A. Latar Belakang Daerah tangkapan air merupakan suatu kesatuan fisik yang tidak terikat dengan batasan politik dan administrasi. Daerah ini merupakan daerah yang memiliki banyak kegunaan oleh beragam pengguna, bersifat lintas sektoral dan lintas daerah dari hulu sampai ke hilir, daerah tangkapan air meliputi banyak jurisdiksi pemerintahan dari pusat sampai ke daerah dengan regulasi yang kompleks. Kompleksitas ini menjadi penyebab tidak efektifnya pengelolaan daerah tangkapan air selama ini, dan akhirnya membutuhkan pemikiran pemikiran baru guna mencapai pengelolaan daerah tangkapan air yang berkelanjutan (Sustainable watershed management). Daerah tangkapan air dapat berupa waduk atau bendung (dam). Menurut standar Tata Cara Perencanaan Umum, pengertian waduk atau bendung adalah bangunan air yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ketempat yang membutuhkannya. Sedangkan menurut kamus tata ruang terbitan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, waduk atau bendung (dam) adalah bangunan air melintang badan sungai untuk mengatur air sungai, dengan demikian terjadi kolam atau waduk di bagian hulu sungai dari letak bangunan dari letak bangunan tersebut. Fungsi waduk atau bendung (dam) ini adalah untuk penyedia air bagi tenaga listrik, keperluan irigasi, pariwisata, pengendalian banjir, dan lain sebagainya. Selain itu, kegunaan waduk yang lain adalah untuk menyimpan kelebihan air di musim penghujan, dan mengalirkan air pada saat musim kemarau apabila diperlukan. Dalam studio perencanaan kali ini, perencana akan mengambil objek kajian kawasan waduk, yaitu kawasan Waduk Mulur yang berada di Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2007 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota
I-1
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Waduk Mulur merupakan salah satu prioritas utama pengembangan di sector pariwisata. Oleh sebab itu, diperlukan suatu produk perencanaan berupa Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Tangkapan Air untuk membantu dalam pengembangan sector pariwisata tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan dalam pengembangan Waduk Mulur sebagai kawasan tangkapan air dapat diperluas fungsi dan manfaatnya untuk kegiatan lain yang potensial. Adapun dasar dari penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur ini adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa jenis rencana tata ruang dibagi menjadi rencana umum dan rencana rinci. Perencanaan Kawasan Waduk Mulur pada hakekatnya termasuk dalam rencana rinci, karena lingkup rencana ini adalah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten Sukoharjo dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air. Yang mana, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten itu sendiri merupakan perincian dan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Kawasan Waduk Mulur sebagai objek kajian memiliki peranan dan fungsi yang sangat vital bagi masyarakat disekitarnya. Selain memiliki fungsi ekologis konservasi air, Kawasan Waduk Mulur juga dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian masyarakat seperti pariwisata, irigasi, dan perikanan.
Keberadaan Waduk Mulur ini memiliki potensi yang cukup besar untuk membangun perekonomian masyarakat yang merupakan salah satu indicator keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Namun, pemanfaatan Waduk Mulur masih belum optimal baik dari segi sumberdayanya maupun system pengelolaannya. Sumberdaya yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal Waduk Mulur sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat sekitar. Namun, untuk memanfaatkan Waduk Mulur sebagai penyedia kebutuhan air, masih memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah kendala pembiayaan, dimana
I-2
seharusnya diperlukan investasi pengolahan air yang cukup besar. Selain itu, pengembangan Waduk Mulur juga mengalami kesulitan dalam pengelolaan, sebab hak dan kewenangan untuk mengelola Waduk Mulur berada di tangan pemerintah pusat (Badan Pengelola Sumber Daya Air), bukan di tangan pemerintah daerah. Oleh sebab itu, peneliti berkeinginan memanfaatkan Waduk Mulur secara optimal baik dari pemanfaatan dan penyediaan sumberdaya maupun system pengelolaannya sehingga dapat mendukung kegiatan kepariwisataan secara khusus, dan kegiatan lain seperti perikanan, pertanian, dan lokasi penyediaan air bersih secara umum. Hasil dari kegiatan ini akan digunakan sebagai bahan kajian dan dasar acuan bagi tahapan selanjutnya yaitu rencana pengembangan wilayah. Sehingga akurasi dan kelengkapan data yang dibutuhkan sangat berpengaruh terhadap akurasi dalam penyusunan rencana.
B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Tujuan dari penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur adalah mendetailkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukoharjo sebagai Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis, dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air di Kawasan Waduk Mulur yang berbasis ekologis dan berkelanjutan. 2. Sasaran Untuk mencapai tujuan dari studio perencanaan ini, maka sasaran yang harus dicapai adalah: a. Identifikasi karakteristik atau gambaran kawasan Waduk Mulur b. Identifikasi potensi dan masalah yang terdapat di kawasan Waduk Mulur c. Identifikasi aspek-aspek terkait pengembangan kawasan Waduk Mulur d. Tergalinya potensi ekonomi lokal Kawasan Waduk Mulur
I-3
e. Tersusunnya konsep perencanaan dan strategi pengembangan Kawasan Waduk Mulur f. Tersusunnya struktur dan pola ruang Kawasan Waduk Mulur g. Terdorongnya sistem kelembagaan yang baik dalam mengelola dan mengendalikan perencanaan Kawasan Waduk Mulur
C. Ruang Lingkup Kegiatan 1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam studio perencanaan ini adalah kawasan Waduk Mulur yang terdapat di 5 Desa di Kecamatan Bendosari, yaitu Desa Mulur, Mertan, Jagan, Sugihan, dan Toriyo. Selain itu, orientasi kegiatan juga mencakup wilayah wilayah sekitar waduk yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari keberadaan waduk itu sendiri.
2. Ruang Lingkup Substansi Lingkup Substansi dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur adalah sebagai berikut : a. Identifikasi isu isu pengembangan Kawasan Waduk Mulur sebagai area tangkapan air (Catchment Area), yang diperlukan untuk menetapkan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan waduk sebagai area tangkapan air (Catchment Area) b. Analisis terhadap faktor eksternal, aspek-aspek fisik dan non fisik, serta struktur dan pola tata ruang Kawasan Waduk Mulur c. Penyusunan rencana tata ruang Kawasan Waduk Mulur menghasilkan program tata ruang Kawasan berupa program perencanaan sektoral dan/atau program pengembangan wilayah/kawasan dengan perumusan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang Kawasan d. Penyusunan Perencanaan Pengembangan Kawasan Waduk Mulur yang memiliki kedalaman sebagai Rencana Tata Ruang Kawasan yang di dalamnya memuat Perencanaan, Pemanfaatan, Pengendalian,
I-4
3. Ruang Lingkup Waktu Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka periode Rencana Tata Ruang Kawasan Waduk Mulur adalah 20 (dua puluh) tahun ke depan yaitu tahun 2013-2032.
D. Data Dasar Data dasar yang digunakan untuk menunjang kedalaman materi rencana yang akan disusun pada penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur tahun 2013 2032 ini adalah sebagai berikut: 1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Jawa Tengah 2. RTRW Kabupaten Sukoharjo tahun 2011 2031 3. Data pokok pembangunan tahunan Kabupaten Sukoharjo 4. Peta peta skala 1:5.000 atau lebih
E. Standar Teknis Standar teknis yang harus digunakan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur tahun 2013 2032 adalah sebagai berikut: 1. Data yang akurat 2. Penyusunan produk dikerjakan secara tepat dan sesuai dengan bidang ahlinya yang menggunakan ketentuan ketentuan sistematik dengan menggunakan metode metode yang sesuai 3. Menyesuaikan dengan standar yang berlaku dalam penyusunan produk 4. Mengikuti pedoman / petunjuk dan prosedur yang berlaku
F. Landasan Hukum Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur, Undang-Undang dan Peraturan yang dijadikan dasar penyusunan antara lain : Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria
I-5
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
I-6
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang wilayah Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1997 tentang Tata Cara dan Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 649/ KPTS/ 1986
tentang Perencanaan Tata Ruang Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Sumber Daya Air Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan
I-7
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031 Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 9 Tahun 2007 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
I-8
G. Tahap Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur Ganbar 1.2 Tahap Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur
I-9
H. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, data dasar, standar teknis, landasan hukum, kerangka pikir dan sistematika penulisan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur. BAB II KAJIAN LITERATUR Bab ini memuat tentang kajian teori yang berhubungan dengan tema perencanaan yaitu daerah tangkapan air (catchment area). BAB IV GAMBARAN WILAYAH Bab ini memuat tentang gambaran awal wilayah perencanaan tangkapan air yaitu wilayah kawasan Waduk Mulur. BAB VI PENDEKATAN DAN METODOLOGI Bab ini berisi tentang metode dan pendekatan yang digunakan dalam proses perencanaan yang meliputi pendekatan umum dan pendekatan teknis, metode analisis, metode pelaksanaan serta proses analisis. BAB VII RENCANA, JADWAL, DAN ORGANISASI KERJA Bab ini memuat rencana dan jadwal kegiatan pelaksanaan kerja penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Waduk Mulur, beserta rincian personil dan pembangian tugas tugasnya.
I - 10