1 Latar Belakang Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukan dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan penigkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat. ekarang ini banyak bentuk sediaan obat yang kita jumpai dipasaran salah satunya adalah suspensi. uspensi adalah sistem
terdispersi dimana bahan obat yang tidak larut terdispersi dalam !airan pemba"a. Dan sebagai pemba"a dari suspensi yaitu berupa air dan minyak. #lasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat mempunyai kelarutan yang ke!il atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan !air, mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat. ehingga dalam dunia farmasi seharusnya mengetahui formulasi obat yang baik dan benar sehingga sediaan obat yang baik dapat dipilih. Dengan keahliannya farmasis mudah memformulasi
bentuk sediaan obat. $leh karena itu, pada per!obaan ini dilakukan formulasi dalam sediaan suspensi.
I.% &aksud dan 'ujuan (raktikum I.%.1 &aksud praktikum #dapun maksud dari praktikum ini adalah agar mahasis"a mengetahui dan memahami !ara pembuatan suspensi yang baik dan benar. I.%.% 'ujuan praktikum 'ujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk membuat sediaan suspensi yang baik dan benar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. (engertian uspensi sistem heterogendari dua fase, fase kontiyu dan fase luar umunya merupakan !airan atau semi padat, dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel ke!il yang pada dasarnya tidak larut, tetap terdispersi seluruhnya dalam fase kontiyu. )at yang tidak larut bisa di maksudkan untuk absorpsi fisiologis atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar. *La!hman+ ,-./ II.% 0euntungan dan 0erugian ediaan uspensi 0euntungan sediaan suspensi antara lain sebagai berikut + Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan. $bat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya. 0erugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut + 1asa obat dalam larutan lebih jelas. 'idak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pul2eres, tablet, dan kapsul.
1entan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .
II.3 uspensi disebut 'ermodinamika 'idak tabil 0erja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel ke!il dan mendispersikannya dalam suatu pemba"a.
Besarnya luas permukaan partikel yang diakibatkan oleh menge!ilnya zat padat berhubungan dengan energi bebas permukaan yang membuat sistem tersebut tidak stabil se!ara termodinamik., dimana dimaksudkan di sini bah"a partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan !enderung untuk mengelompok kembali untuk mengurangi luas permukaan total dan memperke!il energi bebas permukaan. $leh karena itu partikel-partikel dalam suspensi !air !enderung untuk berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak dan ringan yang bersatu karena gaya 2an der 4alls yang lemah. (ada keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan *aggregates/. (embentukan setiap jenis gumpalan *agglomerates/, apakah itu flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk men!apai keadaan yang lebih stabil se!ara termodinamik. 0enaikan dalam kerja 4 atau energi bebas permukaan total 5 6 diperoleh dengan membagi zat padat menjadi partikel yang
lebih ke!il dan mengakibatkan meningkatnya luas permukaan total 5# yang digambarkan dengan + 5 6 7 8 L . 5# dimana 8 L adalah tegangan antar muka antara medium !air dan partikel padat. #gar men!apai suatu keadaan stabil, sistem tersebut !enderung untuk mengurangi energi bebas permukaan+ keseimbangan di!apai bila 56 7 9 keadaan ini dapat di!apai dengan pengurangan tegangan permukaan atau mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka. 0emungkinan terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang diinginkan atau tak diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang dipertimbangkan dalam bagian terakhir. 'egangan antar muka dapat dikurangi dengan penambahan suatu surfaktan , tapi biasanya
mempunyai suatu tegangan antar muka positif tertentu dan partikelpartikel tersebut !enderung untuk berflokulasi. ((hysi!al (harma!y + :;-/
+ 1=3-
Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 9,1 >m b. (arrot + 3:: <kuran partikel suspensi 1-=9 >m !. !o2ille?s + %,, (artikel padat seke!il 1 >m dalam diameter mengandung lebih dari 199 juta molekul setiapnya.
d.
La!hman Industry + :;, @uga telah didiskusikan untuk suspensi memiliki diameter lebih dari 9,% mikron, kira-kira lebih rendah dari batas resolusi mikroskop opti!al.
II.= tabilitas uspensi alah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah !ara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Aara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi, diantaranya adalah sebagai berikut + 1. <kuran (artikel <kuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari !airan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. edangkan antar luas penampang
dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. #rtinya semakin besar ukuran partikel maka semakin ke!il luas
penampangnya. %. 0ekentalan B Ciskositas 0ekentalan suatu !airan mempengaruhi pula ke!epatan aliran dari !airan tersebut, makin kental suatu !airan ke!epatan alirannya
makin turun *ke!il/. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum D '$0E D
0eterangan + C 7 0e!epatan #liran d 7 Diameter Dari (artikel p 7 Berat @enis Dari (artikel p9 7 Berat @enis Aairan g 7 Fra2itasi G 7 Ciskositas Aairan 3. @umlah (artikel B 0onsentrasi #pabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam "aktu yang singkat. :. ifat B &uatan (artikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa ma!am !ampuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar
bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam !airan tersebut. 0arena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi. <kuran partikel dapat diperke!il dengan menggunakan pertolongan miHer, homogeniser, !olloid mill dan mortir. edangkan 2iskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam !airan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent *bahan pensuspensi/, umumnya besifat mudah berkembang dalam air *hidrokoloid/. Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu+ a. Bahan pensuspensi dari alam. Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom B hidrokoloid. Fom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga !ampuran tersebut membentuk mu!ilago atau lendir. Dengan terbentuknya mu!ilago maka 2iskositas !airan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. 0ekentalan mu!ilago sangat dipengaruhi oleh panas, (H, dan proses fermentasi bakteri. 'ermasuk golongan gom Aontonya+ #!asia * (ul2is gummi arabi!i/, Ahondrus,
'raga!anth , #lgin
Folongan bukan gom Aontohnya + Bentonit, He!torit dan Ceegum. b. Bahan pensuspensi sintesis Deri2at elulosa Aontohnya + &etil selulosa, karboksi metil selulosa *A&A/, hidroksi metil selulosa. Folongan organk polimer Aontohnya + Aarbaphol ,3:.
II. .. 0riteria uspensi yang Baik #da kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi suspensi yang baik + 1. (artikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana partikel ini tidak mengendap dengan !epat dalam "adah. %. Bagaimana juga, dalam peristi"a terjadinya sedimentasi,
sediment harus tidak membentuk endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat terdispersi kembali dengan usaha yang minimum dari pasien. 3. (roduk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan dan tahan terhadap serangan mikroba. uspensi yang diinginkan harusnya memiliki + 1. Idealnya bahan-bahan terdispersi harus tidak mengendap dengan !epat pada dasar "adah. Bagaimanapun juga dikatakan
termodinamika tidak stabil sebagai !enderung mengendap. $leh karena itu, seharusnya siap didispersikan kembali membentuk !ampuran yang seragam dengan penggo!okan sedang dan tidak membentuk !ake. %. ifat fisika seperti ukuran partikel dan 2iskositasnya tetap harus tetap konstan selama penyimpanan produk. 3. Ciskositasnya memungkinkan untuk mudah mengalir dari "adah *mudah dituang/. <ntuk penggunaan luar, produk harus !ukup !air tersebar se!ara luas melalui daerah yang diinginkan dan tidak boleh terlalu bergerak. :. uspensi untuk pemakaian luar sebaiknya !epat kering dan memberi lapisan pelindung yang elastis dan tidak !epat hilang. =. Harus aman, efektif, stabil, elegan se!ara farmasetik selama penyimpanan. .. uspensi kembalinya harus menghasilkan !ampuiran yang homogen dari partikel obat yang sama yang dipindahkan se!ara berulang-ulang. *1(
1-th
+ %,./
II. ;. (erbedaan Deflokulasi dan 6lokulasi *1( 1- th+ %,=/ Deflokulasi 1. (artikel "ujud terpisah %. edimentasi lambat 6lokulasi 1. #gregat bebas %. edimentasi !epat tampilan kurang
sedimentasi
tidak
terdispersi lagi II. -. Aara 6ormulasi uspensi *1( 1-th+ %,./ 6ormulasi suspense yang mempunyai stabilitas fisika yang optimal tergantung pada partikel dalam suspensi, apakah menjadi flokulasi atau deflokulasi. alah satu yang biasa digunakan adalah
pemba"a yang berstruktur untuk menjaga deflokulasi partikel dalam suspensi. Iang kedua bergantung pada flokulasi terkontrol yang berarti men!egah pembentukan !ake, yang ketiga kombinasi dari dua metode sebelumnya. Hasilnya adalah produk dengan stabilitas yang optimum.
Partikel
A Penambahan struktur
II. ,. 0omposisi uspensi *La!hman+ 1-9/ 1. istem suspensi a. (embasah + surfaktan non ioni!, propilenglikol, t"een b. (endispersiBdeflokulasi + le!ithin !. Bahan pengflokulasi + untuk flok yang mudah pe!ah dan terdispersi kembali. misalnya, garam-garam kalsium
*JaAlB0Al/, aluminium sulfat, sitrat dan fosfat d. Bahan pengental + deri2at selulosa *Ja. A&A, H(&A/ %. (emba"a suspensi a. BufferBpengontrol pH + JH:Al b. Bahan osmotik dan penstabil + untuk mempertahankan osmotik agar sama di dalam sel dan luar sel. &isalnya, destrose, manitol, sorbitol, JaAl *bahan osmotik/, dinatrium edefet *penstabil/.
!. (e"arna + tatrazine d. (engaroma + orange oil e. (enga"et + metil paraben, propil paraben, asam benzoate, benzyl lakohol, fenil etanol, garam ammonium guartena. f. Aairan pemba"a + air.
B C D
'ahap pertama dalam pembasahan suatu serbuk adalah pembasahan adhesional dimana permukaan padat
berhubungan dengan permukaan !airan. 'ahap ini ekiu2alen dengan perubahan tahap # ke tahap B dalam gambar. (aertikel ini kemudia di tekan ke ba"ah permukaan !airan ketika pembasahan pen!elupan terjadi *B ke A/ selama tahap ini trebentuk antar muka padat-!air dan antar muka padat-udara hilang. #khirnya !airan menyebar ke seluruh permukaan zat padat apabila pembasahan penyebaran terjadi. 0erja
pembahasan
penyebaran
sama
dengan
kerja
untuk
membentuk antar muka padat-!air dan !air-gas di kurangi hilangnya antar muka padat-gas.
0o
90o
< 90o
>90o
180o
udut kontak adalah sudut yang meliputi !airan pada titik dimana tetesan dan zat padat bertemu. &akin ke!il sudut kontak, makin mudah zat padatBpartikel di basahi, sebaliknya makin besar sudut kontak, makin sulit zat padatB partikel di basahi. 9o ,9o + terbashi sempurna, mudah terbasahi + sebagian terbasahi
K ,9o + sebagain besar terbasahi L,9o + sebagian ke!il terbasahi 1-9o + tidak terbasahi. II. 1%. Lapisan Listrik Fanda Lapisan listrik ganda adalah lapisan yang berikatannya partikel padat dengan pemba"anya. #-#? + adanya daya tarik menarik kation *M/ dan anion *-/, merupakan daerah ikatan kuat dimana lapisan listrik yang terjadi dan jumlah besar. menghalangi
B-B? + merupakan daerah terikat lemah dimana jumlah antara kation *M/ dan anion *-/ tidak seimbang, maka ditambahakn anion agar sma jumlahnya. A-A? + daerah netral dimana jumlah kation *M/ dan anion *-/ sama besar D-D? + dan saling berikatan, berpasangan satu sama lain dan saling tarik-menarik. @ika daerah netral meningkat, maka partikel yang
terflokulasi makin besar @ika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral makin besar, potensial zeta menurun dan membentuk flok @ika gaya tarik-menarik meningkat, maka daerah netral menurun, potensial zeta meningkat dan membentuk deflok. II. 13. E2aluasi suspensi 1. Colume sedimentasi adalah perbandingan antara 2olume
sedimenatsi akhir *Cu/ terhadap 2olume mula-mula suspensi *Co/ sebelum mengendap
%. Derajat flokulasi adalah pembandingan antara 2olume sedimen akhir dari suspensi flokulasi *Cu/ terhadap 2olume sedimen akhir suspensi deflokulasi *Co!/
menentukan
perilaku
pengendapan, mengatur pemba"a dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan. :. (erubahan ukuran partikel Digunakan !ara freeze-tho" !y!ling, yaitu temperature diturunkan sampai titik beku,lalu dinaikkan sampai men!air kembali. dengan !ara ini dapat dilihat pertumbuhan 0ristal, yang pada pokoknya menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat 0ristal.
III. 1. 6ormula 1
III. 1. 1. 6ormula #sli 1B uspensi 'risulfa III. 1. %. 1an!angan 6ormula 'iap = ml suspensi + ulfadiazin ulfamerazin ulfadimidin H(&A #lAl3 Ja. akarin 1.; mg 1.; mg 1.; mg 1N 9,1N 9,.N
III. 1. 3. &aster 6ormula Jama (roduk @umlah (roduk + 'risulfa 'ransbeP uspension + 1 botol Q199 ml
'anggal (roduksi + Jo2ember %913 Jo. 1egistrasi Jo. Bat!h ('. 'ransbe 6arma 0ode Bahan ) R 991 'anggal 6ormulasi Jo2ember %913 Jama Bahan ulfadiazin + D0L 1399.99333 #1 + A39;9%= 'risulfa 'ransbe 'anggal Dibuat oleh Disetujui oleh (roduksi Jo2ember %913 0elompok III #sisten 6ungsi Bahan (er dosis (er bat!h )at aktif 1.; mg 3.;: mg
III. 1. :. #lasan (embuatan ediaan 0ombinasi dari sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dibuat sediaan suspensi karena kelarutannya yang sukar larut dalam air, namun masih dikehendaki penggunaannya dalam bentuk !air yakni dibuat suspensi. III. 1. =. #lasan (enambahan Bahan 1. 'risulfa 'risulfa adalah kombinasi dari tiga sulfonamida biasanya sulfadiazin, sulfamerazin dan sulfadimidin dalam perbandingan yang sama. 0arena dosis setiap obat hanya sepertga dari dosis biasanya dan daya maka larutnya bahaya masing-masing kristaluria tidak saling diperke!il.
dipengaruhi,
sangat
(emberian bikarbonat tidak diperlukan lagi, !ukup dengan minum lebih dari 1,= liter air sehari selama pengobatan *$$(+13,/
a.
ulfadiazin mudah diserap dari saluran pen!ernaan, konsentrasi dalam pun!ak yang men!apai 3 R . jam setelah dosis tunggal hingga :9N dari sulfadiazin dalam darah sebagai deri2at, karena itu kelarutannya rendah dan deri2at asetilnya terdapat dalam urin , kristal urin lebih banyak ditemui setelah penggunaan sulfadiazin daripada sulfamethaHazol *&artindale + 33./
b.
ulfamerazin adalah sulfonamida kerja pendek atau singkat yang komponennya mirip sulfamethaHazol.
Baiasanya diberikan bersama sulfonamida lain atau trimetoprim. ulfamerazin adalah deri2at metil
sulfonamida dengan khasiat sama. Efek sampingnya lebih sering terjadi begitu pula bahaya kristaluria lebih besar dan sering dilaporkan kasusu perusakan ginjal. (ada penggunaan Jamun lebih sulfamerazin digunakan : dd 1 g. digunakan dengan kombinasi
sering
bersama sulfadiazin dengan dosis yang sama antara ketiganya yaitu 1.; mg *&artindale + 33,/ !. ulfadimidin adalah sulfonamida kerja pendek yang komponennya mirip sulfamethaHazol. Diserap baik pada saluran intertisinal dan sekitar -9-,9N terikat pada protein plasma. ulfadimidin telah diberikan bersama
%. H(&A H(&A atau propilenglikol eter dari metil selulosa merupakan serbuk putih sampai kekuningan se!ara kimia inerzt, tidak bereaksi dengan bahan obat, 2iskositas larutan rendah. H(&A merupakan polimer alam yang telah dimodifikasi sebagai bahan eksipien di dalam sediaan topikal maupun oral. Dibandingkan dengan metil selulosa, H(&A menghasilkan !airan jernih. H(&A juga digunakan sebagai zat pengemulsi, agen pensuspensi dan agen penstabil di dalam sediaan oral, topikal dan gel. <mumnya digunakan pada konsentrasi 9,3N - 1N pada penggunaan formulasi larutan * kripsi E2aluasi pengaruh gelling agent terhadap stabilitas fisik atau propil difusi sediaan gel minyak *&artindale + %99;/. 3. #lAl3 #lAl3 digunakan sebagai pemflok pada sediaan ini karena zat aktif bermuatan negatif *golongan sulfonamida/ maka digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu #lAl3 lalu minum tri!hlorida *Ilmu 1esep + 1::/ biji jintan hitam + %919/
&erupakan
suatu
elektrolik
yang
digunakan
sebagai
pemflokulasi se!ara luas, elektrolik ini bekerja mengurangi gaya listrik tolak menolak antara partikel membentuk flok bebas yang menjasi karasteristik dari suspensi. :. Ja. akarin akarin merupakan pemanis buatan yang biasanya terdapat dalam bentuk garamnya yaitu berupa garam natrium sakarin atau kalsium sakarin. akarin digunakan sebagai pemanis
dalam sediaan ini karena mempunyai sifat yang stabil dan nilai kalorinya rendah Ja. akarin adalah agent pemanis intens digunakan pada
produk minuman, sediaan tablet salut dan formulasi farmasetika seperti tablet, serbuk gel, suspensi, larutan dan mouth "ash juga digunakan dalam komponen 2itamin *EH!ipient + .9-/
konsentrasi 9,9= R 9,%=N *1( +11;%/ &etil paraben menunjukkan akti2itas antimikroba pada range luas sampai ,,- *EH!ipient + ::%/ .. #Ouadest
Digunakan sebagai pelarut, pemba"a dalam bentuk obat dan sediaan farmasi *EH!ipient + 33-/
#ir adalah !airan fisiologi dalam tubuh, merupakan pemba"a pada kebanyakan larutan obat *(arrot + 1;9/.
III. 1. .. <raian Bahan 1. ulfadiazin *6I Edisi III Hal =;,/ Jama 1esmi (emerian + <L6#DI#)IJ<& + erbuk putih, putih kekuningan atau putih merah jambu, hampir tidak berbau dan tidak berasa 0elarutan + (raktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol *,=/N dan dalam aseton (, mudah larut dalam asam mineral en!er dan dalam larutan alkali hidroksida 0hasiat Dosis &aH Dosis &in %. + #ntibakteri +%gR-g + 1 g R . gram
ulfamerazin *6I Edisi III Hal =;,/ Jama 1esmi (emerian + <L6#&E1#)IJ<& + erbuk atau hablur putih agak kekuningan, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak pahit, mantap di udara kalau kena
!ahaya
langsung
lambat
laun
"arna
kloroform dan dalam eter, sukar larut dalam etanol *,9N/ agak sukar larut dalam aseton (, mudah larut dalam asam mineralen!er dan larutan alkali hidroksida. 0hasiat 3. + #ntibakteri
ulfadimidin *6I Edisi III Hal =;,/ Jama 1esmi (emerian + <L6#DI&IDIJ<& + Hablur atau serbuk putih, putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa agak pahit. 0elarutan + sukar larut dalam air, dalam 1%9 bagian etanol oil *,=N/, praktis tidak larut dalam eter, larut dalam aseton, dalam minyak mineral dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat 0hasiat + #ntibakteri
:. H(&A Jama 1esmi (emerian + HID1$TI(1$(IL&E'HIL AELL<L$ # + erbuk putih atau hablur putih
0elarutan
0elarutan
HydroHyethylmethyl
selulosa
praktis tidak larut dalam air panas *di atas .9-A/, aseton, etanol *,=N/, eter, dan toluena. Larut dalam air dingin untuk membentuk larutan koloid. Inkompabilitas + 0eamanan + HydroHyethylmethyl selulosa digunakan sebagai eksipien dalam berbagai lisan dan sediaan farmasi topikal, dan umumnya dianggap sebagai bahan dasarnya tidak bera!un dan nonirritant. 0hasiat + Aoating agent, pensuspensi, pengikat
tablet, agen penebalan, agen peningkat 2iskositas. =. #lAl3 Jama 1esmi (emerian + #L<&IJI<& AHL$1ID# + (utih atau putih kekuningan, serbuk kristal, rasa manis, rasa astrigen, larutan yang asam pada lakmus 0elarutan + 1 gram dalam 9,,ml atai 1 ml alkohol, larut dalam gliserin 0hasiat .. Ja. akarin + (emflok
+ #AAH#1IJ<& J#'1I<& + erbuk hablur tidak berbau, putih atau agak aromatis, sangat manis.
0elarutan
+ Larut dalam 1,= bagian air dan dalam =9 bagian etanol *,1N/. &udah dilarutkan oleh solusi amonia en!er , alkali solusi
hidroksida , atau solusi alkali karbonat *dengan e2olusi karbon dioksida/ tabilitas + tabil di ba"ah kisaran normal kondisi dipekerjakan dalam formulasi . Dalam bentuk !urah itu menunjukkan tidak
terdeteksi dekomposisi dan hanya jika terkena suhu tinggi *1%=oA/ pada pH rendah *pH %/ selama lebih dari 1 jam tidak signifikan dekomposisi terjadi . (roduk dekomposisi yang terbentuk adalah
*amonium - o - sulfo/ asam benzoat , yang tidak manis . *:/ stabilitas berair sakarin sangat baik . akarin harus disimpan dalam "adah tertutup baik di tempat yang tempat kering. Inkompabilitas + Dapat bereaksi dengan molekul besar , sehingga endapan yang terbentuk, memiliki
!ukup , yang
ekstensif
pertengahan 1,;9-an . 0hasiat ;. &etil (araben Jama 1esmi Jama Lain (emerian + &E'HILI (#1#BEJ + Jipagin + erbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. 0elarutan + Larut dalam =99 bagian air, dalam %9 bagian air mendidih, ian etanol *,=N/ dan alam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam .9 bagian gliserol panas dan dalam :9 bagian minyak lemak nabati panas, jika diinginkan larutan tetap jernih. Inkompabilitas + #kti2itas antimikroba ðylparaben dan paraben lainnya adalah sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti sebagai polisorbat -9, sebagai akibat dari mi!ellization. Jamun, propilenglikol telah + (emanis
nonionik surfaktan dan men!egah interaksi antara methylparaben dan polisorbat -9. 'idak seperti kompatibel bentonit, dengan bahan lain,
magnesium
trisilikat,
bedak, traga!anth, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin, dilaporkan. itu juga bereaksi telah dengan
berbagai gula dan gula alkohol terkait. (enyerapan methylparaben dengan plastik juga telah dilaporkan U jumlah yang diserap tergantung pada jenis plastik dan
kendaraan. 'elah menyatakan bah"a lo"density dan high-density botol polyethylene tidak menyerap berubah methylparaben. "arna dengan
ðylparaben
adanya besi dan tunduk pada hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat . 0eamanan + ðyl paraben dan paraben lainnya se!ara luas digunakan sebagai antimikroba
penga"et dalam kosmetik dan farmasi oral dan topikal formulasi. &eskipun paraben
juga telah digunakan sebagai penga"et dalam suntikan dan persiapan mata,
mereka sekarang umumnya dianggap tidak !o!ok untuk jenis formulasi karena potensi iritasi dari paraben. ini pengalaman
terbentuk dari paraben di kulit. (arabens adalah nonmutageni!, nonteratogeni!, dan Jonkarsinogenik. ensitisasi terhadap
paraben jarang terjadi, dan senya"a ini dilakukan signifikan tidak menunjukkan photo!onta!t tingkat atau
sensitisasi 1eaksi
phototoHi!ity.
hipersensiti2itas
terhadap paraben, umumnya tertunda jenis dan mun!ul sebagai dermatitis kontak, telah dilaporkan. Jamun, mengingat
meluasnya penggunaan paraben sebagai penga"et, reaksi seperti itu relatif jarang, klasifikasi (enyimpanan + Dalam "adah tertutup baik 0hasiat + )at tambahan, )at penga"et antimikroba
+ #S<# DE 'ILL#'# + #ir uling + Aairan jernih, tidak ber"arna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
0hasiat
+ (emba"a
III. 1. ;. (erhitungan Dosis 1. ulfadiazin + - DL+ 1 g R . g - D&+ % g R - g 2. 3. ulfamerazin + DL+ 1 g R . g ulfadimidin + DL+ 1 g R . g
Sulfadiazin
2.
Sulfam#"azin
3.
Sulfadimidin
!.
$%&C
x 110 ml = 1 1 g"am
'.
AlCl3
x 110 ml = 110 mg
6.
(a.Sa)a"in
x 110 ml = 0 66 g"am
7.
&#*il %a"a+#n
x 110 ml = 0 11 g"am
8.
A,uad#-* ad 110 ml
III.1. ,. #turan (akai De"asa + etiap . jam 1 !th III. 1. 19. Aara 0erja 6ormula 1. Disiapkan alat dan bahan %. Dikalibrasi botol 199 ml 3. Ditimbang bahan satu per satu berdasarkan perhitungan bahan :. ulfadiazin, ulfamerazin, ulfadimidin digerus sampai
homogen *!ampuran I/ =. Ja. akarin dan #lAl3 dilarutkan dalam air *!ampuran II/ .. Dimasukkan !ampuran I ke dalam botol, kemudian
masukkan !ampuran II ;. H(&A dilarutkan dalam air dan masukkan dalam botol -. &asukkan metil paraben ke dalam botol dan tambahkan aOuadest samapai batas kalibrasi
,. Beri etiket dan masukkan dalam kemasan. III. %. 6$1&<L# II III. %. 1. 6ormula #sli 1/ uspensi Ibuprofen
III. %. %. 1an!angan 6ormula 'iap = ml mengandung Ibuprofen #lAl3 H(&A &etil (araben (ropilenglikol Ja. sakarin Canilin #Ouadest %N 9,1 N 1N 9,1N 1= N 9,9;= N 9,=N ad = ml
III. %. 3. &aster 6ormula Jama (roduk @umlah (roduk 'anggal (roduksi Jomor 1egistrasi Jomor Bat!h + Ibuprofen 'ransbeP uspension + 1 botol Q 199 ml + Jo2ember %913 + D'L 1399;99:33 #1 + A 39-9%.3
('. '1#J BE 6#1&# 0ode bahan I(-991 JL-99: H(-993 &(-99. (F-99% J -99= CL-99; #S-99'gl formulasi Jo2ember %913 Jama Bahan Ibuprofen #lAl3 H(&A &etil (araben (ropilenglikol Ja. sakarin Canilin aOuadest
IB<(1$6EJ '1#J BE 'gl produksi Dibuat Jo2ember %913 0egunaan )at aktif (emflok (ensuspensi (enga"et (embasah (emanis (engaroma pemba"a oleh 0lmpok IC (erdosis %N 9,1 N 1N 9,1 N 1= N 9,9;= N 9,= N #d = ml
Disetujui oleh asisten perbat!h %,% g 1.,= ml 119 mg 1199 mg 119 mg -%,= mg ==9 mg #d = ml
III. %. :. #lasan (enambahan Bahan 1. Ibuprofen &ekanisme kerja+ membran sel yang mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimia"i, fisika, atau mekanis maka enzim polifase diaktifkan untuk mengubah posfolipid menjadi asam ara!hidonat. #sam #ra!hidonat kemudian sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi enzim endoperoksi dan seterusnbya menjadi zatzat prostaglanding yang menjadi mediator nyeri dan radang serta demam. Ibu profen merupakan analgetik golongan
J #ID akan menghambat enzim siklogenase sehingga asam ara!hidonat tidak dirubah menjadi enzim
endoperoksida yang nantinya akan menjadi mediator nyeri radang dan demam. 0estabilan + stabil dalam !airan, pH 7 ;.%, sudut kontak ,1,.9 dan suhu 3;9A %. #luminium Alorida #luminium !lorida merupakan suatu elektrolit yang digunakan sebagai pemflokulasi, se!ara luas elektrolit ini bekerja mengurangi gaya listrik tolak menolak antar partikel membentuk flok bebas yang menjadi karakteristik dan suspensi flokulasi *1( + %,;/. 3. H(&A H(&A se!ara kimia tidak bereaksi dengan bahan obat, 2isikositas larutan rendah. H(&A merupakan polimer alam yang dimodifikasi sebagai bahan eksipien didalam sediaan topi!al maupun oral dibandingkan dengan metal selulosa, H(&A menghasilkan !airan jernih, digunakan sebagai pengemulsi, pensuspensi, penstabil dalam
sediaan oral, topi!al, dan gel. <mumnya digunakan pada konsentrasi 9,3 R 1 Npada penggunaan formulasi larutan *martindale+ %99;/ :. &etil (araben
Digunakan sebagai penga"et dengan konsentrasi 9,9= 9,%= N *1( +11;%/ &etal paraben menunjukkan akti2itas mikroba pada range pH yang luas sampai ,,- *eHp+::%/ =. (ropilenglikol (ropilenglikol umumnya adalah pelarut yang lebih baik daripada gliserin dan melarutkan berbagai ma!am bahan seperti kostekosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturate, 2itamin *# dan D/, kebanyakan alkaloid dan banyak obat. Dalam konsentrasi 19 N dapat meningkatkan efektifitas metil paraben sebagai anti mikroba. 0onsentrasi sebagai kosol2ent 19 R 1= N *eHp+ =,%/ .. Jatrium akarin Jatrium sakarin sangat lebih larut dibanding sakarin. 0eunggulan yaitu rasa manis kira-kira 399-.99 kali dari sukrosa. odium sakarin digunakan sebagai pemanis
untuk menutupi rasa yang kurang enak. Larutan oral 9,9;=9,. N. ;. Canillin (emilihan pengaroma kategori antibioti!, !eri naples, ma"ar, jeruk, pisang, 2anillin, kayu manis, stra"berry.
Canillin digunakan dalam larutan dengan konsentrasi 9,91 R 9,9% N *D$& + .=:/. -. #Ouadest #ir adalah !airan fisiologi dalam tubuh manusia, tidak mengherankan jika merupakan pemba"a pada
III. %. =. <raian bahan 1. Ibuprofen *6I. Ed. III + ::,/ Jama resmi 1&BB& (emerian + IB<(1$6EJ<& + A13H$.B %9.,%+ erbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau pedas lemah 0elarutan + praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, metanol,
aseton dan kloroform, sukar larut dalam etil asetat pH kestabilan (enyimpanan 0hasiat + 3,. R :,. * bersifat asam/ + pada suhu 3;9 + dalam "adah tertutup rapat + analgesi! dan antiinflamasi.
%. #lAl3 Jama 1esmi (emerian + #L<&IJI<& AHL$1ID# + (utih atau putih kekuningan, serbuk
kristal, rasa manis, rasa astrigen, larutan yang asam pada lakmus 0elarutan + 1 gram dalam 9,, ml atai 1 ml alkohol, larut dalam gliserin 0hasiat 3. H(&A Jama 1esmi (emerian 0elarutan + HID1$TI(1$(IL&E'HIL AELL<L$ # + erbuk putih atau hablur putih + 0elarutan HydroHyethylmethyl selulosa + (emflok
praktis tidak larut dalam air panas *di atas .9-A/, aseton, etanol *,=N/, eter, dan toluena. Larut dalam air dingin untuk membentuk larutan koloid. Inkompabilitas + 0eamanan + HydroHyethylmethyl selulosa digunakan sebagai eksipien dalam berbagai lisan dan sediaan farmasi topikal, dan umumnya dianggap sebagai bahan dasarnya tidak bera!un dan nonirritant.
0hasiat
+ Aoating
agent,
pensuspensi,
pengikat
tablet, agen penebalan, agen peningkat 2iskositas. :. &etil (araben Jama 1esmi inonim 1&BB& (enerian + &E'HILI (#1#BEJ<& + Jipagin + A-H-$3B1=%,%= + erbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal 0elarutan + ukar larut dalam air, larut dalam air mendidih, etanol, aseton, eter, larutan alkali hidroksida, gliserol panas dan dalam minyak lemak nabati panas. (enyimpanan 0egunaan =. (ropilenglikol Jama resmi 1& BB& (emernian + (1$(ILEJFLIA$L<& + A3H-$% B ;.,9, + Aairan kental, jernih, tidak ber"arna, rasa khas, praktis tidak berbau, + Dalam adah tertutup baik + )at tambahan, zat penga"et
0elarutan
+ Dapat ber!ampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial, tetapi tidak dapat ber!ampur dengan minyak lemak.
+ #AAH#1IJ<& J#'1I<& + natrium sakarin, sodium sakarin + erbuk hablur tidak berbau, putih, agak aromatis, sangat manis
0elarutan
+ larut dalam 1,= bagian air dan dalam =9 bagian etanol *,=N/
+ C#JILIJ + A-H.$3B 1=%,1 + 0ristal putih, atau agak kuning, serbuk dengan baud an rasa 2anila
0elarutan
+ larut dalam 199 bagian air pada %9 9 A, larut dalam air, gliserin dan al!ohol, kloroform, eter, minyak menguap,
minyak lemak, larutan alkali hidroksida. 0hasiat -. #Ouadest Jama resmi Jama lain 1& B B& (emerian + #S<# DE 'ILL#'# + #ir suling + H%$ B 1-,9 + Aairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak ber"arna. (enyimpanan 0egunaan + dalam "adah tertutup rapat. + pelarut + pengaroma dan pe"angi
Ibuprofen +
uB umur 1 thn+
uB umur 3 thn+
uB umur = thn+
uB umur ; thn+
uB umur , thn+
uB umur 19 thn+
uB umur 1% thn+
1)
Ibuprofen
2)
#luminium Alorida
3)
H(&A
4)
&etil (araben
(ropilenglikol
!)
Jatrium akarin
")
Canillin
-/ #Ouadest ad 119 ml
III. %. -. Aara 0erja 1/ &enyiapkan #lat Dan Bahan %/ &enimbang bahan yang ingin digunakan 3/ &engkalibrasi botol :/ &elarutkan metil paraben dalam air panas =/ &elarutkan H(&A dalam aOuades se!ukupnya ./ &elarutkan Ibuprofen menggunakan propilenglikol *!amp.I/ ;/ &enambahkan #lAl3, mu!ilago H(&A kedalam !ampuran I *!amp. II/ -/ &enambahkan larutan metal paraben, natrium sakarin, kedalam !ampuran II, aduk ad homogen
,/ &en!ukupkan 2olume dengan menggunakan aOuadest sampai batas kalibrasi 19/ &emasukkan kedalam "adah, kemudian menambahkan 2anillin, ko!ok ad homogen 11/ &emberikan etiket dan brosur.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IC.1 Hasil (er!obaan Berdasarkan per!obaan diperoleh hasil sebagai berikut+ (engo!okan uspensi uspensi ringan 'erdispersi (urability Baik 0eterangan &emenuhi
(ada per!obaan ini dibuat suspensi sulfadiazine dan suspensi ibuprofen. Dimana pada suspensi sulfadiazine dibuat trisulfa yang merupakan kombinasi dari sulfadiazine, sulfamerazin dan sulfadimidin dalam perbandingan dosis yang sama. Dibuat trisulfa dengan pertimbangan bahaya kristaluria dapat diperke!il. (emberian bikarbonat tidak diperlukan lagi, !ukup dengan minum lebih dari 1,= liter air sehari selama pengobatan. Berdasarkan literatur untuk sulfadiazine, sulfamerazin dan sulfadimidin ini mempunyai sudut kontak kurang dari ,9 o yaitu ;1o, .1o dan :-o sehingga tidak digunakan pembasah untuk
menurunkan sudut kontak. (embuatan suspensi sulfadiazine dibuat 199 ml dilakukan dengan men!ampurkan zat aktif terlebih dahulu hingga homogen sebagai !ampuran 1. 0emudian natrium sakarin dan #lAl3 dilarutkan dalam air *!ampuran ke %/. Lalu dimasukkan !ampuran pertama dan kedua dalam botol dan dimasukkan H(&A yang telah dilarutkan dalam air. Ditambahkan metil paraben dan aOuadest.
uspensi yang dihasilkan merupakan suspensi yang baik dan dilakukan uji organoleptik, partikel-partikel tersebar se!ara merata, dan dengan pengo!okan yang rendah endapan yang terbentuk, mudah untuk terdispersi kembali. 0endala yang dihadap dalam praktikum pembuatan
suspensi sulfadiazin ini adalah dari konsentrasi H(&A yang terlalu rendah sehingga dihasilkan suspensi dengan 2iskositas yang rendah. (ada pembuatan suspensi ibuprofen dengan kelarutan yang praktis tidak larut dalam air sehingga dibuat sediaan suspensi. Ibuprofen memiliki sudut kontak ,1 o sehingga harus digunakan pembasah untuk menurunkan sudut kontak, dalam hal ini digunakan propilenglikol. (embuatan suspensi ibuprifen dibuat dengan membasahi terlebih dahulu dengan propilenglikol lalu ditambahka #lAl3. Ditambahkan lagi musilago H(&A dan
selanjutnya metil paraben, natrium sakarin dan pengharum 2anili. Berdasarkan uji organoleptik didapatkan bah"a suspense yang dihasilkan merupakan suspense yang baik.
BAB V PENUTUP C.1 0esimpulan Dari praktek di atas dapat di simpulkan bah"a, suspensi sulfadiaszine 199 ml dengan pengo!okan ringan dapat terdispersi kembali, purabilitynya baik, hal ini menunjukkan bah"a suspense sulfadiazine memenuhi syarat suspensi. dengan pengo!okan edangkan suspensi ibuprofen 199 ml juga dapat terdispersi kembali,
ringan
purabilitynya juga baik dan juga termasuk dalam suspense yang memenuhi syarat.
C.%. aran Disarankan kepada para praktikan untuk berhati-hati dan teliti dalam melakukan praktikum agar mendapatkan hasil yang baik dan benar.