c. Virus Hepatitis B Hepatitis B terutama ditularkan melalui darah (jalur perkutan dan permukosa). Virus tersebut pernah ditemukan dalam darah , saliva , semen , serta secret vagina , dan dapat ditularkan lewat mukosa serta luka pada kulit. d. Virus Hepatitis C Dahulunya disebut hepatitis non A , non-B atau hepatitis NANB). e. Virus Hepatitis D Virus ini memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk replikasinya maka hanya penderita hepatitis B yang beresiko terkena hepatitis D.
f. Virus Hepatitis E Virus hepatitis E , yang merupakan jenis virus hepatitis terbaru yang teridentifikasi dianggap ditularkan melalui jalur fekal oral. 2. Anatomi Fisiologi Hati
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Beratnya 1200-1600 gram. Macam-macam ligamennya: Ligamentum falciformis
Ligamentum teres hepatis
3. Etiologi
a. Virus b. Bakteri (salmonella typi) c. Alkohol d. Racun (hepatoksisitas)
4.
Patofisiologi
Hepatitis atau peradangan pada jaringan hati disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : Konsumsi alkohol dimana alkohiol ini menyebabkan terjadinya penimbunan lemak dalam jumlah banyak sehingga hati membesar, rapuh dan mengalami gangguan fungsional dan terjadi kerusakan hepatosite. Virus, beberapa virus A, B, C, D, E dimana virus ini menyerang langsung pada sel hepar dan terjadi kerusakan hepatosite. Setelah itu virus terus menerus mengadakan replikasi sampai menyebabkan nekrosis jaringan.
Setelah terjadi peradangan hati ada dua hal yang terjadi, yaitu perubahan aliran darah dan perangsangan kemoreseptor hipotalamus.
4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang dominan adalah :
Fase Ikterik
Fase penyembuhan
5. Penatalaksanaan Medis
Beristirahat Nutrisi yang adekuat (Prioritas utama) Mencegah terjadinya stres lebih lanjut pada hepar dengan menghindari bahan bahan dan obat obat hepatotoksik.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium b. Radiologi
Hepatitis fulminan Hepatitis kronik persisten Hepatitis virus akut Hepatitis agresif atau kronik aktif Krsinoma hepatoseluler
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien hepatits a. Dasar Data Pengkajian 1. Aktivitas 2. Sirkulasi 3. Eliminasi 4. Makanan dan Cairan 5. Neurosensori 6. Nyeri / Kenyamanan 7. Keamanan 8. Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan 1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum penurunan kekuatan / ketahanan ; nyeri Mengalami keterbatasan aktivitas ; depresi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan : Kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik , anoreksia , mual muntah Gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan ; penurunan peristaltik , empedu tertahan. Peningkatan kebutuhan kalori / status hipermetabolik c. Perencanaan 1. Intoleransi aktivitas
Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang; batasi pngunjung sesuai kebutuhan. Ubah posisi dengan sering. Berika perawatan kulit.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedi dalam frekuensi sering.
Berikan perawatan mulut sebelum makan.
d. Implementasi Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman prosedur teknis yang telah ditentukan. e. Evaluasi Evaluasi hasil menggunakan kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada tahap perencanaan keperawatan, dilakukan secara periodik, sistematis, terencana.