Anda di halaman 1dari 15

Pembimbing: Dr. Arif Zuhan, Sp.B Oleh: Yuyun Susilasnaya 06.06.

0008

Kejang muatan paroksismal yang berlebihan akibat dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologis (fokus kejang).

Instabilitas mebran sel saraf mudah mengalami pengaktifan Neuron hiper sensitif ambang pelepasan muatan pelepasan muatan >> Kelainan polarisasi kelebihan asetilkolin atau def. asam gama-aminobutirat (GABA) Ketidakseimbangan ion mengubah keseimbangan asam basa/elektrolit kelainan depolarisasi neuron

Parsial
Parsial sederhana Kompleks

Generalisata
Tonik-klonik Absence Mioklonik Atonik Klonik Tonik

Jenis kejang pada tetanus yaitu kejang tonik


Jenis tetanus
Tetanus generalisata bentuk paling umum ditandai dengan rigiditas, spasme otot, dan disfungsi otonomik (Onset 7 hari setelah trauma) Tetanus Neonatorum terjadi pada anak dg ibu yg tdk diimunisasi adekuat rigiditas, sulit menelan ASI , iritabilitas dan spasme. (onset 2 minggu pertama kehidupan)

Tetanus Lokal jarang terjadi dan manifestasi klinisnya hanya disekitar otot yang luka dan dapat bertahan hingga berbulan-bulan dg gejala ringan Tetanus Sefalik bentuk jarang dari tetanus lokal yang terjadi setelah trauma kepala atau infeksi telinga dg masa inkubasi 1-2 hari dijumpai trismus dan disfungsi satu atau lebih saraf cranial (paling sering N VII)

Derajad Derajad Derajad Derajad

1 2 3 4

(ringan) (Sedang) (berat) (sangat berat)

Derajad I
Trismus ringan sampai sedang,spastisitas generalisata, tanpa gangguan pernapasan atau tanpa disfagia

Derajad II
Trismus sedang rigiditas yang nampak jelas, spasme singkat ringan sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dg RR >30, disfagia ringan

Derajad III
Trismus berat, spastisitas generalisata, spasme refleks berkepanjangan, RR >40 apneu, disfagia berat, dan takikardi >120

Derajad IV
Derajad 3 dengan gangguan otonomik berat melibatkan sistem cardiovaskuler, hipertensi berat dan takikardi terjadi berselingan dg hipotensi dan bradikardi yang salah satunya dapat menetap.

Menetralisir toksin tetanospasmin dengan memberikan TIG (Tetanus Imunoglobulin) sebesar 3000-6000 U secara intra muskuler
Menyingkirkan sumber infeksi dengan debridemen luka dan memberikan AB Penisilin 10-12 juta unit IV perhari selama 10 hari atau metronidazole 500 mg tiap 6 jam atau 1 gr/12 jam

Diazepam terapi spasme tetanik dan kejang tetanik. Mendepresi SSP dgn meningkatkan aktivitas GABA

Dewasa
Diazepam IV 5-10 mg atau 5-10 mg oral setiap 4-6 jam. Pada spasme berat diberikan 50-100 mg dlm 500 ml D5 diinfuskan 40mg/jam Dosis maksimal 30 mg

Anak-anak
Pada spasme ringan 0,1-0,8 mg/kg/hari iv Pada spasme sedang sampai berat 0,1-0,3 mg/kg iv tiap 4-8 jam Dosis maksimal pada anak-anak 10 mg

Fenobarbital diberikan dalam dosis rendah sbb dapat menyebabkan depresi pernafasan Dewasa
1mg/kg im tiap 4-6 jam tdk lebih dari 400 mg/hari

Anak-anak
5mg/kg iv/im dosis terbagi 3 atau 4 hari

Dantrolen menstimulasi relaksasi otot dengan memodulasi kontraksi otot pada daerah setelah myoneural dan dengan aksi langsungnya pada otot. Dosis dewasa
1mg/kg iv selama 3 jam diulangi setiap 4-6 jam BP

Anak-anak
0,5 mg/kg iv dua kali sehari pada permulaan dapat ditingkatkan sampai 0,5 mg/kg iv 2 atau 4 kali sehari(tdk lebih dari 100 mg/hari)

Sjansuhidajad, R., Wim, de, jong, ed., 2005: Buku Ajar Ilmu Bedah, hal. 21-24, EGC, Jakarta. Fauq, dkk., 2009: Harrison Manual Book Kedokteran (1) 3th, hal. 680-681, Kharisma Publising Group, Tangerang. Sudoyo, W., Aryo, dkk., 2007: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (3) 3th, hal. 1777-1781, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Sylvia, A., Price, dkk., 2006: Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit 6th, hal. 1158-1162, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai