Anda di halaman 1dari 3

Ranitidin Nama generik : ranitidin Kelas farmakologi : antihistamin penghambat reseptor H2 Kelas terapi : Farmakodimanik Ranitidine adalah antihistamin

penghambat reseptor H2 (AH2). Rangsangan reseptor H akan merangsang sekresi asam lambung. Dalam menghambat reseptor H2 ranitidine berkerja cepat, spesifik dan rebersible melalui pengurangan volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung. Ranitidine juga meningkatkan penghambatan sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik atau gastrin. Farmakokinetik Ranitidine diabsorbsi dengan cepat dan lengkap, tetapi sedikit berkurang bila ada makanan atau atasida. Pemberian dosis tunggal 150mg ranitidine, kadar puncak dalam darah akan tercapai1 2 jam setelah pemberian, waktu paruh kira kira 3 jam dan lama kerja sampai 12 jam. Ranitidine disekresi terutama bersama urin dalam bentuk utuh 30 persen an metanolitnya, serta kecil bersama feces. Indikasi Ranitidine digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum akut, refluks esofagitis, keadaan hipersekresi asam lambung patologis seperti pada sindroma zollinger ellison, hipersekresi pasca bedah. Cara Pemberian a. Terapi oral Dewasa : tukak lambung, deudenum dan refluks esofagitis, sehari 2 kali 1 tablet atau dosis tunggal 2 tablet menjelang tidur malam, selama 4 8 minggu. Untuk hipersekresi patologis sefari 2 3 kali 1 tablet. Bila keadaan parah dosis dapat ditingkatkan sampai 6 tablet pada malam hari. Pada penderita ganguan fungsi ginjal dan klirens kreatinin kurang dari 50mg/menit, dosis sehari 1 tablet. b. Terapi parenteral Diberikan i.m atau i.v atau infus secara perlahan atau intermiten untuk penderita rawat inap dengan kondisi hipersekretori patologik atau tukak usus duabelas jari yang tidak sembuh sembuh, atau bila terapi oral tidak memungkinkan. Dosis dewasa : Injeksi i.m atau i.v intermiten

: 50mg setiap 6 8 jam. Jika diperlukan, obat dapat diberikan lebih sering, dosis tidak boleh melebihi 400mg sehari. Jika ranitidine diberikan secara infus, 150mg ranitidine diinfuskan dengan kecepatan 6,25mg/jam selama lebih ari 24 jam pada penderita dengan sindrom. Kontra indikasi Tidak dianjurkan untuk anak berusia kurang dari 16 tahun. Perhatian Keganasan saluran pencernaan, kerusakan ginjal berat, hamil, menyusui. Efek samping Adakalanya terjadi hepatitis yang bersifat reversibel. Jarang : agranulositosis, hipersensitifitas, ruam kulit, leukopenia dan trombositopenia yang bersifat reversibel, sakit kepala, pusing. Dosis Dosis standar : 2 kali sehari 150 mg atau 300 mg pada malam hari sebelum tidur. Menghilangkan gejala-gejala ketidakmampuan mencerna asam dan rasa panas pada ulu hati : 1-2 tablet/hari, maksimum 4 tablet/hari. Ulkus lambung jinak dan ulkus duodenum : 2 kali sehari 150 mg. Pemeliharaan : 150 mg sebelum tidur malam. Refluks esofagitis : 2 kali sehari 150 mg atau 300 mg sebelum tidur malam. Sindroma Zollinger-Ellison : diawali dengan 150 mg 3 kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai 6 gram/hari. Dispepsia kronis : 2 kali sehari 150 mg. Mencegah perdarahan karena ulserasi akibat sters atau ulserasi peptikum : 3 kali sehari 50 mg. Sindroma Mendelson : 50 mg 60 menit sebelum induksi anestesi umum. Ulkus peptikum pada anak-anak : 2 kali sehari 2-4 mg/kg berat badan.

Anda mungkin juga menyukai