Anda di halaman 1dari 14

EKSTRASI DAN KARAKTERISASI LIPID A.

TUJUAN Tujuan dalam percobaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana karakterisasi lipid melalui uji kelarutan lipid, uji pembentukan emulsi, uji Salkowski dan uji Libermann-Buchard. B. LANDASAN TEORI Lipid adalah sekumpulan senyawa dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Lipid merupakan ester asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati maupun hewani. Kegunaan lipid sebagai pelindung seluler karena lipid merupakan bagian integral dari membrane sel dan lipid sebagai pelindung aseluler karena lipid merupakan pelindung organisme dalam bentuk jaringan integument. Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonnya (Susanti et al., 2011). Lipid merupakan molekul yang tidak larut dalam air(non polar) tetai larut dalam pelarut yang agak polar tau non polar, misalnya kloroform. Fungsi utama yang dijalankan oleh lipid pada semua jenis sel berakar dari kemampuannya membentuk membrane yang berbentuk seperti lembaran. Membrane plasma pada sel prokariotik. Membrane lipid terdiri dai tiga jenis utama : fosfolipid, glikolipid dan sterol. Baik fosfolipid maupun glikolipid mudah berikatan secara spontan untuk untuk membentuk lapisan-ganda lipid (Stansfield et al., 2006). Lipid, meskipun kurang dikenal, juga molekul kekebalan bawaan penting. Terdapat berbagai lipid yang meliputi kolesterol, asam lemak,

trigliserida, ester lilin, ester kolesterol dan squalene. lipid ini berkontribusi pada berbagai proses seluler dan kekebalan terkait termasuk transportasi lemak souble antioksidan ke dan dari permukaan mukosa, dan aktivitas antimikroba bawaan permukaan mukosa (Fischer et al., 2013). Kolesterol terdapat pada semua jaringan dan lipoprotein plasma, terdapat dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolestril. Unsur ini disintesis dari Acetil-coA dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh lewat empedu sebagai garam kolesterol. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh HDL dan diangkut ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu (Harini et al., 2009). Makanan yang dikaitkan memiliki kadar kolesterol tinggi dengan multivariat PLS pemodelan energi memberikan nutrisi. tingginya konsumsi secangkir kopi, mentega pada roti, margarin untuk memasak, dan kentang direbus (Johansson et al., 2012).

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : Tabung reaksi Rak tabung Gegep Gelas kimia Pipet tetes

2. Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : Lipid Aquades Alkohol 96% Eter Kloroform Na2CO3 0,5% Larutan sabun H2S04 pekat Asam asetat anhidrat

D. CARA KERJA 1. Uji Kelarutan Lipid

Alkohol

Kloroform

Eter

Aquades

Na2CO3

- Dimasukkan

masing-masing

pipet ke dalam tabung reaksi - Ditambahkan lipid 1 pipet - Dikocok - Diamati perubahan yang terjadi Hasil pengamatan?

2. Uji Pembentukan Emulsi

Lipid - Diambil masing-masing 1 pipet - Dimasukkan kedalam tabung reaksi 1 - Ditambahkan aquades 1 pipet - Dimasukkan kedalam tabung -digojog reaksi 2 - Ditambahkan aquades 1 pipet - Ditambahkan Na2CO3 0,5% pipet 1 - Dimasukkan kedalam tabung reaksi 3 - Ditambahkan aquades 1 pipet - Ditambahkan larutan sabun 1 pipet

Hasil pengamatan?

3. Uji Salkowski

Kloroform - Diambil masing-masing 1 pipet - Dimasukkan kedalam - Dimasukkan tabung reaksi 2 - Ditambahkan lipid 1 pipet perubahan - Ditambahkan pekat 1 pipet - Diamati perubahan H2SO4 kedalam

Hasil reaksi pengamatan? tabung 1 - Ditambahkan pekat 1 pipet - Diamati H2SO4

Hasilyang pengamatan? warna terjadi

warna yang terjadi

Hasil Pengamatan?

4. Uji Libermann-Buchard

Kloroform - Diambil masing-masing 1 pipet - Dimasukkan kedalam - Dimasukkan tabung reaksi 2 - Ditambahkan asam kedalam

Hasil reaksi pengamatan? tabung 1 - Ditambahkan asam

asetat anhidrat 1 pipet - Ditambahkan pekat 1 pipet - Ditambahkan lipid 1 pipet - Diamati perubahan H2SO4

asetat anhidrat 1 pipet - Ditambahkan pekat 1 pipet - Diamati perubahan H2SO4

warna yang terjadi

warna yang terjadi

Hasil Pengamatan?

E. HASIL PRAKTIKUM Tabel pengamatan NO. 1. PERLAKUAN Uji Kelarutan Lipid Aquades + lipid Kloroform + lipid Alkohol + lipid Eter + lipid Na2CO3 0,5% + lipid 2. Uji Pembentukan Emulsi Aquades + lipid Aquades + lipid + Na2CO3 0,5% Aquades + lipid + larutan sabun 3. Uji Salkowski Kloroform + H2SO4 Kloroform + H2SO4 + lipid 4. Uji Libermann-Buchard Kloroform + Asam asetat anhidrat Terbentuk + H2SO4 + lipid hitam larutan berwarna Terdapat 2 lapisan Terdapat cincin merah Tidak terbentuk emulsi Terbentuk emulsi Terbentuk emulsi Tidak larut Larut Sedikit larut Larut Tidak larut HASIL

Kloroform + Asam asetat anhidrat Terbentuk 2 lapisan + H2SO4

F. PEMBAHASAN Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik kedua yang menjadi sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiap hari. Lipid mempunyai sifat umum sebagai berikut: lidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan karbontetraklorida, mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang juga mengandung nitrogen dan fosfor, bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan. Lipid befungsi sebagai sumber enrgi dan menyediakan rantai karbon pendek yang dapat dipakai oleh sel untuk mensintesis membran dan komponen strukturak kaya lipid-lipid lain. Kolesterol adalah bagian dari lemak yang disebut lipid plasma bersama-sam dengan trigliseid, fosfolipid dan asam lemak bebas, kolesterol merupakan unsure utama dari lipid plasma. Fungsi kolestrol adalah untuk mensintesis (membuat membrane sel, mengubah fluiditas sel dan mensintesis hormon steroid dan asam empedu. Rumus struktur kolesterol adalah sebagai berikut.

Rumus Struktur Kolesterol

Uji kelarutan lipid adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana kelarutan lipid pada pelarut-pelarut tertentu. Dalam percobaan, lipid ditambahkan aquades, maka akan terbentuk 2 lapisan. Ini menandakan bahwa lipid dan air mempunyai perbedaan kepolaran sehingga tidak dapat menyatu, dimana air bersiat polar sedangkan lipid bersifat non polar. Hasil yang sama juga ditunjukkan ketika lipid ditambahkan dengan Na2CO3, maka lipid tidak akan terlarut. Ketika alkohol direaksikan dengan lipid, maka lipid akan sedikit terlarut didalam alkohol. Hal ini terjadi karena alkohol bersifat semi polar yaitu dapat larut dengan pelarut polar dan pelarut non polar. Pada dasarnya, lipid dapat bersifat polar dan non polar. Namun sifat non polar pada lipid lebih dominan daripada sifat polarnya. Lipid dapat bersifat polar karena dalam ikatan kimia, bagian atas dari struktur lipid (kepala) bersifat polar karena adanya gugus karboksil. Sedangkan bersifat nonpolar karena adanya gugus alifatik pada bagian ekornya. Semakin panjang rantai ekor dari iktan kimia lipid, maka lipid semakin non polar. Lipid memiliki kelarutan yang sangat buruk dalam aquades, meskipun ia bersifat alifatik (memiliki gugus polar dan non polar) akan tetapi sifat alifatik saja belum cukup untuk dapat larut dalam aquades. Hal tersebut menyebabkan lipid akan lebih larut pada pelarut dengan kepolaran rendah. Beda halnya ketika lipid diuji dengan kloroform dan eter. Kloroform dan eter bersifat non polar sehingga ketika direaksikan dengan lipid maka akan terlarut. Uji yang dilakukan mengambil prinsip like dissolved like yaitu zat

yang bersifat polar akan terlarut dengan zat yang polar sedangkan zat yang bersifat non polar akan terlarut dengan zat yang bersifat non polar pula. Uji pembentukan emulsi adalah uji yang dilakukan dengan penambahan zat pengemulsi. Emulsi adalah suatu keadaan dimana 2 zat tidak saling mencampur. Dengan kata lain, campuran tidak dapat dipisahkan antara pendisperi dan zat yang terdispersi, fase pendispersi cair dan terdispersi cair pula. Untuk menstabilkan emulsi biasanya digunakan emulgator. Senyawa yang polar larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa yang non polar larut dalam pelarut non polar. Pada perlakuan ini, lipid akan di reaksikan dengan aquades, Na2CO3 0,5% dan larutan sabun. Saat direaksikan dengan aquades, lipid tidak larut dan tidak terbentuk emulsi. Selanjutnya saat direaksikan dengan aquades dan Na2CO3 0,5%, lipid tidak larut tetapi terbentuk emulsi. Hal tersebut karena Na2CO3 0,5% lebih rendah kepolarannya dibanding aquades. Sedangkan saat direaksikan dengan aquades dan ditambahakn dengan larutan sabun, lipid tidak larut tetapi terlihat adanya emulsi. Na2CO3 dan larutan sabun merupakan zat pengemulsi yang dapat menggabungkan larutan polar dan non polar. Larutan sabun bersifat sebagai emulsi fire yang merupakan zat perantara antara senyawa polar dan non polar. Larutan sabun dapat menyatukan air dan minyak karena memiliki Sodium Dioksil Sulfat (SDS) yang bersifat sebagai zwiter ion. Zwiter ion dapat bersifat polar dan non polar sehingga dapat menarik gugus polar pada air dan gugus non polar pada lipid. Uji ketiga yang dilakukan uji Salkowski. Uji Salkowski adalah uji kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol dengan

penambahan H2SO4 pekat. H2SO4 dapat memutuskan ikatan ester sehingga pada akhirnya kolesterol dapat teridentifikasi. Pada pengujian ini, lipid yang direaksikan dengan kloroform dan H2SO4 pekat akan terbentuk cincin merah. Sehingga dari perlakuan tersebut terbukti adanya kolesterol dalam lipid yang digunakan Uji terakhir yang dilakukan uji Liberman-Buchard. Uji LibermanBuchard adalah uji kuantitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Banyak tidaknya kolesterol pada sampel diketahui dari warna yang terbentuk. Secara teori, terdapat 3 warna yang menandakan semakin banyaknya kandungan kolesterol yaitu hijau, biru dan merah muda. Jika merah muda yang terbentuk berarti semakin banyak kandungan kolesterolnya. Namun dalam percobaan, warna yang terbentuk adalah warna hitam kecoklatan. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada sampel lipid yang digunakan hanya mengandung sedikit kolesterol. Sampel yang digunakan adalah lemak ayam yang telah dipanaskan. Tidak semua lemak mengandung banyak kolesterol. manfaat

G. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Fischer C. L., Katherine S. W., David R. D., Deborah V. D., Derek R. B., Kim A. B. dan Philip W. W., 2013, Oral Mucosal Lipids Are Antibacterial Against Phorhyromonas gingivalis, Induce Ultrastructural Damage, And Alter Bacterial Lipid And Protein Compotions, International Journal of Oral Science, The Univerrsity of Lowa, USA. Harini, M., Okid P. A., 2009, Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Hiperkolesterolemik Setelah Perlakuan VCO, Bioteknologi, Vol. 6 No. 2. Johansson I., Lena M. N., Birgitta S., Kurt B., Goran H., dan Anna W., 2012, Associations Among 25-year trends In Diet, Cholesterol and BMI From 140.000 Observations In Men and Women In Northern Sweden, Nutrition Journal, Umea University, Sweden. Stansfield, W., dan Colome J., 2006, Biologi Molekuler dan Sel, EGC, Jakarta. Susanti, W., Nur W. J., Dessy R., Nur F., Nuri P., 2011, Kelarutan Lipid Serta Pengaruh Emulgator terhadaap Kelarutan Lipid, Jurnal Biokimia, Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai