Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN SISTEM RESPIRASI

KELOMPOK 4

Konsep Dasar Proses Penuaan Pada Sistem Pernafasan Pengertian Proses Penuaan Lanjut usia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut (Prayitno dalam Aryo (2002) dalam buku Keperawatan Gerontik edisi 2) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok kehidupannya sehari-hari.

Fungsi Normal Sistem Pernafasan Pernafasan (respirasi) merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O2 (oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Saluran pernafasan mulai dari atas secara berturut-turut adalah : a. Hidung b. Faring c. Laring d. Trakea e. Bronkus f. Bronkiolus g. Paru-paru

Perubahan Fungsi Dan Struktur Sistem Pernafasan Yang Terjadi Pada Lansia
Perubahan Anatomik sistem pernafasan Adapun bagian yang mengalami perubahan adalah: a. Dinding dada: tulang-tulang mengalami osteoporosis, tulang-tulang rawan mengalami osifikasi. b. Otot-otot pernafasan: mengalami kelemahan akibat atrofi. c. Saluran nafas: akibat kelemahan otot berkurangnya jaringan elastis bronkus dan alveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil, cincin-cincin tulang rawan bronkus mengalami pengapuran. d. Struktur jaringan parenkim paru: bronkiolus, duktus alveolaris dan alveolus membesar secara progeseif terjadi emfisema senilis.

Perubahan-perubahan fisiologik sistem pernafasan a. Gerak pernafasan: adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun rongga dada akan merubah mekanika pernafasan, amplitudo pernafasan menjadi dangkal sehingga akan timbul keluhan sesak bernafas. b. Distribusi gas: perubahan struktur anatomik saluran gas akan menimbulkan penumpukan udara dalam alveolus (air traping) ataupun gangguan pendistribusian oksigen. c. Volume dan kapasitas paru menurun. d. Gangguan transport gas: pada usia lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, yang penyebabnya terutama disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. e. Gangguan perubahan ventilasi paru: akibat adanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral ataupun pusat-pusat pernafasan pada medulla oblongata dan pons.

Perubahan Fisik Sistem Pernafasan Pada Lansia a. Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. b. Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret. c. Penurunan aktivitas paru (mengembang dan mengempisnya) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru mengalami penurunan, jika pada pernafasan yang tenang kirakira 500 ml. d. Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang (luas permukaan normal 50 m), menyebabkan terganggunya proses difusi. e. Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu proses oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua ke jaringan.

Perubahan Psikososial Dan Spiritual Yang Dialami Lansia Akibat Adanya Perubahan Fungsi dan Struktur Tubuh Perubahan-perubahan Psikososial Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality). Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).

Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit dan bertambahnya biaya pengobatan. Penyakit kronis dan ketidakmampuan. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri.

Pengaruh Proses Penuaan Pada Fungsi Psikososial Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel-sel otak. Gangguan halusinasi. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.

Perubahan Spritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan.

Faktor-faktor yang memperburuk fungsi paru

Faktor merokok Obesitas Imobilitas Imobilitas akan menimbulkan Operasi

Patogenesis penyakit paru pada usia lanjut


Perubahan anatomis fisiologis Dengan adanya perubahan anatomis fisiologis sistem pernafasan ditambah adanya faktor-faktor lainnya dapat memudahkan timbulnya beberapa macam penyakit paru: bronkitis kronis, emfisema paru, PPOM, TB paru, kanker paru dan sebagainya. Perubahan daya tahan tubuh Pada usia lanjut terjadi penurunan daya tahan tubuh, antara lain karena lemahnya fungsi limfosit B dan T, sehingga penderita rentan terhadap kuman-kuman pathogen virus, protozoa, bakteri atau jamur. Perubahan metabolik tubuh Pada orang usia lanjut sering terjadi peruban metabolik tuhuh, dan paru dapat ikut mengalami peruban penyebab tersering adalah penyakit-penyakit metabolik yang bersifat sistemik: diabetes mellitus, uremia, artritis rematoid dan sebagainya.

Perubahan respons terhadap obat Pada orang usia lanjut, bisa terjadi bahwa penggunaan obat-ohat tertentu akan nemnemberikansan respons atau perubahan pada paru dan saluran nafas, yang mungkin perubahan-perubahan tadi tidak terjadi pada usia muda. Perubahan degenerative Penyakit paru yang timbul akibat proses (perubahan) degeneratif tadi, misalnya terjadinya bronkitis kronis, emfisema paru, penyakit paru obstruktif menahun, karsinoma paru yang terjadinya pada usia lanjut dan sebagainya. Perubahan atau kejadian lainnya Ada pengaruh-pengaruh lain yang terjadi sebelum atau selama usia lanjut yang dapat mempengaruhi dirinya sehingga dapat memudahkan penyakit paru tertentu pada usia lanjut, misalnya Kebiasaan merokok masa lalu dan sekarang dan Pengaruh atau akibat kekurangan gizi

Aspek Klinik
Asma Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. Penyebab : Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan.

Bronkientasis Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.

Penyakit Batuk rejan (pertusis) Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Penyebab : penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh B. Parapertussis. Bronkitis Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyebab : Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)

Faringitis Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring.Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Infeksi Saluran Napas Atas Infeksi saluran napas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.

Influensa Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influensa). Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa observasi beberapa waktu.

ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini belum diketahui. Timbulnya penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko yang terdapat pada penderita, antara lain merokok sigaret yang berlangsung lama, polusi udara, infeksi paru berulang, umur, jenis kelamin, ras, defisiensi alfa-1 antitripsin, defisiensi antioksidan dan sebagainya. Pengaruh dari masing-masing faktor resiko terhadap terjadinya PPOM adalah saling memperkuat dan faktor merokok dianggap yang paling dominan dalam menimbulkan penyakit ini.

Patofisiologi.
Faktor-faktor resiko yang telah disebutkan di atas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulknn kerusakan pada dinding bronkiolis terminal. Akibat dari kerusakan yang timbul akan terjadi obstruksi bronkus keel (bronkiolus terminal), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang pada saat inspirasi mudah masuk ke dalam alveoli, saat ekspirasi banyak yang terjebak. dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (airtrapping). Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak nafas dengan segara akibat-akibatnya. Adanya obstruksi dini saat awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi.

Gambaran klinik.
Gambaran klinik yang ditemukan adalah gambaran penyakit paru yang mendasari ditambah tanda-tanda klinik akihat terjadinya obstruksi bronkus. Gambaran klinik bila diamati secara cermat akan mengarah pada dua hal atau dua tipe

pokok:
1. mempunyai gambaran klinik dominan ke arah bronkitis kronis (blue bloater type); 2. gambaran klinik predominant ke arah emfisema (pink puffer type).

Diagnosis.
Diagnosis PPOM ditegakkan dengan metode yang lazim (terarah dan sistimatik), meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan keluhan kelemahan badan, batuk, sesak nafas, sesak nafas waktu aktivitas dan nafas berbunyi, mengi atau wheeze. Oleh karena perjalanan penyakitnya lambat, maka anamnesis harus dilakukan secara hati-hati dan teliti. Pada pemeriksaan fisik, pada penderita tingkat penyakitnya masih awal mungkin tidak ditemukan kelainan. Adanya ekspirasi yang memanjang merupakan petunjuk kelainan dial. Pada penyakit tingkat lanjut, tampak bentuk dada seperti tong, ditemukan penggunaan otot-otot bantu nafas, suara nafas melemah, terdengar suara mengi yang lemah. Kaitting ditemukan (gerak) pernafasan paradoksal. Selain itu dapat ditemukan edema kaki, mites dan jari tabuh.

Tingkatan PPOM menurut National Institute Of Health Lung and Blood, Bethesda 2001
TINGKATAN NILAI / DERAJAT PERSENTASI VEP I Spirometry Normal

Resiko

Gejala menaun (batuk,


produksi sputum)

I II III

Ringan Sedang Berat

80 % < 80 % < 30 %

Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan PPOM adalah: Memperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala, tidak hanya pada fase akut, tetapi juga pada fase kronik. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian. Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih awal. Penanganan untuk penderita PPOM usia lanjut adalah sebagai berikut : Meniadakan faktor etiologik/presipitasi, misalnya segera menghentikan merokok, menghindari polusi udara.. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.

Pencegahan penyakit paru pada usia lanjut


Pencegahan terhadap timbulnya beberapa macam penyakit dilakukan dengan Fara yang lazim. Usaha pencegahan infeksi paru/saluran nafas Usaha untuk mencegahnya dilakukan dengan jalan menghambat mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya infeksi. Usaha mencegah timbulnya TB paru. Yang bisa dilakukan ialah menghindari kontak person dengan penderita TB paru atau mengbindari Fara-cara penularan lainnya. Usaha pencegahan timbulnya PPOM atau karsinoma paru. Sejak usia muda, bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap timbulnya kelainan paru (PPOM dan karsinoma paru), perlu dilakukan pemantauan secara berkala: 1) pemeriksaan foto rontgen toraks, dan 2) pemeriksaan faal paru, paling tidak setahua sekali.

Anda mungkin juga menyukai