Anda di halaman 1dari 14

MILD COGNITIVE IMPAIRMENT II.2.1.

Definisi Mild Cognitive Impairment merupakan suatu keadaan transisi antara kognisi pada proses penuaan yang normal dengan demensia ringan (American Psychiatric Association, 1994). Kusumoputro (2001) menyatakan seorang penyandang Mild Cognitive

Impairment adalah seseorang yang normal dalam kognisi dan inteleknya, tetapi mengalami kemunduran daya ingat, terutama daya ingat angka pendek (recent memory). Mild cognitive Impairment ini merupakan kondisi peralihan antara !ase mudah"lupa (forgetfulness) yang !isiologis dan kepikunan yang patolog Epidemiologi Pada penelitian #anadian $tudy o! %ealth and Aging, didapati angka pre&alensi dari '#( sekitar 1)*. Angka pre&alensi untuk gangguan memori yang +erhu+ungan dengan usia didapati +erkisar antara 1)* sampai ,4* (-raham dkk, 199)). $eseorang dengan '#( mempunyai resiko untuk men adi A. dengan kecepatan setiap tahunnya 10"12*, dan semakin cepat progresi!itasnya +ila '#( ini disertai dengan kelainan pada AP/014 dan hasil '2( hipokampus ($ ahrir, 1999). Pada tahun 2000 diperkirakan le+ih kurang 4,3 uta indi&idu dengan penyakit Al4heimer5s di Amerika $erikat, dan angka ini akan meningkat sampai 14 uta di tahun 2030 hal ini +erkenaan dengan meningkatnya populasi manusia lan ut usia (6ink, 2004). 6ink, (2004) menyatakan +ah7a le+ih kurang 12"13* indi&idu dengan '#( akan +erkem+ang men adi A. atau demensia lainnya pertahun di+anding dengan populasi tua normal yang hanya sekitar 1"2* sa a. Pengo+atan dini pada '#( dapat mencegah atau memperlam+at

progresi!itas men adi A..

Patogenese 8ack, dkk (1999)

melakukan studi #ross" sectional longitudinal dan dengan

memakai modalitas #9 $can, '2( dan P09 terhadap :0 penderita '#( selama ,; +ulan didapati 2) orang men adi dan uga

+erkem+ang demensia,

didapati gam+aran atro!i pada hipokampus daerah pada

amnestic '#( di+anding kontrol. Atro!i daerah terse+ut

hipokampus

dapat se+agai prediktor ke adian kon&ersi dari '#( ke A., dan uga mempunyai dengan didapati +ukti atro!i korelasi autopsi dan

neuronal loss. Price, melakukan longitudinal dkk (1999) studi dengan

mengamati seri patologi terhadap ;2 pasien (,9 tanpa demensia, 13

dengan nilai #.2 0,3 dan : dengan hasil 13 A.), dari pasien

didapati semua

dengan nilai #.2 0,3 memperlihatkan gam+aran neuropatologi se+agai A.. %asil ini mem+uktikan +ah7a

plak senile dapat terlihat pada su+ ek yang tidak terdeteksi adanya

penurunan kogniti! dan ini menegaskan +ah7a kemungkinan gam+aran neuropatologi pada A. sudah ada pada

keadaan '#(.

'enurut Atti< (200;) +ah7a penderita '#( sudah mengalami atro!i hipokampus sedang kontrol dan dera at di+anding penderita

A.. Penderita '#( ini uga telah

mengalami

peru+ahan

pada daerah meta+olik sere+ralnya serta ter adi peningkatan !rekuensi

Apolipoprotein Alel 04 yang hampir sama

dengan penderita A..

Pada longitudinal

suatu

studi oleh

$underland, dkk tahun 1999 menun ukkan

+ah7a hampir semua su+ ek dengan '#(

yang telah +erkon&ersi men adi A. mempunyai nilai tau yang tinggi di dalam sere+rospinalnya, sementara yang tidak +erkon&ersi (nonprogressive '#() cairan

le&el dari tau nya masih rendah (Petersen 2001).

Diagnosis Pada umumnya,

diagnosis Mild cognitive Impairment di+uat

apa+ila pada seseorang ditemukan +e+erapa

kriteria= ada gangguan memori, !ungsi memori a+normal dan akti&itas untuk usia

pendidikan, sehari"hari

normal, !ungsi kognisi umum normal dan tidak di umpai (Kusumoputro, 2001> 6ink, 2004). 'enurut (2004) terdapat Petersen '#( demensia

pada

gangguan

!ungsi kogniti! se+esar 0.3 "1 $. di+andingkan orang normal setelah matching

dilakukan

terhadap !aktor usia dan pendidikan. .iagnosis

'#( dapat di+agi atas 4 su+tipe klinis>

.iagnosis '#( dapat di+agi atas 4 su+tipe klinis> 1 Amnestic '#( - single domain= terdapat gangguan memori dengan tidak adanya gangguan dari area !ungsi kogniti! yang lain seperti atensi, orientasi, +ahasa dan &isuospatial. 2 Amnestic '#( - multiple domain= terdapat gangguan memori ditam+ah satu atau le+ih gangguan dari area !ungsi kogniti! yang lainnya. 3 Non Amnestic '#( " single domain= terdapat gangguan pada satu area !ungsi kogniti! tanpa adanya gangguan dari area !ungsi memori. 4 Non Amnestic '#( - multiple domain= terdapat gangguan pada dua atau le+ih area !ungsi kogniti! tanpa adanya gangguan dari area !ungsi memori. Ke empat su+tipe klinis terse+ut +er+eda dalam hal etiologi dan outcome nya. Amnestic '#( (single domain le+ih +aik dari yang multiple domain) mempunyai kemungkinan yang le+ih +esar mengalami progresi!itas men adi penyakit demensia Al4heimer. $edangkan su+tipe non-Amnestic mempunyai kemungkinan mengalami progresi!itas men adi penyakit demensia non" Al4heimer (Petersen, 2004).

?ntuk e&aluasi diagnosis dari '#( diperlukan 7a7ancara klinis terhadap pasien dan in!orman yang dapat dipercaya seperti pengasuh, pasangan hidup ataupun rekan ker a. $elain itu dilakukan pemeriksaan neurologi,

pemeriksaan status mental, test neuropsikologi, tes la+oratorium, pemeriksaan imaging dan penilaian kondisi komor+id psikiatri seperti depresi (6ink, 2004). Komplain dari gangguan memori mungkin dilaporkan sendiri oleh si pasien atau dapat uga dari orang sekitarnya yang dise+ut se+agai in!orman. @ila sudah ada komplain dari gangguan memori maka haruslah dilakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan status mental atau pemeriksaan

neuropsikologi (6ink, 2004). /leh karena '#( ataupun demensia merupakan +agian dari penyakit neurologi, maka diharuskan pemeriksaan neurologi pada penderitanya termasuk sara!"sara! kranial, re!leks"re!leks, sistem motorik, koordinasi dan pemeriksaan sensorik (6ink, 2004). @er+agai macam instrumen screening !ungsi kogniti! dilakukan untuk untuk menilai indi&idu dengan sangkaan mengalami gangguan !ungsi kogniti!, seperti Mini-Mental Status Examination, Mayo Short est of Mental Status, Cloc! "ra#ing est, Clinical "ementia $ating dan tes lainnya (6ink, 2004). Mini-Mental Status Examination (''$0) merupakan salah satu dari sekian +anyak tes yang sering digunakan secara luas untuk mendeteksi gangguan kogniti!. $ensiti!itas untuk mendeteksi '#( semakin +agus ika nilai cut-off untuk demensia yang digunakan le+ih tinggi yaitu 2;"2: dan ika

dilakukan ad%ustment terhadap usia dan pendidikan. (ndi&idu dengan skor 2;"2: harus di screen le+ih lan ut untuk '#( dengan menggunakan pemeriksaan seperti Clinical "ementia $ating ataupun Mayo Short Mental Status (6ink, 2004). Clinical "ementia $ating digunakan untuk menilai ; domain yang +erhu+ungan dengan kogniti! dan !ungsional per!orma seperti memori, orientasi, udgement dan pemecahan masalah, kegiatan komunitas, peker aan rumah dan ho+i serta pera7atan diri. Clinical "ementia $ating menggunakan 3 skala keparahan yaitu 0Anormal, 0,3A'#(B &uestiona'le dementia, 1Amild dementia, 2Amoderate dementia, ,Asevere dementia (6ink, 2004). est of

Resistensi Insulin
2 e a& e n, 1 9 : := 2 es ist e ns i in su lin m e n

II.3. KERANGKA KONSEPSIONAL

ahului onset .ia+etes tipe 2 keadaan hiperglikemi.

ipe!insulinemi

Kuusisto dkk,199,= insulin mengganggu !ungsi kogniti! mengham+at akti!itas sinap, penurunan akti!itas kolinergik dan keterli+atan meta+olisme monoamin di otak

-regg, dkk (2000) dia+etes mempunyai hu+ungan yang signi!ikan dengan !ungsi kogniti! pada le&el yang rendah

ipe!tensi

Sind!om "eta#oli$
Ca!!e dkk, 2002 = kadar yang tinggi dari D.D dan kolesterol total +erhu+ungan dengan gangguan kogniti!.

Ca!!e, 2004= hipertensi dan dia+etes telah +erperan dalam hal patogenesa terutam dari penyakit Al4heimer a demens dalam perkem+angan ia &askuler

"%I

Dislipidemi

&ni'e!sitas Sumate!a &ta!a

Anda mungkin juga menyukai