Anda di halaman 1dari 9

BAB III ORIENTASI KHUSUS Unit 014 Platformer dengan CCR.

3.1 Tujuan Proses


Tujuan Proses di Platformer ini adalah mengolah lebih lanjut sweet naphtha dari unit 012, untuk menaikkan angka oktan menjadi lebih tinggi, untuk campuran blending gasoline atau premium dan memproduksi aromatic dari naphta dan paraffin.

3.2 Konsep Proses


Platformer unit pada ekspansi di Unit Pengolahan IV Cilacap didesain untuk mengolah 20 000 barrel/hari naphtha hydrotreated yang berasal dari unit 012 dengan beberapa campuran crude oil seperti DFC, ESPO, ARCO, senipah, Duri, dan JTBR dengan menggunakan Continuous Catalyst Regeneration ( CCR ). Platformer Unit ini didesain oleh UOP dengan menggunakan Catalyst Bimetalic UOP-134 yang terdiri dari Platinum dan Octanato sebagai aktifator dimana sebagai carriernya adalah alumina oxide dengan menggunakan system CCR Platformer terdiri atas seksi reaktor, seksi stabilizator dan CCR dimana akan dihasilkan platformat sebagai komponen blending gasoline, propane, LPG yang diolah di LPG plant serta fuel gas dan hydrogen untuk proses di NHT, AH UNIBON dan TDHT unit. Umpan naphtha untuk platformer unit mengandung senyawa-senyawa parafin, naphthene, aromatik, dan sedikit sekali olefin, dengan atom karbon 6 sampai 11. Tujuan dari proses platforming ini adalah untuk memproduksi aromatik dari naphthene dan parafin. Aromatik yang ada dalam umpan relatif stabil dan di reaktor platforming hanya lewat saja tidak mengalami perubahan. Naphthene paling mudah/cepat diubah menjadi aromatik, sedangkan parafin cukup lambat dan kurang efisien. Reaksi ini terjadi pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Kondisi temperatur dan tekanan yang tinggi hanya mungkin terjadi pada waktu start up yang diikuti dengan bergantian katalis atau regenerasi katalis. Reaksi ini dihasilkan oleh fungsi logam dari katalis dan dominan pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Keadaan ini bisa dicegah dengan jalan melemahkan fungsi metal dari katalis dengan menambahkan sulfur.

3.3. Uraian Proses. Seksi reaktor Umpan reaktor dan Preheat Exchanger.
Hydrotreated naphtha sebagai umpan ke platformer berasal dari bottom stripper 012 C-101 di unit Naphtha Hydrotreater yang sudah didinginkan di stabilizer feed/naphta heat exchanger 012 E103 dari suhu 2190C sampai suhu 116oC. Kemudian umpan ini melalui pipa 14-1202CC-4 bercabang dibagi menjadi dua arus yang diatur oleh 014FIC010 dan 014FIC012 dan masing-masing dicampur dengan recycle gas hidrogen yang berasal dari keluaran kompressor 014 K-101. Kemudian masing-

21

masing masuk ke tube side Combined Feed Exchanger 014 E-101A dan 014E-101B dimana suhunya menjadi 454oC, umpan ini secara total telah berubah menjadi uap.

Reactor Heater No. 1 (014F101)


Umpan yang telah dipanaskan pada suhu 4540C dialirkan melalui pipa 14-1206CFA-22 ke dapur no 1, dimana dipanskan kembali untuk mencapai suhu sesuai severitas yang diinginkan. Setelah keluar dapur melalui pipa 14-1207CFA-22 masuk ke atas reactor no 1

(014R101).suhu keluar dapur diatur oleh 014TRC 165 pada transfer line yang dikendalikan oleh flow fuel gas di 014F101. Pemanasan di dapur dibutuhkan untuk reaksi pada katalis di platformer di dalam reaktor.

Reaktor Platformer No.1


Campuran umpan masuk secara radial ke dalam tumpukan katalis. Perbedaan tekanan antara masuk dan keluaran ditunjukkan oleh pressure gauge 014PI053 dan 014PI055 yang diizinkan tidak boleh lebih dari 1 kg/cm2. Yang terpenting adalah melindungi katalis, oleh karena itu tidak boleh beroperasi pada feed rendah, suhu tinggi, tekanan rendah, atau flow recycle gas rendah, juga harus dihindari adanya air dalam feed. Di dalam reactor pertama, berlangsung reaksi endotermik yang tinggi, dimana akan terjadi reaksi dehidrogenasi naftena menjadi aromatic.

Reaktor heater No. 2 (014F102)


Campuran umpan yang keluar dari reaktor no 1 mengalir melalui pipa 14-1208CFA-22 ke 014F102. Suhu keluaran reaktor ditunjukkan oleh 014TI013 . di dapur suhu dinaikkan kembali untuk memenuhi panas reaksi yang dibutuhkan oleh severitas yang diinginkan. Setelah keluar dapur melalui pipa 14-1209CFA-22 masuk ke atas reaktor no2 (014R102).. suhu keluaran dapur diatur oleh oleh 014TRC166 pada transfer line yang dikendalikan oleh flow fuel gas di 014F102. Pemanasan di interheater di antara reaktor dibutuhkan karena panasnya dipergunakan untuk semua reaksi dan suhu keluar reaktor biasanya lebih rendah daripada suhu masuk reaktor.

Reaktor Platformer No.2


Campuran kembali masuk ke dalam reaktor secara radial ke dalam katalis bed.Dimana kondisi tekanan yang masuk dan keluar reaktor ditunjukkan oleh pressure gauge 014PI054 dan 014PI057.

Reactor heater No. 3 (014F103)


Campuran umpan yang keluar dari reaktor no 2 (014R102) dialirkan menuju pipa 141210CFA-22 ke 014F103. Suhu keluar reaktor ditunjukkan oleh 014TI014 dimana di dalam dapur suhu dinaikkan lagi ke suhu reaksi yang diinginkan. Umpan mengalir keluar dari dapur melalui pipa 14-1211CFA-22 ke atas reaktor no 3 (014R103).. suhu keluar dapur diatur oleh 014TRC167 pada transfer line yang dikendalikan oleh flow fuel gas di 014F103.

Reaktor Platformer No.3

22

Campuran kembali lagi di masukkan ke dalam katalis bed secara radial pada reaktor no.3 dimana kondisi tekanan yang ,asuk dan keluar reactor ditunjukkan oleh pressure gauge 014PI056 dan 014PI058.

Reactor Product Separator


Produk reaktor yang mengalir dari bottom reaktor no.3 dibagi 2 arus, masing-masing ke combined heat exchanger 014 E-101A/B melalui shell side untuk memanaskan feed sebelum masuk dapur no.1. Campuran ini sendiri akan terkondensasi dan dingin sampai 119oC. Kemudian aliran ini masuk ke dalam Reaktor Product Condensor 014 E-102A/B melalui pipa 14-1231AC-16 dimana akan dingin menjadi 55oC dan kemudian masuk ke shell side dari Product Reactor Trim Cooler 014 E103A/B melalui pipa 14-1214AC-14 dimana suhunya akan turun menjadi 38oC dan mengalir ke dalam Reaktor Product Separator 014 V-101. Reaktor Product Separator beroperasi pada 7 kg/cm2 untuk memisahkan gas dan liquidnya. Liquid hidrokarbon yang didapatkan dipompakan dengan pompa 014P101 A/B dari bottom yang diatur oleh pengendali 014LIC003 ke debutanizer 014C101, sementara gas dari top separator 014V101 melalui pipa 14-1235AC-14 masuk ke dalam suction dari recycle gas kompresor 014 K-101 yang digerakkan oleh MP steam untuk direcycle ke reaktor bersama dengan umpan sebelum masuk ke Combined Feed Exchanger. Aliran recycle dari discharge recycle gas kompresor 014K101 melalui pipa 14-1236AC-12 diukur oleh 014FR011 masuk besama ke combined heat exchanger 014 E101 A/B Tekanan separator diatur oleh pressure control pada top separator 014V101 dengan menggunakan 014FRC006 . Kelebihan gas akan masuk ke dalam suction dari gas booster compressor 014 K-102A/B/C melalui pipa 14-1218AC-12 yang masing-masing terdiri dari 3 stage dimana discharge stage ke 3 masuk bersama dengan reactor product separator dari discharge pompa 014P101 A/B ke recontact drum 014 V-103, sebelumnya top product dari reactor product separator 014 V-101 dilewatkan pada kolom adsorber untuk memisahkan cloride yang terbawa. liquid dari recontact drum masuk sebagai feed debutanizer 014 C-101 sedangkan gasnya yang sebagian besar adalah gas H2 dialirkan dari pipa 14-1257-FE-6 sebagai make up gas ke unit-unit lain, diantaranya NHT, Thermal Distillate hydrotreater dan AH Unibon.

Debutanizer Platformer
Cairan dari recontact drum 014V103 melalui pipa 14-1243CC-6 masuk ke flash drum 014V104 dimana cairan dari flash drum 014V104 dipompakan dengan menggunakan pompa 014P102 A/B melalui pipa 14-1603C-6 dan dikendalikan oleh level control 014LIC-016 ke shell side dari debutanizer feed/bottom exchanger 014E107 1/2/3. Panas dari bottom debutanizer dengan suhu 2480C akan memanaskan umpan debutanizer sehingga mencapai suhu 1910C melalui pipa 14-1605C-8 sebagai umpan masuk ke debutanizer 014C101 yang terdiri dari 30 tray, masuk di atas tray ke-20. Di debutanizer ini fraksi-fraksi ringan dan H2S dipisahkan dengan memanaskan bottom di dapur reboiler 014F104. Bottom debutanizer melalui 14-1612C-12 masuk melalui suction 014P103 A/B dipompakan melalui pipa 14-1613C-8 ke dapur reboiler debutanizer 014F104 dimana dipanaskan dari 2480C menjadi 2610C dengan memakai fuel gas dan fuel oil.

23

Aliran dari bottom debutanizer yang dipanaskan di dapur reboiler diatur oleh flow 014FRC020 dimana bila dua aliran dari 014FRC020 sampai 014FRC023 alirannya rendah maka akan terjadi trip pada dapur 014F104. Aliran bottom mengalir keluar dari dapur 014F104 melalui pipa 141614C-14 masuk kembali ke bottom debutanizer dibawah tray ke-30. Bottom debutanizer dengan suhu 2480C melalui pipa 14-1612C-6 masuk ke tube side 014E107 1/2/3 dimana suhunya turun menjadi 1030C kemudian melalui pipa 14-1620C-6 masuk ke tube air cooler 014E110. Bottom debutanizer yang keluar dari air cooler suhunya akan turun menjadi 550C dan kemudian masuk ke dalam pipa 14-1612C-6 menuju shell side trim cooler 014E111 untuk didinginkan kembali hingga mencapai suhu 380C yang dimana akan keluar sebagai platformat yang kemudian dialirkan ke tangki mogas sebagai komponen blending. Platformat diatur oleh level control 014LIC014 dari debutanizer dimana flownya ditunjukkan oleh 014FR019. Overhead vapour dari debutanizer pada suhu 680C dengan tekanan 18 kg/cm2 mengalir melalui pipa 14-1606CC-8 ke debutanizer overhead condensor 014E108 dimana didinginkan sampai 550C dan kemudian ke debutanizer overhead trim cooler 014E109 sampai suhu 380C yang seterusnya mengalir ke debutanizer overhead receiver 014V105 melalui pipa 14-1608CC-6. . Hydrocarbon liquid dari bottom overhead receiver mengalir melalui pipa 14-1609CC-6 ke suction pompa 014P104 A/B dan dipompakan dengan pengaturan aliran yang dikendalikan oleh 014FRC029 dan level cairan dikendalikan oleh level control 014LIC015 sebagai refluks pada top debutanizer. Liquid hidrokarbon dari bottom receiver setelah melalui pipa 14-1609CC-3 masuk suction pompa 014P105 A/B dipimpakan dengan diatur oleh pengendali 014FRC027 dan suhu di atas tray ke8 dengan pengendali 014TRC168 yang bertindak sebagai umpan dari LPG unit atau ke LPG vaporizer 57V101. Uap dari debutanizer overhead receiver 014V105 melalui pipa 14-1243CC-4 bersama-sama dengan liquid dari recontact drum 014V103 masuk ke flash drum 014V104 dimana aliran ke fuel gas system dikendalikan oleh 014FR030 dari top flash drum melalui pipa 14-1602C-10 masuk ke pompa 014P102 A/B melalui pipa 14-1603C-6 dimana level cairan diatur oleh level control 014LIC016 sebagai umpan debutanizer.

3.4 Mekanisme reaksi platformer


Dalam reaktor Platforming terjadi enam reaksi sebagai berikut: 1. Dehidrogenasi Naphthene Tahap akhir dalam pembentukan aromat dari naphtene (baik untuk sikloheksana maupun siklopentana) adalah dehidrogenasi sikloheksana ke dalam aromat sangat cepat dan dan dasarnya kuntitatif. Naphtene merupakan komponen umpan yang sangat diinginkan karena reaksi dehidrogenasi ini sangat mudah menghasilkan dan memproduksi dengan produk hydrogen sebagai hidrokarbon aromat. Reaksi ini bersifat sangat endotemik. Ini sangat dibutuhkan oleh fungsi katalis logam, dan biasanya dengan temperature reaksi yang tinggi dan tekanan rendah

24

+ 3H2

Ket: , menotasikan saturated rings (Naphthenes)

, menotasikan dehydrogenation rings (Aromatic) R, R, R , menotasikan radikal, misalnya metil (-CH3), etil (-C2H5). 2. Isomerasisasi Naphthene dan paraffin Isomerisasi siklopentana menjadi sikloheksana, harus terjadi sebagai langkah pertama merubah siklopentana menjadi aromat. Isomerisasi meliputi penyusunan kembali cincin dengan kemungkinan cincin akan terbuka membentuk paraffin berlangsung dengan sangat cepat. Oleh karena itu, reaksi alkilsiklopentana menjadi sikloheksana tidak kuantitatif. Reaksi ini sangat kuat yang bergantung pada kondisi proses.reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : R R Isomerisasi paraffin, terjadi dengan segera dalam operasi platforming tetapi tipikal temperature operasi berdasarkan kesetimbangan termodinamika dimana sangat tidak mendukung (oktan tinggi) isomer bercabang yang lebih diinginkan. Dalam penggunaan bahan bakar motor, reaksi ini memberikan kontribusi yang lebih dalam hal peningkatan oktan pada naphtene. C R-C-C-C-C 3. Dehidrosiklisasi paraffin Reaksi dehidrisiklisasi paraffin, merupakan reaksi yang sulit terjadi. Ini dikarenakan adanya kesulitan molekul dalam menyusun kembali parafin menjadi naphtene. Dalam kasus untuk parafin ringan, pertimbangan membatasi kesetimbangan reaksi ini. Dampak kesetimbangan dihitung pada bagian lain. Proses siklisasi parfin akan menjadi lebih mudah seiring dengan bertambahnya berat molekul paraffin. Ini dikarenakan kemungkinan untuk membentuk naphtene. Sangat menangkal dampak ini dengan meningkatnya kemungkinan paraffin berat untuk mengalami reaksi hydrocracking. R-C-C-C

Dehidrosiklisasi is favored dengan tekanan yang rendah dan temperatur tinggi. Katalis logam dan asam sangat dibutuhkan dalam reaksi ini. Reaksinya adalah sebagai berikut : R + H2

25

R-C-C-C-C R + H2 4. Hydrocracking Reaksi ini merupakan reaksi samping yang tidak diharapkan tetapi selalu terjadi selama operasi platformer. Reaksi ini mengkonsumsi hydrogen sehinga akan menurunkan perolehan reformate. Hydrocracking terjadi karena rantai cincin terbuka saat isomerisasi dan adanya paraffin rantai panjang. Reaksi ini dipromosikan oleh fungsi asam dari katalis dan dibantu oleh temperature dan tekanan tinggi. Laju reaksi hydrocracking diinhibisi oleh tekanan parsial H2 yang rendah karena selektifitas reaksi n-heksana menjadi aromatik tinggi pada kondisi tekanan rendah dan temperatur tinggi. Hydrocracking termasuk reaksi eksotermik dengan panas reaksi standar (Ho = -13,5 kkal/mol H2). Kehilangan paraffin dari rentang titik didih melalui hydrocracking dapat mengkonsentrasikan aromatik dalam produk yang nantinya berkontribusi dalam peningkatan Octane Number. Berikut reaksinya: C R-C-C-C + H2 C RH + C-C-C H 5. Demetilisasi Demetilisasi adalah reaksi pemutusan gugus metil dari cincin aromatik. Reaksi ini jarang terjadi dalam operasi platformer. Reaksi demetilisasi dipromosikan oleh logam katalis, serta tekanan dan temperatur tinggi. Selain itu, reaksi ini diinhibisi oleh penambahan sulfur atau logam kedua pada katalis (seperti pada beberapa katalis bimetalik).

Berikut reaksinya:

R-C-C-C-C + H2 R-C + H2 6. Dealkilasi aromatic

R-C-C-CH + CH4 RH + CH4

Reaksi dealkilasi aromatik serupa dengan demetilasi aromatik, differing only dalam ukuran of the fragment yang dilepaskan dari cincin. Jika rantai sisi alkil cukup besar, reaksi ini dapat divisualisasikan. R R

26

+ H2

+ R

Secara umum proses jalannya reaksi dalam reaktor platforming adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Proses Jalannya Reaksi dalam Reaktor Platforming Dimana: I = reaksi hydrocracking dan demetilasi II = reaksi isomerisasi paraffin III = reaksi dehidrosiklisasi m = menyatakan fungsi logam (metal) dari katalis a = menyatakan fungsi asam (acid) dari katalis

3.5 Continuous catalyst regeneration (CCR) 3.5.1 Tujuan proses


CCR-Platformer unit ini merupakan inti dari seluruh proses yang terjadi di dalam Kilang Fuel Oil Complex II. Umpan untuk unit 14 adalah Naphtha dari unit 12 yang terdiri atas hidrokarbon C6C11 yang berada dalam bentuk senyawa Paraffin (alkana), Naphthene (sikloalkana) dan senyawa aromatik. Di dalam unit Platforming terjadi serangkaian reaksi katalitik yang bertujuan untuk meningkatkan aliran Naphtha dengan Octane Number rendah menjadi Octane Number tinggi. Katalis Platformer ini sangat sensitif terhadap beberapa senyawa pengotor yang terdapat dalam umpan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan kinerja dan stabilitas katalis, umpan yang masuk ke dalam reaktor Platformer harus memenuhi spesifikasi tertentu. Pada reaktor platforming ini, dilengkapi oleh suatu unit yang bernama CCR (continuous catalyst regeneration) yang berfungsi untuk meregenerasi katalis unit platforming secara kontinyu. Selama berlangsungnya operasi, katalis mengalami penurunan keaktifan yang disebabkan oleh

27

keracunan permanen dan terbentuknya coke. Hal ini dapat menurunkan kualitas produk sehingga perlu dilakukan regenerasi katalis. Metode yang dilakukan untuk meregenerasi katalis tersebut adalah dengan membakar coke sehingga keaktifan, selektivitas, serta stabilitas katalis dapat meningkat kembali. Dengan adanya CCR, shutdown (penghentian operasi) unit 14 untuk melakukan regenerasi katalis tidak diperlukan lagi, sehingga CCR lebih menguntungkan dari segi ekonomi.

3.5.2 Deskripsi proses CCR platforming


Spent Catalyst mengalir akibat gaya gravitasi dari bagian bawah reaktor Platforming melewati Catalyst Collector dan Lock Hopper No.1 menuju ke Lift Engager No.1 dengan memanfaatkan sirkulasi nitrogen dari Lift Gas Blower untuk memindahkan katalis ke Disengaging Hopper yang berada di atas menara regenerasi. Dalam Catalyst Collector diinjeksikan recycle gas hidrogen agar uap hidrogen yang terikut dapat terhilangkan, sehingga katalis tidak lengket saat dikirim ke menara regenerasi. Serpihan/debu katalis dan nitrogen meninggalkan bagian atas Disengaging Hopper. Serpihan-serpihan tersebut dipindahkan ke Dust Collector dan nitrogen di recycle lagi ke Lift Engager No.1 dan ada pula yang dikembalikan ke Disengaging Hopper untuk menyapu serpihanserpihan/debu-debu katalis. Jumlah maksimal debu-debu yang masuk ke Dust Collector adalah 20-40 % wt. Untuk mengurangi pembentukan debu katalis, maka flow lift gas (elutriation gas) perlu diatur. Katalis mengalir akibat gravitasi dari bagian bawah Disengaging Hopper menuju ke dalam dan melalui menara regenerasi. Katalis masuk melalui bagian atas menara, spent catalyst berada pada daerah regenerasi. Pada daerah ini, coke dibakar dengan temperatur tinggi dengan kadar oksigen yang rendah (0.8 1.3% mol). Kemudian katalis masuk ke daerah chlorination dimana pada daerah ini katalis dioksidasi pada temperatur tinggi dengan kadar oksigen tinggi (15-28% mol). Selain itu, juga dilakukan penambahan propylene dichloride (injeksi PDC) untuk mengatur kesetimbangan chloride pada katalis. Injeksi ini dilakukan juga dilakukan akibat terjadinya penurunan luas permukaan katalis R-134. Setelah itu, katalis masuk pada daerah drying (pengeringan) dengan menggunakan angin instrumen yang telah disaring dan dipanaskan dalam temperatur tinggi. Angin instrumen diinjeksikan pada bagian bawah untuk menghilangkan moisture atau sisa air pada katalis. Keluar dari menara regenerasi, katalis yang telah teroksidasi diumpankan melalui Flow Control Hopper menuju Surge Hopper. Di dalam Surge Hopper terjadi pendinginan dengan menggunakan circulating cooling water melalui internal panel coil. Hal ini penting karena ball valve tidak didesain untuk hot service. Katalis kemudian menuju Lock Hopper No.2 dan kemudian

diumpankan ke daerah reduksi di bagian atas reaktor Platforming (memanfaatkan recycle gas hidrogen) dengan menggunakan Lift Engager No.2. Pada Lock Hopper dialiri gas nitrogen untuk

28

dilakukan purging pada Lock Hopper, serta menara regenerasi untuk purging gas yang mengandung O2 melalui pressure equalizing line. Pada daerah reduksi, katalis akan direduksi dari kondisi teroksidasinya oleh recycle gas hidrogen pada temperatur tinggi sebelum mencapai reaktor. Untuk itu diperlukan pengaturan aliran gas kaya hidrogen ke daerah reduksi karena jika hal ini tidak dilakukan, kemungkinan besar terjadi cooking pada katalis yang akan diumpankan ke dalam reaktor. Dari reaktor pertama, katalis mengalir akibat gravitasi hingga reaktor yang terakhir. Katalis mengalir dari reaktor pertama hingga reaktor ke empat melalui 8 buah pipa, agar katalis dapat mengalir pada bed secara merata.

29

Anda mungkin juga menyukai