wahyu
Sikap manusia yang tidak ingin menerima begitu saja hal-hal yang ada, termasuk nasib dirinya sendiri, dan selalu mempertanyakan setiap gejala yang ada di alam semesta ini.
Rene Descartes
De omnibus dubitandum (segala sesuatu harus dipertanyakan)
Adanya keinginan untuk mengetahui hakikat suatu objek sebagaimana adanya, bahkan segala sesuatu yang terkait dengan objek tersebut (Apa, Mengapa, Bagaimana, Di mana, Siapa)
K e b e n a r a n
1
Authoritarian
2
Mystical
3
Logico Rational
4
Scientific
Tiga Aspek
1
Siapa yang mengatakan bahwa Pernyataan itu benar.
2
Bagaimana seseorang mengetahui bahwa pernyataan itu benar.
3
Beda apakah yang ditimbulkan oleh cara memperoleh kebenaran tsb.
Producer:
Procedure:
Effect:
Pengetahuan dicari dan diuji mengacu kepada orang yg secara sosial dipandang sebagai sumber kebenaran (profesor, tua adat, pemimpin).
Prosedur untuk memperoleh kebenaran melalui cara ini mengandalkan posisi sosial dari orang ybs. Perlu bukti cukup banyak dan kuat utk menyanggah kebenaran tsb.
Pengetahuan bersumber pada orang yang mempunyai otoritas supra natural. (dukun, paranormal, nabi)
Prosedur utk memperoleh kebenaran melalui cara ini tergantung pada karunia pribadi yang dimiliki seseorang. Syaratnya ada penyucian ritualistik. Orang yang menjadi sumber kebenaran mystical dapat kehilangan wibawa dan tidak dipercaya jika ditemukan bukti penyanggah yang cukup banyak.
Mengandalkan pada kemampuan penalaran atau logika formal/sebatas masuk akal. (siapa saja asalkan didasarkan pada penalaran yang benar)
Prosedur utk memperoleh kebenaran mengandalkan pada rules of formal logic. Untuk menyanggah kebenaran ini diperlukan bukti yang masuk akal.
Bersumber pada siapapun asalkan pernyataan yang dibuatnya didasarkan pada pengamatan empirik dan metode tertentu. Prosedur utk memperoleh kebenaran ilmiah tidak lekat pada diri pribadi seseorang, tetapi berada di luar pribadi seseorang. Menggunakan metodologi, dapat direplikasi, dan memanfaatkan assessment kolektif sehingga terbuka peluang terhadap kritik ilmiah dan pengetahuan ilmiah yang diperoleh akumulatif.
Proses Penelitian
TEORI-TEORI
Inferensi Nalar
Deduksi Nalar
Generalisasi
hipotesa
Uji Hipotesis
Pengamatan
Perlu statistik
Perlu instrumen
masalah
berteori
Tentukan sampel
Kumpul data
Sajikan data
Analisis data
bahas
simpulan
berdasarkan cara pengumpulan data: * pengamatan (observasi); * penelusuran literatur; * penggunaan kuesioner (angket); * wawancara (interview). berdasarkan banyaknya data yang diambil: * sensus; * sampling (acak, dan tidak acak).
Data kuantitatif
Data yg berbentuk bilangan. Berhubungan dengan angka. Contoh: tinggi badan 175 cm; usia 17 tahun; dll.
Data kualitatif Data yang tidak berbentuk bilangan. Berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pernyataan atau berupa kata-kata. Contoh: warna; jenis kelamin; cantik, tampan, baik, buruk, senang, susah, dll.
Data Primer data yg diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yg melakukan penelitian atau yg bersangkutan yg memerlukannya. (data asli atau data baru).
Data sekunder data yg diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yg telah ada. (data tersedia; dari laporan peneliti terdahulu atau dari perpustakaan).
Data Nominal
Data yg diberikan pada objek atau kategori yg tidak menggambarkan kedudukan objek atau kategori tsb terhadap objek atau kategori lainnya, tetapi hanya sekedar label atau kode saja. Fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Ciri-ciri: tidak ada bilangan pecahan; angka hanya sebagai label; tidak mempunyai urutan; tidak memiliki nol mutlak.
Skala Nominal Hanya membedakan satu kategori dengan kategori lainnya. Nilai datanya tidak dapat dioperasikan secara matematis. Misal: Jenis Kelamin; Agama yang dianut.
Data Ordinal Data yg penomoran objek atau kategorinya disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atw sebaliknya dgn jarak/rentang yg tidak harus sama. Cirinya: memiliki urutan logis walaupun jaraknya tidak harus sama.
Skala Ordinal
Membedakan satu kategori dengan kategori lainnya, serta dapat membedakan urutan dari kategori tersebut, tanpa mengetahui tingkat/jenjang perbedaan antar kategori. Nilai datanya tidak dapat dioperasikan secara matematis, tetapi dapat menggunakan operasi logika (logic), yaitu: > (lebih besar), = (sama dengan), atau < (lebih kecil). Misal: Kecantikan; Kebaikan, Keindahan.
Data Interval Data di mana objek atw kategori dapat diurutkan berdasarkan suatu atribut yg memberikan informasi tentang interval antara tiap objek atw kategori yg sama. Cirinya: menunjukkan jarak yg sama antara satu data dengan data lainnya; dan mempunyai bobot yang sama.
Skala Interval
Membedakan satu kategori dengan kategori lainnya, serta dapat membedakan urutan dari kategori tersebut dengan mengetahui tingkat/jenjang perbedaan antar kategori. Nilai datanya dapat dioperasikan secara matematis, maupun operasi logika, dan nilai Nol tidak menggambarkan ketiadaan. Misal: Temperatur
Data Rasio
Data yang memiliki sifat data nominal, data ordinal, dan data interval, dilengkapi dengan titik nol absolut dengan makna empiris. (angka tersebut menunjukkan ukuran yg sebenarnya dari objek/kategori yg diukur) cirinya: memiliki nilai nol mutlak, dan memiliki jarak yang sama antara satu data dengan data lainnya.
Skala Rasio
Membedakan satu kategori dengan kategori lainnya, serta dapat membedakan urutan dari kategori tersebut dengan mengetahui tingkat/jenjang perbedaan antar kategori. Nilai datanya dapat dioperasikan secara matematis, maupun operasi logika, dan nilai Nol menggambarkan ketiadaan. Misal: Usia, Uang, Tinggi Badan, Berat Badan, Kecepatan Kendaraan.
Jenjang
Jarak
Nol
Interval
Rasio
Dapat diubah
Pendapatan
Rasio
Interval Rp. 500rb
Ordinal
Nominal
Tidak Berpendapatan Berpendapatan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Korelasi
Kendal
Regresi
Logit Probit
Rasio