Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MATAKULIAH TAFSIR MAUDLUI



OLEH:
NAUFAL ILMA
NIM: 80100313033


DOSEN:
Prof. DR. H.M. GALIB M., M.A.
DR. FIRDAUS, M.Ag





PROGRAM STUDI S3 DIRASAH ISLAMIYAH
KONSENTRASI PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013-2014


BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Tabligh berasal dari kata yang artinya menyampaikan.
Maksudnya adalah menyampaikan risalah berupa Al-Quran dan Al-Hadits. tabligh
juga berarti menyampaikan dengan terang dan jelas.
p) W-O-4O> E^^)
C^OU4N uU4l^-
-)l^-
Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang
dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang. (QS.An-Nahl : 82)

Tabligh merupakan salah satu sikap yang wajib bagi para nabi dan rasul
Allah, sebagaimana tertera pada surat Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi :
Og^4C NOcO-
'uggU4 .4` 4@O^q
C^O) }g` El))OO W
p)4 - E^> E
=e^^U4 +O4-EcjO _
+.-4 Cu4C =}g`
+EEL- Ep) -.-
Ogg4 4O^-
4jOg^-
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu
tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari


(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir. (QS. al-Maidah:67)

Menurut Departemen Agama RI., tabligh/penerangan adalah kegiatan
menyampaikan ajaran Islam yang dilakukan secara lisan dan atau tertulis maupun
melalui suatu bunyi/isyarat, seperti suara sirine, alarm, bedug dan lain sebagainya,
oleh seseorang atau beberapa orang muballigh kepada masyarakat
1
.

B. Rumusan Masalah
Dalam melaksanakan tugas tabligh, seorang Muballigh dihadapkan pada
kenyataan bahwa individu-individu yang akan disampaikan memiliki keberagaman
dalam berbagai hal, seperti pikiran-pikiran (ide-ide), pengalaman kepribadian dan
lain-lain. Keberagaman tersebut akan memberi corak yang berbeda pula dalam
menerima tabligh (materi tabligh) dan menyikapinya, karena itulah untuk
mengefektifkan usaha tabligh maka seorang Muballigh dituntut untuk memahami
individu yang akan dihadapi. Pada hakekatnya tablighul Islam merupakan upaya
untuk mengubah suatu keadaan tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik
menurut tolak ukur islam.
Olehnya itu, maka dalam makalah ini penulis merumuskan beberapa
permasalahan yang muncul menyangkut Tabligh dalam al-Quran sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Tabligh dalam al-Quran?
2. Apa saja yang termasuk unsur-unsur komunikasi Tabligh tersebut?

1
Departemen Agama RI


3. Apa saja yang menjadi fungsi Tabligh dalam sistem Islam?



BAB II
PEMBAHASAN

A Tabligh Dalam Al-Quran
Semua nabi Allah wajib bersifat tabligh dan semua pesan yang disampaikan
oleh para nabi Allah tersebut adalah beribadah hanya kepada Allah semata.
;4 4Lu1E4 O)
] lOE`q OcO ]
W-+:;N- -.-
W-O+lg[4-;_-4
=O7-C- W _u4g
;}E` OEE- +.- _u4g`4
;E` ;eOEO gO^OU4N
7-U_- _ W-+OOO
O) ^O-
W-NOO^ E-^OE
]~E O4l4N
--)O^-
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka
di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan
ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. an-
Nahl:36)

_O)4 1~4 -~
-41O- _ 4~ O4C
W-+:;N- -.- 4`
: ;}g)` O)
++OOEN W up) +^
) ]+O4^N`


Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata:
Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja. (QS. Hud:50)



110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik

Dan firman Allah berikutnya dalam QS. Ali-Imron ayat 104:


104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.


B Unsur-Unsur Komunikasi Tabligh
1. Sumber (al-Quran dan al-Hadits).
2. Komunikator/Muballigh (khusus dan umum).
a. Muballigh khusus: muballigh yang profesional.


b. Muballigh umum: muballigh yag hanya sekedar menyampaikan ajaran
Islam secara umum/garis besarnya saja.
3. Komunikan/Mablugh: orang yang akan menjadi obyek penyampaian oleh
muballigh.
4. Message/Pesan berupa al-Quran dan al-Hadits/as-Sunnah.
5. Approach/Wasilah/Pendekatan, berupa Hikmah (manfaat/ketetapan, hukum),
Rahmat (penghormatan dan penghargaan) dan Persuasif.
6. Destination/Tujuan: perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan
misi dan harapan dari pesan yang disampaikan dan terwujudnya amal sholih.

Agar pesan yang disampaikan dapat dipahami, maka seorang muballigh harus
memiliki persyaratan berikut:
1. Memiliki pengetahuan agama yang luas, seperti aqidah, iman dan muamalah.
2. Memiliki pengetahuan tentang masyarakat dan informasi umum.
3. Memiliki pengetahuan al-Quran dan al-Hadis.

Adapun agar pesan dapat diterima, diperlukan beberapa syarat berikut:
1. Menggunakan bahasa yang jelas, baik itu lafadz maupun makna.
2. Menggunakan lafadz-lafadz yang pasti dan tidak mengandung kesamaan. Lafadz
yang pasti memiliki 3 sifat, yakni sesuai dengan kaidah bahasa, sesuai dengan
makna yang dimaksud dan isinya benar.
3. Tidak memperberatkan/berlebih-lebihan.


4. Ungkapan yang perlahan-lahan dan tersusun (Tartilul-Quran), agar pendengar
mengetahui.
5. Menjaga etika perkataan sesuai dengan pendengarnya.
6. Sesuai antara perkataan dengan perbuatan. Firman Allah Swt tentang hal itu
ialah:
4ON ^4` E4gN *.-
p W-O7O> 4`
]OUE^>
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash-Shaf:3)

C Fungsi-Fungsi Tabligh Dalam Sistem Islam
Tabligh dalam sistem Islam ialah tidak memaksa dan menyampaikan risalah
secara jelas (bermetode dan terang). Dalam hubungan sistem Islam, maka fungsi
tabligh akan berjalan pada satu elemen dengan elemen lainnya, yang meliputi 3 hal
yang elementer (aqidah, ibadah, dan muamalah).
4`4 .4L^1U4N )
uU4l^- --)l^-
Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah)
dengan jelas. (QS Yasin:17)



Sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) kategori fungsi yang harus dilaksanakan
dalam sistem Islam. Masing-masing fungsi tersebut memiliki sasaran/target yang
hendak dicapai, yaitu:
1. Fungsi Tabligh Bagi Mablugh (Obyek Tabligh)
a. Menanamkan pemahaman tentang urusan agama
b. Membantu mablugh dalam pemahaman aqidah yang benar (menjelaskan
aqidah dalam al-Quran dan al-Hadis agar tidak terjebak dalam ilmu Kalam).
c. Membantu mablugh untuk melaksanakan ibadah sesuai yang disyariatkan
Allah Swt.
d. Membantu mablugh dalam bermuamalah dan beretika/berakhlaq baik.
e. Mengembangkan dan meningkatkan jiwa, hati, akal dan jasmani.

Seorang muballigh harus dapat menyingkap potensi yang dimiliki mablugh,
lalu membantu meningkatkan dan mengembangkannya dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. meningkatkan ruh dan hati, dikatakan berhasil jika muballigh berhasil
menghubungkan jiwa mablugh dengan Allah melalui jalan mengaktifkan
mablugh untuk menunaikan kewajiban dan amalan sunnah. Dan mablugh aktif
beribadah demi ridho Allah dengan selalu merasakan wujudnya Allah,
pengawasan-Nya, cinta kepada-Nya, dan ridho kepada takdir-Nya.
b. mengembangkan dan meningkatkan akal dengan cara memikirkan dan
merenungkan ciptaan Allah dan nikmat-Nya, baik yang kecil maupun yang besar.


Selain itu kadar pengetahuannya yang baik mengenai peradaban Islamiyah,
riwayat Nabi, sahabat, dan tabiin.
c. memelihara jasmani.

Og^4C 4g~-.-
W-ONL4`-47 =g
]O7O> 4`
4pOUE^> . 4ON ^4`
E4gN *.- p W-O7O>
4` ]OUE^>

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash-Shaf:2-
3)

4p+O> "EE4-
)O^) 4pO=O4>4
7=O^ +^4
4pOUu-> =U4-^- _
E 4pOUu>

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS. Al-Baqarah : 44)
Ada 7 fungsi dari kegiatan tabligh ini:
f. Memperdalam pemahaman tabligh kepada Allah. Semakin jelas pemahaman
tabligh kepada Allah, semakin besar faedahnya bagi tabligh itu sendiri.
g. Memantapkan tabligh dengan jiwa, akal, dan kehidupan manusia. Mantapnya
tabligh dalam hati manusia akan menjadikan mereka menghormati dan


memuliakannya, lalu meningkatkan mencintai tabligh dan masuk ke dalam
barisan orang-orang yang mengamalkannya.
h. Mengukuhkan potensi tabligh dalam berbagai sektor. Terdapat 3 sektor utama,
ialah:
1) Sektor Aqidah, meliputi :
a) beritiqad yang benar tentang apa-apa yang terdapat dalam rukun iman.
b) beritiqad yang benar tentang nabi dan rasul,
c) beritiqad yang benar tentang penciptaan manusia oleh Allah.
d) beritiqad yang benar tentang alam ghaib, yaumul-baats, mizan, hisab,
sirathul-mustaqim, syafaat rasul, surga dan neraka.
2) Sektor Ibadah, dan
3) Sektor Muamalah.
i. Memperkokoh gerakan dan kemampuan tabligh agar menarik dan mengikat.
j. Membuat pondasi tabligh yang pokok.
k. Pembinaan individu tabligh (muballigh dan mablugh) melalui ilmu khusus,
yakni dapat mempraktikkan amal Islami, seperti banyak orang mengetahui
dalam bentuk ilmu, tetapi tidak mampu melaksanakannya secara Islami.
l. Membentuk pribadi yang shalih untuk mengisi amal Islami, baik yang umum
maupun yang khusus. Amal Islami yang umum yaitu menegakkan jalan Allah
dengan prinsip tawakkal, ihsan, amar maruf nahi munkar, jihad fii sabilillah.
Amal Islami yang khusus adalah ibadah mahdhah.



2. Fungsi Tabligh Terhadap Muballigh
a. membekali muballigh dengan ilmu pengetahuan,
b. keterangan dan kepandaian,
c. menanggulangi berbagai ujian/cobaan,
d. memperbanyak kesempatan amal,
e. menumbuhkan semangat untuk melakukan amalan baik,
f. mengikuti pelatihan, dan
g. memberi kesempatan kepada muballigh untuk melaksanakan amal kebajikan
dan memberi harapan / kabar gembira dari sisi Allah.

Seorang muballigh harus dapat menyingkap potensi yang dimiliki mablugh,
lalu membantu meningkatkan dan mengembangkannya dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
d. meningkatkan ruh dan hati, dikatakan berhasil jika muballigh berhasil
menghubungkan jiwa mablugh dengan Allah melalui jalan mengaktifkan
mablugh untuk menunaikan kewajiban dan amalan sunnah. Dan mablugh aktif
beribadah demi ridho Allah dengan selalu merasakan wujudnya Allah,
pengawasan-Nya, cinta kepada-Nya, dan ridho kepada takdir-Nya.
h. mengembangkan dan meningkatkan akal dengan cara memikirkan dan
merenungkan ciptaan Allah dan nikmat-Nya, baik yang kecil maupun yang
besar. Selain itu kadar pengetahuannya yang baik mengenai peradaban
Islamiyah, riwayat Nabi, sahabat, dan tabiin.


i. memelihara jasmani.
j. Meningkatkan kemampuan mablugh untuk melakukan amal sholih.

3. Fungsi Tabligh Dalam Kegiatan Tabligh
Menimbulkan keanehan dalam kegiatan tabligh jika tabligh tidak memperoleh
keuntungan. Maksudnya, faedah yang diperoleh tabligh terealisasinya sasaran
dari yang dilakukan antara muballigh dengan mablugh.
Og^4C 4g~-.-
W-ONL4`-47 =g
]O7O> 4`
4pOUE^> . 4ON ^4`
E4gN *.- p W-O7O>
4` ]OUE^>

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu
yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. Ash-Shaf:2-
3)

4p+O> "EE4-
)O^) 4pO=O4>4
7=O^ +^4
4pOUu-> =U4-^- _
E 4pOUu>

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS. Al-Baqarah : 44)

Ada 7 fungsi dari kegiatan tabligh ini :


a. Memperdalam pemahaman tabligh kepada Allah. Semakin jelas pemahaman
tabligh kepada Allah, semakin besar faedahnya bagi tabligh itu sendiri.
b. Memantapkan tabligh dengan jiwa, akal, dan kehidupan manusia. Mantapnya
tabligh dalam hati manusia akan menjadikan mereka menghormati dan
memuliakannya, lalu meningkatkan mencintai tabligh dan masuk ke dalam
barisan orang-orang yang mengamalkannya.
c. Mengukuhkan potensi tabligh dalam berbagai sektor. Terdapat 3 sektor utama,
ialah:



1) Sektor Aqidah, meliputi :
a) beritiqad yang benar tentang apa-apa yang terdapat dalam rukun iman.
b) beritiqad yang benar tentang nabi dan rasul,
c) beritiqad yang benar tentang penciptaan manusia oleh Allah.
d) beritiqad yang benar tentang alam ghaib, yaumul-baats, mizan, hisab,
sirathul-mustaqim, syafaat rasul, surga dan neraka.
2) Sektor Ibadah, dan
3) Sektor Muamalah.
d. Memperkokoh gerakan dan kemampuan tabligh agar menarik dan mengikat.
e. Membuat pondasi tabligh yang pokok.
f. Pembinaan individu tabligh (muballigh dan mablugh) melalui ilmu khusus,
yakni dapat mempraktikkan amal Islami, seperti banyak orang mengetahui
dalam bentuk ilmu, tetapi tidak mampu melaksanakannya secara Islami.
g. Membentuk pribadi yang shalih untuk mengisi amal Islami, baik yang umum
maupun yang khusus. Amal Islami yang umum yaitu menegakkan jalan Allah
dengan prinsip tawakkal, ihsan, amar maruf nahi munkar, jihad fii sabilillah.
Amal Islami yang khusus adalah ibadah mahdhah.

4. Fungsi Tabligh Terhadap Muballigh
a. membekali muballigh dengan ilmu pengetahuan,
b. keterangan dan kepandaian,
c. menanggulangi berbagai ujian/cobaan,


d. memperbanyak kesempatan amal,
e. menumbuhkan semangat untuk melakukan amalan baik,
f. mengikuti pelatihan, dan
g. memberi kesempatan kepada muballigh untuk melaksanakan amal kebajikan
dan memberi harapan / kabar gembira dari sisi Allah.

D Kedudukan Tabligh
Perbedaan tabligh dengan dakwah terlihat dari sifatnya, dakwah cenderung
bersifat memaksa untuk berubah dari yang buruk kepada yang baik (amar maruf nahi
munkar). Dan sedangkan tabligh hanya menyampaikan risalah guna diterima oleh
komunikan. Adapun pelaksanaan dakwah dan tabligh berjalan dalam satu sistem,
yakni keterkaitan satu unsur dengan unsur yang lain.
Unsur tabligh dalam pendekatan, penekanannya dalam bentuk hikmah/rahmat
dan persuasif. Sedangkan pendekatan dakwah sebagai suatu sistem di samping
pendekatan tabligh juga menekankan kepada perubahan yang bersifat keras atau
lembut. Jelasnya kedudukan tabligh berjalan dalam sistem dari kegiatan dakwah.

E Obyek Ilmu Tabligh
Tujuan umum bertabligh adalah menyampaikan risalah (wahyu/Al-Quran dan
Hadits) dengan terang dan jelas. Dengan maksud umat Islam memahami
keagamaannya, meningkatkan amal nyata di tengah-tengah masyarakat dan
meningkatkan akhlaq yang mulia.


W-NO^O-4 OEug^
*.- 7^OU4
+OVOg`4 Og~-.-
7-4 gO) ^O)
+-U~ E4ugEc
E4uC4 W
W-OE>-4 -.- _ Ep)
-.- l1)U4 g-EO)
jOO-

Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah
diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan
kami taati." Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Mengetahui isi hati(mu). (QS. Al-Maidah : 7)

Sesuai dengan tujuan umum bertabligh, maka obyek ilmu tabligh sangat luas
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Maka ruang lingkup ilmu tabligh antara lain:
1. Meningkatkan akhlaq yang mulia.
2. Meningkatkan pemahaman agama, baik aspek aqidah, ibadah, maupun
muamalah.
3. Menerapkan ajaran Islam dalam lapangan sosial, pendidikan, budaya, kesehatan,
dan lain sebagainya.
4. Mendorong masyarakat untuk melihat ke masa depan, bahkan masa depan Islam.
5. Menilai kondisi (review) cara-cara berusaha berproduksi agar hasilnya
meningkatkan kesejahteraan.
6. Mendorong individu dan atau kelompok untuk rajin membaca.
7. Menumbuhkan pribadi dan lingkungan yang sehat dan bersih.


8. Serta hal-hal lainnya yang sejalan dengan ilmu tabligh mengenai jelasnya obyek
ilmu tabligh, terutama yang bersifat multi disiplin.




F Hubungan Ilmu Tabligh Dengan Ilmu Lainnya
Ilmu tabligh berkaitan dengan ilmu agama dan sifat ilmu adalah menguraikan,
menjelaskan, dan memprediksi. Tabligh sebagai suatu kegiatan penyampaian risalah
sangat berkaitan, terutama dengan ilmu-ilmu Al-Quran (seperti tajwid/qiraat, tafsir,
asbabul-nuzul, nahwu, sharaf, dan lain-lain) dan juga berpautan dengan ilmu-ilmu
Hadits (seperti mustholahul-hadis, asbabul-wurud, periwayatan, tafsir, dan lain-lain),
serta ilmu-ilmu pendukung dalam kegiatan tabligh tersebut (seperti ilmu komunikasi,
psikologi, sosiologi dan antropologi).

G Tujuan dan Sasaran Bertabligh
Tujuannya adalah mengajak manusia kepada Allah semata agar manusia
memiliki orientasi cara pandang yang lurus dalam kehidupan di dunia ini. Selain itu,
semua nabi Allah memiliki tujuan yang sama dalam bertabligh, mereka mengajak
untuk beribadah hanya kepada Allah semata, hal tersebut termaktub dalam An-Nahl
ayat 36:


36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",
maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)



Adapun beberapa sasaran tabligh dan dakwah, antara lain adalah :
a. Membentuk manusia agar beribadah kepada Allah, agar sesuai dengan
syariatnya.
b. Membentuk manusia untuk saling mengenal di antara mereka.
c. Merubah kondisi/keadaan yang buruk menuju ke kondisi/keadaan yang baik yang
sesuai dengan syariat Islam.
d. Membina pribadi muslim secara utuh, sesuai dengan arahan Islam (ruhiyah,
aqliyah, dan jasadiyah)
e. Mempersiapkan keluarga muslim dan membina seluruh anggota keluarga untuk
melaksanakan syariat Islam dan berakhlaqul-karimah, baik dalam penampilan,
perkataan, berpakaian, serta seluruh tingkah laku, baik di dalam maupun di luar
lingkungan keluarga.
f. Membimbing masyarakat sesuai arahan Islam untuk mencapai tujuan dan sasaran
dalam bertabligh yang diperlukan beberapa tahapan-tahapan tertentu.

H Tahapan-Tahapan (Marhalah) Dalam Bertabligh
Untuk mencapai tujuan dan sasaran bertabligh, diperlukan tahapan-tahapan
(marhalah) yang masing-masing memiliki target, karakter, dan sasaran tersendiri. Di
mana nabi Muhammad SAW membangun masyarakat secara bertahap, dimulai dari
ayat-ayat yang pendek (Makkiyah) dan ayat-ayat yang menghapuskan tradisi-tradisi
jahiliyah.


1. Tahapan Tabligh, yaitu tahapan (marhalah) awal dalam kegiatan dakwah yang
mana arti tabligh adalah menyampaikan, maka aktivitas dalam tahapan ini adalah
penyebarluasan aktivitas nilai-nilai Islam dan bertabligh kepada seluruh umat
manusia sebagaimana pada Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi :
Og^4C NOcO-
'uggU4 .4` 4@O^q
C^O) }g` El))OO W
p)4 - E^> E
=e^^U4 +O4-EcjO _
+.-4 Cu4C =}g`
+EEL- Ep) -.-
Ogg4 4O^-
4jOg^-

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu
tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah : 67)

Target dari tahapan ini ialah merubah manusia dari kondisi jahiliyah (kebodohan
terhadap ajaran Islam) menjadi marifah. Sarananya ialah dengan cara promosi
melalui ceramah, pidato, tulisan, dan media komunikasi lainnya baik yang sifatnya
konfensional maupun yang canggih.
2. Tahapan Talim, pada tahapan ini target yang akan dicapai adalah merubah
manusia dari kondisi marifah menjadi fikrah (pemikiran dan keyakinan). Pada
tingkat ini seharusnya seorang muballigh memandang semua permasalahan


kehidupan, baik dalam skala individu maupun bermasyarakat dari kacamata Islam.
Allah Taala berfirman:
4O- Og~-.- E+E4 O)
=}jOg)`1- LOc4O
gu+g)` W-OUu4C
jgOU4N gOg-4C-47
jgOg4ONC4
N_ggUENC4
=U4-^-
OE'g4^-4 p)4
W-O+^~E }g` N:~ O>
U= -)lG`

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As
Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumuah:2)

3. Tahapan Takwin (Pembentukan). Targetnya ialah merubah pemikiran menjadi
aktivitas nyata dalam gerakan. Sarananya ialah latihan-latihan kerja di media
tabligh.
~4 W-OUE;N-
O4O=O=O +.- 7U4E
N.Oc4O4
4pONLg`u^-4 W
]14O7Ec4 _O)
)U4N U^O4^-
jEEOgO-4
7N)Ol4[NO E)
u7+L7 4pOUEu>



Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan. (QS. At-Taubah:105)

4. Tahapan Tanzhim (Strukturalisasi). Amaliyah tahapan ini mengarahkan aktivitas
kepada hasil, yaitu penyatuan barisan, koordinasi aktivitas, dan kontrol aktivitas.
Ep) -.- OUg47
-g~-.- ]OUg-NC O)
g)-O):Ec E=
_^^WE E}41u4+
_OOE`

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaf : 4)

5. Tahapan Taufizh (Operasionalisasi). Amaliyah tahapan ini mengarahkan hasil
kepada tujuan akhir, yaitu tegaknya kalimatullah di muka bumi.
-OUg-~4 _/4EO
]O7> O4Lu-g 4pO:4C4
}Cg].- Ne- *. _
]) W-OE_4-^- ])
-.- E) ]OUEu4C
OO4

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-
Anfal:39).






I KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Tabligh merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu
sistem kegiatan dalam bidang kemasyarakatan, ditujukan untuk
menyampaikan dan mempengaruhi rasa, pikir, sikap dan tindakan manusia
baik secara individu maupun kemasyarakatan. Tujuannya adalah
mengusahakan sampainya ajaran islam dalam semua segi kehidupan manusia
dengan menggunakan cara tertentu.
2. Sistim tabligh memiliki fungsi mengubah lingkungan secara lebih rinci.
Sistim ini memiliki fungsi meletakkan dasar eksistensi masyarakat islam. Di
samping itu, tabligh dalam islam akan menambah nilai-nilai keadilan,
persamaan, persatuan, perdamaian, kebaikan dan keindahan, sebagai inti
penggerak perkembangan masyarakat. Tabligh juga membebaskan individu
dan masyarakat dari sistim kehidupan zalim menuju sistim yang adil,
menyampaikan kritik sosial atas penyimpangan yang berlaku dalam
masyarakat, dalam rangka tugas nahi munkar dan amar maruf, sebagai inti
penggerak jalannya sejarah; mendasari orientasi keislaman melalui kegiatan
ilmiah dan teknologi.
3. Tabligh terlaksana dengan lebih baik, jika: Pertama, pendekatannya lebih
diwarnai dengan pendekatan interventif dan para muballigh lebih
mendudukan diri sebagai orang asing, tidak terkait dengan apa yang di


rasakan dan di butuhkan oleh masyarakat. Kedua, tabligh sering menjadi
sekadar ceramah dalam arti sempit. Kesalahan sebenarnya sudah sering di
ungkapkan, akan tetapi di dalam pelaksanaannya tetap saja terjadi
penyempitan makna. Akhirnya orentasi tabligh sering pada hal-hal yang
bersifat kerohanian saja.


DAFTAR PUSTAKA

1. Faizah S.Ag, M.A dan H. Lalu Muchin Effendi, Lc, M.A., 2010, Psikologi
Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang
2. Islam, Dakwah dan Politik, Anonim.
3. Fiqhud Dawah, Mohammad Natsir.

Anda mungkin juga menyukai