Character
Building
(CB142)
Dosen
:
Eddy
Susanto
(
D2106
)
JUDUL
:
Artikel
“Kerusakan
Alam”
dan
“Kepedulian
Manusia”
DIBUAT
OLEH
:
NAMA : Andy Christiawan
NIM : 1000842416
NO ABSEN : 7
KELAS : 07POM
Universitas
Bina
Nusantara
Jakarta
1. Carilah
Lima
artikel
tentang
Kerusakan
Alam
yang
diakibatkan
oleh
ulah
manusia,
dan
berikan
komentar
anda
untuk
setiap
artikel
yang
anda
buat.
Artike
dapat
bersumber
pada
(
Koran,
Majalah,
Internet
dsb
)
2. Carilah
Lima
artikel
tentang
Kepedulian
Manusia
terhadap
kerusakan
alam,
dan
berikan
komentar
anda
untuk
setiap
artikel
yang
anda
buat.
Artike
dapat
bersumber
pada
(Koran,
Majalah,
Internet
dsb)
2
Kerusakan
Alam
1 500 Hektar Hutan NTB Kritis SABTU, 26 SEPTEMBER 2009
"Hutan yang kritis itu berada di dalam kawasan hutan dan di luar
kawasan hutan, sehingga sumber mata air di NTB berkurang
drastis dari 700 sumber mata air kini tinggal sekitar 200 sumber
mata air," kata Kepala Dinas Kehutanan NTB, Ir. Harina di
Mataram, Sabtu (26/9).
Oleh karena itu, sejumlah daerah di NTB dikhawatirkan akan mengalami kekeringan, sehingga pemerintah
dengan berbagai upaya terus mencegah kerusakan hutan sekaligus melakukan penghijauan.
"Pemerintah juga berupaya mencegah semakin berkurangnya sumber mata air dengan melakukan
pembinaan kepada masyarakat," katanya.
Sekarang, ada sekitar lima pengusaha yang akan melakukan investasi di bidang kehutanan dengan luas areal
lebih dari 25.000 hektare, termasuk hutan tanaman industri.
Selain itu, kegiatan penambangan, terutama di aliran sungai juga dibatasi, karena sejumlah limbah tambang
yang terbuang ke sungai membuat sungai menjadi dangkal dan airnya macet.
"Yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan penghijauan di berbagai kawasan hutan dan sabuk‐sabuk
hijau bendungan yang ada di NTB, dengan menanam berbagai jenis pohon yang banyak menyimpan air
seperti pohon bunut atau beringin, guna memenuhi kebutuhan air bersih," katanya.
Air bersih marupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang mendesak, karena cakupan air bersih, terutama
di pedesaan, hingga kini baru tersedia sekitar 30 persen, sementara di perkotaan layanan air bersih juga baru
ada 60 persen.
"Layanan air bersih untuk perkotaan diambil dari berbagi sumber mata air seperti di Narmada dan hutan
Suranadi, Lombok Barat berjarak sekitar 30 kilometer ke arah timur Mataram," katanya.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/26/09555181/500.hektar.hutan.ntb.kritis
Komentar :
Percuma saja jika melakukan penghijauan (penanaman) saja tanpa merawatnya. Dalam hal ini,
bukan pemerintah yang bertanggung jawab, kita semua sebagai mansyarakat yang berada didaerah
tersebut haruslah ikut melestarikan dengan cara merawatnya.
3
2
24
Pulau
di
Indonesia
Hilang,
Ribuan
Lainnya
Terancam
JUMAT,
2
OKTOBER
2009
Freddy menyatakan, ke‐24 pulau ini hilang akibat tsunami Aceh pada 2004, abrasi, dan kegiatan
penambangan pasir yang tidak terkendali. Pulau‐pulau ini di antaranya Pulau Gosong Sinjai di NAD akibat
tsunami, Mioswekel di Papua akibat abrasi, dan Lereh di Kepulauan Riau akibat penambangan pasir.
Pemanasan global, ucapnya, menjadi ancaman paling konkret dan berbahaya bagi pulau‐pulau lain di Tanah
Air.
Menurut analisis bersama Departemen Kelautan Perikanan RI dan PBB, pada tahun 2030, sekitar 2.000 pulau
kecil di Indonesia akan lenyap. "Saya punya list‐nya, tetapi tidak bisa diungkapkan di sini," ujarnya. Dikatakan
Freddy, kenaikan permukaan laut bisa mencapai lebih dari 2 meter jika tidak ada penanganan serius dalam
menghentikan laju pemanasan global.
Tidak hanya di pulau‐pulau kecil, dalam simulasi dampak perubahan iklim, sebagian wilayah pesisir utara
Jakarta akan tenggelam. "Bandara Soekarno‐Hatta pun akan tenggelam jika tidak ada upaya serius
mengurangi laju pemanasan global. Percaya sama saya, adik‐adik sekalian kalau masih hidup di masa itu
suatu hari akan mengingat omongan saya ini," ujarnya.
Ancaman tenggelamnya pulau akibat kenaikan permukaan laut, ucapnya, bukanlah isapan jempol. "Sekarang,
telah betul‐betul terjadi," ucapnya memberikan contoh negara Kepulauan Kiribati dan Tuvalu. "Presiden
Kiribati telah meminta warga dunia untuk menampung warganya karena 'negeri' mereka telah hilang,"
tuturnya. Warga‐warga dari negara yang berada di Samudra Pasifik ini telah ditampung di Australia dan
Selandia Baru.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/10/02/12185635/24.pulau.di.indonesia.hilang.ribuan.lainnya.terancam
Komentar :
Hilangnya pulau‐pulau di Indonesia beberapa disebabkan karena alam yaitu tsunami, abrasi, dan
kejadian‐kejadian alam lainnya yang mustahil untuk di tolak oleh manusia. Namun beberapa factor
lain pendukung hilangnya pulau yaitu penambangan pasir. Pemerintah harus memberikan sanksi
yang tegas, memberikan pemetaan wilayah‐wilayah mana saja yang dapat dilakukan
penambangan. Jangan hanya mengejar pemasukan uang kas Negara saja karena lambat laun, alam
akan rusak jika titik keseimbangannya sudah tidak diperhatikan lagi.
4
3
Pemanasan
Global
Timbulkan
Bencana
KAMIS,
24
SEPTEMBER
2009
Kepedulian terhadap dampak kesehatan itu disuarakan belasan
profesional yang tergabung dalam organisasi bidang kesehatan
di dunia. Mereka menyatakan keprihatinannya, antara lain
melalui publikasi dalam jurnal The Lancet dan British Medical
Journal, baru‐baru ini.
Keprihatinan itu diutarakan terkait Pertemuan Para Pihak Ke‐15 (COP‐15) Konferensi PBB tentang Perubahan
Iklim (UNCCC) di Kopenhagen, Denmark, Desember mendatang.
Dalam publikasi itu, para dokter dan profesi kesehatan lain berpandangan, kegagalan mencapai kesepakatan
dalam negosiasi perubahan iklim di Kopenhagen akan mendatangkan bencana kesehatan global. Negara‐
negara tropis yang sebagian besar negara berkembang, dengan kondisi kesehatan yang sudah
memprihatinkan, akan menerima akibat yang paling besar.
Berbagai penyakit
Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Depkes Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, I Made Jaya, pekan lalu, pemanasan global merupakan akibat dari rangkaian fenomena yang saling
kait, antara lain pertambahan penduduk, peningkatan permintaan sumber daya alam, industrialisasi,
konsumsi BBM, emisi, peningkatan suhu, mencairnya es, makin tingginya uap air, dan perubahan arah angin
muson.
Dia mencontohkan, dengan pemanasan global, amplitudo suhu makin besar. Di siang hari, suhu dapat lebih
panas dan lebih dingin di malam hari, tergantung daerahnya. Kondisi itu saja menyebabkan daya tahan tubuh
rawan menurun sehingga manusia mudah terjangkit penyakit.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, makin merebaknya penyakit akibat perubahan musim. ”Dulu, cacar air
biasanya pada September dan Oktober. Masuk musim hujan, pertumbuhan jamur dan virus makin mudah.
Namun, kini, sepanjang tahun terdapat kasus itu,” ujarnya.
Kelangkaan sumber air akibat ketidakteraturan musim dan kegagalan manajemen air akan berpengaruh
terhadap kelangkaan pangan dan penyakit kurang gizi. Agen penyakit juga gampang bermutasi. Hal ini,
misalnya, terlihat dengan kemunculan kasus flu burung dan influenza A (H1N1). Virus corona, misalnya,
bermutasi sehingga menyebabkan SARS.
Banyak kawasan menghangat sehingga parasit pembawa penyakit, seperti nyamuk, menyebar ke daerah baru
yang tak siap dengan kedatangan pembawa penyakit itu.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/24/07461388/pemanasan.global.timbulkan.bencana
5
Komentar
:
Pemanasan global merupakan akibat dari rangkaian fenomena yang saling kait, antara lain
pertambahan penduduk, peningkatan permintaan sumber daya alam, industrialisasi, konsumsi
BBM, emisi, peningkatan suhu, mencairnya es, makin tingginya uap air, dan perubahan arah angin
muson.
Hal ini mustahil kita hilangkan mengingat faktor‐faktor tersebut merupakan rangkaian kehidupan
yang dijalani manusia. Kita hanya dapat mencari alternatif lain dalam mengurangi pemanasan
global tersebut. Misalnya dalam Industrialisasi dan konsumsi BBM, hedaknya kita menggukanan
alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan seperti Tenaga Surya misalnya.
Kemudian terhadap permintaan sumber daya alam, hedaknya kita menggunakan secara bijak. Tidak
menggunakan kertas secara boros (menggunakan kertas daur ulang), mengolah limbah kayu
menjadi barang yang berguna kembali, mengurangi penggunaan plastik (dengan begitu produsen
plastik akan melakukan produksinya dan memanfaatkan plastik daur ulang juga).
Kepadatan penduduk juga dapat diatasi dengan cara menekan pertumbuhan penduduk atau
melakukan transmigasi (seperti yang pernah dilakukan pemerintah beberapa puluh tahun silam).
Jadi memberikan kesempatan di daerah‐daerah lain, sehingga tidak menumpuk di kota Jakarta ini.
6
4
Es
Greenland
Mencair
Lebih
Cepat
SENIN,
21
SEPTEMBER
2009
Komentar :
Pemanasan Global banyak disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya yaitu menipisnya
lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon ini disebabkan oleh pabrik‐pabrik yang membuang limbah
beracun ke udara dan efek rumah kaca.
Organisasi Dunia sudah saatnya memberikan pendekatan kepada setiap Negara‐negara anggotanya
untuk peduli terhadap dampak dari pemanasan global ini dan meminta mereka mengatur secara
tegas terhadap pabrik‐pabrik dan bangunan rumah kaca yang ada di dalam negaranya masing‐
masing.
Sampai saat ini, Negara‐negara maju hanya menggembor‐gemborkan “Global Warming” namun
tetap malakukan hal yang justru memicu pemanasan global itu sendiri.
Saya mengambil contok Amerika dan German yang merupakan Negara industri besar yang berarti
merupakan penyumbang pemanasan global yang tidak sedikit!
7
5
“Global
Warming”
Telah
Menggeser
Musim
Hujan
JUMAT,
24
JULI
2009
Komentar :
Menurut saya, cara yang saat ini dapat kita lakukan adalah dengan melakukan penanaman pohon
dibeberapa daerah resapan air. Pohon dapat mengurangi kadar CO2 didalam udara sehingga dapat
mencegak adanya pemanasan global.
Hal ini tidak terasa bila hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja, kita semualah yang
bertanggung jawab dan harus andil dalam usaha ini. Masyarakat Indonesia begitu banyak, jika 1
orang menanam 1 pohon, dengan begitu kita berperan besar dalam usaha pencegahan Pemanasan
Global.
8
Kepedulian
Manusia
1 Wah...Indonesia Berpotensi Kembangkan Bioetanol JUMAT, 25 SEPTEMBER 2009
"Bahkan di masa depan, konversi bahan bakar ke bioetanol dapat menjadi solusi terhadap semakin
menipisnya kandungan minyak bumi," ujar Teddy.
Menurutnya, bioetanol dapat menjadi pilihan dalam mengurangi kerusakan lingkungan sebagai efek samping
berkembangnya dunia industri dan transportasi. Dia mengatakan, ada beberapa kelebihan yang dimiliki
bioetanol dibanding bahan bakar bensin, antara lain karena proses produksi lebih ramah lingkungan dan
melibatkan penanaman tumbuhan yang menyerap karbon dioksida di atmosfer. Selain itu, pemakaian
bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, lanjut Teddy, lebih ramah lingkungan karena
menghasilkan polusi yang lebih sedikit.
"Bioetanol juga memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bensin sehingga jika dicampurkan pada
bensin dengan komposisi tertentu bisa memperbaiki kinerja mesin," katanya.
Dia menambahkan, tingginya angka oktan bioetanol memiliki pengaruh yang bagus terhadap emisi gas buang
mesin. Angka oktan yang tinggi menyebabkan pembakaran di dalam mesin berlangsung lebih sempurna
sehingga hasil pembakaran yang tidak sempurna berupa karbon monoksida dan hidrokarbon tak terbakar
lainnya berkurang.
"Pencampuran bioetanol pada bensin berdasarkan hasil pengujian terbukti menyebabkan turunnya polusi
karbon monoksida dan hidrokarbon tak terbakar dari mesin bensin," katanya.
Bioetanol, katanya, merupakan salah satu jenis bahan bakar terbarukan. Bahan bakar ini dapat diproduksi
dari berbagai jenis produk pertanian atau perkebunan, seperti tebu, singkong, beras, gandum, sorgum,
kentang, jagung, dan buah‐buahan. "Selama kita masih bisa bercocok tanam, selama itu pula kita bisa
mengolah aneka produknya menjadi bioetanol," katanya.
Namun, Teddy mengakui, bioetanol memang mempunyai kelemahan yang bersifat teknis. Kelemahan itu
muncul karena bahan bakar tersebut memiliki kandungan energi yang lebih rendah daripada bensin. "Jalan
keluar untuk mengatasi kelemahan itu sudah ada, tim kami tertarik melakukan penelitian dalam upaya
mengatasi kelemahan teknis bioetanol agar bahan bakar itu dapat dimanfaatkan lebih maksimal di masa
depan," katanya.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/25/13125661/wah...indonesia.berpotensi.kembangkan.bioetanol
9
Komentar
:
Saya setuju terhadap pengembangan bioetanol ini. Karena proses produksi lebih ramah lingkungan
dan melibatkan penanaman tumbuhan yang menyerap karbon dioksida di atmosfer disamping itu
pemanfaatan bioetanol menghasilkan polusi yang sedikit karena termasuk bahan bakar ramah
lingkungan, ini juga dapat membantu para kaum petani. Karena mereka dapat tetap bercocok
tanam dan mengolah aneka produknya menjadi bioetanol.
10
2
Energi
Alternatif
dari
Minuman
Tuak
MINGGU,
6
SEPTEMBER
2009
Menurut dia, anggota masyarakat, kepala desa, tokoh masyarakat yang daerahnya menjadi sentra penghasil
tuak yang asalnya dari pohon nira, antara lain di Kecamatan Plumpang, Palang, Tambakboyo dan lainnya,
datang langsung ke kantornya untuk ikut mempelajari pemrosesan tuak menjadi etanol.
Uji coba tuak menjadi etanol hingga sekarang ini masih terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang
ingin mempelajari teknis cara pemrosesannya. "Pelaksanaan uji coba dilaksanakan di kantor kami," katanya.
Teknisnya, tuak sebanyak 10 liter dicampur dengan gula jawa, setelah dilakukan fermentasi selama tujuh hari
dan disuling, menghasilkan 2 liter etanol.
Menurut dia, biaya produksi tuak 10 liter tersebut diperhitungkan sebesar Rp 15.000 dan menjadi 2 liter
etanol yang harga jualnya mencapai Rp 17.500.
"Pengembangannya bergantung masyarakat sebagai penghasil tuak di Tuban, " katanya. Di Tuban terdapat
sekitar 4.000 pohon nira yang hasilnya bisa diambil menjadi tuak.
Sementara itu, lanjutnya, Bupati Tuban Haeny Relawati merekomendasikan agar proses uji coba tuak menjadi
etanol masuk dalam kurikulum pendidikan.
"Setelah uji coba yang kami lakukan, rekomendasi dari Bupati Tuban, proses tuak menjadi etanol masuk
dalam mata pelajaran kurikulum lokal," katanya.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/06/07520355/energi.alternatif.dari.minuman.tuak
Komentar :
Ini merupakan pemanfaatan lain terhadap tuak. Alternatif pembuatan etanol dengan bahan dasar
tuak dapat membantu masyarakat penghasil tuak dibidang ekonomi.
Saya lihat dari artikel diatas biaya produksi tuak 10 liter menjadi etanol sebanyak 2 liter, mereka
dapat meraih keuntungan sebanyak Rp.2.500.
Jika dilakukan pengembangan lebih lanjut, produksi tuak ini akan memberikan kesejahteraan untuk
seluruh masyarakat penghasil tuak di Tuban.
11
3
Aqua
Rancang
Proyek
"WASH"
di
NTT
SELASA,
14
JULI
2009
Menurut Troy, program tersebut merupakan prakarsa konsep pemasaran berdimensi sosial (cause related
marketing). Program yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ribuan keluarga di seluruh penjuru
negeri di Indonesia.
"Kami mengakui bahwa kami belum bisa menyediakan sumber‐sumber air bersih, untuk itu kami
menggandeng ACF untuk mencari lokasi‐lokasi tersebut demi memberi dukungan penyediaan air bersih ini di
NTT," ujar Troy.
Action Contre La Faim (ACF) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat dari Perancis. ACF inilah yang akan
melakukan penelitian untuk mencari cadangan sumber‐sumber air bersih di NTT.
Terkait hal itu, Troy menampik bahwa program ke NTT ini bukan untuk mencari sumber air baru untuk
mendukung potensi bisnisnya ke depan.
"Nantinya, berdasarkan penelitian itu kami bisa menyediakan sanitasi agar selanjutnya masyarakat dapat
meneruskan program ini dan bisa tetap hidup dengan air sehat," ujarnya.
Program WASH pertama telah berhasil dilakukan pada September 2009 lalu. Dari program pertama tersebut,
sekitar 19.000 jiwa di 4 kecamatan di kabupaten TTS dapat memiliki akses yang lebih baik terhadap air bersih
dan sebuah kehidupan yang lebih sehat.
"Untuk putaran kedua yaitu 2009‐2011 akan ditargetkan beberapa desa lagi di NTT, secara keseluruhan
sekitar 35.000 jiwa akan mendapat manfaat dari program ini," tuturnya.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/07/14/16104224/aqua.rancang.proyek.wash.di.ntt
Komentar :
Program WASH ini bermanfaat bagi saudara‐saudara kita di NTT khususnya bagi mereka yang
kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Dengan adanya air bersih yang mereka dapatkan,
otomatis kehidupan masyarakat sekitarpun akan lebih baik ditinjau dari segi kesehatannya.
12
4
Beda
Suhu
Laut
untuk
Pembangkit
Listrik
KAMIS,
12
FEBRUARI
2009
Rektor Universitas Darma Persada ini juga menjelaskan, beda suhu laut yang dibutuhkan hanya 15 derajat
celsius antara permukaan dan bagian kedalaman laut yang berkisar 500 meter sampai 1.500 meter. Dengan
suhu permukaan laut yang relatif konstan di wilayah tropis setinggi 24 derajat celsius itu dapat dimanfaatkan
untuk menciptakan sistem fluida kerja dari amoniak cair.
Pada suhu 24 derajat celsius, amoniak cair akan mendidih dan menghasilkan tekanan yang dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin penghasil listrik. Rangkaian teknologi ini kemudian dikenal sebagai
OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
Secara terpisah, Yasser Rahman selaku pihak swasta yang akan mengembangkan teknologi OTEC di Mamuju
menyatakan, kapasitas produksi listrik yang direncanakan mencapai 100 megawatt. ”Produk utamanya nanti
bukan listrik, tetapi hidrogen. Sekarang masih dalam proses studi kelayakan,” kata Yasser.
Menurut dia, Mamuju berada di Selat Makassar yang memiliki jalur perairan internasional. Sasaran produksi
hidrogen mengantisipasi kebutuhan sumber energi ramah lingkungan di masa mendatang dengan teknologi
fuel cell atau sel bahan bakar yang menghasilkan air murni.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/02/12/10113126/beda.suhu.laut.untuk.pembangkit.listrik
Komentar :
OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) merupakan system Pembangkit Listrik baru yang sedang
dikembangkan. Dari apa yang saya baca artikel diatas, ini memanfaatkan suhu laut untuk
menggerakkan turbin penghasil listrik.
Semoga saja ini bukan cara ekploitasi alam secara besar‐besaran dibidang Teknologi, namun
merupakan alternatif baru dalam pembangkit listrik dengan memanfaatkan laut.
13
5
BPPT
Ciptakan
Hujan
Buatan
di
17
Wilayah
RABU,
2
SEPTEMBER
2009
Menurut Heru, wilayah Kalimantan disusul Sumatera, terutama kawasan Riau, merupakan wilayah prioritas
untuk menciptakan hujan buatan. Tujuannya untuk memadamkan titik‐titik panas yang muncul kembali
akhir‐akhir ini. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada awal pekan ini
hujan di beberapa wilayah Indonesia berkurang karena masa Osilasi Madden‐Julian (MJO), yang
menimbulkan hujan, sudah lewat. Selama dua pekan sebelumnya dampak MJO mendatangkan hujan,
terutama di wilayah Kalimantan dan Sumatera, memadamkan titik‐titik panas yang ada.
Osilasi MJO ini memiliki periode berulang 40‐50 hari khusus di kawasan Samudra Hindia. Kepala Pusat
Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian mengatakan, fenomena MJO akan menghilang
ketika El Nino menguat. Pada November 2009 dan Januari 2010, El Nino diprediksikan menguat, dan awal
musim hujan 2009‐2010 diperkirakan akan mundur.
Secara terpisah, Deputi Peningkatan Infrastruktur pada Kementerian Negara Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal Agus Dasuki mengatakan, untuk mengatasi kekeringan di beberapa wilayah, pada tahun
2009 ditargetkan akan ada pemasangan pompa tenaga surya. Dua lokasi dari 11 lokasi pemasangan adalah
Kulon Progo (Yogyakarta) dan Wonogiri (Jawa Tengah). Lokasi‐lokasi lainnya berada di Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur, kemudian di beberapa wilayah Sulawesi.
”Pemasangan pompa tenaga surya ini hanya sedikit, hanya bersifat stimulan supaya dapat diikuti pemerintah
daerah ataupun pihak‐pihak lainnya untuk mengatasi kelangkaan air pada musim kemarau,” kata Agus.
Alokasi anggaran untuk sistem pompa tenaga surya beserta sistem distribusinya, menurut Agus, menelan
biaya sampai Rp 1 miliar. Pompa tenaga surya diharapkan bisa untuk menaikkan air dari kedalaman tanah
maksimal 90 meter dan menyuplai air bersih 20‐60 meter kubik per hari.
Selain pompa tenaga surya yang menggunakan teknologi pengeboran tanah dan pemompaan air tersebut,
menurut Agus, institusinya juga menerapkan teknologi pengolahan air sungai. Kemudian dengan pompa pula,
air itu didistribusikan kepada masyarakat. ”Program pengolahan air sungai menjadi air bersih hanya
dilaksanakan di Sorong, Papua Barat. Ini juga sebagai stimulan bagi wilayah lainnya untuk mengatasi
kelangkaan air bersih,” ujar Agus Dasuki.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/02/07584843/bppt.ciptakan.hujan.buatan.di.17.wilayah
14
Komentar
:
Hujan buatan bermanfaat besar bagi wilayah yang merupakan daerah kering/tandus. Dengan
adanya hujan buatan, wilayah tersebut kembali di basahi dan subur.
Saya setuju dengan langkah ini karena mengangkat kembali potensi‐potensi alam yang ada pada
wilayah‐wilayah yang selama ini kering.
Pompa air bertenaga surya pun sangat bangus. Karena bersifat ramah lingkungan dan
memanfaatkan alternatif tenaga listrik melalui panas matahari. Hasil pompa air itupun dapat
menyuplai air bersih ke pada seluruh masyarakat disekitar untuk dimanfaatkan.
15