Anda di halaman 1dari 4

SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013

ISBN:978-602-8047-80-7

Karakteristik Klorofil Pada Daun Kacang Panjang (Vigna Sinensis) sebagai Dye-Sensitized Solar Cells
Anita1, Boisandi1, Nurussaniah1, Cari2, Agus supriyanto2, Risa Suharyana2
1

Anita_ummufaqih@rocketmail.com Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Fisika UNS 2 Dosen Pascasarjana Ilmu Fisika UNS Jln. Ir Sutami Surakarta

Abstrak - Kacang panjang (Vigna sinensis) dapat digunakan sebagai sumber material sensitizer dalam DSSC. Kacang panjang memiliki kandungan kadar klorofil sebesar 103.4161 mg/L. Karakteristik Uv-Vis Spektrokopi diperoleh puncak panjang gelombang terletak pada 455nm dan 640nm. Hasil pengukuran pada rangkaian terbuka diperoleh arus (Isc) sebesar 23A dan tegangan terbuka (Voc) diperoleh sebesar 561mV dan rapat arus (Jsc) masih relative kecil yaitu 10.22 A/cm2. Besar efisiensi konversi hanya mencapai 2 x 10-3 %. Kata kunci : Vigna sinensis, DSSC, Klorofil, UV-Vis Spektrokopis

I. PENDAHULUAN Sel surya merupakan sumber energi alternatif ramah akan lingkungan, hal ini senada dengan isu-isu yang sedang berkembang saat ini oleh pemerhati lingkungan dalam upaya menyelamatkan dunia dari efek pemanasan global. Efisiensi perangkat sel surya sangat dipengaruhi oleh suhu dan kualitas pencahayaan, intensitas cahaya dan distribusi spektral serta absorbansi bahan [3,5]. Pewarna alami sensitif terhadap matahari (DSSC) memanfaatkan efek fotoelektrokimia pada pewarnaan dalam sejumlah bahan terutama pada bahan organik. Dye yang terserap ke dalam permukaan semikonduktor, akan menyerap cahaya yang tampak dengan bantuan proses transpor elektron dari reaksi redoks sebuah elektrolit [1,5, 6]. Efisiensi sebuah dye tergantung pada seberapa banyak partikel-partikel yang terdispersi antarlapisan permukaan semikonduktor, transportasi electron serta pemisahan muatan listrik pada lebar celah pita semikonduktor nanokristalin dari sebuah materi yang kemudian akan menghasilkan sumber energi listrik [3,4,7]. Selain itu, ketebalan suatu

permukaan semikonduktor juga mempengaruhi penyerapan molekul dye ke permukaan semikonduktor secara langsung serta dalam berhubungan langsung dengan elektrolit redoks [3,6]. Penggunaan dye sebagai material sensitizer memiliki keunggulan diantaranya, ketersediaan di alam yang melimpah dan mudah didapatkan, biaya operasional yang rendah, serta proses ekstraksi dalam pewarna organik dapat dilakukan dengan prosedur yang sangat mudah dan sederhana dengan pelarut organik yang harganya relatif murah dan tanpa perlu pemurnian yang lebih lanjut [2,9]. Dye yang sering digunakan sebagai pewarna alami adalah klorofil. Klorofil memiliki puncak pada panjang gelombang 420 nm dan 560 nm [7]. Pada makalah ini, pewarna alami diperoleh dari proses ekstraksi daun kacang panjang (vigna sinensis) dengan pelarut aseton dengan grafit pensil sebagai counter elektroda sebagai katalis dalam meningkatkan level energi pada pita konduktif lapisan semikonduktor dan membantu elektron dari sebuah dye untuk mencapai level energi yang lebih tinggi lagi [8]. Pengujian karakteristik spektrokopis penyerapan cahaya dari larutan hasil ekstraksi menggunkan

LPF1353-1

SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013

ISBN:978-602-8047-80-7

spektrometer UV Visible dan pengukuran arus-tegangan menggunakan konduktiviti meter dari sebuah prototipe DSSC. Pendeposisian pasta TiO2 dilakukan dengan teknik slip casting. II. METODE PENELITIAN Pada eksperimen ini, proses pertama yang dilakukan adalah proses ekstraksi bahan alam yang akan digunakan sebagai dye. klorofil alam diperoleh dari proses ekstraksi tumbuhan kacang panjang pada bagian daunnya. Sebelum digunakan daun kacang panjang dicuci terlebih dahulu menggunakan air bersih (air suling) kemudian dikeringkan agar kandungan airnya berkurang. Daun kacang panjang yang telah bersih ditimbang sebanyak 5 gram menggunakan neraca digital kemudian dihaluskan dengan mortar. Pelarut yang digunakan adalah aceton sebanyak 25 ml (perbandingan daun kacang panjang dan aseton adalah 1:5). Kedua bahan diaduk menggunakan magnetic stirer selama 30 menit dengan kecepatan 300rpm. Setelah proses pengadukan dilakukan, larutan didiamkan selama 24 jam. Larutan yang ada kemudian disaring menggunakan kertas saring Wheatmen # 42 untuk memisahkan antara komponen-komponen dedaunan yang masih kasar (ampas). Kedua adalah proses persiapan dyesensitized solar cells . Langkah pertama pada proses ini adalah mencuci kaca subtrat FTO (Fluor-doped tin oxide) yang berukuran 2.5 x 2.5 cm dengan deterjen. Kemudian dicuci kembali dengan etanol pada ultrasonic cleanner selama 10 menit. Kaca subtrat FTO yang sudah bersih kemudian dikeringakan menggunakan hairdyer. Langkah kedua adalah menyiapkan pasta TiO2 anatase. Sebanyak 3.5 gram TiO2 anatase ditambah dengan 15 ml etanol diaduk selama 30 menit. Setelah terbentuk pasta TiO2, kemudian pasta TiO2 tersebut dideposisikan pada subtrat kaca FTO yang berukuran 1.5 x 1.5 cm dengan metode slip casting. kaca subtrat kemudian dipanaskan pada suhu 4000C selama 10 menit menggunakan hoteplate. Setelah dingin, kaca yang telah dilapisi TiO2 kemudian direndam dengan larutan dye

hasil proses ekstraksi selama 24 jam. Adapun elektrolit yang digunakan berupa campuran antara 0.8 gr KI dan 10ml Polyethylene Glycol (PEG) serta 0.127gr I2 dan 10ml Polyethylene Glycol (PEG). Counter electroda yang dipergunakan adalah grafit. Proses ketiga adalah pengukuran. Pada penelitian ini, karakteristik pengukuran spektrum absorbansi digunakan Spectrofometer UV Visible Shimadzhu 1601 PC pada keadaan terang dengan bantuan lampu halogen 100 watt pada intensitas 1160 watt/m2. Sifat kelistrikannya diukur menggunakan rangkaian pengukuran arus-tegangan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel klorofil yang digunakan berasal dari proses ekstraksi daun kacang panjang (Vigna sinensis) pada pelarut aseton.. Pada Gbr.1, dapat dilihat bahwa terdapat dua puncak gelombang, yaitu pada panjang gelombang 430 nm dan pada 640 nm. Serapan maksimum yang diperoleh tersebut mendekati panjang gelombang pada lietratur [1]. Warna hijau pada klorofil yang dihasilkan berada pada spektrum panjang gelombang cahaya tampak hijau yang berada pada kisaran panjang gelombang 495 570 nm. Hasil spektrum absorbansi dari pengukuran karakteristik sampel klorofil alam tersebut, sehingga masih ada pengaruh unsur-unsur yang lain, diantaranya flavone, carotene, xanthophyll, and rhein [9]. Oleh karena itu dapat dikaji lebih mendalam dalam penelitian selanjutnya. Berdasarkan data hasil absorbansi, dapat pula dihitung besar kadar klorofil pada daun kacang panjang dengan pelarut aseton. Persamaan (1) merupakan prinsip dari gross dalam menghitung besar kadar klorofil pada suatu bahan. Besar kadar klorofil pada hasil ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Gbr.2 disajikan kurva arustegangan dari larutan klorofil daun kacang panjang. Pada Table 2 dapat dilihat bahwa pengukuran larutan klorofil dari ekstrak daun kacang panjang dengan pelarut aseton pada tegangan terbuka (Voc) dihasilkan sebesar 561 mV dengan besar arus pada tegangan terbuka tersebut (Isc)

LPF1353-2

SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013

ISBN:978-602-8047-80-7

masih relative kecil yaitu 23 mikroampere (A). Besar rapat arus pada luasan 1.25 cm2 hanya sebesar 10.22 A/cm2. Sehingga nilai efisiensi konversi energi poto elektrokimianya baru mencapai 2 x10-3 %.

Gbr.2. Kurva arus-tegangan daun kacang panjang

IV KESIMPULAN Kacang panjang (Vigna sinensis) dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam DSSC. Kacang panjang memiliki kandungan kadar klorofil sebesar 103.4161 mg/L. Karakteristik Uv-Vis Spektrokopi diperoleh puncak panjang gelombang terletak pada 430nm dan 640nm. Hasil pengukuran pada rangkaian terbuka diperoleh arus (Isc) sebesar 23A dan tegangan terbuka (Voc) diperoleh sebesar 561mV dan rapat arus (Jsc) masih relative kecil yaitu 10.22 A/cm2. Besar efisiensi konversi energi poto elektrokimia hanya mencapai 2x10-3 %.

Gbr.1. Spektrum absorbansi daun kacang panjang dan aseton Tabel 1. Kadar Klorofil Daun Kacang Panjang Dengan Pelarut Aseton

Bahan Daun Kacang Panjang + Aseton

Absorbansi (645 nm) 3.71775

Absorbansi (663 nm) 3.53087

Kadar Klorofil (mg/L) 103.4161

Kecilnya arus keluaran yang dihasilkan dikarenakan oleh resistansi pada lapisan elektroda semikonduktor TiO2 dan elektrolit polimer yang digunakan masih relatif besar. Besarnya resistansi ini mengakibatkan jumlah elektron yang mengalir dalam rangkain masih kecil. Hal ini terjadi karena besarnya hambatan yang harus dilalui oleh elektron yang diinjeksi dari dye pada lapisan semikonduktor TiO2. Selain itu, belum optimalnya fungsi dye dan injeksi elektron ke lapisan semikonduktor TiO2. mg/L = 20.2 . A645 nm + 8.02 . A663nm (1)
Tabel 2. Poto Elektrokimia Daun Kacang Panjang Pada Pelarut Aseton Bahan Daun Kacang Panjang 561 23 10.22 2 x 10-3 Voc (mV) Isc (A) Jsc (A/cm )
2

UCAPAN TERIMA KASIH Kepada LPPM karena penelitian ini merupakan bantuan LPPM Pogram hibah Pascasarjana Ilmu Fisika Universitas Sebelas Maret No.2345/UN27.16/PN/2012 dan Laboratorium Fisika Material Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
DAFTAR PUSTAKA [1] Aduloju, KA. 2012. Utilization of Natural Morinda Lucida as Photosensitizers for dye-sensitized solar cell. Scholars Research Library 4 (I) : 419425 [2] Aduloju, KA, and Shitta, MB. 2012. Dye sensitized solar cell using natural dyes extracted from red leave onion . International Journal of the Physical Sciences Vol. 7(5): 709-712 [3] Ceng,L.Y. 2011 . Titanium Dioxide thick Film Printing Paste for Dye Sensitized Solar Cell. Thesis School Of Graduated Studies Case Western Reserve University.(Unpublished)

(%)

LPF1353-3

SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013

ISBN:978-602-8047-80-7

[4] Grtzel,M. 2003. Dye-sensitized solar cells. Journal of Photochemistry and Photobiology C: Photochemistry Reviews 4: 145153 [5] Halme, J. 2002. Dye-sensitized nanostructured and organic photovoltaic cells: technical review and preliminary tests. Thesis Department of Engineering Physics and Mathematics Helsinki University of Technology. Espoo. (Unpublished) [6] ORegan B, Gratzel M. 1991. A Low-cost, highefficiency solar cell based on dye-sensitized colloidal TiO2 films. NATURE. VOL 353:737-739

[7] Sari, K and Sunardi. 2011. Characterization of Optical Properties of Thesansevieria Trifasciata Extrac as Dye Sensitized Solar Cells (DSSC). IJBAS-IJENS Vol.11(04) [8] Ting CC, Chao WS. 2010. Efficiency improvement of the DSSC by building the carbon black as brige in photoelectrode. Applied Energy 87:2500-2505 [9] Zhou,H, et.al. 2011. Dye-sensitized solar cells using 20 natural dyes as sensitizers.Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry 219 : 188-194

LPF1353-4

Anda mungkin juga menyukai