3.3. Uraian Proses. Seksi reaktor Umpan reaktor dan Preheat Exchanger.
Hydrotreated naphtha sebagai umpan ke platformer berasal dari bottom stripper 012 C-101 di unit Naphtha Hydrotreater yang sudah didinginkan di stabilizer feed/naphta heat exchanger 012 E103 dari suhu 2190C sampai suhu 116oC. Kemudian umpan ini melalui pipa 14-1202CC-4 bercabang dibagi menjadi dua arus yang diatur oleh 014FIC010 dan 014FIC012 dan masing-masing dicampur dengan recycle gas hidrogen yang berasal dari keluaran kompressor 014 K-101. Kemudian masing-
21
masing masuk ke tube side Combined Feed Exchanger 014 E-101A dan 014E-101B dimana suhunya menjadi 454oC, umpan ini secara total telah berubah menjadi uap.
(014R101).suhu keluar dapur diatur oleh 014TRC 165 pada transfer line yang dikendalikan oleh flow fuel gas di 014F101. Pemanasan di dapur dibutuhkan untuk reaksi pada katalis di platformer di dalam reaktor.
22
Campuran kembali lagi di masukkan ke dalam katalis bed secara radial pada reaktor no.3 dimana kondisi tekanan yang ,asuk dan keluar reactor ditunjukkan oleh pressure gauge 014PI056 dan 014PI058.
Debutanizer Platformer
Cairan dari recontact drum 014V103 melalui pipa 14-1243CC-6 masuk ke flash drum 014V104 dimana cairan dari flash drum 014V104 dipompakan dengan menggunakan pompa 014P102 A/B melalui pipa 14-1603C-6 dan dikendalikan oleh level control 014LIC-016 ke shell side dari debutanizer feed/bottom exchanger 014E107 1/2/3. Panas dari bottom debutanizer dengan suhu 2480C akan memanaskan umpan debutanizer sehingga mencapai suhu 1910C melalui pipa 14-1605C-8 sebagai umpan masuk ke debutanizer 014C101 yang terdiri dari 30 tray, masuk di atas tray ke-20. Di debutanizer ini fraksi-fraksi ringan dan H2S dipisahkan dengan memanaskan bottom di dapur reboiler 014F104. Bottom debutanizer melalui 14-1612C-12 masuk melalui suction 014P103 A/B dipompakan melalui pipa 14-1613C-8 ke dapur reboiler debutanizer 014F104 dimana dipanaskan dari 2480C menjadi 2610C dengan memakai fuel gas dan fuel oil.
23
Aliran dari bottom debutanizer yang dipanaskan di dapur reboiler diatur oleh flow 014FRC020 dimana bila dua aliran dari 014FRC020 sampai 014FRC023 alirannya rendah maka akan terjadi trip pada dapur 014F104. Aliran bottom mengalir keluar dari dapur 014F104 melalui pipa 141614C-14 masuk kembali ke bottom debutanizer dibawah tray ke-30. Bottom debutanizer dengan suhu 2480C melalui pipa 14-1612C-6 masuk ke tube side 014E107 1/2/3 dimana suhunya turun menjadi 1030C kemudian melalui pipa 14-1620C-6 masuk ke tube air cooler 014E110. Bottom debutanizer yang keluar dari air cooler suhunya akan turun menjadi 550C dan kemudian masuk ke dalam pipa 14-1612C-6 menuju shell side trim cooler 014E111 untuk didinginkan kembali hingga mencapai suhu 380C yang dimana akan keluar sebagai platformat yang kemudian dialirkan ke tangki mogas sebagai komponen blending. Platformat diatur oleh level control 014LIC014 dari debutanizer dimana flownya ditunjukkan oleh 014FR019. Overhead vapour dari debutanizer pada suhu 680C dengan tekanan 18 kg/cm2 mengalir melalui pipa 14-1606CC-8 ke debutanizer overhead condensor 014E108 dimana didinginkan sampai 550C dan kemudian ke debutanizer overhead trim cooler 014E109 sampai suhu 380C yang seterusnya mengalir ke debutanizer overhead receiver 014V105 melalui pipa 14-1608CC-6. . Hydrocarbon liquid dari bottom overhead receiver mengalir melalui pipa 14-1609CC-6 ke suction pompa 014P104 A/B dan dipompakan dengan pengaturan aliran yang dikendalikan oleh 014FRC029 dan level cairan dikendalikan oleh level control 014LIC015 sebagai refluks pada top debutanizer. Liquid hidrokarbon dari bottom receiver setelah melalui pipa 14-1609CC-3 masuk suction pompa 014P105 A/B dipimpakan dengan diatur oleh pengendali 014FRC027 dan suhu di atas tray ke8 dengan pengendali 014TRC168 yang bertindak sebagai umpan dari LPG unit atau ke LPG vaporizer 57V101. Uap dari debutanizer overhead receiver 014V105 melalui pipa 14-1243CC-4 bersama-sama dengan liquid dari recontact drum 014V103 masuk ke flash drum 014V104 dimana aliran ke fuel gas system dikendalikan oleh 014FR030 dari top flash drum melalui pipa 14-1602C-10 masuk ke pompa 014P102 A/B melalui pipa 14-1603C-6 dimana level cairan diatur oleh level control 014LIC016 sebagai umpan debutanizer.
24
+ 3H2
, menotasikan dehydrogenation rings (Aromatic) R, R, R , menotasikan radikal, misalnya metil (-CH3), etil (-C2H5). 2. Isomerasisasi Naphthene dan paraffin Isomerisasi siklopentana menjadi sikloheksana, harus terjadi sebagai langkah pertama merubah siklopentana menjadi aromat. Isomerisasi meliputi penyusunan kembali cincin dengan kemungkinan cincin akan terbuka membentuk paraffin berlangsung dengan sangat cepat. Oleh karena itu, reaksi alkilsiklopentana menjadi sikloheksana tidak kuantitatif. Reaksi ini sangat kuat yang bergantung pada kondisi proses.reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : R R Isomerisasi paraffin, terjadi dengan segera dalam operasi platforming tetapi tipikal temperature operasi berdasarkan kesetimbangan termodinamika dimana sangat tidak mendukung (oktan tinggi) isomer bercabang yang lebih diinginkan. Dalam penggunaan bahan bakar motor, reaksi ini memberikan kontribusi yang lebih dalam hal peningkatan oktan pada naphtene. C R-C-C-C-C 3. Dehidrosiklisasi paraffin Reaksi dehidrisiklisasi paraffin, merupakan reaksi yang sulit terjadi. Ini dikarenakan adanya kesulitan molekul dalam menyusun kembali parafin menjadi naphtene. Dalam kasus untuk parafin ringan, pertimbangan membatasi kesetimbangan reaksi ini. Dampak kesetimbangan dihitung pada bagian lain. Proses siklisasi parfin akan menjadi lebih mudah seiring dengan bertambahnya berat molekul paraffin. Ini dikarenakan kemungkinan untuk membentuk naphtene. Sangat menangkal dampak ini dengan meningkatnya kemungkinan paraffin berat untuk mengalami reaksi hydrocracking. R-C-C-C
Dehidrosiklisasi is favored dengan tekanan yang rendah dan temperatur tinggi. Katalis logam dan asam sangat dibutuhkan dalam reaksi ini. Reaksinya adalah sebagai berikut : R + H2
25
R-C-C-C-C R + H2 4. Hydrocracking Reaksi ini merupakan reaksi samping yang tidak diharapkan tetapi selalu terjadi selama operasi platformer. Reaksi ini mengkonsumsi hydrogen sehinga akan menurunkan perolehan reformate. Hydrocracking terjadi karena rantai cincin terbuka saat isomerisasi dan adanya paraffin rantai panjang. Reaksi ini dipromosikan oleh fungsi asam dari katalis dan dibantu oleh temperature dan tekanan tinggi. Laju reaksi hydrocracking diinhibisi oleh tekanan parsial H2 yang rendah karena selektifitas reaksi n-heksana menjadi aromatik tinggi pada kondisi tekanan rendah dan temperatur tinggi. Hydrocracking termasuk reaksi eksotermik dengan panas reaksi standar (Ho = -13,5 kkal/mol H2). Kehilangan paraffin dari rentang titik didih melalui hydrocracking dapat mengkonsentrasikan aromatik dalam produk yang nantinya berkontribusi dalam peningkatan Octane Number. Berikut reaksinya: C R-C-C-C + H2 C RH + C-C-C H 5. Demetilisasi Demetilisasi adalah reaksi pemutusan gugus metil dari cincin aromatik. Reaksi ini jarang terjadi dalam operasi platformer. Reaksi demetilisasi dipromosikan oleh logam katalis, serta tekanan dan temperatur tinggi. Selain itu, reaksi ini diinhibisi oleh penambahan sulfur atau logam kedua pada katalis (seperti pada beberapa katalis bimetalik).
Berikut reaksinya:
Reaksi dealkilasi aromatik serupa dengan demetilasi aromatik, differing only dalam ukuran of the fragment yang dilepaskan dari cincin. Jika rantai sisi alkil cukup besar, reaksi ini dapat divisualisasikan. R R
26
+ H2
+ R
Secara umum proses jalannya reaksi dalam reaktor platforming adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Proses Jalannya Reaksi dalam Reaktor Platforming Dimana: I = reaksi hydrocracking dan demetilasi II = reaksi isomerisasi paraffin III = reaksi dehidrosiklisasi m = menyatakan fungsi logam (metal) dari katalis a = menyatakan fungsi asam (acid) dari katalis
27
keracunan permanen dan terbentuknya coke. Hal ini dapat menurunkan kualitas produk sehingga perlu dilakukan regenerasi katalis. Metode yang dilakukan untuk meregenerasi katalis tersebut adalah dengan membakar coke sehingga keaktifan, selektivitas, serta stabilitas katalis dapat meningkat kembali. Dengan adanya CCR, shutdown (penghentian operasi) unit 14 untuk melakukan regenerasi katalis tidak diperlukan lagi, sehingga CCR lebih menguntungkan dari segi ekonomi.
diumpankan ke daerah reduksi di bagian atas reaktor Platforming (memanfaatkan recycle gas hidrogen) dengan menggunakan Lift Engager No.2. Pada Lock Hopper dialiri gas nitrogen untuk
28
dilakukan purging pada Lock Hopper, serta menara regenerasi untuk purging gas yang mengandung O2 melalui pressure equalizing line. Pada daerah reduksi, katalis akan direduksi dari kondisi teroksidasinya oleh recycle gas hidrogen pada temperatur tinggi sebelum mencapai reaktor. Untuk itu diperlukan pengaturan aliran gas kaya hidrogen ke daerah reduksi karena jika hal ini tidak dilakukan, kemungkinan besar terjadi cooking pada katalis yang akan diumpankan ke dalam reaktor. Dari reaktor pertama, katalis mengalir akibat gravitasi hingga reaktor yang terakhir. Katalis mengalir dari reaktor pertama hingga reaktor ke empat melalui 8 buah pipa, agar katalis dapat mengalir pada bed secara merata.
29