Bagikan
Lainnya
Blog Berikut
Buat Blog
Masuk
About Me
Aly Syahbana Jakarta, Indonesia Bukan siapa2, cuma manusia biasa yg ingin slalu dijalanNya. Lihat profil lengkapku
bRita Acara
no : 41/Tap/MP-Ran RI/V/2009 Hal : Peresmian
Dengan ini kami selaku ketua MP-Ran RI menyatakan bahwa ; Nama : Ali Syahbana Alamat : Jl. Tidak Rata no. 03, Indonesia No Blogger : 21389 Telah resmi menjadi bagian dari "komunitas blogger Indonesia". Teriring doa semoga blog yang bersangkutan bisa membawa berkah dan manfaat untuk umat sejagat baik di dunia maupun akhirat. amin Dunia Maya, 30 Mei 2009
Blog Archive
2013 (5) 2012 (16) 2010 (11) Desember (1) Juli (1) April (9) Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Kedua di Ho Chi Minh ... Hapal Alquran, Kuliah Gratis di IAIN Raden Fatah H... Menag Buka Pendidikan Maahad Al Quran Gratis Islam Versi Kang Karno Tentang Syirik Khauf (Takut) Imam Abu Hanifah Vs Imam Malik Dalam Mengakses Sun... Kajian Maqasid Syariah: Sebuah Pengenalan Wanita dan Tradisinya 2009 (4)
http://syahbana-ali.blogspot.com/2010/04/kajian-maqasid-syariah-sebuah.html
1/5
2/6/2014
mEnu Pilihan
Anggap Suara Hatiku (2) Catatan Kritis (20) Celotehku (18) Sekilas Info (3) Wacana Kita (5)
Lesehan sEbeLah
Dari definisi diatas, setidaknya bisa ditemukan titik terang mengenai arti maqasid syariah secara terminologi atau dalam makna ishtilahi. Terlepas dari hal itu, boleh dikatakan bahwa tujuan-tujuan syariat Islam pada intinya menginginkan kemudahan bukan kesulitan dan kesukaran, menghendaki kehidupan yang seimbang dan sejahtera. Hal ini, dipertegas dengan beberapa ayat dalam al Quran, misalnya; Qs. al Baqarah : 185, al Hajj : 78, an Nisa : 28 dan seterusnya.. Apabila realitasnya demikian, maka bagaimana kita mendefinisi maqasid syariah secara terminologi? Prof. Dr. Nuruddin bin Mukhtar al Khadimi dalam karyanya tentang maqasid syariah telah memaparkan seputar partisipasi para ulama berkaitan dengan definisi maqasid syariah. Ia menyebutkan beberapa ulama yang mendefinisikan maqasid syariah, diantaranya adalah : Syaikh Mohammed Tohir bin Asyur, pakar maqasid syariah yang juga guru besar di masjid agung Ezzitouna Tunisia mendefinikan bahwa, Maqasid syariah ialah essensi atau hikmah yang terkandung dalam semua hukum syariat yang telah ditetapkan Syari (Allah Swt dan rasul-Nya) dan mencakup segala aspek hukum. Syaikh Alal al Fasi, salah satu ulama dan pemikir Maroko turut memberikan definisi maqasid syariah, Maqasid syariah yaitu motif atau beberapa rahasia yang ditetapkan oleh Allah swt pada setiap hukum dari hukum syari. Pakar maqasid kontemporer dari Maroko Dr. Ahmad. Raisuni ikut mendefinisikan, bahwa Maqasid syariah ialah tujuan-tujuan dari diletakkannya syariat yang tidak lain untuk kemaslahatan umat. Begitu juga founding father maqasid syariah, Imam Abu Ishaq as Syatibi (w: 790 H) memberikan indikasi bahwa, Tujuan Syari dalam meletakan hukum ialah untuk kemaslahatan hamba-Nya. (al Muwafaqat fi Ushul as Syariah; 2/5). Mengacu pada definisi-definisi diatas, penulis bisa mengambil benang merah bahwa, Maqasid syariah ialah segenap tujuan dari hukum-hukum yang disyariatkan Allah swt terhadap hamba-Nya, yang tidak lain untuk sebuah kemaslahatan. C. Pembagian Maqasid Syariah Para pakar maqasid telah memetakan maqasid syariah menjadi beberapa bagian. Namun, pada kesempatan ini penulis hanya akan memaparkan sedikit dari bagian tersebut yang dianggap perlu untuk diketahui. Adapun pembagian maqasid syariah, yaitu : I- Maqasid Syariah ditinjau dari tingkat kebutuhannya: Maqasid syariah pada pembagian ini terbagi menjadi : Maqasid Dharuriyah (Primer), Maqasid Hajiyah (Sekunder) Dan Maqasid Tahsiniyah (Tersier). - Maqasid Dharuriyah (primer) Maqasid dharuriyah adalah tujuan-tujuan dari kebutuhan manusia yang harus dipenuhi atau eksistensinya wajib terpenuhi. Ulama Ushuliyyin mengistilahkan maqasid dharuriyah dengan sebutan Kulliyatu alkhams atau lima asas, yaitu : Hifz ad Din , maknanya menjaga keberlangsungan agama Islam. Aplikasinya dengan memahami, menyebarluaskan serta mengamalkan ajaran-ajarannya dalam aktivitas keseharian. Dan atas dasar Hifz ad Din, telah disyariatkan hukum-hukum seperti; disyariatkannya pengucapan dua kalimat syahadat sebagai penguat akidah dan iman, disyariatkanyan dzikir dan pembacaan al Quran, pembangunan masjid atau tempattempat ibadah, madrasah, universitas, majlis-majlis pengajian, dan lain-lain. Hifz an Nafs, artinya menjaga atau memelihara hak dan jiwa manusia baik berupa hak untuk hidup, keselamatan, kesehatan, ketenangan jiwa, akal dan ruhani. Dan untuk panjagaan terhadap jiwa tersebut, ditetapkan hukum-hukum syariat seperti; larangan membunuh tanpa hak, disyariatkan qishas, larangan qoth at thoriq (pembegalan atau merampok), larangan membakar jenazah - bahkan wajib bagi kita memandikan, mengkafani, dan menguburnya sebagai wujud pemuliaan-, dan beberapa syariat lainnya
Create Your Badge Already a member? Sign in
aSep sOetRisNa BK-PPI sE TimTenG BuleTin PPI Maroko dEdy W SanUsi GNFI GoEs WawaN Iman mOeRsAliN IndOnEsia Versi ARab PCI NU Maroko TV IndOnesiA Website PPI Maroko
Pengikut
Join this site
w ith Google Friend Connect
Members (8)
http://syahbana-ali.blogspot.com/2010/04/kajian-maqasid-syariah-sebuah.html
2/5
2/6/2014
Pengunjung LesehaN
hit counter
Potret Kecil
http://syahbana-ali.blogspot.com/2010/04/kajian-maqasid-syariah-sebuah.html
3/5
2/6/2014
http://syahbana-ali.blogspot.com/2010/04/kajian-maqasid-syariah-sebuah.html
4/5
2/6/2014
D. Penutup
Maqasid syariah pada tataran prakteknya bisa masuk dalam berbagai aspek kehidupan. Entah itu aspek ibadah, muamalah, penetapan hukum, siyasah syariyyah ataupun yang lainnya. Maka dengan kita mengetahui dan memahaminya, setidaknya kita telah memiliki saham untuk lebih memahami maksud hukum-hukum Ilahi ataupun menetapkan hukum pada realitas yang kita hadapi. Dalam kitab Min Alam al Fikr al Maqasidi karya Dr. Ahmad Raisuni dijelaskan Barang siapa yang telah menguasai maqasid syariah, maka ia telah memahami akan syariat Allah swt dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang mengetahui atau memahaminya, maka ia adalah hakim dan faqih yang hakiki. Wallahualam bisshawab.
* Disampaikan dalam diskusi reguler Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko Cab. Kenitra pada tanggal 16 Mei 2009. * Tulisan ini ditashih oleh Dr. Arwani Syaerozi, pemerhati maqasid syariah asal Indonesia. 1 Penulis termasuk mahasiswa Fak. Dirasah Islamiah Univ. Ibnu Thufail Kenitra Maroko.
Diposkan oleh Aly Syahbana di 01.26 Label: Catatan Kritis
Beranda
Posting Lama
http://syahbana-ali.blogspot.com/2010/04/kajian-maqasid-syariah-sebuah.html
5/5