukum B. 6rang Islam seperti ini kepribadiannya juga bisa dianggap ka%au. 1isamping itu, dalam pandangan ulama 'iih, talf9/ atau mengambil lebih dari satu hukum dalam satu perkara adalah haram. $epribadian yang ka%au juga dapat menampilkan penampilan yang teratur dan disiplin, ketika seseorang membangun kaidah ber'ikirnya tetapi kaidah tersebut tidak bisa digunakan untuk menghukumi kasus lain termasuk kasus yang mun%ul kemudian. Maka, kepribadian tersebut nampak jum0d .stagnan/, seperti batu dan bergerak bagaikan mesin. Ini la!imnya terjadi dalam pendidikan militer. Mereka dididik tidak ubahnya seperti mesin dan robot. Inilah gambaran kepribadian yang ka%au. Atau seperti orang Islam yang belajar 'iih Islam tetapi tidak menggunakan metode belajar dan kurikulum 'iih Islam yang benar. Mereka hanya diajari fi/ih matan yang merupakan produk hukum instan, sehingga ketika ada hukum lain yang sama tetapi karena tidak pernah diajarkan, atau dijelaskan %ara pengambilan hukumnya, orang yang mempelajari 'iih model ini tidak dapat menentukan sikap. $arena orang tersebut tidak dapat men tah/9/ man.th , selain apa yang telah dijelaskan dalam matan yang telah dia pelajari.
=.3ara Membentuk dan Meningkatkan $ualitas $epribadian Islam

)embentukkan kepribadian Islam sama dengan kepribadian yang lain sama"sama dibentuk oleh a/liyyah dan nafsiyyah dengan landasan yang sama, yaitu %ara ber'ikir dan da".fi& .dorongan/ yang dibangun berdasarkan pemikiran ideologis . al-fikr al-mabda&i/. $etika pemikiran ideologisnya sama, maka %orak kepribadiannya pasti sama, sehingga menjadi kepribadian yang unik . mutamayyiz/. Sebaliknya, jika pemikiran ideologisnya lebih dari satu, pasti %orak keperibadiannya menjadi berwarna"warni .mutalla""in/, alias amburadul .ghayr mutamayyiz/. Inilah yang menjadi ketentuan Allah, ketika Allah menentukan perubahan pada suatu kaum dibangun berdasarkan berubahnya m. bi anfusihim, atau mafh0m mereka. Allah S8, ber'irman*

6 ; 8^@:I ; D@OAvN@ ; D@;B@;@ Au8C& b D = M D = M ; 8 D[ 6 ;Z8^@:I wP 6_ 8 ; @?Hp ; @p

8Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga kaum itu sendirilah yang mengubah apa yang ada dalam pikiran mereka. 3'.s. Ar-Ra/d)**4. La'ad! anfus yang merupakan jamak dari la'ad! nafs, dalam bahasa Arab, adalah lafadz musytarak, atau la'ad! yang mempunyai banyak makna. Makna la'ad! ini antara lain nyawa . r0h/, mata jahat .*ayn l.mmah/, tubuh .jasad/, orang .syakhsh/, darah .dam/, !at '*ayn as-syay&/, keinginan .ir.dah/, kebesaran .*udhmah/, kemuliaan '*izz(, sanksi .*u/0bah/ dan pandangan .ra&y/. $arena itu, la'ad! m. bi anfusihim dalam konteks ayat tersebut lebih tepat jika diartikan dengan 8sesuatu yang ada di dalam pikiran mereka atau 8pemahaman mereka. Inilah sunnatullah yang telah

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
ditetapkan Allah pada diri manusia, bahwa perubahan selalu harus dimulai dari berubahnya pandangan mereka mengenai segala hal. 1ari sinilah, perubahan manusia se%ara pribadi yang berkaitan dengan kepribadiannya sebenarnya merupakan hasil upayanya sendiri. 3aranya dengan membentuk mafh0m yang dibangun berdasarkan kaidah Islam. 2afh0m inilah yang akan membentuk a/liyyah dan nafsiyyah"nya. Masalahnya adalah apa sebenarnya mafh0m itu? Bagaimana ia terbentuk? 2afh0m adalah makna pemikiran. Bukan makna kata .la'ad!/. $arena semua kata .la'ad!/ mempunyai makna, tetapi tidak semua makna kata .la'ad!/dapat membentuk pemikiran dan mafh0m seseorang. Misalnya bait"bait syair berikut ini* 2ereka berkata) 8Apakah -rang itu mampu menembuskan t-mbak kepada dua -rang tentara sekaligus pada hari pertempuran kemudian tidak menganggapnya dahsyat: Saya ja"ab) 8Andaikan panjang t-mbaknya satu mil, tentu akan dapat menembus tentara yang berbaris sepanjang satu mil. Semua ungkapan penyair dalam bait"bait syair tersebut mempunyai makna, tetapi ungkapan yang bermakna tersebut tidak mampu membentuk pemikiran atau pemahaman apapun. 4ngkapan* 8Andaikan panjang t-mbaknya satu mil misalnya tidak bisa membentuk pemikiran atau pemahaman, karena realitas 8panjang t-mbak satu mil itu tidak pernah ada. 1emikian halnya dengan ungkapan* 82enembus tentara yang berbaris sepanjang satu mil yang ditembus dengan satu tombak adalah ungkapan yang bermakna, tetapi realitasnya tidak pernah ada. $arena itu, meskipun ungkapan"ungkapan tersebut mempunyai makna tetapi tetap tidak bisa membentuk pemikiran atau pemahaman apapun. $arena makna masing"masing la'a! tersebut realitasnya tidak dapat dibuktikan. Inilah yang dimaksud dengan mafh0m sebagai makna pemikiran, bukan makna kata .la'ad!/. Ini artinya, bahwa ketika kata yang mempunyai makna saja belum dapat membentuk mafh0m, lalu bagaimana mungkin kata .la'ad!/ yang tidak mempunyai makna? ,entu mustahil. Inilah batasan* 8=ukan makna kata 'lafadz( yang dimaksud oleh de'inisi mafh0m di atas. Adapun yang dimaksud dengan 8makna pemikiran adalah gambaran realitas yang ada dalam pemikiran dalam bentuk realitas yang bisa digambarkan oleh seseorang. $arena ada pemikiran yang tidak mempunyai makna, atau realitasnya tidak dapat digambarkan. Misalnya 8Tuhan adalah zat yang tiga dalam satu. adalah pemikiran, tetapi pemikiran tersebut tidak mempunyai makna. $arena realitas tiga !at dalam satu Bapak, +oh $udus dan Anak, tidak dapat digambarkan oleh siapapun seperti apa wujudnya, apalagi dibuktikan realitasnya. $arena !at Bapak, +oh $udus dan Anak adalah tiga !at yang berbeda. Lalu, bagaimana %aranya tiga !at yang berbeda"beda dapat menjadi satu? Inilah realitas yang sulit digambarkan. $arena itu, pemikiran 8Tuhan adalah zat tiga dalam satu tersebut tidak bisa membentuk mafh0m apapun. $arena realitasnya memang tidak pernah ada. $arena itulah, pemikiran seperti ini tidak bisa disebut sebagai akidah rasional .a/9dah a/liyyah/. $arena mafh0m hakikatnya merupakan &makna pemikiran(, maka %ara membentuk mafh0m adalah dengan membangun pemikiran dengan menunjukkan realitasnya se%ara simultan, sehingga antara pemikiran dengan realitasnya dapat dibuktikan oleh orang yang menerimanya. Inilah yang terlihat dengan jelas dalam 'irman Allah S8,*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

6 6 ?@s 6 ; @ \ 6 ;R@\ 6t 6 @ D`:;<;[@E D 6;@: n ; @:;M[ ;[ : W?@ ;I 6; ? A W?@ D n ASW?@s ;W w : 8 @ 8 8^@;;};vQ: 8 : 8 @D:;SW 8 :;Mq AI 8 U D nT D ; I ; ;T ; @: ; A[8C& ; nQ ; 8C@On AvN@ 6 6; ? 6 @` 6H ; ;R@?y A ?H@: D @ :nd 6 ;R@ An ;H@ ; :;>;R@:n_ ; @uH ; U 6 ;}9 6; ? DV D A[;R@:n_ DQ D U ; M ; D}d ; ; p ; ;[ 8 :n;~@b 8 c ; 6n;SA ; n_ ; 6 n_ D :nF ;T 6F 6 ; > @b 6 @s A ;;v;@ ; @ ; @?t uH ; p ; J M ; :;S} 6 ;W@:;[p = ;D[@ ;8Wc D| DI ; d ; ; ;@?U: J _ ; ; [ @H 8 :;? 8 N@: 6 ;Z8W@` 6 ;R@JM wP 6 ; 6:8^@ 6 ;W@ 6u;T 6 ;R 8 I D
&Sesungguhnya perumpamaan kehidupan dunia itu laksana air 'hujan( yang ami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi ini, di antaranya ada yang dimakan manusia dan he"an ternak. Hingga apabila bumi telah sempurna keindahannya, dan memakai 'pula( perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bah"a mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab ami di "aktu malam atau siang, lalu ami jadikan 'tanaman-tanamannya( laksana tanaman yang telah dip-t-ng, seakan-akan kemarin belum pernah tumbuh. Demikian ami menerangkan tanda-tanda kekuasaan ' ami( kepada -rang--rang yang berfikir. 3'.s. nus) 124. 3ara Allah membangun mafh0m melalui ayat ini adalah dengan menghadirkan &makna pemikiran( mengenai Allah sebagai )en%ipta kehidupan. $arena 0at dan bagaimana %ara Allah men%iptakannya tidak dapat diindera oleh manusia, banyak orang kemudian menolaknya. Allah sengaja menghadirkan realitas lain yang sama, tetapi dapat diindera supaya realitas Allah sebagai &)en%ipta kehidupan( yang tidak dapat diindera dapat di'ahami oleh manusia. +ealitas lain yang sama dengan realitas tersebut adalah realitas 8air 'hujan( yang ami turunkan dari langit dimana realitas 8air 'hujan( yang ami turunkan dari langit adalah realitas yang dapat ditangkap oleh indera manusia disamping kebenarannya memang dapat diyakini. 3ara Allah menghadirkan realitas lain untuk menjelaskan realitas yang 1ia maksud adalah dengan menyampaikan pemikiran disertai dengan tamts9l .perumpamaan/ dalam bentuk realitas lain, supaya pemikiran tersebut bisa membentuk mafh0m. $etika Allah menyampaikan pemikiran tentang 8Allah adalah 3en$ipta kehidupan dengan menghadirkan realitasnya yang diibaratkan dengan* 8Allah 2aha 3en$ipta air 'hujan( yang Dia turunkan dari langit. Maka, di akhir ayat tersebut Allah menyatakan* 8Demikian ami menerangkan kepada -rang--rang yang berfikir. 6rang yang mahu memikirkan semuanya dengan %ara menghubungkan antara realitas pemikiran mengenai 8pen$iptaan kehidupan dengan realitas 8pen$iptaan hujan pasti meyakini akan kewujudan pen%ipta yang mewujudkan semuanya tadi dari tidak ada menjadi ada.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Akal adalah 'itrah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, tanpa membedakan Ahmad, Muhammad ataupun 0aed. Semua manusia mempunyai 'itrah yang sama. ,etapi ada yang sempurna dan tidak. 1alam hal ini, kita tidak perlu membahas akal manusia yang tidak sempurna. $arena mereka adalah orang yang dike%ualikan oleh Allah S8, dalam menerima takl9f syar&i . -ang perlu kita kaji adalah akal yang sempurna, yang dapat diman'aatkan oleh orang tersebut. <anya tetap harus di'ahami, bahwa sekalipun akal tersebut merupakan 'itrah manusia, nyatanya tidak semua orang bisa memeluk akidah Islam. $arena masalah yang terakhir ini merupakan usaha manusia, sementara yang pertama adalah 'itrah manusia, tanpa perlu usaha. Sedangkan untuk menjadi orang Islam dan ka'ir harus melalui usaha. 1emikian juga pembentukan kaidah ber'ikir yang mengendalikan akal manusia dengan kaidah Islam .akidah Islam/ harus melalui usaha. Naluri dan kebutuhan jasmani yang mendorong manusia untuk melakukan akti5itas tertentu juga merupakan 'itrah manusia yang tidak perlu diusahakan oleh manusia. ,etapi menjadikan kaidah Islam .akidah Islam dan hukum syara / sebagai landasan untuk memenuhi dorongan naluri dan kebutuhan jasmani tersebut sampai terbentuk muy0l Islam adalah hasil usaha manusia, dan bukan merupakan 'itrah. $arena itu, kondisi tersebut memerlukan usaha manusia sehingga bisa mempunyai ke%enderungan pada perkara yang halal dan enggan melakukan perkara yang diharamkan. 1engan demikian, jelas bahwa kemampuan ber'ikir dan dorongan . da".fi&/ manusia merupakan 'itrah, tetapi dijadikannya akidah Islam sebagai landasan ber'ikir dan muy0l bukan merupakan 'itrah, melainkan usaha manusia. $arena itu, siapa saja yang ingin membentuk dirinya sendiri, maupun membentuk orang lain agar memiliki kepribadian Islam, sudah sewajarnya mulai dengan mewujudkan landasan Islam tersebut. 3aranya dengan menanamkan akidah Islam se%ara rasional, bukan dengan %ara yang lain, sehingga akidahnya menjadi akidah a/liyyah. 1engan %ara menanamkan keyakinan se%ara rasional, bahwa Allah S8, Maha Ada, al"#ur an adalah 'irman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., serta mengimani seluruh akidah yang dibawa oleh al"#ur an, seperti adanya Malaikat, $itab lain selain al"#ur an, <ari $iamat dan lain"lain. Setelah membangun landasan .akidah Islam/ tersebut, %ara berikutnya adalah mengikatkan diri pada hukum syara sebagai konsekuensi dari tuntutan akidah ini. Setelah itu harus terus"menerus menjaga akidah dan pemahaman Islam dengan meningkatkan kualitas ber'ikirnya dengan landasan tsa/.fah #sl.m agar bisa menghukumi perbuatan dan benda yang ada dalam hidupnya dengan landasan tersebut. Tsa/.fah ini ada yang bersi'at a/liyyah .rasional/, seperti Ta"h9d dan ilmu kalam, dan ada yang bersi'at syar&iyyah, seperti ?i/h dan Tafs9rI ada juga yang bersi'at kebahasaan, seperti ,ah" dan =al.ghah. 1alam konteks ini, kadar penguasaan tsa/.fah satu orang dengan orang lain pasti berbeda. Bergantun pada kemampuan intelektual, daya ingat dan kesungguhannya. Meskipun demikian, ketika seorang muslim telah mengambil akidah Islam sebagai asas a/liyyah dan nafsiyyah"nya, atau asas ber'ikir dan muy0l"nya, maka kepribadian Islamnya telah terbentuk. 9ika hal ini telah berhasil diwujudkan dalam diri seseorang, berarti kepribadian orang tersebut juga telah berhasil dibentuk. $arena dia telah mampu menghukumi realitas, baik yang menyangkut perbuatan maupun benda, dengan asas tersebut. Asas ini kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya. 1an ketika itulah, dia mempunyai ke%enderungan pada hal"hal yang halal dan menolak halhal yang diharamkan. 4ntuk meningkatkan kualitas a/liyyah Islamnya, seseorang se%ara mutlak wajib meningkatkan tsa/.fah Islam"nya, sehingga mampu mengambil hukum syara langsung dari dalil"dalilnya. 3ara yang

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
paling mudah adalah dengan belajar dan terus"menerus mempelajari tsa/.fah Islam sepanjang hayatnya. Sebab, jika berhenti belajar a/liyyah"nya akan menjadi tumpul. Akibatnya kepribadian Islamnya juga akan terdegradasi. 1an untuk meningkat kualitas nafsiyyah Islamnya, seseorang harus meningkatkan kekuatan ikatan yang mengikat dorongan naluri dan kebutuhan jasmaninya dengan mafh0m yang diperoleh dari a/liyyah Islamnya. $arena itu, orang tersebut harus hidup dalam suasana keimanan, dan bergaul dengan orang"orang soleh, memilih teman yang baik, serta menjauhi orang"orang yang berbuat maksiat. Inilah yang diterangkan oleh +asulullah saw.* 8<rang itu tergantung *agama& ka"annya, maka hendaknya salah rang di antara kalian berhati-hati dalam memilih ka"an.( 3f.r. Ahmad4. Atau dengan %ara men%iptakan sendiri suasana keimanan, memperbanyak amalan"amalan sunnah, atau akti5itas yang dapat meningkatkan kualitas nafsiyyah"nya. Seperti memba%a ayat"ayat al"#ur an, menghayati keindahan %iptaan Allah dalam rangka meningkatkan kekuatan spiritualnya mengkaji dan menghayati perjalanan hidup !asulullah dan para sahabat dengan tujuan untuk meneladani teladan agung tersebut khusy0& dalam shalat dengan menghadirkan seluruh makna la'ad! dan pemikiran yang diba%anya sehingga kesadaran spiritualnya meningkat memba%a do a dan /iy.m al-layl untuk menguatkan kekuatan spiritualnya, dan selalu menghitung akti5itasnya dengan kesadaran, bahwa setiap amal yang dilakukannya adalah semata"mata untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. $arena dia memahami benar 'irman Allah S8,*

6 ; @E 6 ;?e 6 ; M} ; E Dt 5s DN ; @\ 6 DS 6 8}Q@ 6V 6 D p ; ;R@p 8 8}M 8 8 S 8 @O;}9 6 8W;:D@ 6I 6T ; @b ;W

6I ; @ 6I ; @ 6 ;@ 6 nnnnnnnnnnnnI 6 Q@ 6 ;@ 6 nnnnnnnnnnnn Ay ; nnnnnnnnnnnn;@?p J nnnnnnnnnnnnM wU 8 @s 8 @s ; Dp 6 nnnnnnnnnnnn 6 nnnnnnnnnnnn ; :nnnnnnnnnnnn;Z ;F ;H ; :nnnnnnnnnnnn;Z ;F ; ;& ; JK { Dp ; @ Ay ; ;@?p wU
8Siapa saja yang melakukan kebaikan, meskipun hanya seberat zarrahpun, pasti dia akan melihatnya. Dan siapa saja yang melakukan keburukan, meskipun hanya seberat biji zarrahpun, juga pasti akan melihatnya. 3'.s. Al-algalah) i--4.

)engertian 8dia akan melihatnya adalah 8dia sendiri akan menerima balasannya di akhirat dan bukan orang lain. 1engan %ara seperti ini, seseorang akan dapat melakukan tindakan demi mengutamakan orang lain. $arena sadar, bahwa pahala amalnya di sisi Allah terlihat dengan jelas olehnya, yang n-ta bene hanya untuk dirinya, sekalipun yang diuntungkan adalah orang lain. 9ika orang seperti ini kaya, dia tidak akan takut memberikan hartanya kepada orang lain. $arena meskipun rugi se%ara materi, tetapi pahalanya di sisi Allah jelas. Bayangan mengenai nikmat, a!ab, surga dan neraka di akhirat juga akan mampu mendorong seseorang untuk melakukan pengorbanan apa saja di dunia tanpa takut sedikitpun akan kehilangan apa yang telah dikorbankannya. $arena dia yakin terhadap balasan akhirat yang jauh lebih baik daripada apa yang ada di dunia. Adalah Sumayyah, seorang sahabat wanita yang disiksa dan ditahan oleh orang ka'ir hingga meninggal dunia sebagai syah9dah pertama dengan jelas menggambarkan realitas tersebut. Selama disiksa,

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
+asulullah saw. tidak dapat membantunya se%ara 'isik, ke%uali memberi dorongan moral seraya menyatakan* 8+ahai keluarga ;.sir, bersabarlah. arena janji untuk kamu adalah surga. 1orongan moral Nabi saw. ini disambut oleh Sumayyah seraya menyatakan* 8+ahai !asulullah, sesungguhnya surga itu sekarang telah terlihat dengan jelas di depan mataku. ? $ekuatan nafsiyyah Islam Sumayyah inilah yang menyebabkan wanita itu mampu menahan dirinya untuk menekan dorongan ghar9zat al-ba/.&-nya, seperti rasa takut terhadap siksaan, kematian, kehilangan keluarga dan sebagainya dengan mafh0m, bahwa kesengsaraan dunia tidak setara dengan kesengsaraan karena siksa yang akan diterima di akhirat. 1emikian halnya nikmat kemerdekaan yang dia dapatkan jika keluar dari Islam, tidak ada artinya jika dibanding dengan nikmat surga di akhirat. Inilah yang menguatkan Sumayyah sehingga mampu mengorbankan kehidupan dunianya, dengan tebusan nikmat akhirat.
.Antara Akhlak dan $epribadian Islam

Akhl./, dalam bahasa Arab, berasaI dari la'ad! khal/, yang berarti tabiat dan %iri khas. Menurut istilah, akhl.k adalah sifat yang diperintahkan Allah kepada se-rang muslim agar dijadikan sebagai sifatnya ketika melakukan perbuatan. $arena itu, si'at akhlak tersebut terlihat pada diri seorang muslim ketika melakukan akti5itas tertentu, misalnya khusy0& ketika beribadah, jujur ketika bermu amalah. Si'at khusy0&, misalnya, adalah si'at akhlak yang terlihat ketika seseorang mengerjakan shalat. 9ika orang yang mengerjakan shalat tersebut melakukannya dengan sempurna, dilihat dari aspek gerakan lahir dan batin orang yang melakukannya, disertai penghayatan terhadap makna la'ad! dan pemikiran yang terkandung di dalam ba%aan"ba%aannya. Adalah Abdullah bin 0ubayr, jika hendak mengerjakan shalat, beliau akan meninggalkan segala hal yang dapat merusak konsentrasinya. 9ika sedang ruku dan sujud, beliau lama sekali hingga seperti tembok, sampai"sampai burung pun bertengger di punggung dan lehernya.2 Bersikap lemah"lembut ketika berdiskusi dengan orang yang dilakukan oleh pengemban dakwah adalah si'at akhlak. Allah S8, mendeskripsikan si'at +asulullah saw. seraya menyatakan*

; @:JK;@ ;S 6 ;ZW 6 ?@;M8} 6 ; B @m 6T 6 8W@8@ D @P ; 8WP ;I 6U ;[ D ;W@ ;S ; 6I ; @: w 8 @?P] 8 } 8 @Y 6 N@ 6 ;WH@ ; b 6_ ;N ; 8<;&


82aka disebabkan rahmat dari Allahlah, kamu seharusnya bersikap lemah-lembut terhadap mereka. 7ika kamu bersikap keras dan berhati kasar tentu mereka akan menjauhkan diri dari kamu. 3'.s. Ali !mr(n) *.+4. Meskipun pengemban dakwah tersebut lemah"lembut dalam berdiskusi dengan orang, tetapi dia tetap harus tegas dan berani meluruskan kesalahan orang atau pemimpin yang !alim, sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi saw.*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

6 ?@Dt< ; 5DE;};v;Z;@D:_ W?@Dt=MG ; @ D6^@D ;_ 69 D U ; ;[H@ ;I ; : ; H@ ; \ ; z ; e 8 =}; 8 ?t ; D p ; m w I 6 N@ r DW ; ; ;@pw8:r@ ; 8C@O;W8C@ ; :;~@s


83enghulu para syuhad.& adalah Hamzah bin Abdi a#-2uthallib serta -rang yang mendatangi penguasa yang zalim lalu memerintahkannya 'kepada kebaikan( dan men$egahnya 'dari keburukan(, kemudian dia 'penguasa tersebut( membunuhnya. 3f.r. Al-f(kim dalam al-Mustadrak dari h(bir4: Sabar dan terus"menerus bersabar dalam menghadapi penyiksa dan perlawanan musuh juga merupakan si'at akhlak seorang muslim ketika mengemban dakwah. Allah S8, ber'irman*

6 D>@b D SI D A}F uP ; q ; c 6 D 8} D 8^: D 8<?@?P ; ;W@;@?PDZA>?H@?P ; H@?H ; H ; @ ; ;R:;& 8 AW?@:_ ; D8^?U ; p ; @?Hp 6| ; ?\
8+ahai -rang--rang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkan kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga 'di perbatasan negerimu( dan bertak"alah kepada Allah, supaya kamu beruntung. 3'.s. Ali !mr(n) 1kk4. Mengutamakan orang lain dalam masalah kebaikan dibanding terhadap dirinya sendirisebagaimana yang dilakukan oleh Al bin Ab ,hlib ketika beliau sanggup mengorbankan dirinya untuk tidur menggantikan +asulullah yang sedang teran%am dibunuh oleh orang"orang ka'ir. Begitu juga sahabat +asulullah saw. yang lain. Adalah Ikrimah bin Ab- 9ahal, Suhayl bin Amr-, al"<ris bin <isym dan sejumlah Ban Mughrah telah menemui ajalnya se%ara bersama"sama pada saat perang -armuk. 1i antara mereka ada yang mempunyai air, tetapi ketika melihat yang lain lebih memerlukan, diberikanlah air itu kepada yang lain hingga bergilir sampai akhirnya air tersebut kembali pada orang pertama dan setelah itu semuanya meninggal dunia. 1emikian juga, sahabat Imrah bin 0iyd bin Sakan dengan lima orang Anshar. Mereka sanggup mengorbankan diri mereka menjadi perisai hidup bagi +asulullah saw ketika beliau saw. tubuhnya berlumuran darah dan luka terkena panah orang #uraisy dalam perang 4hud. Mereka satu demi satu gugur sebagai syuhad.& demi melindungi Nabi yang agung itu.> Bersikap adil kepada semua orang juga merupakan akhlak seorang muslim ketika menjadi pemimpin. Allah S8, ber'irman* 8Dan apabila kamu melaksanakan hukum kepada manusia, maka hendaklah kamu laksanakan hukum itu dengan adil. 3'.s. An-Nis(/) .-4. 1isamping %ontoh"%ontoh si'at di atas, juga ada banyak %ontoh"%ontoh si'at lain yang seharusnya menjadi si'at seorang muslim. Antara lain *iffah .menjaga kesu%ian diri/, sakh.& .dermawan/, ta".dhu& dan si'at"si'at terpuji yang lainnya. 1isamping itu ada juga si'at"si'at ter%ela yang dilarang oleh Islam untuk dijadikan si'at perbuatan seorang muslim. Misalnya dusta, dengki, !alim, menipu, riy.&, malas, penge%ut, gh9bah dan sebagainya. 1engan demikian, akhlak ini adalah si'at yang wajib dimiliki oleh setiap muslim ketika melakukan akti5itas. Bukan karena partimbangan materi, misalnya karena mengharapkan keuntungan dari

; 8 CH 6 :8^@?P D q; ; N@? 6 ;M 6 >@ 6u;R@ 6 ;^@b ;W ; y ;& 8 tF 6 Dv 6| 8 :ASW?@ D|

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
kebaikannya, atau karena partimbangan emosi . ma&na"iyah/, seperti mengharapkan pujian orang lain. Namun, si'atsi'at tersebut direalisasikan dalam setiap perbuatan mereka, karena partimbangan perintah, dan ketika ditinggalkan karena partimbangan larangan Allah S8,. Sebab, merealisasikan si'at akhlak ini pada dasarnya melaksanakan hukum Allah S8, baik yang wajib atau sunnah untuk dilaksanakan, dan kadang untuk meninggalkan apa yang haram atau makruh dikerjakan. Maka, untuk meningkatkan kualitas kepribadian Islam seorang muslim sehingga menjadi kepribadian Islam yang kuat dan tinggi, yang tidak hanya melaksanakan yang wajib dan sunnah, tetapi juga meninggalkan yang haram dan makruh, atau bukan merupakan kepribadian Islam yang lemah, yang hanya melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram, dengan mengabaikan perkara yang disunnahkan atau dimakruhkan, maka seorang muslim tersebut wajib memperhatikan dan menjaga akhlak dalam setiap perbuatannya, sampai pada akhirnya dia menjadi seorang muslim yang mempunyai kepribadian Islam yang unik, kuat dan agung. $arena itulah, akhlak yang agung tidak bisa dipisahkan dari %iri kepribadian Islam yang kuat dan luhur.
.3a%at dalam ,ingkah Laku Manusia

$epribadian Islam adalah kepribadian manusia biasa, bukan kepribadian malaikat. Manusia adalah makhluk yang di%iptakan oleh Allah dengan keunikannya. $eunikan manusia tentu berbeda dengan malaikat maupun hewan. Malaikat di%iptakan oleh Allah S8, sebagai makhluk yang tidak pernah berbuat maksiat kepada"Nya.= Berbeda dengan manusia, yang diberi keunikan oleh Allah S8, dengan potensi taat dan maksiat kepada"Nya. $arena potensi inilah, maka tidak ada manusia yang ma&sh0m .terbebas dari dosa/, ke%uali +asulullah saw. $arena itu, kepribadian Islam seorang muslim bukanlah kepribadian malaikat, yang tanpa %a%at. Maka, mengharapkan kepribadian Islam seorang muslim seperti malaikat adalah mustahil. $arena manusia mempunyai potensi melakukan kemaksiatan, sementara malaikat tidak. <anya saja, yang bisa diusahakan oleh seorang muslim dalam membangun dan meningkatkan kualitas kepribadian Islamnya adalah dengan meminimalisir kemungkinannya untuk melakukan maksiat dan meningkatkan ketaatannya kepada Allah S8,. )aparan sebelumnya telah banyak membahas tentang jalas mengenai upaya membangun ketaatan, dengan %ara meningkatkan kualitas a/liyyah, nafsiyyah serta kewajiban seorang muslim untuk meningkatkan kualitas kepribadiannya sehingga menjadi kepribadian Islam yang agung dengan akhlak yang luhur, sehingga mempunyai kedudukan yang sama dengan para Nabi di akhirat. $arena itu, hal"hal yang bisa merusak dan melemahkan kepribadian Islam seseorang itu harus dipaparkan, sehingga dia bisa menjaga da menjauhkan dirinya dari ke%a%atan tersebut. 3a%at dalam tingkah laku yang menyebabkan %a%atnya kepribadian Islam seorang muslim, menurut As-$yaykh Taiyuddn an-Nabh(ni, dipengaruhi oleh tiga 'aktor* 2. $elengahan seseorang yang menyebabkannya lalai untuk mengaitkan antara mafh0m dengan akidahnya :. $ebodohan seseorang yang menyebabkan ketidaktahuannya, bahwa mafh0m"nya bertentangan dengan akidahnya >. Syetan yang menguasai akalnya, sehingga akidahnya ditutupi agar tidak bisa mengendalikan akti5itasnya. 1engan ketiga atau salah satu dari ketiga sebab di atas seorang muslim bisa saja melakukan maksiat, tetapi pada waktu yang sama dia tetap memeluk akidah Islam, dan menjadikan akidah tersebut sebagai

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
kaidah ber'ikir dan muy0l"nya. Inilah yang menyebabkan orang tersebut berbuat maksiat, sehingga menyebabkan tingkah lakunya %a%at. Meskipun dia tetap dianggap mempunyai kepribadian Islam. 6rang tersebut juga tidak dihukumi murtad dari Islam, ke%uali jika dia meninggalkan akidah Islamnya, baik se%ara lisan maupun perbuatan. 6rang Islam juga tidak dianggap kehilangan kepribadian Islamnya, ke%uali jika akidah Islamnya tidak dijadikan sebagai standar a/liyyah dan nafsiyyah"nya, sehingga tetap dianggap muslim. <anya tidak berkepribadian Islam. 9ika dia masih menjadikan akidah Islamnya sebagai standar a/liyyah dan nafsiyyah"nya, maka dia masih berkepribadian Islam. $arena hubungan antara akidah Islam dengan mafh0m yang membentuk a/liyyah dan nafsiyyah tersebut bukan merupakan hubungan spontanitas dan automatis, dimana jika akidahnya Islam, pasti a/liyyah dan nafsiyyah"nya juga Islam. ,entu tidak demikian. ,etapi hubungan tersebut merupakan hubungan bentukan, yang mempunyai potensi terlepas, lalu tersambung kembali. Maka, tidak aneh jika ada seorang muslim melakukan maksiat sampai meninggalkan perintah Allah atau melaksanakan larangan"Nya dalam suatu akti5itas. Bahkan kadang"kadang orang tersebut mengetahui, bahwa ada realitas yang bertentangan dengan akidahnya, tetapi dia melihat bahwa masih ada kemaslahatan di dalamnya, kemudian dia sedar, bahwa hal itu merupakan suatu kesalahan. 1ia pun kemudian menyesal dan kembali ke jalan Allah S8,. $esalahan"kesalahan seperti ini tentu tidak akan menyebabkan akidah orang tersebut %a%at. <anya saja, ke%a%atan seperti ini bisa terjadi dalam tingkah"lakunya saja. $arena itu, seorang muslim yang melakukan maksiat tidak bisa dianggap murtad, sebaliknya tetap disebut muslim yang melakukan maksiat. $arena itulah, dia tidak bisa anggap kehilangan kepribadian Islamnya, semata karena melakukan maksiat sekali. Inilah yang terjadi pada diri <thib bin Ab Balta ah, sahabat Nabi saw. yang telah melakukan maksiat dengan membo%orkan rahasia kaum muslimin yang telah bersiap melakukan penaklukan kota Makkah dengan mengirimkan sepu%uk surat kepada orang #uraisy. Nabi saw. kemudian mengirim Al, 0ubayr dan Midd bin Aswad. Mereka diperintahkan agar berangkat ke suatu kebun $hakh menemui seorang budak perempuan yang membawa surat tersebut. Mereka perintahkan agar merampas surat itu dari tangan budak perempuan tersebut. Setelah berhasil membawa surat itu, dan diserahkan kepada Nabi saw. Setelah dibuka, ternyata surat itu adalah surat <thib bin Ab Balta ah kepada penduduk Makkah yang menyampaikan beberapa rahasia Nabi saw. Nabi saw. bertanya dengan nada heran* 82engapa bisa terjadi seperti ini, "ahai H.thib: <thib pun menjawab* 8+ahai !asulullah, jangan terburu berburuk sangka terhadap saya. Saya memang -rang %uraisy, namun saya bukanlah sekutu mereka. <rang 2uhajirin yang bersamamu juga mempunyai sanak kerabat di 2akkah. 2eraka juga ingin melindungi keluarga dan hartanya. Saya berharap, keluarga yang saya tinggalkan di tengahtengah mereka dapat memper-leh bantuan mereka, sehingga keluarga saya bisa mereka lindungi. Saya melakukan ini bukan karena kufur, murtad dan rela pada kekufuran setelah memeluk #slam. Nabi saw. bersabda* 8 amu benar. Lanjut beliau* 8Dia ini ikut dalam perang =adar.... 1akukanlah apa yang kamu mahu sesungguhnya saya telah memaafkan kamu. +iwayat di atas membuktikan, bahwa %a%at tingkah laku seorang muslim tidak sampai mengeluarkannya dari Islam, dan tidak menyebabkan dirinya kehilangan kepribadian Islamnya. ,etapi, ini tidak berarti bahwa berbuat maksiat kepada Allah S8, dibenarkan. ,entu tidak demikian. $arena yang

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
menjadi pembahasan utama adalah selamat dan tidaknya akidah Islam seseorang, juga a/liyyah dan nafsiyyah"nya yang dibangun berdasarkan akidah Islam. Ini berbeda jika yang mengalami ke%a%atan itu adalah akidahnya, maka orang tersebut baru bisa dihukumi murtad dari Islam, meskipun akti5itasnya dibangun berdasarkan hukum Islam. Sebab, pada saat itu akti5itas yang dilakukannya pada dasarnya tidak dibangun berdasarkan standar akidah Islam. Mungkin dibangun berdasarkan pertimbangan adat, untung"rugi atau mengikuti kebiasaan orang. 9ika terjadi ke%a%atan pada standar yang menjadi kaidah akti5itasnya, baik ketika menjadikan man'aat atau akal sebagai pijakannya, maka orang tersebut tetap disebut muslim, karena tetap berakidah Islam, tetapi dianggap telah kehilanga kepribadian Islamnya, karena a/liyyah dan nafsiyyah"nya tidak dibangun berdasarkan akidah Islam. Meskipun orang tersebut berstatus sebagai pengemban dakwah $arena itu, mereka yang mendambakan dan menginginkan kemenangan Islam, tetapi tidak membangun %ara ber'ikirnya dengan pemikiran dan hukum"hukum Islam, sebaliknya dengan pertimbangan man'aat, atau akal dan hawa na'su semata, maka mereka harus berhati"hati terhadap akti5itas mereka. Sebab perkara tersebut justru akan menjauhkan mereka dari kepribadian Islam, meskipun akidah mereka terhindar dari ke%a%atan, dan sekalipun mereka mempunyai banyak pengetahuan mengenai pemikiran dam hukum"hukum Islam. $arena itu harus diperhatikan, bahwa orang yang dianggap masih memeluk akidah Islam adalah orang yang mengimani seluruh ajaran yang dibawa oleh Islam dengan ridha dan se%ara totalitas. Sebab, menolak sebagian ke%il ataupun sebagian besar ajaran Islam, hukumnya sama dengan menolak seluruhnya, alias sama"sama ku'ur. Allah S8, ber'irman*

6 ;@ 6 n D[@uP DI ; n DWPDZ;H@ ; nM ; tn p ; p ; c 6 ;^@?Pn D~p = ;D@ 6u;R@uHD D U D H@ D U D H@ D n D| 8 8 8 } nG 8 8 } nG 8 n AW?@ Au8C& ; E ; n 8@ ; E ; 8:n 8^@uH 8 DH@ D ; @ 6 ;[H@ JM8<G ;M ; t p 6 ;^@?Hc 6 ;<8^@p 6 ;<8^ D D| ; @ ;8Wy 8 Av;@ 6u;R@uHD ; ; w F w F 8 DH@
8Sesungguhnya -rang--rang yang mengkufuri Allah dan !asul-,ya, hendak memisahkan antara Allah dan !asul-,ya, serta mengatakan) * ami beriman kepada sebagian, dan mengkufuri pada sebagian yang lain.& Sedangkan mereka ingin mengambil jalan tengah di antara perkara itu, maka mereka itulah -rang kafir yang sesungguhnya. 3'.s. An-Nis(/) *.k4.

)erbuatan Manusia Menurut Islam

)erbuatan yang dilakukan oleh manusia tidak akan terlepas dari upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan naluri. $arena itu, dorongan yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan dari dalam dirinya merupakan bahagian dari 'itrahnya. $adang dorongan tersebut lahir dari kebutuhan jasmani, dan kadang dari naluri. Meskipun dorongan tersebut merupakan 'itrah manusia, tetapi moti5asi manusia untuk melakukan perbuatan sampai terlaksananya perbuatan tersebut bukan merupakan 'itrah. $arena itu, moti5asi tersebut bisa berubah dan diubah. 1emikian juga dengan tujuan manusia dalam melakukan perbuatan, juga bukan merupakan 'itrah. ,ujuan perbuatan manusia sangat erat kaitannya dengan nilai . al-/9mah/ yang hendak direalisasikan ketika perbuatan tersebut dilaksanakan. 1emikian halnya dengan maksud atau niat manusia untuk melakukan perbuatan, juga bukan merupakan 'itrah. $arena itu, moti5asi, tujuan dan maksud perbuatan manusia itu memang mampu bahkan harus ditentukan oleh manusia itu sendiri ketika hendak merealisasikan akti5itasnya. Sedangkan sesuatu yang bisa

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
mempengaruhi manusia dalam menentukan moti5asi, tujuan dan maksud perbuatannya tidak lain selain mafh0m"nya. Maka, agar moti5asi, tujuan dan maksud perbuatannya menjadi benar, harus dibangun berdasarkan pemahaman .mafh0m/ yang benar. $arena jika mafh0m seseorang terhadap moti5asi, tujuan dan maksud perbuatan tersebut salah, pasti moti5asi, tujuan dan maksudnya pun akan menjadi salah. Akibatnya, perbuatan yang dikerjakannya kemudiannya juga menjadi salah. 1isamping pentingnya membangun pemahaman yang benar mengenai moti5asi, tujuan dan maksud perbuatan juga yang tidak kalah pentingnya adalah membangun asas yang menjadi landasan perbuatan manusia, yaitu keimanan yang sahih. Bahkan tidak hanya sampai di situ, sebab jika keimanan yang menjadi landasannya sahih, moti5asi, tujuan dan maksudnya juga sahih, tetapi tidak dilakukan dengan /.&idah amaliyyah .kaidah amal/ yang sahih, perbuatan tersebut juga tentu tidak akan berhasil dengan baik. $arena itu, Allah S8,. bukan hanya memerintahkan agar perintah"Nya dikerjakan dan larangan"Nya ditinggalkan, tetapi juga memerintahkan agar apa yang diperintahkan dan dilarang itu benar"benar terlaksanan dengan baik. Sebagai %ontoh, Allah memerintahkan kaum muslimin untuk berjihad di jalan Allah. )erintah tersebut bukan sekadar agar dikerjakan, lalu dianggap selesai. 1i sini Allah juga memerintahkan bagaimana jihad tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan berhasil dengan gemilang, maka Allah S8,. juga memerintahkan agar kaum muslimin menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin agar bisa mengentarkan musuh mereka, baik musuh yang tampak maupun tidak .musuh dalam selimut/, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah S8,.*

6 ?@: ;W DH b D n9 D n9 ; H ; @E ; n D <d 6 D>@s 6 6 ;;v nG 6 ?@: nI D ;W@?Ht n9 wP 8 n 8^@uP 8 p 8 n ; ^U 8 H@ 8 @b 8 ; RH At At A n D~@ 6 nI ; @n 8@H ; ;& 8 nM 6T 6 D vF 6 n_ 8 @ 6 nI ; @b ; \ b n p ; 6 ;>@;B@b D ;[P nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn ;H 8 @nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn ; 6 nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn8_8[HDV@ 6 nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnI 8 Q? D_ D ;}F
8Dan siapkanlah kekuatan apa saja yang mampu kalian usahakan untuk menghadapi mereka, seperti menambatkan kuda, yang dengan $ara seperti itu dapat menakut-nakuti musuh Allah dan musuh kalian. =egitu pula -rang lain, selain mereka, yang tidak kalian ketahui. 3'.s. Al-Anf(l) 0k4. $arena itu, membangun pemahaman manusia mengenai kaidah perbuatan tertentu juga sangat urgen dan mendesak. ,idak kalah pentingnya dengan mambangun mafh0m yang lain.
2.Moti5asi )erbuatan Manusia

$uat dan lemahnya dorongan manusia untuk melakukan akti5itas tidak terlepas dari moti5asi . al/u""ah/ yang menjadi landasan manusia dalam melakukan perbuatan. Moti5asi ini juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya perbuatan yang dilakukan oleh manusia. $arena itu, memahami moti5asi yang sahih dan kuat supaya akti5itas yang dilakukan seseorang dapat terealisir dengan baik dan sempurna adalah wajib bagi setiap orang. Muhammad Muhammad Ism l menguraikan moti5asi yang mendorong seseorang untuk melakukan akti5itasnya, antara lain*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
2 . Moti5asi materi atau kebendaan . al-/u""ah al-m.diyyah/, yang meliputi tubuh manusia dan alat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya. :. Moti5asi emosional atau non"materi . al-/ud"ah al-ma&na"iyah/, yang berupa kondisi kejiwaan yang senantiasa di%ari dan ingin dimiliki oleh seseorang. >. Moti5asi spiritual .al-/u""ah ar-r0hiyyah/, yang berupa kesadaran seseorang, bahwa dirinya mempunyai hubungan dengan Allah S8,. ,iga moti5asi inilah yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan. Adapun pengaruh masing"masing moti5asi tersebut berbeda antara satu dengan yang lain. Moti5asi materi atau kebendaan, misalnya, mempunyai pengaruh yang lemah dan mudah dipatahkan. Sebab, moti5asi materi atau kebendaan tersebut berasal dari kebutuhan jasmani atau naluri manusia, serta alat yang digunakan untuk memenuhi keduanya. $adangkala kebutuhan jasmani atau naluri yang mendorong seseorang melakukan perbuatan, namun orang tersebut tidak memenuhinya, karena dia tidak memerlukannya, atau karena dapat menahan dorongan na'sunya. 6rang lapar, biasanya didorong oleh kebutuhan jasmaninya untuk makan, tetapi dorongan tersebut kadang bisa dia tahan, sehingga dorongan tersebut tidak dipenuhi dalam ujud melakukan akti5itas makan. 4ang, mobil, rumah atau barang"barang lainnya adalah alat yang dapat mendorong naluri manusia untuk memilikinya dengan melakukan akti5itas tertentu sehingga semuanya tadi bisa dia peroleh. ,etapi, moti5asi materi atau kebendaan seperti ini kadangkala tidak mampu mendorong seseorang untuk melakukan akti5itas tertentu. 6rang yang diberi hadiah uang milyaran atau bahkan trilyunan rupiah, mobil mewah, rumah indah serta barang"barang mewah lainnya bersedia melakukan perbuatan tertentu, misalnya bersumpah palsu di pengadilan, membuat pengakuan palsu dan sebagainya, mungkin saja tidak bersedia melakukannya, hanya sekadar untuk mendapatkan materi tersebut, jika dia mempunyai kekuatan emosional, seperti takut berdusta, tidak ingin mengorbankan harga diri, atau karena tidak ingin di%ap sebagai pengkhianat, pembohong dan sebagainya. Inilah bentuk moti5asi materi atau kebendaan yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan. Moti5asi seperti ini sangat lemah, mudah dipatahkan dan hilang. $arena itu, jika perbuatan manusia dibangun berdasarkan moti5asi seperti ini, pasti tidak akan pernah berhasil. $arena itu, moti5asi seperti ini tidak bisa dijadikan sebagai landasan untuk membangun perbuatan yang mantap dan sahih dalam diri seseorang. Sementara jika moti5asi emosional atau psikologis . al-/u""ah al-ma&na"iyyah/ dibandingkan dengan moti5asi materi atau kebendaan, hasil atau pengaruhnya lebih kuat, meskipun si'at moti5asi ini juga tidak konstan dan tahan lama. Sebab, moti5asi tersebut merupakan kondisi kejiwaan atau psikologis seseorang yang sangat temporal. 3ontoh, perlawanan yang dilakukan seseorang kepada orang lain yang telah merusak nama baiknya adalah perbuatan yang didorong oleh kondisi kejiwaan atau psikologis seseorang. Begitu juga perlawanan yang dilakukan terhadap re!im yang !alim, yang dilakukan oleh sebuah bangsa yang tartindas adalah perbuatan yang dilakukan karena kondisi kejiwaan. 1ukungan pada gerakan menentang penguasa !alim karena simpati kepada tokoh, atau karena menentang kesewenang"wenangan juga merupakan perbuatan yang didorong oleh moti5asi psikologis, emosional atau ma&na"iyyah tadi. 4ntuk melakukan perbuatan tersebut seseorang kadang"kadang mampu mengorbankan materi, tenaga atau apa saja yang dia miliki. Namun, perbuatan yang dibangun berdasarkan moti5asi tersebut bisa dipatahkan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dan hilang, jika kondisi kejiwaan atau psikologis yang dihadapi seseorang berubah atau dialihkan pada kondisi psikologis yang lain. 3ontohnya, gerakan re'ormasi di Indonesia dan Malaysia. +akyat Indonesia, misalnya, se%ara psikologis merasa tertekan karena kejahatan Soeharto dan kroni"kroninya ketika mereka mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia untuk kepentingan pribadinya, akibatnya jumlah rakyat miskin memang sangat banyak. $ondisi kejiwaan ini ditambah dengan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 2, yang dianggap sebagai kesalahan pemerintahan Soeharto, akibatnya rakyat Indonesia semakin tertekan dan menderita. $ondisi inilah yang memi%u lahirnya gerakan re'ormasi, hingga mengorbankan nyawa para &budak( re'ormasi. Namun setelah Soeharto berhasil diturunkan pada awal tahun 2 gerakan yang banyak dipelopori kaum muslimin itu akhirnya terhenti. $ehilangan orientasi, arah dan tujuan yang jelas. Sebaliknya, kelompok non"muslim yang selama pemerintahan sebelumnya banyak &tartindas( atau karena tidak ingin dikuasai oleh kelompok Islam, bangkit melakukan gerakan re'ormasi tandingan. 1ernikian halnya yang terjadi di Malaysia. 7erakan ini berawal setelah 8akil )erdana Menteri, Anwar Ibrahim, di%opot dari seluruh jabatannya. 1ukungan pada gerakan tersebut terus mengalir seperti gelombang lautan. Namun akhirnya sedikit demi sedikit menyusut setelah kondisi psikologisnya dialihkan oleh pemerintahan Mahathir pada masalah persidangan kasus penyimpangan seks dan tuduhan suap atas diri Anwar. Maka, gerakan tersebut semakin menyusut dan bahkan mulai hilang semangatnya. Inilah gambaran moti5asi psikologis atau emosional. Moti5asi ini berbeda dengan moti5asi materi atau kebendaan. Sebab, mafh0m yang dijadikan sebagai landasan untuk memenuhinya lebih tinggi dibanding mafh0m yang dijadikan landasan moti5asi materi tersebut. Meskipun demikian, moti5asi emosional atau psikologis ini tetap tidak bisa dijadikan landasan untuk membangun akti5itas manusia. Sebab, jika moti5asi seperti ini digunakan untuk membangun perbuatan manusia, tentu juga tidak akan berhasil, meskipun mungkin ada yang berhasil. Berbeda jika moti5asi yang dijadikan sebagai landasan tersebut merupakan moti5asi spiritual, yaitu moti5asi yang dibangun berdasarkan prinsip perintah dan larangan Allah S8,. Moti5asi yang lahir dari kesadaran seorang muslim karena dirinya mempunyai hubungan dengan Allah, 0at -ang Maha ,ahu seluruh perbuatannya, baik yang terlihat maupun tidak. 9uga 0at -ang akan meminta pertanggungjawaban atas semua perbuatannya. $esadaran inilah yang mampu mendorongnya untuk melakukan perbuatan apa saja, meskipun untuk melakukannya dia harus mengorbankan jiwa, raga dan hartanya sekalipun. Inilah moti5asi yang dapat mengalahkan segala"galanya. Moti5asi yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa saja. Bahkan, perbuatan berat seberat apapun mampu dilakukannya. $arena moti5asi seperti inilah, maka seseorang tidak akan pernah merasa putus asa atau menyesal, ketika gagal atau telah mengorbankan semua yang dimilikinya. Moti5asi ini juga jauh lebih kuat pengaruhnya dibanding dengan moti5asi"moti5asi sebelumnya. 9uga bersi'at permanen, tidak temporal dan konstan. 3ontohnya, bisa dilihat pada moti5itas para sahabat ketika bersama +asulullah saw. pergi berjihad ke medan perang Badar. 9umlah pasukan kaum muslimin waktu itu hanya >?? lebih beberapa puluh orang saja, sedangkan jumlah pasukan kaum ka'ir #uraisy lebih dari 2??? orang. Sebagai manusia biasa, +asul saw. waktu itu ragu dengan keadaan kaum muslimin. Beliau khawatir jika kaum muslimin kehilangan nyali dengan melihat jumlah mereka yang lebih ke%il dibanding jumlah musuhnya yang tiga kali lipat lebih besar dibanding jumlah mereka. $ekhawatiran beliau saw. tersebut terlihat dari tindakannya, ketika mengajak kaum muslimin melakukan musyawarah sebanyak tiga kali yang membahas permasalahan yang sama.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Sampai akhirnya orang"orang Anshar sadar, bahwa yang beliau saw. inginkan sebenarnya adalah sikap mereka. 8aktu itu, Sa ad bin Mu d! berkata kepada beliau saw.* 8Sepertinya Tuan ragu pada kami, "ahai !asulullah. Tuan juga sepertinya kha"atir, bah"a -rang-rang Anshar, sebagaimana yang terlihat dalam pandanganmu, tidak akan men-l-ngmu, ke$uali di negeri mereka. Saya bi$ara atas nama -rang--rang Anshar, dan memberi ja"aban berdasarkan sikap mereka. =a"alah kami pergi bersamamu sebagaimana yang Tuan kehendaki. #katlah tali siapapun yang Tuan kehendaki. Dan putuskanlah ikatan siapa saja yang Tuan kehendaki. Dan ambillah dari harta siapapun di antara kami yang Tuan kehendaki. Dan berikanlah mana saja yang Tuan kehendaki. Apa saja yang Tuan ambil, nis$aya lebih kami sukai daripada yang Tuan tinggalkan. Demi Allah, kalau seandainya Tuan menempuh perjalanan bersama kami hingga ke =arak al-@hamad 'sebuah k-ta di Ethi-pia(, pasti kami semua akan tetap bersamamu. Dan demi Allah, kalau seandainya Tuan mengajak kami untuk menyeberangi lautan sekalipun, pasti akan kami seberangi bersamamu.& 2?? )ernyataan sikap Sa ad bin Mu d! ini kemudian dipertegas oleh Midd bin al"Aswad* 82aka, kami tidak akan mengatakan sebagaimana yang dikatakan -leh kaum ,abi 2usa as. kepada beliau) *3ergilah Anda bersama Tuhan Anda, dan berperanglah Anda 'bersama Tuhan Anda(. Sedangkan kami di sini saja, berdiam diri 'melihat Anda berperang(.&& 2?2 Tetapi kami siap berperang di depan, di belakang, di samping kanan dan kiri Tuan. 2?: Setelah itu, mendadak raut muka +asul saw. berubah menjadi berseri"seri setelah mendengarkan pernyataan sikap mereka. Nabi saw. tidak khawatir lagi, apalagi takut dengan jumlah mereka yang ke%il itu. Sebab, Nabi saw. telah mengetahui moti5asi mereka berperang bukan karena materi, yaitu karena jumlah mereka, maupun karena moti5asi emosional, melainkan semata"mata moti5asi spiritual karena taat dan patuh kepada perintah Nabi Allah dan utusan"Nya. Mereka telah bersumpah untuk berperang bersama Nabi saw. meskipun dengan berbagai kesulitan yang akan mereka tanggung dan hadapi. 1engan demikian, moti5asi yang sahih dan kuat untuk membangun akti5itas manusia sehingga berhasil merealisasikan tujuannya adalah moti5asi spiritual. 1engan moti5asi tersebut seseorang akan terus" menerus berusaha tanpa mengenal lelah dan putus asa sampai akhirnya dengan i!in Allah S8,. berhasil merealisasikan apa yang di%ita"%itakannya. Maka, moti5asi inilah yang seharusnya di'ahami dan dimiliki oleh kaum muslimin dalam melakukakan berbagai perbuatan. 9ika moti5asi ini dimiliki oleh kaum muslimin saat ini, meskipun se%ara materi mereka kalah karena ketertinggalan mereka di bidang sains dan teknologi, tentu mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk mengorbankan apa saja yang mereka miliki demi mengembalikan kejayaan Islam, mendirikan $hila'ah Islam dan mengambil kembali kendali dunia dari tangan adidaya ka'ir, Amerika dan sekutunya. 1engan begitu mereka tidak akan hidup terhina dan miskin sebagaimana yang mereka alami saat ini.
:.,ujuan )erbuatan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
,ujuan perbuatan yang hendak diraih oleh manusia ketika melakukan akti5itas juga mutlak di'ahami. 1engan begitu setiap perbuatan yang dilakukannya akan bisa direalisasikan dengan baik dan sempurna. 1engan itu juga perbuatannya akan mempunyai nilai. ,anpa adanya pemahaman mengenai tujuan perbuatan tersebut, seseorang tidak bisa menentukan apakah dia berhasil atau tidak? 1an apakah sempurna atau tidak? Maka, tujuan perbuatan tersebut mutlak di'ahami oleh seseorang yang akan melakukan perbuatan. 1isamping itu, tiap orang yang akan melakukan perbuatan harus mempunyai tujuan untuk mewujudkan satu nilai, yaitu nilai yang telah ditetapkan oleh as-Sy.ri&& untuk direalisasikan oleh manusia ketika melakukan perbuatan. Sebab, tujuan manusia melakukan perbuatan tersebut pada dasarnya hendak men%apai dan mewujudkan nilai"nilai tertentu yang ada di dalamnya. 9ika kita menganalisis hukum"hukum syara yang memerintahkan kita untuk melakukan perbuatan tertentu, nis%aya kita akan menemukan nilai"nilai tertentu yang diperintahkan pada manusia agar direalisir pada saat melakukan perbuatan atau akti5itas. Nilai"nilai itu adalah nilai materi . al-/9mah al-m.diyyah/, kemanusiaan .al-ins.niyyah/, akhlak .al-akhl./iyyah/ dan nilai spiritual .ar-r0hiyyah/. $arena itu, setiap muslim wajib memperhatikan ter%apainya nilai"nilai tersebut ketika melakukan akti5itasnya, baik ketika memenuhi kebutuhan jasmani maupun nalurinya. ,entu saja setelah dirinya mengikatkan diri dengan hukum"hukum syara . Sebagai %ontoh, ketika Allah memerintahkan jual"beli, 2?> bekerja2?= ataupun membentuk syirkah2? adalah untuk merealisasikan nilai materi, atau mendapatkan materi. Nilai materi . al-/9mah al-m.diyyah/ tersebut berbentuk benda atau materi yang dapat diindera dan diraba, seperti makanan, mobil, uang, tanah serta barang yang bisa diman'aatkan, seperti pakaian yang dipakai atau makanan yang dimakan. Sedangkan nilai akhlak .al-/9mah al-akhl./iyyah/ akan diraih oleh seorang muslim dengan %ara menghiasi setiap perbuatan dan akti5itasnya dengan si'a"si'at yang diperintahkan oleh Allah S8,. 2? Si'at" si'at tersebut terlihat pada diri seorang muslim, ketika dia melakukan ibadah, mu amalah, u/0b.t .sanksi hukum/, makan dan minum yang dilakukan sesuai dengan perintah dan larangan Allah S8,. Sebagai %ontoh, ketika seorang muslim menaburkan biji jagung untuk memberi makan burung dan karena 'aktor belas kasihan pada sesama makhluk, maka hakikatnya perbuatan dan akti5itas tersebut merupakan usaha untuk merealisasikan nilai akhlak. Berbeda dengan nilai kemanusiaan .al-/9mah al-ins.niyyah/ yang ingin diraih oleh seseorang. Nilai tersebut merupakan layanan manusia pada sesamanya, sebagai sesama manusia. Misalnya, menyelamatkan orang yang tenggelam, atau membantu orang yang mengalami kesulitan materi dan sebagainya tanpa memperhatikan agama, keturunan, warna kulit, bahasa dan pertimbangan yang lain merupakan realisasi dari nilai kemanusiaan. Semuanya ini dilakukan semata"mata karena 'aktor kemanusiaan semata"mata. 1alam al"#ur an, dorongan untuk mewujudkan nilai"nilai tersebut telah dinyatakan, antara lain*

6 D H ?p ; @ ; nnnnnnnnnnnnn 6 I D nnnnnnnnnnnnn;}9 J M nnnnnnnnnnnnnG ; AW?@uP 8 ; RH 8 nnnnnnnnnnnnn 8 @E 8 nnnnnnnnnnnnn=<N@O 8 ; @: nnnnnnnnnnnnn ; @:JSM| ;& DF J M8v;H ; :nnnnnnnnnnnnnF 6 D[@: 6I D{ DS D ; r@ ?UP D @;BH@ 6P J | J ? ; b 8 @Dtp 8r 8 ; \ ; 8W@b 6| 6| 8 D[@;B@8@E DF ; A[8C
8Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada -rang miskin, anak yatim dan -rang yang dita"an. Sesungguhnya kami memberikan makanan kepada kamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. ami tidak menghendaki balasan dari kamu, serta tidak pula u$apan terima kasih. 3'.s. al-!ns(n) --+4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1emikian juga sabda Nabi saw.*

; a@6t;Z;@:JKMI ; @ ; ;R@ 6I 57 6 y 8y ; 6 8[?y ; He

8Dan siapa saja yang menganiaya Ahli Dzimmah, maka sesungguhnya sama dengan menganiaya aku.2? Nilai tersebut diperintahkan oleh Islam agar di%apai oleh seorang muslim, bukan karena keuntungan materi. $arena justru dalam men%apai nilai kemanusiaan ini, kadangkala seseorang malah mengorbankan hartanya. Semuanya itu sanggup dia kerjakan karena moti5asi spiritual yang diperintahkan oleh Allah S8,. semata. Nilai"nilai tersebut berbeda dengan nilai spiritual . al-/9mah al-r0hiyyah/yang ingin diraih oleh seorang muslim. $arena nilai tersebut di%apai dengan tujuan agar hubungan seseorang dengan ,uhannya dapat meningkat pada saat dia mengerjakan akti5itas tertentu. 1engan itu, naluri beragama orang tersebut akan terpenuhi, sehingga memperoleh ketenangan dan ketentraman hati. Allah telah memerintahkan agar nilai"nilai tersebut dapat diraih oleh seorang muslim, seperti halnya shalat, !akat, haji, puasa dan jihad. Meskipun untuk semuanya itu, seseorang harus mengorbankan harta, tenaga dan bahkan nyawanya sekalipun. 1isamping itu, nilai spiritual ini bersi'at peribadi. $arena itu, orang lain tidak akan dapat merasakannya, ke%uali orang yang melakukannya sendiri. Berbeda dengan nilai kemanusiaan dan akhlak, bila diraih oleh seseorang, maka orang atau makhluk lain lain yang ikut merasakannya, sekalipun tidak bisa diraba se%ara 'isik. Berbeda dengan nilai materi yang di%apai oleh seseorang. $arena orang lain juga bisa merasakan, sekaligus merabanya se%ara 'isik.
>.$aidah Melakukan )erbuatan

Selain moti5asi dan tujuan atau nilai yang ingin direalisasikan oleh seseorang ketika melakukan aki5itas, kaidah dalam melakukan akti5itas atau perbuatan tersebut juga sangat urgen untuk dikedepankan, dan di'ahami oleh tiap orang yang hendak meraih sukses dalam mewujudkan tujuannya. Maka setiap orang khususnya seorang muslim harus memahami /.&idah *amaliyyah .kaidah perbuatan/dalam melakukan sebuah akti5itas .perbuatan/. $aidah dalam melakukan akti5itas .perbuatan/ tersebut adalah .2/ 2abn9 *al. al-fikri .dibangun berdasarkan pemikiran atau kesadaran/, .:/ 2in ajli gh.yah mu&ayyanah .untuk men%apai tujuan tertentu/ dan .>/ 2abn9 *al. al-9m.n .dibangun berdasarkan keimanan atau keyakinan/. Membangun akti5itas berdasarkan pemikiran atau kesadaran adalah akti5itas tersebut harus dibangun berdasarkan proses ber'ikir tertentu, yaitu dengan menggabungkan keempat komponen ber'ikir .realitas, penginderaan, in'ormasi awal dan otak/ untuk diintegrasikan dalam mengambil keputusan .hukum/ mengenai perbuatan yang akan dilakukan. Adapun langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut* 2. +ealitas yang ada, yaitu dorongan naluri atau kebutuhan jasmani, yang ada dalam diri manusia, serta apa yang diperlukan oleh naluri dan kebutuhan jasmani tersebut, harus dirasakan dan diindera terlebih dahulu.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
:. Merasakan dan mengindera apa yang diperlukan oleh kebutuhan jasmani dan naluri tersebut. Naluri, misalnya, memerlukan pemenuhan yang bersi'at batin, meskipun benda yang dipergunakan untuk memenuhinya ada yang bersi'at 'isik dan non"'isik, dimana hatinya akan tenteram jika dorongan naluri tersebut dipenuhi, dan gelisah jika tidak dipenuhi. Sedangkan kebutuhan jasmani, lebih pada kebutuhan 'isik dan kebendaan, yang bisa menyebabkan tubuh sehat, kuat, lemah atau sakit. 1engan merasakan dan mengindera masing"masing realitas tersebut akhirnya seseorang akan mengetahui apa yang diperlukannya, sehingga dorongan untuk melakukan usaha dalam rangka mewujudkan apa yang diinginkan tersebut dapat ditentukan. >. Berdasarkan in'ormasi awal yang dimiliki seseorang, maka dorongan untuk melakukan perbuatan tersebut dipenuhi. In'ormasi yang diperlukan untuk memutuskan baik dorongan tersebut dipenuhi atau tidak, adalah* .2/ In'ormasi mengenai hukum syara yang menyangkut setiap perbuatan yang akan dilakukan untuk memenuhi dorongan naluri dan kebutuhan jasmani tersebut, baik wajib, sunnah, haram, makruh maupun mubah, atau hukum yang berkaitan dengan benda, seperti halal dan haram .:/ In'ormasi mengenai nilai yang ditetapkan oleh Allah terhadap masing"masing perbuatan yang hendak diwujudkan oleh tiap muslim .>/ Metode yang berkaitan dengan bagaimana akti5itas tersebut bisa direalisasikan, yaitu hukum syara yang berkaitan dengan metode, yang mempunyai %iri 'isik dan hasil dapat diindera dan dirasakan. =. 1engan adanya otak yang sehat, maka keempat komponen tersebut diasosiasikan menjadi sebuah kesimpulan. $esimpulan ini tentu merupakan hasil ber'ikir. $esimpulan ber'ikir inilah yang menjadi landasan apakah akti5itas tadi harus dilakukan atau tidak? 9uga untuk menentukan tujuan yang ingin diraih, apakah bersi'at kebendaan, akhlak, kemanusiaan atau spiritual? Setelah itu, kesimpulan ber'ikir ini juga yang akan menentukan bagaimana seharusnya akti5itas yang dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi nilai tersebut bisa direalisasikan, apakah dengan menggunakan hukum metode Islam, $apitalisme atau Sosialisme? Sedangkan kaidah yang kedua adalah, bahwa perbuatan tersebut harus dikerjakan untuk men%apai tujuan tertentu. ,ujuan yang dimaksud di sini adalah nilai yang ingin di%apai oleh seseorang ketika melakukan akti5itas. Adapun nilai yang menjadi tujuan seseorang dalam melakukan akti5itas tersebut adalah* .2/ Nilai materi .al-/9mah a#- m.diyyah/, .:/ Nilai akhlak .al-/9mah al-akhl./iyyah/, .=/ Nilai kemanusiaan .al-/9mah al-ins.niyah/ dan .=/ Nilai spiritual .al-/9mah ar-r0hiyah/. 9ika seseorang melakukan akti5itas tanpa ada tujuan yang jelas, yaitu untuk mewujudkan nilai tertentu dalam perbuatannya, maka akti5itas orang tersebut hanyalah igauan semata. Maka, perbuatan tersebut juga mustahil dilakukan dengan baik, benar dan sempurna hingga berhasil memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya. Akibatnya, meskipun seseorang telah melakukan akti5itasnya berkali"kali untuk memenuhi dorongan naluri dan kebutuhan jasmaninya, namun orang tersebut tidak akan pernah menemukan kepuasan batin, ketenteramat hati dan konsisten dalam melaksanakan akti5itasnya. 1isamping itu, dalam setiap akti5itas harus hanya ada satu nilai .tujuan/ yang akan direalisasikan oleh seseorang. ,idak seharusnya seseorang melakukan perbuatan untuk men%apai keempat"empat nilai tersebut, atau ketiga"tiganya ataupun kedua"duanya sekaligus. Meskipun dalam satu perbuatan adakalanya seseorang mendapatkan keduanya. Namun hal itu tidak bisa dijadikan sebagai tujuan seseorang dalam berakti5itas. 3ontoh seorang pedagang yang jujur, amanah dan senantiasa membangun mu amalahnya kepada hukum syara . 9ika memperoleh keuntungan, orang tersebut akan mendapatkan nilai materi berupa

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
keuntungan, dan akan memperoleh nilai akhlak, karena kejujuran, amanah dan keterikatannya pada hukum syara . Namun, meskipun kejujuran, amanah dan keterikatan pada hukum syara tersebut merupakan si'at perbuatannya, yaitu si'at mu amalahnya, tetapi hal itu tidak bisa dijadikan sebagai tujuan .nilai/ yang ingin diperoleh dalam melakukan bisnis tersebut. $arena yang diperintahkan oleh Allah kepadanya ketika berbisnis adalah mendapatkan materi dalam rangka memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya. Adapun kaidah yang ketiga adalah, bahwa perbuatan tersebut harus dibangun berdasarkan keimanan. -ang dimaksud dengan dasar keimanan di sini adalah keimanan se%ara mutlak kepada rukun iman serta adh dan adar. $eimanan seorang muslim, bahwa Allah Maha ,ahu atas apa yang dikerjakannya, baik lahir maupun batin, akan menyadarkannya, bahwa dia tidak bisa melakukan akti5itas dengan main"main, atau melakukan hal"hal yang dilarang, atau meninggalkan apa yang diperintahkan kepadanya. Begitu juga keimanan seseorang akan his.b Allah di akhirat akan menyadarkannya, bahwa akti5itas yang dikerjakannya harus diperhitungkan dengan %ermat, dari segi hukum halal dan haramnya, serta sebab"akibat dan keberhasilan yang bisa diupayakannya. 1isamping itu, keimanan seseorang bahwa Allah adalah 0at al+ak9l, -ang Maha Mewakili seluruh urusan makhluk"Nya, akan menyadarkannya bahwa sebelum melakukan perbuatan dia harus menyerahkan urusannya kepada Allah, dimana Allah Maha ,ahu apa yang telah, sedang dan akan terjadi pada dirinya, lalu dia melakukan hukum sebab"akibat sebagaimana yang diperintahkan"Nya. 9ika dia gagal merealisasikan tujuannya, dia sadar bahwa hal itu merupakan ketetapan yang harus diterimanya dengan lapang dada. ,idak putus asa, dan terus melakukan usaha untuk men%apai tujuannya hingga berhasil. 1emikianlah seterusnya. Maka, keimanan seseorang ini mempunyai pengaruh yang dalam pada dirinya. 1engan landasan iman inilah, setiap muslim yang melakukan perbuatan dalam rangka men%apai dan mewujudkan tujuan"tujuan .nilai/ tertentu, tidak akan mengalami tekanan batin sehingga menjadi stress atau mengalami depresi. $etiga kaidah inilah yang telah mengantarkan kejayaan umat Islam dahulu, meskipun hanya dengan sarana transportasi kuda, dan keledai. Belum ada telepon, tele5isi dan sebagainya. Namun mereka telah berhasil menguasai dunia. Semuanya ini dapat di%apai oleh kaum muslimin dahulu karena mereka memahami dengan benar bagaimana mereka harus melakukan akti5itasnya. 3ontohnya ketika kaum muslimin diperintahkan oleh Allah S8,. untuk berjihad 3'.s. 1) 1*04, dimana jihad ini merupakan metode yang telah ditetapkan oleh Allah S8,. untuk menegakkan agama"Nya dengan tujuan untuk menghan%urkan fitnah .keku'uran/ di muka bumi 3'.s. 1)*+14, maka kaum muslimin sadar bahwa perintah ini merupakan perintah yang berat dan tidak menyenangkan 3'.s. 1) 1*04. ,etapi, mereka juga sadar, bahwa jika mereka tidak berperang, mereka akan dihinakan oleh Allah S8,. 3'.s. +) 124. Allah S8,. Maha ,ahu, bahwa jihad memang tidak disukai dan berat, ini merupakan realitas yang lahir dari ghar9zah al-ba/.& kaum muslimin 3'.s. 1) 1*04. ,etapi, jika perasaan yang mun%ul dari ghar9zah al-ba/.& tersebut diikuti tanpa melalui proses ber'ikir terlebih dahulu, maka kaum muslimin akan jatuh dalam kehinaan 3'.s. +) 124. $arena itu, Allah S8,. kemudian menyadarkan mereka, bahwa mereka tidak seharusnya dikendalikan oleh perasaan mereka, yaitu keberatan, tidak suka dan ben%i pada peperangan, karena antara lain dapat mengantarkan mereka pada kematian dan kerugian materi dan sebagainya. Allah menyadarkan mereka, bahwa justru dengan jihad itu akan menguntungkan mereka dan lebih baik bagi mereka, jika mereka mengetahuinya 3'.s. 1) 1*0, +) 124. Bahkan, kemudian kesedaran ini dikuatkan oleh Allah dengan mati syah9d dalam perang dengan imbalan syurga"Nya bi ghayr his.b.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
<asilnya, ketika +asulullah saw. %emas terhadap kondisi kaum muslimin pada waktu perang Badar setelah melihat jumlah mereka sedikit, sedangkan jumlah orang ka'ir #uraisy lebih banyak, sementara sarana dan prasarana yang mereka miliki sangat kurang. Namun di luar dugaan, ternyata kaum muslimin telah siap mengemban tugas berat tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Sa ad bin Mu d! dan Midd bin al"Aswad. Nabi saw. seketika menjadi tenang dan yakin. ,etapi tidak hanya sekedar itu, beliau dan para sahabat sadar, bahwa meskipun mereka mempunyai moti5asi spiritual yang kuat dan tidak ada tujuan lain ke%uali untuk meraih nilai spiritual, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah"Nya serta men%intai +asul"Nya dengan mengorbankan segala yang mereka miliki, pada saat yang sama mereka juga harus menang. $arena mereka sadar jika kalah dalam perang Badar tersebut, nis%aya habislah kaum muslimin. Itu juga berarti sebuah kehinaan. Ini terlihat dari do a +asulullah saw.* 2?

DY;^: n 6 ?@ 6 ;R@7 6 ;R@b 6 6 H 69 D [ ; @;;}_ ;_ ; @ ;Dtz ; H 6 D>@ 6u8C@b 6 9 D A}W;?@ ;;t9 D A}W;?@7 D A}W;?e ; F 8W 8c 8 nd ; H@; ; t ; @:I 8 [ 6 =[8C@b 6 8S;>t 6 8W A_ A_ A_ ; @7 6 @7 5DtF ; ; <F 6 ;^@ 6; ? 6 D>@ 6;W 6 8@ ;8^@t 8 U
8;a Allah, tunaikanlah apa yang Engkau janjikan kepada kami. ;a Allah, kini kami benar-benar menagih sumpah dan janji-2u. ;a Allah, jika kel-mp-k ke$il ini dihan$urkan, maka setelah itu, Engkau tidak akan pernah disembah lagi di muka bumi ini. 1o a ini dipanjatkan oleh Nabi saw. dengan suara keras sehingga menyentuh hati para sahabat. $etika surban Nabi jatuh, Ab- Bakar menyatakan kepada beliau saw.* 86ukup, "ahai !asulullah, penagihanmu kepada Tuhanmu. Saya yakin. Demi Zat ;ang ji"aku dalam genggaman-,ya, pasti Allah akan menunaikan apa yang telah dijanjikan-,ya kepadamu. 2? 9adi, Nabi saw. dan semua sahabat sadar, bahwa mereka harus menang. 1o a beliau saw. ini sekaligus menguatkan keimanan kaum muslimin akan pertolongan Allah. Namun, bagaimana %aranya agar dapat memperoleh kemenangan, sedangkan jumlah mereka hanya sedikit? Maka, pada saat itulah hukum sebab" akibat dilakukan oleh Nabi saw. dan para sahabat. Nabi mengajak para sahabat musyawarah untuk menentukan strategi perang, menghadapi orangorang #uraisy sehingga akan benar"benar memperoleh kemenangan. ,ernyata strategi tersebut oleh <ubb bin Mund!ir al"9am-h dipandang tidak pas, sehingga dia mengusulkan kepada Nabi saw., bahwa strategi yang tepat adalah mendekati mata air. 1engan begitu orang"orang ka'ir #uraisy tidak akan menguasai tempat yang banyak airnya itu, dan akhirnya mereka kekurangan air, sedangkan kaum muslimin tidak. 22? Setelah semua masalah telah dipersiapkan dengan matang, terjadilah perang besar itu. Akhirnya kemenangan berpihak kepada kaum muslimin setelah perintah jihad, perasaan hina kalah perang Badar dan beratnya memikul tugas perang tersebut berhasil dikendalikan dengan mafh0m mereka yang telah ditanamkan oleh Allah dan +asul"Nya. Semua dorongan dan semangat itu kemudian mereka kendalikan dengan pemikiran mereka, dan dilandasi dengan pandangan mereka yang kuat akan pertolongan Allah S8,.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Inilah salah satu %ontoh kejayaan ummat Islam dahulu, karena mempunyai si'at perbuatan yang benar.
=.Antara Naluri, $ebutuhan 9asmani dan Nilai )erbuatan

1engan memperhatikan uraian di atas, mun%ul pertanyaan dalam benak kita* apa hubungan antara naluri dan kebutuhan jasmani tersebut dengan nilai perbuatan yang ingin direalisasikan oleh seseorang. $arena kenyataannya seseorang akan senantiasa melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan nalurinya? 9awabannya adalah, bahwa setiap manusia yang melakukan perbuatan pada dasarnya untuk memenuhi naluri dan kebutuhan jasmaninya. Namun, pada waktu yang sama, dia juga berusaha men%apai nilai"nilai tertentu dari suatu akti5itas yang ingin diraihnya. Naluri beragama .ghar9zah at-tadayyun/ yang melahirkan perasaan lemah, memerlukan kepada 0at -ang Maha Agung dan kurang, misalnya, akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan naluri beragamanya sekaligus untuk men%apai nilai spiritual, yaitu terjalinnya hubungan yang kuat dan mesra antara diri orang tersebut dengan ,uhannya. Sementara naluri seksual .ghar9zah an-na"&/ yang melahirkan rasa kasih kepada lawan jenis, anak, orang tua dan kerabat akan mendorong seseorang untuk menikah agar dapat menjaga kesu%ian jiwa dan kehormatannya .al-&iffah/, atau bersikap hormat dan sopan pada kedua orang tua, kasih dan sayang pada kerabatnya. Semuanya tadi bertujuan untuk memenuhi naluri seksualnya sekaligus mewujudkan nilai akhlak* Menyelamatkan orang yang tartimpa musibah, karena kasihan adalah mun%ul dari naluri seksual seseorang. 9ika hal itu dikerjakan oleh seseorang, dia bukan hanya berusaha memenuhi naluri seksualnya, tetapi juga bertujuan untuk men%apai nilai kemanusiaan. Adapun naluri mempertahankan diri . ghar9zah al-ba/.&/ yang mendorong seseorang untuk memiliki rumah, mobil, pembantu dan uang yang banyak bukan sekedar ingin memenuhi dorongan nalurinya saja, tetapi sekaligus untuk men%apai nilal materi. 1engan demikian dapat disimpulkan, bahwa akti5itas yang ditentukan oleh syara dalam rangka merealisasikan nilai spiritual tersebut adalah perbuatan yang juga digunakan untuk memenuhi naluri beragama. )erbuatan yang ditentukan oleh syara agar nilai akhlak dan nilai kemanusiaan tersebut dapat di%apai adalah perbuatan yang juga dipergunakan untuk memenuhi naluri seksualnya. Sedangkan perbuatan yang ditentukan oleh syara agar nilai materi tersebut dapat di%apai adalah perbuatan yang juga digunakan untuk memenuhi naluri mempertahankan diri. Meskipun demikian, antara nilai dengan naluri tetap mempunyai perbedaan. Adanya naluri dalam diri manusia merupakan 'itrah. 1emikian juga dengan dorongan yang lahir dari naluri tersebut juga merupakan 'itrah. Maka, dua"duanya tidak perlu diusahakan oleh manusia. $arena hal ini merupakan 'itrah manusia. Sementara nilai harus tetap diupayakan oleh manusia, karena memang bukan merupakan 'itrah. Sebab manusia bisa memenuhinya dan tidak. 9ika ada usaha untuk memenuhi dorongan naluri tersebut, maka seseorang tetap harus memperhatikan nilai yang ditetapkan oleh Allah atas masing"masing akti5itas yang akan dilakukan dalam rangka memenuhi nalurinya. 3aranya dengan membangun pemahamannya mengenai hakikat perbuatan dan nilai yang ingin diraih dari perbuatan tersebut. 4ntuk mewujudkannya, dia harus pula terikat dengan hukum syara . 1engan demikian, dalam melakukan akti5itas, seseorang harus memperhatikan tahapan"tahapan dalam melaksanakannya, yaitu* .2/ Naluri atau kebutuhan jasmani, .:/ Mengindera dorongan yang mun%ul dari naluri dan kebutuhan jasmani, .>/ Menetapkan moti5asi perbuatan, .=/ Menentukan nilai .tujuan/ yang

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
hendak direalisasikan, ./Ber'ikir mengenai %ara bagaimana dorongan tersebut bisa dipenuhi dengan baik, benar dan sempurna, termasuk menentukan hukum sebab"akibat, ./ 4saha untuk memenuhi naluri dan kebutuhan jasmani.
.Menentukan Nilai )erbuatan yang 4tama

Memang, dalam melakukan perbuatan seseorang seharusnya hanya menentukan satu tujuan, dan satu nilai yang ingin diraih. 1emikian juga bagi seorang muslim ketika mengerjakan suatu akti5itas, seharusnya hanya berusaha merealisasikan satu nilai sebagai hasil dari akti5itasnya, sekalipun ada nilai lain yang diperoleh sebagai imbasnya. Masalahnya kemudian adalah, bagaimana jika dia melakukan perbuatan bertujuan untuk men%apai nilai tertentu, kemudian pada waktu yang sama dia diperintahkan untuk melakukan perbuatan lain? Mana di antara nilai"nilai tersebut yang seharusnya dia prioritaskan? Sedangkan nilainilai tersebut semuanya telah ditetapkan oleh Allah agar diraihnya. Memang, esensinya tidak ada nilai perbuatan yang dianggap lebih utama atau lebih rendah dibanding dengan nilai perbuatan yang lain. Seandainya ada yang lebih utama atau lebih rendah, juga bukan semata karena nilai itu sendiri, melainkan karena ketentuan yang ditetapkan oleh Allah S8,. Sebab, ketika keutamaan dan ketidakutamaan nilai tersebut diserahkan pada manusia, maka manusia akan menentukan berdasarkan ke%enderungannya. Misalnya, orang yang mempunyai ke%enderungan spiritual yang kuat, dia akan menentukan bahwa nilai yang lebih utama untuk diraihnya adalah nilai spirituah. 1engan demikian, dia akan meninggalkan semua nilai yang lain, selain nilai spiritual tersebut. 6rang yang mempunyai ke%enderungan kebendaan yang kuat, tentu akan mengutamakan nilai materi dibanding nilai"nilai yang lain. 1emikian seterusnya. Maka, syara telah membuat ketentuan mengenai mana nilai yang lebih utama dibanding dengan nilai"nilai yang lain, jika terjadi kontradiksi antara satu nilai denga nilai yang lain? Allah S8,. ber'irman*

6p 6 ?@ n6 8CH@ 6 ;RH@ D D>pM D r? D D[?P D D D :nn;S^ D :nnn;^?\ :nn;dP ; H@ ; nn;T@ 6u8C@s 6 ;RH@ D H ; ; v~ ; nn8z9 ; @u: ; nn6I;RH@ ; b ; b ; ; b ; nnQ ; b ; b 6| 6 nnn| 6| 6T 6T 6 nnD~& ?P D D v 6 >@U DM ; @u E ;I ; V ; : ; P; 6 ;W8C@m 6 >@ DT A N D U ; @7n8@V ; r ;H ; ;R@:_ ; ; [P ; p; ; I ; T ; : ; 8 >H w :n_ 8 8}M8< nG 8 8WPG 8 @b 8 : 6o 6 z; ; E ; @8@ ; d ; 8 H@ 6| ; H@: 6 ?@ 6 ?@t M ; 8ZG: 6 ;@;B@DH@ D A^p; ; ; v; 8 ;W 8_ 8p 6 ;ZW ; 6 ; 8^@D@7 8I ;P ; 8>6;@OAvN@?P
8 atakanlah '2uhammad() *7ika -rang--rang tua kalian, anak-anak kamu, saudara-saudara kalian, isteri-isteri kalian, keluarga-keluarga kalian, harta-harta benda yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian kha"atirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai lebih kalian $intai daripada Allah dan !asul-,ya, serta berjihad di jalan-,ya, maka tunggulah sampai Allah akan menurunkan keputusan-,ya.& Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada -rang--rang fasik. 3'.s. Aj-Tawbah) 124. Ayat ini menerangkan, bahwa jika nilai spiritual yaitu men%intai Allah dan +asul"Nya serta berjihad di jalan"Nya adalah bertolak belakang dengan nilai materi, yaitu perniagaan, tempat tinggal, atau bertentangan dengan nilai akhlak, yaitu menghormati orang"orang tua, saudara, men%intai isteri dan anak" anak, maka nilai spiritual tersebut wajib diutamakan daripada nilai materi maupun nilai akhlak. Allah S8,. juga ber'irman*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

@E 6 D>@ 6u;R@Onnnnnnnnnnnnn}9 ; @;?t ; nnnnnnnnnnnnnd ; :r@ 6 ;W@: nnnnnnnnnnnnnI ; nnnnnnnnnnnnnM ; 6u8CH 8 nnnnnnnnnnnnn8^@ ;nnnnnnnnnnnnn;W@ ;& 8 nnnnnnnnnnnnnz ; @7nnnnnnnnnnnnn8^@ ;p 69 : 6 D F 8 D>@;;@b 8 } ;_
8Dan jika mereka berdua memaksa kamu untuk menyekutukan dengan sesuatu yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya, maka kalian jangan menta&ati mereka. 3'.s. %um(n) *.4. Ayat ini menjelaskan mengenai adanya kontradiksi antara menyembah Allah, sebagai realisasi atas nilai spiritual dengan keta atan pada kedua orang tua, sebagai realisasi atas nilai akhlak, maka nilai spiritual harus lebih diutamakan daripada nilai akhlak. Allah S8,. juga ber'irman*

6 ;@: nnnnnnnnnnnnnnn 6 ?@p ;W 6 D@;B@ @nnnnnnnnnnnnnnn8@` ; nnnnnnnnnnnnnnnD SI ; c ; c 8 :nnnnnnnnnnnnnnn;8^@uP 8 8 nnnnnnnnnnnnnnnA W?@ 8 nnnnnnnnnnnnnnn| 8 nnnnnnnnnnnnnnn;v ; A[8C& 6 ?@b ;W uP D @;8;WHDRH ; D^y 8 :| ; Dd
8Siapa saja yang kafir kepada Allah setelah beriman 'maka, ia mendapatkan kemurkaan Allah(, ke$uali -rang yang dipaksa, sedangkan hatinya masih teguh dalam keimanan. 3'.s. An-Nahl) *k.4. Ayat ini diturunkan sehubungan dengan kasus Amr bin -sir yang disiksa oleh orang musyrik Makkah hingga hampir binasa, sementara dia dipaksa untuk menyatakan keku'uran, maka terpaksa dia melakukannya. $emudian Nabi saw. bersabda* 8Apabila mereka meminta kamu untuk mengulanginya, maka ulangilah. 222 Ayat dan hadits di atas menjelaskan, bahwa ketika seseorang menghadapi dilema antara nilai spiritual, yaitu beriman dan ta at kepada Allah dan +asul"Nya, dengan nilai kemanusiaan, yaitu menyelamatkan jiwa atau tubuh manusia, maka nilai kemanusiaan harus diutamakan. 1alam bahasa 'iih disebut rukhshah yang diberikan karena adanya al-ikr.h al-mulji&, yaitu paksaan yang menyebabkan seseorang %a%at seumur hidup atau kehilangan nyawanya. Allah juga ber'irman dalam ayat lain*

56tF ; HD ; @ 6u8CHe D ;@:d 6 VH ; 8 :9

6 9@: ; Pnnnnnnn D ;W@p @b 6 ;>@;BH ; nnnnnnnnS 6 Q@ 6 F nnnnnnnnM D ;v nnnnnnnnz ; 8^@?Hp 8 nnnnnnnn 8 nnnnnnnn_ ; nDd@nnnnnnnn8@t ;& 6 nnnnnnnn| ; A[8C@JM8};~@:nnnnnnnnJS ; ;@nnnnnnnn8@t 6T D @ 6u8C uP ; 6 ;>@b 6 D vS D ;}F
8Dan kamu jangan menjual janji Allah dengan harga yang murah. Sesungguhnya janji itu di sisi Allah nilainya lebih utama bagi kamu, apabila kamu mengetahuinya. 3'.s. An-Nahl) +.4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Ayat ini memerintahkan, bahwa menunaikan janji dan teguh memegangnya, yang merupakan nilai akhlak, harus lebih diutamakan dibanding dengan nilai materi, yaitu keuntungan duniawi. 9adi, yang menentukan bahwa nilai satu lebih utama atau sama dibanding dengan nilai lain adalah Allah S8,. Sebab Allahlah yang menetapkan masing"masing nilai pada hukum syara yang dilakukan oleh manusia. Maka, tentu Allah Maha ,ahu. 1isamping jika hal itu diserahkan pada manusia, nis%aya tiap manusia akan berbeda dalam menentukan kadar persamaan atau keutamaan antara satu nilai dengan yang lain. Sebab, tiap orang mempunyai standar sendiri"sendiri, yang berbeda dengan standar orang lain. $arena itu, masalah tersebut hanya bisa diserahkan kepada syara . Syara kemudian memaksa tiap muslim agar terikat dengan hukumnya, yang menjelaskan tiap nilai yang harus diraihnya, serta menerangkan kapan perbuatan tersebut harus dikerjakannya. Ini semuanya berkaitan dengan indi5idu se%ara pribadi. Sedangkan dalam kaitannya dengan masyarakat, adalah bahwa jika masing"masing anggota masyarakat tersebut telah men%apai nilai yang se%ara syar i diperintahkan berdasarkan apa yang harus mereka lakukan dalam hidup mereka, maka nilai" nilai yang berhasil direalisasikan oleh setiap anggota masyarakat tersebut akan ikut men%iptakan keseimbangan dalam masyarakat. Maka, pada saat itulah tanda"tanda kebangkitan ummat tersebut akan terlihat. Sebab, masyarakat yang asalnya mati pada saat itu terlihat hidup dengan darah baru , yaitu pemikiran ideologis .al-fikr al-mabda&i/ yang mengendalikan kehidupan sosial mereka.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

A !!! #"N$EP$! !$%AM


Akidah !slam

$onsepsi Islam .#slami$ th-ught/meliputi akidah Islam dan hukum"hukum syara yang ber'ungsi sebagai solusi atas berbagai problem kehidupan manusia baik yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah, seperti ibadah, dan hubungan manusia dengan sesamanya, seperti ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan dan politik luar negeri, maupun hubungan manusia dengan dirinya sendiri, seperti akhlak, makanan dan pakaian. Maka, selain hukum"hukum tersebut, akidah Islam merupakan konsepsi Islam yang pertama dan sekaligus asas bagi konsepsi yang lain.
*.Definisi Akidah !slam

*A/9dah, dalam bahasa Arab, berasal dari la'ad! *a/ada-ya&/idu- *a/9datan. La'ad! tersebut mengikuti wa!an fa&9latan, yang berarti ma&/0dah .sesuatu yang diikat/.22: Sedangkan *a/9dah, menurut istilah syara , dalam hal ini para ulama berbeda pendapat. Antara lain, sebagai berikut* 2. Sampainya perasaan pada sesuatu sehingga mampu menggerakkan hati kita serta mengarahkan gerak tingkah laku kita.22> :. )embenaran dan pengakuan yang sempurna, yang tidak tergantikan atau berkurang dengan meyakini dan menerima semua rukun Islam dengan penuh keyakinan. 22= >. 9anji yang teguh serta ikatan yang kuat, yang terpateri dalam hati dan menan%ap dalam kalbu. 22 1e'inisi"de'inisi di atas belum men%erminkan de'inisi yang benar, yang men%akup aspek j.mi& .komprehensi'/, yaitu aspek yang meliputi semua unsur yang dibahas oleh akidah, serta m.ni& .protekti'/, yaitu aspek yang bisa memproteksi unsur"unsur yang tidak menjadi bagian dari akidah. Sebab, de'inisi esensinya merupakan deskripsi atas realitas yang dide'inisikan, baik yang berkaitan dengan realitas syara maupun ghayra syar&i .non"syara /. Adapun de'inisi yang sesuai dengan %iri"%iri de'inisi yang sahih di atas adalah sebagai berikut* 2. Akidah adalah iman Iman adalah pembenaran .keyakinan/ yang bulat, yang sesuai dengan realitas .yang diimani/, dan bersumber dari dalil. 22 :. Akidah adalah sesuatu yang dinyakini oleh kalbu . "ijd.n/ dan terima oleh akal pikiran.22 >. Akidah adalah pemikiran yang menyeluruh mengenai alam, manusia, kehidupan, serta hubungan semuanya dengan apa yang ada sebelum kehidupan .)en%ipta/ dan setelah kehidupan .<ari $iamat/, serta mengenai hubungan semuanya tadi dengan apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan .syariah dan his.b/.22 1ari ketiga de'inisi sahih yang dikemukakan di atas, maka ketiga de'inisi di atas bisa dirumuskan se%ara global menjadi satu de'inisi umum sebagai berikut* Akidah pemikiran yang menyeluruh mengenai manusia, kehidupan, serta hubungan di antara semuanya dengan apa yang ada sebelum kehidupan '3en$ipta( dan setelah kehidupan 'Hari iamat(, serta mengenai hubungan semuanya dengan apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan 'syari&at dan hisab(, yang dinyakini -leh kalbu '"ijd.n( dan diterima -leh akal, sehingga menjadi pembenaran 'keyakinan( yang bulat, sesuai dengan realitas 'yang diimani(, dan berssumber dari dalil.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com 1alam konteks Islam, akidah Islam bisa dide'inisikan dengan*


3emikiran tentang adanya Allah, 2alaikat, itab, !asul, Hari iamat, %adha& dan %adar dimana baik dan buruknya semata-mata dari Allah, yang diyakini -leh kalbu '"ijd.n( dan diterima -leh akal, sehingga menjadi pembenaran 'keyakinan( yang bulat, sesuai dengan realitas, dan bersumber dari dalil.

1e'inisi .deskripsi realitas/di atas memberikan gambaran mengenai* 2. 8ilayah akidah sebagai konsepsi holistik .menyeluruh/, yang dalam konteks Islam, meliputi konsep mengenai wujud Allah, Malaikat, $itab, +asul, <ari $iamat serta #adha dan #adar, dimana baik dan buruknya semata"mata dari Allah :. Si'at atau hakikat akidah sebagai keyakinan hati . "ijd.n/yang diterima oleh akal >. Metode membangun keyakinan melalui pembuktian terhadap realitas pemikiran .konsepsi/ yang diyakini dengan dalil. <anya saja harus tetap di'ahami, bahwa &konsepsi holistik .menyeluruh/( tersebut telah memberikan batasan, bahwa akidah merupakan pemikiran yang menyeluruh, bukan yang penting pemikiran. Sebab, pemikiran .konsepsi/tersebut ada dua ada yang menyeluruh dan parsial. 1emikian halnya dengan si'at &yang diyakini kalbu( adalah batasan, bahwa ada pemikiran yang diyakini kalbu dan tidak diyakini. ,entu saja pemikiran yang tidak diyakini kalbu tidak dapat dijadikan sebagai akidah. Namun tidak hanya itu, sebab si'at &dan dibenarkan .diterima/ oleh akal( sekaligus menguatkan penegasan berikutnya, bahwa ada pemikiran yang diyakini kalbu, tetapi tidak diterima oleh akal dan ada yang diterima. Maka, pemikiran yang diyakini kalbu tetapi tidak diterima oleh akal, karena kontradiksi dengan realitasnya, tentu tidak bisa dijadikan sebagai akidah. ilsa'at -unani, misalnya, adalah ide .pandangan/ yang diyakini kalbu, tetapi tidak bisa diterima oleh akal, karena tidak berpijak pada realitas. $arena 'ilsa'at -unani pada dasarnya bukan merupakan pemikiran, melainkan imaginasi 'ilsu' -unani semata. 22 $arena itu, 'ilsa'at tidak bisa dijadikan sebagai akidah, sekalipun %akupan ide .pandangan/"nya merupakan ide .pandangan/ yang holistik .menyeluruh/. Maka, lebih tepat disebut imaginasi yang holistik. 1engan demikian, pada dasarnya akidah merupakan keyakinan yang bulat, sesuai dengan realitas dan bersumber dari dalil, atau merupakan sesuatu yang diyakini oleh kalbu . "ijd.n/ yang diterima oleh akal. Adapun sesuatu yang diyakin oleh kalbu, harus bersi'at /ath&&i .pasti/ dan j.zim .tegas/. Artinya, jika kalbu menyakini sesuatu bermakna A adalah A, dan bukan A dikatakan B, atau B dikatakan 3. Inilah yang disebut /ath&i atau j.zim. Namun jika kalbu yang membenarkan dengan bulat . tashd9/ j.zim/ tersebut tidak bisa menemukan realitasnya, timbullah keraguan hingga akhirnya keyakinan tadi menjadi pupus dan hilang. Inilah yang dimaksud &sesuai dengan realitas( atau &diterima oleh akal(. Sebab, akal tidak akan bisa menerima sesuatu yang kontradiksi dengan realitas, atau realitasnya tidak ada. Inilah realitas akidah. Adapun dari segi istilah, kita sering mendengar istilah *a/9dah dan 9man. $edua istilah tersebut sebenarnya merupakan dua istilah yang mempunyai konotasi yang sama. Bedanya, istilah a/9dah ini digunakan oleh ulama 4shuluddin, sedangkan istilah 9man digunakan oleh al"#ur an dan <adits. Sebab, di dalam al"#ur an maupun <adits tidak ada istilah lain istilah 9man.ABJ
:.+ealitas Akidah Islam

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Berdasarkan de'inisi *a/9dah dan 9man di atas, maka akidah dan keimanan esensinya merupakan perbuatan hati, yaitu pembenaran kalbu .hati/ yang dapat diterima .dibenarkan/ oleh akal. $albu itu sendiri dalam bahasa Arab kadang digunakan dengan konotasi "ijd.n .hati dan perasaan/ dan kadang berkonotasi *a/l .akal/.2:2 $arena itu, masalah akidah ini merupakan masalah akal dan perasaan . "ijd.n/ sekaligus. Inilah realitas akidah, apapun jenis akidahnya. Namun, harus dibedakan antara keyakinan kalbu pada pemikiran fur0& .%abang/ dengan pemikiran ush0l atau as.s .dasar/. Sebab, keyakinan pada pemikiran fur0& tidak sampai mengangkat derajat keyakinan kalbu tersebut menjadi akidah. $arena pemikiran tersebut tidak bisa melahirkan pemikin fur0& yang lain, dan tidak bisa membawa konsekuensi apapun. $arena kalbu hanya dapat menjadikan pemikiran"pemikiran ush0l sebagai keyakinan, dimana pemikiran tersebut bisa melahirkan pemikiran"pemikiran fur0& yang lain. 9adi, akidah pada dasarnya merupakan pemikiran ush0l atau as.s. Sementara tidak ada pemikiran as.s, ke%uali pemikiran yang menyeluruh mengenai alam, manusia dan kehidupan, juga pemikiran tentang apa yang ada sebelum kehidupan .)en%ipta/ dan setelahnya .<ari $iamat/, serta hubungan semuanya dengan apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan .syariat dan hisab/. $arena itu, pemikiran fur0& tidak bisa dimasukkan dalam masalah akidah. 1isamping itu, harus di'ahami perbedaan tingkat keyakinan antara *ilm, ya/9n, /ath&i dengan dhan, syakk dan "ahm, meskipun masing"masing merupakan akti5itas kalbu. *#lm adalah keyakinan kalbu yang bulat, yang realitasnya bisa dibuktikan. $eyakinan 'ilsu' mengenai kea!alian alam, keabadian jiwa juga merupakan keyakinan kalbu, tetapi keyakinan tersebut tidak bisa diterima oleh akal karena bertentang dengan realitas alam dan jiwa, yang masing"masing bersi'at muht.j .memerlukan pada yang lain/dan mahd0d .mempunyai keterbatasan/.2:: Adapun ya/9n, se%ara etimologis artinya sama dengan *ilm, dan se%ara terminologis berarti meyakini sesuatu, bahwa sesuatu tadi adalah begini, dengan keyakinan bahwa sesuatu tadi tidak mungkin ke%uali begini, yang sesuai dengan realitas, dan tidak akan pernah hilang. Batasan yang pertama, yaitu &meyakini sesuatu( meliputi dhan, tetapi batasan yang kedua, yaitu &bahwa sesuatu tadi begini, dengan keyakinan bahwa sesuatu tadi tidak mungkin ke%uali begini( telah mena'ikan dhan, sebab dhan tidak sampai pada derajat A tetap A. Sebaliknya, A mungkin A, dan besok bisa berubah menjadi B. Batasan yang ketiga yaitu &sesuai dengan realitas( telah mena'ikan sesuatu yang tidak sesuai dengan realitas, dan ketidaktahuan. Sebab, hanya orang yang tahu saja yang bisa membuktikan, bahwa keyakinan tersebut sesuai dengan realitas. Batasan yang keempat &yang tidak mungkin hilang( mena'ikan kedudukan mu/allid yang benar. Sebab, bagi mu/allid, sekalipun saat ini benar, tetapi masih ada kemungkinan baginya, bahwa suatu ketika bisa salah, dan karena itu bisa hilang .berubah/. 2:> Adapun /ath&i adalah lawan dari dhanni, yang artinya tegas tidak mempunyai konotasi lain, selain satu makna. 9ika dinyatakan A adalah A, bukan B atau yang lain. Sedangkan dhanni adalah keyakinan kuat, yang mempunyai dua kemungkinan, antara ya/9n dan syakk. Ada yang mengatakan, bahwa dhanni adalah salah satu sisi syakk yang mempunyai si'at r.jih .yang dikuatkan/. 1erajat keyakinannya lebih tinggi dibanding syakk. 9ika syakk hanya ? yakin, dan ? menolak, maka keyakinan dhanni lebih dari ? yakin, tetapi tidak sampai pada 2??. Adapun dhann merupakan kebalikan dari "ahm, ketika keyakinan "ahm kurang dari ? yakin. 9ika realitas akidah merupakan keyakinan yang /ath&i, atau 2?? yakin pada pemikiran yang diyakini, maka ketika akidah tersebut dibangun berdasarkan keyakinan ? . syakk/ atau ? .dhann/, tentu yang dihasilkan bukan merupakan akidah yang kuat dan kokoh. Akidah seperti ini biasanya mudah

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
runtuh dan luntur. Akidah inilah yang dike%am oleh Allah S8,. ketika akidah orang"orang ka'ir, ataupun orang Islam yang mempunyai karakter akidah yang sama dengan akidah tersebut dike%am"Nya dengan pe%as, seraya ber'irman*

D E IN D BgIVl D BgIVBqib @ D FTIS Dl D FT& R RQHIRFTI BSi@cFtRaBOIS @ VByH B d Db D BgIRFTI` UN Vb B Dh D @ ad B I RE F IVBFyI@JI F IS @ @ a\ B_ B IY z VBe@ B IY BE B q &#tu hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek m-yang kamu sebut, padahal Allah tidak pernah menurunkan penjelasan yang tegas mengenainya. Sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti sangkaan belaka. 3'.s. AnNam) 1,4. D BB\b D BSib D FyI BSi@Ll D @HI D OIBI BNO B FBCb D BfIB Z |Bd B @\BQIm B n F Fj F oV F @ F RQH& B QHI D @OIBIN D FTIY D l R RQHIS R F T_ R RQHIRFTI BSic I`FL @ FtRaBOIS D @BQIV l F IN F Ir F FyIY z eD M B IN B B_ D B IP D UVW\ QHI l BN B F 8Sesungguhnya -rang--rang yang tidak beriman pada Hari iamat, nis$aya mereka menamakan 2alaikat dengan nama-nama perempuan. Sedangkan mereka tidak mempunyai bukti-bukti yang kuat 'terhadap keyakinan mereka(. Sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti sangkaan. Sedangkan sangkaaan itu tidak dapat memberikan kebenaran sedikit pun. 3'.s. An-Nam) 1i-1- 4. D BNl D BgI@FtRaBOIVl D @OIBIN R RQHIS R FTIVWLBIRFTIY B IP D UVW\ @ B h B QHI D @qj F I`FL B& B_ 8!amai di antara mereka tidak mengikuti, ke$uali pada sangkaan sedangkan sangkaan itu tidak dapat memberikan sedikit pun kebenaran. 3'.s nus) ,04.
1alil"dalil di atas menjelaskan, bahwa akidah wajib dibangun berdasarkan keyakinan yang teguh. Bahkan, haram hukumnya membangun akidah dengan dasar dhann. Sebab, dalil"dalil di atas telah menge%am dan men%ela orang"orang ka'ir yang membangun akidahnya dengan dasar dhann. Ayat di atas juga bukan hanya ditujukan kepada orang ka'ir, tetapi juga untuk orang"orang Islam. Meskipun jelas dalil" dalil tersebut mengharamkan akidah yang dibangun berdasarkan dhann tetapi tidak berarti hukum syara juga haram dibangun dengan dasar yang sama. $arena realitas akidah dengan hukum syara memang berbeda. 9ika akidah tema pembahasannya adalah keimanan dan penerimaan kalbu yang nota bene merupakan akti5itas non"'isik, maka hukum syara tema pembahasannya adalah akti5itas 'isik yang dilakukan oleh anggota tubuh manusia. 1engan demikian, bisa disimpulkan bahwa tema pembahasan ayat"ayat yang ada dalam al"#ur an yang menyangkut keyakinan kalbu, adalah ayat"ayat akidah. 3ontoh 'irman Allah S8,.*

6 ?H 6 ?H@ A ;[@c c ; @ ; c ;R:;& D U@O D U ; ;}9 ;H ; @?PDSI ; @ ; 8 nAW?@ 8 :nn;v| 8W 8 8WP nG 8 AW?@ 8 :;v| 8W 8 8WPG 8 ?\ 8 AW?@:_ ; @E ; E ; @8:8^@?PDSI ; ; ?\ 6 ?H@ 6 ;R 6 @ 6 ;@ 6I D H@ ; 8;I ;[ ?t J MF 6 D| 6 ;~@ 6I D U DH ; @s ; t;Z;@p 8 ;^@JB;o 8 ? 8 8}G 8 8<DvT 8 8 v| 8 @ 6 ; MW ; E ; @E ; E ; 8:8^@p ; s 8P A o@6 8 Q D < ; H@ ; H@ ;
&+ahai -rang--rang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah dan !asul-,ya serta itab yang diturunkan kepada !asul-,ya, juga kitab yang diturunkan sebelumnya. Siapa saja yang mengkufuri Allah, 2alaikat-,ya, itab-kitab-,ya, !asul-rasul-,ya serta Hari iamat, maka ia telah tersesat dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya. 3'.s. An-Nis(/) *,04.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com Ayat di atas berbeda dengan ayat berikut ini* D_ R QHI BS_ D BOI BNO D @OIB_ P BtBpIFJIs Bc @ FLZ R FQH UY\ z H B FyIY D @q Dj B I`FpIVBBdi@uFL B q F RQH_ z FQBgI B IB B IB B& F \FtE 8Dan -rang--rang yang menimbun emas dan perak, serta tidak membelanjakannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka azab yang pedih. 3'.s. Aj-Tawbah) ,24.
Ayat yang pertama memerintahkan kita agar beriman, dimana iman merupakan akti5itas kalbu . b.thin/, sedangkan ayat yang kedua melarang kita menimbun emas dan perak, dimana larangan menimbun emas dan merupakan akti5itas 'isik .dh.hir/. Maka, bisa disimpulkan bahwa se%ara umum ayat"ayat yang menjelaskan masalah akidah adalah ayat"ayat akhb.r .%erita yang akan datang/, seperti masalah surga, neraka, dosa dan pahala, his.b dan sebagainya, juga termasuk ayat"ayat /ashash .kisah"kisah terdahulu/, seperti kisah Nabi"nabi terdahulu, $itab"kitab terdahulu, ummat"ummat terdahulu dan sebagainya, disamping juga ayat"ayat perintah yang ditujukan kepada manusia agar beriman. Sedangkan ayat yang menjelaskan syar9&ah .hukum syara / adalah selain ayat"ayat di atas. <anya tetap harus di'ahami, bahwa sekalipun ada perbedaan antara akidah dengan hukum syara , tetapi orang yang menolak hukum syara juga dapat dianggap murtad, sama seperti ketika dia menolak akidah. $etika seseorang menolak hukum"hukum Allah yang dinyatakan oleh nas yang /ath&i, seperti menolak hukum potong tangan bagi pen%uri, rajam dan %ambuk bagi orang yang ber!ina, serta hukum syara lain yang dinyatakan oleh nas /ath&i dari segi sumber ./ath&iyu at-tsub0t/ dan /ath&i dari segi maknanya ./ath&iyu ad-dal.lah/.2:=
>.3ara Membangun Akidah dan $eyakinan

$arena keimanan seorang muslim wajib 2?? yakin, maka tidak ada ta/l9d pada orang lain dalam masalah keimanan ini. $arena itu, al"7ha!li menyatakan* Taklid adalah mengikuti pendapat tanpa hujah. dan hal itu bukanlah jalan memper-leh keyakinan, baik dalam bidang ush0l 'akidah( maupun fur0& 'syariah(. Masalah keimanan memang bukan merupakan masalah yang bisa diperselisihkan, yang memastikan tidak adanya perbedaan pandangan, sehingga tidak layak seseorang mengikuti seorang mujtahid dan meninggalkan mujtahid yang lain. Akidah bukan merupakan masalah ijtih.di. 1alam masalah ijtih.di, karena memungkinkan terjadinya perbedaan di dalamnya, dimubahkan untuk bertaklid pada orang lain. Sebab, akidah merupakan masalah keyakinan 2?? /ath&i, sementara keyakinan mengenai hukum syara yang !anni adalah masalah keyakinan yang derajatnya kurang dari 2??. 9ika dalam masalah akidah tidak ada ta/l9d pada orang lain, maka setiap muslim wajib menggali sendiri akidahnya. $arena itu, dia harus memahami dalil"dalil yang dapat digunakan, termasuk %ara menggunakannya sehingga sampai kepada kongklusi yang diharapkan. Lahirnya akidah yang teguh dan selamat dari %a%at dalam diri tiap muslim adalah sebuah kewajiban. 1an inilah yang pertama kali harus diupayakan oleh seorang muslim yang mukallaf. 1alam konteks inilah, as"$y(fi/i2: mengatakan*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
etahuilah, bah"a ke"ajiban yang pertama kali bagi se-rang mukallaf adalah berfikir dan men$ari dalil untuk ma&rifat 'mengenal( Allah S+T. Arti berfikir adalah melakukan penalaran dan perenungan kalbu. Dalam keadaan -rang yang berfikir tersebut dituntut untuk mengenal Allah. Dengan $ara seperti itu, dia mampu men$apai ma&rifat kepada hal-hal yang gaib dari pengamatannya dengan indera, dan akti4itas tersebut merupakan suatu ke"ajiban. Hal ini merupakan ke"ajiban dalam bidang ushuluddin. Berdasarkan uraian sebelumnya, ada tiga aspek yang harus ada dalam keyakinan, sehingga keyakinan tersebut bisa dijadikan sebagai akidah. 3ertama, adanya kepastian .al-jazm/ artinya jika seseorang yakin kepada sesuatu, bahwa sesuatu tadi adalah A, maka keyakinan tersebut tetap A, dan jika B tetap B, tidak akan berubah dari A menjadi B. edua, sesuai dengan realitas artinya bahwa keyakinan yang diyakini harus bisa dibuktikan realitasnya, serta tidak bertentangan dengan realitas. 3ontoh, jika Darwin ingin menanamkan pandangan, bahwa manusia bukan %iptaan Allah, melainkan hasil e5olusi dari binatang sehingga menjadi manusia adalah pandangan yang tidak bisa dibuktikan realitasnya, bahkan bertentangan dengan realitas. $arena itu, pandangan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai akidah, sebab bertentangan dengan realitas. 9ika suatu pemikiran atau pandangan bertentangan dengan realitas, maka pemikiran tersebut tidak akan bisa membentuk keimanan. etiga, harus bersumber dari dalil, baik dalil *a/li maupun na/li. $etiga asas ini harus diintegrasikan se%ara utuh dalam sebuah keyakinan agar keyakinan tersebut bisa dijadikan sebagai akidah. 1engan memperhatikan deskripsi di atas, maka kedudukan dalil menjadi sangat penting untuk menentukan kepastian .al-jazm/ yakni menentukan apakah pemikiran yang diyakini itu sesuai dengan realitasnya .al-muth.bi/ li al-"./i// atau tidak. Masalahnya kemudian adalah apa yang sesungguhnya disebut dengan dalil itu baik bentuk maupun substansinya. Dal9l, se%ara etimologis adalah indi$ati-n -r a e4iden$e, petunjuk atau keterangan.2: Menurut ajhi Muhammad $alm, dalil bisa diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk menetapkan hakikat. Bagi kalangan ulama ushul dalil berkonotasi ya/9n dan *ilm. Berbeda dengan am.rat .indikasi/.2: $arena kedudukan dalil tersebut sebagai &penentu( atau &bukti(, lebih"lebih yang dibuktikan tersebut adalah keyakinan yang 2?? yakin, maka dalil akidah mutlak 2?? menghasilkan keyakinan. $arena itu, banyak ulama menolak <adits Ahd sebagai dalil akidah. Sebab, si'at hadits tersebut yang hanya mampu mengahsilkan dhann. 1i antara ulama yang menolak <adits Ahd sebagai dalil akidah adalah maghab fanafi, M(liki, $y(fi/i dan fambali .dalam satu riwayat/. Semuanya berpendapat, bahwa <adits Ahd hanya bisa men%apai derajat dhann, tidak sampai pada derajat ya/9n.2: Ini tentu bisa dimaklumi, karena dalil tersebut hanya bisa menetapkan di bawah 2?? keyakinan, dan tidak sampai 2??. )adahal akidah harus 2?? yakin. Adapun dalil yang bisa menghasilkan keyakinan dengan yakin 2?? dan berhasil membentuk akidah, dua ma%am* 2. Dal9l a/li bukti yang dibawa oleh akal, dan bukan bukti yang di'ahami oleh akal. -ang dimaksud dengan bukti yang dibawa oleh akal adalah bukti yang bisa dijangkau oleh akal, ketika bukti tersebut dihasilkan oleh akumulasi dari realitas, penginderaan, otak dan in'ormasi awal. Misalnya, bukti bahwa al"#ur an adalah kalam Allah adalah bukti yang dibawa oleh akal, bukan bukti yang di'ahami oleh akal. Ini setelah realitas gaya bahasanya diindera oleh penginderaan manusia, lalu dibandingkan dengan gaya bahasa manusia, maka dari sana bisa disimpulkan bahwa al"#ur an bukan lah kalam manusia, tetapi kalam Allah S8,.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
:. Dal9l na/li bukti yang di'ahami oleh akal melalui proses penukilan. Misalnya, bukti bahwa di surga ada bidadari yang menjadi isteri manusia, yang mereka selalu disu%ikan oleh Allah, adalah bukti yang di'ahami oleh akal manusia melalui proses penukilan, bukan bukti yang dibawa oleh akal. $arena realitasnya hanya bisa di'ahami, tetapi tidak bisa dijangkau oleh indera manusia. Mengenai tema pembahasan keimanan yang diyakini dengan dalil *a/li ada tiga ma%am* 3ertama, iman pada adanya Allah S8,. edua, iman pada al"#uran sebagai kalam Allah S8,. yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad. etiga, Muhammad adalah utusan Allah. $etiga tema pembahasan ini wajib dibuktikan dengan dalil *a/li, karena ketiganya memenuhi keempat komponen akal di atas. Bukti bahwa Allah S8,. Maha Ada sesungguhnya dapat dibuktikan melalui sesuatu yang ada. $arena, adanya benda"benda yang nampak, yang dapat diindera, sebagai konsekuensi dari adanya .!at lain adalah sesuatu yang jelas. Sedangkan apa saja yang diadakan oleh yang lain mempunyai si'at memerlukan pada yang lain juga merupakan sesuatu jelas. 1emikian halnya apa saja yang memerlukan pada yang lain merupakan %iptaan Sang )en%ipta adalah jelas. Sebab, dengan keberhajatannya pada yang lain sekaligus membuktikan, bahwa ia adalah makhluk .%iptaan/. $arena dia memerlukan pada !at lain yang ada sebelumnya. $arena itu, dia pasti tidak a!ali. Se%ara alami, benda yang satu memang memerlukan pada benda yang lain, sehingga masing"masing bisa saling memenuhi kebutuhan masing"masing. ,etapi ini tidak berarti, bahwa se%ara keseluruhan benda" benda tersebut tidak memerlukan lagi pada yang lain. Ini adalah kongklusi yang salah. Sebagai %ontoh, sperma laki"laki dengan sel telur wanita untuk menjadi janin harus ada rahim agar dapat dibuai hingga menjadi zyg-t. Setelah itu baru bisa menjadi janin. Ini tidak berarti bahwa satu benda dengan benda lain itulah yang dengan sendirinya bisa membentuk zyg-t, sampai menjadi janin. Sebab, di sana ada kh.shiyah yang di%iptakan oleh Allah yang kemudian menentukan proses berikutnya. Antara lain, jika sperma laki"laki itu diambil kh.shiyah-nya sehingga menjadi lemah, misalnya, maka sperma tersebut tidak akan pernah bisa bertemu dengan sel telur wanita. 1ari sini, kita menemukan ada laki"laki yang mandul atau sebaliknya, ada wanita yang mandul. Ini semuanya berkaitan dengan kh.shiyah sperma atau sel telur yang di%abut oleh Allah. 1isamping itu, dalam struktur sel sperma laki"laki dan wanita ada sunnatullah yang tidak bisa dilampaui oleh manusia. Ini terbukti melalui proses eksperimen bayi tabung, yaitu adanya jumlah kromosom sebanyak :> :> = kromosom, yang terdapat dalam sel sperma laki"laki dan sel telur wanita dalam proses terjadinya pembuaian. 9ika jumlah kromosom selnya kurang, maka proses pembuaian tersebut pasti tidak akan berhasil. Masalahnya adalah siapa yang menentukan jumlah kromosom tersebut sehingga harus = kromosom? Apakah sel sperma laki"laki atau sel telur wanita? ,entu saja bukan keduanya, melainkan kekuatan di luar dari keduanya. Siapa? Apakah manusia yang lain? ,ernyata tidak juga. 1ialah Allah, 0at -ang Maha $uasa, yang menentukan semuanya tadi. $arena itu, dalam nas al"#ur an banyak ayat yang memerintahkan kita agar melakukan renungan mengenai kejadian manusia, alam dan kehidupan. ,ujuannya adalah untuk membuktikan adanya Allah S8,.*

D j DG D B\eD Bp& @ IY U B F en B d Rl F I @SV F HI F @ L 82aka, hendaklah manusia merenungkan mengenai dari apa dia di$iptakan. 3'.$. Aj-Th(ri) .4. D BQFTI BS_@j@L D c D BuFen D BOIBCBpBg& @ I B\ B I B Is Dh Dh R QHI|BQFT_ U[ @ I B\ B Fp^ F Vb B [ F FyG B F HI|

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia di$iptakan, dan pada langit, bagaimana ia ditinggikan dan pada gunung, bagaimana ia dihamparkan. 3'.s. Al-Gh(syiyah)*i-*+4. Sampai di sini, manusia telah mampu membuktikan dengan akalnya, bahwa Allah S8,. itu Ada, karena banyaknya bukti yang se%ara empiris membuktikan eksistensinya. Namun, apakah ini hanyalah terbatas pada pemikiran saja, bahwa 1ia Ada, karena makhluk"Nya, bukan karena benar"benar ada? $arena kenyataannya, Allah memang tidak pernah bisa dibuktikan bentuknya. $arena itu kemudian banyak orang menjadi ka'ir setelah beriman, dan terjerumus dalam penolakan eksistensi tuhan, lalu menjadi atheis. Memang, 0at Allah mustahil dijangkau oleh indera manusia, karena keterbatasan kemampuannya untuk melakukannya. ,elinga dan mata yang menjadi indera manusia yang paling peka dan mempunyai daya kemampuan yang jauh, misalnya, tetap mempunyai keterbatasan. ,etapi, masing"masing indera tersebut bisa mengindera suara dan benda yang mampu dijangkaunya. ,elinga hanya mampu menjangkau gelombang suara sejauh beberapa meter saja. 1emikian juga dengan mata. )ertanyaannya sekarang adalah, apakah semua benda yang tidak dapat dijangkau oleh mata dan telinga itu dianggap tidak ada? ,entu tidak. $arena itu, Allah men%iptakan akal, hati dan pikiran sebagai kekuatan yang diberikan oleh Allah kepada manusia agar mampu menjangkau hal"hal yang tidak dapat dijangkau oleh penglihatan dan pendengarannya. 1engan akal, hati dan pikiran inilah manusia bisa menjangkau eksistensi 0at, Allah S8,. ketika !at" Nya dianggap gaib oleh mata, telinga dan alat indera yang lain. )adahal, kegaiban 0at S8,. itu hanya berarti bahwa 0at tadi tidak bisa dijangkau oleh indera manusia, dan bukan gaib dalam arti tidak ada. $arena banyak hal yang eksistensi !atnya gaib dari penglihatan, tetapi ada. 3ontohnya, ketika sebuah pesawat, melintas di atas rumah kita, maka kita hanya mampu mendengarkan suaranya, sedangkan !atnya tidak bisa kita jangkau. Mungkin karena mendung atau karena 'aktor"'aktor lain. Namun, benarkah pesawat yang tidak dapat dijangkau oleh mata itu berarti tidak ada? ,entu tidak demikian. -ang benar adalah, bahwa !at pesawat tersebut ada dan benar"benar ada, bukan hanya ide atau imaginasi saja, karena bisa dibuktikan melalui adanya suara pesawat tersebut. Sebab, bukti eksistensinya ada pada suaranya, sementara akal kita membuktikan, bahwa tidak ada benda lain yang bisa mengeluarkan suara seperti itu ke%uali pesawat. Meskipun !atnya gaib dari jangkauan indera mata kita. 1emikian juga dengan eksistensi 0at Allah S8,. 0at tersebut tidak bisa dijangkau oleh mata dan telinga, ataupun indera"indera yang lainnya. $arena itu, kemudian disebut gaib dari jangkauan indera manusia. ,etapi dengan akalnya manusia dapat membuktikan, bahwa eksistensi 0at tersebut benar"benar ada. Ini dibuktikan dengan banyaknya bukti yang tidak terhitung jumlahnya. -ang paling menarik untuk kita renung adalah pernyataan Allah di dalam surah al"Baarah*

D BgI`F\ DBa R FT& D BOIBIBJIS UVBB DiBpIVb B i@cByIVl B j B BpIW] B IWCBl B I F DBOIS 8Sesungguhnya Allah tidak merasa malu untuk membuat $-nt-h apapunI baik lalat ataupun yang lebih ke$il lagi darinya. 3'.s Al- aarah) 104. Allah tidak merasa malu pada siapapun untuk membuat %ontoh, baik lalat ataupun binatang yang lebih ke%il dari lalat. Sebab, siapa yang bisa menandingi Allah? Manusia dapat membuat pesawat dengan berbagai bentuk, tetapi apakah manusia bisa mengobati lalat, jika lalat tersebut sakit atau menghadapi kematian,

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
karena terlalu ke%il. Subhana1l.h. 1i sinilah kemahabenaran Allah. Allah S8,. tidak malu pada siapapun, termasuk manusia. Sebab, tidak ada yang mampu menandingi kehebatan Allah. Semuanya ini membuktikan, bahwa eksistensi 0at Allah tersebut benar"benar ada, dimana eksistensi tersebut dapat dibuktikan oleh manusia dengan akalnya melalui berbagai keajaiban makhluk"Nya. $eajaiban itu tidak bisa di%iptakan oleh yang lain ke%uali oleh"Nya. $eajaiban itu juga sekaligus membuktikan bahwa eksistensi 0at"Nya benar"benar ada. Akan tetapi jika manusia memikirkan dengan akalnya, pada akhirnya akan sampai pada pertanyaan mengenai hakikat !at Allah. )adahal ini mustahil dijawab se%ara rasional oleh manusia. $arena itu, masalah tersebut hanya mampu diterangkan oleh nas al"#ur an, bahwa 1ialah !at -ang Maha A!ali.

D _ D i @ FyIi B I PsZ UY B I R BHI z` D \FeM F VBtQH F VRQH_ F oHD _ B @q_ B I @N B I@jq B I@jn B I@_ B @q& &Dialah ;ang 2aha A"al, ;ang 2aha Akhir, ;ang 2aha 1ahir, ;ang 2aha =atin dan Dia 2aha Tahu atas segalanya.( 3'.s. Al-fadd) ,4.
4ntuk menjelaskan ayat ini, bisa diuraikan, bahwa !at"Nya tidak bisa disamakan dengan makhluk, yang karena itu tidak mempunyai %iri"%iri seperti makhluk. $arena itulah, kita wajib mensu%ikan"Nya dengan anggapan"anggapan dan asumsi"asumsi yang menggunakan standar makhluk. 0at tersebut juga bukanlah )en%ipta 1iri"Nya .kh.li/ li nafsihi/ sendiri, sehingga pada saat yang sama menjadi al- h.li/ dan makhluk sekaligus. $arena hal itu merupakan sesuatu yang mustahil. Sebab, jika 1ia menjadi makhluk, berarti 1ia mempunyai si'at"si'at makhluk. ,entu saja ini merupakan hipotesis yang batil. $arena itulah, maka !at tersebut adalah 0at -ang Maha A!ali, -ang Maha 8ujud dengan sendiri"Nya . ".jib al-"uj0d/, dan tidak memerlukan sedikitpun pada yang lain, -ang Maha Su%i dari asumsi dan anggapan siapapun dengan Standar makhluk"Nya.

DE U BSi@ @ & B I|BQVc B Bf_ B t RM F BOIVb B I@rBdV 82aha Su$i dan Tinggi Allah dari 'anggapan( apa saja yang mereka gambarkan. 3'.s. AlAn/(m)*kk4.
Setelah menyakini eksistensi dan !at"Nya se%ara rasional , berikutnya adalah mengimani al"#ur an sebagai kal.mu-1l.h. 1alil mengenai al"#ur an, bahwa ia merupakan 'irman Allah adalah dalil *a/li. Sebab, realitasnya dapat diindera. 4ntuk membuktikan realitas tersebut ada tiga hipotesis yang bisa digunakan untuk membuktikan hakikatnya. 3ertama, al"#ur an adalah kal.m al-Arab .gaya bahasa orang Arab/. edua, al"#ur an adalah kal.m 2uhammad .gaya bahasa Muhammad/. etiga, al"#ur an adalah kal.mu-1l.h .'irman Allah S8,./. Mengenai hipotesis yang pertama, bahwa al"#ur an adalah gaya bahasa orang Arab adalah jelas batil. $ebatilannya bisa dibuktikan melalui ketidakmampuan orang Arab untuk membuat satu surat atau surat yang setara dengan al"#ur an. Sedangkan al"#ur an terus menantang mereka dari dulu sampai sekarang, tetapi tantangan itu tidak pernah bisa mereka wujudkan. Allah S8,. ber'irman*

Dl Dh R BdIVb @ IS Dl D FT_ DM D^ Ur B I|BeM B IVBLQD z^ z O B i@FyIHi@fDBpIVBdK B I`FpIY D @aL Rl F Fe F IN F Im Ft F I B& www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Dan jika kamu ragu terhadap apa yang ami turunkan kepada hamba ami, maka buatlah satu surat saja yang sama dengannya. 3'.s. Al- aarah) 1,4.

Dl D HI BSi@Qi@uBO D c Ur @ Ij B FyIHi@fDBpIDs@I@xHj B Bap F Fe F I^ BE z i F 8 atakanlah '2uhammad() *=uatlah sepuluh surat yang sama sebagaimana yang dituduhkan itu. ( 3'.s. fd) *,4.
Al"#ur an adalah kitab su%i yang diturunkan dengan bahasa Arab, yang bahasanya merupakan bahasa mereka. ,etapi anehnya pilihan kata"kata yang ada di dalamnya baru, yang tidak biasa digunakan orang pada waktu itu. Begitu juga dengan makna dan gambaran yang dikemukakan dalam susunan kalimatnya adalah sama sekali baru sehingga mustahil diu%apkan oleh siapapun, karena memang benar"benar baru. )adahal, se%ara umum bahasa adalah alat untuk mengungkapkan sesuatu. Biasanya alat untuk mengungkapkan sesuatu itu sesuai dengan in'ormasi atau kebiasaan yang berkembang pada !amannya, tetapi anehnya al"#ur an tidak seperti itu. Bahkan di antara mereka ada yang tidak mengerti maknanya. Inilah yang dialami oleh 4mar bin al"$hattb. 2>? $etika berkutbah di atas mimbar sambil memba%a ayat*

D B @l @ BQIVWMVBal UY F _ DZ Bd DZ F Vc B IY B& 8Dan ia untuk kesenangan dan untuk binatang-binatang ternakmu. 3'.s. Abasa) ,*-,14.
Beliau mengatakan* 2engenai lafadz akihah ini saya sudah tahu, tetapi lafadz Abba ini apa maksudnya: $emudian beliau termenung sendiri, lalu mengatakan* #ni adalah tindakan takkallu' 'memaksakan diri(, "ahai 5mar, padahal kamu tidak tahu, "ahai putra ibunya 5mar. Apakah kamu tidak tahu apa makna Abba: 6arilah sesuatu yang memberi penjelasan kepadamu dari itab ini, lalu laksanakanlah. Dan apa yang tidak kamu ketahui, maka serahkanlah kepada Tuhannya. 1i sinilah letak kemu ji!atan al"#ur an, ketika bahasanya merupakan bahasa mereka dan selalu mereka gunakan, tetapi sangat mengherankan jika mereka sendiri tidak bisa memahami maknanya, lebih" lebih menyusun dengan susunan yang setara dengannya. $arena itulah, juga mustahil jika al"#ur an adalah gaya bahasa Muhammad, +asulullah saw. Sebab, beliau saw. adalah orang Arab jika beliau saw. orang Arab, sementara orang Arab tidak mampu membuatnya, maka demikian juga dengan beliau saw. pasti juga tidak mampu membuatnya. Bukti lain adalah, bahwa beliau saw. mengeluarkan kata"kata dan kalimat dari mulut yang sama, yaitu al"#ur an dan <adits, tetapi hasilnya benar"benar berbeda. )adahal masing"masing keluar dari sumber yang sama namun susunannya berbeda. )adahal, biasanya orang berbi%ara, bahasa dan kata"katanya pasti sama. $arena itu, ini sangat mengherankan ketika ada dua hal keluar dari sumber yang sama, hasilnya berbeda. Al"#ur an, misalnya, susunanya jelas lebih indah dan jauh berbeda dengan <adits. Semuanya ini membuktikan, bahwa hipotesis kedua, bahwa al"#ur an adalah gaya bahasa atau buatan Muhammad saw. adalah batil. Maka, hanya ada satu hipotesis yang benar, yaitu bahasa al"#ur an adalah 'irman Allah S8,. yang su%i dari %ampur tangan manusia, apalagi dikurangi dan ditambah"tambah. Sedangkan mengenai tuduhan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
pengikut Syi ah #m.miyah #tsn. *Atsariyyah, bahwa al"#ur an yang ada sekarang ini kurang, akan dibahas dalam pembahasan berikutnya.2>2 Mengenai keimanan pada $itab"kitab yang lain, karena realitasnya tidak dapat diindera, maka realitas tersebut tidak bisa dibuktikan dengan dalil *a/li. Maka, realitas tersebut hanya bisa dibuktikan dengan nas atau dalil na/li, yaitu al"#ur an atau <adits Mutawtir. Antara lain 2>: 'irman Allah S8,.*

D FyIV D ~\ D d D B g_ P BaZ DK D ByIV b D BQFTIVBLQB I BN l B BOI BN\ B l B QV B F Ir FO F QHIB @ IP B& B FQIVWK D D Bl UVWLb F\ F VBaZ F QH @_ B I 8Dan ami telah turunkan kepada kalian itab ini dengan benar untuk membenarkan itab yang ada padanya serta menghapusnya. 3'.s. Al-M(idah) 2-4.
Adapun rukun akidah lain, yang diyakini dengan dalil *a/li adalah keimanan pada Muhammad sebagai utusan Allah S8,. Sebab, dalil yang berkaitan dengan eksistensi seseorang yang dianggap sebagai Nabi atau +asul adalah kemu ji!atan yang dibawanya, dimana mu ji!at tersebut bisa membuktikan kenabian dan kerasulannya. Adapun mu ji!at yang menjadi bukti kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad saw. adalah al"#ur an. Al"#ur an juga merupakan salah satu mu ji!at bagi kenabian dan kerasulan beliau saw. Mu ji!at tersebut tetap sampai sekarang menjadi mu ji!at. 1isamping itu telah dibuktikan se%ara muta".tir, bahwa Muhammadlah yang membawa al"#ur an dan terbukti, bahwa al"#ur an adalah sumber syari at Allah yang diturunkan dari sisi"Nya. )adahal tidak seorang pun yang membawa syari at, ke%uali bahwa dia adalah Nabi dan +asul. Inilah yang se%ara rasional membuktikan kenabian dan kerasulan beliau saw. Adapun Nabi dan +asul lain selain Muhammad saw., kenabian dan kerasulannya tidak bisa diyakini dengan menggunakan dalil *a/li, namun harus dengan dalil na/li. Sebab, realitas mereka tidak bisa diindera oleh pan%a indera manusia. Misalnya, 2>> dengan 'irman S8,.*

@_ @& B FBCl D ByI@j IK @ _ P B@dIBIr z } B BgI BN\ F Fe@E^ F Ft@ah F FaZ B Ir B Ir B IFVFyI BN l B Is h B_ B H Dl Ur @ ^ @ IN F FeE F 8Semuanya beriman kepada Allah, 2alaikat-malaikat-,ya, itab- itab,ya, !asul-rasul-,ya. '2ereka menyatakan() * ami tidak membedakan antara sese-rang pun 'dengan yang lain( di antara !asulrasul-,ya. 3'.s. Al- aarah) 1-.4.
,iga rukun akidah inilah yang bisa dan harus diyakini dengan dalil *a/li. Sedangkan rukun iman yang lain, yaitu keimanan pada Malaikat dan <ari $iamat, harus menggunakan dalil na/li, baik berupa al"#ur an maupun <adits Mutawtir. $arena realitas masing"masing rukun iman tersebut tidak bisa dijangkau oleh pan%a indera manusia. Mengenai dalil keimanan pada Malaikat adalah 'irman Allah S8,.*

D_ D_ D A D _ D N Bb Dl RZ B F C U BN\P\FtRLQH_ F VBaZ F QH FZ F oHI F B Q_ B I B I B Ij B IFVFyI BNl B IN B& F DiB\QH B QH B H B IRjFtQHI F n 8Akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu adalah kebaktian -rang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, 2alaikat-malaikat dan ,abi-nabi. 3'.s Al- aarah) *ii4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com D FyIVb D @Q_@g_ D _ B FBCb B & D FuQV U F F QHIi W FVBIY B I@Z B Ii B @qIRFTIBrBQFTIBI@rRdBgI@JIBK F eD c F B QH Allah menyatakan, bah"a tidak ada Tuhan melainkan Dia, ;ang 2aha 2enegakkan keadilan. 2alaikat dan -rang--rang yang berilmu 'juga menyatakan demikian /.( 3'.s. Ali !mr(n) *-4. D A D_ D BOIN @_ D BuBpIj Dl B FBCl UHWK\c @ ^ @ _ B IRs] B IK F ByIWBC] F HI F FeE F Ft@ah F FaZ B Ir B Ir B Ir B IFVFyI Dj@Z B& F DiB\QH B_ B_ F no 8Dan siapa saja yang mengkufuri Allah, 2alaikat-,ya, itab-kitab-,ya serta Hari Akhirat, maka sesungguhnya ia telah tersesat dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya. 3'.s. An-Nis(/) *,04.
Sedangkan keimanan kepada <ari Akhirat, telah dijelaskan dalam banyak nas al"#ur an dan <adits. Nas al"#ur an, antara lain, menyatakan*

BM D BaM D BgIm D OIBI BNO R B g_ UVb B IY D @BQIVBdK B n Fj F oDVFyI BSi@Ll F @ F RQHIS W \FQBgIVWyH B&
8Dan sesungguhnya -rang--rang yang tidak beriman kepada Hari Akhirat, ami telah sediakan untuk mereka azab yang pedih. 3'.s. Al-!sr() *k4.

D [ D _ D [ D BdI^iQHI` RX RK D H_ B FBp& B d @ BpI@VBt B @ _ B } B IVBah B} @ Vb z Fl z Fl B FHi B B_ F Ru F c F H_ F B eb F} F H_ FpIBF@dIH B @ c B QHI B I B IW h B I @ D^BHI B mK B Ik F BpI F QH B DiBOI` B B RQHI[ B DiB\BpWmK F D_ D @fI I BSi] @ j B I@s b B I@~Beb z Fl z Fl Bc D @B DiBpIB~Py^ B I B Dj M B D^BgI|BeM F DBO_ F H_ B IVBFV B B\q B B DiBOB\FdVb B BI B DiBOIY B QH Dl D fIB @L UB\FpVBnIY DZ F I|BkB 82aka apabila sangkakala ditiupkan sekali tiupan dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya seka#i benturan, maka pada saat itu terjadilah Hari iamat dan terbelah langit, karena pada hari itu menjadi lemah dan 2alaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru. Dan pada hari itu delapan 2alaikat menjunjung Singgasana Tuhanmu di atas mereka. 3ada hari itu, kamu dihadapkan 'kepada Tuhanmu(, tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi 'bagi Allah(. 3'.s. Alf(ah) *,-*-4.
1isamping ayat di atas, ada juga hadits yang diriwayatkan oleh Bukhri dari Ab- <urayrah ra. yang menyatakan*

6 :8^@ DI 6 8^H@ 6e ; 8;I 6 D>H@ 6 D>@ 6u;R@ Du: 5 6 ;<W 6D U D H@ 8 F 8 8 8}G 8 8:;Z} 8 8v| 8 ; E ; E ; E ; 8:8^@ DI ; H@ ; 8?
www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8#man itu adalah keyakinan pada Allah, 2alaikat-,ya, itab-kitab,ya pertemuan dengan-,ya serta 'keimanan kamu( kepada !asul-rasul-,ya dan keimanan kamu kepada Hari ebangkitan. 2>= $eimanan pada <ari $iamat tidak hanya terbatas meyakini bahwa <ari $iamat adalah hari akhir, tetapi juga meliputi* 2. eyakinan, bah"a Hari iamat merupakan "aktu berakhirnya semua eksistensi makhluk $iptaan Allah S+T. di dunia. Semua yang ada dibinasakan, kemudian Allah menghidupkan kembali mereka, meskipun telah menjadi berkeping"keping, sebagaimana Allah akan mengembalikan nyawa mereka. irman Allah S8,.*

D F\ D@OIN D BgI Dl B d R l Um R BgIVBqB zj B _ B I` B VB& F RQHIVB\F\ D@OI Ds@Y \l F^ F _ F QHI` B IA B I B q B VBc B I 8Dan ada yang bertanya) *Siapakah yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang yang telah ber$erai-berai) * atakanlah '2uhammad() *;ang 2enghidupkannya adalah Zat ;ang telah men$iptakannya pertama kali. 3'.s. (sin) i--i+4.
:. eyakinan bah"a pada hari itu manusia akan diberi $atatan amal perbuatan mereka ketika di dunia. Allah S8,. ber'irman*

D A Dl D @d_ D FTIRsh @ L @_ @ I`FpI@xj B QD BgIS UHW^i B FVBI@xVBLl D B d F I Fl F Fu@LM B Ir B& z V B I@xVBueD BOIVWyVBah B VB\FuQHI B DiBOI@rBQI@j F k 8Tiap -rang telah ami kalungkan $atatan amal perbuatannya di lehernya 'masing-masing(, dan ami akan keluarkan untuknya pada Hari iamat itu satu $atatan yang akan menemuinya dalam keadaan terbuka. 3'.s. Al-!sr(/) *,4.
6rang"orang yang beriman akan diberi kitab %atatan amal perbuat"an mereka, dan mereka akan menerimanya dengan tangan kanannya. Sedangkan orang"orang ka'ir akan menerimanya dengan tangan kirinya*

D l IVWyV B }I B V B @OI B Di BBpr F @ E F FL\b F B\FyI@rByVBah F I` B Ff_@gIN B IV RlBBp& D BO_ D BOI B Di Dl D BgI|BQFTI @FeBuL D l UHWj\c B I|Be DBO_ B Bpx B _ R B g_ FE F jD F I` F F eq F BO B HW^i@t@Ii@MK B H^ B I@rByVBah B HW^_@j B HWj\ B Ff_@gIN B IVl B Ir F BI 8Sedangkan -rang yang diberi $atatan amal perbuatannya dari sebelah kanannya, dia akan dihitung amalnya dengan perhitungan yang ringan dan dikembalikan pada keluarganya dengan suka $ita. Sedangkan -rang yang diberi $atatan amalnya dari sebelah punggungnya, maka dia akan berteriak) *6elaka.& dan dia akan dimasukkan dalam api yang menyala-nyala 'neraka(. 3'.s. Al-!nsyi() i-*14. D HIA D l @ VBqI@i@uB\BpIr D B\FyVBah r @j B R B Bp& F IH_ F FL\b F B\FyI@rByVBah F I` @ B Ff_@gIN B IV l @ DLBLBI`PdFT D B\FyV B}I z B\ F]H^ z B\M B I F I`FpIi F @ I`PdBgI[ B @Bpr z BCl @ @ D AVR D FpIY D B eE D H_ @ B\FdHBXIVB@pi@@ Dl D B\FyVBah D BQVBOI@i@uB\BpIr D BgIVb r z B\FQVBMI z RL D BQI`FLBa\ D @a B B I`Fp R B g_ F I B_gIY F FQVb F FyI@rByVBah F I` F B\FQVBkQHI B B IHi@eh F OBHI` B B Ff_gIN B IVl B FyIVW\FLBqIHi@yj www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com D Y D EI`PLM D [ @n D BgIVl @ BpI@x_ @ r D BgIY B IVBBa\ D B\dVBe@ D B\FQVl D BQVBOr D B\FyV B IB~BeBqr B I|BLv z Be B IY B QHI B } D B Q_ R @@xie R @@xie F eD EI` F FpIY F F VBuQHI F BdVh F IVl B B \ B I`PLM B BB\] B I^ F X @ @ eE B @ D^ D VBpIVWMH^ DE U@xiZ B B IVBM F I BSi@ct 8Sedangkan -rang yang diberi $atatan amal perbuatannya dari sebelah kiri, maka dia akan mengatakan) *Alangkah baiknya jika saya tidak menerima $atatan amal saya, dan tidak tahu mengenai perhitungan amal saya. Seandainya saja kematian di dunia menjadi pemutus 'yang menyelesaikan segalanya(. Harta saya sekali-kali tidak bisa memberi manfaat kepada saya. Telah hilang kekuasaan dari saya.& 'Allah berfirman() *Tangkap dia, dan belenggulah, kemudian masukan ke dalam api neraka yang menyala-nyala lalu ikatlah dengan rantai besi yang panjangnya tujuh puluh hasta. 3'.s. Alf(ah)l+-,14.
>. eyakinan bah"a surga dan neraka adalah benar sebenar-benarnya, bukan imaginasi. Surga adalah tempat yang di$iptakan untuk -rang--rang mukmin yang tidak akan dapat dimasuki -leh -rang--rang kafir. Allah S8,. ber'irman*

D K @ i RM R QHIVB] U BN\FuRab @ DjM B I z RL B _ F @gI @ D^BHD _ @ eD FQI B IH Bb B& B 8Dan surga yang luasnya antara langit dan bumi yang disediakan kepada -rang--rang yang berta/"a. 3'.s. Ali !mr(n)*,,4. D B eM D BNl D V @ B D BgI R FTIHi@QVBI@JIY B QHI| B ^ D B eM R } U BNOj B IVb B IHi@\FpBgIS B IBJIS B IVb B QHI B B DBgI^V B DBgIBXVBd_ Rl F I D_BgI F Vb F IVBL\ F RL @Z B& B @l Bj B QHI F FpVZ F RLQHI @V 8Dan para penghuni neraka itu memanggil-manggil penghuni surga. *1impahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang diberikan -leh Allah kepada kamu.& 2ereka menja"ab) *Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya untuk -rang--rang kafir. 3'.s. Al-A/r(f) .k4. D ~eD Ff& @ ^i Dl Dl B IN UVW\FuBfI BSVh B QHIB F VBtM F IN F I B IVBdX F @dI`FaRQHI@RL 8#tulah surga yang ami "ariskan kepada hamba ami yang berta/"a. 3'.s. Maryam) 0,4.
6rang"orang mukmin juga tidak akan pernah abadi di dalam ne"raka. Allah S8,. ber'irman*

D B@tRL D RFTIVBqBC DBOIB& Rh D BHI D BHIV B I U|Buf B @\E B _ B F RQH|Bu B |RQi B Bf_ B I
8Tidak akan memasukinya, ke$uali -rang yang amat $elaka, yang biasa berdusta serta ingkar dan dijauhkan dari -rang yang paling berta/"a. 3'.s. Al-%ayl) *.-*i4. Allah S8,. akan memasukkan orang Islam yang dikehendaki"Nya, yaitu orang yang dosa besar dan kejelekannya lebih besar daripada dosa ke%il dan kebaikannya. Mereka kemudian dikeluarkan dari sana dan dimasukkan ke surga. Allah S8,. ber'irman*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com DM DM D @fIVl @ eD n @ FfVBP\E @L Dl D @d_ D FT& B IWCn B @dI@rL B IHi@tFLBa DBfIS B K U Vb B I DjPZ B I BS DiBL DZ DZ B IY DZ B FVBth F K @ IY W Oj B IY B Ij F h 8Apabila kamu menjauhi d-sa-d-sa besar di antara d-sa-d-sa yang yang kamu kerjakan, nis$aya arni akan hapuskan kesalahan-kesalahan 'd-sa-d-sa ke$il kamu( dan ami akan masukkan kamu ke tempat mulia 'surga/.( 3'.s. An-Nis(/) ,*4.

D Rn D BgIVl Dl B IN D B\q UB\l B I^VBdr B X R B g_ F V} F IVl @ Bp@r@LOH B BO_VB Bl B& B IBH^ B_ B I[ B IVl F qI@rl F i 8Dan adapun -rang yang ringan timbangan 'amal kebaikan(-nya, tempat kembalinya adalah neraka H."iyah. Dan tahukah kamu apakah H."iyah itu: ';aitu( api yang panas. 3'.s. Al-'(ri/ah) --**4.
=. eimanan kepada nikmat surga, bah"a kenikmatan itu memang benarbenar bisa dirasakan, dan penghuninya bisa makan, minum, berpakaian dan merasakan kenikmatan-kenikmatan yang lain. Allah S8,. ber'irman*

D B Fy BS_K D @OIB_ DM Dl R B_ KQD _I @ K @ ReBkl B BaBOIVb D BIY D B eM j B I BSiM B I @i@BO& z B h z Hi B @OIBN D Rl F I F VBp_ Fl F I @ ISHB B BS_@jR\k B BSi@p B IVBL B IBO^V B I Bh F DBQ_ F\ z \c B IN z Dh z \ F Y F L F ByBg_ D Db D BOIVb D eQHIV B IVb B N\ M D BOIHi@dVh U BSi@eb W HB B Si D B h Rl F I^i@}_ F B BSi@Ba F Bl Bc B FyI B QHI F @ LZ F @ Q 82ereka dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda dengan memba"a gelas 'piala(, $eret dan minuman yang diambil dari air yang mengalir. 2ereka tidak pusing karenanya dan tidak mabuk. Dan buahbuahan dari apa yang mereka pilih, serta daging burung yang mereka inginkan dan 'di dalam surga itu( ada bidadari-bidadari yang bermata jeli bagai mutiara yang tersimpan baik sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. 3'.s. Al-(i/ah) *i-124. D BFa DBfIN D BHIV B IN D @Q_ D l D l Dl D @OIBJIS R FT& VB\FpIY @ VBtFQ_ B _ z Bq z VRL D @ E B _V B @OI@^VBd B I B FQVRQHIHi@eb F I^ F IVB\FpI BS DiRe F Ij F V FM F RQHI@sn F K B IHW@Q B I B IHi@Ll B I BNO B H F BEBgIN F DBfI Uj Oj B F } 8Sesungguhya Allah memasukkan -rang--rang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga, yang di ba"ahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. 3'.s. Al-fa) 1,4. DE @ I Dl B IY j @L D BaE D F T_ R FpIN UHW^i@BIVWyHj @ _ @ I @VB\FIY z B D @y^ B IY D @qVBuE B _ B _V B BgIHie} B t D @B\FQVBM& F I^ B I B I B Ij Dn z K F E 82ereka memakai sutera halus yang hijau dan sutera tebal yang dipakaikan kepada mereka gelang yang dibuat dari perak, dan Tuhan memberi minum kepada mereka minuman yang bersih. 3'.s. Al!ns(n) 1*4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com D B eM @_ D BePQ B IVB\FpI BS D_j B IB_ D B eM V B@pi@@I[ B IWB\FdHBX_ B IVB\FpI BN\FZ D D D B BOIBI~ B BHI| B _ B IH_@jBt B IVb D @qHB B _ F IY F FH^ F Ral @ HWjOj B IVB@QBC B HWjOj B IVWb B IWRL B& F\ B FyIY F B l F } B Df D D g_ D dVh Dl Dl R BI B I D B eM R FpIN R FpIN UHWjOK B I @VB@O_ z z Hi z z B\FdFyIY B O^H B O^H D F uBfIVBq_@^K F Ij F I B Bj B BI[B Bh B I B WC\FQB F\ F i F i 8Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka 'dengan( surga dan pakaian sutera di dalamnya, sambil duduk bersandar di atas permadani. 2ereka tidak merasakan di dalamnya panasnya matahari dan tidak pula dingin yang menusuk dan naungan 'p-h-n-p-h-n surga itu( dekat dengan mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahya dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala yang bening laksana ka$a. ;aitu, ka$a-ka$a yang dibuat dari perak yang telah ditentukan untuk mereka dengan sebaik-baiknya. 3'.s Al-!ns(n) l1-*04.
. eimanan, bah"a azab neraka benar-benar dapat dirasakan. 3enghuninya akan merasakan berbagai azab. Allah S8,. ber'irman*

D Bf_ Dl B U^ @ VRLQHIY @ I| B D @@e\FyHj BE B & F BIN F IY @ @Bqi@_ B IS z Hj 83akaian mereka terbuat dari pelangkin 'ter( hitam. Dan "ajah mereka ditutup -leh api neraka. 3'.s. !br(hm) .k4. D B g_ D B aM D BgIVRdFT& B eD FQIVBdK UHWj\c B _ B E B I BNOj FE F BCE B IWBCv B Is F FpVZ 8Sesungguhnya ami sediakan untuk -rang--rang kafir rantai belenggu dan neraka yang menyalanyala. 3'.s. Al-!ns(n) 24. R QHIBmj R FT& B IS UAi B B F 8Sesungguhnya p-h-n Za/um adalah makanan -rang--rang yang berbuat banyak d-sa. 3'.s. AdDukh(n) 2,4.
Inilah gambaran se%ara global mengenai keimanan pada <ari Akhir yang dinukil melalui dalil"dalil na/li. Semuanya bisa memberikan gambaran dengan jelas dan tegas akan hakikat Akhirat yang sesungguhnya. $elima masalah di atas, yaitu keimanan kepada Allah S8,., Malaikat, $itab, +asul dan <ari $iamat merupakan rukun iman yang wajib diyakini oleh seorang muslim. Sedangkan masalah #adha dan #adar yang dibahas oleh Ahli $alam, maupun yang tertuang dalam <adis Nabi bisa dijelaskan sebagai berikut. Masalah #adha dan #adar yang dibahas oleh Ahli $alam sebenarnya bukan merupakan rukun iman. Sebab, tema pembahasan yang dibahas di dalamnya merupakan pembahasan yang berbeda dengan tema pembahasan %adh.& atau %adar dalam al"#ur an. 3ertama, al"#ur an maupun <adits tidak pernah menggunakan istilah tersebut menjadi satu kesatuan, yaitu #adha dan #adar, meskipun hanya sekali saja. ,etapi, yang digunakan oleh al"#ur an maupun <adits adalah %adh.& ataupun %adar saja, dan digunakan se%ara terpisah. ,ema pembahasan #adha dan #adar yang dibahas oleh Ahli $alam adalah tema pembahasan tentang &keputusan yang menyeluruh se%ara global saja(, atau &yang menyeluruh se%ara global dan rin%i(, dan begitu seterusnya. ,ema pembahasan yang sebelumnya telah dikenal sebagai pembahasan 'ilsu' -unani.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
9adi, istilah #adha dan #adar tersebut merupakan istilah baru. $arena sebelum lahirnya Ilmu $alam, istilah tersebut belum pernah digunakan.,idak pernah terdengar, bahwa istilah tersebut telah digunakan oleh para sahabat. Istilah ini populer justru setelah abad pertama hijriyah, yakni setelah masuknya pengaruh 'ilsa'at -unani ke dunia Islam, serta penaklukan wilayah Syam dari tangan orang"orang Nasrani. Sedangkan <adits yang menerangkan #adar, yaitu hadits yang diriwayatkan dari 4mar bin al" $hattb*

8#man adalah keyakinan kamu kepada Allah, 2alaikat-,ya, itab-,ya, !asul-rasul-,ya, Hari Akhir, serta keimanan kamu kepada %adar, buruknya 'dari Allah(. 3f.r. Muslim, Ab D(wd, An-Nas(/i -Tirmgi dari mar bin al-#hajj(b4.2>

6 :8^H 6 ?H@ 6 @ 6e ; U D H@ ; 8;I 6 D>@ 6u;R@ Du: 5 6 ;ZW ;I 6 Q@ 6= {H D U D H@ 8 p; 8p 8 ? 8 8}G 8 8<DvT 8 8 v| 8 6 ; MW ; @ ; @p ; E ; E ; E ; 8:8^@ 8P 8 M 8 t 8 Q ; H@ ; 8?

1alam riwayat lain* D Fy_ D Kc D FyI BNl D _ D FyI BNl D @_ D BuQV D @f_ D @f_ D @fIS D BgI @SVb B _ B FBCl B I^ D ByI D BtQV Db DG x @ ^ @ _ B QV F Pj F jD F Dib F c F F QH F RL F F F eE F Ft@ah F FaZ F B Ix B I B IS B I^V B I B Ir B Ir B Ir B IFVFyI BNl B QHIB B_ BO F HB\ F H F \n F K F RLQH_ 8#man adalah keyakinan kamu kepada Allah, 2alaikat-,ya, itab,ya, !asul-rasul-,ya, serta keimanan kamu kepada Surga, ,eraka, Timbangan amal, keimanan kamu kepada Hari ebangkitan setelah mati, serta keimanan kamu kepada %adar, baik dan buruknya 'dari Allah(. 3f.r. al ukh(ri dari mar bin al-#hajj(b4.2> Semua riwayat hadits di atas bersumber dari 4mar bin al"$hattb seorang, sehingga status hadits tersebut merupakan <adits Ahd. -ang dalam istilah hadits disebut Had9ts @har9b. Sebab, sumbernya hanya dari satu orang, yaitu 4mar bin al"$hattb seorang. Meskipun kedudukan hadits tersebut adalah sahih, namun karena <adits Ahd, maka tidak bisa dijadikan sebagai sumber akidah, sehingga apa yang dinyatakan oleh hadits tersebut tidak bisa dijadikan sebagai rukun akidah. $arena rukun akidah harus /ath&i, atau 2?? yakin. Sedangkan apa yang dinyatakan oleh dalil dhanni tidak bisa membentuk keyakinan 2??. 1isamping itu, makna #adar yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah Ilmu Allah. Bukan #adar sebagaimana yang dibahas oleh kebanyakan Ahli $alam. Mengenai Ilmu Allah, ia wajib diyakini, bukan karena dinyatakan oleh hadits di atas, melainkan oleh nas yang /ath&i. <anya pembahasan ini tidak termasuk dalam pembahasan #adha dan #adar, melainkan masuk dalam pembahasan 0at dan Si'at Allah. Atau termasuk dalam pembahasan rukun iman yang pertama. 1isamping itu, realitas #adha dan #adar yang dibahas oleh Ahli $alam tetap wajib diyakini, meskipun pemahamannya harus diluruskan. Sebab, realitas yang dibahasnya memang benar"benar ada, yang meliputi* .2/ )erbuatan yang tidak bisa dipilih oleh manusia, atau yang dipaksakan terhadapnya .:/ h.shiy.t yang diberikan oleh Allah S8,. pada benda. $arena itu, siapa saja yang mengaku sebagai orang Islam, harus mengimani kelima rukun iman di atas, ditambah dengan keimanan kepada #adha dan #adar. 9ika salah satu dari keenamnya ditolak, maka orang tersebut tidak layak dinyatakan sebagai seorang muslim.
=.Ilmu $alam dan $esalahan Metode 2utakallim9n

9ika akidah Islam de'inisi, realitas dan metode untuk men%apainya telah dikemukakan sebelumnya, maka masalahnya kemudian adalah bagaimana dengan kedudukan Ilmu $alam, metode Ahli $alam .mutakallim9n/ dan pandangan Islarn terhadapnya? 9uga bagaimana status Ahli $alam dan hukum mempelajari ilmunya dalam membangun akidah Islam? Inilah pembahasan yang juga sangat urgen untuk

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dikemukakan di sini agar orang"orang yang memeluk akidah Islam dapat memperoleh akidahnya dengan selamat dan mampu membentengi akidah dari penyimpangan yang tidak disadari. 3ertama, mengenai de'inisi Ilmu $alam Ilmu $alam kedudukannya dalam akidah Islam telah dikemukakan oleh Aj-Tafjag(ni dalam kitabnya, Syarh al-A/.&id an-,asafiyyah, yang menjelaskan sebab" sebab penggunaan istilah #lm al- al.m untuk menyebut #lm at-Ta"h9d* 8 etahuilah, bah"a hukum-hukum syara& antara lain ada yang berkaitan dengan $ara melakukan perbuatan yang disebut &far&iyyah *amaliyyah '$abang perbuatan( dan ada yang berkaitan dengan $ara beriman yang disebut *ashliyyah i&ti/.diyyah& 'pangkal keyakinan(. 7enis ilmu yang pertama disebut #lm as-Syar9&ah "a al-Ahk.m, sedangkan yang kedua disebut #lm at-Ta"h9d "a as-Shif.t. 7ika pembahasannya yang amat masyhur dan tujuannya yang sangat mulia serta mengetahui akidah dari dalil-dalilnya dengan menggunakan al.m 'pr-ses dialektika(. Sebab, yang menjadi tema pembahasannya adalah pernyataan mereka) * al.m itu begini dan begini.& Disamping masalah al.m merupakan pembahasan yang masyhur serta banyak menimbulkan perdebatan dan perselisihan. 7uga #lmu alam ini bisa menimbulkan p-tensi untuk diperdebatkan dalam me"ujudkan ketentuan syara& dan memaksa terjadinya perselisihan seperti 1-gika 2anti/, 2> bagi para filsuf. Disamping karena 1-gika 2anti/ tersebut merupakan ilmu yang pertama kali "ajib dipelajari dan diajarkan dalam alam. #lmu tersebut disebut dengan nama seperti ini '#lm al- al.m(, karena realitas di atas. Akhirnya, istilah ini menjadi istilah khusus dan tidak digunakan untuk yang lain agar bisa dibedakan dengan yang lain. Sebab, ilmu ini terjadi karena adanya unsur dialektik dan adanya pernyataan dua-dua pihak. Disamping itu, ilmu ini merupakan ilmu yang paling diperselisihkan dan diperdebatkan sehingga sangat memerlukan pernyatan -rang--rang yang berselisih dan sanggahan terhadap mereka. ekuatan dalilnya, seakan-akan telah menjadikan #lmu alam dan llmu yang lain, sebagaimana yang dikatakan -leh Ahli alam kepada -rang yang kuat 'hujahnya() *#nilah al.m.& Dan ilmu ini disebut dengan istilah al.m, karena diambil dari lafadz *al-kalm& yang berarti $a$at. #nilah pandangan ulama& dahulu 'mengenai al.m(.AGK Inilah asal usul Ilmu $alam dan mengapa istilah ini digunakan untuk menyebut ilmu tersebut. Namun, uraian Aj-Tafjg(ni di atas belum memberikan deskripsi yang jelas mengenai de'inisi $alm. 4ntuk menjelaskan de'inisi tersebut, Adhuddn Al-!i,2> telah memberikan deskripsi Ilmu $alam dengan* #lmu yang mempunyai kemampuan untuk menetapkan te-l-gi keagamaan dengan menyatakan hujah dan men-lak syubh.t dan jika kita memandangnya salah, kita tidak akan mengeluarkannya dari ulama& al.m. <anya setelah mengkaji 'akta Ilmu $alam, nampaknya de'inisi di atas tidak memenuhi kriteria de'inisi yang sahih. 1e'inisi yang sahih adalah seperti yang dikemukakan oleh !bn #haldn* #lmu yang berisikan argumentasi tentang te-l-gi keimanan dengan dalil-dalil l-gik, serta sanggahan terhadap ahli bid&ah yang melakukan penyimpangan akidah dari mazhab salaf dan ahlussunnah.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1engan demikian, kedudukan Ilmu $alam dilihat dari aspek pengambilan kesimpulan melalui dalil al" #ur an dan as"Sunnah merupakan bagian dari #lm Ta"h9d atau #lm 5sh0l ad-D9n. 4ntuk memahami metode Ilmu $alam dan kesalahannya bisa disimpulkan dari de'inisi ulama Ilmu $alam di atas, dimana Ahli $alam senantiasa bersandar pada metode pembahasan rasional tanpa batas, dengan teknik ber'ikir 2anti/. -ang semuaya ditempuh dalam rangka menetapkan akidah dan bukti"bukti akidah.2=? 4ntuk mengetahui lebih jauh kesalahan ilmu ini, bisa dirujuk buku Koreksi atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam , karya Mohammad Magh'ur. 1ari uraian di atas, nampak bahwa Ahli $alam telah melakukan kesalahan di bidang akidah. Meskipun semuanya tadi dilakukan dalam rangka menguatkan dakwah Islam dengan %ara mempertahankan diri dari serangan kaum Nasrani Nestorian, 9a%obit dan Mulkanean yang menggunakan senjata 'ilsa'at -unani. Namun demikian, kesalahan tetap kesalahan. -ang ada akhirnya justru ketidakmampuan ilmu tersebut untuk mengantarkan pada tujuan yang diinginkan, yaitu menguatkan dakwah Islam dengan menguatkan pemahaman akidah yang sahih. Sebaliknya, mereka justru telah melemahkan bangunan akidah Islam dan dakwah kepada Islam. Berdasarkan hasil analisis terhadap pandangan Ahli $alam tersebut, maka metode mereka bisa diuraikan sebagai berikut*2=2 2. Metode mereka bersandar kepada 1-gika 2anti/ dalam membangun argumentasi"argumentasi akidah. :. )embahasan mereka telah melampaui batas dari pembahasan di seputar masalah yang dapat dindera hingga pembahasan dalam masalah yang tidak bisa diindera. >. Memberikan ruang untuk akal dalam membahas masalah yang ada, tanpa batasan yang jelas, baik masalah yang dapat dijangkau oleh indera maupun tidak. =. Menjadikan akal sebagai asas dalam membahas semua masalah keimanan. . Menjadikan perselisihan 'ilsu' dalam pembahasan 'ilsa'at sebagai asas pembahasan mereka. 1ari uraian di seputar metode pembahasan mereka di atas, bisa disimpulkan adanya beberapa kesalahan metode dalam pembahasan mereka, antara lain* 2. Menjadikan 1-gika 2anti/ sebagai asas ber'ikir, dan bukannya penginderaan terhadap objek permasalah. )adahal seharusnya metode penginderaanlah yang wajib dijadikan sebagai asas ber'ikir. Ini tentu salah. 3ertama, hal ini akan mewajibkan setiap orang Islam untuk mempelajari #lm al-2anthi/ ketika hendak mendalami akidah. $arena #lm al-2anthi/ disini kedudukannya sama dengan ilmu nahwu dalam kaitannya dengan teks Arab. )ara sahabat juga tidak pernah membangun akidah mereka hingga kuat dengan menggunakan #lm al-2anthi/, sehingga ilmu tersebut tidak pernah mereka perlukan dalam membangun argumentasi teologis mereka. Ilmu ini disusun sedemikian rupa oleh Aristotle .= SM/ 2=: yang hidup jauh sebelum Islam datang pada tahun 2? M. edua, asas 1-gika 2anti/ mengandung kemungkinan salah, ketika kesimpulannya bersi'at spekulati' . dhanni/. Berbeda dengan asas hissi .peginderaan/, yang kongklusinya bersi'at /ath&i.2=> :. )embahasan mereka juga telah melampaui batas dari pembahasan mengenai masalah yang dapat diindera sampai pembahasan mengenai objek yang tidak bisa diindera. ,entu saja ini merupakan suatu kesalahan 'atal, sehingga mereka membahas 0at dan Si'at Allah yang gaib sebagai objek pembahasan rasional, sementara objeknya tidak bisa diindera. Mereka melakukannya dengan %ara nganalogkan 0at yang gaib .Allah/ dengan !at yang nampak .makhluk/, sedangkan 0at yang gaib tersebut tidak bisa dijangkau dengan penginderaan mereka.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
>. Ahli $alam tidak memahami batasan akal, sehingga akal diberi kebebasan tanpa batas. 3ontohnya, ketika Mu ta!ilah membahas 0at Allah, dengan mengatakan bahwa Si'at Allah sama dengan 0atNya. $eyakinan Mu ta!ilah ini dibantah oleh Asy ariyah yang mengatakan bahwa Si'at Allah berbeda denga 0at"Nya.2== )adahal, ini merupakan polemik yang tidak mungkin mereka lakukan. Akhirnya, masing" masing melakukan kesalahan, akibat ketidakjelasan batasan akal yang bisa mereka pergunakan untuk membahas masalah akidah tersebut. Inilah sebab kesalahan mereka. Al"Asy ari, misalnya, mende'inisikan akal sebagai kekuatan untuk memahami . /u""ah al-idr.k/, tetapi sejauh mana kekuatan itu? ,idak jelas. =. Akal dijadikan sebagai asas untuk memahami al"#ur an. Bukan sebaliknya, al"#ur an yang dijadikan sebagai asas untuk memahami akal. Mereka menggunakan akal untuk menetapkan ayat"ayat yang se%ara eksplisit kontradik. Akal juga telah mereka jadikan sebagai penentu masalah"masalah mutasy.bih.t. $arena batasan akal tidak jelas, maka mereka sering menakwilkan ayat"ayat yang tidak sesuai dengan pandangan mereka. Maka, ta&"9l pun telah menjadi metode mereka, baik Mu ta!ilah, 9abariyah maupun Asy ariyah. . )erbalahan para 'ilsu' dalam membahas 'ilsa'at .dijadikan sebag asas pembahasan mereka. Bermula dari kasus jabar dan ikhtiy.r kemudian berkembang pada pembahasan mengenai perbuatan manusia. )embahasan ini mereka ambil, kemudian mereka bantah dengan menggunakan pandangan mereka. 1engan kata lain, mereka mengambil 'ilsa'at dari para 'ilsu' -unani, kemudian 'ilsa'at tersebut mereka bantah. Akibatnya, pembahasan mereka justru menjauhkankan mereka dari Islam, serta tujuan untuk menyerang atheis dan kesesatan. )adahal, seharusnya yang harus dijadikan sebagai tujuan mereka adalah membela akidah Islam dengan argumentasi rasional, bukan malah berpolemik dengan para 'ilsu' dan mengambil pemikiran mereka dari Ahli $itab. Inilah kesalahan terbesar dari metode $alam dalam membangun akidah Islam. Akibatnya pemahaman akidah Islam yang merupakan hasil pembahasan mereka jauh dari akidah yang kuat dan mampu membangkitkan kekuatan dalam diri kaum muslimin untuk mengimplementasikan Islam. Akidah Islam yang menjadi hasil kajian mereka justru hanya mengantarkan mereka pada polemik. Akhirnya ummat Islam berabad"abad menjadi j.hil ketika men%oba memahami akidah Islam yang mereka tanamkan dengan menggunakan metode tersebut. 1engan demikian, metode $alam justru tidak bisa melahirkan iman yang kuat, sebaliknya malah melemahkan iman ummat lslam, baik yang diajarkan oleh Mu ta!ilah, 9abariyah, Ahlisunnah maupun yang lain. Semuanya sama"sama melemahkan keimanan kaum muslimin terhadap akidah Islam dan Islam itu sendiri. 1isamping itu, Ilmu $alam bukan merupakan tsa/.fah yang diwariskan oleh generasi pertama Islam dalam memahami akidah Islam. Bahkan Ilmu $alam sebenarnya tidak diperlukan untuk membangun akidah Islam kaum muslimin.2= 1alam konteks inilah, wajar banyak ulama yang menolak, bahkan mengharamkannya, baik kalangan Ahlisunnah, Sy ah, 1hhiriyyah, Sala'iyyah maupun ulama "ulama modern. Semuanya menge%am Ilmu $alam, dan mengingatkan bahaya mempelajari ilmu tersebut. As-$y(fi/i, misalnya, bahkan sampai mengeluarkan 'atwa mengenai keharaman Ilmu kalam dan menetapkan hukuman untuk Ahli $alam, yaitu dipukul dengan sepatu dan diarak mengelilingi kampung dan suku"suku sambil dijelaskan* 8#nilah hukuman untuk -rang yang meninggalkan al- it.b dan as-Sunnah. Bahkan As-$y(fi/i menganggap Ilmu $alam sebagai bisikan syetan. 2= Ahmad bin fambal juga mengharamkan belajar #lm al-2anthi/ yang merupakan asas Ilmu $alam.2= )endirian Syiah terhadap Ilmu $alam sejak pertama kali juga sudah jelas.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
ha/far As-$h(di telah menulis buku untuk meng" $-unter Sy ah dan $hawrij, serta satu risalah yang menyerang @hul.t yang merupakan salah satu ma!hab Sy ah +aw'idh. Sy ah 0aydiyyah juga mempunyai pendirian yang sama dengan Syi ah 9a 'ariyah. As-$un/(ni, tokoh 0aydiyyah, menulis buku yang mengkritik beberapa pandangan ulama Ilmu $alam yang atheis dengan judul* Tarj9h As.l9b al%ur*.n *Al. As.l9b al-;0n.n. 1alam buku ini, As-$un/(ni mengikuti %ara !bn Taymiyyah dengan menyerang Ahli Manti kemudian menjelaskan pendirian !m(m Ahli al- ayj, yaitu tidak menggunakan manthi/ untuk menyusun dalil Ta"h9d.2= !bn fagm, mujtahid ma!hab 1hhiri, dalam bukunya al-5sh0l +a al-?ur0& telah membantah dengan keras pandangan ulama $alam mengenai masalah akidah. Beliau telah menyatakan* 8Sem-ga Allah men$elakakan mereka.2= 1emikian juga pandangan Sala'i. )endirinya, $yaykh al-!sl(m Taiyyuddn bin Taymiyyah, dengan tegas menge%am Ilmu $alam. )andangan itu juga diikuti oleh muridnya, !bn al-'ayyim al-hawgiyyah.2? Sekalipun demikian, Ilmu $alam tetap merupakan tsa/.fah #slam, karena lahir dari akidah Islam. Maka, meminjam ungkapam al-Ghag(li, kesalahan dan kekeliruan pemikiran kalam statusnya sama dengan status kesalahan dan kekeliruan dalam ijtihad. Memang, dalam pembahasan akidahnya metode kalam bertentangan dengan metode al"#ur an. $arena itu, metode tersebut tidak bisa digunakan untuk membangun akidah Islam ummat ini. Mempelajari ilmu kalam juga bisa menenggelamkan ummat Islam dalam polemik yang tidak berkesudahan. Seperti ungkapan al-Ghag(li, bagaikan berenang di lautan, bisa jadi selamat atau mungkin akan tenggelam. Maka, mempelajarinya juga, menurut !bn #haldn, dianggap tidak perlu. <anya, jika ilmu tersebut dipelajari untuk diketahui kelemahannya, dikritik, dan bukan untuk dijadikan sebagai metode membangun akidah tetap perlu dilakukan.
.+e5isi atas $esalahan Akidah 4mmat Islam

,elah berkembang wa%ana di tengah kaum muslimin pemahaman akidah Islam yang jelas bukan berasal dari Islam. 9ika para sahabat dahulu tidak pernah menggunakan dalil"dalil dhanni untuk membangun akidah mereka, baik dhanniyu ad-dal.lah, seperti ayat"ayat 2utasy.bih.t dalam al"#ur an, maupun dhanniyu ats-tsub0t, seperti <adis Ahd, maka polemik ala Ahli $alam tidak pernah kita temukan dalam kehidupan para sahabat. 9ika mereka melakukan perdebatan dan ikhtil.f, maka hal itu terbatas dalam masalah hukum syara , bukan akidah. )endirian mereka terhadap ayat"ayat mutasy.bih.t yang membahas akidah juga berbeda dengan pendirian mereka terhadap ayat"ayat 2utasy.bih.t yang membahas hukum syara . 1alam masalah akidah yang dijelaskan oleh ayat"ayat 2utasy.bih.t, mereka mengambil sikap diam dan tunduk pada makna global yang dijelaskan oleh ayat"ayat tersebut. Belum pernah kita temukan satu riwayat pun, dimana mereka berselisih pendapat dalam masalah akidah karena perbedaan dalam memahami makna ayat"ayat 2utasy.bih.t. ,etapi sebaliknya, dalam masalah hukum syara , banyak riwayat yang menjelaskan perbedaan pandangan di antara mereka karena perbedaan dalam memahami makna ayat 2utasy.bih.t yang membahas hukum syara . itnah dalam masalah akidah yang kemudian menjadi pemi%u kemunduran akidah ummat Islam, justru terjadi setelah periode sahabat, yaitu generasi tabi in, atau tepatnya setelah kaum muslimin meraih kejayaan luar biasa setelah mereka melakukan penaklukan wilayah Syam, yang mayoritas penduduknya beragama Nasrani dan -ahudi. 1ari sanalah, kaum muslimin mulai berinteraksi dengan 'ilsa'at -unani $uno dengan Logika 2anthi/"nya. 1an dari sanalah mereka mulai mengalami akulturasi pemikiran yang kemudian banyak mewarnai %ara ber'ikir mereka. Awalnya kaum muslimin mempelajari 'ilsa'at untuk menyerang 'ilsa'at dengan tujuan untuk

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com mempertahankan akidah mereka. 1ari sanalah mulai tumbuh ma!hab akidah, seperti Mu ta!ilah, 9abariyah, Ahlusunnah dan sebagainya. Masing"masing saling berpolemik dan senantiasa memperdebatkan pemahaman mereka hingga tradisi tersebut diwarisi oleh murid"murid mereka se%ara turun"temurun. 1ari sinilah, ilmu kalam kemudian lahir. Ilmu yang digunakan oleh para pengkajinya untuk membangun argumentasi dalam rangka mempertahankan keyakinan mereka. Namun, tujuan asal untuk pertahankan akidah Islam tersebut akhirnya gagal. Sebaliknya, mereka telah menyemai benih keraguan dalam akidah Islam. Akibatnya, akidah Islam yang sahih yang diwariskan oleh generasi sahabat itu akhirnya dikotori dengan debu"debu yang memang harus dihilangkan. Beberapa kesalahan yang harus dire5isi, antara lain, adalah pemahaman mengenai %adh.& dan %adar, ,awakkal, +i!ki, Ajal serta Hid.yah dan Dhal.lah. Memang, masih banyak kesalahan pemahaman dalam akidah, yang harus dire5isi agar debu"debu yang mengotorinya bisa dibersihkan, tetapi dengan mere5isi keenam pemikiran tersebut debu"debu yang lain akan bisa dibersihkan.
.2.+e5isi atas $esalahan $onsepsi %adh.& dan %adar

Masalah %adh.& dan %adar sebagaimana yang dibahas oleh Ahli $alam belum pernah dibahas oleh generasi sahabat. Istilahnya saja belum pernah terdengar. Sebab, dalam al"#ur an maupun as"Sunnah tidak pernah digunakan istilah yang menggabungkan kedua la'ad! tersebut. -ang ada adalah penggunaan istilah %adh.& atau %adar se%ara terpisah. )enggabungan istilah tersebut menjadi tark9b mazji 22 terjadi setelah generasi para sahabat. $arena masalah ini adalah masalah baru, yang baru berkembang setelah 'ilsa'at -unani diterjemahkan dalam bahasa Arab, dan setelah ulama kaum muslimin mengkaji 'ilsa'at -unani, maka mereka menghadapi masalah yang harus mereka selesaikan dengan menggunakan pandangan Islam. Akhirnya mereka menyatakan pendirian, bahwa &)andangan dalam masalah ini adalah begini dan begini.( Masalah tersebut sebenarnya merupakan kajian 'ilsa'at yang telah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Intinya berkaitan dengan perbuatan manusia dan khashiyy.t benda yang digunakan manusia dalam melakukan perbuatan. Atau dalam istilah Ab fudgayl al-/All(f dan asyar al-Mu/jamar, disebut af&.l dan ta"allud al-af&.l. Mengenai masalah jabar dan mukhayyar tersebut sebelumnya telah menjadi polemik di kalangan 'ilsu' -unani, seperti eno dengan ma!hab $joisisme .!a""./iyyah/"nya yang menyatakan bahwa perbuatan manusia terikat, dan Eicurus dengan ma!hab Eicureanisme .Abi/0riyyah/"nya yang menyatakan bahwa perbuatan manusia bebas. 1ari sinilah, wa%ana jabar dan ikhtiy.r tersebut kemudian diterjemahkan menjadi %adh.& dan %adar. $etika kaum muslimin dihadapkan dengan masalah tersebut, mau tidak mau mereka harus menemukan jawabannya dalam Islam. Mereka kemudian mengambil masalah tersebut untuk dibahas, bukan untuk dipelajari sebagaimana generasi setelahnya dalam mengkaji 'ilsa'at. Mu ta!ilah mempelajarinya dengan metode mereka sendiri. Mereka mulai mengaplikasikan konsep tersebut terhadap pandangan mereka mengenai keadilan, kemudian mereka membahaskannya se%ara rasional dengan menggunakan Logika 2anthi/. Mereka mulai bersandar pada dalil"dalil rasional dengan menggunakan premis"premis 2anthi/. Mereka mulai menyandarkan ayat"ayat al"#ur an sebagai dalil rasional mereka, dan bukan sebagai dalil atas pembahasan yang mereka bahas. Mereka berpendapat* 8 ami telah menemukan perbuatan manusia se$ara langsung, bah"a ketika mereka melakukan kejahatan, mereka disebut jahat. etika mereka melakukan kezaliman, mereka disebut zalim. eadilan adalah Sifat Allah, sedangkan kezaliman dan kejahatan harus dinafikan dari-,ya. 1ari

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sinilah mereka mulai membahas bahwa* 8Allah sesungguhnya tidak menghendaki keburukan dan tidak pernah memerintahkan keburukan, serta tidak pernah memerintahkannya. $emudian berkembang lagi, bahwa* 8Allah tidak men$iptakan perbuatan manusia, baik yang berupa kebaikan maupun keburukan, dan kehendak manusia adalah bebas. 2anusialah yang men$iptakan sendiri perbuatannya. 2aka, dia diberi pahala karena melakukan perbuatan baik, dan disiksa karena melakukan perbuatan buruk. Mereka juga berpendapat mengenai kehendak Allah* 8 ami berpandangan, bah"a zat yang menghendaki kebaikan adalah baik, sedangkan yang menghendaki keburukan adalah buruk, yang menghendaki keadilan adalah adil, dan yang menghendaki kezaliman adalah zalim. 7ika ir.dah 'kehendak( Allah berkaitan dengan kebaikan yang terjadi di dunia, maka kebaikan dan keburukan itu juga dikehendaki -leh Allah, sehingga zat yang menghendakinya disifati dengan sifat baik, buruk, adil dan zalim sekaligus. #ni tentu mustahil terjadi pada Allah S+T. 2aka, Allah sebenarnya menghendaki perbuatan baik agar terjadi dan menghendaki perbuatan yang buruk agar tidak terjadi. etika perbuatan tersebut tidak baik dan tidak buruk, maka Allah S+T. tidak menghendakinya dan tidak memaksakannya. 2: Mu/jagilah kemudian menggunakan ayat"ayat yang sesuai untuk mendukung pandangan mereka. Antara lain, ayat"ayat yang se%ara eksplisit menunjukkan makna kebebasan manusia untuk melakukan perbuatan. 2> Sebaliknya, mereka menakwilkan ayat"ayat yang se%ara eksplisit mempunyai konotasi pemaksaan atas manusia dalam melakukan perbuatan2= agar sesuai dengan pandangan mereka. $esimpulannya adalah* 8 etika manusia melakukan perbuatan, sebenarnya perbuatan tersebut mengikuti kehendaknya sendiri, dan jika dia meninggalkannya, hal itu juga mengikuti kehendaknya. Mengenai masalah khal/ al-af&.l .pen%iptaan perbuatan/, Mu/jagilah berpendapat, bahwa semua perbuatan manusia tunduk pada kehendak dan perbuatannya, bukan pada kehendak atau perbuatan Allah. Mereka bisa melakukan dan meninggalkan perbuatan tersebut, tanpa harus tunduk pada kehendak Allah. 1ari pembahasan tersebut kemudian melahirkan pembahasan mengenai ta"allud al-af&.l, yaitu apa saja yang menjadi konsekuensi perbuatan manusia. $arena Mu/jagilah berpendapat bahwa semua perbuatan manusia tunduk pada manusia, maka hasilnya pun tunduk kepadanya. Adalah asyar bin al-Mu/jamar, tokoh Mu ta!ilah Baghdad yang mengatakan* 8Apa saja yang dihasilkan -leh perbuatan kita, semuanya tunduk pada kita. etika saya membuka mata -rang, kemudian -rang tersebut melihat sesuatu, maka -rang tersebut melihat sesuatu karena perbuatan saya. =egitu juga dengan "arna makanan yang kita buat, termasuk rasa dan ar-manya, semuanya tunduk pada perbuatan kita. Demikian halnya rasa sakit, nikmat, sehat dan keinginan semuanya tunduk pada perbuatan manusia. Ab fudgayl al-/All(f, salah seorang tokoh Mu ta!ilah yang lain, mengatakan* 8Ada perbedaan antara *muta"allid.t& 'berbagai hasil perbuatan( tersebutI apa yang menjadi hasil perbuatan manusia yang diketahui $ara melakukannya, tentu hasilnya tunduk kepadanya, jika tidak, maka hasilnya tidak tunduk kepadanya. !asa sakit yang terjadi karena pukulan, lemparan batu ketika dilemparkan ke atas, atau ke ba"ah adalah tunduk pada perbuatan manusia. Sedangkan "arna, rasa, panas, dingin, basah, kering, takut, berani, lapar dan kenyang, semuanya merupakan perbuatan Allah S+T. 2

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Setelah Mu/jagilah mun%ul, mun%ul kelompok lain yang untuk menentangnya. Mereka menamakan diri dengan Jabariyyah, dengan tokoh sentralnya hahm bin $ufw(n. habariyyah ini mempunyai pandangan yang kontradik dengan Mu/jagilah. Mereka berpandangan* 82anusia itu dipaksa, dan tidak mempunyai kehendak se$ara bebas, dan mempunyai kemampuan untuk men$iptakan perbutannya sendiri. 2anusia itu bagaikan bulu yang tunduk pada kehendak angin yang pergi, atau bagaikan kayu yang terapung di atas gel-mbang. Allah men$iptakan semua perbuatan tersebut mengikuti kekuasaan-,ya. Mereka juga berpendapat* 87ika kami berpendapat, bah"a manusialah yang men$iptakan perbuatannya sendiri, maka berarti kekuasaan Allah menjadi terbatas, sehingga kekuasaan-,ya tidak dapat meliputi segala sesuatu. 2aka, manusia telah menjadi sekutu Allah dalam men$iptakan apa saja yang ada di dunia ini. arena dalam satu "ujud tidak mungkin bergabung dua kekuasaan. 7ika kekuasaan Allah yang telah men$iptakannya, maka kekuasaan manusia tidak mempunyai tempat di sana, dan jika kekuasaan manusia yang telah men$iptakannya, maka kekuasaan Allah juga tidak mempunyai tempat di sana. 1emikianlah argumentasi mereka. Mereka juga menggunakan ayat"ayat al"#ur an yang se%ara eksplisit menunjukkan kekuasaan Allah dengan mena'ikan peranan manusia, sebagai upaya untuk mendukung pandangan mereka. 2 Begitu pula mereka menakwilkan ayat"ayat yang dipandang kontradiksi dengan pandangan mereka. Mereka juga menyatakan pendapatnya mengenai isu ta"allud , bahwa nikmat, lapar, keberanian, kekuatan untuk memotong, membakar dan sebagainya, semuanya berasal dari Allah S8,. )andangan yang jelas bertolak belakang dengan Mu/jagilah. Setelah itu, mun%ul kelompok yang menamakan dirinya Ahlusunnah al hamaah dengan tokoh sentralnya, Ab al-fasan al-Asy/ari. $elompok ini jelas membantah Mu/jagilah dan habariyyah. Ahlusunnah berpendapat* 8Semua perbuatan tunduk pada ir.dah dan masy9&ah Allah. #r.dah dan masy9&ah adalah istilah yang mempunyai konotasi yang sama, yaitu Si'at A!ali yang ada pada 0at -ang Maha <idup, yang menuntut dikhususkannya salah satu !at yang dikuasai pada suatu waktu yang terjadi bersamaan dengan dinisbatkannya kekuasaan tersebut pada keseluruhan. )erbuatan manusia dalam keputusan"Nya. Maka, jika 1ia menghendaki sesuatu, 1ia hanya perlu menyatakan* &9adilah.( Maka, terjadilah .apa yang dikehendaki/. 1alam pandangan Ahlusunnah, perbuatan manusia telah ditentukan oleh Allah. 1ialah yang telah menetapkan makhluk dengan ketetapan"Nya yang nampak. Seperti kebaikan, keburukan, man'aat, mudarat, termasuk waktu dan tempat serta pahala dan siksa yang menjadi konsekuensi dari semuanya tadi. 1ari sini, sebenarnya Ahlussunnah adalah habariyyah juga. $arena itu, pantas jika disebut Adhuddn al-!i dengan habariyyah Mujawasijhah .9abariyyah moderat/. Ahlusunnah membantah pandangan Mu/jagilah dan habariyyah mengenai perbuatan manusia. Menurutnya* 82anusia mempunyai perbuatan yang bisa dipilih, baik untuk dikerjakan ataupun tidak, kemudian dia akan mendapat pahala, jika ta&at dan mendapat siksa jika berbuat maksiat. 4ntuk mempertahankan kedudukannya untuk tidak terseret pada dua kutub ekstrim Mu/jagilah maupun habariyyah, maka Ahlussunnah menelorkan teori asb #khtiy.ri. ,eori yang menyatakan, bahwa usaha .kasb/ adalah kemampuan yang dibangun berdasarkan kekusaan baru . /udrah had9tsah/, bukan kekuasan lama ./udrah /ad9mah/. 1i sini, asb .usaha/ berbeda dengan hal/ .pen%iptaan/, karena hal/ dibangun berdasarkan kekuasaan lama yang a!ali, bukan kekuasaan baru yang dimiliki oleh makhluk. Ini seperti yang ter%ermin dalam keterangan mereka* 8=ah"a yang men$iptakan perbuatan manusia adalah Allah, sedangkan kekuasaan dan kehendak manusia masuk pada sebagian perbuatan-perbuatan tersebut, namun tidak masuk pada sebagian yang lain. Seperti gerakan penyiksaan dengan gerakan gemetar, dimana

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Allahlah ;ang 2sha 2en$ipta 'al- h.li/( segala sesuatu, sedangkan manusialah yang mengusahakan 'alk.sib(. Mereka menjelaskan* 8=ah"a perbuatan, dari sudut pen$iptaan a"al, semuanya tunduk pada Allah, sementara dari sudut usaha tunduk pada manusia. 1engan sintesis yang berusaha ditawarkan oleh Ahlussunnah, untuk mengkompromikan dua kutub ekstrim di atas, sebenarnya Ahlussunnah sendiri telah gagal berikan jawaban yang memuaskan. 9ustru sebaliknya malah menjungkirbalikkan logika, dan membingungkan. 2 Inilah gambaran seputar polemik Mu/jagilah, habariyyah dan Ahlussunnah yang membahas masalah %adh.& dan %adar. Masalah tersebut jelas tidak pernah dibahas oleh al"#ur an dan <adits dengan konotasi yang sama seperti yang mereka polemikkan* perbuatan manusia dan konsekuensi perbuatan, atau af&.l dan ta"allud al-af&.l. Namun, karena dua pembahasan tersebut tidak dipisahkan, akibatnya terjadilah keka%auan luar biasa. 1alam al"#ur an, kedua la'ad! %adh.& dan %adar tersebut bisa ditemukan se%ara terpisah . La'ad! %adh.&, dalam al"#ur an juga tidak ada satupun yang mempunyai konotasi yang sama dengan apa yang dibahas dalam pembahasan %adh.& dan %adar 5ersi Ahli $alam. La'ad! %adh.& telah dinyatakan dalam al" #ur an, antara lain*

Bermakna* 8Apabila Dia telah menetapkan suatu perkara... 3'.s. Al- aarah) **i4.

; 8 CH ?p JI ; ;~@?y ;& 6 ;R@O]

Bermakna* 8Dialah ;ang telah 2enjadikan masa bagi makhluk-,ya yang di$iptakan dari tanah, antara ada dan kematiannya. 3'.s. Al-An/(m) 14.

; c D ;Z;}Q@ OJ ; I ; ;RH@ ; ;R@O] ; ;~@b 8 6I 8 @b 8 AW?@PD ; Jr ; d& 6| w @ K r A D@M D @s D:A8C@AB8C@?HDtD<F ; ^U@O 6 ;>@AB;R@ ; ] ; ; ~H ;&

Bermakna* 8Dan Tuhanmu telah memerintahkan perkara agar kamu tidak menyembah, ke$uali kepada,ya. 3'.s. Al-!sr(/) 1,4.

B FTI Dl Db B IVl &HWjl z BLl D BgI@r@Qi@E^ B _ B BIH F F @ IB_ @ FQI BSVh B I@JI| B IN BU z l B_
Bermakna* 8Dan tidak layak bagi se-rang mukmin dan mukminah apabila Allah dan !asul-,ya telah memerintahkan dan memutuskan suatu perkara,... 3'.s. Al-Ahg(b) ,04.

Bermakna* 82aka Dia membuat langit dengan menetapkan keadaannya dengan sempurna dalam tujuh langit. 3'.s. ushil(j) *14. Bermakna* 8Supaya Dia menetapkan perkara yang memang "ajib Dia lakukan. 3'.s. Al-Anf(l) 214.

6I 6G ; @ ; < ; @ ADd:] ; ;Z;& w ?P 6 ;@78@` ; 8 M ;P ;G 6I 6 ;M8W& ; @?p JBPF ; T D JI 8 Z 6 ;R@D@7 ; @u: ; ]

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

;T 6I ; H@: ; @ :JKM] ; T ; @7 ; @PD 6U 6 ;S8WH@ U@ JI ; H@ ; @DE;}F ; ; 8 Z 8 @JY 8 ^ 8 8Wc ; A SI ; ; =Md ; d@ 6 ;R@u: 8 :AS}8W@JY;?\ A ;}9 ; @?p ;N ; :;~@ ; :;~&
Bermakna* 8Dan itu merupakan perkara yang ditentukan -leh Allah serta keputusan yang telah ditetapkan adanya se$ara nyata yang menimpa kamu dengan paksa, sebab hal itu merupakan /adh.& Allah. 3'.s. Maryam) 1*4.

Bermakna* 8Dan Dia menyempurnakan urusan tersebut. 3'.s. Al- aarah) 1*k4.

6 @7 p DI 8 D ~H ;& 6; ? ; ]

Setelah menganalisis ayat"ayat di atas, terlihat bahwa la'ad! %adh.& merupakan la'ad! musytarak .yang mempunyai banyak makna/, antara lain* 2embuat sesuatu dengan sempurna, membuat sesuatu, memerintahkan sesuatu, menyempurnakan sesuatu, mengakhiri "ujud sesuatu, menetapkan sesuatu, berakhirnya sesuatu, memutuskan hukum sesuatu dan memerintahkan perintah yang tegas. 2 1mgan demikian, istilah %adh.& dan %adar sebagaimana yang dibahas oleh Mu/jagilah, habariyyah dan Ahlussunnah tersebut tidak ada dalam al"#ur an maupun <adits. La'ad! %adh.& sendiri tidak satupun yang mempunyai konotasi &perbuatan manusia( atau 8kh.shiy.t benda(, tetapi mempunyai konotasi makna sebagaimana yang dikemukakan di atas. 1emikian halnya la'ad! %adar, tidak ada satupun yang mempunyai konotasi &perbuatan manusia( dan &kh.shiy.t benda(. 9ika demikian, masalah &perbuatan manusia( dan 8kh.shiy.t benda( yang dibahas oleh Ahli $alam tersebut tidak bisa dibahas dengan menggunakan dalil nali, karena realitasnya sebenarnya tidak pernah dibahas oleh nas. Sebaliknya, realitas &perbuatan manusia( dan 8kh.shiy.t benda( tersebut bisa dibahas dengan dalil a/li, karena memang bisa diindera oleh pan%a indera manusia, antara lain, sebagai berikut* A. 3erbuatan yang dikuasai -leh manusia) )erbuatan yang bisa dilakukan oleh manusia dengan suka rela, tanpa dipaksa oleh siapapun. 3ontoh, orang berjalan, makan, minum dan bepergian. Semuanya bisa dilakukan oleh orang tersebut tanpa dipaksa oleh siapapun. 1alam melakukan perbuatan tersebut, manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah S8,. di akhirat. B. 3erbuatan yang menguasai manusia) )erbuatan yang dilakukan di luar kekuasaan manusia, baik yang dihasilkan oleh manusia atau menimpanya. 1alam melakukan akti5itas tersebut, kadang"kadang seseorang terikat dengan nidh.m al-"uj0d .hukum alam/, seperti jatuh dari atas ke bawah se%ara tidak sengaja, termasuk rupa, bentuk tubuh, warna kulit dan sebagainya. 1an kadang"kadang tidak terikat dengan nidh.m al-"uj0d, seperti pesawat atau kereta api tiba"tiba berhenti karena mesinnya rusak, yang menyebabkan kematian atau ke%elakaan. Akti5itas yang terjadi, baik dari perbuatan manusia maupun yang menimpanya se%ara terpaksa, yang tidak bisa dihindari oleh manusia itulah yang disebut dengan %adh.&. Sebab, Allahlah satu"satunya 0at -ang Maha $uasa menetapkannya. $erena itu, manusia tidak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah S8,. atas perbuatan tersebut apakah baik, buruk, man'aat atau mudarat, disukai atau tidak. Sedangkan masalah 8kh.shiy.t benda( sebagai konotasi %adar dalam konteks %adh.& dan %adar sebenarnya merupakan pembahasan yang harus dipisahkan dengan perbuatan manusia sebagai konotasi %adh.&. Sebab, 8kh.shiy.t benda( tersebut hakikatnya bukan &perbuatan manusia( itu sendiri. &)erbuatan manusia( dengan 8kh.shiy.t benda( tersebut merupakan dua realitas yang berbeda. 3ontoh, panas tidak mungkin ada, jika tidak ada akti5itas menyalakan api, dimana panas merupakan kh.shiy.t api yang dinyalakan oleh akti5itas seseorang. Meskipun antara &panas api( dengan &menyalakan api( adalah dua hal yang selalu terkait, tetapi masing"masing adalah dua hal yang berbeda. 1emikian juga istilah %adar yang

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
digunakan oleh Ahli $alam dengan konotasi &perbuatan manusia(, baik yang dilakukan se%ara terpaksa maupun tidak, juga tidak tepat, baik dilihat dalam konteks kebahasaan maupun syara . Sebab, meskipun la'ad! tersebut merupakan isim musytarak, tetapi tidak satu pun makna yang ada di dalamnya mempunyai konotasi yang sama dengan apa yang mereka bahas. $arena realitas pembahasan %adar tersebut merupakan pembahasan tentang ta"allud al-af&.l, seperti panas api akibat akti5itas menyalakan api yang dilakukan oleh seseorang, atau rasa sakit akibat pukulan kayu yang dilakukan oleh seseorang, dimana panas adalah kh.siy.t api dan rasa sakit adalah kh.shiy.t yang ditimbulkan oleh kayu yang keras, maka sebenarnya yang dimaksud oleh Ahli $alam tersebut adalah kh.shiy.t al-asyy.& .keistimewaan benda/. 1isamping itu, la'ad! %adar dalam nas al"#ur an juga bisa berkonotasi kh.shiy.t al-asyy.&& .keistimewaan benda/. Maka, bisa disimpulkan, bahwa %adar adalah kh.shiy.t yang diberikan Allah S8,. pada setiap benda yang tidak ada kaitannya dengan perbuatan manusia. Inilah yang dimaksud oleh %adar yang dibahas oleh Ahli $alam. Allah ber'irman*

D D BgI R BI B I U|BM Djb B j Bn B K B BpIBBen F RQH_ F RQH_ F RQH& B BKBBpI^ B Ri B QHI 8Dialah Zat ;ang 2aha men$iptakan, lalu menyempurnakan $iptaan-,ya dan ;ang 2aha menentukan kadar 'masing-masing( lalu memberinya petunjuk. 3'.s. Al-A/l() 1-24. h.shiy.t ini tidak bisa diubah oleh manusia, tetapi bisa man'aatkan, baik untuk kebaikan atau keburukan. 1an manusia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap peman'aatan kh.shiy.t tersebut. Mata, misalnya, mempunyai kh.shiy.t untuk melihat jika kh.shiy.t melihat tersebut diman'aatkan untuk keburukan, seperti melihat aurat wanita, mengintip orang mandi atau yang lain, maka seseorang akan dimintai pertanggungjawaban atas peman'aatan kh.shiy.t tersebut. Akal, pikiran dan hati, misalnya, mempunyai kh.shiy.t untuk ber'ikir jika kh.shiy.t ber'ikir tersebut digunakan untuk memikirkan perkara yang diharamkan, atau yang dimubahkan sampai mengalahkan ber'ikir atas perkara yang diwajibkan, maka orang tersebut juga akan dimintai pertanggungjawaban atas peman'aatan kh.shiy.t tersebut. Semua yang bisa diman'aatkan oleh seseorang untuk melakukan perbuatan pasti akan dimintai tanggungjawaban oleh Allah S8,. Sebab, manusia dapat memilihnya, baik meman'aatkannya untuk kebaikan maupun keburukan. $arena itulah, Allah S8,. ber'irman* D_ D _ DM @ IBXHB@QH R FT& B IB~FBQ_@gI sh D l R QHIS UWi@ B I BSVh B B BtQH B b D B Ij B I B I@rL
8Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati 'akal pikiran( semuanya akan dimintai pertanggungja"aban. 3'.s. Al-!sr(/) ,04. 8Hari ini, arni kun$i mulut-mulut mereka, lalu tangan-tangan mereka akan memberikan pengakuan serta kaki-kaki mereka akan memberikan kesaksian atas apa yang mereka lakukan. 3'.s. (sin) 0.4.

6 ;R@O;}9 6 ?& 6 ;[@ 6 ;@?PD[:T ; @: ; D>H@ uP 6 ;>H@ ; D < ; @b 6 ;R@Dt_ 6 ;R@:;S D D}r D U ; z 8 | 8 8 ?P 6 ; MW ; b ; b ; 6_ 6_ 6_ 8 t 8 d D =}| D 8 v ; 8^@b ;P

.:.+e5isi atas $esalahan )emahaman %adar

Masalah %adar ini telah diletakkan oleh al- ukh(ri dalam bab khusus. )ada ju! ;III, beliau menggunakan judul =.b al-%adar. 1alam bab tersebut beliau mengemukakan beberapa hadits sebagaimana

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
yang dikemukakan oleh ayat"ayat al"#ur an di atas, yaitu ayat"ayat %adar. $erena itu, ini merupakan salah satu tema pembahasan yang sangat penting dalam masalah akidah. Setelah mengkaji se%ara mendalam ayat"ayat dan hadits yang membahas isu %adar, baik dengan memakai la'ad! %adar maupun yang lain, terlihat bahwa la'ad!"la'ad! tersebut hanya mempunyai satu konotasi, yaitu tidak ada sesuatu pun yang ada di muka bumi dan di langit, ke%uali Allah telah menetapkan dan memutuskan keadaannya di sisi"Nya, sehingga tidak ada sesuatu pun yang berlangsung dalam kehidupan ini, ke%uali Allah S8,. telah menetapkannya. Sementara apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah, pasti akan terjadi, dan tidak akan meleset. Inilah makna yang dinyatakan oleh ayat"ayat dan hadits yang membahas %adar, baik yang dinyatakan dengan la'ad! yang jelas, ataupun tidak. Itulah makna yang maksud oleh %adar. Maka, dengan menganalisis se%ara mendalam, terlihat bahwa %adar juga bermakna %atatan yang ada di 1a"h al-2ahf0dh, sementara apa yang ditetapkan tadi adalah sesuatu yang telah di%atat di 1a"h a#-2ahf0dh. 1engan demikian, %adar ini juga bisa diartikan dengan %atatan mengenai Ilmu Allah. Mengenai masalah %adar tersebut adalah, bahwa se%ara etimologis dalam bahasa Arab mempunyai beberapa makna. Misalnya, jika ada yang mengatakan* %addara a#-Amru +a %addarahu, maknanya adalah Dabbarahu .mengaturnya/ %addara as-Syay&a =i as-Syay&&i berarti* %.sahu .menganalogkannya/ %addara as-Syay&a %ad.ratan berarti* Hayya& +a +a//atahu .menyiapkan dan menetapkan waktunya/ %addara Amru berarti* ,adhara #layhi +a Dabbarahu +a %.sahu .memutuskan dan menganalogkannya/ %addara-1l.h berarti* *Adhdhamahu .mengagungkannya/ %addara-1l.h #yalahu berarti* Dhayya/ahu .menyusahkan atau menyempitkannya/. 1alam hadits Ibnu 4mar disebutkan* 8Apabila kamu terhalang mendung, maka tentukanlah hitungan hari itu.

6 :;@b D @ 6u8;e DM 5?H ;~ ; @b 6 ;}9 Dt 6U 6| A


2

Artinya*8Tetapkanlah hitungan hari dan sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari. 1isamping itu, %adar juga mempunyai konotasi* 2ablagh as-Syayi .pun%ak sesuatu/ %adar juga berarti* %ad.& +a Hukm .keputusan/. 9adi, la'ad! %adar ini memang mempunyai banyak makna, tidak hanya satu. Al"#ur an juga telah menggunakan la'ad! tersebut dengan berbagai makna. Allah S8,. ber'irman*
Artinya* 8Dan Dia telah menjadikan rizkinya susah. 3'.s. Aj-Thal() ki4.

6U DED~ ; @U 6 ;}9 ;t 8M 8 D~@ 6I ;& 8 @E ;H 6 ;R@:_ :_ ; ;>?P ; M8@UA ; t;~H ;~ ;&

Artinya* 8Dan Dia telah tetapkan kadar makanan-makanan penduduknya. 3'.s. ushshil(j) lk4.

Maksudnya, 1ia telah berikan keistimewaan dengan tumbuhnya berbagai makanan untuk penduduknya. R BpI@rRdFT& R BI B\ R BI B\ R B_ B Is B Is Dh Dh U^ BK B Fa@IY B K B Fa@uBp^ B K B Z R @^ B Ij Artinya* 8Sesungguhnya dia telah menyiapkan pemikiran itu sendiri. 2aka, $elakalah dia, bagaimana dia menetapkan: 3'.s. Al-Mudajsjsir) *--1k4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

Artinya* 87anganlah kamu membuat baju-baju besi itu rapat dan ketat, sehingga bisa mematahkan persendian kerena ukuran satu dan yang lain. 3'.s. $aba/) **4.

; 8^:G V 6 ?@u 6 6 t;~H@ A W?@78@U= ; @s w : 8p ; ` 6 8 ;R& ;9

Maksudnya, Allah S8,. telah memerintahkan kepada 1awud agar mengukur keringanannya dan daya perlindungannya.

D BN\ D^ D D By_ D ByIVBLeD c R QHIVB\FpIVBd D^RKB_ U` B\ B q B VByI`FaRQHIj B @uQHI D @BL\ B B _ F Ij F VBIWj@IVB\FpIVBLh B IWmj B IY B& B FQVB\BQIVB\FpIH_@j\E Artinya* 8Dan ami telah tentukan jarak perjalanan antara negeri mereka dengan negeri yang telah ami berkati dengan jarak tertentu dari satu rumah ke rumah yang lain, dari satu ke kampung ke kampung yang lain. 3'.s. $aba/) *-4. Maksudnya* 8 ami telah menjadikan di antara dua kampung itu jarak setengah hari sehingga bisa berjalan mele"ati satu kampung dan bermalam di kampung yang lain. Allah S8,. ber'irman* D Y @ B L\ D ByIVBd D^RKBI @N DBd& U B B Dib @Z B QHI ami telah menentukan kematian di antara kamu dan al-+a/ih) CJ( dinyatakan setelah 'irman Allah S8,.* D @N DBdIA D fIY D Bg U BSi@uFQVBkQHI D BgI@rBdi@u@ekB D @ ad B&
Artinya* 8 amilah yang telah membagikan kematian di antara kalian dengan ketentuan dari arni, dengan berbagai perbedaan. 2aka, umur kamu berbeda, ada yang pendek, sedang dan panjang. 3'.s. Al-(i/ah) 0k4.

ami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,'%.s.

La'ad! %addarn. di atas tidak bisa diartikan* 8 ami tentukan kematian untuk kamu. Sebab, tidak rele5an dengan kedudukan ayat ini, dimana kedudukan ayat ini adalah untuk membangun argumentasi. Adapun makna yang rele5an dengan kedudukan ayat ini adalah* 8 ami telah membagikan kematian di antara kalian dan Zat ;ang membagikan kematian di antara kalian itulah ;ang men$iptakan kalian. 9adi, kata %addara di sini juga berarti &membahagikari(. Allah S8,. juga ber'irman* D _ D _ R QHIs R B_ D BaFQI UV P QHIBXK BM B IHib W VB\]I B B B VB B K B b B b D B c B B I F QH F F RQHIi @ B ec B I BN\FL B IHW^i@dIj B I B @q& B I@x^ B BuQH F Ll
Artinya* 8Dia menjadikan untuknya "aktu turun. 3'.s. nus) .4. Mempunyai konotasi yang sama dengan konotasi yang terdapat dalam &menjadikan(. surat (sin) ,+, yaitu*

D BfI@x^ @ IBBen R BuBpI B IRsh B _ UHWjOK z` B K D Fu B&

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Artinya* 8Dia telah menjadikan dalam suatu keadaan yang ditentukan. 3'.s. Al-ur(n) 14.

Maksudnya* 8Dia telah men$iptakan sesuatu dengan $iptaan yang ketentuan dan kesesuaiannya sangat diperhatikan. Dia juga telah menyiapkannya dengan hal-hal yang layak baginya. Seakan"akan 1ia ber'irman* 8Dia telah men$iptakan kadar sesuatu dengan ketentuan yang bijaksana, dan Dia tidak akan men$iptakan tanpa ketentuan. Maka, 1ia telah men%iptakan manusia dengan %ara seperti ini, kemudian menjadikannya mampu untuk memikul tugas"tugas dan menerima kemaslahatan yang berkaitan dengan keduanya, baik di dunia maupun akhirat. 9adi, makna %adar adalah &men%iptakan segala sesuatu dengan bijaksana.( P Bu@OI@J_ D ReQHI@^K U^ B VBRLQH_ B \ B Is B& D B D VBpIY @\ D BQIS D gIY D B eM R B\BfIVl UY B IS B IVB B @j B B DZ B aBpI@xi@ D@fIN F Ij B Dj@uQHI BNl B F eM B IH_ B F eM F H Artinya* 8Allahlah satu-satunya Zat ;ang 2aha Tahu kadar siang dan malam. Dialah satu-satunya Zat ;ang bisa menemukan batas hitungannya. 3'.s. Al-Mugammil) 1k4.
Ini diperkuat dengan 'irman Allah S8,.*

@\ D BQIS D BgIY D B eM UY B IVB B & DZ B aBpI@xi@ D@fIN B F eM 8Dia 2aha Tahu, bah"a kamu tidak akan bisa menemukan batas hitungnya. 3'.s Al-Mugammil) 1k4. Ayat ini dinyatakan dengan huru' 1an, yang mempunyai konotasi nafy ta&b9d .meniadakan untuk selama"lamanya/ kemampuan manusia untuk mengetahui batas"batas hitungnya. Ayat"ayat di atas, semuanya mempunyai konotasi yang berbeda dengan apa yang dibahas oleh Ahli $alam. La'ad! tersebut mempunyai banyak makna, tetapi dari berbagai makna yang digunakan oleh ayat" ayat al"#ur an di atas tidak ada satupun konotasi yang sama dengan istilah %adar sebagaimana yang harus diyakini menurut Ahli $alam. Sebaliknya, semua konotasi di atas justru berlainan, yang tidak terkait sedikitpun dengan %adar yang menuntut diyakini. $arena itulah, maka la'ad! tersebut tidak bisa diinterpretasikan dengan hanya mengemukakan la'ad! yang ada dalam al#ur an. $arena itu, la'ad! %adar yang mempunyai beragam konotasi tersebut harus di'ahami dengan menganalisis makna %adar yang diyakini menurut Ahli $alam. 1isamping itu, ayat"ayat dan hadits yang mempunyai rele5ansi dengan tema pembahasan tersebut harus dikaji ulang. 1ari ayat dan hadits"hadits tersebut kita akan menemukan, bahwa la'ad! tersebut mempunyai konotasi* 8 etentuan segala sesuatu pada zaman azali, dimana ketentuannya terjadi sebelum ia di$iptakan. Sedangkan la'ad! %adar yang diterangkan dalam hadits, antara lain, hadits dari Abu <urairah ra. yang mengatakan, bahwa Nabi bersabda* D D D Ba D @aFQ_ D @gIBRCBI@mBg Djb B j R FBpI BL D BaFQIVBFan VBBQ^ B K B Z B B I F @IVl B IVB@a F B DBfIB B IVBBQIS B QHI F 8Se-rang "anita hendaknya tidak bertanya mengenai penalakkan saudara perempuannya agar akadnya berakhir lalu dinikahkan 'dengan laki-laki lain(. Sebab ia telah mendapatkan apa yang ditentukan untuknya. 2?
Artinya* 8Sebab, masalah tersebut telah ditentukan -leh Allah di 1a"h al-2ahf0dh, yakni merupakan perkara yang Dia putuskan dan Dia 2aha mengetahuinya. Ini rele5an dengan 'irman Allah S8,.*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

; LASW?@ 6 ?@E 6 ;@ 6| 6 v n6G;R@DEn;W@DED>UA D ;@b ; n;ZW ; a@ D6^?@78>6;@;Be 6 tn;~@6tn;~H 6 t;~@6t;~@ 6| D p Dt ;c w 7; 8 n6M8Z} 8 ;WH@ ; @U ; DED>UA 6 ;W@\ 6 z8^@U 8 ; DV 6 ?@ 5s ;I 6 8 ; <W 8 @E 8 8^ 8M
82anusia tidak akan bisa memenuhi nazarnya 'untuk melakukan( sesuatu yang belum Aku putuskan. Tetapi, ia akan ditemui -leh 8ketentuan itu. Dan Aku telah memutuskannya untuk dirinya, sehingga dengan begitu dapat melepaskannya dari menjadi -rang yang bakhil. 22

Maksudnya, nazar tersebut tidak akan bisa dipenuhi oleh seseorang, sementara nazar tersebut belum ditetapkan oleh Allah. ,etapi, Allah telah menetapkannya di 1a"h al-2ahf0dh atau dalam ilmu"Nya. Artinya, supaya dengan nazar tersebut 1ia dapat melepaskannya dari menjadi orang yang bakhil. La'ad! %addartuhu di atas mempunyai konotasi* 8Aku putuskan dan Aku 2aha Tahu akan perkara itu. 9adi, di sini, mempunyai konotasi ketentuan Allah dan ilmu"Nya. 1isamping itu, banyak hadits yang lain. Berdasarkan ayat dan hadits di atas, la'ad! %adar merupakan la'ad! musytarak, yang mempunyai berbagai makna. Antara lain, ketentuan . ta/d9r/, ilmu, mengatur .tadb9r/, waktu, menyiapkan .tahyi&ah/, men%iptakan keistimewaan pada benda .kh.shiy.t al-asyy.&/. Berdasarkan berbagai makna di atas, tidak ada satupun la'ad! %adar yang mempunyai konotasi &manusia melakukan akti5itasnya se%ara terpaksa(, atau &keputusan yang menyeluruh dalam perkara global dan rin%ian"rin%iannya.( atau yang juga berarti &rahasia Allah(. 1engan demikian, la'ad! %adar tersebut mempunyai makna bahasa, dimana makna tersebut kemudian digunakan oleh al"#ur an. Makna yang digunakan oleh al"#ur an tersebut kemudian digunakan oleh hadits, sehingga tidak ada perbedaan antara makna al"#ur an dengan hadits tersebut. Makna"makna la'ad! ini menggunakan makna bahasa, sehingga akal tidak mempunyai ruang untuk menentukan maknanya. 9ika makna syara tidak dinyatakan di dalamnya, baik dalam al"#ur an maupun al"<adits selain makna"makna tersebut, maka tidak dapat dikatakan, bahwa makna yang digunakan di atas adalah makna syara . $arena itu, makna"makna yang ada dalam ayat al"#ur an dan hadits Nabi saw. di atas berbeda dengan makna %adar yang diperdebatkan oleh kalangan Ahli $alam. $etika makna"makna yang dimaksud dalam al"<adits adalah ketentuan Allah, atau %atatan Allah yang terdapat di 1a"h al-2ahf0dh. 1alam hal ini, la'ad! %adar tidak terkait sedikitpun dengan %adar yang diperdebatkan oleh kalangan Ahli $alam, yaitu &manusia melakukan akti5itasnya se%ara terpaksa( atau &keputusan yang menyeluruh dalam perkara global dan rin%ian"rin%iannya( atau &rahasia Allah(. Mengenai hadits yang diriwayatkan aj-Thabr(ni dengan sanad hasan dari !bn Mas/d*22 D j @ IH @ B FT B H DiZ B BuQHI D B BpI@^K B h F l Artinya* 8Apabila #lmu Allah dan ketentuan-,ya pada benda telah disebutkan, maka tahanlah dirimu 'untuk tidak melibatkan diri di dalamnya( .( Sebab, makna &ketentuan Allah pada benda( itu berarti &1ia telah men%atatnya di 1a"h al-2ahf0dh. Ini artinya, bahwa 1ia Maha mengetahui. Sebab, la'ad!* atabah. ?9 1a"h a#-2ahfudh merupakan kiasan .kin.yah/ yang artinya* &Ilmu Allah S8,.( Sedangkan Allah Maha ,ahu semuanya adalah bagian dari si'at Allah, yang wajib diyakini, yaitu si'at al-*Al9m .Maha ,ahu/. Sedangkan si'at Maha ,ahu itu bermakna bahwa Allah Maha ,ahu segala sesuatu yang telah, sedang dan akan terjadi sehingga tidak satupun benda, kejadian atau apapun yang terjadi di langit dan bumi ke%uali semuanya diketahui oleh Allah. Maka, makna

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
hadits di atas adalah* 8Apabila telah disebutkan, bah"a Allah telah 2emutuskan benda dan 2aha 2engetahuinya, artinya .Dia telah men$atat semuanya di 1a"h a#-2ahf0dh, maka kalian janganlah terlibat untuk membi$arakannya, sebaliknya tahan dan terimalah'apa adanya(. ,idak ada satupun ayat atau hadits yang menjelaskan, bahwa Maha ,ahu segala sesuatu berarti apa saja yang ada di langit dan di bumi semuanya dipaksa oleh ilmu"Nya. ,idak ada satu la'ad! pun yang bisa menunjukkan konotasi makna seperti ini. Sebab, la'ad! %adar dalam arti ilm tersebut tidak satupun yang bermakna &manusia melakukan akti5itas karena dipaksa( atau &keputusan yang menyeluruh dalam perkara global dan rin%ian"rin%iannya( serta &rahasia Allah(. Maka, tidak layak mengatakan, bahwa manusia dipaksa melakukan perbuatannya dengan alasan ilmu Allah meliputi segalanya, termasuk memaksa perbuatan manusia. 1emikian juga, ketika ilmu Allah S8,. Maha ,ahu, bahwa masalah yang akan terjadi adalah begini, bukan berarti dalam merealisasikan perbuatan tersebut tunduk kepada ilmu"Nya lalu tidak perlu melakukan usaha apa"apa. Sebab, meskipun ilmu"Nya Maha Mengetahui segalanya termasuk perbuatan yang telah, sedang dan akan terjadi adalah begini dan begini, tetapi ilmu Allah tersebut tidak pernah diberitahukan pada siapapun, sehingga semua orang mampu mengetahuinya, bahwa akan terjadi begini. $arena itu, tidak layak seseorang karena alasan tunduk pada ilmu Allah kemudian tidak mahu berusaha. 9ika ini terjadi, tentu karena pemahamannya mengenai ilmu Allah tersebut salah, dan bisa jadi orang tersebut telah dirasuki pemikiran %adriyyah @haybiyyah .kepasrahan kepada kekuatan gaib/. Akibatnya orang tersebut tidak mau berusaha, menyerah, putus asa, tidak mempunyai semangat dan 'rustasi. )emikiran ini bukan pemikiran Islam, namun telah mera%uni masyarakat kaum muslimin. Sebab, mereka membayangkan hidup mereka seperti boneka dan robot yang tunduk kepada !at yang mengendalikannya. Inilah pemahaman ?atalisme. Sebaliknya keyakinan pada %adar bahwa Allah Maha ,ahu apa yang telah, sedang dan akan terjadi, pada waktu yang sama siapapun tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi terhadap dirinya dan usahanya, maka keyakinan ini justru akan mendorong dan membakar semangatnya untuk terus"menerus berusaha tanpa dibayangi perasaan takut gagal, putus asa dan 'runtasi. Adalah seorang laki"laki datang kepada Nabi saw. dan bertanya* 8Apakah kita tidak perlu tunduk begitu saja "ahai !asulullah:&& =eliau nenja"ab) 8Tidak, berbuatlah. Sebab semuanya mengikuti aturan.& 3Diriwayajkan dari Ali bin Abi Thalib4.2>

D ;@?P 5p 6 8?@;B@ AML D U: ; I ; ;@s 8 Av;[@;B;Re 6 D} 6G | D @s D | ;9 ; :;~@X8@ ; P

9adi, dengan meyakini %adar seseorang tidak berarti tunduk begitu saja, tanpa mengusahakan hukum sebab"akibat .kausalitas/ dan 'aktor"'aktor yang menentukan keberhasilan usaha. $arena ilmu Allah tersebut tidak ditunjukkan pada sesiapapun. Maka, atas dasar apa seseorang harus menyerah begitu saja? 1ari sinilah, kebanyakan orang yang bertawakal kemudia tidak mau lagi berusaha, karena telah menyerah kepada ilmu"Nya sehingga hanya menunggu hasil, tanpa ada usaha untuk melakukan hukum kausalitas sampai tujuannya terealisir. 9elas ini merupakan kesalahan.
.>.+e5isi atas $esalahan )emahaman Ta"akkal

Ta"akkal berasal dari la'ad! Ta"akkala, ;ata"akkalu, Ta"akkulan, yang berarti menjadikan pihak lain sebagai "ak9l, atau !at yang mewakili diri seseorang dalam urusan tertentu. Ta"akkal adalah la'ad! yang diambil dari la'ad! "ak.lah. Ada juga orang yang menggunakan* +ukkila Amruh0 #l. ?ul.n

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
.urusannya diserahkan kepada ulan/. 6rang yang diserahi urusan tersebut bisa disebut +ak9l, sedangkan orang yang menyerahkan urusan disebut 2uttakil *Alayh dan 2uta"akkil *Alayh, yaitu ketika orang tersebut merasa puas pada pihak yang mewakilinya, memper%ayainya, dan tidak mempunyai persepsi bahwa pihak yang mewakilinya itu mempunyai kekurangan. Artinya, orang tersebut mempunyai keyakinan bahwa pihak yang mewakili tersebut tidak mempunyai kelemahan atau kekurangan. Itulah pengertian ta"akkal se%ara etimologis. Ta"akkal ini merupakan ungkapan kalbu kepada al-+ak9l .0at -ang Maha $uasa untuk mewakili segala urusan/. Atau dengan kata lain, ta"akkal ini merupakan kepasrahan hati se%ara bulat pada Allah terhadap kemaslahatan yang ingin diraih serta mudarat yang ingin dihindari, baik dalam masalah dunia maupun akhirat.2= Al-Alsi mende'inisikan ta"akkal sebagai sikap menampakkan kelemahan dan kerergantungan pada yang lain, serta merasa %ukup hanya kepadanya dalam melakukan akti5itas yang diperlukannya. 2 $arena itu, al-Ghag(li menjelaskan* 8 eadaan -rang yang berta"akkal pada Allah adalah seperti keadaan bayi dengan ibunya. =ayi tidak pernah mengetahui yang lain, serta tidak pernah menyerahkan urusannya ke$uali pada ibunya. #bulah -rang yang pertama kali dia bayangkan ketika dia membayangkan yang lain. #ni menuntut untuk meninggalkan d-&a dan meminta kepada yang lain, selain Allah karena keyakinannya pada kemuliaan dan kasih sayang-,ya. 2 Inilah de'inisi, pengaruh dan buah ta"akkal. 1engan demikian, ta"akkal ini merupakan buah keimanan suatu keyakinan kalbu, bahwa Allahlah satu"satunya 0at -ang Maha segala"galanya. Maka, lemahnya ta"akkal pada Allah S8,. juga dipengaruhi oleh lemahnya keimanan kepada"Nya sebagai satu"satunya 0at -ang Maha. Itulah mengapa al-Ghag(li dalam #hy.& 5l0midd9n-nya mengaitkan antara ta"h9d dengan ta"akkal dalam satu pembahasan. $arena masalah ta"akkal ini merupakan masalah hati, pikiran dan keyakinan, sementara keteguhan hati dan kekuatan iman seseorang ditentukan oleh kejelasan &makna pemikiran( mengenai 0at yang diyakini, baik yang mengenai !at maupun si'at"Nya, maka usaha untuk membangun sikap ta"akkal yang benar dan kuat adalah dengan memperjelas &makna pemikiran( tersebut. Makna pemikiran itulah yang bisa disebut mafh0m ta"akkal. Inilah konsepsi ta"akkal yang telah di'ahami dengan benar oleh kaum muslimin generasi pertama. Mereka memahami konsep ta"akkal tersebut dengan pemahaman yang benar, sehingga mampu melakukan tuntunan ta"akkal tersebut dengan benar. Mereka akhirnya mampu melakukan pekerjaan"pekerjaan besar dan meme%ahkan berbagai masalah yang sangat sulit. Berbeda dengan kaum muslimin saat ini, terutama setelah budaya materialistik dan hedonistik menguasai diri mereka, sehingga mereka menjadi pragmatis. )emikirannya menjadi dangkal. )emahamannya menjadi lemah. Mereka jauh dari pemahaman yang benar mengenai ta"akkal, sehingga keyakinan ta"akkal mereka ibarat ungkapan kosong yang tidak mempunyai nilai dalam diri mereka. )emikiran mengenai ta"akkal tersebut lebih tidak bermakna lagi, ketika hadits &mengikat unta( disalahta'sirkan, sehingga mafh0m ta"akkal tersebut semakin lemah. <adits ini justru tidak di'ahami supaya asumsi ta"akkal, bahwa dengan ta"akkal seseorang tidak perlu lagi melakukan hukum kausalitas dengan menjadikan hukum sebab"akibat sebagai bagian dari ta"akkal, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sebaliknya, hadits tersebut justru menjadi justi'ikasi, bahwa setelah bertawakkal

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
seseorang tidak perlu lagi berikhtiar. Akibatnya, %ita"%ita kaum muslimin menjadi lemah, kemauannya juga tidak kokoh, pandagan hidupnya juga menjadi sempit. Akhirnya terbersik dalam benak mereka, bahwa kemampuan mereka terbatas, serta tidak bisa melakukan sesuatu, ke%uali apa yang nampak di depannya. $arena pemikiran seperti Inilah, kaum muslimin saat ini tidak bisa maju dan meraih %ita"%ita besar yang diperintahkan oleh Islam. Memang, mafh0m ta"akkal pada Allah S8,. yang sahih tidak bisa di%apai oleh seseorang jika hanya melihat kekuatannya terbatas pada kekuatan manusia semata. ,etapi jika mereka menyakini, bahwa di balik kekuatan manusia, alam dan kehidupan yang nampak tersebut ada 0at -ang Maha $uasa, yang menguasai seluruhnya, yang mampu membantu mereka merealisasikan %ita"%ita mereka, maka pemahaman ini akan mampu membangkitkan keyakinannya dalam merealisasikan seluruh %ita"%itanya. 1engan pemahaman seperti ini, seseorang akhirnya merasa tidak terbatas, ketika dia berkeyakinan bahwa ada kekuatan di luar dirinya yang bisa membantunya untuk men%apai apa yang ingin diraihnya. Bahkan, orang yang tidak beriman pada Allah S8,. dan tidak mempunyai konsep ta"akkal kepada"Nya saja bisa memper%ayai, bahwa ada kekuatan di luar dirinya yang mereka sebut dengan kekuatan alam, yang bisa membantu mereka, sehingga mereka mampu melakukan pekerjaan"pekerjaan besar yang menantang. Mereka sering menyebutnya sebagai mira$le .mukji!at/. Lalu mengapa ummat Islam yang mempunyai keyakinan kepada Allah dengan dalil yang kuat, baik mengenai wujud maupun !at"Nya dengan keyakinan yang bulat dan bisa dibuktikan berdasarkan realitas yang ada tidak seperti mereka? )adahal orang ka'ir yang tidak per%aya pada ,uhan, dan tidak mempunyai konsepsi ta"akkal bisa melakukan seperti itu? Maka, masalahnya adalah karena mafh0m ta"akkal ummat ini memang sangat lemah. $arena itu, pemikiran mengenai ta"akkal ini merupakan pemikiran yang sangat mendesak untuk dibersihkan. Ta"akkal kepada Allah S8,. telah dinyatakan dengan tegas oleh nas al"#ur an yang /ath&i. Allah S8,. ber'irman*

D ; @ 6 ; @;;@D@b 6 ;@8@O;}9 6c 6 ;@c 6 ;@ 6u8CH@ 6 ;& Dp DW D ;W@m Dp s ; H@ 6 ;^@ 6I 6 D D S D S ; 8W: 8t 8F 8 @b 8 AW?@?y ; ;v;M} ; ; b 8 nATP 6T 6| 6| DT ; ; @b 6? 6 uP ; DSI 8 DW
87ika kamu dit-l-ng -leh Allah, maka tidak akan ada yang mampu mengalahkan dan menghinakan kamu. 2aka, siapakah yang dapat men-l-ng kamu setelah 'pert-l-ngan( Allah: Dan kepada Allahlah -rang--rang yang beriman hendaknya berta"akkal. 3'.s. Ali !mr(n) *0k4.

D @ Ri Pi B FBp& R FTIFJI|BeM B M U BN\Feh B I Dsh B IH D F OIBJIS @ QHI B Bab B BaBpI B[l 8Dan jika kamu mempunyai azam, maka berta"akkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah men$intai -rang--rang yang berta"akkal. 3'.s Al-!mr(n) *.+4.
8 atakanlah '2uhammad() * ami tidak akan ditimpa musibah, ke$uali apa yang telah Allah tetapkan kepada kami. Dialah Zat ;ang menjadi 3elindung kami. Dan kepada Allahlah -rang--rang beriman hendaknya berta"akkal. 3'.s. Tawbah) .*4.

6 ?@s 6 ;@8@O;}9 AP ; @:I 6 uP ; D SI ; H ; vT 8 8 D@ 6;W@s 6I ; ;v;M} ; @:;[;BP ; d@:;S;W@D@m; 8T 6 D~& DW ; @PD ; @AB8C@:;S;<M

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

8Allah 'adalah Tuhan(, tiada Zat yang berhak disembah ke$uali Dia, kepada Allahlah -rang--rang beriman hendaknya berta"akkal. 3'.s. Aj-Tah(bun) l,4.

6 ?@s 6 ;@8@O;}9 AP 6 uP D @AB8C@;E;W8C@;B@D& ; DSI ; H@ 8 ; ;v;M} ; P ;d 8T DW

Ini merupakan ayat"ayat yang se%ara /ath&i menjelaskan, bahwa melakukan ta"akkal kepada Allah S8,. adalah wajib. Semuanya disertai dengan /ar9nah yang tegas, yaitu adanya pujian Allah kepada orang"orang yang bertawakkal kepada"Nya, sebagai orang"orang yang 1ia %intai. 1isamping nas"nas di atas, juga ada nas"nas hadits yang mewajibkan kaum muslimin melakukan ta"akkal kepada Allah, antara lain*

6 ;R@u 6 ?@s ; 8^@:nnnnnnnn;W D tnnnnnnnn;e @ ; ;P 6c 6 nnnnnnnn;G@7nnnnnnnn8vI D< ;W w : nnnnnnnn;N@ 8 nnnnnnnnAW?@b 8 p 6F 8 nnnnnnnn6M A DR@ 6 nnnnnnnn8I@;YnnnnnnnnAS D nnnnnnnnDd@ D Q6 6 ;@;BH@ = P; 5u ;P ; H ;H ;H ;P 6 ;@;B D AM;;v;@;BH@ ; ;}9 6 D}T 6P 6p 6 D ~p D ; v| ; v;@b ; @u ; u ; u 6_ 8 =^U@O 8 ; v

8Akan masuk surga dari kalangan ummatku tujuh puluh ribu kel-mp-k tanpa dihisab. 2ereka adalah -rang--rang yang tidak pernah men$uri, menjadi peramal, memuji dirinya dan -rang--rang yang berta"akkal kepada Tuhannya. 3f.r. ukh(ri dari !bn Abb(s4. Ri i @ B @ RdBgI DiBQ @ BfIj @ DjBOIVb R } B IY B I D_K B j D RQHI@ VWdVBByI@X Di@cBf_ B \ DZ B BQIr B IY D @aeD h DZ F F eh B IVWVb B BfI B BfIY Bn Bh 87ika kamu berta"akkal kepada Allah dengan ta"akkal yang sebenar-benarnya, nis$aya Dia akan memberikan rizki kepada kamu sama seperti memberikannya kepada burung yang berangkat pagi dengan perut k-s-ng kembali dengan kenyang. 3f.r. Aj-Tirmidgi dan Ahmad4.

1engan dalil"dalil di atas, seorang muslim tidak boleh ragu dalam bertawakkal kepada Allah S8,. 6rang yang mengingkari kewajiban bertawakkal kepada Allah adalah ka'ir, sedangkan orang yang tidak melakukannya berarti telah melakukan haram dan berdosa. $arena dalam melakukan ta"akkal kepada Allah S8,. tidak ada syarat, tetapi diperintahkan se%ara mutlak, sehingga tiap muslim wajib bertawakkal kepada"Nya dalam melakukan setiap perbuatan tanpa ke%uali. Adapun hadits Nabi saw. yang menyatakan* Ri D FH Dsh B Bf_ B IVBeD FuM 8#katlah untamu, dan berta"akkallah 'kepada Allah(. 2 <adits ini tidak bisa dijadikan syarat yang bisa digunakan untuk menentukan syarat . ta/y9d/ khusus dalam melakukan ta"akkal kepada Allah S8,. atau menjadi penjelasan . bay.n/ mengenai %ara melaksanakan kewajiban tersebut. Sebab, baik ayat maupun hadits di atas tidak ada satupun yang memerlukan syarat .ta/y9d/ataupun penjelasan .bay.n/. 1isamping itu, hadits tersebut adalah hadits yang membahas masalah lain, yaitu kewajiban melakukan hukum sebab"akibat bersama"sama dengan kewajiban bertawakkal kepada Allah S8,. Mengenai sebab dinyatakan hadits .sabab "ur0d al-had9ts/ tersebut adalah, bahwa ada orang Baduwi yang memahami bahwa bertawakkal kepada Allah S8,. dengan pemahaman, bahwa jika seseorang telah bertawakkal, maka orang tersebut bisa meninggalkan hukum sebab"akibat. 1ia datang kepada Nabi dan bertanya kepada beliau saw.* 8Apakah unta itu dibiarkan saja depan pintu seraya berta"akkal kepada Allah: Ataukah harus diikat dahulu supaya tidak hilang: =eliau sa". menja"ab) 8#katlah dan berta"akkal 'kepada Allah(. 2

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
9adi, hadits di atas justru mengajarkan kepada orang Baduwi ini agar melakukan hukum sebab"akibat disamping bertawakkal kepada Allah S8,. 1engan kata lain, tidak %ukup hanya bertawakkal kepada Allah saja, sedangkan hukum sebab"akibatnya ditinggalkan. Adapun hukum sebab"akibat yang disebutkan dalam hadits tersebut adalah &mengikat unta supaya tidak hilang(. 9ika unta tadi tidak diikat pasti akan lari dan hilang. Inilah pelajaran yang dikehendaki oleh Nabi saw. kepada orang Baduwi tersebut. Masih ada satu masalah yang banyak diperdebatkan oleh kaum muslimin apakah ta"akkal kepada Allah S8, dilakukan sebelum melakukan akti5itas yang dianiatkan atau sebaliknya? Ada sebagian orang yang menggunakan hadits &Mengikat unta dan tawakkal( tersebut untuk membangun sikap mereka, yaitu bekerja dahulu baru kemudiain bertawakkal. Mereka melihat urutan dalam hadits tersebut, yaitu &Ikat dahulu dan bertawakkallah.( dimana pernyataan Nabi* &ikat dahulu( adalah ujud sebuah akti5itas, sedangkan &bertawakkallah( adalah ujud sikap ta"akkal kepada Allah S8,. Maka, hadits tersebut bisa di'ahami, bahwa bekerja lebih dahulu daripada bertawakkal. Maka untuk menjernihkan pemahaman yang keruh ini perlu dijelaskan bahwa* 3ertama, mengenai tema pembahasan hadits tersebut adalah tema pembahasan yang berkaitan dengan kewajiban melakukan hukum sebab"akibat, bukan kewajiban bertawakkal. Sementara jika ada nas tertentu telah menjelaskan tema pembahasan tertentu berdasarkan sebab "ur0d atau sebab nuz0l"nya, maka nas tersebut tidak bisa digunakan untuk menjelaskan makna lain, selain tema pembahasan tersebut . edua, huru' "a" yang dianggap sebagai "a" tart9b .yang menunjukkan urutan perintah/ sesungguhnya bukan merupakan huru' "a" tart9b, sehingga tidak bisa diartikan &kerja dahulu, baru kemudian bertawakkal(. etiga, jika diartikan seperti yang banyak diasumsikan orang, yaitu bekerja dahulu kemudian bertawakkal, maka pengertian tersebut pasti bertentangan dengan ayat al"#ur an, yang se%ara /ath&i menerangkan* 8Apabila kamu mempunyai azam, maka berta"akkallah kepada Allah. 3'.s. Ali !mr(n) *.+4.

; 8;& A P; ;9 8@O;}9 ; @s ; @?y ; v;@ ;I 6T 6

Sebab, ayat tersebut dengan tegas menerangkan, bahwa &a!am , &tawakkal( dan &bekerja(. &A!am( dan &tawakkal( adalah sama"sama merupakan perbuatan hati, sementara &bekerja( dalah perbuatan 'isik.( 1engan demikian, jelas bahwa bertawakkal kepada Allah S8,. hukumnya waib dalam setiap perbuatan, sementara %ara melakukannya adalah dengan* azam, ta"akkal dan bekerja. Maksud bekerja di sini adalah melakukan hukum sebab"akibat .kausalitas/ atau 'aktor"'aktor yang bisa merealisasikan tujuan, %ita"%ita atau agenda"agenda besar yang hendak diwujudkan. Sebab, harus dibedakan antara akidah dengan hukum syara . Azam dan ta"akkal adalah bagian dari akti5itas hati yang merupakan wilayah akidah, sementara kewajiban mengusahakan hukum sebab"akibat atau 'aktor"'aktor yang menentukan ter%apainya tujuan adalah masalah hukum syara . 1engan &makna pemikiran( atau mafh0m ta"akkal seperti ini, ummat Islam akan mempunyai semangat dan kekuatan luar biasa untuk melakukan pekerjaan"pekerjaan besar, terutama untuk mewujudkan %ita%ita Islam, meskipun apa yang di%ita"%itakannya saat ini tidak bisa dilihat di depan matanya. 3ita"%ita besar menaklukkan )ersia dan +omawi pernah disampaikan oleh Nabi saw. ketika pengikut beliau masih sedikit pada saat beliau masih berdakwah di Mekah, dan ketika beliau belum mempunyai negara. 1emikian juga Ab akar telah melakukan perdebatan dengan orang"orang #uraisy, bahwa suatu ketika kaum muslimin akan mengalahkan mereka. 2 3ita"%ita tersebut akhirnya semuanya terwujud, satu

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
demi satu setelah tegaknya negara Islam di Madinah. 6rang #uraisy ditaklukkan tanpa syarat melalui fath 2akkah pada tahun ke" <ijriah, sedangkan +omawi dikalahkan oleh tentara kaum muslimin pada tahun ke"22 <ijriyah dalam )erang Mu tah yang waktu itu dipimpin seorang panglima perang yang masih sangat belia, s(mah bin ayd, yang waktu itu usianya baru 2 tahun. 2?
.=.+e5isi atas $esalahan )emahaman +i!ki

)emikiran &ri!ki di tangan Allah( juga telah mengalami pergeseran sehingga kehilangan maknanya. )emikiran tersebut menjadi kosong, dan tidak membentuk mafh0m apa"apa, terutama ketika makna pemikiran yang diyakini tadi bisa mendorong seseorang muslim agar melakukan akti5itas sesuai dengan mafh0m"nya. 1engan hilangnya makna pemikiran tersebut, kemudian berkembang khura'at dan tahayyul dalam diri mereka. )emikiran khura'at dan tahayyul itu, antara lain adalah, &ri!ki tergantung pada usaha manusia, sehingga usaha manusialah yang menentukan ri!ki(, &ri!ki itu tergantung pada akal dan kedudukan, sehingga siapa yang lebih pandai, ri!kinya lebih banyak, demikian juga seorang atasan lebih banyak ri!kinya dibanding bawahan(, &re!ki adalah materi yang dapat dihitung se%ara matematika, sehingga ketika jumlahnya berkurang, di satu sisi jumlah pembaginya bertambah, maka ri!kinya tentu berkurang.( Inilah pemikiran khura'at dan tahayyul yang berkembang dan men%engkram kaum muslimin saat ini. Akibatnya, ummat Islam ini menjadi ummat yang materialistik. ,idak bisa berkorban untuk kepentingan Islam dan menjadi orang yang bakhil , takut menentang ke!aliman karena khawatir akan kehilangan kedudukan dan hartanya. 9ika men%ari ilmu, belajar atau yang lain, juga tidak bertujuan untuk meningkatkan kualitas ber'ikir, namun hanya semata"mata untuk meraih kenikmatan materi. $arena itu, ketika tujuannya telah ter%apai, proses belajarnya akan berhenti. Sebab semuanya telah ter%apai. Inilah pemikiran"pemikiran khura'at dan tahayyul yang berkembang di tengah kaum muslimin. Semuanya ini adalah debu"debu kotor yang harus dibersihkan dari benak mereka, sehingga makna pemikiran &ri!ki di tangan Allah S8,.( tersebut benar"benar jernih dan %emerlang. Mengenai hakikat re!ki harus di'ahami berdasarkan realitas makna la'a! dan syara nya, baik yang diambil berdasarkan pengertian bahasa maupun syara . La'ad! ar-!iz/, dalam bahasa Arab berasal dari !aza/a-;arzu/u-!iz/ yang berarti* A&tha-;u&thi-#&tha& .pemberian/. 9adi, se%ara etimologis ar-!iz/ berarti pemberian.22 Adapun menurut istilah, ri!ki adalah apa saja yang bisa dikuasai .diperoleh/ oleh makhluk, baik yang bisa diman'aatkan atau tidak. 2: 1e'inisi &apa saja yang bisa dikuasai .diperoleh/( meliputi semua bentuk ri!ki halal, haram, positi', negati', sakit, ke%erdasan, ketidak%erdasan, %antik, jelek dan sebagainya. Semuanya merupakan ri!ki. 1e'inisi ini menjelaskan, bahwa ri!ki berbeda dengan hak milik. Sebab, hak milik selalu memperhatikan %ara, yaitu syar&i atau ghayr syar&i jika %aranya syar&i, maka hak miliknya halal, dan jika ghayr syar&i, maka hak miliknya tidak halal. ,etapi, dua"duanya tetap disebut ri!ki. 1e'inisi ini juga meliputi ri!ki yang diperoleh se%ara mutlak, baik tanpa usaha, seperti pemberian, waris, diyat, ataupun karena usaha, seperti bekerja, menjadi broker, atau yang lain, termasuk kerja yang diharamkan, seperti men%uri, merampok dan sebagainya. Semuanya ini bisa mendatangkan ri!ki meskipun kemudian ada yang halal dan haram. Mengenai de'inisi &baik yang bisa diman'aatkan maupun tidak( meliputi semua bentuk ri!ki, baik yang positi' maupun yang negati', sekaligus mena'ikan ri!ki yang dianggap hanya sesuatu yang bisa diman'aatkan saja.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Inilah makna pemikiran mengenai ri!ki, yaitu apa saja yang diberikan Allah S8,. yang diperoleh oleh manusia. Allah S8,. juga dinyatakan sebagai sebab bagi ri!ki manusia. Allah S8,. ber'irman*

Dl D BfIY D ^I @ RdBgIVl @ @ @M R QHI P^ R QHI`Fp_ U BSi@u B i@fIVl DZ B B BQI@rRdFTI B i DZ F L F I F Vb F Vb B I B Bp BS_K B IY B& B Is B B_ B F F D^BHD _ &Dan di langit ada 'sebab-sebab( rizki kamu, juga apa saja yang telah dijanjikan kepada kalian. 2aka, demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar 'akan terjadi( seperti perkataan yang kamu u$apkan .( 3'.s. Adh-Dh(riy(j 11-1,4. Belum pernah ada satu ayat pun yang menggunakan ta&k9d .penegasan/ yang sedemikian kuat melebihi ayat ri!ki ini. 3ertama, penegasan kebenaran, bahwa ri!ki di tangan Allah .di langit/ dan sebabnya hanya Allah, dengan menggunakan /asam .sumpah/, yaitu +a !abbi as-Sam.&i +a al-Ardh .demi ,uban langit dan bumi/. edua, penegasan dengan menggunakan huru' ta&k9d, yaitu #nnahu, yang berarti &sesungguhnya ri!ki(. etiga, penegasan yang menggunakan huru' lam at-ta&k9d, yaitu 1aha//un, yang artinya &benar"benar akan terjadi.( eempat, penegasan dengan menggunakan huru' ta&k9d, yaitu #nnakum, yang artinya &sesungguhnya kamu(. elima, penegasan dengan menggunakan la'ad!* Tanthi/0n .kamu berbi%ara/ dan bukan yang lain, yaitu antara la'ad!* Tanthi/0n dengan !iz/ disatukan dalam satu konteks kalimat, yang menunjukkan bahwa antara ri!ki dengan bi%ara tersebut mempunyai tempat yang sama, yang sekaligus menunjukkan hubungan antara ri!ki dengan mulut. Ini artinya, bahwa 8 alian tidak bisa berbi$ara dengan menggunakan mulut -rang lain, selain mulut kalian sendiri, maka kalian juga tidak bisa memakan rizki -rang lain, selain rizki kalian sendiri. $arena itu, setiap makhluk yang diberikan kehidupan oleh Allah pasti telah 1ia tetapkan ri!kinya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah S8,.*
8Dan tidak ada satupun he"an melata di muka bumi ini, ke$uali rizkinya telah ditetapkan -leh Allah. 3'.s. fd) 04.

6 @78@Y 6U :_ ; @AB8C@ ; @ 6I 6; ? ; D ~ w A^?V 8 @:I ;& 8 @8@O;}9 8 U ;H

Ayat ini se%ara tegas memaparkan, bahwa tidak satu pun makhluk yang diberi kehidupan oleh Allah, kemudian dibiarkan hidup tanpa jaminan ri!ki dar"Nya. Sebab, siapakah yang menjamin re!ki manusia? ,entu bukan manusia, sebaliknya Allah. Maka, ketika ada orang tua yang takut keturunannya lahir tanpa jaminan ri!ki, kemudian mereka membunuh keturunannya karena takut akan kelaparan, dengan tegas ketakutan tersebut dibantah oleh Allah* 8 alian jangan membunuh anak-anak kalian karena takut akan kelaparan, padahal 'menjamin( memberikan rizki mereka, juga rizki kalian. 3'.s. Al-!sr(/) ,*4. ami-lah ;ang

6 ;>@;BH ; b D :A8CH@ DV Dp b 6 Q@ ; ; BH 6 ;[@ Dq 6 ;[@ D D ~ 6 ;R@?PD}DvZ ; b ;& 6T 6_ 6 8C@;Y;Mz 6T w ;I


D BfIB_ @ @ @X @ DjBdI @N DBdI Dl UY B B D_BgIHi@e@au D @qVROFT_ DZ D FTIN Dh F IY B IY B& z BCl

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8 alian jangan membunuh anak-anak kalian karena takut akan kelaparan, padahal 'menjamin( memberikan rizki kalian dan juga rizki mereka. 3'.s. Al-An/(m) *.*4. amilah ;ang

Melalui ayat ini, Allah S8,. ingin menjelaskan, bahwa ri!ki itu tidak bisa dihitung dengan angka matematika. Maka, ketika seseorang mempunyai gaji +p. :,???,??? .dua juta rupiah/ dimakan seorang, akan berubah komposisinya ketika masih singgle, dengan ketika telah menikah, dimana angka di atas sebelumnya dibagi satu, menjadi dua, suami"isteri, dan jika mempunyai satu anak, akan berkurang lagi menjadi +p. ,??? per orang. Akhirnya mun%ul ketakutan dan rasa takut, karena jumlahnya berkurang. Akibatnya mun%ul rasa takut menikah, mempunyai anak dan ketakutan"ketakutan yang lain. Inilah yang dibantah oleh Allah S8,. seakan ingin menyatakan* 8=ukan kamu yang menjamin rizki mereka, melainkan Akulah ;ang menjamin rizki mereka, juga rizki kamu. Inilah yang dijanjikan oleh Allah S8,. 9aminan ri!ki tersebut telah diberikan oleh Allah S8,. melalui orang tuanya atau melalui orang lain. Ayat"ayat dan makna pemikiran ri!ki di atas memberikan gambaran, bahwa &ri!ki di tangan Allah( adalah pemikiran yang menjadi keyakinan dan wajib dimiliki oleh setiap orang Islam. $arena pemikiran tersebut memang riil dan tidak kontradiksi dengan realitasnya. 6rang yang mengingkarinya tentu saja menjadi ka'ir. $eyakinan mengenai &ri!ki di tangan Allah( tersebut meliputi keyakinan mengenai segala sesuatu yang diberikan oleh Allah S8,. baik pemberian dalam bentuk materi, maupun non"materi baik berupa gaji ataupun bukan. $arena itu, bisa saja gaji seseorang ke%il, tetapi ri!kinya besar. 1engan demikian, ri!ki tidak tergantung pada jabatan dan kedudukan, dan tidak tergantung pada akal, ilmu ataupun yang lain. $arena Allah telah memberikan ri!ki tersebut se%ara mutlak kepada siapapun. ,epat sekali ungkapan penyair yang menyatakan*2> alaulah rizki tergantung pada akal, Tentu binatang-binatang telah binasa karena keb-d-hannya. 9adi, ri!ki tersebut semuanya tergantung pada ir.dah dan masy9&ah Allah S8,. saja, tetapi bukan berarti mena'ikan usaha manusia. Sebab, makna pemikiran &ri!ki di tangan Allah( adalah masalah keyakinan yang wajib dimiliki oleh setiap muslim. Sedangkan masalah usaha agar &ri!ki di tangan Allah( tersebut sampai kepada manusia, adalah masalah hukum syara . 1an ini merupakan dua wilayah yang berbeda. -aitu, wilayah hati dan 'isik. $arena itulah, maka usaha untuk memperolehi ri!ki hukumnya adalah wajib bagi tiap lim. Allah S8,. ber'irman* 82aka bertebaranlah di muka bumi dan $arilah anugerah Allah. 3'.s Al-humu/ah) *k4

D ; v^ 6 :;& 6 @78@?Hp 8@s 6 ;@ 6I 6 ?H@ 6; ? D z; 8 @?P 8 v[ ; 8] 8 U

Meskipun usaha merupakan kewajiban bagi tiap muslim untuk mendapatkan &ri!ki di tangan Allah( agar sampai kepadanya, tetapi usaha ini bukanlah sebab yang memastikan datangnya ri!ki. 4saha hanyalah 'aktor"'aktor kondisional .al-h.lah/ yang harus diusahakan agar &ri!ki di tangan Allah( tersebut datang. Artinya, jika seseorang bekerja, belum tentu mendapatkan ri!ki. 9ika demikian, siapa yang menjadi sebab ri!ki? ,entu hanya Allah S8,. irman Allah S8,.*

D ^I @ @ @M R QHI`Fp_ U BS_K B i@fIVl DZ F Vb B IY B& B_ B F

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Dan di langit terdapat 'sebab-sebab( rizki kalian, dan terdapat apa yang telah dijanjikan kepada kalian. 3'.s. Adh-Dh(riy(j) 114. Sebahagian ulama ada yang mengaitkan sebab ri!ki tersebut dengan ta"akkal kepada Allah S8,. Ini artinya, bahwa sebab ri!ki ini adalah Allah S8,. $arena itu yang menentukan banyak dan sedikitnya ri!ki adalah keyakinan seseorang kepada Allah sebagai ar-!azz./ .Maha )emberi +i!ki/, sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits Nabi saw.* 87ika kalian berta"akkal dengan ta"akkal yang sebenar-benarnya, nis$aya Allah akan memberikan rizki kepada kalian, sebagaimana Dia telah memberi rizki kepada burung yang berangkat 'pagi( dengan perut k-s-ng, dan pulang dengan 'perut( kenyang. 3f.r. Aj-Tirmidgi dan Ahmad4. 9adi, meskipun ri!ki tersebut ditentukan oleh Allah, dan usaha manusia tidak mempengaruhi besar dan ke%ilnya ri!ki, tetapi usaha tetap merupakan 'aktor yang menentukan halal dan haramnya ri!ki yang diberikan oleh S8,. $arena itu, mengapa ada perbedaan antara ri!ki dengan pemilikan ri!ki. Setiap muslim wajib berusaha men%ari &ri!ki di tangan Allah( dengan usaha yang bisa mengantarkannya pada hasil yang halal. Meskipun hakikat ri!ki yang halal dan haram tersebut sama"sama dari Allah S8,., tetapi status halal dan haram tersebut adalah manusialah yang menentukan. -aitu dengan mendapatkan ri!ki berdasarkan pemilikan yang sahih berdasarkan ketentuan Islam. $arena itu, manusia akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah karena %ara memperolehi ri!kinya apakah bertentangan dengan %ara yang telah ditetapkan oleh Allah atau tidak? 1emikian halnya pertanggungjawaban atas peman'aatan ri!ki yang diberikan kepada manusia apakah untuk sesuatu yang disyariatkan oleh Allah atau tidak? Sebab, semuanya ini merupakan wilayah akti5itas manusia yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah S8,. <anya manusia tidak akan diminta pertanggungjawaban karena sedikit atau banyaknya, atau karena baik dan buruknya, atau karena positi' dan negati'nya ri!ki yang diberikan kepadanya. Sebab, masalah ini merupakan wilayah Allah, dan bukannya wilayah manusia.
..+e5isi atas $esalahan )emahaman seputar $ematian

Al-2a"t .kematian/ merupakan realitas agung dalam kehidupan. $ematian adalah kebalikan dari kehidupan. 1alam membahas realitas agung ini, pemikiran manusia yang lemah telah disibukkan untuk men%ari solusi dan membahas esensinya. )ara 'ilsu' pun telah sibuk memperdebatkan substansi realitas tersebut sepanjang !aman, namun tanpa hasil yang berarti. Semua pandangan mereka menjadi hampa. $arena realitas tersebut merupakan realitas gaib yang tidak bisa diteliti dan dide'inisikan dengan jelas. Maka, hakikat kematian tersebut tetap menjadi misteri, dan hanya syari at Islamlah yang mampu memberikan jawaban yang memuaskan. <anya saja setelah realitas kematian ini tidak di'ahami berdasarkan ajaran Islam, khususnya setelah 'ilsa'at -unani banyak mempengaruhi pemikiran kaum muslimin, maka terjadilah keka%auan dan kekaburan yang menutupi realitas ini. Lebih"lebih setelah pemikiran kaum muslimin mengalami kemunduran. Akibatnya mereka melihat realitas agung tersebut berdasarkan pemikiran dangkal yang mereka miliki. Akhirnya berkembanglah khura'at, bahwa kematian substansinya satu tetapi penyebabnya seribu. Mun%ullah anggapan"anggapan, bahwa kematian itu bisa disebabkan oleh penyakit kanker, atau bisa disebabkan oleh ke%elakaan, bisa juga akibat dibunuh orang atau bunuh diri. Semuanya tadi dianggap

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sebagai penyebab kematian. $arena kedangkalan pemikiran mereka, mereka tidak bisa membedakan antara apa yang menimbulkan akibat se%ara pasti, layaknya hukum sebab"akibat, dengan 'aktor"'aktor kondisional .al-h.lah/ yang memungkinkan terjadinya kematian. Setelah diteliti se%ara mendalam, realitas agung kematian ini pada dasarnya sama dengan ri!ki. Artinya, -ang Maha Menghidupkan . al-muhyi/ dan Mematikan .al-mum9t/ adalah Allah S8,. $arena kehidupan dan kematian sama"sama berada di tangan Allah. Allah S8,. telah ber'irman dalam nas al" #ur an* 8Dan tidak satu ji"a pun akan meninggal, ke$uali atas izin Allah .yang telah ditentukan/ dalam $atatan yang ditetapkan. 3'.s. Ali !mr(n) *2.4.

6 88^@AB8C@ ;`P 6 ;S8W@u: ; @:I Jr; ; T A I 8 @8@u ;& w 8 y D @:J^:;vT D ;>@ 6u;R@ ;H

8Allahlah ;ang rnematikan ji"a, ketika 'tiba masa( kematiannya. Dan yang tidak mati, ketika dalam tidurnya. 3'.s. Ag-umar) 214.

6; ? 6 @OAP; :_ ; N@ ; I ; 8 >P ; D[ 8 :;SI 8 6I ; _ ; v;@D& 6 ;W@78vAW?H@: D ;>@b ; @78@ 6 ; @M

@ b U[\ B& F @O_ F RQHI` B I`F\ D@OI B Py^ 8Tuhanku, ;ang 2aha 2enghidupkan dan 2ematikan. 3'.s. Al- aarah) 1.-4.
8=agaimana kalian bisa menjadi kufur Allah, sedangkan kalian sebelumnya mati, Dialah yang telah menghidupkan kalian, kemudian Dialah yang mematikan kalian, lalu menghidupkan kalian kembali, dan kepada-,yalah kalian akan dikembalikan. 3'.s. Al- aarah) 1-4. 8Di mana saja kalian berada, tentu kalian akan didatangi -leh kamatian meskipun kalian berada dalam benteng yang tinggi dan k-k-h. 3'.s. An-Nis(/) i-4.

6T 6 ;>@ D M8Mq D DvM D :;MN D H@ ;& uP ; F ; p ; M 6 D>@E 6 ;W8C@b 6 D@b 6 ; ;@:J>?P 6T Dr D D| ;p 8M 8 D@b ;I ; 8:8^@uH 6| 6| 6T 6 ;R@b 6 D vS A D@b A D@b A D@b 6 ?@b 6T D @P DT DU D ;>@: 6 D@?PD[P| ; I ; A Mz 6 ;R& D D^@78@b wt 6 ;WH@ 6 ; D`P 6 D vS 8 t D @H D| ;W ; ; S w p 6 ?@ Au8C@s 6I D M8~;I b ; p 8;>@c 8 @uH 8 AW?@ ;`P 6 6| 6 D~& D @DEA[8;@DES ;W

8 atakanlah '2uhammad() *Sesungguhnya kematian yang menyebabkan kalian lari darinya, pasti akan menjemui kalian. 3'.s. Al-humu/ah) k-4.

Ayat"ayat di atas dengan jelas menyatakan, bahwa realitas kematian yang agung tersebut merupakan kenyataan yang ditetapkan oleh Allah S8,. sebagaimana 1ia telah menetapkan kehidupan pada manusia. Inilah yang dinyatakan oleh Allah S8,. sebagai al-2uhyi .Maha Menghidupkan/ dan al-2um9t .Maha Mematikan/. Ayat"ayat di atas dengan jelas menggambarkan, bahwa Allahlah yang menjadi sebab kematian. Bukan yang lain. Sebab, 1ialah yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan. Ini artinya, realitas agung kematian tersebut tergantung pada ir.dah dan masy9&ah"Nya, sebagaimana ri!ki yang diberikan"Nya kepada manusia. Maka, ketika Allah telah menetapkan kematian tersebut pada ma nusia, pasti tidak ada seorangpun yang bisa melarikan diri dari ketetapan"Nya, sehingga ke mana saja dia berada, pasti kematian akan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
menemuinya. Meskipun dia bersembunyi dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Sebaliknya, jika belum ditetapkan, maka dia pun tidak akan mati, sekalipun dalam kondisi terkula parah atau sekarat sekalipun. Bukan hanya itu, selain Allah menjelaskan bahwa 1ialah yang Maha Mematikan, 1ia juga telah menjelaskan bahwa satu"satunya sebab kematian adalah ketika ajal .tempo/ kematiannya telah berakhir. Allah ber'irman* 8Dan sekali-sekali Allah tidak akan menangguhkan 'kematian( manusia, jika ajal 'temp-(-nya telah tiba. 3'.s. Al-Mun(fin) **4.

; 8C@: 6 ;[@D@p = D@ 6;WH :_ ; D}r ; ;R@\ ; :r@? ; y J ; Q; ;&

87ika telah tiba ajal mereka, mereka tidak b isa minta ditangguhkan, sekalipun hanya sesaat, dan mereka juga tidak bisa minta diajukan '"alaupun sesaat, jika ajalnya belum tiba(. 3'.s. An-Nahl) 0*4.

; 8;& 6 ;v uP ; I ; :G ; p 6 ;@;BH@ 6 ;@;B@b DQ D D}r ; @uH ; ;R@\ ; :r@? ; y 8Z 8 6;v ; J Y9 6_ Dt

Ayat"ayat di atas menjelaskan, bahwa ketika tempo .ajal/ kematian seseorang telah berakhir, maka Allah pun tidak akan menangguhkan kematiannya. 1emikian sebaliknya, ketika ajalnya belum berakhir, Allah juga tidak akan mengajukannya. 1engan demikian, jelas bahwa Allahlah yang Maha Mematikan, yang telah menetapkan ajal bagi kematian, sehingga semuanya tadi tunduk pada ir.dah dan masy9&ah Allah. Ayat"ayat di atas juga menjelaskan penisbatan kematian, yaitu Allah. )enisbatan ini merupakan penisbatan yang sesungguhnya .nisbah ha/9/9yyah/ke%uali jika ada indikan yang memalingkannya dari makna yang sesungguhnya, maka pada saat itulah penisbatan tersebut berubah menjadi nisbah all.ha/9/9yyah, atau penisbatan yang tidak sesungguhnya. 1alam konteks ayat"ayat tersebut tidak ada satu ayatpun yang bisa dijadikan /ar9nah .indikasi/ untuk memalingkan penisbatan tersebut pada makna maja!. Mengenai 'irman Allah S8,. yang menyatakan* 8 atakanlah '2uhammad() *2alaikat maut yang diserahi untuk men$abut nya"a kalianlah yang mematikan kalian. 3'.s. As-$adah) **4.

6 ?@D;}I =H D 8^@s D :AP; b 8 AW?@` 8 P 6 D @c ; v;@s 6| 6T 6 D~& ;T ;W ; @b

Ayat ini juga tidak bisa dijadikan sebagai indikasi untuk mengubah penisbatan sandaran tersebut, dari penisbatan yang sesungguhnya menjadi penisbatan maja!. $arena, tark9b .susunan la'ad!/* Al-ladzi "ukkila bikum .yang diserahi untuk men%abut nyawa kalian/ tersebut jelas menunjukkan, bahwa kedudukan malaikat maut hanyalah mewakili Allah, !at satu"satunya pemegang otoritas mematikan dan menghidupkan. 1engan demikian, ayat tersebut tidak bisa mengubah apalagi menggugurkan penisbatan mati kepada Allah. Maka, siapapun harus meyakini bahwa tidak ada seorang pun yang akan meninggal dunia, ke%uali setelah ajalnya berakhir, sedangkan !at yang Maha Menghidupkan dan Mematikan adalah Allah S8,. Siapapun yang tidak meyakininya, berarti telah ku'ur, karena telah mengingkari dalil"dalil yang /ath&i. Siapa saja yang juga mengingkari, bahwa kematian tersebut berada di tangan Allah, dimana manusia tidak akan mati, ke%uali setelah ajalnya tiba, maka orang tersebut telah ka'ir. Mengenai kasus"kasus kematian yang ditimbulkan oleh pembunuhan, ke%elakaan, tabrakan, kanker, jantung, AI1S ataupun 'aktor"'aktor kondisional yang lain, tetap tidak bisa diyakini bahwa 'aktor"'aktor kondisional itulah penyebabnya. $arena, jika 'aktor"'aktor kondisional tersebut disebut sebagai sebab, maka setiap sebab pasti akan mendatangkan akibat. Inilah hukum kausalitas. ,etapi, jika 'aktor"'aktor kondisional tersebut ada, sementara kematian tidak terjadi, maka 'aktor"'aktor tersebut tidak bisa disebut

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sebagai sebab. $arena itu, siapa saja yang ber'ikir se%ara mendalam akan bisa membedakan antara sebab dengan 'aktor kondisional kematian tersebut. 3ontoh, seorang penderita kanker kronis telah dinyatakan oleh dokter spesialis, bahwa dia hanya bisa bertahan tidak lebih dari dua bulan, tetapi orang tersebut nyatanya sehat dan tidak meninggal dunia hingga bertahun"tahun. 1emikian halnya dengan serangan penyakit jantung. Banyak orang yang terkena serangan jantung se%ara tiba"tiba dan pingsan, tetapi tidak meninggal dunia, sebaliknya dia hidup kembali. ;irus <I;, yang dianggap sebagai 5irus mematikan, ternyata banyak orang terseran 5irus ini, 'aktanya ada yang mati %epat dan tidak, padahal 5irusnya sama. Lalu, siapakah yang menentukan lambat dan %epatnya? ,entu bukan karena 5irus itu sendiri, melainkan ajallah satu" satunya yang menentukan kapan berakhirnya hidup seseorang. Sementara yang menetapkan ajal tersebut adalah Allah S8,. 1ia ber'irman*

; :I 6 ;[@U 6 ?@ 6 9@ ;W 6 9@ 6 @78@:I ; M 6 ;>@?y = ;SDH@ m 6 ;>@:I ; : ;S 6; ? 6 ; H 6 A W?@b D nn8| ;U 89 8 D t 8 ;@ Au8C& ; @: ; @ ; Y 8 N 8 t D ;}F D D} ; @ ;H ; @b ; 6 ;[@U ; b p 6 ;>@:I ; @;@ Au8C@ D`P J 6 ;R@ M8<Q@ = ; 8^@ ; @?t w U M8}9 8 t D ;>@ ;H
8Sesungguhnya Allah, di sisi-,yalah pengetahuan mengenai Hari iamatI Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa saja yang ada di rahim. Tidak se-rang pun yang bisa mengetahui apa yang diusahakannya bes-k. Tidak se-rang pun yang bisa mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah 2aha 2engetahui lagi 2aha 2engenal. 3'.s. %um(n) ,24.

9ustru karena tidak seorang manusiapun yang mengerti apa yang bakal terjadi pada dirinya, termasuk kapan, di mana dan dalam kondisi seperti apa ajalnya akan menemuinya, maka dia harus berusaha untuk menjaga dirinya agar tidak meninggal dunia dalam keadaan s0& al-kh.timah. $arena itulah, maka para sahabat selalu berlomba ikut berperang untuk mendapatkan mati syahid, supaya mendapatkan husn alkh.timah. Maka, Abdull(h bin mmi Makjm yang buta itu pun meminta kepada Nabi saw. agar diperkenankan memegang bendera perang supaya bisa meninggal sebagai syahid, tetapi tidak diperkenankan oleh Nabi $arena itu, mengapa dahulu para sahabat menjadi orang yang sangat berani menegakkan kebenaran, tanpa rasa takut sedikitpun terhadap kematian? Lihat, bagaimana dialog antara Asma/ binji Ab akar, ibu Abdull(h bin ag-ubayr, ketika anaknya yang waktu itu menjadi khali'ah kalah dalam peperangan menghadapi pasukan al-fu(, panglima Marw(n al-fakam* 8=agaimana ini "ahai ibunda: =eliau 'Asma&( berkata) *Sesungguhnya di dalam kematian itu benarbenar ada ketenangan. 7ika kamu terbunuh, ibumu telah merelakanmu, dan jika kamu menang, kamu telah menjadi $ahaya kedua mataku.& +ahai ibunda, mereka telah memberi ananda jaminan keamananI bagaimana menurutmu: =eliau 'Asma&( berkata) *+ahai anakku, kamu lebih tahu akan dirimuI jika kamu memang berada pada jalan kebenaran, dan menyerukannya, maka jangan beri peluang budak =ani 5mmayah mempermainkan kamu, tetapi jika kamu tidak berada pada jalan kebenaran, maka tetapkan pada urusanmu dan apa yang kamu kehendaki.& +ahai ibunda, sesungguhnya Allah benarbenar 2aha Tahu, bah"a tidak ada yang ananda kehendaki ke$uali kebenaran, dan hanya itulah yang ananda tuntut. Ananda tidak melangkah dalam keraguan sedikitpun. Sungguh, ananda menyatakan demikian, bukan untuk menenangkan hati ananda, tetapi untuk menenangkan hati ibunda. +ahai ibunda, sesungguhnya ananda takut jika ananda dibunuh, mereka akan mem-t-ng-m-t-ng ananda.& =eliau 'Asma&( berkata) *+ahai ananda, sesungguhnya kambing tidak lagi merasakan sakitnya

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
pem-t-ngan ketika telah disembelih.& Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi taufik kepada ibunda, dan meneguhkan hati ibunda.& $ematian bagi sahabat, seperti Asma/ dan anaknya, Abdull(h, bukanlah sesuatu yang ditakuti demi memperjuangkan kebenaran. 1engan prinsip itulah, Islam berhasil disebarkan oleh generasi seperti ini di :> belahan dunia. Seorang muslim seperti mereka juga tidak gentar menghadapi tantangan kematian seberat apapun. Bahkan kematian telah menjadi kebanggaan mereka, karena dengan itu mereka bisa meraih kemuliaan di sisi Allah S8,.
....Reisi ajas #esalahan Pemahaman Hidyah dan Dhallah

La'ad! hid.yah berasal dari had.-yahd9-hudan-hid.yah, yang berarti ar-rasy.d .kejelasan/ dan addal.lah .petunjuk/, sedangkan la'ad! dhal.l berasal dari dhalla-yadhillu-dhalla-dhal.latan, yang berarti dhidd ar-rasy.d .kebalikan dari petunjuk dan kejelasan/. 2 Adapun pengartian hid.yah se%ara syar i adalah mengikuti petunjuk Islam dan mengimaninya, sementara dhal.lah adalah menyimpang dari Islam. 2 1alam konteks inilah, +asulullah bersabda* 8Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku dalam kesesatan. 3f.r. Aj-Tirmidgi dari !bn mar4.

5Y ; @7 6 ;@;B@;@ Au;Re D ; @O;}9 w ;W;o 6 8vI A DR@ ;

Allah S8,. telah men%iptakan surga untuk orang"orang yang mendapatkan hid.yah, sedangkan neraka untuk orang"orang yang mendapatkan dhal.lah .kesesatan/. Artinya, Allah S8,. telah memberi pahala kepada orang yang mendapatkan petunjuk dan siksa kepada orang yang tersesat. Maka, ketika pahala dan siksa dikaitkan dengan hid.yah dan dhal.lah itu menunjukkan, bahwa hid.yah dan dhal.lah tersebut merupakan hasil usaha manusia, bukan karena ketentuan Allah S8,. Sebab ini akan menjadikan Allah dituduh !alim, ketika Allah menyiksa orang yang disesatkan"Nya, padahal kesesatan tersebut ditentukan oleh Allah. Sebab mengapa 1ia yang menyesatkan, 1ia juga yang menyiksa? Maha Su%i Allah S8,. dari tuduhan seperti ini. $arena itu, Allah menolak tuduhan tersebut* 8Dan sekali-kali Tuhanmu tidak akan berbuat zalim kepada hamba-,ya. 3'.s. ushshil(j) 204. 8Dan Aku sekali-kali tidak akan berbuat zalim kepada manusia.8 3'.s. 'af) 1+4. Meskipun demikian, banyak ayat yang menyatakan hid.yah dan dhal.lah tersebut merupakan masy9&ah Allah S8,. sehingga dari ayat tersebut bisa di'ahami, bahwa hid.yah dan dhal.lah bukanlah usaha manusia, tetapi murni dari Allah S8,. 1i sisi lain, ada ayat"ayat yang menjelaskan, bahwa hid.yah dan dhal.lah merupakan usaha manusia, sehingga bisa di'ahami, bahwa hid.yah dan dhal.lah tersebut merupakan hasil usaha manusia. $arena itu, ayat"ayat tersebut harus di'ahami dengan pemahaman yang merujuk pada penjelasan syara&. 1engan kata lain, realitas ayat"ayat tersebut harus di'ahami dari aspek hukum syara , sehingga akan terlihat, bahwa hid.yah dan dhal.lah yang dikembalikan kepada perbuatan Allah S8,. tersebut mempunyai konotasi yang berbeda dengan hid.yah dan dhal.lah yang dikembalikan pada manusia. 1engan demikian, makna hid.yah dan dhal.lah menurut syara juga akan menjadi jelas.

6 8W@ t ;} ; I 8 M8<F ;& w A;8^@ ;^U@: ;H


UK B eD FQIA F \Ftc z RCBFyIVBdBgIVl B& B_

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Memang, ayat"ayat hid.yah dan dhal.lah yang dikembalikan kepada Allah telah menyatakan, bahwa 1ialah 0at -ang menunjukkan dan menyesatkan. irman Allah S8,.* 8 atakanlah '2uhammad() *Sesungguhnya Allahlah yang menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki dan menunjukkan 'jalan( kepada-,ya terhadap siapa saja yang bertaubat kepada-,ya. 3'.s. ArRa/du) 1i4.

: 6 ;W8C@t 6 ;H@ D :;z;@ 6I ; ;[;R@ 6I 8M 8_ 8 D@;@ Au8C@s ; \ 6 D~& ] ; @E ; @s

Dl Dl R FBp& B BOIN B BOIN D BO_ U @ V @ V F F @OIBJIS B I B IK B Is 8Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki dan menunjukkan siapa saja yang Dia kehendaki. 3'.s. (jhir) -4. Dl Dl DZ B BOIN B BOIN D BO_ U @ V @ V F F @OIN F B Q_ B I B& B IK B Is 8Tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjukkan siapa saja yang Dia kehendaki. 3'.s. An-Nahl) +,4.
2: 2: 2:

6 8W@DU @6Vp 6 ;@DE;t 6 nnnnnnnnn 8 6 6 pnnnnnnnn ;t ; @ ; nz 8 nnnnnnnnn_;@ 6u;R@nnnnnnnnnD@V 8p ; @ 8 ; nnnnnnnnnG 8 nnnnnnnnnD@ 6 nnnnnnnnnI 8 nnnnnnnnnD@ 6 nnnnnnnnn ;H ; ;& ; @:r \ 6 6 ;@DEA}] A W?@78@DtF A A ;@: Jp ; N@: ; JZ=Mo ; @DU ;t ; @s ; 8 : 8 D@ 6u;R 6F ; ; A[;T
8Siapa saja yang Allah kehendaki untuk diberi petunjuk, Dia akan lapangkan dadanya kepada #slam dan siapa yang Dia kehendaki untuk disesatkan, maka Dia akan menjadikan sempit lagi berat seakanakan mendaki langit. 3'.s. Al-An/(m) ,+4. 8 atakanlah) *Allahlah Zat yang memberikan petunjuk kebenaran. 3'.s. nus) ,.4.

6 8W@t = q 6 ;@D@s ;} 8_ 8 D~&

D @QVB_ @ IV l B BFQIVBdHBKBqI @ b D BLFQIVRLh I B K D B QHIHi F Ba F RQHIFFIK B IH B& B_ B D U@JIVBdHBKBqISgIB DiBQ 82ereka menyatakan) *Segala puji kepada Allah Zat yang memberi petunjuk kepada kami pada ajaran '#slam( ini, Dan kami tidak akan mendapat petunjuk kalau seandainya kami tidak diberikan petunjuk -leh Allah S+T. 3'.s Al-A/r(f) 2,4.
8Siapa saja yang diberi petunjuk -leh Allah, maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan siapa saja yang Dia sesatkan, maka tidak akan menemukan se-rang pen-l-ng pun untuknya yang dapat memberi petunjuk. 3'.s. Al-#ahfi) li4.

6 ?@P ?t J{ ; ; 6I 6 D@ 6I 6 6 ;@ 6I D ;@D@t 8 p 8 ;v_ 8_ ; DE;W@t ; t ;_ 8 >@ 6;};@s 6 8}] D @:JKM8WH@ DW ; H@ ;&

\ 6 ;@;@ A| 6 ; <N 6 ;R@ 6I 6 ;>@;B@ ;A[8C& D :;z;@ 6I 8_ 8 ;WH@ 8_ ; ;< ; @t ; @t 6 :8^@b 6 ;R@PD ; t 6 8 ; v_ ; dH ; DW D ;}9
www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk -rang yang kamu $intai sekalipun, tetapi Allahlah yang mampu memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki. 3'.s. A!-'ashash) .04.

Berdasarkan manth0/ .makna tersurat/ ayat"ayat di atas, ada bukti yang jelas, bahwa 0at -ang Maha Memberi hid.yah dan dhal.lah adalah Allah S8,. Allahlah yang menyesatkan dan menunjukkan kepada siapa saja, dan bukannya manusia. Ini artinya, bahwa manusia tidak bisa memperoleh hid.yah karena usahanya sendiri, jika Allah S8,. tidak menghendakinya mendapatkan hid.yah. 1emikian juga ketika Allah menyesatkan pasti siapapun akan tersesat. <anya, konotasi di atas kemudian berubah setelah disertai /ar9nah yang mengubah konotasi hid.yah dan dhal.lah yang langsung ditentukan oleh Allah menjadi Allah sebagai )en%ipta hid.yah dan dhal.lah, dimana 'ungsi manusia adalah sebagai pihak yang mengusahakan agar hid.yah dan dhal.lah tersebut sampai kepada manusia. Mengenai /ar9nah yang bisa mengalihkan makna tersebut dari makna langsung menjadi tidak langsung adalah /ar9nah syar&iyyah dan *a/liyyah. %ar9nah syar&iyyah yang dimaksud di sini adalah banyaknya ayat yang menyandarkan hid.yah dan dhal.lah tersebut kepada manusia. Allah S8,., misalnya, ber'irman*

*.@?pG-?

82aka siapa saja yang men$ari petunjuk sesungguhnya dia men$ari petunjuk untuk dirinya sendiri. Dan, siapa saja yang tersesat sesungguhnya ia hanya menyesatkan dirinya sendiri. 3'.s. Al !sra) *.4.

6 ;S8W@t :_ 6 ?@ ; @s ; ; vd 6 ;}9 6 ;@: ; M ; 6I 8 ;@: 8 8 8 ; v_ ; E ] A o@ 8 I ; A[8;@s ; H@ ; A[8;@t ;& ; 8C@s Dp b 6 ?@?y ; ; vd 6t ] D ;@;B& ; @ 6I 6 D v 6T A o ; @b

8Siapa saja yang tersesat tidak akan bisa membahayakan kamu, apabila kamu telah mendapati petunjuk. 3'.s. Al-M(idah) *k.4.

D BLFeBpIBKBaq D HIN Ur F F B Bp& F b 82aka siapa saja yang mendapatkan petunjuk sesungguhnya untuk dirinya sendiri. 3'.s. Ag-umar) 2*4.
&2ereka itulah -rang--rang yang mendapat petunjuk. 3'.s. Al aarah) *.i4.

6 ?@b uHD D @;8;WHDRH ; t;v_ 6 ;& DW Dd

D BNl D GH B RQHIVBd^ B I BNO D U B BgIN B IH_@jBh B VB_ F IVBdRC] F RQHI B I PN B& F QHI FD _ F O F d F BgIVBLRy^ 8Dan -rang--rang kafir itu berd-&a) *+ahai Tuhan kami tunjukkanlah kepada kami mereka yang bisa menyesatkan, baik dari kalangan jin dan manusia. 3'.s. ushshil(j) 1+4. D BdI|BeM @ eD Be] D FTI Ds@& U ` B I s] B IS F F BgIVb B RdFBpI[ 8 atakanlah '"ahai 2uhammad() *Apabila aku tersesat sesungguhnya hanya menyesatkan diriku sendiri. 3'.s. $aba/) .k4. www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Ayat"ayat di atas, dari aspek manth0/ .makna tersurat/"nya dengan jelas menyatakan, bahwa manusialah yang mengusahakan hid.yah dan dhal.lah, dimana manusialah yang bisa menyesatkan dirinya sendiri juga orang lain. Syetan juga demikian. Ayat"ayat di atas juga menyandarkan hid.yah dan dhal.lah tersebut pada manusia dan jin. Manusia juga bisa memperoleh petunjuk untuk dirinya, dan orang lain. Semuanya ini merupakan ar9nah yang mengubah konotasi hid.yah dan dhal.lah se%ara langsung dari Allah, baik dalam konteks 0at -ang Maha Men%iptakan maupun -ang Mengusahakannya, berubah pada konotasi Allah S8,. sebagai )en%ipta hid.yah dan dhal.lah, sedangkan pihak yang mengusahakannya adalah manusia. 1engan menggabungkan kedua ma%am ayat di atas, yang se%ara eksplisit .konotasi tekstualnya/ kelihatan kontradiksi, bisa diperoleh makna syara&, bahwa Allahlah 0at -ang Maha Men%iptakan hid.yah dan dhal.lah, sedangkan yang mengusahakan agar hid.yah dan dhal.lah tersebut sampai kepada dirinya, dan orang lain adalah manusia sendiri. Mengenai /ar9nah *a/liyah yang juga bisa mengubah konotasi hid.yah dan dhal.lah yang murni dari Allah menjadi konotasi hid.yah dan dhal.lah sebagai %iptaan Allah adalah ayat"ayat his.b yang meminta akuntabilitas manusia atas segala tindakannya semasa di dunia. 9ika manusia mendapatkan petunjuk, Allah akan memberikan pahala dan surga kepadanya, dan jika ia tersesat, Allah pun akan menimpakan siksa dan neraka kepadanya Allah S8,. ber'irman*

D BLFeBpIVWFQV Dl Dl D B ec UK B IN B eD FQIA B IVl B BpI B BgIN B Is B b F \Ftc F F FM z RCBFyIB~y^ B IVB\ B VE B Ir B_ B_ B& 8Siapa saja yang melakukan kebajikan, itu adalah untuk dirinya sendiri dan siapa saja melakukan keburukan, maka itu pun untuk dirinya. Dan Tuhan kamu tidak pernah berbuat zalim kepada hamba,ya. 3'.s. ushshil(j) 204. Dl Dl B I B I D l D BbBp& B Im D BOIN Dn D BOIN R R Im z^ z^ B VBu B BOIHWj\ B VBu F I Ds b F I Ds b B @xj Bc B_ Bc W B U@xj B BOIHj 82aka siapa saja yang melakukan kebaikan meskipun hanya sebesar biji dzarrah, maka ia sendiri yang akan melihatnya, dan siapa saja yang melakukan kejahatan meski hanya sebesar biji dzarrah, maka ia sendiri juga pasti akan melihatnya. 3'.s. Al-algalah) i4.
8Siapa saja yang melakukan kejahatan, maka ia akan dibalas dengan 'balasan( kejahatan. 3'.s. AnNis(/) *1,4.

; E 6 D@?\ 6 ;@ 6I D @s J PG 8 8^@ 6 ;F ;&

D_ D _ D @JIBK BM_ @ QH IY B I^ B VBdI^ B VRZ F VBuFpVBLb @ QH @ QHI B I B I BN\FuFpVBLb B& B RLB UVB\FpI BNOK F FQVBn 8Allah menjanjikan kepada -rang--rang munafi/ laki-laki dan -rang--rang munafi/ perempuan serta -rang--rang kafir neraka 7ahannam, dimana mereka akan kekal di dalamnya. 3'.s. Aj-Tawbah) 0-4.
Ayat"ayat ini menjelaskan, bahwa jika Allah menyiksa orang"orang ka'ir karena kesesatannya, sedangkan kesesatan tersebut ditentukan oleh Allah, maka berarti Allah !alim kepada mereka. $arena itu, Allah membantah anggapan tersebut*

6 8W@ t U@: ;} ; I 8 M8<F ;& w A;8^@ ;^ ;H

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Dan sekali-kali Tuhanmu tidak pernah berbuat zalim kepada hamba-,ya. 3'.s. ushshil(j) 204. 9adi, ayat"ayat di atas dengan tegas menolak, bahwa hid.yah dan dhal.lah sepenuhnya &perbuatan( Allah S8,. sehingga Allah dipandang !alim karena menyiksa orang ka'ir. $arena itu, Allah kemudian menegaskan*

DK DK UN B DRLQHI@xVBLO B B q_ B& F O 8Dan ami telah memberikan dua pilihan 'jalan(, ada yang bersyukur 'menjadi mukmin( dan ada yang kafir. 3'.s. Al- al(d) *k4.
8Dan Dia telah memberikan petunjuk kepadanya 'manusia(, ada yang durjana dan ada yang berta/"a. 3'.s. As-$yams) -4.

6 ; ;& 6 ;>H@: :d ; ?P ; UP D D@:_ ; ; ; W ;Z ; d ;_

Ayat"ayat di atas menegaskan, bahwa Allah Maha Adil. Allah juga tidak akan menyiksa dan memberi pahala pada manusia, ke%uali setelah ditunjukkan jalannya, yaitu jalan ke surga dan neraka, yang keduanya sama"sama ditunjukkan kepada manusia, sehingga ketika Allah menyiksa mereka yang tersesat itu bukan karena kesalahan Allah, melainkan karena merekalah yang bersalah. Sebab, mereka tidak mengikuti agama Allah. 9ika mereka diberi pahala surga pun, bukan semata"mata karena kemurahan Allah, sehingga surga tersebut akan diberikan kepada siapa saja tanpa melihat usahanya. ,etapi, karena usaha merekalah, mereka diberi pahala dan surga oleh Allah. 1engan kata lain, manusia se%ara fitri telah diberi ke%enderungan oleh Allah untuk beriman dan ku'ur. Inilah yang dimaksud, bahwa Allah S8,. adalah 0at )en%ipta hid.yah dan dhal.lah. Setelah diberi ke%enderungan tersebut, manusia kemudian diberi pilihan dan dua alternati', baik" buruk, surga"neraka serta pahala"siksa. Inilah hakikat hid.yah dan dhal.lah yang sesungguhnya, yakni dari konotasi langsung dari Allah, baik %iptaan ataupun tindakan"Nya, menjadi makna tidak langsung, dimana hid.yah dan dhal.lah tersebut merupakan %iptaan Allah, sementara yang mengusahakannya adalah manusia. $arena manusia telah diberi potensi untuk mendapatkan keduanya. Bahkan tidak hanya itu, Allah S8,. juga menurunkan +asul yang diberi tugas menjelaskan kedua jalan tersebut, sehingga setelah diutusnya +asul tidak ada lagi yang melemparkan umpatan dan tuduhan pada Allah dengan mengatakan, bahwa Allah S8,. tidak adil, dengan berbagai alasan. irman Allah* 8Dan ami tidak akan menyiksa 'siapa saja( sebelum ami mengutus !asul. 3'.s. Al-!sr(/) *.4.

=F ; F D @:I JBPG ; 8 ^c 6 ;[@OAvN@ D U@ ; ;< ; M ;I ;& D @:AST ;H

8Supaya manusia tidak mempunyai alasan 'ma$am-ma$am( di hadapan Allah setelah diutusnya !asul. 3'.s. An-Nis(/) *0.4.

D ;& s ;F ; @ ; | 6 ;^@Y t A N@ D pW?@ D 8@O;}9 8G 8 :AS}8W@uP

Inilah gambaran yang sesungguhnya mengenai hid.yah dan dhal.lah tersebut. 1engan gambaran tersebut, jelas bahwa usaha manusia untuk men%ari hid.yah berbeda dengan usaha manusia men%ari ri!ki.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Sebab, usaha men%ari hid.yah pasti akan berhasil, sedangkan usaha men%ari ri!ki belum tentu berhasil. Ini dibuktikan dengan balasan pahala dan dosa yang diberikan oleh Allah kepada manusia terkait dengan hid.yah dan dhal.lah tersebut. Sementara dalam masalah ri!ki, manusia tidak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Mengenai beberapa ayat al"#ur an yang menyatakan, bahwa Allah S8,. ber'irman* 8Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang fasi/. 3'.s. Al-M(/idah) *k-4.

6 ?@ 6 ?@t M ; 8ZG: 6 ;@;B@DH 8 ;W 8_ 6 ;ZW ;& ;P 6 ?@t M ; 6 ;@;B@DH 8 8W:AW?@ 8_ 6 ;ZW ;& ;P

8Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. 3'.s. Al- aarah) 1.-4.

D A D K B QHI D BOIBI@J_ U BNOj F B& B DiBuQHI F FpVZ 8Dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang kafir. 3'.s. Al- aarah) 1024. Ayat"ayat tersebut tidak bisa diartikan, bahwa Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang ka'ir, 'asi dan !alim. Ayat"ayat ini maksudnya adalah, bahwa karena hid.yah adalah %iptaan Allah dan untuk memperolehnya Allah telah memberikan jalan, yaitu keta atan hingga orang tersebut memperoleh hid.yah"Nya, maka ketika mereka men%ari hid.yah dengan menempuh jalan kemaksiatan, seperti ke'asikan, keku'uran atau ke!aliman, pasti hid.yah tersebut tidak akan sampai kepada mereka. 9adi, hid.yah tersebut tidak diberikan oleh Allah kepada orang 'asik, !alim dan ku'ur, karena jalan mereka salah. Men%ari hid.yah melalui jalan ke'asikan, ke!aliman atau keku'uran. Ada satu masalah yang belum dijelaskan di atas, yaitu adanya orang"orang yang ditetapkan oleh Allah untuk tidak diberi hid.yah, sebagaimana yang disampaikan oleh Allah S8,. kepada Nabi"Nya*

;[ 6 ;R\ ; uP ; @ 6 D@;B@b On;}9 D U ; H ; @nD@b ; nDSI ; @\ ; c 6c 6c 6 ;}9 ?P D ;>U D ;T ; @b ; @?Hp 8 8 n6SD>@b 8 AW?& ; @b ;G 6_ 6d 6 n;W@ 6 ;R@b 6_ 6_ 8 8^PnD}D~@On;}9 8 M ; n;vQ H:; ; H@ 6 ;R@O;}9 ; ^ ; 8 b 8 U 8 ; z@ ; b 6d 6_ 6G 8 : 8 F

&Sesungguhnya -rang--rang kafir, baik kamu peringatan ataukah tidak, mereka sama sajaI mereka tidak akan beriman. Allah telah mengun$i hati, pendengaran serta penglihatan mereka. 3'.s. Alaarah) 0-i4.

Ayat ini merupakan in'ormasi dari Allah yang diberikan kepada para Nabi, mengenai adanya orang"orang yang tidak akan pernah beriman. Semuanya ini ada dalam pengetahuan Allah. <anya tidak berarti ada kelompok manusia yang beriman dan tidak. Sebaliknya, semua manusia mempunyai potensi beriman dan ka'ir, sedangkan mereka yang dinyatakan tidak beriman, berarti bahwa ilmu Allah Maha ,ahu, yakni adanya orang tertentu yang tidak beriman, karena ilmu"Nya meliputi segala sesuatu. Sementara apa yang belum diberitahukan kepada kita, maka kita pun tidak bisa memastikan, misalnya si A atau si B telah ditutup hatinya oleh Allah. ,indakan seperti ini tidak berhak dilakukan oleh siapapun. Sebab, ia tidak pernah tahu ilmu"Nya atas orang tersebut. 1engan demikian, para pengemban dakwah tidak seharusnya putus asa ketika mengajak orang lain menuju jalan kebenaran. Sebab, orang itulah yang hakikatnya menentukan hid.yah untuknya, sehingga dia mendapatkan petunjuk atau tidak. 9ika dia bersungguh"sungguh men%arinya, pasti akan bisa memperoleh.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1i sini 'ungsi pengemban dakwah dan +asul adalah menjelaskan jalan yang sesat dan jalan yang benar kepada orang banyak agar mereka bisa memperoleh hid.yah- Nya.
<ukum"hukum 3r-blem S-l4ing dalam Islam

Sebagai agama dan mabda& yang mengajarkan spiritualisme dan politik, Islam bukan hanya membahas persoalan akidah, tetapi juga membahas masalah hukum syara , yang dari aspek pembahasannya, masing"masing berbeda. Akidah membahas *amaliyyah /albiyyah .akti5itas kalbu/, sedangkan hukum syara membahas *amal al-ja".r9h .akti5itas 'isik/. Masing"masing dibangun se%ara logis dan rasional, sehingga tidak ada satupun ajaran Islam yang tidak bisa di'ahami se%ara logis dan rasional. )emikiran mendasar .al-fikr al-as.si/ yang menjadi akidah, misalnya, bisa dijadikan sebagai akidah, karena pemikiran tersebut mempunyai makna yang bisa di'ahami. Sebab, antara makna pemikirannya dengan realitas yang ada rele5an. 3ontoh, adanya Allah pemikiran &adanya Allah( tersebut mempunyai makna yang bisa dibuktikan realitasnya, misalnya, melalui keunikan benda karena tunduk pada hukum Allah S8,. yang tidak bisa diubah atau ditinggalkan oleh siapapun. 3ontoh lain adanya Malaikat pemikiran &adanya Malaikat( ini juga bisa di'ahami maknanya. Meskipun untuk memahami realitasnya berbeda dengan yang pertama. Ini karena realitas yang kedua tidak bisa diindera se%ara langsung, sementara realitas &adanya Allah( .makhluk"Nya/ bisa diindera. Manusia bisa mengindera realitas tersebut se%ara tidak langsung melalui in'ormasi yang kebenarannya sudah terjamin, yaitu al"#ur an dan hadits Mutawtir. 1emikian halnya dengan pemikiran fur0& .al-fikr al-far&i/, seperti hukum yang berkaitan dengan #slami$ th-ught maupun #slami$ meth-d semuanya bisa di'ahami se%ara rasional. $arena hukum syara ini diturunkan oleh Allah S8,. untuk menyelesaikan masalah manusia baik masalah manusia dengan ,uhannya, sesamanya, maupun dengan dirinya sendiri? 9adi, di sinilah logis dan rasionalnya hukum syara tersebut diturunkan oleh Allah sebagai pr-blem s-l4ing atas seluruh masalah kehidupan manusia, baik yang berkaitan dengan konsep maupun metode. 1engan analogi yang sederhana, tanpa bermaksud menyederhanakan masalah, hukum syara adalah bagaikan obat. 9ika seseorang sakit, dia akan mendiagnosis apa penyakit .masalah/ yang dialaminya . Setelah dia mengetahui masalahnya, dia akan memilih obat yang %o%ok. Sakit kepala, misalnya, memang akan diobati dengan obat sakit kepala. ,entu bukan dengan obat sakit gigi, atau obat"obat yang lain. Inilah yang disebut mafh0m. Meskipun, tidak diketahui se%ara detail apa kandungan !at yang ada di dalamnya, karena dia bukan apotiker, atau dokter. 1emikian pula dengan orang yang mengambil hukum syara . 6rang tersebut harus memahami apa masalah yang dia alami, baru kemudian menentukan hukum yang rele5an denga masalahnya. Misalnya, kentut dan batalnya wudhu orang tersebut mengetahui, bahwa yang dia perlukan adalah melakukan wudhu kembali dengan membasuh muka, kedua tangan dan seterusnya. Inilah yang disebut mafh0m. 1ia tidak perlu bertanya lebih jauh mengapa yang diperintahkan kepadanya harus membasuh muka, dan bukan yang lain? $arena orang tersebut adalah bagaikan orang sakit yang mempunyai masalah, yang memang harus diselesaikan. 4ntuk mengobati masalahnya, dia memang harus men%ari &obat( dari !at yang Maha ,ahu masalah yang dia alami. 1an tentu bukan kepada yang lain. Inilah pandangan dasar .'alsa'ah/ mengenai hukum syara sebagai pr-blem s-l4ing atas semua masalah yang dialami oleh manusia, baik yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun dengan dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, inilah pandangan mengenai hukum syara yang berkaitan dengan masalah ibadah shalat, !akat, puasa, haji dan jihad, atau yang berhubungan dengan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com masalah pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negeri, peradilan, dakwah, atau yang berhubungan dengan manusia sendiri, seperti akhlak, pakaian, makan dan minum. Semuanya ini merupakan masalah manusia yang memerlukan peme%ahan. Allah kemudian memberikan peme%ahan, baik berupa akidah maupun hukum syara . Meskipun dalam konteks ini, hukum syara yang dibahas diklasi'ikasikan menjadi dua* 2. 2u&.lajah masy.kil al-ins.nI hukum syara yang ber'ungsi sebagai pr-blem s-l4ing dan menjadi bagian dari #slami$ th-ught, :. Thar9/ahI hukum syara yang ber'ungsi sebagai metode aplikasi, memelihara dan mengemban mabda& yang menjadi bagian dari #slami$ meth-d. $edua klasi'ikasi di atas merupakan pembagian yang didasarkan pada komponen mabda&, yang terdiri dari th-ught and meth-d, yang tentu sah saja dilakukan. Mengingat, masing"masing hukum tersebut mempunyai %iri khas yang berbeda,2 sekalipun se%ara substantial sama. Sama"sama merupakan pr-blem s-l4ing atas seluruh masalah kehidupan manusia. 9ika Islam diterapkan se%ara utuh, baik dari aspek ibadahnya, sosial, ekonomi, pemerintahan, peradilan, pendidikan, maupun akhlaknya untuk menyelesaikan problem manusia, tanpa dibedakan antara satu hukum dengan hukum yang lain, pasti kemaslahatan yang hakiki akan diperoleh oleh semua orang. Bukan hanya akan dirasakan oleh orang yang melaksanakannya saja, tetapi juga oleh orang lain. Ini sebagaimana yang dinyatakan dalam kaidah ushul*

D Yq 6 ?@ DuP D ;>@DxpA D ;@: 6 6 zW?@ DuP 6N ; ;} ; 6| 6| ;W ; D M

87ika hukum syara& diterapkan, maka pasti akan ada kemaslahatan. 2

4lama ushul2 kemudian telah merin%ikan bentuk kemaslahatan yang bisa diraih oleh manusia, ketika hukum Islam diterapkan se%ara total, antara lain* . Mashlahah Dhar!riyyah" emaslahatan yang diper-leh manusia dalam bentuk terpeliharanya sur4i4alitas hidupnya. 9ika kemaslahatan tersebut tidak diperoleh, kehidupan manusia akan mengalami kehan%uran. $emaslahatan tersebut tidak akan terpenuhi, ke%uali jika hukum"hukum Islam tersebut diterapkan. Adapun bentuk kemaslahatan tersebut adalah* .2/ al-2uh.fadhah *al. al-a/9dah .terpeliharanya akidah/. Maslahat ini bisa direalisasikan jika hukum hadd al-murtadd9n .sanksi atas orang murtad/ diterapkan, yaitu dibunuh. 9uga ketika sanksi atas orang"orang yang menyebarkan pemikiran dan ideologi ku'ur dilaksanakan. .:/ 2uh.fadhah *al. ad-da"lah .terpeliharanya negara/. Maslahat ini ter%apai ketika hukum hadd ahl al-baghy .sanksi atas pembangkang negara/ diterapkan, yaitu diperangi dengan maksud mendidik. .>/ 2uh.fadhah *al. al-amni .terpeliharanya keamanan/. Maslahat ini terwujud, jika hukum hadd /uth.& at-thar9/ .hukuman atas perampok, perusuh dan pelaku tindak kriminal/ diterapkan, yaitu dibunuh dengan disalib dan dibuang dari negeri, dibunuh dan disalib, dibunuh ataupun dibuang dari negeri. .=/ 2uh.fadhah *al. al-m.l .terpeliharanya kekayaan/. Maslahat ini terwujud jika hukum hadd as-sari/ah .sanksi atas pen%uri/ diterapkan, yaitu dipotong tangannya jika memenuhi syarat dipotong. 9uga ketika sanksi ta&z9r atas pelaku suap, korupsi dan sebagainya diterapkan. ./ 2uh.fadhah *al. al nasl .terpeliharanya keturunan/. Maslahat ini ter%apai jika hukum hadd az-zin. .sanksi atas pelaku !ina/ diterapkan, yaitu di%ambuk 2?? kali bagi yang belum menikah .ghayr muhshan/ atau dirajam sehingga mati bagi yang telah menikah . muhshan/. 1isamping kewajiban menikah sebagai satu"satunya thar9/ah .tuntunan/ untuk memenuhi naluri seksual, serta diharamkannya !ina, liwat, oral seks dan sebagainya sebagai mekanisme pemenuhan kebutuhan seks. Meskipun hukum

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
menikah itu sendiri. adalah sunnah. ./ 2uh.fadhah *al. al-kar.mah .terpeliharanya kemuliaan/. Maslahat ini terealisir jika hukum al-/adzaf .sanksi atas orang yang menuduh !ina/ diterapkan, yaitu di%ambuk ? kali, jika tuduhannya tidak terbukti. 9uga ketika wanita yang dijadikan sebagai *aradh .harta selain m.l/ yang yang wajib dipelihara, bukan sebagai m.l .harta benda/ murahan. ./ 2uh.fadhah *al. al-&a/li .terpeliharanya akal/. Maslahat ini terealisir jika hukum hadd sy.rib al-khamr .sanksi atas peminum minuman keras, pe%andu narkoba dan sebagainya/ diterapkan, yaitu di%ambuk tidak kurang dari kali ?. ./ 2uh.fadhah *al. an-nafs .terpeliharanya nyawa/. Maslahat ini terealisir jika hukum hadd al-/atli .sanksi atas pembunuh/ dilaksanakan, yaitu dibunuh atau dikenakan diyah dan lain"lain. Inilah yang dalam istilah Muhammad fusayn Abdull(h disebut al-ahd.f al-ulya li shiy.nah al-mujtama&, atau tujuan luhur untuk menjaga masyarakat. 2? Memang ini merupakan tujuan luhur yang harus direalisasikan demi menjaga masyarakat. Sebab, jika hukum"hukum tersebut tidak diterapkan, masyarakat pasti akan mengalami keka%auan. #. Mashlahah H$iyyah) emaslahatan yang diper-leh manusia dalam k-ndisi yang sulit atau menghadapi kesengsaraan. $emaslahatan ini diperoleh oleh seseorang berkaitan dengan keringanan .rukhshah/ yang diberikan oleh Allah S8,. kepada manusia. Misalnya, ketika sedang melakukan puasa +amadhan atau puasa wajib yang lain, sedangkan pada waktu yang sama sedang bepergian atau sakit, maka orang tersebut dii!inkkan untuk membatalkan puasanya kemudian diganti dengan puasa pada waktu lain. 9ika orang tersebut sakit yang menyebabkannya tidak bisa duduk atau berdiri, maka dia dibolehkan shalat dengan berbaring. %. Mashlahah &ahs'niyyah) emaslahatan yang diper-leh -leh manusia ketika melaksanakan hukumhukum yang berkaitan dengan sifat akhlak dan adab . Misalnya, menjaga kebersihan badan dan pakaian. 1engan %ara melaksanakan hukum"hukum thah.rah yang berkaitan dengan tempat dan pakaian, atau menjaga agar hanya makanan dan minuman yang dihalalkan oleh Allah S8,. atau menjaga diri terhadap hal"hal yang bisa menjatuhkan martabat kepribadian Islam, seperti melakukan hal"hal yang sia"sia atau terrlibat dalam perkara syubh.t. Sebaliknya, wajib mempunyai sikap "ara& dan takwa dalam setiap tingkah lakunya, sopan kepada orang lain, ta".dhu& dan tidak sombong, tidak membanggakan diri, riy.&& atau hal"hal lain yang membawa pada ter%elanya kepribadian Islamnya. Semuanya itu merupakan hukum"hukum akhlak yang menghiasi tingkah laku orang tersebut, yang membuat kepribadiannya indah mempesona. (. Mashlahah &akm'liyyah) emaslahatan yang berkaitan dengan penyempurnaan maslahat yang diper-leh manusia karena menyempurnakan tiga kemaslahatan yang lain, yaitu dengan diperintahkan dan dilarangnya hal-hal yang menjadi $abang ke"ajiban atau keharaman asal. 3ontoh, ketika hukum !ina diharamkan, maka apa saja yang bisa mengantarkan seseorang untuk melakukan !ina juga diharamkan. Seperti, tabarruj .memper%antik diri dengan maksud menarik perhatian lawan jenis/, tidak memakai jilbab, berduaan di tempat sepi .khal"ah/ dan sebagainya. Inilah gambaran mengenai maslahat yang akan diperoleh oleh manusia ketika melaksanakan hukum" hukum syara se%ara utuh, baik yang berhubungan dengan Allah, sesamanya, ataupun dengan dirinya sendiri.
2.<ukum Syara yang Berkaitan dengan Masalah Manusia dengan Allah

Masalah manusia dengan Allah S8,. merupakan masalah yang mun%ul dari ghar9zah at-tadayyun .naluri beragama/ yang dimiliki oleh masing"masing orang. Naluri inilah yang mendorong orang tersebut

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
melakukan kultus, pengagungan atau penghormatan pada !at yang dipandang agung. Naluri inilah yang mendorong perasaan ."ijd.n/ manusia untuk melakukan pemenuhan. 9ika "ijd.n tersebut dibiarkan tanpa kontrol akal, manusia akan kehilangan arah dalam menentukan siapakah !at yang layak diagungkan. $arena itu, banyak orang yang mengagungkan al"#ur an di%ium, dipeluk, bahkan diletakkan di tempat tinggi, tetapi isinya diinjak"injak. Ini adalah bentuk ta/d9s .kultus/ yang salah, yang seharusnya mensu%ikan isinya berubah mensu%ikan benda. $arena naluri beragama inilah, manusia memerlukan ibadah. Maka, masalahnya sekarang adalah bukan semua manusia memerlukan ibadah ataukah tidak? Sebab, masalah tersebut merupakan masalah 'itrah, yang pasti dimiliki semua manusia. Namun yang menjadi masalah sekarang adalah siapakah yang layak disembah dan bagaimana %aranya? Inilah yang menjadi masalah manusia yang harus diselesaikan. Mengenai masalah siapakah yang layak disembah, tentu jika "ijd.n manusia yang diminta untuk menentukannya, pasti ka%au dan tidak karuan. Akibatnya ada yang menyembah matahari, api, dewa, manusia dan materi. Narnun, sesungguhnya jika akal yang diminta untuk menentukannya, akal akan menentukan bahwa !at yang layak disembah haruslah !at -ang Maha. Sebab, ibadah adalah bentuk kultus, pensu%ian dan pengagungan. Apa yang disu%ikan, jika ternyata !at yang disembah oleh manusia tersebut tidak su%i? Apa yang hendak diagungkan, jika ternyata !at yang diagungkan itu tidak agung? 1engan demikian akal akan menentukan bahwa !at yang disembah adalah !at yang Maha Agung. 0at yang wujud" Nya dapat dirasakan, meskipun tidak dapat dilihat !atnya. 9ustru karena itu, akal manusia juga bisa menentukan, bahwa 0at yang diisembah tidak sama dengan makhluk yang ditemukan di muka bumi ini, sehingga mereka tidak menpersoni'ikasikan Allah dengan makhluk, sampai"sampai mun%ul anggapan bahwa Allah menyatu dengan benda . manuggaling gusti ing ka"ula /. ,entu tidak demikian. 1i sinilah peranan akal untuk menetukan siapa yang akan layak disembah. Mengenai bagaimana %ara ibadah tersebut dilakukan? Akal sebenarnya juga mempunyai peranan untuk menentukan, dimana bisa menentukan %ara siapakah yang layak digunakan untuk mengaturnya? Apakah %ara yang dibuat oleh manusia, atau %ara yang dibuat oleh S8,? 1i sinilah peranan akal, tidak lebih dari itu. 9ika ibadah merupakan hubungan manusia dengan Allah, sedangkan Allah adalah !at yang Maha ,inggi, yang tidak bisa dijangkau oleh manusia, maka aturan atau %ara beribadah tersebut mustahil di%iptakan oleh manusia. $erena itu, aturan atau %ara beribadah tersebut harus dibuat oleh Allah S8,. $arena itu, al-ib.dah yang dalam konotasi etimologisnya berarti at-th.&ah .keta atan/ itu menurut ulama 'iih mempunyai dua maksud* 3ertama, menta ati seluruh perintah Allah dan meninggalkan semua larangan"Nya. Inilah pengertian ibadah se%ara umum, yang juga sering diistilahkan dengan al-ib.dah al-&.mmah. edua, perintah dan larangan Allah yang mengatur hubungan seorang dengan ,uhannya saja. Inilah yang biasanya disebut dengan al-ib.dah al-mahdhah, seperi shalat, puasa, !akat, haji dan jihad. Aturan dan %ara untuk melakukannya murni dibuat oleh Allah yang tidak bisa ditambah, dikurangi atau dimanipulasi oleh siapapun. 9ika terjadi pengurangan, penambahan atau manipulasi, maka itulah yang biasanya dalam istilah 'iih disebut bid&ah. 1isamping itu, ibadah merupakan satu"satunya masalah yang diatur oleh Allah S8,. dengan aturan yang lengkap dan terperin%i. Berbeda dengan yang lain jika masalah yang lain hanya diatur se%ara global, maka tidak demikian dengan ibadah. <anya karena tulisan ini bukan merupakan kajian 'iih, maka pembahasan ini tidak akan membahas se%ara detail mengenai syarat, rukun, termasuk hal"hal yang membatalkan ibadah. ,etapi, pembahasan ini akan membahas masalah ibadah dari sudut 'alsa'ah dasarnya.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Dilihat dari segi tujuan) Allah telah mensyariatkan ibadah untuk mengatur hubungan manusia dengan"Nya. 1ialah !at yang Maha Mengetahui tujuan ibadah, dan 1ialah !at yang Maha Memberikan balasan pahala kepada siapa saja yang melakukannya. $erena itulah, maka manusia tidak bisa menentukan tujuan ibadah, ke%uali berdasarkan dalil syara . ,ujuan . ma/.shid/ yang ditentukan oleh Allah S8,. dalam masalah ibadah tersebut, antara lain, adalah* *. $halaj* <ikmah dari perlaksanaan shalat yang disebutkan oleh Allah S8,. berdasarkan 'irman"Nya* 8Sesungguhnya shalat itu bisa men$egah dari perbuatan keji dan mungkar. 3'.s. Al-Ankabuj) 2.4.

6 ?H@ 6 ?@ 6 6 ;>@;; ;S p ; @O_ 6 ;W A W?@ Au8C& ; S 8 :;zq ; \ 8| 8 9 DW

Shalat orang yang ikhlas, disertai penghayatan yang mendalam terhadap setiap &makna pemikiran ( yang diba%a dalam shalat, akan dapat menjauhkan orang tersebut dari perbuatan mungkar dan semua bentuk akti5itas yang ter%ela. *. Puasa* <ikmah dari perlaksanaan puasa sebagimana yang diseebutkan oleh Allah S8,. adalah meningkatkan kualitas ketakwaan seseorang* 8Telah ditetapkan atas kamu puasa sebagaimana yang telah ditetapkan atas -rang--rang sebelum kamu, agar kamu berta/"a. 3'.s. Al- aarah) *-,4.

D A}F D 8}< D @: DM D& ; @ uP ; DZAv;>@b ; c ; @m ; @m 6 ;~@ 6I 6 ;}9 = W?@b ; ;W@b ; 8vT ; 8 vT 8 @ 8 AW?@O;}9 6| 6| D :;M D| ;T

1iwajibkannya puasa agar bisa menjaga diri terhadap apa saja yang diharamkan kepada manusia, karena itu jangan melakukannya, baik berdusta, sumpah palsu, !ina dan larangan yang lainnya. ,. akaj* 0akat merupakan harta yang wajib dibayarkan oleh orang"orang kaya yang mempunyai satu nisab dari harta yang wajib dikeluarkan !akatnya setiap tahun kepada orang yang berhak mendapatkannya .mustahi//. Seperti 'akir dan miskin. Allah S8,. ber'irman* 8Ambillah zakat dari harta mereka yang bisa membersihkan diri mereka dan dengannya bisa mensu$ikan mereka. 3'.s. Aj-Tawbah) *k,4.

6Q D & = ; D>H@ :_ D p ; @ = ;D>@JY;~t D_ ; 8^@b ; b 8 @c ; b ;I 6_ 6d 6_ 6 ;R@ 6I 8 MT 8 8W?P

,ujuan !akat sebagaimana yang dimaksudkan oleh ayat tersebut adalah untuk membersihkan jiwa orang kaya dari si'at bahkil, serta membersihkan diri mereka di sisi Allah. 1engan menunaikannya, orang tersebut akan dibalas dengan pahala yang besar. 2. fai* <ikmah haji adalah untuk mendapatkan man'aat dari aspek bisnis dan bisa melakukan perkenalan dengan orang lain ketika berhaji dengan suasana !ikir kepada Allah. Sementara !ikir tersebut merupakan akti5itas 'isik haji yang paling menonjol. Allah S8,. ber'irman* 8Agar mereka dapat menyaksikan manfaat-manfaat untuk mereka serta mengingat asma& Allah pada "aktu-"aktu tertentu. 3'.s. Al-fa) 1-4.

6 ;H@ Dc : 6 ;M8W& 6 ?@?Hp DT D ;W@ ; 8:;SI ; z ; b w A;R@78@8@b 6_ ;G ; @?HDt_

.. hihad) 9ihad adalah men%urahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk berperang di jalan Allah, baik se%ara langsung maupun tidak. 9ihad merupakan metode yang diwajibkan oleh Allah S8,. atas kaum muslimin

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
untuk menyebarkan dakwah kepada bangsa dan ummat lain. ,ujuannya adalah untuk menghilangkan rintangan 'isik yang menghalangi mereka agar bisa memeluk Islam. irman Allah S8,*

D FpI BSiZ @ BO_ @ BfIBI|Ra} UFFI @NOPKQHI BSiZ B IY D @qi@eFfVB_ B IBLa B& 8Dan perangilah mereka, sehingga tidak ada lagi fitnah 'kekufuran(, dan agama ini hanya menjadi milik Allah S+T. 3'.s. Al- aarah) *+,4.
1isamping itu, se%ara umum tujuan masing"masing ibadah tersebut adalah untuk menebus dosa. Menunaikan ibadah merupakan suatu kebaikan yang diperintahkan oleh Allah S8,.*

D OI D S R FT& Dq R QHI BNt U B B QHI F VBP\ F @ F VBL 8Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu benar-benar bisa menghapuskan keburukan 'd-sa(. 3'.s. fd) **24. Dilihat dari sudut $iri khasnya) Ada beberapa %iri khas yang ditetapkan oleh Allah S8,. dalam beribadah, antara lain* 2. Ibadah bersi'at ta"/9fiyyah .mutlak urusan Allah/. Artinya, setiap muslim yang melaksanakan ibadah wajib terikat se%ara penuh kepada apa saja yang dinyatakan oleh nas, yaitu wahyu Allah S8,. $arena itu, orang tersebut wajib melakukan shalat, !akat, puasa dan haji dengan aturan"aturan khusus. 3ontohnya, tidak sah shalat seorang muslim yang tangannya dilipat ke belakang ketika melakukan shalat, sebab %ara seperti ini tidak pernah dinyatakan oleh nas. Sabda +asulullah saw.*
8Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku sedang melakukan shalat. 3f.r. ukh(ri dan Muslim4.

; @?P 57 6 ; RU ; DR@78[P ; @: ; 6 6 }e 6 =} D D v ;T

1emikian pula, tidak sah melaksanakan ibadah haji di bulan +amadhan. Sebab, Allah telah menetapkan waktu"waktu tertentu untuk melaksanakan manasik. :. Ibadah tidak didasasrkan pada illat .alasan hukum/ tertentu, sehingga tidak ada satu illat pun dalam pelaksanaan ibadah. Ini terlihat dari hukum"hukum ibadah, dimana tidak ada satupun akti5itas di dalamnya yang dinyatakan dengan illat tertentu. $ebersihan juga bukan merupakan illat bagi kewajiban wudhu . Senam atau kesehatan juga bukan merupakan illat bagi kewajiban shalat. :. Ibadah adalah akti5itas yang murni untuk Allah S8,. Sebab, ibadah merupakan akti5itas yang menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah. $arena itu, tidak dibenarkan seorang muslim menyekutukan Allah dengan yang lain dalam beribadah. Allah S8,. ber'irman*

D BfIB_ B H Uj B n B l B IVWBQFTIFJI B& B I@K 8Dan janganlah kamu berd-&a kepada Tuhan yang lain bersama dengan Allah. 3'.s. Al-'ashash) --4.
8Dan hendaklah dia tidak menyekutukan dengan sesiapapun dalam menyembah kepada Tuhannya. 3'.s. Al-#ahfi) **k4.

?t 6 D@;BH JN ; :;<F ; ;R@E ; @ 8 = ^U 8V 8 8^@ 6p ;& 8 z

>. Ibadah juga tidak dapat diterima, ke%uali dengan niat yang ikhlas untuk Allah S8,. semata. 1i antara syarat agar ibadah diterima adalah niat, dimana ibadah yang dilakukan semata karena Allah. 9ika seorang

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
muslim melakukan shalat, tetapi tidak berniat melakukan shalat untuk Allah, maka shalatnya tidak akan diterima. ,entu saja orang tersebut tidak akan memperoleh apa"apa. 1engan kata lain, kewajiban tersebut belum gugur dari. Sebab, akti5itasnya dianggap tidak sah. +asulullah saw. bersabda*

8Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. 3f.r. ukh(ri dari mar bin al#hajj(b4. Amal perbuatan yang dimaksudkan dalam hadits tersebut adalah ibadah, bukan yang lain. Sebab, dalam melakukan tasharruf /a"li .akti5itas timbal balik yang bersi'at lisan/ seperti akad, atau yang lain tidak diperlukan niat agar amal perbuatannya dianggap sah oleh Allah.

6 @: 5` 6 ; ? 8 :;M=SW:8^@ D : ;9 ; A[8Ce

Dilihat dari aspek pengaruh.* 9ika akti5itas ibadah tersebut dilakukan oleh seorang muslim dengan benar, ibadah ini akan mempunyai pengaruh yang signi'ikan dalam tindakan mereka, antara lain* 2. Ibadah bisa menguatkan hubungan seorang muslim dengan Allah. $arena seseorang yang berdiri di hadapan ,uhannya sehari semalam minimal lima kali. 1ia bermunajat kepada"Nya, dan kepada"Nyalah dia memohon pertolongan serta bantuan dalam setiap rakaat shalatnya. :. Ibadah bisa melahirkan ketenteraman dalam diri seseorang. Sebab setelah menunaikannya, dia akan merasakan bahwa dia telah menta ati pen%iptanya. 1ia juga akan diberi balasan terbaik, sehingga dengan kesedaran itu dia akan merasa senang dan tenteram hingga di akhirat. >. Ibadah bisa menguatkan sebagian si'at akhlak seorang muslim. ,entu saja si'at"si'at yang tidak bisa dipisahkan dengan ibadah. Antara Iain, ta".dhu&, khusy0& dan menjauhi perkara keji dan mungkar. )uasa juga bisa menguatkan si'at *iffah .menjaga kesu%ian diri/, jujur dan sabar. Sedangkan jihad bisa meningkatkan si'at pemurah, dermawan dan mengutamakan orang lain. Shalat berjamaah bisa menguatkan si'at ta".dhu dan menjaga ukhu""ah #sl.miyyah.
1.fukum $yara/ di seujar Masalah Manusia denan $esamanya

<ukum"hukum syara yang menyelesaikan masalah manusia dengan sesamanya adalah hukum" hukum yang mengatur urusan ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, politik luar negeri dan sanksi .u/0b.t/. 1i dalamnya termasuk hukum seputar dakwah. Sebab, hukum tentang dakwah ini mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya, menyangkut hak dan kewajiban terhadap orang Iain. ,etapi, hukum"hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan dakwah akan dijelaskan se%ara spesi'ik pada pembahasan berikutnya.

:.2. Sistem konomi Islam

Sistem ekonomi berbeda dengan ilmu ekonomi. 9ika ilmu ekonomi bersi'at uni5ersal, tidak terikat dengan pandangan hidup ideologi tertentu, maka sebalinya dengan sistem ekonomi. Sebab, ilmu ekonomi adalah ilmu yang membi%arakan produksi dan peningkatan kualitas produksi, atau men%iptakan sarana produksi dan peningkatan kualitasnya. Sedangkan sistem ekonomi adalah hukum atau pandangan yang membahas distribusi kekayaan, pemilikan serta bagaimana mengelolanya. Meskipun semuanya ini tidak dibedakan oleh para ekonom $apitalis dan Sosialis. 22

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
$arena itu, sistem ekonomi Islam berbeda dengan $apitalisme dan Sosialisme. 1alam hal ini, Islam telah menetapkan asas sistem ekonominya, yaitu* 2. )emilikan .al-milkiyyah atau -"nership/ :. )engelolaan dan peman'aatan hak milik . tasharruf al-milkiyah/, >. 1istribusi kekayaan di tengah masyarakat . ta"z9& al-am".l bayn an-n.s/. )sas Pertama" )emilikan .al-milkiyyah/, yaitu tata%ara yang digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan man'aat yang dihasilkan oleh jasa atau barang tertentu. Sedangkan pengertian pemilikan, menurut syara adalah i!in pembuat syariat untuk meman'aat !at. -ang dimaksud dengan &i!in( adalah hukum syara , sedangkan &pembuat syariat( adalah Allah S8,. Mengenai maksud &!at( adalah barang yang dapat diman'aatkan. )emilikan dalam Islam ada tiga* .2/ )emilikan indi5idu . pri4ate -"nership/, .:/ )emilikan umum .publi$ -"nership/, dan .>/ )emilikan negara .state -"nership/. )emilikan indi5idu adalah i!in yang diberikan oleh pembuat syariat untuk meman'aatkan benda, baik yang berkaitan dengan barangan bergerak, seperti sepeda motor dan uang maupun barangan tidak bergerak, seperti tanah, rumah dan sebagainya. Adapun pemilikan umum .publi$ -"nership/ adalah i!in pembuat syariat atas jamaah untuk meman'aatkan benda, seperti api, air dan padang. 1ari ketiga jenis benda yang disebutkan oleh hadits tentang kebutuhan orang pada benda tertentu, maka bisa disimpulkan, bahwa semua benda yang menguasai hajat hidup orang banyak termasuk dalam pemilikan umum. Seperti jalan raya, air, listrik, minyak dan sebagainya. Sedangkan pemilikan negara .state -"nership/ adalah kekayaan yang pengelolaannya diserahkan pada kepala negara. Misalnya jizyah, khar.j, harta orang murtad .yang dibunuh/, harta yang tidak mempunyai ahli waris dan sebagainya. Sedangkan %ara mendapatkan pemilikan indi5idu adalah* .2/ bekerja, .:/ waris .>/ adanya keperluan yang mendesak atas harta dalam rangka mempertahankan hidup dengan mengambil harta orang lain, .=/ pemberian negara dengan %uma"%uma, ./ harta yang diperoleh tanpa pengorbanan, seperti hadiah, hibah dan sedekah. )sas kedua" )engelolaan pemilikan .tasharruf al-milkiyah/, yaitu %ara yang wajib dilaksanakan oleh seorang muslim ketika menggunakan dan meman'aatkan hartanya. 4ntuk itu, Islam telah menentukan dua %ara* .2/ pengembangan harta .tanmiyah al-m.l/, dan .:/ pembelanjaan hak milik .al-inf.//. )engembangan hak milik berbeda dengan sebab pemilikan. 9ika sebab pemilikan adalah usaha orang yang sebelumnya belum mempunyai kekayaan, sedangkan pengembangan hak milik adalah usaha orang yang sebelumnya telah mempunyai kekayaan. Berkaitan dengan pengembangan hak milik, Islam telah membolehkan seseorang untuk mengembangkan harta miliknya melalui perdagangan, seperti jual"beli, sewa"menyewa dan syarikat, serta mengharamkan riba, melakukan penimbunan, menipu, berjudi dan sebagainya. Atau melalui pertanian, seperti memiliki tanah untuk ditanami, dan mengharamkan lahan pertanian atau ladang untuk disewakan. Atau melalui industri, seperti dibolehkannya seorang muslim mempunyai pabrik, menjualbelikan produksi pabrik dan sebagainya, dimana hukum pabrik tersebut mengikuti barang yang diproduksi. 9ika yang diproduksi hukumnya haram, maka pabriknya juga haram. 9ika yang diproduksi merupakan barangan yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka pabrik tersebut juga merupakan pabrik yang menjadi hak milik umum.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Mengenai masalah pembelanjaan pemilikan, Islam telah menetapkan bahwa setiap muslim hanya dimubahkan untuk membelanjakan hartanya di jalan yang dihalalkan oleh Allah. 9ika hartanya dibelanjakan di jalan yang diharamkan, meskipun sedikit, hukumnya tetap haram. Inilah yang disebut dalam istilah 'iih dengan isr.f "a tabdz9r. )embelanjaan harta yang dibolehkan Islam, antara lain, !akat, membelanjakan harta untuk kepentingan diri dan orang yang menjadi tanggungannya, seperti isteri, orang tua dan anak, dimana hukumnya adalah wajib, dan juga pembelanjaan harta untuk menjaga hubungan, seperti memberi hadiah, yang hukumnya adalah sunnah. 1emikian juga perbelanjaan harta sebagai sedekah pada 'akir, miskin dan orang yang memerlukan dimana hukumnya adalah sunnah. 9uga termasuk pembelanjaan harta untuk berjihad, membeli senjata, menyiapkan tentara, dimana hukumnya adalah 'ardhu ki'ayah. Sementara pembelanjaan harta yang diharamkan adalah membelanjakan harta benda untuk hal"hal yang diharamkan, seperti isr.f "a tabdz9r dan suap. )sas Keti*a" 1istribusi kekayaan di tengah masyarakat . ta"z9& al-am".l bayna an-n.s/. 1alam hal ini Islam telah mensyariatkan hukum"hukum yang mampu menjamin distribusi kekayaan di tengah masyarakat se%ara adil. Antara lain* 2/ Mewajibkan !akat, :/ )emberian hak kepada seluruh anggota masyarakat untuk meman'aatkan pemilikan umum >/ )emberian negara se%ara %uma"%uma kepada anggota masyarakat yang memerlukan, yang diambil dari harta negara =/ )embagian harta waris kepada ahli waris. Sebaliknya Islam telah mengharamkan* 2/ )enimbunan emas dan perak atau mata uang :/ )enimbunan barang, serta >/ Bakhil dan kikir. Inilah gambaran se%ara umum mengenai sistem ekonomi Islam yang tertuang dalam ketentuan hukum syara yang mengatur muamalah.
:.:. Sistem )olitik Islam

Sistem politik dalam pandangan Islam adalah hukum atau pandangan yang berkaitan dengan %ara bagaimana urusan masyarakat dikelola dan diatur dengan hukum Islam. $arena politik itu sendiri dalam pandangan Islam adalah mengurus urusan ummat dengan menerapkan hukum Islam baik dalam maupun luar negeri. $arena itu, Islam telah menetapkan asas bagi sistem politiknya, yang terdiri dari empat ma%am* 2/ $edaulatan di tangan syara . as-siy.dah li as-syar&i/ :/ $ekuasaan di tangan ummat .as-sulth.n li al-ummah/ >/ )engangkatan khali'ah untuk seluruh kaum muslimin hukumnya wajib . "uj0b al-khal9fah al-".hid li almuslim9n/ =/ $hali'ahlah satu"satunya yang berhak untuk mengadopsi hukum syara untuk dijadikan undang"undang .li al-khal9fah "ahdah ha// at-tabanni/. 9ika salah satu dari keempat asas ini tidak ada, maka politik Islam akan han%ur. $arena itu, keempat asas tersebut harus ada dalam sistem politik Islam. )sas +ertama" $edaulatan di tangan syara .as-siy.dah li as-syar&i/. $ata &kedaulatan( sebenarnya bukan dari Islam. $ata tersebut diarabkan dengan as-siy.dah. 1alam bahasa Inggeris disebut s-4ereignty.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Makna yang dikehendaki oleh kata tersebut sebenarnya adalah &sesuatu yang mengendalikan dan melaksanakan aspirasi(. 9ika seseorang mengendalikan dan melaksanakan aspirasinya sendiri, berarti orang tersebut menjadi budak .*abd/ sekaligus tuan .sayyid/. 9ika orang lain yang mengendalikan, berarti orang tersebut diperbudak oleh orang lain. 1emikian pula, ketika ummat mengendalikan aspirasinya sendiri, maka ummat itu menjadi budak sekaligus tuan bagi dirinya sendiri. 1engan kata lain, manusia telah diperbudak oleh sesamanya. 1engan begitu hukumnya adalah haram. Sebab, yang bisa memperbudak atau menjadikan manusia sebagai hamba hanyalah Allah S8,. Islam mengajarkan kedaulatan di tangan syara , bukan di tangan manusia, ummat atau yang lain. $onsekuensi dari pandangan tersebut adalah* 3ertama, bahwa yang menjadi pengendali dan penguasa adalah hukum syara , bukan akal atau manusia. Ini berarti semua masalah akan dikembalikan kepada hukum syara . $arena itu, tidak ada satupun masalah yang terlepas dari hukum syara . edua, bahwa siapapun akan mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum syara , baik penguasa maupun rakyatnya. $arena itu, tidak ada seorang pun yang mempunyai hak imunity .kekebalan hukum/ dalam negara Islam. etiga, bahwa keta atan pada penguasa terikat dengan ketentuan hukum syara , dan bukan keta atan mutlak. $arena rakyat hanya diwajibkan untuk ta at kepada penguasa jika dia melaksanakan hukum syara , sebagaimana yang dinyatakan oleh nas*

@ ; c A W?@?PnnnnnnnnnnnnnnDFM ;R:;& D p ; @ ; 8 ;RH@ 8 ;R@?PnnnnnnnnnnnnnnD SI 8 nnnnnnnnnnnnnnA W?@:nnnnnnnnnnnnnn_ ; nnnnnnnnnnnnnn;@?PnnnnnnnnnnnnnnDFM ; P nnnnnnnnnnnnnnG ; ?\ 6I 6 @7nnnnnnnnnnnnn8WHDRH DS ; nnnnnnnnnnnnn;S;>@ 6u8nnnnnnnnnnnnn;@b @DHVp 6 : n{ ; @7nnnnnnnnnnnnn8@b D nnnnnnnnnnnnn;@\ w 7nnnnnnnnnnnn 8 @p ; 6 6 D v9 6 nnnnnnnnnnnnn| 6; ? 8 nnnnnnnnnnnnnI 6 ?H@ 6T 6 @ D @ 6u8C@P 6 D>@b p ; DSI A W?H@ D p 8 ? 8 6 ; MW ; 8:8^@uP ; 8@O;W8C 8P 8 G 6 D vS 8 Q
8+ahai -rang--rang yang beriman, ta&atlah kalian kepada Allah, !asul-,ya, serta -rang--rang yang menjadi pemimpin di antara kalian. 7ika kalian berselisih dalam suatu urusan, maka kembalikanlah kepada Allah dan !asul-,ya, jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Akhir. 3'.s. An-Nis(/ .+4.

8Tidak ada 'ke"ajiban( ta&at dalam melakukan kemaksiatan kepada ;ang 2aha 3en$ipta 'Allah(. 3f.r. Ahmad4. 82endengarkan dan menta&ati adalah ke"ajiban -rang #slam, baik dalam masalah yang disukai ataupun tidak, selagi tidak diperintahkan untuk melakukan maksiat. 7ika diperintahkan untuk melakukan maksiat, maka ada tidak ke"ajiban untuk mendengarkan 'perintah( dan menta&atinya. 3f.r ukh(ri4. Ayat di atas, menjelaskan bahwa hukum keta atan kepada Allah dan +asul"Nya adalah mutlak, sedangkan hukum keta atan kepada penguasa tergantung pada keta atannya kepada Allah dan +asul"Nya. 9ika penguasa tersebut telah memerintah pada kemaksiatan, maka tidak wajib dita ati, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits di atas. 1emikian juga ketika terjadi perselisihan, perbedaan pandangan atau apa saja yang berhubungan dengan penguasa dan rakyat, harus dikembalikan kepada hukum syara . Bahkan, ini merupakan indikasi seseorang, apakah dia masih beriman ataukah tidak.

6 ?@Y 6 ; W 5 ; :;@;Be 6I 8 ;ML 8 F 6 D} ; @78@ ; 8W@;YL9 8 8W:L 8 P

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
eempat, wajib mengembalikan masalah kepada hukum syara jika terjadi perselisihan antara penguasa dengan rakyatnya sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat di atas. elima, wajib melakukan kontrol terhadap negara yang dijalankan oleh partai politik Islam atau ummat, ketika terjadi penyimpangan negara atau penguasa terhadap salah satu hukum syara . <al ini dinyatakan dalam al"#ur an*

8Hendaklah ada di antara kalian sekel-mp-k ummat yang menyeru pada jalan kebaikan, memerintahkan pada kemakrufan, serta men$egah kemungkaran. 3'.s. Ali !mr(n) *k24.

6 ?@ 6 :8^@uH 6 ?@O;W8C@uPD 6H 6 6 ;H@ 6I ;W DS D ; vW ;S p 6 ;@YI ; @u ;P ; p ; 9t 6 6 DF DI ; S 8 p 8 @ 6| 6_ ; H ; p ;& 6| 8 | 8 9 8 M A DR@b DW D 6;H@ ;W

eenam, wajib ada pengadilan yang bertugas untuk melenyapkan penyimpangan terhadap hukum syara yang dilakukan oleh penguasa. )engadilan itulah yang disebut 2ahkamah 2adh.lim. Sebab, terjadinya perselisihan antara penguasa dengan ummat itu wajib dikembalikan kepada syara . Sementara kembali pada hukum syara mengharuskan adanya lembaga di luar pihak yang bersengketa, yaitu pihak ketiga yang independen, agar bisa menegakkan hukum dan bertugas menjatuhkan keputusan pada dua belah pihak yang berselisih. $arena itu, adanya lembaga tersebut menjadi wajib, berdasarkan kaidah ushul* 8Suatu ke"ajiban tidak akan sempurna ke$uali dengan adanya sesuatu, maka adanya sesuatu itu menjadi "ajib.

6 ?@b 5m r? D ; @E D r? 8 8^@AB8C@m ; P ;_ ;W 8 H@ 8 P 8v;@;B@:I ;e

etujuh, bahwa mengangkat senjata untuk mengambil alih kekuasaaan ketika khali'ah kaum muslimin telah melakukan penyimpangan terhadap syara dan nyata"nyata ku'ur adalah wajib. )engangkatan senjata ini tidak dihukumi sebagai tindakan makar pada negara. )sas kedua" $ekuasaan di tangan ummat . as-sulth.n li al-ummat/. $ekuasaan di tangan ummat ini ter%ermin dari pengambilan kekuasaan yang diambil dalam hadits maupun Ijm sahabat, yang semuanya dilakukan melalui baiat. Sedangkan bai at adalah akad yang diberikan oleh ummat kepada khali'ah. $onsekuensi dari asas kedua ini adalah* 3ertama, bahwa tidak ada satu kekuasaan pun yang diperoleh seorang muslim, ke%uali diberikan oleh ummat. 3aranya adalah melaui bai at. $arena itu, hukum bai at untuk mengangkat khali'ah adalah 'ardhu ki'ayah. Sedangkan bai at untuk menta atinya adalah 'ardhu ain. edua, bahwa ummat mempunyai hak untuk mengangkat khali'ah dengan ridha dan bebas. ,idak dibolehkan melalui paksaan. $arena itu,Islam mengharamkan pemerintahan atau kekuasaan yang diperoleh dengan jalan kekerasan ataupun menakut"nakuti mereka, yang dalam istilah 'iih disebut hukmu altasalluth. Seperti kekhila'ahan Mu wiyah bin Abi Su'yn, yang awalnya diambil dengan paksa dari Ali bin Abi ,halib.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
etiga, bahwa pemerintahan Islam tidak berbentuk kerajaan, yang diperoleh dengan warisan. Sebab, kekuasaan di tangan ummat yang diberikan melalui bai at itu dilakukan se%ara sukarela oleh ummat. $arena itu, sistem kerajaan, apakah monarki absolut atua monarki parlementer, jelas bertentangan dengan Islam. eempat, bahwa meskipun ummat berhak mengangkat penguasa, namun kedudukan ummat bukan sebagai musta&jir .majikan/ sementara khali'ah sebagai aj9r .buruh/. $arena itu kedudukan khali'ah menjadi kuat, sebab tidak menjadi budak rakyat, atau dikontrak oleh rakyat untuk menjalankan aspirasinya. 1ia mampu bartindak tegas kepada rakyat, jika mereka melakukan penyelewengan. elima, bahwa ummat mempunyai hak syura kepada khali'ah, meskipun tidak mempunyai hak untuk meme%at jabatan khali'ah. $arena khali'ah bukan pegawai yang digaji, tetapi penguasa yang diangkat dengan bai at, dan bukannya ij.rah, dimana khali'ah dibayar karena berkhidmat kepada majikannya, yaitu rakyat atau ummat. eenam, bahwa penguasa adalah pelayan ummat yang melayani mereka dengan memenuhi maslahat mereka dan men%egah mudarat yang akan menimpa mereka berdasarkan hukum syara . $arena dia dibai at untuk memerintah ummat atau rakyat dengan hukum syara )sas keti*a" )engangkatan satu khali'ah untuk seluruh kaum muslimin hukumnya wajib . Adapun konsekuensi dari asas tersebut adalah* 3ertama, bahwa khali'ah Islam wajib hanya satu. ,idak boleh ada khali'ah lebih dari satu dalam satu waktu. Adapun apa yang terjadi dalam sejarah, seperti adanya lebih dari seorang khali'ah seperti yang terjadi pada !aman Abbsiyah adalah kesalahan sejarah yang tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum syara . Sebab, sejarah bukan merupakan sumber hukum syara . edua, bahwa bentuk negara kekhila'ahan Islam adalah kesatuan. ,idak dibenarkan menganut bentuk 'ederal. Sebab, hanya dibenarkan ada satu kepala negara, satu undang" undang dan satu negara. etiga, bahwa pemerintahan khila'ah Islam berbentuk sentralisasi, sedangkan sistem administrasinya adalah desentralisasi. $arena pemerintahan merupakan otoritas khali'ah, dan kekuasaan dalam satu negara adalah tunggal. Adapnn administrasi adalah masalah teknis, yang berbeda dengan pemerintahan. eempat, bahwa khali'ah adalah negara. $arena konsep negara dalam Islam berbeda dengan konsep $apitalisme maupun Sosialisme. )olitikus Barat mende'inisikan negara adalah kumpulan dari wilayah, rakyat dan pemerintahan. Islam menggambarkan negara sebagai kekuasaan saja. Sebab, wilayah negara dalam Islam selalu berkembang, dan tidak ada wilayah perbatasan. +akyat bukan pemegang kedaulatan, meskipun rakyat mempunyai kekuasaan. $arena itu, dalam pandangan Islam negara adalah kekuasaan. -ang memegang kekuasaan adalah khali'ah, maka khali'ah adalah negara. Maka, khali'ah mempunyai otoritas untuk mengangkat dan meme%at jabatan semua penjabat pemerintahan, seperti ".li, .mil, /.dhi dan sebagainya. )sas keem+at" $hali'ahlah satu"satunya yang mempunyai hak untuk mengadopsi hukum syara untuk dijadikan undang"undang. dari sini ada beberapa konsekuensi hukum syara , antara lain, sebagai berikut* 3ertama, bahwa tidak ada yang berhak membuat undang"undang apapun selain khali'ah, termasuk majelis ummat. Majelis ummat juga tidak bisa membuat dan mengubah undang"undang. $arena itu, tidak ada legislati' dalam khali'ah Islam. $hali'ahlah lembaga legislati'nya. edua, bahwa otoritas membuat keputusan ada di tangan seorang khali'ah. Namun, kewajiban untuk melaksanakan keputusan tersebut ada di atas pundak seluruh rakyat. 9adi, meskipun yang berhak

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
mengambil keputusan hanyalah seorang, tetapi jika keputusan tersebut telah diambil, maka seluruh rakyat wajib melaksanakannya. etiga, bahwa kepimpinan negara Islam bersi'at indi5idual. ,idak ada kepimpinan kolekti' dalam negara Islam. $arena itu, tidak ada lembaga lain yang memegang otoritas pemerintahan dalam Islam, ke%uali khali'ah. $arena itu, Islam tidak mengenal konsep Trias 3-liti$a .pemisahan kekuasan/, legislati', eksekuti' dan yudikati'. $arena itu, sistem demokrasi sangat bertentangan dengan sistem khila'ah Islam. 1emikian sebaliknya, sistem khila'ah tidak berbentuk demokrasi. ,etapi berbentuk khila'ah. eempat, bahwa khali'ah mempunyai hak untuk mengadopsi hukum syara untuk menghilangkan perselisihan di tengah masyarakat. <al ini sesuai dengan kaidah syara * 83erintah imam bisa menghilangkan perselisihan 'yang terjadi di masyarakat(.

6 ?@ 6 @p 5 6 ;@:L D ;pL D LI 8 ;L 8 W 8 I 6 ;Re ;8?

elima, bahwa mengadopsi hukum syara bagi khali'ah hukumnya adalah mubah. Apabila terjadi mudarat pada saat tidak diambil dan ditetapkan oleh khali'ah, karena bisa menimbulkan perselisihan di tengah ummat, maka pada saat itu hukum mengadopsi hukum syara adalah wajib. $arena itu, tidak semua masalah akan diadopsi hukumnya oleh khali'ah. Seperti masalah akidah dan ibadah, misalnya, ke%uali masalah dalil akidah dan urusan ibadah yang menyangkut banyak orang. Seperti !akat, penentuan tanggal 2 +amadhan, atau 2 Syawal. eenam, bahwa khali'ah dalam mengadopsi undang"undang dan ketentuan apa saja harus terikat dengan hukum syara . $hali'ah juga wajib mengadopsi hukum syara tersebut dengan %ara yang tidak bertentangan dengan kaidah pengambilan hukum syara . -aitu, hanya akan menggunakan al"#ur an, al" <adits, Ijm Sahabat dan #iyas untuk mengadopsi hukum syara . Semua gambaran di atas merupakan gambaran mengenai bagaimana hukum syara mengatur semua masalah politik kenegaraan. Semuanya men%erminkan sistem pemerintahan yang unik.
:.>. Sistem Sosial"$emasyarakatan Islam

Sistem sosial"kemasyarakatan .an-nidh.m al-ijtim.&i/ adalah sistem yang mengatur pertemuan laki" laki dengan wanita, atau wanita dengan laki"laki, serta mengatur hubungan yang terjadi di antara mereka akibat pertemuan tersebut, termasuk hal"hal yang menjadi konsekuensi dari adanya hubungan tersebut. Sedangkan hukum"hukum yang berkenaan dengan masalah sosial"kemasyarakatan yang diatur oleh Islam adalah* 3ertama, bahwa hukum asal wanita adalah menjadi ibu dan pengurus rumah tangga. 8anita merupakan kehormatan yang harus dijaga. Berbeda dengan konsep $apitalisme ataupun yang lain, bahwa wanita merupakan barang yang dapat di%i%ipi oleh siapa saja, sehingga kehormatan mereka tidak dapat dipertahankan, malah dinodai di mana"mana. 1alam Islam, antara lain nampak dari adanya hukum"hukum seperti kewajiban menutup aurat wanita, berjilbab dan tidak bertabarruj. edua, bahwa hukum asal wanita wajib dipisahkan dengan laki"laki. Mereka tidak bisa bertemu ke%uali karena adanya kebutuhan dibolehkan oleh syara , seperti haji dan jual beli. <al ini juga nampak dari adanya hukum"hukum seperti larangan berdua"duaan di tempat sepi . khal"ah/ antara laki"laki dan wanita, perbedaan hukum kehidupan umum dan khusus. etiga, bahwa wanita diberi hak dan kewajiban yang sama dengan laki"laki, ke%uali hal"hal yang dikhususkan oleh syariat untuk laki"laki atau wanita. 8anita dan laki"laki sama"sama dibolehkan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
melakukan perdagangan, pertanian, membuat pabrik, serta melakukan akad dan mu amalah yang lain. 1ia juga bisa memiliki berbagai jenis pemilikan. 1ia juga dibolehkan untuk mengembangkan harta dan membelanjakannya, serta mengurus semua urusannya sendiri. 8anita juga dibenarkan untuk diangkat menjadi pegawai negara, serta dipilih menjadi anggota majlis ummat ataupun memenuhi haknya untuk memilih dan membai at khali'ah. ,etapi, wanita tidak bisa menjadi al-h.kim .khali'ah, wakil dan pembantu khali'ah, ".li, kepala hakim dan .mil/ atau memangku tugas"tugas yang berkaitan dengan pemerintahan, seperti menjadi /.dhi madh.lim. eempat, wanita hidup dalam kehidupan umum .di luar rumah/ dan kehidupan khusus .dalam rumah/. 1alam kehidupan umum, wanita dibolehkan bersama laki"laki muhrim, ataupun asing dengan syarat tidak menampakkan anggota tubuhnya, ke%uali wajah dan tapak tangan. 9uga tidak dibolehkan berpakaian yang menarik perhatian, seronok atau menampakkan bentuk tubuh . Sedangkan dalam kehidupan khusus, sama sekali tidak dibolehkan bersama orang lain, selain wanita, dan muhrimnya. 1alam masing" masing kehidupan ini, se%ara mutlak dia wajib terikat dengan hukum syara . Sedangkan yang dimaksudkan dengan tempat khusus di sini adalah tempat tertentu yang untuk memasukinya seseorang harus meminta i!in pada penghuninya. Ini berdasarkan 'irman Allah* D a @ Ffi@\@yIj @ K D BgI|BeM D BfIBIHi@Ll B IVWfi@\@yIHi@en D BfI|Ra} Dv UVBFeq B IHib B @f_ B IY DZ B\ F RQHIVBOBgVBO& @ P e B IHi@FdB B I BNO B H 8+ahai -rang--rang yang beriman, kalian jangan memasuki rumah lain, sehingga kalian mendapatkan izin dan kalian mengu$apkan salam kepada penghuninya. 3'.s. An-Nr) 1i4. Ayat di atas menjelaskan, bahwa ada rumah yang &kalian mendapatkan i!in( untuk memasukinya, dimana ini menjadi illat yang menentukan tempat tersebut sebagai tempat khusus. Sebaliknya tempat umum adalah tempat yang untuk memasukinya seseorang tidak perlu meminta i!in. elima, bahwa wanita juga dilarang berdua"duaan dengan laki"laki bukan muhrimnya, menarik perhatiannya dengan bersolek .memakai wangi"wangian, memakai make-up wajah yang menonjolkan ke%antikannya dan sebagainya/, termasuk membuka aurat di depan khalayak ramai atau laki"laki asing. Berdua"duaan tidak seharusnya terjadi di rumah, kendaraan, atau tempat"tempat khusus saja, tetapi juga bisa terjadi di tempat umum, seperti berdua"duaan di tempat umum yang kosong, atau tempat umum yang lain. $arena khal"ah adalah memisahkan diri dari khalayak ramai dengan %ara berdua"duaan, antara laki" laki dan perempuan. $arena itu, khal"ah bisa juga terjadi di tempat khusus, seperti rumah, mobil pribadi atau kantor, atau di tempat umum, seperti taman, kampus atau ruang belajar dan sebagainya. eenam, bahwa antara laki"laki maupun wanita, sama"sama diharamkan untuk melakukan akti5itas yang se%ara langsung bisa merusak akhlak atau membawa kerusakan pada masyarakat. Seperti diharamkannya wanita untuk bekerja menjadi pramugari, karena digunakan sebagai daya tarik seksual bagi kaum laki"laki. Atau bekerja di super market dengan tujuan menarik pelanggan laki"laki. Atau bekerja di pub"pub, night $lub dan sebagainya. Laki"laki yang bekerja di salon ke%antikan yang digunakan untuk menarik daya seksual wanita juga haram. etujuh, bahwa kehidupan suami"isteri adalah kehidupan yang penuh ketenteraman. $ehidupan suami"isteri adalah kehidupan persahabatan. Bukannya kehidupan dua orang yang bermitra usaha. $arena itu, suami"isteri wajib saling bantu"membantu dalam pekerjaan rumah, meskipun kewajiban suami adalah bekerja di luar rumah. Suami harus berusaha mengambil pembantu untuk meringankan beban isterinya. Sedangkan kepemimpinan suami dalam rumah tangga tidak sama dengan model kepemimpinan seorang penguasa terhadap rakyatnya, melainkan kepemimpinan yang bersi'at ri&.yah .mengurus/. Sebab, hubungan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
suami"isteri tidak seperti hubungan antara penguasa dengan rakyat. Isteri juga diwajibkan untuk ta at, sedangkan suami diwajibkan untuk memberikan na'kah kepada isteri dengan kadar yang la!im dan wajar sebagaimana yang ada di tengah masyarakat. elapan, bahwa mengasuh anak adalah hak dan kewajiban wanita, baik muslimah maupun non" muslimah. Namun, jika anak tersebut tidak memerlukan lagi &asuhan( ibu, jika ibunya seorang muslimah, maka anak tersebut diberi pilihan untuk memilih ayah atau ibunya. Namun, jika salah seorang dari orang tuanya bukan seorang muslim, maka anak tersebut wajib diasuh oleh orang tua yang beragama Islam. Ini tentu saja berlaku dalam kasus pen%eraian antara suami isteri.
:.=. Sistem )endidikan Islam

Islam mempunyai sistem pendidikan yang unik. Semuanya telah telah diatur dengan jelas, sistematis dan sempurna dalam Islam. Berikut ini adalah gambaran se%ara umum mengenai sistem pendidikan dalam Islam* 3ertama, kurikulum pendidikan Islam berdasarkan akidah Islam. $arena itu, seluruh bahan pelajar dan metode pengajaran ditetapkan berdasarkan asas tersebut. ,idak dibolehkan adanya penyimpangan, walaupun sedikit dari ketentuan tersebut. edua, strategi pendidikan adalah untuk membentuk *a/liyyah dan nafsiyyah Islam. Maka, semua bahan pelajaran yang hendak diajarkan disusun berdasarkan strategi tersebut. etiga, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian Islam, membekali khalayak ramai dengan ilmu pengetahuan serta sains yang berkaitan dengan masalah kehidupan. $arena itu, metode pendidikan disusun untuk men%apai tujuan tersebut. ,idak dibolehkan adanya metode yang mengarah pada tujuan yang lain, atau bertentangan dengan tujuan tersebut. eempat, waktu pelajaran ilmu"ilmu Islam dan bahasa Arab yang diberikan setiap minggu harus disesuaikan dengan waktu pelajaran ilmu"ilmu pengetahuan yang lain, baik dari segi waktu maupun jumlah jamnya. elima, pengajaran sains dan ilmu terapan seperti matematika, 'isika harus dibedakan dengan pengajaran tsa/.fah. Ilmu"ilmu terapan dan sains diajarkan tanpa mengenal peringkat pendidikan, tetapi mengikuti kebutuhan. Sedangkan tsa/.fah Islam diajarkan pada tingkat sekolah rendah hingga menengah atas dengan kurikulum pendidikan yang tidak bertentangan dengan konsep dan hukum Islam. Sedangkan di tingkat uni5ersitas bisa diajarkan se%ara utuh, baik tsa/.fah Islam maupun non"Islam, demikian juga ilmu terapan dan sains, dengan syarat tidak menyimpang dari tujuan dan kebijakan pendidikan. eenam, tsa/.fah Islam wajib diajarkan pada semua le5el pendidikan. 1i le5el uni5ersitas, hendaknya dibuka berbagai jurusan dalam berbagai %abang ilmu keislaman. 1isamping itu, bisa dibuka jurusan lain, seperti teknik dan sains. etujuh, seni dan ketramprilan bisa dikategorikan sebagai ilmu terapan dan sains, seperti bisnis, pelayaran dan pertanian. Semuanya mubah dipelajari tanpa terikat dengan batasan atau syarat tertentu. ,etapi, di sisi lain juga bisa dimasukkan dalam katagori tsa/.fah, jika telah terpengaruh dengan pandangan hidup tertentu. Seperti seni lukis, ukir dan pahat. -ang terakhir ini tidak bisa dipelajari, jika bertentangan dengan pandangan hidup Islam. edelapan, program pendidikan hendaknya seragam. )rogram apa saja hendaknya sama dengan program yang telah ditetapkan oleh negara. ,idak ada larangan untuk mendirikan sekolah swasta, tetapi dengan syarat sekolah"sekolah tersebut mengikuti kurikulum pendidikan negara dan tunduk kepada kurukulum, strategi dan tujuan pendidikan yang ada. 1engan syarat, sekolah tersebut bukan sekolah asing.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
esembilan, mengajarkan masalah yang diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya merupakan kewajiban bagi setiap indi5idu, baik laki"laki maupun wanita. )rogram wajib belajar berlaku untuk seluruh rakyat pada le5el sekolah dasar dan menengah. Negara juga wajib menjamin pendidikan bagi seluruh rakyat dengan gratis. Mereka diberi kesempatan untuk melanjutkan ke le5el pendidikan tinggi se%ara %uma"%uma dengan 'asilitas yang terbaik. esepuluh, negara menyediakan perpustakaan, laboratorium dan media belajar"mengajar yang lain, disamping bangun sekolah dan uni5ersitas untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin melanjutkan penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan tsa/.fah, seperti 'iih, ushul 'iih, hadits dan ta'sir, atau bidang ideologi, teologi, kedokteran, teknik, kimia, maupun eksperimental, sehingga negara akan bisa melahirkan sejumlah mujtahid dan para saintis. esebelas, tidak bisa memberikan hak istimewa dalam mengarang buku"buku pendidikan untuk semua le5el. Seseorang, baik sebagai pengarang ataupun bukan, tidak bisa mempunyai hak%ipta atau hak terbit apabila sebuah buku telah di%etak dan diterbitkan. Namun, jika masih berbentuk pemikiran yang dimiliki oleh seseorang dan belum di%etak ataupun diedarkan, maka seseorang bisa mendapatkan imbalan, ataupun kompensasi yang memadai atas jasanya. Layaknya gaji seorang pengajar. Inilah gambaran se%ara umum mengenai sistem pendidikan yang pernah ada dalam khila'ah Islam, dan banyak diabadikan dalam buku"buku sejarah peradaban ummat Islam. 7ambaran yang lebih lengkap mengenai sistem pendidikan Islam ini bisa ditemukan dalam buku Sistem 3endidikan di 2asa hilafah #slam, karya Dr. Abdurrahm(n al- ahd(di.
>.<ukum Islam di seputar Masalah Manusia dengan 1irinya

Islam telah memberikan penyelesaian dalam masalah pribadi, menyangkut hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 1alam masalah ini, Islam telah menetapkan hukum tertentu, baik yang berkaitan dengan akti5itasnya, maupun sesuatu yang digunakan untuk melakukan akti5itasnya. Adapun masalah manusia dengan dirinya sendiri telah dipe%ahkan oleh Islam ketika membahas hukum"hukum syara yang berkaitan dengan si'at perbuatan, atau hukum"hukum akhlak Islam. Sedangkan sesuatu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut berbentuk hukum benda yang meliputi pakaian, makanan dan minuman. Sebab, ketiga hal inilah yang se%ara langsung berhubungan dengan akti5itas manusia dalam kaitannya dengan dirinya sendiri.
>.2. <ukum"hukum Akhlak

Akhlak adalah si'at yang harus dimiliki setiap muslim ketika sedang melakukan akti5itas. Si'at tersebut berkaitan dengan akti5itas yang dilakukan atau ditinggalkan oleh seseorang. Si'at tersebut ada yang hasan .terpuji/ dan /ab9h .ter%ela/ atau khayr .baik/ dan syarr .buruk/. 1alam hal ini, Islam telah mengatur si'at perbuatan tersebut dalam konteks hubungan manusia dengan dirinya. Artinya, bagaimana seseorang memperhatikan kesempurnaan perbuatannya dengan menjadikan si'at tertentu sebagai si'at perbuatannya. Semua ini telah diatur oleh Islam dalam bentuk hukum syara yang spesi'ik, dan tidak diserahkan kepada manusia itu sendiri untuk menetukannya. Sebab, jika diserahkan kepada manusia untuk menetukan sendiri si'at perbuatannya, pasti dia hanya akan melihat dari aspek yang &menguntungkan atau merugikan( bagi dirinya. Ini artinya, jika hal itu menguntungkan, ia dianggap baik, sebaliknya jika merugikan, ia dianggap buruk. 1i sisi lain, ia akan menggunakan standar benda sabagai standar terpuji dan ter%ela, seperti manis digambarkan dengan baik, sedangkan pahit digambarkan buruk. Meskipun masalah si'at tersebut ditetapkan oleh syara , tetapi syari at Islam tidak banyak membahas hukum tersebut se%ara detail. $arena itu, tidak ada

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
pembahasan akhlak se%ara spesi'ik dalam buku"buku 'iih. Namun untuk memudahkan, berikut ini merupakan huraian singkat mengenai akhlak dalam Islam. Dilihat diri aspek $iri khasnya) Ada beberapa %iri khas yang ditetapkan oleh Allah S8,. dalam masalah akhlak ini, antara lain* 2. Akhlak tidak bisa dipisahkan dari hukum syara , termasuk semua bentuk ketentuan hukum syara yang lain. Seperti khusy0& adalah si'at perbuatan orang yang sedang mengerjakan shalat, yang tidak ada pada orang di luar shalat. 9ujur, amanah dan menunaikan janji adalah si'at perbuatan orang yang melakukan mu amalah .berhubungan dengan orang lain/. :. Akhlak juga tidak didasarkan kepada *illat, sehingga tidak ada satu *illat pun dalam masalah akhlak. 9ujur, amanah dan menunaikan janji diperintahkan semata"mata karena hukumnya wajib menurut syara , yang kewajibannya telah ditentukan oleh nas, bukan disebabkan adanya illat tertentu. Maka, kejujuran, amanah dan menunaikan janji tersebut tidak bisa dilaksanakan oleh seorang muslim karena keuntungan material, atau mengharapkan pujian orang, dan sebagainya. >. Akhlak juga tidak tunduk pada man'aat tertentu. Sebab, orang yang melakukan hukum akhlak kadang" kadang malah mendapat kerugian, bukan keuntungan. 3ontoh, si'at berani dan menantang ketika mengingatkan penguasa yang !alim adalah si'at pengembang dakwah yang mulia. Sesuatu yang bisa mengakibatkan orang tersebut menemui ajalnya. Sebagaimana sabda +asulullah saw.* 83enghulu para syahid adalah Hamzah bin *Abd al-2uthallib, serta -rang yang yang berdiri di depan penguasa zalim, lalu memerintahkan 'kemakrufan( dan men$egah 'kemungkaran( atasnya, kemudian dia pun membunuhnya. 3f.r. f(kim dari h(bir4. =. Akhlak sama seperti akidah. Akhlak merupakan tuntutan 'itrah manusia. Memuliakan tamu dan membantu orang yang memerlukan adalah sangat selaras dengan tuntutan 'itrah manusia, yaitu g har9zah al-ba/.&. husy0& dan ta".dhu& juga selaras dengan tuntutan 'itrah manusia, yaitu ghar9zah attadayyun. $asih sayang dan keta atan juga sesuai dengan tuntutan 'itrah manusia, yaitu ghar9zah anna"&. Dari aspek pengaruh) 9ika si'at perbuaaan .akhlak/ tersebut dimiliki oleh seorang muslim ketika melakukan akti5itas, maka akan mempunyai pengaruh yang signi'ikan, antara lain* 2. Melaksanakan akhlak dengan takl9f syar&i yang lain akan menjadikan seorang muslim mempunyai kepribadian yang unik ketika berinteraksi dengan khalayak ramai. Mereka pun per%aya dengan kata"kata dan perbuatannya. :. Akhlak akan bisa menumbuhkan kasih sayang dan sikap hormat khususnya antara sesama anggota keluarga, dan umumnya dengan anggota masyarakat. >. 6rang yang mempunyai si'at perbuatan .akhlak/ yang terpuji akan mendapat pahala di sisi Allah S8,. di akhirat. Bahkan orang yang mempunyai akhlak yang mulia di dunia akan dekat dengan +asulullah saw. di akhirat. Sabda baginda saw.* 8Sesungguhnya -rang yang lebih aku $intai di antara kalian, dan lebih dekat kepadaku tempatnya pada hari kiamat, adalah siapa saja di antara kalian yang paling baik akhlaknya. 3f.r. ukh(ri4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
>.:. <ukum"hukum Islam mengenai )akaian

<ukum"hukum Islam mengenai pakaian ini adalah hukum"hukum yang membahas benda , bukan hukum perbuatan. Sebab, ada perbedaan antara hukum perbuatan dengan hukum benda. <ukum perbuatan terikat dengan al-ahk.m al-khamsah .lima ma%am hukum syara /, yaitu wajib, sunnah, makruh, haram dan mubah. Sedangkan hukum benda hanya terikat dengan hukum halal dan haram, ataupun mubah dan haram. ,idak ada hukum benda yang makruh, sunnah atau wajib. $arena pakaian ini merupakan sesuatu yang digunakan oleh seseorang untuk menutup auratnya, maka pakaian adalah bendanya sedangkan menutup aurat adalah akti5itasnya. Se%ara umum, hukum Islam mengenai pakaian asalnya adalah mubah. Ini sebagaimana kaidah usul yang menyatakan* 8Hukum asal benda adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya. Ini artinya, bahwa pakaian hukum asalnya adalah mubah. 1an untuk mengharamkannya harus ada dalil yang mengharamkannya. Barulah hukum benda tersebut akan menjadi haram. Sekalipun demikian, jika diteliti lebih mendalam, hukum Islam yang berkaitan dengan benda tersebut tidak ada satu pun yang disertai dengan illat apapun. Sebab semua hukum yang berkaitan dengan pakaian adalah hukum benda yang asalnya mubah berdasarkan dalil umum, dan menjadi haram jika ada dalil khusus yang mengharamkannya. 9adi, hukum pakaian tersebut mutlak ditentukan olah dalil bukannya oleh yang lain, sehingga dalam masalah pakaian tidak ada analogi. Meskipun tetap tidak bisa ditolak adanya tah/9/ man.t yaitu usaha untuk membuktikan objek benda tertentu. Misalnya, ada pakaian yang diharamkan karena menyerupai hadh.rah .tradisi budaya/ bangsa atau ummat lain. 3ontoh songkok -ahudi, lambang salib $risten, atau serban Sikh yang dibelitkan di kepala para pengikutnya. Semuanya ini diharamkan berdasarkan dalil tasyabbuh bi al-kuff.r .menyerupai pakaian orang ka'ir/. Sedangkan untuk membuktikan mana pakaian yang menyerupai orang ka'ir tidak memerlukan dalil. ,etapi, %ukup dengan pembuktian realitasnya, atau yang disebut dengan tah/9/ al-man.th.
>.>.<ukum"hukum di seputar Makanan dan Minuman

<ukum"hukum Islam mengenai makanan dan minuman adalah hukum"hukum yang membahas benda, sama seperti hukum pakaian. $arena itu, hukumnya jelas berbeda dengan perbuatan. Maka, hukum benda tersebut hanya terikat dengan halal dan haram, atau mubah dan haram. 1i sini tidak ada makruh, sunnah atau wajib. $arena makanan dan minuman ini merupakan benda yang akan digunakan oleh seseorang untuk memenuhi keperluannya, maka makanan dan minuman adalah benda. Sedangkan usaha pemenuhannya adalah akti5itasnya. Maka, se%ara umum, hukum Islam yang berkaitan dengan makanan dan minuman ini adalah mubah, yang menjadi haram jika ada yang mengharamkannya, sebagaimana kaidah ushul yang berkenaan dengan benda* 8Hukum asal benda adalah mubah, selama tidak ada dalil haram yang mengharamkannya.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

A ! MET"DE !$%AM
)embahasan mengenai hukum"hukum metode Islam ini sebenarnya merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hukum"hukum pr-blem s-l4ingI jika hukum"hukum metode tersebut dilihat dari substansinya sebagai hukum syara yang sama"sama merupakan pr-blem s-l4ing atas tiap persoalan yang dihadapi manusia. ,etapi, hukum"hukum ini tetap harus dibedakan dengan hukum"hukum pr-blem s-l4ing karena mempunyai aksiden yang berbeda. Masing"masing mempunyai karakteristik yang berbeda, antara satu dengan yang lain. Aksiden, atau karakteristik, yang berbeda yang membedakannya dengan hukum"hukum pr-blem s-l4ing adalah* 3ertama, hukum metode tersebut bersi'at 'isik, bisa diindera dan dirasakan edua, hukum tersebut mempunyai hasil yang bisa diindera dan dirasakan etiga, hukum untuk melaksanakannya adalah wajib, baik se%ara peribadi .*ayniyyah/ maupun kolekti' .kif.&iyah/. 9ihad, misalnya, adalah ibadah yang bertujuan untuk merealisasikan nilai spiritual dan mempunyai hasil yang bisa diindera dan dirasakan. Berbeda dengan shalat, apakah shalat hajat atau yang lain. Berbeda juga dengan do a atau puasa. Semuanya adalah ibadah yang mempunyai tujuan yang sama mendapatkan nilai spiritual. Namun, ibadah"ibadah tersebut tidak mempunyai hasil yang bisa diindera dan dirasakan. $arena itu, jihad telah ditetapkan oleh Islam sebagai metode untuk menyebarkan Islam, sedangkan shalat, puasa dan do a tidak dijadikan sebagai metode untuk menyebarkan Islam. Meskipun orang yang melakukan jihad tetap diwajibkan berpuasa, ketika waktunya bertepatan dengan puasa wajib atau tetap diwajibkan untuk melakukan shalat ketika waktunya shalat tiba, ataupun tetap diperintahkan berdo a pada Allah S8,. untuk menguatkan hubungan antara dirinya dengan"Nya. Meskipun demikian, ibadah selain jihad tersebut tetap tidak bisa dijadikan sebagai metode untuk menyebarkan Islam. 1isamping itu, banyak kaum muslimin yang tidak memahami perbedaan antara hukum"hukum Islam yang membahas konsepsi .th-ught/ dengan metode .meth-d/. <al ini terjadi akibat ketidaan re'erensi 'iih yang disusun untuk memberikan uraian seputar persoalan tersebut. $arena, re'erensi tersebut umumnya disusun 'uah pada !aman khila'ah masih ada, dimana Islam sebagai ideologi in$lude di dalamnya aspek konsepsi dan metode masih diterapkan. 1isamping belum ada pertarungan ideologis dan pemikiran .ide-l-gi$al and intelle$tual struggle / seperti sekarang, ketika $apitalisme dan Sosialisme belum menemukan bentuknya sebagai ideologi yang kokoh dan mendominasi dunia seperti sekarang. $arena itu, tidak heran jika kaum muslimin yang hidup pas%a runtuhnya khila'ah, ketika Islam tidak lagi dominan sebagai ideologi, sebaliknya mereka didominasi oleh ideologi ku'ur, maka mereka lebih mengetahui ideologi ku'ur, baik dari aspek konsepsi maupun metodenya, dibanding ideologi mereka sendiri. $arena itu, kemudian banyak pejuang kaum muslimin yang memperjuangkan Islam mengambil konsepsi dan metode non"Islam. Akibatnya, perjuangan Islam mereka untuk melenyapkan ke!aliman di negeri"negeri mereka kandas dan kehilangan arah. Sebab yang paling signi'ikan adalah karena mereka tidak memahami konsepsi dan metode Islam dengan benar dan jelas. Misalnya, mereka menggunakan akti5itas 'isik yang tidak mempunyai hasil yang bisa diindera, seperti do a bersama atau istigh.tsah atau shalat hajat bersama sebagai metode untuk melenyapkan ke!aliman, atau menggunakan akti5itas 'isik tetapi %aranya bertentangan dengan metode Islam, misalnya mengangkat senjata atau mengikuti sistem demokrasi dan sebagainya.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
$eadaan ini terlihat dengan telanjang ketika ummat Islam berusaha menyelesaikan krisis moneter, misalnya, dengan do a bersama, sholat hajat atau istigh.tsah kubr. dan sebagainya. Bahkan, untuk membuktikan siapa yang benar dalam kasus"kasus tuduhan atau dakwaan, ada sebagian pemimpin di dunia Islam yang menganjurkan sholat hajat. Semuanya ini menunjukkan betapa ka%aunya pemahaman kaum muslimin terhadap hukum metode Islam. Maka, pembahasan mengenai hukum"hukum metode Islam ini menjadi penting untuk menampilkan Islam se%ara utuh sebagai sebuah ideologi, supaya ummat Islam sadar, bahwa mereka bukan hanya mempunyai kewajiban untuk memeluk akidah Islam, tetapi juga wajib mengambil hukum syara yang berkaitan dengan penyelesaian masalah mereka, baik dalam masalah ibadah, ekonomi, politik, sosial, pendidikan, akhlak, makanan, minuman maupun pakaian, dan juga wajib mengambil hukum"hukum metode Islam, seperti bagaimana akidah dan pr-blem s-l4ing tersebut diterapkan, dipertahankan dan disebarkan ke seluruh dunia. 1isamping itu, Islam adalah sistem kehidupan. 9ika sistem tersebut diambil sebagian, kemudian sebagian yang lain tidak, tentu akan terjadi keka%auan yang luar biasa. Bahkan bisa menyebabkan keku'uran orang tersebut. 1emikian halnya ketika akidah dan hukum mengenai penyelesaian masalahnya diambil dari Islam, tetapi hukum metodenya tidak diambil dari Islam, pasti juga akan mengalami keka%auan. 9ika hal ini terjadi dalam sebuah jamaah, partai atau kelompok Islam yang memperjuangkan Islam, tentu akan menambah jauh dari pertolongan Allah S8,. Sebab, jika orang tersebut telah mengambil metode non"Islam, berarti dia telah menyakini akidah yang melahirkannya, dan jika dia menyakini akidah non"Islam yang melahirkan metode non"Islam tersebut, berarti dia telah menyekutukan Allah S8,. dengan yang lain. Sebaliknya, jika indi5idu, jamaah dan partai Islam mampu menguasai dan memahami Islam se%ara ideologis, dari aspek konsepsi dan metodenya dengan benar, maka indi5idu, jamaah dan partai Islam ini akan menjadi indi5idu dan kelompok yang berpengaruh. ,entu saja Allah S8,. akan memberikan kemenangan yang telah dijanjikan"Nya. Allah S8,. ber'irman*

6 v n6G?@: n;T 6 v n6;M;W@` 6I 6 @7n8@b DS ; @ ; c ; ;}; ; H@ ; c ;9 ; H 6; ? D AS;8}; ; 8W: nAW?@?PD} ; @ 8 nAW?@ 8 :q 89 8 @?PDSI 8 AW?@D@t ; b ;& 6_ 6| 8 U ; ?\ ; t = @78S;[HDtnD<F = n;<DM;WH@ 6 ;@:nJSI 6 ;^@ 6 nI 6 c 6 ;~@ 6 nI D AS;Wt D ;W@O n] D ;SV D ;W@ An;S| ; ;>U?@ 8 nF 8 @b 8 nAW?@b 8 @b 8 6 nQ@ ; b ; b 6 ;R@b 6_ 6_ 6 n_ 6 n_ 6 n_ 8 8P 8 8}< D n_ ; DM;WH@ ; @t 6 ?@b Dp ; @ 6I uP 6 D@;B ; @78^@uP D @;8;WHD;@;8Wy ; DZG: ;F ; T 6 ;^@p 6{ ; ;T 8 ;W ; M 8z Dd ; H@:J
8Allah telah berjanji kepada -rang--rang yang beriman dan beramal s-leh, bah"a Dia benar-benar akan memberikan kekuasaan kepada mereka di muka bumi, sebagaimana yang telah Dia berikan kepada -rang--rang sebelum mereka. Dia juga 'berjanji( akan benar-benar menguatkan untuk mereka agama mereka yang Dia ridhai serta 'berjanji( akan benar-benar menukar setelah ketakutan mereka dengan kedamaian. 2ereka 'adalah -rang--rang yang senantiasa( menyembah-ku, tidak menyekutukan Aku dengan apapun jua. Dan siapa saja yang masih ingkar setelah 'janji( itu, maka mereka itulah -rang--rang yang fasi/. 3'.s. An-Nr) ..4

Ayat ini menjelaskan si'at"si'at orang yang akan diberikan kemenangan dan kejayaan oleh Allah di muka bumi, yaitu* .2/ orang yang beriman .:/ beramal soleh .>/ menyembah Allah, dan .=/ tidak menyekutukan"Nya dengan apapun jua. $eempat si'at tersebut hanya dimiliki oleh orang Islam yang mengimani, bahwa Islam adalah agama yang utuh, baik dari segi konsepsi maupun metode, dan karena keimanannya itu dia tidak akan mengambil se%ara keseluruhan maupun sebagian konsepsi dan metode non"

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Islam. Sebab, dengan mengambil produk pemikiran atau metode yang bukan dari Islam, berarti dia telah melakukan maksiat yang berarti si'at &orang yang beramal soleh( telah gugur darinya. 1emikian juga si'at sebagai &orang yang beriman( telah gugur, ketika dia menyakini metode non"Islam sebagai metode yang benar, yang jelas mena'ikan metode Islam sebagai metode yang sahih. 1engan begitu, si'at &orang yang menyembah Allah( tidak ada lagi. Sebab, dia telah menyekutukan dengan yang lain, selain Allah sebagai ,uhan yang produk th-ught dan meth-d-nya bisa diterima. $etika para sahabat menyakini Islam, mereka juga memahami th-ught dan meth-d-nya sehingga Islam ini telah mengubah mereka menjadi generasi yang begitu kuat dan hebat. Mereka juga tidak bisa menyembunyikan keimanannya dan terus"menerus berusaha menyampaikannya kepada orang lain supaya menjadi seperti dirinya. Sebab, jika seseorang telah menguasai pemikiran Islam, dan mengetahui bagaimana %ara pemikiran tersebut disampaikan, berarti orang tersebut telah menguasai pemikiran ideologis . al-fikr almabda&i/. 6rang seperti ini tidak akan mampu menahan diri untuk tidak menyampaikan kepada orang lain apa yang dimilikinya. Bahkan dia akan menjadi orang yang ikhlas untuk menyebarkan Islam, semata karena Allah, sehingga untuk tidak ikhlas pun sulit. Adalah Ab- 1!arr al"7hi'ri, salah seorang sahabat Nabi saw. ketika menyatakan keislamannya kepada orang #uraisy setelah pertemuannya dengan +asulullah saw. beliau langsung dipukuli oleh orang" orang #uraisy sampai ditolong oleh al" Abbs, paman Nabi. Setelah itu, beliau tetap tidak menyesali apa yang dilakukannya, bahkan berusaha melakukannya kembali, sebagaimana yang dilakukan sebelumnya. 2:. Mengapa ajaran Nabi bisa berpengaruh sedemikian hebat? 9elas, karena Nabi saw. tidak hanya menyampaikan konsepsi ta"h9d, namun beliau juga menyampaikan metodenya, bagaimana supaya konsep tersebut bisa dilaksanakan, dipertahankan dan disebarluaskan. <al ini ter%ermin dalam hadits Nabi saw. yang sangat masyhur*

8Sampaikanlah apa saja 'yang kamu dapatkan( dariku, meskipun hanya satu ayat saja. 3f.r. Ahmad, al- ukh(ri, aj-Tirmgi dari !bn mar4.2>. $arena itu, ketika Islam disampaikan se%ara utuh dalam bentuk th-ught dan meth-d, Islam tersebut akan mendorong indi5idu dan ummat yang memahaminya untuk menjadikan orang lain seperti dirinya. )emahaman Islam seperti ini tentu akan menjadi r0h .spirit/ bagi lahirnya gelombang kebangkitan yang hakiki di tengah ummat. Inilah rahasia gerakan dakwah +asulullah saw. yang mampu menjadikan partai +asulullah saw. berkembang dan akhirnya mampu melahirkan orang"orang besar. 1isamping itu, ketika Islam ini di'ahami se%ara ideologis, dari segi th-ught dan meth-d"nya, maka akan menjadikan tiap orang yang memahaminya mampu melahirkan pemikiran insy.&i sebuah pemikiran kreati', baik melalui proses ijtihad baru atau menguraikan pemikiran"pemikiran sebelumnya agar bisa diimplementasikan dalam realitas yang ada. 6rang tersebut juga akan mengalami kemajuan dan tidak jum0d, menjadi produkti' dan mampu meme%ahkan setiap persoalan baru yang ditemukannya. Inilah keistimewaan pemikiran ideologis, ketika th-ught dan meth-d Islam tersebut diuraikan se%ara simultan pada kaum mulismin. Adapun pembahasan mengenai metode Islam ini, lebih di'okuskan pada pembahasan yang berkaitan dengan metode untuk menerapkan hukum"hukum Islam, mempertahankan akidah Islam dan mengemban dakwah Islam.
Metode Menerapkan <ukum Islam

D =};^e 5JYL;;R@PL ; @?PL 6 ;WH@ 6 ; 7 6 = S9

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
2.2. ,iga Asas )enerapan <ukum Islam

6 :n8^@?P 6 ?H 6D 8;W@u: 6 @ Au8Cp = q ; H@?P ; c ; 6 Q@7 6 F ;W ; 8W: nAW?@?PD} ; @ ; [ ;W 8 :q 89 8 AW?@AB8Cp 6 n;?P ; ; >H ; @` ; DSI ;& w 8 ; ?\ 8? p 6 A W:8^@?P ; ?P; 6 ; >H ; 8 <
8Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi, ke$uali -rang--rang yang beriman dan beramal s-leh serta saling mengingatkan 'sesamanya( dengan kebenaran dan saling mengingatkan 'sesamanya( dengan penuh kesabaran. 3'.s Al-Ashr) *-,4.

Islam, sebagai agama dan mabda&, akan bisa dilaksanakan se%ara utuh jika &tiga asas penerapan hukum Islam( ini ada di tengah kehidupan ummat, yaitu* .2/ ketawaan indi5idu yang mendorongnya untuk terikat kepada hukum syara , .:/ kontrol masyarakat, dan .>/ negara yang menerapkan syariat Islam se%ara utuh. 9ika salah satu asas ini telah runtuh, maka penerapan syariat Islam dan hukum"hukumnya ini akan mengalami penyelewengan. Akibatnya, Islam sebagai agama dan ideologi, akan lenyap dari muka bumi. )sas +ertama" ketakwaan indi5idu. ,akwa adalah sikap seseorang untuk menjaga diri dari a!ab neraka, ketika melakukan atau meninggalkan perbuatan. 2= ,akwa ini merupakan buah keimanan seseorang yang memahami makna pemikiran rukun iman, khususnya kesadaran akan konsekuensi surga"neraka, jika melakukan atau meninggalkan perbuatan. $esadaran ini benar"benar menguasai diri seseorang, sehingga dia sangat menjaga perbuatannya dan senantiasa menghitungnya. Maka, dari aspek ketakwaan ini akan mendorong seseorang untuk terikat kepada hukum syara dalam setiap akti5itasnya. 1ari aspek lain, ketakwaan ini akan menjadikan seseorang, ketika melakukan menyimpang terhadap hukum syara akan segera bertaubat dan menebus segala kesalahannya. Sebab, bayangan akhirat sangat mendominasi dirinya, sehingga jika tidak segera bertaubat, dia takut jika dirinya kelak disiksa dengan a!ab akhirat yang tentu jauh lebih berat dari sanksi di dunia. 1ia juga sadar, bahwa Allah S8,. senantiasa mengawasi tingkah lakunya, sehingga tidak satupun perbuatan yang dilakukannya, yang berada di luar pengetahuan Allah S8,. Adalah M i! al"Aslami dan al"7hmidiyyah, dua orang yang hidup pada !aman +asulullah saw. $edua sama"sama melakukan !ina, yang kemudian masing"masing minta kepada Nabi untuk dijatuhi sanksi oleh Nabi saw. meskipun tanpa adanya saksi seorang pun. Mengapa mereka bisa melakukan hal ini? )adahal, jelas bahwa dengan mereka menyerahkan diri kepada Nabi saw. untuk dihukum, jelas mereka akan mati. $arena hukuman untuk orang yang ber!ina dengan status pernah menikah . muhshan/ adalah dirajam hingga mati. Belum lagi mereka harus menanggung malu terhadap khalayak ramai. 9awabannya, tentu karena ketakwaan mereka kepada Allah S8,. dan bayangan akhirat mereka yang begitu kuat, sehingga mereka sanggup memilih keputusan ini. Sebab, dengan begitu dosa mereka akan diampuni dan di akhirat mereka mendapatkan jaminan surga Allah S8,. Inilah buah ketakwaan seseorang, dan jika ketakwaan ini masih dimiliki oleh indi5idu, masyarakat atau pemerintah, pelaksanaan hukum syara pasti akan terjamin. )sas kedua" kontrol indi5idu dan masyarakat. $ontrol indi5idu dan masyarakat terhadap indi5idu lain ini diperlukan, karena manusia bukan malaikat. 9uga karena tidak ada seorang manusiapun yang terbebas dari dosa, baik dosa ke%il maupun dosa besar. $arena itu, manusia memerlukan manusia yang lain untuk mengontrol dirinya, sehingga masing"masing orang membutuhkan kepada yang lain sehingga bisa saling mengontrol atau muh.sabah. Allah S8,. ber'irman*

Ayat ini menjelaskan, bahwa manusia benar"benar dalam keadaan merugi. 3ertama, dijelaskan dengan sumpah, "a al-ashr .demi masa/ kedua, dijelaskan dengan ta&k9d, inna .benar"benar/ ketiga,

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dijelaskan dengan ta&k9d, la f9 .sungguh dalam/. $etiga bentuk penjelasan ini semuanya menguatkan makna pembahasan ayat ini, yaitu kerugian manusia yang sangat luar biasa. Artinya, se%ara umum semua manusia mengalami kerugian yang luar biasa, ke%uali orang yang beriman, beramal soleh dan saling mengontrol antara satu dengan yang lain dalam melakukan kebaikan dan dengan penuh kesabaran, se%ara terus" menerus, tanpa ada rasa putus asa atau bosan, sehingga masing"masing di antara mereka selamat dari kesalahan. Inilah orang yang tidak merugi. Ayat dan penjelasan di atas, masing"masing menunjukkan, bahwa kontrol manusia, baik se%ara pribadi maupun kolekti' terhadap orang lain adalah suatu kebutuhan sekaligus kewajiban. 1engan kontrol tersebut, masing"masing akan bisa diselamatkan dari terjerumus dalam kesalahan yang menyebabkan seseorang se%ara pribadi maupun kolekti' akan menderita kerugian yang luar biasa. $erugian karena keimanannya menurun dan amalnya rusak. $arena itu, kontrol indi5idu maupun masyarakat kepada orang lain akan mampu menyelamatkan orang tersebut dari kerugian serius dan dengan kontrol ini juga pelaksanaan hukum Islam yang dilakukan oleh setiap indi5idu, baik sebagai pribadi, masyarakat maupun pemerintah akan tetap terjaga. Meskipun dari aspek lain ada hukum keta atan pada pemimpin. Namun, masing"masing merupakan hukum syara yang wajib dilaksanakan, dari aspek kewajiban ta at, dan aspek lain kewajiban untuk melakukan kontrol terhadapnya. )sas keti*a" adanya negara yang menerapkan seluruh syariat Islam. Islam telah menegaskan kedudukan khali'ah kaum muslimin sebagai r.&in .pengembala/ yang bertanggungjawab atas ra&iyyah .gembala/"nya. 9ika ada yang sakit, kelaparan, terjadi perkelahian antara gembala satu dengan gembala yang lain, atau jika ada gembala yang di!alimi oleh gembala yang lain, dan seterusnya, semuanya merupakan tanggungjawab penggembala .khali'ah/ yang wajib diselesaikan dengan baik. Masing"masing &gembala( tersebut harus dihukumi dengan hukum syara . Inilah yang dinyatakan dalam sabda +asulullah saw.*

8 amu semuanya adalah penanggungja"ab atas gembalanya. 2aka, pemimpin adalah penggembala dan dialah yang harus selalu bertanggungja"ab terhadap gembalanya. 3f.r. Ahmad, al- ukh(ri, Muslim, Ab D(wd dan aj-Tirmdgi dari !bn mar4. 2. <adits di atas menjelaskan kedudukan khali'ah dan negara Islam, yang menjelaskan hukum Islam. $arena itu, jika khali'ah dan negara Islam ini ada, disamping ketakwaan indi5idu, masyarakat dan pemerintah .khali'ah dan para pembantunya/, tentu semua hukum Islam akan bisa diterangkan se%ara totalitas, dan keutuhannya akan senantiasa bisa dipertahankan dengan baik. Sebab, jika ada indi5idu atau masyarakat yang bertakwa dan kontrol indi5idu atau masyarakat, tetapi tidak ada negara yang menerapkan hukum Islam, mustahil hukum Islam tersebut bisa diterapkan. $arena negaralah yang bertanggungjawab menerapkan hukum tersebut. Begitu juga ketika ada negara yang menerapkan Islam, tetapi tidak ada kontrol masyarakat dan indi5idu, atau masyarakat yang bertakwa, maka sedikit demi sedikit penerapan Islam yang dilaksanakan oleh negara tersebut akan diselewengkan. Ini terlihat dari penyimpangan yang dilakukan oleh khila'ah Islam selepas khil.fah r.syidah, ketika tidak lagi dikontrol oleh masyarakat ketika tidak ada kekuatan partai yang bisa mengendalikan negara pada saat negara .khali'ah/ melakukan penyimpangan. $arena itu, ketiga asas inilah yang menjadi landasan tegaknya penerapan hukum Islam dalam negara, masyarakat dan kehidupan indi5idu. ,anpa salah satu, atau ketiganya

D }T De 5E 6 I 6 I ; 6;9@ ; ; 6;9@ 8 8vL;M9 8 U@ 8 8vL;M9 8 U@ 6 L 6 L ; dH@ ; x? 6| HD HD D :LI ; @PLD ;; @b 8 6:;@E w U@

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sekaligus, %ita"%ita penegakan syariat Islam hanyalah angan"angan kosong yang sangat sulit untuk direalisasikan.
2.:.Metode )enerapan <ukum Islam* ,egara hil.fah #sl.miyyah

Metode Islam yang berkaitan dengan penerapan Islam adalah hukum yang bisa menjamin tegaknya hukum Islam se%ara utuh dalam kehidupan ummat, yang sebelumnya belum bisa ditegakkan dan hanya bisa ditegakkan dengan adanya &hukum( tersebut. Maka, jika dianalisis se%ara mendalam, hukum metode Islam yang berkaitan dengan penerapan Islam tersebut hanya satu, yaitu hukum mengenai khil.fah, im.mah atau sulthah #sl.miyyah. Meskipun deri5at hukumnya masih banyak lagi. hil.fah, #m.mah, #m.rah atau Sulth.n adalah istilah yang berbeda, tetapi mempunyai konotasi yang sama. $arena keempat"empat istilah tersebut merupakan terminologi untuk menyebut kedudukan yang sama, yaitu institusi yang memimpin kaum muslimin. Ab- Bakar ra. adalah orang yang pertama kali disebut dengan sebutan khal9fah ar-ras0l.2 4mar bin al"$hattb ra. adalah orang yang pertama kali disebut dengan am9r al-mu&min9n,2 sedangkan sulth.n digunakan untuk menyebut maksud yang sama, setelah khulaf.& arr.syid9n. hil.fah, se%ara etimologis, adalah kedudukan pengganti yang menggantikan orang sebelumnya. 2 Menurut terminologi syar i, khila'ah diartikan sebagai kepimpinan umum, yang menjadi hak seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan hukum syariat Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.2 Batasan &kepimpinan umum( mempunyai konotasi, bahwa khila'ah Islam bertugas mengurusi seluruh urusan, yang meliputi pelaksanaan semua bukum syara terhadap rakyat, tanpa ke%uali meliputi muslim dan non"muslim. Mulai dari masalah akidah, ibadah, ekonomi, sosial, pendidikan, politik dalam dan luar negeri, semuanya diurus oleh khila'ah Islam. Inilah si'at j.mi& .konprehensi'/ dalam de'inisi tersebut. Batasan &yang merupakan hak kaum muslimin( adalah batasan yang membatasi, bahwa selain umat Islam tidak berhak untuk menjadi khali'ah. Ini pula merupakan si'at m.ni& .protekti'/, yang men%egah masuknya unsur lain dalam de'inisi tersebut. Inilah de'inisi yang sahih mengenai khila'ah Islam.
a. $ewajiban Adanya $hila'ah Islam

Banyak nas syara , baik al"#ur an maupun as"Sunnah, yang memerintahkan kaum muslimin untuk merealisasikan adanya khila'ah Islam, antara lain*

@ ; c A W?@?PnnnnnnnnnnnnnnDFM D p ; @ ; ;R:;& 8 ;RH@ 8 ;R@?PnnnnnnnnnnnnnnD SI 8 nnnnnnnnnnnnnnA W?@:nnnnnnnnnnnnnn_ ; nnnnnnnnnnnnnn;@?PnnnnnnnnnnnnnnDFM ; P nnnnnnnnnnnnnnG ; ?\ 6I 6 @78WHDRH DS b 8 @p ; 6| 6; ? 8I


8+ahai -rang--rang yang beriman, ta&atilah Allah dan ta&atilah !asul, serta -rang--rang yang menjadi pemimpin di antara kalian. 3'.s. An-Nis(/) .+4. Ayat ini memerintahkan keta atan kepada Allah, dan +asul serta pemimpin, dimana hukum keta atan tersebut adalah wajib. Maka, baik Allah maupun +asul, keberadaannya sama"sama pasti, karena itu hukum menta atinya adalah pasti tidak berubah menjadi tidak karena ketiadaan objek yang dita ati. Sebaliknya, jika diperintahkan untuk menta ati, maka hukum mewujudkan objek yang dita ati menjadi pasti .wajib/. Sebab, tidak pernah ada hukum wajib diperintahkan atas sesuatu yang keberadaannya tidak ada. 2? 1isamping ayat di atas, juga banyak ayat lain yang berkaitan dengan kewajiban untuk melaksanakan hukum potong tangan terhadap pen%uri, 22 %ambuk atas orang yang ber!ina . ghayr al-muhshan/,2: dan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sebagainya, yang tidak mungkin dilaksanakan ke%uali dengan adanya khila'ah Islam. Maka, hukum adanya khila'ah Islam adalah wajib, sebagai bagian dari hukum wajibnya melaksanakan hud0d tersebut. Ini sebagaimana yang dinyatakan oleh kaidah ushul* 8Suatu ke"ajiban tidak akan bisa dilaksanakan dengan sempurna, ke$uali dengan adanya sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu menjadi "ajib pula. Sedangkan nas hadits adalah sebagaimana sabda Nabi saw. yang menyatakan*

8Sesungguhnya imam adalah laksana perisai, dimana '-rang--rang( akan berperang di belakangnya dan dia akan dijadikan sebagai pelindung. 3f.r. Muslim, Ab D(wd, an-Nas(/i, Ahmad dari Ab furayrah4.2>

6 @:L 5E D ; H@ 8 8L^@O;ZAvDH@ 8\ 8 ?U 8 @s ; ; 6I D L;>:;ZD@YASLr@ D :LI ;; A[8Ce 8?

<adits di atas memberikan ikhb.r .pemberitahuan/ yang berisi pujian, yaitu &imam adalah laksana perisai(. 9ika adanya &sesuatu yang dipuji( tersebut membawa akibat tegaknya hukum Islam dan sebaliknya apabila &sesuatu yang dipuji( tersebut tidak ada, hukum Islam tidak akan tegak, maka pujian tersebut merupakan /ar9nah j.zimah .indikasi yang tegas/, bahwa &sesuatu yang dipuji tersebut( hukumnya adalah wajib.2= Sesuatu yang dipuji itu tidak ada lain adalah adanya khila'ah Islam, yang akan menjadi &perisai( bagi kaum muslimin. $arena itu, semua ulama sepakat mengenai kewajiban mengangkat dan menegakkan khila'ah Islam, jika institusi tersebut tidak ada, baik dari kalangan Ahlusunnah a al-ham(/ah, $y/ah, #haw(ri maupun Mu/jagilah. Semuanya berpendapat, bahwa ummat ini harus mempunyai seorang imam dan hukum mengangkatnya adalah wajib.2 !mam Ahmad, melalui riwayat dari Muhammad bin Awf bin $ufy(n al-famashi, mengatakan* 8?itnah akan terjadi manakala tidak ada imam yang melaksanakan urusan -rang banyak. 2 9adi, tidak syak lagi, bahwa hukum menegakkan khila'ah Islam adalah wajib, ke%uali setelah timbulnya bala yang dipi%u oleh Naad(j .Mu ta!ilah/, al-Asham dan fisy(m al-Ghawjsi .$hawrij/, serta Al bin Abdurr(gi .Modern"Sekuler/, yang menolak kewajiban di atas. atwa yang kemudian menyebabkan orang yang disebutkan terakhir ini dipe%at dari seluruh jabatannya sebagai anggota 1ewan 4lama al"A!har.2 Inilah hukum mengenai kewajiban adanya khila'ah Islam, yang sekaligus menunjukkan kedudukan hukum tersebut sebagai si'at hukum metode Islam, yaitu &wajib(.
b. Bentuk dan Sistem $hila'ah Islam

$arena khila'ah atau negara Islam ini merupakan institusi politik yang tidak bisa dipisahkan dari akti5itas politik, sedangkan akti5itas politik Islam dibangun berdasarkan empat asas, sebagaimana yang dikemukakan di atas, maka tentu bentuk dan sistem khila'ah tidak bisa dilepaslam dari asas tersebut. $arena itu, bentuk dan sistem Islam bisa disimpulkan sebagai berikut* 2. Negara Islam tidak berbentuk 'ederasi, persemakmuran . $-mm-n"ealth/, tetapi berbentuk kesatuan .uni-n/. :. Sistem pemerintahan Islam tidak berbentuk kerajaan . m-nar$hi/, baik absolut, seperti kerajaan Saudi Arabiyah, maupun perlementer, seperti kerajaan Malaysia. 9uga tidak berbentuk republik, baik

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
presidentil, seperti Indonesia, maupun parlementer, seperti +ussia. ,etapi sistem pemerintahan Islam adalah sistem khila'ah, dimana khali'ah tidak seperti presiden, juga tidak seperti perdana menteri, atau raja. >. Sistem pemerintahan Islam tidak berbentuk demokrasi, teokrasi, ataupun autokrasi. ,etapi, sistem pemerintahan Islam adalah sistem khila'ah yang tidak sama dengan demokrasi. =. Sistem pemerintahan Islam berbentuk sentralisasi, sedangkan administrasi atau birokrasinya menganut sistem desentralisasi.2
%. Struktur )emerintahan

Struktur pemerintahan dalam khila'ah Islam adalah setiap akti5itas pemerintahan yang dinyatakan oleh dalil syara . Adapun akti5itas yang tidak didukung oleh dalil syara se%ara langsung, maka tidak bisa dianggap sebagai struktur.2 Maka, dengan meneliti dalil"dalil yang ada dalam nas, baik al"#ur an maupun as"Sunnah, ataupun Ijm Sahabat dan #iys, bisa disimpulkan bahwa sturktur pemerintahan Islam hanya ada delapan* 2. $hali'ah B. 2u.&"in Taf"9dh .wakil khali'ah bidang pemerintahan/ G. 2u.&"in Tanf9dz .sekretaris negara/ H. Am9r al-7ih.d .panglima perang/ L. +ull.t .pimpinan daerah tingkat I dan II/ C. %.dhi .hakim/. M. 7ih.z id.ri .birokrasi umum/. K. 2ajlis al-5mmat.:?? Banyak hukum yang mengatur masalah khila'ah Islam ini telah dibahas oleh ulama 'iih, yang sudah tidak terhitung jumlahnya, baik yang ditulis ulama klasik maupun modern. Ini bisa kita temukan dalam pembahasan kitab 'iih klasik, seperti @huy.tsu al-5mam f9 at-Tuy.ts adh-Dhull.m, karya !mam alfaramayn al-huwayni .=2"= </, al-Ahk.m as-Sulth.niyyah, karya al-M(wardi .w. =? </, %a".n9n al-+uzar.& "a Siyas.h al-2ulk, karya al-M(wardi, al-Ahk.m as-Sulth.niyyah, karya al-arr(/ .w. = </, as-Siy.sah as-Syar&iyyah karya !bn Taymiyyah .2": </ dan at-Thuru/ al-Hukmiyyah fi as-Siy.sah as-Syar&iyah, karya !bn al-'ayyim al-hawgiyyah .2"2 </. Sedangkan dalam karya 'iih yang ditulis oleh ulama 'iih modern, pas%a jatunya khila'ah Islam, disamping pembahasan mengenai struktur dan peranan setiap struktur negara, juga dibahas bentuk negara, sistem pemerintahan, serta model ideal negara khila'ah Islam yang sesuai dengan perkembangan baru. $ajian yang paling lengkap dalam masalah ini adalah buku ,idh.m al-Hukmi f9 al-#sl.m, karya as-$yaykh Taiyuddn an-Nabh(ni .2?"2 M/, yang ditulis pada tahun 2> M. $itab ini merupakan karya orisinil penulisnya dan di dalamnya banyak terdapat ijtihad baru. 9uga Ab al-A/l( al-Mawddi .2?>" 2 M/. Meskipun karya yang terakhir ini banyak pandangan yang tidak orisinal Islam, dan masih terpengaruh dengan konsep baru yang berkembang pada !amannya, seperti konsep The-dem-$ra$y yang diperkenalkan oleh penulisnya.
Metode Menjaga Syariat Islam

Metode untuk menjaga dan memelihara syariat Islam adalah hukum Islam yang bisa menjamin tegaknya mabda& Islam yang sebelumnya telah berhasil ditegakkan. Berbeda dengan hukum metode penerapan Islam. <ukum ini berkaitan dengan jaminan tegaknya hukum Islam yang sebelumnya belum bisa

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
ditegakkan, dan baru bisa ditegakkan setelah adanya hukum tersebut. Meskipun kenyataannya, antara satu hukum metode dengan hukum metode yang lain tidak bisa dipisahkan. $arena masing"masing hukum tersebut merupakan bagian dari sistem Islam yang integral. Memang, jika ketiga asas penerapan hukum Islam yang dikemukakan sebelumnya ada dalam kehidupan ummat, pasti penerapan Islam, dan jaminan tegaknya hukum yang telah diterapkan tersebut benar"benar akan terwujud. Masalahnya kemudian adalah &hukum( apakah yang jika diterapkan akan mampu menjaga dan memelihara keutuhan Islam sebagai agama dan ideologi . mabda&/? Inilah yang menjadi tema utama pembahasan ini. Setelah kita analisis komponen hukum Islam yang mempunyai karakteristik sebagai hukum metode Islam, yaitu* .2/ bersi'at 'isik .:/ mempunyai hasil yang bisa dirasakan dan diindera dan .>/bersi'at tetap .=/ wajib dilaksanakan, maka bisa disimpulkan, bahwa hukum metode Islam yang berkaitan dengan metode menjaga dan memelihara syariat Islam tersebut adalah* .2/ adanya khila'ah Islam .:/ penerapan sistem persanksian .nidh.m al-u/0b.t/ dan .>/ jaminan re5olusi dan kontrol terhadap khila'ah Islam. Meskipun se%ara deri5ati' masih banyak lagi.
:.2.Metode Menjaga Syari at Islam* hil.fah #sl.miyyah

Adanya khila'ah Islam tidak bisa dina'ikan oleh para ulama kaum muslimin sebagai institusi yang sangat penting untuk menjaga syariat Islam. Al-'(dhi Ab a/l( al-arr(/, mengatakan* #mam di"ajibkan untuk mengurus urusan ummat ini, yaitu sepuluh urusan) Pertama, 2enjaga agama berkenaan dengan ush-l yang telah disepakati -leh ummat terdahulu. 7ika -rang yang bersek-ngk-l mempunyai kesalahan terhadapnya, dia bertanggungja"ab untuk menerangkan hujah dan menyampaikan kebenaran kepadanya. Dia juga yang bertanggungja"ab untuk melaksanakan hak dan sanksi, agar agama ini tetap terjaga dan terpelihara dari kesalahan. Dan ummat ini akan tetap terhindar dari ketergelin$iran. :?? Bahkan, $yaykh al-!sl(m !bn Taymiyyah mengutip pernyataan Ali bin Ab Th(lib menyatakan* 8<rang--rang ini harus mempunyai pemimpin, baik yang ta&at ataupun yang k-rup. Beliau kemudian ditanya* 8+ahai Am9r al- 2u&min9n, jika pemimpin yang ta&at kami memang sudah tahu. 1alu bagaimana dengan yang k-rup: 9awab beliau* 8Dengan adanya kepemimpinan itu hukum-hukum Allah akan bisa ditegakkan, jalan-jalan akan tetap terjaga keamanannya, musuh-musuh akan tetap dapat diperangi dan juga harta fa&i tetap akan bisa dibagikan. :?2 )andangan ulama dahulu, baik di kalangan sahabat maupun generasi pas%a mereka, membuktikan bahwa adanya khila'ah Islam ini merupakan masalah ma&l0m min ad-d9n bi ad-dhar0rah .yang sudah di'ahami sebagai bagian dari urusan agama yang sangat penting/. Mereka juga memahami, bahwa khila'ah Islam ini merupakan hukum metode Islam untuk menjaga syariat Islam agar tetap bisa dipertahankan keutuhannya. <al ini, sebagaimana yang dilakukan oleh Ali bin Abi ,halib, ketika menjadi khali'ah yang waktu itu menghadapi makar dari pihak $hawarij. Ali mengirim Abdullah bin al"Abbs untuk menyerukan kembali kepada mereka agar ta at kepada beliau sebagai khali'ah kaum muslimin. Ibn Abbas nampak terlibat perang argumentasi yang serius dengan mereka agar hujah pembangkang tersebut bisa dikalahkan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dan mereka kembali menyadari kesalahannya. 6rang"orang $hawarij akhirnya bertaubat, dan kembali membai at Ali bin Abi ,hlib.:?:. 1i sinilah kedudukan khila'ah Islam sebagai hukum metode Islam, untuk menjaga dan mempetahankan keutuhan syariat Islam dari pembangkangan, penyelewengan dan kesalahan yang dilakukan oleh ummat. $alaupun ada khali'ah yang &korup( pun, selama masih menegakkan hukum Islam, kata Ali bin ,hlib, tetap berharga. $arena dengan begitu, syari at Islam ini masih terpelihara dari manipulasi dan distorsi.
:.:.Metode Menjaga Syariat Islam* Sistem )ersanksian

Manusia adalah makhluk Allah yang unik. Ia berbeda dengan makhluk lain, karena keunikannya itu. Selain jin, manusia adalah satu"satunya makhluk yang mempunyai dua potensi sekaligus. )otensi untuk berbuat baik dan buruk. $arena si'at dasar itulah, Allah men%iptakan sistem yang unik untuk manusia agar keunikannya bisa dipe%ahkan. $arena itu, disamping hukum"hukum pr-blem s-l4ing yang lain, Allah juga telah menetapkan u/0b.t .hukuman/ atas semua manusia se%ara adil, baik muslim, ataupun non"muslim. Semuanya wajib dikenai sanksi yang sama, jika melakukan pelanggaran sebagaimana yang dilakukan terhadap kaum muslimin. Sebab, dalalm pandangan Islam, si'at dasar manusia adalah sama. Sama"sama mempunyai potensi untuk melakukan kebaikan dan keburukan. 1isamping itu, Islam memandang u/0b.t .sanksi hukum/ tersebut sebagai za".jir .pre5enti'/ dan ja".bir .kurati'/. 1isebut pen%egah .pre5enti'/ adalah karena dengan diterapkannya sanksi, orang lain yang akan melakukan kesalahan yang sama dapat di%egah sehingga tidak mun%ul keinginan untuk melakukan hal yang sama. <al ini sebagaimana yang dinyatakan dalam al"#ur an* 8Dan dalam hukuman */ishas& itu terdapat kehidupan bagi kalian, "ahai -rang--rang yang mempunyai fikiran agar kalian bertak"a. 3'.s. Al- aarah) *i+4.

6; ? 6 ?@78@b 6 @78WHDR:;@:;MN@ D A}F D ;WH uP ; DZAv;>@b ; ;W@ ; ; 8ZW 8 :;<W ;& 6| 6| 8 :

1isamping itu, juga bisa men%egah dijatuhkannya hukuman di akhirat. Adapun yang dimaksud dengan pemaksa .kurati'/, adalah agar orang yang melakukan kejahatan, kemaksiatan atau pelanggaran tersebut bisa dipaksa untuk menyesali perbuatannya. 1engan begitu, akan terjadi penyesalan selama"lamanya atau ta"batan nas0hah.
a. "bek #esalahan yan Diajuhi $anksi

Mengenai objek kesalahan atau pelanggaran yang ditetapkan sebagai kesalahan yang berhak dijatuhi sanksi adalah setiap bentuk kemaksiatan, seperti meninggalkan kewajiban, semisal meninggalkan shalat, puasa, !akat, jihad, haji dan sebagainya, atau melakukan keharaman, semisal minum khamer, judi, menghina +asul, mengeluarkan pendapat atau tulisan yang bertentangan dengan akidah, hukum dan pemikiran Islam, murtad dari agama dan ideologi Islam, ataupun melanggar perintah negara yang bersi'ar administrati' seperti pelanggaran jalan raya, mendirikan bangunan tanpa i!in yang bisa menggangu ketentraman umum.
b. Bentuk Sanksi dalam Islam

Mengenai bentuk"bentuk sanksi dalam Islam, bisa diklasi'ikasikan menjadi empat ma%am*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
*. Hud!d) Se%ara etimologis, hud0d adalah sesuatu yang membatasi dua hal, sedangkan menurut istilah syara , hud0d adalah hukuman yang ditetapkan se%ara syar i terhadap kemasiatan agar terjadinya kemaksiatan yang sama bisa dihindari. $esalahan yang masuk dalam wilayah hud0d adalah !ina, liwat, /adzaf .menuduh orang lain berbuat !ina/, murtad, melakukan akti5itas yang merusak, seperti bugh.h, perampokan dan pen%urian. Adapun zina, menurut syara , adalah memasukkan hasyafah laki"laki baligh dalam 5agina perempuan yang haram baginya, baik yang dilakukan oleh pihak laki"laki maupun wanita. 6rang yang dinyatakan bersalah dalam kegiatan !ina, wajib dihukum %ambuk sebanyak *kk 3serajus4 kali, jika berstatus ghayr muhshan .belum pernah menikah se%ara syar i/ atau dirajam .dilempari dengan batu ukuran sedang dan di tanam di tanah setinggi dada/ hingga meninggal dunia. <ukuman ini hanya bisa dijatuhkan, jika ada empat orang saksi yang adil, atau pengakuan pelaku, atau bukti kehamilan wanita dengan disertai pengakuan. Semua bukti"bukti tersebut harus dikemukakan di pengadilan, dan bukan karena dipaksa untuk melakukan !ina. Sementara liwat, tidak sama dengan !ina, karena liwat adalah memasukkan penis laki"laki baligh ke dubur laki"laki, dimana memasukkan penis dalam kemaluan tersebut tidak sama dengan memasukkannya ke dubur. 6rang yang dinyatakan bersalah dalam kasus ini wajib dihukum, dimana kedua pelakunya dibunuh. <ukuman tersebut hanya bisa dijatuhkan di pengadilan setelah adanya dua saksi yang adil atau pengakuan pelaku. Setelah kegitan tersebut benar"benar terbukti, pelakunya bisa dibunuh dengan dirajam, atau dibunuh, dan dibakar atau dilempar dari bangunan tinggi kemudian dilempari dengan batu. )endek kata, ijm sahabat sepakat mengenai sanksi untuk pelaku liwat, dibunuh. <anya, para sahabat berbeda %ara dalam melakukan pembunuhan tersebut. Ada yang dirajam, dibakar, dilempar dari bangunan tinggi dan sebagainya. %adzaf adalah menuduh orang lain melakukan !ina. Sedangkan hukuman bagi orang yang melakukan /adzaf adalah di%ambuk ? kali. <ukuman ini dijatuhkan di pengadilan setelah pihak penuduh tidak mempunyai bukti empat orang saksi yang adil atau pengakuan pelaku. Namun, hukuman %ambuk ? kali tersebut hanya akan dijatuhkan kepada orang yang baligh, berakal, tidak dipaksa oleh orang lain dan orang yang dituduh harus orang yang mempunyai kehormatan, yaitu* .2/ muslim, .:/ berakal, .>/ baligh, .=/ menjaga kesu%ian dan ./ dewasa. )eminum khamer adalah orang yang meminum minuman yang mengandungi !at yang memabukkan atau sejenis dengannya. <ukuman bagi peminum khamer adalah di%ambuk ? kali di tempat umum. <ukuman ini dijatuhkan di pengadilan setelah adanya dua saksi yang adil atau pengakuan dari pihak pelaku dengan syarat peminum khamer tersebut adalah muslim, baligh, berakal, tidak dipaksa, mengerti hukum keharamannya, sehat dan tidak sedang sakit. 9ika sedang sakit, hukumannya harus ditangguhkan hingga sembuh, dan jika dalam keadaan mabuk, harus ditungguhkan hingga sadar. Hir.bah .tindakan onar/ adalah perbuatan merampok di jalan dan membuat kerusakan yang meliputi dua ma%am* bugh.h .pembangkang negara/ dan /uth.& at-thar9/ .perampok jalanan/. =ugh.h adalah orang yang memisahkan diri dari wilayah kekuasaan khila'ah Islam. Mereka adalah orang yang membangkang dari negara dan melakukan perlawanan bersenjata serta mengumumkan perang terbuka pada negara.:?> Sedangkan /uth.& at-thar9/ .pembegal jalanan/ adalah orang yang mengambil harta orang lain dengan senjata dan menakut"nakuti mereka. :?= Mengenai hukuman bagi bugh.h telah ditetapkan oleh Islam, diperangi. ,etapi, sebelum diperangi mereka disadarkan. 3aranya, khali'ah mengirim utusan kepada mereka. 9ika mereka kembali, mereka

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
dibiarkan, tetapi jika tidak, mereka harus diperangi sampai menyerah dan menyesali perbuatannya. 9ika ada yang ditangkap dan dipenjara, mereka tidak boleh diperlakukan sebagai tawanan perang, tetapi diperlakukan sebagai orang yang melakukan pelanggaran. Berbeda dengan /uth.& at-thar9/, mereka harus dijatuhi hukuman sesuai dengan tindakannya. 9ika mereka membunuh tanpa mengambil harta, mereka harus dibunuh. 9ika membunuh dengan mengambil harta, mereka harus dibunuh dan disalib. 9ika mengambil harta tanpa membunuh, dipotong tangan kanan dan kaki kirinya. 9ika menakut"nakuti orang yang lewat, tanpa membunuh dan mengambil hartanya, mereka harus dibuang dari daerah. Sedangkan orang murtad, yaitu orang yang keluar dari Islam, baik se%ara i&ti/.di seperti menyakini al"#ur an bukan kal.m Allah, atau se%ara /a"li, dengan mengatakan bahwa &al"Mash adalah anak Allah( atau se%ara a/li seperti menyembah berhala atau ragu bahwa Allah adalah Maha sa. 6rang yang dinyatakan murtad, wajib dihukum mati. 3aranya dengan diminta bertaubat terlebih dahulu dan diberi waktu tiga hari dan disadarkan, baru jika tetap tidak berubah dia wajib dibunuh. Syaratnya orang yang murtad tersebut adalah orang Islam, baligh dan berakal serta tidak dipaksa. 1. hin(yah) Menurut bahasa, jin.yah adalah kejahatan, sedangkan menurut istilah syara , jin.yah adalah tindakan melanggar anggota tubuh yang menjadi bagian organ yang wajib diishas dalam bentuk hukuman badan atau harta kekayaan. $ejahatan yang masuk dalam wilayah jin.yah ini adalah pembunuhan dan tindakan melukai atau men%ederai anggota tubuh. )embunuhan sendiri, ada yang dilakukan dengan sengaja .*amd/, menyerupai sengaja .syibh al-&amd/ dan ada yang dilakukan karena khila' .khatha&/. 6rang yang membunuh dengan sengaja .*amd/ adalah orang yang membunuh dengan menggunakan senjata pembunuh, seperti pisau, parang, pistol dan sejenisnya. 6rang seperti ini akan dijatuhi hukuman mati, jika keluarga korban tidak mau memaa'kan dan menerima diyat. ,etapi, orang tua yang sengaja membunuh anaknya, wajib dijatuhi hukuman, namun tidak sampai dihukum mati. 6rang yang membunuh menyerupai pembunuhan yang disengaja . syibh al-&amd/adalah tidak sengaja membunuh, seperti memukul orang dengan kayu, atau melempar dengan batu ke%il atau alat yang se%ara umum tidak digunakan untuk melakukan pembunuhan, namun orang tersebut meninggal. 6rang seperti ini dikenakan hukuman diyat mugh.ladhah .ganti rugi yang berlipatganda/, yaitu memberikan terbusan 2?? ekor unta, =? di antaranya adalah unta yang tengah bunting yang diserahkan kepada keluarga korban. 9ika dia tidak mampu, dia wajib membayar kaf.r.t, dengan memerdekakan budak perempuan mukminah, atau puasa dua bulan berturut"turut. 6rang yang membunuh karena salah, adalah orang yang melakukan sesuatu yang tidak dimaksud untuk membunuh, seperti menembak burung tetapi pelurunya mengenai orang. Adapun hukumannya adalah diyat mukhaffafah, yaitu memberikan 2?? ekor unta kepada keluarga korban, atau memerdekakan hamba perempuan mukminah. Sedangkan %ara pembuktian kasus pembunuhan tersebut adalah dengan menghadirkan dua saksi laki"laki atau satu saksi laki"laki dan dua saksi perempuan yang adil di pengadilan. 9ika tidak ada, harus ada pengkuan dari pelaku pembunuhan. 9ika keduanya tidak ada, maka hukuman tersebut tidak bisa dijatuhkan. Sementara tindakan melukai atau men%ederai anggota tubuh, harus diteliti* 9ika seseorang menghilangkan organ tubuh tunggal, seperti lidah, orang tersebut harus dikenakan diyat 2?? seperti pembunuhan. 9ika menghilangkan organ tubuh ganda, seperti tangan atau telinga, maka jika yang dihilangkan adalah salah satu organ saja, dia harus dikenakan diyat ?, dan jika kedua"duanya

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
sekaligus, dia harus dikenakan diyat 2??. Sedangkan jika organ tubuh yang dihilangkan berupa pelupuk mata, maka dia harus dikenakan diyat : atau jika jari"jari tangan yang dihilangkan maka tiap satu jari dikenakan diyat 2?. Sementara untuk gigi, diyatnya berbeda jika menghilangkan satu gigi, akan dikenakan ekor unta. ,. &a,-'r) Menurut bahasa, ta&z9r adalah pen%egahan, sedangkan menurut istilah syara , ta&z9r adalah hukuman yang disyariatkan atas pelaku maksiat yang tidak ditentukan hud0d dan kaf.r.t"nya. Mengenai ketentuan ta&z9r diserahkan kepada khali'ah, namun hakim dibenarkan untuk menetapkan ketentuannya, berdasarkan ijtihadnya. Sedangkan kejahatan yang dikenakan ta&z9r adalah kejahatan atau pelanggaran syar i yang tidak ditentukan hukuman hud0d atau kaf.r.t-nya seperti berbuka puasa pada siang hari +amadhan tanpa ada ud!ur syar i, mengumpat orang lain dan menipu. Bentuknya, antara lain* .2/ dibunuh, %ontohnya, seperti mata"mata pro5okator yang meme%ah" belah persatuan kaum muslimin akan dibunuh, .:/ %ambukan sebanyak 2? kali, .>/ penjara, yang ketentuan lamanya diserahkan kepada hakim, .=/ pembuangan, yaitu dibuang dari daerah, ./ denda, yaitu hukuman atas pelaku kriminal dengan membayar denda karena kesalahannya, ./ perampasan harta, terutama harta yang diperoleh dengan %ara yang tidak halal, ./ embargo atas pelaku kriminal, ./ an%aman, seperti* 8Apabila melakukan begini dan begini, maka akan dihukum begini, ./ pen%abutan na'kah atau pekerjaan, .2?/ dipermalukan. 2. Mukhlaft) 2ukh.laf.t adalah penyelewengan terhadap perintah atau larangan yang dikeluarkan oleh negara. )enyelewengan tersebut memang tidak mempunyai bentuk tertentu, ke%uali se%ara umum adalah seluruh tindakan yang menyimpang dari undang"undang. 2ukh.laf.t ini berbeda dengan ta&z9r. Sebab, mukh.laf.t merupakan sanksi atas penyelewengan terhadap perintah dan larangan penguasa. Sedangkan ta&z9r adalah pelanggaran atas perintah dan larangan Allah. Meskipun, dari satu sisi, antara ta&z9r dengan mukh.laf.t, mempunyai persamaan sama"sama ketentuan hukumannya diserahkan kepada khali'ah atau hakim sebagai wakil khali'ah. 1isamping itu, mukh.laf.t tidak memerlukan pengadilan, sebab pelakunya langsung bisa dijatuhi hukuman di tempat. :? 9ika hukuman tersebut dilaksanakan dengan bentuk dan %ara seperti di atas, maka setiap orang yang melakukan pelanggaran akan menyesal dan akhirnya tidak akan mengulangi kemasiatan yang pernah dilakukannya. Begitu juga dengan orang lain yang akan melakukan kemaksiatan, akan pobhi. 1engan demikian, pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi terhadap syariat Islam, baik yang berkaitan dengan akidah, seperti murtad, ataupun merusak pemikiran Islam dengan menyebarkan ideologi ku'ur atau yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hukum syara akan bisa dihindari. Akhirnya, syariat Islam akan tetap utuh, agung dan tetap eksis sebagai sebuah agama dan mabda&.
:.>.Metode Menjaga Syariat Islam* 9aminan +e'ormasi dan $ontrol terhadap hil.fah #sl.miyyah

9ika dua hukum metode Islam di atas disyariatkan oleh Islam berkaitan dengan upaya Islam menjaga syariatnya dari pelanggaran akibat dari kemaksiatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat atau pribadi ummat, masalahnya kemudian adalah bagaimana jika yang melakukan kemaksiatan tersebut adalah khali'ah dengan aparat pemerintahannya?. $arena itu, dalam hal ini ada dua point yang harus dibedakan* 3ertama, jika khali'ah atau aparat pemerintahannya melakukan kemasiatan sebagai pribadi, mereka bisa diperlakukan sama dengan anggota masyarakat yang lain. Mereka bisa dijatuhi hukuman yang sama. edua, jika khali'ah atau aparat

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
pemerintahannya melakukan penyelewengan yang mereka lakukan dalam kedudukannya sebagai penguasa terhadap rakyatnya, maka dalam hal ini Islam telah menetapkan adanya mahkamah madh.lim atau majlis ummat, yang melakukan 'ungsi kontrol terhadap khali'ah dan aparat pemerintahannya, dimana masing" masing berada dalam struktur pemerintahan. Masalahnya adalah jika upaya struktural tersebut tidak berhasil, bagaimana? Islam telah menetapkan adanya hukum mun.badzah bi as-sayf .mengangkat senjata/ untuk menentang pemerintah yang ka'ir yang dilakukan oleh kekuatan non"struktural, yaitu partai politik atau ummat. $arena itu, hukum ini bisa dihuraikan sebagai berikut*
a. #onjrol Malis mmaj ajas #halifah

ungsi majlis ummat bisa diuraikan menjadi dua bagian* 3ertama, 'ungsi sy0r. .memberi pandangan/, yang meliputi pandangan yang berkaitan dengan hukum syara , pemikiran, kebijakan dan pelaksanaan akti5itas tertentu. )endapat atau pandangan majlis ummat dalam masalah ini ada yang mengikat dan tidak, sesuai dengan ketentuan hukum syara dalam Islam. edua, 'ungsi muh.sabah .kontrol/ terhadap khali'ah dan aparat pemerintahannya. Sebab, antara sy0r. dengan muh.sabah berbeda. 9ika muh.sabah hukumnya wajib, ketika terjadi kemaksiatan atau pelanggaran, maka sy0r. hukumnya sunnah. Mengenai 'ungsi sy0r. bagi majlis ummat sudah jelas, baik dari segi dalil, maupun yang lain. Sedangkan 'ungsi muh.sabah bagi majlis ummat, dalilnya adalah hadits yang dinyatakan oleh Nabi saw.*

8Sebaik-baik jihad adalah kata-kata yang ha/ 'yang dinyatakan( kepada penguasa yang zalim. 3f.r Ahmad, !bn M(ah, aj-Thabr(ni, al- ayhai dan an-Nas(/i4. :? 83enghulu syuhad.& adalah Hamzah bin *Abd al-2uthallib dan -rang yang mendatangi penguasa zalim lalu memerintahkannya 'kepada kebaikan( dan men$egahnya 'dari kejelekan(, kemudian dia membunuhnya. 3f.r. al-f(kim dalam al-Musjadrak dari h(bir4.:? $edua hadits di atas menjelaskan kedudukan amar makru' dan nahi munkar kepada penguasa atau muh.sabah. 4ngkapan Nabi saw. yang mengatakan* &Sebaik"baik jihad( atau &)enghulu para syuhad ( adalah pujian yang ditujukan kepada orang"orang yang melakukan akti5itas tersebut. $onteks pernyataan Nabi saw. tersebut berkaitan dengan ikhb.r .pemberitahuan/. ,etapi, berdasarkan indikasinya, bisa di'ahami bahwa pemberitahuan tersebut bermakna j.zim .tegas/. Sebab, jika &sesuatu yang dipuji( tersebut tidak dilakukan, akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran dan runtuhnya pelaksanaan hukum Islam. Sebaliknya, jika akti5itas tersebut dilakukan, pelaksanaan hukum Islam akan dapat dijamin. 9adi, dengan demikian, muh.sabah kepada penguasa yang !alim, hukumnya wajib dan kewajiban ini bukan saja ditujukan kepada majlis ummat, melainkan kepada semua anggota masyarakat yang menyaksikan ke!aliman penguasa.
b. Adanya 2ahkamah 2adh.lim

6 ;Re 6G 6 ?@s 6 9@ ; @V 5p ;S l N@ D @t ; u: ; D Y ; ; 8 8 :_ 8 W w 8:r@ w ;} D ] ; 8}T

2ahkamah madh.lim adalah bagian dari institusi peradilan. Sebagaimana institusi peradilan yang lain, institusi ini adalah pengadilan yang bertugas untuk menyampaikan hukum dengan %ara mengikat yang

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
berkenaan dengan perselisihan antara khali'ah dan aparat pemerintahannya dengan rakyat. $eputusan yang dijatuhkan oleh pengadilan ini bersi'at mengikat, sehingga tidak ada rayuan yang mengugurkannya. 9ika khali'ah melakukan kemaksiatan atau mengalami kondisi tertentu yang menyebabkan dirinya kehilangan syarat in&i/.d, misalnya, maka mahkamah inilah yang bertugas menjatuhkan keputusan peme%atannya. 3ontoh, jika khali'ah kehilangan syarat *ad.lah, seperti 'asik atau kehilangan syarat #sl.m, seperti murtad, atau kehilangan syarat &laki"laki(, seperti berubah menjadi perempuan, atau kehilangan syarat &merdeka(, seperti dalam penahanan musuh yang tidak bisa diharapkan bebas atau dalam kendali orang lain, baik isteri maupun pembantunya dan sebagainya. Adapun otoritas peme%atan tersebut diberikan kepada pengadilan ini, kerena pengadilan ber'ungsi untuk menghilangkan ke!aliman. <ukum menghilangkan ke!aliman atau bahaya dalam Islam adalah wajib, sebagaimana umumnya ke!aliman atau bahwa yang lain. :? Sebab, dalam hal ini, tidak ada satu insititusi pun yang diberi otoritas untuk meme%at khali'ah dari kedudukannya sebagai khali'ah ke%uali institusi ini. <al ini karena akad pengangkatan khali'ah bukanlah akad kontrak, sehingga rakyat boleh saja meme%atnya kapan saja. Sebab, akad pengangkatannya adalah akad bai at, dimana bai at ini berbeda dengan ij.rah .akad perburuhan/.
%. Adanya )artai )olitik yang Menegakkan Islam

9ika kontrol yang dilakukan oleh majlis ummat dan keputusan &peme%atan( yang dilakukan mahkamah madh.lim tidak mampu menghadapi ke!aliman atau an%aman penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh khali'ah dan aparat pemerintahannya, maka Islam telah mensyariatkan adanya partai politik yang bertugas untuk melakukan tugas ini dan adanya partai seperti ini adalah 'ardhu ki'ayah. 1alil mengenai kewajiban adanya partai politik ini adalah 'irman Allah S8,.*

6 ?@ 6 :8^@uH 6 ?@O;W8C@uPD 6H 6 6 ;H@ 6I ;W DS D ; vW ;S b 6 ;@YI D @;8;WHDRH ; @u ;P ; p ; 9t 6 6 DF DI ; S 8 p 8 @ 6| 6_ ; @p ; H ; p ;& 6| 8 n| 8 n9 8 M A DR@b D nd DW D 6;H@ ;W 6 6? uP ; q D 8} DW


8Hendaknya ada di antara kalian, *ummat& yang menyeru kepada #slam dan memerintahkan pada kemakrufan serta men$egah dari kemungkaran. 2ereka itulah, -rang--rang yang beruntung. 3'.s Ali !mr(n) *k24.

5mmat yang diperintahkan dalam ayat di atas berbeda dengan ummat yang dimaksud oleh Allah S8,. dalam '.s. Ali !mr(n) **k. Sebab, mengapa Allah masih memerintahkan agar ada ummat yang mengemban dakwah kepada Islam, amar makru' dan nahi mungkar, sedangkan '.s. Ali !mr(n) **k jelas menyatakan, bahwa kaum muslimin adalah ummat terbaik, yang dilahirkan untuk menegakkan amar makru' dan nahi mungkar? 9awabnya adalah, tentu ummat yang dimaksudkan oleh Allah dalam '.s. Ali !mr(n) *k2 ini berbeda konteksnya dengan ummat yang dinyatakan oleh Allah dalam '.s. Ali !mr(n) **k. $arena itu, ayat di atas dita'sirkan oleh ahli ta'sir dengan jam.&ah mutakattilah atau kelompok yang terorganisir. $arena ummat tersebut merupakan kelompok yang terorganisir, tentu ia mempunyai dua %iri* 3ertama, mempunyai

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
pemimpin yang dita ati edua, mempunyai ikatan yang mengikat para anggotanya dan ikatan tersebut adalah ikatan ideologis .pemikiran/, bukan emosional ataupun yang lain. Sebab, kelompok tersebut memikul tugas yang berat, yaitu menyeru kepada Islam serta amar makru' dan nahi mungkar se%ara mutlak yang meliputi orang ka'ir agar memeluk Islam dan orang Islam agar menerapkan hukum"hukum Islam se%ara total, serta mengontrol khali'ah dan aparat pemerintahannya agar tidak melakukan penlanggaran dan kemaksiatan kepada Allah S8,. 9ika dalam mengemban tugas berat seperti ini, sementara ikatan antar anggota kelompok yang terorganisir tersebut bukan ikatan ideologis, tentu akan mudah han%ur. Sebab, dalam memerintahkan kewajiban, Allah bukan hanya memerintahkan agar perintah"Nya dilaksanakan, selesai. ,idak, tetapi Allah juga memerintahkan, bagaimana agar kewajiban tersebut bisa direalisir dan untuk mewujudkan tujuan yang diperintahkan oleh Allah dalam ayat tersebut, syarat"syarat di atas mutlak dipenuhi. Inilah gambaran mengenai makna ayat di atas. 1engan demikian, bisa disimpulkan, bahwa kelompok terorganisir tersebut berbentuk partai politik yang berasaskan Islam, melaksanakan seluruh hukum Islam dalam akti5itasnya, mempunyai ikatan ide .pemikiran/ dan tentu mempunyai pemimpin yang dita ati. Adapun tugas partai tersebut adalah mendidik ummat untuk menegakkan kemakru'an dan men%egah kemungkaran yang bergerak di tengah"tengah ummat, mengontrol pemikiran dan perasaan mereka, serta membangun ikatan dengan ummat dengan ikatan ide .pemikiran/ yang sahih. )artai tersebut se%ara khusus juga membina ummat untuk menjadi anggotanya, yang bersama"sama dengannya menjadi bagian dari tubuh partai tersebut. )artai ini mempunyai akses yang kuat di tengah ummat karena ide, bukan karena ketokohan pemimpin ataupun orang"orangnya. ,etapi, idelah yang mengikat hubungan mereka dengan ummat, sehingga ummat terikat dengan partai tersebut dengan ikatan yang kuat, dan tidak bisa dihan%urkan, ke%uali dengan menghan%urkan pemikiran atau idenya. 1isamping itu, partai ini berada di luar struktur pemerintahan, sehingga dengan kedudukan seperti itu, kedudukannya menjadi sangat kuat. Sebab, benar"benar independent, mandiri dan mempunyai akses atau dukungan yang riil di tengah ummat. $arena itu, dalam keadaan khali'ah atau aparat pemerintahan melakukan penyimpangan yang se%ara syar i wajib diubah, baik dalam konteks re'ormasi maupun re5olusi, partai inilah yang berperan untuk mengemban tugas"tugas tersebut. Bahkan, partai inilah satu"satunya kekuatan yang bisa memimpin ummat se%ara ideologis, agar ummat mengangkat senjata melawan ke!aliman yang dilakukan oleh khali'ah dan aparat pemerintahannya. Sekalipun partai ini tetap tidak boleh melakukan tindakan 'isik, mengangkat senjata dan sebagainya, atas nama partai. 9aminan untuk melakukan tugas tersebut telah dinyatakan oleh hadis Nabi saw*

6 D~@b 6 D H 6 D>H@ D ; [P D ; [P D 8 v n8@ ; He ; 6 D H 6 D>@ 6c D U D ; [P D D ; [P D D ?p ; @:n;@:n;S} ;{ 8} 8} 8< 8< 8 AW?@b 6 nG 6 n D SF 6 n D SF 6] 6] ; @b ; b ; @b ; 6| 6_ 6| 6_ 6| A 8;R@U ; P D 8^:;SD[@;;;R ; @ 6;9@b DM 5;; D c 6 8@?P A W?@b 6I 6d D| D :;~;R@:I ; @;B@ ; :;~@;8Wy
8Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah -rang yang kamu ben$i, dan mereka juga memben$i kalian. alian melaknat mereka, dan mereka juga melaknat kalian.& alian bertanya) +ahai !asulullah, tidakkah kami diizinkan untuk memerangi mereka: Tidak, selama mereka masih melakukan *shalat& di tengah-tengah kamu.& 3f.r. Muslim dan al- ayhai4.:?.

1alam hadits lain, Nabi saw. bersabda*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
8Apakah kita tidak diizinkan untuk memerangi mereka, "ahai !asulullah: Tidak. =iarkan mereka, selama mereka masih melakukan puasa dan shalat. :2? $edua hadits di atas menegaskan, bahwa melakukan perubahan yang bersi'at re'ormati' ataupun re5olusioner memang dibolehkan, bahkan wajib dilakukan ketika khali'ah telah melakukan hukum ku'ur, atau melakukan kemaksiatan yang menyebabkannya ku'ur. 1alam hadits tersebut disebutkan dengan kin.yah* &Selama mereka masih shalat( atau &Selama mereka masih puasa dan shalat(. $iasan dengan menggunakan &Selama mereka masih shalat( yang diartikan dengan &Selama mereka masih menegakkan hukum Islam( adalah karena shalat merupakan hukum Islam yang paling menonjol. 1alam istilah bal.ghah disebut ithl./ al-juz&i "a ir.dah al-kulli, atau menyatakan sebagiannya, sebahagian, padahal maksudnya adalah keseluruhan. Mengenai hukum wajibnya bisa diambil berdasarkan mafh0m mukh.lafah dari hadits tersebut* &Apabila mereka masih melakukan shalat(, berarti &Apabila mereka sudah tidak lagi melakukan shalat( maka hukumnya bisa diperangi dengan senjata untuk mengambilalih kekuasaan dari tangannya. Inilah jaminan yang diberikan oleh Islam kepada partai politik Islam agar melakukan perubahan, baik se%ara re'ormati' maupun re5olusioner, terhadap penyimpangan kekhila'ahan Islam. 1engan demikian, peluang untuk melakukan penyimpangan telah tertutup rapat.
Metode Mengemban Islam

<ukum metode Islam untuk mengemban Islam adalah hukum syara yang telah disyariatkan untuk mengemban dan menyebarluaskan Islam kepada orang, kelompok, bangsa dan ummat lain. <ukum"hukum ini sekaligus merupakan kebijakan politik luar negeri dalam melakukan hubungan dengan orang, kelompok, bangsa dan ummat lain. Setelah kita analisis komponen hukum syara yang memenuhi %iri khas sebagai hukum metode Islam dengan ketiga %iri di atas, bisa disimpulkan bahwa hukum metode Islam yang berkaitan dengan metode mengemban Islam tersebut adalah* .2/ dakwah, .:/ jihad di jalan Allah, .>/ adanya partai politik Islam, .=/ adanya khila'ah Islam yang memikul tanggungjawab dakwah dan jihad.
>.2. Metode Mengemban Islam* 1akwah

Da&"ah, se%ara etimologis adalah undangan atau seruan, :22 sedangkan se%ara syar i, adalah seruan kepada orang lain agar melakukan kemakru'an dan men%egah dari kemungkaran, atau juga bisa dide'inisikan dengan usaha untuk mengubah keadaan yang rusak, dan tidak Islami, menjadi baik sesuai dengan Islam. $edua pengertian di atas diambil dari nas hadits, sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi saw.*

;H 6 ;Z8<;@ 6 ;@?p ; D M} 6I 6I DS ;S ; n8Wy 6 ; 6 ;@b 6 ; 6 ;@b 6 = M ; 8}8<;@ J| ; 6I 8 n 8 <} 8 v n 8 8[: 8 v 8t 8 ;M8^@Dp 8 @;RU@ ; @E 6 n;W@ 6u8;@E 6 ;W@ 6u8;@ 6| D @b ;e 6 @ DF 5u: 66 ;R ;o 8 ; 8?
8Siapa saja di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah merubahnya dengan tangannya dan jika dia tidak mampu, hendaknya mengubahnya dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu, hendaknya

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan selemah-lemahnya iman. 3f.r. Ahmad, Muslim, Ab D(wd, aj-Tirmidgi, an-Nas(/i, !bn M(ah dari Ab $a/d al-#hudri4 .:2:

6 ;[@ 6 ?@ 6 :8^@ Aup 6 6 ;v;WH@ J :n^;:Z9 DM ; n{ ;S ; @ A| ; @ AuP 6 ;}9 6 6 c D nLF ; nLS ;I 8 @b 8 P 8 H 8t 8 L;M8^@7 8 8 LAW?He 6 DM;W@H 6 ;R@p 6p D_ ; ; 6 n| 6 8 n| 8 n9 DW D 6nnL;v;W@ ;W @ 8t 8 nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn6 S9@ 8 6 nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn8I D ;W@: 5b 6 L;v; 6 D@;L;@DE;[PLD ; ; ; vL 6 9t 6 L|
8Demi Zat yang ji"aku dalam kekuasaan-,ya, kalian harus menyerukan kepada kemakrufan dan men$egah dari kemungkaran, ataukah Allah S+T. akan menurunkan siksa dari sisi-,ya kepada kalian, sehingga ketika kalian berd-&a, Dia tidak akan mengabulkan d-&a kalian. 3f.r. aj-Tirmidgi dari fudgayfah al-am(n4.:2>

9uga berdasarkan sabda Nabi saw. yang lain*

9adi, dengan de'inisi &usaha mengubah keadaan( tersebut menjelaskan, bahwa dakwah bukan sekedar seruan kepada orang lain agar melakukan kebaikan melainkan harus disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan. $arena itu, dakwah tidak %ukup hanya dengan meyerukan kebaikan kepada orang lain, tetapi harus ada usaha mengubah. Sedangkan perubahan tersebut ada yang bersi'at ishl.hiyyah .re'ormati'/ dan in/il.biyyah .re5olusioner/. )erubahan in/il.biyyah adalah perubahan yang dimulai dari asas, yaitu perubahan akidah, sedangkan perubahan ishl.hiyyah adalah perubahan yang dimulai dari kulit, tidak sampai menyentuh asasnya. Batasan &keadaan rusak, yang tidak Islami( mempunyai konotasi, bahwa kerusakan tersebut karena tidak sesuai dengan Islam. Artinya, yang menentukan keadaan tersebut baik atau rosak adalah Islam, yaitu dengan dijadikannya Islam sebagai standar. Ini meliputi seluruh aspek, baik sosial, pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Semuanya dinilai rusak, jika tidak diatur dengan Islam. &Menjadi baik sesuai dengan Islam( sekaligus menjadi tujuan, standar dan si'at perubahan, yaitu Islam. Bukan &kebaikan" kebaikan( yang lain. Maka, perubahan ini merupakan perubahan yang unik. Sebab, Islam adalah agama dan mabda& yang sempurna dan tidak memerlukan tambahan agama maupun ideologi lain. Inilah de'inisi dakwah Islam yang bersi'at j.mi& dan m.ni&. <adits di atas sekaligus menjelaskan kewajiban berdakwah yang mesti diemban oleh kaum muslimin, se%ara pribadi, kolekti' maupun oleh negara. Sebab, hadits ini menjelaskan kewajiban dakwah Islam se%ara mutlak.
a. ,ujuan 1akwah

1akwah Islam bertujuan untuk mengubah keadaan yang tidak Islami menjadi Islami agar bisa mendekatkan diri kepada Allah S8,. Adapun se%ara detail tujuan tersebut bisa diuraikan, sebagai berikut* 2. Menyerukan kepada orang ka'ir agar memeluk Islam :. Menyerukan kepada orang Islam agar menerapkan hukum Islam se%ara total >. Menegakkan kemakru'an dan men%egah kemungkaran, yang meliputi semua bentuk kemakru'an dan semua bentuk kemungkaran, baik kemungkaran yang dilakukan oleh pribadi, kelompok maupun negara. 9uga meliputi kemakru'an yang diserukan kepada pribadi, kelompok maupun negara. Inilah yang digambarkan oleh Allah S8,. dalam al"#ur an*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

6 ?@ 6 :8^@uH 6 ?@O;W8C@uPD 6H 6 6 ;H@ 6I ;W DS D ; vW ;S b 6 ;@YI D @;8;WHDRH ; @u ;P ; p ; 9t 6 6 DF DI ; S 8 p 8 @ 6| 6_ ; @p ; H ; p ;& 6| 8 n| 8 n9 8 M A DR@b D nd DW D 6;H@ ;W 6 6? uP ; q D 8} DW


8Hendaklah ada di antara kalian, *ummat& yang menyeru kepada #slam, menegakkan kemakrufan dan men$egah dari kemungkaran. 2ereka itulah -rang--rang yang beruntung. 3'.s. Ali !mr(n) *k24.
b. 6bjek 1akwah Islam

1engan menganalisis tujuan dakwah di atas, maka objek dakwah Islam yang diperintahkan oleh Allah S8,. adalah* 2. 6rang ka'ir, baik Ahli $itab maupun Musyrik, baik pribadi, kelompok maupun negara. :. 6rang Islam, baik pribadi, kelompok maupun negara
%. )elaku 1akwah Islam

6rang yang melaksanakan dakwah Islam adalah orang yang terkena takl9f syar&i dakwah Islam, yaitu .2/ orang Islam, .:/ baligh, .>/ berakal, baik laki"laki maupun perempuan, sama saja. Semuanya wajib mengemban kewajiban berdakwah. Akan tetapi untuk memudahkan pembagian tersebut bisa juga dibagi menjadi* 2. )ribadi :. $elompok .jamaah/ >. Negara )embagian ini untuk memudahkan pembagian bentuk akti5itas dakwah yang wajib dan memang harus diemban oleh masing"masing kelompok di atas. Sebab, hukum syara telah menetapkan perbedaan akti5itas yang diwajibkan terhadap masing"masing.
d. Akti5itas dan Si'at 1akwah Islam

Akiti5itas dan si'at dakwah ini berbeda berdasarkan perbedaan pelaku yang dikenai kewajiban tersebut. )erbedaan ini nampak sebagai berikut* 2. Akti4itas dak"ah pribadi) Bentuk akti5itasnya bisa bersi'at 'isik dan non"'isik. Ini diambil dari akti5itas pribadi Sa ad bin Ab 8ash, ketika beliau dengan para sahabat sedang melaksanakan shalat di sebuah lembah di Makkah, tiba"tiba orang #uraisy datang men%a%i maki mereka, beliau pun kemudian membunuh orang ka'ir tersebut dengan tulang unta. $etika berita pembunuhan yang dilakukan oleh Sa ad bin Ab 8ash ini sampai kepada Nabi, beliau tidak menegurnya. :. Akti4itas dak"ah kel-mp-k atau jamaah) Bentuk akti5itasnya tidak bisa berbentuk akti5itas yang lain, selain akti5itas bukan 'isik yaitu penyebaran pemikiran dan politik atau biasa disebut da&"ah fikriyyah "a siy.siyyah. Sebab, apa yang dilakukan oleh beliau saw. ketika melakukan akti5itas dakwah berjamaah tidak pernah menunjukkan satu tindakan 'isik pun untuk menentang ke!aliman yang dilakukan orang ka'ir #uraisy. Bahkan, ketika orang"orang Madinah membai at beliau saw. pada bai at Aabah, mereka langsung meminta i!in dari Nabi untuk menyerang orang #uraisy, tetapi Nabi melarang mereka. Ini apabila dianggap, bahwa beliau saw. tidak melawan ke!aliman tersebut se%ara 'isik karena beliau saw. tidak mampu, atau belum mempunyai %ukup kekuatan. >. Akti4itas dak"ah negara) Bentuk akti5itas negara adalah 'isik dan pemikiran sekaligus. 3aranya adalah dengan melaksanakan semua hukum Islam, termasuk sanksi hukum kepada orang yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan terhadap hukum syara . 1isamping itu, negara hanya memberikan i!in

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
kepada setiap orang yang berada dalam wilayah negara untuk menyebarkan pemikiran Islam, baik yang dilakukan oleh pribadi, kelompok maupun negara.
e. Metode 1akwah Islam

Agar tujuan dan akit5itas tersebut bisa diwujudkan oleh masing"masing pelaku dakwah Islam, maka Islam telah menetapkan metode yang memang wajib dilakukan oleh masing"masing. 1isamping itu, karena dakwah tersebut merupakan proses perubahan yang berusaha mewujudkan keadaan yang lebih baik, dari keadaan sebelumnya yang rusak, maka metode tersebut bisa diuraikan sebagai berikut* 2. )embinaan .tats/9f/* )embinaan ini merupakan usaha untuk mengubah kepribadian seseorang menjadi kepribadian Islam, dengan %ara mengubah %ara ber'ikir dan ke%enderungannya berdasarkan asas Islam. )embinaan ini dilakukan untuk menghasilkan kader dakwah dalam rangkah membentuk jamaah, partai politik atau kelompok dakwah yang akan mengemban tanggungjawab dakwah di tengah"tengah ummat. Ini harus dilakukan se%ara intensi', sebagaimana yang dilakukan oleh +asulullah saw. ketika mendidik sahabat dan proses ini berlangsung seumur hidup. 1isamping itu, pembinaan juga diarahkan kepada masyarakat umum agar bisa memiliki pemahaman Islam yang sahih, sehingga pemikiran, perasaan, kebiasaan dan sistemnya berubah sesuai dengan Islam. :. Interaksi dengan masyarakat .taf.&ul ma&a al-ummah/* Interaksi ini dilakukan dengan proses pembinaan dan perubahan pemikiran ummat, perasaan, kebiasaan dan sistem kehidupan mereka. 1engan begitu, pola kehidupan ummat ini akan berubah ke arah Islam dan mereka akan merindukan kehidupan Islam, karena dorongan pemahaman mereka kepada Islam. >. )enerapan hukum dan sistem Islam . tathb9/ al-ahk.m "a nidh.m al-#sl.m/* Metode ini dilakukan ketika ummat telah berhasil memberikan keper%ayaan kepada partai, jamaah atau kelompok dakwah Islam, yang kemudian berdiri khila'ah Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh +asulullah saw. ketika beliau telah mendapatkan bai at Aabah kedua dari orang"orang Madinah. Metode yang pertama dan kedua, bisa dilakukan baik negara khila'ah Islam telah berdiri ataupun belum. Mengenai pelaksanaan metode tersebut sebelum berdirinya khila'ah sudah jelas. Masalahnya adalah, bagaimana ketika khila'ah Islam telah berdiri? 9awabnya, tentu metode ini tetap dilaksanakan, yaitu dengan tetap mendidik ummat dan melakukan interaksi di tengah masyarakat dan melakukan akti5itas politik bersama"sama ummat, ketika khila'ah melakukan penyimpangan. Sedangkan metode yang ketiga, hanya bisa dilaksanakan ketika khila'ah Islam telah berhasil didirikan oleh kaum muslimin. 1engan demikian, jelas bahwa ketika dakwah ini dilaksanakan, dimana dakwah bukan hanya bertujuan menyebarkan kemakru'an dan men%egah kemungkaran, tetapi juga melakukan usaha mengubah keadaan, maka jelas ia merupakan metode yang disyariatkan oleh Islam agar agama Allah ini tetap mulia, tinggi dan agung.
>.:. Metode Mengemban Islam* 9ihad di 9alan Allah

7ih.d, menurut bahasa, dengan mengutip uraian Dr. Muhammad #hayr faykal adalah mengerahkan tenaga untuk saling melawan antara kedua belah pihak, dengan kemampuan apapun. :2= Se%ara syar i adalah mengerahkan seluruh tenaga untuk berperang di jalan Allah S8,., baik se%ara langsung atau dengan membantu harta atau pandangan, atau melipatgandakan jumlah perbekalan ataupun yang lain. :2 Inilah pengertian jihad, baik dari se%ara etimologis maupun syara . 1alam hal ini, ulama telah sepakat, bahwa jihad hukumnya adalah wajib. Mengenai dalil kewajiban jihad tersebut adalah 'irman Allah*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
2?

; @n8@sM 6T 6 ; RH 6 ?& ; b D @ 6u8C@b D n D 8W?P b 6 Q@ nM D n8[ ; H@ 8 D[ 8 :r 8 p ; @b ;I ; JB:n;Z8H@: ; nJ:;Q@?H 8 8< n;G@7n8@b 6 nDvS 6 nD|;W@p 6 nD|8Wy 6| 6| 6 ; n8^@?HDtnd uP ; 6 ;> D ;}F
8=erangkatlah 'keluar( berb-nd-ng-b-nd-ng, baik 'dengan perasaan( ringan maupun berat, dan berperanglah di jalan Allah dengan harta dan ji"a kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui. 3'.s Aj-Tawbah) +4.

8+ahai -rang--rang yang beriman, telah diperintahkan kepada kalian berperang, padahal berperang itu merupakan sesuatu yang kalian ben$i. 3'.s. Al- aarah) 1*04. 87ihad ini "ajib atas kalian, bersama dengan setiap pemimpin, baik yang ta&at maupun yang k-rup. 3f.r. Ab D(wd dan Ab a/l( dari Ab furayrah4.:2
a. Bentuk 9ihad

6 ?@b D ;W@p D @PD DM D& b ; @m 6T 6 ;}9 ; 8 vT ; dH@ ; 6| D :;v8ZW D|

6 ;?e JK 8^@p D @ DM ; @?p 5?p ; T ; @m 6I 6 ;}9 r? J r: ; I ; 8 ;R@s 6 ;R@u: ; V:_ 8 ; @H 8 H@D 8 W 6| w M = T ; @b

1ari 1e'inisi di atas, ulama 'iih telah sepakat, bahwa jihad adalah berperang. 1alam hal ini tidak ada perbedaan sedikitpun yang terjadi di antara mereka, baik menurut fanafi, M(liki, $y(fi/i maupun fambali. Semuanya sepakat terhadap makna jihad, bahwa jihad adalah berperang. :2 $arena jihad tidak mempunyai konotasi lain selain berperang, maka bentuk jihad menurut syara hanya satu, yaitu berperang, baik langsung, se%ara 'isik, pemikiran ataupun material. ,etapi, perang dari segi si'atnya, bisa dibagi menjadi dua* 2. )erang o'ensi' .jih.d ibtid.&i/, yaitu perang kaum muslimin untuk menyerang musuh, bukan karena diserang oleh musuh terlebih dahulu. :. )erang de'ensi' .jih.d dif.&i/, yaitu perang kaum muslimin untuk melawan musuh karena diserang terlebih dahulu.
b. <ukum dan )elaksana 9ihad

Se%ara umum, hukum jihad sudah jelas, wajib. ,etapi kewajiban tersebut kemudian diuraikan oleh ulama 'iih berdasarkan bentuk jihad di atas, menjadi* 2. +.jib kif.&iyyah) <ukum ini berlaku dalam perang o'ensi' atau menyerang dan bukannya perang de'ensi'. :. +.jib *ayniyyah) <ukum ini berlaku dalam perang de'ensi' atau pada saat diserang. 1alam hal ini, seluruh rakyat negara Islam wajib terlibat dalam peperangan tersebut, baik laki"laki maupun perempuan. Semuanya wajib. Sebab, hukumnya mengikat masing indi5idu. Sedangkan yang dimaksud dengan ".jib kif.&iyyah atau fardhu kif.yah adalah 'ardhu yang diwajibkan atas seluruh kaum muslimin jika telah ditunaikan oleh sebagian kaum muslimin, maka sebagian yang lain telah gugur.:2 ,etapi, ketentuan gugur dan tidaknya dosa kaum muslimin tidak ditentukan oleh apakah 'ardhu tersebut telah dilaksanakan ataukah belum, tetapi oleh sempurna dan tidaknya 'ardhu tersebut ditunaikan. 9ika dengan sebagian orang ternyata belum mampu menyelesaikan 'ardhu tersebut, maka semua kaum muslimin masih menanggung dosa.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
$arena itu, !mam as-$y(jhibi, menjelaskan, bahwa jihad adalah kewajiban seluruh kaum muslimin berdasarkan kemampuan. Sebab, melaksanakan 'ardhu ini seperti melaksanakan kemaslahatan umum. Semua orang se%ara umum diperintahkan untuk menunaikannya, yaitu orang yang memenuhi syarat untuk itu. Sedangkan yang lain, meskipun tidak mampu, tetapi mereka mampu mengusahakan orang lain yang mampu. 9adi orang yang mampu wajib melaksanakan 'ardhu tersebut se%ara langsung, sedangkan yang tidak mampu, wajib mengusahakan adanya orang yang mampu. Sebab, adanya orang yang mampu tidak akan pernah bisa melakukannya, ke%uali setelah diusahakan. :2 Sedangkan orang yang diwajibkan untuk melaksanakan hukum jihad tersebut adalah* .2/ muslim, .:/ baligh, .>/ berakal, .=/ merdeka, ./ laki"laki, ./ tidak %a%at dan mampu melaksanakan jihad, ./ mempunyai na'kah yang %ukup untuk keluarganya. ::?
c. $ebab Pelaksanaan hihad

6 :n8^@;BH@ 6 @ ; BH 6 D@;B@ ; nI ; n D SI ; c A nN@: =q D U ;H ; nI ; D@;BH@ 8 ? 8 8 n AW?@?PD}8>:n;~& 6 ; MW ; @DEDWP nG ; @nD@ ; p ; 8:n8^@uP 8P 8 nQ Dp ;p ; @uP 6 ?@?PDF 6 ?@?PD>HDR@ 6 ?@ 6 uH D H@ ; p ; c ;I ; V ; DSt 6 D@OAvN@ D ; @b ; :; ; v| ;W w ;@ 6;9@;Y; 8 : 8W 8 AW?@ 8 @=q 8 @uP 8 ; ; t 8 W 6d
83erangilah -rang--rang yang tidak beriman kepada Allah, Hari iamat, serta tidak mengharamkan apa saja yang telah diharamkan -leh Allah S+T. dan !asul-,ya dan tidak mau memeluk agama yang ha/, yaitu -rang--rang yang telah diberi al- itab, sehingga mereka memberikan *jizyah& berdasarkan kemampuan dan mereka tunduk. 3'.s Aj-Tawbah) 1+4.

Al"#ur an telah menyatakan sebab jihad, yaitu keku'uran. irman Allah S8,. menyatakan*

Meskipun jihad ini akan dihentikan, ketika orang yang diperangi bersedia membayar jizyah, tetapi jizyah bukanlah sebab diperintahkannya jihad, atau tujuan jihad. Sebab, dalam ayat tersebut juga terdapat syarat lain, disamping membayar jizyah, yaitu kewajiban tunduk kepada sistem Islam. 9adi, sebab jihad yang sesungguhnya adalah karena orang yang diperangi tidak bersedia menerima dakwah, baik bersedia memeluk Islam atau tetap ka'ir dengan syarat mau tunduk kepada sistem Islam.
d. ,ujuan 9ihad di 9alan Allah

$arena jihad ini merupakan metode, bagaimana Islam sebagai ideologi tersebut disebarkan, maka tujuan disyariatkannya jihad oleh Allah terhadap kaum muslimin adalah untuk menghilangkan keku'uran dari muka bumi dan menyebarkan ideologi Islam, sehingga keagungan, ketinggian dan kemuliaan Islam akan nampak. <al ini bisa di'ahami dari mafh0m gh.yah yang ada dalam 'irman Allah di atas* 8Dan perangilah mereka, sehingga tidak ada lagi *fitnah& 'kekufuran(, dan 'kemenangan( agama ini hanyalah milik Allah. 3'.s. Al- aarah) *+,4.

D ;H@ D ;>@;B@OAvN@ 6 8@uP 88@ D=tW?@uP D PD}8>:;~H ; | ; | ; b ; Y;Sv ;& 6d

1isamping itu, jihad ini merupakan ibadah yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan nilai spiritual, yaitu meningkatnya hubungan orang tersebut dengan Allah S8,*
e. Metode 9ihad

$arena jihad merupakan bagian dari akti5itas dakwah yang diemban oleh negara, maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
2. 1akwah kepada Islam* Ini merupakan langkah pertama yang wajib dilakukan oleh pasukan kaum muslimin sebelum memerangi musuh :. Seruan untuk tunduk kepada sistem Islam, dengan jaminan keamanan jiwa, harta dan agama mereka. 1engan syarat orang ka'ir tersebut wajib membayar jizyah sesuai dengan kemampuan. Ini dilakukan jika langkah pertama ditolak >. 1iperangi dengan perang habis"habisan hingga menyerah. Inilah %ara bagaimana jihad tersebut dilaksanakan. Semuanya ini terangkum dalam hadits $ulaym(n bin uraydah yang diriwayatkan oleh Muslim.::2 Inilah gambaran se%ara umum mengenai jihad, yang merupakan hukum metode Islam untuk menyebarkan ideologi Islam dan menghan%urkan halangan dakwah Islam, sehingga Islam berhasil sebagai pemimpin ideologi dunia.
>.>. Metode Mengemban Islam* )artai )olitik Islam

$etika dakwah merupakan metode yang disyariatkan agar Islam bisa diemban kepada orang banyak, masalahnya kemudian adalah mungkinkah dakwah tersebut berjalan tanpa ada yang menjalankannya? ,entu mustahil. Maka, Allah juga mensyariatkan adanya partai politik, jamaah atau kelompok dakwah Islam untuk mengemban tanggungjawab dakwah tersebut. $arena itu, adanya partai politik, jamaah atau kelompok dakwah yang membawa Islam merupakan kenis%ayaan yang tidak bisa dina'ikan. 9ika hukum ini tidak ada, nis%aya dakwah akan sulit dijalankan dengan baik dan sukses.
>.=. Metode Mengemban Islam* Adanya $hila'ah

1emikian juga ketika dakwah dan jihad merupakan metode yang disyariatkan agar Islam ini bisa diemban kepada orang banyak, termasuk kepada bangsa dan ummat lain, maka masalahnya kemudian adalah mungkinkah dakwah dan jihad tersebut bisa dilaksanakan tanpa adanya institusi yang mengemban tanggungjawab tersebut? ,entu mustahil. $arena itu, adanya khila'ah Islam yang merupakan hukum metode untuk mengemban ideologi Islam ini merupakan perkara yang jelas. Sebab, ketika Islam sebagai agama dan ideologi tidak diemban oleh negara, maka Islam tidak pernah hidup sebagai sebuah ideologi, seperti yang kita saksikan saat ini. Inilah realitas yang ada pada saat ini. $etika $apitalisme, sebagai ideologi telah diemban oleh negara adidaya, Amerika dan sekutunya, seperti Inggris, )eran%is dan sebagainya, maka $apitalisme berkembang dan mendominasi pemikiran di seluruh dunia. <al ini, sebagaimana yang pernah dialami oleh ideologi Islam, sebelum dijatuhkannya khila'ah oleh konspirasi Inggris")eran%is ka'ir, yang bersekongkol dengan -ahudi, pada > Meret 2:=. Maka tidak mengherankan, ketika ulama dahulu mengatakan, bahwa khila'ah Islam adalah benteng pertahanan, yang akan memerangi siapa saja yang enggan masuk Islam setelah mendapat dakwah Islam sampai kepadanya,::: yang tetap diperlukan oleh ummat, meski korup sekalipun. Sebab, dengan adanya institusi tersebut, jihad bisa ditegakkan sampai kapanpun. ::>

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

A $M ER #"N$EP$! DAN MET"DE !$%AM


Sumber dan 1alil #slami$ Th-ught dan 2eth-d

$onsepsi dan metode .th-ught and meth-d/ adalah dua komponen tunggal dalam sebuah ideologi, apapun bentuk dan jenis ideologinya. Semuanya tidak akan terlepas dari kedua unsur ini. Masalahnya kemudian adalah apa yang menentukan masing"masing, sehingga bisa disebut ideologi Islam, $apitalisme atau Sosialisme? 9awabnya sudah pasti, bahwa yang menentukan bentuk masing"masing, baik Islam, $apiltalisme atau Sosialisme adalah sumber pemikirannya. Sebab, masing"masing ideologi tersebut mempunyai sumber pemikiran yang unik. Bahwa $apitalisme dan Sosialisme merupakan ideologi yang bersumber dari akal adalah jelas. Sebab, $apitalisme telah menolak agama untuk menjadi asas ideologi mereka, ketika ide Sekularisme .pemisahan agama dari kehidupan/ dijadikan sebagai asas be'ikir mereka. Akal kemudian menjadi sumber pemikiran mereka. 1emikian halnya dengan Sosialisme, juga merupakan ideologi yang bersumber dari akal, adalah realitas yang sejatinya tidak bisa dipungkiri. Sebab, Sosialisme telah menolak agama se%ara total dari kehidupan. Mereka menjadikan materi sebagai asas ber'ikir sekaligus akidah mereka, yang lebih dikenal dengan ide Materialisme atau 1ialektika Materialisme. $arena konsep inilah yang menjadi asas ber'ikir mereka, sudah pasti sumber pemikiran mereka tidak berasal dari wahyu atau agama, melainkan akal mereka. $arena itu, $amh Ajhif ag-ayn, dalam bukunya al-#sl.m "a #diy0l0jiyyah al-#ns.n,::= membagi ideologi menjadi dua. Ada yang bersumber dari akal dan ada yang dari wahyu. Ideologi yang bersumber dari akal tersebut merupakan ideologi yang dhanni. $arena itu, %enderung berubah"ubah, sedangkan ideologi yang bersumber dari wahyu adalah ideologi yang /ath&i, dan karena itu tetap. ,idak pernah berubah. Ideologi yang bersumber dari wahyu, tidak lain adalah Islam. $arena itu, ideologi Islam merupakan ideologi yang kukuh /ath&i dan tidak berubah. )embuktian terhadap semuanya itu, baik se%ara normati', empirik maupun historik, telah dikemukakan sebelumnya. Masih ada satu masalah yang belum dibahas dalam buku ini, yaitu bagaimana kita bisa membuktikan, bahwa ideologi Islam ini benar"benar bersumber dari wahyu? )adahal tidak semua dalil yang digunakan dalam masalah pemikiran dan metode Islam sebelumnya, bersumber dari dalil syara . Sebab, antara dalil syara dengan dalil ali ada perbedaan, sementara pemikiran akidah, kenyataan ada yang diambil berdasarkan dalil ali. Maka, untuk membuktikan, bahwa pemikiran dan metode Islam, yang merupakan komponen ideologi tersebut memang Islam murni dan bersumber dari wahyu, bukan yang lain sehingga kita meyakini, bahwa ideologi Islam memang benar dan /ath&i, merupakan kajian yang sangat penting dan memerlukan pemikiran yang mendalam. 1isamping itu, kita ingin membangun sebuah kenyakinan, bahwa pemikiran dan metode tersebut merupakan hukum Allah dalam masalah tertentu, bukannya hukum yang dibuat oleh manusia. Semuanya

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
tadi bisa diketahui dengan mengetahui sumber pemikiran dan metodenya se%ara /ath&i, bahwa ia merupakan &sesuatu( yang dibawa oleh wahyu. Sedangkan keyakinan seperti ini, yaitu bahwa sumber pemikiran dan metode Islam tersebut merupakan &sesuatu( yang dibawa oleh wahyu dan mesti /ath&i, adalah masalah akidah. Bukan masalah hukum syara . $arena itu, harus bisa dibuktiakn, bahwa sumber pemikiran dan metode Islam tersebut benar"benar /ath&i, bahwa ia bisa dipastikan bersumber dari wahyu, bukan yang lain. 1ari uraian sebelumnya, bisa disimpulkan, bahwa pembahasan masalah sumber pemikiran dan metode Islam, atau sumber ideologi Islam tersebut merupakan masalah ushul dan menjadi bagian dari masalah akidah. $eyakinan, bahwa sumber pemikiran dan metode Islam, atau ideologi Islam tersebut, benar"benar berasal dari wahyu. Inilah akidah yang memang menjadi kenyakinan kaum muslimin. 1engan demikian, pembahasan mengenai sumber pemikiran dan metode Islam atau sumber ideologi Islam dengan pembahasan dalil adalah sama. Artinya, masing"masing sama"sama merupakan pembahasan ushul, asas dan menjadi bagian dari akidah. Sebab, kedua"duanya menuntut adanya kenyakinan, bahwa baik dalil maupun sumber pemikiran dan metode Islam, atau dalil dan sumber ideologi Islam tersebut sama" sama berasal dari wahyu. Sesuatu yang diyakini, bahwa ia merupakan sesuatu yang dibawah oleh wahyu, bukan yang lain. Inilah makna, bahwa sumber pemikiran dan metode tersebut harus /ath&i, yaitu pasti bahwa ia bersumber dari wahyu, bukan yang lain. 1emikian halnya dengan dalil, harus /ath&i atau ilm, atau yakin, bahwa ia bersumber dari wahyu, bukan yang lain. ::. Inilah yang menjadi pembahasan ulama ushul, ketika mereka menggunakan istilah dalil atau sumber. Mereka membedakan antara sesuatu yang diduga sebagai dalil dengan sesuatu yang diyakini sebagai dalil. Mereka menyebut apa yang diduga sebagai dalil tersebut dengan istilah am.rah .tanda"tanda/, dan tidak menyebutnya dengan istilah dalil.::
Struktur Sumber dan 1alil )emikiran Islam

)emisahan antara konsepsi . th-ught/ dengan metode .meth-d/ Islam, dalam pembahasan ideologi adalah berdasarkan substansi ideologi, ketika yang dijadikan pembahasan tersebut adalah ideologi. ,etapi esensinya, hukum metode dan pemikiran Islam adalah sama"sama merupakan pemikiran Islam. Sebab, masing"masing merupakan hukum syara . alsa'ah hukum syara semuanya adalah sama. Sama"sama merupakan pr-blem s-l4ing bagi seluruh masalah kehidupan manusia. Akidah sendiri juga merupakan pemikiran. 1engan demikian, baik pemikiran maupun metode Islam, esensinya merupakan pemikiran Islam, ketika dilihat berdasarkan pandangan dasarnya. 4ntuk menyedarhanakan istilah, tanpa mengaburkan substansi pembahasannya, maka digunakan istilah &sumber dan dalil pemikiran Islam( saja. Mengenai sumber dan dalil pemikiran Islam, yang sedang dibahas ini, berdasarkan uraian di atas, harus /ath&i, bahwa ia merupakan sesuatu yang dibawa oleh wahyu, bukan yang lain. 1alam masalah ini, al-Amidi, membagi dalil menjadi dua, yaitu* .2/ dal9l *a/li, dan .:/ dal9l na/li.BBM Atau, dengan meminjam istilah beliau yang lain, beliau bagi menjadi* .2/ dal9l *a/li, dan .:/ dal9l syar&i.:: Sebab, menurut beliau dalil adalah sesuatu yang bisa digunakan untuk mendapatkan &ilmu( berdasarkan tuntutan yang diin'ormasikan. Atau dengan bahasa yang lebih mudah, dalil adalah sesuatu yang digunakan untuk menetapkan, bahwa &sesuatu yang ditetapkan( adalah begini, dan bukan yang lain, ke%uali begini. ::

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Al-Amidi kemudian menguraikan struktur dalil yang menjadi sumber pemikiran yang /ath&i tersebut, antara lain* .2/ dal9l *a/li, dan .:/ dal9l na/li, dimana dal9l na/li, terdiri dari* .2/ al"$itb, .:/as"Sunnah, .>/ al"Ijm , .=/ #iys dan istidl.l. Inilah huraian yang dikemukan oleh al-Amidi yang nampak lebih lengkap dibanding dengan uraian ulama lain. 4raian beliau ini sekaligus menunjukkan kedudukan dalil akidah dan hukum syara , atau yang beliau istilahkan dengan dal9l *a/li dan dal9l syar&i. Masalahnya kemudian adalah mengapa dal9l *a/li dan dal9l syar&i tersebut dikategorikan sebagai dalil /ath&i? 1an, bagaimana logikanya, dal9l *a/li dan syar&i tersebut disebut sebagai dalil yang harus diyakini, bahwa keduanya bersumber dari wahyu? $arena itu, kedua masalah ini yang sangat penting untuk diuraikan.
a. #eajh/ian $umber dan Dal'l .)/li

1alam pembahasan ini, ada tiga masalah yang harus di'ahami agar hasil pembahasan ini menjadi tepat. 3ertama, mengenai batasan dal9l, *a/l yang menjadi si'at dalil, dan dal9l *a/li itu sendiri. edua, mengenai wilayah dal9l a/li tersebut bisa digunakan. etiga, 'ungsi dal9l a/li tersebut sebagai sebuah dalil. Pertama, mengenai batasan dal9l, *a/l dan dal9l *a/li, sebagaimana uraian di atas, bahwa dal9l adalah sesuatu yang digunakan untuk menetapkan, bahwa &sesuatu yang ditetapkan( adalah begini, dan bukan yang lain, ke%uali begini. Sedangkan akal, adalah kekuatan untuk menghukumi realitas .baik perbuatan maupun benda/ dengan memindahkan hasil penginderaan pan%a indera terhadap realitas tersebut ke dalam otak, kemudian dengan bantuan in'ormasi awal, realitas tersebut dihukumi. Adapun kekuatan tersebut merupakan akumulasi dari empat komponen yang se%ara simultan harus ada* .2/ realitas, .:/ penginderaan, .>/ otak, dan .=/ in'ormasi awal.:>? Adapun yang dimaksud dengan dalil akli adalah bukti yang dibawa oleh akal, bukan yang di'ahami oleh akal. Apa yang di'ahami akal, misalnya adanya malaikat, jin, surga, neraka, berbeda dengan sesuatu yang dibawa oleh akal. Bedanya, yang di'ahami oleh akal itu realitasnya ada tetapi tidak bisa dijangkau dengan pan%a indera. Akal bisa memahaminya, karena realitasnya dijelaskan oleh bukti yang /ath&i, baik al" #ur an maupun as"Sunnah yang /ath&i. Adapun apa yang dibawa akal, realitasnya bukan hanya ada tetapi bisa dijangkau oleh pan%a indera manusia. Inilah uraian singkat dan jelas mengenai batasan dal9l *a/li. Berdasarkan batasan tersebut kita bisa menentukan wilayah di mana dalil tersebut bisa dipergunakan. Kedua, wilayah di mana dalil tersebut bisa dipergunakan, sebagaimana batasan yang dikemukakan di atas, bisa disimpulkan bahwa wilayah akal ini terbatas pada &sesuatu( yang realitasnya ada dan bisa dijangkau oleh pan%a indera. $arena itu, akal hanya bisa digunakan untuk menyimpulkan &sesuatu( yang* .2/ realitasnya bisa diindera, atau .:/ realitasnya tidak bisa diindera se%ara langsung, tetapi ada realitas lain yang menjadi konsekuensi dari keberadaannya, yang bisa diindera oleh indera manusia. 3ontoh wilayah akal yang pertama adalah seperti ketika seseorang melihat mobil, orang tersebut bisa mengambil kesimpulan, bahwa mobil tersebut ada. $eberadaannya /ath&i dan bukan dhanni. Sebab, realitasnya ada, dan keberedaannya dapat membuktikan eksistensinya se%ara /ath&i. Sedangkan %ontoh yang kedua adalah, seperti ketika seseorang tidak tahu kapan hujan turun, tetapi orang tersebut yakin, bahwa hujan telah turun. 6rang tersebut yakin, bahwa hujan telah turun, setelah menyaksikan jalan"jalan dan keadaan di sekitarnya masih basah, bekas siraman air hujan. )adahal, orang tersebut tidak tahu, kapan hujan

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
tersebut turun. 1engan kata lain, orang tersebut tidak menyaksikan langsung realitas turunnya hujan, tetapi yakin bahwa hujan telah turun, karena adanya realitas lain, yang menjadi konsekuensi turunnya hujan. Lebih dari itu, akal manusia tidak bisa membuktikan. Misalnya dengan melihat realitas atau realitas yang menjadi konsekuensi adanya realitas lain, seseorang kemudian mengambil kesimpulan, bahwa hakikat realitas tersebut begini dan begini. Misalnya, dengan hanya melihat realitas mobil, seseorang tidak bisa langsung menyimpulkan, bahwa mobil ini &enak(, mesinnya bagus dan sebagainya. Ini bisa dilakukan oleh orang tersebut, tetapi kesimpulan ber'ikir seperti ini adalah dhanni, atau hanya sekadar menduga"duga. )emikiran tersebut tentu tidak /ath&i. 1alam hal ini, tidak ada bedanya antara realitas yang langsung bisa diindera, dengan yang tidak bisa diindera se%ara langsung? Keti*a, mengenai 'ungsi dal9l *a/li sebagai sebuah dalil. 1ari uraian di atas bisa disimpulkan, bahwa yang menentukan apakah hasil dal9l *a/li tersebut /ath&i atau tidak, adalah &apa yang di'ikirkan( apakah &apa yang di'ikirkan( tersebut adalah &sesuatu yang realitasnya ada( dan kesimpulan yang ingin diambil adalah tentang aspek ada dan tidak adanya &sesuatu yang realitasnya ada( tersebut, maka apa yang dibawa oleh akal tersebut adalah /ath&i. Inilah yang disebut oleh ulama ushul dengan istilah an-nadhariyyah alkal.miyah al-/ath&iyyah.:>: 1ari ketiga uraian di atas, bisa disimpulkan, bahwa dari segi &makna pemikiran( atau hasil yang ditunjukkan oleh dal9l *a/li, selama dalil tersebut digunakan untuk membuktikan ada dan tidak adanya &sesuatu yang dibuktikan .diyakini/(, maka hasilnya atau &makna pemikirannya( adalah /ath&i, bukan dhanni. Misalnya, adanya alam, manusia dan kehidupan, yang mempunyai si'at terbatas dan membutuhkan pada yang lain, menunjukkan bahwa semuanya adalah makhluk dan tentu ada sang pen%ipta yang men%iptakannya. Sebab, semuanya tidak akan bisa ada dengan sendirinya. Ini merupakan kesimpulan, hasil, atau &makna pemikiran( yang /ath&i. $arena itu, dari aspek ini, dal9l *a/li adalah dalil yang /ath&i. Sedangkan, dilihat dari aspek apakah dalil tersebut merupakan sesuatu yang bersumber dari wahyu atau tidak, bisa dikembalikan kepada sumber in'ormasi yang digunakan otak untuk mengasosiasikan antara realitas dengan in'ormasi. $arena dalil akli adalah apa yang dibawa oleh akal, sedangkan hukum akal kembali kepada in'ormasi yang digunakan akal untuk mengasosiasikan antara in'ormasi dengan realitas. Maka, dari mana in'ormasi yang digunakan untuk mengasosisikan tadi diambil sangat menentukan hukumnya. 9ika in'ormasi tersebut bersumber dari wahyu, maka pasti yang dibawa oleh akal adalah /ath&i bersumber dari wahyu. Sebaliknya, jika apa yang dibawa oleh akal bertentangan dengan wahyu, bisa ditengarai bahwa sumbernya pasti bukan wahyu. 1an, karena itu, tidak bisa digunakan. 1engan demikian, yang menentukan apakah dalil akli tersebut bersumber dari wahyu atau tidak sebenarnya bisa dikembalikan kepada sumber in'ormasinya. Misalnya, apa yang dibawa oleh akal penganut Sosialisme, bahwa tidak ada ,uhan di balik alam, manusia dan kehidupan ini, sebaliknya yang ada adalah materi, adalah sesuatu yang bisa dinyatakan sebagai sesuatu yang dibawa oleh akal, atau kesimpulan yang dibuktikan oleh dalil akli, tetapi tidak diterima. $arena bertentangan dengan wahyu.
b. #eajh/ian $umber dan Dal'l 0yar,i

Berdasarkan pembagian al-Amidi sebelumnya, dal9l syar&i bisa dibagi menjadi empat* .2/ al"$itb, .:/ as"Sunnah, .>/ al"Ijm , .=/ #iys, dan istidl.l. $arena menurut beliau, keempat dalil inilah yang bisa disebut dalil dan inilah yang oleh ulama ushul disebut al-nadhariyyah al-ush0liyah al-/ath&iyyah.:>> Sedangkan yang lain, seperti .2/ syari at ummat sebelumnya, .:/ ma!hab sahabat, .>/ Istihsn, .=/ mashlih

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
mursalah, dan lain"lain tidak bisa disebut dalil. $arena itu, yang terakhir ini biasanya disebut syubhah addal9l, yang biasanya dibahas ulama ushul sebagai an-nadhariyyah al-ush0liyyah adh-dhanniyyah.:>= $arena itu, di sini hanya akan diuraikan sumber dan dalil yang benar, :> atau yang disepakati,:> atau /ath&i.:>
b.2. Al- it.b b.2.2. 1e'inisi al- it.b*

Al- it.b adalah al"#ur an yang diturunkan oleh Allah S8,. kepada Nabi Muhammad saw. yang disampaikan kepada kita se%ara Mutawtir dalam bentuk tujuh dialek yang terdapat di antara dua ujung mushhaf.:> Batasan &al"#ur an( mena'ikan kitab"kitab lain, yang pernah diturunkan oleh Allah S8,. Batasan &yang disampaikan kepada kita se%ara muta".tir( mena'ikan mushhaf yang disampaikan kepada kita se%ara .h.d, seperti mushhaf !bn Mas/d, Ali dan lain"lain. Misalnya, ba%aan yang disampaikan oleh !bn Mas/d* 82aka, berpuasalah selama tiga hari se$ara berturut-turut. 3'.s Al-M(/idah) -+4.:>

: 8 ;;;@ 8 ;& w A;R@Y D :;M

As-$y(fi/i menolak mushhaf yang disampaikan se%ara .h.d, sebagai hujah dan disebut sebagai al" #ur an, dengan alasan karena Nabi saw. diberi tugas oleh Allah sebagai +asul agar menyampaikan al" #ur an yang diturunkan kepadanya pada sejumlah orang yang kata"kata mereka bisa dijadikan hujah yang /ath&i. Sebab, orang yang kata"katanya bisa dijadikan hujah, pasti tidak akan terbayang bahwa mereka sepakat untuk tidak menyampaikan apa yang mereka dengarkan. 1isamping, ketika satu orang menyampaikan, masih memungkinkan adanya unsur keraguan dalam hatinya, karena bisa saja dia lupa. :=? Mengenai batasan tujuh dialek menerangkan lahjah atau dialek yang digunakan oleh al"#ur an dan sah untuk disebut sebagai al"#ur an. Adapun ketujuh dialek yang digunakan oleh al"#ur an tersebut adalah* 3*4 'uraisy, 314 fudhyl, 3,4 Tamm, 324 Agd, 3.4 Rab/ah, 304 $a/ad bin akar, 3i4 #in(nah .:=2 Istilah ahruf sab&ah tersebut berbeda dengan istilah /ir.&.t sab&ah. Sebab, istilah yang terakhir ini baru dikenal pada akhir abad ke"2: <ijriyah. Adapun yang dimaksud dengan &di antara dua ujung mushhaf( adalah yang dimulai dari surat al(jihah dan diakhiri dengan an-N(s.:=: 1engan memperhatikan batasan"batasan di atas, maka jelas bahwa yang dimaksud dengan al- it.b adalah al"#ur an yang diturunkan oleh Allah S8,. kepada Nabi Muhammad saw. se%ara muta".tir dalam bentuk ahruf sab&ah yang terdapat di antara dua ujung mushhaf. Inilah batasan atau de'inisi yang tepat, baik dari aspek j.mi&& maupun m.ni&. Al"#ur an yang sampai kepada kita adalah al"$itab yang dapat dijadikan sebagai hujah. Sebab, ia disampaikan se%ara muta".tir.
b.2.:. Dal.lah .Makna/ al"#ur an

Dal.lah .makna/ al"#ur an bisa dibagi menjadi dua* .2/ /ath&iyyah, dan .:/ dhanniyyah. Makna al" #ur an yang /ath&i biasanya disebut 2uhkam.t, sedangkan yang dhanni, biasanya disebut 2utasy.bih.t. 3ontoh dal.lah /ath&iyyah al"#ur an atau ayat 2uhkam.t)

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

6 :;@DY;~U : 6 ;R@?PF A W?H A W?H D ; t D ;~ 8 ; @DU ;& 8 : 8 : ;_


8Dan pen$uri laki-laki dan perempuan, p-t-nglah tangan keduanya .1 3'.s. Al-M(/idah) ,-4. 3ontoh dal.lah dhanniyyah al"#ur an atau ayat 2utasy.bih.t) 8 ekuasaan Allah di atas kekuasaan mereka.
b.2.>. $eath iyan al"#ur an Sebagai <ujah

b ; P 6 ;R@ 8 6 ;@8@Dt;& 6_ 8 t

3'.s. Al-ajh) *k4.

Mengenai bukti keath iyan al"#ur an sebagai hujah adalah, bahwa al"#ur an merupakan kal.m Allah, bukan yang lain, terlihat dari kemu ji!atan yang ada di dalam susunan kalimatnya. 9adi, ini saja sudah %ukup untuk membuktikan, bahwa al"#ur an adalah sumber dan dalil yang ath i, bahwa al"#ur an adalah sumber dan dalil yang ath i, bahwa ia merupakan wahyu dari Allah S8,., baik dari segi susunan la'ad! maupun maknanya.
b.:. As-Sunnah b.:.2. 1e'inisi as-Sunnah

As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan pembenaran +asulullah saw., dimana semua yang berasal dari beliau selain al"#ur an, juga merupakan wahyu. :=> Batasan &perkataan, perbuatan dan pembenaran +asulullah saw.( menegaskan, bahwa susunan kalimat yang ada dalam as"Sunnah adalah berasal dari beliau. Bukan dari Allah S8,., meskipun maknanya adalah wahyu dari Allah S8,., sama dengan al"#ur an. ,etapi, di sini ada perbedaan antara al"#ur an dengan as"Sunnah. 9ika al"#ur an merupakan wahyu, baik susunan la'ad! maupun maknanya, dari Allah S8,., maka as"Sunnah maknanya dari Allah, sedangkan susunan la'ad!nya berasal dari Nabi saw. selain al"#ur an( ini merupakan mu ji!at bagi beliau saw. :==
b.:.:. $eath iyan as-Sunnah Sebagai <ujah

$edudukan as"Sunnah sebagai dalil /ath&i, bahwa ia merupakan sesuatu yang dibawa oleh wahyu, dengan makna dari Allah S8,. dan la'ad! dari +asululullah saw. jelas sebagaimana yang dinyatakan oelh Allah S8,.*

ONP 6 H@ ; D@7 ; AB8C@PD ; d@ 6u8C& N


8Dan apa saja yang dia '2uhammad( u$apakan itu sesungguhnya bukanlah bersumber dari ha"a nafsunya, melainkan "ahyu yang di"ahyukan kepadanya. 3'.s. An-Nam) 24. 1an banyak nas"nas al"#ur an yang lain. $arena itu, menolak as"Sunnah, atau ingkar sunnah, atau anti hadits, bisa dihukumi ku'ur. Sebab, telah menolak as"Sunnah sebagai hujah. Ini berbeda dengan orang yang menolak salah satu hadis, karena dianggap lemah, atau palsu.

b.:.>. Dal.lah .Makna/ as"Sunnah

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
Dalalah .makna/ as"Sunnah, sebagaimana al"#ur an, dapat dibagi menjadi dua* .2/ /ath&iyyah, dan .:/ dhanniyyah. ,etapi dalam hal ini, tidak ada istilah khusus sebagaimana yang digunakan dalam al" #ur an. 3ontoh dal.lah /ath&iyyah dalam as"Sunnah adalah* 8Siapa saja yang sengaja berdusta atas namaku, hendaknya ia bersiap-siap untuk mengambil tempat duduknya di neraka. 3f.r. Aj-Tirmidgi, Ahmad, al- ukh(ri, Muslim, an-Nas(/i4. := 3ontoh dal.lah dhanniyah dalam as"Sunnah adalah*

6P AT 6 ; @t 6I ; @ 6I 5U ;I ;F J JI ; @7 ; @ ;Z ; ; vI ; c 8 @Dt 8 :9 A ;<;v;M} 8 :ASW?@ =F A ;}9 D @?t ; @R ;e

6 ?@ ; @ 6I 5;Y] ;M ; T 6p 6 F 6 =} 6 ; ; D~@78S;<8^@AB8C@p ; ;W ; D@;;@J:FM JI ; @u: 8 I 8 :G D @:F ; @ Au8Ce

8Siapa saja yang mau mendengarkan dan mau menta&ati 'aku(, maka hendaklah tidak shalat Ashar ke$uali di =ani %uraydhah. 3f.r. !bn fumayd dari !bn $yih(b ag-uhri4. :=.
b.:.=. +iwayah as-Sunnah

As"Sunnah, berbeda dengan al"#ur an, jika dilihat dari segi proses penyampaian in'ormasi .ri".yah/"nya kepada kita. 9ika al"#ur an sampai kepada kita dengan %ara nukil, atau menyampaikan apa adanya, tanpa ditambah dan dikurangi, sebagaimana yang diturunkan oleh Allah S8,., maka as"Sunnah disampaikan kepada kita melalui penuturan .ri".yah/ seorang perawi, sehingga perawilah yang menyampaikan kepada kita apa saja yang didengarkan dan disaksikannya dari perkataan, perbuatan dan pengakuan Nabi saw. $arena itu, yang menentukan riwayat tersebut disebut hadits atau bukan adalah perawinya. 6rang yang meriwayatkan, bisa dikatagorikan menjadi dua* .2/ sahabat, dan .:/ non"sahabat. 9ika sahabat yang menyampaikan riwayat, pasti bisa diterima. Sebab, se%ara keseluruhan mereka dinyatakan adil. Berbeda dengan orang lain, non"sahabat, baik tbi n, atau para pengikut tbi n dan seterusnya. 1ari sini, tidak mengherankan jika ulama ushul mengklasi'ikasikan ri".yah as-Sunnah menjadi dua* .2/ /ath&iyyah, dan .:/ dhanniyah.:= <al ini tentu tidak terjadi terhadap al"#ur an. Adapun as"Sunnah yang /ath&i ar-ri".yah .riwayat /ath&i/ adalah <adts Mutawtir, sedangkan yang dhanni ar-ri".yah .riwayat zanni/ adalah <adts Ahd.:= <adts Mutawtir adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang hiterogen . ghaf9r/ pada tiga periode, yang umumnya mustahil sepakat melakukan dusta. := Maksud &sejumlah orang yang hiterogen( adalah dari kelompok dari berbagai elemen, bukan satu elemen saja. Sedangkan &tiga periode( adalah* .2/ periode sahabat, .:/ tbi n, dan .>/ t.bi&9 at-t.bi&9n. +iwayat tersebut juga berdasarkan penginderaan, baik dengan mendengarkan atau melihat langsung. 3ontoh, ketika perawi hadits mengatakan* &Saya mendengar...( atau &Saya melihat...( <adts Mutawtir sendiri bisa dikelompokkan menjadi dua* .2/ muta".tir lafdzi, dan .:/ muta".tir ma&na"i. 2uta".tir lafdzi adalah hadits yang la'a!nya diriwayatkan se%ara mutawatir. 3ontohnya* 8Siapa saja yang sengaja berdusta atas namaku, hendaknya dia bersiap-siap untuk mengambil tempat duduknya di neraka. 3f.r. Aj-Tirmidgi, Ahmad, al- ukh(ri, Muslim, an-Nas(/i4.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
2uta"atir ma&na"i adalah hadis yang maknanya diriwayatkan se%ara mutawtir. 3ontohnya, hadits shalat lima waktu, hadits mengangkat tangan, hadits tentang keluarnya air dari jari"jari tangan beliau saw. Sedangkan <adts Ahd adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak men%apai batas Mutawtir pada tiga periode. :? <adits inilah yang kemudian dikelompokkan menjadi dua, jika dilihat dari* .2/ aspek kuantitas perawinya, hadits ini bisa dibagi menjadi* @har9b .satu orang/, *Az9z .dua orang/ dan 2asyh0r .tiga orang atau lebih/, dan .:/ aspek kualitas perawinya, maka bisa dibagi menjadi* Shah9h, Hasan dan Dhaif. Se%ara umum, pembahagian kedua nas tersebut, dilihat dari aspek tsub0t atau ri".yah dan dal.lahnya, adalah sebagai berikut*
b.>. #jm.& Sahabat b.>.2. 1e'inisi #jm.& Sahabat

#jm.& Sahabat adalah kesepakatan sahabat atas hukum kasus tertentu, bahwa ia merupakan hukum syara .:: Makna Ijm Sahabat tersebut tidak berarti sepakat terhadap pendapat pribadi sahabat. ,etapi, yang dimaksud dengan kesepakatan sahabat sehingga disebut Ijm Sahabat harus merupakan kesepakatan kepada hukum tertentu sebagai hukum syara yang mereka ketahui bahwa +asulullah saw., pernah melakukan atau pernah menyatakan, atau pernah membenarkan kasus yang mereka sepakati tersebut, tetapi dalil dalam bentuk perkataan, perbuatan dan pembenaran Nabi saw. tersebut tidak kita temukan se%ara eksplisit. Inilah yang menjadi pandangan as-$y(fi/i.::
b.>.:. Bentuk #jm.& Sahabat

Ijm Sahabat dibagi menjadi dua* .2/ #jm.& %a"li, dan .:/ #jm.& Suk0ti. #jm.& Suk0ti adalah sikap seorang sahabat atas hukum suatu kasus tertentu, kemudian sikap sahabat tersebut diketahui oleh sahabat yang lain, tetapi tidak dina'ikan. 1iamnya sahabat inilah yang menunjukkan, bahwa mereka sepakat. $arena kesepakatan tersebut berupa sikap diam mereka, maka ia disebut #jm.& suk0ti. Sebaliknya, #jm.& %a"li adalah kesepakatan sahabat atas hukum kasus tertentu dalam bentuk pandangan atau pendapat. 3ontoh #jma& suk0ti tersebut adalah tindakan mar bin al-#hajj(b, ketika mengambil tanah il(l bin al-faris al-Mugni yang diberikan +asulullah saw. karena dia membiarkan tanah tersebut tidak dikelola selama tiga tahun. 1alam kasus tersebut, para sahabat mendiamkan tindakan 4mar tanpa tindakan apapun, padahal jelas mengambil harta yang bukan miliknya wajib diingkari, tetapi justru tindakan tersebut dibiarkan. Ini menunjukkan adanya kesepakatan mereka, bahwa tindakan yang diambil oleh 4mar ini merupakan hukum syara .
b.>.>. $eath iyan #jm.& Sahabat sebagai <ujah

1alil yang membuktikan, bahwa ijm Sahabat adalah /ath&i, bahwa ia berasal dari wahyu, bukan yang lain adalah* Pertama, adanya pujian Allah S8,. kepada sahabat dalam al"#ur an dengan makna yang /ath&i . Allah S8,. ber'irman*

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

6 ?@ 69 6; ? 6H 6 @uP b D PF ; @nD@7 ; c ; p ;I ; DWH ; DZ8^: 6 88^@b A W?H D S D ;<A>?@ ; @u: ; N ; [ ; 8 U 8 AW?H 8 @uP A; ? ; @U ; @ ;& 8 _ 6 n_ 6d w 8 : 8 r: DW ; no ; @?t 6 ?@ 6 ?@ ;8Wy 6; ? 69 6 @:_ ; U DP b J ;^;R@:_ ; t ; ;RH@ ; @?Po 6 >@p 6 >@` D :_ D ;W@At9 D U ;W ; M8@ ; [ ; ;vq; ; b ;H w :ASr@ 8 F 8 8W:Q@ 6 ;W ; D ES ; 6_ 8 ; D M
8<rang--rang dahulu yang pertama 'masuk #slam( di antara -rang--rang 2uh.jirin dan Ansh.r, serta -rang--rang yang mengikuti mereka dengan 'berbuat( kebajikan, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka juga ridha kepada Allah dan Allah menyediakan untuk mereka surga yang mengalir air di ba"ahnya sungai, sedangkan mereka kekal berada di dalamnya. #tulah kemenangan yang besar. 3'.s. Aj-Tawbah) *kk4. )ujian tersebut hanya ditujukan kepada para sahabat, bukan yang lain. Sebab, makna ayat tersebut menunjukkan maksud ini. )ujian ini ditujukan kepada mereka semuanya, dimana orang yang dipuji oleh Allah pasti benar, sehingga apa saja yang disepakati, menunjukkan, bahwa ia merupakan &sesuatu( yang juga pasti benar. Sebab, mustahil mereka sepakat terhadap suatu kesalahan atau dosa. $arena ini kontradiksi dengan pujian Allah. Kedua, sahabat adalah orang yang menjadi tempat kita mengambil agama ini. Merekalah yang menyampaikan al"#ur an kepada kita, sedangkan Allah telah berjanji akan menjaga al"#ur an, dan sahabat merupakan orang yang membawa al"#ur an sampai kepada kita. Ini berarti janji Allah S8,. juga menunjukkan jaminan Allah kepada orang yang membawa al"#ur an, yaitu sahabat. 1isamping itu, jika mereka adalah pembawa agama dan al"#ur an sehingga sampai kepada kita, kemudian mereka sepakat melakukan dusta atau dosa, pasti se%ara logis mustahil terjadi. 9ika kasus ini terjadi, berarti kontradiksi dengan jaminan Allah untuk menjaga al"#ur an, dan tentu ini mustahil. $arena itu, hanya ijm sahabatlah yang bisa dijadikan sebagai hujah. 1engan demikian, ijm sahabat juga merupakan dal9l /ath&i, bahwa ia bersumber dari wahyu. $arena itu, jika telah terbukti bahwa ijm sahabat tersebut merupakan dal9l /ath&i, maka orang yang menolaknya bisa dihukumi ka'ir. :>
b.=. %iy.s b.=.2. 1e'inisi %iy.s

#iys se%ara etimologis berarti analogi, atau mengukur sesuatu dengan yang lain dengan ukuran yang sama. Menurut al-Ghag(li, /iy.s adalah menetapkan hukum asal dalam kasus %abang karena adanya kesamaan antara keduanya dalam *illat hukum.: 1engan de'inisi tersebut bisa di'ahami, bahwa /iy.s tidak akan terjadi, jika tidak ada empat rukun yang, dengan keempat"empatnya, /iy.s tersebut bisa dilakukan. mpat rukun tersebut adalah* .2/ asal, .:/ kasus %abang.fur0&/, .>/ *illat .yang menyebabkan adanya hukum/ dan .=/ hukum fur0&. Asal adalah perkara yang dijadikan asas untuk membangun yang lain. 1alam konteks /iy.s, ia disebut mu/ayy.s alayh .yang dijadikan a%uan /iy.s/. Agar hukum kasus %abang bisa disandarkan kepadanya, mu/ayy.s alayh hukumnya harus jelas. $arena itu, menurut ulama jumh-r, asal merupakan objek yang hukumnya ditetapkan dengan nas, atau dalam istilah al- aill(ni, disebut nas dengan la'ad!nya. Adapun kasus %abang .fur0&/ adalah masalah baru yang akan ditentukan hukumnya melalui proses analogi. Mengenai *illat, ia merupakan si'at yang menyebabkan disyariatkannya hukum asal, yang ada dalam kasus asal dan kasus %abang. +ukun yang terakhir adalah hukum fur0& , yaitu hukum yang ditetapkan pada kasus fur0& berdasarkan nas syara .
:=

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1alam kasus ini bisa di%ontohkan, misalnya, haramnya melakukan akad perburuhan pada saat a!an 9um at yang dianalogikan dengan jual"beli. 9ual"beli ketika a!an 9um at adalah kasus asal, yang hukum keharamannya ditetapkan oleh nas. Akad perburuhan merupakan kasus %abang. Adapun sebab diharamkannya kasus asal adalah &mengganggu shalat 9um at( dan inila yang disebut *illat, dimana si'at &menganggu( juga terdapat dalam kasus %abang. Mengenai hukum fur0& dalam kasus ini adalah haramnya akad perburuhan pada saat shalat 9um at sebagaimana yang dinyatakan oleh nas.
b.=.:. $eath iyan %iy.s sebagai <ujah

Berangkat dari uraian di atas, yang menentukan kedudukan /iy.s sebagai dalil adalah *illat. 9ika ia bersumber dari al"#ur an, berarti dalil /iy.s tersebut adalah al"#ur an, dan jika bersumber dari al"<adits berarti dalil /iy.s tersebut adalah al"<adits. 9adi, dalil yang membuktikan bahwa /iy.s tersebut merupakan dalil yang dibawa oleh wahyu adalah al"#ur an dan al"<adis yang menjadi sumber *illat-nya.
$esimpulan

1engan demikian, jelas bahwa kedua bentuk sumber dan dalil di atas, baik *a/li maupun na/li, baik al"#ur an, as"Sunnah, Ijm Sahabat maupun #iys merupakan sumber yang /ath&i. Semuanya bisa dibuktikan, bahwa ia bersumber dari wahyu, bukan yang lain. Adapun sumber dan dalil yang lain, selain yang diuraikan di atas, tidak bisa dijadikan sebagai sumber atau dalil untuk menggali pemikiran, sehingga pemikirannya disebut pemikiran Islam.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com

PENTP #EAh! AN MMAT


+ealitas $aum Muslimin dan Agenda ;ital 4mmat

DAN

TANGGNGhAA

P"%!T!#

4mmat Islam bagaikan tubuh. Setiap tubuh mempunyai darah yang menyebabkan seseorang menjadi sehat, ketika darah tersebut bersih dan baik. 9ika seseorang kekurangan darah atau bahkan kehabisan darah, dia akan menjadi lemas, tidak bisa bangkit dan melakukan akti5itas hidupnya se%ara normal. $ehidupan kemudian menjadi beban bagi yang lain. Itulah sunnatu-1l.h yang telah ditetapkan oleh Allah kepada manusia. 4mmat Islam, saat ini dalam keadaan menderita, sakit dan lemah. 1i mana"mana mereka ditimpa masalah. Mulai dari ummat Islam yang ada di Asia ,engah, seperti 3he%nya, di ropah, seperti Albania, Bosnia <er!ego5ina, di A'rika, seperti sudan, di Asia Barat, seperti Ira, A'ghanistan, )alestina, di Asia, seperti Indonesia, Malaysia, )attani, ilipina, Bangladesh, )akistan dan sebagainya. Semua ummat Islam yang mempunyai jumlah terbesar di dunia dibanding dengan penganut agama lain, ternyata tidak berdaya ketika menghadapi musuh yang ke%il sekalipun, seperti Israel. 1i mana"mana kaum muslimin mempunyai masalah. 1i Indonesia, Ira, Bangladesh dan Sudan, banyak ummat Islam yang kelaparan. 1i Bosnia, Albania dan 3he%ya, banyak orang Islam dibunuh dengan biadab oleh orang"orang ka'ir. Belum lagi masalah intern yang dihadapi oleh masing"masing kaum muslimin di negeri mereka. Masalah ke!aliman penguasa, suap, pen%urian, perampokan, tersebarnya penyakit AI1S, dan sebagainya. Semuanya ini merupakan penyakit, yang menambah ummat Islam yang telah sakit menjadi semakin parah sakitnya. )ertanyaannya sekarang adalah, apa yang sebenarnya menjadi sebab timbulnya penyakit"penyakit tersebut? 9ika kita mau merenungkan realitas kaum muslimin saat ini se%ara mendalam, pasti kita akan menemukan beberapa masalah tersebut. ,etapi kita harus menyadari, bahwa masalah tersebut bukanlah masalah 5ital. Sebab, masalah 5italnya adalah karena hukum Islam tidak diterapkan oleh ummat ini. )ertanyaannya adalah hukum Islam yang mana, yang tidak diterapkan oleh ummat Islam saat ini? 9awabnya tentu semua hukum Islam. Mulai dari hukum ibadah, sosial, politik, ekonomi, sanksi hukum, pemerintahan, pendidikan dan sebagainya. Semuanya harus dikembalikan kepada hukum Islam. Sebagai %ontoh, seandainya hukum potong tangan diterapkan, tentu orang yang men%uri takut akan melakukan perbuatan terkutuk itu ketika 'aham bahwa dia akan kehilangan tangannya pada saat men%uri, dan akan menanggung malu di tengah masyarakat. Maka, tindak kriminal pen%urian akan bisa ditekankan. 1emikian juga seandainya hukum !ina, liwat, /adzaf dan bayyinah .pembuktian/ diterapkan berdasarkan ketentuan Islam, penyakit AI1S tidak akan merajalela. Sebab, AI1S bersumber dari kegiatan haram, yaitu hubungan seks se%ara berganti"ganti, alias heteroseksual. Atau, bisa jadi karena hubungan sejenis .sodomi/. 9ika pelaku sodomi dihukum mati, pelaku heteroseksual juga demikian, ini berarti sumber penyakit tersebut tidak akan pernah ada. 9ika sumber penyakitnya hilang, tentu penyakitnya tidak akan pernah ada. Ini sunnatu-1l.h. ,etapi, semuanya ini mustahil diterapkan kalau hukum tersebut dilaksanakan tidak adil. Misalnya, karena yang melakukan kesalahan adalah pejabat tinggi pemerintahan dan sebagainya, kemudian hukuman tidak dilakukan. Atau, juga mustahil dilakukan kalau sistem pengadilannya tidak dilaksanakan berdasarkan Islam, yang memandang sama semua orang di depan hukum. ,anpa dibeda"bedakan, pemimpin atau bukan.

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
1emikian juga semuanya ini tidak mungkin dilaksanakan jika masyarakat mempunyai pemikiran dan perasaan yang salah terhadap Islam, karena sistem masyarakatnya rusak. Misalnya, dibiarkannya kebebasan bergaul antara laki"laki dan perempuan, wanita atau laki"laki keluar rumah tanpa menutup aurat, pusat"pusat pela%uran, hiburan malam, petunjukkan musik, pabrik"pabrik minuman keras dan sebagainya, dimana semuanya akan mendorong terjadinya rangsangan seksual. 9adi di sinilah yang menjadi sebab terjadinya krisis di dunia Islam yang sesungguhnya. $arena ummat Islam tidak melaksanakan syariat Islam se%ara total. 9ika dianalisis satu persatu negeri"negeri Islam tersebut, semuanya tidak ada yang berstatus sebagai D.r al-#sl.m. 1engan kata lain, semuanya adalah D.r al- ufrI negeri yang tidak menerapkan hukum Islam se%ara total dan keamanannya untuk mengurus masalah internal serta mempertahankan serangan dari pihak luar tidak berada di tangan kaum muslimin. Se%ara umum, negeri"negeri tersebut menerapkan hukum Islam, tetapi hanya sebagian"sebagian saja. 1isamping itu, rata"rata semuanya dikendalikan oleh adidaya, Amerika, Inggris dan sebagainya. Inilah realitas kaum muslimin saat ini. Maka, bisa dikatakan, bahwa masalah 5ital ummat Islam saat ini adalah mengembalikan hukum Islam untuk diterapkan kembali se%ara total di negeri"negeri mereka, atau dengan kata lain mereka harus menjadikan Islam sebagai ideologi mereka untuk diterapkan dalam kehidupan mereka. Ideologi Islam bagi ummat Islam ini bagaikan darah yang akan mengembalikan kehidupan mereka. 9uga yang akan menyembuhkan mereka dari sakit yang mereka derita saat ini.
3ara Membangkitkan 4mmat Islam

9adi, ummat Islam ini tidak akan bangkit dan terus"menerus menderita penyakit sehingga tidak bisa berperan kembali di dunia untuk mengendalikan kehidupan ummat manusia karena hilangnya pemikiran ideologis dalam diri mereka. Mereka telah kehilangan &darah( itu. 1an &darah( itulah yang saat ini sebenarnya mereka perlukan, sehingga mereka mampu bangkit kembali untuk memimpin dunia. Sebab, kekalahan ummat ini dengan ummat lain bukan karena kekalahan di bidang teknologi. $ita masih menyaksikan, bagaimana Irak yang merupakan sebuah negara merdeka dengan menguasai teknologi tinggi, yaitu nuklir dan senjata kimia lainnya, pada akhirnya bisa dihan%urkan oleh negara"negara adidaya, Amerika dan sekutunya. Mengapa? Sebab, mereka mau tunduk pada hukum internasional, yang jelas merupakan hukum ku'ur. <ukum yang sengaja dibuat oleh orang ka'ir untuk menjajah dunia Islam. 1isamping itu, Irak juga sendirian ketika Amerika, Inggris, )eran%is dan negara"negara ka'ir lain bersatu untuk menghan%urkannya. 9epang juga merupakan salah satu %ontoh negara yang menguasai teknologi tinggi. Nyatanya? 9epang tidak mampu mengendalikan kekuatannya. Sebaliknya, 9epang hingga kini masih dikendalikan oleh Amerika. Ini saja sudah %ukup untuk membuktikan, bahwa kebangkitan bukan ditentukan oleh penguasaan teknologi atau tidak? ,etapi, kebangkitan suatu bangsa karena penguasaan bangsa atau ummat tersebut terhadap ideologi tertentu yang mereka yakini. ,idak bangkitnya ummat ini juga bukan karena masalah ekonomi, sebab kenyataan membuktitkan, bagaimana dahulu sebelum )erang ,eluk II, Arab Saudi yang merupakan negara"negara kaya raya dengan minyaknya, tetapi sekarang? Sekarang Arab Saudi harus membayar hutang kepada Amerika. 1emikian juga 9epang, setiap tahun harus mensuplai dana gratis kepada Amerika dan Amerika akan menjaga kepentingan ekonomi 9epang. Benarkah kebangkitan tersebut karena 'aktor ekonomi? 9awabnya, tentu tidak. Adapun sebagian negara yang membuat semboyan, bahwa akhlak mulia negara maju. Benarkah akhlak mulia negara akan menjadi maju? Madinah, penduduknya adalah penduduk yang paling mulia akhlaknya di seluruh dunia. ,etapi kenyataannya? Mereka tidak bangkit. Mereka seperti air yang menjadi es ketika menyaksikan perang saudara yang terjadi antara Arab Saudi dengan Irak, karena penipuan Amerika kepada Saddam <ussen. Sebaliknya, penduduk )aris merupakan penduduk yang paling rusak akhlaknya, tetapi mereka bangkit. +akyat ropah dan Amerika juga sama. Mereka adalah rakyat yang hidupnya bebas

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
seperti hewan. ,etapi mereka bisa menguasai dunia. Benarkah ini karena akhlak mereka sehingga mereka bisa bangkit? 9adi, kebangkitan rakyat Amerika dan ropah, kebangkitan penduduk )aris serta tidak bangkitnya rakyat Ira dan terjajahnya 9epang adalah karena 'aktor ideologis. $apitalismelah yang menjadikan kebangkitan di ropah dan Amerika, dan karena 'aktor ideologislah bangsa Ira tidak bangkit. Sebab, mereka tidak mempunyai ideologi yang mereka perjuangkan, sementara apa yang mereka anggap sebagai ideologi itu sejatinya bukanlah ideologi. Sebab, pemikiran tersebut tidak mampu mengendalikan hidup mereka dan tidak mereka yakini, apalagi mereka perjuangkan untuk dipertahankan antara hidup dan mati. Maka, hakikat kebangkitan adalah kebangkitan ber'ikir. 1ari ber'ikir hewani yang sekadar ber'ikir untuk hidup, meningkat menjadi ber'ikir manusiawi yang berusaha memperjuangkan kemuliaan manusia dengan ideologi tertentu. Ber'ikir ideologis inilah yang menjadikan ummat Islam dahulu bangkit dan mampu menguasai dunia meskipun hanya dengan berkendaraan unta dan kuda. Sebab, teknologi hanyalah sarana kuda, mobil, pesawat terbang, senjata pedang, senapan, meriam dan nukler, semuanya merupakan sarana. Sarana bisa berubah sesuai dengan perubahan dunia. ,etapi, ideologi tidak pernah berubah, khususnya Islam. $arena itu, Islam tetap merupakan ideologi. Islam tetap mampu dan layak untuk memimpin dunia. $arena kesadaran itulah, ideologi tersebut di%oba untuk dimanipulasi oleh orang"orang ka'ir agar ummat ini ragu, sehingga tidak pernah bisa bangkit memimpin dunia. ,etapi, bukti"bukti normati', empirik dan historik dalam buku ini telah %ukup untuk mengembalikan &darah( segar ummat ini, agar kembali bangkit dan menguasai dunia. ,anpa &darah( ini, ummat ini mustahil bisa bangkit dan merebut kembali dunia dalam genggamannya. Maka tidak ragu lagi, ummat ini akan bangkit jika Islam kembali dikuasai oleh ummat ini dengan benar, sehingga tubuh ummat ini akan menjadi segar, karena &darah(nya bersih. Islam yang meliputi th-ught dan meth-d, Islam yang lengkap dengan spiritualisme dan politiknya. Islam yang lengkap sebagai agama dan ideologi.
$ewajiban )olitik dan ,anggungjawab 4mmat

$esadaran inilah yang mendorong ummat Islam untuk kembali ke pangkuan Islam. Melakukan politik, yaitu mengurusi urusan ummat Islam dengan menerapkan kembali hukum Islam dalam urusan dalam dan luar negeri. $esadaran yang lahir dari keyakinannya pada Islam sebagai satu"satunya agama dan ideologi yang benar. $esadaran kepada Islam sebagai satu"satunya agama dan ideologi yang lengkap. $esedaran inilah yang melahirkan keyakinan kepada Islam, bahwa Islamlah satu"satunya ideologi yang harus dilaksanakan oleh semua ummat manusia agar kehidupan mereka dijauhkan dari nestapa yang menimpanya dan keyakinan inilah yang mendorongnya untuk terus"menerus menperjuangkan Islam, agar Islam diterapkan. $arena itu, keyakinan dan kesadaran inilah yang menjadi landasan akti5itas politiknya, sehingga akti5itas politiknya merupakan mani'estasi dari akti5itas akal dan hati. Akti5itas yang tidak akan bisa dibunuh oleh kekuatan apapun. Masalahnya sekarang adalah apa yang menjadi masalah 5ital politik ummat saat ini? 1engan demikian, satu persatu masalah ummat ini bisa diselesaikan dan akhirnya ummat ini akan bangkit. Pertama, ummat ini harus membina diri dengan pembinaan Islam yang benar, sehingga Islam akan mampu menjadi ideologinya dan nampak bagaimana ideologi tersebut diterapkan. Semuanya itu akan mendorong keyakinannya untuk mewujudkan Islam. 1isamping itu, hukum melakukan proses pembinaan ini adalah 'ardhu ain bagi masing"masing indi5idu ummat yang tidak bisa berhenti sehingga pemikiran mereka menjadi maju dan tinggi. Kedua, setelah tumbuhnya kesadaran Islam yang benar dan kuat sebagai sebuah ideologi, pasti ummat ini akan terdorong untuk memperjuangkannya. ,etapi, harus disadari, bahwa berjuang sendiri tidak

www.dakwahmedia.com

www.dakwahmedia.com
akan mungkin mampu mewujudkan %ita"%ita masa depan Islam. $arena itu, setelah memahami Islam sebagai ideologi, harus men%ari jamaah atau kelompok yang se%ara murni dan konsekuen memperjuangkan Islam sesuai dengan ideologi yang diyakininya. ,entu semuanya dilandasi dengan Islam. Keti*a, melakukan interaksi di tengah"tengah masyarakat untuk mendidik ummat agar mereka bangkit dengan ideologi Islam. Sebab, kebangkitan selalu dimulai dengan pemahaman. )enerapan hukum dan undang"undang tidak akan berhasil membuat masyarakat disiplin, patuh dan ta at kepada hukum dan undang"undang. $arena inilah yang terpenting. Mendidik ummat sampai sadar dan yakin pada ideologi yang akan mereka terapkan, sehingga mereka ridha diperintah dengan hukum dan undang"undang tersebut dengan penuh keta atan. Keem+at, penerapan Islam se%ara total oleh negara, yaitu khila'ah Islam. Insya Allah akan berdiri sebentar lagi. +a-1l.hu a&lam.

www.dakwahmedia.com

Anda mungkin juga menyukai